Anda di halaman 1dari 13

PAKET PEKERJAAN

PENYUSUNAN STANDAR HARGA JASA


KONSTRUKSI, KONSULTANSI
KABUPATEN BOGOR

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BOGOR


BAPPEDA - KABUPATEN BOGOR
TAHUN ANGGARAN 2019

BAPPEDA - Penyusunan Standar Jasa Kontruksi dan Konsultansi


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PENYUSUNAN STANDAR HARGA JASA KONSTRUKSI
DAN KONSULTANSI KABUPATEN BOGOR

1. LATAR BELAKANG

Perkembangan Kabupaten Bogor dan pertumbuhan ekonomi serta pertambahan penduduk


yang signifikan dan cepat, menuntut Pemerintah Kabupaten Bogor untuk melakukan percepatan
pembangunan dan pemeliharaan fasilitas umum (public utilities) dan fasilitas pemerintah
(government utilities) yang mendukung kegiatan pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan
di Kabupaten Bogor.
Setiap bangunan gedung pemerintahan dan bangunan fasilitas umum harus dapat
diwujudkan dengan sebaik-baiknya, sehingga mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya,
handal dan sebagai teladan bagi lingkungannya, serta berkontribusi positif bagi perkembangan
arsitektur Indonesia. Setiap bangunan gedung pemerintah dan fasilitas publik/umum harus
direncanakan, dirancang dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat memenuhi kriteria teknis dan
bangunan yang layak dari segi mutu, biaya dan kriteria.
Dengan berlakunya penerapan anggaran kinerja, dengan sendirinya setiap kegiatan dan
aktivitas unit kerja harus didasarkan atas pertimbangan nilai uang artinya bahwa setiap dana yang
dialokasikan pemerintah harus memberikan manfaat yang optimal bagi kepentingan masyarakat.
Terkait dengan hal tersebut, faktor efesiensi dan efektifitas menjadi sangat penting dan telah menjadi
satu norma dan prinsip dalam penyelengaraan anggaran daerah.
Setiap pembangunan gedung pemerintah dan bangunan fasilitas umum yang akan
dilaksanakan harus terdapat anggaran belanja daerah. Dalam rangka mendukung penyusunan
anggaran yang efektif dan efisien dan terkait dengan penentuan harga satuan kegiatan dalam setiap
anggaran belanja daerah maupun anggaran belanja program/kegiatan pembangunan, maka
diperlukan standar harga yang akan dijadikan pedoman bagi penyusunan Rencana Anggaran Biaya
(RAB) baik untuk Program/Kegiatan Fisik maupun Non Fisik.
Penyusunan Standar Harga Jasa Konstruksi dan Jasa Konsultansi ini didasarkan atas hasil
survey harga bahan/material dan upah pekerjaan jasa konstruksi dan jasa konsultansi di wilayah
Kabupaten Bogor dan pertimbangan lainnya berupa harga kontrak dan survey harga
pabrik/distributor.
Standar Harga Jasa Konstruksi dan Jasa Konsultansi ini selain sangat dibutuhkan oleh SKPD
di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bogor juga sangat dibutuhkan bagi kepentingan masyarakat
khususnya bagi pengguna jasa konstruksi dan jasa konsultasi, sehingga dengan demikian perlu ada
upaya dari Pemerintah Kabupaten Bogor, dalam bentuk kegiatan Penyusunan Standar Harga Jasa
Konstruksi dan Jasa Konsultansi tahun 2019.
Standar Harga Jasa Konstruksi dan Jasa Konsultansi ini akan digunakan sebagai pedoman
dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)
dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bogor dan
Pelaksanaan kegiatan-kegiatan pembangunan oleh Pengguna Jasa Konstruksi dan Jasa Konsultansi di
Kabupaten Bogor Tahun Anggaran 2019.

BAPPEDA - Penyusunan Standar Jasa Kontruksi dan Konsultansi


2. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud
Penyusunan Standar Jasa Kontruksi dan Konsultansi dimaksudkan agar tersedianya gambaran tentang
standar harga jasa kontruksi dan konsultansi yang nantinya disahkan oleh Pemerintah Kabupaten
Bogor dalam bentuk Surat Keputusan Bupati Bogor tentang Standar Harga Jasa Konstruksi dan Jasa
Konsultansi . Standar Harga Jasa Konstruksi dan Jasa Konsultansi ini akan dijadikan bahan rujukan
dan pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Pengguna Anggaran, Panitia Pengadaan
Barang/Jasa dan lainnya, dalam penyusunan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.

Tujuan
Tujuan Penyusunan Standar Harga Jasa Konstruksi dan Konsultansi adalah untuk memberikan informasi
obyektif kepada pengguna jasa kontruksi, konsultansi dan semua pihak yang memerlukan suatu
acuan/ pedoman standar harga jasa Konstruksi dan Konsultansi.

3. SASARAN
a. Biaya Perencanaan Konstruksi
Biaya perencanaan konstruksi adalah biaya maksimum yang dapat digunakan untuk membiayai
perencanaan bangunan gedung pemerintah daerah yang dilakukan oleh konsultan perencana yang
besarannya dihitung berdasarkan nilai total keseluruhan bangunan.
Penggunaan biaya perencanaan, antara lain:
1.Biaya perencanaan dibebankan pada biaya untuk komponen kegiatan perencanaan
bersangkutan.
2. Besarnya nilai biaya perencanaan maksimum berdasarkan prosentase biaya perencanaan
konstruksi terhadap nilai biaya konstruksi fisik bangunan.
3. Biaya perencanaan untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum ada pedoman harga satuan
tertinggi (non standar), besarnya biaya perencanaan dihitung secara orang-bulan dan
biaya langsung yang bisa diganti sesuai dengan ketentuan billing rate yang berlaku.
4. Biaya perencanaan ditetapkan dari hasil pelelangan pekerjaan yang bersangkuan yang akan
dicantumkan dalam kontrak termasuk biaya untuk:
a) Honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang.
b) Materi dan penggandaan laporan.
c) Pembelian dan sewa peralatan.
d) Sewa kendaraan.
e) Biaya rapat-rapat.
f) Perjalanan (lokal maupun luar kota)
g) Jasa dan overhead perencanaan.
h) Asuransi/Pertanggungan (liabillity insurance)
i) Pajak dan iuran daerah lainya

5. Pembayaran biaya perencanaan didasarkan pada pencapaian prestasi/kemajuan


perencanaan setiap tahapnya, antara lain sebagai berikut:
a)Tahap konsep rancangan.................................................................................................10%
b)Tahap Pra-rencana ...........................................................................................................20%
c)Tahap Pengembangan Rancangan..................................................................................25%
d)Tahap Rancangan Gambar Detail ..................................................................................25%
e)Tahap Pelelangan ...............................................................................................................5%
f)Tahap Pengawasan Berkala .............................................................................................15%

b. Biaya Konstruksi Fisik


Biaya konstruksi fisik adalah biaya yang digunakan untuk membiayai pelaksanaan konstruksi fisik
bangunan gedung Negara yang dilaksanakan oleh pemborong secara kontraktual dari hasil
pelelangan.
Penggunaan biaya konstruksi antara lain:
1. Biaya konstruksi fisik dibebankan pada biaya komponen kegiatan konstruksi fisik
proyek/kegiatan bersangkutan.
2. Biaya konstruksi fisik maksimum untuk pekerjaan standar, dihitung dari hasil perkalian
total luas bangunan gedung pemerintah daerah standar tertinggi harga satuan per m2
pekerjaan yang berlaku.
3. Untuk biaya konstruksi fisik pekerjaan-pekerjaan yang belum ada pedoman harga
satuannya (non standar), dihitung dengan rincian kebutuhan nyata dan dikonsultasikan
dengan instansi teknis setempat.

BAPPEDA - Penyusunan Standar Jasa Kontruksi dan Konsultansi


4. Biaya konstruksi fisik ditetapkan dari hasil pelelangan pekerjaan yang bersangkutan,
maksimum sebesar biaya konstruksi fisik yang tercantum dalam dokumen pembiayaan
bangunan gedung pemerintah daerah yang bersangkutan yang dicantumkan dalam
kontrak, meliputi:
a) Pelaksanaan pekerjaan di lapangan (material, tenaga dan alat).
b) Jasa dan overhead pemborong.
c) Izin mendirikan bangunan.
d) Pajak dan iuran daerah lainnya.
e) Biaya asuransi selama pelaksanaan konstruksi.

5. Pembayaran biaya konstruksi fisik dapat dibayarkan secara bulanan atau tahapan tertentu
yang didasarkan prestasi/kemajuan pekerjaan fisik di lapangan.

c. Biaya Pengawasan Konstruksi


Biaya pengawasan konstruksi adalah biaya maksimum yang digunakan untuk membiayai
pengawasan pembangunan bangunan gedung pemerintah daerah yang dilakukan oleh konsultan
pengawas secara kontraktual dan hasil pelelangan.
Penggunaan biaya pengawasan kontruksi, antara lain:
a) Biaya pengawasan dibebankan pada biaya untuk komponen kegiatan pengawasan proyek yang
bersangkutan.
b) Besarnya biaya pengawasan maksimum dihitung berdasarkan prosentase biaya pengawasan
konstruksi terhadap nilai konstruksi fisik bangunan.
c) Biaya pengawasan pekerjaan-pekerjaan yang belum ada pedoman harga satuan tertingginya (non
standar), besarnya biaya pengawasan dihitung secara orang-bulan dan biaya langsung yang bias
diganti sesuai dengan ketentuan billing rate yag berlaku.
d) Biaya pengawasan ditetapkan dari hasil pelelangan pekerjaan yang tercantum dalam dokumen
kontrak, meliputi:
1. Honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang
2. Materi dan penggandaan laporan.
3. Pembelian atau sewa peralatan.
4. Sewa kendaraan
5. Biaya rapat-rapat.
6. Biaya perjalanan (lokal maupun luar kota).
7. Jasa dan overhead pengawasan.
8. Asuransi/pertanggungan (flabnity insurance)
9. Pajak dan iuran daerah lainya.
e) Pembayaran biaya pengawasan dapat dibayarkan secara bulanan atau tahapan tertentu berdasarkan
capaian prestasi/kemajuan pekerjaan fisik atau penyesuaian tugas dan kewajiban pengawas.

d. Biaya Pengelolaan Kegiatan


Biaya pengelolaan kegiatan adalan biaya maksimum yang digunakan untuk membiayai kegiatan
pengelolaan pembangunan bangunan gedung pemerintah daerah. Prosentase nilai biaya
pengelolaan kegiatan dihitung berdasarkan nilai keseluruhan bangunan.

Penggunaan biaya pengelolaan kegiatan, antara lain:


a) Biaya pengelolaan kegiatan dibebankan pada biaya pengelolaan kegiatan yang bersangkutan.
b) Besarnya biaya pengelolaan kegiatan maksimum dihitung berdasarkan prosentase biaya
pengelolaan kegiatan terhadap nilai biaya konstruksi fisik bangunan.
c) Penggunaan biaya pengelolaan kegiatan, antara lain:

1. Biaya operasional unsur Pemegang Mata Anggaran


Biaya operasional pemegang mata anggaran sebesar 65% dari biaya pengelolaan kegiatan.
Penggunaan biaya operasional unsur pemegang mata anggaran antara lain: honorarium
staf dan panitia lelang, perjalanan dinas, rapat-rapat, proses pelelangan, bahan dan alat.

2. Biaya operasional unsur pengelolaan teknis


Biaya operasional unsur pengelolaan teknis sebesar 35% dari biaya pengelolaan kegiatan.
Penggunaan biaya operasional unsur pengelolaan fisik adalan untuk keperluan
honorarium tenaga ahli (apabila diperlukan), biaya perjalanan dinas, biaya rapat, biaya
pembelian/penyewaan bahan dan alat yang berkaitan pada kegiatan yang bersangkutan

3. Realisasi pembiayaan pengelolaan kegiatan dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan
kemajuan pekerjaan (persiapan, perencanaan dan pelaksanaan konstruksi).
Besarnya honorarium mengikuti ketentuan yang berlaku. Untuk pekerjaan yang berada di
wilayah yang sulit pencapaiannya/sulit dijangkau transportasi, untuk kebutuhan biaya
transportasi/perjalanan dinas dalam rangka survey, anwijzing, pengawasan berkala,

BAPPEDA - Penyusunan Standar Jasa Kontruksi dan Konsultansi


opname lapangan, koordinasi pengelolaan proyek ke lokasi kegiatan dapat diajukan
sebagai biaya non standar diluar biaya pengelolaan kegiatan.

Dalam masing-masing komponen biaya pembangunan tersebut termasuk semua beban


pajak dan biaya perijinan yang berkaitan dengan pembangunan bangunan gedung
pemerintah daerah sesuai ketentuan yang berlaku. Kelebihan biaya berupa penghematan
dari biaya perencanaan management konstruksi atau pengawasan dapat digunakan
langsung untuk peningkatan mutu atau penambahan kegiatan konstruksi fisik dengan
melakukan revisi Dokumen Pembiayaan.

4. LOKASI KEGIATAN
Yang menjadi lokasi pekerjaan Penyusunan Standar Harga Jasa Konstruksi dan Konsultansi ada di 40
Kecamatan Kabupaten Bogor.
Daftar nama kecamatan Kabupaten Bogor :
1) Kecamatan Babakan Madang
2) Kecamatan Bojonggede
3) Kecamatan Caringin
4) Kecamatan Cariu
5) Kecamatan Ciampea
6) Kecamatan Ciawi
7) Kecamatan Cibinong
8) Kecamatan Cibungbulang
9) Kecamatan Cigombong
10) Kecamatan Cigudeg
11) Kecamatan Cijeruk
12) Kecamatan Cileungsi
13) Kecamatan Ciomas
14) Kecamatan Cisarua
15) Kecamatan Ciseeng
16) Kecamatan Citeureup
17) Kecamatan Dramaga
18) Kecamatan Gunung Putri
19) Kecamatan Gunung Sindur
20) Kecamatan Jasinga
21) Kecamatan Jonggol
22) Kecamatan Kemang
23) Kecamatan Klapa Nunggal / Kelapa Nunggal
24) Kecamatan Leuwiliang
25) Kecamatan Leuwisadeng
26) Kecamatan Megamendung
27) Kecamatan Nanggung
28) Kecamatan Pamijahan
29) Kecamatan Parung
30) Kecamatan Parung Panjang
31) Kecamatan Ranca Bungur
32) Kecamatan Rumpin
33) Kecamatan Sukajaya

BAPPEDA - Penyusunan Standar Jasa Kontruksi dan Konsultansi


34) Kecamatan Sukamakmur
35) Kecamatan Sukaraja
36) Kecamatan Tajurhalang
37) Kecamatan Tamansari
38) Kecamatan Tanjungsari
39) Kecamatan Tenjo
40) Kecamatan Tenjolaya

5. SUMBER PENDANAAN
Untuk pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Standar Harga Jasa Konstruksi dan Konsultansi diperlukan
biaya Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) termasuk PPN, yang keseluruhan pelaksanaan
kegiatannya dibiayai dari APBD Kabupaten Bogor/Dokumen Pelaksanaan Anggaran - Organisasi
Perangkat Daerah (DPA-OPD) BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) Kabupaten
Bogor T.A. 2019.

6. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) untuk pekerjaan Penyusunan Standar Harga Jasa Konstruksi dan
Konsultansi adalah BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) Kabupaten Bogor.

Pemegang mata anggaran pekerjaan Penyusunan Standar Harga Jasa Konstruksi dan Konsultansi adalah
Pemerintah Kabupaten Bogor, dalam hal ini Bagian Kesekretariatan BAPPEDA (Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah) Kabupaten Bogor berdasarkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran - Organisasi
Perangkat Daerah (DPA-OPD) BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) Kabupaten
Bogor T.A. 2019.

DATA – DATA PENUNJANG

7. STUDI – STUDI TERDAHULU


Beberapa studi atau penyusunan yang memang diperlukan sebagai acuan dan referensi dalam
pelaksanaan pekerjaan ini antara lain :
a) Penyusunan Harga Satuan Tahun Anggaran 2018.

8. REFERENSI HUKUM
Beberapa peraturan perundang – undangan yang menjadi dasar dan referensi dalam pelaksanaan
pekerjaan ini adalah :
a. Undang – Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
b. Undang – Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah;
c. Undang – Undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
d. Undang – Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
e. Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
f. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara
Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
g. Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang;
h. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan;
i. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
j. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah dirubah dengan
Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
k. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 11/PRT/M/2009 tentang Pedoman Persetujuan
Substansi Dalam Penetapan Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Propinsi dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota beserta Rencana Rincinya;

BAPPEDA - Penyusunan Standar Jasa Kontruksi dan Konsultansi


l. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat No. 2 Tahun 2003 tentang Rencana Tata Ruang dan
Wilayah Propinsi Jawa Barat;

RUANG LINGKUP

9. LINGKUP KEGIATAN
Untuk mencapai kegiatan sebagaimana tersebut diatas, maka ruang lingkup kegiatan yang akan
dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1) Mempelajari dokumen-dokumen yang akan dijadikan sebagai dasar dalam pelaksanaan
pekerjaan;
2) Melakukan koordinasi dengan SKPD tentang masukan standar harga yang akan digunakan.
3) Melakukan kegiatan survey, klasifikasi, analisa harga dan database harga satuan barang agar
sesuai dengan perjanjian pelaksanaan pekerjaan;
4) Mengawasi ketetapan waktu dan biaya pelaksanaan pekerjaan serta laju prestasi pekerjaan;
5) Melakukan evaluasi atas hasil klasifikasi dan analisa harga hasil survey;
6) Pengolahan data harga satuan;
7) Pembuatan laporan harga satuan;
8) Menyusun dan menyerahkan laporan awal, antara dan laporan akhir kepada pemberi tugas.

10. KELUARAN
Keluaran (output) yang diharapkan dari kegiatan ini adalah :
a) Tersusunnya Laporan Awal Standar Harga Jasa Konstruksi dan Jasa Konsultansi Pemerintah
Kabupaten Bogor Tahun 2019;
b) Tersusunnya Laporan Antara Standar Harga Jasa Konstruksi dan Jasa Konsultansi Pemerintah
Kabupaten Bogor Tahun 2019;
c) Tersusunnya Laporan Akhir Standar Harga Jasa Konstruksi dan Jasa Konsultansi Pemerintah
Kabupaten Bogor Tahun 2019;
d) Tersusunnya Draft Keputusan Bupati tentang Standar Harga Jasa Konstruksi dan Jasa
Konsultansi Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2019;

11. TAHAPAN DAN METODOLOGI PEKERJAAN (PENYUSUNAN STANDAR JASA KONSTRUKSI


DAN KONSULTANSI)
Untuk dapat menunjang tercapainya keluaran (output) kegiatan Penyusunan Standar Harga Jasa
Konstruksi dan Konsultansi seperti yang diharapkan, maka dalam penyusunan kegiatan ini perlu
dilakukan dalam tahapan dan metodologi pekerjaan (Gambar 1.1) antara lain :
1) Pengumpulan dan Kompilasi Data
Untuk pengumpulan data, meliputi :
a. Data Primer, yang diperoleh dari survey langsung kelapangan terkait dengan harga
bahan, harga pabrik, upah pekerja sarana serta data-data yang terkait lainnya.
b. Data Sekunder, yang diperoleh dari instansi terkait ataupun barbagai lembaga formal
maupun non formal;
c. Studi literatur yang mengenai pajak barang, satuan kerja, serta pengolahan harga
barang menjadi harga satuan kerja;
d. Melakukan studi komparatif dengan standar harga satuan wilayah lainnya. Jenis-jenis
data sekunder yang dibutuhkan antara lain jumlah dan sebaran obyek survey dan
aksesibilitas. Data-data yang juga dibutuhkan berhubungan dengan tata waktu survey
yang akan dilakukan’
Jenis data sekunder diatas digunakan untuk menentukan :
- Jumlah sumber daya manusia yang dibutuhkan;
- Metode struktur organisasi beserta job description yang dibuthkan;
- Jumlah sarana dan prasarana yang dibutuhkan;

BAPPEDA - Penyusunan Standar Jasa Kontruksi dan Konsultansi


- Perencanaan pencapaian target
Adapun untuk obyek survey yang harus dapat dilakukan dalam mendukung keluaran
(output) pekerjaan, antara lain :
- Harga Bahan;
- Upah Pekerjaan Konstruksi/Konsultansi di Wilayah Kabupaten Bogor;
- Harga Kontrak dan Survey;
- Harga Pabrik/Distributor.
Hal-hal yang berkaitan dalam pelaksanaan survey, antara lain:
- Sampel harga, harga yang diambil merupakan sampel dari beberapa varian harga dari
bahan yang sejenis.
- Klasifikasi bahan, bahan-bahan diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok sesuai
jenis dan kegunaan bahan.
- Analisa statistic, harga yang diambil merupakan modus yaitu harga yang paling
banyak terdapat di pasaran atau median atau harga tengah.
- Satuan bahan, satuan bahan yang digunakan adalah satuan-satuan yang lazim
digunakan di Indonesia dan sesuai dengan karakteristik dan jenis bahan.
2) Pengolahan Data.
Dalam pengolahan data, perlu dilakukan analisa data baik dari aspek kualitatif maupun aspek
kuantitatif yang dapat dipakai sebagai bahan untuk merumuskan masalah-masalah yang
berkaitan dengan penyusunan Standar Harga Jasa Konstruksi dan Jasa Konsultansi.
Tahapan dalam pengolahan data meliputi:
a. Analisis harga bahan dan harga satuan yang didapat dari hasil survey.
b. Pengolahan data hasil analisis harga bahan dan harga satuan.
c. Menganalisis lanjutan hasil analisis harga bahan setelah mempertimbangkan hasil
analisis bidang ekonomi, untuk selanjutnya membuat standar harga.
d. Menyusun data base standar harga jasa konstruksi dan jasa konsultansi.
e. Menyusun naskah laporan, termasuk pembahasan dan konsultansi dengan pihak
pemberi pekerjaan.
3) Penyajian Data.
Penyajian data berupa laporan akhir yang terdiri dari:
A. Standar Harga Satuan
I. Harga Satuan Standar
aa) Sumber Daya Manuasia
a. Pekerjaan Konsultansi
b. Pekerjaan Konstruksi
c. Pekerjaan Lainnya

ab) Peralatan dan Barang


a. Pekerjaan Konstruksi
b. Pekerjaan Lainnya

ac) Bahan/Material
a. Pekerjaan Konstruksi
b. Pekerjaan Lainnya
II. Harga Satuan
aa) Pekerjaan Lainnya
ab) Pekerjaan Non Standar

BAPPEDA - Penyusunan Standar Jasa Kontruksi dan Konsultansi


B. Standar Biaya Kegiatan
a. Bidang Kebinamargaan
b. Bidang PSDA
c. Bidang Keciptakaryaan
d. Bidang Perhubungan
e. Bidang Lingkungan Hidup
f. Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral
g. Bidang Perikanan
h. Bidang Perkebunan
i. Bidang Kebudayaan dan Pariwisata
j. Bidang Industri dan Perdagangan
k. Bidang Promosi dan Penanaman Modal
l. Bidang Perencanaan
m. Bidang Penanggulangan Bencana
n. Bidang Kesehatan
C. Standar Analisis Kegiatan
a. Bidang Kebinamargaan
b. Bidang PSDA
c. Bidang Keciptakaryaan
d. Bidang Penataan Ruang
e. Bidang Informatika
f. Bidang Pertanian
g. Bidang Kehutanan
h. Bidang Perkebunan
Ketiga hal tersebut sangat berpengaruh terhadap validitas dan akurasi data yang diperlukan
dalam perencanaan daerah, oleh karena itu Penyusunan Standar Harga Jasa Konstruksi dan Jasa
Konsultansi ini perlu dijabarkan dalam bentuk kerangka pemikiran penyusunan yang
tergambar dalam Gambar 1.2. dibawah ini.

Gambar 1.1

BAPPEDA - Penyusunan Standar Jasa Kontruksi dan Konsultansi


Gambar 1.2

12. PERALATAN, MATERIAL, PERSONIL, DAN FASILITAS DARI PEJABAT PEMBUAT


KOMITMEN (PPK)
Hal – hal yang harus disediakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen selaku pemberi tugas sebagai
berikut :
a) Studi Terdahulu
Beberapa Studi terdahulu yang sejenis dan/atau yang mendukung dapat digunakan sebagai
referensi dalam analisis dan usulan teknis seperti Penyusunan Standar Harga Jasa Konstruksi
dan Konsultansi (2018).
b) Laporan dan Data
Pengguna Jasa dapat meminjamkan data-data dan laporan yang ada di lingkungan BAPPEDA
(Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) Kabupaten Bogor termasuk dari instansi lain
selama data-data tersebut relevan dan memang diperlukan dalam menunjang kelancaran
pelaksanaan kegiatan.
c) Staf Pengawas/Pendamping
Dalam menjalankan tugasnya konsultan penyedia jasa harus selalu melakukan koordinasi dan
konsultasi dengan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
(PPTK), dan/atau staf yang ditunjuk.

13. PERALATAN DAN MATERIAL DARI PENYEDIA JASA KONSULTANSI


Akomodasi, ruangan kantor, dan perlengkapan lainnya untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan
merupakan tanggung jawab penyedia jasa konsultansi, dan harus disediakan sepenuhnya dengan cara
sewa ataupun beli dan dipelihara oleh penyedia jasa konsultansi sehingga tidak mengganggu
kelancaran tugas. Selain itu, pihak penyedia jasa konsultansi harus memiliki peralatan terkait dengan
pekerjaan Penyusunan Standar Harga Jasa Konstruksi dan Konsultansi.

14. LINGKUP KEWENANGAN PENYEDIA JASA


Setelah menerima Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dan Surat Penyerahan Lapangan (SPL),
Penyedia Jasa Konsultansi berhak melakukan semua usaha dan kegiatan yang diperlukan dalam
rangka menyelesaikan pekerjaan ini dengan melakukan konsultasi dan koordinasi terlebih dahulu
dengan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), dan/atau Staf
yang ditunjuk termasuk dengan instansi – instansi lain jika memang diperlukan dan tetap
memperhatikan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

15. JANGKA WAKTU PENYELESAIAN KEGIATAN


Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan ini adalah seratus dua puluh (90) hari kalender terhitung sejak
dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

16. PERSONIL

BAPPEDA - Penyusunan Standar Jasa Kontruksi dan Konsultansi


Tenaga ahli yang diperlukan melaksanakan pekerjaan ini adalah :

No Posisi Kualifikasi Jumlah Orang – Hari

 Sarjana Strata Dua (S2) Teknik Sipil 1 45


1 Ketua Tim (Team Leader) lulusan perguruan tinggi negeri/yang
disamakan dengan pengalaman minimal
sepuluh (10) tahun;
 Memiliki Surat Keterangan Tenaga Ahli
(SKA) Ahli Madya Teknik Jalan & Ahli
Madya Sumber Daya Air
 Sarjana Strata Satu (S1) Teknik Sipil 1 60
2 Ahli Teknik Sipil lulusan perguruan tinggi negeri/yang
disamakan dengan pengalaman minimal
delapan (10) tahun;
 Memiliki Surat Keterangan Tenaga Ahli
(SKA) Ahli Madya Teknik Bangunan
Gedung
 Sarjana Strata Satu (S1) Teknik Sipil 1 60
3 Ahli Teknik Sipil lulusan perguruan tinggi negeri/yang
disamakan dengan pengalaman minimal
delapan (8) tahun;
 Memiliki Surat Keterangan Tenaga Ahli
(SKA) Ahli Madya Teknik Jembatan
 Sarjana Strata Satu (S1) Teknik Sipil 1 60
4 Ahli Arsitektur lulusan perguruan tinggi negeri/yang
disamakan dengan pengalaman minimal
delapan (8) tahun;
 Memiliki Surat Keterangan Tenaga Ahli
(SKA) Ahli MadyaArsitektur
 Sarjana Strata Satu (S1) Akuntansi lulusan 1 60
5 Ahli Ekonomi perguruan tinggi negeri/yang disamakan
dengan pengalaman minimal delapan (10)
tahun;
 Sarjana Strata Satu (S1) Informatika 1 60
6 Ahli IT lulusan perguruan tinggi negeri/yang
disamakan dengan pengalaman minimal
delapan (8) tahun;

Tenaga pendukung yang diperlukan dalam kegiatan ini antara lain :

No Posisi Kualifikasi Jumlah Orang – Hari

 Lulusan STM/SMA dengan pengalaman 40 90


1 Surveyor minimal dua (2) tahun dalam hal survei
lapangan;
 Lulusan STM/SMA dengan pengalaman 1 90
2 Administrasi minimal dua (2) tahun dalam hal
administrasi dan keuangan sederhana
proyek.

17. JADWAL DAN MEKANISME PELAKSANAAN KEGIATAN (PENYUSUNAN STANDAR JASA


KONSTRUKSI DAN KONSULTANSI)
Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun dengan memperhatikan metode dan jangka waktu
yang telah disusun untuk pelaksanaan pekerjaan, keluaran yang ingin dicapai dan kendala-kendala
non teknis yang diperkirakan dapat terjadi. Jadwal pelaksanaan kegiatan ini dibuat agar seluruh
tahapan pekerjaan dapat dilakukan secara sistematis, efektif dan efisien sehingga hasil yang ingin
dicapai dalam pekerjaan ini dapat tercapai sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.
Kegiatan Penyusunan Standar Harga Jasa Kontruksi dan Konsultansi ini dilaksanakan selama 90
(sembilan puluh) hari kalender pada Tahun Anggaran 2019, dapat dilihat dalam Tabel 1.1 dibawah ini
tentang Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Standar Harga Jasa Konstruksi dan Jasa Konsultansi
Kabupaten Bogor Tahun 2019.
Untuk lebih lengkapnya mengenai jadwal pelaksanaan kegiatan Penyusunan Standar Harga
Jasa Konstruksi dan Jasa Konsultansi Kabupaten Bogor Tahun 2019 seperti yang telah tergambar diatas,
masing-masing tahapan kegiatan tersebut dapat dilaksanakan dalam bentuk mekanisme kegiatan,
seperti :

BAPPEDA - Penyusunan Standar Jasa Kontruksi dan Konsultansi


a) Pengumpulan dan Kompilasi Data
Pengumpulan dan Kompilasi Data dapat dilakukan berupa pengumpulan bahan-bahan/materi
pendukung (melalui survey data primer dan sekunder) direncanakan untuk dilaksanakan
selama 30 (tiga puluh) hari kalender, dengan tahapan :

a. Survey harga bahan konstruksi;


b. Teknik penyusunan standar harga jasa konstruksi dan konsultasi;
c. Koordinasi Tim Penyusunan standar harga jasa konstruksi dan konsultasi dengan instansi
terkait dilingkungan Pemerintah Kabupaten Bogor.

b) Pengolahan Data
Penyajian Data merupakan hasil dari tahapan (progress) penelitian dan pengkajian data-data
pendukung/pelengkap dokumen penyusunan standar harga jasa kostruksi dan jasa
konsultansi, tahapan kegiatan ini direncanakan untuk dilaksanakan selama 25 (dua puluh lima)
hari kalender, dengan tahapan sebagai berikut :
a. Tahap penyusunan pembahasan proposal materi standar harga;
b. Tahap pengajuan dan pengesahan proposal materi standar harga.
c. Tahap pembahasan dan pengkajian materi standar harga;
d. Tahap pengolahan dan koreksi hasil pengkajian;
e. Tahap penulisan laporan;
f. Tahap penulisan laporan
g. Tahap penyerahan laporan hasil pengkajian

c) Penyajian Data
Tahapan Penyajian Data ini merupakan tahapan (progress) akhir pekerjaan penyusunan Standar
Harga Jasa Konstruksi dan Jasa Konsultansi yaitu berupa penetapan Standar Harga Jasa Kontruksi
dan Konsultansi.
Tahapan pekerjaan ini direncanakan untuk dilaksanakan selama 25 (dua puluh lima) hari,
dengan tahapan sebagai berikut :
a. Tahapan Penyusunan Keputusan Bupati;
b. Tahapan Pengesahan dan Penandatanganan Keputusan Bupati;
c. Penggandaan dan Pendistribusian Keputusan Bupati Bogor tentang Standar Harga Jasa
Kontruksi dan Jasa Konsultansi

LAPORAN

18. LAPORAN PENDAHULUAN


Laporan Pendahuluan, berisi :
1) Pemahaman terhadap permasalahan, maksud dan tujuan pekerjaan, lingkup pekerjaan dan
metode pendekatan;
2) Rencana kerja penyedia jasa secara menyeluruh;
3) Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya;
4) Jadwal kegiatan penyedia jasa.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya empat belas (14) hari kalender sejak SPMK sebanyak
lima (5) buku laporan.

19. LAPORAN ANTARA (INTERIM)


Laporan Antara (Interim) berisi :
1) Kemajuan pekerjaan;
2) Hambatan dan/atau kesulitan yang dijumpai di lapangan beserta cara/rencana
penyelesaiannya;
3) Hasil-hasil yang telah diperoleh antara lain hasil identifikasi dan analisis kerja;
4) Dokumen – Dokumen yang telah dilengkapi dan siap dimajukan ke dalam sidang pembahasan
oleh Komisi Penilai;
5) Program kerja selanjutnya.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya empat puluh lima (45) hari kalender sejak SPMK
sebanyak lima (5) buku laporan.

20. KONSEP/DRAFT LAPORAN AKHIR


Konsep Laporan Akhir berisikan permasalahan terhadap penyusunan dokumen – dokumen yang
harus dilengkapi, hasil sidang pembahasan draft dokumen – dokumen AMDAL yang diajukan, dan
perbaikan dokumen – dokumen dalam penyusunan ini. Laporan diserahkan paling lambat tiga (3)

BAPPEDA - Penyusunan Standar Jasa Kontruksi dan Konsultansi


bulan setelah diterbitkannya SPMK sebanyak lima (5) buku laporan. Sebelum diserahkan perlu
didiskusikan dengan instansi-instansi terkait.

21. LAPORAN AKHIR


Laporan Akhir, berisi :
1) Metodologi kerja;
2) Hasil identifikasi, analisis, dan konsep/draft dokumen – dokumen Penyusunan Harga Satuan;
3) Hasil Sidang Pembahasan Dokumen – Dokumen Penyusunan Harga Satuan;
4) Perbaikan Dokumen – Dokumen Penyusunan Harga Satuan dan Persetujuannya oleh Komisi
Penilai;
5) Kesimpulan dan masukan-masukan.
Laporan akhir harus diserahkan selambat-lambatnya seratus dua puluh (90) hari kalender sejak SPMK
sebanyak lima (5) buku laporan. Selain dalam bentuk hardcopy, Penyedia Jasa harus menyerahkan
softcopy dari seluruh laporan dan produk yang dihasilkan dalam bentuk CD.

HAL – HAL LAIN

22. PRODUKSI DALAM NEGERI


Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di dalam wilayah Negeri
Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam angka 4. KAK dengan pertimbangan keterbatasan
kompetensi dalam negeri

23. PERSYARATAN KERJA SAMA


Tidak memerlukan kerja sama dengan pihak penyedia jasa konsultansi lain baik dari dalam negeri
maupun dari luar negeri.

24. PEDOMAN PENGUMPULAN DATA LAPANGAN


Pengumpulan data lapangan dapat dilakukan dengan syarat mendapat persetujuan dari pihak
pemberi tugas baik PPK dan/atau PPTK sehingga terarah dan dapat dipertanggungjawabkan jika
terjadi hal – hal yang tidak dikehendaki.

25. ALIH PENGETAHUAN


Penyedia jasa konsultansi harus menginformasikan seluruh hasil pekerjaan Penyusunan Standar
Harga Jasa Konstruksi dan Konsultansi kepada seluruh pimpinan BAPPEDA (Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah) Kabupaten Bogor.

BAPPEDA - Penyusunan Standar Jasa Kontruksi dan Konsultansi

Anda mungkin juga menyukai