Anda di halaman 1dari 9

KAK Studi Kelayakan Pembangunan RSKGM Kota Bandung

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

I. LATAR BELAKANG

Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut adalah Rumah Sakit milik
Pemerintah Kota Bandung yang khusus memberikan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut. Cikal bakal Rumah Sakit Khusus Gigi dan
Mulut diawali dengan dibentuknya Dinas Kesehatan Gigi. Kemudian
dengan keluarnya Peraturan Daerah Kota Bandung No. 6 Tahun 2001
tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah
Kota Bandung, nama Dinas Kesehatan Gigi berubah menjadi Pusat
Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut yang membawahi 48 buah Balai
Pengobatan Gigi dan 1 buah Balai Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Spesialis.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang


Organisasi Perangkat Daerah yang didukung oleh dikeluarkannya
Perasturan Daerah Kota Bandung Nomor 18 Tahun 2007 tentang
Pembentukan dan Susunan Organisasi Rumah Sakit Khusus Gigi dan
Mulut Kota Bandung, maka nama Balai Pelayanan Kesehatan Gigi dan
Mulut Spesialis dirubah menjadi Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut
Kota Bandung atau disingkat dengan RSKGM.

Keberadaan RSKGM kota Bandung telah memiliki sejarah yang panjang


selama lebih dari 60 tahun dalam menangani pelayanan kesehatan gigi
dan mulut dan dari aspek lokasi sangat strategis serta telah dikenal luas
oleh masyarakat Bandung dan sekitarnya. RSKGM Kota Bandung telah
memperoleh penilaian akreditasi Madya dari Komite Akreditasi Rumah
Sakit pada tahun 2020. Saat ini klasifikasi RSKGM adalah Rumah Sakit
Khusus Kelas C dan pada tanggal 19 Desember 2017, dan berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah
RSKGM direncanakan akan menjadi Rumah Sakit Khusus Kelas B.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No 3 tahun 2020 tentang


Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit yang mempersyaratkan Rumah
Sakit Khusus kelas B memiliki 75 Tempat Tidur (TT) dan di dalam draf
revisi Peraturan Materi Kesehatan No. 3 tahun 2020 terdapat perubahan
standar sarana dan prasarana yang dipersyaratkannya menjadi 75 dental

1
KAK Studi Kelayakan Pembangunan RSKGM Kota Bandung

chair serta persyaratan penunjang lainnya, maka RSKGM Kota Bandung


harus dapat memenuhi klasifikasi tersebut dengan melengkapi sarana
yang belum tersedia.

Saat ini sarana prasarana RSKGM Kota Bandung sudah tidak dapat
dikembangkan lagi karena keterbatasan lahan yang tersedia. Dalam
rangka peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan maka RSKGM dan
dalam rangka pemenuhan klasifikasi rumah sakit khusus kelas B, maka
RSKGM berencana untuk membangun gedung baru di lokasi yang lebih
luas dan dapat melayani lebih banyak pasien dengan kelengkapan sarana
dan prasarana yang menyesuaikan Peraturan Menteri Kesehatan No 3
tahun 2020. Untuk mendukung rencana pembangunan maka diperlukan
kajian awal berupa Studi Kelayakan (Feasibility Study).

Rencana membangun atau mengembangkan suatu Rumah Sakit akan


dilakukan setelah mengetahui Jenis layanan Kesehatan Rumah Sakit
serta kapasitas Tempat Tidur (TT) yang akan dilakukan dan disediakan
untuk masyarakat sesuai dengan Hasil Kajian Studi Kelayakan.

Dalam mendirikan atau mengembangkan rumah sakit diperlukan proses


atau langkah-langkah yang sistematis dengan melakukan suatu
penelitian atau studi yang benar, karena setiap proses saling berkaitan
satu sama lainnya dan dilakukan secara bertahap.

Studi Kelayakan (Feasibility Study) adalah Hasil Analisis dan Penjelasan


Kelayakan dari segala aspek yang akan mendasari pendirian atau
pengembangan suatu Rumah Sakit, terkait dengan penentuan Rencana
Kerja Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit yang baru akan dilakukan
maupun lanjutan dari yang sudah ada dalam melakukan rencana
pengembangan atau peningkatan kelas dari suatu Rumah Sakit.

Tujuan studi kelayakan adalah untuk menilai kelayakan suatu gagasan


usaha atau proyek dimana hasil dari penilaian kelayakan tersebut
merupakan suatu pertimbangan apakah usaha atau proyek tersebut
dapat diterima atau ditolak. Faktor – faktor yang dinilai dalam
penyusunan studi kelayakan antara lain aspek pemasaran, aspek teknis,
aspek manajemen, lingkungan dan keuangan. Aspek teknis dan
keuangan merupakan aspek utama bagi keberhasilan dan
kesinambungan suatu usaha karena aspek ini menentukan kelayakan

2
KAK Studi Kelayakan Pembangunan RSKGM Kota Bandung

usaha yang direncanakan akan dapat dilaksanakan.

Studi kelayakan berlandaskan pada visi dan misi Kota Bandung karena
saat ini RSKGM sebagai UPT dari Dinas Kesehatan Kota Bandung,
RSKGM Kota Bandung tidak memiliki Visi dan Misi sendiri tetapi Visi dan
Misinya sesuai dengan Visi dan Misi Walikota Bandung tahun 2018-2023.

a. Visi
Visi Kota Bandung adalah “TERWUJUDNYA KOTA BANDUNG YANG
UNGGUL, NYAMAN, SEJAHTERA DAN AGAMIS”. Menjadi rumah sakit
unggulan dibidang pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang bermutu,
terjangkau, informatif dan memuaskan masyarakat.

b. Misi
Kota Bandung memiliki 5 Misi yang akan dilaksanakan untuk dapat
mencapai Visi yang telah ditetapkan. Dari 5 misi Pemerintah kota
Bandung yang berhubungan LANGSUNG dengan Pelayanan Rumah
Sakit Khusus Gigi dan Mulut Kota Bandung adalah Misi 1 dan Misi 2,
sebagai berikut:
Misi 1 : Membangun masyarakat yang humanis, agamis,
berkualitas dan berdaya saing.
Misi 2 : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang melayani,
efektif, efisien, dan bersih.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan studi kelayakan ini


disiapkan secara matang untuk dapat mendukung tahapan
perencanaan dan perancangan dalam rangka kegiatan pembangunan
Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Kota Bandung.

II. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan dokumen Studi


Kelayakan dengan rincian sebagai berikut:
a. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi Penyedia
Jasa yang memuat masukan, azas, kriteria, keluaran dan proses
yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta diinterpretasikan
kedalam pelaksanaan tugas studi kelayakan.
b. Menganalisa gambaran kebutuhan pembangunan RSKGM Kota
Bandung dilihat dari aspek kebutuhan lahan, kebutuhan ruang,

3
KAK Studi Kelayakan Pembangunan RSKGM Kota Bandung

peralatan medis & non medis, SDM dan organisasi serta uraian
tugas;
c. Mendapatkan informasi mengenai total kebutuhan biaya
pembangunan dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat dengan mempertimbangkan jenis pelayanan
yang diberikan, kelas rumah sakit dan kelengkapan fasilitasnya.

III. LOKASI KEGIATAN

Lokasi kegiatan studi kelayakan berada pada tanah milik Pemerintah


Kota Bandung yang terletak di Jl. Aruna No. 3, Kelurahan Husen
Sastranegara, Kecamatan Cicendo, Wilayah Bojonegara, Kota Bandung.

IV. LINGKUP KEGIATAN

Lingkup tugas konsultan adalah pembuatan Studi Kelayakan


Pembangunan RSKGM Kota Bandung. Berpedoman kepada ketentuan
yang berlaku, khususnya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 22 tahun 2018, tentang Pembangunan
Bangunan Gedung Negara dan Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan
(Feasibility Study) Rumah Sakit (Kementerian Kesehatan tahun 2012).

Ruang Lingkup Studi Kelayakan (Feasibility Study) suatu Rumah Sakit


meliputi pembahasan Analisis Lingkungan/Situasi Kecenderungan
Aspek Internal dan Eksternal, Analisis Permintaan terkait Kelayakan
dari Aspek-aspek yang dapat mempengaruhinya, Analisis Kebutuhan
dan Analisis Keuangan serta Rekomendasi Kelayakan dari Rencana
Pendirian atau Pengembangan Rumah Sakit tersebut. Pelaksanaan
Penyusunan Studi Kelayakan akan dilakukan dalam suatu proses atau
langkah-langkah secara bertahap sesuai bagan sebagai berikut :

4
KAK Studi Kelayakan Pembangunan RSKGM Kota Bandung

Gambar 5.1 Bagan Proses Penyusunan Studi Kelayakan sesuai


Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Rumah Sakit dari
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2012

V. TANGGUNG JAWAB KONSULTAN

a. Konsultan bertanggung jawab secara profesional atas jasa studi


kelayakan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan dan kode etik
yang berlaku.
b. Secara umum tanggung jawab konsultan studi kelayakan adalah
sebagai berikut :
1. Hasil studi kelayakan yang dihasilkan harus memenuhi
persyaratan standar hasil studi kelayakan yang berlaku;
2. Hasil studi kelayakan yang dihasilkan harus telah
mengakomodasi batasan- batasan yang telah diberikan oleh KAK
ini, seperti terdiri dari segi pembiayaan, waktu penyelesaian
pekerjaan dan keluaran yang diminta.

5
KAK Studi Kelayakan Pembangunan RSKGM Kota Bandung

3. Hasil studi kelayakan yang dihasilkan harus telah memenuhi


peraturan, standar dan pedoman teknis yang berlaku.

VI. BIAYA

a. Biaya Pekerjaan
1. Biaya pekerjaan Konsultan yang ditunjuk dan tata cara
pembayaran diatur secara kontraktual setelah melalui tahapan
proses pengadaan konsultan sesuai peraturan yang berlaku, yang
terdiri dari:
a. Biaya langsung personil dengan harga pasar (Remuneration);
b. Biaya Langsung non personil (Direct Rembursable Cost)
2. Pembayaran biaya Konsultan dalam termin sesuai dengan
kontrak yang sudah disepakati oleh pemberi tugas dan penyedia
jasa sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Sumber Dana
Dari keseluruhan biaya studi kelayakan ini, dibebankan pada dana
operasional (BLUD) Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Pemerintah
Kota Bandung Tahun Anggaran 2021.
c. Pagu Anggaran
Pagu anggaran untuk biaya studi kelayakan ini adalah sebesar Rp.
90.000.000,- atau terbilang sembilan puluh juta Rupiah.

VII. KELUARAN

Keluaran yang dihasilkan oleh Konsultan Studi Kelayakan berdasarkan


Kerangka Acuan Kerja ini secara umum adalah:
a. Rekomendasi kelayakan pembangunan Gedung RSKGM terkait
aspek Situasi, Permintaan dan Kebutuhan.
b. Rekomendasi kelayakan pembangunan terkait aspek Finansial
Dengan perincian per tahapan sebagai berikut:
a. Tahap Pendahuluan
1. Penyiapan rencana teknis, termasuk organisasi, penugasan
tenaga ahli dalam tim konsultan, metode pelaksanaan dan jadwal
pelaksanaan pekerjaan;
2. Kajian peraturan dan standar terkait studi kelayakan rumah
sakit;
3. Laporan data umum dan informasi hasil survey lapangan;
4. Koordinasi dan konsultasi awal dengan pemberi tugas.

6
KAK Studi Kelayakan Pembangunan RSKGM Kota Bandung

Diserahkan sebanyak 3 (tiga) eksemplar selambat-lambatnya 14


(empat belas) hari setelah penandatanganan SPMK.

b. Tahap Draft Laporan Akhir


1. Hasil Analisis Situasi berupa kecenderungan Aspek Eksternal dan
Internal;
2. Hasil Analisis Permintaan berupa kelayakan aspek lahan dan
lokasi, klasifikasi kelas rumah sakit, kapasitas tempat tidur, dental
chair, jenis layanan dan produk unggulan;
3. Hasil Analisis Kebutuhan berupa rencana pengembangan yang
meliputi kebutuhan lahan, kebutuhan ruang, peralatan medis dan
non-medis, sumber daya manusia dan lain-lain;
Diserahkan sebanyak 3 (tiga) eksemplar selambat-lambatnya 40
(empat puluh) hari setelah penandatanganan SPMK.

c. Tahap Laporan Akhir


1. Rencana investasi, proyeksi pendapatan dan biaya dan arus
kas/cash flow;
2. Hasil Analisis Keuangan berupa perhitungan Break Even Point
(BEP), Internal Rate of Return (IRR) dan Net Present Value (NPV)
3. Hasil akhir Studi Kelayakan secara keseluruhan.
Diserahkan sebanyak 3 (tiga) eksemplar selambat-lambatnya 60
(enam puluh) hari setelah penandatanganan SPMK.

VIII. PROSES PELAKSANAAN

a. Dalam proses studi kelayakan untuk menghasilkan keluaran-


keluaran yang diterima konsultan harus menyusun jadwal pertemuan
berkala dengan pengelola kegiatan;
b. Dalam pelaksanaan tugas, konsultan harus selalu memperhatikan
bahwa waktu pelaksanaan pekerjaan adalah mengikat;
c. Dalam pelaksanaan survey lokasi, konsultan harus didampingi oleh
tim teknis dari Pemerintah Kota Bandung atau perwakilannya yang
mengetahui batas-batas tanah yang menjadi obyek studi kelayakan
sesuai sertifikat tanah yang berlaku;
1. Jangka waktu pelaksanaan, setelah diterbitkannya Surat Perintah
Mulai Kerja (SPMK) sampai diserahkannya dokumen studi
kelayakan adalah 60 (enam puluh) hari kalender.

7
KAK Studi Kelayakan Pembangunan RSKGM Kota Bandung

IX. KETENTUAN PELAKSANAAN


a. Informasi
1. Untuk melaksanakan tugasnya konsultan studi kelayakan harus
mencari informasi yang dibutuhkan, yang diberikan oleh pemberi
tugas termasuk melalui Kerangka Acuan Kerja ini maupun dari
sumber-sumber lain.
2. Konsultan harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan
dalam pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari Kuasa
Pengguna Anggaran maupun yang dicari sendiri.

b. Tenaga Ahli
Untuk melaksanakan tujuannya, konsultan studi kelayakan harus
menyediakan tenaga yang memenuhi ketentuan, baik ditinjau dari
segi lingkup besar secara umum maupun tingkat kompleksitas
pekerjaan.

Tenaga ahli yang dibutuhkan dalam kegiatan studi kelayakan


minimal terdiri dari:
1. Penanggung Jawab/Team Leader:
1 (satu) orang Ahli Muda Arsitektur/Perencanaan Wilayah dan Kota,
sekurang-kurangnya S1 Arsitektur/Perencanaan Wilayah dan Kota
dengan pengalaman minimal 4 tahun. Memiliki minimal SKA Muda
Arsitektur/Perencanaan Wilayah dan Kota.

2. Tenaga Ahli Arsitektur/Teknik Sipil:


1 (satu) orang Ahli Muda Arsitektur/Teknik Sipil, sekurang-
kurangnya S1 Arsitektur/Teknik Sipil dengan pengalaman minimal
3 tahun. Memiliki minimal SKA Muda Arsitektur/Teknik Bangunan
Gedung.

3. Tenaga Ahli Ekonomi:


1 (satu) orang Ahli Muda Ekonomi, sekurang-kurangnya S1
Ekonomi Manajemen/Studi Pembangunan/Akuntansi dengan
pengalaman minimal 3 tahun.

4. Tenaga Pendukung
a. Surveyor : 1 (satu) orang Surveyor lulusan S1
Arsitektur/T. Sipil pengalaman minimal 1 tahun
b. Drafter : 1 (satu) orang Drafter lulusan D III/S1

8
KAK Studi Kelayakan Pembangunan RSKGM Kota Bandung

Arsitektur/T. Sipil pengalaman minimal 1 tahun


c. Operator Komputer: 1 (satu) orang lulusan SMU/SMK
Pengalaman minimal 1 tahun.

X. PROGRAM KERJA

a. Setelah pengumuman penunjukan konsultan harus segera menyusun


program kerja minimal meliputi:
1. Jadwal kegiatan penyusunan studi kelayakan secara rinci sesuai
batasan waktu yang ditentukan.
2. Alokasi tenaga yang lengkap (disiplin dan keahliannya) sesuai
usulan teknis dari konsultan yang telah mendapatkan
persetujuan dari Kuasa Pengguna Anggaran.

b. Program kerja secara keseluruhan harus mendapatkan persetujuan


dari Kuasa Pengguna Anggaran, setelah sebelumnya mendapatkan
pendapat teknis dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.

XI. PENUTUP

a. Setelah Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini diterima, maka Penyedia


Jasa hendaknya memeriksa semua beban kerja yang diterima dan
mencari bahan masukan lain yang dibutuhkan.
b. Berdasarkan bahan-bahan tersebut konsultan agar segera
menyusun program kerja untuk dibahas dengan pemberi tugas.

Bandung, 18 Januari 2021


Disetujui Disusun oleh :

KUASA PENGGUNA ANGGARAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Kota Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut
Bandung Kota Bandung

drg. Lucyanti Puspitasari, M.Kes Yeni Ekawati SKM.,M.K.M


NIP. 19650213 199303 2 001 NIP. 19830302 200604 2 009

Anda mungkin juga menyukai