(KAK)
Page 1 of 13
Uraian Pendahuluan1
1. Latar Belakang a. Untuk meningkatkan sarana dan prasarana fisik baik secara kualitas
maupun kuantitas Balai Besar Pengembangan Sumber Daya
Manusia dan Penelitian Komunikasi dan Informatika
(BBPSDMPKI) Makassar diperlukan pembangunan
Gedung/Kantor dalam hal meningkatkan kenyamanan kerja dan
lingkungan memadai sehingga dapat meningkatkan produktifitas.
Gedung/Kantor tersebut masuk dalam kategori bangunan gedung
negara, karena mengunakan anggaran negara.
b. Setiap bangunan gedung negara harus diwujudkan dan dilengkapi
dengan peningkatan mutu atau kualitas, sehingga mampu
memenuhi secara optimal fungsi bangunannya, dan dapat menjadi
teladan bagi lingkungannya.
c. Setiap bangunan gedung negara harus dikontruksi dengan sebaik-
baiknya, sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang
layak dari segi mutu, biaya, dan kriteria administrasi bagi bangunan
gedung negara.
d. Pemberi jasa kontruksi untuk bangunan negara dan prasarana
lingkungannya perlu diarahkan secara baik dan menyeluruh,
sehingga mampu mengoptimalkan kinerja kontruksi terhadap teknis
bangunan yang memadai dan layak diterima menurut kaidah, norma
serta tata laku profesional.
e. Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan konstruksi perlu
disiapkan secara matang, sehingga mampu mendorong perwujudan
karya pembangunan yang sesuai dengan kepentingan kegiatan.
2. Maksud dan 1) Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi penyedia
Tujuan jasa kontruksi yang memuat masukan, azas, kriteria, keluaran dan
proses yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta
diinterprestasikan ke dalam pelaksanaan jasa kontruksi.
2) Dengan ini diharapkan penyedia jasa kontruksi dapat melaksanakan
tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang
memadai sesuai KAK ini.
4. Lokasi Pekerjaan Gedung Kantor BBPSDMP Kominfo Makassar, Jl. Prof. Dr. Abdurrahman
Basalamah II No. 25, Kelurahan Karampuang,Kecamatan Panakukang,
Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan
1 Uraian Pendahuluan memuat gambaran secara garis besar mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Page 2 of 13
Luasan 1.840 M2.
8. Standar Teknis Standar teknis yang digunakan mengacu kepada ketentuan Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman
Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara yang telah diubah
menjadi Permen PU Nomor 22/PRT/M/2018 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara, serta peraturan-peraturan
teknis terkait yang berlaku.
9. Studi-Studi -
Terdahulu
10. Referensi Hukum a. Undang-Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung;
b. Undang Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja
c. Peraturan Presiden RI nomor 73 tahun 2011 tentang
Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
d. Peraturan Presiden RI No 12 tahun 2021 tetang perubahan atas
Peraturan Presiden RI nomor 16 tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang dan Jasa
Pemerintah;
2 Data penunjang terdiri dari data yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.
Page 3 of 13
e. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2021 Tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002
Tentang Bangunan Gedung
f. Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 2021 tentang Perubahan
Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 2020 Tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 2 tahun 2017 tentang Jasa Kontruksi
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 29 Tahun 2006
tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;
h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26 Tahun 2008
tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan.
i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 14 Tahun 2017
tentang
Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung;
j. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 22
Tahun 2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
k. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 524 Tahun 2022 tentang besaran remunerasi minimal
tenaga kerja konstruksi pada jenjang jabatan ahli untuk layanan
jasa konsultasi konstruksi
l. Pedoman Standar Minimal INKINDO tahun 2022;
m. Peraturan LKPP No. 12 Tahun 2021 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah melalui
Penyedia;
n. Peraturan daerah setempat yang terkait penyusunan biaya
kebutuhan perencanaan.
o. Standar teknis dan pedoman teknis yang dipersyaratkan; dan
Ketentuanketentuan yang diatur diatas sepanjang masih berlaku
dan jika telah diubah maka mengacu pada perubahannya.
Ruang Lingkup
11. Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan Penyedia Jasa Konstruksi meliputi:
1. Pembangunan Gedung Kantor 4 (empat) lantai BBPSDMP Kominfo
Makassar,
2. Pelaksanaan pekerjaan konstruksi sesuai dengan spesifikasi teknis,
gambar dan volume yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga,
3. Pelaksanaan pekerjaan kontruksi berlokasi di Jl. Prof. Dr.
Abdurrahman Basalamah II No. 25, Kelurahan
Karampuang,Kecamatan Panakukang, Kota Makassar, Provinsi
Sulawesi Selatan
13. Peralatan dan 1. PPK akan memfasilitasi kebutuhan data/informasi yang diperlukan
Material dari oleh Penyedia Jasa dalam melaksanakan tugas pengawasan,
Pejabat Pembuat 2. PPK membentuk Tim Teknis yang bertugas mewakili Pengguna Jasa
Komitmen (PPK) dalam mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh
penyedia jasa konstruksi.
14. Peralatan dan Penyedia jasa kontruksi harus menyediakan dan memelihara semua
Material dari fasilitas dan peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan
Penyedia Jasa pekerjaan.
Kontruksi
15. Lingkup Penyedia Jasa Kontruksi Pengawasan Konstruksi memiliki wewenang dan
Kewenangan tanggung jawab secara profesional atas layanan jasa yang diberikan
Penyedia Jasa sesuai dengan ketentuan, kode etik dan tata laku profesi yang berlaku.
16. Jangka Waktu Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan kontruksi adalah selama 215 (Dua
Penyelesaian Ratus Lima Belas) hari kalender, terhitung sejak diterbitkannya Surat
Pekerjaan Perintah Mulai Kerja (SPMK) sampai dengan serah terima pekerjaan.
Page 7 of 13
atau BG-009 Konstruksi Bangunan Gedung Perkantoran (KBLI
41012).
4. Memiliki pengalaman paling kurang 1 (satu) Pekerjaan
Konstruksi dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik
di lingkungan pemerintah atau swasta termasuk pengalaman
subkontrak.
5. Memperhitungkan Sisa Kemampuan Paket (SKP), dengan
ketentuan:
SKP = KP – P, dimana :
KP adalah nilai Kemampuan Paket, dengan ketentuan :
a. Untuk usaha non kecil, nilai Kemampuan Paket (KP)
ditentukan sebanyak 6 (enam) atau 1,2 (satu koma dua) N.
P adalah Paket pekerjaan konstruksi yang sedang
dikerjakan.
N adalah jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat
ditangani pada saat bersamaan selama kurun waktu 5
(lima) tahun terakhir.
6. Untuk pekerjaan yang diperuntukkan bagi Kualifikasi Usaha
Menengah dan Besar, memiliki Kemampuan Dasar (KD) dengan
nilai KD sama dengan 3 x NPt (Nilai pengalaman tertinggi dalam
15 tahun terakhir):
Untuk kualifikasi Usaha Menengah, pengalaman pekerjaan
pada sub bidang klasifikasi/layanan SBU yang disyaratkan
yaitu : Pekerjaan Gedung komersil/Perkantoran.
(jika KSO, hanya dinilai pengalaman lead firm KSO).
7. Memiliki Sertifikat Manajemen Mutu ISO 9001, Sertifikat
Manajemen Lingkungan ISO 14001 dan Sertifikat Keselamatan
dan Kesehatan Kerja ISO 45001 yang masih berlaku;
8. Nomor NPWP, dengan status keterangan Wajib Pajak
berdasarkan hasil Konfirmasi Status Wajib Pajak Valid;
9. Memiliki akta pendirian perusahaan dan akta perubahan
perusahaan (apabila ada perubahan);
10. Tidak masuk dalam Daftar Hitam, keikutsertaannya tidak
menimbulkan pertentangan kepentingan pihak yang terkait,
tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan
usahanya tidak sedang dihentikan dan/atau yang bertindak
untuk dan atas nama Badan Usaha tidak sedang dalam
menjalani sanksi pidana, dan pengurus/pegawai tidak
berstatus Aparatur Sipil Negara, kecuali yang bersangkutan
mengambil cuti diluar tanggungan Negara;
11. Mempunyai atau menguasai tempat usaha/kantor dengan
alamat yang benar, tetap dan jelas berupa milik sendiri atau
sewa, yang dibuktikan dengan :
a. Dokumen IMB atau SLF;
b. Bukti lunas PBB.
Jika sewa, harus disertai dengan surat perjanjian sewa, bukti
pembayaran sewa dan bukti kepemilikan dari pemberi sewa
(dokumen IMB dan Bukti Lunas PBB).
Diwajibkan untuk seluruh Anggota KSO (jika KSO).
12. Menyampaikan pekerjaan yang sedang dilaksanakan;
13. Memiliki Sertifikat BPJS ketenagakerjaan dan bukti pembayaran
BPJS selama 3 (tiga) bulan terakhir, seluruh anggota KSO (jika
KSO);
14. Persyaratan Kualifikasi Perusahaan bermitra dan KSO:
Page 8 of 13
a. Lead Firm Kualifikasi Menengah & Mitra KSO Kualifikasi
Menengah,
b. Lead Firm Kualifikasi Menengah & Mitra KSO Kualifikasi
Kecil,
c. Lead Firm Kualifikasi Menengah , Mitra KSO 1 Kualifikasi
Kecil & Mitra KSO 2 Kualifikasi Kecil.
d. Perusahaan Mitra KSO yang dimaksud mengerjakan pekerjaan
Spesialis yang disub-kontraktorkan (Mengacu pada Pasal 19
Syarat Teknis Lainnya Yang Harus Dipenuhi Oleh Penyedia),
e. Dokumen Perusahaan dan Kelengkapan
Kualifikasi/Administrasi Perusahaan Mitra KSO Wajib
dilampirkan bersama dengan Dokumen Kualifikasi dan
Administrasi Perusahaan Lead Firm.
15. Memenuhi kriteria yang ditentukan dalam dokumen pemilihan.
22. Jaminan Sanggah Garansi Bank dengan nilai minimal = 1 % x Nilai HPS
Banding
23. Uang Muka Uang Muka kerja diberikan paling tinggi 20% (Dua Puluh Persen)
Penyedian Wajib menyerahkan Daftar penggunaan Uang Muka yang
antara lain memuat :
1. Jadwal dan Kuantitas Mobilisasi
barang/bahan/material/peralatan dan tenaga kerja;
2. Jadwal dan Nilai Pembayaran Uang Muka atau Uang Tanda Jadi
kepada pemasok barang/bahan/material/peralatan dan tenaga
kerja; dan
3. Jadwal, Kuantitas dan Nilai Pekerjaan teknis yang diperlukan
untuk persiapan pelaksanaan pekerjaan.
24. Pembayaran Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan dengan cara Termin,
Prestasi Pekerjaan dengan ketentuan tahapan pembayaran sebagai berikut :
dan Retensi 1. Pembayaran konstruksi selama tahun anggaran 2023 paling
tinggi sebesar anggaran yang tersedia pada tahun anggaran 2023
yaitu sebesar Rp.23.000.0000.000,- (Dua puluh tiga miliar
rupiah), yang pembayarannya dilakukan sebanyak 4 (empat) kali
termin atau sesuai dengan kesepakatan dalam kontrak.
2. Pembayaran termin dikurangi pengembalian uang muka, pajak
dan denda (jika ada). Denda akan diperhitungkan disetiap tahun
anggaran berjalan.
3. Pembayaran retensi 5% akan dibayarkan, setelah Penyedia
Jasa menyerahkan jaminan pemeliharaan dalam bentuk garansi
bank.
Dokumen penunjang yang disyaratkan untuk mengajukan tagihan
pembayaran prestasi pekerjaan:
Page 9 of 13
1. Laporan Harian, mingguan dan laporan bulanan sampai
dengan tahap pengajuan permohonan termin;
2. Back up data realisasi pekerjaan;
3. Dokumentasi pelaksanaan pekerjaan dan kondisi sampai bobot
pengajuan termin;
4. Berita Acara Pemeriksaan Kemajuan Pekerjaan;
5. Hasil pengujian laboratorium untuk pekerjaan beton (mix
design dan uji kekuatan beton);
6. Dokumen lain yang diperlukan sesuai penyelesaian tahapan
pekerjaan.
Page 10 of 13
f. Instruksi pemerintah berkaitan dengan protocol
kesehatan dalam pencegahan penularan Covid-19.
11 Pekerjaan Interior
Page 12 of 13
2. Tertimpa
peralatan/komponen alat
berat;
3. Gangguan Kesehatan;
4. Penularan COVID-19;
1. Kecelakaan Kerja;
2. Tertimpa
12 Pekerjaan Plafond peralatan/komponen alat
berat;
3. Gangguan Kesehatan;
4. Penularan COVID-19;
1. Kecelakaan Kerja;
2. Tertimpa
13 Pekerjaan Lantai peralatan/komponen alat
berat;
3. Gangguan Kesehatan;
4. Penularan COVID-19;
1. Kecelakaan Kerja;
2. Tertimpa
14 Pekerjaan Kusen Pintu, Jendela & Ventilasi peralatan/komponen alat
berat;
3. Gangguan Kesehatan;
4. Penularan COVID-19;
1. Kecelakaan Kerja;
2. Tertimpa
15 Pekerjaan Pengecatan peralatan/komponen alat
berat;
3. Gangguan Kesehatan;
4. Penularan COVID-19;
1. Kecelakaan Kerja;
2. Tertimpa
16 Pekerjaan Elektrikal peralatan/komponen alat
berat;
3. Gangguan Kesehatan;
4. Penularan COVID-19;
1. Kecelakaan Kerja;
2. Tertimpa
17 Pekerjaan Pembersihan/Pekerjaan Akhir peralatan/komponen alat
berat;
3. Gangguan Kesehatan;
4. Penularan COVID-19;
Catatan : Khusus untuk identifikasi kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan, harus
diuraikan jenisnya. Dokumen RKK disusun seperti yang ditentukan dalam Dokumen Pemilihan.
Page 13 of 13