Anda di halaman 1dari 52

PEMERINTAH KOTA MALANG

DINAS PERHUBUNGAN
Jl. Raden Intan No. 1 Telp. (0341) 491140
MALANG

SPESIFIKASI DAN TEKNIS

Organisasi : Dinas Perhubungan Malang


Program : Program Penyelenggaraan Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan (LLAJ)
Nama PPK: : MUSTHAQIM JAYA, AP, MM
Kegiatan : Penerbitan Izin Penyelenggaraan dan Pembangunan Fasilitas Parkir
Sub Kegiatan : Fasilitasi Pemenuhan Persyaratan Perolehan Izin Penyelenggaraan dan
Pembangunan Fasilitas Parkir Kewenangan Kabupaten/Kota dalam
Sistem Pelayanan Perizinan berusaha Terintegrasi secara Elektronik
Uraian belanja : Belanja Modal Bangunan Fasilitas Umum (Area Stadion Gajayana)
Kode Rekening : 2.15.02.2.04.01 - 5.2.03.01.01.0032
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL BANGUNAN FASILITAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)

1 Latar Belakang Dalam rangka pengadaan konstruksi untuk pekerjaan Belanja Modal
Bangunan Fasilitas Umum (Area Stadion Gajayana) Tahun Anggaran 2023
diperlukan suatu kerangka acuan kerja (KAK) agar dapat diperoleh
suatu kontraktor yang mampu mendukung penyelenggarakan
kegiatan ini. Pelaksanaan kegiatan ini diharapkan bisa menghasilkan
bangunan gedung yang bermutu tinggi, memenuhi syarat teknis,
fungsional dan layak.
2 Maksud dan Maksud
Tujuan Maksud dari kegiatan ini adalah terlaksananya pekerjaan Belanja
Modal Bangunan Fasilitas Umum (Area Stadion Gajayana).
Tujuan
Tujuan adalah untuk mendapatkan Belanja Modal Bangunan
Fasilitas Umum (Area Stadion Gajayana) yang sangat menunjang
tercapainya tujuan dari fungsi dari tepat guna.
3 Sasaran Sasaran yang ingin dicapai dalam pekerjaan konstruksi adalah
tersedianya bangunan gedung yang representatif untuk keperluan
layanan yang lebih bersih, higienis dan steril.
4 Lokasi Kegiatan Area parkir stadion gajayana di Jalan Tenes Kota Malang
5 Sumber Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan: APBD Kota Malang
Pendanaan sesuai dengan kode rekening 2.15.02.2.04.01 - 5.2.03.01.01.0032
Tahun Anggaran 2023 dengan nilai Anggaran Rp.6.300.000.000,-
( Enam Miliar Tiga Ratus Juta Rupiah )
6 Nama dan Nama PPK : MUSTHAQIM JAYA, AP, MM
Organisasi PPK Satuan Kerja : Dinas Perhubungan Kota Malang.

1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang jasa Konstruksi


Refernsi
7 Hukum (lembaran Negara Republik indonesia Tahun 2017 Nomor
11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6018);
2. Undang-undang (UU) Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
Kerja;
3. Undang-undang No. 28 Tahun 2002 tentang bangunan gedung
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134,
Tambahan Lembaran negara Republik nomor 4247);
4. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III tentang
Perikatan);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang – Undang Nomor 2 tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 14 Tahun 2023 tentang Perubahan Peraturan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang – Undang Nomor 2 tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang
Peraturan pelaksanaan undang-undang Nomor 28 Tahun
2002 tentang bangunan gedung;
7. Peraturan Presiden (PERPRES) Nomor 12 Tahun 2021
tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun
2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
8. Peraturan Presiden Nomor 73 Tahun 2011 tentang
Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29/PRT/M/2006
tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 14/PRT/M/2017 tentang persyaratan Kemudahan
bangunan Gedung;
11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22/PRT/M/2018
Tanggal 14 September 2018 tentang Pembangunan Bangunan
Gedung Negara;
12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14 Tahun 2020
Tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi
Melalui Penyedia;
13. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 21/PRT/M/2019 Tahun 2019 tentang pedoman
sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi;
14. Surat edaran Menteri PUPR Nomor 11/SE/</2019 tentang
petunjuk Teknis Biaya Penyelenggaraan Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi;
15. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2019
Tentang K3;
16. Peraturan dan standar-standar teknis seperti: PBI,SNI,SKBI,
dan SKSNI.

Persyaratan 1. Memiliki surat izin usaha jasa konstruksi (IUJK) yang berlaku
8 dengan Sertifikat badan Usaha (SBU) Bidang Sipil dan
Kualifikasi
Arsitektural klasifikasi Kecil, dengan sub bidang:
a. Jasa Pelaksana untuk Jasa Pelaksana Konstruksi
Bangunan Gedung lainnya (BG009) atau LSBU BG009
konstruksi gedung lainya;
b. Memiliki NIB dengan nomor KBLI 41019 Konstruksi Gedung
Lainya.
2. Pekerjaan ini dikategorikan dengan resiko sedang sesuai
dengan justifikasi teknis konsultan perencana.
9 Kriteria Umum Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh penyedia jasa pelaksanaan
konstruksi fisik harus memperhatikan kriteria umum bangunan
dalam hal ini sesuai dengan statusnya sebagai bangunan milik
negara, serta disesuaikan berdasarkan fungsi dan kompleksitas
bangunan, antara lain:
1. Persyaratan peruntukan dan intensitas:
a. Menjamin bangunan tetap berdiri berdasarkan ketentuan
tata ruang dan tata bangunan yang ditetapkan di
Pemerintah Kota Malang;
b. Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya;
c. Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat dan
lingkungan;
Sesuai dengan prinsip-prinsip anggaran belanja negara:
1) Hemat, tidak mewah, efisien dan sesuai dengan
kebutuhan teknis yang disyaratkan.
2) Terarah dan terkendali sesuai dengan rencana,
program/kegiatan serta fungsi.
3) Semaksimal mungkin menggunakan hasil produksi
dalam negeri dengan memperhatikan kemampuan/
potensi nasional, maka dalam perencanaan
pembangunan rumah jabatan ini konsultan perencana
dapat menterjemahkannya ke dalam tugas perencanaan
ini.
2. Persyaratan arsitektur dan lingkungan:
a. Menjamin terwujudnya bangunan yang didirikan
berdasarkan karakteristik lingkungan, hemat energi,
ketentuan wujud bangunan dan budaya daerah, sehingga
seimbang, serasi dan selaras dengan lingkungannya;
b. Menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang dapat
memberikan keseimbangan dan keserasian bangunan
terhadap lingkungannya;
c. Menjamin bangunan dibangun dan dimanfaatkan
dengan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan.
3. Persyaratan struktur bangunan:
a. Menjamin terwujudnya bangunan yang dapat mendukung
beban yang timbul akibat penggunaan sesuai fungsinya,
akibat perilaku alam dan akibat perilaku manusia;
b. Menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan
kecelakaan atau luka yang disebabkan oleh kegagalan
struktur bangunan;
c. Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau
kerusakan benda yang disebabkan oleh perilaku struktur;
d. Menjamin perlindungan properti lainnya dari
kerusakan fisik yang disebabkan oleh kegagalan struktur.
4. Menjamin terwujudnya bangunan yang tahan gempa.
5. Persyaratan sarana jalan masuk dan keluar:
a. Menjamin terwujudnya bangunan yang mempunyai akses
yang layak, aman dan nyaman ke dalam bangunan dan
fasilitas serta layanan di dalamnya;
b. Menjamin terwujudnya upaya melindungi penghuni dari
kesakitan atau luka saat evakuasi pada keadaan darurat;
c. Menjamin tersedianya aksesbilitas bagi penyandang cacat,
khususnya untuk bangunan fasilitas umum dan sosial.
6. Persyaratan instalasi listrik :
a. Menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup dan
aman dalam menunjang terselenggaranya kegiatan di
dalam bangunan sesuai fungsinya;
b. Menjamin terwujudnya keamanan bangunan dan
penghuninya dari bahaya listrik;
7. Persyaratan sanitasi dalam bangunan:
a. Menjamin tersedianya sarana sanitasi yang memadai
dalam menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam
bangunansesuai dengan fungsinya;
b. Menjamin terwujudnya kebersihan, kesehatan dan
memberikan kenyamanan bagi penghuni bangunan dan
lingkungan;
c. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan
perlengkapan sanitasi secara baik;
8. Persyaratan ventilasi dan pengkondisian udara:
a. Menjamin terpenuhnya kebutuhan udara yang cukup, baik
alami maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya
kegiatan dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya;
b. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan
tata udara secara baik.
9. Persyaratan pencahayaan:
a. Menjamin terpenuhnya kebutuhan pencahayaan yang cukup,
baik alami maupun buatan dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan dalam bangunan gedung sesuai
dengan fungsinya;
b. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan
pencahayaan secara baik;
c. Menjamin tata cahaya yang menggunakan prinsip hemat
energi.
Azas - azas Selain kriteria tersebut di atas, di dalam melaksanakan pekerjaan
10 konstruksi fisik, penyedia jasa hendaknya memperhatikan azas-
azas bangunan gedung negara dan bangunan cagar budaya,
sebagai berikut:
1. Bangunan gedung negara hendaknya fungsional, efisien,
menarik tetapi tidak berlebihan;
2. Kreatifitas desain hendaknya tidak ditekankan pada
kelatahan gaya dan kemewahan material, tetapi pada
kemampuan mengadakan sublimasi antara fungsi teknik dan
fungsi sosial bangunan;
3. Dengan batasan tidak mengganggu produktivitas kerja, biaya
investasi dan pemeliharaan bangunan sepanjang umurnya
hendaknya diusahakan serendah mungkin;
4. Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa,
sehingga bangunan dapat dilaksanakan dalam waktu yang
pendek dan dapat dimanfaatkan secepatnya;
5. Bangunan gedung negara hendaknya mewujudkan
bangunan yang hemat energi, dapat meningkatkan kualitas
lingkungan, dan menjadi acuan tata bangunan dan lingkungan
di sekitarnya;
6. Pembangunan ruang makan dilakukan dengan
memperhatikan prinsip kemanfaatan, keamanan,
keterawatan, keaslian, dan nilai-nilai yang melekat padanya;
7. Revitalisasi bangunan harus memperhatikan tata ruang, tata
letak, fungsi sosial, dan/ atau lanskap sekitar dengan menata
kembali fungsi ruang, nilai budaya, dan penguatan informasi;
8. Adaptasi bangunan ruang makan dapat dilakukan
dengan tetap mempertahankan:
a. Ciri asli dan/ atau muka bangunan sekitar;
b. Ciri asli lanskap dan/ atau permukaan tanah sebelum
dilakukan adaptasi;
c. Mempertahankan nilai-nilai yang melekat pada budaya
bangunan sekitar;
d. Menambah fasilitas sesuai kebutuhan;
e. Mengubah susunan ruang secara terbatas; dan/ atau
f. Mempertahankan gaya arsitektur, konstruksi asli,
dan keharmonisan estetika lingkungan disekitarnya.
9. Pemanfaatan bangunan dapat dilakukan untukkepentingan
sebagaimana semestinya.

Proses Penyedia jasa pelaksanaan konstruksi fisik menyampaikan


11 Pelaksanaan
Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi (RK3K) dan
identifikasi bahaya antara lain :
Identifikasi Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kesehatan
(RK3)

DESKRIPSI RESIKO
No
URAIAN PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA
Pemasangan 1kg Rangka Kuda- terjatuh, tertimpa materia/ alat
1 kuda Baja IWF kerja
Pembesian dengan Besi Polos Terkena besi beton, tangan dan
2 atau Besi Ulir kaki kejatuhan atau tertusuk
besi beton resiko
Penyedia jasa melaksanakan kegiatan konstruksi fisik yang terdiri
atas:
1. Melakukan pemeriksaan dan penilaian dokumen untuk
pelaksanaan konstruksi fisik, baik dari segi kelengkapan
maupun segi kebenarannya.
2. Menyusun program kerja yang meliputi jadwal waktu
pelaksanaan, jadwal pengadaan bahan, jadwal penggunaan
tenaga kerja, dan jadwal penggunaan peralatan berat.
3. Melaksanakan persiapan di lapangan sesuai dengan pedoman
pelaksanaan.
4. Menyusun gambar pelaksanaan (shop drawing) untuk pekerjaan
– pekerjaan yang memerlukannya.
5. Melaksanakan pekerjaan konstruksi fisik di lapangan sesuai
dengan dokumen pelaksanaan.
6. Melaksanakan pelaporan pelaksanaan pekerjaan konstruksi
fisik, melalui rapat – rapat lapangan, laporan harian, laporan
mingguan, laporan bulanan, laporan kemajuan pekerjaan,
laporan persoalan yang timbul atau dihadapi, dan surat
menyurat.
7. Membuat gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan
(as built drawings) yang selesai sebelum serah terima pertama,
setelah disetujui oleh penyedia jasa manajemen konstruksi dan
diketahui penyedia jasa perencanaan.
8. Melaksanakan perbaikan kerusakan – kerusakan yang
terjadi di masa pemeliharaan konstruksi.

12 Masukan/ Data 1. Untuk melaksanakan tugasnya, penyedia jasa pelaksanaan


konstruksi fisik harus mencari informasi/ survei lapangan yang
Penunjang
dibutuhkan, selain dilakukan rapat koordinasi dengan pihak
penyedia jasa perencanaan serta Dinas Perhubungan sebagai
pemilik pekerjaan. Rapat koordinasi bertujuan untuk mengetahui
hal- hal yang diinginkan dan diperlukan oleh pemilik pekerjaan
serta melakukan mitigasi resiko terhadap kemungkinan yang
akan menjadi kendala di lapangan.
2. Penyedia jasa pelaksanaan konstruksi fisik harus memeriksa
kebenaran informasi yang digunakan dalam pelaksanaan
tugasnya, baik yang berasal dari penyedia jasa perencanaan,
Pejabat Pembuat Komitmen, Tim Pengelola Kegiatan, maupun
informasi yang dicari sendiri. Kesalahan atau kelalaian
pekerjaan perencanaan sebagai akibat dari kesalahan informasi
menjadi tanggung jawab penyedia jasa pelaksanaan konstruksi
fisik.
3. Dalam hal ini informasi yang diperlukan dan harus
diperoleh diantaranya sebagai berikut:
a. Informasi tentang lahan, meliputi:
1) Kondisi fisik lokasi seperti: luasan, batas-batas dantopografi;
2) Kondisi tanah (hasil sondir test);
3) Keadaan air tanah;
4) Peruntukan tanah;
5) Koefisien dasar bangunan;
6) Koefisien lantai bangunan;
7) Perincian penggunaan lahan, perkerasan, penghijauan
dan lain- lain.

b. Informasi mengenai pemakaian bangunan, meliputi:


1) Struktur organisasi;
2) Jumlah personel-personel;
3) Kegiatan utama, penunjang, pelengkap;
4) Perlengkapan / peralatan khusus, jenis, berat dan
dimensinya
c. Kebutuhan bangunan:
1) Program ruang;
2) Keinginan tentang organisasi/ pemanfaatan ruang;
3) Keinginan tentang kemungkinan perubahan fungsi
ruang/ bangunan.
d. Keinginan-keinginan tentang utilitas bangunan, seperti:
1) Air bersih:
a) Kebutuhan (sekarang dan Kegiatansi mendatang)
b) Sumber air, jaringan dan kapasitasnya
2) Air hujan dan air buangan:
a) Letak saluran kota
b) Cara pembuangan keluar tapak
3) Air kotor dan sampah
4) Tata Udara/ AC
5) Jaringan listrik:
a) Kebutuhan daya
b) Sumber daya dan spesifikasinya
c) Cadangan apabila dibutuhkan (kapasitas, dan
spesifikasi)
6) Jaringan komunikasi (internet, telepon, telex, radio,
intercom)
7) Konservasi energi
1. Menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan – bahan, peralatan
berikut alat bantu lainnya.
2. Mengadakan pengamanan,pengawasan dan pemeliharaan
terhadap bahan, alat – alat kerja maupun hasil pekerjaan selama
masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan
selesai dengan sempurna.
3. Pekerjaan pembersihan dan pengamanan dalam tapak bangunan
sebelum pelaksanaan dan setelah pembangunan.
4. Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi:

Lingkup I. Pekerjaan persiapan


13 1. Mobilisasi
Pekerjaan
2. Manajemen dan Keselamatan K3
3. Pengukuran dan pemasangan 1 m’ Bouwplank
4. Pembuatan 1 m2 kantor sementara lantai plesteran

II. Pekerjaan Tanah


1. Penggalian 1 M3 tanah biasa sedalam 1 m
2. Menggali 1 M3 tanah keras sedalam 1 m
3. Pengurugan kembali 1 M3 galian tanah
4. Pengurugan 1 M3 dengan pasir urug
5. Pembuangan tanah sejauh > 1 km
6. Pengeboran strouss Ø 30

III. Pekerjaan Struktur I


1. Membuat 1 m3 Lantai Kerja Beton Mutu f'c = 7,4 Mpa, Slump
(3-6 ) cm, w/c = 0,87
2. Membuat 1 m3 beton mutu f'c = 31,2 Mpa
3. Pembesian dengan Besi Polos atau Besi Ulir
4. Pasang bekisting untuk pondasi ( 2x pakai) Biasa
5. Pasang bekisting untuk sloof ( 2x pakai) Biasa
6. Pasang bekisting untuk kolom (2x pakai) Biasa
7. Pasang bekisting untuk plat lantai dengan bondek galvalum
0,75 mm
IV. Pekerjaan Struktur II
1. Pemasangan 1 kg Rangka Kuda-kuda Baja IWF
2. Pengerjaan 100 kg Pekerjaan Perakitan
3. Pemasangan baut anker baja
4. Ikatan angin/Trekstang
5. Plendes
6. Pemasangan 10 kg Jaring Kawat Baja (Wiremesh)
7. Pasang baut HTB
8. Sandaran (Railling)

V. Pekerjaan Pengecetan
1. Pengecatan 1 m2 Permukaan Baja dengan Menie Besi
2. Pengecatan 1 m2 Tembok Baru (1 Lapis Plamuur, 1 Lapis Cat
Dasar, 2 Lapis Cat Penutup)

VI. Pekerjaan Pemasangan


1. Pemasangan 1m2 Dinding Bata merah (5x11x22)cm tebal ½ batu
campuran 1SP :5PP
2. Pemasangan 1 m2 Plesteran 1SP : 4PP Tebal 15 mm
3. Pemasangan 1 m2 Acian
4. Pemasangan 1 m2 Paving Block Natural Tebal 6cm

VII. Pekerjaan Sanitasi


1. Pemasangan 1 m’ Pipa PVC Tipe AW Diameter 1”
2. Pemasangan 1 m’ Pipa PVC Tipe AW Diameter 3”
3. Pemasangan 1 m’ Pipa PVC Tipe AW Diameter 4”
4. Pemasangan 1 Buah Bak Kontrol Pasangan Bata 45cmx45cm
Tinggi 50 cm

VIII. Pekerjaan Elektrikal


1. (K3) Pemasangan 1 Buah MCB
2. Pemasangan Titik lmapu TL 40 watt
3. Pemasangan Stop kontak
4. Pemasangan Sakral Tunggal
5. Pemasangan Saklar Ganda
6. Penyambungan atau pemasangan listrik baru 10KVA

IX. Pekerjaan Lain-lain


1. Pembersihan Lokasi

Keluaran/ Keluaran yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan


14
Output konstruksi fisik adalah terlaksananya pekerjaan (Area Stadion
Gajayana).

Spesifikasi 1. Ketentuan penggunaan bahan material yang diperlukan


15 Teknis a. Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus dalam
keadaan baik tidak cacat, sesuai dengan spesifikasi yang diminta
Pekerjaan
dan bebas dari noda lainnya yang dapat mengganggu kualitas
Konstruksi maupun penampilan.
b. Untuk pekerjaan khusus/ tertentu, selain harus mengikuti
standar yang dipergunakan juga harus mengikuti persyaratan
produsen yang bersangkutan.
c. Semua merk pembuatan atau merk dagang dalam uraian
pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan teknis ini dimaksudkan
sebagai dasar perbandingan kualitas dan tidak diartikan sebagai
suatu yang mengikat, kecuali bila ditentukan lain.
d. Bahan/ material dan komponen jadi yang dipasang/ dipakai
harus sesuai dengan yang tercantum dalam gambar, memenuhi
standar spesifikasi bahan tersebut.
e. Dalam pelaksanaannya, setiap bahan/ material dan komponen
jadi keluaran pabrik harus dibawah pengawasan/ supervisi
tenaga ahli yang ditunjuk.
f. Diisyaratkan bahwa satu merk pembuatan atau merk dagang
yang diperkenankan untuk setiap jenis bahan yang boleh
dipakai dalam pekerjaan ini, kecuali ada ketentuan lain yang
disetujui konsultan manajemen konstruksi.
g. Semua bahan sebelum dipasang harus disetujui secara tertulis
oleh konsultan manajemen konstruksi/ perencanaan.
h. Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada
konsultan manajemen konstruksi/ perencanaan sebanyak tiga
buah dari satu bahan yang ditentukan untuk menetapkan
standard of appeareance.
i. Paling lambat waktu penyerahan contoh bahan adalah 2 (dua)
minggu setelah SPMK turun.
j. Untuk detail – detail hubungan tertentu, penyedia jasa
konstruksi diwajibkan membuat komponen jadi (mock up) yang
harus diperlihatkan kepada konsultan manajemen konstruksi/
perencanaan untuk mendapat persetujuan.
k. Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji
sesuai dengan standar yang berlaku.
l. Penunjukan supplier dan/ atau sub penyedia jasa
konstruksiharus mendapat persetujuan konsultan manajemen
konstruksi.
m. Penyedia jasa konstruksi wajib mengadakan koordinasi
pelaksanaan atas petunjuk konsultan manajemen konstruksi/
perencanaan dengan penyedia jasa konstruksi bawahan atau
supplier bahan.
n. Supplier wajib hadir mendampingi konsultan manajemen
konstruksi/ perencanaan di lapangan untuk pekerjaan tertentu
atau khusus sesuai instruksi pabrik

2. Ketentuan Penggunaan Tenaga Kerja


a. Personil inti dan/ atau peralatan yang ditempatkan harus
sesuai dengan yang tercantum dalam dokumen penawaran.
b. Penggantian personil inti dan/ atau peralatan tidak boleh
dilakukan kecuali mendapat persetujuan tertulis dari PPK.
c. Penggantian personil inti dilakukan oleh penyedia dengan
mengajukan permohonan terlebih dahulu kepada PPK
dengan melampirkan riwayat hidup/ pengalaman kerja
personil inti yang diusulkan beserta alasan penggantian.
d. PPK dapat menilai dan menyetujui penempatan/
penggantian personil inti dan/ atau peralatan menurut
kualifikasi yang dibutuhkan.
e. Jika PPK menilai bahwa personil inti:
1) Tiidak mampu atau tidak melakukan pekerjaan dengan
baik;
2) Berkelakuan tidak baik; atau
3) Mengabaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya.
f. Maka penyedia berkewajiban untuk menyediakan pengganti
dan menjamin personil inti tersebut meninggalkan lokasi
kerja dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak diminta oleh PPK.
g. Jika penggantian personil inti dan/ atau peralatan dilakukan,
maka penyedia berkewajiban untuk menyediakan pengganti
dengan kualifikasi yang setara atau lebih baik dari personil
inti dan/ atau peralatan yang digantikan tanpa biaya
tambahan apapun.
h. Personil inti berkewajiban untuk menjaga kerahasiaan
pekerjaannya. Jika diperlukan oleh PPK, personil inti dapat
sewaktu – waktu disyaratkan untuk menjaga kerahasiaan
pekerjaan dibawah sumpah.

3. Prosedur Pelaksanaan Kerja


a. Penyedia jasa konstruksi wajib melaksanakan semua
pekerjaan dengan mengikuti petunjuk dan syarat pekerjaan,
peraturan persyaratan pemakaian bahan bangunan yang
dipergunakan sesuai dengan uraian pekerjaan dan
persyaratan pelaksanaan teknis dan/ atau khusus sesuai
instruksi dari produsen.
b. Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan di lapangan,
penyedia jasa konstruksi wajib memperhatikan dan
melakukan koordinasi terkait struktur bangunan, arsitektur,
elektrikal, dan plumbing/ sanitasi.
c. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, penyedia jasa
konstruksi wajib meneliti gambar kerja dan melakukan
pengukuran kondisi lapangan.
d. Setiap bagian dari pekerjaan harus mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari konsultan manajemen konstruksi
sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan tersebut.
e. Semua pekerjaan yang sudah selesai terpasang, apabila
perlu harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang
disebabkan oleh pekerjaan lain.
f. Penyedia jasa konstruksi tidak boleh meng-claim sebagai
pekerjaan tambah bila terjadi kerusakan suatu pekerjaan
akibat keteledoran penyedia jasa konstruksi. Penyedia jasa
konstruksi harus mempebaikinya sesuai dengan keadaan
semual.
g. Memperbaiki suatu pekerjaan yang tidak sesuai dengan
persyaratan yang berlaku/ gambar pelaksanaan atau
dokumen kontrak.
h. Semua pengujian bahan, pembuatan atau pelaksanaan di
lapangan harus dilaksanakan oleh penyedia jasa konstruksi.
i. Penyedia jasa konstruksi harus sudah memperhitungkan
segala kondisi yang ada/ existing di lapangan yang meliputi
dan tidak terbatas pada saluran drainase, pipa air bersih,
pipa lainnya yang masih berfungsi dan kabel bawah
tanah apabila ada.
j. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan
pembongkaran untuk pekerjaan lain, maka penyedia jasa
konstruksi diwajibkan memperbaiki kembali atau
menyelesaikan pekerjaan tersebut sebaik mungkin tanpa
mengganggu sistem yang ada. Dalam kasus ini, penyedia
jasa konstruksi tidak dapat meng-claim sebagai pekerjaan
tambahan.
k. Penyedia jasa konstruksi wajib melapor kepada konsultan
manajemen konstruksi sebelum melakukan
pembongkaran/ pemindahan segala sesuatu yang ada di
lapangan.

4. Ketentuan Gambar Kerja


a. Penyedia jasa konstruksi diwajibkan mempelajari secara
seksama seluruh gambar kerja serta uraian pekerjaan dan
persyaratan pelaksanaan teknis.
b. Apabila terdapat ketidakjelasan, kesimpangsiuran,
perbedaan dan/ atau ketidak sesuaian dan keragu-raguan
diantara setiap gambar kerja, penyedia jasa konstruksi
diwajibkan melaporkan kepada konsultan manajemen
konstruksi mengenai gambar mana yang akan dijadikan
pegangan. Hal tersebut diatas tidak dapat dijadikan alasan
dan penyedia jasa konstruksi untuk memperpanjang/ meng-
claim biaya maupun waktu pelaksanaan.
c. Penyedia jasa konstruksi wajib membuat shop drawing
untuk detail khusus yang belum tercakup lengkap dalam
gambar kerja/ dokumen kontrak maupun yang diminta oleh
konsultan manajemen konstruksi/ perencanaan.
d. Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan
digambarkan semua data yang diperlukan termasuk
pengajuan contoh bahan, keterangan produk, cara
pemasangan dan/ atau spesifikasi/ persyaratan khusus
sesuai dengan spesifikasi pabrik.
e. Pada dasarnya semua ukuran dalam gambar kerja
adalah ukuran jadi seperti dalam keadaan selesai.
f. Penyedia jasa konstruksi tidak dibenarkan merubah atau
mengganti ukuran yang tercantum di dalam gambar
pelaksanaan/ dokumen kontrak tanpa sepengetahuan
konsultan manajemen konstruksi/ perencanaan.
5. Ketentuan mengenai penerapan manajemen K3 Konstruksi
a. Penyedia jasa konstruksi berkewajiban untuk
mengusahakan agar tempat kerja, peralatan, lingkungan
kerja dan tata cara kerja diatur sedemikian rupa sehingga
tenaga kerja terlindungi dari resiko kecelakaan kerja.
b. Penyedia jasa konstruksi menjamin bahwa peralatan atau
alat-alat lain yang akan digunakan atau dibutuhkan sesuai
dengan peraturan keselamatan kerja, selanjutnya barang-
barang tersebut harus dapat digunakan secara aman.
c. Penyedia jasa konstruksi mengadakan pengawasan
terhadap tenaga kerja, agar tenaga kerja tersebut dapat
melakukan pekerjaan dalam keadaan selamat dan sehat.
d. Penyedia jasa konstruksi menunjuk petugas keselamatan
kerja yang karena jabatannya di dalam organisasi penyedia
jasa bertanggungjawab mengawasi koordinasi pekerjaan
yang dilakukan untuk menghindarkan resiko bahaya
kecelakaan.
e. Orang tersebut bertanggungjawab pula ata pemeriksaan
berkala terhadap semua tempat kerja, peralatan, sarana-
sarana pencegahan kecelakaan, lingkungan kerja dan cara-
cara pelaksanaan kerja yang aman.
f. Penyedia jasa konstruksi memberikan pekerjaan yang cocok
untuk tenaga kerja sesuai dengan keahlian, umur, jenis
kelamin, dan kondisi fisik/ kesehatannya.
g. Sebelum pekerjaan dimuali penyedia jasa konstruksi
menjamin bahwa semua tenaga kerja telah diberi petunjuk
terhadap bahaya dari pekerjaannya masing-masing dan
usaha pencegahannya, untuk itu penyedia jasa dapat
memasang papan-papan pengumuman, papan peringatan
serta sarana-sarana pencegahan yang dipandang perlu.

h. Hal-hal yang menyangkut biaya yang timbul dalam rangka


penyelenggaraan keselamatan dan kesehatan kerja menjadi
tanggungjawab penyedia jasa.
16 Jangka Waktu 90 (Sembilan Puluh) hari kalender
Pelaksanaan

Pekerjaan
17 Laporan Pelaksanaan Konstruksi Fisik, antara lain:
Pelaporan 1. Laporan harian;
Pelaksanaan 2. Laporan mingguan;
Kontruksi Fisik 3. Laporan bulanan;
4. Laporan kemajuan pekerjaan;
5. Laporan persoalan yang timbul atau dihadapi; dan
6. Surat menyurat.

Hal-Hal Lain
18 Produksi Dalam Semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik
berdasarkan KAK ini harus dilakukan di dalam wilayah Negara
Negeri
Kesatuan Republik Indonesia, kecuali ditetapkan lain dalam angka
4 (empat) KAK dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi
dalam negeri
19 Alih Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konstruksi Fisik berkewajiban
Pengetahuan untuk menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam
rangka alih pengetahuan kepada personel proyek/ Tim Pelaksana
Pembangunan dan Penataan Layout Dinas Perhubungan Kota
malang, khususnya dalam hal teknik pemeliharaan bangunan.
SPESIFIKASI MATERIAL

Pekerjaan BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM (AREA STADION GAJAYANA)


Tahun Anggaran 2023
Lokasi Area e-Parkir stadion gajayana

No. Spesifikasi Material Spesifikasi Teknis RKS dan TKDN Spesifikasi Teknis RKS dan TKDN

1 pasir urug Lumajang


2 Bata Merah Lokal

3 Semen / Portland Cement (PC) Gresik , Tiga Roda http://tkdn.kemenperin.go.id/searc http://tkdn.kemenperin.go.id/searc


Gresik (No. Sertifikat TKDN: 1130/SJ-IND.8/TKDN/11/2020) h.php?where=&what=1130%2FSJ- h.php?where=&what=7123%2FSJ-
- 92.70% IND.8%2FTKDN%2F11%2F2020 IND.8%2FTKDN%2F12%2F2022
Tiga Roda (No. Sertifikat7123/SJ-IND.8/TKDN/12/2022) -
85.14%
4 Pasir beton Lumajang
5 koral lokal (Maks 30 mm)
6 Kerikil Lokal
7 Kawat beton Lokal
8 Besi Beton (Polos/Ulir ) BJTS 420 http://tkdn.kemenperin.go.id/searc http://tkdn.kemenperin.go.id/searc
h.php?where=&what=1773%2FSJ- h.php?where=&what=1523%2FSJ-
IND.8%2FTKDN%2F5%2F2021 IND.8%2FTKDN%2F11%2F2020

9 Multiplex tebal 12mm lokal


10 Kayu Kaso 5/7 lokal
11 Paku segala ukuran lokal
12 Solar Industri Pertamina Dex
13 Baja WF (Standart SNI) Krakatau Baja Kontruksi,Lautan Steel,Gunung Raja Paksi http://tkdn.kemenperin.go.id/sertif http://tkdn.kemenperin.go.id/sertifi
Krakatau Baja Konstruksi(No. Sertifikat 3349/SJ- ikat.php?id=fB9nNXb2erGJtA2rPBb kat.php?id=cs-
IND.8/TKDN/6/2021 - 52.80%);Lautan Steel(No Sertifikat HkDtjZtcWtSsDgU7JnKXy0BM wpShdwIiQaJbLzjZhj0ulm28PV_tSsi
1525/SJ-IND.8/TKDN/11/2020 - 53,10% ) ; KN0DJLWXc,

14 Bondek Galvalum tebal 0,75 mm Berstandart SNI dan Tebal 0,75 mm http://tkdn.kemenperin.go.id/sertif http://tkdn.kemenperin.go.id/sertifi
ikat.php?id=SstvfUj3wlYJJtI3Z800P kat.php?id=Be_TAUcQJqxYP_7wWy
7wsLD78zqulEO6vi5JcUTw, A-Ao53B-zRLUltMnbmf3wsKUI,

15 Angker Bar Lokal


Wiremesh
16 Lokal
Emco,ALGOZO Zinc Chromate Green, http://tkdn.kemenperin.go.id/sertif http://tkdn.kemenperin.go.id/sertifi
emco (No.Sertifikat 1259/SJ-IND.8/TKDN/5/2021)- ikat.php?id=gSkxCIqoj2M23hInJJ9b kat.php?id=w4KFmxhCtJiqw9n-
25,38%,ALGOZO Zinc Chromate Green fD0PNmBHbsm0no1CwxOV7BQ 6AhaWBZFH4S7V0Rizw42VmiB84M,
17 Cat Besi (No.Sertifikat4188/SJ-IND.8/TKDN/7/2021)-49.23%
http://tkdn.kemenperin.go.id/sertif http://tkdn.kemenperin.go.id/sertifi
Mowilek (No sertifikat 163/SJ-IND.8/TKDN/2/2021)- ikat.php?id=g7DEVjCj8LG_BcmYm kat.php?id=Fm-
60.70%, Nipon Elastek (No sertifikat 10937/SJ- MGfQhdQGHgGVS3NDRUvyqbCEV AiXhQkbLRy7AJaF2rz6GQ8P5rPUKSI
18 Cat tembok IND.8/TKDN/11/2021)-55,83% w, 7A2eavChlU,

Mutu Paving K-300 http://tkdn.kemenperin.go.id/sertif http://tkdn.kemenperin.go.id/sertifi


ikat.php?id=6MIJZeP520TX3zP2spS kat.php?id=R9BD38HUaLwVhbblS9k
19 Paving
E-zJfV3ErwMmpSGR-Y7fYQ5k, ilDOIEhYtS3nJgwi38A2LIzY,

http://tkdn.kemenperin.go.id/sertif http://tkdn.kemenperin.go.id/sertifi
Maspion, Wavin Maspion (No. Sertifikat TKDN : 2726/SJ-
ikat.php?id=t2UkRbY86fEzOFb1s0j kat.php?id=gnuoxB7xAR8RoT10wn
20 Pipa PVC Tipe AW IND.8/TKDN/6/2021) - 94,77%. Wavin (No. Sertifikat TKDN
mCOj98WUnAra88qO56_O-dgg, UfuVbY27ZTHCboG1Qi869N9TA,
: 1035/SJ-IND.8/TKDN/4/2021) - 80,79%.
21 http://tkdn.kemenperin.go.id/sertif
ikat.php?id=Wc9qoddxobos63KpDs
MCB 6 Ampere Broco, SCHNEIDER ELECTRIC
Ir_To_JZG8DNs9Au1yYhW-CjA,

22 Lampu tl 40 Watt Philips, Panasonic ( Warna Putih)


23 Kayu Balok 5/7 kelas II (meranti, akasia,sonokeling)
24 Kayu Papan 3/20 kelas II (meranti, akasia,sonokeling)
25 dolken kayu diameter 8-10/400cm kelas II (meranti, akasia,sonokeling)
http://tkdn.kemenperin.go.id/sertif http://tkdn.kemenperin.go.id/sertifi
ikat.php?id=fB9nNXb2erGJtA2rPBb kat.php?id=cs-
26 besi strip BJP 41
HkDtjZtcWtSsDgU7JnKXy0BM wpShdwIiQaJbLzjZhj0ulm28PV_tSsi
KN0DJLWXc,
https://tkdn.kemenperin.go.id/sert
ifikat.php?id=jP8QB2n_hIJ5eWwy8
27 seng pelat SNI 07-2053-2006
kf8m3Bmp5GZF2Hdf3mwmEH6cj0
https://tkdn.kemenperin.go.id/sert
ifikat.php?id=DjF1LhLQwwCCmDfQ
28 Jendela naco Aluminium Brown
t86TGE6liJyjWknvrt65HxF-0OY,

https://tkdn.kemenperin.go.id/sert
ifikat.php?id=tM3Hhqo5DhYjDDzjp
29 Kaca Polos SNI 15-0047-2005
Z3THSZXLTNpcUGua9YiyieQ-og,

https://tkdn.kemenperin.go.id/sert
ifikat.php?id=Iz2AacSGDJmLJbspI81
30 Playwood 4 ketebalan 4mm
7Njw8fb1hmrJyM9I-1xhnYGU,

https://tkdn.kemenperin.go.id/sert
ifikat.php?id=DlKyaXziGX7N3EZfU7
31 Kunci Tanam Dekson,solid
X-WC3VkvOh0VFp0rQQ4x0Hjv4,

32 Kayu perancah II (Papan) kelas II (meranti, akasia,sonokeling)


32 Minyak Bekesting Sika Separol,fosroc reebol
33 Kayu perancah II (Balok) kelas II (meranti, akasia,sonokeling)
https://tkdn.kemenperin.go.id/sert
ifikat.php?id=EKeE8y45QD5T9KMX
34 Multiplek tebal 9 mm (9 Lapis) dan halus
WKCTnmTlTQifQYBttZgfXtZeid0,

35 Bambu Ø8-10 cm panjang 4 m lokal


https://tkdn.kemenperin.go.id/sert
ifikat.php?id=xtup0VLWygtJf_8YH0
35 Menie Besi lokal
NBtINY42c1QDfz-MBUDtrZzJ8,

36 Kwas eterna, pine hill


36 Plamuur lokal
https://tkdn.kemenperin.go.id/sert
ifikat.php?id=YXLCumhOSj-GR2rm-
37 Kabel NYA 2,5 mm SNI 04-6629.3:2006
hpKPsLKEJgFUghZEhOuz1KFZR8,

38 Saklar Broco Tunggal Broco


39 T dus merk Boss,UT
40 L dus merk Boss,UT
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)

A. PEKERJAAN PERSIAPAN
PASAL 1. PEMBERSIHAN LOKASI

1.1 Lingkup Pekerjaan


a. Mengadakan pengamanan lokasi dari segala gangguan.
b. Mengadakan komunikasi dengan yang bersangkutan dalam rencana pembangunan
ini.
c. Mengadakan atau membangun bangsal Direksi dan barak kerja.
d. Mengadakan persiapan tempat penimbunan dan penyimpanan bahan.
e. Mengadakan peralatan, fasilitas dan mesin - mesin pembantu pekerjaan guna
menjamin kelancaran pekerjaan.
f. Mengadakan persipaan pembongkaran dan pengamanan bahan bongkaran.
g. Menyediakan kotak PPPK dan perlengkapannya.
h. Jalan masuk ke lokasi proyek.
i. Papan nama proyek.

1.2 Persyaratan Bahan


a. Seng gelombang untuk pagar sementara

1.3 Pedoman Pelaksanaan


1. Pekerjaan Persiapan
a. Sebelum memulai pekerjaan, masih dalam keadaan awal setidak – tidaknya
difoto dari 6 (enam) arah sebagai laporan fisik sebelum dimulainya pekerjaan.
b. Sebelum pekerjaan dimulai, maka Kontraktor mengadakan persiapan ijin dan
berkoordinasi dengan Pemimpin Proyek.
2. Jalan Masuk ke Lokasi Proyek
Jalan masuk ke lokasi proyek ini melalui jalan yang ada, apabila jalan ke lokasi
belum ada, maka Kontraktor harus membuat jalan maupun jembatan / gorong –
gorong dari beton bertulang pada saluran pintu masuk dan diwajibkan untuk
memelihara selama pekerjaan berlangsung serta mengadakan perbaikan apabila
terjadi kerusakan – kerusakan akibat adanya kegiatan proyek ini.
3. Papan Nama Proyek
Papan nama proyek baik ukuran maupun bentuknya akan ditentukan kemudian
dan papan ini harus dipasang sebelum kontraktor memulai pekerjaan.

1
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)

PASAL 2. PEMASANGAN BOUPLANK

2.1 Lingkup Pekerjaan


a. Mengadakan pengukuran lokasi dalam pembuatan bouplank
2.2 Persyaratan Bahan
a. Usuk meranti 5/7 dan papan 2/20 untuk andang dan bowplank
b. Bahan untuk bangsal Direksi seperti diatur pada poin a.

2.3 Pedoman Pelaksanaan


a. Keduduknnya harus kuat dan tidak mudah goyah
b. Berjarak cukup dari rencana galian, diusahakan bouwplank tidak goyang akibat
pelaksanaan galian
c. Terdapat titik atau dibuat tanda-tanda.
d. Sisi atas bouwplank harus terletak satu bidang (horizontal) dengan papan bouwplank
lainnya.
e. Letak kedudukan bouwplank harus seragam (menghadap kedalam bangunan semua)
f. Garis benang bouwplank merupakan as (garis tengah) daripada pondasi dan dinding
batu bata.

2
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)

B. PEKERJAAN STRUKTUR
PASAL 1. PEKERJAAN TANAH PONDASI FOOT PLAT, DAN STROUSS

1.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini meliputi proses pembuatan pengukuran, pembuatan patok, penggalia
tanah dan perapihan hasil galian.

1.2 Pedoman Pelaksanaan


a. Pekerjaan penggalian dilakukan dengan cara manual
b. Type galian disesuaikan dengan kondisi tanah aktual. Untuk kondisi tanah dimana
koefisien runtuhan tanah kecil dapat dilakukan sisi galian tegak, jika koefisien
runtuhan tanah besar maka sisi galian miring
c. Penggalian dilakukan 10-50 cm lebih besar dari besaran pondasi, fungsinya sebagai
ruang gerak untuk pekerjaan pemasangan bekesting, type galian sesuaikan dengan
kebutuhaan yang dalam galiannya
d. Harus diatur metode pengalian, pembuangan dan penumpukan tanah. Penumpukan
tanah galian tidak boleh terkonsentrasi dekat galian untuk mengurangi resiko
runtuhan tanah masuk kembali ke dalam galian pondasi .Penempatan hasil galian
ditempat +1m dari bibir lubang pondasi agar tidak terjadi kelongsoran dinding tanah
e. Setelah pekerjaan galian dilakukan, hasil galian (dimensi P X L X H) diperiksa dan
dicek terhadap as bangunan bowplank.

PASAL 2. PEKERJAAN URUGAN TANAH DAN PASIR

2.1 Lingkup Pekerjaan


a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan demi terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
b. Pekerjaan galian ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam
gambar atau sesuai petunjuk “Pengawas”.
c. Seluruh sisa penggalian yang tidak terpakai untuk penimbunan dan penimbunan
kembali, juga seluruh sisa-sisa, puing-puing, sampah-sampah harus disingkirkan
dan dibuang keluar site/lapangan pekerjaan. Seluruh biaya untuk ini adalah
tanggung jawab “Kontraktor”.

3
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)

2.2 Persyaratan Bahan


a. Tanah yang digunakan adalah tanah urug dan pasir urug yang memenuhi
persyaratan sebagai bahan urugan
b. Tanah bekas galian pada umumnya tidak boleh dipakai lagi untuk bahan urugan,
kecuali apabila tanah tersebut memenuhi persyaratan sebagai bahan urugan dan
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
c. Sumber bahan urugan ini harus mempunyai jumlah yang cukup untuk menjamin
penyediaan bahan urugan yang bisa mencukupi kebutuhan seluruh proyek.
d. Bahan urugan yang mengandung tanah organis, akar-akaran, sampah dan lain-lain,
tidak boleh dipergunakan untuk urugan. Bahan-bahan seperti ini harus dipindahkan
dan ditempatkan pada daerah pembuanganyang disetujui atau ditunjuk oleh
Konsultan Pengawas.

2.3 Pedoman Pelaksanaan


a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, seluruh area pembangunan harus sudah bersih
dari humus, akar tanaman, benda-benda organis, sisa-sisa bongkaran dan bahan lain
yang dapat mengurangi kualitas pekerjaan ini.
b. Urugan harus bebas dari segala macam bahan yang dapat membusuk, sisa
bongkaran, dan atau yang dapat mempengaruhi kepadatan urugan. Tanah urugan
dapat diambil dari bekas galian atau tanah yang didatangkan dari luar yang tidak
mengandung bahan-bahan seperti tersebut di atas dan atau telah disetujui Konsultan
Pengawas.
c. Penghamparan tanah urugan dilakukan lapis demi lapis dan langsung dipadatkan
sampai mencapai permukaan / peil yang diinginkan. Ketebalan perlapis setelah
dipadatkan tidak boleh melebihi 20 cm. Setiap kali
penghamparan harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas yang
menyatakan bahwa lapisan di bawahnya telah memenuhi kepadatan yang
disyaratkan, dan seluruh prosedur pemadatan ini harus ditulis dalam Berita Acara
yang disetujui Konsultan Pengawas.

4
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)

PASAL 3. PEKERJAAN PONDASI

3.1 Lingkup Pekerjaan


a. Pondasi footplat.
b. Strouss

3.2 Persyaratan Bahan


a. Untuk pondasi plat beton bertulang digunakan bahan yang memenuhi persyaratan
yang diuraikan dalam pasal beton bertulang.
3.3 Pedoman Pelaksanaan
Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran-pengukuran untuk as-
as pondasi sesuai dengan gambar konstruksi. Setiap pentahapan pekerjaan Pondasi ini
kontraktor harus membuat Shop Drawing dan persetujuan Direksi/Pengawas
Lapangan. Pemborong wajib melaporkan kepada Direksi bila ada perbedaan gambar
konstruksi dengan gambar arsitektur atau bila ada hal-hal yang kurang jelas. Dibawah
dasar pondasi didasari dengan pasir pasang setebal ±5 - ±15 cm (sesuai gambar) dan
dipadatkan.
1. Pondasi Foot Plat
Setelah pasir urug diberi lantai kerja dengan adukan 1 PC : 3 PS : 5 KR dibuat
sesuai dengan gambar detail pondasi Plat Setempat. Kemudian dilanjut dengan
pemasangan pondasi plat setempat beton bertulang dengan mengunakan mutu beton
K-375 bentuk dan pembesian sesuai dengan gambar dan petunjuk pengawas.
2. Strouss
Setalah penggalian strouss dengan alat pengeboran kemudian dilakukan pengerjaan
pembesian ini membuat besi spiral dengan jarak sesuai gambar kerja. lalu
pemotongan besi yang pokoknya untuk jari-jari, langsung dilanjutkan rangkaian
kedua bagian tersebut sampai terbentuk menjadi kerangka tulang.
Tahap berikutnya pengecoran ini ialah bagian tahapan langkah akhir didalam
pengerjaan pondasi strauss pile, ini harus selalu di kerjakan dengan sangat telaten
juga tetap selalu diperhatikan. Karena apabila kondisi lubang bor selalu dipenuhi
air, ini harus memakai pipa paralon yang berguna sebagai pipa tremie pengantar cor
tujuannya agar tidak tercampur dengan air yang berlumpur. Dengan begitu hasil
beton nantinya akan berhasil dengan baik, jika kondisi lubang tanah yang kering
bisa langsung cor-annya masuk dengan ketentuan mutu beton K 375.

5
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)

PASAL 4. PEKERJAAN BETON

4.1 Struktur Bawah


1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan struktur bawah
- Strouss pile
- Pondasi Footplat
- Sloof Beton Bertulang
2. Syarat-syarat umum
- Mutu beton yang dipakai K-375 dan baja tulangan yang dipakai BJTP 240 MPa,
seperti dijelaskan pada pasal mengenai pekerjaan beton.
- Bekisting harus dipasang dengan kuat dan tepat pada posisi sesuai dengan gambar
rencana. Dibawah beton sloof harus dibuat lantai kerja dari beton tumbuk tebal 5
cm.
- Stek-stek kolom, harus distek setepat-tepatnya sebelum pengecoran beton
dilaksanakan.
- Harus diperhatikan selebum memasang bekisting dan tulangan, pipa-pipa
pembuangan air-kotor dan supply air bersih yang lewat dibawah sloof harus sudah
terpasang pada posisi yang tepat.
4.2 Struktur Atas
1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pembuatan kerangka bangunan dari beton bertulang dari dasar lantai sampai
dengan atap termasuk segala bagian strukturnya, yang terdiri dari Kolom-kolom,
pelat-pelat lantai dengan struktur beton, Termasuk dalam pekerjaan ini pada:
Penyediaan dan pemasangan bahan lapisan kedap air pada daerah basah, serta
penyediaan dan pemasangan talang-talang air dari pipa PVC berikut klem-klemnya.
2. Bahan dan Syarat Pelaksanaan
- Beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini harus mempunyai
mutu Fc 31,2 Mpa menurut PBI-1971.
- Baja yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini harus mempunyai
mutu baja minimal BJTP 400 MPa.
- Bahan-bahan lainnya dan syarat-syarat pelaksanaannya sama dengan syarat-syarat
seperti dijelaskan pada Pasal-Pasal RKS ini.

6
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)

3. Bahan Beton dan Syarat-syarat pelaksanaannya


A. Bahan-bahan
1. Semen Portland (PC)
a. Persyaratan
- Digunakan Portland Cement Tipe I menurut NI – 8 tahun 1972 dan
memenuhi S - 400 menurut Standar Cement Portland yang digariskan oleh
Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun 1972).
- Semen yang telah mengeras Sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak
semen, tidak diperkenankan pemakaiannnya sebagai bahan campuran.
- Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang
lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpananm semen
harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen
baru yang masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar
pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.
b. Penyimpanan
Semen harus disimpan dalam Gudang yang kedap air dan berventilasi baik,
diatas lantai 30 cm. Kantong-kantong berisi semen tidak boleh ditumpuk
lebih dari 10 lapis, atau ditumpuk langsung diatas lantai. Penyimpanan
semen harus selalu terpisah untuk setiap pengiriman.
c. Pemeriksaan
- Kantraktor harus memberitahukan kepada Konsultan Pengawas kapanm
dan dimana semen itu dihasilkan. Konsultan Pengawas mengadakan
pemeriksaan di tempat penimbunan dan mengambil contoh-contoh semen
timbunan tersebut untuk keperluan pemeriksaan di laboratorium, jika
kualitasnya diragukan. Semen yang dinyatakan afkir oleh Konsultan
Pengawas, tidak boleh dipergunakan dan harus disingkir keluar proyek.
Apabila Kontraktor masih mempergunakan semen yang diafkir tersebut
untuk pekerjaan beton maka kepada Kontraktor dapat diperintahkan untuk
membongkar beton tersebut dan harus menggantinya dengan semen yang
disetujui atas biaya Kontraktor.
- Untuk mencegah semen dalam zak disimpan terlalu lama sesudah
penerimaan, kontraktor hendaknya memakai semen menurut urutan
kronologis yang diterima dalam gudang penyimpanan.

7
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)

2. Agregat (Pasir, kerikil atau batu pecah)


- Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai
gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam PBI 1971.
- Untuk Beton mutu fc’= 31.2 Mpa (K-375), mengunakan material kerikil beton
batu pecah (Split)
- Penumpukan material kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis
material tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan beton dengan
komposisi material yang tepat.
- Untuk bahan agregat (halus dan kasar) dapat dipakai agregat alami atau
buatan asal memenuhi syarat menurut PBI-1971
- Bila dianggap perlu, dapat dilakukan pengujian butiran dengan
memperhatikan persyaratan PUBI-1982.
- Agregat halus harus bersih, keras dan berbutir tajam, bebas dari lumpur,
gumpalan tanah/lumpur, bahan organic lainnya yang dapat mengurangi atau
merusakkan mutu beton.
- Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus, mudah
pecah, keropos, tipis atau panjang-panjang, bebas dari bahan-bahan organik
atau dari substansi yang merusak.
3. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali,
garam,bahan-bahan organis atau bahan-bahan lainyang dapat merusak beton
atau baja tulangan.Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersihyang dapat
diminum.
4. Besi Beton
Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu
- U - 24 tegangan Leleh karakteristik minimum 2400 kg/cm2. Untuk besi
Diameter 12 mm s/d Diameter 16 mm (Besi Polos) (BJTP)
Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas
dan bahan
lainnya. Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak
boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu panjang.

8
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)

Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang


dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus
diminta persetujuan Direksi terlebih dahulu.
Jika pemborong tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang
ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter
yang terdekat dengan catatan:
- Harus ada persetujuan Direksi
- Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh
kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud adalah
jumlah luas). Biaya tambahan yang diakibatkan oleh penukaran diameter besi
menjadi tanggung jawab pemborong.
5. Bahan Campuran Tambahan (Addtive)
a. Pemakaian bahan tambahan kimiawi (concrete admixture), kecuali yang
disebutkan tegas di dalam RKS dan gambar harus mendapat izin tertulis dari
Konsultan Pengawas. Untuk itu kontraktor diharuskan mengajukan
permohonan tertulis dengan menyertakan Analisa kimiawinya dan bukti
pemakaian di Indonesia selama 5 tahun terakhir. Bahan campuran tambahan
beton yang dipakai harus sesuai dengan iklim tropis dan memenuhi
persyaratan ASTM C-494 jenis B dan D sekaligus sebagai pengurang air
adukan dan penunda pengerasan awal.
b. Penggunaan additive harus sesuai dengan petunjuk dari pabrik. Pemakaian
additive ini tidak boleh menyebabkan dikuranginya volume semen dalam
adukan.
c. Bahan tambahan yang mempercepat pengerasan awal sama sekali tidak
boleh dipakai, sedangkan untuk beton kedap air dibawah tanah tidak boleh
mempergunakan waterproofer yang mengandung garam.
6. Bekisting, Cetakan atau Acuan
a. Bahan bekisting dapat dibuat dari papan kayu kelas III yang cukup kering
dengan tebal minumum 3 cm atau multiplek tebal 18 mm, diperkuat dengan
rangka-rangka penyangga, penyokong dll, sehingga mampu mendukung
beton sampai selesai proses ikatan beton. Bekisting harus mampu pula
untuk menahan getaran-getaran vibrator dan kejutan gaya-gaya lain tanpa
berubah bentuk.

9
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)

b. Semua ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar dan sama disemua
tempat untuk bentuk dan ukuran yang dikehendaki sama.
c. Steiger cetakan beton harus dari kayu dolken diameter 8 cm atau pipa-pipa
baja dan tidak diperkenankan mempergunakan bambu.

7. Selimut Beton
Penepatan besi beton didalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding atau
dasar cetakan, serta harus mempunyai jarak tetap untuk setiap bagian-bagian
konstruksi, apabila tidak ditentukan didalam gambar rencana, maka tebal
selimut beton untuk satu sisi pada masing-masing konstruksi adalah sebagai
berikut :
- Kepala tiang (poer)
- Sloof 4 cm
- Balok 4 cm
- Kolom 4 cm
- Pelat beton 4 cm

8. Mutu beton
Mutu beton yang digunakan untuk pekerjaan struktur adalah, fc’ = 31,7 Mpa.
Sebelum dilaksanakanya pekerjaan beton harus ada perhitungan mix disain
untuk komposisi campuran Mutu beton yang akan dipakai sebagai pedoman
untuk pekerjaan beton tersebut.
9. Dan lain-lain
Pada Bagian beton yang ada pekerjaan lanjutannya harus dibuatkan stek besi
sepanjang 1m’ atau menurut petunjuk direksi (pengawas Lapangan)
B. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Shop drawing: Perhitungan Konstruksi
Sebelum melaksanakan pekerjaan beton, Kontraktor diharuskan :
- Membuat shop drawings untuk mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas.
- Memeriksa gambar yang dibuat oleh Konsultan Perencana, jika terdapat
kesalahan yang membahayakan, kontraktor harus melaporkan kepada
Konsultan Pengawas yang selanjutnya akan meneruskan kepada Konsultan

10
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)

Perencana. Sebelum ada kepastian mengenai kebenaran gambar tersebut,


Kontraktor tidak diijinkan melaksanakan bagian pekerjaan tersebut.
2. Campuran beton
a. Dibuat dengan perbandingan volume sbb:

Campuran Penggunaan

Untuk semua beton bertulang kedapair spt. plat atap,


B1 1:1:1
luifel dan bak-bak air.
Untuk semua beton bertulang spt. Sloof, pondasi,
B2 1:2:3
beton per, plat lantai, kolom balok-balok, dll.
Untuk semua beton tak bertulang, rabat, neut, beton
B3 1:3:5
angker dan batu tepi.

b. Beton harus dibentuk dari campuran semen Portland, pasir beton, kerikil
dan air seperti ditentukan sebelumnya dengan perbandingan yang serasi dan
diolah
sebaik-baiknya sampai pada kekentalan yang tepat.
b. Penakaran semen dan agregat (halus dan kasar), harus dengan kotak-kotak
takaran yang sama volumenya. Banyaknya air untuk campuran beton
ditentukan sedemikian rupa, sehingga mudah dikerjakan sesuai
penggunaanya dan akan menghasilkan kepadatan beton yang tepat,
kekedapan serta kekuatan yang dikehendaki.
c. Semua pengadukan jenis beton harus menggunakan mesin pengaduk
(beton
molen) yang berkapasitas tidak kurang dari 350 liter. Pengaduk harus rata,
sehingga warna dan kekentalannya sama setiap kali membuat adukan.
3. Penulangan
a. Baja tulangan sebelum dipasang harus dibersihkan dari kotoran, karat
lepas, serpih-serpih, minyak gemuk atau lapisan lainnya yang akan merusak
atau mengurangi daya lekat pada beton.
b. Baja tulangan harus dipotong dan dibentuk dengan teliti sesuai dengan
bentuk dan ukuran yang tertera dalam gambar. Baja tulangan tidak boleh
diluruskan atau dibengkokkan Kembali dengan cara yang dapat merusak
bahannya.

11
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)

c. Baja tulangan harus dipasang pada posisi yang tepat sesuai gambar rencana.
Harus diusahakan, agar posisinya tidak berubah atau bergeser pada saat
beton dipadatkan.
d. Pada umumnya pengujian untuk besi tulangan dilakukan sesuai PBI-1971
yaitu mempunyai kekuatan leleh minimum 3600 kg/cm2. Jika besi tulangan
tersebut tidak memenuhi ketentuan yang disyaratkan, maka kelompok yang
tidak memenuhi syarat tersebut harus disingkirkan dan tidak boleh
digunakan.
4. Pengecoran
a. Sebelum dilakukan pengecoran, kontraktor harus mempersiapkan dengan
sebaik-baiknya segala sesuatu yang berhubungan dengan pengecoran antara
lain; Meneliti kembali tulangan yang telah dikerjakan dan menyesuaikannya
dengan gambar apabila terdapat kesalahan. Tulangan yang bengkok, ikatan-
ikatan yang lepas atau berobah posisinya harus dibetulkan. Meneliti semua
instalasi yang akan tertanam dalam beton, apakah sudah tertanam dengan
baik. Memberitahukan dahulu kepada konsultan Pengawas tentang
pengecoran yang akan dilakukan. Jika tidak ada pemberitahuan tertulis atau
persiapan pengecoran tidak disetujui, maka kontraktor dapat diperintahkan
untuk menyingkirkan beton yang akan dicorkan tersebut.
b. Beton harus dicorkan sedekat-dekatnya ke tujuan. Untuk pengecoran suatu
unit atau bagian pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti, dan tidak boleh
terputus tanpa persetujuan dari Konsultan Pengawas.
c. Pengecoran harus diselesaikan sebelum adukan mulai mengental yang dalam
keadaan normal biasanya dalam waktu 30 menit. Tidak diijinkan mengecor
pada waktu hujan turun, kecuali jika Kontraktor mengambil tindakan yang
bisa mencegah kerusakan beton dan telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
d. Adukan beton harus dipadatkan secara seksama, dengan menggunakan alat
penggetar. Penggetaran harus dimulai pada saat adukan dituangkan dan
dilanjutkan sampai adukan berikutnya.
e. Untuk melindungi beton yang baru dicor dari cahaya matahari, hujan atau
angin sampai beton tersebut mengeras dengan baik dan untuk mencegah
pengeringan yang terlalu cepat, harus dilakukan perawatan beton sbb:

12
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)

- Semua cetakan yang sudah diisi adukan beton, dibasahi sampai cetakan
tersebut dibongkar.
- Membasahi selama 14 hari terus menerus segera sesudah permukaan beton
cukup keras.
5. Angkutan Beton
a. Cara dan alat-alat yang digunakan untuk mengangkut beton harus
sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang
diinginkan dapat dibawa ke tempat pekerjaan, tanpa adanya kehilangan
bahan yang bisa menyebabkan perobahan nilai slump.
b. Dalam hal ini, beton yang akan dicor harus diusahakan agar pengangkutan
ketempat pengecoran sependek mungkin, sehingga pada waktu pengecoran
tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan spesinya.
c. Beton lift digunakan untuk angkutan vertikal, sedang untuk alat angkut
horizontal bisa menggunakan kereta dorong. Tidak diizinkan menggunakan
ember-ember secara beranting.
6. Pengujian Beton
a. Semua pengujian beton harus sesuai dengan PBI – 1971. Kekuatan tekan
dari beton ditetapkan konsultan Pengawas dengan silinder berukuran 15 x
30 cm atau kubus berukuran 15 x 15 cm.
b. Kontraktor harus menyediakan fasilitas guna keperluan guna pengujian yang
representative, frekwensi pengujian ditetapkan konsultan Pengawas
berdasarkan tingkat pengecoran dan struktur.
c. Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton seperti diuraikan diatas
memuaskan, konsultan Pengawas berhak menolak konstruksi beton yang
cacat seperti berikut:
- Konstruksi beton yang sangat keropos.
- Bentuk dan posisi beton tidak sesuaidengan yang tidak ditunjukkan dalam
gambar.
- Konstruksi yang tidak tegak lurus atau rata, seperti yang direncanakan.
d. Nilai slump dari beton (pengujian kerucut slump) tidak boleh kurang dari 8
cm dan tidak melampaui 12 cm.

13
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)

7. Lobang-Lobang, Klos-klos dan angker dinding


a. Kontraktor harus menentukan letak lobang-lobang, klos-klos angker dinding
dan sebagainya yang diperlukan untuk memasang rangka-rangka pekerjaan
kayu atau pipa-pipa air, listrik dan sebagainya.
b. Pada sambungan dari kolom beton dengan pasangan dinding harus diberi
angker dari baja lunak diameter 10 mm sepanjang 40 cm dan dibengkokkan
ujung yang satu dimasukkan ke dalam beton sedang sisanya dimasukkkan
ke dalam pasangan dinding tembok. Angker tersebut dipasang setiap jarak
75 cm.
8. Pembuatan dan pembongkaran cetakan
a. Cetakan harus dibuat rapi, kuat dan kaku, sehingga setelah dibongkar
menghasilkan bidang yang rata dan hanya memerlukan sedikit penghalusan.
Celah-celah harus rapat sehingga air adukan tidak merembes keluar.
b. Cetakan harus betul-betul aman pada kedudukannya sehingga dapat dicegah
adanya pengembangan, lengkungan/lenturan atau lain gerakanpada waktu
beton dituangkan. Penyangga cetakan harus bertumpu pada dasar yang keras
sehingga tidak ada kemungkinan penurunan cetakan selama pelaksanaan.
c. Pembongkaran cetakan harus dilakukan dengan hati-hati dan mengikuti
petunjuk konsultan Pengawas. Beton yang masih muda tidak diizinkan
untuk dibebani. Segera setelah cetakan dibongkar, permukaan beton
diperiksa. Jika terdapat kemungkinan yang cacat, harus segera diperbaiki,
diplester dengan campuran sedemikian rupa hingga sesuai dengan warna,
tekstur dan rupanya dengan permukaan beton yang berdekatan. Hal ini perlu
diperhatikan, terutama untuk beton exposed.
d. Umumnya, diperlukan waktu minimum 2 hari sebelum cetakan dibuka untuk
dinding-dinding yang tidak bermuatan dan cetakan-cetakan disamping
lainnnya, 7 hari untuk dinding-dinding pemikul, dan 21 hari untuk balok-
balok dan plat atap.
e. Bahan-bahan bekas yang sudah tidak dipergunakan lagi harus dikumpulkan
dan disingkirkan keluar lapangan agar tidak mengganggu pelaksanaan
pekerjaan selanjutnya.
f. Seluruh pekerjaan pembuatan dan pembongkaran bekisting ini harus sesuai
dengan P91 – 1971.

14
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)

C. Pedoman Pelaksanaan:
a. Kecuali ditentukan lain dalam Rencana kerja dan syarat-syarat ini, maka
sebagai pedoman tetap dipakai PBI 1971.
b. Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi apabila ada
perbedaan yang didapat didalam gambar konstruksi dan gambar arsitektur.
c. Adukan beton dan Pengangkutan Pengadukan harus dilakukan dengan mesin
pengaduk (Mixer). Komposisi campuran dari masing masing material seperti
Semen, Pasir kerikil dan Air harus sesuai dengan takaran yang susdah disetujui
pengawas/direksi serta berdasarkan Job Mix. Pengangkutan adukan beton dari
tempat pengadukan ketempat pengecoran harus dilakukan dengan cara yang
disetujui oleh Direksi, yaitu:
- Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
- Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang
sudah dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan
beton harus memenuhi table 4.4.1 PBI 1971.
d. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi.
Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan
diatas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-tempat yang sulit dicapai
harus digunakan papan-papan berkaki yang tidak membebani tulangan. Kaki-
kaki tersebut harus sudah dapat dicabut pada saat beton dicor. Apabila
pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat penghentiannya harus
disetujui oleh Direksi. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang diputus
tersebut, bagian permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar
kemudian diberi additive yang memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada
pengecoran kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih
tinggi dari 1,5 m.
e. Perawatan beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan
kelembaban untuk paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan
tersebut ditetapkan cara sebagai berikut:
- Dipergunakan karung-karung yang senantiasa basah sebagai penutup beton.
- Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak
mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan
beton dan lain-lain yang tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali

15
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)

sebagian atau seluruhnya menurut perintah Direksi. Untuk selanjutnya diganti


atau diperbaiki segera atas resiko pemborong.

PASAL 5. PEKERJAAN BEKISTING BETON

5.1. Lingkup Pekerjaan


a. Kayu dan baja untuk bekisting beton cor ditempat, lengkap dengan perkuatan dan
pengukuran-pengukuran yang diperlukan.
b. Penyediaan bukaan atau sparing dan sleeve untuk pekerjaan-pekerjaan Mekanikal
dan Elektrikal
c. Penyediaan Waterstops
d. Penyediaan angkur-angkur untuk hubungan dengan pekerjaan lain.

5.2. Persyaratan Bahan


a. Bekisting Beton Biasa (Non Ekspose)
1. Plywood t = 9 mm.
2. Paku, angkur dan sekrup-sekrup; ukuran sesuai dengan keperluan dan cukup
kuat untuk menahan bekisting agar tidak bergerak ketika dilakukan
pengecoran.
b. Bekisting Beton Ekspose
1. Plywood; untuk dinding, balok dan kolom persegi, tebal 9 mm.
2. Baja lembaran, tebal minimal 1,2 mm, untuk kolom-kolom bundar.
3. Form ties; baja yang mudah dilepas (snap-off metal). Panjang fixed atau
adjustable, dapat terkunci dengan baik dan tidak berubah saat pengecoran.
Lubang yang terjadi pada permukaan beton setelah form ties dibuka tidak boleh
lebih dari 1 inch (25 mm).
4. Form Release Agent; minyak mineral yang tidak berwarna, yang tidak
menimbulkan karat pada permukaan beton dan tidak mempengaruhi rekatan
maupun warna bahan finishing permukaan beton.
5. Chamfer Strips, terbuat dari jenis kayu kelas III, dibentuk meneurut rencana
beton pada gambar.

5.3. Syarat-syarat Umum Bekisting


a. Tidak mengalami deformasi. Baekisting harus cukup tebal dan terikat kuat.
b. Kedap air; dengan menutup semua celah dengan tape.
c. Tahan terhadap getaran vibrator dari luar maupun dari dalam bekisting.

16
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)

5.4. Pelaksanaan Pekerjaan


a. Pemasangan Bekisting
1. Tentukan jarak, level dan pusat (lingkaran) sebelum memulai pekerjaan.
Pastikan ukuran-ukuran ini sudah sesuai dengan gambar.
2. Pasang bekisting dengan tepat dan sudah diperkuat (bracing), sesuai dengan
design dan standard yang telah ditentukan; sehingga bisa dipastikan
akan menghasilkan beton yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan akan
bentuk, keselurusan dan dimensi.
3. Hubungan-hubungan antara papan bekisting harus lurus dan harus dibuat kedap
air, untuk mencegah kebocoran adukan atau kemungkinan deformasi bentuk
beton. Hubungan-hubungan ini harus diusahakan seminimal mungkin.
4. Bekisting untuk dinding pondasi dan sloof harus dipasang pada kedua
sisinya. Pemakaian pasangan bata untuk bekisting pondasi harus atas seijin
Direksi Lapangan. Semua tanah yang mengotori bekisting pada sisi
pengecoran harus dibuang.
5. Perkuat-perkuat pada bukaan-bukaan dibagian-bagian yang struktural yang
tidak diperlihatkan pada gambar harus mendapatkan pemeriksaan dan
persetujuan dari Direksi.
6. Pada bagian-bagian yang akan terlihat, tambahkan pinggulan-pinggulan
(chamfer strips) pada sudut-sudut luar (vertikal dan horisontal) dari
balok, kolom dan dinding.
8. Bekisting harus memenuhi toleransi deviasi maksimal berikut :
1. Deviasi garis vertikal dan horisontal :
- 4 mm, pada jarak 3000 mm.
- 8 mm, pada jarak 6000 mm.
- 16 mm, pada jarak 12000 mm, atau lebih.
2. Deviasi pada pemotongan melintang dari dimensi kolom/balok, ketebalan
plat 4 mm.
9. Aplikasi bahan pelepas acuan (form release agent) harus sesuai dengan
rekomendasi pabrik. Aplikasi harus dilaksanakan sebelum pemasangan
besi beton, angkur-angkur dan bahan-bahan tempelan (embedded item)
lainnya. Bahan yang dipakai dan cara aplikasinya tidak boleh
menimbulkan karat atau mempengaruhi warna permukaan beton.
10. Dimana permukaan beton yang akan dilapisi bahan yang bisa rusak terkena
bahan pelepas acuan; bahan pelepas acuan tidak boleh dipakai. Untuk itu,

17
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
)
dalam hal bahan pelepas acuan tidak boleh dipakai, sisi dalam bekisting harus
dibasahi dengan air bersih. Dan permukaan ini harus dijaga selalu basah
sebelum pengecoran beton.
b. Sisipan (insert), Rekatan (embedded) dan buka (Opening).
1. Sediakan bukaan pada bekisting dimana diperlukan untuk pipa, conduits,
sleeves dan pekerjaan lain yang akan merekat pada atau melalui / merembes
beton.
2. Pasang langsung pada bekisting alat-alat atau yang pekerjaan lain yang akan
di cor langsung pada beton.
3. Koordinasi bagian dari pekerjaan lain yang terlibat ketika membentuk atau
menyediakan bukaan, slots, recessed, sleeves, bolts, angkur dan sisipan-
sisipan lainnya. Jangan laksanakan pekerjaan diatas jika tidak secara jelas atau
khusus ditunjukkan pada gambar yang berhubungan.
4. Pemasangan water stops harus kontinyu (tidak terputus dan tidak mengubah
letak besi beton).
5. Sediakan bukaan sementara pada beton dimana diperlukan guna pembersihan
dan inspeski. Tempatkan bukaan dibagian bawah bekisting guna
memungkinan air pembersih keluar dari bekisting. Penutup bukaan sementara
ini harus dengan bahan yang memungkinkan merekat rapat, rata dengan
permukaan
dalam bekisting, sehingga sambungannya tidak akan tampak pada permukaan
beton ekspose.
c. Kontrol Kualitas.
1. Periksa dan kontrol bekisting yang dilaksanakan telah sesuai dengan
bentuk beton yang diinginkan, dan perkuatan-perkuatannya guna memastikan
bahwa pekerjaan telah sesuai dengan rancangan bekisting, wedgeeties, dan
bagian-bagian lainnya aman.
2. Informasikan pada Direksi Lapangan jika bekisting telah dilaksanakan, dan
telah dibersihkan, guna pelaksanaan pemeriksaan. Mintakan persetujuan
Direksi terhadap bekisting yang telah dilaksakan sebelum
dilaksanakan pengecoran beton.
3. Untuk permukaan beton ekspose, pemakaian bekisting kayu lebih dari 2 kali
tidak diperkenankan. Penambahan pada bekisting, juga tidak diperkenankan

18
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
)
kecuali pada bukaan-bukaan sementara yang diperlukan.
4. Bekisting yang akan dipakai ulang harus mendapatkan persetujuan sebelumnya
dari Direksi Lapangan.
d. Pembersihan
1. Bersihkan bekisting selama pemasangan, buang semua benda-benda yang tidak
perlu. Buang bekas-bekas potongan, kupasan dan puing dari bagian dalam
bekisting. Siram dengan air, menggunakan air bertekanan tinggi,
guna membuang benda-benda asing yang masih tersisa pastikan bahwa air
dan puing-puing tersebut telah mengalir keluar melalui lubang pembersih
yang disediakan.
2. Buka bekisting secara kontinyu dan sesuai dengan standard yang berlaku
sehingga tidak terjadi beban kejut (shock load) atau ketidak seimbangan
beban yang terjadi pada struktur.
3. Pembukaan bekisting harus dilakukan dengan hati-hati, agar peralatan-
peralatan yang dipakai untuk membuka tidak merusak permukaan beton.
4. Untuk yang akan dipakai kembali, bekisting-bekisting yang telah dibuka harus
disimpan dengan cara yang memungkinkan perlindungan terhadap permukaan
yang akan kontak dengan beton tidak mengalami kerusakan.
5. Dimana diperlukan perkuatan-perkuatan pada komponen-konponen struktur
yang telah dilaksanakan guna memenuhi syarat pembebanan dan
konstruksi sehingga pekerjaan-pekerjaan konstruksi di lantai-lantai di
atasnya bisa dilanjutkan. Pembukaan penunjang bekisting hanya bisa dilakukan
setelah beton mempunyai 75 % dari kuat tekan 28 hari (28 day compressive
strength) yang diperlukan.
6. Bekisting-bekisting yang dipakai untuk mematangkan (curing) beton,
tidak boleh dibongkar sebelum dinyatakan matang oleh Direksi.

19
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
)
PASAL 6. PEKERJAAN RANGKA BAJA

6.1. Lingkup Pekerjaan


1. Pekerjaan rangka baja wf
2. Pekerjaan ralling besi
3. Pekerjaan plat cor dengan bekesting floodek atau bondeck.
Dalam pelaksanaan pekerjaan kontraktor harus menyediakan material, peralatan
dan tenaga yang cakap untuk dapat menjamin kelancaran keamanan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini. Alat yangh di gunakan untuk pelaksanaan pkerjaan
baja khususnya pengangkat crane minimal 10 ton, genset minimal 50 Kva, Las
listrik minimal 120 Ampere atau sejenisnya yang akan digunakan harus disetujui
Konsultan Pengawas

6.2. Persyaratan Bahan


- Semua peraturan – peraturan / normalisasi - normalisasi harus berlaku yang
berlaku di Indonesia
- Pekerjaan kolom ini terbuat dari baja WF 250.250.9.13 mm
- Pekerjaan balok ini terbuat dari baja WF 450.200.8.13 mm dan lainya yang tertera
dalam gambar perencanaan.
- Plat floordek galvalum T 0,75mm berbahan zinium
- Semua perjaan harus dilakukan oleh pekerja yang professional dalam pengerjaan
kuda – kuda baja wf
- Semua pekerrjaan baut (bolt) harus memenuhi syarat AISC, Spesification for
Struktural Joint Bolt
- Mengeluarkan hitungan struktur (engineering report)
- Bersertifikat SNI dan sertifikat ISO
- Bergaransi anti karat minimal 25 tahun

6.3. Pedoman Pelaksanaan


1. Sebelum melaksanakan pekerjaan rangka atap, kontraktor harus membuat shop
drawing terlebih dahulu yang mencangkup tentang dimensi batang, ukur batang,
elevasi, detail dudukan lengkap dengan angker, detail sambungan antar komponen
lainnya seperti penuttup atap maupun detail dan informasi lainnya untuk dapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas

20
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
)
2. Pemasangan atap langsung pada reng dengan menggunakan baut/screw
3. Pasangan harus rapi dan memenuhi syarat – syarat sehingga tidak mengakibatkan
kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan

21
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
)
PEKERJAAN PENGECATAN DAN FINISHING

1.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan yang berhubungan dan seharusnya
dilaksanakan dalam pengecatan dengan bahan-bahan emulsi, enamel, politur/teak
oil, cat dasar, pendempulan, baik yang dilaksanakan sebagai pekerjaan
permulaan, ditengah-tengah dan akhir. Yang dicat adalah semua permukaan
baja/besi, kayu, plesteran tembok dan beton, dan permukaan-permukaan lain
yang disebut dalam gambar. Pekerjaan pengecatan antara lain:

a. Pengecatan dinding.
b. Water proofing plat dak beton.

4.2 Persyaratan Bahan


a. Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup patri/segel, dan masih
jelas menunjukkan nama/merek dagang, nomor formula atau Spesifikasi cat,
nomor takaran pabrik, warna, tanggal pembuatan pabrikpetunjuk dari pabrik
dan nama pabrik pembuat, yang semuanya harus masih absah pada saat
pemakaiannya. Semua bahan harus sesuai dengan Spesifikasi yang disyaratkan
pada daftar cat. Pemakaian bahan-bahan pengering atau bahan-bahan lainnya
tanpa persetujuan Pengawas tidak diperbolehkan. Selambat-lambatnya sebulan
sebelum pekerjaan pengecatan dimulai, Kontraktor harus mengajukan daftar
tertulis dari semua bahan yang akan dipakai untuk disetujui oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi. Konsultan Manajemen Konstruksi berhak menguji
contoh-contoh sebelum memberikan persetujuan.
b. Cat dinding interior
Menggunakan cat dinding minimal ex. dulux atau merek lain yang setara.
c. Cat dinding exterior (wheatershield)
Menggunakan cat dinding minimal ex. Dulux atau merek lain yang setara.
d. Cat rangka baja
Menggunakan cat besi meni cromet minimal ex. Pedang atau merek lain yang
setara.

22
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
)
4.3 Pedoman Pelaksanaan
- Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi pengecatan bagian – bagian yang
ditunjuk dalam gambar maupun bagian lain yang memerlukan perlindungan
dengan cara pengecatan / plituran.
- Dan pekerjaan pengecatan/Melamin lainnya sesuai yang ditunjuk dalam gambar
rencana dengan warna sesuai persetujuan user dan Manajemen Konstruksi.
- Penyempurnaan dan pengulangan pengecatan karena belum merata, berubah
warna atau sebab-sebab lainnya sampai pada saat serah terima untuk yang kedua
kalinya menjadi tanggung jawab kontraktor.
1. Cat Tembok
a. Untuk cat tembok dan plafond menggunakan dulux atau setara dengan
warna standar yang ditentukan kemudian oleh direksi.
b. Untuk cat tembok exterior menggunakan cat Dulux weathershield atau
setara dengan warna standar yang ditentukan kemudian oleh direksi.
c. Dilaksanakan pada seluruh permukaan dinding dalam, kolom, dinding luar
dan plafond sesuai gambar perencanaan.
d. Pelaksanaan pengecatan sesuai dengan ketentuan standart dari pabrik
pembuat.
e. Sebelum dicat permukaan dinding tembok/beton yang akan dicat harus
betul-betul rata dan dibersihkan dengan cara menggosok memakai kain
yang dibasahi/amplas basah dan setelah kering diplamir sehinga
permukaannya menjadi rata dan halus.
f. Pengecatan dilakukan dengan kuas/roller sampai didapatkan hasil akhir
yang merata warnanya minimal 3 kali pengecatan dan harus didapat warna
yang merata.
2. Cat Duco
a. Dipakai cat EMCO atau setara, warna ditentukan kemudian.
b. Dikerjakan untuk cat yang menggunakan bahan pipa hollow dan pipa baja.
3. Cat Besi
a. Dilaksanakan pada tempat-tempat sesuai tersebut diatas serta ditempat
lainnya yang memerlukan finishing dengan Cat besi.
b. Dilakukan pengecatan dasar meni/zyncromat.
c. Finishing Akhir menggunakan Cat Besi dengan merata.

23
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
)

d. Seluruh pekerjaan tersebut diatas harus dilaksanakan dengan baik sampai


didapat hasil yang baik dan warna cat yang merata dengan pelaksanaan
pengecatan sesuai ketentuan standart dari pabrik pembuat
4. Cat Rangka Baja
a. Dipakai cat zyncromate
b. Dilaksanakan khusus untuk rangka baja pada atap.

Selang Waktu Antara Persiapan Permukaan dan Pengecatan.

Permukaan yang sudah dibersihkan, dirawat dan/atau disiapkan untuk dicat


harus mendapatkan lapisan pertama atau cat dasar seperti yang disayaratkan,
secepat mungkin setelah persiapan- persiapan di atas selesai. Harus
diperhatikan bahwa hal ini harus dilakukan sebelum terjadi kerusakan pada
permukaan yang sudah disiapkan di atas.
- Proses Pengecatan
a. Harus diberi selang waktu yang cukup di antara pengecatan berikutnya
untuk memberikan kesempatan pengeringan yang sempurna, disesuaikan
dengan kedaan cuaca dan ketentuan dari pabrik pembuat cat dimaksud.
b. Pengecatan harus dilakukan dengan ketebalan minimal (dalam keadaan
cat kering), sesuai ketentuan.
- Penyimpanan, Pencampuran dan Pengenceran
a. Pada saat pengerjaan, cat tidak boleh menunjukkan tanda-tanda mengeras,
membentuk selaput yang berlebihan dan tanda-tanda kerusakan lainnya.
b. Cat harus diaduk, disaring secara menyeluruh dan juga agar seragam
konsistensinya selama pengecatan.
c. Bila disyaratkan oleh kedaan permukaan, suhu, cuaca dan metoda
pengecatan, maka cat boleh diencerkan sesaat sebelum dilakukan
pengecatan dengan mentaati petunjuk yang diberikan pembuat cat dan
tidak melebihi jumlah 0,5 liter zat pengencer yang baik untuk 4 liter cat.
d. Pemakaian zat pengencer tidak berarti lepasnya tanggung jawab kontraktor
untuk memperoleh daya tahan cat yang tinggi (mampu menutup warna lapis
di bawahnya).
- Metode Pengecatan
a. Cat dasar untuk permuakaan beton, plesteran, gypsum board diberikan

24
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
)
dengan kuas dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol.
b. Cat dasar untuk permukaan papan gipsum deberikan dengan kuas dan
dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol.
c. Cat dasar untuk permukaan kayu harus diaplikasikan dengan kuas dan
lapisan berikutnya boleh dengan kuas, rol atau semprotan.
d. Cat dasar untuk permukaan besi/baja diberikan dengan kuas atau
disemprotkan dan lapisan berikutnya boleh menggunakan semprotan.
- Pekerjaan Epoxy untuk Pengecatan Dinding
Sebelum dilakukan pekerjaan finishing dinding dengan cat Epoxy prosedur
dan persiapan yang harus dilakukan adalah permukaan dinding. Untuk
mendapatkan permukaan yang benar-benar rata permukaan dinding harus
dempul yang khusus untuk epoxy. Pekerjaan ini harus dilakukan berulangkali
untuk mendapatkan permukaan yang benar-benar rata dan mendapatkan
persetujuan konsultan Pengawas. Setelah permukaan benar-benar rata dan
kering barulah pekerjaan pelapisan dengan Epoxy bisa dimulai setelah
mendapatkan persetujuan pengawas. Pengecatan dilakukan sesuai prosedur
produk yang dipakai sampai memperoleh ketebalan 200 mikron. Pertemuan
plafon dengan dinding harus melengkung dengan R. Minimal 10 cm dan
permukaan tidak boleh ada celah atau pemutusan permukaan. Pelaksanaan
pekerjaan ini harus dilakukan oleh tukang yang berpengalaman dan yang
telah direkomendasi oleh pabrik.

25
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
)
DRAINASE BETON

5.1 UMUM
1) Uraian
a) Pekerjaan ini mencakup pembuatan gorong-gorong pipa beton tanpa tulangan,
sesuai dengan Gambar dan Spesifikasi ini dan pada lokasi yang ditunjukkan
oleh Direksi Pekerjaan.

b) Pekerjaan ini juga mencakup pemasangan drainase dengan pelapisan beton


(concrete lined drains).

2) Jadwal Pekerjaan
a) Pekerjaan gorong-gorong atau drainase beton tidak boleh dimulai sampai
persetujuan tertulis Direksi Pekerjaan dan lingkup pekerjaan telah
diterbitkan.
b) Pekerjaan drainase harus dalam kondisi operasional dan berfungsi secara
efektif sebelum pekerjaan galian atau timbunan dilaksanakan. Dengan
demikian gorong-gorong harus disele-saikan terlebih dahulu sebelum
pekerjaan timbunan dimulai, terkecuali jika Kontraktor dapat
menyediakan drainase yang memadai dengan membuat pekerjaan
sementara yang khusus.
c) Pekerjaan persiapan tanah dasar atau pekerjaan pelapisan ulang, tidak
boleh dimulai sebelum gorong-gorong, tembok kepala dan struktur minor
lainnya yang terletak di bawah elevasi tanah dasar selesai dikerjakan.
6) Kondisi Tempat Kerja
Ketentuan yang diberikan dalam Spesifikasi ini, tentang pengeringan air dan
pemeliharaan sanitasi di lapangan harus berlaku.
7) Perbaikan Terhadap Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan
Seluruh pekerjaan dan bahan untuk pembuatan gorong-gorong dan drainase beton
harus memenuhi toleransi dimensi dan berbagai ketentuan untuk perbaikan
pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan, yang diberikan dalam Seksi-seksi dari
Spesifikasi ini sesuai dengan pekerjaan atau bahan yang digunakan.
8) Pemeliharaan Pekerjaan Yang Telah Diterima
Tanpa mengurangi kewajiban Kontraktor untuk melaksanakan perbaikan terhadap
pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan atau gagal, Kontraktor juga harus
bertanggungjawab atas pemeliharaan rutin dari semua gorong-gorong dan drainase
beton yang telah selesai dan diterima selama sisa Periode Kontrak termasuk Periode
Pemeliharaan.

26
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
)
9) Penggunaan dan Pembuangan Bahan Galian
Ketentuan yang disyaratkan untuk Galian dari Spesifikasi ini harus berlaku.
10) Pengembalian Bentuk dan Pembuangan Pekerjaan Sementara
Ketentuan yang disyaratkan untuk Galian dari Spesifikasi ini harus berlaku.
5.2 BAHAN
1) Landasan
Bahan berbutir kasar untuk landasan drainase beton, gorong-gorong pipa dan
struktur lainnya harus seperti yang disyaratkan dalam Pasal 2 dari Spesifikasi ini.
2) Beton
Beton yang digunakan untuk seluruh pekerjaan struktur yang diuraikan dalam
Seksi ini harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Pasal 4 dari
Spesifikasi ini.

3) Gorong-gorong Pipa Beton


Gorong-gorong pipa beton haruslah beton pracetak dan harus memenuhi persyaratan
Direksi pekerjaan.
4) Adukan
Adukan untuk sambungan pipa dan kelilingnya harus dari adukan semen yang
meme-nuhi ketentuan.
5) Penimbunan Kembali
Bahan timbunan yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi ketentuan.

2.3.3 PELAKSANAAN
1) Persiapan Tempat Kerja
a) Penggalian dan persiapan parit serta pondasi untuk drainase beton dan gorong-
gorong harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati
dengan direksi pekerjaan.

b) Bahan untuk landasan harus ditempatkan sesuai dengan Pemasangan Bahan


Landasan.
2) Penempatan Gorong-gorong Pipa Beton
a) Pipa beton harus dipasang dengan hati-hati, lidah sambungan harus diletakkan
di bagian hilir, lidah sambungan harus dimasukkan sepenuhnya ke dalam alur
sambungan dan sesuai dengan arah serta kelandaiannya.

27
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
)
b) Sebelum melanjutkan pemasangan bagian pipa beton berikutnya, maka sisi
dalam dari setengah bagian bawah alur sambungan harus diberi adukan yang
cukup. Pada saat yang sama setengah bagian atas lidah sambungan pipa
berikutnya juga harus diberi adukan yang sama.

c) Setelah pipa beton terpasang, sambungan yang belum terisi harus diisi dengan
adukan, dan adukan tambahan harus diberikan untuk membentuk selimut
adukan di sekeliling sambungan.

d) Penimbunan kembali dan pemadatan sekeliling dan di atas gorong-gorong beton


harus dilaksanakan seperti yang disyaratkan mendetil dalam Pasal 2, Timbunan,
dengan menggunakan bahan yang memenuhi ketentuan yang diberikan untuk
Timbunan Pilihan. Bahan harus terdiri dari tanah atau kerikil yang bebas dari
gumpalan lempung dan bahan-bahan tetumbuhan serta yang tidak mengan-dung
batu yang tertahan pada ayakan 25 mm.

e) Penimbunan kembali harus dilakukan sampai minimum 30 cm di atas puncak


pipa dan, kecuali kalau bukan suatu galian parit, maka jarak sumbu pipa ke
masing-masing sisi minimum satu setengah kali diameter. Penimbunan kembali
pada celah-celah di bawah setengah bagian bawah pipa harus mendapat
perhatian khusus agar dapat dipadatkan sebagaimana mestinya.

f) Alat berat untuk pekerjaan tanah dan mesin gilas tidak boleh beroperasi lebih
dekat 1,5 m dari pipa sampai seluruh pipa terbungkus dengan ketinggian paling
sedikit 60 cm di atas puncak pipa. Perlengkapan ringan dapat dioperasikan
dalam batas ketentuan tersebut di atas asalkan penimbunan kembali telah
mencapai ketinggian 30 cm di atas puncak pipa. Meskipun demikian dan tidak
berten-tangan dengan ketentuan yang di atas, Kontraktor harus bertanggung
jawab dan harus memperbaiki setiap kerusakan yang terjadi akibat kegiatan
tersebut.

g) Pipa beton harus diselimuti dengan beton sesuai dengan detil yang ditunjukkan
dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
bilamana tinggi timbunan di atas pipa melebihi ketentuan maksimum atau
kurang dari ketentuan minimum dari yang ditunjukkan dalam Gambar atau
spesifikasi dari pabrik pembuatnya untuk ukuran dan kelas pipa tertentu.
3) Tembok Kepala Gorong-gorong dan Struktur Tempat Masuk dan Keluarnya Air
a) Kecuali jika ditunjukkan lain dalam Gambar, maka landasan kolam golak dan
pekerjaan perlindungan terhadap gerusan yang berhubungan dengan pekerjaan
gorong-gorong harus dibuat dengan menggunakan pasangan batu dengan
mortar. Umumnya pekerjaan pasangan batu dengan mortar (mortared
stonework) digunakan untuk tembok kepala gorong-gorong kecil dan struktur
lainnya yang tidak memikul beban struktur yang berarti.

28
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
)
b) Tembok kepala gorong-gorong besar atau yang berada di bawah timbunan yang
tinggi, atau struktur lainnya yang memikul beban yang berhubungan dengan
pekerjaan gorong-gorong, harus dibuat dengan menggunakan Pasangan Batu
(stone masonry) dan bukan Pasangan Batu Dengan Mortar (mortared stone-
work), bahkan jika beban yang dipikul sangat besar maka harus menggunakan
Beton Bertulang. Bahan yang akan digunakan haruslah seperti yang diperintah-
kan Direksi Pekerjaan. Direksi Pekerjaan akan mempertimbangkan mutu dan
bentuk batu yang tersedia untuk pekerjaan tersebut, dan juga ketrampilan tukang
batu yang dipekerjakan oleh Kontraktor.

29
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
)
Masa Pemeliharaan dan Serah Terima Pekerjaan
a. Masa pemelihara untuk instalasi ini adalah selama enam bulan terhitung sejak
saat penyerahan pertama. Selama masa pemeliharaan ini, Kontraktor diwajibkan
mengatasi segala kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya.
b. Selama masa pemeliharaan ini, apabila Kontraktor tidak melaksanakan teguran
dari Direksi atas perbaikan / peggantian / penyetelan yang diperlukan, maka
Direksi berhak menyerahkan perbaikan / penggantian / penyetelan tersebut
kepada pihak lain atas biaya Kontraktor.
c. Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada
bukti pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditanda tangani bersama oleh
Kontraktor, Konsultan Pengawas dan Pejabat Pembuat Komitmen serta dilampiri
Surat Ijin Pemakaian dari Jawatan Keselamatan Kerja.
d. Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan
setelah:
1. Berita acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini dalam
keadaan baik, ditanda tangani bersama Pemborong, Konsultan Pengawas dan
Pejabat Pembuat Komitmen.
2. Kontraktor telah menyerahkan semua Surat Ijin Pemakaian dari Instansi
Pemerintah yang berwenang, misalnya Instansi Keselamatan Kerja, PMK
dan lain-lain, hingga instalasi yang telah terpasang dapat dipakai tanpa
menyalahi peraturan yang berlaku
3. Semua gambar instalasi terpasang beserta operting, instruction, technical
dan maintenance manual rangkap 6 (enam) termasuk 1 (satu) set asli telah
diserahkan kepada Konsultan Pengawas.

30
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
)
PEKERJAAN INSTALASI AIR KOTOR

2.1 Lingkup Pekerjaan


a. Pengadaan bahan, peralatan dan memasang semua sistem distribusi air kotor
b. Memasang pipa buangan dari meja los kearah saluran pembuangan.
c. Yang dimaksud dengan peralatan adalah sambungan, tikungan serta peralatan
pelengkap lainnya dalam perpipaan air kotor dan kotoran.

2.2 Persyaratan Bahan


a. Pipa air kotor, air bekas, air hujan, menggunakan pipa PVC AW
b. Fiiting pipa PVC AW

2.3 Pedoman Pelaksanaan


a. Kemiringan perpipaan air kotor / kotoran diusahakan agar air lancar dalam proses
pembuangan, minimal kemiringan 1%.
b. Pada saluran air kotor / kotoran mendatar diluar gedung setiap panjang 6 m
ditikungan atau pada pertemuan dipasang bak kontrol yang ditutup dengan plat
beton
c. Pada saluran air kotor / kotoran mendatar didalam gedung setiap panjang 6m,
ditikungan atau pada pertemuan dipasang dean out dari GIP ditutup dengan dop dan
tertanam dibawah lantai.
d. Lantai yang menutup dean out harus dapat dibuka dengan mudah,
e. Perpipaan air kotor / kotoran pada tikungan harus menggunakan longelbow, sedang
pada pertemuan 2 pipa atau dean out harus menggunakan TY 4
f. Pipa yang akan dipasang menembus beton diberi pelindung pipa baja tebal minimal
5 mm sebagai "sleve"/pelindung yang diikat/dilas dengan tulangan beton, dan
dikonstruksi sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kebocoran diantara sleve
dengan beton pada saat beton te-ah kering. Jarak "sleve" dengan sisi luar pipa yang
minimal 1 cm, dan diberi bahan elatis yang kedap air, misalnya sejenis silicon atau
aspalt.
g. Penyambungan dan pemasangan fitting PVC digunakan lem PVC.
h. Pelaksanaan pengeleman setelah ujung - ujung yang akan dipasang alat sambung /
fitting dibersihkan dari kotoran dan minyak setelah dikasarkan permukaannya
dengan ampelas.

31
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
)
i. Setelah bersih, lem dioleskan pada fitting dan bagian yang akan disambung,
kemudian dipasangkan sampai lem mengeras.

2.4 Pengujian
a. Pengujian dilakukan setelah semua alat plambing/sanitasi terpasang, kemudian
dioperasikan dengan mengisi dengan air.
b. Apabila air tidak mengalir, maka ditandai dengan air pada alat plambing/sanitasi
tidak bergerak atau tetap pada keadaan semula.
c. Apabila air terhambat, maka ditandai dengan air pada alat plambing sanitasi lamban
gerak pengurasannya.
d. Instalasi perpipaan bocor apabila dalam pengoperasiannya akan keluar air pada
tempat - tempat dimana air keluar.
2.5 Masa Pemeliharaan dan Serah Terima Pekerjaan
a. Masa pemelihara untuk instalasi ini adalah selama enam bulan terhitung sejak
saat penyerahan pertama. Selama masa pemeliharaan ini, Kontraktor diwajibkan
mengatasi segala kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya.
b. Selama masa pemeliharaan ini, apabila Kontraktor tidak melaksanakan teguran
dari Direksi atas perbaikan / peggantian / penyetelan yang diperlukan, maka
Direksi berhak menyerahkan perbaikan / penggantian / penyetelan tersebut
kepada pihak lain atas biaya Kontraktor.
c. Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada
bukti pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditanda tangani bersama oleh
Kontraktor, Konsultan Pengawas dan Pejabat Pembuat Komitmen serta dilampiri
Surat Ijin Pemakaian dari Jawatan Keselamatan Kerja.
d. Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan
setelah:
1. Berita acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini dalam
keadaan baik, ditanda tangani bersama Pemborong, Konsultan Pengawas dan
Pejabat Pembuat Komitmen.
2. Kontraktor telah menyerahkan semua Surat Ijin Pemakaian dari Instansi
Pemerintah yang berwenang, misalnya Instansi Keselamatan Kerja, PMK
dan lain-lain, hingga instalasi yang telah terpasang dapat dipakai tanpa
menyalahi peraturan yang berlaku

32
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
)
3. Semua gambar instalasi terpasang beserta operting, instruction, technical
dan maintenance manual rangkap 6 (enam) termasuk 1 (satu) set asli telah
diserahkan kepada Konsultan Pengawas.

PASAL 3. PEKERJAAN ELEKTRIKAL

3.1 Uraian Persyaratan dan Peraturan Umum


Uraian persyaratan ini menjelaskan tentang detail spesifikasi bahan dan cara
pemasangan Instalasi Listrik meliputi pekerjaan secara lengkap dan sempurna mulai
dari penyediaan bahan sampai di site, upah pemasangan, penyimpanan, transportasi,
pengujian, pemeliharaan dan jaminan.

Dalam melaksanakan instalasi ini, kontraktor harus mengikuti semua persyaratan


yang ada seperti:
- Peraturan Umum Instalasi Listrik 2000
- VDE, ISO, BS, LMK.

Pembuatan panel harus mengikuti dan terikat pada semua persyaratan yang tercantum
dalam:
- Persyaratan umum
- Spesifikasi teknis
- Gambar rencana
- Berita acara anwijing
- Sumber daya listrik bersumber dari Perusahaan Umum Listrik Negara.

Fasilitas instalasi listrik tersebut digunakan untuk :


- Penerangan dalam
- Penerangan halaman
- Stop kontak biasa & stop kontak UPS, dan Computer
- Penerangan service area
- Air conditioning
- Peralatan lain
Sistem tegangan listrik 380 volt – 3fasa – 50 Hz atau 220 volt, 50 Hz.

Persyaratan kontraktor listrik


- Harus mempunyai SIKA – PLN golongan C yang masih berlaku.

33
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
)
- Harus dapat disetujui oleh Pemberi Tugas/ Mk
- Semua instalasi penerangan dan stop kontak menggunakan sistem 3 core.
- Semua panel listrik harus diberi pentanahan dengan kawat BC/NYA
- Semua pipa dari bahan metal yang terpasang dalam tanah harus diberi pelindung anti
karat.

3.2 Lingkup Pekerjaan


Melaksanakan:
- Seluruh instalasi penerangan & stop kontak dalam Gedung
- Seluruh instalasi penerangan halaman & parkir
- Menyediakan dan memasang semua toevoer listrik.
- Menyediakan dan memasang rack kabel dan hanger untuk feeder dan instalasi.
- Mengurus permintaan daya listrik dan proses daya penyambungan listrik sehingga
dapat digunakan oleh pemilik bangunan.
- Penangkal petir
- Menyediakan dan memasang lighting control terminal type Non Konventional
lengkap dengan tiang/tower penegak dan klem-klem.
- Melaksanakan instalasi penghantar dan lighting control sampai bak control terminal
sampai bak kontrol lengkap dengan alat bantu.
- Melaksanakan pentanahan lengkap bak control lengkap dengan tutup dan terminal
penyambung.
- Melakukan pengetesan dan perizinan dari Dinas Tenaga Kerja dan transmigrasi
- Membuat gambar kerja dan menyerahkan gambar as-built.
- Melaksanakan pemeliharaan dan memberikan jaminan.
- Membuat gambar kerja dan menyerahkan gambar revisi.
- Melakukan pengetesan.
- Menyerahkan hasil pengetesan
- Melaksanakan pemeliharaan jaminan.
- Memasang nama-nama panel dan hubungan circuit breaker berupa tulisan yang jelas
dari bahan yang tahan lama.

34
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
)
3.3 Persyaratan Bahan dan Peralatan
1. Syarat- syarat Dasar
- Semua bahan atau peralatan harus baru dalam arti bukan barang bekas atau hasil
perbaikan.
- Material atau peralatan harus mempunyai kapasitas atau rating yang cukup.
- Harus sesuai dengan spesifikasi/persyaratan.
- Kapasitas yang tercantum dalam gambar atau spesifikasi adalah minimum.
Kontraktor boleh memilih kapasitas yang lebih besar dari yang diminta dengan
syarat:
- Tidak boleh menyebabkan sistem menjadi lebih sulit.
- Tidak menyebabkan pertambahan bahan.
- Tidak meminta pertambahan ruang.
- Tidak menyebabkan adanya tambahan biaya.
- Tidak menurunkan mutu.

2. Syarat-syarat Fisik
- Semua bahan atau peralatan dari kualifikasi atau tipe yang sama, diminta merek
atau dibuat oleh pabrik yang sama.
- Dalam setiap hal, suatu bagian atau suku-suku cadang dari peralatan yang
jumlahnya jelas ditentukan, maka jumlah tersebut harus tetap lengkap setiap kali
peralatan tersebut diperlukan, sehingga merupakan unit yang lengkap.
- Apabila suatu bahan atau peralatan disebutkan pabrik pembuatnya atau mereknya,
hal ini dimaksud untuk mengikat mutu, tipe perencanaan dan karakteristik.

3.4 Spesifikasi Teknik Bahan dan Peralatan


- Listrik
- Kabel penerangan dan Power
- Kelas tegangan 1000 Volt dan 600/1000 Volt.
- Inti penghantar tembaga
- Isolasi PVC, sheated dan lain- lain.
- Jumlah inti satu atau banyak
- Jenis kabel: NYA, NYM, NYY, NYFGBY, BC dan lain-lain sesuai gambar rencana.
- Pipa dan Fitting

35
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
)
- Seluruh pengkabelan untuk penerangan, stop kontak dan fan dilaksanakan dalam pipa
dan fitting-fitting High Impact Conduit PVC untuk dalam bangunan kecuali untuk
feeder dan NYY tanpa pipa. Untuk di halaman terpasang dalam trench atau tertanam
dalam tanah.
- Sparing pipa menggunakan pipa galvanis yang ukurannya disesuaikan dengan
material yang akan dipasang.
- Penyambungan dari jalur instalasi ke armature lampu menggunakan pipa flexible
jenis PVC merek EGA atau Clipsal.
- Semua teknik pelaksanaan yaitu percabangan, pembelokan, pengetapan dan
sebagainya harus menggunakan fitting-fitting yang sesuai yaitu socket, elbow, T-
doos, cross-doos, terminal 3 M puntir, isolasiban, klem besi dan lain-lain.
- Semua pipa yang tidak dalam cor-coran atau tertanam dalam tanah harus diberi
marker dengan warna merah pada ujung-ujung pipa dan kabel setiap jarak 10 m.
- Cabletray, rak kabel dan hanger
- Semua kumpulan dari jalur instalasi/feeder dilewatkan dalam cable tray lengkap
dengan rak kabel dan hanger sesuai kebutuhan yang tertera dalam gambar setara
metosu (Lapis Galvanis)
- Alat Bantu Instalasi
- Bak kontrol dan tutupnya dari beton bertulang untuk pentanahan
- Pasir urug, sirtu dan tanah urug.
- Sakelar dan Stop Kontak
- Sakelar dari produksi ex. ABB, Clipsal, MK, type standard warna disesuaikan.
- Mekanisme sakelar bentuk persegi dengan rating 13A- 250 Volt dengan warna yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas. Dalam supply sakelar harus lengkap dengan box
tempat dudukannya dari bahan metal.
- Stop kontak
- Stop kontak biasa dengan rating 10 A – 250 Volt. 2 kutub ditambah 1 untuk
pertanahan.
- Stop kontak tenaga dengan rating 15 A – 250 Volt.
- 2 kutub ditambah 1 untuk pertanahan.
- Dalam supply stop kontak harus lengkap dengan box tempat dudukannya dari bahan
metal jenis pasangan inboow
- Armature lampu

36
METODE PELAKSANAAN BELANJA MODAL BANGUNAN FASILTAS UMUM
(AREA STADION GAJAYANA)
)
- Bahan kotak lampu dari sheet steel tebal 0.7 mm.
- Cat dasar anti karat, dengan finish cat bakar warna disesuaikan
- Ballast 20 watt, 40 watt, 220 volt, 50 Hz dengan losses tidak boleh lebih besar dari
6.5 watt.
- Fitting dan starter holder Philips.
- Capasitor Philips sehingga diperoleh faktor kerja minimal 0.85.
- Tabung TL 18 Watt Philips, diameter 25mm.
- Terminal grounding pada badan.
- Baut expose dengan kepala khusus.
- Wiring dalam kotak jenis flexible 1 mm2
- Tiap tube dengan trafo (ballast) dan capasitor sendiri-sendiri.
- Starter 20 & 40 watt.
- Type dan Jenis Lampu:
- Lampu RM 2 x 18 watt By Artolite
- Lampu single 10 watt By Phillips
- Hidden lamp 3 watt By Phillips

37

Anda mungkin juga menyukai