Anda di halaman 1dari 57

BIDANG SUMBER DAYA KESEHATAN

DINAS KESEHATN KABUPATEN TANAH DATAR

TINJAUAN TEKNIS
PEMBANGUNAN
FASYANKES
PEDOMAN ;
• UNTUK PUSKESMAS : PERMENKES NOMOR 43
TAHUN 2019 TENTANG PUSKESMAS
• UNTUK RUMAH SAKIT :
1. PERMENKES NOMOR 24 TAHUN 2016
TENTANG PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN
DAN PRASARANA RUMAH SAKIT
2. PERMENKES NOMOR 3 TAHUN 2020 TENTANG
KLASIFIKASI DAN PERIZINAN RUMAH SAKIT
PERMENKES NOMOR 43 TAHUN
2019 TENTANG PUSAT
KESEHATAN MASYARAKAT

BAB III. PERSYARATAN


Pasal 10
(1) Lokasi pendirian Puskesmas harus memenuhi persyaratan:
a. Geografis
b. Aksesibilitas untuk jalur transportasi
c. Kontur tanah
d. Fasilitas parkir
e. Fasilitas keamanan
f. Ketersediaan utilitas publik
g. Pengelolaan kesehatan lingkungan
BAB III. PERSYARATAN
Pasal 10
(2) Selain persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
pendirian Puskesmas harus memperhatikan ketentuan teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 22/PRT/M/2018 tentang

Pembangunan
Bangunan Gedung Negara
DEFINISI
Bangunan Gedung Negara adalah bangunan
gedung untuk keperluan dinas yang menjadi
barang milik negara/daerah dan diadakan dengan
sumber pembiayaan yang berasal dari dana APBN,
dan/atau APBD, atau perolehan lainnya yang sah.

Pembangunan Bangunan Gedung Negara adalah kegiatan


mendirikan Bangunan Gedung Negara yang
diselenggarakan melalui tahap perencanaan teknis,
pelaksanaan konstruksi, dan pengawasannya, baik
merupakan pembangunan baru, perawatan bangunan
gedung, maupun perluasan bangunan gedung yang sudah
ada, dan/atau lanjutan pembangunan bangunan gedung.
TUJUAN

a. mewujudkan Bangunan Gedung Negara yang sesuai


dengan fungsinya;
b. memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan,
kenyamanan, kemudahan, efisien dalam penggunaan
sumber daya, serasi dan selaras dengan
lingkungannya; dan
c. mewujudkan penyelenggaraan Bangunan Gedung
Negara yang tertib, efektif, dan efisien.
PERSYARATAN
ADMINISTRATIF
1. Status Hak Atas Tanah dan/atau izin
pemanfaatan
2. Status Kepemilikan Bangunan Gedung
(SKBG)
3. Izin Mendirikan Bangunan Gedung (IMB),
termasuk dokumen AMDAL
4. Dokumen Pendanaan
5. Dokumen Perencanaan
6. Dokumen Pembangunan
7. Dokumen Pendaftaran
PERSYARATAN TEKNIS
1. TATA BANGUNAN 4. STANDAR LUAS
 peruntukan dan intensitas  Gedung Kantor : rata-rata 10 m2/
bangunan personel
 wujud / arsitektur bangunan  Rumah Negara : tipe didasarkan pada
dan lingkungan tingkat jabatan dan golongan penghuni
 dampak lingkungan  Bangunan Gedung Negara lainnya :
2. KEANDALAN BANGUNAN mengikuti ketentuan yg ditetapkan oleh
menteri yang bersangkutan
 keselamatan
 kesehatan 5. STANDAR JUMLAH LANTAI
 kemudahan/aksesibilitas  Jumlah lantai BGN maks. 8 lantai (>8 lt
 kenyamanan hrs dgn persetujuan menteri)
 Basemen maks. 3 lapis
3. KLASIFIKASI
 Rumah Negara  maks. 2 lantai
 Bangunan Sederhana
 Bangunan Tidak Sederhana
 Bangunan Khusus
KLASIFIKASI
Berdasarkan KOMPLEKSITAS

Sederhana: BGN • BG Kantor dan BGN lainnya dengan jumlah lantai sd. 2
lantai
dengan teknologi- • BG Kantor dan BGN lainnya dengan luas sd. 500m2
spesifikasi • Rumah Negara Tipe C,D, dan E

sederhana

• BG kantor dan BGN lainnya dengan jumlah lantai


KLASI Tidak Sederhana: lebih dari 2 (dua) lantai;
BGN dengan • BG kantor dan BGN lainnya dengan luas lebih dari 500
FIKAS teknologi-spesifikasi m2; dan

I Rumah Negara meliputi Rumah Negara Tipe A dan



tidak sederhana Tipe B.

Khusus: BGN • BGN yang memiliki persyaratan khusus, serta dalam


perencanaan dan pelaksanaannya memerlukan
dengan fungsi, penyelesaian atau teknologi khusus;
teknologi, dan • BGN yang mempunyai tingkat kerahasiaan tinggi
spesifikasi khusus untuk kepentingan nasional;
• BGN yang penyelenggaraannya dapat membahayakan
masyarakat disekitarnya; dan/atau
• BGN yang mempunyai resiko bahaya tinggi.
BIAYA PERENCANAAN
TEKNIS
tahap konsepsi perancangan : 10%

tahap pra rancangan : 20%

tahap pengembangan rancangan :


BIAYA 25%
PERENCANAA
N TEKNIS tahap rancangan detail (gambar
detail, RKS & RAB) : 25%

tahap pelelangan konstruksi : 5%


dihitung berdasarkan persentase
terhadap biaya pelaksanaan konstruksi
sesuai dengan klasifikasi Bangunan
Gedung Negara. tahap pengawasan berkala : 15%
BIAYA MANAJEMEN
KONSTRUKSI
Persiapan / pengadaan penyedia jasa
perencana : 5%

reviu rencana teknis s.d serah terima


dok, perencanaan : 10%

BIAYA pelelangan penyedia jasa pelaks.


konstruksi fisik : 5%
MANAJEMEN
KONSTRUKSI pengawasan teknis pelaksanaan
konstruksi fisik (berdasarkan prestasi
pek. konstruksi fisik) s.d serah terima
pertama (PHO) pekerjaan konstruksi :
70%
dihitung berdasarkan persentase
terhadap biaya pelaksanaan konstruksi
sesuai dengan klasifikasi Bangunan pemeliharaan s.d serah terima akhir
Gedung Negara.
(FHO) pekerjaan konstruksi : 10%
BIAYA PENGELOLAAN
KEGIATAN
honorarium staf dan panitia lelang;

perjalanan dinas;

rapat;

BIAYA proses pelelangan;


PENGELOLAAN
bahan & alat yang berkaitan dengan pengelolaan
KEGIATAN kegiatan sesuai dgn pentahapannya;

penyusunan laporan;

dihitung berdasarkan persentase dokumentasi;


terhadap biaya pelaksanaan konstruksi
sesuai dengan klasifikasi Bangunan
Gedung Negara. persiapan & pengiriman kelengkapan
administrasi atau dokumen pendaftaran BGN.
BIAYA PEMBANGUNAN
BANGUNAN GEDUNG
pekerjaan struktur
NEGARA
pekerjaan arsitektur
Biaya Standar
(berdasarkan Standar
harga satuan, koefisien, pekerjaan perampungan
luas bangunan)

pekerjaan utitiltas
BIAYA
KONSTRUKSI perizinan selain IMB
FISIK
penyiapan dan pematangan
Biaya lahan
Nonstandar peningkatan arsitektur-
(berdasarkan kebutuhan struktur
nyata & harga pasar
wajar dgn MAKS. total
150% biaya standar) green building

Kelengkapan BG (pekerjaan
ME)
BIAYA PERAWATAN
Biaya perawatan BGN dihitung berdasarkan
TINGKAT KERUSAKAN pada bangunan, yaitu:
o Kerusakan Ringan: biaya perawatan maks.
30% biaya pembangunan tahun berjalan
o Kerusakan Sedang: biaya perawatan maks.
45% biaya pembangunan tahun berjalan
o Kerusakan Berat: biaya perawatan maks.
65% biaya pembangunan tahun berjalan
Tingkat kerusakan dikonsultasikan terlebih
dahulu kepada Direktorat BPB, DJCK (tingkat
nasional) atau OPD setempat pembina
bangunan gedung (provinsi / kabupaten /kota).
Biaya perawatan BGN yang termasuk kategori
bangunan cagar budaya, besarnya biaya
perawatan dihitung sesuai dengan kebutuhan
nyata.
TAHAPAN PEMBANGUNAN

TAHAPAN PEMBANGUNAN DOK.


 Perencanaan teknis PEMBA-
 Pelaksanaaan konstruksi NGUNAN
DIPA/  Pengawasan teknis
DPA

PASCA KONSTRUKSI
Kegiatan persiapan untuk
PERSIAPAN mendapatkan:
 Rencana kebutuhan • Status barang dari
 Rencana pendanaan pengelola barang
 Rencana penyediaan • SLF
dana • Pendaftaran BGN
DOK.
PENDAF-
TARAN
PERSIAPAN
RENCANA PERSETUJUAN
KEBUTUHAN
PEMBANGUNAN
1. Menteri Keuangan (APBN),
2. Menteri Dalam Negeri (APBD Provinsi)
3. Gubernur (APBD Kab./Kota)

RENCANA a. klasifikasi bangunan


PENDANAAN REKOMENDASI gedung;
Diprogramkan b. luas bangunan;
1. Menteri PUPR
dalam RPJM (APBN), c. jumlah lantai;
2. Menteri Dalam d. rincian komponen biaya
Negeri (APBD pembangunan;
Provinsi)
3. Gubernur (APBD e. tahapan pelaksanaan
Kab./Kota) pembangunan

RENCANA Rencana kerja


PENYEDIAAN dan anggaran
DANA (RKA)
Pentahapan Pembangunan
Pembangunan Bangunan Gedung Negara yang tidak dapat diselesaikan
dalam 1 (satu) tahun anggaran karena kondisi tertentu, dilakukan
dengan proyek tahun jamak (multiyears project).

KONDISI TERTENTU: PEDOMAN PENTAHAPAN PEMBANGUNAN:


a. kompleksitas atau a. penyusunan seluruh dokumen perencanaan
spesifikasi; teknis selesai di tahun pertama;
b. besaran kegiatan; b. pelaksanaan fondasi dan struktur bangunan
c. ketersediaan anggaran. keseluruhan diselesaikan pada tahun anggaran
yang sama; dan/atau
c. pelaksanaan sisa pekerjaan diselesaikan pada
tahun anggaran selanjutnya.

Dalam hal pelaksanaan proyek tahun jamak tidak dapat dilakukan dengan
pentahapan, untuk efektifitas dan efisiensi harus dilaksanakan dengan
kontrak tahun jamak
PENDAPAT TEKNIS PERSETUJUAN (Menteri
(Menteri PUPR/ Kepala Keuangan / Kepala daerah
OPD Pembina BG) bersama DPRD)
PERENCANAAN TEKNIS
1. data dan informasi;
KONSEPSI RANCANGAN 2. analisis;
3. dasar pemikiran dan pertimbangan perancangan;
4. program ruang;
10% 5. organisasi hubungan ruang;
6. skematik rencana teknis; dan
7. sketsa gagasan.

1. pola, gubahan, dan bentuk arsitektur yang Value Engineering u/


PRA RANCANGAN diwujudkan dalam gambar pra rancangan bangunan gedung >
2. nilai fungsional dalam bentuk diagram; dan 12.000m2 atau >8lt, (VE
20% 3. aspek kualitatif serta aspek kuantitatif, baik dalam selama 40 jam)
bentuk laporan tertulis dan gambar

1. pengembangan arsitektur (gambar rencana arsitektur, uraian konsep dan visualisasi desain
PENGEMBANGAN 2D dan 3D)
RANCANGAN 2. sistem struktur, uraian konsep dan perhitungannya;
3. sistem mekanikal, elektrikal termasuk IT, sistem pemipaan (plumbing), tata lingkungan
25% 4. penggunaan bahan bangunan secara garis besar
5. perkiraan biaya konstruksi

1. Gambar detail arsitektur, struktur, utilitas dan lansekap DED


RANCANGAN DETAIL 2. RKS
3. Rincian volumen pekerjaan dan RAB (EE)
25% 4. Laporan Perencanaan

PELELANGAN KONSTRUKSI 5%
Laporan akhir pekerjaan perencanaan :
PENGAWASAN BERKALA 1. dokumen perencanaan teknis;
2. laporan pengadaan penyedia jasa pelaksanaan konstruksi fisik;
3. laporan penyelenggaraan paket lokakarya Value Engineering, jika terdapat kegiatan VE;
15% 4. surat penjaminan atas kegagalan bangunan dari penyedia jasa perencanaan konstruksi;
5. laporan akhir pengawasan berkala termasuk perubahan perancangan.
DOKUMEN PERENCANAAN TEKNIS
a. laporan konsepsi perancangan;
b.dokumen pra rancangan;
c. dokumen pengembangan rancangan;
d.dokumen rancangan detail (DED);
e. laporan kegiatan lokakarya rekayasa nilai atau value
engineering (VE) untuk kegiatan yang diwajibkan;
f. reviu desain untuk kegiatan yang memerlukan
penyedia jasa manajemen konstruksi;
g.kontrak kerja perencana konstruksi; dan
h. kontrak kerja manajemen konstruksi untuk kegiatan
yang memerlukan penyedia jasa manajemen
konstruksi
PELAKSANAAN
KONSTRUKSI
merupakan tahap perwujudan dokumen DILAKUKAN OLEH PENYEDIA
perencanaan menjadi bangunan gedung yang JASA KONSTRUKSI`
siap dimanfaatkan.
berupa kegiatan: harus mendapatkan
a. pembangunan baru; pengawasan teknis oleh
b. perluasan; penyedia jasa pengawasan
c. lanjutan pembangunan bangunan gedung konstruksi atau penyedia jasa
yang belum selesai; dan/atau manajemen konstruksi, dan
d. pembangunan dalam rangka perawatan pengawasan berkala oleh
(rehabilitasi, renovasi, dan restorasi) penyedia jasa perencanaan
termasuk perbaikan sebagian atau seluruh konstruksi.
bangunan gedung.
dokumen pelaksanaan
meliputi: konstruksi
a. pelaksanaan konstruksi sampai dengan
serah terima pertama (Provisional Hand
Over/PHO) pekerjaan; dan
b. pelaksanaan pemeliharaan pekerjaan
konstruksi sampai dengan serah terima
akhir (Final Hand Over/FHO) pekerjaan.
DOKUMEN PELAKSANAAN KONSTRUKSI
a. semua berkas perizinan yang diperoleh pada saat pelaksanaan konstruksi fisik,
termasuk IMB;
b. as built drawings;
c. kontrak kerja pelaksanaan konstruksi fisik, pekerjaan pengawasan atau manajemen
konstruksi beserta segala perubahan atau addendumnya;
d. laporan pelaksanaan (harian, mingguan, bulanan, laporan akhir pengawasan teknis
termasuk laporan uji mutu dan laporan akhir pekerjaan perencanaan);
e. berita acara pelaksanaan konstruksi yang terdiri atas perubahan pekerjaan,
pekerjaan tambah /kurang, serah terima pertama (PHO) dan serah terima akhir
(FHO) dilampiri dengan berita acara pelaksanaan pemeliharaan pekerjaan konstruksi,
pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain yang berkaitan dengan pelaksanaan
konstruksi fisik;
f. kontrak kerja perencanaan konstruksi;
g. hasil pemeriksaan kelaikan fungsi (commisioning test);
h. foto-foto dokumentasi setiap tahapan kemajuan fisik;
i. dokumen K3 atau SMK3;
j. manual operasi dan pemeliharaan bangunan gedung, termasuk peralatan dan
perlengkapan MEP;
k. garansi atau surat jaminan peralatan dan perlengkapan MEP;
l. sertifikat Bangunan Gedung Hijau (BGH), dalam hal ditetapkan sebagai BGH;
m. surat penjaminan atas kegagalan bangunan dari penyedia jasa pelaksanaan
konstruksi dan penyedia jasa pengawasan teknis.
PENGAWASAN TEKNIS
Oleh PENYEDIA JASA Meliputi kegiatan: rekomendasi
MANAJEMEN KONSTRUKSI a. pengendalian waktu; kelaikan fungsi
(MK), atau PENYEDIA JASA b. pengendalian biaya; bangunan gedung
c. pengendalian pencapaian sasaran fisik sesuai dengan
PENGAWASAN KONSTRUKSI (kuantitas dan kualitas); dokumen IMB kepada
d. tertib administrasi Pembangunan PA untuk pengurusan
Bangunan Gedung Negara. SLF

Meliputi pengawasan :
a. tahap perencanaan (jika menggunakan MK);
b. persiapan konstruksi;
c. tahap pelaksanaan konstruksi s.d serah terima pertama (PHO) pekerjaan konstruksi;
d. tahap pemeliharaan pekerjaan konstruksi s.d serah terima akhir (FHO) pekerjaan konstruksi.

PENYEDIA JASA MANAJEMEN KONSTRUKSI


1. BGN klasifikasi tidak sederhana, jumlah lantai > 4 lantai dan luas bangunan > 5.000 m2 untuk
pembangunan baru, perluasan dan/atau lanjutan pembangunan bangunan gedung; `
2. perawatan Bangunan Gedung Negara kecuali Rumah Negara untuk tingkat kerusakan berat dan
perawatan terkait keselamatan bangunan;
3. Bangunan Gedung Negara klasifikasi bangunan khusus;
4. melibatkan lebih dari satu penyedia jasa, baik perencanaan maupun pelaksana konstruksi;
5. pelaksanaannya lebih dari satu tahun anggaran dengan menggunakan kontrak tahun jamak.
PASCA KONSTRUKSI
Penetapan status Bangunan Gedung Negara sebagai barang milik negara dilakukan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang barang milik negara
atau daerah

Penerbitan sertifikat laik fungsi dilakukan sesuai


ketentuan peraturan perundang-undangan

Pendaftaran sebagai Pendaftaran dilakukan oleh K/L atau OPD Pengguna Anggaran
Bangunan Gedung Negara kepada:
a. Menteri melalui Dirjen Cipta Karya untuk BGN dengan sumber
Surat Keterangan Bukti pembiayaan dari APBN yang akan menjadi BMN, yang
Pendaftaran Bangunan dilaksanakan di tingkat pusat, termasuk perwakilan RI di luar
Gedung Negara dengan negeri; atau
diberikan Huruf Daftar b. Gubernur / bupati / walikota melalui OPD yang bertanggung
Nomor (HDNo) jawab dalam pembinaan BGN, untuk BGN dengan sumber
pembiayaan dari APBD yang akan menjadi Barang Milik Daerah.
PUSKESMAS BATIPUH
SELATAN
Puskesmas Tanjung Emas
Puskesmas Sungai Tarab I
Puskesmas Sungai Tarab II
Puskesmas Lima Kaum II
Puskesmas Batipuh I
Puskesmas Tanjung Baru
PUSTU TARATAK XII NAGARI
ATAR KEC. PADANG GANTING
RUMAH DINAS PKM LINTAU BUO
UTARA I
PENYELENGGARAAN
PEMBANGUNAN TERTENTU
Penyelenggaraan pembangunan tertentu
Bangunan Gedung Negara terdiri atas:
1. pembangunan Bangunan Gedung
Negara dengan desain berulang;
2. pembangunan Bangunan Gedung
Negara dengan desain purwarupa
(prototype);
3. pembangunan Bangunan Gedung
Negara terintegrasi;
4. pemeliharaan dan/atau perawatan
Bangunan Gedung Negara.
DESAIN BERULANG
Merupakan penggunaan secara berulang terhadap produk
desain yang sudah ada yang dibuat oleh penyedia jasa
perencanaan yang sama, dan telah ditetapkan sebelumnya
dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK).
Pelaksanaan pembangunan dengan desain berulang
terdiri atas:
a. desain berulang total; dan
b. desain berulang parsial.
Biaya perencanaan untuk desain berulang diperhitungkan
terhadap komponen biaya perencanaan sebagai berikut:
a. pengulangan pertama sebesar 75%
b. pengulangan kedua sebesar 65%
c. pengulangan ketiga dan pengulangan seterusnya
masing-masing sebesar 50%
DESAIN PROTOTYPE
Penggunaan desain purwarupa (prototype) ditetapkan
oleh:
1. Dirjen CK (APBN)
2. Gubernur (APBD Provinsi)
3. Bupati/Walikota (APBD Kabupaten/kota)
Desain puwarupa meliputi:
a. Rumah Negara yang berbentuk rumah tinggal tunggal
atau rumah susun;
b. gedung kantor sederhana dan tidak sederhana;
c. gedung SD, SMP, SMA/SMK, Kejuruan atau yang
sederajat; dan
d. gedung fasilitas kesehatan.
Biaya penyesuaian perencanaan teknis desain purwarupa
oleh penyedia jasa sebesar 50% dari biaya perencanaan,
Biaya penyesuaian oleh Dit. BPB atau OPD paling banyak
60% dari biaya perencanaan penyesuaian oleh penyedia
jasa perencanaan konstruksi
PEMELIHARAAN DAN/ATAU
PERAWATAN
Pemeliharaan bangunan merupakan usaha
mempertahankan kondisi bangunan dan upaya untuk
menghindari kerusakan komponen atau elemen
bangunan agar tetap memenuhi persyaratan laik fungsi.
Perawatan bangunan merupakan usaha memperbaiki
kerusakan yang terjadi agar bangunan dapat berfungsi
dengan baik sebagaimana mestinya.
Pemeliharaan dan/atau perawatan dilaksanakan dengan
mempertimbangkan:
a. umur bangunan;
b. penyusutan;
c. kerusakan bangunan.
Biaya pemeliharaan ditetapkan paling banyak 2% dari
harga standar per m2 (meter persegi) tertinggi tahun
berjalan
UMUR BANGUNAN DAN
PENYUSUTAN
• Umur bangunan merupakan jangka waktu
bangunan gedung masih tetap memenuhi fungsi
dan keandalan bangunan, sesuai dengan
persyaratan yang telah ditetapkan (50 tahun).
• Penyusutan merupakan nilai penurunan atau
depresiasi bangunan gedung yang dihitung
secara sama besar setiap tahunnya selama
jangka waktu umur bangunan. Ditetapkan
sebesar:
a. 2% per tahun U/ bangunan permanen;
b. 4% per tahun U/ bangunan semi permanen
c. 10% per tahun U/ bangunan konstruksi
darurat
• nilai sisa (salvage value) paling sedikit sebesar
20%
KERUSAKAN BANGUNAN

• Kerusakan bangunan merupakan kondisi tidak


berfungsinya bangunan atau komponen bangunan
yang disebabkan oleh:
a. penyusutan atau berakhirnya umur bangunan;
b. kelalaian manusia; atau
c. bencana alam.
• Kerusakan bangunan digolongkan atas tiga tingkat
kerusakan, yaitu:
a. kerusakan ringan;
b. kerusakan sedang; dan
c. kerusakan berat.
PENGELOLAAN
TEKNIS
1. Setiap pembangunan bangunan
gedung negara yang dilaksanakan oleh
K/L/OPD harus mendapat bantuan
teknis dalam bentuk pengelolaan
teknis;
2. Pengelolaan teknis dilakukan oleh
tenaga pengelola teknis yang
bersertifikat;
3. Tenaga pengelola teknis bertugas
membantu dalam pengelolaan kegiatan
pembangunan bangunan gedung
negara di bidang teknis administratif.
Peraturan Menteri PU
No. 29/PRT/M/2006 tentang
Pedoman Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG
(UU 28/2002)
BAB IV PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG
Bagian Pertama
Umum
Pasal 7
(1) Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan
administratif dan persyaratan teknis sesuai dengan fungsi
bangunan gedung.
(2) Persyaratan administratif bangunan gedung sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) meliputi persyaratan status hak
atas tanah, status kepemilikan bangunan gedung, dan izin
mendirikan bangunan.
(3) Persyaratan teknis bangunan gedung sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) meliputi persyaratan tata
bangunan dan persyaratan keandalan bangunan gedung.
* Izin Mendirikan Bangunan Gedung (IMB) Adalah Perizinan
Yang Diberikan Oleh Pemerintah Kab/Kota Kepada Pemilik
Bangunan Gedung Untuk Membangun Baru, Mengubah,
Memperluas, Mengurangi, Dan/ Atau Merawat Bangunan
Gedung Sesuai Dengan Persyaratan Administrasi Dan
Teknis Yang Berlaku

* Tim Ahli Bangunan Gedung (TABG) Adalah Tim Yang Terdiri


Dari Para Ahli Yang Terkait Dengan Penyelenggaraan
Bangunan Gedung Untuk Memberikan Pertimbangan Teknis
Dalam Proses Penelitian Dokumen Rencana Teknis Dengan
Masa Penugasan Terbatas, Dan Juga Untuk Memberikan
Masukan Dalam Penyelesaian Masalah Penyelenggaraan
Bangunan Gedung Tertentu
PERSYARATAN TEKNIS & ADM BG

Administratif Teknis
Status Hak atas Tanah Tata Bangunan Keandalan BG

Status Kepemilikan BG Peruntukan dan


Intensitas BG Keselamatan

Perizinan (IMB) Arsitektur BG Kesehatan

Pengendalian Dampak Kenyamanan


Lingkungan

Kemudahan

Persyaratan administratif dan teknis untuk bangunan gedung adat, semi


permanen, darurat, dan bangunan gedung yang dibangun pada daerah lokasi
bencana ditetapkan oleh PemDa sesuai dengan kondisi sosial dan budaya
setempat.
PERSYARATAN TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

PERUNTUKAN & PERUNTUKAN LOKASI BG


INTENSITAS BG
INTENSITAS BG

PENAMPILAN BG

ARSITEKTUR BG TATA RUANG DALAM

KESEIMBANGAN, KESERASIAN,
KESELARASAN

PENGENDALIAN DAMPAK PENTING


DAMPAK
LINGKUNGAN UKL DAN UPL
PERSYARATAN KEANDALAN BG
STRUKTUR dan BAHAN

INSTALASI GAS PEMBAKARAN


PROTEKSI KEBAKARAN
SISTEM KELISTRIKAN
KESELAMATAN SISTEM KEAMANAN THD BAHAN LEDAK

SISTEM PROTEKSI PETIR


KOMUNIKASI DARURAT DALAM BG
PENCAHAYAAN DARURAT, TANDA ARAH,
SISTEM PERINGATAN BAHAYA
VENTILASI
PENCAHAYAAN
SANITASI
KESEHATAN INSTALASI GAS MEDIK
PENYALURAN AIR HUJAN
1 SAMPAH
BAHAN BANGUNAN
PERSYARATAN KEANDALAN BG (Lanjutan)

KENYAMANAN RUANG GERAK

KONDISI UDARA

KENYAMANAN KENYAMANAN PANDANGAN

KENYAMANAN GETARAN

KENYAMANAN KEBISINGAN

HUBUNGAN HORIZONTAL

HUBUNGAN VERTIKAL

KEMUDAHAN SARANA EVAKUASI


AKSESIBILITAS
PRASARANA/SARANA DALAM BG
1
1. PERSYARATAN KESELAMATAN
- Kemampuan Mendukung Beban Muatan
- Kemampuan Mencegah Dan Menanggulangi
Bahaya Kebakaran
- Kemampuan Mengurangi Resiko Kerusakan
Bahaya Petir
2. PERSYARATAN KESEHATAN
- Sistem penghawaan, sirkulasi udara yang
sehat
- Sistem pencahayaan
- Sitem air minum
- Sistem sanitasi, pembuangan air kotor/
limbah, kotoran, sampah serta penyaluran air
hujan
- Penggunaan bahan bangunan
3. PERSYARATAN KENYAMANAN
- Pencapaian Kenyamanan Ruang Gerak Dan
Hubungan Antar Ruang
- Pencapaian Kenyamanan Kondisi Udara Yang
Menjamin Kenyamanan Temperatur
- Pencapaian Kenyamanan Pandangan
- Pencapaian Tingkat Kenyamanan Terhadap Getaran
- Pencapaian Tingkat Kenyamanan Terhadap
Kebisingan
4. PERSYARATAN KEMUDAHAN HUBUNGAN
KE, DARI DALAM BANGUNAN GEDUNG

- Pencapain Kemudahan Ke, Dari, Dalam Bangunan


Gedung, Pintu, Koridor, Tangga, Ram, Lif Escalator Dan
Elevator
- Pencapaian Kemudahan Evakuasi Melalui Penyediaan Dan
Perancangan Sistem Peringatan Tanda Bahaya, Pintu
Keluar, Pintu Darurat Dan Jalur Evakuasi
- Penyediaan Fasilitas Dan Aksesibilitas Bagi Penca Dan
Lansia Melalui Penyediaan Dan Perancangan Fasilitas Dan
Aksesibilitas Minimal Tempat Parkir, Rambu Dan Marka,
Jalur Pemandu Rum, Tangga, Lif, Pintu, Toilet Dan Telepon
Umum
- Penyediaan Kelengkapan Sarana Dan Prasarana Sperti
Ruang Ibadah, Toilet, Tempat Parkir, Tempat Sampah, Dan
Lain-lain
KELENGKAPAN SARANA DAN PRASARANA BANGUNAN

1. Sarana Parkir Kendaraan


2. Sarana Untuk Penyandang Cacat Dan Lansia
3. Sarana Penyediaan Air Minum
4. Sarana Drainase, Limbah, Dan Sampah
5. Sarana Ruang Terbuka Hijau
6. Sarana Hudran Kebakaran Halaman
7. Sarana Pencahayaan Halaman
8. Sarana Jalan Masuk Dan Keluar
9. Penyediaan Fasilitas Ruang Ibadah, Ruang Ganti,
Ruang Bayi/ Ibu, Toilet, Dan Fasilitas Komunikasi Dan
Informasi
PERSYARATAN UTILITAS BANGUNAN
1. Air Minum
2. Pembuangan Air Kotor
3. Pembuangan Limbah
4. Pembuangan Sampah
5. Saluran Air Hujan
6. Sarana Pencegahan Dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran
7. Instalasi Listrik
8. Penerangan Dan Pencahayaan
9. Penghawaan Dan Pengkondisian Udara
10. Sarana Transportasi Dalam Bangunan Gedung
11. Sarana Komunikasi
12. Sistem Penangkal/ Proteksi Petir
13. Instalasi Gas
14. Kebisingan Dan Getaran
15. Aksesibilitas Dan Fasilitas Bagi Penyandang Cacat Dan Yang
Berkebutuhan Khusus
PERSYARATAN BAHAN BANGUNAN
1. Bahan Penutup Lantai
2. Bahan Dinding
3. Bahan Langit-langit
4. Bahan Penutup Atap
5. Bahan Kosen Dan Daun Pintu/ Jendela
6. Bahan Struktur

PERSYARATAN STRUKTUR BANGUNAN


1. Struktur pondasi
2. Struktur lantai
3. Struktur kolom/ balok
4. Struktur atap
5. Struktur beton pracetak
6. Basemen
Pemenuhan Kelengkapan Sarpras dan
Fasilitas Aksesibilitas Bagi Penyandang Disabilitas

Guiding Block

Sumber: Dokumentasi pribadi


Bangunan runtuh, sebagian
furniture tidak jatuh

Bangunan tetap utuh,


sebagian furniture jatuh
KESIMPULAN
1. Pemenuhan persyaratan teknis bangunan gedung sesuai dengan
fungsinya diperlukan guna mewujudkan bangunan gedung yang
andal.
2. Izin Mendirikan Bangunan Gedung (IMB) dan Sertifikat Laik Fungsi
(SLF) merupakan instrumen pengendali pembangunan sebelum dan
paska pelaksanaan konstruksi bangunan gedung.
3. Kegagalan pemenuhan persyaratan teknis bangunan gedung dapat
mengakibatkan kondisi bangunan gedung tidak laik fungsi sehingga
menimbulkan kerugian dan membahayakan keselamatan pengguna
bangunan dan oleh karenya dapat dikenakan ancaman sanksi
administratif dan pidana.
4. Pelaksanaan persyaratan teknis bangunan gedung di daerah diatur
lebih lanjut dengan Peraturan daerah dan/atau Peraturan Kepala
Daerah.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai