TINJAUAN TEKNIS
PEMBANGUNAN
FASYANKES
PEDOMAN ;
• UNTUK PUSKESMAS : PERMENKES NOMOR 43
TAHUN 2019 TENTANG PUSKESMAS
• UNTUK RUMAH SAKIT :
1. PERMENKES NOMOR 24 TAHUN 2016
TENTANG PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN
DAN PRASARANA RUMAH SAKIT
2. PERMENKES NOMOR 3 TAHUN 2020 TENTANG
KLASIFIKASI DAN PERIZINAN RUMAH SAKIT
PERMENKES NOMOR 43 TAHUN
2019 TENTANG PUSAT
KESEHATAN MASYARAKAT
Pembangunan
Bangunan Gedung Negara
DEFINISI
Bangunan Gedung Negara adalah bangunan
gedung untuk keperluan dinas yang menjadi
barang milik negara/daerah dan diadakan dengan
sumber pembiayaan yang berasal dari dana APBN,
dan/atau APBD, atau perolehan lainnya yang sah.
Sederhana: BGN • BG Kantor dan BGN lainnya dengan jumlah lantai sd. 2
lantai
dengan teknologi- • BG Kantor dan BGN lainnya dengan luas sd. 500m2
spesifikasi • Rumah Negara Tipe C,D, dan E
sederhana
perjalanan dinas;
rapat;
penyusunan laporan;
pekerjaan utitiltas
BIAYA
KONSTRUKSI perizinan selain IMB
FISIK
penyiapan dan pematangan
Biaya lahan
Nonstandar peningkatan arsitektur-
(berdasarkan kebutuhan struktur
nyata & harga pasar
wajar dgn MAKS. total
150% biaya standar) green building
Kelengkapan BG (pekerjaan
ME)
BIAYA PERAWATAN
Biaya perawatan BGN dihitung berdasarkan
TINGKAT KERUSAKAN pada bangunan, yaitu:
o Kerusakan Ringan: biaya perawatan maks.
30% biaya pembangunan tahun berjalan
o Kerusakan Sedang: biaya perawatan maks.
45% biaya pembangunan tahun berjalan
o Kerusakan Berat: biaya perawatan maks.
65% biaya pembangunan tahun berjalan
Tingkat kerusakan dikonsultasikan terlebih
dahulu kepada Direktorat BPB, DJCK (tingkat
nasional) atau OPD setempat pembina
bangunan gedung (provinsi / kabupaten /kota).
Biaya perawatan BGN yang termasuk kategori
bangunan cagar budaya, besarnya biaya
perawatan dihitung sesuai dengan kebutuhan
nyata.
TAHAPAN PEMBANGUNAN
PASCA KONSTRUKSI
Kegiatan persiapan untuk
PERSIAPAN mendapatkan:
Rencana kebutuhan • Status barang dari
Rencana pendanaan pengelola barang
Rencana penyediaan • SLF
dana • Pendaftaran BGN
DOK.
PENDAF-
TARAN
PERSIAPAN
RENCANA PERSETUJUAN
KEBUTUHAN
PEMBANGUNAN
1. Menteri Keuangan (APBN),
2. Menteri Dalam Negeri (APBD Provinsi)
3. Gubernur (APBD Kab./Kota)
Dalam hal pelaksanaan proyek tahun jamak tidak dapat dilakukan dengan
pentahapan, untuk efektifitas dan efisiensi harus dilaksanakan dengan
kontrak tahun jamak
PENDAPAT TEKNIS PERSETUJUAN (Menteri
(Menteri PUPR/ Kepala Keuangan / Kepala daerah
OPD Pembina BG) bersama DPRD)
PERENCANAAN TEKNIS
1. data dan informasi;
KONSEPSI RANCANGAN 2. analisis;
3. dasar pemikiran dan pertimbangan perancangan;
4. program ruang;
10% 5. organisasi hubungan ruang;
6. skematik rencana teknis; dan
7. sketsa gagasan.
1. pengembangan arsitektur (gambar rencana arsitektur, uraian konsep dan visualisasi desain
PENGEMBANGAN 2D dan 3D)
RANCANGAN 2. sistem struktur, uraian konsep dan perhitungannya;
3. sistem mekanikal, elektrikal termasuk IT, sistem pemipaan (plumbing), tata lingkungan
25% 4. penggunaan bahan bangunan secara garis besar
5. perkiraan biaya konstruksi
PELELANGAN KONSTRUKSI 5%
Laporan akhir pekerjaan perencanaan :
PENGAWASAN BERKALA 1. dokumen perencanaan teknis;
2. laporan pengadaan penyedia jasa pelaksanaan konstruksi fisik;
3. laporan penyelenggaraan paket lokakarya Value Engineering, jika terdapat kegiatan VE;
15% 4. surat penjaminan atas kegagalan bangunan dari penyedia jasa perencanaan konstruksi;
5. laporan akhir pengawasan berkala termasuk perubahan perancangan.
DOKUMEN PERENCANAAN TEKNIS
a. laporan konsepsi perancangan;
b.dokumen pra rancangan;
c. dokumen pengembangan rancangan;
d.dokumen rancangan detail (DED);
e. laporan kegiatan lokakarya rekayasa nilai atau value
engineering (VE) untuk kegiatan yang diwajibkan;
f. reviu desain untuk kegiatan yang memerlukan
penyedia jasa manajemen konstruksi;
g.kontrak kerja perencana konstruksi; dan
h. kontrak kerja manajemen konstruksi untuk kegiatan
yang memerlukan penyedia jasa manajemen
konstruksi
PELAKSANAAN
KONSTRUKSI
merupakan tahap perwujudan dokumen DILAKUKAN OLEH PENYEDIA
perencanaan menjadi bangunan gedung yang JASA KONSTRUKSI`
siap dimanfaatkan.
berupa kegiatan: harus mendapatkan
a. pembangunan baru; pengawasan teknis oleh
b. perluasan; penyedia jasa pengawasan
c. lanjutan pembangunan bangunan gedung konstruksi atau penyedia jasa
yang belum selesai; dan/atau manajemen konstruksi, dan
d. pembangunan dalam rangka perawatan pengawasan berkala oleh
(rehabilitasi, renovasi, dan restorasi) penyedia jasa perencanaan
termasuk perbaikan sebagian atau seluruh konstruksi.
bangunan gedung.
dokumen pelaksanaan
meliputi: konstruksi
a. pelaksanaan konstruksi sampai dengan
serah terima pertama (Provisional Hand
Over/PHO) pekerjaan; dan
b. pelaksanaan pemeliharaan pekerjaan
konstruksi sampai dengan serah terima
akhir (Final Hand Over/FHO) pekerjaan.
DOKUMEN PELAKSANAAN KONSTRUKSI
a. semua berkas perizinan yang diperoleh pada saat pelaksanaan konstruksi fisik,
termasuk IMB;
b. as built drawings;
c. kontrak kerja pelaksanaan konstruksi fisik, pekerjaan pengawasan atau manajemen
konstruksi beserta segala perubahan atau addendumnya;
d. laporan pelaksanaan (harian, mingguan, bulanan, laporan akhir pengawasan teknis
termasuk laporan uji mutu dan laporan akhir pekerjaan perencanaan);
e. berita acara pelaksanaan konstruksi yang terdiri atas perubahan pekerjaan,
pekerjaan tambah /kurang, serah terima pertama (PHO) dan serah terima akhir
(FHO) dilampiri dengan berita acara pelaksanaan pemeliharaan pekerjaan konstruksi,
pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain yang berkaitan dengan pelaksanaan
konstruksi fisik;
f. kontrak kerja perencanaan konstruksi;
g. hasil pemeriksaan kelaikan fungsi (commisioning test);
h. foto-foto dokumentasi setiap tahapan kemajuan fisik;
i. dokumen K3 atau SMK3;
j. manual operasi dan pemeliharaan bangunan gedung, termasuk peralatan dan
perlengkapan MEP;
k. garansi atau surat jaminan peralatan dan perlengkapan MEP;
l. sertifikat Bangunan Gedung Hijau (BGH), dalam hal ditetapkan sebagai BGH;
m. surat penjaminan atas kegagalan bangunan dari penyedia jasa pelaksanaan
konstruksi dan penyedia jasa pengawasan teknis.
PENGAWASAN TEKNIS
Oleh PENYEDIA JASA Meliputi kegiatan: rekomendasi
MANAJEMEN KONSTRUKSI a. pengendalian waktu; kelaikan fungsi
(MK), atau PENYEDIA JASA b. pengendalian biaya; bangunan gedung
c. pengendalian pencapaian sasaran fisik sesuai dengan
PENGAWASAN KONSTRUKSI (kuantitas dan kualitas); dokumen IMB kepada
d. tertib administrasi Pembangunan PA untuk pengurusan
Bangunan Gedung Negara. SLF
Meliputi pengawasan :
a. tahap perencanaan (jika menggunakan MK);
b. persiapan konstruksi;
c. tahap pelaksanaan konstruksi s.d serah terima pertama (PHO) pekerjaan konstruksi;
d. tahap pemeliharaan pekerjaan konstruksi s.d serah terima akhir (FHO) pekerjaan konstruksi.
Pendaftaran sebagai Pendaftaran dilakukan oleh K/L atau OPD Pengguna Anggaran
Bangunan Gedung Negara kepada:
a. Menteri melalui Dirjen Cipta Karya untuk BGN dengan sumber
Surat Keterangan Bukti pembiayaan dari APBN yang akan menjadi BMN, yang
Pendaftaran Bangunan dilaksanakan di tingkat pusat, termasuk perwakilan RI di luar
Gedung Negara dengan negeri; atau
diberikan Huruf Daftar b. Gubernur / bupati / walikota melalui OPD yang bertanggung
Nomor (HDNo) jawab dalam pembinaan BGN, untuk BGN dengan sumber
pembiayaan dari APBD yang akan menjadi Barang Milik Daerah.
PUSKESMAS BATIPUH
SELATAN
Puskesmas Tanjung Emas
Puskesmas Sungai Tarab I
Puskesmas Sungai Tarab II
Puskesmas Lima Kaum II
Puskesmas Batipuh I
Puskesmas Tanjung Baru
PUSTU TARATAK XII NAGARI
ATAR KEC. PADANG GANTING
RUMAH DINAS PKM LINTAU BUO
UTARA I
PENYELENGGARAAN
PEMBANGUNAN TERTENTU
Penyelenggaraan pembangunan tertentu
Bangunan Gedung Negara terdiri atas:
1. pembangunan Bangunan Gedung
Negara dengan desain berulang;
2. pembangunan Bangunan Gedung
Negara dengan desain purwarupa
(prototype);
3. pembangunan Bangunan Gedung
Negara terintegrasi;
4. pemeliharaan dan/atau perawatan
Bangunan Gedung Negara.
DESAIN BERULANG
Merupakan penggunaan secara berulang terhadap produk
desain yang sudah ada yang dibuat oleh penyedia jasa
perencanaan yang sama, dan telah ditetapkan sebelumnya
dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK).
Pelaksanaan pembangunan dengan desain berulang
terdiri atas:
a. desain berulang total; dan
b. desain berulang parsial.
Biaya perencanaan untuk desain berulang diperhitungkan
terhadap komponen biaya perencanaan sebagai berikut:
a. pengulangan pertama sebesar 75%
b. pengulangan kedua sebesar 65%
c. pengulangan ketiga dan pengulangan seterusnya
masing-masing sebesar 50%
DESAIN PROTOTYPE
Penggunaan desain purwarupa (prototype) ditetapkan
oleh:
1. Dirjen CK (APBN)
2. Gubernur (APBD Provinsi)
3. Bupati/Walikota (APBD Kabupaten/kota)
Desain puwarupa meliputi:
a. Rumah Negara yang berbentuk rumah tinggal tunggal
atau rumah susun;
b. gedung kantor sederhana dan tidak sederhana;
c. gedung SD, SMP, SMA/SMK, Kejuruan atau yang
sederajat; dan
d. gedung fasilitas kesehatan.
Biaya penyesuaian perencanaan teknis desain purwarupa
oleh penyedia jasa sebesar 50% dari biaya perencanaan,
Biaya penyesuaian oleh Dit. BPB atau OPD paling banyak
60% dari biaya perencanaan penyesuaian oleh penyedia
jasa perencanaan konstruksi
PEMELIHARAAN DAN/ATAU
PERAWATAN
Pemeliharaan bangunan merupakan usaha
mempertahankan kondisi bangunan dan upaya untuk
menghindari kerusakan komponen atau elemen
bangunan agar tetap memenuhi persyaratan laik fungsi.
Perawatan bangunan merupakan usaha memperbaiki
kerusakan yang terjadi agar bangunan dapat berfungsi
dengan baik sebagaimana mestinya.
Pemeliharaan dan/atau perawatan dilaksanakan dengan
mempertimbangkan:
a. umur bangunan;
b. penyusutan;
c. kerusakan bangunan.
Biaya pemeliharaan ditetapkan paling banyak 2% dari
harga standar per m2 (meter persegi) tertinggi tahun
berjalan
UMUR BANGUNAN DAN
PENYUSUTAN
• Umur bangunan merupakan jangka waktu
bangunan gedung masih tetap memenuhi fungsi
dan keandalan bangunan, sesuai dengan
persyaratan yang telah ditetapkan (50 tahun).
• Penyusutan merupakan nilai penurunan atau
depresiasi bangunan gedung yang dihitung
secara sama besar setiap tahunnya selama
jangka waktu umur bangunan. Ditetapkan
sebesar:
a. 2% per tahun U/ bangunan permanen;
b. 4% per tahun U/ bangunan semi permanen
c. 10% per tahun U/ bangunan konstruksi
darurat
• nilai sisa (salvage value) paling sedikit sebesar
20%
KERUSAKAN BANGUNAN
Administratif Teknis
Status Hak atas Tanah Tata Bangunan Keandalan BG
Kemudahan
PENAMPILAN BG
KESEIMBANGAN, KESERASIAN,
KESELARASAN
KONDISI UDARA
KENYAMANAN GETARAN
KENYAMANAN KEBISINGAN
HUBUNGAN HORIZONTAL
HUBUNGAN VERTIKAL
Guiding Block