Anda di halaman 1dari 4

KC Studi Kasus

Penyebutan Merk dalam Penyusunan Spesifikasi


Ditulis Oleh : Muchamad Amrullah

Uraian Studi Kasus

Satuan kerja XYZ akan membangun gedung baru. Pada saat penyusunan spesifikasi teknis,
Kepala Kantor meminta wastafel, dudukan closet dan keramik menggunakan merek dan tipe
tertentu. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa berdasarkan pengalaman menjadi
Kepala Kantor di satker sebelumnya, merek tersebut terbukti lebih baik kualitasnya
dibandingkan merek lainnya. Permintaan ini disampaikan Kepala kantor kepada Pejabat
Pembuat Komitmen. Dokumen hasil konsultan perencana bangunan tidak menyebutkan
merek pada untuk barang-barang tersebut diatas. Berdasarkan pemahaman PPK,
penyebutan merek dalam spesifikasi tidak diperbolehkan tapi bias menggunakan setara
dengan merek tertentu. Kepala Kantor tetap meminta PPK untuk menggunakan merek
tertentu karena pertimbangan yang sudah disampaikan sebelumnya.

Pertanyaan studi kasus


1. Apakah pengertian spesifikasi teknis?
2. Bagaimanakah ketentuan penyusunan Spesifikasi Teknis?
3. Bagaimanakah tata cara penyusunan spesifikasi teknis?
4. Apakah Elemen Pokok Penyusunan Spesifikasi teknis?
5. Apakah diperbolehkan penyebutan merek dalam penyusunan spesifikasi teknis?

A. Pengertian Spesifikasi Teknis


Menurut Mudjisantosa (Memahami Spesifikasi, HPS, dan Kerugian Negara, 2013)
spesifikasi adalah uraian secara rinci mengenai persyaratan barang dan jasa yang
dibutuhkan atau kriteria-kriteria dari suatu barang atau jasa yang diperlukan. Spesifikasi
untuk pengadaan barang dan jasa pemerintah adalah rincian atau kriteria-kriteria dari suatu
barang atau jasa yang diperlukan dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah.
Dalam modul penyusunan spesifikasi dan HPS (LKPP), spesifikasi adalah
karakteristik total dari barang/jasa, yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan
pengguna barang/jasa yang dinyatakan secara tertulis. Yang dimaksud dengan memenuhi
kebutuhan adalah bila kriteria tersebut terpenuhi oleh barang/jasa tersebut, maka kebutuhan
minimum (minimum requirement) dari pengguna barang/jasa tersebut telah terpenuhi.
Sedangkan yang dimaksud dengan memenuhi keinginan adalah bila kriteria tersebut
terpenuhi, akan memberi nilai tambah barang/jasa tersebut dalam pandangan pengguna
barang/jasa tersebut. Yang dimaksudkan dengan pengertian secara tertulis adalah segala
kebutuhan dan keinginan tersebut tertuang dengan jelas dalam dokumen kontrak.
B. Ketentuan Penyusunan Spesifikasi Teknis
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 16
Tahun 2018 antara lain menyusun perencanaan pengadaan dan menetapkan spesifikasi
teknis/Kerangka Acuan Kerja (KAK). Pada saat penyusunan perencanaan pengadaan, PPK
mulai menyusun spesifikasi teknis/KAK. Penetapan spesifikasi teknis/KAK dilakukan oleh
PPK merupakan bagian dari tahap persiapan pengadaan Barang/Jasa.

Terminologi spesifikasi Teknis digunakan untuk pengadaan barang, pekerjaan


konstruksi, dan jasa lainnya. Terminologi KAK digunakan untuk pengadaan jasa konsultansi.

Dalam penyusunan spesifikasi teknis/KAK, seorang PPK dapat dibantu oleh tim atau
tenaga ahli pemberi penjelasan teknis. Tim atau tenaga ahli adalah pihak yang mempunyai
kemampuan untuk memberikan masukan dan penjelasan teknis tentang spesifikasi
barang/jasa pada rapat penjelasan. Hal ini diperlukan karena PPK belum tentu mempunyai
kemampuan dan kompetensi teknis untuk menyusun spesifikasi teknis/KAK.

Penyusunan spesifikasi teknis barang/jasa berkaitan dengan HPS sebagaimana


dalam Gambar 1.1. Untuk dapat menyusun dan menetapkan HPS, spesifikasi harus
ditetapkan terlebih dahulu. Berdasarkan informasi dalam spesifikasi teknis/KAK maka HPS
akan disusun dan ditetapkan.

Gambar 1.1. Hubungan Spesifikasi teknis/KAK dengan HPS

Spesifikasi Harga Perkiraan


Teknis/KAK Sendiri

C. Tata cara penyusunan spesifikasi teknis


Berdasarkan Perpres Nomor 16 Tahun 2018, Spesifikasi teknis disusun dengan
memperhatikan:
1) menggunakan produk dalam negeri, sepanjang tersedia dan tercukupi;
2) menggunakan produk bersertifikat SNI, sepanjang tersedia dan tercukupi;
3) memaksimalkan penggunaan produk industri hijau;
4) aspek pengadaan berkelanjutan; dan
5) tidak mengarah kepada merek/produk tertentu
D. Elemen Pokok Penyusunan Spesifikasi
Selain itu, dalam menyusun spesifikasi teknis barang/jasa, terdapat empat hal pokok
atau elemen spesifikasi teknis yang harus diperhatikan. Elemen tersebut adalah mutu
barang/jasa, jumlah, waktu, dan tingkat pelayanan. Tiap-tiap penyusunan spesifikasi teknis
barang/jasa berdasarkan elemen-elemen tersebut akan dibahas dalam bagian berikut ini.
Terdapat berbagai macam cara menetapkan spesifikasi mutu barang/jasa, antara
lain Merek, Standarisasi, Sampel, Spesifikasi teknik, Spesifikasi komposisi, dan Spesifikasi
fungsi dan kinerja.

E. Penyebutan Merek Dalam Penyusunan Spesifkasi


Sesuai dengan Perpres Nomor 16 Tahun 2016 dalam pengadaan barang/jasa
pemerintah terdapat batasan dalam penggunaan merek dalam penyusunan spesifikasi,
antara lain:
1) Komponen barang/jasa
Komponen barang/jasa adalah bagian dari sebuah pekerjaan atau kegiatan
pengadaan barang/jasa.
Contoh:
a) pengadaan komputer atau laptop, maka penyebutan merek untuk processor yang
merupakan komponen dari komputer atau laptop maka diperbolehkan.
b) Penyebutan merek keramik dalam pekerjaan pengadaan gedung. Keramik
merupakan bagian dari gedung
2) Suku cadang
Suku cadang antara lain spare part atau dalam bentuk lainnya. Penyebutan merek
diperbolehkan karena apabila diganti dengan merek lain tentu menjadi tidak
berfungsi. Contohnya:
a) Toner printer. Printer merek HP dengan type tertentu maka harus diganti dengan
toner merek dan type tersebut.
b) Spare part mobil. Mobil merek suzuki, maka harus diganti dengan spare part
merek Suzuki juga. Kalua diganti dengan merek yang lain maka mobil tidak akan
berfungsi
3) Bagian dari sistem yang sudah ada
Bagian dari sistem yang ada maka harus diganti dengan merek yang sudah dipakai,
apabila menggunakan merek lain akan berdampak sistem tidak berfungsi
4) Barang/Jasa dalam e-Katalog
Barang-barang dalam e-katalog sudah menyebutkan merek. Oleh karena itu ketika
pengadaan barang yang ada dalam e-katalog maka dapat menyebutkan merek
5) Barang/Jasa pada tender cepat
Pengadaan barang/jasa dengan menggunakan tender cepat dapat menyebut merek.
Persaingan dalam tender cepat hanya pada harga saja.

Berkaitan dengan permasalahan dalam di satuan kerja XYZ, PPK dapat


mengakomodir permintaan Kepala Kantor untuk menyebutkan merek pada spesifikasi
barang berupa wastafle, duddukan kloset, dan keramik. Hal ini diperbolehkan karena
barang-barang tersebut merupakan komponen dalam pembangunan gedung kantor
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai