Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PEKERJAAN
PENGAWASAN PEMBANGUNAN GEDUNG WORKSHOP ALAT MESIN
PERTANIAN KAB. ACEH TENGAH

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN ACEH

I. PENDAHULUAN

A. Umum

1. Pengawasan Dana APBA.

2. Setiap bangunan yang dibiayai oleh negara harus diwujudkan dengan sebaik-baiknya sehingga
mampu memenuhi secara optimal fungsi ruang/ bangunannya, andal dapat sebagai teladan bagi
lingkungannya.

3. Setiap bangunan harus direncanakan dan dirancang dengan sebaik - baiknya, sehingga dapat
memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi mutu, biaya, dan estetika arsitekturnya.

4. Pemberian jasa perencanaan untuk bangunan dan prasarana lingkungannya perlu dirancang secara
baik dan menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan karya perencanaan teknis bangunan yang
memadai dan layak diterima menurut kaidah, norma serta tata laku profesional.

5. Penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini untuk pekerjaan Pengawasan Dana APBA Provinsi
Aceh disiapkan secara matang sehingga mampu mendorong perwujudan karya perencanaan yang
sesuai dengan fungsinya masing-masing.

B. Maksud dan Tujuan

1. Kerangka acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi Konsultan Pengawas yang memuat
masukan, azas, kriteria, keluaran dan proses yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta
diinterpretasikan ke dalam pelaksanaan tugas pengawasan.

2. Dengan penegasan ini diharapkan konsultan Pengawas dapat melaksanakan tanggung jawabnya
dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memadai sesuai KAK ini.

C. Latar Belakang

1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah merupakan bagian dari lingkup kegiatan di
lingkungan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh Tahun Anggaran 2014.

2. Pemegang mata anggaran adalah Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Pemerintahan Aceh yang
dibebankan pada DIPA Tahun Anggaran 2014.

D. Lingkup Pekerjaan.

1. Lingkup Pekerjaan adalah:


PENGAWASAN PEMBANGUNAN GEDUNG WORKSHOP ALAT MESIN PERTANIAN
KAB. ACEH TENGAH
2. Tahap Pengawasan yang akan dilaksanakan sebagai berikut:
A. Persiapan Pengawasan termasuk survey.
B. Penyusunan Laporan.
C. Penyusunan Rencana Anggaran Biaya.
D. Penyusunan Rencana Detail (Gambar Kerja, RKS, BQ, dan lain – lain).

II. KEGIATAN PENGAWASAN

Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Pengawas adalah berpedoman pada ketentuan
yang berlaku, khususnya Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara, Keputusan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor :45/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007, yang dapat meliputi tugas - tugas
perencanaan lingkungan, site/tapak bangunan, dan perencanaan fisik bangunan gedung negara yang terdiri dar :

A. Persiapan Pengawasan seperti mengumpulkan data dan informasi lapangan, membuat interpretasi secara
garis besar terhadap KAK, dan konsultasi dengan pemerintah daerah setempat mengenai peraturan
daerah/perijinan bangunan.

B. Menyusun Pra Rencana seperti rencana lay-out, pra rencana bangunan termasuk program dan konsep
rencana, perkiraan biaya.

C. Penyusunan pengembangan rencana, antara lain membuat:


1. Rencana exterior dan uraian konsep yang mudah dimengerti oleh pemberi tugas.
2. Rencana struktur, detail secara umum dan detail khusus, beserta uraian konsep dan
perhitungannya.
3. Perkiraan biaya.

D. Penyusunan rencana detail antara lain membuat :

1. Gambar - gambar detail exterior, detail struktur, detail sanitasi yang sesuai dengan gambar rencana
yang telah disetujui, rencana potongan tampang dan lainya yang dianggap perlu.
2. Rencana Kerja dan Syarat - syarat (RKS).
3. Rincian volume pelaksanaan pekerjaan, rencana anggaran biaya pekerjaan.
4. Laporan akhir perencanaan.

E. Mengadakan persiapan pelelangan, seperti membantu Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di dalam
menyusun dokumen pelelangan dan membantu Panitia Pengadaan menyusun program dan pelaksanaan
pengadaan pada saat aanwijzing.
F. Membantu Panitia Pengadaan pada waktu penjelasan pekerjaan, termasuk menyusun Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan, evaluasi penawaran, menyusun kembali dokumen pelelangan, dan melaksanakan
tugas – tugas yang sama apabila terjadi lelang ulang.

III. TANGGUNG JAWAB PENGAWASAN

A. Konsultan Pengawas bertanggung jawab secara profesional atas jasa pengawasan yang dilakukan sesuai
ketentuan dan kode tata laku profesi yang berlaku.

B. Secara umum tanggung jawab Konsultan adalah sebagai berikut:


1. Hasil karya pengawasan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan standar hasil karya
perencanaan yang berlaku.
2. Hasil karya pengawasan yang dihasilkan harus telah mengakomodasi batasan - batasan yang telah
diberikan oleh proyek, termasuk melalui KAK ini, seperti dari segi pembiayaan, waktu
penyelesaian pekerjaan dan mutu bangunan yang akan diwujudkan.
3. Hasil karya pengawasan yang dihasilkan harus telah memenuhi peraturan, standar, dan pedoman
teknis bangunan gedung yang berlaku untuk bangunan gedung pada umumnya dan yang khusus
untuk bangunan gedung negara.

IV. B I A Y A.
A. Biaya Pengawasan.

1. Besar biaya pekerjaan perngawasan untuk Konsultan Pengawasan mengikuti pedoman dalam
Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 45/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007,
Tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara yaitu :
a. Untuk pekerjaan standar berlaku maksimum sesuai yang tercantum dalam tabel A s/d tabel D,
b. Bila terdapat pekerjaan non standar, maka dihitung secara orang, bulan dan biaya langsung
yang dapat diganti, sesuai dengan ketentuan “billing rate” yang berlaku.
c. Pengaturan komponen pembiayaan pada butir a) dan b) diatas adalah dipisahkan antara
bangunan standar dan non standar serta harus terbaca dalam suatu rekapitulasi akhir yang
menyebut angka dan huruf.
d. Besarnya biaya Konsultan Pengawasan merupakan biaya tetap dan pasti.
e. Ketentuan pembiayaan lebih lanjut mengikuti surat perjanjian pekerjaan perencanaan yang
dibuat oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Konsultan Perencana.
2. Biaya pekerjaan Konsultan Pengawasan dan tata cara pembayaran diatur secara kontraktual
setelah melalui tahapan proses pengadaan konsultan perencana sesuai peraturan yang berlaku,
yang terdiri dari :
a. Honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang;
b. Materi dan penggandaan laporan;
c. Pembelian dan atau sewa peralatan;
d. Jasa dan over head Perencanaan;
e. Pajak dan iuran daerah lainnya.

B. Sumber Dana.

Sumber dana seluruh pekerjaan pengawasan dibebankan pada : DIPA Nomor : 2.01.2.01.01.02.42/2014
tanggal 02 Januari 2014 Tahun Anggaran 2014.

V. KELUARAN

Keluaran yang dihasilkan oleh Konsultan Pengawasan berdasarkan Kerangka Acuan Kerja ini adalah
lebih lanjut akan diatur dalam surat perjanjian, minimal meliputi :

A. Tahap Konsep Rencana Teknis


1. Konsep penyiapan rencana teknis, termasuk konsep organisasi, jumlah dan kualifikasi tim
perencana, metoda pelaksanaan, dan tanggung jawab waktu perencanaan.
2. Konsep skematik rencana teknis, termasuk program ruang, organisasi hubungan ruang, dan lain -
lain.
3. Laporan data dan informasi lapangan, termasuk hasil survey fisik dan data pengguna, peraturan-
peraturan, dan lain - lain.

B. Tahap Pra-rencana Teknis

1. Gambar - gambar Pra-rencana.


2. Perkiraan biaya pembangunan.
3. Garis besar rencana kerja dan syarat - syarat (RKS).
4. Hasil Konsultasi Rencana dengan Pengguna.

C. Tahap Pengembangan Rencana


1. Gambar pengembangan rencana exterior, struktur dan sanitasi.
2. Uraian konsep rencana dan perhitungan-perhitungan yang diperlukan.
3. Draft rencana anggaran biaya.
4. Draft rencana kerja dan syarat - syarat (RKS).

D. Tahap Rencana Detail


1. Gambar rencana teknis lantai jemur secara lengkap.
2. Rencana kerja dan syarat - syarat (RKS)
3. Bill Of Quantity ( BQ).
4. Rencana anggaran biaya (RAB).

E. Tahap Pelelangan
1. Dokumen tambahan hasil penjelasan pekerjaan.
2. Laporan bantuan teknis dan administratif pada waktu pelelangan.

VI. KRITERIA

A. Kriteria Umum

Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan perencana seperti yang dimaksud pada KAK harus
memperhatikan kriteria umum disesuaikan berdasarkan fungsi dan kompleksitas sesuai dengan fungsinya
yaitu:

1. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas:


a. Menjamin hasil perencanaan dapat dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya.
b. Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat dan lingkungan.

2. Persyaratan exterior dan Lingkungan:


a. Menjamin terwujudnya hasil perencanaan yang dapat memberikan keseimbangan dan
keserasian terhadap lingkungannya.
b. Menjamin pembangunannya dapat dilaksanakan dalam satu tahun anggarandan dapat
dimanfaatkan secara baik dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.

3. Persyaratan Struktur dan Sanitasi:


a. Menjamin hasil perencanaan dapat mendukung beban yang timbul akibat berat sendiri,
perilaku alam dan manusia;
b. Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda yang disebabkan oleh
perilaku pelaksanaan pembangunan yang akan dilaksanakan;
c. Menjamin perlindungan properti lainnya dari kerusakan fisik yang disebabkan oleh
kegagalan-kegagalan yang mungkin terjadi.

B. Kriteria Khusus

Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat-syarat yang khusus, spesifik berkaitan dengan
bangunan prasarana lingkungan yang akan direncanakan, baik dari segi fungsi khusus bangunan tersebut
dan segi teknis lainnya:
1. Kesatuan perencanaan exterior dan interior dengan lingkungan yang ada disekitar, seperti dalam
rangka implementasi penataan tata ruangan dan lingkungan.
2. Kesatuan perencanaan harus disesuaikan dengan bangunan-bangunan yang sudah ada.

VII. AZAS - AZAS

Selain dari kriteria diatas, dalam melaksanakan tugasnya Konsultan Perencana hendaknya memperhatikan
azas-azas bangunan sebagai berikut:

A. Semua perencanaan harus dapat fungsional, efisien, menarik tetapi tidak berlebihan.

B. Kreatifitas disain hendaknya tidak ditekankan pada kelatahan gaya dan kemewahan material, tetapi pada
kemampuan mengadakan sublimasi antara fungsi teknik dan fungsi sosial, terutama menyangkut funsional
dan fasilitas umum.

C. Dengan batasan tidak mengganggu produktifitas kerja, biaya investasi dan pemeliharaan bangunan
sepanjang umurnya, hendaknya diusahakan serendah mungkin.

D. Desain hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga pelaksanaan fisik dapat dilaksanakan dalamwaktu
yang pendek dan dapat dimanfaatkan secepatnya.

E. Bangunan hendaknya dapat meningkatkan kualitas lingkungan, dan menjadi acuan tata bangunan dan
lingkungan di sekitarnya.
VIII. PROSES PENGAWASAN

A. Dalam proses pengawasan untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang diminta, pada konsultan perencana
harus menyusun jadwal pertemuan berkala dengan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

B. Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk awal, antara dan pokok yang harus dihasilkan oleh
Konsultan sesuai dengan rencana keluaran yang ditetapkan dalam KAK ini.

C. Dalam melaksanakan tugas, konsultan harus selalu memperhitungkan bahwa waktu pelaksanaan pekerjaan
adalah mengikat.

D. Jangka waktu pelaksanaan, khususnya sampai diserahkannya dokumen perencanaan untuk siap
dilelangkan adalah : 30 (tiga puluh) Hari Kalender sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja.

IX. M A S U K A N

A. INFORMASI

1. Untuk melaksanakan tugasnya Konsultan Pengawasan harus mencari informasi yang dibutuhkan
selain dari informasi yang diberikan oleh Pemberi Tugas termasuk melalui Kerangka Acuan Kerja
ini.
2. Konsultan Pengawasan harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan dalam pelaksanaan
tugasnya, baik yang berasal dari Pemberi Tugas, maupun yang dicari sendiri. Kesalahan / kelalaian
pekerjaan pengawasan sebagai akibat dari kesalahan informasi menjadi tanggung jawab Konsultan
Pengawas.

B. TENAGA

Untuk melaksanakan pekerjaan, konsultan Perencana harus menyediakan tenaga ahli yang memenuhi
ketentuan pekerjaan, baik ditinjau dari segi lingkup kegiatan maupun tingkat kompleksitas pekerjaan.

Tenaga-tenaga ahli yang dibutuhkan dalam untuk masing-masing kegiatan perencanaan sekurang-
kurangnya terdiri dari :
1. Penanggung Jawab Proyek (Team Leader)

Team Leader adalah seorang teknik sipil yang sudah mempunyai pengalaman kerja dalam
memimpin tim untuk bekerja dan mampu berkomunikasi dengan direksi (Pejabat Pembuat
Komitmen) dalam menerima dan memberi masukan terkait dengan pekerjaan yang akan
dilaksanakan, jumlah tenaga yang diperlukan adalah 1 (satu) orang dengan lama masa kerja diatas 5
(lima) tahun. Team leader disini yang diinginkan mampu melaksanakan pekerjaan perencanaan yang
dibantu oleh tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu termasuk tenaga pendukung.

2. Tenaga Ahli Teknik Sipil

Tenaga AhliTeknik Sipil adalah seorangyang mampu dalam perencanaan yang berkaitan dengan
ilmu teknik sipilyang mempunyai pengalaman yang luas dalam merencanakan berbagai jenis
kegiatan perencanaan teknik sipil, dalam hal ini diperlukan seorang ahli teknik sipil yang
mempunyai pengalaman 1 s/d 5 tahun, jumlah tenaga yang diperlukan 1 (satu) orang

3. Tenaga Ahli Teknik Arsitektur

Tenaga Ahli Teknik Arsitektur adalah seorang yang mampu dalam perencanaan yang berkaitan
dengan ilmu teknik arsitektur yang mempunyai pengalaman yang luas dalam merencanakan
berbagai jenis kegiatan perencanaan dalam bidang arsitektur, dalam hal ini diperlukan seorang ahli
teknik arsitektur yang mempunyai pengalaman 1 s/d 5 tahun, jumlah tenaga yang diperlukan 1 (satu)
orang
4. Cost Estimate

Tenaga Ahli Teknik Sipil adalah seorang yang mampu dalam menghitung pembiaya yang
diperlukan untuk pelaksanaan pembangunan termasuk penyusuna jadwal pelaksanaan yang
mempunyai pengalaman yang luas dalam, dalam hal ini diperlukan seorang ahli teknik sipil (cost
estimate) yang mempunyai pengalaman 1 s/d 5 tahun, jumlah tenaga yang diperlukan 1 (satu) orang

5. Sub Profesional dan Supporting Staff

a. Juru Gambar / Drafman


Juru gambar / drafman adalah seorang tenaga kerja dari disiplin ilmu teknik sipil atau SMK
yang mampu menggambar sesuai arahan dari tenaga ahli atau team leader dalam bentuk digital
dengan menggunakan program AutoCad, jumlah tenaga yang diperlukan adalah 2 (dua) orang.

b. Staff Surveyor
Staf surveyor adalah tenaga kerja yang sudah berpengalaman dalam bekerja untuk
pengambilan data-data dilapangan yang berkaitan dengan data awal guna perencanaan
(termasuk pengukuran topografi), jumlah tenaga yang diperlukan adalah 1 (satu) orang dengan
disiplin ilmu (SMK/SMA/sederajat)

c. Operator Komputer
Operator Komputer adalah tenaga kerja yang sudah berpengalaman dalam bekerja untuk
mengimput data-data yang diserahkan oleh tenaga ahli guna analisis atau keperluannya lainnya
yang apabila sewaktu-waktu diperlukan. Jumlah tenaga yang diperlukan adalah 1 (satu) orang
dengan disiplin ilmu (SMK/SMA/sederajat)

d. Office Boy
Office Boy adalah tenaga kerja yang diperlukan untuk membantu melaksanakan tugas-tugas
kantor guna kelancaran tugas tenaga ahli dalam bekerja termasuk pembersihan dalam
lingkungan kantor setelah selesai bekerja, jumlah tenaga yang diperlukan adalah 1 (satu) orang
dengan disiplin ilmu (SMK/SMA/sederajat)

X. PROGRAM KERJA.

A. Konsultan Perencana harus segera menyusun program kerja minimal meliputi :


1. Jadwal kegiatan secara terperinci
2. Alokasi tenaga yang lengkap dengan tingkat keahliannya maupun jumlah tenaga yang diusulkan
Konsultan Perencana untuk melaksanakan tugas perencanaan, serta harus mendapat persetujuan dari
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
3. Konsep penanganan pekerjaan perencanaan.

B. Program kerja secara keseluruhan harus mendapatkan persetujuan dari Pemberi Tugas, setelah sebelumnya
dipresentasikan oleh Konsultan Perencana dan mendapatkan pandangan/pertimbangan teknis dari Pemberi
Tugas.

XI. PENUTUP

A. Setelah Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini diterima, maka konsultan hendaknya memeriksa semua bahan
masukan yang diterima dan mencari bahan masukan lain yang dibutuhkan.

B. Berdasarkan bahan-bahan tersebut konsultan agar menyusun program kerja guna pemasukan penawaran
dan akan dilaksanakan secara penunjukan langsung.
C. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini akan menjadi pedoman awal bagi konsultan untuk melaksanakan
pekerjaan perencanaan.

Demikian KAK ini disusun untuk dapat dilaksanakan dan dijadikan sebagai pedoman awal.

Anda mungkin juga menyukai