(KAK)
TAHUN ANGGARAN
2023-2024
1
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PEMBANGUNAN PASAR RAYA PADANG KOTA PADANG
1. UMUM
2. LATAR BELAKANG
1) Kota Padang sebagai gerbang Sumatera Barat dan Ibukota Provinsi mempunyai peranan penting dan
strategis dalam pengembangan, baik dibidang perekonomian maupun sosial budaya. Untuk itu kota
Padang terus dikembangkan agar dapat setara dengan kota-kota ibu Kota Provinsi lainnya di
Indonesia.
2) Pembangunan fisik dan non fisik harus berorientasi kepada pelayanan nasional dan internasional serta
masyarakat Kota Padang itu sendiri. Harmonisasi dapat diwujudkan apabila infrastruktur dan fasilitas
umum lainnya serta lapangan kerja dan pembangunan ekonomi dapat dikembangkan secara bertahap
dengan arah yang tepat dan sesuai dengan aturan;
3) Fase VII Pasar Raya Padang dahulunya merupakan bangunan dengan struktur 2 (dua) lantai,
sebagaimana lantai 1 ditempati oleh pedagang ritel kebutuhan primer dan lantai 2 merupakan
Departemen Store kerja sama Pemerintah Kota Padang dengan Pihak Swasta. Namun musibah
gempa 2009 lalu merusak beberapa bagian bangunan Fase VII ini, khususnya lantai 2 yang mengalami
rusak berat;
4) Dalam upaya pembangunan/revitalisasi Fase VII Pasar Raya Padang, Pemerintah Kota Padang telah
mengajukan usulan proposal Pembangunan Fase VII kepada Menteri PUPR Republik Indonesia
dengan usulan biaya sebesar Rp 112.312.300.000,00 yang direncanakan terakomodir pada APBN
Tahun Anggaran 2023-2024;
5) Untuk memenuhi persyaratan penerima alokasi Dana APBN perlu adanya Dokumen Teknis
Perencanaan yang disusun secara baik dan menyeluruh sehingga mampu menghasilkan perencanaan
teknis bangunan yang memadai dan layak diterima menurut kaidah, norma serta tata laku profesional;
6) Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan fisik perlu disiapkan secara matang sehingga memang
mampu mendorong perwujudan karya perencanaan yang sesuai dengan kepentingan kegiatan;
7) Arahan Presiden dalam upaya Percepatan pembangunan prasarana dan sarana infrastruktur pasar ini
dilakukan oleh Kementerian PUPR melalui koordinasi intensif dengan kementerian sektor terkait, yaitu
Kementerian Perdagangan.
8) Adapun pekerjaan fisik Pembangunan Pasar Raya Padang Kota Padang dengan lingkup pekerjaan
sebagai berikut:
a. Pekerjaan Persiapan dan Pekerjaan SMKK
b. Pekerjaan Struktural
c. Pekerjaan Arsitektural
d. Pekerjaan Mekanikal Elektrikal dan Plambing
e. Pekerjaan Lanskap
1
3. MAKSUD DAN TUJUAN
a. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan arahan/petunjuk bagi Penyedia Jasa sesuai
dengan persyaratan yang diharapkan Penyedia Jasa (Owner)
b. Dengan Penugasan ini diharapkan Penyedia Jasa dapat melaksanakan tanggung
jawabnya untuk memberikan barang yang memenuhi persyaratan teknis sesuai KAK ini.
c. Paket pekerjaan tersebut akan dihibahkan kepada pemerintah Kab/Kota, pengelolaan sarana
dan prasarana hasil pembangunan tersebut akan dikelola oleh pemerintah Kab/Kota.
2
20) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 9 Tahun 2021 tentangPedoman
Penyelenggaraan Konstruksi Berkelanjutan;
21) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 11/PRT/M/2014 tentang Pengelolaan Air Hujan pada
Bangunan Gedung dan Persilnya;
22) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 21/PRT/M/2019 Tahun 2019
tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi;
23) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi
Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan;
24) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 3 Tahun 2020 tentangPerubahan
atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 27/PRT/M/2018 Tentang
Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung;
25) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung;
26) Peraturan Menteri Perdagangan No. 21 Tahun 2021 tentang Pedoman Pembangunan dan
Pengelolaan Sarana Perdagangan;
27) Instruksi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 02/IN/M/2020 tentang Protokol
Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dalam Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi;
28) Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 66/SE/M/2015 tentang Biaya
Penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum;
29) Standar Teknis, Standar Profesi dan Peraturan Terkait lainnya.
6. LOKASI KEGIATAN
Kegiatan Pembangunan Pasar Raya Padang Kota Padang berada di Kota Padang di Provinsi Sumatera
Barat
3
7. SUMBER BIAYA.
Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan APBN Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman
Provinsi Sumatera Barat MYC dengan total pagu Rp. 112.312.300.000,00 (Seratus Dua Belas Milyar Tiga
Ratus Dua Belas Juta Tiga Ratus Ribu Rupiah) mengikuti pedoman dalam Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor: 22/PRT/M/2018 perihal tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung
Negara. Ada beberapa Ketentuan lainnya terkait kondisi di lapangan sebagai berikut:
a. Apabila alokasi dalam dokumen anggaran DIPA yang disahkan tidak tersedia dan/atau tidak
mencukupi, maka Pengadaan Barang/jasa dibatalkan dan Penyedia Barang/Jasa tidak dapat
menuntut ganti rugi dalam bentuk apa pun. Penerbitan SPPBJ dan penandatanganan kontrak dapat
dilakukan setelah DIPA dan peraturan lainnya terkait dengan kegiatan Pembangunan Pasar Raya
Padang Kota Padang ditetapkan/diterbitkan.
b. Dalam hal pemenuhan (readiness criteria) pada lokasi Pembangunan Pasar Raya Padang Kota
Padang terkait kesiapan lahan dan/ atau pembebasan lahan apabila belum lengkap sampai dengan
penandatanganan kontrak maka Pengadaan Barang/Jasa akan dilakukan pengurangan output
pekerjaan (lokasi pasar) dan Penyedia Barang/Jasa tidak dapat menuntut ganti rugi dalam bentuk
apa pun.
8. LINGKUP KEGIATAN
Dalam pelaksanaan pekerjaan, penyedia jasa melaksanakan pekerjaan sesuai dengan rincian Pekerjaan
Utama dan Pekerjaan Pendukung, meliputi:
a. Pekerjaan Utama
1) Pekerjaan Pondasi Raft/ Rakit
2) Pekerjaan Balok
3) Pekerjaan Plat Lantai
4) Pekerjaan Kolom
b. Pekerjaan Pendukung
1) Pekerjaan Lanskap
2) Pekerjaan Persiapan dan Pekerjaan SMKK
9. SUBKONTRAK
Subkontrak adalah bagian pekerjaan utama atau pekerjaan spesialis yang ditetapkan sebagaimana
tercantum dalam Dokumen Pemilihan, yang pelaksanaannya diserahkan kepada penyedia barang/jasa
dan disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen. Pekerjaan Subkontrak dalam pekerjaan konstruksi adalah
penyedia (spesialis) yang mengadakan perjanjian kerja dengan penyedia utama yang sebagai
penanggung jawab kontrak, untuk melaksanakan sebagian pekerjaannya yang khusus atau spesialis
(subkontrak), dengan ketentuan :
a. Sebagian pekerjaan utama kepada penyedia jasa spesialis.
- Pekerjaan Pondasi Raft dengan Kode Sub klasifikasi SP007 (KBLI 2015) atau KK001 (KBLI 2020)
b. Sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan utama kepada sub penyedia jasa Usaha Kecil.
- Pekerjaan Lanskap
4
10. RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI (RKK)
RKK adalah dokumen lengkap rencana penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
(SMKK) Bidang PUPR dan merupakan satu kesatuan dengan dokumen kontrak suatu pekerjaan
konstruksi, yang dibuat oleh Penyedia Jasa dan disetujui oleh Pengguna Jasa, untuk selanjutnya
dijadikan sebagai sarana interaksi antara Penyedia Jasa dengan Pengguna Jasa dalam
penyelenggaraan SMKK Konstruksi Bidang Teknis. Penjelasan manajemen risiko serta penjelasan
rencana tindakan sesuai tabel jenis pekerjaan dan identifikasi bahayanya di bawah ini
5
No. Jenis/ Tipe Pekerjaan Identifikasi Bahaya
7. Protokol Pencegahan COVID-19 Pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan
Dalam Penyelenggaraan Jasa COVID-19
Konstruksi sesuai Instruksi Identifikasi potensi bahaya COVID-19 di lapangan
Menteri Pekerjaan Umum dan Penyediaan fasilitas kesehatan di lapangan
Perumahan Rakyat No. Pelaksanaan Pencegahan COVID-19 di lapangan
02/IN/M/2020 tentang Protokol
Pencegahan Penyebaran
Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) dalam
Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi
* persyaratan pemilihan penyedia untuk tingkat identifikasi bahaya
Pasar Raya Kota Padang direncanakan merupakan bangunan 4 lantai dengan tingkat risiko keselamatan
konstruksi sedang, yaitu terjatuh dari ketinggian.
Tingkat Risiko Keselamatan Konstruksi untuk paket pekerjaan ini adalah: Sedang
13. KELUARAN
Keluaran yang harus dipenuhi dari Kontraktor Pelaksana pada penugasan ini adalah :
a. Melaksanakan pekerjaan pembangunan yang menyangkut kualitas, biaya dan ketepatan waktu
pelaksanaan pekerjaan, sehingga dicapai wujud akhir bangunan dan kelengkapannya yang sesuai
6
dengan Dokumen Pelaksanaan dan kelancaran penyelesaian administrasi yang berhubungan
dengan pekerjaan di lapangan serta penyelesaian kelengkapan pembangunan.
b. Dokumen yang dihasilkan selama proses pelaksanaan yang terdiri dari :
1. Metode Pelaksanaan Program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pelaksanaan pekerjaan.
2. Melakukan kontrol terhadap kondisi eksisting di lapangan;
3. Mengajukan Shop Drawing pada setiap tahapan pekerjaan yang akan dilaksanakan;
4. Membuat Laporan harian berisikan keterangan tentang Tenaga kerja, bahan bangunan yang
didatangkan, diterima atau tidak, peralatan yang berhubungan dengan kebutuhan pekerjaan,
kegiatan per-komponen pekerjaan yang diselenggarakan, waktu yang dipergunakan untuk
pelaksanaan, kejadian-kejadian yang berakibat menghambat pelaksanaan.
5. Membuat Laporan mingguan, sebagai resume laporan harian (kemajuan pekerjaan, tenaga dan
hari kerja).
6. Membuat Laporan bulanan, sebagai resume laporan mingguan (kemajuan pekerjaan, tenaga
dan hari kerja).
c. Mengajukan Berita Acara Kemajuan Pekerjaan untuk pembayaran termin;
d. Surat Perintah Perubahan Pekerjaan dan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan Tambah dan Kurang
(jika ada tambahan atau perubahan pekerjaan);
e. Membuat Berita Acara Penyerahan Pertama Pekerjaan;
f. Membuat Berita Acara Pernyataan Selesainya Pekerjaan;
g. Membuat Gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan (as built drawing);
h. Membuat Time Schedule/S curve untuk pelaksanaan pekerjaan.
7
Laporan Bulanan ini harus dibuat Kontraktor Pelaksana pekerjaan terhitung setelah SPMK
ditandatangani (dimulainya pekerjaan fisik) sebanyak 5 eksemplar dan berisi antara lain, yang
memuat resume laporan mingguan (kemajuan pekerjaan, tenaga dan hari kerja).
d. Laporan Pelaksanaan
Laporan Pelaksanaan, sebagai resume laporan harian (kemajuan pekerjaan, tenaga dan hari kerja)
terhitung 7 hari setelah dimulainya kerja oleh kontraktor (7 hari setelah SPMK ditandatangani)
sebanyak 5 eksemplar dan berisi antara lain :
1. Review terhadap rencana kerja kontraktor;
2. Resume laporan harian (kemajuan pekerjaan, tenaga dan hari kerja) selama seminggu
tersebut;
3. Gambaran/penjelasan secara garis besar kondisi lokasi proyek;
4. Monitor masalah teknis di lapangan;
5. Permasalahan non teknis yang dihadapi
6. Monitor Kendali Mutu
7. Pemeriksaan Gambar Kerja;
8. Foto-foto Kemajuan Pekerjaan dibuat secara bertahap sesuai kemajuan pekerjaan;
9. Rencana kerja, metode dan jadwal pelaksanaan pekerjaan selanjutnya;
8
Pengalaman
Jabatan dalam
Kerja Sertifikat Kompetensi Kerja
NO pekerjaan Jumlah
Profesional
(Tahun)
Ahli Arsitek Madya (101 - Madya) /
2. Manajer Teknik 1 Orang 5 Tahun SKK Ahli Madya Teknik Bangunan Gedung
Arsitektur
Ahli Teknik Bangunan Gedung (201 -
3. Manajer Teknik Sipil 1 Orang 8 Tahun Madya) /
SKK Ahli Madya Teknik Bangunan Gedung
Ahli Teknik Mekanikal (301 - Madya) / Ahli
4. Manajer Teknik MEP 1 Orang 5 Tahun Teknik Tenaga Listrik (401 – Madya)/
SKK Ahli Madya Teknik Bangunan Gedung
9
5. Manajer Keuangan 1 Orang 5 Tahun -
b. Personil Pendukung Tenaga Terampil (SKT/ SKK) Minimal mempunyai kriteria Sebagai
Berikut :
Jabatan dalam Pengalaman
pekerjaan Kerja Sertifikat Kompetensi Kerja
NO Jumlah
yang akan Profesional
dilaksanakan (Tahun)
SKT Pelaksana Bangunan Gedung (TA –022)/
1. SKK Pelaksana Lapangan Pekerjaan Gedung
Pelaksana 3 Orang 3 Tahun
Muda
SKT Juru Gambar (TS003)/
2. Drafter 3 Orang 3 Tahun
SKK Juru Gambar Bangunan Gedung Jenjang 4
SKT Tukang Pekerjaan Tanah / Earthmoving
3. (TS011)/ SKK Tukang Pekerjaan Tanah /
Tukang Tanah 1 Orang 3 Tahun
Pondasi Level 2
SKT Tukang Plesteran / Plesterer / Solid Plesterer
(TA 006)/
4. Tukang Plester 1 Orang 3 Tahun
SKK Tukang Plester Bangunan Gedung Level 2
10
Tukang Cor Beton / Concretor / Concrete
Operations (TS 013)/ SKK Tukang Bangunan
5. Tukang Beton 2 Orang 3 Tahun
Gedung Jenjang 2
Tukang Besi-beton / Barbender / Bar bending
(TS 012)/
6. Tukang Besi 1 Orang 5 Tahun
SKK Tukang Besi-Beton Level 2
SKT Tukang Plambing(TT 016)/
7. Tukang Plambing 1 Orang 3 Tahun
SKK Tukang Plambing Level 3
SKT Instalasi Penerangan (TE 021 /TE 022)/
SKTTK Pelaksana Muda Instalasi
8. Tukang Listrik 1 Orang 5 Tahun
Pemanfaatan Tenaga Listrik
SKT Tukang Pekerjaan
9. Tukang Baja 1 Orang 5 Tahun Baja (TS 020)/
SKK Tukang Pekerjaan Baja Level 2
Tukang Pas. SKT Tukang Pasang Plafon Gypsum (TA 013)/ /
10. 1 Orang 5 Tahun
Plafon SKK Tukang Bangunan Gedung Jenjang 2
SKT Juru Ukur Teknisi Survey Pemetaan
(TS004)/
11. Juru Ukur 2 Orang 5 Tahun
SKK Juru Ukur Jenjang 3
Administrasi
12. 2 Orang 3 Tahun -
Teknik
Administrasi
13. 1 Orang 2 Tahun -
Keuangan
3. Genset Min 250 KVA 1 Unit Milik Sendiri / Sewa / Sewa Beli
11
20. PERALATAN MINIMAL YANG DIPERLUKAN DALAM PELAKSANAAN PROYEK
Peralatan Utama
NO Jenis Alat Kapasitas Jumlah Keterangan
Minimal
Load Lifting Min 3
1. Tower Crane 1 Unit Milik Sendiri / Sewa / Sewa Beli
Ton
2. Excavator Min Bucket 1 m³ 3 Unit Milik Sendiri / Sewa / Sewa Beli
3. Genset Min 250 KVA 1 Unit Milik Sendiri / Sewa / Sewa Beli
Kapasitas Bak
4. Dump Truk 3 unit Milik Sendiri / Sewa / Sewa Beli
Minimal 6 m³
Berat Operasi
5. Vibro Roller 3 Unit Milik Sendiri / Sewa / Sewa Beli
Minimal 8 Ton
6. Concrete Pump Jangkauan Min 16 m 3 Unit Milik Sendiri / Sewa / Sewa Beli
7. Concrete Vibrator Tenaga Min 5 HP 3 Unit Milik Sendiri / Sewa / Sewa Beli
8. Bar Bender Dia. Minimal 10mm 3 Unit Milik Sendiri / Sewa / Sewa Beli
9. Bar Cutter Dia. Minimal 10mm 3 Unit Milik Sendiri / Sewa / Sewa Beli
Minimal Daya Output
10. Pompa Air 3 Unit Milik Sendiri / Sewa / Sewa Beli
125 Watt
Peralatan Pendukung
NO Jenis Alat Spesifikasi Jumlah Keterangan
Minimal
1. Scaffolding - 1000 set Milik Sendiri / Sewa / Sewa Beli
2. ARC Welding
Minimal 250 A 2 Unit Milik Sendiri / Sewa / Sewa Beli
Generator
Air Minimal 175
3. 1 Unit Milik Sendiri / Sewa / Sewa Beli
Compressor CFM
8. Kapasitas
Stamper 2 Unit Milik Sendiri / Sewa / Sewa Beli
Minimal 5,5 Hp
12
21. PERSYARATAN METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pekerjaan Utama
1) Pekerjaan Pondasi Raft/ Rakit
2) Pekerjaan Balok
3) Pekerjaan Plat Lantai
4) Pekerjaan Kolom
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
a. Persiapan
1) Kontraktor menyiapkan peralatan apa saja yang akan digunakan dalam pekerjaan
pengecoran. Peralatan tersebut harus memadai serta telah mendapatkan persetujuan dari
Konsultan MK untuk masuk ke tahap selanjutnya.
2) Semua peralatan harus diperiksa dan diinspeksi secara oleh kontraktor dan Konsultan MK
3) Pipa penghubung harus dipasang dengan jarak 2 meter dengan spesi 1 meter terhadap
tumpuan
4) Menyediakan penerangan yang baik di lokasi pengecoran apabila pekerjaan dilakukan di
malam hari
5) Menyiapkan terpal penutup untuk mengantisipasi apabila terjadi hujan dan mengarahkan air
hujan ke luar lokasi pengecoran
6) Concrete Pump harus berada dekat dengan lokasi pengecoran untuk menghindari terlalu
13
banyaknya sambungan pipa
b. Pembuatan lantai kerja adalah sebagai berikut :
1) Memastikan elevasi yang diperlukan untuk lantai kerja (leveling lantai) sesuai dengan gambar
kerja.
2) Melakukan uji CBR pada tanah dasar dengan menggunakan alat DCP (Dynamic Conen
Penetration).
3) Bila kondisi tanah buruk (CBR < 25%) harus dilakukan pemadatan dengan menggunakan
stamper.
4) Bila kondisi tanah baik (CBR > 25%) dapat dilakukan Pengecoran
5) Pembesian pada lantai mengikuti syarat pembesian.
6) Pembesian dapat dilakukan setelah umur lantai kerja minimal 3 hari
c. Pelaksanaan Pengecoran Pondasi Rakit adalah sebagai berikut :
1) Tidak boleh ada penambahan air pada beton
2) Memastikan semua platform dan jalan pekerja telah terpasang di sekitar lokasi pengecoran
3) Pengecoran harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi pengecoran tidak rata,
segregasi, terbuangnya material, serta rusaknya formwork.
4) Beton haruslah terbentuk sedekat mungkin dengan hasil akhir sehingga tidak membutuhkan
pekerjaan lain setelahnya.
5) Beton haruslah dicor secara berlapis sesuai ukuran vibrator, kecuali untuk area basemen
yang dicor langsung hingga level final.
6) Beton tidak boleh digerakkan secara lateral oleh vibrator.
7) Beton harus digetarkan sesuai pola yang ditentukan untuk memastikan kepadatan beton.
8) Ketukan ataupun getaran lain dari luar tidak diperbolehkan.
9) Beton tidak boleh jatuh bebas, lebih dari 1,5m untuk pekerjaan tertutup dan 0,9m untuk
pekerjaan terbuka.
2. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan yang diatur di dalam persyaratan teknis ini meliputi seluruh pekerjaan beton/
struktur beton yang sesuai dengan gambar rencana:
a. Pekerjaan beton/struktur beton yang sesuai dengan gambar rencana, termasuk di dalamnya
pengadaan bahan, upah pengujian dan peralatan bantu yang berhubungan dengan pekerjaan
tersebut
14
b. Pengadaan, detail, fabrikasi dan pemasangan semua penulangan (reinforecement) dan bagian-
bagian dari pekerjaan lain yang tertanam di dalam beton
c. Perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran acuan beton, penyelesaian dan perawatan
beton dan semua jenis pekerjaan lain yang menunjang pekerjaan beton
d. Mutu beton yang akan digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan haruslah seperti
yang ditunjukkan dalam gambar atau seksi lain yang berhubungan dengan spesifiikasi ini, atau
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Beton yang digunakan adalah mutu beton
berikut ini :
fc’ 30 Mpa : digunakan untuk pondasi raft atau struktur bawah
fc’ 25 Mpa : digunakan untuk pondasi setempat, balok, kolom, atap beton, ramp.
fc’ 14,53 Mpa : digunakan untuk kolom praktis, struktur beton tanpa tulangan.
fc’ 8,3 Mpa : digunakan sebagai lantai kerja, penimbunan kembali dengan beton.
3. TOLERANSI
a) Toleransi Dimensi :
Panjang keseluruhan sampai dengan 6 m + 5 mm
Panjang keseluruhan lebih dari 6 m +15 mm
Panjang balok, pelat dek, kolom dinding -0 dan +10mm
b) Toleransi Bentuk :
Persegi (selisih dalam panjang diagonal) 10 mm
Kelurusan atau lengkungan (penyimpangan dari garis yang dimaksud)
untuk panjang s/d 3m 12 mm
Kelurusan atau lengkungan untuk panjang 3 m – 6 m 15 mm
Kelurusan atau lengkungan untuk panjang > 6 m 20 m
c) Toleransi Kedudukan (dari titik patokan) :
Kedudukan kolom dari rencana ± 10 mm
Kedudukan ppermukaan horizontal dari rencana ± 10 mm
Kedudukan permukaan vertical dari rencana ± 20 mm
d) Toleransi Alinyemen Vertikal :
Penyimpangan ketegakan kolom dan dinding ± 10 mm
e) Toleransi Ketinggian (elevasi) :
Puncak lantai kerja di bawah pondasi ± 10 mm
Puncak lantai kerja di bawah ppelat injak ± 10 mm
Puncak kolom, tembok kepala, balok melintang ± 10 mm
f) Toleransi Alinyemen Horisontal : 10 mm dalam 4 m panjang mendatar
g) Toleransi untuk Penutup / Selimut Beton Tulangan :
Selimut beton sampai 3 cm 0 dan + 5 mm
Selimut beton 3 cm – 5 cm 0 dan +10mm
Selimut beton 5 cm – 10 cm ± 10 mm
4. PERSYARATAN BAHAN
a. Semen
1) Semua semen yang digunakan adalah jenis Portland cement PC Tipe II. Sesuai dengan
spesifikasi agregat halus untuk pekerjaan adukan dan plesteran dengan bahan dasar semen
(SNI-2847-2019)
2) Kontraktor pelaksana harus menempatkan semen dalam gudang untuk mencegah terjadinya
kerusakan dan tidak boleh ditaruh langsung diatas tanah tanpa alas kayu
3) Semen yang menggumpal, sweeping, tercampur kotoran atau terkena air / lembab tidak diijinkan
digunakan dan harus segera dikelurkan dari proyek dalam batas 3 x 24 jam
4) Pada pemakaian semen yang dibungkus, penimbunan semen yang baru datang, tidak boleh
dilakukan diatas tumpukan yang telah ada, dan pemakaian semen yang dilakukan menurut
15
urutan pengirimannya. Bila diperlukan dapat dilakukan penomoran semen dalam gudang yang
didahulukan untuk dibuat campuran pasangan yang sesuai nomor urut datangnya oleh logistic
gudang.
c. Air
1) Air yang digunakan harus bersih dan jernih, tidak mengandung minyak atau garam serta zat-zat
yang dapat merusak beton dan baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya digunakan air bersih
yang dapat diminum. (SNI 2847:2019)
2) Bila terdapat keragu-raguan terhadap air yang dipakai menurut penilaian direksi pekerjaan,
maka contoh air tersebut harus diperiksakan di laboratorium dibawah tanggungjawab
kontraktor.
3) Bila pemeriksaan air tersebut tidak memenuhi syarat untuk bahan campuran beton, maka air
tersebut tidak boleh dipakai.
d. Bahan Pencampur :
1) Penggunaan bahan pencampur (admixture) tidak diizinkan tanpa persetujuan tertulis dari
Konsultan MK dan Konsultan Perencana
2) Apabila digunakan bahan pencampur, Kontraktor Pelaksana harus mengadakan percobaan-
percobaan perbandingan berat dan W/C rasio dari penambahan pencampur (admixture)
tersebut.
16
rapat.
17
pemeriksaan yang representative.
18
4) Balok=5,0 cm.
5) Pelat beton=5,0 cm.
c. Pekerjaan Sambungan Baja Tulangan
Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada tempat-tempat lain dari yang ditunjukkan
pada gambar-gambar, bentuk dari sambungan harus disetujui secara tertulis oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi . Overlap pada sambungan-sambungan tulangan harus minimal 40 kali
diameter batang, kecuali jika telah ditetapkan secara pasti di dalam gambar rencana dan harus
mendapat persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi .
11. SUHU
Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh lebih dari 32⁰C dan tidak kurang dari 4,5⁰C. Bila suhu dari
beton yang dituang berada antara 27⁰C- 32⁰C, beton harus diaduk di tempat pekerjaan untuk
kemudian langsung dicor. Bila beton dicor pada waktu iklim sedemikian rupa sehingga suhu
dari beton melebihi 32⁰C sebagai yang ditetapkan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi, maka
Kontraktor harus mengambil langlah-langkah yang efektif, umpamanya mendinginkan agregat,
mencampur denga es dan mengecor pada waktu malam hari bila perlu, untuk
mempertahankan suhu beton waktu dicor pada suhu dibawah 32⁰ C.
19
permukaan yang berhubungan dengan pengecoran harus sudah disetujui secara tertulis oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi .
c. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran beton
(cetakan/bekisting) harus bersih dari air yang tergenang, reruntuhan atau bahan lepas.
Permukaan bekisting dengan bahan-bahan yang menyerap pada tempat-tempat yang akan
dicor, harus dibasahi dengan merata sehingga kelembaban / air dari beton yang baru dicor -
tidak akan diserap.
d. Permukaan-permukaan beton yang telah dicor lebih dahulu dimana akan dicor beton baru, harus
bersih dan lembab/basah ketika dicor dengan beton baru. Pembersihan harus berupa
pembuangan semua kotoran, pembuangan beton-beton yang mengelupas atau rusak, atau
bahan-bahan asing yang menutupinya. Semua genangan air harus dibuang dari permukaan
beton lama tersebut sebelum beton baru dicor.
e. Pada sambungan pengecoran ini harus dipakai bahan perekat beton yang disetujui secara
tertulis oleh Konsultan Manajemen Konstruksi .
f. Perlu diperhatikan letak/jarak/sudut untuk setiap penghentian pengecoran yang masih akan
berlanjut terhadap sistem struktur / penulangan yang ada.
g. Beton boleh dicor hanya ketika Konsultan Manajemen Konstruksi atau wakilnya yang ditunjuk
serta Staf Kontraktor ada ditempat / lokasi pekerjaan, dan persiapannya betul-betul telah
memadai.
h. Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahakan agar pengangkutan ke tempat posisi
terakhir sependek mungkin, sehingga pada waktu pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan
antara kerikil dan spesinya. Pemisahan yang berlebihan dari agregat kasar dalam beton yang
disebabkan jatuh bebas dari tempat yang cukup tinggi, atau sudut yang terlalu besar, atau
bertumpuk dengan baja-baja tulangan, tidak diijinkan. Kalau diperkirakan pemisahan yang
demikian itu mungkin akan terjadi, Kontraktor harus mempersiapkan tremie atau alat lain yang
cocok untuk mengontrol jatuhnya beton.
i. Pengecoran beton tidak bole dijatuhkan lebih tinggi dari 2 meter, semua penuangan beton
harus selalu lapis - perlapis horizontal dan tebalnya tidak lebih dari 50 cm. Konsultan
Pengawas mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut apabila pengecoran dengan
tebal lapisan 50 cm. tidak dapat memenuhi spesifikasi ini.
j. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama terjadi hujan deras atau turun hujan yang lama,
sedemikian rupa sehingga spesi/ mortar terpisah dari agregat kasar. Selama hujan, air semen
atau spesi tidak boleh dihamparkan pada construction joint, dan air semen atau spesi yang
hanyut terhampar harus dibuang sebelum pekerjaan dilanjutkan.
k. Ember-ember/gerobak dorong beton yang dipakai harus sanggup menuang dengan tepat dalam
slump yang rendah dan memenuhi syarat- syarat campuran.
l. Mekanisme penuangan harus dibuat dengan kapasitas minimal 50 liter.Juga harus tersedia
peralatan lainnya untuk mendukung lancarnya pengecoran dimana diperlukan terutama bagi
lokasi-lokasi yang sulit/ terbatas.
m. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin, sehingga bebas dari
kantong-kantong kerikil, dan menutup rapat-rapat semua permukaan dari cetakan dan material
yang diletakan. Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala alat penggetar (vibrator)
harus dapat menembus dan menggetarkan kembali beton pada bagian atas dari lapisan yang
terletak di bawah. Lamanya penggetaran tidak boleh menyebabkan terpisahnya bahan beton
dengan airnya. Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar yang beroperasi dengan
kecepatan paling sedikit 3.000 putaran per menit ketika dibenamkan ke dalam beton.
20
b. Segera sesudah cetakan-cetakan dibuka, permukaan beton harus diperiksa dengan teliti dan
permukaan-permukaan yang tidak beraturan harus segera diperbaiki sampai disetujui secara
tertulis Konsultan Manajemen Konstruksi
c. Umumnya diperlukan waktu minimum sebelum cetakan beton boleh dibuka, yaitu minimum:
1) Tiga hari untuk cetakan - cetakan samping pada pondasi dan sloof
2) Tujuh hari untuk dinding-dinding pemikul dan kolom.
3) 14 hari untuk balok-balok, plat lantai, plat atap dan tangga.
15.PERAWATAN (CURING)
a. Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan di bawah ini atau disemprot
dengan Curing Agent CONCUREP yang berupa bahan cair / liquid material dimana setelah
mengering berbentuk membrane clear dan berfungsi sebagai pelindung (curing compound)
untuk menahan/ mencegah penguapan air dari dalam beton, dengan takaran pemakaian untuk
1liter adalah 5 – 6 m2. Konsultan Manajemen Konstruksi berhak menentukan cara perawatan
bagaimana yang harus digunakan pada bagian-bagian pekerjaan.
b. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari yang langsung minimal
selama Tiga hari sesudah pengecoran. Perlindungan semacam itu dilakukan dengan menutupi
permukaan beton dengan deklit atau karung bekas yang dibasahi dan harus dilaksanakan
segera setelah pengecoran dilaksanakan.
c. Perawatan beton setelah Tiga hari, adalah dengan melakukan penggenangan dengan air pada
permukaan beton paling sedikit selama 14 hari terus menerus. Perawatan semacam ini bisa
dilakukan dengan penyiraman secara mekanis atau dengan pipa yang berlubang-lubang atau
dengan cara lain yang disetujui secara tertulis Konsultan Manajemen Konstruksi sehingga
selama masa tersebut permukaan beton selalu dalam keadaan basah. Air yang digunakan
dalam perawatan (curing) harus memenuhi persyaratan spesifikasi air untuk campuran beton.
21
22. PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
Dalam pelaksanaan pekerjaan, pelaksanaan konstruksi harus memenuhi persyaratan yang tercantum
dalam Spesifikasi Teknis yang terlampir pada Dokumen Lelang dan Ketentuan lainnya akan diatur dalam
Surat Perjanjian Pekerjaan (Kontrak).
23. PENUTUP
Demikianlah Kerangka Acuan Kerja (KAK) dalam pelaksanaan Pembangunan Pasar Raya Padang Kota
Padang ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
22