DINAS PERHUBUNGAN
Jl. Raden Intan No. 1 Telp. (0341) 491140
MALANG
1 Latar Belakang Dalam rangka pengadaan konstruksi untuk pekerjaan Belanja Modal
Bangunan Fasilitas Umum (Area Stadion Gajayana) Tahun Anggaran 2023
diperlukan suatu kerangka acuan kerja (KAK) agar dapat diperoleh
suatu kontraktor yang mampu mendukung penyelenggarakan
kegiatan ini. Pelaksanaan kegiatan ini diharapkan bisa menghasilkan
bangunan gedung yang bermutu tinggi, memenuhi syarat teknis,
fungsional dan layak.
2 Maksud dan Maksud
Tujuan Maksud dari kegiatan ini adalah terlaksananya pekerjaan Belanja
Modal Bangunan Fasilitas Umum (Area Stadion Gajayana).
Tujuan
Tujuan adalah untuk mendapatkan Belanja Modal Bangunan
Fasilitas Umum (Area Stadion Gajayana) yang sangat menunjang
tercapainya tujuan dari fungsi dari tepat guna.
3 Sasaran Sasaran yang ingin dicapai dalam pekerjaan konstruksi adalah
tersedianya bangunan gedung yang representatif untuk keperluan
layanan yang lebih bersih, higienis dan steril.
4 Lokasi Kegiatan Area parkir stadion gajayana di Jalan Tenes Kota Malang
5 Sumber Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan: APBD Kota Malang
Pendanaan sesuai dengan kode rekening 2.15.02.2.04.01 - 5.2.03.01.01.0032
Tahun Anggaran 2023 dengan nilai Anggaran Rp.6.300.000.000,-
( Enam Miliar Tiga Ratus Juta Rupiah )
6 Nama dan Nama PPK : MUSTHAQIM JAYA, AP, MM
Organisasi PPK Satuan Kerja : Dinas Perhubungan Kota Malang.
Persyaratan 1. Memiliki surat izin usaha jasa konstruksi (IUJK) yang berlaku
8 dengan Sertifikat badan Usaha (SBU) Bidang Sipil dan
Kualifikasi
Arsitektural klasifikasi Kecil, dengan sub bidang:
a. Jasa Pelaksana untuk Jasa Pelaksana Konstruksi
Bangunan Gedung lainnya (BG009) atau LSBU BG009
konstruksi gedung lainya;
b. Memiliki NIB dengan nomor KBLI 41019 Konstruksi Gedung
Lainya.
2. Pekerjaan ini dikategorikan dengan resiko sedang sesuai
dengan justifikasi teknis konsultan perencana.
9 Kriteria Umum Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh penyedia jasa pelaksanaan
konstruksi fisik harus memperhatikan kriteria umum bangunan
dalam hal ini sesuai dengan statusnya sebagai bangunan milik
negara, serta disesuaikan berdasarkan fungsi dan kompleksitas
bangunan, antara lain:
1. Persyaratan peruntukan dan intensitas:
a. Menjamin bangunan tetap berdiri berdasarkan ketentuan
tata ruang dan tata bangunan yang ditetapkan di
Pemerintah Kota Malang;
b. Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya;
c. Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat dan
lingkungan;
Sesuai dengan prinsip-prinsip anggaran belanja negara:
1) Hemat, tidak mewah, efisien dan sesuai dengan
kebutuhan teknis yang disyaratkan.
2) Terarah dan terkendali sesuai dengan rencana,
program/kegiatan serta fungsi.
3) Semaksimal mungkin menggunakan hasil produksi
dalam negeri dengan memperhatikan kemampuan/
potensi nasional, maka dalam perencanaan
pembangunan rumah jabatan ini konsultan perencana
dapat menterjemahkannya ke dalam tugas perencanaan
ini.
2. Persyaratan arsitektur dan lingkungan:
a. Menjamin terwujudnya bangunan yang didirikan
berdasarkan karakteristik lingkungan, hemat energi,
ketentuan wujud bangunan dan budaya daerah, sehingga
seimbang, serasi dan selaras dengan lingkungannya;
b. Menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang dapat
memberikan keseimbangan dan keserasian bangunan
terhadap lingkungannya;
c. Menjamin bangunan dibangun dan dimanfaatkan
dengan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan.
3. Persyaratan struktur bangunan:
a. Menjamin terwujudnya bangunan yang dapat mendukung
beban yang timbul akibat penggunaan sesuai fungsinya,
akibat perilaku alam dan akibat perilaku manusia;
b. Menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan
kecelakaan atau luka yang disebabkan oleh kegagalan
struktur bangunan;
c. Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau
kerusakan benda yang disebabkan oleh perilaku struktur;
d. Menjamin perlindungan properti lainnya dari
kerusakan fisik yang disebabkan oleh kegagalan struktur.
4. Menjamin terwujudnya bangunan yang tahan gempa.
5. Persyaratan sarana jalan masuk dan keluar:
a. Menjamin terwujudnya bangunan yang mempunyai akses
yang layak, aman dan nyaman ke dalam bangunan dan
fasilitas serta layanan di dalamnya;
b. Menjamin terwujudnya upaya melindungi penghuni dari
kesakitan atau luka saat evakuasi pada keadaan darurat;
c. Menjamin tersedianya aksesbilitas bagi penyandang cacat,
khususnya untuk bangunan fasilitas umum dan sosial.
6. Persyaratan instalasi listrik :
a. Menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup dan
aman dalam menunjang terselenggaranya kegiatan di
dalam bangunan sesuai fungsinya;
b. Menjamin terwujudnya keamanan bangunan dan
penghuninya dari bahaya listrik;
7. Persyaratan sanitasi dalam bangunan:
a. Menjamin tersedianya sarana sanitasi yang memadai
dalam menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam
bangunansesuai dengan fungsinya;
b. Menjamin terwujudnya kebersihan, kesehatan dan
memberikan kenyamanan bagi penghuni bangunan dan
lingkungan;
c. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan
perlengkapan sanitasi secara baik;
8. Persyaratan ventilasi dan pengkondisian udara:
a. Menjamin terpenuhnya kebutuhan udara yang cukup, baik
alami maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya
kegiatan dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya;
b. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan
tata udara secara baik.
9. Persyaratan pencahayaan:
a. Menjamin terpenuhnya kebutuhan pencahayaan yang cukup,
baik alami maupun buatan dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan dalam bangunan gedung sesuai
dengan fungsinya;
b. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan
pencahayaan secara baik;
c. Menjamin tata cahaya yang menggunakan prinsip hemat
energi.
Azas - azas Selain kriteria tersebut di atas, di dalam melaksanakan pekerjaan
10 konstruksi fisik, penyedia jasa hendaknya memperhatikan azas-
azas bangunan gedung negara dan bangunan cagar budaya,
sebagai berikut:
1. Bangunan gedung negara hendaknya fungsional, efisien,
menarik tetapi tidak berlebihan;
2. Kreatifitas desain hendaknya tidak ditekankan pada
kelatahan gaya dan kemewahan material, tetapi pada
kemampuan mengadakan sublimasi antara fungsi teknik dan
fungsi sosial bangunan;
3. Dengan batasan tidak mengganggu produktivitas kerja, biaya
investasi dan pemeliharaan bangunan sepanjang umurnya
hendaknya diusahakan serendah mungkin;
4. Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa,
sehingga bangunan dapat dilaksanakan dalam waktu yang
pendek dan dapat dimanfaatkan secepatnya;
5. Bangunan gedung negara hendaknya mewujudkan
bangunan yang hemat energi, dapat meningkatkan kualitas
lingkungan, dan menjadi acuan tata bangunan dan lingkungan
di sekitarnya;
6. Pembangunan ruang makan dilakukan dengan
memperhatikan prinsip kemanfaatan, keamanan,
keterawatan, keaslian, dan nilai-nilai yang melekat padanya;
7. Revitalisasi bangunan harus memperhatikan tata ruang, tata
letak, fungsi sosial, dan/ atau lanskap sekitar dengan menata
kembali fungsi ruang, nilai budaya, dan penguatan informasi;
8. Adaptasi bangunan ruang makan dapat dilakukan
dengan tetap mempertahankan:
a. Ciri asli dan/ atau muka bangunan sekitar;
b. Ciri asli lanskap dan/ atau permukaan tanah sebelum
dilakukan adaptasi;
c. Mempertahankan nilai-nilai yang melekat pada budaya
bangunan sekitar;
d. Menambah fasilitas sesuai kebutuhan;
e. Mengubah susunan ruang secara terbatas; dan/ atau
f. Mempertahankan gaya arsitektur, konstruksi asli,
dan keharmonisan estetika lingkungan disekitarnya.
9. Pemanfaatan bangunan dapat dilakukan untukkepentingan
sebagaimana semestinya.
DESKRIPSI RESIKO
No
URAIAN PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA
Pemasangan 1kg Rangka Kuda- terjatuh, tertimpa materia/ alat
1 kuda Baja IWF kerja
Pembesian dengan Besi Polos Terkena besi beton, tangan dan
2 atau Besi Ulir kaki kejatuhan atau tertusuk
besi beton resiko
Penyedia jasa melaksanakan kegiatan konstruksi fisik yang terdiri
atas:
1. Melakukan pemeriksaan dan penilaian dokumen untuk
pelaksanaan konstruksi fisik, baik dari segi kelengkapan
maupun segi kebenarannya.
2. Menyusun program kerja yang meliputi jadwal waktu
pelaksanaan, jadwal pengadaan bahan, jadwal penggunaan
tenaga kerja, dan jadwal penggunaan peralatan berat.
3. Melaksanakan persiapan di lapangan sesuai dengan pedoman
pelaksanaan.
4. Menyusun gambar pelaksanaan (shop drawing) untuk pekerjaan
– pekerjaan yang memerlukannya.
5. Melaksanakan pekerjaan konstruksi fisik di lapangan sesuai
dengan dokumen pelaksanaan.
6. Melaksanakan pelaporan pelaksanaan pekerjaan konstruksi
fisik, melalui rapat – rapat lapangan, laporan harian, laporan
mingguan, laporan bulanan, laporan kemajuan pekerjaan,
laporan persoalan yang timbul atau dihadapi, dan surat
menyurat.
7. Membuat gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan
(as built drawings) yang selesai sebelum serah terima pertama,
setelah disetujui oleh penyedia jasa manajemen konstruksi dan
diketahui penyedia jasa perencanaan.
8. Melaksanakan perbaikan kerusakan – kerusakan yang
terjadi di masa pemeliharaan konstruksi.
V. Pekerjaan Pengecetan
1. Pengecatan 1 m2 Permukaan Baja dengan Menie Besi
2. Pengecatan 1 m2 Tembok Baru (1 Lapis Plamuur, 1 Lapis Cat
Dasar, 2 Lapis Cat Penutup)
Pekerjaan
17 Laporan Pelaksanaan Konstruksi Fisik, antara lain:
Pelaporan 1. Laporan harian;
Pelaksanaan 2. Laporan mingguan;
Kontruksi Fisik 3. Laporan bulanan;
4. Laporan kemajuan pekerjaan;
5. Laporan persoalan yang timbul atau dihadapi; dan
6. Surat menyurat.
Hal-Hal Lain
18 Produksi Dalam Semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik
berdasarkan KAK ini harus dilakukan di dalam wilayah Negara
Negeri
Kesatuan Republik Indonesia, kecuali ditetapkan lain dalam angka
4 (empat) KAK dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi
dalam negeri
19 Alih Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konstruksi Fisik berkewajiban
Pengetahuan untuk menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam
rangka alih pengetahuan kepada personel proyek/ Tim Pelaksana
Pembangunan dan Penataan Layout Dinas Perhubungan Kota
malang, khususnya dalam hal teknik pemeliharaan bangunan.
SPESIFIKASI MATERIAL
No. Spesifikasi Material Spesifikasi Teknis RKS dan TKDN Spesifikasi Teknis RKS dan TKDN
14 Bondek Galvalum tebal 0,75 mm Berstandart SNI dan Tebal 0,75 mm http://tkdn.kemenperin.go.id/sertif http://tkdn.kemenperin.go.id/sertifi
ikat.php?id=SstvfUj3wlYJJtI3Z800P kat.php?id=Be_TAUcQJqxYP_7wWy
7wsLD78zqulEO6vi5JcUTw, A-Ao53B-zRLUltMnbmf3wsKUI,
http://tkdn.kemenperin.go.id/sertif http://tkdn.kemenperin.go.id/sertifi
Maspion, Wavin Maspion (No. Sertifikat TKDN : 2726/SJ-
ikat.php?id=t2UkRbY86fEzOFb1s0j kat.php?id=gnuoxB7xAR8RoT10wn
20 Pipa PVC Tipe AW IND.8/TKDN/6/2021) - 94,77%. Wavin (No. Sertifikat TKDN
mCOj98WUnAra88qO56_O-dgg, UfuVbY27ZTHCboG1Qi869N9TA,
: 1035/SJ-IND.8/TKDN/4/2021) - 80,79%.
21 http://tkdn.kemenperin.go.id/sertif
ikat.php?id=Wc9qoddxobos63KpDs
MCB 6 Ampere Broco, SCHNEIDER ELECTRIC
Ir_To_JZG8DNs9Au1yYhW-CjA,
https://tkdn.kemenperin.go.id/sert
ifikat.php?id=tM3Hhqo5DhYjDDzjp
29 Kaca Polos SNI 15-0047-2005
Z3THSZXLTNpcUGua9YiyieQ-og,
https://tkdn.kemenperin.go.id/sert
ifikat.php?id=Iz2AacSGDJmLJbspI81
30 Playwood 4 ketebalan 4mm
7Njw8fb1hmrJyM9I-1xhnYGU,
https://tkdn.kemenperin.go.id/sert
ifikat.php?id=DlKyaXziGX7N3EZfU7
31 Kunci Tanam Dekson,solid
X-WC3VkvOh0VFp0rQQ4x0Hjv4,
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
PASAL 1. PEMBERSIHAN LOKASI
1
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
2
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
B. PEKERJAAN STRUKTUR
PASAL 1. PEKERJAAN TANAH PONDASI FOOT PLAT, DAN STROUSS
3
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
4
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
5
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
6
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
7
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
8
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
9
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
b. Semua ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar dan sama disemua
tempat untuk bentuk dan ukuran yang dikehendaki sama.
c. Steiger cetakan beton harus dari kayu dolken diameter 8 cm atau pipa-pipa
baja dan tidak diperkenankan mempergunakan bambu.
7. Selimut Beton
Penepatan besi beton didalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding atau
dasar cetakan, serta harus mempunyai jarak tetap untuk setiap bagian-bagian
konstruksi, apabila tidak ditentukan didalam gambar rencana, maka tebal
selimut beton untuk satu sisi pada masing-masing konstruksi adalah sebagai
berikut :
- Kepala tiang (poer)
- Sloof 4 cm
- Balok 4 cm
- Kolom 4 cm
- Pelat beton 4 cm
8. Mutu beton
Mutu beton yang digunakan untuk pekerjaan struktur adalah, fc’ = 31,7 Mpa.
Sebelum dilaksanakanya pekerjaan beton harus ada perhitungan mix disain
untuk komposisi campuran Mutu beton yang akan dipakai sebagai pedoman
untuk pekerjaan beton tersebut.
9. Dan lain-lain
Pada Bagian beton yang ada pekerjaan lanjutannya harus dibuatkan stek besi
sepanjang 1m’ atau menurut petunjuk direksi (pengawas Lapangan)
B. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Shop drawing: Perhitungan Konstruksi
Sebelum melaksanakan pekerjaan beton, Kontraktor diharuskan :
- Membuat shop drawings untuk mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas.
- Memeriksa gambar yang dibuat oleh Konsultan Perencana, jika terdapat
kesalahan yang membahayakan, kontraktor harus melaporkan kepada
Konsultan Pengawas yang selanjutnya akan meneruskan kepada Konsultan
10
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
Campuran Penggunaan
b. Beton harus dibentuk dari campuran semen Portland, pasir beton, kerikil
dan air seperti ditentukan sebelumnya dengan perbandingan yang serasi dan
diolah
sebaik-baiknya sampai pada kekentalan yang tepat.
b. Penakaran semen dan agregat (halus dan kasar), harus dengan kotak-kotak
takaran yang sama volumenya. Banyaknya air untuk campuran beton
ditentukan sedemikian rupa, sehingga mudah dikerjakan sesuai
penggunaanya dan akan menghasilkan kepadatan beton yang tepat,
kekedapan serta kekuatan yang dikehendaki.
c. Semua pengadukan jenis beton harus menggunakan mesin pengaduk
(beton
molen) yang berkapasitas tidak kurang dari 350 liter. Pengaduk harus rata,
sehingga warna dan kekentalannya sama setiap kali membuat adukan.
3. Penulangan
a. Baja tulangan sebelum dipasang harus dibersihkan dari kotoran, karat
lepas, serpih-serpih, minyak gemuk atau lapisan lainnya yang akan merusak
atau mengurangi daya lekat pada beton.
b. Baja tulangan harus dipotong dan dibentuk dengan teliti sesuai dengan
bentuk dan ukuran yang tertera dalam gambar. Baja tulangan tidak boleh
diluruskan atau dibengkokkan Kembali dengan cara yang dapat merusak
bahannya.
11
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
c. Baja tulangan harus dipasang pada posisi yang tepat sesuai gambar rencana.
Harus diusahakan, agar posisinya tidak berubah atau bergeser pada saat
beton dipadatkan.
d. Pada umumnya pengujian untuk besi tulangan dilakukan sesuai PBI-1971
yaitu mempunyai kekuatan leleh minimum 3600 kg/cm2. Jika besi tulangan
tersebut tidak memenuhi ketentuan yang disyaratkan, maka kelompok yang
tidak memenuhi syarat tersebut harus disingkirkan dan tidak boleh
digunakan.
4. Pengecoran
a. Sebelum dilakukan pengecoran, kontraktor harus mempersiapkan dengan
sebaik-baiknya segala sesuatu yang berhubungan dengan pengecoran antara
lain; Meneliti kembali tulangan yang telah dikerjakan dan menyesuaikannya
dengan gambar apabila terdapat kesalahan. Tulangan yang bengkok, ikatan-
ikatan yang lepas atau berobah posisinya harus dibetulkan. Meneliti semua
instalasi yang akan tertanam dalam beton, apakah sudah tertanam dengan
baik. Memberitahukan dahulu kepada konsultan Pengawas tentang
pengecoran yang akan dilakukan. Jika tidak ada pemberitahuan tertulis atau
persiapan pengecoran tidak disetujui, maka kontraktor dapat diperintahkan
untuk menyingkirkan beton yang akan dicorkan tersebut.
b. Beton harus dicorkan sedekat-dekatnya ke tujuan. Untuk pengecoran suatu
unit atau bagian pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti, dan tidak boleh
terputus tanpa persetujuan dari Konsultan Pengawas.
c. Pengecoran harus diselesaikan sebelum adukan mulai mengental yang dalam
keadaan normal biasanya dalam waktu 30 menit. Tidak diijinkan mengecor
pada waktu hujan turun, kecuali jika Kontraktor mengambil tindakan yang
bisa mencegah kerusakan beton dan telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
d. Adukan beton harus dipadatkan secara seksama, dengan menggunakan alat
penggetar. Penggetaran harus dimulai pada saat adukan dituangkan dan
dilanjutkan sampai adukan berikutnya.
e. Untuk melindungi beton yang baru dicor dari cahaya matahari, hujan atau
angin sampai beton tersebut mengeras dengan baik dan untuk mencegah
pengeringan yang terlalu cepat, harus dilakukan perawatan beton sbb:
12
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
- Semua cetakan yang sudah diisi adukan beton, dibasahi sampai cetakan
tersebut dibongkar.
- Membasahi selama 14 hari terus menerus segera sesudah permukaan beton
cukup keras.
5. Angkutan Beton
a. Cara dan alat-alat yang digunakan untuk mengangkut beton harus
sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang
diinginkan dapat dibawa ke tempat pekerjaan, tanpa adanya kehilangan
bahan yang bisa menyebabkan perobahan nilai slump.
b. Dalam hal ini, beton yang akan dicor harus diusahakan agar pengangkutan
ketempat pengecoran sependek mungkin, sehingga pada waktu pengecoran
tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan spesinya.
c. Beton lift digunakan untuk angkutan vertikal, sedang untuk alat angkut
horizontal bisa menggunakan kereta dorong. Tidak diizinkan menggunakan
ember-ember secara beranting.
6. Pengujian Beton
a. Semua pengujian beton harus sesuai dengan PBI – 1971. Kekuatan tekan
dari beton ditetapkan konsultan Pengawas dengan silinder berukuran 15 x
30 cm atau kubus berukuran 15 x 15 cm.
b. Kontraktor harus menyediakan fasilitas guna keperluan guna pengujian yang
representative, frekwensi pengujian ditetapkan konsultan Pengawas
berdasarkan tingkat pengecoran dan struktur.
c. Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton seperti diuraikan diatas
memuaskan, konsultan Pengawas berhak menolak konstruksi beton yang
cacat seperti berikut:
- Konstruksi beton yang sangat keropos.
- Bentuk dan posisi beton tidak sesuaidengan yang tidak ditunjukkan dalam
gambar.
- Konstruksi yang tidak tegak lurus atau rata, seperti yang direncanakan.
d. Nilai slump dari beton (pengujian kerucut slump) tidak boleh kurang dari 8
cm dan tidak melampaui 12 cm.
13
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
14
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
C. Pedoman Pelaksanaan:
a. Kecuali ditentukan lain dalam Rencana kerja dan syarat-syarat ini, maka
sebagai pedoman tetap dipakai PBI 1971.
b. Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi apabila ada
perbedaan yang didapat didalam gambar konstruksi dan gambar arsitektur.
c. Adukan beton dan Pengangkutan Pengadukan harus dilakukan dengan mesin
pengaduk (Mixer). Komposisi campuran dari masing masing material seperti
Semen, Pasir kerikil dan Air harus sesuai dengan takaran yang susdah disetujui
pengawas/direksi serta berdasarkan Job Mix. Pengangkutan adukan beton dari
tempat pengadukan ketempat pengecoran harus dilakukan dengan cara yang
disetujui oleh Direksi, yaitu:
- Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
- Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang
sudah dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan
beton harus memenuhi table 4.4.1 PBI 1971.
d. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi.
Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan
diatas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-tempat yang sulit dicapai
harus digunakan papan-papan berkaki yang tidak membebani tulangan. Kaki-
kaki tersebut harus sudah dapat dicabut pada saat beton dicor. Apabila
pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat penghentiannya harus
disetujui oleh Direksi. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang diputus
tersebut, bagian permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar
kemudian diberi additive yang memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada
pengecoran kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih
tinggi dari 1,5 m.
e. Perawatan beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan
kelembaban untuk paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan
tersebut ditetapkan cara sebagai berikut:
- Dipergunakan karung-karung yang senantiasa basah sebagai penutup beton.
- Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak
mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan
beton dan lain-lain yang tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali
15
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
16
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
17
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
)
dalam hal bahan pelepas acuan tidak boleh dipakai, sisi dalam bekisting harus
dibasahi dengan air bersih. Dan permukaan ini harus dijaga selalu basah
sebelum pengecoran beton.
b. Sisipan (insert), Rekatan (embedded) dan buka (Opening).
1. Sediakan bukaan pada bekisting dimana diperlukan untuk pipa, conduits,
sleeves dan pekerjaan lain yang akan merekat pada atau melalui / merembes
beton.
2. Pasang langsung pada bekisting alat-alat atau yang pekerjaan lain yang akan
di cor langsung pada beton.
3. Koordinasi bagian dari pekerjaan lain yang terlibat ketika membentuk atau
menyediakan bukaan, slots, recessed, sleeves, bolts, angkur dan sisipan-
sisipan lainnya. Jangan laksanakan pekerjaan diatas jika tidak secara jelas atau
khusus ditunjukkan pada gambar yang berhubungan.
4. Pemasangan water stops harus kontinyu (tidak terputus dan tidak mengubah
letak besi beton).
5. Sediakan bukaan sementara pada beton dimana diperlukan guna pembersihan
dan inspeski. Tempatkan bukaan dibagian bawah bekisting guna
memungkinan air pembersih keluar dari bekisting. Penutup bukaan sementara
ini harus dengan bahan yang memungkinkan merekat rapat, rata dengan
permukaan
dalam bekisting, sehingga sambungannya tidak akan tampak pada permukaan
beton ekspose.
c. Kontrol Kualitas.
1. Periksa dan kontrol bekisting yang dilaksanakan telah sesuai dengan
bentuk beton yang diinginkan, dan perkuatan-perkuatannya guna memastikan
bahwa pekerjaan telah sesuai dengan rancangan bekisting, wedgeeties, dan
bagian-bagian lainnya aman.
2. Informasikan pada Direksi Lapangan jika bekisting telah dilaksanakan, dan
telah dibersihkan, guna pelaksanaan pemeriksaan. Mintakan persetujuan
Direksi terhadap bekisting yang telah dilaksakan sebelum
dilaksanakan pengecoran beton.
3. Untuk permukaan beton ekspose, pemakaian bekisting kayu lebih dari 2 kali
tidak diperkenankan. Penambahan pada bekisting, juga tidak diperkenankan
18
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
)
kecuali pada bukaan-bukaan sementara yang diperlukan.
4. Bekisting yang akan dipakai ulang harus mendapatkan persetujuan sebelumnya
dari Direksi Lapangan.
d. Pembersihan
1. Bersihkan bekisting selama pemasangan, buang semua benda-benda yang tidak
perlu. Buang bekas-bekas potongan, kupasan dan puing dari bagian dalam
bekisting. Siram dengan air, menggunakan air bertekanan tinggi,
guna membuang benda-benda asing yang masih tersisa pastikan bahwa air
dan puing-puing tersebut telah mengalir keluar melalui lubang pembersih
yang disediakan.
2. Buka bekisting secara kontinyu dan sesuai dengan standard yang berlaku
sehingga tidak terjadi beban kejut (shock load) atau ketidak seimbangan
beban yang terjadi pada struktur.
3. Pembukaan bekisting harus dilakukan dengan hati-hati, agar peralatan-
peralatan yang dipakai untuk membuka tidak merusak permukaan beton.
4. Untuk yang akan dipakai kembali, bekisting-bekisting yang telah dibuka harus
disimpan dengan cara yang memungkinkan perlindungan terhadap permukaan
yang akan kontak dengan beton tidak mengalami kerusakan.
5. Dimana diperlukan perkuatan-perkuatan pada komponen-konponen struktur
yang telah dilaksanakan guna memenuhi syarat pembebanan dan
konstruksi sehingga pekerjaan-pekerjaan konstruksi di lantai-lantai di
atasnya bisa dilanjutkan. Pembukaan penunjang bekisting hanya bisa dilakukan
setelah beton mempunyai 75 % dari kuat tekan 28 hari (28 day compressive
strength) yang diperlukan.
6. Bekisting-bekisting yang dipakai untuk mematangkan (curing) beton,
tidak boleh dibongkar sebelum dinyatakan matang oleh Direksi.
19
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
)
PASAL 6. PEKERJAAN RANGKA BAJA
20
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
)
2. Pemasangan atap langsung pada reng dengan menggunakan baut/screw
3. Pasangan harus rapi dan memenuhi syarat – syarat sehingga tidak mengakibatkan
kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan
21
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
)
PEKERJAAN PENGECATAN DAN FINISHING
a. Pengecatan dinding.
b. Water proofing plat dak beton.
22
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
)
4.3 Pedoman Pelaksanaan
- Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi pengecatan bagian – bagian yang
ditunjuk dalam gambar maupun bagian lain yang memerlukan perlindungan
dengan cara pengecatan / plituran.
- Dan pekerjaan pengecatan/Melamin lainnya sesuai yang ditunjuk dalam gambar
rencana dengan warna sesuai persetujuan user dan Manajemen Konstruksi.
- Penyempurnaan dan pengulangan pengecatan karena belum merata, berubah
warna atau sebab-sebab lainnya sampai pada saat serah terima untuk yang kedua
kalinya menjadi tanggung jawab kontraktor.
1. Cat Tembok
a. Untuk cat tembok dan plafond menggunakan dulux atau setara dengan
warna standar yang ditentukan kemudian oleh direksi.
b. Untuk cat tembok exterior menggunakan cat Dulux weathershield atau
setara dengan warna standar yang ditentukan kemudian oleh direksi.
c. Dilaksanakan pada seluruh permukaan dinding dalam, kolom, dinding luar
dan plafond sesuai gambar perencanaan.
d. Pelaksanaan pengecatan sesuai dengan ketentuan standart dari pabrik
pembuat.
e. Sebelum dicat permukaan dinding tembok/beton yang akan dicat harus
betul-betul rata dan dibersihkan dengan cara menggosok memakai kain
yang dibasahi/amplas basah dan setelah kering diplamir sehinga
permukaannya menjadi rata dan halus.
f. Pengecatan dilakukan dengan kuas/roller sampai didapatkan hasil akhir
yang merata warnanya minimal 3 kali pengecatan dan harus didapat warna
yang merata.
2. Cat Duco
a. Dipakai cat EMCO atau setara, warna ditentukan kemudian.
b. Dikerjakan untuk cat yang menggunakan bahan pipa hollow dan pipa baja.
3. Cat Besi
a. Dilaksanakan pada tempat-tempat sesuai tersebut diatas serta ditempat
lainnya yang memerlukan finishing dengan Cat besi.
b. Dilakukan pengecatan dasar meni/zyncromat.
c. Finishing Akhir menggunakan Cat Besi dengan merata.
23
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
)
24
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
)
dengan kuas dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol.
b. Cat dasar untuk permukaan papan gipsum deberikan dengan kuas dan
dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol.
c. Cat dasar untuk permukaan kayu harus diaplikasikan dengan kuas dan
lapisan berikutnya boleh dengan kuas, rol atau semprotan.
d. Cat dasar untuk permukaan besi/baja diberikan dengan kuas atau
disemprotkan dan lapisan berikutnya boleh menggunakan semprotan.
- Pekerjaan Epoxy untuk Pengecatan Dinding
Sebelum dilakukan pekerjaan finishing dinding dengan cat Epoxy prosedur
dan persiapan yang harus dilakukan adalah permukaan dinding. Untuk
mendapatkan permukaan yang benar-benar rata permukaan dinding harus
dempul yang khusus untuk epoxy. Pekerjaan ini harus dilakukan berulangkali
untuk mendapatkan permukaan yang benar-benar rata dan mendapatkan
persetujuan konsultan Pengawas. Setelah permukaan benar-benar rata dan
kering barulah pekerjaan pelapisan dengan Epoxy bisa dimulai setelah
mendapatkan persetujuan pengawas. Pengecatan dilakukan sesuai prosedur
produk yang dipakai sampai memperoleh ketebalan 200 mikron. Pertemuan
plafon dengan dinding harus melengkung dengan R. Minimal 10 cm dan
permukaan tidak boleh ada celah atau pemutusan permukaan. Pelaksanaan
pekerjaan ini harus dilakukan oleh tukang yang berpengalaman dan yang
telah direkomendasi oleh pabrik.
25
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
)
DRAINASE BETON
5.1 UMUM
1) Uraian
a) Pekerjaan ini mencakup pembuatan gorong-gorong pipa beton tanpa tulangan,
sesuai dengan Gambar dan Spesifikasi ini dan pada lokasi yang ditunjukkan
oleh Direksi Pekerjaan.
2) Jadwal Pekerjaan
a) Pekerjaan gorong-gorong atau drainase beton tidak boleh dimulai sampai
persetujuan tertulis Direksi Pekerjaan dan lingkup pekerjaan telah
diterbitkan.
b) Pekerjaan drainase harus dalam kondisi operasional dan berfungsi secara
efektif sebelum pekerjaan galian atau timbunan dilaksanakan. Dengan
demikian gorong-gorong harus disele-saikan terlebih dahulu sebelum
pekerjaan timbunan dimulai, terkecuali jika Kontraktor dapat
menyediakan drainase yang memadai dengan membuat pekerjaan
sementara yang khusus.
c) Pekerjaan persiapan tanah dasar atau pekerjaan pelapisan ulang, tidak
boleh dimulai sebelum gorong-gorong, tembok kepala dan struktur minor
lainnya yang terletak di bawah elevasi tanah dasar selesai dikerjakan.
6) Kondisi Tempat Kerja
Ketentuan yang diberikan dalam Spesifikasi ini, tentang pengeringan air dan
pemeliharaan sanitasi di lapangan harus berlaku.
7) Perbaikan Terhadap Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan
Seluruh pekerjaan dan bahan untuk pembuatan gorong-gorong dan drainase beton
harus memenuhi toleransi dimensi dan berbagai ketentuan untuk perbaikan
pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan, yang diberikan dalam Seksi-seksi dari
Spesifikasi ini sesuai dengan pekerjaan atau bahan yang digunakan.
8) Pemeliharaan Pekerjaan Yang Telah Diterima
Tanpa mengurangi kewajiban Kontraktor untuk melaksanakan perbaikan terhadap
pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan atau gagal, Kontraktor juga harus
bertanggungjawab atas pemeliharaan rutin dari semua gorong-gorong dan drainase
beton yang telah selesai dan diterima selama sisa Periode Kontrak termasuk Periode
Pemeliharaan.
26
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
)
9) Penggunaan dan Pembuangan Bahan Galian
Ketentuan yang disyaratkan untuk Galian dari Spesifikasi ini harus berlaku.
10) Pengembalian Bentuk dan Pembuangan Pekerjaan Sementara
Ketentuan yang disyaratkan untuk Galian dari Spesifikasi ini harus berlaku.
5.2 BAHAN
1) Landasan
Bahan berbutir kasar untuk landasan drainase beton, gorong-gorong pipa dan
struktur lainnya harus seperti yang disyaratkan dalam Pasal 2 dari Spesifikasi ini.
2) Beton
Beton yang digunakan untuk seluruh pekerjaan struktur yang diuraikan dalam
Seksi ini harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Pasal 4 dari
Spesifikasi ini.
2.3.3 PELAKSANAAN
1) Persiapan Tempat Kerja
a) Penggalian dan persiapan parit serta pondasi untuk drainase beton dan gorong-
gorong harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati
dengan direksi pekerjaan.
27
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
)
b) Sebelum melanjutkan pemasangan bagian pipa beton berikutnya, maka sisi
dalam dari setengah bagian bawah alur sambungan harus diberi adukan yang
cukup. Pada saat yang sama setengah bagian atas lidah sambungan pipa
berikutnya juga harus diberi adukan yang sama.
c) Setelah pipa beton terpasang, sambungan yang belum terisi harus diisi dengan
adukan, dan adukan tambahan harus diberikan untuk membentuk selimut
adukan di sekeliling sambungan.
f) Alat berat untuk pekerjaan tanah dan mesin gilas tidak boleh beroperasi lebih
dekat 1,5 m dari pipa sampai seluruh pipa terbungkus dengan ketinggian paling
sedikit 60 cm di atas puncak pipa. Perlengkapan ringan dapat dioperasikan
dalam batas ketentuan tersebut di atas asalkan penimbunan kembali telah
mencapai ketinggian 30 cm di atas puncak pipa. Meskipun demikian dan tidak
berten-tangan dengan ketentuan yang di atas, Kontraktor harus bertanggung
jawab dan harus memperbaiki setiap kerusakan yang terjadi akibat kegiatan
tersebut.
g) Pipa beton harus diselimuti dengan beton sesuai dengan detil yang ditunjukkan
dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
bilamana tinggi timbunan di atas pipa melebihi ketentuan maksimum atau
kurang dari ketentuan minimum dari yang ditunjukkan dalam Gambar atau
spesifikasi dari pabrik pembuatnya untuk ukuran dan kelas pipa tertentu.
3) Tembok Kepala Gorong-gorong dan Struktur Tempat Masuk dan Keluarnya Air
a) Kecuali jika ditunjukkan lain dalam Gambar, maka landasan kolam golak dan
pekerjaan perlindungan terhadap gerusan yang berhubungan dengan pekerjaan
gorong-gorong harus dibuat dengan menggunakan pasangan batu dengan
mortar. Umumnya pekerjaan pasangan batu dengan mortar (mortared
stonework) digunakan untuk tembok kepala gorong-gorong kecil dan struktur
lainnya yang tidak memikul beban struktur yang berarti.
28
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
)
b) Tembok kepala gorong-gorong besar atau yang berada di bawah timbunan yang
tinggi, atau struktur lainnya yang memikul beban yang berhubungan dengan
pekerjaan gorong-gorong, harus dibuat dengan menggunakan Pasangan Batu
(stone masonry) dan bukan Pasangan Batu Dengan Mortar (mortared stone-
work), bahkan jika beban yang dipikul sangat besar maka harus menggunakan
Beton Bertulang. Bahan yang akan digunakan haruslah seperti yang diperintah-
kan Direksi Pekerjaan. Direksi Pekerjaan akan mempertimbangkan mutu dan
bentuk batu yang tersedia untuk pekerjaan tersebut, dan juga ketrampilan tukang
batu yang dipekerjakan oleh Kontraktor.
29
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
)
Masa Pemeliharaan dan Serah Terima Pekerjaan
a. Masa pemelihara untuk instalasi ini adalah selama enam bulan terhitung sejak
saat penyerahan pertama. Selama masa pemeliharaan ini, Kontraktor diwajibkan
mengatasi segala kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya.
b. Selama masa pemeliharaan ini, apabila Kontraktor tidak melaksanakan teguran
dari Direksi atas perbaikan / peggantian / penyetelan yang diperlukan, maka
Direksi berhak menyerahkan perbaikan / penggantian / penyetelan tersebut
kepada pihak lain atas biaya Kontraktor.
c. Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada
bukti pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditanda tangani bersama oleh
Kontraktor, Konsultan Pengawas dan Pejabat Pembuat Komitmen serta dilampiri
Surat Ijin Pemakaian dari Jawatan Keselamatan Kerja.
d. Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan
setelah:
1. Berita acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini dalam
keadaan baik, ditanda tangani bersama Pemborong, Konsultan Pengawas dan
Pejabat Pembuat Komitmen.
2. Kontraktor telah menyerahkan semua Surat Ijin Pemakaian dari Instansi
Pemerintah yang berwenang, misalnya Instansi Keselamatan Kerja, PMK
dan lain-lain, hingga instalasi yang telah terpasang dapat dipakai tanpa
menyalahi peraturan yang berlaku
3. Semua gambar instalasi terpasang beserta operting, instruction, technical
dan maintenance manual rangkap 6 (enam) termasuk 1 (satu) set asli telah
diserahkan kepada Konsultan Pengawas.
30
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
)
PEKERJAAN INSTALASI AIR KOTOR
31
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
)
i. Setelah bersih, lem dioleskan pada fitting dan bagian yang akan disambung,
kemudian dipasangkan sampai lem mengeras.
2.4 Pengujian
a. Pengujian dilakukan setelah semua alat plambing/sanitasi terpasang, kemudian
dioperasikan dengan mengisi dengan air.
b. Apabila air tidak mengalir, maka ditandai dengan air pada alat plambing/sanitasi
tidak bergerak atau tetap pada keadaan semula.
c. Apabila air terhambat, maka ditandai dengan air pada alat plambing sanitasi lamban
gerak pengurasannya.
d. Instalasi perpipaan bocor apabila dalam pengoperasiannya akan keluar air pada
tempat - tempat dimana air keluar.
2.5 Masa Pemeliharaan dan Serah Terima Pekerjaan
a. Masa pemelihara untuk instalasi ini adalah selama enam bulan terhitung sejak
saat penyerahan pertama. Selama masa pemeliharaan ini, Kontraktor diwajibkan
mengatasi segala kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya.
b. Selama masa pemeliharaan ini, apabila Kontraktor tidak melaksanakan teguran
dari Direksi atas perbaikan / peggantian / penyetelan yang diperlukan, maka
Direksi berhak menyerahkan perbaikan / penggantian / penyetelan tersebut
kepada pihak lain atas biaya Kontraktor.
c. Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada
bukti pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditanda tangani bersama oleh
Kontraktor, Konsultan Pengawas dan Pejabat Pembuat Komitmen serta dilampiri
Surat Ijin Pemakaian dari Jawatan Keselamatan Kerja.
d. Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan
setelah:
1. Berita acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini dalam
keadaan baik, ditanda tangani bersama Pemborong, Konsultan Pengawas dan
Pejabat Pembuat Komitmen.
2. Kontraktor telah menyerahkan semua Surat Ijin Pemakaian dari Instansi
Pemerintah yang berwenang, misalnya Instansi Keselamatan Kerja, PMK
dan lain-lain, hingga instalasi yang telah terpasang dapat dipakai tanpa
menyalahi peraturan yang berlaku
32
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
)
3. Semua gambar instalasi terpasang beserta operting, instruction, technical
dan maintenance manual rangkap 6 (enam) termasuk 1 (satu) set asli telah
diserahkan kepada Konsultan Pengawas.
Pembuatan panel harus mengikuti dan terikat pada semua persyaratan yang tercantum
dalam:
- Persyaratan umum
- Spesifikasi teknis
- Gambar rencana
- Berita acara anwijing
- Sumber daya listrik bersumber dari Perusahaan Umum Listrik Negara.
33
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
)
- Harus dapat disetujui oleh Pemberi Tugas/ Mk
- Semua instalasi penerangan dan stop kontak menggunakan sistem 3 core.
- Semua panel listrik harus diberi pentanahan dengan kawat BC/NYA
- Semua pipa dari bahan metal yang terpasang dalam tanah harus diberi pelindung anti
karat.
34
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
)
3.3 Persyaratan Bahan dan Peralatan
1. Syarat- syarat Dasar
- Semua bahan atau peralatan harus baru dalam arti bukan barang bekas atau hasil
perbaikan.
- Material atau peralatan harus mempunyai kapasitas atau rating yang cukup.
- Harus sesuai dengan spesifikasi/persyaratan.
- Kapasitas yang tercantum dalam gambar atau spesifikasi adalah minimum.
Kontraktor boleh memilih kapasitas yang lebih besar dari yang diminta dengan
syarat:
- Tidak boleh menyebabkan sistem menjadi lebih sulit.
- Tidak menyebabkan pertambahan bahan.
- Tidak meminta pertambahan ruang.
- Tidak menyebabkan adanya tambahan biaya.
- Tidak menurunkan mutu.
2. Syarat-syarat Fisik
- Semua bahan atau peralatan dari kualifikasi atau tipe yang sama, diminta merek
atau dibuat oleh pabrik yang sama.
- Dalam setiap hal, suatu bagian atau suku-suku cadang dari peralatan yang
jumlahnya jelas ditentukan, maka jumlah tersebut harus tetap lengkap setiap kali
peralatan tersebut diperlukan, sehingga merupakan unit yang lengkap.
- Apabila suatu bahan atau peralatan disebutkan pabrik pembuatnya atau mereknya,
hal ini dimaksud untuk mengikat mutu, tipe perencanaan dan karakteristik.
35
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
)
- Seluruh pengkabelan untuk penerangan, stop kontak dan fan dilaksanakan dalam pipa
dan fitting-fitting High Impact Conduit PVC untuk dalam bangunan kecuali untuk
feeder dan NYY tanpa pipa. Untuk di halaman terpasang dalam trench atau tertanam
dalam tanah.
- Sparing pipa menggunakan pipa galvanis yang ukurannya disesuaikan dengan
material yang akan dipasang.
- Penyambungan dari jalur instalasi ke armature lampu menggunakan pipa flexible
jenis PVC merek EGA atau Clipsal.
- Semua teknik pelaksanaan yaitu percabangan, pembelokan, pengetapan dan
sebagainya harus menggunakan fitting-fitting yang sesuai yaitu socket, elbow, T-
doos, cross-doos, terminal 3 M puntir, isolasiban, klem besi dan lain-lain.
- Semua pipa yang tidak dalam cor-coran atau tertanam dalam tanah harus diberi
marker dengan warna merah pada ujung-ujung pipa dan kabel setiap jarak 10 m.
- Cabletray, rak kabel dan hanger
- Semua kumpulan dari jalur instalasi/feeder dilewatkan dalam cable tray lengkap
dengan rak kabel dan hanger sesuai kebutuhan yang tertera dalam gambar setara
metosu (Lapis Galvanis)
- Alat Bantu Instalasi
- Bak kontrol dan tutupnya dari beton bertulang untuk pentanahan
- Pasir urug, sirtu dan tanah urug.
- Sakelar dan Stop Kontak
- Sakelar dari produksi ex. ABB, Clipsal, MK, type standard warna disesuaikan.
- Mekanisme sakelar bentuk persegi dengan rating 13A- 250 Volt dengan warna yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas. Dalam supply sakelar harus lengkap dengan box
tempat dudukannya dari bahan metal.
- Stop kontak
- Stop kontak biasa dengan rating 10 A – 250 Volt. 2 kutub ditambah 1 untuk
pertanahan.
- Stop kontak tenaga dengan rating 15 A – 250 Volt.
- 2 kutub ditambah 1 untuk pertanahan.
- Dalam supply stop kontak harus lengkap dengan box tempat dudukannya dari bahan
metal jenis pasangan inboow
- Armature lampu
36
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
)
- Bahan kotak lampu dari sheet steel tebal 0.7 mm.
- Cat dasar anti karat, dengan finish cat bakar warna disesuaikan
- Ballast 20 watt, 40 watt, 220 volt, 50 Hz dengan losses tidak boleh lebih besar dari
6.5 watt.
- Fitting dan starter holder Philips.
- Capasitor Philips sehingga diperoleh faktor kerja minimal 0.85.
- Tabung TL 18 Watt Philips, diameter 25mm.
- Terminal grounding pada badan.
- Baut expose dengan kepala khusus.
- Wiring dalam kotak jenis flexible 1 mm2
- Tiap tube dengan trafo (ballast) dan capasitor sendiri-sendiri.
- Starter 20 & 40 watt.
- Type dan Jenis Lampu:
- Lampu RM 2 x 18 watt By Artolite
- Lampu single 10 watt By Phillips
- Hidden lamp 3 watt By Phillips
37