Negara Indonesia adalah negara yang menganut asas demokrasi yang mengacu pada
pelaksanaan teori Trias Politica dari Montesqiueu. Menurut Trias Politica, kekuasaan negara
dibagi menjadi 3 yaitu kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
Trias Politica
Tiga bidang kekuasaan ini memiliki kedudukan yang sejajar dan ketiganya saling bekerja
sama serta saling melengkapi dalam sistem pemerintahan negara yaitu :
1. Badan Legislatif bertugas membuat undang undang. Kekuasaan ini dipegang oleh Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR).
2. Badan Eksekutif adalah kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang. Fungsi ini
dipegang oleh presiden dan wakil presiden beserta para menteri yang membantunya.
3. Badan Yudikatif bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang.
Fungsi ini dilaksanakan oleh Mahkamah Agung (MA) dan Mahkamah Konstitusi (MK).
Pada awal reformasi, telah dilakukan perubahan (amandemen) terhadap UUD 1945. Hal ini
dilakukan agar undang-undang yang berlaku tetap sesuai dengan kehidupan masyarakat dan
mendukung pencapaian tujuan nasional. Hingga saat ini, UUD 1945 telah mengalami
amandemen sebanyak empat kali. Amandemen UUD 1945 pertama kali dilakukan pada tahun
1999 dan berlanjut pada tahun 2000, 2001, dan 2002.
Hasil amandemen UUD 1945 antara lain dengan dibentuknya beberapa lembaga negara yang
baru. Lembaga baru tersebut diantaranya yaitu Mahkamah Konstitusi (MK), Komisi Yudisial
(KY), dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Selain itu, keberadaan Dewan Pertimbangan
Agung (DPA) sebagai penasihat presiden dihapuskan sejak amandemen UUD 1945.
Gambar di bawah ini adalah susunan Lembaga Negara Republik Indonesia sebelum dan sesudah
Amandemen UUD 1945.
Lembaga Negara Sesudah Amandemen UUD 1945
Jika sebelum amandemen, ada 6 lembaga tinggi negara, sesudah Amandemen UUD 1945,
ada 8 lembaga tinggi negara. Lembaga-lembaga negara hasil Amandemen UUD 1945 dijabarkan
sebagai berikut :
Perubahan mendasar akibat amandemen UUD 1945 adalah perubahan kedudukan, tugas
dan kewenangan yang dimiliki oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Sebelum
amandemen, MPR merupakan lembaga tertinggi negara bahkan kedudukan presiden sebagai
mandataris MPR.
Sebelum amandemen, MPR memegang penuh kendali kedaulatan rakyat. Namun setelah
amandemen UUD 1945, kedudukan MPR menjadi sejajar atau setingkat dengan lembaga-
lembaga tinggi lainnya. Dengan demikian, MPR bersifat saling bekerja sama dan melengkapi
dengan lembaga negara yang lain.
Berdasarkan pasal 2 ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa anggota MPR terdiri atas
anggota DPR dan anggota DPD yang dipilih melalui pemilu secara langsung untuk masa jabatan
selama lima tahun. Berdasarkan keanggotaannya, MPR menggunakan sistem bicameral atau dua
kamar. Hal ini mengingat keanggotaan MPR terdiri dari anggota DPR dan DPD, sehingga
sidangnyapun disebut sebagai joint session antara kedua lembaga tersebut. Ketentuan tentang
keanggotaan MPR ini diatur dalam UU No. 23 Tahun 2003 tentang susunan dan kedudukan
MPR, DPR, DPD, dan DPRD. Masa jabatan anggota MPR dalam satu periode adalah lima
tahun dan melaksanakan sidang sedikitnya sekali dalam lima tahun tersebut di ibu kota negara.
Lembaga ini tidak hanya sebagai penampung aspirasi rakyat, tetapi juga sebagai
penjelmaan dari kedaulatan rakyat dalam kehidupan bernegara. Selain DPR, ada pula DPRD.
DPR berkedudukan di tingkat pusat, sedangkan yang berada di tingkat provinsi disebut DPRD
provinsi dan yang berada di kabupaten/kota disebut DPRD kabupaten/kota.
DPR adalah lembaga yang memegang kekuasaan legislatif. Artinya lembaga ini sebagai
pemegang kekuasaan membuat undang-undang (pasal 20 A UUD 1945). Dalam sistem
pemerintahan, DPR dilengkapi 3 fungsi penting sebagai berikut.
Menurut (Pasal 20A UUD 1945) DPR mempunyai hak-hak sebagai berikut.
DPD merupakan salah satu lembaga negara yang kedudukannya ada di setiap provinsi.
Keanggotan DPD ditentukan empat orang untuk tiap-tiap provinsi yang dipilih melalui pemilihan
umum. Anggota DPD secara langsung juga menjadi anggota MPR. DPD merupakan lembaga
negara yang baru dibentuk setelah adanya amandemen UUD 1945. Masa jabatan anggota DPD
adalah lima tahun.
Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensial, oleh karena itu presiden juga
memegang peranan yang sangat penting dalam pemerintahan. Fungsi yang dijalankan oleh
presiden antara lain sebagai berikut.
Dalam menjalankan pemerintahan, presiden dibantu oleh wakil presiden dan beberapa
menteri yang tergabung dalam kekuasaan. Menteri-menteri tersebut merupakan implementasi
dari hak prerogatif presiden, sehingga yang berhak mengangkat dan memberhentikannya juga
presiden. Menteri-menteri tersebut harus mempertanggung jawabkan tugasnya kepada presiden.
BPK merupakan lembaga pemeriksa keuangan yang bersifat bebas dan mandiri. Badan
ini sekaligus berperan sebagai lembaga audit keuangan negara. Tugas BPK adalah memeriksa
dan mengawasi penggunaan keuangan negara. Hasil kerja dari BPK kemudian diserahkan kepada
DPR/DPRD, atau DPD sesuai dengan kewenangannya. Badan ini berdomisili di ibu kota negara,
dan memiliki perwakilan di setiap provinsi. Lembaga ini juga dikenal sebagai lembaga
eksaminatif. Anggota BPK dipilih oleh DPR dengan pertimbangan-pertimbangan dari DPD dan
ditetapkan oleh presiden.
1. BPK bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang
dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank
Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum, Badan Usaha Milik
Daerah, dan lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan negara.
2. Menetapkan standar pemeriksaan keuangan negara setelah konsultasi dengan Pemerintah
Pusat/Pemerintah Daerah yang wajib digunakan dalam pemeriksaan pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara.
3. Hasil pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara diserahkan kepada
DPD, DPR, dan DPRD. BPK juga menyerahkan hasil pemeriksaan secara tertulis kepada
Presiden, Gubernur, dan Bupati/Walikota.
6. MA (Mahkamah Agung)
7. MK (Mahkamah Konstitusi)
1. Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk
menguji undang-undang terhadap undang-undang dasar.
2. Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh
undang-undang dasar.
3. Memutus perselisihan hasil pemilu
4. Membubarkan partai politik
5. Memberi putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh presiden
dan/wakil presiden menurut UUD.
Komisi Yudisial merupakan lembaga negara yang baru dibentuk setelah adanya
amandemen UUD 1945. Lembaga ini dibentuk untuk mengawasi perilaku para hakim. Selain itu
lembaga ini dibentuk untuk mengawasi praktik kotor dalam penyelenggaraan/proses peradilan.
Dalam UUD 1945 hasil amandemen, kedudukan Komisi Yudisial diatur dalam pasal 24 B.
Lembaga ini bersifat mandiri.
Anggota Komisi Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh presiden dengan persetujuan
DPR. Anggota Komisi Yudisial terdiri atas seorang ketua merangkap anggota, seorang wakil
ketua merangkap anggota, dan tujuh orang anggota. Masa jabatan anggota Komisi Yudisial
adalah lima tahun. Keanggotaan yang ada dalam Komisi Yudisial dipilih guna mencapai tujuan
lembaga ini yaitu :