Satuan Kerja / OPD : Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kab. Maros
Pekerjaan : Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Rekayasa-Jasa Nasihat dan Konsultansi
Jasa Rekayasa Konstruksi (DAK )
Lokasi : Kec. Bantimurung, Kab. Maros, Sulawesi Selatan
Sumber Dana : DAK
Tahun Anggaan : 2022
Waktu Pelaksanaan : 30 (tiga puluh) Hari Kalender
I. PENDAHULUAN
a. Umum
1. Setiap bangunan gedung negara harus diwujudkan dengan sebaik-baiknya, sehingga
mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya, andal dan dapat sebagai
teladan bagi lingkungannya, serta berkonstribusi positif bagi perkembangan
arsitektur di Indonesia.
2. Setiap bangunan gedung negara harus diawasi dengan sebaik-baiknya, sehingga
dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi mutu, biaya dan
kriteria administrasi bagi bangunan gedung negara.
3. Pemberi jasa pengawasan untuk bangunan gedung negara perlu diarahkan secara
baik dan menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan karya bangunan yang memadai
dan layak diterima menurut kaidah, norma serta tata laku profesional.
4. Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan perencanaan perlu disiapkan secara
matang sehingga memang mampu mendorong perwujudan karya perencanaanyang
sesuai dengan kepentingan proyek.
b. Maksud dan Tujuan
1. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi konsultan perencanaan
yang memuat masukan, azas, kriteria, keluaran dan proses yang harus dipenuhi dan
diperhatikan serta diinterpretasikan ke dalam pelaksanaan tugas perencanaan
pembangunan gedung kantor.
2. Dengan penugasan ini diharapkan konsultan perencanaan dapat melaksanakan
tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memadai sesuai
KAK ini.
c. Latar Belakang
1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah merupakan bagian lingkup Kegiatan pada
Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kab. Maros.
2. Pemegang Mata Anggaran adalah Pemerintah Kab. Maros yang dalam hal ini adalah
Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kab. Maros.
d. Lingkup Kegiatan
1. Lingkup Kegiatan adalah Perencanaan Kompleks Wisata Air Terjun Bantimurung.
IV. BIAYA
A. Biaya Perencanaan
1. Besarnya biaya pekerjaan perencanaan sudah tercantum dalam DIPA Dinas
Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kab. Maros yang telah mengikuti pedoman dalam
Peraturan Kepeutusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor :
897/KPTS/M/2017 tentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi
pada Jenjang Jabatan Tenaga Ahli untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi.
2. Biaya pekerjaan konsultan perencanaan dan tata cara pembayaran diatur secara
kontraktual setelah melalui tahapan proses pengadaan konsultan perencanaan sesuai
peraturan yang berlaku, yang terdiri dari :
a. Honorarium tenaga ahli dan penunjang
b. Materai dan penggandaan laporan
c. Pembelian dan atau sewa peralatan
d. Sewa Kendaraan
e. Biaya rapat-rapat
f. Perjalanan (lokal maupun luar kota)
g. Jasa dan overhead perencanaan
h. Pajak dan iuran daerah lainnya.
3. Pembayaran biaya konsultan perencanaan didasarkan pada prestasi kemajuan
pekerjaan perencanaan
B. Sumber Dana
Kegiatan Jasa Konsultansi Perencanaan ini dibiayai melalui sumber dana Dana Alokasi
Khusus (DAK) Kabupaten Maros Tahun Anggaran 2022 dengan anggaran sebesar
V. DATA PENUNJANG
1. Standar Teknis
Dalam kegiatan ini seperti yang dimaksud pada KAK ini, penyedia jasa harus
memperhatikan persyaratan-persyaratan serta ketentuan sebagai berikut:
a) Ketentuan tatabangunan
b) Ketentuan keandalan bangunan
c) Ketentuan bangunan Gedung di atas dan/atau di dalam tanah, dan/atau air
2. Adapun standar teknis dalam melaksanakan kegiatan kontruksi ini menggunakan daftar
refernsi teknis sebagai dasar pelaksanaan:
a) Peraturan Pemerintah RI No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
b) Peraturan Pemerintah RI No. 16 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
c) Peraturan Pemerintah RI No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan;
d) Peraturan Presiden No. 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung
Negara;
e) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 29/PRT/M/2006 tentang Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung;
f) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman
Persyaratan Teknis Bangunan Gedung ;
g) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 30/PRT/M/2007 tentang Pedoman rencana
Tata Bangunan;
h) Peraturan Daerah setempat tentang Bangunan Gedung.
3. Konsultan Perancang/Perencana harus melakukan Studi literature baik aspek teknis
substansi maupun kebijakan dan peraturan yang terkait dengan perencanaan,
perancangan persyaratan teknis, dan peraturan – peraturan lainnya terkait perencanaan
bangunan.
4. Konsultan Perancang/Perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan
dalam pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari Kegiatan/ Bagian Kegiatan maupun
yang dicari sendiri. Kesalahan/kelalaian pekerjaan sebagai akibat dari kesalahan informasi
menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari Konsultan Perencana.
5. Standar Teknis yang berlaku di Indonesia yang berkaitan dengan kegiatan jasa konsultansi
konstruksi dan konstruksi bangunan dan atau yang dijadikan rujukannya.
6. Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi pekerjaan jasa Perancang/Perencana
berkewajiban untuk menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih
pengetahuan kepada personel satuan kerja Pejabat Penandatanganan Kontrak.
7. Referensi Hukum
a) Peraturan Pemerintah RI No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan
VI. KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan oleh konsultan perencanaan berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK)
ini adalah lebih lanjut akan diatur dalam surat perjanjian, yang minimal meliputi :
A. Tahap Konsep Rencana Teknis
1. Konsep Penyiapan Rencana Teknis, termasuk konsep organisasi, jumlah dan
kualifikasi tim perencana, metode pelaksanaan, dan tanggung jawab waktu
perencanaan.
2. Konsep Skematik rencana teknis, termasuk program ruang, organisasi hubungan
ruang dan lain-lain.
3. Laporan data dan informasi lapangan, termasuk penyelidikan tanah sederhana,
keterangan rencana kota dan lain-lain.
B. Tahap Pra-Rencana Teknis
1. Gambar-gambar rencana tapak / Site.
2. Gambar-gambar pra-rencana bangunan.
3. Perkiraan biaya pembangunan.
4. Garis besar rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).
5. Hasil konsultasi rencana dengan pemerintah kabupaten/kota setempat.
6. Gambar Perspektif / 3D.
VII. KRITERIA
A. Kriteria Umum
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan perencanaan seperti yang dimaksud
pada KAK harus memeperhatikan kriteria umum bangunan disesuaikan berdasarkan
fungsi dan kompleksitas bangunan, yaitu :
1. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas.
a. Menjamin bangunan gedung didirikan berdasarkan ketentuan tata ruang dan
tata bangunan yang ditetapkan didaerah yang bersangkutan
b. Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya.
c. Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat dan lingkungannya.
2. Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan.
a. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang didirikan berdasarkan
karakteristik lingkungan, ketentuan wujud bangunan, dan budaya daerah,
sehingga seimbang serasi dan selaras dengan lingkungannya (fisik, sosial dan
budaya)
b. Menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang dapat memberikan keseimbangan
dan keserasian bangunan terhadap lingkungannya.
c. Menjamin bangunan gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
3. Persyaratan Struktur Bangunan.
a. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung beban yang
timbul akibat perilaku alam dan manusia
b. Menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan kecelakaan atau luka yang
disebabkan oleh kegagalan struktur bangunan.
c. Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda yang
disebabkan oleh perilaku struktur
d. Menjamin perlindungan property lainnya dari kerusakan fisik yang disebabkan
oleh kegagalan struktur.
VIII. AZAS-AZAS
Selain dari cerita diatas, didalam melaksanakan tugasnya konsultan perencana hendaknya
memperhatikan azas-azas bangunan gedung negara sebagi berikut :
a. Bangunan gedung negara hendaknya fungsional, efisien, menarik tetapi tidak berlebihan.
b. Kreatifitas desain hendaknya tidak ditekankan pada kelatahan gaya dan kemewahan
material, tetapi pada kemampuan mengadakan sublimasi antara fungsi teknik dan fungsi
sosial bangunan, terutama sebagai bangunan pelayanan kepada masyarakat.
c. Dengan batasan tidak mengganggu produktivitas kerja, biaya investasi dan pemeliharaan
bangunan, hendaknya diusahakan serendah mungkin.
d. Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga bangunan dapat
dilaksanakan dalam waktu yang pendek dan dapat dimanfaatkan secepatnya.
e. Bangunan Gedung negara hendaknya dapat meningkatkan kualitas lingkungan, dan
menjadi acuan tata bangunan dan lingkungan disekitarnya.
X. MASUKAN
A. Informasi
1. Untuk melaksanakan tugasnya konsultan perencana harus mencari informasi yang
dibutuhkan selain dari informasi yang diberikan oleh Pejabat Pembuat Komitmen
termasuk melalui KAK ini.
2. Konsultan Perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan dalam
pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari Pejabat Pembuat Komitmen maupun
yang dicari sendiri. Kesalahan / kelalaian pekerjaan perencanaan sebagai akibat dari
kesalahan informasi menjadi tanggung jawab konsultan perencana.
B. Tenaga / Personil
Tenaga ahli yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah :
Pendidikan Pengalaman Jumlah SKA (Kualifikasi
No. Posisi
Minimal (Tahun) Org Minimal)
Team Leader Ahli Arsitek
1 S1 – Arsitektur 5 1
(Ahli Arsitektur) (Muda)
Ahli Teknik
2 Ahli Sipil S1 – Teknik Sipil 3 1 Bangunan Gedung
(Muda)
Tenaga Pendukung :
Pengalaman Jumlah
No. Posisi Pendidikan Minimal Ket.
(Tahun) Org
D3 – Teknik
1 Drafter CAD 3 2 -
Arsitektur/Sipil
D3 – Teknik
2 Surveyor 3 1 -
Arsitektur/Sipil
3 Administrasi D3 – Komputer 3 1 -
C. Program Kerja
A. Konsultan Perencana harus segera menyusun program kerja minimal meliputi :
1. Jadwal kegiatan secara detail
2. Alokasi tenaga yang lengkap (disiplin dan keahliannya). Tenaga-tenaga yang
diusulkan oleh konsultan perencana harus mendapatkan persetujuan dari
PejabatPembuatKomitmen
3. Konsep penanganan pekerjaan perencanaan.
B. Program kerja secara keseluruhan harus mendapatkan persetujuan dari Pengguna
Anggaran, setelah sebelumnya dipresentasikan oleh konsultan perencanaan dan
mendapatkan pendapat teknis dari Pengelola Proyek.
M. FERDIANSYAH, S.IP
NIP. 19750921 199412 1 001