Anda di halaman 1dari 9

KERANGKA ACUAN KERJA

(KAK)

PEKERJAAN :

JASA KONSULTANSI PERENCANAAN


PEMBANGUNAN BALAI NIKAH DAN MANASIK HAJI
KUA KECAMATAN GADING CEMPAKA
KOTA BENGKULU

TAHUN ANGGARAN
2024
KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK )
PEKERJAAN
JASA KONSULTANSI PERENCANAAN
PEMBANGUNAN BALAI NIKAH DAN MANASIK HAJI
KUA KECAMATAN GADING CEMPAKA KOTA BENGKULU

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap Bangunan Gedung Negara harus di wujudkan dan dilengkapi dengan
peningkatan mutu atau kualitas, sehingga mampu memenuhi secara optimal fungsi
bangunannya dan dapat menjadi teladan bagi lingkungannnya serta memberi
kontribusi positif bagi perkembangan arsitektur di Indonesia.
Setiap bangunan Negara harus direncanakan dan dirancang dengan sebaik-
baiknya sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi
mutu, biaya dan kriteria administrasi bangunan negara.
Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Balai Nikah dan Manasik Haji
KUA Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu ini didasarkan pada kondisi yang
saat ini belum memiliki balai nikah Kecamatan yang memadai.
Pemberi jasa perencanaan untuk bangunan negara dan prasarana
bangunan perlu diarahkan secara baik dan menyeluruh sehingga mampu
menghasilkan karya perencanaan teknis bangunan yang memadai dan layak
diterima menurut kaedah, norma serta tata laku profesional.
Untuk mewujudkan hal tersebut maka dipandang perlu untuk melibatkan
Konsultan Perencana melakukan kajian teknis dan arsitektur guna menghasilkan
produk teknis yang sesuai dengan kebutuhannya dan persyaratan yang berlaku.

B. Maksud dan Tujuan


1. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi Konsultan Perencana
yang memuat masukan, azas, kriteria, proses dan keluaran yang harus dipenuhi
dan diperhatikan serta diinterprestasikan kedalam pelaksanaan tugas
perencanaan.
2. Dengan penugasan ini diharapkan Konsultan Perencana dapat melaksanakan
tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memenuhi
sesuai KAK ini.

C. Sasaran
Sasaran dari kegiatan ini adalah Perencanaan Pembangunan Balai Nikah
Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu sehingga nantinya gedung ini dapat
difungsikan sebagaimana mestinya.

D. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Balai Nikah dan
Manasik Haji KUA Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu antara lain :
1. Persiapan
2. Pengumpulan data lapangan :
a. Survey Pendahuluan
b. Survey Pengukuran Bangunan
3. Perencanaan Teknis
4. Pembuatan Spesifikasi Teknis
5. Penyusunan Engineering Estimate (EE), Bill of Quantity (BQ), Gambar Teknis
dan Detail Konstruksi.
6. Penyusunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)/Spesifikasi Teknis.
II. KEGIATAN PERENCANAAN
A. Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Perencana adalah
berpedoman pada ketentuan yang berlaku, khususnya teknis Pembangunan
Bangunan Gedung Negara, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :
22/PRT/M/2018 Tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung
Negara.
B. Lingkup Kegiatan tersebut antara lain adalah :
Untuk merencanakan penyelesaian pekerjaan Jasa Konsultansi Perencanaan
Pembangunan Balai Nikah dan Manasik Haji KUA Kecamatan Gading Cempaka
Kota Bengkulu ini, Konsultan Perencana harus dapat mengikuti proses dan lingkup
tugas yang harus dilaksanakan yang terdiri dari :
a. Persiapan perencanaan seperti mengumpulkan data dan informasi lapangan
yang ada termasuk melakukan pengukuran terhadap site, penyelidikan tanah
dan material serta membuat interpretasi secara garis besar terhadap KAK.
b. Penyusunan Konsepsi Desain termasuk program bangunan dan lingkungan
serta didetailkan ke dalam program ruang setiap bangunan yang direncanakan.
c. Tahap Pra-Perancangan yang lebih mendetailkan secara terukur terhadap hal-
hal yang sudah dikonsepsikan.
- Membuat gambar yang menjelaskan mengenai situasi, rancangan tapak,
denah, tampak dan potongan dari bagunan dan landscape.
- Membuat laporan teknis yang berisi penjelasan tentang pemilihan konsep
bangunan,
- Laporan Perkiraan Biaya (Engineer Estimate) berdasar perhitungan secara
detail.
d. Tahap Penyusunan Pengembangan Rencana, antara lain membuat :
- Rencana arsitektur, meliputi pembuatan Gambar Pengembangan yang
menjelaskan mengenai rancangan tapak, denah, tampak, potongan dan
detail detail utama, dengan menggambarkan program penggunaan ruangan
dengan melihat bangunan gedung serta lanscape secara keseluruhan
- Membuat garis besar spesifikasi teknis yang menjelaskan jenis, tipe dan
karakteristik material/bahan yang digunakan.
- Penajaman pra-perkiraan biaya (arsitektur, struktur, interior, mekanikal dan
elektrikal, arsitektur landscape) yang sesuai dengan konsep rancangan detail
yang ada.
e. Tahap Penyusunan Rencana Detail antara lain membuat :
- Gambar-gambar pelaksanaan detail arsitektur, detail struktur, detail utilitas
dan mekanikal elektrikal, arsitektur landscape serta interior yang sesuai
dengan gambar rencana yang telah disetujui.
- Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS/spesifikasi).
- Rencana Anggaran Biaya (RAB/Estimasi Biaya).
- Rincian volume pelaksanaan pekerjaan (BQ/Bill of Quantity)
- Seluruh dokumen yang dihasilkan digandakan sebanyak 5 (lima) eksemplar.
- Perencanaan teknis secara lengkap digandakan sebanyak 5 (lima)
eksemplar.
f. Tahap Pengadaan Jasa Konstruksi/Pemborongan, konsultan berkewajiban
membantu Panitia Pengadaan Jasa Konstruksi/Pemborongan dalam kegiatan
penjelasan pekerjaan (aanwijzing).

III. BIAYA
A. Biaya Perencanaan
1. Besarnya biaya pekerjaan perencanaan mengikuti pedoman dalam Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 22/PRT/M/2018 Tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara yaitu :
a. Untuk pekerjaan standar yang berlaku maksimum sesuai yang tercantum
dalam table A1, table B1 dan table D.
b. Bila terdapat pekerjaan non standar, maka dihitung secara orang-bulan dan
biaya langsung yang dapat diganti, sesuai dengan ketentuan billing rate
yang berlaku.
c. Pengaturan komponen pembiayaan pada butir a dan b diatas adalah
dipisahkan antara bangunan standar dan non-standar dan harus terbaca
dalam suatu rekapitulasi akhir yang menyebut angka dan huruf.
d. Besarnya biaya Konsultan Perencanaan merupakan biaya tetap dan pasti.
e. Ketentuan pembiayaan lebih lanjut mengikuti Surat Perintah Kerja (SPK)
Pekerjaan Perencanaan yang dibuat oleh Pemimpin Proyek/Bagian Proyek
dan Konsultan Perencana.
2. Biaya pekerjaan Perencanaan dan tata cara pembayaran diatur secara
kontraktual, meliputi komponen sebagai berikut :
a. Honorarium tenaga ahli, tenaga teknis dan tenaga penunjang (lembur
maupun tidak lembur),
b. Biaya ATK, cetak dan penggandaan, peralatan kantor,
c. Biaya sewa kendaraan (bila perlu),
d. Biaya peralatan lapangan,
e. Biaya Komunikasi
f. Biaya konsumsi rapat teknis,
g. Pajak, leges dan HO.
3. Pembayaran biaya Konsultan Perencanaan adalah berdasarkan prestasi
kemajuan pekerjaan Perencanaan dan dibayarkan bila progress pekerjaan telah
mencapai 100%.

B. Sumber Dana
Sumber dana Pekerjaan Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Balai
Nikah dan Manasik Haji KUA Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu ini
bersumber dari Dana APBN (SBSN) DIPA Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Bengkulu Nomor : 025.03.2.423393/2024 Tahun Anggaran 2024 dengan
perkiraan Biaya Perencanaan ini sebesar Rp.50.000.000,- (lima puluh juta
rupiah).

IV. TANGGUNG JAWAB PERENCANAAN


A. Konsultan Perencana bertanggung jawab secara professional atas jasa perencanaan
yang dilakukan sesuai ketentuan dan ketentuan kode tata laku profesi yang berlaku.
B. Secara umum tanggung jawab konsultan adalah minimal sebagai berikut :
1. Kesesuaian perencanaan pra design dengan keinginan dari owner dan
kebutuhan sesuai dengan kebutuhan dan alokasi ruang yang dibutuhkan agar
pada saat proses pembangunan dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
2. Pedoman, serta peraturan, standar dan pedoman teknis yang berlaku.
3. Kinerja perencanaan telah memenuhi standar hasil kerja perencanaan yang
berlaku.
4. Hasil evaluasi perencanaan dan dampak yang ditimbulkan.
C. Penanggung jawab profesional perencanaan adalah tidak hanya konsultan sebagai
suatu perusahaan, tetapi juga bagi para tenaga ahli profesional perencanaan yang
terlibat.

V. KRITERIA
A. Kriteria Umum
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan perencana harus
memperhatikan kriteria umum bangunan bangunan gedung disesuaikan
berdasarkan fungsi dan kompleksitas bangunan, yaitu :
1. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas :
a. Menjamin bangunan didirikan berdasarkan ketentuan tata ruang dan tata
bangunan yang ditetapkan di daerah yang bersangkutan.
b. Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya.
c. Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat dan lingkungan.
d. Sesuai dengan prinsip-prinsip anggaran belanja negara :
- Hemat, tidak mewah, efisien dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang
disyaratkan.
- Terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, program/kegiatan serta
fungsi.
- Semaksimal mungkin menggunakan hasil produksi dalam negeri dengan
memperhatikan kemampuan/potensi nasional, maka dalam perencanaan
pembangunan rumah jabatan ini konsultan perencana dapat
menterjemahkannya ke dalam tugas perencanaan ini.
2. Persyaratan Arsitektur dan lingkungan :
a. Menjamin terwujudnya bangunan yang didirikan berdasarkan karakteristik
lingkungan, ketentuan wujud bangunan dan budaya daerah, sehingga
seimbang, serasi dan selaras dengan lingkungannya.
b. Menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang dapat memberikan
keseimbangan dan keserasian bangunan terhadap lingkungannya.
c. Menjamin bangunan dibangun dan dimanfaatkan dengan tidak menimbulkan
dampak negatif terhadap lingkungan.
3. Persyaratan Struktur Bangunan :
a. Menjamin terwujudnya bangunan yang dapat mendukung beban yang timbul
akibat penggunaan sesuai fungsinya, akibat perilaku alam dan akibat
perilaku manusia.
b. Menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan kecelakaan atau luka
yang disebabkan oleh kegagalan struktur bangunan.
c. Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda yang
disebabkan oleh perilaku struktur.
d. Menjamin perlindungan properti lainnya dari kerusakan fisik yang disebabkan
oleh kegagalan struktur.
4. Persyaratan Sarana Jalan Masuk dan Keluar :
a. Menjamin terwujudnya bangunan yang mempunyai akses yang layak, aman
dan nyaman ke dalam bangunan dan fasilitas serta layanan di dalamnya,
b. Menjamin terwujudnya upaya melindungi penghuni dari kesakitan atau luka
saat evakuasi pada keadaan darurat,
c. Menjamin tersedianya aksesbilitas bagi penyandang cacat, khususnya untuk
bangunan fasilitas umum dan sosial.
5. Persyaratan Instalasi Listrik, Penangkal Petir dan Komunikasi :
a. Menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup dan aman dalam
menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan sesuai fungsinya,
b. Menjamin terwujudnya keamanan bangunan dan penghuninya dari bahaya
akibat petir,
c. Menjamin tersedianya sarana komunikasi yang memadai dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan sesuai dengan fungsinya.
6. Persyaratan Sanitasi dalam Bangunan :
a. Menjamin tersedianya sarana sanitasi yang memadai dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan sesuai dengan fungsinya,
b. Menjamin terwujudnya kebersihan, kesehatan dan memberikan kenyamanan
bagi penghuni bangunan dan lingkungan,
c. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan sanitasi
secara baik.
7. Persyaratan Ventilasi dan Pengkondisian Udara :
a. Menjamin terpenuhnya kebutuhan udara yang cukup, baik alami maupun
buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam bangunan
gedung sesuai dengan fungsinya,
b. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata udara
secara baik.
8. Persyaratan Pencahayaan :
a. Menjamin terpenuhnya kebutuhan pencahayaan yang cukup, baik alami
maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam
bangunan gedung sesuai dengan fungsinya,
b. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan pencahayaan
secara baik.
9. Persyaratan Kebisingan dan Getaran :
a. Menjamin terwujudnya kehidupan yang nyaman dari gangguan suara dan
getaran yang tidak diinginkan,
b. Menjamin adanya kepastian bahwa setiap usaha atau kegiatan yang
menimbulkan dampak negatif suara dan getaran perlu melakukan upaya
pengendalian pencemaran dan atau mencegah perusakan lingkungan.

B. Kriteria Khusus
Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat-syarat yang khusus,
spesifik berkaitan dengan yang akan direncanakan, baik dari segi fungsi khusus
bangunan, segi teknis lainnya, misalnya :
1) Dikaitkan dengan upaya pelestarian atau konservasi bangunan yang ada (jika
ada).
2) Kesatuan perencanaan bangunan dengan facade gedung, estetika dan lingkup
pelayanan yang ada di lingkungan sekitar, seperti dalam rangka implementasi
penataan bangunan dan lingkungan.
3) Solusi dan batasan-batasan kontekstual, seperti faktor sosial budaya setempat,
geografi klimatologi, dan lain-lain.

VI. AZAS-AZAS
Selain dari kriteria di atas, di dalam melaksanakan tugasnya konsultan Perencana
hendaknya memperhatikan azas-azas bangunan gedung negara sebagai berikut :
1. Bangunan gedung negara hendaknya fungsional, efisien, menarik tetapi tidak
berlebihan.
2. Kreatifitas desain hendaknya tidak ditekankan pada kelatahan gaya dan
kemewahan material,tetapi pada kemampuan mengadakan sublimasi antara fungsí
teknik dan fungsí sosial bangunan.
3. Dengan batasan tidak mengganggu produktivitas kerja, biaya investasi dan
pemeliharaan bangunan sepanjang umurnya hendaknya diusahakan serendah
mungkin.
4. Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga bangunan dapat
dilaksanakan dalam waktu yang pendek dan dapat dimanfaatkan secepatnya.
5. Bangunan gedung negara hendaknya dapat meningkatkan kualitas lingkungan dan
menjadi acuan tata bangunan dan lingkungan disekitarnya.

VII. PENDEKATAN METODOLOGI


1. Konsep Bangunan Pengembangan harus selaras/menyesuaikan dengan bangunan
di lingkungan sekitarnya.
2. Dalam perencanaan harus menyediakan fasilitas pengolahan limbah dan antisipasi
terhadap bahaya kebakaran serta bencana.

VIII. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


1. Dalam proses perencanaan untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang diminta,
Konsultan Perencana harus menyusun jadwal pertemuan berkala dengan
Pejabat Pembuat Komitmen dan Pengelola Kegiatan.
2. Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk awal, antara dan pokok
yang harus dihasilkan Konsultan sesuai dengan rencana keluaran yang
ditetapkan dalam KAK ini.
3. Dalam Melaksanakan Tugas, konsultan harus selalu memperhitungkan bahwa
waktu pelaksanaan pekerjaan adalah mengikat.
4. Jangka Waktu pelaksanaan, khususnya sampai diserahkannya dokumen
perencanaan untuk siap dilelangkan maksimal 30 (tiga puluh) hari kalender atau
1 Bulan sejak dikeluarkannya Kontrak/Surat Perintah Mulai Kerja.

IX. INFORMASI DAN TENAGA AHLI


A. Informasi
a) Untuk melaksanakan tugasnya konsultan Perencana harusnya mencari informasi
yang dibutuhkan selain dari informasi yang diberikan oleh Pengguna Anggaran
termasuk melalui KAK ini.
b) Konsultan Perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan
dalam pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari Pengguna Anggaran,
maupun yang dicari sendiri.
c) Kesalahan/kelalaian pekerjaan perencanaan sebagai akibat dari kesalahan
informasi menjadi tanggung jawab Konsultan Perencana.
d) Dalam hal ini infromasi yang diperlukan dan harus diperoleh untuk bahan
perencanaan diantaranya mengenai hal-hal sebagai berikut :
➢ Informasi tentang lahan, meliputi :
- Kondisi fisik lokasi seperti : luasan, batas-batas dan topografi
- Peruntukan tanah
- Koefisien dasar bangunan
- Koefisien lantai bangunan
➢ Pemakai bangunan :
- Struktur organisasi
- Jumlah personil-personil
- Kegiatan utama, penunjang, pelengkap
- Perlengkapan / peralatan khusus, jenis, berat dan dimensinya
➢ Kebutuhan bangunan :
- Program ruang
- Keinginan tentang organisasi / pemanfaatan ruang
- Keinginan tentang kemungkinan perubahan fungsi
- ruang/bangunan
➢ Keinginan-keinginan tentang utilitas bangunan seperti :
a. Air bersih :
• Kebutuhan (sekarang dan Kegiatan mendatang)
1. Sumber air, jaringan dan kapasitasnya
2. Air hujan dan air buangan :
- Letak saluran kota
- Cara pembuangan keluar tapak
• Air kotor dan sampah
b. Tata Udara/AC (bila dipersyaratkan)
c. Jaringan listrik :
- Kebutuhan daya
- Sumber daya dan spesifikasinya
- Cadangan apabila dibutuhkan (kapasitas, dan spesifikasi)
d. Jaringan komunikasi (telepon, telex, radio, intercom) :

B. Tenaga Ahli
Untuk melaksanakan tugasnya, konsultan perencana harus menyediakan tenaga
yang memenuhi kebutuhan proyek, baik ditinjau dari lingkup (besar) proyek maupun
tingkat kekomplekan pekerjaan.
Tenaga-tenaga ahli yang dibutuhkan dalam Pekerjaan Perencanaan Pembangunan
Aula Kejaksanaan Negeri Argamakmur ini minimal terdiri dari : (Kualifikasi masing-
masing tenaga ahli disesuaikan berdasarkan kebutuhan / kompleksitas proyek).
1. Tenaga Ahli / Profesional Staff, terdiri dari :
1) Team Leader, 1 orang, Pendidikan S1 Ahli Teknik Sipil/Arsitektur yang
memiliki sertifikat keahlian (SKA) Ahli Teknik Bangunan Gedung dari
dengan kualifikasi Muda dan berpengalaman pada bidangnya, minimal 2
(dua) tahun dan mampu memimpin tim serta mengendalikan pekerjaan
perencanaan teknis sehingga pekerjaan dapat selesai sesuai dengan
waktu yang ditentukan.
2. Tenaga Sub Profesional Staff dan Pendukung, terdiri dari :
1) Cost Estimator : 1 orang, Pendidikan Minimal S1 Teknik Sipil/D3/SMK-
Sederajat, yang berpengalaman pada bidang perhitungan biaya.
2) Surveyor, 2 orang pendidikan D3/SMK-Sederajat, yang berpengalaman
pada bidang Pengukuran dan pemetaan.
3) Cad operator, 1 orang pendidikan D3/ SMK-Sederajat, yang
berpengalaman pada bidang Gambar AutoCad.
4) Administrasi, 1 orang Pendidikan D3/SMA Sederajat, yang
berpengalaman pada bidang administrasi perkantoran.

X. KUALIFIKIKASI PERUSAHAAN
Persayaratan kualifikasi perusahaan adalah Klasifikasi Perencanaan Rekayasa
subklasifikasi Jasa Desain Arsitektur (AR 102) dan atau Jasa Desain Rekayasa Untuk
Konstruksi Pondasi Serta Struktur Bangunan (RE 102) yang dibuktikan dengan
kepemilikan Sertifikat Badan Usaha (SBU) dan Izin Usaha Jasa Konsultansi (IUJK) yang
masih berlaku.

XI. BIODATA PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


Nama : H. PAHRIZAL, S.Sos, M.Si
NIP : 19710807 199703 1 003
Jabatan : Analis Pengelola Keuangan APBN
Alamat : Jl. Basuki Rahmat No. 10 Bengkulu 38221

XII. PERALATAN MINIMAL


Konsultan perencana harus dapat menyediakan peralatan-peralatan minimal sebagai
berikut :
1. Laptop/Komputer 1 Unit;
2. Printer 1 Unit;
3. Alat ukur/meteran;
4. GPS;

XIII. KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan oleh Konsultan Perencana berdasarkan Kerangka Acuan
Kerja ini adalah :
A. Tahap Pra-Rencana Teknis (Produk Awal)
1. Rencana Kerja Konsultan/ Pemahaman terhadap pekerjaan
2. Konsep skematik rencana teknis, termasuk program ruang, organisasi hubungan
ruang dll.
B. Laporan Hasil Survei
C. Tahap Rencana Detail (produk akhir)
No Jenis Produk Banyak Eksemplar
• 1 Eks Kertas A4 Tanda Tangan Asli dan Cap
Basah
1. Bill Of Quantity (BoQ)
• 3 Eks Kertas A4 Tanda Tangan Copy dan
Cap Basah
• 1 Eks Kertas A4 Tanda Tangan Asli dan Cap
Rencana Anggaran Biaya Basah
2. (RAB) • 3 Eks Kertas A4 Tanda Tangan Copy dan
Cap Basah
• 1 Eks Kertas A4 Tanda Tangan Asli dan Cap
Rencana Kerja dan Syarat Basah
3. (RKS) • 3 Eks Kertas A4 Tanda Tangan Copy dan
Cap Basah
• 1 Eks Kertas A3 Tanda Tangan Asli dan Cap
Basah
4. DED (Gambar Rencana)
• 3 Eks Kertas A3 Tanda Tangan Copy dan
Cap Basah
Softcopy seluruh produk • 1 buah Flash Disk 64 Gb
5.
perencanaan

XI. PENUTUP
A. Setelah Kerangka Acuan Kerja ini diterima, konsultan hendaknya memeriksa semua
bahan masukan yang dibutuhkan.
B. Berdasarkan bahan-bahan tersebut, maka selanjutnya konsultan agar segera
menyusun program kerja untuk dibahas dengan PPK.

Dibuat di : Bengkulu
Tanggal : 18 Desember 2023

Mengetahui :
Pejabat Pembuat Komitmen

PAHRIZAL

Anda mungkin juga menyukai