Anda di halaman 1dari 7

Bahan Ajar

Studi Kasus
Pelatihan Pejabat Pembuat Komitmen

Perhitungan Rencana Anggaran Biaya

Oleh :
Bambang Sancoko
Widyaiswara Ahli Madya

Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan


Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
2019

Data dan Informasi

Kantor Pusdiklat Anggaran merencanakan pembangunan Gedung Asrama yang


diperuntukkan bagi peserta pelatihan. Seiring banyaknya program pelatihan yang akan
diselenggarakan, Gedung Asrama yang sudah ada tidak lagi mampu menampung jumlah
peserta pelatihan. Gedung ini akan dibangun di area tanah kosong yang berada di dalam
kompleks perkantoran. Kondisi tanah sudah matang dan siap untuk dibangun Gedung
diatasnya.

Soal Kasus

Dari rencana pembangunan Gedung Asrama tersebut, Saudara sebagai PPK diminta untuk
mengidentifikasi biaya-biaya yang diperlukan dalam proyek pembangunan Gedung Asrama
dan jelaskan bagaimana dasar perhitungan biaya-biaya tersebut !
Pembahasan

Pembiayaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara meliputi:


1. komponen biaya pembangunan bangunan gedung negara;
2. biaya standar dan biaya nonstandar;
3. standar harga satuan tertinggi;
4. biaya pekerjaan lain yang menyertai atau melengkapi pembangunan; dan
5. biaya pembangunan dalam rangka perawatan.

Komponen biaya Pembangunan Bangunan Gedung Negara


Komponen biaya Pembangunan Bangunan Gedung Negara meliputi:
a. Biaya pelaksanaan konstruksi
Biaya pelaksanaan konstruksi dibebankan pada biaya untuk komponen konstruksi fisik
kegiatan yang bersangkutan. Biaya pelaksanaan konstruksi terdiri atas:
1) Biaya standar
Biaya standar dihitung dari hasil perkalian antara total luas Bangunan Gedung
Negara dengan koefisien atau faktor pengali jumlah lantai dan standar harga satuan
per meter persegi tertinggi. Koefisien atau faktor pengali jumlah lantai ditetapkan
dengan Keputusan Menteri PUPR. Biaya standar digunakan untuk pelaksanaan
konstruksi fisik standar pekerjaan meliputi:
a) arsitektur;
b) struktur;
c) utilitas; dan
d) perampungan (finishing).
Utilitas meliputi pekerjaan pemipaan (plumbing), dan jaringan instalasi penerangan.
Pelaksanaan konstruksi fisik pekerjaan standar Bangunan Gedung Negara dibagi
dalam komponen pekerjaan standar yang merupakan persentase dari biaya standar.
Persentase komponen pekerjaan standar untuk Bangunan Gedung Kantor meliputi:
a) pekerjaan fondasi sebesar 5% - 10%
b) pekerjaan struktur sebesar 25% - 35%
c) pekerjaan lantai sebesar 5% - 10%
d) pekerjaan dinding sebesar 7% - 10%
e) pekerjaan plafon sebesar 6% - 8%
f) pekerjaan atap sebesar 8% - 10%
g) pekerjaan utilitas sebesar 5% - 8%
h) pekerjaan perampungan (finishing) sebesar 10% - 15%
2) Biaya nonstandar
Biaya nonstandar dihitung berdasarkan jenis pekerjaan, kebutuhan nyata, dan harga
pasar yang wajar. Keseluruhan biaya nonstandar ditetapkan paling banyak 150%
dari keseluruhan biaya standar. Biaya nonstandar digunakan untuk pelaksanaan
konstruksi fisik nonstandar, perizinan selain Izin Mendirikan Bangunan (IMB), dan
penyambungan utilitas.
Biaya nonstandar untuk pelaksanaan konstruksi fisik nonstandar meliputi pekerjaan:
a) penyiapan dan pematangan lahan;
b) peningkatan pekerjaan arsitektur bangunan;
c) peningkatan pekerjaan struktur bangunan;
d) khusus kelengkapan bangunan yang terdiri atas pekerjaan mekanikal dan
pekerjaan elektrikal; dan/atau
e) khusus bangunan gedung ramah lingkungan (green building).

Biaya nonstandar sebagaimana diatas digunakan untuk pekerjaan:


a) alat pengondisian udara;
b) lift, eskalator, dan/atau lantai berjalan (moving walk);
c) tata suara (sound system);
d) telepon dan perangkat penyambungan komunikasi telepon (private automatic
branch exchange atau PABX);
e) instalasi informasi dan teknologi;
f) elektrikal (termasuk genset);
g) sistem proteksi kebakaran;
h) sistem penangkal petir khusus;
i) instalasi pengolahan air limbah;
j) interior (termasuk furnitur);
k) gas pembakaran;
l) gas medis;
m) pencegahan bahaya rayap;
n) fondasi dalam;
o) fasilitas penyandang disabilitas;
p) sarana atau prasarana lingkungan;
q) peningkatan mutu;
r) perizinan selain Izin Mendirikan Bangunan (IMB);
Biaya nonstandar untuk perizinan selain Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
digunakan untuk biaya penyiapan dokumen permohonan Sertifikat Laik Fungsi.
s) penyiapan dan pematangan lahan;
t) pemenuhan persyaratan bangunan gedung hijau (green building); dan
u) penyambungan utilitas.
Biaya nonstandar untuk penyambungan meliputi: listrik, telepon, air, gas, dan
sambungan ke saluran pembuangan kota.

b. Biaya perencanaan teknis


Biaya perencanaan teknis dihitung berdasarkan persentase terhadap biaya pelaksanaan
konstruksi sesuai dengan klasifikasi Bangunan Gedung Negara. Ketentuan mengenai
besaran persentase komponen biaya pembangunan Bangunan Gedung Negara
terhadap biaya konstruksi sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri
PUPR.
Biaya perencanaan teknis dihitung secara orang per bulan dan biaya langsung yang
dapat diganti, sesuai dengan ketentuan biaya langsung personel (billing rate). Biaya
perencanaan teknis ditetapkan dari hasil seleksi atau penunjukan langsung pekerjaan
yang bersangkutan yang meliputi:
1) honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang;
2) materi dan penggandaan laporan;
3) pembelian dan sewa peralatan;
4) sewa kendaraan;
5) biaya rapat;
6) perjalanan lokal maupun luar kota;
7) biaya komunikasi;
8) asuransi atau pertanggungan (professional indemnity insurance); dan
9) pajak dan iuran daerah lainnya.

c. Biaya pengawasan teknis


Biaya pengawasan teknis juga dihitung berdasarkan persentase terhadap biaya
pelaksanaan konstruksi sesuai dengan klasifikasi Bangunan Gedung Negara. Biaya
pengawasan teknis berupa: biaya pengawasan konstruksi atau biaya manajemen
konstruksi.
1) Biaya Pengawasan Konstruksi
Biaya pengawasan konstruksi dihitung secara orang per bulan dan biaya langsung
yang bisa diganti, sesuai dengan ketentuan biaya langsung personel (billing rate).
Biaya pengawasan konstruksi ditetapkan dari hasil seleksi atau penunjukan langsung
pekerjaan yang bersangkutan yang meliputi:
a) honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang;
b) materi dan penggandaan laporan;
c) pembelian dan atau sewa peralatan;
d) sewa kendaraan;
e) biaya rapat;
f) perjalanan lokal dan luar kota;
g) biaya komunikasi;
h) penyiapan dokumen Sertifikat Laik Fungsi;
i) penyiapan dokumen pendaftaran;
j) asuransi atau pertanggungan (indemnity insurance); dan
k) pajak dan iuran daerah lainnya.
2) Biaya Manajemen Konstruksi
Besarnya biaya manajemen konstruksi dihitung secara orang per bulan dan biaya
langsung yang bisa diganti, sesuai dengan ketentuan biaya langsung personel
(billing rate). Biaya manajemen konstruksi ditetapkan dari hasil seleksi atau
penunjukan langsung pekerjaan yang bersangkutan yang meliputi:
a) honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang;
b) materi dan penggandaan laporan;
c) pembelian dan atau sewa peralatan;
d) sewa kendaraan;
e) biaya rapat;
f) perjalanan lokal dan luar kota;
g) biaya komunikasi;
h) penyiapan dokumen Sertifikat Laik Fungsi;
i) penyiapan dokumen pendaftaran;
j) asuransi atau pertanggungan (indemnity insurance); dan
k) pajak dan iuran daerah lainnya.

Pengawasan teknis yang dilakukan oleh penyedia jasa manajemen konstruksi


dilakukan pada Pembangunan Bangunan Gedung Negara dengan kriteria:
a) klasifikasi tidak sederhana dengan ketentuan jumlah lantai di atas 4 lantai dan
dengan luas bangunan minimal 5.000 m2 untuk pembangunan baru, perluasan
dan/atau lanjutan pembangunan bangunan gedung;
b) perawatan Bangunan Gedung Negara kecuali Rumah Negara untuk tingkat
kerusakan berat dan perawatan terkait keselamatan bangunan;
c) Bangunan Gedung Negara klasifikasi bangunan khusus;
d) melibatkan lebih dari satu penyedia jasa, baik perencanaan maupun pelaksana
konstruksi; dan/atau
e) pelaksanaannya lebih dari satu tahun anggaran dengan menggunakan kontrak
tahun jamak.
d. Biaya pengelolaan kegiatan.
Biaya pengelolaan kegiatan juga dihitung berdasarkan persentase terhadap biaya
pelaksanaan konstruksi sesuai dengan klasifikasi Bangunan Gedung Negara.
Biaya pengelolaan kegiatan digunakan untuk biaya operasional unsur K/L atau OPD.
Biaya operasional unsur K/L atau OPD digunakan untuk keperluan:
1) honorarium staf dan panitia lelang;
2) perjalanan dinas;
3) rapat;
4) proses pelelangan;
5) bahan dan alat yang berkaitan dengan pengelolaan kegiatan sesuai dengan
pentahapannya;
6) penyusunan laporan;
7) dokumentasi; dan
8) persiapan dan pengiriman kelengkapan administrasi atau dokumen pendaftaran
Bangunan Gedung Negara.

Referensi :

Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.


Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 9 Tahun 2018
Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui Penyedia.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 22/PRT/M/2018
Tentang Pedoman Pembangunan Bangunan Gedung Negara

Anda mungkin juga menyukai