Anda di halaman 1dari 36

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


KOTA PONTIANAK

SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG SPN (SEKOLAH POLISI
NEGARA) (MULTI YEARS)

Pengguna Anggaran : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang


Kota Pontianak
Satker/SKPD : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Nama PPK : EDWIEN RADITYA R, ST
Kegiatan : Pembangunan Gedung Kantor Pemerintah
Nama Pekerjaan : Pembangunan Gedung SPN (Sekolah Polisi
Negara) (Multi Years)

TAHUN ANGGARAN
2020-2021
A. SPESIFIKASI TEKNIS UMUM
1. LATAR BELAKANG : Pembangunan gedung sebagai sarana pendukung Negara
Republik Indonesia, khususnya Sekolah Kepolisian Republik
Indonesia di wilayah Kalimantan Barat di Kota Singkawang.

2. MAKSUD DAN : a. Maksud


TUJUAN Maksud pekerjaan pengadaan adalah untuk
menyediakan Bangunan Sekolah Polisi Negara (Bangunan
Rumah Makan) di Kota Singkawang.

b. Tujuan
Tujuan pekerjaan pengadaan konstruksi adalah agar
dapat berfungsinya Bangunan Sekolah Polisi Negara
(Bangunan Rumah Makan) di Kota Singkawang.

3. TARGET/ : Target/sasaran yang ingin dicapai dalam pekerjaan


SASARAN pengadaan konstruksi ini adalah menyediakan bangunan fisik
sebagai Bangunan Sekolah Polisi Negara (Bangunan Rumah
Makan) di Kota Singkawang.

4. NAMA ORGANISASI : Nama organisasi yang menyelenggarakan/ melaksanakan


PENGADAAN pekerjaan konstruksi:
KONSTRUKSI
a. K/L/D/I : Pemerintah Kota Pontianak

b. Satker/SKPD : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan


Ruang

c. PPK : Kepala Bidang Cipta Karya dan Jasa


Konstruksi

5. DASAR HUKUM : 1. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III tentang


Perikatan);
2. Undang-Undang Jasa Konstruksi Nomor 2 Tahun 2017;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 tahun
2017 tentang Jasa Konstruksi;
4. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 21/PRT/M/2019 Tahun 2019 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi;
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Republik Indonesia Nomor: 22/PRT/M/2018
tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2020, tentang Standar Dan Pedoman
Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia;
8. Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2019 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Pontianak
Tahun Anggaran 2020;
9. Peraturan Walikota (PERWALI) Pontianak Nomor 9 Tahun
2014 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Walikota
Pontianak Nomor 70 Tahun 2012 tentang Organisasi, Tata
Cara Pengumuman Dan Pelaksanaaan Kontrak Pengadaan
Barang/Jasa dilingkungan Pemerintah Kota Pontianak;
10.Peraturan Walikota Nomor 93 Tahun 2019 tentang
Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kota Pontianak Tahun Anggaran 2020;
11.Keputusan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan
Ruang Kota Pontianak Nomor 01 Tahun 2020 Tentang
Penunjukan Pejabat Pembuat Komitmen pada Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pontianak;
12.Keputusan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan
Ruang Kota Pontianak Nomor 20 Tahun 2020 tentang
Perubahan Kedua Keputusan Kepala Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kota Pontianak Nomor 02
Tahun 2020 tentang Penunjukan Pejabat Pelaksanaan
Teknis Kegiatan pada Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kota Pontianak.

6. SUMBER DANA : a. Sumber Dana : APBD (Multi Years) Kota Pontianak


DAN PERKIRAAN Tahun Anggaran 2020-2021;
BIAYA
b. Total Perkiraan biaya yang diperlukan:
Nilai Pagu Anggaran sebesar Rp 16.130.000.000,- (Enam
Belas Milyar Seratus Tiga Puluh Juta Rupiah); dengan
rincian:
- APBD Tahun Anggaran 2020: Rp. 4.070.000.000,00
- APBD Tahun Anggaran 2021: Rp.12.060.000.000,00
Nilai total HPS adalah sebesar Rp. 16.108.066.870,75
(Enam Belas Milyar Seratus Delapan Juta Enam Puluh
Enam Ribu Delapan Ratus Tujuh Puluh Koma Tujuh Lima
Rupiah).

7. WAKTU : Pekerjaan ini dilaksanakan dalam jangka waktu 420 (Empat


PELAKSANAAN Ratus Dua Puluh) Hari Kalender, terhitung sejak diterbitkan
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

8. RUANG LINGKUP, : a. Ruang lingkup pekerjaan adalah pekerjaan konstruksi


LOKASI PEKERJAAN, Pembangunan Gedung Sekolah Polisi Negara (Bangunan
DAN FASILITAS Rumah Makan);
PENUNJANG b. Lokasi pengadaan pekerjaan konstruksi di Jalan
Bhayangkara, Kelurahan Sagatani, Kecamatan
Singkawang Selatan, Kota Singkawang; (kondisi masuk
lokasi terlampir)
c. Fasilitas Penunjang tidak disediakan oleh PA/PPK Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pontianak.

9. PERSONEL : Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pengadaan


MANAJERIAL pekerjaan konstruksi
Pengalaman Sertifikat
No Jabatan
Kerja (Tahun) Kompetensi Kerja
TENAGA AHLI
1 Manajer 5 SKA Ahli Madya
Proyek / Manajemen Proyek
Pelaksana
2 Manajer 5 SKA Ahli Madya
Teknik Teknik Bangunan
Gedung
3 Manajer - -
Keuangan
4 Ahli K3 3 Ahli Muda K3
Konstruksi Konstruksi

10. RENCANA Tabel Rencana Keselamatan Konstruksi:


KESELAMATAN No Jenis Pekerjaan Identifikasi Resiko
KONSTRUKSI
1 Pekerjaan Pendahuluan, - Kendaraan Tergelicir di area jalan
Mobilisasi & masuk proyek;
demobilisasi Alat - Alat Pancang Jatuh;
Pancang - Tertimpa Alat Pancang.
2 Pekerjaaan Galian - Luka akibat peralatan kerja;
Pondasi - Jatuh di area galian.
3 Pekerjaan Cerucuk - Luka akibat peralatan Kerja.
4 Pemancangan Minipile - Tertimpa alat pancang;
- Luka akibat seling baja putus saat
pemindah material pancang;
- Tertimpa / terjepit tiang pancang
saat pemindahan & mendirikan
tiang pancang;
- Tersambar petir saat
pemancangan;
- Tertimpa pecahan material tiang
pancang;
- Tertimpa hammer;
- Jatuh/ terpelesat di area
pemancangan;
- Terpeleset ke area pondasi.
5 Pekerjaan bekisting - Luka akibat alat kerja maupun
paku;
- Debu saat memototong material;
- Tertimpa material ataupun alat
kerja pada saat pekerjaan diarea
yang tinggi;
- Jatuh dari ketinggian;
- Tersengat Listrik.
6 Pekerjaan Besi Tulangan - Luka akibat alat kerja;
- Luka akibat tertusuk material;
- Tersengat Listrik;
- Percikan pada mata saat
memotong besi tulangan;
- Jatuh dari ketinggian.
7 Pekerjaan Beton - Jatuh/tangan terjepit di area
produksi beton;
- Menghirup debu/semen;
- Mata terkena percikan adukan;
- Jatuh/tertimpa saat membawa
adukan beton ke area
pengecoran;
- Jatuh dari ketinggian saat mengisi
adukan misalnya pada saat
pengisian kolom atau ring balok
8 Pekerjaan Rangka Atap - Luka akibat alat kerja;
- Percikan pada mata saat
memotong material;
- Luka akibat material Baja ringan;
- Tersengat Listrik;
- Tersambar petir saat perakitan
rangka baja ringan;
- Tertimpa material;
- Jatuh dari ketinggian.
9 Pekerjaan Atap - Luka akibat alat kerja;
- Luka akibat material atap;
- Tersengat Listrik;
- Tersambar petir saat
pemasangan atap;
- Tertimpa material;
- Jatuh dari ketinggian.
10 Pekerjaan Dinding - Tertimpa material bahan
bangunan;
- Terjatuh dari ketinggian;
- Menghirup debu/semen.
11 Pekerjaan Plafond - Luka akibat alat kerja;
- Luka akibat material;
- Tersengat Listrik;
- Tertimpa material;
- Terjatuh dari ketinggian.
12 Pekerjaan Keramik - Luka akibat alat kerja;
- Luka akibat material;
- Tersengat Listrik;
- Percikan pada mata saat
memotong keramik;
- Menghirup debu.
13 Pekerjaan Instalasi - Luka akibat alat kerja;
- Luka akibat material;
- Jatuh dari ketinggian.
14 Pekerjaan Pengecatan - Menghirup debu;
- Pusing akibat menghirup aroma
ataupun partikel2 halus dari cat;
- Jatuh dari ketinggian.

11. KELUARAN/ : Keluaran/produk yang dihasilkan dari pelaksanaan


PRODUK YANG pengadaan pekerjaan konstruksi: terbangunnya Gedung
DIHASILKAN Sekolah Polisi Negara (Bangunan Rumah Makan.

12. SPESIFIKASI : Ketentuan penggunaan peralatan yang diperlukan:


PERALATAN Kapasitas Jumlah
No Peralatan
UTAMA (Minimal) (Unit)
1. Pile Hammer 1,8 ton 3
2. Dump Truck 10 ton 2
3. Concrete Mixer 1,5M3 1
5. Concrete Vibrator - 1
6. Genset 4 KVA 2
7. Water-pass / Theodolit - 1

12. KETENTUAN LAIN- : a. Membuat Soft Drawing;


LAIN
b. Membuat request pekerjaan pada setiap tahapan
pekerjaan;

c. Ketentuan gambar kerja (terlampir).

d. Ketentuan perhitungan prestasi pekerjaan untuk


pembayaran kemajuan pekerjaan (progress fisik).

e. Ketentuan pembuatan laporan dan dokumentasi :


Laporan harian, mingguan dan bulanan menyertakan
Back Up berupa opname pekerjaan, gambar terlaksana
dan foto setiap kegiatan atau disyaratkan lain oleh
PA/PPK.

f. Dalam melaksanakan kegiatan agar menjaga dan


menyelamatkan aset-aset Negara yang peruntukkannya
atau sifatnya untuk kepentingan umum.
Lampiran foto Lokasi:

lokasi
B. SPESIFIKASI TEKNIS BAHAN DAN METODE

PASAL 01 : PERATURAN DAN PERSYARATAN


Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, berlaku peraturan-peraturan, persyaratan
persyaratan dan ketentuan-ketentuan sebagaimana yang tercantum dalam:
1.1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
1.2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
1.3. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung Negara;
1.4. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
1.5. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
1.6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 22/PRT/M/2018 Tentang Pembangunan Bangunan
Gedung Negara;
1.7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
21/PRT/M/2019 Tahun 2019 tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi;
1.8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2020, tentang Standar Dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui
Penyedia;
1.9. Peraturan Umum tentang pelaksanaan pembangunan di Indonesia atau
Algemene Voorwarden Voor De Uitvoering Bij Aanneming Van Openbare
Werken tahun 1941 (AV 1941);
1.10. Peraturan Beton: SNI 2847-2013 (Persyaratan beton struktural untuk
bangunan gedung;
1.11. Peraturan umum Instalasi Listrik (PUIL) Tahun 2011;
1.12. Peraturan umum tentang pelaksanaan Instalasi Air Minum serta Instalasi
Pembangunan dari Perusahaan Air Minum;
1.13. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) INI-5 Tahun 1961 yang
diterbitkan oleh Yayasan Normalisasi Indonesia;
1.14. Tata cara pengecatan kayu SK SNI T-11-1990 F;
1.15. Peraturan pengecatan: SNI 2407-2008 (Tata Cara Pengecatan Kayu untuk
Rumah dan Gedung);
1.16. Tata cara pengecatan dinding tembok SK SNI T-11-1990 F;
1.17. Tata cara pengecatan dinding tembok dengan Cat Emulsi SNI 03-2410-
2002;
1.18. Peraturan Semen Portland Indonesia NI.8 tahun 1972;
1.19. Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi
Pemerintah setempat, yang berkaitan dengan permasalahan bangunan;
1.20. Standar Nasional Indonesia (SNI);
1.21. Pada prinsipnya semua material, semua tata cara pelaksanaan pekerjaan
dan semua peralatan kerja harus mendapat persetujuan direksi sebelum
dipasang dan atau digunakan dalam proyek ini
1.22. Petunjuk – petunjuk dari Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan.

PASAL 02 : DIREKSI LAPANGAN


Dalam pelaksanaan pembangunan ini bertindak sebagai Direksi adalah Pengelola
Proyek yang terdiri dari :
2.1. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Pontianak Tahun Anggaran 2020-2021.
2.2.1. Perencana :
Perencana berkewajiban mengadakan pengawasan berkala.

Pembangunan Ruang Makan SPN Singkawang 8


2.2. Pengawas :
2.2.1. Pengawas Lapangan tidak dibenarkan merubah ketentuan-ketentuan
pelaksanaan pekerjaan sebelum mendapat izin dari Pengguna Jasa
Kegiatan.
2.2.2. Bila Pengawas Lapangan menemui kejanggalan-kejanggalan atau
menyimpang dari Spesifikasi Teknis dan Gambar Kerja supaya segera
memberitahukan kepada Pengguna Jasa Kegiatan.
2.2.3. Mengambil tindakan dalam hal yang dianggap perlu untuk kemajuan
dan keselamatan pekerjaan.
2.3. Penyedia Jasa Pelaksana :
2.3.1. Penyedia Jasa harus melaksanakan pekerjaan sesuai ketentuan-
ketentuan peraturan yang ada dan berlaku.
2.3.2. Penyedia Jasa harus menempatkan tenaga ahli dan berpengalaman
untuk mengatur lancarnya pekerjaan sehingga perintah/petunjuk
Pengawas Lapangan dapat dilaksanakan dengan segera dan sebaik
mungkin.
2.3.3. Penyedia Jasa bertanggung jawab penuh atas hasil pekerjaannya.
2.3.4. Membuat laporan periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan untuk
disampaikan kepada Pengguna Jasa Kegiatan.

PASAL 03 : PENJELASAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR


3.1. Penyedia Jasa wajib meneliti semua gambar dan Rencana Kerja dan
syarat-syarat (Spesifikasi Teknis) termasuk tambahan dan
perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan (Aanwiizing).
3.2. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(Spesifikasi Teknis), maka yang mengikat /berlaku adalah ketentuan
yang ada dalam Spesifikasi Teknis. Bila suatu gambar tidak cocok dengan
gambar yang lain, maka gambar yang mempunyai skala besar yang
berlaku.
3.3. Bila perbedaan-perbedaan tersebut menimbulkan keraguan-keraguan
sehingga dalam pelaksanaan menimbulkan kesalahan, maka Penyedia
Jasa wajib menanyakan kepada konsultan pengawas/Direksi dan
Penyedia Jasa harus mengikuti keputusannya

PASAL 04 : PERSIAPAN DI LAPANGAN


4.1. Dilapangan Pekerjaan Penyedia Jasa wajib menyediakan Bangsal Kerja
tempat para staf Konsultan Pengawas/Direksi melakukan tugasnya atas
biaya Penyedia Jasa dengan menggunakan bahan-bahan sederhana,
pintu-pintu dapat dikunci dengan baik, lantai papan, dinding
papan/triplek dengan atap seng atau sejenisnya.
4.2. Perlengkapan Bangsal Kerja Konsultan Pengawas, terdiri dari kursi dan
meja kerja serta perlengkapan lainnya yang dibutuhkan.
4.3. Bangsal Kerja untuk kantor Penyedia Jasa dan gudang penyimpanan
bahan untuk pekerjaan ditentukan sendiri oleh Penyedia Jasa, tetapi
letaknya harus mendapat persetujuan Direksi Lapangan / Pengguna
Jasa. Pembuatan bangsal ini harus sesuai dengan syarat konstruksi dan
kesehatan
4.4. Bahan bangunan yang sudah dipasang menjadi Bangsal Kerja yang
tertulis pada ayat 1 dan 3 tidak boleh lagi diambil untuk keperluan
konstruksi. Bahan bangunan tersebut menjadi milik proyek / Pengguna
Jasa dan dibongkar oleh Penyedia Jasa setelah serah terima pertama
dan dibawa keluar lapangan

PASAL 05 : JADWAL PELAKSANAAN


5.1. Sebelum memulai pekerjaan yang nyata di lapangan pekerjaan,
Penyedia Jasa wajib membuat rencana pekerjaan pelaksanaan dan

Pembangunan Ruang Makan SPN Singkawang 9


bagian-bagian pekerjaan berupa Bart-chart dan Curve “S” yang telah
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi/Konsultan Pengawas
5.2. Penyedia Jasa wajib memberikan salinan rencana kerja rangkap 4
(empat) kepada Direksi/Konsultan Pengawas. Satu salinan dilapangan
yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan (prestasi Kerja) di
lapangan.
5.3. Konsultan pengawas/Direksi akan menilai prestasi pekerjaan Penyedia
Jasa berdasarkan rencana kerja tersebut

PASAL 06 : KUASA PENYEDIA JASA DI LAPANGAN


6.1. Penyedia Jasa wajib menyediakan personil manajer sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan;
6.2. Dengan adanya personil manajerial, tidak berarti bahwa Penyedia Jasa
lepas tanggung jawab sebagian maupun keseluruhan kewajibannya;
6.3. Penyedia Jasa wajib memberi tahu secara tertulis kepada asisten teknis
Proyek dan Direksi, nama dan jabatan personil untuk mendapat
persetujuan;
6.4. Bila kemudian hari, menurut pendapat Pengelola Proyek/Direksi
Personil kurang mampu atau tidak cakap memimpin pekerjaan, maka
akan diberitahukan kepada Penyedia Jasa secara tertulis untuk
mengganti personil tersebut;
6.5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan,
Penyedia Jasa harus sudah menunjuk pelaksana baru atau Penyedia
Jasa sendiri (penanggung jawab/direktur perusahaan) yang akan
memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

PASAL 07 : TEMPAT TINGGAL (DOMISILI) PENYEDIA JASA


7.1. Untuk menjaga kemungkinan diperlukannya kerja diluar jam kerja
(lembur) apabila terjadi hal-hal yang mendesak, Penyedia Jasa wajib
memberitahukan secara tertulis kepada Pengelola Proyek dan Direksi/
Pengawas
7.2. Alamat Penyedia Jasa atau pelaksana diharapkan tidak berpindah-
pindah selama pekerjaan. Bila terjadi perubahan alamat, Penyedia
Jasa/pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis

PASAL 08 : PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN


8.1. Penyedia Jasa wajib menjaga keamanan di lapangan terhadap barang-
barang milik proyek, Direksi/Pengawas dan milik pihak ketiga yang ada
dilapangan.
8.2. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah dipasang atau
belum, menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa dan tidak diperhitungkan
dalam biaya pekerjaan tambahan.
8.3. Apabila terjadi kebakaran, Penyedia Jasa bertanggung jawab atas
akibatnya baik yang berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa.
Untuk itu Penyedia Jasa harus menyediakan alat-alat pemadam
kebakaran yang siap dipakai yang ditempatkan pada tempat yang
mudah dijangkau.

PASAL 09 : JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA


9.1. Penyedia Jasa diwajibkan menyediakan obat obatan menurut syarat-
syarat pertolongan pertama pada kecalakaan (PPPK) yang selalu dalam
keadaan siap digunakan di lapangan untuk mengatasi segala
kemungkinan musibah bagi semua petugas dan pekerja di lapangan
9.2. Penyedia Jasa wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan
memenuhi syarat-syarat kesehatan dan air bersih, kamar mandi dan WC
yang layak bagi semua petugas dan pekerja yang ada di lapangan

Pembangunan Ruang Makan SPN Singkawang 10


membuat tempat penginapan didalam lapangan pekerjaan untuk
penjaga keamanan.
9.3. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan pada
pekerja wajib diberikan Penyedia Jasa sesuai dengan peraturan yang
berlaku.

PASAL 10 : SITUASI DAN UKURAN


10.1. Situasi
a. Penyedia Jasa wajib meneliti situasi tapak, terutama keadaan tanah
bangunan, sifat dan luasnya pekerjaan dan hal-hal lain yang dapat
mempengaruhi harga penawarannya.
b. Kelalaian atau kekurang telitian Penyedia Jasa dalam hal ini tidak
dapat dijadikan alasan untuk mengajukan tuntutan.
10.2. Ukuran
a. Ukuran satuan yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam
Cm, kecuali ukuran-ukuran untuk baja yang dinyatakan dalam inch
atau mm.
b. Pedoman titik duga lantai (permukaan atas lantai)  0.00 bangunan
adalah sesuai dengan gambar kerja, atau ditentukan kemudian oleh
asisten teknik dan Direksi atas persetujuan Penyedia Jasa
10.3. Memasang Bouwplank
a. Pekerjaan pengukuran dan pemasangan bouwplank, dilaksanakan
setelah pekerjaan perataan tanah dan pembersihan lokasi selesai
dilaksanakan.
b. Membuat titik patok (kayu belian/beton) di suatu tempat yang tidak
terganggu oleh letak bangunan, yang dijadikan sebagai pedoman
titik duga lantai  0.00.
c. Pembuatan dan pemasangan bouwplank termasuk pekerjaan
Penyedia Jasa dimana ketepatan letak bangunan diukur dibawah
pengawasan Direksi dengan titik patok yang dipancang kuat-kuat
dan papan duga dari bahan kayu kelas III dengan ketebalan 1,5 cm
diketam rata bidang sisi atasnya dan yang tidak berubah oleh cuaca.
Pemasangan harus kuat dimana permukaan atasnya harus rata

PASAL 11 : SYARAT-SYARAT PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN


11.1 Semua bahan bangunan yang didatangkan harus memenuhi syarat-
syarat yang telah ditentukan
11.2 Pengawas berwenang menanyakan asal bahan dan Penyedia Jasa wajib
memberitahukan
11.3 Penyedia Jasa wajib memperlihatkan contoh bahan sebelum digunakan.
Contoh-contoh ini harus mendapat persetujuan dari pengawas
11.4 Bahan bangunan yang telah didatangkan Penyedia Jasa di lapangan
pekerjaan, tetapi ditolak pemakaiannya oleh pengawas, harus segera
dikeluarkan dan selanjutnya dibongkar atas biaya Penyedia Jasa dalam
waktu 2 x 24 jam, terhitung dari jam penolakan
11.5 Pekerja atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan Penyedia Jasa tetapi
ditolak oleh pengawas, maka pekerjaan tersebut harus segera
dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya Penyedia Jasa dalam
waktu yang telah ditetapkan oleh pengawas

PASAL 12 : PEMERIKSAAN PEKERJAAN


12.1. Sebelum memulai pekerjaan lanjutannya yang apabila pekerjaan ini
telah selesai, akan tetapi belum diperiksa oleh pengawas, Penyedia Jasa
wajib meminta persetujuan kepada pengawas. Baru apabila pengawas
telah menyetujui bagian pekerjaan tersebut, Penyedia Jasa dapat
meneruskan pekerjaan

Pembangunan Ruang Makan SPN Singkawang 11


12.2. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung dari
diterima Surat Permohonan pemeriksaan, tidak dihitung hari raya/libur)
tidak dipenuhi oleh pengawas, Penyedia Jasa dapat meneruskan
pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa dianggap telah
setuju Pengawas minta perpanjangan waktu
12.3. Bila Penyedia Jasa melanggar ayat 1 pasal ini, pengawas berhak,
menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya
untuk diperbaiki. Biaya pembongkaran dan pemasangan kembali
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa

PASAL 13 : PEKERJAAN TAMBAH KURANG


13.1. Tugas mengerjakan pekerjaan tambah/kurang diberitahukan dengan
tertulis dalam buku harian oleh pengawas serta persetujuan Pengguna
Jasa
13.2. Pekerjaan tambah/kurang hanya berlaku bila memang nyata-nyata ada
perintah tertulis dari pengawas atau atas persetujuan Pengguna Jasa
13.3. Biaya pekerjaan tambah/kurang akan diperhitungkan menurut daftar
Harga Satuan pekerjaan, yang dimasukkan oleh Penyedia Jasa sesuai AV
41 artikel 50 dan 51 yang pembayarannya diperhitungkan bersama
dengan angsuran terakhir
13.4. Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum dalam
harga satuan yang dimasukkan dalam penawaran harga satuannya akan
ditentukan lebih lanjut oleh pengawas bersama-sama Penyedia Jasa
dengan persetujuan Pengguna Jasa
13.5. Adanya pekerjaan tambah tidak dapat dijadikan alasan penyebab
kelambatan penyerahan pekerjaan, tetapi pengawas/Bimbingan Teknik
Pembangunan (BTP) dapat mempertimbangkan perpanjangan waktu
karena adanya pekerjaan tambah tersebut

PASAL 14 : URAIAN PEKERJAAN


14.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang akan dilaksanakan : “Pembangunan Gedung SPN
(Pembangunan Ruang Makan)”

PASAL 15 : PEKERJAAN PERSIAPAN


15.1. Sebelum Pekerjaan Mulai
Penyedia Jasa harus melaksanakan pembersihan lapangan sebelum
memulai pekerjaan sehingga semua kotoran, sampah, dan bongkaran.
Sehingga situasi tempat kerja kelihatan bersih.

15.2. Setelah Pekerjaan Selesai


Setelah pekerjaan selesai sebelum diadakan penyerahan pekerjaan
kepada Pengguna Jasa, Penyedia Jasa harus membersihkan seluruh site
dari segala macam kotoran, puing-puing dan semua peralatan yang
digunakan selama masa konstruksi. Kotoran-kotoran tersebut harus
dikeluarkan dari job site atas beban Penyedia Jasa. Pekerjaan
pembersihan merupakan bagian dari progress pekerjaan sehingga bila
hal ini belum diselesaikan secara tuntas maka pekerjaan tidak akan
dianggap selesai 100 %.

15.3. Selama Pekerjaan Berlangsung


Penyedia Jasa bertanggung jawab atas kebersihan job site selama
pekerjaan berlangsung. Kebersihan yang dimaksud di sini meliputi :
15.3.1. Kebersihan terhadap kotoran – kotoran yang ditimbulkan
oleh sisa-sisa pembuangan berbagai jenis sampah.

Pembangunan Ruang Makan SPN Singkawang 12


15.3.2. Kebersihan terhadap kotoran-kotoran yang disebabkan oleh
sampah sisa-sisa bahan bangunan, pecahan-pecahan batu
dan atas serpihan kayu dan lain-lain.
15.3.3. Kebersihan dalam arti kerapian pengaturan material dan
peralatan sehingga menunjang mobilisasi pelaksanaan di job
site.

PASAL 16 : PEKERJAAN TANAH


16.1. Penggalian tanah
16.1.1. Pada pekerjaan penggalian tanah termasuk juga pembuangan
semua benda dalam bentuk apapun yang dapat mengganggu
pelaksanaan pekerjaan pembangunan.
16.1.2. Pekerjaan galian tanah untuk pondasi tidak boleh dimulai
sebelum bouwplank serta tanda tinggi dasar  0.00, sumbu
dinding dan tiang disetujui oleh direksi
16.1.3. Kemiringan pada penggalian harus pada sudut kemiringan yang
aman.
16.1.4. Galian dan penyangga harus dibuat sedemikian rupa sehingga
terdapat ruang yang cukup untuk bekerja, bekisting dan hal
lainnya selain untuk pondasi.
16.1.5. Penyedia Jasa harus menyediakan, menempatkan dan menjaga
penyangga dan penumpukan yang mungkin diperlukan untuk
bagian samping galian.
16.1.6. Penyedia Jasa harus menjaga agar seluruh galian tidak
digenangi air dengan jalan menimba, memompa atau dengan
cara-cara lain yang dianggap baik atas beban dan biaya
Penyedia Jasa.
16.1.7. Galian tanah tidak boleh dibiarkan sampai lama, tetapi setelah
galian disetujui direksi segera mulai dengan tahap pelaksanaan
berikutnya.

PASAL 17 : PEKERJAAN URUGAN PASIR


17.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu yang dibutuhkan demi terlaksananya pekerjaan ini
dengan baik.
17.1.1. Bahan - Bahan
a. Pasir harus keras, tahan lama dan bersih dari bahan organis,
lumpur, zat-zat alkali dan substansi-substansi yang dapat
memperlemah kekuatan beton. Pasir tidak boleh
mengandung segala jenis substansi tersebut lebih dari 5%.
b. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton
17.1.2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Semua bagian/daerah urugan dan timbunan harus diatur
berlapis sedemikian, sehingga dicapai suatu lapisan setebal
sesuai dengan gambar dalam keadaan padat. Tiap lapis
harus dipadatkan sebelum lapisan berikutnya diurug.
b. Pengeringan/pengaliran air harus diperhatikan selama
pekerjaan tanah supaya daerah yang dikerjakan terjamin
pengaliran airnya.
c. Kelebihan material galian harus dibuang oleh Penyedia Jasa
ke tempat pembuangan yang ditentukan oleh Direksi.
d. Urugan Pasir dilaksanakan di bawah pondasi, balok sloof
dan bawah lantai.

Pembangunan Ruang Makan SPN Singkawang 13


PASAL 18 : PEKERJAAN TIANG PANCANG BETON (MINIPILE)
18.1. Syarat Material
18.1.1. Material yang digunakan adalah Minipile 25 x 25 Mutu Beton K.
350 Panjang = 6 m
18.1.2. Mutu Besi Tulangan Utama 8 D 13 dan Mutu Besi Tulangan
Beugel U 24.
18.1.4. Minipile harus kuat dan lurus serta tidak retak.

18.2. Syarat Pelaksanaan


18.2.1. Pekerjaan harus dilaksanakan oleh tenaga yang cukup ahli dan
berpengalaman dalam bidang tersebut.
18.2.2. Tiang Pancang yang digunakan harus berumur paling sedikit 28
hari dari waktu pembuatan atau telah mencapai kekuatan
minimum yang disyaratkan.
18.2.3. Pemancangan harus menggunakan mesin pancang minipile
minimun 2 ton. Alat pancang yang dipakai harus mendapat
persetujuan pengawas sebelum pemancangan dimulai.
18.2.4. Sambungan antar tiang menggunakan las keliling dengan las
sudut.
18.2.5. Bagian tiang pancang yang ditumbuk harus dilindungi dengan
helm/topi pengaman yang terbuat dari besi.
18.2.6. Tiang layar untuk mesin pancang harus benar-benar tegak lurus.
18.2.7. Beton harus dikupas sehingga beton yang tertinggal akan masuk
ke dalam poer.
18.2.8. Baja tulangan yang tertinggal setelah pengupasan harus cukup
panjang sehingga dapat diikat ke dalama poer paling sedikit 60
cm.

18.3. Catatan Pemancangan ( calendaring )


Catatan yang detil dan akurat tentang pemancangan harus disimpan
oleh Direksi Pekerjaan dan Penyedia Jasa. Catatan ini meliputi :
- Jumlah Tiang Pancang
- Posisi
- Jenis
- Ukuran
- Panjang actual
- Tanggal Pemancangan
- Penetrasi pada saat penumbukan terakhir

PASAL 19 : PEKERJAAN BETON BERTULANG


19.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan beton bertulang dan tidak
bertulang. Secara umum tahapan pekerjaan beton adalah sebagai
berikut:
- Penyediaan semua material pekerjaan beton.
- Persiapan dan pemasangan bekisting
- Pemasangan tulangan
- Pengadukan beton
- Pengecoran beton
- Pemeliharaan, perbaikan, penyelesaian dan pengerjaan semua
pekerjaan tambahan, sehingga menghasilkan pekerjaan yang sesuai
dengan gambar rencana

19.2. Standard Pekerjaan


Semua bahan dan konstruksi apabila tidak diberi catatan khusus harus
memenuhi standar yang berlaku dan dipakai di Indonesia. Untuk
struktur Poer digunakan mutu beton K-300. Untuk Struktur Kolom

Pembangunan Ruang Makan SPN Singkawang 14


Pondasi, Balok Sloof, Kolom, Balok dan Ring Balok digunakan mutu beton
K-225. Dengan persetujuan dari Konsultan Pengawas, Penyedia Jasa
dapat melaksanakan pekerjaan cor beton dengan menggunakan molen
yang terlebih dahulu memberikan data – data spesifikasi mutu beton
kepada Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan.
Sebelum dilakukan pengecoran harus dilakukan pemeriksaan terhadap
akurasi jumlah dan ukuran tulangan, dimensi dan kestabilan bekisting
dan kebersihan (tempat dimana akan dilakukan pengecoran) melalui
check list bersama Konsultan Pengawas.

19.3. Persyaratan Bahan


19.3.1. Portland Cement ( PC )
19.3.1.1. Semen yang dipakai harus portland semen yang telah
disetujui, memenuhi syarat menurut standart Semen
Indonesia (SNI-15-2049-1994), dan memiliki sertifikat
ramah lingkungan.
19.3.1.2. Untuk seluruh pekerjaan beton harus menggunakan
mutu semen yang baik dari satu jenis merk atas
persetujuan Direksi/Pengawas.
19.3.1.3. Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya
tidak diperkenankan untuk dipergunakan.
19.3.1.4. Penyimpanan semen portland harus diusahakan
sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban
dimana gudang tempat penyimpanan mempunyai
ventilasi cukup dan tidak kena air, diletakan pada
tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari
lantai Tidak boleh ditumpuk sampai tingginya
melampaui 2 m sesuai dengan syarat penumpukan
semen dan setiap pengiriman semen baru harus
dipisahkan dari semen yang lama dan diberi tanda
dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan
menurut urutan pengirimannya.
19.3.2. Split / Pasir
19.3.2.1. Split dan pasir harus keras, tahan lama dan bersih
serta tidak mengandung bahan yang merusak dalam
bentuk ataupun jumlah yang cukup banyak, yang
dapat memperlemah kekuatan beton.
19.3.2.2. Split harus memenuhi syarat-syarat pada SNI 03-
2461-1991, atau ASTM C33.
19.3.3. Air
Air harus bersih dan bebas dari bahan organik, alkali, garam
dan kotoran lain dalam jumlah yang cukup besar. Sebaiknya
dipakai air yang dapat diminum.

19.4. Pekerjaan Penulangan Baja


19.4.1. Lingkup Pekerjaan
Penyedia Jasa harus menyiapkan, membengkokkan dan
memasang tulangan baja sesuai dengan yang tercantum di
dalam spesifikasi/gambar. Dalam pekerjaan penulangan baja
termasuk semua pemasangan kawat beton, kaki ayam untuk
penyangga beton tahu dan segala hal yang perlu serta juga
menghasilkan pekerjaan beton sesuai dengan pengalaman
teknik yang terbaik.
19.4.2. Gambar Kerja
Sebelum pekerjaan pembengkokan tulangan baja, Penyedia Jasa
mempelajari gambar kerja.
19.4.3. Standarisasi

Pembangunan Ruang Makan SPN Singkawang 15


Detail dan pemasangan tulangan baja harus sesuai dengan
peraturan atau standar yang berlaku.
19.4.4. Spesifikasi Tulangan Baja
Khusus untuk beton struktur, besi baja tulangan yang digunakan
adalah baja produksi PT. Krakatau Steel dengan mutu U-24
untuk besi tulangan polos dan U-39 untuk besi ulir yang
memenuhi persyaratan ASTM A 615 M dan ASTM A 617 M dan
ASTM A 706 M yang berlaku..
19.4.5. Pekerjaan Pembengkokan Tulangan Baja
Pekerjaan pembengkokan tulangan baja harus dilaksanakan
dengan teliti sesuai dengan ukuran yang tertera pada gambar.
Tulangan baja tidak boleh dibengkokkan atau diluruskan kembali
sedemikian rupa sehingga menjadi rusak atau cacat.
Dilarang membengkok tulangan baja dengan cara pemanasan.
19.4.6. Syarat Pemasangan
1. Penulangan
Sebelum dipasang, tulangan baja harus bebas dari sisa
logam, karat dan lapisan yang dapat merusak logam atau
mengurangi daya ikat. Bila pengecoran beton ditunda,
tulangan baja harus diperiksa kembali dan dibersihkan.
2. Pemasangan
Penulangan harus distel dengan cermat sesuai dengan
gambar dan diikat dengan kawat atau jepitan yang sesuai
dengan persilangan dan harus ditunjang dengan penumpu
beton atau logam dan penggantung logam.
19.4.7. Syarat Pemasangan
Bilamana tidak ditentukan lain dalam gambar, maka penulangan
harus dipasang dengan celah untuk beton tahu sebagai berikut
:
Beton yang dicor pada tanah 8 cm
Semua bidang yang terkena air tanah 5 cm
Plat lantai, balok, kolom yang tidak terkena tanah atau air 4 cm
Bidang yang kena udara semua bidang interior 1.5 cm
19.4.8. Sambungan
Sistem penulangan dari bangunan secara keseluruhan harus
dihubungkan satu dengan yang lain, dengan cara pengelasan.
19.4.9. Persetujuan dari Konsultan Pengawas
Penulangan baja tersebut di atas harus diperiksa oleh Konsultan
Pengawas terlebih dahulu sebelum dilakukan pengecoran.
Konsultan Pengawas harus diberitahu apabila pemasangan
penulangan baja sudah siap untuk diperiksa.

19.5. Wiremesh
19.5.1. Umum :
19.5.1.1. Wiremesh yang digunakan adalah M6 harus dari baja
mutu U 50 menurut persyaratan SNI ASTM A 184 M.
19.5.1.2. Ukuran wiremesh sebagaimana yang tersebut di
dalam gambar, bila terjadi penggantian dengan
diameter lain, hanya diperkenankan atas persetujuan
tertulis dari Konsultan Pengawas/Direksi. Bila
penggantian disetujui, maka luas penampang yang
diperlukan tidak boleh berkurang dengan yang
tersebut di dalam gambar atau perhitungan. Dan
dalam hal ini Penyedia Jasa harus melampirkan data
perhitungannya serta data pengurangan volume
berat pembesian yang dikaitkan dengan analisa
penawaran.

Pembangunan Ruang Makan SPN Singkawang 16


19.5.1.3. Wiremesh yang digunakan harus bebas dari kotoran,
karat, minyak, cat, serpihan kulit giling serta bahan
lain yang dapat mengurangi daya lekat terhadap
beton.
19.5.1.4. Kawat pengikat beton harus terbuat dari baja lunak
dengan diameter min. 1 mm yang telah dipijarkan
terlebih dahulu, dan tidak bersepuh seng, tidak kaku
maupun getas.
19.5.2. Pelaksanaan
19.5.2.1. Memasang wiremesh harus dilakukan dalam
keadaan dingin, wiremesh dipotong dan dirangkai
sesuai dengan gambar.
19.5.2.2. Wiremesh yang telah dirakit harus dipasang
sedemikian rupa hingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempat.
19.5.2.3. Tebal penutup beton harus dipasang dengan
penahan jarak (beton decking) yang terbuat dari
beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu
beton yang akan dicor dengan jumlah minimum 4
buah tiap M2 cetakan.
19.5.2.4. Pada tulangan rangkap, tulangan atas harus ditunjang
pada tulangan bawah oleh batang penunjang atau
ditunjang langsung pada cetakan bawah.
19.5.3. Perawatan
19.5.3.1. Wiremesh tidak boleh disimpan diudara terbuka
untuk jangka waktu yang lama.

19.6. Pekerjaan Bekisting


19.6.1. Lingkup Pekerjaan
Bekisting atau perancah harus digunakan bila diperlukan untuk
membatasi adukan beton dan membentuk adukan beton
menurut garis dan permukaan yang diinginkan. Bila bekisting
membahayakan atau tidak memadai, maka bekisting tersebut
dapat ditolak oleh Konsultan Pengawas, Penyedia Jasa harus
segera membongkar dan memindahkan bekisting tersebut dari
lokasi pekerjaan dan menggantinya dengan yang baru.
19.6.2. Persyaratan Bahan
Semua bahan yang akan digunakan/dipasang harus mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas. Papan Bekisting dapat
digunakan dari papan Kelas III yang permukaannya rata dan
halus, untuk menghasilkan permukaan yang sempurna.
Bekisting harus kuat dan kaku terhadap beban dan lendutan
yang masih basah dan getaran terhadap beban konstruksi dan
angin. Bekisting harus kedap air, sehingga dijamin tidak akan
timbul sirip atau adukan keluar pada sambungan.
19.6.3. Pembongkaran
Bekisting harus dibongkar dengan statis, tanpa goncangan,
getaran atau kerusakan pada beton. Pembongkaran bekisting
dapat dilakukan setelah umur beton telah mencapai umur yang
yang disyaratkan sesuai dengan mutu beton rencana
(dibuktikan dengan pengujian beton pada umur tertentu) dan
dengan persetujuan Konsultan Pengawas secara tertulis, atau
dengan pedoman sebagai berikut :

Pembangunan Ruang Makan SPN Singkawang 17


Bagian Waktu Pengerasan Normal
Kolom 4 hari
Plat Lantai 28 hari
Balok 28 hari

19.6.4. Pelaksanaan :
1. Perencanaan :
Semua Bekisting harus dilaksanakan sesuai dengan
instruksi-instruksi yang diberikan oleh Direksi Teknik.
Gambar Rencana yang terinci yang menunjukkan bentuk
Bekisting harus disetujui oleh Direksi Teknik.
Bekisting harus direncanakan untuk menjamin bahwa
pembongkaran Bekisting Beton tidak akan merusak beton
atau perancah. Bekisting beton harus cukup kuat untuk
menahan getaran yang disebabkan oleh alat getar.
Penurunan antar dua peletakan tidak boleh melebihi satu
pertiga ratus (1/300) bentang, atau bagaimanapun juga
penurunan tidak boleh lebih dari 3 mm.
2. Pemasangan Bekisting
a. Bekisting untuk dinding vertikal/bagian konstruksi yang
tipis yang selama operasi pengecoran akan
menyebabkan adukan trersebut jatuh lebih tinggi dari
satu setengah meter harus dilaksanakan sesuai dengan
salah satu dari metode-metode berikut :
 Salah satu dari sisi Bekisting harus dibuka dari
bawah ke atas yang akan ditutup berturut-turut
mengikuti kemajuan pengecoran dengan cara
sedemikian sehingga tinggi adukan beton yang
jatuh selama pengecoran tidak boleh melebihi dari
1.50 m
 Bekisting harus terdiri dari bagian-bagian yang
dapat dibuka, ukurannya tidak lebih tinggi dari 1.50
m dan tidak lebih dari 2 m
 Semua Bekisting harus tertutup rapat dan beton
dituang melalui sebuah pipa/corong, dengan ujung
dipegang dekat dengan permukaan beton segar
yang dituang. Pipa/corong tersebut harus selalu
dijaga agar penuh dengan beton selama bekerja.
b. Segera sebelum pekerjaan pengecoran, Bekisting harus
dibersihkan dari semua kotoran/material lepas, serbuk
gergaji, debu dan lain-lain. Kerusakan-kerusakan
seperti penurunan, deformasi dan lain-lain harus
diperbaiki segera. Apabila selama pekerjaan
pengecoran, ternyata diamati ada perubahan bentuk
Bekisting, beton pada tempat yang bersangkutan harus
dibuang dulu dan Bekisting diperkuat sesuai dengan
instruksi Direksi Teknik
c. Khusus untuk pekerjaan pemasangan mal kolom harus
dibuat dengan perancah dan stut yang kuat dan harus
tegak lurus serta harus disokong dengan kokoh
sehingga posisi as kolom tidak mudah berubah
d. Kolom dicor sampai dengan ketinggian dibawah
permukaan bawah ring balok
e. Pemasangan bekisting balok ring dengan scalfolding
dan perancah kayu klas III harus dikerjakan sesuai
dengan ukuran balok ring serta ketepatan

Pembangunan Ruang Makan SPN Singkawang 18


ketinggiannya yang mengacu pada gambar kerja /
dokumen teknis rencana
3. Pembongkaran Bekisting
Bekisting harus dibongkar dengan statis, tanpa goncangan,
getaran atau kerusakan pada beton. Pembongkaran
bekisting dapat dilakukan setelah umur beton telah
mencapai umur yang disyaratkan sesuai dengan mutu
beton rencana (dibuktikan dengan pengujian beton pada
umur tertentu) dan dengan persetujuan Konsultan
Pengawas secara tertulis, atau dengan pedoman sebagai
berikut :
Bagian Waktu Pengerasan Normal
Kolom 4 hari
Plat Lantai 28 hari
Balok 28 hari

19.7. Beton
19.7.1. Pengendalian Mutu Beton
Campuran yang dipergunakan pada pekerjaan beton bertulang
adalah dengan menggunakan mesin molen (site mix). Semua
beton yang digunakan pada pekerjaan harus memenuhi
persyaratan kekuatan tekanan dan persyaratan Slump
(pengujian-turun abrams) yang ditetapkan sebagai berikut :

1. Pengujian Slump Beton


Metode persiapan dan pelaksanaan pengujian slump
(slump test) harus sesuai dengan spesifikasi PBI 1971 dan
Bina Marga PC 0101-76. Beton yang tidak memenuhi
persyaratan slump tidak boleh digunakan dalam pekerjaan,
kecuali Direksi Teknik dalam beberapa hal menyetujui
pemakaiannya secara terbatas beton semacam itu dalam
jumlah yang kecil pada bagian-bagian dengan tegangan
rendah pekerjaan-pekerjaan tertentu.

Kemampuan untuk dapat dikerjakan dan susunan


campuran tersebut harus sedemikian sehingga dapat
dicorkan pada tempat pekerjaan tanpa ada formasi ruang
atau celah-celah yang kosong/berongga atau kosong udara
atau gelembung air, dan sedemikian sehingga pada
pembongkaran acuan dihasilkan suatu permukaan yang
halus, seragam, dan padat. Untuk pengujian slump pada K-
300 dan K-225 terjadi penurunan antara 20 – 50 mm.

2. Kuat Tekan Beton


Kuat tekan (kg/cm2) t’ bk
Kelas Beton Contoh kubus berisi 15 cm
7 hari 28 hari

K 300 215 300


K 225 148 225
K 175 115 175
Untuk test kuat tekan yang menggunakan contoh
silinder, syarat kekuatan tekan dikurangi 17 %

Pembangunan Ruang Makan SPN Singkawang 19


Apabila hasil pengujian pada umur 7 hari kekuatannya
dibawah angka-angka yang ditentukan pada diatas, maka
Penyedia Jasa tidak boleh mengecor beton lebih jauh
sampai penyebab hasil kekuatan yang lebih rendah tersebut
telah ditemukan dan ia telah mengambil langkah yang akan
menjamin produksi beton yang sesuai dengan spesifikasi
sampai Direksi teknik merasa puas.
Beton yang tidak memenuhi kekuatan tekan umur 28 hari
yang telah ditetapkan akan dianggap tidak memuaskan dan
pekerjaan harus dibetulkan seperti yang ditetapkan berikut
ini Kekuatan beton akan dianggap memuaskan apabila :
 Tidak melebihi dari satu hasil percobaan diantara 20
hasil pemeriksaan benda uji kubus berturut-turut,
dengan nilai kurang dari kekuatan karasteristik yang
diberikan pada tabel diatas.
 Tidak boleh satupun nilai rata-rata dari 4 hasil
pemeriksaan benda uji berturut-turut, terjadi dengan
nilai kurang dari (bk + 0.82 Sr), bk adalah kekuatan
karasteristik dan Sr adalah deviasi standard.
 Selisih antara nilai tertinggi dan terendah diantara 4
hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut, ialah lebih
kecil dari 4.3 Sr adalah deviasi standard. Deviasi
standard akan ditentukan oleh Direksi Teknik
berdasarkan data pekerjaan beton sebelumnya yang
dilaksanakan oleh Penyedia Jasa.
19.7.2. Pengecoran
1. Pengecoran beton harus dengan ijin Konsultan Pengawas
dan dilaksanakan pada waktu Konsultan Pengawas ada di
tempat.
2. Beton harus diperiksa sesuai nilai slumpny dengan mutu
K300 dan K225 yang akan dicor yang sebelumnya mendapat
persetujuan dari direksi
3. Pada waktu pengecoran beton, perlu diambil benda uji
kubus uk. 15x15 cm untuk proses pengendalian mutu beton
yang docor, selanjutnya evaluasi penerimaan mutu beton
dilakukan sesuai SNI-03-2847-2002.
4. Adukan beton yang tidak memenuhi syarat dengan
spesifikasi yang ditetapkan harus ditolak dan segera
dikeluarkan dari tempat pekerjaan dengan biaya Penyedia
Jasa.
5. Beton tidak boleh dicor bilamana keadaan cuaca buruk.
6. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melalui pembesian
atau ke dalam papan bekisting yang tinggi/dalam, yang
dapat menyebabkan terlepasnya kerikil/split dari adukan
beton.
7. Beton tidak boleh dicor dalam bekisting yang dapat
mengakibatkan penimbunan adukan pada permukaan
bekisting di atas beton yang sudah dicor. Untuk hal tersebut
di atas harus disiapkan corong untuk pengecoran agar
dapat mencapai tempatnya tanpa terlepas satu sama lain.
8. Tinggi adukan beton tidak boleh melampaui 1.5 m di bawah
ujung corong saluran.
9. Adukan beton harus dicor dengan merata.
10. Tiap lapisan harus dicor pada waktu lapisan yang
sebelumnya masih lunak.

Pembangunan Ruang Makan SPN Singkawang 20


11. Untuk pengukuran peil balok ring digunakan waterpass
yang dilakukan minimal dengan 2 (dua) arah pengukuran
(sumbu x dan sumbu Y).
19.7.3. Pemadatan dan Penggetaran
1. Setiap lapisan harus dipadatkan sampai kepadatan
maksimum sehingga bebas dari kantong/sarang krikil dan
menutup rapat pada semua permukaan dari cetakan dan
material yang melekat.
2. Menggunakan alat penggetar (vibrator).
3. Melakukan pengetukan pada dinding bekisting sampai
betul-betul mengisi pada bekisting atau lubang galian dan
menutupi seluruh permukan bekisting
4. Penggunaan vibrator harus dilakukan dengan benar atau
dengan petunjuk dari konsultan pengawas dan tidak boleh
mengenai bekisting maupun pembesian.
19.7.4. Perawatan Beton
1. Beton yang selesai dicetak harus dijaga dalam keadaan
basah/di curing selama sekurang-kurangnya 14 hari
setelah dicor, yaitu dengan cara penyiraman air, karung
goni basah atau cara-cara lain yang ditentukan oleh
Konsultan Pengawas. Untuk cuaca panas, dilakukan
minimal 2x sehari, pagi dan sore.
2. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap
sinar matahari langsung paling sedikit 3 hari setelah
pengecoran.
3. Beton yang mempunyai keadaan seperti di bawah ini :
 Rusak
 Sejak semula cacat
 Cacat sebelum penyerahan pertama
 Menyimpang dari garis atau muka ketinggian yang telah
ditetapkan
 Tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(Spesifikasi Teknis).
Harus diganti dengan beton baru dan semua biaya
ditanggung oleh Penyedia Jasa.

PASAL 20 : PEKERJAAN DINDING PASANGAN BATAKO


20.1. Umum
Sebelum mengadakan pembelian, pengiriman, pemasangan Penyedia Jasa
harus menyerahkan contoh bahan pekerjaan pasangan pada Direksi
Lapangan untuk memperoleh persetujuan.

20.2. Persyaratan Bahan


20.2.1. Batako harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku. Bidang-
bidang sisinya harus datar, tidak menunjukkan retal-retak.
Ukurannya harus sama dengan yang lain dan harus memenuhi
persyaratan yang terdapat dalam NI-10 dan PUBI 1971.
20.2.2. Bahan perekat terdiri dari semen, pasir dan air harus memenuhi
ketentuan dalam pekerjaan pasangan. Untuk pasangan Batako 1 Pc
: 3 Psr.

20.3. Syarat Pelaksanaan


20.3.1. Semua pekerjaan pasangan harus dipasang tegak dan mengikuti
garis.
20.3.2. Pekerjaan pasangan harus dipasang seragam. Satu bagian tidak
boleh dipasang lebih dari 1 meter diatas bagian bawahnya.

Pembangunan Ruang Makan SPN Singkawang 21


20.3.3. Batako sebelum dipasang harus dibasahi terlebih dahulu dan bersih
dari kotoran (direndam dalam air sehingga buihnya habis). Batako
harus dipasang tegak lurus dengan bentangan benang yang
sifatnya datar.
20.3.4. Pemasangan Batako dilakukan dengan adukan 1Pc:4 Ps kecuali :
Semua ujung-ujung dinding, sudut-sudut, pinggiran, lubang dan
beton dilakukan dengan adukan 1 Pc : 3 Ps
20.3.5. Pasangan dinding Batako dilaksanakan secara bertahap, setiap
tahap terdiri maksimum 24 lapis setiap hari, diikuti dengan cor
kolom praktis setiap 12 m². Semua angker, pipa-pipa, peralatan dan
lain-lain akan ditanam dalam dinding Batako harus dipasangan
pada saat pekerjaan pasangan Batako
20.3.6. Setiap pertemuan tegak lurus dari dinding Batako harus dicor
kolom praktis beton bertulang.
20.3.7. Semua bagian atau dinding batako harus diakhiri dengan ring balok
sesuai dengan ukuran pada gambar rencana.

PASAL 21 : PEKERJAAN PLESTERAN


21.1. Lingkup Pekerjaan
Termasuk dalam pekerjaan plesteran dinding batako dalam pasal ini
(disesuaikan dengan gambar kerja)

21.2. Persyaratan Bahan


21.2.1. Semen portland harus memenuhi NI-8 (dipilih dari satu
produk untuk seluruh pekerjaan)
21.2.2. Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2
21.2.3. Air harus memenuhi NI-3 pasal 10

21.3. Penggunaan Plesteran


21.3.1. Pemakaian plesteran (adukan) harus disesuaikan dengan jenis
dan macam pekerjaan sesuai dengan perbandingan
campuran adukan, yaitu: 1 Pc : 3 Ps

21.4. Syarat-syarat Pelaksanaan


21.4.1. Pekerjaan ini dilaksanakan sesuai dengan standard spesifikasi
dari bahan dan campuran yang digunakan sesuai dengan
petunjuk dari pengawas/direksi lapangan
21.4.2. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana bidang
yang akan dikerjakan telah disetujui oleh pengawas. Dan
dalam melaksanakan pekerjaan ini harus mengikuti pula
semua petunjuk dalam gambar arsitektur, terutama pada
gambar detail dan gambar potongan mengenai ukuran
tebal/tinggi peil dan bentuk profilnya
21.4.3. Semua jenis adukan tersebut, masing-masing harus disiapkan
sedemikian rupa sehingga selalu dalam keadaan baik dan
belum mengering. Campuran adukan tersebut dapat diaduk
memakai mesin pengaduk atau secara manual sesuai dengan
petunjuk pengawas dan diusahakan agar jarak waktu
percampuran dengan pemasangan tidak melebihi 30 menit
terutama untuk pencampuran kedap air
21.4.4. Plesteran yang retak, bergelembung-gelembung, terjadi
pengotoran atau perubahan warna, tidak akan diterima.
Plesteran tersebut harus dibersihkan dan diganti dengan
adukan plesteran yang sesuai dengan spesifikasi dan
mendapat persetujuan dari pengawas. Tambalan tersebut
harus sesuai dengan tekstur dan warna hasil pekerjaan yang
ada semula

Pembangunan Ruang Makan SPN Singkawang 22


21.4.5. Untuk plesteran dinding batako harus betul-betul rata dan
rapi, untuk rangka kayu/kosen yang kena plesteran harus
diberi paku yang rapat untuk menghindari keretakan
plesteran. Tebal plesteran satu sisi minimal 1,5 cm
21.4.6. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan
berlangsung wajar dan tidak telalu tiba-tiba, dengan
membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering
dan melindungi dri terik panas matahari langsung dengan
bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air secara
cepat

PASAL 22 : PEKERJAAN PELAPIS LANTAI DAN DINDING


22.1. Umum
22.1.1. Sebelum mengadakan pembelian, pengiriman dan
pemasangan Penyedia Jasa harus menyerahkan contoh
bahan pekerjaan pada Direksi Lapangan untuk
memperoleh persetujuan.
22.1.2. Persyaratan
Pekerjaan finishing lantai baru boleh dilaksanakan setelah
seluruh pekerjaan plafond atau lapisan pada dinding
selesai dikerjakan. Sebelum pekerjaan ini dilakukan,
Penyedia Jasa wajib membersihkan semua permukaan
yang akan dipasang bahan lapisan lantai dan dinding dari
berbagai macam-macam kotoran dan mengadakan
pengecekan terhadap peil lantai, dan kemiringan. Penyedia
Jasa harus mengajukan contoh bahan pelapis lantai dan
dinding yang akan dipasang terlebih dahulu untuk disetujui
oleh Direksi.
22.1.3. Pekerjaan harus dilaksanakan oleh tenaga ahli yang
berpengalaman dalam bidangnya. Bahan-bahan adukan
seperti semen, pasir dan air, dalam segala hal harus
memenuhi persyaratan yang diuraikan pada pekerjaan
beton.
22.2. Lantai Keramik
22.2.1. Persyaratan Bahan
Ukuran : 60 x 60 cm untuk lantai
30 x 30 cm untuk lantai KM/WC
atau sesuai gambar rencana
Warna : Disesuaikan kemudian
Kwalitas : 60x60 Merk Indogress
30x30 Merk Indogress
Persyaratan lain : Tidak boleh ada cacat/retak

22.2.2. Pemasangan
Permukaan yang akan dipasang lantai keramik harus benar
– benar padat dan harus dijamin tidak akan terjadi
penurunan lagi selama bangunan/lantai difungsikan.
Sewaktu dipasang, adukan pada bagian keramik harus terisi
padat dengan spesi. Pola pemasangan lantai disesuaikan
dengan gambar, demikian juga pengambilan pemasangan.
Nad lantai lebar 3 mm diisi dengan bahan semen yang
sejenis dengan bahan lantai.
Pengisian nad dilakukan paling cepat 24 jam setelah lantai
dipasang. Sewaktu pengisian nad ini, lantai keramik sudah
harus benar-benar melekat dengan kuat pada lantai dasar,
Sebelum diisi celah-celah nad ini harus dibersihkan terlebih
dahulu dari debu dan kotoran lainnya. Usahakan agar

Pembangunan Ruang Makan SPN Singkawang 23


permukaaan lantai yang sudah terpasang tidak terkena
adukan/air semen.

Kotoran semen dan lain-lain yang menempel dipermukaan


lantai pada waktu pengecoran naad harus segera
dibersihkan sebelum mongering/mengeras.

Bila pemasangan lantai selesai seluruhnya, maka lantai


harus dilap dengan lap basah. Untuk menghilangkan
kotoran yang sukar terlepas, dapat digunakan bahan
pembersih khusus yang disesuaikan dengan jenis
kekotorannya. Pada bagian- bagian yang memerlukan
pemotongan harus dilakukan dengan menggunakan mesin
potong. Pemotongan harus rapi, rata, halus lurus dan tidak
bergaris.

22.3. Dinding Keramik


22.3.1. Persyaratan Bahan
Ukuran : 30 x 60 atau sesuai gambar rencana
Warna : Disesuaikan kemudian
Kwalitas : 30x60 Merk Roman
Persyaratan lain : Tidak boleh ada cacat/retak

22.3.2. Pemasangan
Untuk dinding-dinding KM/WC dan semua yang dinyatakan
dalam gambar, sebelum dinding dipasang dengan keramik
harus diplester dengan campuran 1 pc : 2 psr setebal 2 cm,
hingga rata permukaannya. Pasangan dilakukan dengan 1
pc : 2 psr hingga melekat kuat dan tidak ada bagian yang
kosong (keropos) pada permukaan dinding.
Naad selebar 3 mm diisi dengan bahan semen yang sejenis
dengan keramik. Harus diperoleh naad yang rata, tidak
bergelombang, tidak bergelombang dan saling tegak lurus.
Pemotongan keramik harus dilakukan dengan
menggunakan mesin potong (mesin potong elektrik).

PASAL 23 : PEKERJAAN KUSEN, JENDELA KACA RANGKA ALUMINIUM, DAN JALUSI


ALUMINIUM
23.1. Lingkup Pekerjaan
23.1.1. Pekerjaan Kusen Alumunium Hitam
23.1.2. Pekerjaan Jendela Kaca Rangka Aluminium Hitam

23.2. Persyaratan Bahan


23.2.1. Kusen terbuat dari bahan aluminium produk dalam negeri yang
berkualitas baik.
23.2.2. Bentuk Profil sesuai gambar rencana.
23.2.3. Ukuran rangka jendela harus sesuai dengan yang ditunjukkan
oleh gambar.
23.2.4. Untuk jendela kaca digunakan kaca bening tebal 5 mm.

23.3. Syarat Pelaksanaan


23.3.1. Kusen
a. Semua kusen harus dikerjakan secara teliti dan sesuai
dengan ukuran dan kondisi di lapangan.

Pembangunan Ruang Makan SPN Singkawang 24


b. Pemotongan aluminium harus dikerjakan pada tempat yang
aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan
pada permukaannya.
c. Sambungan pengelasan harus dilakukan dengan rapi agar
memperoleh kualitas dan bentuk yang baik.
d. Accesories yang digunakan harus anti karat.
e. Celah antara kaca dan kusen harus ditutup dengan sealant.
23.3.2. Jendela Kaca
a. Penimbunan bahan pintu dan jendela di lokasi pekerjaan
harus ditempatkan pada ruang/tempat yang sirkulasi
udaranya baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung
dari kerusakan dan kelembaban
b. Semua sambungan siku tidak boleh terjadi noda-noda atau
cacat bekas penyetelan
c. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan
menggunakan alat pemotong kaca khusus
d. Kaca jendela dan dinding partisi harus rata dan tidak
bergelombang
e. Semua peralatan harus berfungsi dengan baik

PASAL 24 : PEKERJAAN PINTU


24.1. Lingkup Pekerjaan
24.1.1. Pekerjaan Pintu Ruangan dan WC/KM

24.2. Persyaratan Bahan


24.2.1 Rangka pintu terbuat dari Aluminium
24.2.2 Daun pintu masuk utama menggunakan pintu pabrikasi rangka
Aluminum kualitas baik dan Kaca 8 mm
24.2.3 Daun pintu ruangan menggunakan pintu double multipleks
lapis HPL
24.2.4 Daun pintu KM/WC menggunakan pintu Aluminium

24.3. Syarat Pelaksanaan


24.3.1 Semua pintu harus dikerjakan secara teliti dan sesuai dengan
ukuran dan kondisi di lapangan.
24.3.2 Sambungan pengelasan harus dilakukan dengan rapi agar
memperoleh kualitas dan bentuk yang baik.
24.3.3 Accesories yang digunakan harus anti karat.
24.3.4 Semua peralatan harus berfungsi dengan baik

PASAL 25 : PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUNG


25.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pengunci dan penggantung dipasang pada semua daun pintu

25.2. Persyaratan Bahan


25.2.1. Engsel-engsel dari kuningan sekualitas merek RCH Nylon ukuran
4 x 3 atau yang setaraf.
25.2.2. Kunci pintu dipasang dengan kunci dua slaag (dua kali putar)
sedangkan
25.2.3. Grendel (sloot), tarikan jendela dan kait angin dipasang dengan
kualitas yang baik.

25.3. Pedoman Pelaksanaan


25.3.1. Setiap daun pintu dipasang kunci tanam 2 (dua) slaag
sedangkan
25.3.2. Engsel pintu dipasang 4 (empat) buah setiap lembaran daun
pintu. Pemasangan dilakukan dengan mur khusus untuk pintu,

Pembangunan Ruang Makan SPN Singkawang 25


tidak dibenarkan melengketkan engsel ke pintu dan ke kusen
dengan menggunakan paku. Penguncian mur harus dilakukan
dengan memutarnya dengan obeng, sehingga seluruh batang
masuk dan menempel kuat ke kayu yang dipasang.
25.3.3. Untuk alat-alat tersebut diatas sebelum dipasang Penyedia Jasa
wajib memperlihatkan contoh terlebih dahulu untuk
dimintakan persetujuan Direksi atau Pengguna Jasa.
25.3.4. Apabila pada waktu pemasangan alat-alat tersebut tidak sesuai
dengan yang disyaratkan, maka Direksi berhak untuk
menyuruh bongkar kembali dan diganti dengan alat-alat yang
disyaratkan atas biaya Penyedia Jasa.

PASAL 26 : PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN


26.1. Uraian
Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan
dan pemasangan struktur atap berupa rangka batang yang telah
dilapisi lapisan anti karat. Rangka batang berbentuk
segitiga,trapesium dan persegi panjang yang terdiri dari :
1. Rangka utama bawah (bottom chord)
2. Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung
menggunakan baut menakik sendiri (self drilling screw)
dengan jumlah yang cukup.
3. Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur
rangka atap utama dengan jarak sesuai dengan ukuran jarak
genteng.

26.2. Pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi:


1. Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi
2. Pekerjaan pembuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop
permanen (Fabrikasi),
3. Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi
proyek
4. Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
5. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda
meliputi struktur rangka kuda-kuda (truss), reng, sekur
overhang, ikatan angin dan bracing (ikatan pengaku)
6. Pemasangan jurai dalam

26.3. Pekerjaan rangka atap baja ringan tidak meliputi:


1. Pemasangan penutup atap
2. Pemasangan kap finishing atap
3. Talang selain jurai dalam
4. Accesories atap

26.4. Persyaratan Material


1. Menggunakan Type C 75 – 80 : 0,8 mm
2. Reng Type U 60 -40 mm;
3. L Braket galvanis tebal 1,5 mm
4. Screw breamick Truss 12-14x20; reng 10-16x16 (skrup)
5. Talang Jurai Dalam zincalume AZ 100
6. Bahan Baku zincalume tinted blue AZ 100 G 550
7. Baja Mutu Tinggi G Baja Mutu Tinggi G 550
8. Kekuatan Leleh Minimum 550 Mpa
9. Tegangan Maksimum 550 Mpa
10. Modulus Elastisitas 200.000 Mpa
11. Modulus geser 80.000 Mpa

Pembangunan Ruang Makan SPN Singkawang 26


12. Mempunyai Lapisan Anti Karat yang melindungi dari
serangan korosi Pelapisan Zinc–Aluminium ( AZ 100 )
13. Mempunyai Garansi 10 Tahun dari BlueScope/Pihak – pihak
berwenang yang bisa memberikan garansi.

26.5. Kelengkapan Lainnya


1. Multigrip ( MG )
Konektor antara kuda-kuda baja ringan dengan murplat (top
plate) berfungsi untuk menahan gaya lateral tiga arah,
standart teknis sebagai berikut:
● Galvabond Z275
● Yield Strength 250 MPa
● Design Tensile Strength 150 MPa
2. Brace System (bracing)
 BOTTOM CHORD BRACING, Pengaku/ikatan pada
batang tarik bawah (bottom chord) pada kuda-kuda
baja ringan.
 LATERAL TIE BRACING, Pengaku/bracing antara web
pada kuda-kuda baja ringan,sekaligus berfungsi untuk
mengurangi tekuk lokal (buckling) pada batang tekan
(web),standar teknis mengacu pada desain struktur
kuda-kuda tersebut.
 DIAGONAL WEB BRACING (IKATAN ANGIN),
Pengaku/bracing diagonal antara web pada kuda-kuda
baja ringan dengan bentuk yang sama dan letak
berdampingan.
 STRAP BRACE (PITA BAJA), Yaitu pengaku /ikatan pada
top chord dan bottom chord kuda-kuda baja ringan,
Untuk kebutuhan strap brace berdasarkan perhitungan
desain struktur.
 Talang jurai Dalam (Valley Gutter), Pertemuan dua
bidang atap yang membentuk sudut tertentu, pada
pertemuan sisi dalam harus manggunakan talang dalam
(Valley Gutter) untuk mengalirkan air hujan. Ketebalan
material jurai dalam minimal 0,45 mm dengan detail
profil seperti gambar diatas.
3. Alat Sambung (Screw)
Baut menakik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai
alat sambung antar elemen rangka atap yang digunakan
untuk fabrikasi dan instalasi, spesifikasi screw sebagai
berikut:
 Kelas Ketahanan Korosi Minimum Kelas 2
 Panjang (termasuk kepala baut) 16mm
 Kepadatan Alur 16 alur/inci
 Diameter Bahan dengan alur 4,80 mm
 Diameter Bahan tanpa alur 3,80 mm

26.6. Persyaratan Pra-Konstruksi


1. Penyedia Jasa wajib memberikan pemaparan produk
sebelum pelaksanaan pemasangan rangka atap baja ringan,
sesuai dengan Spesifikasi Teknis .
2. Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan
brosur yang dilampirkan pada dokumen tender.
3. Penyedia Jasa wajib menyerahkan gambar kerja yang
lengkap berserta detail dan bertanggung jawab terhadap
semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar kerja.

Pembangunan Ruang Makan SPN Singkawang 27


Dalam hal ini meliputi dimensi profil, panjang profil dan
jumlah alat sambung pada setiap titik buhul.
4. Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus
diajukan ke Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan
Pihak DIreksi untuk mendapatkan persetujuan secara
tertulis.
5. Eleman utama rangka kuda-kuda (truss) dilakukan fabrikasi
di workshop permanen dengan menggunakan alat bantu
mesin JIG yang menjamin keakurasian hasil perakitan
(fabrikasi)
6. Penyedia Jasa wajib menyediakan surat keterangan keahlian
tenaga dari Fabrikan penyedia jasa Rangka Atap Baja ringan,
7. Penyedia Jasa wajib menyertakan hasil uji lab dari bahan baja
ringan dari badan akreditasi nasional (instansi yang
berwenang sesuai dengan kompetensinya).

26.7. Persyaratan Pelaksanaan


1. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain
terkait, harus dilaksanakan sesuai gambar dan desain yang
telah dihitung dengan aplikasi khusus perhitungan baja ringan
sesuai dengan standar perhitungan mengacu pada standar
peraturan yang berkompeten.
2. Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan
gambar kerja.
3. Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen
dengan menggunakan mesin rakit (Jig) dan pemasangan
sekrup dilakukan dengan mesin screw driver yang dilengkapi
dengan kontrol torsi.
4. Pihak Penyedia Jasa harus menyiapkan semua struktur balok
penopang dengan kondisi rata air (waterpas level) untuk
dudukan kuda-kuda sesuai dengan desain sistem rangka atap.
5. Pihak Penyedia Jasa harus menjamin kekuatan dan ketahanan
semua struktur yang dipakai untuk tumpuan kuda-kuda.
Berkenaan dengan hal itu, pihak konsultan ataupun tenaga
ahli berhak meminta informasi mengenai reaksi-reaksi
perletakan kuda-kuda.
6. Jaminan Struktural
 Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi
yang melebihi ketentuan maupun keruntuhan yang terjadi
pada struktur rangka atap Baja Ringan, meliputi kuda-kuda,
pengaku-pengaku dan reng. Jaminan selama 10 Tahun.
 Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi
sesuai dengan Peraturan Pembebanan Indonesia dan
mengacu pada persyaratan-persyaratan seperti yang
tercantum pada “Cold formed code for structural
steel”(Australian Standard/New Zealand Standard
4600:1996) dengan desain kekuatan strukural berdasarkan
”Dead and live loads Combination (Australian Standard
1170.1 Part 1) & “Wind load”(Australian Standard 1170.2
Part 2) dan menggunakan sekrup berdasarkan ketentuan
“Screws-self drilling-for the building and construction
industries”(Australian Standard 3566)

PASAL 28 : PEKERJAAN ATAP


28.1. Lingkup Pekerjaan

Pembangunan Ruang Makan SPN Singkawang 28


Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti yang diperlihatkan pada gambar
rencana. Pekerjaan ini meliputi pengadaan, pengelolaan dan
pemasangan penutup atap dilakukan pada atap serta seluruh detail
yang disebutkan/dinyatakan dalam gambar rencana.

28.2. Persyaratan Bahan


Bahan penutup atap yang digunakan adalah dari Atap Genteng Metal t
= 0,30 dan Atap Zincalume t = 0,30 mm, produksi lokal atau seperti
yang diperlihatkan pada gambar rencana.
28.1.1. Data Teknis
1. Spesifikasi Atap Zincalume Sheet Color t = 0,35 mm:
Lebar : 900 mm
Panjang : -
Kuda – Kuda : Rangka Baja UNP
Gording : Rangka Baja channel
Sudut Kemiringan : Sesuai gambar
List Plank : Aluminium Composite
2. Spesifikasi Atap Genteng Metal:
Type : Atap Genteng Metal Ukuran
0,88 x 0,88 merk Sakura Type
Prima
Kuda – Kuda : Rangka Aluminium
Gording : Rangka Aluminium
Sudut Kemiringan : Sesuai gambar
List Plank : Woodplank 2 Lapis
3. Semua material yang akan digunakan untuk pekerjaan
pemasangan penutup atap harus mendapat
persetujuan tertulis dari Direksi/Pengawas Lapangan
28.1.2. Syarat-syarat pelaksanaan :
1. Sebelum melakukan pemasangan atap, semua material
untuk pekerjaan atap yang digunakan, terlebih dahulu
harus mendapat persetujuan tertulis dari
Direksi/Pengawas lapangan
2. Gording bahan baja kwalitas terbaik, lurus, tidak
berkarat. Ukuran baja sesuai gambar rencana.
3. Pemasangan rangka atap harus benar-benar rapi dan
tidak bergelombang.
4. Pemasangan atap harus dapat disetujui bila
pemasangan rangka atap secara keseluruhan telah
disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan, baik
mengenai ukuran, kwalitas material dan lain-lain,
khusus untuk rangka atap yang terbuat dari baja,
sebelum atap dipasang seluruhnya harus sudah di cat
meni terlebih dahulu.
5. Hasil pemasangan harus datar, dengan kelandaian yang
cukup agar tidak terjadi kebocoran.
6. Persyaratan – persyaratan pemasangan atap ini
bilamana terdapat kekurangan, akan ditentukan
kemudian. Pada prinsipnya pemasangan harus disetujui
oleh Direksi/Pengawas Lapangan.

PASAL 29 : PEKERJAAN PLAFOND


29.1. Lingkup Pekerjaan
29.1.1. Pemasangan plafond
1. Persyaratan Bahan
a. Bahan Rangka

Pembangunan Ruang Makan SPN Singkawang 29


 Rangka terbuat dari Hollow Ukuran 4/4 dam 2/4
 Rangka Plafond ini harus mempunyai standar
kualitas yang baik, anti rayap dan tidak memerlukan
perawatan dibuktikan dengan pengujian kekuatan
dan kekakuan struktur di laboratorium sehingga
rangka ini terbukti memenuhi syarat untuk beban
lampu, beban plafond sendiri dan beban lain pada
plafon.
 Hasil pemasangan rangka harus rata dan tidak
melendut.
b. Bahan Plafond
 Digunakan Gypsum Board yang bermutu baik
dengan tebal 9 mm setara Elephant.
 Digunakan GRC Board yang bermutu baik dengan
tebal 4 mm setara Elephant.
 Digunakan Plafond Spandrell Aluminium
29.1.2. Pedoman Pelaksanaan
1. Penimbunan bahan rangka dan plafond di lokasi pekerjaan
harus ditempatkan pada ruang/tempat yang sirkulasi
udaranya baik, tidak terkena cuaca langsung dan
terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
2. Harus memperhatikan semua sambungan dan
pemasangan penguat-penguat lain sehingga terjamin
kekuatannya dan kerapiannya.
3. Semua rangka harus terpasang siku, rata pada permukaan
bawahnya sesuai dengan peil di gambar dan datar.
4. Metode pemasangan rangka menggantung pada dak beton
dan rangka kuda – kuda.
5. Jarak baut wall engel atau besi siku pada dinding sebesar
400 cm dan Jarak antar rangka plafond 600 cm
6. Pedoman Pemasangan besi Penggantung (Hanger/Bracket)
:
- Pasang angel clip di plat beton dengan paku ramset dan
beri jarak 120 x 120 cm
- Ujung atas rod hanger digantungkan pada angel clip
- Sedangkan U clamp cahnnel dipasang pada bagian
bawah rod hanger sebagai pemegang C cannel
7. Tukang yang mengerjakan harus yang sudah trampil dalam
mengerjakan rangka metal furring dan plafond.
8. Prosedur pengerjaan harus berpegang pada cara
pemasangan yang berlaku.
9. Plafond Gypsum dan GRC dapat terpasang setelah semua
rangka terpasang dan sudah diperiksa oleh Konsultan
Pengawas.

PASAL 30 : PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


30.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan instalasi listrik meliputi pemasangan seluruh jaringan instalasi
didalam bangunan, penyediaan bola lampu, kabel-kabel, pipa-pipa PVC
dan sebagainya sehingga listrik menyala. Jumlah titik lampu dan stop
kontak yang harus dipasang disesuai dengan jumlah yang tertera dalam
gambar. Titik Lampu dan Stop Kontak mengandung maksud tempat
mata lampu dan stop kontak yang telah dipasang kabel-kabel yang
diperlukan sehingga arus listrik sudah berfungsi pada titik tersebut.

30.2. Bahan-bahan yang digunakan


30.2.1. Kabel NYWGBY

Pembangunan Ruang Makan SPN Singkawang 30


Kabel dengan 4 inti
Lapisan isolasi PVC melindungi setiap inti
Lapisan metal yang menyelubungi secara keseluruhan sebagai
earting conductor.
30.2.2. Kabel NYM
Kabel dengan 3 inti untuk satu phase
Inti copper dibungkus dengan isolasi PVS
Isolasi 2 lapis menyelibungi inti
30.2.3. Kabel NYA
Isolasi PVC, luas penampang minimum yang boleh digunakan
2,5 mm2
Kawat BC, kawat tembaga yang telanjang.
30.2.4. Steker stop kontak dan saklar dari bahan ebonit kualitas baik
setara dengan Broco dengan jenis saklar sebagai berikut:
- Saklar Single
- Saklar Double
30.2.5. Lampu dan armaturnya adalah produksi Nasional setara merk
Philips
30.2.6. Panel box yang dilengkapi fuse, switch untuk pembagian
group pemasangan instalasi listrik, Produksi dalam Negeri
(nasional) atau sekualitas, dengan arde (pentanahan) dari
kabel BC.
30.2.7. Macam-macam switch/oulet yang digunakan untuk tegangan
220 volt adalah:
Outlet/stop kontak biasa (General Purpose Outlet)
Pole : Phase + Neutral + Earth
Tegangan : 220 volt, 1 phase, 50 hz
Rating arus : 16 ampere
Type : Pemasangan sistem tanam
Bahan : Ebonit warna putih
30.2.8. Plug dan socket 1 phase untuk power
Pole : 1 Phase + Neutral + Earth
Tegangan : 220 volt, 1 phase, 50 hz
Rating arus : minimum 25 ampere
Proteksi : soket dengan tutup dan plug locking
Type : Pemasangan di luar diberi landasan kayu
Bahan : Ebonit warna putih

30.2.9. Sekering BOX


Main Panel terdapat pada panel pertama menerima daya
dari gardu induk PLN ataupun Genset.
Bahan : Rangka profil 30 mm
Cover : Besi plat 2 mm
Module : Minimum (30 x 40 ) tinggi maks. 175 cm
Potongan : Puc Standing kuat tdak bergetar
Warna : Abu-abu

30.3. Penggunaan
30.3.1. Kabel NFGBY dipergunakan sebagai penghubung antara main
panel digardu induk kedistribution panel ditiap-tiap bangunan.
Diluar bangunan dipasang sebagai kabel tanah dengan
memperhatikan peraturan-peratuan yang berlaku.
28.3.2. Kabel NYM dipergunakan sebagai kabel instalasi penerangan
didalam dinding.
28.3.3. Kabel NYA dipergunakan sebagai kabel instalasi penerangan.

30.4. Pedoman Pelaksanaan

Pembangunan Ruang Makan SPN Singkawang 31


30.4.1. Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop
kontak serta jenis armatur lampu yang dipakai harus dikerjakan
sesuai dengan gambar instalasi listrik. Sedangkan sistim
pemasangan pipa-pipa listrik pada dinding maupun beton harus
ditanam (sistem inbouw) dan penarikan kabel (jaringan kabel)
diatas plafond diikat dengan isolator khusus dengan jarak 1,00
atau 1,20 m, atau jaringan kabel diatas plafond tersebut
dimasukkan dalam pipa PVC. Khusus untuk instalasi stop kontak
harus dilengkapi kabel arde (pentanahan) sesuai dengan
peraturan yang berlaku (mencapai dan terendam air tanah).
30.4.2. Pemasangan instalasi listrik berikut penggunaan bahan/
komponen - komponennya harus disesuaikan dengan sistem
tegangan lokal 220 Volt
30.4.3. Untuk pekerjaan instalasi listrik, atas persetujuan direksi,
pemborong boleh menunjuk pihak ketiga (instalatur) yang telah
memiliki izin usaha instalasi listrik atau izin sebagai instalatur
yang masih berlaku dari Perum Listrik Negara (PLN). Pemborong
tetap bertanggung jawab penuh atas pekerjaan ini sampai listrik
tersebut menyala (siap digunakan), termasuk biaya pengujian
dengan pihak PLN
30.4.4. Pengujian instalasi listrik harus dilakukan Penyedia Jasa pada
beban penuh selama 1 x 24 jam secara terus menerus. Semua
biaya yang timbul akibat pengujian ini menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa

PASAL 31 : PEKERJAAN PENGECATAN


31.1.Persyaratan
Pekerjaan pengecatan harus dikerjakan oleh tenaga ahli dengan
mengikuti semua petunjuk dari pabrik cat yang bersangkutan. Cat yang
digunakan harus berada di dalam kaleng-kaleng yang masih disegel,
tidak pecah/bocor dan mendapat persetujuan Direksi/Konsultan
Pengawas.

31.2.Persyaratan Bahan
Produk : Untuk cat tembok bagian dalam setara Mowilex / Dulux
Untuk cat tembok bagian luar setara Dulux Weatershield
Untuk cat kilat setara Platoon atau F’talit
Warna : Ditentukan kemudian
Kwalitas : Baik
31.3. Pengecatan Dinding
Pekerjaan pengecatan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga yang cukup
ahli dalam bidangnya dan harus menurut petunjuk Direksi/Konsultan
Pengawas.
Persiapan yang harus dilakukan :
 Membersihkan permukaan tembok tersebut terhadap
pengkristalan, pengapuran yang biasanya terhadap pada tembok
baru dengan amplas.
 Kemudian dibersihkan dengan lap yang benar-benar bersih.
 Untuk cat tembok diberi cat dasar dan plamur.
 Setelah kering permukaan tersebut diamplas lagi dengan amplas
halus. Bagian-bagian yang masih kurang baik diamplas lagi.
Pengecatan akhir dilakukan berulang kali (2 kali) sampai mencapai
warna yang dikehendaki.

31.4. Pengecatan Permukaan Kayu

Pembangunan Ruang Makan SPN Singkawang 32


Pekerjaan pengecatan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga yang cukup
ahli dalam bidangnya dan harus menurut petunjuk Direksi/Konsultan
Pengawas.
Persiapan yang harus dilakukan :
31.3.1. Membersihkan permukaan kayu dengan amplas.
31.3.2. Kemudian dibersihkan dengan lap yang benar-benar bersih.
31.3.3. Untuk cat kayu diberi cat dasar dan plamur.
31.3.4. Setelah kering permukaan tersebut diamplas lagi dengan
amplas halus.
31.3.5. Bagian-bagian yang masih kurang baik diamplas lagi.
31.3.6. Pengecatan akhir dilakukan berulang kali (3 kali) sampai
mencapai warna yang dikehendaki.

PASAL 32 : PEKERJAAN PLUMBING DAN SANITAIR


32.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan Air Bersih
1. Pengadaan dan Pemasangan secara sempurna unit – unit
peralatan utama yang diperlukan dalam penyediaan air bersih
berupa pompa – pompa, beserta perlengkapan.
2. Pengadaan dan Pemasangan system pemipaan beserta
perlengkapan yang meliputi pemipaan reservoir, pemipaan
pada instalasi pompa dan pemipaan distribusi pada setiap titik
pengeluaran.
3. Pemasangan distribusi pada setiap peralatan sanitary seperti
halnya closet dan lain – lain.
b. Pekerjaan Air Kotor
1. Pengadaan dan Pemasangan beserta perlengkapan yang
diperlukan dalam system pembuangan air kotor.
2. Pemasangan Pemipaan pada peralatan Sanitary seperti halnya
kloset , floor drain dan lain – lain.
3. Pengadaan dan Pemasangan Unit Beerfut. Mengadakan testing
dan commisioning semua system pekerjaan yang terpasang.

32.2. Persyaratan Bahan


1. Kloset Jongkok Setara Toto
2. Kran Air Kualitas Baik Setara Toto
3. Kran Semprot Setara Toto
4. Floor drain Setara Toto
5. Tempat Tisue Setara Toto
Semua material harus memenuhi ukuran standard dan mudah didapat
di pasaran, kecuali bila ditentukan lain.
32.3. Penjelasan Persyaratan Teknis Umum
1. Waktu Pelaksanaan
Lamanya waktu pelaksanaan pengadaan, pemasangan dan
pemeliharaan disesuiakan dengan tahap – tahap pembangunan
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
2. Material
Pemborong harus menjamin seluruh unit peralatan yang
didatangkan adalah baru bebas dari defective material, improper
material dan menjamin terhadap kualitas atau mutu barang sesuai
dengan tujuan spesifikasi.
4. Contoh – contoh Material
Pemborong harus mengirimkan contoh – contoh bahan yang akan
digunakan dalam pelaksanaan, kepada Direksi Lapangan atau
brosur dari alat alat tersebut dan menunggu persetujuan dari
Direksi Lapangan sebelum alat – alat tersebut dipasang. Bila bahan

Pembangunan Ruang Makan SPN Singkawang 33


– bahan tersebut diragukan kualitasnya akan dikirim ke Kantor
Penyediaan Bahan – bahan atas biaya Pemborong.
Bila ternyata terdapat bahan – bahan yang telah dinyatakan tidak
dipakai oleh Direksi Lapangan, maka pemborong harus
mengangkut bahan – bahan tersebut keluar lapangan dalam jangka
waktu 3 (tiga) hari, harus sudah tidak ada dilapangan.
5. Tenaga Pelaksana
Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh tenaga –
tenaga ahli dalam bidangnya, agar dapat memberikan hasil kerja
yang terbaik dan rapi. Untuk pelaksanaannya, maka pemborong
harus memberikan Surat pernyataan yang membuktikan bahwa
tukang – tukang yang melaksanakan pekerjaan memang
mempunyai PASINSTALATIR yang dikeluarkan oleh PDAM setempat
sesuai dengan domisili pemborong tersebut.
6. Pengamanan
Pemborong berrtanggung jawab atas kehilangan bahan – bahan,
peralatan – peralatan untuk instalasi ini dari pencurian dan
kerusakan. Bahan - bahan dan peralatan – peralatan yang hilang
atau rusak harus diganti oleh pemborong tersebut tanpa biaya
tambahan.
7. Koordinasi
Dalam koordinasi pekerjaan ini, pemborong diwajibkan
mengadakan koordinasi dengan pemborong lain yang mengerjakan
struktur, listrik, interior dan sebagainya, sehingga kemungkinan
terjadinya kesalahan – kesalahan dalam pemasangan dapat
diperkecil atau dihilangkan sama sekali.

32.3. Penjelasan Persyaratan Teknis Khusus Pekerjaan Plumbing


32.3.1. Peraturan – Peraturan
Tata cara pelaksanaan dan lain – lain petunjuk yang
berhubungan dengan peraturan – peraturan pembangunan
yang sah berlaku di Republik Indonesia.
32.3.2. Pengujian
a. Pengujian sistem pembuangan air kotor dan air buangan.
Seluruh sistem pembuangan air harus mempunyai lubang
– lubang yang dapat ditutup (plugged) agar seluruh
sistem tersebut dapat diisi dengan air sampai dengan
vent tertinggi. Sistem tersebut harus dapat menahan air
yang diisikan tersebut diatas, minimum 1 jam dan
penurunan air selama waktu tersebut tidak turun lebih
dari 10 cm, atau dengan pengujian Hidrostatic sebesar 4
kg/cm2 untuk pipa pembagi dan 6 kg/cm2 untuk pipa
induk. Apabila Pengguna Jasa menginginkan pengujian
lain disamping pengujian diatas, pemborong harus
melakukannya tanpa tambahan biaya.
b. Pengujian Sistem Distribusi Air Bersih sebelum dipasang
fixture – fixture seluruh system distribusi air harus diuji
dengan tekanan 8 kg/cm2 tanpa mengalami kebocoran
pada waktu minimum 3 jam tekanan tersebut tidak
turun/berubah. Pada prinsipnya pengujian dilakukan
dengan cara bagian demi bagian dari panjang pipa
maksimum 100 meter. Biaya pengujian serta alat – alat
yang dipergunakan adalah menjadi tanggung jawab
pemborong. Pengujian pipa harus dilaksanakan dengan
disaksikan oleh Direksi Kegiatan atau Pengguna Jasa,
Selanjutnya apabila telah memenuhi syarat akan
dibuatkan berita acaranya.

Pembangunan Ruang Makan SPN Singkawang 34


32.3.3. Sistem Pemipaan
1. Sistem Penyambungan Pipa
a. Pipa Air Bersih
Digunakan sambungan lem PVC sesuai spesifikasi PVC.
b. Pipa Air Kotor dan Ventilasi
Untuk bahan sambungan seperti socket, elbow, tee
dan lain-lainnya dari bahan yang sama, sedangkan
untuk bahan pengikatnya digunakan lem atau solvent
cement.
2. Pemasangan Fixture, Fitting dan sebagainya.
a. Semua Fixture harus dipasang dengan baik dan
didalamnya bebas dan kotoran yang akan menganggu
aliran atau kebersihan air, dan harus terpasang
dengan kokoh ditempatnya dengan tumpuan yang
mantap.
b. Semua Fixture, fitting, pipa – pipa air dilaksanakan rapi
tidak mengganggu waktu pemasangan dinding
keramik dan sebagainya.
c. Pemasangan fixture yang baik dan serasi, juga kuat
dalam kedudukannya untuk komponen, misalnya
fixture, fitting dan sebagainya.
d. Pemborong bertanggung jawab untuk melengkapi
komponen tersebut didalam kelengkapan jaringan
instalasi tersebut.
e. Untuk pipa – pipa yang tekanan airnya tinggi / pipa
induk, dipasang balok – balok dari beton dengan
campuran yang kuat dan dipasang setiap ada
sambungan pipa, tee, elbow, valve dan sebagainya.
3. Penggantung/Penumpu Pipa
a. semua pipa harus diikat/ditetapkan dengan kuat
dengan penggantung atau angker yang kokoh (rigid),
agar inklinasinya tetap, untuk mencegah timbulnya
getaran.
b. Pipa Horizontal harus digantung dengan penggantung
yang dapat diatur dengan jarak antara tidak lebih 2,5
m.
c. Penggantung atau penumpu pipa harus disekrup/
terikat pada konstruksi bangunan dengan insert/
angker yang dipasang pada waktu pengecoran beton
atau dengan ramset.
d. Pipa – pipa vertical harus ditumpu dengan klem/klam
dan dibuat dengan jarak tidak lebih dari 3 m.
4. Valve – valve
Water valve yang digunakan harus sesuai dengan syarat
– syarat yang telah ditentukan dan mendapat
persetujuan dari Staf Direksi/Pengawas untuk ukuran dan
dimensinya.
5. Pipa – pipa dalam tanah
a. Galian Pipa dalam taanah harus dibuat dengan
kedalaman 60 cm untuk pipa berdiameter 4” ke
bawah dan 80 – 100 cm untuk pipa berdiameter 5”
ke atas. Untuk pipa–pipa air bersih dan pipa–pipa air
buangan tidak boleh diletakkan pada lubang yang
sama.
b. Setelah pipa dipasang pada lubang galian dan
diperiksa oleh Direksi Kegiatan atau Pengguna Jasa
yang ditunjuk, semua kotoran dibuang dari lubang

Pembangunan Ruang Makan SPN Singkawang 35


galian atau ditimbun kembali dengan pasir urug atau
tanah bekas galian atau dengan bahan yang
ditentukan Direksi Kegiatan atau Pengguna Jasa
dengan izin yang disetujui.
32.3.4. Pekerjaan Air Kotor dan Air Bersih
1. Instalasi Pemipaan Air Kotor di alirkan ke beerfut dan
untuk air pada floor drain di alirkan pada saluran
drainase.
2. Beerput
Beerput dibuat dari beton bertulang sebagaimana
tercantum dalam gambar rencana, dimana bahan –
bahan dan pekerjaannya harus memenuhi persyaratan
pekerjaan sipil.
3. Air Hujan dari talang beton disalurkan melalui pipa PVC
diameter 3” - 4” dengan pemasangan di luar bangunan
dan di cat sesuai gambar arsitektur. Pembuangan
dialirkan ke saluran drainase.

PASAL 33 : PENUTUP
33.1. Semua ketentuan yang belum tercantum di dalam persyaratan ini akan
dijelaskan kemudian.

33.2. Bahan-bahan yang dipergunakan harus berkualitas baik sesuai dengan


persyaratan.

33.3. Semua sisa-sisa bahan bangunan/alat-alat bantu harus dikeluarkan dari


kompleks/lokasi pekerjaan segera setelah pekerjaan selesai atas biaya
Penyedia Jasa.

Demikian persyaratan Teknis / Bestek pekerjaan ini dibuat untuk diketahui dan dilaksanakan
sebagaimana mestinya dengan penuh rasa tanggung jawab.

Pembangunan Ruang Makan SPN Singkawang 36

Anda mungkin juga menyukai