DAFTAR ISI
BAB I
PENJELASAN UMUM
SPESIFIKASI TEKNIS
BAB I
PERSYARATAN UMUM
1.1.1. PEKERJAAN
c. Dalam lingkup pekerjaan ini adalah pekerjaan Persiapan, Pekerjaan Air Kerja,
Listrik Kerja, Gudang, Papan nama proyek dan seluruh perijinan, untuk itu
kontraktor pelaksana dalam penawaran biaya totalnya sudah harus
memperhitungkan pekerjaan tersebut.
f. Pekerjaan lain-lain
Pekerjaan yang jelas terkait langsung maupun tidak langsung yang tidak bisa
dipisahkan dengan pekerjaan utama sesuai dengan gambar dan RKS
Air
Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran, beton
dan penyiraman guna pemeliharaan harus air tawar, tidak mengandung
minyak, garam, asam dan zat organik lainnya yang telah dikatakan memenuhi
syarat, sebagai air untuk keperluan pelaksanaan konstruksi oleh laboratorium
tidak lagi diperlukan rekomendasi laboratorium.
Pasir (Ps)
Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari kotoran,
lumpur, asam, garam, dan bahan organik lainnya, yang terdiri atas.
1. Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang lazim disebut
pasir urug.
2. Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian
terbesar adalah terletak antara 0,075 sampai 1,25 mm yang lazim
dipasarkan disebut pasi pasang
3. Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya mendapat
rekomendasi dari laboratorium.
Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan
halaman proyek sehingga mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi papan nama
tersebut 90 x 150 cm dipotong dengan tiang setinggi 250 cm atau sesuai dengan
petunjuk Pemerintah Daerah setempat. Kontraktor tidak diijinkan menempatkan atau
memasang reklame dalam bentuk apapun di halaman dan di sekitar proyek tanpa ijin
dari Pemberi Tugas.
Khusus untuk pekerjaan dewatering, pekerjaan harus dilaksanakan oleh sub kontraktor
spesialis dewatering yang berpengalaman. Didalam penawaran, kontraktor harus
melampirkan surat pernyataan kerja sama dengan sub-kontrak tor spesialis dewatering,
brosur alat pengukur settlemen.
a. Kontraktor wajib melakukan koordinasi dengan semua pihak yang terkait dalam
pelaksanaan pekerjaan yang tercakup dalam proyek ini.
Tugas koordinasi tersebut meliputi :
1.3.19. LAPORAN-LAPORAN
Kontraktor diwajibkan membuat :
a. Laporan Harian yang berisi :
Tahap berlangsungnya pekerjaan.
Pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan oleh sub-kontraktor (jika diizinkan).
Catatan dan instruksi konsultan manajemen konstruksi yang disampaikan tertulis
maupun lisan.
Hal ikhwal mengenai bahan-bahan (yang masuk dan yang ditolak).
Keadaan cuaca.
Jumlah tenaga kerja dan alat.
Masalah yang terjadi.
Setiap laporan harian pada tanggal yang sama harus diperiksa dan disetujui oleh
konsultan manajemen konstruksi.
b. Laporan Mingguan.
Laporan mingguan dibuat berdasarkan laporan harian dan disampaikan langsung
kepada Konsultan Manajemen Konstruksi. Penugasan-penugasan dan instruksi dari
konsultan manajemen konstruksi baru dianggap berlaku dan mengikat apabila telah
dimuat dalam laporan harian dan telah diperiksa dan disetujui oleh konsultan
manajemen konstruksi.
c. Laporan Bulanan
Laporan bulanan yang dibuat berdasarkan laporan mingguan.
e. Laporan Lain-lain
Laporan lain-lain ini berisikan laporan perhitungan back up data kuantitas dan laporan
back up data kualitas hasil pengujian labor atau test dilapangan.
Gambar Shop drawing dan Gambar Asbuildrawing juga harus dibuat dan diperiksa
konsultan MK.
a. Setelah pekerjaan dianggap terlaksana 100%, maka pihak pemberi tugas (tim PHO),
pengelola teknis, konsultan manajemen konstruksi dan kontraktor bersama-sama
menandatangani suatu Berita Acara Penyerahan-I. Bertepatan dengan ini
berlangsunglah penyerahan pekerjaan pertama.
b. Masa pemeliharaan adalah 180 hari kalender, terhitung sejak tanggal dilakukannnya
penyerahan pertama pekerjaan dari kontraktor kepada pemberi tugas.
c. Kontraktor bertanggung jawab untuk mengganti atau memperbaiki cacat-cacat
maupun kekurangan-kekurangan yang timbul dalam masa pemeliharaan yang
disebabkan oleh pemakaian bahan-bahan maupun kwalitas pekerjaan yang tidak
memenuhi ketentuan-ketentuan didalam kontrak. Penggantian ataupun perbaikan
harus dilaksanakan secepat setelah ditemukannya cacat-cacat atau kekurangan-
kekurangan tersebut. Apabila hal ini tidak segera dilakukan konsultan manajemen
konstruksi berhak untuk menunjuk pihak lain untuk melaksanakan perbaikan tersebut
dan biaya untuk itu merupakan beban kontraktor.
d. Jika Pemberi Tugas menganggap perlu ia boleh mengeluarkan instruksi agar kontrak-
tor memperbaiki segala cacat, susut dan kesalahan lainnya yang disebabkan oleh
bahan-bahan dan cara-cara pelaksanaan yang tidak sesuai dengan kontrak.
e. Setelah semua instruksi perbaikan selesai dilaksanakan, maka dibuatkan Berita
Acara.
DAFTAR ISI
BAB II
PERSYARATAN TEKNIS ARSITEKTUR
2.1. PEMBERSIHAN/PEMBONGKARAN DAN PENGUKURAN ......................................... 1
2.1.1. PEMBERSIHAN HALAMAN ............................................................................. 1
2.1.2. PERMUKAAN ATAS LANTAI (PEIL) ............................................................... 1
2.1.3. PAPAN BOUWPLANK ..................................................................................... 1
2.2. PEKERJAAN TANAH ..................................................................................................... 1
2.2.1. PEMBENTUKAN PERMUKAAN TANAH (GRADING).................................... 1
2.2.2. GALIAN TANAH ................................................................................................ 2
2.2.3. URUGAN TANAH .............................................................................................. 2
2.2.4. BENDA-BENDA YANG DITEMUKAN .............................................................. 2
2.2.5. URUGAN PASIR ............................................................................................... 2
2.3. PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA RINGAN DAN PARTISI ......................... 3
2.3.1. LINGKUP PEKERJAAN ................................................................................... 3
2.3.2. STANDAR / RUJUKAN ..................................................................................... 3
2.3.3. PROSEDUR UMUM .......................................................................................... 3
2.3.4. BAHAN - BAHAN .............................................................................................. 3
2.3.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN ........................................................................ 4
2.4. PEKERJAAN DINDING PARTISI ................................................................................... 5
2.4.1. LINGKUP PEKERJAAN ................................................................................... 5
2.4.2. STANDAR / RUJUKAN ..................................................................................... 5
2.4.3. PROSEDUR UMUM .......................................................................................... 5
2.4.4. BAHAN - BAHAN .............................................................................................. 5
2.4.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN ........................................................................ 6
2.4.6. DINDING PEMISAH TOILET ............................................................................ 7
2.5. PEKERJAAN ADUKAN DAN PLESTERAN .................................................................. 7
2.5.1. LINGKUP PEKERJAAN ................................................................................... 7
2.5.2. STANDAR / RUJUKAN ..................................................................................... 7
2.5.3. PROSEDUR UMUM .......................................................................................... 7
2.5.4. BAHAN - BAHAN .............................................................................................. 8
2.5.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN ........................................................................ 8
2.6. PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA ................................................................... 10
2.6.1. KETERANGAN ................................................................................................ 10
2.6.2. STANDAR DAN RUJUKAN ............................................................................ 10
2.6.3. DESKRIPSI SISTEM ....................................................................................... 11
2.6.4. PROSEDUR UMUM ........................................................................................ 11
2.6.5. BAHAN - BAHAN ............................................................................................ 13
2.6.6. PELAKSANAAN PEKERJAAN ...................................................................... 14
2.6.7. PINTU BESI EMERGENCY ............................................................................ 15
2.6.8. PINTU KAYU ENGINEERING ........................................................................ 15
2.7. PEKERJAAN KACA ..................................................................................................... 17
2.7.1. LINGKUP PEKERJAAN ................................................................................. 17
2.7.2. STANDAR / RUJUKAN ................................................................................... 17
2.7.3. PROSEDUR UMUM ........................................................................................ 17
2.7.4. PELAKSANAAN PEKERJAAN ...................................................................... 18
2.8. PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI ........................................... 19
2.8.1. LINGKUP PEKERJAAN ................................................................................. 19
2.8.2. STANDAR / RUJUKAN ................................................................................... 19
2.8.3. PROSEDUR UMUM ........................................................................................ 19
SPESIFIKASI TEKNIS
BAB II
b. Bahan-bahan tanah untuk pengurugan bisa berasal dari hasil galian atau
didatangkan dari luar proyek, dengan syarat harus bebas dari kotoran, batu-batu
besar, dan tumbuh-tumbuhan. Pengurugan harus dilaksanakan lapis demi lapis,
tiap lapis tidak lebih dari 20 cm, dan dipadatkan dengan menggunakan stamper
dan timbris.
c. Tanah yang berhumus atau yang masih terdapat tumbuh-tumbuhan diatasnya
harus dibuang dahulu permukaan bagian atasnya (top soil) sedalam 20 cm,
khususnya pada daerah bangunan sampai dengan 3 m disekelilingnya.
d. Tanah bekas galian dan leveling harus dikeluarkan dari lingkungan tapak.
b. Lubang pondasi dan lubang galian lainnya harus diusahakan selalu dalam
keadaan kering (bebas air), untuk itu harus disediakan pompa-pompa air yang
siap pakai dengan daya dan jumlah yang bisa menjamin kelancaran pekerjaan.
b. Urugan tersebut harus dipadatkan dengan stamper dan disiram dengan air.
Ukuran dari ketinggian urugan pasir yang tercantum dalam gambar adalah ukuran
jadi (sesudah dalam keadaan padat).
2. Mortar/Plester
Adukan terdiri dari bahan Dry-Mix dan air dipakai untuk pemasangan dinding
batu bata ringan. Komposisi adukan sesuai dengan yang disyaratkan oleh
Fabrikan.
3. Beton Bertulang
Beton bertulang dibuat untuk rangka penguat dinding bata, yaitu : sloof, kolom
praktis dan ringbalk.
Komposisi bahan beton rangka penguat dinding (sloof, kolom praktis, ringbalk)
adalah 1 pc : 2 pasir : 3 kerikil.
Semen PC yang dipakai adalah produk dalam negeri yang terbaik (satu merek
untuk seluruh pekerjaan). Pasir beton harus bersih, bebas dari tanah/lumpur dan
zat-zat organik lainnya. Kerikil/split dari pecahan batu keras dengan ukuran 1 -
2 cm, bebas dari kotoran. Baja tulangan menurut ketentuan PBI 1971.
Pemasangan bekisting harus rapi dan cukup kuat. Celah-celah papan harus
rapat sehingga tidak ada air adukan yang keluar. Bekisting baru boleh dibongkar
setelah beton mengalami proses pengerasan.
Dinding yang menempel pada kolom beton harus diberi angker besi setiap jarak
40 cm. Permukaan beton harus dibuat kasar. Pemasangan bata ringan diatas
kusen harus dibuat balok latei 10/10. Pemasangan harus dijaga kerapihannya,
baik dalam arah vertikal maupun horizontal. Sela-sela disekitar kusen-kusen
harus diisi dengan aduk
Semua bahan yang akan digunakan untuk pekerjaan partisi harus berasal dari
produk Jayaboard, seperti disebutkan dalam Spesifikasi ini.
2. Rangka Metal.
Rangka metal untuk pemasangan dan penumpu panel partisi harus terbuat
dari bahan baja ringan lapis seng dan alumunium seperti Zincalume atau
Galvalum, dalam bentuk dan ukuran rangka C Stud 100/39/0,6 dan U Chanel
100/40/0,6, sebagai rangka partisi, buatan Jayabord,
3. Papan Gipsum.
Papan gipsum untuk panel partisi harus dari tipe standar yang memiliki
ketebalan minimal sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
2. Pemasangan.
Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja, semua panel partisi dari papan
gipsum dan kaca akan terdiri dari :
- Rangka Metal :
- Batang tegak,
- Batang tepi atas, bawah dan tengah/pembagi.
Dengan bentuk, dimensi dan ketebalan sesuai standar rangka C
Stud 100/39/0,6 dan U Chanel 100/40/0,6.
- Alat pengencang.
- Panel dari papan gipsum dan kaca.
Panel partisi harus dipasang dengan cara sedemikian rupa untuk mengurangi
jumlah sambungan sebanyak mungkin.
Setiap pertemuan papan gipsum harus dikerjakan sesuai ketentuan
Spesifikasi Teknis.
Panel partisi kemudian dipasangkan ke rangka metal dan dikencagkan
dengan sekrup khusus standar yang direkomendasikan pabrik gypsum dan
rangka stutnya.
Metode pemasangan dan pengencangan harus sesuai dengan rekomendasi
dari pabrik pembuat papan untuk panel partisi dan sesuai dengan Gambar
Detail Pelaksanaan yang telah disetujui.
Pertemuan dengan atap, lantai dan dinding atau kolom bangunan harus
diselesaikan dengan hati-hati dan rapi sesuai petunjuk pelaksanaan dari
pabrik pembuat.
Bahan pengisi celah harus diaplikasikan dengan cara yang rapi pada setiap
pertemuan.
daerah kerja harus dibersihkan dan ditinggalkan dalam keadaan bersih tanpa
bekas.
4. Penyelesaian.
Panel Partisi.
Panel partisi dari papan gipsum harus diselesaikan dengan cara-cara yang
direkomendasikan pabrik pembuat papan gipsum, seperti disebutkan dalam
Spesifikasi Teknis.
Kecuali ditentukan lain, semua permukaan panel partisi berbahan papan
gipsum harus diberi lapisan cat dalam warna yang sesuai ketentuan Skema
Warna yang diterbitkan kemudian, atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
Bahan cat dan cara pelaksanaannya harus sesuai ketentuan Spesifikasi
Teknis.
Pasir harus disimpan di atas tanah yang bersih, bebas dari aliran air, dengan kata
lain daerah sekitar penyimpanan dilengkapi saluran pembuangan yang memadai,
dan bebas dari benda – benda asing. Tinggi penimbunan tidak lebih dari 1200 mm
agar tidak berhamburan.
Pasir.
Pasir harus bersih, keras, padat dan tajam, tidak mengandung lumpur atau
kotoran lain yang merusak.
Perbandingan butir – butir harus seragam mulai dari yang kasar sampai pada yang
halus, sesuai dengan ketentuan ASTM C 33.
Bahan Tambahan.
Bahan tambahan untuk meningkatkan kekedpan terhadap air dan menambah
daya lekat harus berasal dari merek yang dikenal luas, seperti Super Cement,
Febond SBR, Cemecryl, Barra Emulsion 57 atau yang setara.
Acian Khusus.
Acian khusus untuk permukaan pasangan batu bata harus terdiri dari bahan
semen, tepung batu kapur dan bahan tambahan lainnya yang telah dicampur rata
dalam keadaan kering sehingga adukan siap pakai dengan hanya menambahkan
air dalam jumlah tertentu, seperti MU-200 buatan PT Cipta Mortar Utama.
3. Air.
Air harus bersih, bebas dari asam, minyak, alkali dan zat – zat organik yang
bersifat merusak.
Air dengan kualitas yang diketahui dan dapat diminum tidak perlu diuji. Pada
dasarnya semua air, kecuali yang telah disebutkan di atas, harus diuji sesuai
ketentuan AASHTO T26 dan / atau disetujui Konsultan Pengawas.
Campuran 1 semen dan 5 pasir untuk semua pekerjaan adukan dan plesteran
selain tersebut di atas.
Bahan tambahan untuk menambah daya lekat dan meningkatkan kekedapan
terhadap air harus digunakan dalam jumlah yang sesuai dengan petunjuk
penggunaan dari pabrik pembuat.
2. Pencampuran.
Umum.
Semua bahan kecuali air harus dicampur dalam kotak pencampur atau alat
pencampur yang disetujui sampai diperoleh campuran yang merata, untuk
kemudian ditambahkan sejumlah air dan pencampuran dilanjutkan kembali.
Adukan harus dibuat dalam jumlah tertentu dan waktu pencampuran minimal 1
sampai 2 menit sebelum pengaplikasian.
Adukan yang tidak digunakan dalam jangka waktu 45 menit setelah pencampuran
tidak diijinkan digunakan.
Adukan Khusus.
Adukan khusus untuk pasangan batu bata ringan harus dicamput sesuai petunjuk
dan rekomendasi dari pabrik pembuatnya.
4. Pemasangan.
Plesteran Batu Bata.
Pekerjaan plesteran dapat dimulai setelah pekerjaan persiapan dan
pembersihan selesai.
Untuk memperoleh permukaan yang rapi dan sempurna, bidang plesteran
dibagi – bagi dengan kepala plesteran yang dipasangi kelos – kelos
sementara dari bambu.
Kepala plesteran dibuat pada setiap jarak 100 cm, dipasang tegak dengan
menggunakan kepingan kayu lapis tebal 6 mm untuk patokan kerataan
bidang.
Setelah kepala plesteran diperiksa kesikuannya dan kerataannya, permukaan
dinding baru dapat ditutup dengan plesteran sampai rata dan tidak kepingan
– kepingan kayu yang tertinggal dalam plesteran.
Seluruh permukaan plesteran harus rata dan rapi, kecuali bila pasangan akan
dilapis dengan bahan lain.
Sisa – sisa pekerjaan yang telah selesai harus segera dibersihkan.
Tali air (naad) selebar 4 mm digunakan pada bagian-bagian pertemuan
dengan bukaan dinding atau bagian lain yang ditentukan dalam Gambar
Kerja, dibuat dengan menggunakan profil kayu khusus untuk itu yang telah
diserut rata, rapi dan siku. Tidak diperkenankan membuat tali air dengan
menggunakan baja tulangan.
6. Pengacian.
Pengacian dilakukan setelah plesteran disiram air sampai jenuh sehingga
plesteran menjadi rata, halus, tidak ada bag yang bergelombang, tidak ada bag
yang retak dan setelah plesteran berumur 8 (delapan) hari atau sudah kering
betul.
Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai dilakukan, Kontraktor harus selalu
menyiram bagian permukaan yang diaci dengan air sampai jenuh, sekurang –
kurangnya dua kali setiap harinya.
Bagian yang ditemukan tidak memuaskan harus diperbaiki dan dikerjakan dengan
cara yang sama dengan sebelumnya tanpa biaya tambahan dari Pemilik Proyek.
2.6.1. KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen, daun
pintu dan jendela dengan bahan-bahan dari Aluminium, termasuk menyediakan
bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini,.
- ASTM E-283 – Metode Pengujian Kebocoran Udara untuk Jendela dan Curtain
Wall
- ASTM E-330 – Metode Pengujian Struktural untuk Jendela dan Curtain Wall
- ASTM E-331 – Metode Pengujian Kebocoran Air untuk Jendela dan Curtain
Wall
- Modifikasi
Dapat dimungkinkan tanpa merubah profil atau merubah penampilan,
kekuatan atau ketahanan dari material dan harus tetap memenuhi kriteria
perencanaan.
Semua bagian harus dijaga tetap bersih dan bebas dari ceceran adukan,
plesteran, cat dan lainnya.
2.6.4.6. Garansi
Kontraktor harus memberikan kepada Pemilik Proyek, garansi tertulis yang meliputi
kesempurnaan pemasangan, pengoperasian dan kondisi semua pintu, jendela dan
lainnya seperti ditunjukkan dalam spesifikasi ini untuk periode selama 1 tahun
setelah pekerjaan yang rusak dengan biaya Kontraktor.
2.6.5.6. Screw
Nomor Produk : K-6612A, CP-4008, dan lain – lain
Bahan : Stainless Steel (SUS)
Sambungan antara profile horisontal dengan vertikal diberi sealer yang berserat
guna menutup celah sambungan profile tersebut, sehingga mencegah kebocoran
udara, air dan suara.
Nomor Produk : 9K-20284, 9K-20212
Bahan : Butyl Rubber
2.6.6.2. Pemasangan
Bagian pertama yang terpasang harus disetujui Pengawas Lapangan sebagai
acuan dan contoh untuk pemasangan berikutnya.
Kontraktor bertanggung jawab atas kualitas konstruksi komponen-komponen.
Bila suatu sambungan tidak digambarkan dalam Gambar Kerja, swambungan-
sambungan tersebut harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa sehingga
sambungan-sambungan tersebut dappat meneruskan beban dan menahan
tekanan yang harus diterimanya.
Semua komponen harus sesuai dengan pola yang ditentukan.
Bila di pasang langsung ke dinding atau beton, kusen atau bingkai harus
dilengkapi dengan angkur pada jarak setiap 500mm.
Semua bagian alumunium yang berhubungan dengan semen atau adukan harus
dilindungi dengan cat transparan atau lembaran plastik.
Semua bagian alumunium yang berhubungan dengan elemen baja harus dilapisi
dengan cat khusus yang direkomendasikan pabrik pembuat, untuk mencegah
kerusakan komposisi alumunium.
Berbagai perlengkapan bukan alumunium yang akan dipasang pada bagian
alumunium harus trdiri dari bahan yang tidak menimbulkan reaksi elektronik,
seperti baja anti karat, nilon, neoprene dan lainnya.
Semua pengencangan harus tidak terlihat, kecuali ditentukan lain.
Semua sambungan harus rata pemotongan dan pengeboran yang dikerjakan
sebelum pelaksanaan anokdisasi.
Pemasangan kaca pada profil alumunium harus dilengkapi dengan Gasket atau
sealant.
Kunci dan engsel harus dipasang sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja dan
memenuhi ketentuan.
Penutup celah harus digunakan sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat dan
memenuhi ketentuan.
Semua bahan kusen, daun pintu dan jendela aluminium, boleh dibawa
kelapangan/ halaman pekerjaan jikalau pekerjaan konstruksi benar-benar
mencapai tahap pemasangan kusen, pintu dan jendela.
Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah sedikitpun.
Semua detail pertemuan daun pintu dan jendela harus runcing (adu manis) halus
dan rata, serta bersih dari goresan-goresan serta cacat-cacat yang
mempengaruhi permukaan.
Detail Pertemuan Kusen Pintu dan Jendela harus lurus dan rata serta bersih dari
goresan-goresan serta cacat yang mempengaruhi permukaan.
b. Daun pintu tahan apai (fire doors) minimal 120 menit produk BOSTINCO, dengan
teknik pemasangan yang sesuai brosur dan gambar rancangan pelaksanaan.
Untuk pemasangan fire doors tersebut dilengkapi :
Hinge (engsel) tipe K05-F/13
Handle nd back plate tipe 7570.01
Kunci Cylinder tipe 3333 N
B. Bahan Perekat
Untuk perekat digunakan lem kayu (waterbase) yang bermutu baik
menggunakan merk henkel dengan kandungan minimum formalin di angka
0.3%.
D. Bahan Finishing
Finishing untuk permukaan plywood menggunakan lapisan PVC laminated Sheet
ketebalan minimal 0,15 mm, mutu terbaik.
Ukuran-ukuran kaca dan cermin yang tertera dalam Gambar Kerja adalah ukuran
yang mendekati sesungguhnya. Ukuran kaca yang sebenarnya dan besarnya
toleransi harus diukur ditempat oleh Kontraktor berdasarkan ukuran di tempat
kaca atau cermin tersebut akan dipasang, atau menurut petunjuk dari Pengawas
Lapangan, bila dikehendaki lain.
Setiap kaca harus tetap ditempeli merek pabrik yang menyatakan tipe kaca,
ketebalan kaca dan kualitas kaca.
Merek-merek tersebut baru boleh dilepas setelah mendapatkan persetujuan dari
Pengawas Lapangan.
Semua bahan harus dipasang dengan rekomendasi dari pabrik.
Pemasangan harus dilakukan oleh tukang-tukang yang ahli dalam bidang
pekerjaannya.
Persiapan Permukaan.
- Sebelum kaca-kaca dipasang, daun pintu, daun jendela, bingkai partisi dan
bagian-bagian lain yang akan diberikan kaca harus diperiksa bahwa mereka
dapat bergerak dengan baik.
- Daun pintu dan daun jendela harus diamankan atau dalam keadaan terkunci
atau tertutup sampai pekerjaan pemolesan dan pemasangan kaca selesai.
- Permukaan semua celah harus bersih dan kering dan dikerjakan sesuai
petunjuk pabrik.
- Sebelum pelaksanaan, permukaan kaca harus bebas dari debu, lembab dan
lapisan bahan kimia yang berasal dari pabrik.
Semua kaca yang retak, pecah atau kurang baik harus diganti oleh Kontraktor tanpa
tambahan biaya dari Pemilik Proyek.
2.8.3.3. Ketidaksesuaian.
Pengawas Lapangan berhak menolak bahan maupun pekerjaan yang tidak
memenuhi persyaratan dan Kontraktor harus menggantinya dengan yang sesuai.
Segala hal yang diakibatkan karena hal di atas menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Engsel.
- Kecuali ditentukan lain, engsel untuk pintu kayu dan alumunium tipe ayun
dengan bukaan satu arah, harus dari tipe kupu-kupu dengan Ball Bearing
berukuran 102mm x 76mm x 3mm, seperti tipe SELL 0007 buatan Dekson.
- Kecuali ditentukan adanya penggunaan engsel kupu-kupu, engsel untuk
semua daun jendela harus dari tipe friction stay dari ukuran yang sesuai
dengan ukuran dan berat jendela. Engsel tipe kupu-kupu dengan Ball
Bearing untuk jendela harus berukuran 76mm x 64mm x 2mm, produk
Dekson.
Hak Angin.
Hak angin untuk jendela yang menggunakan engsel tipe kupu-kupu produk
Dekson.
Pengunci Jendela.
Pengunci jendela untuk jendela dengan engsel tipe friction stay harus dari jenis
spring knip produk Dekson.
Gembok.
Gembok produk Dekson dalam warna solid brass untuk pintu-pintu [pelayanan
atau sesuai petunjuk dalan Gambar Kerja.
Pull Handle
Pegangan pintu yang memakai floor hing atau semi frame less menggunakan
handle buka setara produk Dekson
Warna/Lapisan.
Semua alat penggantung dan pengunci harus berwarna matt chrome/stainless
steel hair line finish, kecuali bila ditentukan lain.
Perlengkapan Lain.
Door closer : Dekson
Gasket
Ketentuan pemasangan gasket pada pintu adalah sebagai berikut :
Airtight - PEMKO S2/S3
Fireproof - PEMKO S88
Smokeproof - PEMKO S88
Soundproof - PEMKO 320 AN
Weatherproof - PEMKO S2/S3
Dust Strike
Tipe Dust Strike yang digunakan adalah :
Type lantai/threshold - Glynn Johnson DP2
Untuk lantai marmer - Modrtz 7053
jendela dengan friction stay harus dilengkapi dengan 1 (satu) buah alat
pengunci yang memiliki pagangan.
Semua pintu dipasangkan ke kusen dengan menggunakan 3 (tiga) buah
engsel.
Semua pintu memakai kunci pintu lengkap dengan badan kunci, silinder,
hendel/pelat, kecuali untuk pintu KM/WC yang tanpa kunci silinder.
Engsel bagian atas untuk pintu kaca menggunakan pin yang bersatu dengan
bingkai bawah pemegang pintu kaca.
Contoh dan data teknis / brosur bahan yang akan digunakan harus diserahkan
kepada Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan sebelum
pengadaan bahan ke lokasi proyek.
2.9.5.1. Persiapan.
Semua permukaan yang akan menerima bahan penutup dan pengisi celah harus
bebas dari debu, air, minyak dan segala kotoran.
Bahan metal atau kaca yang berhubungan dengan dinding harus dibersihkan
dengan bahan pembersih yang tidak mengandung minyak seperti methyl.
Contoh bahan – bahan beserta Sertifikat Pabrik yang mencakup sifat mekanik, data
teknis / brosur bahan metal bersangkutan, harus diserahkan kepada Konsultan
Pengawas untuk disetujui terlebih dahulu sebelum pengadaan bahan ke lokasi proyek.
Semua bahan yang didatangkan harus dilengkapi dengan sertifikat pabrik yang
menyatakan bahwa bahan tersebut sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Semua bahan harus disimpan di tempat yang terlindung dan aman sehingga terhindar
dari segala jenis kerusakan, baik sebelum dan selama pelaksanaan.
2.10.3.4. Ketidaksesuaian.
2.11.1. KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup pembuatan dan pemasangan langit-langit dengan berbagai
bahan penutup langit-langit sesuai dengan gambar dan RKS, meliputi penyediaan alat,
bahan dan tenaga untuk keperluan pekerjaan ini.
Papan gipsum harus ditumpuk dengan rapi dan kuat diatas penumpu yang
ditempatkan pada setiap jarak 450mm, dengan penumpu bagian ujung berjarak
tidak lebih dari 150mm terhadap ujung tumpukan.
Papan gipsum dan aksesori harus disimpan ditempat terlindung, lepas dari muka
tanah, diatas permukaan yang rata dan dihindarkan dari pengaruh cuaca.
2.11.4.4. Ketidaksesuaian.
Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap kemungkinan
kesalahan/ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi jumlah maupun pemasangan
dan lainnya.
Bila bahan-bahn yang didatangkan atau difabrikasi ternyata menyimpang atau
tidak sesuai yang telah disetujui, maka akan ditolak dan Kontraktor wajib
menggantinya dengan yang sesuai.
Biaya yang ditimbulkan karena hal diatas menjadi tanggung jawab Kontraktor
sepenuhnya dan tanpa tambahan waktu.
Semen Penyambung.
Semen penyambung papan gipsum harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik
pembuat papan gipsum.
Rangka.
Rangka untuk pemasangan dan penumpu papan gipsum harus dibuat dari bahan
baja ringan lapis seng dan alumunium dalam bentuk dan ukuran yang dibuat
khusus untuk pemasangan papan gipsum, seperti buatan Jayabord.
Alat Pengencang.
Alat pengencang berupa sekrup dengan tipe sesuai jenis pemasangan harus
sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat papan gipsum yang memenuhi ketentuan
AS 2589.
Perlengkapan Lainnya.
Perlengkapan lainnya untuk pemasangan papan gipsum, antara lain seperti
tersebut berikut, harus sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat papan gipsum :
- Perekat
- Pita kertas berperforasi,
- Cat dasar khusus untuk permukaan papan gipsum.
- Dan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan agar papan gipsum terpasang
dengan baik.
2.11.6.2. Pemasangan.
Rangka papan gipsum untuk pemasangan di langit-langit, partis atau tempat-
tempat lainnya, yang terdiri dari bahan baja yang sesuai dari standar pabrik
pembuatnya yang dibuat khusus untuk pemasangan papan gipsum seperti
disebutkan dalam Spesifikasi Teknis ini.
Papan gipsum dipasang kerangkanya dengan sekrup atau dengan alat
pengencangan yang direkomendasikan, dengan diameter dan panjang yang
sesuai.
Sambungan antara papan gipsum harus menggunakan pita penyambung dan
perekat serta dikerjakan sesuai petunjuk pelaksanaan dari pabrik pembuat papan
gipsum.
2.11.6.3. Pengecatan.
Permukaan papan gipsum harus kering, bebas dari debu, oli atau gemuk dan
permukaan yang cacat telah diperbaiki sebelum pengecatan dimulai.
Kemudian permukaan papan gipsum tersebut harus dilapisi dengan cat dasar
khusus untuk papan gipsum untuk menutupi permukaan yang berpori.
Setelah cat dasar papan gipsum kering kemudian dilanjutkan dengan pengaplikasian cat
dasar dan atau cat akhir sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis dalam warna akhir sesuai
ketentuan Skema yang akan diterbitkan kemudian.
Ketidaksesuaian.
Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap kemungkinan
kesalahan/ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi jumlah maupun pemasangan
dan lainnya.
Bila bahan-bahan yang didatangkan atau difabrikasi ternyata menyimpang atau
tidak sesuai yang telah disetujui, maka akan ditolak dan Kontraktor wajib
menggantinya dengan yang sesuai.
Biaya yang ditimbulkan karena hal diatas menjadi tanggung jawab Kontraktor
sepenuhnya dan tanpa tambahan waktu.
Semua panel kalsium silikat harus disimpan di atas lantai kering yang rata, dan
harus ditutup dengan papan pelindung yang bertulis yang berasal dari pabrik
pembuat panel.
Tumpukan panel harus ditutup dengan terpal yang longgar agar udara dapat
bersirkulasi dengan bebas di sekitar tumpukan.
Ketidaksesuaian.
Pengawas Lapangan berhak menolak setiap pekerjaan yang dilaksanakan tidak
sesuai ketentuan yang disyaratkan atau tidak sesuai dengan ketentuan Spesifikasi
Teknis ini.
Semua biaya yang ditimbulkan karena perbaikan atau penolakan pekerjaan ini
menjadi beban Kontraktor.
Penolakan dapat disebabkan antara lain kesalahan Kontraktor dalam pemasangan
bahan yang tidak sesuai, atau pengaplikasian yang tidak sesuai dengan ketentuan
Gambar Kerja atau Spesifikasi Teknis ini.
Perlengkapan Pemasangan.
Rangka.
Rangka metal berupa produk jadi (prefabrikasi) untuk pemasangan panel pada
langit – langit, eksterior dan tempat – tempat lainnya seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja. Harus dibuat dari bahan baja ringan lapis seng dan alumunium
seperti Zincalume atau Galvalum, dengan bentuk dan ukuran yang sesuai
untuk pemasangan panel kalsium silikat, seperti buatan Knauf atau yang
setara, sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat panel.
Alat Pengencang.
Alat pengencang panel pada rangka metal harus berupa sekrup jenis self-
embeded-head dan self-tapping yang memiliki lapisan anti karat jenis electro-
plating.
Alat pengencang pada rangka kayu harus berupa paku yang memiliki kepala
lebar dan berbadan langsing dan diberi lapisan seng agar tidak berkarat.
Kompon.
Kompon untuk pemasangan panel kalsium silikat harus didesain khusus sehingga
dapat digunakan untuk sistem sambungan tertutup (flush joint system), penutup
kepala sekrup atau paku.
Pengecatan.
Pengecatan untuk penyelesaian permukaan panel harus sesuai dengan
rekomendasi dari pabrik pembuat panel dan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
Persiapan.
Panel kalsium silikat memiliki permukaan yang halus yang membutuhkan
persiapan minimal sebelum penyelesaian.
Panel kalsium silikat harus dipotong dengan alat pemotong yang
direkomendasikan pabrik pembuat panel sehingga akan dihasilkan potongan yang
rata dan licin.
Pengebor elektris dapat digunakan untuk melubangi panel untuk penempatan
peralatan, seperti armatur lampu, kisi – kisi udara dan lainnya seperti ditunjukkan
dalam Gambar Kerja.
Pengencangan.
Ukuran dan jenis alat pengencang yang akan digunakan harus sesuai
rekomendasi dari pabrik pembuat panel kalsium silikat.
Penempatan paku atau sekrup harus sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat
panel. Paku atau sekrup harus terbenam sampai rata dengan permukaan panel.
Kepala paku atau sekrup kemudian ditutup dengan kompon agar diperoleh
permukaan panel yang halus.
Sambungan.
Setiap sambungan panel, baik sambungan terbuka / bercelah ataupun berbentuk
garis, harus diisi dengan bahan penutup dan pengisi yang bersifat lentur dan tahan
cuaca seperti direkomendasikan pabrik pembuat panel, atau sesuai ketentuan.
Bahan pengisi sambungan harus diaplikasikan di atas batang penumpu yang
memiliki ukuran yang sesuai, seperti direkomendasikan oleh pabrik pembuatan
bahan pengisi.
Agar diperoleh permukaan yang halus dan menerus tanpa sambungan,
sambungan harus ditutup dengan sistem sambungan tertutup yang
direkomendasikan pabrik pembuat panel.
Aplikasi.
Untuk aplikasi langit – langit dan lainnya, pemasangan antara lain harus sebagai
berikut :
Panel harus dipotong dalam ukuran sesuai Gambar Kerja dan ukuran di
lokasi pekerjaan.
Panel dipasang pada rangka metal atau rangka kayu yang sudah diberi
bahan pengawet, dengan alat pengencang dalam ukuran yang sesuai
rekomendasi pabrik pembuatnya.
Sambungan antara panel harus ditutup / diisi dengan pita penyambung
dan kompon penutup sesuai rekomendasi pabrik pembuat panel.
Penyelesaian.
Untuk mendapatkan penyelesaian yang baik, permukaan harus diamplas ringan
dengan amplas halus dan setiap debu harus disingkirkan dari permukaan dengan
kain kasar yang bersih. Butir – butir lepas yang menempel pada permukaan harus
dihilangkan dengan pengikis besi.
Panel kemudian dilapisi dengan 2 (dua) lapis cat emulsi.
Warna – warna cat harus sesuai Skema Warna yang akan ditentukan kemudian.
2.12.1. KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup pemasangan pelapis dinding ruangan-ruangan dalam
maupun luar bangunan sesuai dengan gambar pelaksanaan dan RKS ini, meliputi
penyediaan alat, bahan dan tenaga untuk keperluan pekerjaan ini. Ruangan yang
dilapisi keramik sesuai dengan gambar dan schedule finishing.
Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan ubin keramik pada
tempat-tempat sesuai petunjuk Gambar Kerja serta Spesifikasi Teknis ini.
Umum.
Ubin harus dari kualitas yang baik / KW 1 dan dari merek yang dikenal yang
memenuhi ketentuan SNI.
Ubin yang tidak rata permukaan dan warnanya, sisinya tidak lurus, sudut-sudutnya
tidak siku, retak atau cacat lainnya, tidak boleh dipasang.
Tipe dan warna masing-masing ubin keramik harus sesuai Skema Warna yang
sudah ditentukan pada pembangunan tahap sebelumnya.
Adukan.
Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir yang diberi bahan tambahan
penguat dalam jumlah penggunaan sesuai petunjuk dari pabri pembuat.
Bahan-bahan adukan dan bahan-bahan tambahan harus memenuhi ketentuan
Spesifikasi Teknis.
Adukan perekat khusus untuk memasang ubin, jika ditunjukkan dalam Gambar
Kerja atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas, harus memenuhi ketentuan AS
2356, ANSI 118.1, 118.4 dan BS 5385, seperti Lemkra FK 101 dan Lemkra FK 103
(khusus daerah basah), AM 30 Mortarflex, ASA Fixall atau yang setara.
Adukan pengisi celah harus merupakan produk campuran semen siap pakai, yang
diberi warna dari pabrik pembuat, seperti AM 50 Coloured Ceramic Grout.
Persiapan.
Pekerjaan pemasangan ubin baru boleh dilakukan setelah pekerjaan lainnya
benar-benar selesai.
Pemasangan ubin harus menunggu sampai semua pekerjaan pemipaan air
bersih/air kotor atau pekerjaan lainnya yang terletak dibelakang atau dibawah
pasangan ubin ini telah diselesaikan terlebih dahulu.
Pemasangan.
Sebelum pemasangan ubin pada dinding dimu;lai, plesteran harus dalam keadaan
kering, padat, rat dan bersih.
Adukan untuk pasangan ubin dinding luar dan bagian lain yang harus kedap air
harus terdiri dari campuran 1 semen, 3 pasir dan sejumlah bahan tambahan,
kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
Adukan untuk pasangan ubin pada tempat-tempat lainnya menggunakan
campuran 1 semen dan 5 pasir.
Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25mm, kecuali bila
ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
Adukan untuk pasangan ubin pada dinding harus diberikan pada permukaan
plesteran dan permukaan belakang ubin, kemudian diletakkan pada tempat yang
sesuai dengan yang direncanakan atau sesuai petunjuk Gambar Kerja.
Ubin harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga. Harus
dilakukan pemeriksaan untuk menjaga agar bidang ubin yamg terpasang tetap
lurus dan rata.
Ubin yang salah letaknya, cacat atau pecah harus dibongkar dan diganti.
Ubin mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang dikehendaki dapat
terbentuk dengan baik.
Sambungan atau celah-celah antar ubin harus lurus, rat dan seragam, saling tegak
lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1,6mm, kecuali bila ditentukan lain.
Adukan harus rapi, tidak keluar dari celah sambungan.
Pemotongan ubin harus dikerjakan dengan keahlian dan dilakukan hanya pada
satu sisi, bila tidak terhindarkan.
Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan, pengakhiran dan
bentuk-bentuk yang lainnya harus dikerjakan serapi dan sesempuna mungkin.
Siar antar ubin dicor dengan semen pengisi/grout yang berwarna sama dengan
warna keramiknya dan disetujui Konsultan .
Pengecoran dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi penuh garis-garis siar.
Setelah semen mengisi cukup mengeras, bekas-bekas pengecoran segera
dibersihkan dengan kain lunak yang baru dan bersih.
Setiap pemasangan ubin keramik seluas 8m2 harus diberi celah mulai yang terdiri
dari penutup celah yang ditumpu dengan batang penyangga berupa polystyrene
atau polyethylene. Lebar celah mulai harus sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja
atau sesuai pengarahan dari Pengawas Lapangan.
Bahan berikut cara pemasangan penutup celah dan penyangganya harus sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis.
Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan dinding luar dan dalam,
atau pada tempat-tempat sesuai petunjuk Gambar Kerja serta Spesifikasi Teknis ini.
Sesuai dengan standar ASTM C150. Serta standar nasional yang berlaku, produk
Semen Cibinong, Semen Gresik, atau setara.
Pasir :
Sesuai dengan standar ASTM C144 atau standar nasional yang berlaku.
Mortar dan Grouting :
Non staining sesuai dengan standar ASTM C270 atau Spesifikasi Teknis.
Persiapan.
Batu harus benar – benar bersih sebelum dipasang dengan dicuci menggunakan
sikat plastik serta air bersih.
Pekerjaan atau instalasi lain yang terkait dalam pekerjaan pemasangan batu ini
harus dipelajari terlebih dahulu serta di-marking sesuai dengan gambar
pelaksanaan
Pemasangan.
Batu harus dipasang oleh tukang yang ahli serta apabila diperlukan batu dapat
dipotong di lapangan dengan menggunakan mesin pemotong.
Toleransi pemasangan antar batu pada dinding tidak lebih dari 9 mm untuk setiap
6 m tinggi pasangan.
Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan seluruh penutup facade serta
canopy entrance, Alumunium Composite Panel yang sesuai gambar rencana dan
spesifikasi teknis ini.
2.13.1. KETERANGAN
Bagian ini mencakup semua pekerjaan penutup lantai dalam bangunan dan teras-
teras termasuk plin dan tangga, seperti yang tercantum dalam gambar dan RKS,
meliputi penyediaan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.
Ubin yang tidak rata permukaan dan warnanya, sisinya tidak lurus, sudut-sudutnya
tidak siku, retak atau cacat lainnya, tidak boleh dipasang.
Homogeneus Tile
- Homogeneus Tile yang dipakai ukuran 600 X 600 mm, produk Granito Tiles,
dan digunakan untuk ruangan yang telah ditentukan dalam schedule
finishing.
Tipe dan warna masing-masing ubin keramik harus sesuai Skema Warna yang
sudah ditentukan pada pembangunan tahap sebelumnya.
Adukan.
Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir yang diberi bahan tambahan
penguat dalam jumlah penggunaan sesuai petunjuk dari pabri pembuat.
Bahan-bahan adukan dan bahan-bahan tambahan harus memenuhi ketentuan
Spesifikasi Teknis.
Adukan perekat khusus untuk memasang ubin, jika ditunjukkan dalam Gambar
Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan, harus memenuhi ketentuan AS
2356, ANSI 118.1, 118.4 dan BS 5385, seperti Lemkra FK 101 dan Lemkra FK 103
(khusus daerah basah), AM 30 Mortarflex, ASA Fixall atau yang setara.
Persiapan.
Pekerjaan pemasangan ubin baru boleh dilakukan setelah pekerjaan lainnya
benar-benar selesai.
Pemasangan.
Adukan untuk pasangan ubin pada lantai, dan bagian lain yang harus kedap air
harus terdiri dari campuran 1 semen, 3 pasir dan sejumlah bahan tambahan,
kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25mm, kecuali bila
ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
Adukan untuk pasangan ubin pada lantai harus ditempatkan diatas lapisan pasir
dengan ketebalan sesuai Gambar Kerja.
Ubin harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga. Harus
dilakukan pemeriksaan untuk menjaga agar bidang ubin yamg terpasang tetap
lurus dan rat.
Ubin yang salah letaknya, cacat atau pecah harus dibongkar dan diganti.
Ubin mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang dikehendaki dapat
terbentuk dengan baik.
Sambungan atau celah-celah antar ubin harus lurus, rat dan seragam, saling tegak
lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1,6mm, kecuali bila ditentukan lain.
Adukan harus rapi, tidak keluar dari celah sambungan.
Pemotongan ubin harus dikerjakan dengan keahlian dan dilakukan hanya pada
satu sisi, bila tidak terhindarkan.
Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan, pengakhiran dan
bentuk-bentuk yang lainnya harus dikerjakan serapi dan sesempuna mungkin.
Siar antar ubin dicor dengan semen pengisi/grout yang berwarna sama dengan
warna keramiknya dan disetujui Konsultan.
Setiap pemasangan ubin keramik seluas 8m2 harus diberi celah mulai yang terdiri
dari penutup celah yang ditumpu dengan batang penyangga berupa polystyrene
atau polyethylene. Lebar celah mulai harus sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja
atau sesuai pengarahan dari Konsultan.
Bahan berikut cara pemasangan penutup celah dan penyangganya harus sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis.
Seperti Sika Grout 214-11, atau yang setara yang disetujui Konsultan MK.
Air .
Air sebagai bahan pencampur / pengencer harus air yang bersih seperti
disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis.
Cetakan / Acuan.
Bahan cetakan / acuan dibuat dari bahan besi pelat atau kayu lapis dengan
ketebalan yang sesuai, yang dibentuk sedemikian rupa sesuai dengan ukuran dan
bentuk yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Cetakan / acuan harus sama pada semua tempat yang menghendaki ukuran dan
bentuk yang sama.
Persiapan.
Cetakan / acuan harus dibuat sedemikian rupa sehingga adukan encer dapat
dialirkan seluruhnya selama pelaksanaan. Jalan masuk yang baik harus
disediakan.
Cetakan / acuan harus duah disiapkan dan bagian yang akan menerima adukan
encer harus dibersihkan dari minyak, gemuk dan segala kotoran lainnya yang akan
mengurangi daya lekat. Debu harus ditiup keluar dari cetakan.
Angkur – angkur, baut pengencang dan pelat landasan harus sudah tepat
elevasinya sebelum penuangan adukan encer.
Cuaca.
Cuaca pada saat akan melaksanakan pekerjaan ini harus sesuai dengan
persyaratan dari pabrik pembuat adukan encer bersangkutan.
Pelaksanaan.
Adukan encer dapat dituangkan atau dipompakan ke dalam cetakan / acuan atau
sesuai petunjuk pabrik pembuat. Penggetaran halus akan memperlancar aliran.
Penggunaan tali atau rantai akan memperlancar aliran pada bagian yang berjarak
lebih dari 100 cm (gerakan menggergaji dari tali atau rantai melancarkan aliran
adukan encer – cara ini harus dilakukan sedemikian rupa agar tidak terbentuk
ruang kosong).
Aliran adukan encer harus tetap terjaga sampai adukan encer mengisi rongga
cetakan dan telah memenuhi seluruh panjang cetakan pada sisi lainnya.
Penempatan adukan encer harus dilakukan dari salah satu sisi saja.
Semua warna ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan akan diterbitkan secara
terpisah dalam suatu Skema Warna.
Pada saat bahan cat tiba di lokasi, Kontraktor dan Pengawas Lapangan mengambil
1 liter contoh dari setiap takaran yang ada dan diambil secar acak dari
kaleng/kemasan yang masih tertutup. Isi dari kaleng/kemasan contoh harus diaduk
dengan sempurna untuk memperoleh contoh yang benar-benar dapat mewakili.
Untuk pengujian, Kontraktor harus membuat contoh warna dari cat-cat tersebut di
atas 2 (dua) potongan kayu lapis atau panel semen berserat berukuran 300mm x
300mm untuk masing-masing warna. 1 (satu) contoh disimpan Kontraktor dan 1
(satu) contoh lagi disimpan Pengawas Lapangan guna memberikan kemungkinan
untuk pengujian di masa mendatang bila bahan tersebut ternyata tidak memenuhi
syarat setelah dikerjakan.
Biaya pengadaan contoh bahan dan pembuatan contoh warna menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
Cat dasar yang dipakai dalam pekerjaan ini harus berasal dari satu pabrik/merek
dagang dengan cat akhir yang akan digunakan.
Untuk menetapkan suatu standar kualitas, disyaratkan bahwa semua cat yang
dipakai harus berdasarkan/mengambil acuan pada cat-cat hasil produksi Jotun.
Cat Epoxy digunakan untuk permukaan dinding sesuai gambar rencana dan
skedule finishing dengan ketebalan 600 mikron untuk dinding dan 1000 mikron
untuk lantai. Bahan yang digunakan adalah setara produk Jotun.
2.14.5.3. Undercoat.
Undercoat digunakan untuk permukaan besi/baja.
Permukaan Gipsum.
Permukaan gipsum harus kering, bebas dari debu, oli atau gemuk dan permukaan
yang cacat telah diperbaiki sebelum pengecatan dimulai.
Kemudian permukaan gipsum tersebut harus dilapisi dengan cat dasar khusus
untuk gipsum, untuk menutup permukaan yang berpori, seperti ditentukan dalam
Spesifikasi Teknis.
Setelah cat dasar ini mengering dilanjutkan dengan pengecatan sesuai ketentuan
Spesifikasi ini.
Permukaan besi/baja yang terkena karat lepas dan benda-benda asing lainnya
harus dibersihkan secara mekanis dengan sikat kawat atau penyemprtan
pasir/sand blasting sesuai standar Sa21/2.
Semua debu, kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya harus dibersihkan
dengan zat pelarut yang sesuai dan kemudian dialp dengan kain bersih.
Sesudah pembersihan selesai, pelpisan cat dasar pada semua permukaan
barang besi/baja dapat dilakukan sampai mencapai ketebalan yang
disyaratkan.
b. Besi/Baja Dilapis Dasar di Pbrik/Bengkel.
Bahan dasar yang diaplikasikan di pabrik/bengkel harus dari merek yang sama
dengan cat akhir yang akan diaplikasikan dilokasi proyek dan memenuhi
ketentuan dalam butir 4.2. dari Spesifikasi Teknis ini.
Barang besi/baja yang telah dilapis dasar di pabrik/bengkel harus dilindungi
terhadap karat, baik sebelum atau sesudah pemasangan dengan cara segera
merawat permukaan karat yang terdeteksi.
Permukaan harus dibersihkan dengan zat pelarut untuk menghilangkan debu,
kotoran, minyak, gemuk.
Bagian-bagian yang tergores atau berkarat harus dibersihkan dengan sikat
kawat sampai bersih, sesuai standar St 2/SP-2, dan kemudian dicat kembali
(touch-up) dengan bahan cat yang sama dengan yang telah disetujui, sampai
mencapai ketebalan yang disyaratkan.
Proses Pengecatan.
- Harus diberi selang waktu yang cukup di antara pengecatan berikutnya untuk
memberikan kesempatan pengeringan yang sempurna, disesuaikan dengan
kedaan cuaca dan ketentuan dari pabrik pembuat cat dimaksud.
Penecatan harus dilakukan dengan ketebalan minimal (dalam keadaan cat
kering), sesuai ketentuan berikut.
1) Permukaan Interior Pelesteran, Beton, Gipsum.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion.
2) Permukaan Eksterior Pelesteran, Beton, Panel Kalsium Silikat.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion khusus eksterior.
4) Permukaan Besi/Baja.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis solvent-based anti-corrosive zinc
chromate primer.
Undercoat : 1 (satu) lapis undercoat.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based high
quality gloss finish.
- Ketebalan setiap lapisan cat (dalam keadaan kering) harus sesuai dengan
ketentuan dan/atau standar pabrik pembuat cat yang telah disetujui untuk
digunakan.
Metode Pengecatan.
- Cat dasar untuk permuakaan beton, pelesteran, panel kalsium silikat
diberikan dengan kuas dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol.
- Cat dasar untuk permukaan papan gipsum deberikan dengan kuas dan dan
lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol.
- Cat dasar untuk permukaan kayu harus diaplikasikan dengan kuas dan
lapisan berikutnya boleh dengan kuas, rol atau semprotan.
- Cat dasar untuk permukaan besi/baja diberikan dengan kuas atau
disemprotkan dan lapisan berikutnya boleh menggunakan semprotan.
Penyimpanan.
Bahan lapisan transparan harus disimpan dalam ruang yang kering dengan
ventilasi yang cukup, terlindung dari cuaca, air dan api. Penyimpanan tidak boleh
langsung di atas tanah.
- PenutupPori-pori.
Penutup pori-pori Impra SS-121, digunakan sebagai cat dasar.
Persiapan Permukaan.
Permukaan kayu yang akan diberi lapisan transparan harus diamplas dengan
kertas amplas no. 180 dengan gerakan searah urat kayu.
- Lapisan II.
1 bubuk pewarna dalam warna sesuai ketentuan Skema Warna yang
diterbitkan terpisah. Ketika masih basah, sapu bubuk pewarna dengan boal
kapas atau semprotan untuk menyebarkannya sehingga diperoleh warna
yang merata.
Sebelum mengaplikasikan lapisan berikutnya, lapisan sebelumnya, yang
akan mengering dalam waktu minimal 3 jam, harus diamplas dengan kertas
amplas halus dan setelah bubuk pewarna kering, permukaan kayu
dibersihkan dengan kain kering untuk menyingkirkan bubuk yau yang
berlebih.
Aplikasi bubuk warna harus dengan allat penyemprot sesuai rekomendasi
pabrik pembuat.
- Lapisan III.
1 atau 2 lapis sealer sebagai cat dasar. Biarkan lapisan mengering dalam
waktu minimal 3 jam, dan kemudian amplas dengan kertas amplas no. 400.
ulangi proses ii sekali lagi untuk memperoleh permukaan yang rata dan
halus.
Aplikasi sealer harus dengan alat yang direkomendasikan oleh pabrik
pembuat.
- Lapisan IV.
1 atau 2 lapis lapisan cat (top coat) dalam tipe/jenis penyelesaian sesuai
ketentuan Skema Warna yang diterbitkan kemudian atau sesuai petunjuk
Pengawas Lapangan.
Aplikasi cat akhir harus dengan alat penyemprot sesuai rekomendasi
pabrik pembuat.
Metode Pengaplikasian.
Pengerjaan lapisan transparan dilaksanakan dengan menggunakan alat-alat yang
sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuat.
yang baik. Pekerjaan lansekap yang dilaksanakan meliputi semua pekerjaan yang
tertera dalam Gambar Kerja dan sesuai petunjuk Pengawas Lapangan, tetapi tidak
terbatas pada pekerjaan berikut :
Pekerjaan persiapan pembentukan tanah.
Pekerjaan penanaman pohon peneduh / pelindung, tanaman penutup dan rumput.
Pekerjaan perawatan / pemeliharaan tanaman.
2.16.4.2. Pupuk.
Pupuk kandang yang berasal dari sapi atau kuda yang telah kering dan matang
digunakan untuk meningkatkan unsur mikro dan makro. Pupuk kandang harus
bersih dari gumpalan akar rumput dan tanaman liar serta dalam keadaan sudah
hancur (tak terdapat bongkahan).
Pupuk buatan yang mengandung unsur – unsur NPK seperti Rustica Yellow (15 :
15 : 15) digunakan untuk mendorong pembentukan akar, bunga dan buah.
Pupuk buatan ZA atau Urea digunakan untuk pemupukan rumput.
2.16.5.3. Penanaman.
Tanaman harus didatangkan sesuai dengan jadual kerja penanaman, untuk
menghindarkan tanaman berada terlalu lama dalam penampungan, dan harus
dilaksanakan sebagai berikut :
Tanaman yang akan ditanam harus berupa tanaman yang berasal dari tempat
penampungan atau yang telah mengalami masa persiapan dalam galian tempat
semula, dengan tinggi minimal yang telah ditetapkan.
Pertama gali lubang yang besar, lebih besar dari ukuran wadah tanaman, dan
sisihkan di sekitar lubang galian.
Ke dalam lubang tersebut dimasukkan tanah subur dan tinggalkan sejumlah
tertentu untuk dicampurkan dengan tanah galian tadi yang akan dikembalikan lagi
ke dalam lubang galian semula.
Dengan berhati – hati, keluarkan tanaman dari wadahnya dan tempatkan dalam
lubang galian.
Kemudian kembalikan tanah galian ke sekitar akar, padatkan dengan hati – hati
agar tidak terdapat kantong udara.
Ketika lubang telah terisi tanah 2/3 bag, padatkan perlahan dengan kaki dan siram
dengan baik.
Tanah di sekitar dasar tanaman harus diberi cekungan agar air dapat mengalir
dengan sendirinya ke arah batang tanaman.
Tanaman harus ditahan dengan kayu air / stegger untuk menahan tanaman yang
belum seimbang.
Penyiraman.
Penyiraman harus dengan air bersih yang bebas dari segala bahan organik /
zat kimia / bahan lain yang dapat merusak pertumbuhan tanaman. Penyiraman
dilakukan dengan cara :
Memakai alat khusus untuk menyiram tanaman seperti emrat yang memiliki
lubang banyak pada ujung keluarnya air sehingga dapat menyebar air
secara merata ke seluruh permukaan tanah yang disiram.
Memakai slang air terbuat dari plastik yang dihubungkan dengan kran /
sumber air yang terdekat. Penyiraman dilakukan dengan cara
memancarkan air menggunakan nozzle atau sprinkler.
Penyiraman dilakukan secara teratur terutama di musim kemarau bagi
tanaman dan rumput yang baru ditanam dan juga bagi tanaman dalam
tempat penampungan.
Jadual penyiraman adalah sebagai berikut :
Dua kali sehari secara teratur bagi semua jenis tanaman dan rumput yang
baru ditanam dan semua tanaman dalam penampungan sementara,
sebelum pukul 10.00 pada pagi hari dan sesudah pukul 15.30 pada sore
hari sampai tanaman tersebut tumbuh sehat dan kuat.
Semua jenis tanaman dan rumput yang sudah terlihat tumbuh baik dan kuat
harus disiram satu kali sehari pada sore hari setelah pukul 15.30.
Penyiraman dilakukan sampai cukup membasahi bawah permukaan tanah.
Tanaman yang masih terlihat cukup basah tanahnya pada sore hari, tak
perlu disiram lagi.
Penyiraman yang berlebihan tidak diijinkan. Air harus dapat terserap baik
oleh tanah di sekitar tanaman.
Penyiangan.
Penyiangan ini harus dilakukan secara teratur tiap satu bulan sekali bagi
tanaman pohon dan rumput.
Penyiangan bagi tanaman rumput dilakukan untuk mencabut segala tanaman
liar dan jenis rumput yang berbeda dengan jenis rumput yang ditanam. Alat
yang dipakai adalah alat pancong atau cangkul garpu kecil.
Penggantian Tanaman.
Kontraktor wajib melakukan penggantian setiap pohoh, tanaman penutup atau
rumput yang ditemukan rusak atau mati.
Pemupukan.
Pupuk kandang yang matang digunakan untuk membuat tanah sehat / subur
yang terdiri dari campuran pupuk kandang dan tanah baik dengan
perbandingan 1 : 1 yang akan digunakan untuk pekerjaan penimbunan.
Pupuk buatan NPK diberikan kepada tanaman pohon peneduh setelah
tanaman tersebut melampaui masa tanah 3 (tiga) bulan.
Pupuk buatan NPK diberikan sebanyak 25 gram setiap tanaman untuk
mendorong pembentukan akar dan pembuahan.
Pemupukan dilakukan dengan menanamkannya di dalam tanah sedalam
minimal 100 mm di sekeliling tajuk pohon, pada setiap jarak 600 mm.
Pemupukan harus diulang 3 (tiga) bulan kemudian.
Pupuk buatan ZA atau Urea untuk rumput harus diberikan sebanyak 12
gram/m2. Pemupukan dilakukan sebulan sekali. Pupuk harus dilarutkan
dengan air kemudian disemprotkan dengan sprayer ke permukaan rumput.
Pemberantasan Hama Penyakit.
Pemberantasan hama penyakit dilakukan sebelum tanaman terserang
penyakit.
Pemberantasan untuk hama (serangga dan ulat) dilakukan dengan cara
penyemprotan keselurh permukaan daun, batang dan cabang.
Bahan yang dipakai adalah pestisida yang memenuhi ketentuan Pemerintah
Republik Indonesia.
Untuk pemberantasan jamur dan sejenisnya digunakan fungisida Dithane M-
45 yang dicampur air (2 gr/liter air). Pemberantasan dilakukan dengan
penyemprotan ke seluruh permukaan daun, batang dan cabang.
Untuk memberantas penggerek batang, digunakan BHC dan untuk
memberantas siput darat digunakan Metdex yang disebarkan di sekitar pohon.
Penyemprotan hama dan jamur :
Untuk rumput dilakukan 2 (dua) bulan sekali.
DAFTAR ISI
BAB III
PERSYARATAN TEKNIS STRUKTUR
SPESIFIKASI TEKNIS
BAB II
3.1.1. UMUM
Pekerjaan tanah yang spesifikasinya tercantum dalam bab ini berlaku untuk seluruh
pekerjaan tanah.
Fill material untuk pekerjaan ini diperoleh dari sisa tanah galian (excess material)
dan bebas dari bahan perusak atau pengganggu seperti bahan organik, bahan
yang tidak tahan lama dan material yang tidak dapat diperoleh dari excess
material, apabila masih terdapat kekurangan kebutuhan tanah, tanah harus
didatangkan dari luar proyek dimana tanah tidak mengandung bahan perusak
seperti lempung, sampah, organik, bahan yang tidak tahan lama dan bahan yang
tidak dapat dipadatkan.
Setelah pekerjaan penggalian selesai dilakukan, Kontraktor harus memotong,
meratakan dan meninggalkan bekas galian dalam kondisi rapi dan memuaskan,
dan jika diminta, harus melaksanakan perintah dari pengawas yang ditunjuk tanpa
biaya tambahan.
Pekerjaan tanah ini termasuk pengupasan lapisan atas tanah atau benda-benda
di permukaan tanah yang tidak berguna (contoh: akar-akar pohon, bekas pondasi
bangunan eksisting yang akan dibongkar), penggalian, memuat dan
pengangkutan ke lokasi yang telah ditentukan termasuk juga membentuk dan
merapikan urugan sampai ke ukuran yang ditunjukkan dalam gambar-gambar
Pekerjaan ini juga termasuk untuk membereskan borrow pit dan meninggalkannya
dalam kondisi yang rapi dan disetujui oleh pengawas yang ditunjuk.
Setiap lapis dari pengurugan tanah kering ini harus dipadatkan sampai sekurang-
kurangnya menjadi 90% dari kepadatan kering maksimum menurut Modified
Proctor Test (ASTM D 1557). Bahan urug yang tidak dapat dipadatkan harus
disingkirkan dan diganti dengan material yang baru.
3.1.2. STRUKTUR
a. Penggalian untuk Pekerjaan Struktur Beton.
Jika tidak ditentukan lain, Kontraktor harus menjaga agar galian selalu kering dan
tidak digenangi air selama pelaksanaan pembangunan berlangsung termasuk
untuk waktu-waktu selanjutnya yang memang diperlukan untuk menghindarkan
agar struktur bangunan tidak terendam air.
Metoda untuk menjaga agar galian tidak digenangi air dalam proyek ini adalah
menggunakan surface dewatering dan pembuangan airnya harus mendapat
persetujuan dari pengawas yang ditunjuk.
Kontraktor harus menyediakan peralatan yang selalu siap sedia dan dalam jumlah
yang mencukupi dilapangan untuk selalu berjaga-jaga dan menjamin agar
pelaksanaan dewatering jika sedang berlangsung tidak terganggu.
Hasil galian pada akhirnya harus dirapikan dengan tangan, atau dengan cara lain
yang disetujui atau diarahkan oleh pengawas yang ditunjuk, sebelum pelaksanaan
konstruksi beton dimulai. Pada akhir pelaksanaan permukaan tanahnya harus
digali atau diurug sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.
b. Pengerjaan pada Permukaan Tanah.
Ditempat-tempat dimana permukaan tanah bekas galian akan menerima
konstruksi beton atau pengurugan yang dipadatkan, batas 0.15meter dari tempat
yang digali harus dirapikan dengan tangan atau dengan cara lain yang disetujui
atau diarahkan oleh pengawas yang ditunjuk.
Permukaan tanah akhir harus diratakan dengan hati-hati atau dibentuk seperti
yang ditunjukkan dalam gambar.
c. Laporan
Kontraktor harus membuat laporan kepada pengawas yang ditunjuk jika galian
sudah selesai dibuat dan siap menerima pondasi beton, struktur-struktur lain dan
tidak boleh melanjutkan dengan pekerjaan beton lainnya sebelum diluluskan atau
ada persetujuan dari pengawas yang ditunjuk. Pekerjaan beton atau pekerjaan lain
yang dilaksanakan sebelum ada persetujuan dari pengawas yang ditunjuk harus
dibongkar kembali dengan biaya yang ditanggung sendiri oleh kontraktor.
e. Perataan Kawasan.
Kawasan dii sekitar atau struktur harus diratakan sesuai dengan gambar.
Kontraktor harus mengatur pengurugan kembali sedemikian rupa agar
pelaksanaannya tidak membahayakan struktur. Perataan kawasan disekitar
struktur harus dilaksanakan dengan metoda yang telah disetujui oleh Pengawas
yang ditunjuk. Jika terjadi kerusakan harus diganti atau diperbaiki dengan biaya
yang ditanggung oleh kontraktor dan hasilnya memuaskan.
b. Tanggung Jawab
Kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan perhitungan-perhitungan gambar-
gambar rancangan cetakan dan perancah untuk mendapatkan persetujuan
“pengawas yang ditunjuk” sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan. Dalam
gambar-gambar tersebut harus secara jelas terlihat konstruksi cetakan/acuan,
sambungan-sambungan serta kedudukan serta sistem rangkanya, pemindahan
dari cetakan serta perlengkapan untuk struktur yang aman. Asuransi keselamatan
dan peralatan haruslah menjadi tanggung jawab dari kontraktor.
3.2.1.2. Referensi-referensi
Pekerjaan yang terdapat dalam bab ini, kecuali ditentukan lain pada gambar atau
diperinci berikut, harus mengikuti peraturan-peraturan, standard-standard atau
spesifikasi terakhir sebagai berikut:
1. SNI-2847-2013 : Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung
2. S.I.I. : Standard Industri Indonesia
3. ACI-301 : Specification for Structural Concrete Building
4. ACI-318 : Building Code Requirement for Reinforced Concrete Building
5. ACI-347 : Recommended Practice for Concrete Formwork
B. Data Pabrik
C. Gambar Kerja
D. Contoh
3.2.2. BAHAN-BAHAN/PRODUK
Bahan-bahan dan perlengkapan-perlengkapan tambahan (accessories) harus
disediakan seperti disyaratkan untuk mencetak / membentuk dan mendukung/
menyokong pekerjaan, juga untuk menghasilkan jenis penyelesaian permukaan
beton seperti disyaratkan.
A. Definisi Perancah
Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dari beton yang belum
mengeras. Kontraktor harus mengajukan rancangan perhitungan dan gambar
perancah tersebut untuk disetujui oleh “pengawas yang ditunjuk”. Segala biaya
yang perlu sehubungan dengan perancangan perancah dan pengerjaannya
harus sudah tercakup dalam perhitungan biaya untuk harga satuan perancah.
B. Perancangan/Desain
C. Acuan
A. Cetakan dengan jenis ini (papan) harus terdiri dari papan-papan yang kering
dioven dengan lebar nominal 8 cm dan tebal min. 2.5 cm. Semua papan harus
bebas dari mata kayu yang besar, takikan, goncangan kuat, lubang-lubang dan
perlemahan-perlemahan lain yang serupa.
B. Denah dasar dari papan haruslah tegak seperti tercantum pada gambar.
Cetakan dari papan haruslah penuh setinggi kolom-kolom, dinding dan
permukaan-permukaan pada bidang yang sama tanpa sambungan mendatar
dengan sambungan ujung yang terjadi hanya pada sudut-sudut dan perubahan
bidang.
C. Lengkapi dengan penunjang plywood melewati cetakan papan untuk stabilitas
dan untuk mencegah lepas/terurainya adukan. Cetakan papan harus
dikencangkan pada penunjang plywood dengan kondisi akhir dari paku yang
ditanam tidak terlihat. Pola dari paku harus seragam dan tetap (consistent)
seperti disetujui oleh “pengawas yang ditunjuk”.
D. Untuk cetakan plywood, Ketebalan dan jenis plywood yang digunakan adalah
sebagai berikut:
- Untuk Struktur vertikal (kolom, wall, dinding) : Jenis Plywood (Penil Film-
Hitam) dengan ketebalan min 18 mm.
- Untuk Struktur Balok-Pelat: Jenis Plywood (Polly Expoxy) dengan
ketebalan min. 15 mm.
A. Cetakan untuk beton terlindung haruslah dari logam (metal), plywood atau
bahan lain yang disetujui, bebas dari lubang-lubang atau mata kayu yang
besar. Kayu harus dilapis setidak-tidaknya pada satu sisi dan kedua ujungnya.
b. Bila dipakai cetakan dari besi, lengkapi cetakan dengan minyak/gemuk (bahan
agar beton tidak menempel pada cetakan) dari pabrik khusus untuk cetakan
dari besi. Pakai lapisan sesuai dengan spesifikasi pabrik sebelum tulangan
dipasang atau sebelum cetakan dipasang.
c. Pengikat untuk dipakai pada beton dengan permukaan yang diekspose, harus
dari jenis dengan kerucut (cone snap off type). Ukuran kerucut haruslah 2.5 cm
maximum diameter pada sisi permukaan beton dengan 3.8 cm tebal/tingginya
ke pengencang sambungan. Pengikat haruslah lurus kedua arah baik
mendatar maupun tegak di dalam cetakan atau seperti disetujui oleh
“pengawas yang ditunjuk”.
Penanaman jenis ini haruslah seperti telah disetujui oleh “pengawas yang
ditunjuk”.
Pengunci model ekor burung haruslah dari besi dengan galbani yang lebih
baik/tebal, dibentuk untuk menerima angkur ekor burung dari besi seperti
dispesifikasikan.
Pengunci harus diisi dengan bahan pengisi yang mudah dibongkar untuk
mengeluarkan gangguan dari mortar/adukan.
Pemasangan Pipa Saluran Listrik dan lain-lain yang akan Tertanam di dalam
Beton.
c. Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukkan dalam gambar, tidak
dibenarkan untuk menanam saluran listrik di dalam struktur beton.
3.2.3. PELAKSANAAN
3.2.3.1. Umum
a. Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan terhindar
dari bahaya kemiringan dan penurunan, sedangkan konstruksinya sendiri
harus juga kokoh terhadap pembebanan yang akan ditanggungnya, termasuk
3.2.3.2. Pemasangan
a. Perancah dan cetakan harus sesuai dengan dimensi, bentuk, kelurusan dan
kemiringan dari beton seperti ditunjukkan pada gambar, dilengkapi untuk
lubang-lubang (openings), celah-celah, pengunduran (recesses), chamfers
dan proyeksi-proyeksi seperti yang diperlukan.
e. Toleransi untuk beton secara umum – sesuai PBI-2013 atau ACI 347-3.3.1,
ACI 301 “Tolerances for Reinforced Building” yang dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Variasi dan plumb/kelurusan vertikal
- Pada garis dan permukaan kolom, tiang, dinding, dan bagian-bagian
dalam yang muncul/menonjol :
Setiap 3 meter 6 mm
Maksimum untuk panjang keseluruhan 25 mm
- Untuk kolom sudut yang diekspos, alur control joint grooves, dan garis-
garis lainnya yang ditonjolkan :
Setiap 6 meter 6 mm
Maksimum untuk panjang keseluruhan 12 mm
2. Variasi dari tingkat atau dari tingkat yang disebutkan dalam dokumen kontrak:
- Pada sisi bawah pelat, atap, sisi bawah balok diukur sebelum
penyangga dilepas :
Setiap 3 meter 6 mm
Setiap bentang atau setiap 6 meter 10 mm
Maksimum untuk panjang keseluruhan 19 mm
- Pada kolom/balok praktis, sills, parapet, alur yang diekspos horisontal,
dan garis lainnya yang diekspos :
Disetiap bentang atau setiap 6 meter 6 mm
Maksimum untuk panjang keseluruhan 12 mm
3. Variasi pada garis lurus gedung terhadap posisinya yang ditetapkan pada
denah dan posisi yang berkaitan dari kolom, dinding, dan partisi :
Setiap bentang 12 mm
Setiap 6 meter lari 12 mm
Maksimum untuk panjang keseluruhan 12 mm
4. Variasi pada ukuran dan lokasi sleeve, bukaan lantai, bukaan dinding 6 mm
5. Variasi pada ukuran penampang kolom, balok, tebal pelat, dan dinding :
Minus 6 mm
Plus 12 mm
- Variasi dari dimensi pada tampilan struktur secara tersendiri dari posisi
yang ada :
Pada Panjang24 meter 32 mm
Pada konstruksi yang tertatnam (2X dari angka
diatas 64 mm)
h. Kolom-kolom sudah boleh dipasang cetakannya dan dicor (hanya sampai tepi
bawah dari balok diatasnya) segera setelah penunjang dari pelat lantai
mencapai kekuatannya sendiri. Bagaimanapun, jangan ada pelat atau balok
yang dicetak atau dicor sebelum balok lantai di bawahnya bekerja penuh.
3.2.3.5. Chamfers
Lapisilah cetakan dengan bahan untuk pelepas beton sebelum besi tulangan
dipasang. Buanglah kelebihan dari bahan pelepas sehingga cukup membuat
permukaan dari cetakan sekedar berminyak bila disentuh. Pastikan bahwa bahan
pelepas tidak mencapai tulangan beton maupun pada pertemuan beton yang
diperkeras dimana beton basah akan dicor/dituangkan.
Jangan memakai bahan pelepas dimana permukaan beton dijadwalkan untuk
menerima penyelesaian khusus dan/atau pakailah penutup dimana dimungkinkan.
3.2.3.8. Pembersihan
b. Untuk beton ekspose sama dengan beton pada umumnya, kecuali bahwa
pembersihan pada lubang-lubang tidak diijinkan pada cetakan beton
ekspose untuk permukaan ekspose tanpa persetujuan “pengawas yang
ditunjuk”.
Dimana cetakan-cetakan mengelilingi suatu potongan beton ekspose
dengan permukaan ekspose pada dua sisinya, harus disiapkan cetakan yang
bagian-bagiannya dapat dilepas sepenuhnya seperti disetujui oleh
“pengawas yang ditunjuk”.
3.2.3.10. Dinding-dinding
3.2.3.11. Waterstops
Cetakan-cetakan untuk kolom haruslah dengan ukuran dan bentuk seperti terlihat
pada gambar-gambar. Siapkan bukaan-bukaan sementara pada bagian bawah
dari semua cetakan-cetakan kolom untuk kemudahan pembersihan dan
pemeriksaan, dan tutup kembali dengan cermat sebelum pengecoran beton.
b. Puncak dari camber harus sesuai dengan gambar. Lengkapi dengan dongkrak-
dongkrak yang sesuai, baji-baji atau perlengkapan lainnya untuk mendongkrak
dan untuk mengambil alih penurunan pada cetakan, baik sebelum ataupun
pada waktu pengecoran dari beton.
Untuk melepas cetakan dan perancah, kuat tekan beton diambil dari contoh
benda uji silinder yang dibuat mengikuti ketentuan yang berlaku, selanjutnya
diletakkan dan dirawat sama dengan struktur beton pada tempat yang
bersangkutan.
B. Pembongkan form work atau bekisting dilakukan per 3 lantai kerja dengan
uraian sebagai berikut:
- Lantai 1: Form work di bongkar tetapi tetap di stud (shoring) per titik pada
lokasi-lokasi tertentu (area lapangan balok dan pelat per jarak 1.5 – 2m
atau area lain yang dianggap perlu)
- Lantai 2: Bekisting utuh tetap terpasang
- Lantai 3: Bekisting utuh untuk persiapan pengecoran.
Pola tersebut dilakukan untuk lantai-lantai berikutnya.
C. Seluruh bagian dari cetakan yang sudah dapat dibongkar harus dilepas secara
berhati-hati tanpa menambah tegangan atau tekanan terhadap sudut-sudut, off
sets ataupun bukaan-bukaan (reveals). Hati-hati lepaskan dari pengikat.
Pengikatan terhadap segi arsitek atau permukaan beton ekspose dengan
menggunakan peralatan ataupun description apapun tidak diijinkan.
Lindungi semua ujung-ujung dari beton yang tajam dan secara umum
pertahankan keutuhan dari desain.
A. Pemakaian ulang dari cetakan; cetakan-cetakan boleh dipakai ulang hanya bila
betul-betul masih baik dan dalam kondisi yang memuaskan bagi “pengawas
yang ditunjuk”. Cetakan-cetakan yang tidak dapat benar-benar dikencangkan
dan dibuat kedap air, tidak boleh dipakai ulang. Bila pemakaian ulang dari
cetakan disetujui oleh “pengawas yang ditunjuk”, bagian pembersihan cetakan,
harus memperbaiki kerusakan permukaan dengan memindahkan lembaran-
lembaran yang rusak.
D. Agar cetakan yang dipakai ulang tidak akan ada tambalannya yang diakibatkan
oleh perubahan-perubahan, cetakan untuk beton ekspose pada bagian yang
terlihat boleh dipakai ulang hanya pada potongan-potongan yang identik.
Cetakan tidak boleh dipakai ulang bila nantinya mempengaruhi mutu dan hasil
pada bagian permukaan yang tampak dari beton ekspose akibat cetakan akan
ada bekas jalur akibat dari plywood yang robek atau lepas seratnya.
A. Buatlah cetakan untuk semua bagian pekerjaan beton yang diperlukan dalam
hubungan dengan kelengkapan pekerjaan proyek, meskipun setiap bagian
diperlihatkan secara terperinci atau dialihkan ke “Referred to” ataupun tidak.
1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi semua tenaga, alat-alat dan bahan untuk menyelesaikan semua
pekerjaan tiang beton sesuai dengan gambar-gambar konstruksi, dengan
memperhatikan ketentuan-ketentuan tambahan dari perencana/ Konsultan
MK/Pengawas dalam uraian syarat-syarat pelaksanaan.
Semua pekerjaan yang dihasilkan harus mempunyai mutu yang sebanding dengan
standar yang umum berlaku.
3. Kualitas tiang
Tiang pancang menggunakan type SPUN PILE dia. 25 x 25 cm, panjang 8 m
(termasuk panjang salur) dengan kedalaman seperti ditentukan dalam Gambar
Kerja atau mencapai tanah keras dan atau final set.
e. Penyambungan Tiang
Tiang beton cetak disambung dengan mengelas plat baja pada kedua tiang
yang akan disambung dengan full buttweld.
f. Pemancangan
Setiap saat pada saat pemancangan, tiang pancang harus disanggah
dengan baik sehingga tidak berubah dari posisi yang telah ditentukan
serta tidak terjadi kemungkinan tekuk. Penyanggahan ini harus diatur
sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan kerusakan pada tiang
tekan.
Alat pancang yang akan dipergunakan harus mempunyai kapasitas dan
efisiensi, sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan dan terlebih
dahulu mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan MK sebelum
digunakan. Manometer pengukur tekanan harus ada sertifikat kalibrasi
yang masih berlaku dari pihak yang berwenang.
Panjang tiang pancang yang akan ditekankan harus mendapatkan
persetujuan Konsultan MK, sesuai dengan keadaan tanah setempat.
Setiap tiang pancang harus dipancang terus menerus sampai penetrasi
atau kedalaman yang disyaratkan tercapai. Kecuali Konsultan MK
menyetujui bahwa penghentian pemancangan terjadi karena hal-hal yang
diluar kekuasaan pemborong.
Pemborong harus membuat catatan pemancangan (tiap pemasukan 500
mm kecuali sisa 2000 mm terakhir harus dibaca tiap 250 mm ) atau sesuai
dengan petunjuk Konsultan MK.
Bila terjadi karakteristik pemancangan yang berbeda dengan karakteristik
yang diharapkan berdasarkan hasil penyelidikan tanah maupun
penekanan-penekanan sebelumnya, pemborong harus segera
memberitahukan Konsultan MK untuk meminta petunjuknya.
h. Penolakan Tiang
Tiang yang tidak dilaksanakan dengan benar serta tidak memenuhi
spesifikasi ini akan ditolak. Pemborong wajib membuat tiang pengganti
tanpa biaya tambahan.
Segera setalah pekerjaan selesai, Pemborong harus membuat “As built
drawing” dari letak dan kedalaman tiang pancang mini pile.
Pengujian Tiang dengan metode Angker .
a. UMUM
1. Pelaksana Pekerjaan harus melaksanakan Pile load test pada 3 titik Tiang
Pancang dia 25 cm yang meliputi 2 titik untuk test Initial load test pada awal
pengeboran untuk test tekan dengan sistim Ground Anchors (Tiang Jangkar ) dan
1 titik test lateral, lokasinya akan ditentukan oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi (MK) dan Perencana dari hasil pengamatan pelaksanaan dan data
tanah
2. Pengujian pembebanan harus dilakukan sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan dalam spesifikasi ini. Kontraktor harus mempersiapkan segala
perlengkapan yang dibutuhkan untuk dapat melakukan pengujian pembebanan,
termasuk mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan
ini, seperti izin, mengamankan lokasi di sekitar titik pengujian dll.
3. Pengujian harus dilakukan di bawah Direksi Pekerjaanan tenaga ahli yang
berpengalaman di dalam pekerjaan ini. Semua personal yang terlibat harus sudah
betul-betul berpengalaman dan harus sudah terlatih, agar pekerjaan dapat
dilakukan dengan baik.
4. Pengujian tersebut menggunakan Tiang Jangkar (Ground Anchors) , dan
Kontraktor harus mempersiapkan pondasi untuk Tiang Jangkar tersebut,
b. ALAT PENGUJI
1. Kontraktor harus memastikan bahwa semua alat pengukur beban harus benar-
benar duduk dengan posisi yang baik , sehingga pada saat beban bekerja tetap
dalam kondisi stabil. Semua alat penguji yang digunakan harus dilengkapi dengan
sertifikat kalibrasi yang menyatakan bahwa alat tersebut masih memenuhi syarat
untuk digunakan. Alat yang digunakan harus sesuai dengan besarnya beban yang
akan digunakan sehingga akurasi pengujian dapat dipertanggungjawabkan.
2. Peralatan untuk pengadaan dan penerapan beban tekan yang diketahui besarnya
terhadap tiang pancang, harus dibuat sedemikian rupa hingga beban dapat
bekerja aksial menurut sumbu tiang guna menghindari pembebanan eksentris.
Suatu test plate baja dengan tebal minimum 2,5 cm sesuai beban yang
bersangkutan, harus dipasang diatas pile cap/poer guna mendapatkan dukungan
penuh. Ukuran test plate tidak boleh lebih kecil dari pada ukuran kepala tiang
pancang dan juga tidak boleh lebih kecil dari pada dasar Jackram hidrolis.
Test plate tersebut diatas harus dipasang diatas pile cap dengan grout
berkekuatan tinggi yang cepat mengeras. Test plate harus dipasang secara
centris terhadap tiang pancang dan tegak lurus pada sumbu memanjang tiang.
Ram jack hidrolis harus diletakkan sentris pada test plate dengan suatu bearing
plate baja diantara bidang atas jack ram dan bidang dasar test beam. Bearing
plate harus mempunyai ukuran cukup untuk menampung ram jack serta
mendukung bidang dasar test beam sebaik-baiknya.
5. Dial Gauge
Untuk mengukur penurunan aksial tiang percobaan, dipergunakan alat
pengukur berupa dial gauge.
Dua buah reference beam, masing-masing pada setiap sisi tiang percobaan,
harus ditempatkan sedemikian rupa hingga searah dengan test beam.
Harus ditempatkan atau dipasang 4 buah dial gauge yang ditempatkan pada
tiang percobaan secara diametral. Masih dibutuhkan 2 buah dial gauge untuk
mengukur gerakan horizontal, yang ditempatkan tegak lurus satu dari yang lain.
Grafik beban/settlement.
Grafik beban/waktu.
Grafik settlement/waktu.
Settlement total pada ujung tiang pancang akibat beban kerja (dari data
pengujian).
Settlement sisa pada ujung tiang pancang akibat beban kerja (dari data
pengujian).
f. PROSEDUR PENGUJIAN
1. Prosedur pengujian harus sesuai dengan ASTM D 1143-81.
Untuk pengujian ini disyaratkan mempergunakan set-up system Tiang Jangkar
(Ground Anchors), dengan urut-urutan beban seperti tercantum di bawah.
Syarat-syarat pelaksanaan pengujian mencakup hal-hal sbb :
Prosedur pembebanan
g. PROSEDUR PEMBEBANAN
Resultant beban-beban percobaan harus segaris dengan sumbu memanjang tiang
pancang. Jika hal tersebut belum terpenuhi maka pembebanan tidak boleh
dilakukan, karena akan menimbulkan eksentrisitas pada tiang pancang yang diuji.
25 A
I 50 60
25 20
0 60
50 20
75 A
II 100 60
75 20
50 20
0 60
50 20
100 20
III 125 A
150 B
100 60
50 60
0 720
Dst...
Keterangan :
A = Minimum 1 jam dengan ketentuan penurunan lebih kecil atau sama dengan
0,25 mm/jam; dan maximum 2 jam.
B = Minimum 12 jam dengan ketentuan penurunan lebih kecil atau sama dengan
0,25 mm/jam terakhir atau 24 jam kecuali kalau sudah longsor.
25 10
I 50 10
25 10
0 10
50 10
75 15
II 100 20
50 10
0 10
50 10
100 10
125 20
III 150 20
III 75 10
0 10
50 10
100 10
150 10
170 20
180 20
190 20
IV 200 60
150 10
100 10
50 10
0 60
Keterangan :
A = Minimum 1 jam dengan ketentuan penurunan lebih kecil atau sama dengan
0,25 mm/jam; dan maximum 2 jam.
B = Minimum 12 jam dengan ketentuan penurunan lebih kecil atau sama dengan
0,25 mm/jam terakhir atau 24 jam kecuali kalau sudah longsor.
10 Qu
Settlement (mm)
20 X A
B
30
40
C
50
P (ton)
0 100
10 20 30 40 50
Settlement (mm)
P (ton)
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900
Qu
10
Settlement (mm)
20
30
40
50
P (ton)
c1
Qu = 1 / c1
0
10 20 30 40 50
Settlement (mm)
3. Pengujian Lateral
Seperti yang dilakukan untuk evaluasi atas pengujian aksial, maka untuk
pengujian lateral juga akan digunakan metode yang berlaku umum. Dan jika tidak
dijumpai penyimpangan, maka secara umum dapat ditentukan bahwa daya
dukung lateral izin ditentukan berdasarkan pergeseran lateral sebesar 6,25 mm
pada beban 200 % dari gaya horisontal izin.
l. LAPORAN TEKNIS
Laporan mengenai hasil loading test harus mencakup hal-hal sebagai berikut
Lendutan pampat (settlement) total pada ujung tiang pancang akibat beban kerja
(dari data pengujian).
Lendutan pampat (settlement) sisa pada ujung tiang pancang akibat beban kerja
(dari data pengujian).
Faktor keamanan terhadap lendutan pampat (settlement) sisa tertentu (dari data
pengujian).
Laporan teknis percobaan beban tiang hanya dapat diterima apabila ditandatangani
oleh seorang Ahli Geoteknik yang bersertifikat.
Kecuali ditentukan lain semua pekerjaan pada bab ini, seperti terlihat atau
terperinci harus seusai dengan persyaratan dari seluruh bagian dari dokumen
kontrak.
B. Catatan-catatan
3.4.1.3. Referensi-referensi
Pekerjaan yang tercantum pada bab ini, kecuali ditentukan lain seperti catatan
pada gambar-gambar atau seperti diperinci disini, harus disesuaikan dengan edisi
terakhir dari peraturan-peraturan, standard-standard atau spesifikasi-spesifikasi
berikut:
A. Setiap pengiriman harus berasal dari sumber yang telah disetujui dan harus
disertai surat keterangan percobaan dari pabrik (manufacturer’s test
certificate).
B. Selain seperti yang disyaratkan pada SII-0136 setiap jumlah pengiriman 20ton
baja tulangan harus diadakan pengujian periodic minimal 5 contoh yang terdiri
dari 3 benda uji untuk uji tarik, 1 benda uji untuk uji lengkung, dan 1 benda uji
mill test untuk setiap diameter batang baja tulangan. Pengambilan contoh baja
tulangan akan ditentukan oleh “pengawas yang ditunjuk”.
C. Semua pengujian tersebut di atas meliputi uji tarik, lengkung, dan mill test
harus dilakukan di laboratorium Lembaga Uji Konstruksi BPPT (LUK BPPT)
Serpong atau Laboratorium lainnya yang direkomendasikan oleh “pengawas
yang ditunjuk” dan minimal sesuai dengan SII-0136-84 salah satu standard uji
yang dapat dipakai adalah ASTM A-615. Pengujian harus dilakukan pada saat
awal, pertengahan dan akhir proyek, dimana semua biaya pengujian tersebut
ditanggung oleh kontraktor.
D. Segala macam kotoran, karat, cat, minyak atau bahan-bahan lain yang
merugikan terhadap kekuatan rekatan harus dibersihkan.
E. Tulangan harus ditempatkan dan dipasang cermat dan tepat dan diikat dengan
kawat dari baja lunak.
3.4.1.5. Penyerahan-penyerahan
A. Gambar-gambar pelaksanaan
B. Sertifikat
C. Hasil percobaan
3.4.2. BAHAN-BAHAN/PRODUK
3.4.2.1. Bahan-Bahan
A. Tulangan
Tulangan dengan diameter < 10 mm harus baja lunak dengan tegangan leleh
2400 kg/cm2
Tulangan dengan diameter ≥ 10 mm harus baja tegangan tarik tinggi, batang
berulir dengan tegangan leleh 4000 kg/cm2
Dudukan tulangan haruslah tahu beton yang dilengkapi dengan kawat pengikat
yang ditanamkan, atau Individual High Chairs.
E. Kawat pengikat
A. Bahan-bahan harus dari produk yang sama seperti yang telah disetujui oleh
“pengawas yang ditunjuk”.
B. Sertifikat dari percobaan (percobaan giling atau lainnya) untuk semua tulangan
yang dipakai harus diperlihatkan. Percobaan-percobaan ini harus
memperlihatkan hasil-hasil dari semua komposisi kimia dan sifat-sifat fisik.
3.4.3.1. Persiapan
A. Pembersihan
Sebelum pengecoran beton, tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit
gilling (mill steel) dan karat lepas, serta bahan-bahan lain yang mengurangi
daya lekat. Bersihkan sekali lagi tonjolan pada tulangan atau pada sambungan
konstruksi untuk menjamin kerekatannya.
B. Pemilihan/seleksi
A. Umum
Sesuai dengan yang tercantum pada gambar dan PBI-2013 koordinasi dengan
bagian lain dan kelancaran pengadaan bahan serta tenaga perlu diadakan
untuk menghindari keterlambatan.
Adakan/berikan tambahan tulangan pada lubang-lubang (openings)/bukaan.
B. Pemasangan
Tulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat dengan kawat baja, hingga
sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempatnya.
1. Tulangan pada dinding dan kolom-kolom beton harus dipasang pada posisi
yang benar dan untuk menjaga jarak bersih digunakan spacers/penjaga
jarak.
2. Tulangan pada balok-balok footing dan pelat harus ditunjang untuk
memperoleh lokasi yang tepat selama pengecoran beton dengan penjaga
jarak, kursi penunjang dan penunjang lain yang diperlukan.
3. Tulangan-tulangan yang langsung di atas tanah dan di atas agregat
(seperti pasir, kerikil) dan pada lapisan kedap air harus dipasang/ditunjang
hanya dengan tahu beton yang mutunya paling sedikit sama dengan mutu
beton yang akan dicor.
4. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup
beton. Untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang
terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton
yang akan dicor. Penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok
persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 4
buah setiap m2 cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak ini harus
tersebar merata.
5. Pada pelat-pelat dengan tulangan rangkap, tulangan atas harus ditunjang
pada tulangan bawah oleh batang-batang penunjang atau ditunjang
langsung pada cetakan bawah atau lantai kerja oleh blok-blok beton yang
tinggi. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan letak dari
tulangan-tulangan pelat yang dibengkok yang harus melintasi tulangan
balok yang berbatasan.
3.4.3.4. Las
Bila diperlukan atau disetujui, pengelasan tulangan beton harus sesuai dengan
“reinforcing steel welding code (AWS D 12.1)”. Pengelasan tidak boleh dilakukan
pada bengkokan di suatu batang, pengelasan pada persilangan (las titik) tidak
diijinkan kecuali seperti dianjurkan atau disahkan oleh “pengawas yang ditunjuk”.
ASTM spesefication harus disertakan dengan persyaratan jaminan kahandalan
kemampuan las dengan cara ini.
Apabila dalam gambar desain jumlah luas tulangan kolom melampaui 3% dari
luas penampang kolom, maka harus dipakai sambungan mekanik yang mana
pelaksanaannya harus dilakukan secara berselang-seling. Jenis sambungan
yang dipergunakan haruslah yang disetujui oleh “pengawas yang ditunjuk”.
3.4.3.6. Penutup/selimut beton minimum (kecuali ditentukan lain)
Penutup/ selimut beton minimum, diukur dari permukaan beton sampai tepi terluar
besi tulangan terluar yang dibungkus penutup beton tersebut.
Pelat, dinding
Kolom
C. Beton harus terbuat dari semen, agregat dan air. Bahan tambahan lain yang
akan dipergunakan harus mendapat persetujuan dari ''pengawas yang
ditunjuk''.
Semua pekerjaan yang tecantum dalam bab ini, kecuali tercantum dalam gambar
atau diperinci, harus memenuhi edisi terakhir dari peraturan, standard dan
spesifikasi berikut:
K. ASTM – C231 Standard Test Method for Air Content of Freshly Mixed
Concrete by the Pressure Method.
3.5.1.4. Penyerahan-penyerahan.
Semua data untuk trial mix yang disyaratkan pada 2.10.C. (Trial Mix) dari bab
ini, harus diserahkan kepada Engineer.
E. Contoh-contoh lain
F. Laporan-laporan
G. Pengecoran beton
A. Umum
B. Semen :
C. Aggregat
Agregat halus maupun kasar : analisa tapis, berat jenis, persentasi dari void
(kekosongan), penyerapan, dan kelembaban dari agregat kasar dan halus.
Berat kering dari agregat kasar. Modulus terhalus dari agregat halus.
D. Air
Test kimia.
E. Percobaan Beton
2. Percobaan laboratorium
Jumlah silinder percobaan untuk struktur beton kecuali tiang bor adalah
sebagai berikut :
Contoh dari satu batch yang dipilih secara acak harus diambil sebagai berikut :
Pengambilan sample digunakan untuk test 7 hari, 14 hari dan 28 hari, sisannya
disimpan untuk cadangan.
Contoh-contoh tersebut di atas harus diambil pada tempat penuangan dari truk dan
pada rentang waktu antara kira-kira 15% sampai 85% dari beban muatan truk.
Pada setiap pengambilan contoh dari satu batch, harus diambil beton segar sebanyak
kira-kira 30 kg, dengan memakai ember atau alat yang tidak menyerap.
Contoh tersebut diaduk ulang lagi dengan baik pada suatu alas yang datar kemudian
dibagi menjadi dua bagian dan prosedur membuat contoh harus mengikuti SK SNI M-
62-1990-03; Metode pembuatan dan perawatan benda uji beton di Laboratorium.
Tingkat kekuatan dari suatu mutu beton dinyatakan mencapai memenuhi kekuatan
beton yang disyaratkan fc’ bila memenuhi ketentuan berikut :
1. Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil uji yang masing-masing terdiri dari empat
hasil uji kuat tekan tidak kurang dari fc’ + 0.82 S, dimana S adalah standard deviasi
dari kelompok nilai hail uji yang ditinjau.
2. Tidak satupun dari hasil uji tekan (rata-rata dari dua silender) mempunyai nilai
dibawah 0.85 fc’
3. Dua dari hasil percobaan kekuatan tekan tidak boleh mempunyai deviasi lebih dari
20% dari nilai tertinggi.
Dimana :
Jumlah maksimum penolakan beton di lapangan dari keputusan apapun adalah sebagai
berikut :
Untuk Contoh m3
Apabila mutu beton uji berdasarkan hasil percobaan kekuatan silinder ternyata lebih
rendah dari yang disyaratkan, maka harus dilakukan percobaan-percobaan dengan
tahapan sebagai berikut :
a. “Hammer Test”, percobaan palu beton, harus sesuai dengan ASTM C-805-79.
Apabila hasil dari percobaan ini masih lebih rendah dari yang disyaratkan, maka
harus dilakukan percobaan tahap berikut.
b. “Drilled Core Test”, harUS sesuai dengan ASTM C42-77 apabila hasil dari
percobaan “drilled core” ini masih lebih rendah dari yang disyaratkan, maka harus
dilakukan percobaan tahap berikut.
c. Loading test/Percobaan pembebanan harus sesuai dengan PBI-71 dan ACI-318-
89. Apabila hasil dari percobaan pembebanan ini masih lebih rendah dari yang
disyaratkan, maka beton dinyatakan tidak layak pakai.
F. Pengujian Slump
3.5.2. Bahan-bahan/Produk
Sedapat mungkin, semua bahan dan ketenagaan harus disesuaikan dengan
peraturan-peraturan Indonesia dan dilakukan test content pada saat awal,
pertengahan dan akhir proyek.
Semen
A. Mutu semen
4. Cement content minimum yang disyaratkan adalah sesuai dengan PBI, yaitu :
untuk beton umum minimal 275 kg, sedangkan untuk beton yang menggunakan
integral water proofing minimum adalah 350 kg
B. Penyimpanan Semen
Agregat
A. Agregat untuk beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII 0051-82
“Agregat Untuk Adukan Beton, Cara Penentuan Besar Butir” dan SII 0052-80 “ Mutu
dan Cara Uji Agregat Beton” dan bila tidak tercakup dalam SII 0052080, maka harus
memenuhi spesifikasi agrergat untuk beton dan disetuji oleh pengawas yang ditunjuk.
B. Semua agregat harus bersih, keras, dan mempunyai sifat kekekalan (tahan lama)
seperti disyaratkan. Mencuci, memproses, memisahkan, mencampur dan sebagainya
harus dilaksanakan seperlunya untuk mendapat gradasi dan syarat-syarat mekanik
yang disyaratkan.
b. Agregat halus harus terdiri dari distribusi ukuran partikel-partikel seperti yang
ditentukan dari PBI-2013 dan SII 0051-82 dan SII 0052-80
d. Sifat kekal, diuji dengan larutan jenuh garam sulfat, sebagai berikut :
1. jika dipakai natrium-sulfat, bagian yang hancur maksimum 10%
2. jika dipakai magnesium-sulfat, bagian yang hancur maksimu 15%
Yang dimaksud dengan agregat kasar yaitu kerikil hasil disintegrasi alami dari batu-batuan
atau batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu, dengan butir lebih kecil 30 mm,
keras, kuat dan bebas lumpur, tanah liat dan bahan-bahan organik.
a. Gradasi dari agregat kasar harus sesuai dengan PBI-2013, SII 0051-82 dan
SII 0052-80
b. Butir-butir harus terdiri dari berbagai ukuran seperti yang dinyatakan di PBI-
2013. Sisa diatas ayakan 31.5 mm harus 0% berat; Sisa di atas ayakan 4 mm
harus berkisar antara 90% dan 98% berat, selisih antara sisa-sisa kumulatif
diatas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60% dan minimum 10%
berat.
c. Mutu koral, butir-butir keras, bersih dan tidka berpori, batu pecah jumlah butir-
butir pipoh maksimum 20% bersih, tidak mengandung zat-zat aktif alkali,
bersifat kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
d. Sifat kekal diuji dengan larutan jenuh garam sulfat sebagai berikut :
1. jika dipakai natrium-sulfat, bagian yang hancur maksimum 12%
2. jika dipakai magnesium-sulfat, bagian yang hancur maksimu 18%
f. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (terhadap berat kering), yang
diartikan lumpur adalah bagian-bagian yang melalui ayakan 0.063 mm apabila
kadar lumpur melalui 1% maka agregat kasar harus dicuci.
g. Tidak boleh mengandung zat-zat yang reaktif alkali yang dapat merusak beton.
Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus bersih, tidak boleh mengandung minyak,
asam alkali, garam-garam, bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak
beton serta baja tulangan atau jaringan kawat baja. Untuk mendapatkan kepastian
kelayakan air yang akan dipergunakan, maka air harus diteliti pada laboratorium yang
disetujui oleh pengawas yang ditunjuk.
Admixture harus disimpan dan dilindungi untuk menjaga kerusakan dari container.
Admixture harus sesuai dengan ACI 212.2R-71 dan ACI 212.2R-64. Segala macam
admixture yang akan digunakan dalam pekerjaan harus disetujui oleh pengawas yang
ditunjuk. Admixture yang mengandung chlorode atau nitrat tidak boleh dipakai.
Pemakaian bahan-bahan untuk curing dengan persetujuan engineer dan harus sesuai
persyaratan berikut :
- karung goni
- liquid membrane forming compounds mengikuti ASTM C-309
Waterstops
Joint Filler
A. Kontraktor harus memasok dan memasang premoulded joint filler pada semua
expansion joints dan dimana ditunjukan pada gambar. Kecuali disyaratkan lain, joint
filler haruslah yang resin atau bitumen bonded cork. Bahannya harus dari pabrik yang
disetujui oleh engineer dan harus sesuai dengan :
B. Kontraktor harus menyerahkan sertifikat test dari pabrik untuk setiap pengiriman dari
setiap joint filler yang dikirim ke lapangan.
Water Proofing
- Untuk dinding basement, STP dan pelat lantai basement & podium (GF) menggunakan
additive (integral waterproofing) harus dipakai admixture kimiawi yang berbentuk
kering (dry powder).
- Untuk lantai atap dipakai membrane sheet dengan sistem self adhesive berupa
Rubberized Asphalt.
- Untuk GWT menggunakan additive non toxic (integral waterproofing) harus dipakai
admixture kimiawi yang berbentuk kering (dry powder).
- Untuk Kolam renang atau balkon menggunakan type coating atau membrane system.
- Untuk area basah (KM/WC) menggunakan type coating
Floor Hardener
Sebagai lapisan anti aus yang bekerja pada permukaan beton, dimana dipergunakan
untuk lantai beton yang diekspos dan untuk keperluan beban berat, harus diberikan floor
hardener dengan kepadatan sebagai berikut :
- Lantai parkir/sirkulasi lalu lintas normal, kepadatan sedang 0.45 kg/m2 (4.5 kg/m3)
- Ruang ME, kepadatan normal 0.3 kg/m2 (3 kg/m3)
- Loading dock/sirkulasi lalu lintas padat, kepadatan tinggi 0.6 kg/m2 (6 kg/m3)
A. Kekuatan ultimate tekan beton silinder 150 mm x 300 mm umur 28 hari , kecuali
ditentukan lain, harus sperti berikut :
1. Beton struktur untuk pelat dan balok adalah fc’ – 350 kg/cm2, sedangkan
kolom dan shearwall fc’ – 550 kg/cm2 s/d fc’ – 450 kg/cm2
2. Semua beton non struktural seperti lantai kerja dan sebagainya fc’ = 100
kg/cm2
Kondisi Exposure Ratio air bahan semenan fc’ minimum, beton normal
maximum, dalam berat, dan beton agregat ringan
beton dengan agregat (psi)
normal.
C. Trial Mixes.
1. Umum
Setiap design mix harus menunjukan cement content, water cement ratio, water
content, agregat gradation, slump, air content, dan kekuatan (strength), fly ash
content dan addimixture content
2. Percobaan laboratorium
Apabila design mixes sudah disetujui, percobaan-percobaan pada setiap
campuran harus dilaksanakan di lapangan untuk membuktikan cukup tidaknya
mixes dan menunjukan :
a. Cement content
b. Water cement ratio
c. Workability/slump
d. Drying shrinkage
e. Kekuatan beton pada umut 7,14,dan 28 hari
f. Kepadatan
g. Fly ash content
Kekuatan beton dari trial mixer harus 25% lebih dari kekuatan yang disyaratkan.
Dari setiap trial mix, dibuat sedikitnya 6 (enam) silinder untuk memutuskan.
Dimana : 2 buah untuk test kekuatan beton umur 7 hari, 2 buah untuk test kekuatan
beton umur 14 hari, 2 buah untuk test kekuatan beton umur 28 hari
3. Pengujian di lapangan
Begitu pengujian laboratorium telah lengkap dengan memuaskan, pengujian
dengan skala penuh memakai tempat dan peralatan yang akan dipakai untuk
pekerjaan permanen harus dilaksanakan. Tempat dan peralatan harus dipelajari
D. Bahan Tambahan
Kontraktor harus memastikan bahwa pemakaian dari setiap bahan tambahan yang
disetujui tidak akan mempengaruhi kekuatan, ketahanan atau penampilan dari
penyelesaian akhir pekerjaan beton. Admixture yang mengandung chloride atau
nitrat tidak diperbolehkan.
Slump pada
1. Pelat basement, 14 12
pilecap-raft
2. Pelat lantai, balok,
kolom, shearwall, 16 14
Dinding basement
3. Pembetonan 12.5 7.5
massal
Untuk beton dengan bahan tambahan plasticizer, nilai slump dapat dinaikkan sampai
maksimum 1.5 cm di atas harga maksimum.
B. Pemeriksaan bagi pengawas yang ditunjuk diadakan jalan masuk ke proyek dan
ke tempat pengantaran contoh atau pemeriksaan pekerjaan yang dapat dilalui
setiap waktu. Denah dan semua peralatan untuk pengukuran, adukan, dan
pengantaran beton harus diperiksa oleh pengawas yang ditunjukan sebelum
pengadukan beton
C. Adukan beton harus sesuai dengan perbandingan campuran yang sesuai dengan
yang telah diuji di laboratorium dan disetujui, serta secara konsisten harus dikontrol
bersama-sama oleh kontraktor dan supplier beton ready-mixed. Kekuatan beton
minimum yang dapat diterima adalah berdasarkan hasil pengujian yang diadakan
di laboratorium.
D. Temperatur beton yang diijinkan dari campuran beton tidak boleh melampaui 35
derajat celcius. (350C)
E. Menambahkan bahan tambahan pada plant harus sesuai dengan instruksi yang
diberikan pabrik. Bila dipakai dua atau lebih bahan tambahan, maka bahan
tambahan harus ditambahkan secara terpisah untuk bahan yang lain dan
mengikuti instruksi pabrik. Bahan tambahan harus sesuai dengan ACI 212.2R-71
dan ACI 212.1R-64
F. Tidak di perbolehkan menambahkan air pada batch plant dan atau pada lapangan
proyek dan selama pengankutan beton. Penambahan air untuk menaikan slump
atau alasan apa pun tidak diperkenankan.
G. Truk-truk harus dilengkapi dengan alat untuk mengukur air yang akurat dan alat
untuk menghitung putaran.
H. Beton harus dituangkan seluruhnya dilapangan proyek dalam waktu satu setengah
jam atau sebelum truk minxer mecapai 300 putaran (mana yang terlebih dahulu).
I. Penggetaran ulang beton (yang sudah mulai pengikatan awal) tidak diijinkan
L. Untuk pemakaian fly ash pada beton ready mixed, hanya diperbolehkan dengan
kandungan maksimum 15%.
Kecuali disetujui oleh pengawas yang ditunjuk semua beton haruslah beton ready-
mixed yang didapat dari sumber yang disetujui, dengan takaran, adukan serta cara
pengiriman atau pengangkutan harus memenuhi persyaratan di dalam ASTM C94-
78a, ACI 304-73, ACI Committee 304 serta mengikuti pasal 2.11 dari bab ini.
Beton dari bahan-bahan dan disain mixes disini harus mengikuti pengukuran,
pencampuran dan pengadukan dengan pelat sesuai PBI-2013
A. Batching
2. Mekanisme timbangan harus akurat sampai setengah dari satu persen dalam
kondisi operasi dan timbangan harus disediakan agar mudah dilihat oleh
operator
3. Air harus ditambahkan kedalam mixer dari suatu reservoir yang terpisah dan
harus diperiksa dengan penyetelan untuk kelembaban di dalam agregat.
Apabila diperlukan bahan tambahan, maka harus dipakai suatu dispenser yang
terpisah, seperti yang direkomendasikan atau disediakan oleh pabrik bahan
tambahan dan disetujui oleh '' Pengawas yang ditunjuk''.
B. Pencampuran
1. Mixing plant harus mempunyai sebuah drum yang mampu untuk menampung
bahan-bahan dan air dan mencampurnya menjadi suatu konsistensi yang
homogen dalam waktu yang masuk akal. Waktu ini harus ditentukan di
lapangan dengan percobaan yang berdasarkan pada rekomendasi pabrik
mixing plant.
A. Pengangkutan dan pengiriman beton harus sesuai dengan PBI – 2013, ACI 304 –
73, ACI Committee 304 dan ASTM C94-92a.
2. Cara pengangkutan adukan beton harus lancar sehingga tidak terjadi perbedaan
waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah dicor dan yang
akan dicor. Memindahkan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat
pengecoran dengan perantaraan talang-talang miring hanya dapat dilakukan
setelah disetujui oleh ''Pengawas yang ditunjuk''. Dalam hal ini, ''Pengawas
yang ditunjuk'' mempertimbangkan persetujuan penggunaan talang miring ini,
3. Adukan beton pada umumnya sudah harus dicor dalam waktu 1 jam setelah
pengadukan dengan air dimulai. Jangka waktu ini harus diperhatikan, apabila
diperlukan waktu pengangkutan yang panjang. Jangka waktu tersebut dapat
diperpanjang sampai 2 jam, apabila adukan beton digerakkan kontinu secara
mekanis. Apabila diperlukan jangka waktu yang lebih panjang lagi, maka harus
dipakai bahan-bahan penghambat pengikatan yang berupa bahan pembantu
yang ditentukan dalam PBI 2013.
5. Dalam pengecoran kolom atau dinding tipis untuk ketinggian yang besar,
bukaan pada cetakan, talang untuk mengecor beton yang flexible, tremmie
atau perlengkapan lain yang disetujui harus dipakai untuk memperoleh
pengecoran beton yang baik seperti yang diijinkan.
A. Persiapan :
Dalam segala hal, beton tidak boleh ditimbun di galian manapun, kecuali bila
galian tertentu telah bebas air dan/atau lumpur.
4. Penulangan harus sudah terjamin menurut bab 2 dan diperiksa serta disetujui.
Logam-logam yang ditanam harus bebas dari adukan lama, minyak, karat besi
dan pengerakan lain ataupun lapisan yang dapat mengurangi rekatan. Kereta
pengangkut adukan beton yang beroda tidak boleh dijalankan melalui tulangan
6. Penutup beton
Bila tidak disebutkan lain tebal penutup beton harus sesuai dengan
persyaratan SNI-2847-2013 atau ACI 318-89.
Bila tidak ditentukan lain, maka penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-
blok persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 8
buah setiap meter cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak tersebut
harus tersebar merata.
3. Selongsong pipa boleh menembus pelat atau dinding, asalkan disiapkan untuk
tidak diekspos terhadap karat atau gangguan lain dan dicat atau dilapis galbani.
Jarak dari selongsong tidak boleh kurang dari 3 kali diameter selongsong pusat ke
pusat.
5. Selongsong, pipa-pipa atau benda-benda yang ditanam dalam beton tidak boleh
dari alumunium.
6. Pemasangan dari pipa dan/ atau benda yang ditanam dalam pelat dan atau balok
harus sedemikian sehingga tulangan utama tidak melendut oleh benda-benda
manapun yang ditanam dalam beton.
7. Pipa dan atau benda yang ditanam dalam pelat beton tidak boleh mempunyai
diameter luar lebih besar dari ketebalan pelat dan tidak tidak boleh ditempatkan
dibawah tulangan bawah ataupun diatas tulangan atas dan harus berada di daerah
pusat dari ketebalan pelat. Jarak bersih antara dua pipa dan/atau benda yang
ditanam yang bersebelahan harus sebesar maungkin, tapi tidak kurang dari 10 cm
minimum atau 4 (empat) kali diameter pipa dan/atau benda yang ditanam yang
dipakai.
C. Pengecoran beton
1. Beton harus dicor sesuai persyaratan dalam PBI 2013 ataupun ACI-304-73, ACI
Committee 304, ASTM C 94-92a.
2. Beton yang akan dituang harus ditempatkan sedekat mungkin kecetakan akhir
dalam posisi lapisan horizontal kira-kira tidak lebih dari ketebalan 30 cm.
3. Tinggi jatuh dari beton yang dicor jangan melebihi 2 m bila tidak disebutkan lain
atau disetujui Engineer.
4. Untuk beton expose, tinggi jatuh dari beton yang dicor tidak boleh lebih dari 1,5 m.
Bila diperlukan tinggi jatuh yang lebih besar, belalai gajah, corong pipa cor ataupun
benda-benda lain yang disetujui harus diperiksa, sedemikian sehingga
pengecoran beton efektif pada lapisan horisontal tidak lebih dari ketebalan 30 cm
dan jarak dari corong haruslah sedemikian sehingga tidak terjadi
segregasi/pemisahan bahan-bahan.
Pengangkutan dan pengecoran, setiap lapis dari beton struktur harus sesuai
dengan ACI-304-73, ACI Committee 304, ASTM C 94-78a, PBI-2013.
5. Beton yang telah mengeras sebagian atau yang telah dikotori oleh bahan asing
tidak boleh dituang ke dalam struktur.
7. Bila pelaksanaan pengecoran akan dilakukan dengan cara atau metoda diluar
ketentuan yang tercantum di dalam PBI 2013 termasuk pekerjaan yang tertunda
ataupun penyambungan pengecoran, maka ''Kontraktor'' harus membuat usulan
termasuk hasil pengujiannya untuk mendapatkan persetujuan dari
''pengawas yang ditunjuk'' paling lambat 3 minggu sebelum pelaksanaan dimulai.
D. Pemadatan beton
2. Alat penggetar harus type electric atau pneumatic power driven, type ''immersion'',
beroperasi pada 7000 RPM untuk kepala penggetar lebih kecil dari diameter 180
mm dan 6000 RPM untuk kepala penggetar berdiameter 180 mm, semua dengan
amplitudo yang cukup untuk menghasilkan kepadatan yang memadai.
3. Alat penggetar cadangan harus disiapkan untuk keadaan darurat di lapangan dan
lokasi penempatannya sedekat mungkin mendekati tempat pelaksanaan yang
masih memungkinkan.
e. Jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila adukan mulai nampak
mengkilap sekitar jarum (air semen mulai memisahkan diri dari agregat),
yang pada umumnya tercapai setelah maximum 30 detik. Penarikan jarum
ini tidak boleh dilakukan terlalu cepat, agar rongga bekas jarum dapat diisi
penuh lagi dengan adukan.
f. Jarak antara pemasukan jarum harus dipilih sedemkian rupa hingga
daerah-daerah pengaruhnya saling menutupi.
3.5.4.4. Sambungan-sambungan
A. Kontrol join
Kontrol join lokasi dan konstruksinya seperti didetailkan pada gambar. Kecuali
ditentukan lain pada gambar, semua baris tulangan diteruskan melewati kontrol join.
Apabila control join tidak ditunjukkan pada gambar-gambar kontrak, serahkan lokasi
yang diusulkan untuk mendapat persetujuan perencana.
1. Siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa hingga tidak
banyak mengurangi kekuatan dari konstruksi. Siar pelaksanaan harus
direncanakan sedemikian sehingga mampu meneruskan geser dan gaya-gaya
lainnya. Apabila tempat siar-siar pelaksanaan tidak ditunjukkan dalam gambar-
gambar rencana, tempat siar-siar pelaksanaan itu harus disetujui oleh “pengawas
2. Antara pengecoran balok atau pelat dan pengakhiran pengecoran kolom harus ada
waktu antara yang cukup, untuk memberi kesempatan kepada beton dari kolom
untuk mengeras. Balok, pertebalan miring dari balok dan kepala-kepala kolom
harus dianggap sebagai bagian dari sistim lantai dan harus dicor secara monolit
dengan itu.
3. Pada pelat dan balok, siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan kira-kira ditengah-
tengah bentangnya, dimana pengaruh gaya melintang sudah banyak berkurang.
Apabila pada balok di tengah-tengah bentangnya terdapat pertemuan atau
persilangan dengan balok lain, maka siar pelaksanaan ditempatkan sejauh 2 kali
lebar balok dari pertemuan atau persilangan itu.
4. Permukaan beton pada siar pelaksanaan harus diberikan dari kotoran-kotoran dan
serpihan beton yang penuh.
5.
Sesaat sebelum melanjutkan penuangan beton, semua siar pelaksanaan harus
cukup lembab dan air yang menggenang harus disingkirkan.
C. Sambungan ekspansi (Expansion Joints)
1. Beton tidak boleh dituang pada kedua sisi dari sambungan ekspansi pada waktu
yang bersamaan.
3. Pengisi sambungan ekspansi harus dari jenis yang telah dibentuk (“Premoulded”)
sesuai ASTM D-1751 dan disediakan dalam potongan yang panjang yang
memungkinkan.
4. Lebar kerja dari sambungan ekspansi harus dijaga agar bebas dari segala bahan
yang tidak diperlukan dan kotoran sehingga dapat menjaga sambungan berfunsi
dengan tepat.
Lokasi dari sambungan yang dicor kemudian dan waktu mengecor akan ditentukan oleh
“Engineer”. Kontraktor harus menyerahkan usulan kepada “Engineer” disain secara
detail dari sambungan yang dicor kemudian untuk mendapat persetujuan.
E. Join sealants
A. Perawatan (Curing)
1. Secara umum harus memenuhi persyaratan di dalam PBI 2013 dan ACI 301-
72/75, ACI 301, ACI-308
3. Beton setelah di cor harus dilindungi terhadap proses pengeringan yang belum
saatnya dengan cara mempertahankan kondisi dimana kehilangan kelembaban
adalah minimal dan suhu yang konstan dalam jangka waktu yang diperlukan untuk
proses hydrasi semen serta pengerasan beton.
2. Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan betonpun harus tetap dalam
keadaan basah. Apabila cetakan dan acuan beton dibuka sebelum selesai masa
perawatan maka selama sisa waktu tersebut pelaksanaan perawatan beton tetap
dilakukan dengan membasahi permukaan beton terus menerus dengan
menutupinya dengan karung-karung basah atau dengan cara lain yang disetujui
oleh “pengawas yang ditunjuk”.
3. Perawatan dengan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan udara luar, pemanasan
atau proses-proses lain untuk mempersingkat waktu pengerasan dapat dipakai
tetapi harus disetujui terlebih dahulu oleh “pengawas yang ditunjuk”.
Pada cuaca panas, waktu temperature udara 32ºC atau lebih, pada 24 jam
pertama dilakukan perawatan dengan air, kemudian dipasang bahan campuran
perawatan (curing compound). Permukaan-permukaan beton yang akan
behubungan dengan beton lain atau bahan cementitious, atau yang diindikasikan
akan menerima bahan perkerasan (hardener) dan dust proofer treatment, atau
diindikasikan menerima membrane waterproofing atau atap, harus dirawat dengan
air dan dilindungi dengan kertas perawatan seperti yang disyaratkan, atau bahan
lain yang disetujui, dijaga selalu pada tempatnya selama masa perawtan. Bahan
campuran perawatan yang akan menjaga perlekatan dari lantai pegas (resilient
flooring) terhadap beton tidak boleh dipakai, dan Kontraktor harus menyerahkan
bahan perawatan atau metoda lain untuk mendapat persetujuan Engineer. Jangan
1. Selama pengadukan
Dalam udara panas, bahan-bahan beton didinginkan (memakai es sampai air
dingin) sebelum dicampur, agar pemeliharaan dari suhu beton masih dalam
batasan yang disyaratkan. Tidak diijinkan pemakaian air hujan untuk menambah
campuran air.
a. Umum
Harus disediakan penutup selama pengecoran dan perawatan dari beton untuk
melindungi beton terhadap hujan dan terik matahari.
d. Perlindungan bahan-bahan
Peliharalah dan jagalah bahan-bahan dan peralatan di lapangan agar siap
untuk digunakan.
A. Sesuai dengan dimensi/ukuran tercantum dan ketentuan toleransi pada cetakan beton
Bab1 : PBI-2013, ACI-301 dan ACI-347.
B. Untuk Toleransi ukuran pekerjaan pengecoran beton yang dihasilkan dan lendutan
yang terjadi, diambil patokan sebagai berikut :
- Toleransi pekerjaan beton yang dihasilkan (kolom, shearwall, balok, pelat)
adalah 1 : 1000, dalam arti setiap 1 m di ijinkan toleransi hasilnya sebesar 1
mm.
- Untuk Lendutan yang diijinkan adalah : L/360 (untuk struktur jepit-jepit) dan
L/250 (untuk kantilever struktur), dimana : L adalah bentang struktur.
1. Kecuali ditentukan lain, secara umum harus sesuai dengan ACI-301 (specification
for structural concrete for building)
2. Apabila didapati beberapa toleransi yang dapat dipakai bersamaan, maka yang
harus diambil/dipakai adalah yang terhebat/terkeras.
2. Toleransi untuk pelat beton yang akan di ekspose dan pelat yang akan diberi
karpet harus 3.0 mm dari 3 m.
3. Toleransi untuk pelat dalam menerima kepegasan lantai haruslah 3.0 mm dalam 3
m.
4. Toleransi untuk pelat dalam menerima adukan biasa untuk dasar mengatur
kerramik, batu, bata, ubin lain dan “pavers” (mesin lapis jalan beton), harus 5 mm
dalam 1 m.
Adakan variasi penyelesaian struktur beton keseluruh pembetonan seperti terlihat pada
gambar dan seperti perincian disini.
1. Semua penyelesaian dari lantai harus diselesaikan sampai kemiringan yang benar
sesuai dengan kemiringan untuk pengaliran.
2. Beton yang ditandai untuk mempunyai penyelesaian akhir dengan memakai merek
lain, harus bebas dari segala minyak, karet ataupun lainnya yang dapat
menyebabkan terjadinya ketidaklekatan pada penyelesaian.
Buatlah permukaan yang halus, seragam dan bebas dari tambalan-tambalan, sirip-
sirip, tonjolan-tonjolan, baik tonjolan keluar maupun akibat pemasangan paku,
tepian dari tanda (edge grain marks), bersihkan cekungan-cekungan dan daerah
permukaan celah dari semua ukuran “(clean out pockets and areas of surface
voids of any size)”.
2. Beton tersembunyi dan beton uneksposed perlu ditambal dan diperbaiki dari
keropos dan kerusakan-kerusakan permukaan sebagaimana semestinya sebelum
ditutup permukaannya.
E. Penambalan beton
Siapkan bahan campuran (mortar) untuk penambahan beton yang terdiri dari 1 (satu)
bagian semen (diatur dengan semen putih atau tambahan bahan pewarna bila
diijinkan untuk menyesuaikan dengan warna disekitarnya) dengan 2 ½ (dua setengah)
bagian pasir dengan air secukupnya untuk mendapatkan adukan yang diperlukan.
Siapkan campuran percobaan (trial mixes) untuk menentukan mutu yang sebenarnya.
Siapkan panel-panel contoh (30 cm2) dan biarkan sampai berumur 14 hari sebelum
keputusan akhir dibuat dan penambalan dikerjakan.
Olah lagi adukan seperti diatas sampai mencapai kekentalan yang tertinggi yang
diijinkan untuk pengecoran. Sikat bagian yang akan ditambal dengan bahan perekat
yang terdiri dari pasta campuran air dan semen murni serta tambalkan adukan bila
bahan perekat masih basah.
Hentikan penambalan sedikit lebih luas disekeliling bagian yang ditambal, biarkan
untuk kira-kira satu sampai dua jam untuk member kesempatan terhadap penyusutan
dan penyesuaian penyelesaian (finish flush) dengan permukaan sekelilingnya.
2. Konstrusi beton tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau posisinya
tidak sesuai dengan gambar
3. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang direncanakan.
5. Ataupun semua konstruksi beton yang tidak memenuhi seperti yang tercantum
dalam dokumen kontrak.
6. Atau yang menurut pendapat “pengawas yang ditunjuk” pada suatu pekerjaan
akhir, atau mengenai bahannya atau pekerjaannya pada bagian manapun dari
suatu pekerjaan, tidak memenuhi pernyataan dari spesifikasi.
B. Semua pekerjaan yang dianggap cacat tersebut pada dasarnya harus dibongkar dan
diganti dengan yang baru, kecuali “pengawas yang ditunjuk” atau Konsultan
menyetujui untuk diadakan perbaikan atau perkuatan dari cacat yang ditimbulkan
tersebut. Untuk itu “Kontraktor” harus mengajukan usulan-usulan perbaikan yang
kemudian akan diteliti/diperiksa dan disetujui bila perbaikan tersebut dianggap
memungkinkan.
C. Perluasan dari pekerjaan yang akan dibongkar dan metoda yang akan dipakai dalam
pekerjaan pengganti harus sesuai dengan pengarahan dari “pengawas yang ditunjuk”.
Dalam segala hal, pembongkaran dan perbaikan pekerjaan beton harus dilaksanakan
dengan memuaskan.
D. Semua pekerjaan bongkaran dan penggantian dri pekerjaan cacat pada beton dan
semua biaya dan kenaikan biaya dari pembongkaran atau penggantian harus
ditanggung sebagai pengeluaran “Kontraktor”.
E. Retak-retak pada pekerjaan beton harus diperbaiki sesuai dengan instruksi “pengawas
yang ditunjuk”.
F. Dalam hal terjadi keropos atau retak yang bukan struktur (karena penyusutan dan
sebagainya) atau cacat beton lain yang nyata pada pembongkaran cetakan,
“pengawas yang ditunjuk” harus diberi tahu secepatnya, dan tidak boleh diplester atau
ditambal kecuali diperintahkan oleh “pengawas yang ditunjuk”. Pengisian/injeksi
dengan air semen harus diadakan dengan perincian atau metoda yang paling
memadai/cocok.
A. Beton lama harus dikasarkan dan dibersihkan benar-benar dengan semprotan udara
bertekanan (compressed air) atau sejenisnya.
B. Sesegera mungkin sebelum beton baru dicor, permukaan dari beton lama yang sudah
dibersihkan, harus dilapisi dengan campuran air dan semen murni dalam
perbandingan 1:1 (dalam volume) yang disikatkan pada beton lama.
C. Untuk struktur pelat kedap air, permukaan dari pelat beton lama sebelum beton baru
dicor harus dilapisi dengan bahan perekat beton “polyvinyl acrylic” (polyvinyl acrylic
concrete bonding agent) seperti disetujui oleh “pengawas yang ditunjuk”.
D. Untuk struktur balok kedap air, permukaan dari balok beton lama harus dilapisi dengan
bahan perekat beton epoxy dengan bahan dasar semen (epoxy cement base concrete
bonding agent) seperti disetujui oleh “pengawas yang ditunjuk”.
E. Pengecoran beton baru sesegera mungkin sebelum campuran air dan semen murni
atau bahan perekat beton yang dilapiskan pada permukaan beton lama mongering.
3.5.4.11. Lapisan penutup lantai yang dikerjakan kemudian (separate floor toppings)
A. Sebelum pengecoran, kasarkan permukaan dasar dari beton dan singkirkan benda-
benda asing, semprot dan bersihkan.
C. Berikan bahan perekat pada permukaan dasar sesuai dengan petunjuk pabrik.
Gunakan lapisan pasir dan semen pada lapisan dasar secepatnya sebelum mengecor
lapisan penutup (topping).
D. Pengecoran penutup lantai beton harus memenuhi level dan kemiringan yang
dikehendaki.
E. Pada lantai parker, lantai atap, perkerasan lantai harus diadakan seperti diperinci pada
: 3.13.C.2
3.5.4.12. Lain-lain
Satu bagian semen, 2 bagian pasir dan air secukupnya agar dapat mengalir
sendirinya. Pengurangan air dan bahan tambahan untuk kemudahan pekerjaan
beton boleh diberikan sesuai dengan pertimbangan “Kontraktor” melalui
persetujuan “pengawas yang ditunjuk”.
Satu bagian semen, 2 bagian air dengan air sekadarnya untuk mengikat bahan-
bahan menjadi satu.
3. Installation/pengerjaan
Basahkan permukaan sebelum digrout dan ditaburi (slush) dengan semen murni.
Tekankan grout sedemikian agar mengisi kekosongan/celah-celah dan
membentuk lapisan seragam dibawah pelat. Haluskan penyelesaian pada
permukaan beton ekspose dan adakan perawatan dengan
pembasahan/pelembaban sedikitnya 3 hari.
B. Non-Shrink Grout
Campurkan dan tempatkan dibawah pelat dasar baja struktur dan ditempat lain dimana
non-shrink grout diperlukan, sesuai dengan instruksi dan rekomendasi yang tercantum
dari pabrik. Technical service harus dikerjakan oleh perusahaan/pabrik.
sesuai ASTM C191, memperlihatkan luasan bearing effective (EBA = Effective Bearing
Area) sebesar 90 sampai 100 persen.
Grout yang terdiri dari accelerator inorganic, pengurangan air, atau “fluidifiers” harus
tidak boleh mempunyai penyusutan kering lebih besar dari persamaan semen pasir
dan campuran air seperti percobaan dibawah ASTM C 596. Semua grout harus
menurut syarat petunjuk dari CRD-C611-80 (flowcone).
DAFTAR ISI
BAB IV
PERSYARATAN TEKNIS MEKANIKAL,
ELEKTRIKAL & PLUMBING
PERSYARATAN TEKNIS
BAB IV
MEKANIKAL, ELEKTRIKAL & PLUMBING
03. Pemborong wajib melengkapi seluruh bagian dari sistem sehingga secara
keseluruhan merupakan sistem yang lengkap dan dapat berfungsi dengan baik.
04. Pemborong wajib menyatakan kekurangan dan atau ke tidak jelasan dan atau
kesalahan yang terdapat didalam dokumen pelelangan, pada saat rapat penjelasan
pelelangan.
05. Penawaran yang diajukan oleh Pemborong dinilai berlaku untuk seluruh sistem yang
dikehendaki tanpa adanya kekurangan dalam bentuk apapun juga.
01. Sistem Pengadaan Air Bersih yang merupakan lingkup pekerjaan secara garis besar
adalah sebagai berikut :
a. Mendapatkan penyambungan sumber air dari PDAM dan ijin pembuatan Sumur
Dalam (Deep Well).
b. Pembuatan Sumur Deep Well termasuk pompanya, pengaturan operasi dan
pemipaannya sampai ke Tangki Air Bawah Tanah (Ground Water Tank, GWT).
c. Pengadaan dan pemasangan semua peralatan pada Tangki Air Bawah Tanah.
d. Pengadaan dan pemasangan sistem instalasi raw water lengkap dengan
. filtrasinya, Carbon Filter & Sand Filter.
e. Pengadaan dan pemasangan sistem instalasi booster pump lengkap.
02. Sistem Distribusi Air Bersih
Yang merupakan lingkup pekerjaan ini adalah suatu sistem penyaluran air berasal dari
tangki air bawah tanah (GWT) ke tangki atap (roof tank) dengan bantuan pompa
01. Pekerjaan yang sehubungan dengan lingkup pekerjaan paket ini dan dilaksanakan
oleh Pemborong Pekerjaan Sipil adalah sebagai berikut :
a. Pembuatan tangki air bawah tanah (GWT), tempat penampungan air kotor,
saluran air kotor dan air bekas disekeliling bangunan.
b. Pembuatan pondasi semua pompa
c. Pembuatan shaft pipa
d. Pembuatan lubang sleeve di tangki air bawah tanah (GWT)
d. Pembuatan sump pit termasuk lubang sleeve nya
e. Perapihan kembali dinding dan bagian lainnya dari pekerjaan sipil yang terkena
pekerjaan ini.
f. Pembuatan lubang didinding ruang pompa untuk sistem ventilasi yang
dibutuhkan.
02. Pekerjaan yang sehubungan dengan lingkup pekerjaan paket ini dan dilaksanakan
oleh Pemborong Pekerjaan Listrik adalah pengadaan catu daya sampai panel pompa,
serta pengadaan penerangan dan kotak kontak daya didalam ruang pompa.
03. Pekerjaan yang sehubungan dengan lingkup pekerjaan paket ini yang dilaksanakan
oleh Pemborong Pekerjaan Tata Udara adalah pengadaan exhaust fan untuk sistem
ventilasi ruang pompa.
01. Sumur Dalam (Deepwell) yang diinginkan berkapasitas minimal 200-300 liter/menit
dengan head minimum 80 m, daya pompa sekitar 7 KW, dimana mutu air yang
dihasilkan tidak berwarna dan tidak berbau. Jenis Pompa : Submersible Pump.
02. Konstruksi Sumur menggunakan casing pipa pvc 4 - 6 inc sampai dengan kedalaman
80-100 meter.
03. LAIN-LAIN
1. Penawaran yang diusulkan oleh Kontraktor untuk pembuatan sumur dalam
ini,meliputi :
Pengeboran, Penyediaan Submersible Pump, Pipa-pipa sampai dengan GWT,
pengkabelan, sambungan listrik, box panel dan hal-hal lain agar sumur dapat
berfungsi dengan baik.
2. Hal lain yang belum termasuk dalam ketentuan ini akan dibicarakan pada saat
rapat penjelasan.
3. Bila ada pekerjaan-pekerjaan yang tidak tertuang atau tidak disebutkan dalam
pasal spesifikasi ini maka pekerjaan-pekerjaan tersebut harus dilaksanakan
/dikerjakan sesuai gambar.
4. Seluruh pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan gambar.
5. As built drawing, gambar asli, copynya dibuat rangkap 3 (tiga) di jilid rapih, sesuai
atas persetujuan Pimpinan Pelaksana.
6. Foto dan dokumentasi mulai dari pekerjaan 0%, 25%, 50%, 75% & 100% dibuat
masing-masing 4 (empat) rangkap.
Uraian Keterangan
02. Pipa yang dipergunakan untuk penyaluran air kotor, air bekas dan air hujan harus
terbuat dari bahan PVC Klas AW untuk kelas operasi pada tekanan kerja sebesar 10
Kg/cm² sesuai dengan ketentuan JIS K. 6741.
01. Katup operasi yang berdiameter lebih besar dari 2,5" harus terbuat dari bahan besi
cor dengan sambungan jenis Flange standard JIS, sedangkan untuk diameter 2,5"
atau lebih kecil harus terbuat dari bahan bronze dengan sambungan ulir, kelas 10 K
tekanan kerja minimum 10 Kg/cm².
02. Alat ukur tekanan aliran air yang dipergunakan harus mempunyai batas pengukur
sampai dengan 1,5 kali tekanan kerja normal dan berdiameter tidak kurang dari 10 cm
dalam pemasangannya, alat ini harus dilengkapi dengan cock valve dan pipa
penyambungan ¾".
03. Foot Valve yang dipergunakan hendaknya bersifat sebagai penyaring dan penahan
lajur air diatasnya. Ukuran Foot Valve harus sesuai dengan yang ditunjukkan dalam
gambar rencana, alat ini hendaknya dilengkapi dengan tali baja penggerak bagian
pemberatnya untuk membersihkan kotoran yang terdapat disekitar lubang air masuk
tanpa harus membuka bagian tersebut.
04. Check Valve yang dipergunakan harus merupakan tipe Non Water Hammer dan
selama operasinya tidak menimbulkan bunyi yang berarti. Diameter alat ini
ditunjukkan dalam gambar rencana sesuai dengan ukuran pipanya.
05. Setiap hubungan pipa dengan pompa harus dilengkapi dengan pipa fleksibel yang
terbuat dari bahan karet dimana penyambungannya dengan sistem Flange. Diameter
alat ini harus sesuai dengan ukuran pipa yang terhubung.
06. Air Release Valve dan Air Vent Valve yang dipergunakan harus mempunyai tekanan
kerja tidak kurang dari 10 Kg/Cm², terbuat dari bahan besi cor dengan Trim Valve yang
terbuat dari Bronze.
07. Pressure Reducing Valve yang dipergunakan harus terbuat dari bahan besi cor,
dengan lembaran katup terbuat dari Bronze. Alat ini harus dipilih yang dapat menahan
tekanan kerja dari 10 Kg/cm² ke tekanan kerja 0,5 - 5 Kg/cm².
08. Penyambungan pipa yang berdiameter lebih kecil atau sama dengan 2½" adalah tipe
ulir bagi pipa yang diameternya lebih besar penyambungan dengan Flange.
Dikecualikan pada ketentuan ini adalah penyambungan pipa kesemua peralatan
seperti pompa, katup operasi, meter air dan lain-lain peralatan sejenis, harus
mempergunakan jenis sambungan Flange standard JIS (pipa sama atau lebih besar
dari 3") dan sambungan union (pipa lebih kecil dari 3").
09. Kelas operasi semua peralatan bantu seperti Long Bouw Elbouw, Socket, Reducer,
Valves dan lain peralatan bantu yang sejenis khusus untuk pipa baja harus dari kelas
10 K.
10. Peralatan bantu pemipaan untuk pipa jenis PPR, harus terbuat dari bahan yang sama
dengan bahan pipa dan diproduksi dengan proses injeksi untuk penyambungan lem.
11. Lem yang dipergunakan dalam melaksanakan penyambungan pipa PPR, harus
sesuai dengan yang dianjurkan oleh pabrik pembuat pipa dan alat bantunya.
01. Pemborong diminta untuk menawarkan Sistem Sewage Treatment Plant (STP) jenis
Package Bio Filtration dengan ketentuan sebagai berikut ;
01. Kapasitas = 50 m³/day
02. Influent BOD = 300 mg/l
Influent SS = 300 mg/l
03. Effluent BOD = 20 mg/l
Effluent SS = 30 mg/l
04. Sistem yang dipergunakan adalah sistem extended aeration activated sludge.
02. Secara garis besar urutan proses sistem Sewage Treatment Plant jenis Package Bio
Filtration adalah sebagai berikut ;
01. Proses penyaringan (bar screen) dan penghancuran (comminutor) terhadap
kotoran kasar.
02. Bak Penampungan (Equalizing Tank) yang dilengkapi sistem aerasi dengan
mempergunakan Aerator.
03. Equalizing Pump.
04. Bak aerasi.
05. Bak pengendapan.
06. Chlorination system.
07. Clear tank lengkap dengan pompa effluent.
08. Sludge tank.
03. Pemborong diminta untuk melengkapi semua peralatan pembantu yang dibutuhkan
agar sistem dapat bekerja dengan sempurna.
01. Alat kontrol tekanan kerja atau pressure switch yang dipergunakan harus mempunyai
batas operasi minimum sesuai dengan kebutuhan seperti yang diberikan dalam
gambar rencana. Alat ini hendaknya mempunyai kontak bantu operasi dua macam
Normally Open dan Normally Close. Kontak bantu tersebut harus terpisah satu
dengan yang lain.
02. Alat kontrol ketinggian air atau level switch yang dipergunakan adalah tipe elektroda
dan mempunyai dua kontak bantu operasi, yaitu Normally open dan Normally Close
yang terpisah satu dengan lainnya.
03. Alat kontrol ketinggian air lainnya yaitu float switch dengan ketentuan sama seperti
level switch dan float valve dengan kelambatan waktu operasi.
04. Alat penunjuk ketinggian air atau Level Indicator yang dipergunakan adalah tipe
pelampung, konstruksi alat ini harus sedemikian rupa sehingga tidak terpengaruh oleh
aliran dalam tangki. Penunjukkan ketinggian air didalam ruang pompa hendaknya
didasarkan pada ketinggian pelampung yang menggerakkan tongkat baja anti
karat/stainless steel yang diberikan warna. Pemborong harus menyediakan papan
skala dibelakang tongkat tersebut.
01. Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan,
kerapihan, ketinggian yang benar, serta memperkecil banyaknya penyilangan.
02. Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari 50 mm
diantara pipa-pipa atau dengan bangunan & peralatan.
03. Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum dipasang,
membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam/runcing serta penghalang lainnya.
04. Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang diperlukan
antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya, sesuai dengan
fungsi sistem dan yang diperlihatkan dalam gambar.
05. Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi dengan
union atau Flanges.
07. Reducers dan expanders yang terletak dijalur pipa-pipa uap pada posisi horisontal
dasarnya harus datar untuk memungkinkan drainase. Perpipaan untuk uap harus
menurun searah dengan aliran uap.
08. Kemiringan menurun dari pekerjaan perpipaan air limbah harus seperti berikut, kecuali
seperti diperlihatkan dalam gambar.
a. Dibagian dalam bangunan :
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil 2,52%
b. Dibagian luar bangunan :
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil 1,5%
Garis tengah 200 mm atau lebih besar 1%
09. Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun kearah titik buangan.
Drain dan vent harus disediakan guna mempermudah pengisian maupun
pengurangan.
10. Setiap belokan pipa harus diberi penguat agar sambungan tidak mudah lepas apabila
didalam tanah harus diberi blok-blok beton.
11. Katup (Valve) dan saringan (strainer) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan
penggantian. Pegangan katub (Valve handled) tidak boleh menukik.
12. Sambungan-sambungan fleksibel harus dipasang sedemikian rupa dan angkur pipa
secukupnya harus disediakan guna mencegah tegangan pada pipa atau alat-alat yang
dihubungkan oleh gaya yang bekerja kearah memanjang.
13. Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke arah pompa
dengan proporsi yang tepat pada bagian-bagian penyempitan. Katup-katup dan
fittings pada pemipaan demikian harus ukuran jalur penuh.
14. Pada pemasangan alat-alat pemuaian, angkur- angkur pipa dan pengarah-pengarah
pipa harus secukupnya disediakan agar pemuaian serta peregangan terjadi pada alat-
alat tersebut, sesuai dengan permintaan dan persyaratan pabrik.
15. Kecuali jika tidak terdapat dalam spesifikasi, pipa sleeves harus disediakan dimana
pipa-pipa menembus dinding-dinding, lantai, balok, kolom atau langit-langit. Dimana
pipa-pipa melalui dinding tahan api, ruang-ruang kososng diantara sleeves dan pipa-
pipa harus dipakai dengan bahan rock wool.
16. Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam pekerjaan
perpipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup dengan
menggunakan caps atau plugs untuk mencegah masuknya benda-benda lain.
17. Semua galian, harus juga termasuk penutupan kembali serta pemadatan.
19. Pipa dalam tanah harus bebas dari bahan-bahan keras dan harus diurug pasir setebal
10 cm sekeliling pipa.
20. Pemasangan peralatan kontrol pada pipa harus pada pipa horisontal dan
diperhitungkan agar pada tempat aliran air yang laminer
01. Perpipaan harus ditunjang atau digantung dengan hanger, brackets atau sadel
dengan tepat dan sempurna agar memungkinkan gerakan-gerakan pemuaian atau
regangan pada jarak yang tidak boleh melebihi jarak yang diberikan dalam tabel
berikut ini:
Sampai 20 1,8 2
25 s/d 40 2,0 3
Pipa Besi 50 s/d 80 3,0 4
100 s/d 150 4,0 4
200 atau lebih 5,0 4
02. Penunjang atau Penggantung tambahan harus disediakan pada pipa berikut ini
a. Perubahan-perubahan arah
b. Titik percabangan
c. Beban-beban terpusat karena katup, saringan dan hal-hal lain yang sejenis.
03. Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar sebagai berikut :
a. Diameter Batang
Sampai 20 mm 6 mm
25mm s/d 50 mm 9 mm
65 mm s/d 150 mm 13 mm
200 mm s/d 300 mm 15 mm
300 mm atau lebih besar dihitung dengan faktor keamanam 5
Gantungan ganda 1 ukuran lebih kecil dari tabel diatas dihitung
dng
Penunjang pipa lebih dari 2 faktor keamanan 5 terhadap kekuatan puncak.
b. Bentuk gantungan
Untuk yang lain-lain Split Ring type atau Clevis type.
04. Pengapit pipa baja yang galvanis harus disediakan untuk pipa tegak.
05. Semua gantungan dan penumpu harus dicat dengan cat dasar zinchromat sebelum
dipasang.
Katup-katup harus disediakan sesuai yang diminta dalam gambar, spesifikasi dan untuk
bagian- bagian berikut ini :
01. Sambungan masuk dan keluar peralatan.
02. Sambungan ke saluran pembuangan pada titik-titik rendah.
Di ruang mesin
Sampai 75 mm 20 mm
100 mm s/d 200 mm 40 mm
250 mm atau lebih besar 50 mm
Strainer harus disediakan sesuai gambar, spesifikasi dan untuk alat-alat berikut ini :
01. Katup-katup Pengontrol
02. Katup-katup Pengurang tekanan.
03. Steam traps
Katup-katup Pengaman harus disediakan di tempat- tempat yang dekat dengan sumber
tekanan.
Ven udara otomatis harus disediakan di tempat- tempat tertinggi dan kantong udara.
Sambungan fleksibel harus disediakan untuk menghilangkan getaran dari sumber getaran.
Pengukur tekanan harus disediakan tempat yang perlu untuk mengukur, antara lain :
01. Steam outlets and inlets of steam header
02. Katup-katup pengurang tekanan.
03. Katup-katup pengontrol.
04. Setiap pompa.
05. Setiap bejana tekan.
05. Sleeves
a. Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut
menembus kontruksi beton.
b. Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan kelonggaran
diluar pipa ataupun isolasi.
c. Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk yang
mempunyai kedap air harus digunakan sayap.
d. Untuk pipa-pipa yang akan menembus kontruksi bangunan yang mempunyai
lapisan kedap air ( Water proofing ) harus dari jenis “Flushing Sleeves”.
e. Rongga antara pipa dan sleeves harus dibuat ke- dap air dengan rubber sealed
atau “Caulk”.
06. Pembersihan
Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan
di setiap service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara-cara/
metode-metode yang disetujui sampai semua benda-benda asing disingkirkan.
01.04.00. PENGECATAN
01. Umum
Barang-barang yang harus dicat adalah sebagai berikut :
Pipa servis
Support pipa dan peralatan Kontruksi besi
Flens
02. Pengecatan
Pengecatan harus dilakukan seperti berikut :
Pipa dan peralatan expose Zinchromate primer 2 lapis dan cat akhir 2 lapis.
01. Tags untuk katup harus disediakan ditempat-tempat penting guna operasi dan
pemeliharaan.
02. Fungsi-fungsi seperti "Normally Open" atau "Normally Close" harus ditunjukkan ditags
katup.
03. Tags untuk katup harus terbuat dari plat metal dan diikat dengan rantai atau kawat.
01. Pemborong wajib melaksanakan pengujian baik untuk setiap bagian dari sistem
maupun untuk sistem secara keseluruhan sesuai dengan permintaan Manajemen
Konstruksi.
03. Pengujian atas kebocoran pemakaian pipa air bersih dilaksanakan untuk setiap
bagian dari pekerjaan dengan memberikan tekanan sebesar 1,5 kali tekanan kerja
normal tapi tidak kurang dari 15 Kg/cm² selama jangka waktu tidak kurang dari 2 jam.
Selama pengujian ini tidak diijinkan adanya penurunan tekanan kerja.
04. Pengujian atas kebocoran pemakain harus dilaksanakan untuk keseluruhan bagian
dari pekerjaan dengan memberikan tekanan kerja normal selama jangka waktu tidak
kurang dari 12 jam dimana selama pengujian tidak diperkenankan adanya penurunan
tekanan kerja.
05. Setelah pengujian kebocoran dilakukan dan berhasil dengan baik, maka Pemborong
diwajibkan melaksanakan pembilasan jaringan dengan mengeluarkan air disetiap titik
pemakaian pada tekanan 2 Kg/cm² selama jangka waktu tidak kurang dari 5 menit.
06. Pengujian atas kebocoran pemakaian harus dilaksanakan untuk yang terakhir kalinya
dengan pemakaian jaringan selama 6 x 24 jam dimana lama pemakaian tidak kurang
dari 6 jam setiap hari tanpa adanya gangguan dan atau kerusakan.
07. Setelah seluruh instalasi dapat berfungsi dengan baik maka Pemborong wajib
melaksanakan cuci hama pada seluruh jaringan dengan mempergunakan larutan
chlorine, sehingga setelah 2 jam terdapat kadar Chlorine diujung pipa sebanyak 5
PPM.
08. Pengujian khusus untuk instalasi pipa air bekas, air kotor, venting dan air hujan
dilakukan secara gravitasi dengan mengisikan air ke semua pipa dan penurunan
permukaan air tidak diijinkan.
09. Pengujian pekerjaan listrik khusus untuk pekerjaan ini ditujukan untuk memeriksa hal-
hal sebagai berikut :
a. Tahanan isolasi gulungan motor,
b. Tahanan isolasi semua kabel daya dan kabel control,
c. Tahanan pentanahan,
d. Tahanan kerja peralatan dalam satu kesatuan sistem.
10. Pengujian hasil pelaksanaan lainnya, ditujukan untuk memeriksa kondisi kerja setiap
sistem pekerjaan termasuk seluruh alat kontrolnya.
11. Pemborong wajib memperbaiki setiap gangguan dan kerusakan yang terjadi selama
pengujian dan seluruh biaya perbaikan tersebut merupakan tanggung jawab
Pemborong.
12. Pengawas berhak menolak adanya penyerahan pekerjaan kepada Pemberi Tugas,
apabila ditemukan adanya gangguan dan atau kerusakan selama dilakukannya
pengujian.
13. Penyerahan pekerjaan kepada Pemberi Tugas hanya dapat dilaksanakan setelah
diadakannya pemeriksaan oleh Lembaga Pemerintah yang berwenang dan hasil
pelaksanaan dapat diterima oleh Lembaga Pemerintah tersebut.
02. Pompa type centrifugal end suction yang dipergunakan adalah produk Grundfoss,
05. Pipa PVC yang dipergunakan adalah hasil produksi dari Rucika.
06 Pipa PPR yang dipergunakan adalah hasil produksi dari TORO type CT.
07. Gate/globe Valve Screw type, yang dipergunakan adalah produk KITZ.
08. Gate/Globe Valve Flange type, yang dipergunakan adalah produk KITZ.
12. Check Valve Spring type yang dipergunakan adalah produk Okumura, Duo Check
atau Super Check.
13. Safety Valve, Pressure Reducing Valve, Y Strainer yang dipergunakan adalah produk
Armstrong.
19. Alat kontrol operasi yang dipergunakan adalah produk PENN atau yang disetujui.
21. Bahan dan peralatan untuk pekerjaan listrik dalam pekerjaan ini adalah sama seperti
yang tertera didalam Ketentuan Teknis Pekerjaan Listrik.
22. Lain lain bahan dan peralatan yang tidak diuraikan dalam ketentuan ini, harus
diusulkan oleh Pemborong dan dijelaskan dalam penawaran.
23. Pemborong wajib mempergunakan satu hasil produksi untuk setiap bahan dan
peralatan.
PERFORMANCE
SAND FILTER
PERFORMANCE
PERFORMANCE
The Chemical feed system as a packaged unit and included the following :
1. Dosing Pump
Brand : CFG Prominent or equal approved
System : Electronic operated
Flow Rate : 60 liter/jam
Type : Single Pumping Heads
2. Polyethylene Tank
Tank Volume : 500 Liters
3. Electric Strainer
Brand : Prominent or equal approved
Shaft and coupling : Stainless Steel
Propeller : Polyproylene
Power Supply : 220-240 volt /Iph/50Hz
PERFORMANCE
TECHNICAL SPECIFICATION
PERFORMANCE
TECHNICAL SPECIFICATION
02. Pemborong diwajibkan melaksanakan seluruh lingkup pekerjaan yang diuraikan dalam
pasal ini untuk setiap jenis pekerjaan sebagai berikut :
a. Sistem Pompa Elektrik, Pompa Diesel dan Pompa Jokey
b. Sistem Hydrant Box, Hydrant Pillar dan Siamese
c. Sistem Sprinkler
d. Sistem pemipaan
e. Sistem Pemadam Api Ringan (APAR)
f. Sitim kelistrikan untuk peralatan
03. Pemborong wajib melengkapi seluruh bagian dari sistem sehingga secara keseluruhan
merupakan sistem yang lengkap dan dapat berfungsi dengan baik.
04. Pemborong wajib memberitahu apabila terdapat kekurangan dan atau ke tidak jelasan
dan atau kesalahan yang terdapat didalam dokumen pelelangan, pada saat Rapat
Penjelasan Pelelangan.
05. Penawaran yang diajukan oleh Pemborong dinilai berlaku untuk seluruh sistem yang
dikehendaki tanpa adanya kekurangan dalam bentuk apapun juga.
01. Sistem pemadam kebakaran yang merupakan lingkup pekerjaan adalah suatu sistem
penyaluran air yang berasal dari Tangki Air Bawah Tanah (GWT) dengan bantuan
pompa beserta semua kelengkapannya ke setiap titik pemakaian seperti ditunjukkan
dalam gambar rencana.
Dimasukkan didalam lingkup pekerjaan ini pengadaan dan pemasangan peralatan
pemadam api dengan bahan pemadam kimia.
02. Secara garis besar yang termasuk dalam lingkup pekerjaan pemadam kebakaran ini
adalah :
a. Pompa Pemacu (Jockey Pump)
b. Pompa Pemadam Kebakaran Listrik (Electric Fire Pump)
c. Pompa Pemadam Kebakaran Diesel (Diesel Fire Pump)
d. Pemipaan mulai dari Ground Water Tank, Ruang Pompa sampai dengan ke titik-
titik pemakaian, antara lain Sprinkler Head, Hydrant Box, Hydrant Pillar, Fire
Siamese dan peralatan lainnya yang sejenis seperti ditunjukkan dalam gambar
rencana.
e. Peralatan bantu pemipaan termasuk katup-katup operasi yang dibutuhkan.
f. Panel pompa kebakaran dan pengkabelan sampai kesetiap pompa dan peralatan
kontrolnya.
g. Semua peralatan kontrol yang dibutuhkan untuk operasi sistem secara sempurna.
h. Pressure Tank dan peralatannya.
i. Peralatan pemadam kebakaran antara lain Hydrant Box, Hydrant Pillar, Fire
Siamese, Sprinkler Head, Pemadam Api Ringan dan peralatan lainnya.
j. Sistem pentanahan semua peralatan yang memerlukan.
k. Peralatan sistem instalasi bahan bakar untuk Diesel Fire Pump yang meliputi
antara lain :
Interkoneksi pipa bahan bakar dari pipa induk bahan bakar ke fuel day tank.
Fuel Day Tank
Pemipaan dari Fuel Day Tank ke Diesel Fire Pump.
01. Pekerjaan yang sehubungan dengan lingkup pekerjaan paket ini dan dilaksanakan oleh
Pemborong Pekerjaan Sipil adalah sebagai berikut :
a. Pembuatan Tangki Air Bawah Tanah (GWT)
b. Pembuatan Pondasi Semua Pompa
c. Pembuatan Shaft Pipa
d. Pembuatan Lubang Sleeve di Tangki Air Bawah Tanah
e. Pembuatan Sump Pit termasuk lubang sleevenya
f. Perapihan kembali dinding dan bagian lain dari pekerjaan sipil yang terkena
pekerjaan ini
g. Pembuatan lubang di dinding ruang pompa untuk sistem ventilasi yang dibutuhkan.
02. Pekerjaan yang sehubungan dengan lingkup pekerjaan paket ini dan dilaksanakan oleh
Pemborong Pekerjaan Listrik adalah pengadaan catu daya sampai panel pompa.
03. Pekerjaan yang sehubungan dengan lingkup pekerjaan paket ini dan dilaksanakan oleh
Pemborong Pekerjaan Telekomunikasi adalah :
a. Pengadaan terminal hubungan operasi dengan sistem panggilan ke Dinas
Pemadam Kebakaran dan Kepolisian.
b. Pengadaan dan pemasangan titik interkom di dalam Kotak Hydrant.
01. Pompa Pemacu atau Jockey Pump yang dipergunakan adalah tipe Centrifugal
Multistages yang digerakkan motor listrik pada putaran sinkron 3.000 RPM dan
berkapasitas tidak kurang dari 10 GPM pada Total Head tidak kurang dari 110 meter
dengan efisiensi tidak kurang dari 70 %.
02. Pompa Pemadam Kebakaran atau Electric Fire Pump yang dipergunakan adalah tipe
Centrifugal End Suction yang digerakkan motor listrik pada putaran sinkron sebesar
3.000 RPM dan berkapasitas tidak kurang dari 750 GPM pada Total Head tidak kurang
dari 100 meter dengan efisiesni tidak kurang dari 70 %.
04. Semua pompa harus dilengkapi dengan alat pencegah kebocoran aliran air dengan
mempergunakan Mechanical Seal.
05. Mesin Diesel Khusus untuk pompa yang dipergunakan harus mampu menghasilkan
suatu daya poros tidak kurang dari yang dibutuhkan pada tipe pemakaian secara terus
menerus pada kondisi kerja setempat, dimana temperatur keliling tidak melebihi 45 oC
dan rata-rata temperatur keliling adalah 40oC.
07. Mesin Diesel harus dilengkapi dengan dudukan yang terbuat dari bahan baja, dimana
antara mesin dengan dudukan dan antara dudukan dengan pondasi mesin harus
disediakan bahan peredam getaran, sedemikian rupa sehingga getaran selama operasi
mesin tidak mengganggu kondisi operasi bangunan
08. Mesin Diesel yang dipergunakan harus merupakan peralatan yang selalu siap
dipergunakan. Untuk itu mesin ini harus mempunyai perlengkapan berupa pompa
sirkulasi minyak pelumas otomatis dan manual, peredam suara pada saluran gas
buang sesuai untuk pemakaian didaerah perumahan (noise maksimum 50 dB), alat
pengisi muatan batere dengan catu daya berasal dari generator khusus dan dari
jaringan distribusi daya bangunan.
09. Mesin Diesel harus dilengkapi dengan peralatan yang dapat mengatur putaran mesin
secara otomatis sehingga mesin akan selalui bekerja pada outaran nominalnya dengan
toleransi tidak lebih dari 2%.
10. Mesin Diesel harus dilengkapi saringan bahan bakar dan saringan udara pembakaran
serta 2 set batere yang dipakai secara bergantian.
11. Mesin Diesel harus dilengkapi alat pengaman guna menghentikan operasi mesin dan
memberikan indikasi gangguan untuk setiap gangguan sebagai berikut :
a. Putaran kerja melebihi nilai 110% putaran nominal,
b. Tekanan kerja minyak pelumas lebih kecil dari batas nilai nominalnya (tidak kurang
dari 3 kg/cm²).
c. Temperatur kerja air pendingin melebihi nilai nominalnya (tidak kurang dari 75 oC)
d. Dan lain-lain pengaman yang dinilai perlu.
12. Mesin Diesel secara keseluruhan harus dapat dioperasikan dari Panel Pompa
Kebakaran.
13. Panel Kontrol Pompa Diesel harus mempunyai bagian yang dapat mengoperasikan
mesin secara otomatis pada saat terjadi tekanan kerja aliran air menurun sampai batas
yang ditentukan dalam Gambar Rencana.
14. Alat operasi otomatis yang dipergunakan hendaknya mampu memberikan indikasi
mengenai keadaan berikut :
a. Kegagalan Start.
b. Gangguan pada rangkaian pengisis batere,
c. Kapasitas batere lemah dan gangguan lainnya.
15 Alat operasi otomatis harus dilengkapi dengan peralatan -peralatan seperti berikut :
a. Saklar pemilih operasi manual/otomatis.
b. Tombol penghenti bunyi bel.
c. Tombol reset.
d. Tombol penghenti operasi mesin,
e. Ampere meter dan volt meter pengisian betere,
f. Alat penunjuk kondisi muatan betere,
g. Sirene dan lampu -lampu indicator operasi dan gangguan,
h. Pemilihan sistem pengisian batere Auto- Manual,
i. Dan lain-lain peralatan yang dibutuhkan.
16. Pipa pembuangan gas buang adalah jenis pipa baja hitam berdiameter yang cukup
untuk tidak mengakibatkan terjadinya pengurangan kapasitas mesin pada
pemasangan seperti ditunjukan dalam Gambar Rencana.
17. Pipa pembuangan gas buang harus diberikan isolasi guna menahan radiasi panas
yang mungkin timbul dengan tali asbes berdiameter tidak kurang dari 0.5 Inchi sampai
setebal 2.5 CM atau lebih dan kemudian dilapis lagi dengan lembaran asbes. Isolasi
tersebut harus dipasang mulai dari pipa fleksibel penghubung mesin dengan peredam
suara sampai keluar bangunan.
18. Pemborong wajib menyediakan cerobong saluran udara bekas pendingin mesin
dengan bahan plat baja galvanised kelas BJLS 100 berbentuk seperti yang ditunjukan
dalam gambar Rencana lengkap denga penghubung fleksibel dan pengarah aliran
udaranya serta diisolasi sesuai dengan ketentuan ini.
01. Pemborong wajib mempergunakan pipa untuk penyaluran air pemadam yang terbuat
dari bahan Black Steel Pipe (BSP) kelas Schedule 40 ASTM A120, yang diproduksi
sesuai dengan ketentuan didalam standard Industri Indonesia dan tidak bertentangan
dengan ketentuan dalam BRITISH STANDARD dimana peralatan bantunya yang
dipakai dari kelas dengan tekanan kerja tidak kurang dari 16 kg/cm²..
02. Pemipaan air pemadam harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga mengijinkan
adanya pengujian peralatan dengan tidak menyebabkan terbuangnya air dan
mengembalikan air yang dipergunakan untuk pengujian tersebut kedalam tangki air
bawah tanah.
03. Penyambungan pipa yang berdiameter lebih kecil atau sama dengan 2,5" adalah tipe
ulir. Bagi pipa yang berdiameternya lebih besar, penyambungan dengan cara las.
01. Alat pemadam api kimia adalah tipe BCF yang sesuai bagi kebakaran tipe ABC dan
berkapasitas tidak kurang dari 5 kg.
02. Khusus diruang Diesel , Ruang Kontrol dan Dapur Restaurant, Pemborong wajib
menyediakan alat pemadam api dengan bahan CO 2 berkapasitas 25 kg tipe Mobile.
03. Kotak Hidrant yang akan ditempatkan didalam bangunan harus sesuai dengan
penempatannya, dimana didalam kotak hidrant tersebut harus terdapat peralatan -
peralatan sebagai berikut :
a. Rak penggantung selang kebakaran yang terbuat dari bahan baja anti karat.
b. Selang kebakaran terbuat dari bahan linen, panjang 30m berdiameter 1,5" dengan
Nozzle nya 1,5".
c. Landing Valve diameter 2,5".
d. Katup operasi tipe Angle Valve diameter 1,5"
e. Dan lain -lain peralatan yang diisyaratkan oleh Lembaga Pemerintah yang
berwenang.
f. Ukuran kotak hidran adalah 80 x 18 x 120 cm.
04. Kotak Hydrant hendaknya dibuat dari bahan plat baja setebal 2 mm diproses anti karat
dan dicat akhir dengan cat bakar warna merah dengan tulisan HYDRANT berwarna
putih dan disediakan tempat khusus bagi peralatan komunikasi yang akan dipasang
oleh Pemborong lain.
05. Kotak Hydrant yang akan ditempatkan diluar bangunan hendaknya dilengkapi dengan
kunci dan penutup bagian muka terbuat dari bahan kaca. Di dalam kotak Hidrant ini
hendaknya ditempatkan kunci pembuka katub operasi Tonggak Hidran. Ketentuan
lainnya adalah sama dengan ketentuan kotak hidran yang ditempatkan didalam
bangunan, hanya ukuran diameter 1,5" diganti menjadi 2,5" dan panjang selang
kebakaran adalah 2 x 30 m.
06. Tonggak Hydrant (Hydrant Pillar) yang dipergunakan harus terdiri atas 2 kepala yang
masing-masing berukuran diameter 65 mm dimana salah satu kepalanya dilengkapi
dengan koneksi pipa/selang tipe VAN DER HEIDE.
07. SIAMESE yang dipergunakan harus terdiri 2 kepala yang berukuran diameter 65 mm
dan dilengkapi dengan koneksi pipa/selang tipe VAN DER HEIDE.
08. Sprinkler Head yang dipergunakan harus dapat beroperasi dengan ketentuan sebagai
berikut :
Temperatur rating : 135 °F - 170 °F dan 175 °F - 225 °F (khusus untuk Dapur)
Thread type : 1/2"
Nominal orificea : 3/8"
K- factor : 2,6 - 2,9
Type : Pendant/Horizontal Side Wall
01. Katup operasi yang berdiameter lebih besar dari 2,5" harus terbuat dari bahan besi cor
dengan sambungan jenis FLANGE standard JIS, sedangkan untuk diameter 2,5" atau
lebih dari bahan bronze dengan sambungan ulir. Tekanan kerja tidak kurang dari 12
kg/cm² dan sesuai dengan standard pemipaan.
02. Alat ukur tekanan aliran air yang dipergunakan harus mempunyai batas pengukuran
sampai dengan 12 kg/cm² dan berdiameter tidak kurang dari 10 cm. Dalam
pemasangannya, alat ini harus dilengkapi dengan COCK VALVE.
03. FOOT VALVE yang dipergunakan hendaknya bersifat sebagai penyaring dan penahan
lajur air diatasnya. Ukuran Foot Valve harus sesuai dengan yang ditunjukan dalam
Gambar Rencana. Alat ini hendaknya dilengkapi dengan tali baja penggerak bagian
pemberatnya untuk membersihkan kotoran yang terdapat disekitar lubang air masuk
tanpa harus membuka bagian tersebut.
04. CHECK VALVE yang dipergunakan harus merupakan tipe NON WATER HAMMER
dan selama operasinya tidak menimbulkan bunyi yang berarti. Diameter alat ini
ditunjukan dalam Gambar Rencana.
05. Setiap hubungan pipa dengan pompa harus dilengkapi dengan pipa fleksible yang
terbuat dari bahan karet dimana penyambungannya dengan sistem Flange. Diameter
alat ini harus sesuai dengan ukuran pipa yang terhubung.
06. AIR RELEASE VALVE dan AIR VENT VALVE yang dipergunakan harus mempunyai
tekanan kerja tidak kurang dari 12 kg/cm², terbuat dari bahan besi cor dengan trim
valve yang terbuat dari bronze.
07. PRESSURE REDUCING VALVE yang dipergunakan harus terbuat dari bahan besi cor
dengan main valve terbuat dari bronze. First side pressure 16 kg/cm² daan second side
pressure 0,5 - 5 kg/cm².
09. Tangki tekan (Pressure tank) yang dipergunakan harus berkapasitas tidak kurang dari
1000 liter, terbuat dari bahan plat baja yang diproses anti karat. Alat ini hendaknya
mempunyai perlengkapan berupa Outlet, Inlet, Safety valve, Air Inlet, Sight Glass, Man
Hole, Pressure Gauge dan perlengkapan lainnya yang dibutuhkan.
01. Alat kontrol aliran air atau Flow Switch yang dipergunakan harus mempunyai diameter
yang sama seperti diameter pipa yang terhubung. Alat ini hendaknya mempunyai
karakteristik operasi dengan kelambatan waktu (Delay Action) dan mempunyai dua
kontak bantu operasi dua macam, yaitu Normally Open dan Normally Close yang
terpisah satu dengan lainnya.
02. Alat kontrol tekanan kerja atau Pressure Switch yang dipergunakan harus mempunyai
batas operasi minimum sesuai dengan kebutuhan seperti yang diberikan dalam
Gambar Rencana. Alat ini hendaknya mempunyai kontak bantu operasi dua macam,
Normally Open dan Normally Close yang terpisah satu dengan lainnya.
03. Alat kontrol ketinggian air atau Level Switch yang dipergunakan adalah tipe Elektroda
dan mempunyai dua kontak Close yang terpisah satu dengan lainnya.
04. Priming Tank yang dipergunakan hendaknya terbuat dari bahan plat baja setebal 3 mm
atau lebih yang diproses anti karat berkapasitas tidak kurang dari 150 liter. Konstruksi
dan bahan dudukaaan tangki ini ditunjukan pada Gambar Rencana. Secara
keseluruhan, alat ini harus dilapis dengan Zinchromate buatan ICI sebanyak 2 lapis
dan pada bagian luarnya dicat dan warnanya akan ditentukan kemudian.
01. Umum
a. Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan,
kerapihan, ketinggian yang benar, serta memperkecil banyaknya penyilangan.
b. Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari 50
mm diantara pipa-pipa atau dengan bangunan & peralatan.
c. Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum
dipasang, membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam/runcing serta
penghalang lainnya.
d. Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang
diperlukan antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya,
sesuai dengan fungsi sistem dan yang diperlihatkan digambar.
e. Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi
dengan UNION atau FLANGES.
f. Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan
cabang pada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.
g. Setiap belokan pipa harus diberi penguat agar sambungan tidak mudah lepas
apabila didalam ta nah harus diberi blok-blok beton.
h. Katup (Valve) dan saringan (strainer) harus mu dah dicapai untuk pemeliharaan
dan penggantian pegangan katub (Valve Handled) tidak boleh menukik.
i. Sambungan-sambungan fleksibel harus dipasang sedemikian rupa dan angkur
pipa secukupnya harus disediakan guna mencegah tegangan pada pipa atau alat-
alat yang dihubungkan oleh gaya yang bekerja kearah memanjang.
j. Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke arah pompa
dengan proporsi yang tepat pada bagian-bagian penyempitan.
Katup-katup dan fittings pada pemipaan demikian harus ukuran jalur penuh.
k. Kecuali jika tidak terdapat dalam spesifikasi, pipa sleeves harus disediakan
dimana pipa-pipa menembus dinding-dinding, lantai, balok, kolom atau langit-
langit.
Dimana pipa-pipa melalui dinging tahan api, ruang-ruang kosong diantara sleeves
dan pipa- pipa harus dipakal dengan bahan rock wool.
l. Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam
pekerjaan perpipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup
dengan menggunakan caps atau plugs untuk mencegah masuknya benda-benda
lain.
m. Semua galian, harus juga termasuk penutupan kembali serta pemadatan.
n. Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.
o. Pipa dalam tanah harus bebas dari bahan-bahan keras dan harus diurug pasir
setebal 10 cm sekeliling pipa
p. Pemasangan peralatan kontrol pada pipa harus pada pipa horisontal dan
diperhitungkan agar pada tempat aliran air yang laminer.
b. Penunjang atau Penggantung tambahan harus disediakan pada pipa berikut ini
Perubahan-perubahan arah
Titik percabangan
Beban-beban terpusat karena katup, saringan dan hal-hal lain yang sejenis.
c. Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar sebagai berikut :
Diameter Batang
Bentuk gantungan
Untuk yang lain-lain : Split ring type atau Clevis type.
d. Pengapit pipa baja yang galvanis harus disediakan untuk pipa tegak.
e. Semua gantungan dan penumpu harus dicat dengan cat dasar zinchromat
sebelum dipasang.
Di ruang Mesin
Sampai 75 mm 20 mm
100 mm s/d 200 mm 40 mm
250 mm atau lebih besar 50 mm
b. Sambungan Las
Sistem sambungan las hanya berlaku untuk saluran bukan air minum.
Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las.
Kawat las atau elektrode yang dipakai harus sesuai dengan jenis pipa yang
dilas.
Sebelum pekerjaan las dimulai Pemborong harus mengajukan kepada Direksi
contoh hasil las untuk mendapat persetujuan tertulis.
Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja sesudah
mempunyai surat ijin tertulis dari Direksi/Pengawas.
Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untuk itu.
Alat las yang boleh dipergunakan adalah alat las listrik yang berkondisi baik
menurut penilaian Direksi/Pengawas.
c. Sleeves
Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut
menembus kontruksi beton.
Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan
kelonggaran diluar pipa ataupun isolasi.
Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk yang
mempunyai kedap air harus digunakan sayap.
Untuk pipa-pipa yang akan menembus kontruksi bangunan yang mempunyai
lapisan kedap air (Water proofing ) harus dari jenis "Flushing Sleeves".
Rongga antara pipa dan sleeves harus dibuat ke- dap air dengan rubber
sealed atau "Caulk"
13. Pembersihan
Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan di
setiap service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara-cara/ metode-
metode yang disetujui sampai semua benda-benda asing disingkirkan.
02.04.00 : PENGECATAN
01. Umum
02. Pengecatan
1. Tags untuk katup harus disediakan ditempat- tempat penting guna operasi dan
pemeliharaan.
2. Fungsi-fungsi seperti "Normally Open" atau "Normally Close" harus ditunjukkan ditags
katup.
3. Tags untuk katup harus terbuat dari plat metal dan diikat dengan rantai atau kawat.
01. Pemborong wajib melaksanakan pengujian baik untuk setiap bagian dari sistem
maupun untuk sistem secara keseluruhan sesuai dengan permintaan Manajemen
Konstruksi.
03. Pengujian atas kebocoran pemakaian pipa Pemadam Kebakaran dilaksanakan untuk
setiap bagian dari pekerjaan dengan memberikan tekanan sebesar 1,5 kali tekanan
kerja normal tapi tidak kurang dari 16 Kg/cm² selama jangka waktu tidak kurang dari 2
jam.
Selama pengujian ini tidak diijinkan adanya penurunan tekanan kerja.
04. Pengujian atas kebocoran pemakaian pipa Pemadam Kebakaran harus dilaksanakan
untuk keseluruhan bagian dari pekerjaan dengan memberikan tekanan sebesar 1,5 kali
tekanan kerja normal tapi tidak kurang dari 16 Kg/cm² selama jangka waktu tidak
kurang dari 6 jam. Selama pengujian ini tidak diperkenankan adanya penurunan
tekanan kerja.
05. Pengujian atas kebocoran pemakain harus dilaksanakan untuk keseluruhan bagian
dari pekerjaan dengan memberikan tekanan kerja normal selama jangka waktu tidak
kurang dari 12 jam dimana selama pengujian tidak diperkenankan adanya penurunan
tekanan kerja.
06. Setelah pengujian kebocoran dilakukan dan berhasil dengan baik, maka Pemborong
diwajibkan melaksanakan pembilasan jaringan dengan mengeluarkan air disetiap titik
pemakaian pada tekanan 2 Kg/cm² selama jangka waktu tidak kurang dari 5 menit.
07. Pengujian atas kebocoran pemakaian harus dilaksanakan untuk yang terakhir kalinya
dengan pemakaian jaringan selama 6 x 24 jam dimana lama pemakaian tidak kurang
dari 6 jam setiap hari tanpa adanya gangguan dan atau kerusakan.
08. Setelah seluruh instalasi dapat berfungsi dengan baik maka Pemborong wajib
melaksanakan cuci hama pada seluruh jaringan dengan mempergunakan larutan
chlorine, sehingga setelah 2 jam terdapat kadar Chlorine diujung pipa sebanyak 5 PPM.
09. Pengujian pekerjaan listrik khusus untuk pekerjaan ini ditujukan untuk memeriksa hal-
hal sebagai berikut :
a. Tahanan isolasi gulungan motor,
b. Tahanan isolasi semua kabel daya dan kabel control,
c. Tahanan kerja peralatan dalam satu kesatuan sistem.
10. Pengujian hasil pelaksanaan lainnya, ditujukan untuk memeriksa kondisi kerja setiap
sistem pekerjaan termasuk seluruh alat kontrolnya.
11. Pemborong wajib memperbaiki setiap gangguan dan kerusakan yang terjadi selama
pengujian dan seluruh biaya perbaikan tersebut merupakan tanggung jawab
Pemborong.
13. Penyerahan pekerjaan kepada Pemberi Tugas hanya dapat dilaksanakan setelah dia
14. Pemborong wajib memperbaiki setiap gangguan dan kerusakan yang terjadi selama
pengujian dan seluruh biaya perbaikan tersebut merupakan tanggung jawab
Pemborong
16. Penyerahan pekerjaan kepada Pemberi Tugas hanya dapat dilaksanakan setelah
diadakannya pemeriksaan oleh Lembaga Pemerintah yang berwenang dan hasil
pelaksanaan dapat diterima oleh Lembaga Pemerintah tersebut.
01. Motor penggerak pompa yang dipergunakan adalah produk Leroy Sommer, Elektrim,
Siemens.
02. Pompa type centrifugal end suction yang dipergunakan adalah produk Kelly & Lewis,
Grundfoss, Ebara, GAE Torishima, Arthur, Teral atau Regent.
03. Packaged Booster pump yang dipergunakan adalah produk Grundfos, Ebara, GAE
Torishima, Teral.
04. Pipa Baja yang dipergunakan adalah produksi dari PPI, Bakrie Brothers atau Spindo.
05. Pipa PVC yang dipergunakan adalah hasil produksi dari Vinilon, Pralon dan Rucika.
07. Gate/globe Valve Screw type, yang dipergunakan adalah produk KITZ, Hatterslay,
Oventrop, atau Grinnel.
08. Gate/Globe Valve Flange type, yang dipergunakan adalah produk KITZ, Hatterslay,
Oventrop, atau Grinnel.
09. Ball Valve yang dipergunakan Legris, Borsalindo, Sfer atau Pati.
10. Butterfly Valve yang dipergunakan adalah produk Keystone, Amri, Kitz.
12. Check Valve Spring type yang dipergunakan adalah produk Okumura, Duo Check
atau Super Check.
13. Safety Valve, Pressure Reducing Valve, Y Strainer yang dipergunakan adalah produk
Fushiman, Armstrong, Yarway, Yoshitake atau Muesco.
14. Check Valve Swing type yang dipergunakan adalah Kitz, Pati, Oventrop atau Grinnel.
15. Foot Valve yang dipergunakan adalah produk Ebara, Socla atau Mizu.
16. Level Switch Pressure Switch, yang dipergunakan Fanal, Sika, Nagano, Saginomiya.
19. Alat kontrol operasi yang dipergunakan adalah produk Controlli, PENN, Fanal,
Honeywell, atau setaraf yang disetujui.
20. Fexible Joint yang dipergunakan adalah produk Tosen, Muraflex atau Proco.
21. Bahan dan peralatan untuk pekerjaan listrik dalam pekerjaan ini adalah sama seperti
yang tertera didalam Ketentuan Teknis Pekerjaan Listrik.
22. Lain lain bahan dan peralatan yang tidak diuraikan dalam ketentuan ini, harus
diusulkan oleh Pemborong dan dijelaskan dalam penawaran.
23. Pemborong wajib mempergunakan satu hasil produksi untuk setiap bahan dan
peralatan.
EQUIPMENT SCHEDULE
APPLICATION : FIRE FIGHTING SYSTEM
PERFORMANCE
TECHNICAL SPECIFICATION
EQUIPMENT SCHEDULE
APPLICATION : FIRE FIGHTING SYSTEM
PERFORMANCE
TECHNICAL SPECIFICATION
EQUIPMENT SCHEDULE
APPLICATION : FIRE FIGHTING SYSTEM
PERFORMANCE
TECHNICAL SPECIFICATION
01. Pemborong wajib mengadakan, melakukan pemasangan bahan dan peralatan yang
diperlukan didalam instalasi ini dengan baik dan rapi, melakukan penyetelan pada
bagian yang memerlukan serta mengadakan pengujian, baik untuk setiap bagian dari
sistem maupun untuk keseluruhan sistem, guna mendapatkan suatu operasi dari
sistem secara sempurna dan memuaskan.
02. Pemborong wajib melengkapi seluruh bagian dari sistem sehingga secara
keseluruhan merupakan sistem yang lengkap dan dapat berfungsi dengan baik.
03. Pemborong wajib menyatakan kekurangan dan atau ketidakjelasan dan atau
kesalahan yang terdapat didalam dokumen pelelangan pada saat Rapat Penjelasan
Pelelangan.
04. Penawaran yang diajukan oleh Pemborong dinilai berlaku untuk seluruh sistem yang
dikehendaki tanpa adanya kekurangan dalam bentuk apapun juga.
01. Sistem tata udara terdiri atas tiga bagian besar jenis pekerjaan, yaitu :
a. Pekerjaan pendinginan ruangan,
b. Pekerjaan ventilasi ruangan.
02. Secara garis besar pekerjaan pendinginan ruangan dapat dibedakan atas beberapa
bagian sebagai berikut :
a. Sistem pendingin ruangan sistem VRV/VRF dan AC Split (Individual), dimana
peralatan utama sistem pendinginan, antara lain berupa Condensing Unit (Out
door unit) dan Fan Coil Unit (In door unit) dalam berbagai model/type, dan lain-
lain seperti ditunjukkan pada gambar rencana, dan schedule peralatan,
b. Peralatan ventilasi ruangan, antara lain berupa Air Intake Fan, Air Exhaust
Fan, dan lain-lain seperti ditunjukkan dalam gambar rencana, dan schedule
peralatan,
c. Cerobong aliran udara (ducting) jika ada, lengkap dengan bahan isolasinya,
hubungan fleksibel, penguat dan perlengkapan lainnya,
d. Pekerjaan Intake Fresh Air, dari Fan Coil Unit, Intake Fan, cerobong udara
(ducting) dan perlengkapannya, jika diperlukan.
e. Pemipaan Air kondensasi dimulai dari setiap mesin pendingin beserta Drain
Pannya kesaluran pembuangan termasuk semua peralatan bantunya,
f. Pekerjaan listrik untuk catu daya semua peralatan termasuk pengkabelannya
dan semua rangkaian kontrol operasinya,
g. Pekerjaan sipil sehubungan dengan pekerjaan ini, antara lain marking, pondasi,
lubang di dinding untuk ventilasi dan AC, dan lain-lain,
h. Perapian kembali dinding dan bagian lainnya dari pekerjaan sipil yang terkena
pekerjaan ini,
i. Peralatan bantu,
j. Pekerjaan-pekerjaan lainnya sesuai yang disebutkan dalam spesifikasi dan
gambar perencanaan.
01. Pekerjaan yang sehubungan dengan lingkup pekerjaan paket ini dan dilaksanakan
oleh Pemborong Pekerjaan Sipil adalah pembuatan shaft pipa.
02. Pekerjaan yang sehubungan dengan lingkup pekerjaan paket ini dan dilaksanakan
oleh Pemborong Pekerjaan Listrik adalah pengadaan catu daya sampai panel AC.
01. Setiap bagian dari bahan dan peralatan yang akan dipakai harus dapat dioperasikan
secara normal pada temperatur keliling tidak kurang dari 45 oC dan kelembaban relatif
tidak kurang dari 80 %.
02. Pemborong wajib mengadakan seleksi peralatan pendingin ruang sesuai dengan
kapasitas pada kondisi lapangan, dimana batasan lainnya ditunjukan dalam Gambar
Rencana.
01. Out door Unit adalah unit yang secara utuh berasal dari pabrik termasuk semua
komponen-komponen, pengabelan listrik dan kontrol, piping/pemipaan refrigerant,
leakage tested, termasuk Compressor, evaporator, sistem lubricating, capacity
control, control panel, stater panel motor dan lengkap dengan Refrigerant R 134a atau
R-32.
03. Setiap Compressor harus dilengkapi dengan automatic reversible oil pump, operating
oil charge, crankcase heater, suction dan discharge shut off valves dan spring
vibration isolator.
04. Motor haruslah mempunyai 3 lokasi sensor RTD pada motor winding (1 per phase)
sebagai proteksi terhadap high motor temperature pada waktu start up.
05. Expansion valve yang digunakan harus henis electronic expansion valve (EXV) dan
Fixed Orifice.
06. Cooler/Evaporator dari type shell dan tube dengan removalbe head untuk service dan
Cooler harus sudah ditest sesuai dengan ASME. Tube dari bahan copper dari type
seamless copper tube.
07. Evaporator box dan economizer line harus diisolasi dari bahan Thermaflex/Armaflex
dengan tebal minimum 1" dengan coeficient conductivity 0,28 BTU/FL².h.°F dan
merupakan factory insulation.
08. Condenser harus mempunyai fin dari allumunium dan diikat secara mekanis ke pipa
copper seamless dan ditest kebocorannya.
09. Fin condenser harus dianti karat khusus untuk allumunium seperti Heresita Coating.
10. Condenser Fan dari type allumunium yang anti karat, ditest statis dan dibalans
dinamis, dan Condenser motor fan adalah totaly enclosed weather proof, tanpa
menggunakan pelumasan untuk bearing.
11. Casing harus dari bahan galvanized steel, diberi Zinc Phosphat dan dicoating serta
difinished dengan baked enamel.
12. Setiap motor/mesin memiliki inverter, sedangkan untuk kompresor harus memiliki
slide valve untuk pengontrolan kapasitas secara halus (smooth) dan peralatan
sensosr elektronik.
13. Kontrol haruslah DDC (Dirrect Digital Control System) termasuk microprocessor harus
dipasang dari pabrik beserta pengkabelannya dan system controller tersebut harus
dapat mengontrol kapasitas refrigerant. VRV harus tetap dapat bekerja dalam kondisi
beban minimum sebesar 20%.
Semua unit terdiri dari:
a. High dan low pressure cut out untuk evaporator dan condenser refrigerant,
b. Low oil pressure protection untuk masing-masing refrigerant circuit,
c. Ground current protection untuk masing- masing compressor dan current
overload,
d. Control fuse,
e. Position (on,off, pump down)
f. Selector switch,
g. Loss of refrigerant,
h. Current overload,
i. Phase loss, phase imbalance,
j. Compressor dan fan motor circuit breaker,
k. On-off switch,
l. Solid stage yang mudah diatur,
m. Relay board yang dapat diganti,
n. Leaving chilled water set point board,
o. Modul diagnostic digital display,
p. Microprocessor board,
q. Temperature reset board.
16. Panel kontrol haruslah mampu menyajikan data-data berikut dalam bentuk Clear
Language Display sebagai standar dan terletak ditempat terlindung dari cuaca luar.
a. Entering & Leaving Evaporator Temperature,
b. Entering & Leaving Condenser Temperature,
17. Starter haruslah tipe Wye Delta Starter, dilengkapi 3 phase current transformer untuk
proteksi terhadap motor overload.
18. Unit haruslah ditest scara menyeluruh oleh pabrik (complete factory run tested) sesuai
kondisi yang dituliskan dalam penawaran untuk verifikasi performans dari unit dan
juga safety control system.
01. Peralatan ini hendaknya terdiri atas beberapa bagian utama, yaitu fan, motor
penggerak, coil dan filter. Tipe pemasangan dan arah aliran udara peralatan ini harus
disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi ruang tersedia.
02. Bagian penyaring udara adalah jenis yang dapat dicuci (washable) dan mempunyai
efisiensi penahan debu tidak kurang dari 65% average arrestance dan memberikan
tahanan pada aliran udara tidak lebih dari 2,5 mm tekanan air pada kecepatan udara
1,5 mps lengkap dengan Box filter.
03. Alat pengatur operasi mesin harus dilengkapi dengan pengatur temperatur kerja. Alat
ini harus memiliki pilihan operasi ventilasi atau pendinginan ruang.
04. Coil hendaknya terbuat dari bahan tembaga yang dilengkapi dengan sirip sirip yang
terbuat dari bahan alumunium yang direkatkan secara mekanis.
05. Coil harus telah diuji terhadap kebocoran dan telah diproses dehidrated di pabrik
pembuatnya.
06. Motor penggerak fan harus merupakan motor TEFC 1 phase jenis Permanent Split
Capacitor memakai bantalan peluru yang dapat dilumasi secara tetap. Lilitan motor
hedaknya dipilih dari isolasi klas F dan beroperasi pada putaran sinkron tidak lebih
dari 1.500 RPM.
07. Motor Fan hendaknya dapat dioperasikan pada 3 macam kecepatan sesuai dengan
kebutuhan pemakai.
08. Fan adalah tipe Forward Curve dari bahan baja galvanis. Fan ini harus jenis
Centrifugal Double Width Double Inlet yang digerakkan oleh motor secara langsung.
09. Fan harus dibuat sedemikian rupa sehingga merupakan suatu beban mekanis yang
balance baik secara statis ataupun secara dinamis terhadap motor penggeraknya.
10. Setiap bagian yang bergerak dari alat ini hendaknya dilengkapi dengan bantalan yang
dilumasi secara permanen di pabrik pembuatnya.
11. Setiap bagian dinding yang merupakan bagian persambungan hendaknya diberikan
bahan pencegah kebocoran udara dan dapat dibuka dengan mudah dan cepat.
12. Dibagian bawah dari alat ini hendaknya mempunyai kemampuan untuk menampung
air kondensasi dan diisolasi sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan kondensasi
dibagian luarnya.
13. Bagian Fan dan Coil peralatan ini harus dilapisi oleh bahan isolasi dengan ketebalan
tidak kurang dari 1" untuk kepadatan bahan 3 LBS/CU.FT.
14. Drain Pan tambahan hendaknya terbuat dari bahan baja tipe BJLS 100 dengan
penguatan seperlunya dengan isolasi Thermaflet setebal 1" dan kepadatan bahan 40
kg/m3.
01. Alat sirkulasi udara yang dipakai harus mampu memindahkan jumlah udara sesuai
yang tertera dalam Gambar Rencana pada tahanan aliran udara yang sesuai.
02. Untuk semua peralatan yang berhubungan dengan udara bebas, harus diberikan
pelindung dari kawat loket dan kawat nyamuk lengkap dengan rangka penguatnya.
03. Khusus untuk alat sirkulasi udara yang ditempatkan diatap bangunan, Pemborong
wajib mengadakan seleksi pemilihan mesin yang tidak akan menimbulkan kebisingan
melebihi batas 54 dB diukur pada jarak 1 meter. Apabila didalam pemilihan mesin,
ternyata tingkat kebisingan melebihi batas tersebut diatas, maka Pemborong wajib
memberikan bahan peredam suara.
04. Khusus untuk alat sirkulasi udara yang ditempatkan diatap/diluar bangunan,
konstruksi fan harus sesuai untuk pemasangan outdoor dengan motor penggerak tipe
TEFC.
03.03.00. DUCTING
01. Semua cerobong aliran udara catu dan aliran balik harus terbuat dari baja lapis seng
sesuai dengan SII, dimana ketebalan bahan yang dipergunakan harus mengikuti
ketentuan sebagai berikut :
02. Bahan baja lapis seng yang dipergunakan adalah tipe bahan yang lapisannya tidak
dapat terkelupas dan pecah pada waktu diadakan pembentukan cerobong.
03. Cerobong aliran udara harus dibentuk sedemikian rupa sehingga mampu menahan
kecepatan aliran udara sampai dengan 2.500 feet per menit dengan tekanan statis
minimum 125 mm tekanan air.
05. Perubahan arah pada cerobong aliran udara harus dibuat dengan tipe Long Radius
Elbow dan dilengkapi sudu sudu pengarah aliran.
06. Setiap percabangan cerobong harus dilengkapi dengan Adjustable Splitter Volume
Damper yang sesuai dengan kebutuhannya. Panjang Damper ini harus 1,5 kali lebar
cerobong tapi tidak lebih dari 24". Damper ini harus dilengkapi dengan tangkai
pengaturnya yang dapat dikunci. Lubang tangkai pengaturan harus dibuat rapat
kecerobong tapi tidak menghalangi pergerakannya.
07. Setiap Supply Air Diffusser, Fresh Air Grille, Louver, Linier Bar Grille, Exhaust Air
Grille, Return Air Grille harus dilengkapi dengan Multi Blade Volume Damper yang
dapat diatur dan dikunci, jenis Opposed Blade dengan bahan minimum BJLS 80
sedangkan untuk SAR untuk FCU Guest Room harus dilengkapi dengan blade
pengarah dengan bahan BJLS 100.
08. Semua Supply Air Diffusser, Grille, Louver, Linier Bar Grille, Linier Slot diffuser, SAR
harus terbuat dari bahan Anodized Alumunium Profil dan dilengkapi dengan bahan
peredam getaran sehingga tidak menimbulkan kebisingan lebih dari NC 35 dan dicat
finish powder coating.
10. Cerobong aliran udara yang berukuran lebih dari 24" pada sisi terbesarnya, harus
diberikan Cross kecuali pada cerobong yang diberikan isolasi dalam.
11. Cerobong aliran udara yang ukurannya lebih besar dari 30" pada sisi terbesarnya,
harus diberikan penguat pada sisi tersebut dengan baja siku 30x30x3mm pada setiap
jarak 4 Feet, kecuali untuk cerobong yang lebih besar dari 42" pada sisi terbesarnya,
ukuran penguat adalah 40x40x4mm setiap jarak 3 Feet dan untuk cerobong yang lebih
besar dari 84" pada sisi terbesarnya ukuran penguat adalah 50x50x5 mm pada setiap
jarak 3 Feet.
12. Penguat cerobong juga harus disediakan pada cerobong aliran udara yang berukuran
lebih kecil dari ketentuan diatas, tetapi setelah dipasang ternyata cerobong mengalami
perubahan bentuk.
13. Pemborong wajib membuat penggantung dan penyanggah cerobong dari bahan baja
siku didekat setiap belokan dan percabangan serta pada setiap jarak berikut :
Terbesar Penggantung
s/d 18" 30x30x3 6 mm 200 cm
19" s/d 30" 40x40x4 6 mm 150 cm
31" s/d 42" 40x40x4 9 mm 150 cm
43" s/d 60" 50x50x6 9 mm 150 cm
61" s/d 84" 50x50x6 12 mm 150 cm
85" s/d 96" 50x50x8 12 mm 150 cm
lebih dari 96" 50x50x8 12 mm 150 cm
14. Khusus untuk cerobong yang berada didekat Fan Coil Unit sampai jarak batas 6 meter,
pada plenum supply/return pada bagian dalamnya juga harus dilapis dengan bahan
isolasi sesuai dengan ketentuan isolasi dalam.
15. Semua sambungan dan ujung cerobong harus dibuat tanpa adanya kebocoran
dengan mempergunakan Mastic/Plastic Compound.
16. Seluruh ducting harus dilengkapi pintu kontrol/acces door pada setiap jarak 3 m,
dengan ukuran acces 18"x28" dan setiap ada belokan dan harus air tight dengan
sealant tahan api.
17. Fire Dampers dipasang sesuai dengan gambar dan dari type horizontal/vertical multi
blade yang dilengkapi dengan fusible link bar dan fusiblelink frame dan blade dari
bahan 1,6 mm BJLS dan Fuse yang digunakan mempunyai titik cair 70°C, dan
konstruksi blade sedemikian rupa sehingga dalam keadaan horizontal titik berat blade
akan secara otomatis jatuh dan menutup bila fuse link putus. Frame dan blade lengkap
dengan angle stop, spring catch dan lain-lain.
18. Untuk ducting yang berhubungan dengan control fire, smoke (smoke duct, ducting
yang melewati Firewall, ducting Exhaust dan Fresh Air Parkir, Ducting kitchen,
exhaust & Fresh Air) harus tahan terhadap api selama 2 jam dimana bahan dari duct
yang diginkaan harus BJLS dengan tebal minimum 1,375 mm dengan sambungan las
menerus untuk sambungan memanjang dan sambungan melintang dengan memakai
asbestors sebagai gasket dan dibungkus dengan promatec’s board (Duct insulation
fire rated) 9,5 mm thick lengkap dengan steel channel & hangers steel angles,
sedangkan sambungan duct ke fan tidak dibenarkan memakai canvas joint tetapi
memakai flexible joint yang tahan api.
19. Allumunium Flexible round duct dari jenis 2 lapis allumunium laminate dan capsulating
dengan steel spring helix dan wire spacing 25 mm dan fire resistance. Tekanan kerja
max 10 inch H2O, sedangkan pemasangan keperalatan memakai klem khusus (quick
klem) dari bahan plastik.
20. Seluruh ducting harus ditest kebocoran dengan asap atau dry ice dengan tekanan
pengujian sesuai tekanan kerja fan selama 30 menit.
sedemikian rupa sehingga Grease Tight dengan memakai sealant (tahan api)
dan mudah dibuka / dipasang.
e. Duct horizontal dipasang dengan kemiringan tidak kurang dari 0,5 %,
f. Suatu Greae Trap dipasang pada titik terendah dari ducting vertikal dan
horizontal serta dilengkapi dengan plug drain untuk pembuangan dan access
door untuk pembersihan.
01. Pemborong wajib menyesuaikan ukuran cerobong udara bila ternyata keadaan
lapangan tidak memungkinkan pelaksanaan sesuai dengan gambar rencana.
Penyesuaian tersebut harus disetujui oleh Manajemen Konstruksi sebelum
dilaksanakan.
02. Pemborong harus mempergunakan lem sebagai perekat bahan isolasi Glasswool
dengan cerobong aliran udara dan isolasi dengan Alumunium Foil. Pemakaian lem
sebagai perekat Glasswool dengan Alumunium Foil harus dibatasi supaya tidak
merusak bahan.
03. Untuk cerobong aliran udara dengan sisi terbesarnya lebih besar dari 30 cm,
Pemborong wajib melilit isolasi dengan tali sebelum pemasangan Alumunium Foil.
05. Pemborong wajib menyediakan beberapa lubang lengkap dengan penutupnya pada
cerobong aliran udara untuk keperluan pemeliharaan dan pengukuran, yaitu pada
tempat didekat saringan udara, Volume Damper dan tempat lainnya sesuai dengan
petunjuk Manajemen Konstruksi.
06. Pemborong wajib memberikan lapisan antikarat pada bahan yang terbuat dari baja
lapis seng dengan mempergunakan Zinchromate buatan ICI sebanyak 2 lapis.
08. Khusus untuk pemasangan isolasi dalam, Pemborong harus mempergunakan Self
Adhesive Pin.
09. Pemborong wajib menyediakan rangka kayu untuk alat sirkulasi udara lengkap
dengan Grille yang terbuat dari bahan Anodized Alumunium Profile bersirip ganda
sesuai dengan petunjuk dari Manajemen Konstruksi.
10. Ketentuan lain mengenai pemasangan apabila ada akan diberikan oleh Manajemen
Konstruksi selama periode pelaksanaan.
01. Semua cerobong aliran catu udara dingin harus dilapis dengan isolasi dari bahan
Glasswool tebal 1" dengan kepadatan tidak kurang dari 24 kg/m³, dimana koefisien
konduksi panas tidak kurang dari 0,23 BTU.CM/ft².H.F pada temperatur 23,9°C.
Bahan isolasi ini harus bersifat Fire Retardant.
02. Khusus untuk bahan isolasi cerobong yang terletak dilantai teratas (dibawah lantai
atap), ketebalan minimum adalah 2" dengan kepadatan bahan sama seperti pada butir
01 diatas, demikian juga untuk lantai atap dipakai isolasi atap dengan ketebalan 2"
dengan kepadatan sama seperti pada butir 01 diatas.
03. Pemborong wajib memberikan isolasi dalam bagi semua cerobong aliran udara yang
dekat dengan mesin sepanjang 6 m atau lebih dan atau plenum supply dan return,
box diffuser/ grille/linier bar grill supply dan ducting expose. Pemborong wajib
menyesuaikan ukuran cerobong yang mempergunakan isolasi dalam ini (ukuran
ducting yang tertera dalam gambar adalah ukuran bersih belum termasuk isolasi luar
dan dalam).
04. Alumunium Foil sebagai Vapour Barrier wajib dipakai sebagai lapisan yang
ditempatkan dibagian luar bahan isolasi. Bahan ini harus mempunyai dua lapisan
muka dengan penguatan serat Fibre. Koefisien pantulan radiasi tidak kurang dari 95%
dan harus bersifat tahan api (Fire Retardant) serta beratnya tidak kurang dari 200
Gram/m². Tensile strength ASTM 828 11,2 kN/m.
05. Pemborong wajib mempergunakan alat penyambung Alumunium Foil yang bersifat
sama dengan alumunium foil itu sendiri dan mempunyai sifat perekat yang keras
(bahan acrilic) serta bersifat tahan api dan tahan karat. Bahan ini harus selebar 4"
atau lebih tebal minimum 0,13 mm.
06. Khusus untuk isolasi dalam, Pemborong wajib mempergunakan bahan isolasi dengan
ketebalan tidak kurang dari 2" dan ke padatan bahan 48 kg/m³. Setelah lapisan isolasi,
harus ditempatkan lapisan Black Neoprene Compound dan Perforated Alumunium
Foil yang mempunyai berat 300 Gram/m² yang bersifat Fire Retardant diluarnya, atau
dilapisi dengan glass cloth fire retardant. Pemegang lapisan ini harus cukup kuat dan
disetujui Direksi Pengawas.
08. Seluruh atap yang ruang dibawahnya di AC, harus diisolasi atap dengan urutan
sebagai berikut, Aluminium Foil double sided, Glasswool 2", aluminium foil double
sided dan kawat ayam.
03.04.00. PEMIPAAN
01. Pipa pembuangan air kondensasi adalah pipa PVC class AW beserta semua
peralatan bantu pemipaan yang mampu menahan tekanan kerja sebesar 10 kg/cm²,
dan untuk pipa yang menembus lantai, dinding harus diberi sleeve pipa dengan
diameter 1,5 kali diameter pipa lalu disealant sebagai anti bocor dan pipa kondensasi
dipasang kurang lebih 5cm dari dinding atau lantai serta kemiringannya 1mm.
02. Pipa Refrigerant yang dipergunakan untuk VRV/VRF dan Split Unit adalah pipa
tembaga jenis K/L yang telah diproses Dehydrated dan Sealed, khusus untuk
kapasitas sampai dengan 46.000 BTUH dipakai pipa Copper Tube yang pair coil
lengkap dengan isolasi. Diameter pipa harus ditentukan sesuai standard pabrik
pembuat mesin AC dengan memperhatikan perbedaan ketinggian dan jarak antara
evaporator dan condenser sehingga kapasitas pendingin yang dihasilkan tidak kurang
dari kapasitas yang diminta (schedule).
01. Setiap bahan dan peralatan harus dipasang sesuai dengan gambar rencana atau
gambar revisi serta harus mendapat persetujuan oleh Manajemen Konstruksi sebelum
dilakukan pemasangan.
02. Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan,
kerapihan, ketinggian yang benar, serta memperkecil banyaknya penyilangan.
03. Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari 50 mm
diantara pipa-pipa atau dengan bangunan dan peralatan.
04. Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum dipasang,
membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam/runcing serta penghalang lainnya.
05. Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang diperlukan
antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya, sesuai dengan
fungsi sistem dan yang diperlihatkan digambar
06. Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi dengan
flanges.
08. Setiap belokan pipa harus diberi penguat agar sambungan tidak mudah lepas apabila
didalam tanah harus diberi blok-blok beton.
09. Katup (valve) dan saringan (strainer) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan
penggantian. Pegangan katup (valve handled) tidak boleh menukik.
10. Sambungan-sambungan fleksibel harus dipasang sedemikian rupa dan angkur pipa
secukupnya harus disediakan guna mencegah tegangan pada pipa atau alat-alat yang
dihubungkan oleh gaya yang bekerja kearah memanjang.
12. Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam pekerjaan
perpipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup dengan
menggunakan caps atau plugs untuk mencegah masuknya benda-benda lain.
13. Semua galian, harus juga termasuk penutupan kembali serta pemadatan.
15. Pemasangan peralatan kontrol pada pipa harus pada pipa horisontal dan
diperhitungkan agar pada tempat aliran air yang laminer
16. Pemasang semua pipa baik didalam ruangan ataupun diluar ruangan/bangunan harus
dilengkapi dengan suatu dudukan yang terbuat dari baja kanal UNP 100. Penempatan
17. Pemotongan pipa baik pada pipa baja maupun pipa PVC, harus dilakukan dengan
memakai alat pemotong khusus pipa, dimana pada bagian bekas dilakukan
pemotongan harus dibersihkan dengan menggunakan reamer.
18. Pipa baja yang berdiameter lebih kecil dari 2½" harus disambungkan dengan tipe
persambungan ulir. Ulir pada pipa sedemikian rupa sehingga alat bantu
persambungan dapat dipasangkan dengan memutarnya sebanyak 3 kali tanpa
mempergunakan alat. Pada persambungan ini, rongga antara ulir pada pipa dan ulir
pada alat bantu persambungan harus diisi dengan suatu bahan pencegah kebocoran
dengan Seal Tape dari bahan Teflon.
19. Persambungan pada pipa PVC adalah tipe persambungan lem. Bagian
persambungan harus dibersihkan terlebih dahulu dengan cairan pembersih sesuai
dengan yang dianjurkan pabrik pembuat pipa sebelum diadakan penyambungan.
Bagian persambungan harus sesuai dengan yang telah disediakan oleh pabrik
pembautnya.
20. Pipa baja yang berdiameter 2½" atau lebih besar harus disambung dengan cara las
dan flange. Bidang persambungan hendaknya dibuat sedemikian rupa sehingga
merupakan bidang yang tegak lurus terhadap batang pipa. Khusus pada
persambungan las antara pipa baja galvanis dan alat bantunya, seluruh bagian las
harus diberikan lapisan anti karat dengan Zinchromate sebanyak 2 lapis.
21. Sebelum diadakan penyambungan tipe las, Pemborong wajib menyampaikan contoh
hasil pengelasan untuk mendapatkan persetujuan dari Manajemen Konstruksi.
22. Dalam hal pemasangan pipa, penempatan yang diperkenan adalah yang sejajar
dengan dinding bangunan baik untuk pemasangan yang mendatar maupun yang
tegak terhadap bidang mendatar. Sudut belokan yang diperkenankan adalah tegak
lurus atau 45 derajat.
23. Dalam hal pemasangan pipa yang tidak dapat dilaksanakan sekaligus, maka bagian
ujung pipa harus ditutup sementara sesuai dengan petunjuk Manajemen Konstruksi.
24. Pada pemasangan pipa yang sangat panjang dan atau didekat katup operasi, maka
Pemborong wajib mepergunakan alat bantu berupa sambungan union bagi pipa
berukuran diameter 2,5" atau kurang dan sambungan flange bagi pipa berukuran
diameter 3" atau lebih. Sambungan seperti disebutkan dalam butir ini harus
dipergunakan dalam pemasangan pipa yang lebih panjang dari 12 meter, sedangkan
untuk pipa tegak disetiap lantai dipakai sambungan flange.
25. Pada setiap bagian dari pipa yang akan dipasangkan menembus lantai, kolom, balok
atau bagian kontruksi lainnya, Pemborong wajib meminta persetujuan tertulis dari
Manajemen Konstruksi terlebih dahulu. Pada Bagian tersebut harus diberikan
pelindung berupa Sleeve yang terbuat dari bahan pipa baja galvanis dan dipasang
sebelum pengecoran bagian yang bersangkutan.
26. Pada pemasangan pipa yang melintas jalan, pada bagian atas jalur pipa harus
ditempatkan pelindung dari pipa beton yang kuat menahan beban mekanis yang
mungkin timbul.
27. Penyangga dan pengantung pipa harus dibuat sedemikian rupa sehingga
memudahkan pengaturan ketinggian. Pemborong wajib membentuk bagian
penggantungan atau penyangga tersebut sedemikian rupa sehingga bagian tersebut
cukup kuat untuk menjalan getaran pompa pada waktu akan berhenti.
28. Jarak pengantung dan atau penyangga pipa harus ditemapat pada jarak yang tidak
lebih dari 2 meter untuk yang berukuran sampai dengan diameter 2,5 dan untuk pipa
yang berdiameter 3" atau lebih jarak penggantung / penyangga adalah 3 meter.
29. Pemborong wajib mempergunakan alat peredam getaran pada setiap pipa,
pengantung dan atau penyangga, dimana alat peredam getaran tersebut harus
disetujui oleh Manajemen Konstruksi terlebih dahulu.
30. Dalam hal pemasangan bahan dan peralatan listrik khusus dalam pekerjaan ini,
Pemborong wajib mengikuti semua ketentuan yang berlaku dalam pekerjaan listrik.
31. Pemborong wajib melapis semua pemipaan memakai cat buatan ICI sebanyak 2 lapis,
dimana warnanya akan ditentukan kemudian, termasuk pemberian arah dan jalur
alirannya.
32. Semua ujung pemipaan harus ditutup dengan bahan yang disetujui oleh Manajemen
Konstruksi.
33. Seluruh pemipaan yang tidak terletak didalam dinding harus ditempatkan pada
penyangga yang disetujui oleh Manajemen Konstruksi dan diklem serta diberikan
penutup yang cukup kuat untuk menahan semua gangguan mekanis yang mungkin
timbul.
34. Pemborong wajib memberikan lapisan antikarat pada bahan yang terbuat dari baja
dengan mempergunakan Zinchromate buatan ICI sebayak 2 lapis.
35. Ketentuan lain mengenai pemasangan apabila ada akan diberikan oleh Manajemen
Konstruksi selama periode pelaksanaan.
36. Penyambungan pipa tembaga secara las harus memakai bahan perak, dengan diisi
gas Nitrogen kering untuk menghilangkan kerak oksida didalam pipa, solder tin
antimonyatau tin lead 95 - 5" boleh dipergunakan, kecuali pada discharge gas panas.
Penyambungan pipa tembaga tanpa las yang diijinkan adalah dengan perantara
Wrought Copper Fitting atau Non Porous Brass Fitting.
38. Pipa refrigerant harus disangga atau digantung dengan baik untuk mencegah lenturan
dan meneruskan getaran kompressor ke bangunan.
39. Alat pengering refrigerant (filter drier) dengan kapasitas yang sesuai serta sight glass
moisture indicator harus dipasang untuk seluruh Air Cooled Split Unit.
40 Perbedaan ketinggian dan jarak antara condensing unit dengan evaporator blower
. harus diperhitungkan dalam penentuan diameter pipa tembaga untuk Air Cooled Split
tersebut dan memenuhi persyaratan pabrik, kapasitas mesin dan pemasangan dari
pabrik.
41. Setelah pekerjaan instalasi pipa selesai, maka seluruh rangkaian harus diuji terhadap
kebocoran atau per bagian.
42. Sebelum pengisian refrigerant, sistem harus dihampakan terlebih dahulu dengan
memakai vacum pump yang baik, penghampaan sampai pada tekanan 300 mikron
dan tekanan sistem setelah diisi tidak lebih dari 500 mikron, dan pengisian refrigent
tidak diijinkan memakai kompressor.
01. Pemborong wajib melaksanakan pengujian baik untuk setiap bagian dari sistem
maupun untuk sistem secara keseluruhan.
03. Pengujian atas kebocoran pemakain harus dilaksanakan untuk keseluruhan bagian
dari pekerjaan dengan memberikan tekanan kerja normal selama jangka waktu tidak
kurang dari 12 jam dimana selama pengujian tidak diperkenankan adanya penurunan
tekanan kerja.
04. Setelah pengujian kebocoran dilakukan dan berhasil dengan baik, maka Pemborong
diwajibkan melaksanakan pembilasan jaringan dengan mengeluarkan air disetiap titik
pemakaian pada tekanan 2 kg/cm² selama jangka waktu tidak kurang dari 5 menit.
05. Pengujian hasil pelaksanaan lainnya, ditujukan untuk memeriksa kondisi kerja setiap
sistem pekerjaan termasuk seluruh alat kontrolnya.
06. Pemborong wajib memperbaiki setiap gangguan dan kerusakan yang terjadi selama
pengujian dan seluruh biaya perbaikan tersebut merupakan tanggung jawab
Pemborong.
07. Pengawas berhak menolak adanya penyerahan pekerjaan kepada Pemberi Tugas,
apabila ditemukan adanya gangguan dan atau kerusakan selama dilakukannya
pengujian.
08. Pemborong wajib memperbaiki setiap gangguan dan kerusakan yang terjadi selama
pengujian dan seluruh biaya perbaikan tersebut merupakan tanggung jawab
Pemborong
01. Dilengkapi dengan display yang cukup luas guna keperluan status/fault, fungsi
proteksi dan parameter operasi. Display ditampilkan dalam full word, frequency, output
Amps, motor HP, motor KW, output voltage, warning, temperature, dll.
04. Dilengkapi PID interface, dimana dapat menerima 2 sinyal feed back/2 set point
05. Menggunakan teknologi VVC (Voltage Vector Control) untuk menghasilkan full power
motor tanpa adanya derating.
Ketentuan teknis pekerjaan listrik lainnya diuraikan tersendiri dalam spesifikasi pekerjaan
listrik.
01. Panel listrik yang akan dipergunakan baik dalam distribusi daya maupun untuk
melayani beban listrik, untuk tipe pemasangan baik didalam maupun diluar bangunan
dan akan ditempatkan baik diatas lantai dengan dudukan baja maupun ditempatkan
didinding harus terbuat dari bahan plat baja setebal 1,8 mm atau lebih yang diproses
anti karat. Secara keseluruhan kotak panel harus dicat warna abu abu dengan cat
bakar.
02. Pemborong wajib menyediakan panel listrik yang berdimensi sesuai dengan ruang
yang tersedia dan memperhatikan jarak antar komponen dalam panel untuk keperluan
pemeliharaan dan perbaikan. Semua pintu panel harus dapat dibuka dengan
mempergunakan satu kunci tetapi Pemborong wajib menyediakan anak kunci
sebanyak 2 buah untuk setiap panel.
03. Pengaturan komponen dalam panel harus sedemikian rupa sehingga temperatur kerja
dalam kotak panel tidak lebih dari 45 derajat celcius dan dapat menahan beban
mekanis selama terjadi gangguan operasi hubung singkat 3 phasa pada daya dasar
sebesar 500 MVA, tegangan kerja 20 KV dimana reaktansi hubung singkat
Transformator tidak lebih dari 6%.
04. Alat pengaman rangkaian distribusi daya harus berjumlah kutub dan berkapasitas
tidak kurang dari yang ditunjukkan dalam gambar rencana serta mampu menahan
semua arus gangguan yang mungkin timbul sebelum bagian pengamannya
memberikan reaksi.
05. Alat pengaman rangkaian distribusi daya harus mempunyai bagian pengaman untuk
gangguan arus lebih, gangguan hubung singkat, gangguan tegangan kerja dibawah
batas kerja normal, serta dilengkapi dengan motor penggerak seperti ditunjukkan
dalam gambar rencana.
06. Alat pengaman rangkaian distribusi daya yang lebih besar dari 1250 Ampere adalah
tipe Air Circuit Breaker dan untuk arus beban dibawah nilai tersebut adalah tipe
Moulded Case Circuit Breaker.
07. Alat pengaman rangkaian beban harus sesuai dengan tipe beban yang terpasang dan
mempunyai alat pembatas arus lebih dan arus hubung singkat. Khusus untuk beban
listrik dinamis, pengaman ini harus dilengkapi dengan pembatas tegangan kerja
normal tiga phasa.
08. Saklar pemutus beban harus selalu dilengkapi dengan pengaman arus lebih tipe lebur
dengan kapasitas yang tidak kurang dari yang ditunjukkan dalam gambar rencana
serta mampu menahan arus gangguan yang mungkin timbul sebelum alat pengaman
lebur putus.
09. Alat pengaman lebur yang dipakai adalah tipe HRC/HHC yang konstruksinya dapat
menahan arus gangguan hubung singkat sampai dengan 100 KA, dilengkapi dengan
dudukan dan alat pemegang untuk melepaskan hubungan.
10. Kontaktor maknetis yang dipergunakan harus mempunyai kapasitas tidak kurang dari
yang ditunjukkan dalam gambar rencana dan kapasitas tersebut didasarkan pada
jenis beban yang sesuai untuk jangka waktu pemakaian paling lama (tabel long life).
11. Setiap bagian dari kontaktor maknetis harus mampu menahan arus gangguan yang
mungkin timbul sebelum alat pengaman arus lebih dan arus hubung singkat yang
dihubungkan ke alat ini bekerja.
12. Alat pengaman arus lebih yang merupakan suatu kesatuan pada kontaktor maknetis
harus mempunyai kurva operasi yang dapat melindungi beban dari gangguan
hilangnya catu daya satu phasa. Alat pengaman ini harus memiliki 3 buah element
Bimetal, serta diperlengkapi dengan 2 buah kontak bantu operasi.
13. Semua kontaktor maknetis yang akan melayani beban tiga phasa harus dilengkapi
dengan suatu alat pengamanbaik untuk gangguan hilangnya catu daya satu phasa
maupun gangguan arus beban tiga phasa tidak seimbang lebih dari 10%.
14. Alat ukur yang dipergunakan berdimensi tidak kurang dari 90x90 mm sesuai untuk
pemasangan di pintu panel dan mempunyai ketelitian yang tidak kurang dari kelas 1,5.
Setiap alat ukur harus diberikan alat pengaman gangguan arus lebih dan arus hubung
singkat.
15. Pendistribusi daya listrik didalam panel (BUSBAR) harus mempunyai dimensi yang
dapat melalukan arus beban maksimum yang mungkin terjadi tanpa memperhatikan
penempatan komponen serta harus mampu menahan besarnya arus gangguan yang
mungkin terjadi sesuai ketentuan DIN 43-671.
16. Khusus untuk keperluan pencegahan operasi bersama antara sumber daya dari PLN
dan sumber daya dari Diesel Generator Set, diperlukan alat pengaman tipe 4 kutub.
17. Kontraktor harus menambahkan peralatan listrik yang berhubungan dengan kontrol-
kontrol AC seperti Trafo, MCB, relay, kontaktor, kabel, dll sesuai dengan kebutuhan
pada tiap-tiap panel AC (P AHU, P Chiller, dll).
01. Kabel khusus tahan api yang dipergunakan adalah kabel baik yang berinti tunggal
maupun yang berinti banyak dengan luas penampang yang tidak kurang dari yang
ditunjukkan dalam Gambar Rencana, dimana intinya terbuat dari bahan tembaga yang
diberikan isolasi dari bahan PVC dan dibungkus dengan lapisan PVC.
02. Kabel tahan api ini hendaknya dapat dipergunakan pada kondisi temperatur keliling
tidak kurang dari 700 derajat Celcius selama 3 jam sesuai IEC Pub 331,1970.
03. Peralatan bantu persambungan kabel tahan api harus sesuai dengan yang dianjurkan
oleh pabrik pembuatnya dan disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
04. Kabel akan yang dipergunakan untuk menyalurkan daya listrik dan akan ditanam
adalah kabel berinti banyak dari bahan tembaga dengan luas penampang tidak kurang
dari yang ditunjukkan dalam gambar rencana, dimana setiap intinya diisolasi dengan
bahan PVC dan diisolasi secara keseluruhan dengan PVC. Pada lapisan luarnya
harus terdapat bagian pelindung dari beban mekanis dan dilapis dengan bahan PVC.
05. Kabel yang akan dipergunakan untuk menyalurkan daya listrik pada jaringan primer
dan atau pada beban dinamis adalah kabel berinti banyak dari bahan tembaga dengan
luas penampang inti tidak kurang dari yang ditunjukkan didalam gambar rencana,
dimana setiap intinya diisolasi dengan bahan PVC dan secara keseluruhan diisolasi
dengan bahan PVC sebanyak 2 lapis.
06. Kabel yang dipergunakan untuk melayani beban listrik dalam penerangan dan kotak
kontak yang tidak ditanam adalah kabel berinti banyak dari bahan tembaga dengan
luas penampang inti tidak kurang dari yang ditunjukan dalam Gambar rencana,
dimana setiap intinya diisolasi dengan bahan PVC dan secara keseluruhan diisolasi
dengan bahan PVC.
07. Kabel yang dipergunakan untuk melayani beban listrik penerangan dan kotak kontak
serta beban listrik lainnya dan ditanam harus sesuai dengan ketentuan pada butir 04
tersebut diatas.
08. Kabel yang dipergunakan sebagai kabel kontrol operasi adalah kabel berinti banyak
dari bahan tembaga dengan luas penampang inti tidak kurang dari yang ditunjukkan
dalam gambar rencana, dimana setiap inti nya diisolasi dengan bahan PVC dan
secara keseluruhan diisolasi dengan bahan PVC sebanyak 2 lapis dan mempunyai
nomor inti. Apabila ternyata kabel ini harus ditanam, maka kabel ini harus diberikan
pipa pelindung khusus kabel tipe sambungan ulir.
09. Kabel listrik yang akan dipergunakan untuk melayani beban tiga phasa harus
diproduksi sesuai dengan ketentuan dalam SPLN dan VDE untuk tegangan kerja
sebesar 600/1000 Volt.
10. Kabel listrik yang akan dipergunakan untuk melayani beban satu phasa harus
diproduksi sesuai dengan ketentuan dalam SPLN dan VDE untuk tegangan kerja
sebesar 500 V.
11. Kabel kontrol khusus untuk tegangan kerja tidak lebih dari 110 Volt adalah kabel
berinti tembaga berbentuk serabut dengan luas penampang inti seperti yang
ditunjukkan dalam gambar rencana dan masih dapat melayani operasi secara normal
dimana setiap intinya terbuat dari bahan tembaga berisolasi bahan PVC dan secara
keseluruhan diisolasi dengan bahan PVC.
12. Ketentuan lain mengenai kabel akan diberikan Manajemen Konstruksi selama periode
pelaksanaan.
01. Pemborong wajib mempergunakan pipa pelindung kabel bagi semua kabel yang
berukuran lebih kecil dari 6 mm² dimana diameter dalam dari pipa pelindung kabel
tidak kurang dari 150% diameter luar kabel yang dipergunakan dengan
memperhitungkan besarnya radius pipa pelindung yang diperlukan pada belokan arah
jalur kabel.
02. Apabila dipergunakan kabel berinti tunggal maka luas penampang dalam pipa
pelindung harus tidak kurang dari 250% jumlah luas penampang kabel yang akan
dipasang dengan memperhitungkan besar radius pipa pelindung yang diperlukan
pada belokan arah jalur kabel.
03. Apabila tidak ditentukan lain, maka Pemborong wajib memakai pipa pelindung kabel
yang terbuat dari bahan PVC khusus SUPER HIGH IMPACT HEAVY GAUGE khusus
untuk pemakaian dalam bangunan sesuai dengan Standar BSI.
04. Pipa pelindung kabel yang dipergunakan harus tidak mempunyai sifat sebagai berikut
:
a. Tidak mudah terbakar,
b. Tidak merambatkan api,
c. Dapat memadamkan api dengan sendirinya,
d. Tidak mengeluarkan gas beracun bila terbakar,
e. Dan ketentuan ketentuan lainnya sesuai dengan persyaratan International.
06. Pemborong wajib mempergunakan pipa pelinding jenis fleksibel yang terbuat dari
bahan yang sama dengan pipa pelindung lainnya, khusus untuk penyambungan pipa
pelindung kesetiap beban listrik.
07. Pemborong wajib mempergunakan semua alat bantu pemipaan yang sesuai dengan
kegunaannya dan disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
b. Tipe klem pipa harus sesuai untuk pemakaian jenis sambungan yang dimaksud,
dimana pipa tidak berhubungan langsung dengan tempat kedudukannya,
c. Lem yang dipergunakan harus sesuai dengan ketentuan dari pabrik pembuat
pipa dan bersifat FIRE RETARDANT.
d. Pada setiap 4 belokan arah jalur pemipaan, hendaknya diberikan kotak
percabangan.
09. Khusus untuk kabel yang berdiameter 6mm² atau lebih maka kabel harus ditempatkan
dirak kabel dalam cable duct atau C-Channel atau di atas cable tray.
01. Pemborong wajib mempergunakan rak kabel untuk kabel yang ditempatkan dalam
pipa pelindung kabel ataupun tidak bila dipasangkan secara mendatar dan atau tegak
dengan jalur kabel lebih dari enam jalur.
02. Rak kabel harus terbuat dari bahan besi yang diproses dengan Hot Dip Galvanized.
Ukuran dari bahan besi harus sedemikan rupa sehingga dapat menampung beban
dari kabel yang ditempatkan pada rak kabel yang bersangkutan.
03. Konstruksi rak kabel yang dipergunakan harus sedemikian rupa sehingga
memungkinkan dibentuk dalam arah lengkung sesuai dengan keperluan di lapangan.
04. Rak kabel harus dilengkapi penggantung yang terbuat dari bahan besi siku 40x40x4
mm dibagian bawah, tiang penggantung dari bahan besi beton berukuran diameter 10
mm dan kanal baja UNP 10 pada bagian atasnya. Pada tiap persambungan
penggantung ini harus diperlengkapi dengan mur disetiap sisinya.
05. Penggantung rak kabel harus ditempatkan pada setiap jarak yang tidak lebih dari 150
cm.
06. Pemborong wajib membuat rak kabel selebar kebutuhan dengan memperhitungkan
jarak pemasangan kabel sehingga tidak mempengaruhi besarnya faktor koreksi yang
telah ditentukan selama perencanaan.
07. Apabila ternyata lebar rak kabel yang dibutuhkan lebih dari 75 cm, maka Manajemen
Konstruksi akan menentukan konstruksi rak kabel.
08. Pemborong wajib membuat dan mempergunakan tangga kabel bagi semua kabel baik
yang ditempatkan dalam pipa pelindung maupun yang tidak, bila dipasang secara
tegak dengan jalur kabel yang lebih dari 6 jalur.
09. Tangga kabel harus terbuat dari bahan besi yang diproses dengan Hot Dip
Galvanized. Ukuran dari bahan besi harus sedemikian rupa sehingga dapat
menampung beban dari kabel yang ditempatkan pada tangga kabel yang
bersangkutan.
10. Tangga kabel harus dipasangkan pada dudukan yang terbuat dari bahan kanal baja
UNP 10 pada setiap jarak tidak lebih dari 150 cm. Pemasangan tangga kabel
kedudukannya tersebut dengan mempergunakan mur-baut berukuran sesuai dengan
bebannya.
12. Apabila ternyata lebar tangga kabel yang harus dipergunakan lebih dari 150cm, maka
Manajemen Konstruksi akan menentukan konstruksi dan bahan tangga kabel.
13. Semua bagian baja pada rak kabel dan tangga kabel harus dilapisi oleh bahan
antikarat berupa Zinchromate buatan ICI sebanyak 2 lapis sebelum dipasang.
01. Peralatan bantu dalam terminasi kabel yang berukuran lebih besar dari 16 mm adalah
sepatu kabel yang harus disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
02. Peralatan bantu untuk pemasangan kabel kedalam Panel berupa CABLE GLAND
harus disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
03. Peralatan bantu berupa Fisher dan Dynabolt dan yang sejenis harus mempunyai
kekuatan yang sebanding terhadap bebannya dan harus disetujui oleh Manajemen
Konstruksi.
04. Peralatan bantu dalam penyambungan kawat tembaga telanjang harus mempunyai
permukaan yang dilapisi oleh timah dan disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
05. Peralatan bantu berupa FISHER dan DYNABOLT dan yang sejenis harus mempunyai
kekuatan yang sebanding terhadap bebannya dan harus disetujui oleh Manajemen
Konstruksi.
06. Peralatan bantu dalam penyambungan kawat tembaga telanjang harus mempunyai
permukaan yang dilapisi oleh timah dan disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
07. Peralatan bantu dalam penyambungan kabel penerangan dan kotak kontak biasa
adalah tipe LASDOOP produksi 3 M atau legrand.
01. Semua penggantung ducting dan ducting expose harus dicat dasar dengan
zinchromate.
02. Semua pipa yang terpasang harus dicat dasar dengan zinchromate primer 2 lapis
berikut penggantungnya/ penyangga, flange.
03. Untuk ducting, pipa, flange dan penggantung/ penyangga setelah di cat dasar harus
dicat dengan cat finish/cat aluminium.
04. Semua equipment, disebabkan gangguan cuaca atau gangguan setempat atau karat
yang merusak sebagian atau seluruh cat aslinya, harus dicat lagi dengan warna yang
sesuai secara keseluruhan atau warna yang diminta Pemberi Tugas.
05. Cat dasar, dan finishing dari merk ICI atau yang setara yang dapat disetujui.
01. Pemborong wajib melaksanakan pengujian baik untuk setiap bagian dari sistem
maupun sistem secara keseluruhan sesuai dengan permintaan Manajemen
Konstruksi.
03. Pengujian hasil pelaksanaan terutama ditujukan untuk memeriksa hal hal sebagai
berikut :
a. Pengukuran tahanan isolasi semua kabel listrik,
b. Jumlah aliran udara di setiap Diffusser dan Grille, ducting dengan ;
Electronic Pitot Tube lengkap dengan hood dan ketelitian yang tinggi
(Electronic Volumeter)
Electronic Pitot Tube / Elektronik Volumenter untuk ducting dengan
ketelitian tinggi
c. Pengukuran besaran listrik pada setiap bagian dari setiap alat.
d. Pengukuran temperatur dan kelembaban relative ruangan dengan Sling
Psychrometric dan thermometer.
e. Pengukuran kapasitas peralatan.
04. Secara detail TAB harus dilaksanakan terhadap seluruh sistem dan bagian-
bagiannya, sehingga didapat besaran-besaran pengukuran yang sesuai atau
mendekati besaran yang ditentukan dalam rencana.
05. Dalam pelaksanaan TAB, disamping pengukuran yang dilakukan terhadap besaran-
besaran yang ditentukan dalam design, juga diwajibkan melaksanakan pengukuran
terhadap besaran-besaran yang tidak tercantum dalam gambar rencana, tapi besaran
ini sangat diperlukan dalam penentuan kondisi dan kemampuan peralatan dan juga
sebagai data-data yang diperlukan bagi pihak maintenance dan operation.
07. Pelaksanaan TAB dilakukan oleh tenaga engineer yang betul-betul sudah
berpengalaman dalam pelaksanaan TAB ini.
08. Dalam pelaksanaan TAB, harus selalu didampingi oleh tenaga pengawas, dimana
hasil-hasil pengukuran dan pengamatan yang dilakukan juga disaksikan oleh
pengawas tersebut dan dalam laporannya ikut menandatangani.
09. Sebelum melaksanakan TAB, kontraktor harus membuat suatu rencana kerja,
mengenai prosedure pelaksanaan TAB untuk masing-masing bagian pekerjaan, dan
prosedure ini agar dibicarakan dengan pihak Manegement Konstruksi untuk
mendapatkan persetujuannya.
02. Axial Fans yang dipakai adalah produksi Woods, Stork, atau National, Xpel Air,
Kruger.
03. Centrifugal Fans/In line centrifugal yang dipergunakan adalah produksi Woods, Stork,
Wolter, National atau Kruger.
04. Inverter yang dipakai adalah produksi Danfoss, Siemens, atau bawaan produk VRV.
05. Control Equipment yang dipakai adalah produksi Honeywell, TA, Flowcon, Danfoss,
Simens, Landis & Staefa atau bawaan produk VRV.
07. Black Steel pipe Class Medium yang dipakai adalah produksi PPI, Bakrie Brothers,
Spindo.
08. Black Steel Pipe Class Medium Fittings yang dipakai adalah produksi Butt-Weld, Tupy,
Futawa.
09. Flexible Connector (pipeworks) yang dipakai adalah produksi Tozen, Toefle, atau
Proco.
11. Thermometer yang dipakai adalah produksi Toyo, Nagano, Johnson, atau Kitazawa.
12. Expansion Joint (pipeworks) yang dipakai adalah produksi Yoshitake, Mason.
13. PVC pipe yang dipakai adalah produksi Wavin, Pralon, Rucika.
14. Copper pipe yang dipakai adalah produksi Wednesbuy Type L, Kembla, Wolfrein.
17. Promate boards untuk Duct insulation fire rated adalah produksi Promat.
19. Pair Copper Pipe c.w insulation untuk AC Split yang dipakai adalah produksi Inaba
Denko.
20. Fibreglass Insulation yang dipakai adalah produksi Parawool, atau ACI, AB Wool.
21. Rockwool insullation yang dipakai adalah produksi ACI, Isover, ABR
22. Aluminium Foil yang dipakai adalah produksi Thermofoil 731, Flame Stop 525, AB foil.
23. Adhesive tape yang dipakai adalah produksi SABA, Duct Sung, AB tape.
24. Grilles (supply, return, exhaust, fresh air) yang dipakai adalah produksi Comfort Aire,
atau Modul.
26. Linier S/A diffusser yang dipakai adalah produksi Comfort Aire, Modul.
27. Square S/A diffusser yang dipakai adalah produksi Comfort Aire, Modul.
29. Air Filters yang dipakai adalah produksi American Air Filter, Cambridge.
31. Silencer yang dipakai adalah produksi Woods, IAC (Industrial Acustics Company).
33. Pabrik pembuat panel adalah Siemens Indonesia, Ega Tekelindo Prima, Unimakmur,
Merlin Gerin Indonesia.
34. Komponen panel yang dipergunakan adalah produksi Siemens, Merlin Gerin,
Telemechanique, Mitsubishi.
35. Komponen alat ukur yang dipakai adalah produksi AEG, Mitshubishi.
36. Pipa Pelindung kabel yang dipakai adalah produksi Ega, Double-H.
38. Kabel Tahan Api yang dipakai adalah produksi Sumitomo, Fuji .
39. Rak/tangga kabel yang dipakai adalah produksi Interach, Nobi, Metosu.
40. Flow meter yang dipakai adalah produksi Fisher dan Porter, Danfos.
41. Lain lain bahan dan peralatan yang dipergunakan dan belum ditentukan dalam
ketentuan ini, merupakan kewajiban Pemborong untuk mengusulkannya dan harus
dijelaskan didalam penawaran.
42. Pemborong wajib mempergunakan satu hasil produksi untuk setiap jenis bahan dan
peralatan.
43. Apabila Pemborong mengalami kesulitan didalam mendapatkan bahan dan peralatan
yang sesuai dengan ketentuan ini dan sesuai dengan penawaran yang diajukan serta
sesuai dengan hasil negosiasi, maka Pemborong dapat mengajukan usulan
perubahan secara tertulis disertai data data yang lengkap. Apabila usulan tersebut
ditolak oleh Pemberi Tugas dan atau Manajemen Konstruksi, maka semua resiko
menjadi tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.
01. Pemborong wajib mengadakan, melakukan pemasangan bahan dan peralatan yang
diperlukan pada sistem instalasi ini dengan baik dan rapi, melakukan penyetelan pada
bagian yang memerlukan serta mengadakan pengujian, baik untuk setiap bagian dari
sistem maupun untuk keseluruhan sistem, guna mendapatkan suatu operasi sistem
secara sempurna dan memuaskan.
02. Secara garis besarnya, lingkup pekerjaan ini dibedakan atas bagian-bagian berikut :
1. 2 (tiga) unit Pasanger Elevator (Lift Penumpang) dan 1 (satu) unit Service
Elevator (Lift Servis) beserta seluruh perlengkapannya
2. Pekerjaan pengkabelan daya dari panel Elevator setiap panel kontrol Elevator.
3. Pekerjaan lain-lain yang berkaitan dengan pekerjaan ini yang tidak termasuk
didalam lingkup pekerjaan Pemborong lainnya.
4. Peralatan bantu elevator.
03. Pemborong wajib melengkapi seluruh bagian sistem sehingga secara keseluruhan
dapat merupakan suatu sistem yang lengkap dan dapat berfungsi dengan baik.
04. Pemborong wajib mengurus seluruh perijinan dari Lembaga Pemerintah yang
berwenang, baik untuk pemasangan maupun untuk pemakaian peralatan.
06. Pemborong wajib melakukan perbaikan dan penyempurnaan pada setiap bagian dari
peralatan selama masa pemeliharaan atas biaya Pemborong, kecuali dapat dibuktikan
bahwa kerusakan terjadi karena adanya salah operasi.
07. Pemborong wajib memberikan jaminan peralatan tidak kurang dari 12 (dua belas) bulan
terhitung sejak diadakannya penyerahan pekerjaan untuk pertama kalinya kepada
Pemberi Tugas.
08. Data umum peralatan diberikan dalam schedule peralatan didalam ketentuan ini.
09. Pemborong wajib mengadakan terminal kontrol di panel kontrol elevator untuk dapat
dihubungkan ke sistem monitor dan operasi remote, khususnya untuk indikasi on, off,
shutdown, failure dan sebagainya.
01. Pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan Elevator tetapi dilaksanakan oleh
Pemborong pekerjaan Sipil, adalah sebagai berikut :
1. Pembuatan Lift Shaft
2. Pembuatan ruang mesin Elevator.
3. Pembuatan Lift Pit lengkap dengan pondasi untuk Buffer Stop dan tangganya
termasuk pelapisan tahan air (water proofing)
4. Pembuatan lubang Pintu Elevator disetiap lantai sesuai dengan kebutuhan
pelaksanaan pekerjaan Elevator.
5. Pembuatan lubang yang sesuai untuk pelaksanaan pemasangan Hall Button,
Hall Lantern dan Hall Indicator disetiap lantai didasarkan pada informasi dari
Pemborong pekerjaan ini.
6. Pembuatan lubang pada lantai ruang mesin Elevator untuk pemasangan Hoist
Rope, pembuatan Trench Kabel dilantai ruang mesin Elevator.
7. Pembuatan lubang di dinding ruang mesin Elevator untuk sistem pengkondisian
ruang sesuai dengan yang dibutuhkan.
8. Pembuatan balok beton sekeliling Lift Shaft pada ketinggian tertentu sebagai
tempat dudukan penggantung pintu lantai dan Guide Rail Support.
9. Pembuatan dudukan Door Sill Support disetiap pintu lantai.
10. Pembuatan Separator Beam apabila diperlukan dan diberikan dalam gambar
rencana.
02. Pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan Elevator tetapi dilaksanakan oleh
Pemborong pekerjaan Listrik yaitu sebagai berikut :
1. Pengadaan catu daya sampai dengan Panel Elevator.
2. Pengadaan penerangan serta kotak kontak daya di dalam ruang mesin Elevator.
3. Pengadaan hubungan kontrol dari panel kontrol elevator ke sistem monitor dan
operasi remote.
03. Pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan Elevator tetapi dilaksanakan oleh
Pemborong Pekerjaan Tanda Bahaya Kebakaran adalah sebagai berikut :
1. Pengadaan sistem tanda bahaya kebakaran di dalam ruang mesin Elevator.
04. Pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan Elevator tetapi dilaksanakan oleh
Pemborong pekerjaan pemadam kebakaran, adalah pengadaan alat pemadam
kebakaran dengan bahan pemadam kimia (APAR) di dalam ruang mesin Elevator.
05. Pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan Elevator tetapi dilaksanakan oleh
Pemborong Pekerjaan Pengkondisian Udara, adalah pengadaan mesin pengkondisian
udara beserta seluruh perlengkapannya, sesuai dengan kebutuhan operasi Elevator
dengan peralatan kontrolnya.
06. Pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan Elevator tetapi yang dilaksanakan oleh
Pemborong Pekerjaan Tata Suara, adalah pengadaan sistem pemberitahuan kondisi
darurat ke dalam ruang mesin Elevator.
01. Setiap bagian dari bahan dan peralatan yang akan digunakan harus dapat
dipergunakan secara normal pada temperatur keliling tidak kurang dari 45 oC, dengan
kelembaban relatif tidak kurang 80 %.
02. Setiap bagian dari peralatan kontrol harus diperlengkapi dengan alat pencegah
gangguan interferensi gelombang radio dan tegangan kejut.
01. Dimensi dan kapasitas Sangkar hendaknya tidak kurang dari ketentuan dalam
schedule peralatan.
02. Konstruksi Sangkar hendaknya sedemikian rupa sehingga mampu dipergunakan untuk
operasi pada kecepatan nominal tidak kurang dari ketentuan dalam Daftar Peralatan
termasuk tambahan beban berupa bahan pelapis sangkar dari Perencana Interior
seberat 300 Kg.
03. Sangkar Elevator hendaknya dapat memberikan pelayanan pada lantai-lantai yang
ditentukan dalam Daftar Peralatan dimana arah pembukaan pintu adalah sama disetiap
lantai.
04. Rangka Sangkar hendaknya terbuat dari profil baja yang diproses anti karat.
Khususnya untuk Elevator yang akan dioperasikan dengan kecepatan nominal sebesar
150 MPM atau lebih, maka dibagian atas dan bawah Rangka Sangkar, harus
disediakan Roller Guide Shoes.
Khusus untuk Elevator yang akan dioperasikan dengan kecepatan nominal lebih
lambat dari 150 MPM, maka di bagian atas dan bawah Rangka Sangkar, harus
disediakan Sliding Guide Shoes.
05. Lantai Sangkar hendaknya terbuat dari bahan pelat baja yang diproses anti karat dan
mampu menahan beban yang sesuai dengan kapasitasnya.
06. Pada permukaan bagian atas lantai Sangkar hendaknya ditempatkan lapisan sesuai
ketentuan dalam Daftar Peralatan. Tipe, motif dan warna lapisan ini akan ditentukan di
dalam klarifikasi penawaran.
07. Dinding Sangkar hendaknya terbuat dari bahan pelat baja setebal 2 mm atau lebih dan
dilapis dengan bahan yang sesuai dengan ketentuan di dalam Daftar Peralatan yang
disusun dalam modul panel.
08. Pada bagian luar dari Dinding Sangkar, hendaknya ditempatkan suatu lapisan peredam
suara.
09. Pada bagian bawah Dinding Sangkar, hendaknya ditempatkan suatu lapisan sesuai
ketentuan dalam Daftar Peralatan setinggi 10 cm untuk menahan gesekan yang
mungkin terjadi selama pemakaian Sangkar.
10. Atap Sangkar hendaknya terbuat dari bahan plat baja setebal 2 mm atau lebih diproses
anti karat yang dibentuk sedemikan rupa sehingga mampu menahan beban yang
mungkin timbul selama operasi.
11. Pada Atap Sangkar hendaknya disedikan pintu darurat tidak kurang dari sebesar 50
cm x 50 cm untuk keperluan pengosongan Sangkar dalam keadaan darurat. Pintu
darurat ini hendaknya hanya dapat dibuka dari bagian atas sangkar dan dilengkapi
dengan alat pengaman.
12. Pada bagian atas dari Atap Sangkar, hendaknya ditempatkan lapisan peredam Suara
dan peralatan pengaman operasi seperti yang disyaratkan dalam ketentuan ini.
13. Bagian bawah dari Atap Sangkar hendaknya dilapis dengan cat bakar warna putih.
16. Pemborong hendaknya melengkapi sumber daya darurat ini dengan alat pengisinya
yang dapat bekerja secara otomatis dengan waktu pengisinya tidak lebih dari 24 jam
dan harus sesuai dengan karakteristik baterenya.
17. Pada bagian atas dari Atap Sangkar, hendaknya ditempatkan suatu alat sirkulasi
udara. Alat ini hendaknya mampu mengadakan pertukaran udara didalam Sangkar
tidak kurang dari 6 kali per jam.
18. Langit-langit ganda didalam Sangkar hendaknya ditempatkan pada ketinggian tidak
kurang dari ketentuan dalam Daftar Peralatan.
19. Langit-langit ganda hendaknya terbuat dari bahan yang sesuai dengan ketentuan
dalam Daftar Peralatan.
20. Pintu Sangkar hendaknya terbuat dari bahan plat baja setebal 2 mm atau lebih yang
diproses anti karat. Pada bagian luarnya hendaknya ditempatkan lapisan yang sesuai
dengan ketentuan dalam Daftar Peralatan.
21. Arah gerakan Pintu Sangkar adalah sentris kearah kiri dan kanan dari Sangkar dengan
dimensi yang sesuai dengan ketentuan dalam Daftar Peralatan.
22. Pada bangunan luar dari Pintu Sangkar hendaknya ditempatkan lapisan peredam
suara dan beberapa peralatan pengaman operasi sangkar, seperti yang disyaratkan
dalam ketentuan ini.
23. Rangka Pintu Sangkar hendaknya terbuat dari bahan profil baja yang dilapis dengan
bahan yang sesuai dengan ketentuan dalam Daftar Peralatan.
24. Pada penutup bagian atas dari Pintu Sangkar hendaknya ditempatkan suatu Indikator
Posisi Sangkar tipe Digital dan arah perjalanan Sangkar. Indikator ini dapat juga
ditempatkan pada panel Operasi Sangkar.
25. Pada lantai Sangkar dan tepat di bawah Pintu Sangkar harus ditempatkan suatu bahan
Alumunium keras bermotif dengan warna natural.
26. Apabila ditentukan lebar Pintu Sangkar kurang dari 1000 mm, maka pada bagian kanan
Pintu Sangkar hendaknya ditempatkan Panel Operasi Sangkar.
27. Apabila ditentukan lebar Pintu Sangkar 1000 mm atau lebih, maka Panel Operasi
Sangkar harus disediakan pada kedua sisi pintu.
28. Panel Operasi Sangkar hendaknya mempunyai beberapa tombol operasi dengan
lampu indikator dan tempat operasi khusus.
30. Khusus untuk bangunan yang mempunyai Elevator lebih dari 2 unit, maka pada Panel
Operasi Sangkar hendaknya dilengkapi dengan tombol operasi pelayanan untuk
kondisi khusus (Attendant Operation).
31. Khusus untuk bangunan yang mempunyai jumlah lantai lebih dari 8 lantai, maka pada
Panel Operasi Sangkar hendaknya disediakan tombol pengatur program pelayanan
lantai. Hal ini akan memungkinkan Sangkar tidak memberikan pelayanan ke satu/
beberapa lantai tertentu. Pelayanan ke lantai tersebut hanya dapat dilakukan apabila
pemakai memberikan kode yang sesuai.
32. Khusus untuk Elevator Service, Panel Operasi Sangkar harus dilengkapi dengan Door
Hold Button.
33. Tempat alat operasi khusus hendaknya memiliki beberapa kegunaan, antara lain :
1. Mengoperasikan alat sirkulasi udara.
2. Menyalakan lampu penerangan dalam Sangkar
3. Menghentikan motor penggerak.
34. Tombol operasi yang dimaksud hendaknya terdiri atas kontak tipe Micro Movement
yang dilengkapi dengan lampu indikator. Lampu indikator akan menyala, apabila
perintah pada tombol telah diterima di Panel Kontrol Elevator.
35. Panel Operasi Sangkar hendaknya mempunyai plat dasar pemasangan yang terbuat
dari bahan yang sesuai dengan ketentuan dalam Daftar Peralatan.
01. Pada bagian bawah dari Lift Shaft dan tepat dibawah Sangkar dan Pengimbang Berat/
Counter Weight hendaknya diberikan penahan luncuran (Buffer Stop).
02. Khusus untuk Elevator dengan pelayanan maksimum 5 lantai, maka tipe Buffer Stop
yang dipergunakan adalah pegas lengkap dengan dudukannya dan alat pengaman
seperti yang disyaratkan dalam ketentuan ini.
03. Khusus untuk Elevator dengan pelayanan maksimum lebih dari 5 lantai, maka tipe
Buffer Stop yang dipergunakan adalah Hidrolik lengkap dengan dudukannya dan alat
pengaman seperti yang disyaratkan dalam ketentuan ini.
04. Didalam Lift Shaft hendaknya disediakan alat pembatas ketinggian operasi baik
dibagian bawah dari level lantai terendah maupun pada bagian atas dari level lantai
teratas.
05. Pada setiap level lantai yang dilayani oleh Sangkar, hendaknya disediakan sepasang
alat pengatur pemberhentian Sangkar dengan tipe yang sesuai dengan ketentuan ini.
06. Pengarah perjalanan Sangkar dan Pengimbang Berat hendaknya terbuat dari profil
baja dengan ukuran yang sesuai sehingga dapat menahan semua beban yang
mungkin timbulnya dan harus disetujui oleh Perencana Struktur. Pemborong wajib
menyertakan data kekuatan bahan dan reaksi beban yang mungkin timbul didalam
Gambar Kerja.
07. Pengimbang Berat (counter weight) yang dipergunakan hendaknya dapat memberikan
perimbangan tidak kurang dari 45 % sampai dengan 50 % berat sangkar termasuk
seluruh beban yang ada didalamnya dalam keadaan beroperasi. Konstruksi dari alat
ini harus cukup kuat untuk dapat menahan semua beban yang mungkin timbul.
08. Kabel Penghantar penghubung Sangkar dengan Panel Kontrol Elevator dan peralatan
lainnya, hendaknya terdiri atas beberapa inti sesuai dengan kebutuhan yang diuraikan
dalam ketentuan ini. Kabel ini harus mempunyai bagian penguat, sehingga tidak mudah
berubah karakteristiknya.
09. Apabila ternyata dipergunakan Deflection Pulley pada sistem penggerak, maka
kedudukan alat ini hendaknya dapat diatur. Pemborong hendaknya menyertakan
kemampuan pengaturan kedudukan didalam Gambar Kerja.
01. Pintu pada tiap lantai hendaknya terbuat dari bahan plat baja dengan ketebalan 2 mm
atau lebih yang diproses anti karat kemudian dilapis dengan bahan sesuai dengan
ketentuan dalam Daftar Peralatan.
02. Arah gerakan daun pintu tiap lantai adalah sentris kekiri dan kanan dari Rangka Pintu
Lantai Dimensi pintu tiap lantai diberikan dalam Daftar Peralatan.
03. Pada bagian dalam dari pintu tiap lantai hendaknya ditempatkan lapisan peredam
suara.
04. Rangka Pintu Lantai hendaknya terbuat dari bahan plat baja setebal 2 mm atau lebih
yang diproses anti karat dan dibentuk sesuai ketentuan dalam Daftar Peralatan.
05. Pada permukaan luar Rangka Pintu Lantai hendaknya ditempatkan lapisan sesuai
ketentuan dalam Daftar Peralatan.
06. Apabila ditentukan dalam Daftar Peralatan bahwa Rangka Pintu Lantai dilengkapi
Transom, maka bagian tersebut hendaknya terbuat dari bahan plat baja setebal 2 mm
atau lebih yang diproses anti karat dan dilapis dengan bahan sesuai ketentuan dalam
Daftar Peralatan.
07. Pintu lantai hendaknya dilengkapi kunci mekanis untuk mencegah pembukaan secara
manual dalam keadaan normal disertai alat pengaman seperti yang diuraikan dalam
ketentuan ini.
08. Pintu lantai hendaknya diberikan perlengkapan untuk menutup pintu secara otomatis.
Semua perlengkapan Pintu Lantai harus ditempatkan di dalam Lift Shaft dan diberikan
penutup/ pelindung.
09. Pada bagian samping dari Pintu lantai pada dinding hendaknya ditempatkan Panel
Operasi Lantai yang berisikan :
1. Tombol panggilan sangkar untuk arah ke atas.
2. Tombol panggilan sangkar untuk arah ke bawah.
10. Plat dasar Panel Operasi Lantai terbuat dari bahan sesuai ketentuan dalam Daftar
Peralatan.
11. Indikator Posisi Sangkar adalah tipe Digital 16 Element. Indikator ini bersama dengan
Indikator arah perjalanan sangkar harus ditempatkan pada suatu plat pemasangan
dari bahan yang sesuai dengan ketentuan dalam Daftar Peralatan.
12. Indikator posisi sangkar harus ditempatkan pada Transom Pintu (apabila perlu) atau
pada dinding di atas Rangka Pintu atau digabung dengan Panel Operasi Lantai.
13. Ketentuan mengenai lantai yang dilengkapi Indikator Posisi Sangkar akan diberikan
dalam Daftar Peralatan.
14. Pada setiap lantai pelayanan tepat dibawah pintu hendaknya ditempatkan suatu
bahan Alumunium bermotif warna natural.
04.02.05 : Penggerak
01. Apabila ditentukan kecepatan nominal Sangkar Elevator kurang dari 150 MPM, maka
Sangkar Elevator harus digerakkan oleh motor listrik arus bolak balik yang dioperasikan
dengan sistem Variable Voltage Variable Frequency di Panel Kontrol Elevator dengan
kemampuan operasi sebanyak 180 kali start/jam.
02. Apabila ditentukan kecepatan nominal Sangkar Elevator lebih besar atau sama dengan
150 MPM, maka Sangkar Elevator harus digerakkan oleh motor listrik arus searah
tanpa mempergunakan pengubah jumlah putaran yang dioperasikan dengan peralatan
Thyristor di panel kontrol elevator dengan kemampuan operasi sebanyak 240 kali
start/jam.
03. Apabila jumlah Elevator pada setiap kelompoknya ditentukan adalah 3 unit atau lebih,
maka jenis operasi yang dikehendaki adalah Group Supervisory.
04. Apabila jumlah Elevator pada setiap kelompoknya ditentukan sebanyak 2 unit, maka
jenis operasi yang dikehendaki adalah Duplex Selective Collective.
05. Apabila jumlah Elevator pada setiap kelompoknya ditentukan hanya 1 unit, maka jenis
operasi yang dikehendaki adalah Simplex Selective Collective.
06. Sistem penggerak sangkar hendaknya dilengkapi dengan tali baja tidak kurang dari 4
jalur, dimana masing-masing tali baja berdiameter tidak kurang dari 10 MM, sedemikian
rupa sehingga perbandingan gerak sangkar terhadap gerak roda penggeraknya adalah
2:1. Jumlah dan dimensi tali baja yang dimaksud dalam ketentuan ini harus memiliki
faktor tidak kurang dari 14.
07. Pemborong hendaknya menyertakan data kekuatan tali baja tersebut didalam Gambar
kerja.
08. Panel kontrol Elevator beserta seluruh perlengkapannya harus mampu menghentikan
sangkar pada lantai tujuan dengan toleransi perbedaan tinggi lantai tidak lebih dari 4
MM.
10. Apabila untuk penggerak motor utama dipergunakan rele, maka rele maknetis tersebut
harus tipe tertutup dan dari kelas operasi tipe AC-4.
11. Panel kontrol Elevator hendaknya merupakan panel tertutup dengan beberapa lubang
ventilasi. Pada setiap lubang ventilasi hendaknya disediakan pengaman, sehingga
tidak memungkinkan masuknya serangga ke dalam panel. Alat ventilasi buatan harus
ditempatkan dibagian atas panel apabila ternyata temperature kerja didalam panel
melebihi persyaratan.
12. Bagian bawah Panel kontrol Elevator hendaknya dilengkapi penutup, dimana semua
kabel keluar dari atau masuk ke panel tersebut harus melalui Cable Gland.
Operasi dari sangkar hendaknya dilengkapi dengan pembatas pengisian beban sampai
dengan 95 % kapasitas nominalnya, dimana pada saat itu Panel Kontrol Elevator harus
memberikan tanda berupa nyala lampu pada Panel Operasi Sangkar.
Dengan demikian maka Sangkar tidak dapat diberikan tambahan beban dan panggilan
dari Panel Operasi lantai tidak dilayani lebih lanjut sebelum ada pengurangan beban
didalam Sangkar. Alat deteksi beban di Lantai Sangkar hendaknya tipe Elektro-
Maknetis/ Transducer.
Operasi dari sangkar hendaknya dilengkapi dengan pengaman beban penuh, dimana
Panel Kontrol Elevator harus memberikan tanda berupa bel elektronik di Panel Operasi
Sangkar dan mencegah bergeraknya sangkar.
Alat detetksi beban di lantai Sangkar hendaknya tipe Elektro-Maknetis/ Transducer.
01. Operasi dari Sangkar hendaknya dilengkapi dengan pengaman kecepatan dengan
pengaman kecepatan lebih berupa Speed Governor, dimana bila terjadi kelebihan
batas 110 % dari nilai nominalnya, maka akan terjadi pengereman pada Guide Rail dan
motor penggeraknya secara otomatis. Hal ini diperlukan selain pada sangkar juga
harus dipasang pada pengimbang berat.
02. Apabila ternyata di bawah pit elevator masih terdapat ruangan maka perlengkapan
speed governor juga disyaratkan dipasang pada pengimbang berat.
03. Operasi dari Pintu Sangkar dan Pintu Lantai hendaknya dilengkapi dengan pengaman
berupa Safety Shoes pada setiap sisinya. Apabila operasi pintu terhambat maka Pintu
akan terbuka kembali secara otomatis. Selain itu pengaman operasi serupa tetapi
mempergunakan sistem jalur cahaya (Photo Cell) tetap harus disediakan.
04. Operasi dari Pintu Sangkar dan Pintu Lantai hendaknya dilengkapi dengan suatu
pengaman pencegahan operasi mesin penggerak bila ternyata pintu tidak rapat dan
atau dibuka secara manual dengan kunci khusus yang telah disediakan.
05. Perjalanan Sangkar hendaknya diberikan pembatas berupa Travel Limit Switch yang
ditempatkan pada batas 10 CM dibawah level lantai terendah dan 10 CM diatas level
teratas. Apabila ternyata pengaman ini bekerja, maka pengereman poros motor
penggerak dicegah untuk bekerja.
06. Apabila beban didalam Sangkar telah melebihi dari kapasitas nominalnya, maka mesin
penggerak harus dicegah untuk bekerja.
07. Apabila ketegangan kawat baja penghubung sangkar dan Pengimbang Berat selama
operasinya tidak sama besar dan atau kurang dari yang ditentukan pabrik pembuat,
maka motor penggerak harus dicegah untuk beroperasi.
08. Khusus untuk elevator dengan dua bukaan, baik pada bukaan pintu depan belakang
maupun pada bukaan pintu depan - samping, maka untuk setiap bukaan harus
dilengkapi dengan tombol operasi sangkar untuk mengoperasikan pintu yang
bersangkutan (kedua pintu yang beroperasi secara bersamaan tidak diijinkan)
demikian pula dengan tombol operasi lantainya.
09. Instalasi Lift hendaknya dilengkapi dengan sensor gempa sehingga pada saat terjadi
gempa lift dicegah untuk beroperasi.
01. Semua peralatan yang membutuhkan catu daya listrik, harus dipilih yang sesuai
dengan catu daya setempat.
02. Semua peralatan yang membutuhkan catu daya listrik, harus dipilih yang dapat bekerja
secara normal dengan besaran faktor daya tidak kurang dari 0,9 atau Pemborong wajib
menambahkan kapasitor, selain itu apabila rangkaian instalasi menyebabkan
harmonisa ke 3 lebih besar dari 5% maka wajib disediakan filter khusus.
03. Semua kabel daya maupun kabel kontrol hendaknya dilindungi dengan
mempergunakan saluran kabel khusus yang terbuat dari bahan alumunium atau baja.
04. Pemborong hendaknya menyediakan lampu penerangan dan kotak kontak 10 ampere
untuk keperluan pemeliharaan lampu tersebut harus ditempatkan dibagian bawah Lift
Shaft dan pada bagian atas Sangkar. Masing-masing lampu penerangan harus
dilengkapi dengan saklar dan pelindung.
01. Pemborong wajib membuat gambar kerja secara terperinci, baik untuk pembuatan
maupun untuk pemasangan. Pemesanan dan pemasangan setiap bahan dan
peralatan dalam pekerjaan ini, hanya dapat dilakukan setelah adanya persetujuan
Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
02. Pemborong wajib memberikan indikasi kepada Konsultan Pengawas dan Pemborong
pekerjaan lain untuk setiap hubungan antara pekerjaan ini dan pekerjaan lainnya.
03. Ketentuan pemasangan untuk pekerjaan listrik dalam pekerjaan ini adalah seperti yang
tertera dalam PUIL.
04. Pemasangan Guide Rail untuk pekerjaan ini harus tegak terhadap bidang datar,
dimana toleransi kemiringan tidak lebih dari 3 mm untuk sepanjang Guide Rail.
05. Pemborong wajib mengurangi kebisingan yang mungkin timbul selama operasi
peralatan ini, sehingga dapat diterima oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
07. Pemborong wajib mengikuti semua pengarahan dari Konsultan Pengawas dalam
pemasangan peralatan.
01. Pemborong wajib menyampaikan rencana pengujian pekerjaan kepada Pemberi Tugas
dan Konsultan Pengawas. Pengujian yang tidak dihadiri oleh Pemberi Tugas dan
Konsultan Pengawas akan dinilai tidak sah dan harus diulang.
02. Pengujian pada pekerjaan ini dimaksudkan untuk memberikan karakteristik operasi
karakteristik operasi peralatan, antara lain :
1. Besar arus beban listrik
2. Kestabilan operasi.
3. Kebisingan yang timbul selama operasi.
4. Keandalan alat-alat pengaman.
5. Ketepatan beda tinggi lantai sangkar terhadap lantai pelayanan.
6. Dan lain-lain yang akan disampaikan oleh Konsultan Pengawas.
03. Pemberi Tugas dan Pengawas berhak menolak penyerahan pekerjaan apabila ternyata
terdapat ketidak beresan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Dengan demikian,
Pemborong dinilai masih belum menyelesaikan pekerjaan ini.
04. Kecuali ditentukan lain, penyerahan pekerjaan untuk pertama kalinya kepada Pemberi
Tugas hanya dapat dilakukan apabila Ijin Pemakaian secara prinsip.
01. Pemborong wajib mengadakan, melakukan pemasangan bahan dan peralatan yang
diperlukan didalam instalasi ini dengan baik dan rapi, melakukan penyetelan pada
bagian yang memerlukan serta mengadakan pengujian, baik untuk setiap bagian dari
sistem maupun untuk keseluruhan sistem, guna mendapatkan suatu operasi dari
sistem secara sempurna dan memuaskan.
02. Pemborong wajib melengkapi seluruh bagian dari sistem sehingga secara
keseluruhan merupakan sistem yang lengkap dan dapat berfungsi dengan baik.
03. Pemborong wajib menyatakan kekurangan dan atau ketidak jelasan dan atau
kesalahan yang terdapat didalam dokumen pelelangan pada saat rapat penjelasan
pelelangan.
04. Penawaran yang diajukan oleh Pemborong dinilai berlaku seluruh sistem yang
dikehendaki tanpa adanya kekurangan dalam bentuk apapun juga.
Secara garis besarnya, pekerjaan ini dapat dibedakan atas bagian bagian berikut :
01. Pekerjaan Tegangan Menengah, meliputi pekerjaan sebagai berikut ;
a. Panel Tegangan Menengah (PTM),
b. Transformator daya,
c. Pekerjaan Kabel Tegangan Menengah dari gardu PLN ke PTM
d. Pekerjaan Kabel Tegangan Menengah dari PTM ke Transformator,
e. Pekerjaan kabel kontrol dari PTM ke Transformator dan ke PPU,
f. Pekerjaan Pentanahan sistem tegangan menengah,
g. Pekerjaan pentanahan semua bagian logam didalam ruang Transformator,
h. Peralatan terminasi,
i. Peralatan bantu.
05. Pekerjaan Penerangan dan Daya Didalam Bangunan, meliputi pekerjaan sebagai
berikut :
a. Semua jenis lampu penerangan,
b. Semua jenis saklar,
c. Semua jenis kotak kontak,
d. Kabel penerangan dan daya, kabel operasi otomatis dan atau manual serta
perlengkapan pengkabelan,
e. Kabel catu daya ke semua peralatan instalasi lainnya,
f. Sistem pentanahan semua beban listrik,
g. Peralatan bantu.
08. Pekerjaan lain-lain meliputi semua pekerjaan pelengkap sehingga semua peralatan
secara keseluruhan dapat merupakan suatu sistem yang lengkap dan dapat
beroperasi secara baik dan sempurna.
01. Pekerjaan yang sehubungan dengan lingkup pekerjaan paket ini dan dilaksanakan
oleh pemborong pekerjaan Sipil adalah sebagai berikut :
a. Pembuatan pondasi semua peralatan utama,
b. Perapian kembali dinding dan bagian lainnya dari pekerjaan Sipil yang terkena
pekerjaan ini.
01. Setiap bahan dan peralatan yang akan dipergunakan dalam pekerjaan ini harus
merupakan suatu hasil produksi yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan juga
tidak bertentangan dengan ketentuan dari IEC.
02. Setiap bahan dan peralatan yang akan digunakan harus mampu beroperasi secara
baik pada temperatur keliling tidak kurang dari 40 °C dengan kelembaban relatif tidak
kurang dari 80 %.
03. Semua peralatan yang membutuhkan catu daya listrik, harus dipilih yang sesuai
dengan catu daya di lokasi proyek.
04. Semua peralatan yang membutuhkan catu daya harus dipilih yang dapat bekerja
secara normal dengan besaran faktor daya tidak kurang dari 0,9 atau Pemborong
wajib menambahkan kapasitor.
05. Apabila ternyata peralatan yang diajukan Pemborong mempunyai kapasitas yang
lebih besar dari yang direncanakan, Pemborong wajib menyesuaikan semua
perubahan komponen yang berhubungan dengan perubahan kapasitas tersebut.
01. Panel Tegangan Menengah yang dipergunakan hendaknya dibuat mengikuti standar
VDE / DIN dan tidak bertentangan dengan PUIL.
02. Konstruksi kotak panel yang dipergunakan hendaknya terbuat dari bahan plat baja
setebal 2,2 mm atau lebih dan diproses anti karat serta dicat akhir dengan cat bakar
warna abu-abu. Panel ini hendaknya dilengkapi dengan 2 buah kunci yang sama.
03. Panel Tegangan Menengah yang dipergunakan hendaknya tipe Free Standing yang
diberikan rangka penguat dari bahan baja serta dilengkapi dengan tempat
pengangkat.
05. Panel Tegangan Menengah hendaknya sesuai untuk pemakaian tegangan kerja
nominal 20 KV dengan kelas isolasi tidak kurang dari 24 KV. Kemampuan panel
secara keseluruhan untuk menahan gangguan ditentukan sebagai berikut :
a. Tegangan pengujian 55 KV selama 2 menit,
b. Kemampuan pemutusan hubung singkat 14,4 KA
c. Tegangan impuls 125 KV.
06. Alat pemutus rangkaian yang dipergunakan didalam panel hendaknya dilengkapi
dengan Spring Loaded Mechanism. Ketentuan khusus untuk alat ini , berupa sistem
interlock operasi terhadap pintu panel, gangguan pada Transformator dan putusnya
pengaman lebur.
07. Semua bagian pemutus rangkaian hendaknya terletak didalam tabung yang berisikan
gas SF6.
08. Transformator pengukuran yang dipergunakan hendaknya dari jenis Cast Resin
Insulated kelas 1.
09. Alat ukur pada pintu panel harus berukuran tidak kurang dari 90x90 mm dengan kelas
pengukuran tidak kurang dari 1,5.
10. Alat pengaman lebur yang dipakai hendaknya tipe HRC dan dapat menahan
gangguan arus hubung singkat sesuai dengan kebutuhannya.
11. Semua kabel tegangan menengah yang dipergunakan hendaknya tipe XLPE dengan
luas penampang yang sesuai dengan yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana.
12. Transformator daya yang dipergunakan adalah tipe Dry type Air Cooler untuk tipe
pemasangan dalam ruangan dilengkapi dengan alat pengaman serba guna.
Konstruksi dari transformator hendaknya tipe Cast Resin dengan isolasi kelas A.
14. Alat pengaman serba guna yang disyaratkan hendaknya yang sesuai untuk tipe
transformator tersebut diatas dan lain-lain yang dinilai perlu.
15. Kumparan transformator hendaknya terbuat dari bahan tembaga dan saling
dihubungkan dalam grup vektor DYn-5. Impedansi hubung singkat transformator ini
harus tidak melebihi 6%.
16. Transformator hendaknya dilengkapi dengan rangka, roda, tempat pengangkat dan
sarana penyambungan busduct pada sisi tegangan rendah dan penyambungan
secara Plug In pada sisi tegangan menengah.
17. Peralatan terminasi yang diijinkan adalah tipe Resin atau Heat Shrinked.
01. Mesin diesel generator yang dipergunakan harus mampu menghasilkan suatu daya
listrik dengan kapasitas tidak kurang dari yang ditunjukkan dalam gambar rencana
untuk tipe pemakaian secara terus menerus pada kondisi kerja setempat, dimana
temperatur keliling tidak melebihi 45°C dan rata-rata temperatur keliling adalah 40°C.
03. Mesin diesel generator harus dilengkapi dengan suatu dudukan yang terbuat dari
bahan baja, dimana antara mesin dengan dudukan dan antara dudukan dengan
pondasi mesin yang akan disediakan oleh Pemborong pekerjaan sipil harus
disediakan bahan peredam getaran tipe gabungan pegas dan karet peredam getaran.
04. Pemborong harus menghitung sistem perdam suara, ventilasi ruangan, saluran udara
buang dan saluran asap sehubungan dengan spesifikasi mesin diesel generator set
yang ditawarkan.
05. Pemborong harus menghitung kembali sistem saluran udara buang dan saluran asap
sehingga tidak akanmengurangi kapasitas mesin untuk membangkitkan daya sesusai
yang diminta.
06. Mesin diesel generator yang dipergunakan haris merupakan peraltan yang selalu siap
dipergunakan pada setiap saat. Untuk itu mesin harus mempunyai perlengkapan
berupa pompa sirkulasi minyak pelumas otomatis dan manual, peredam suara pada
saluran gas buang sesuai untuk pemakaian didaerah perumahan, alat pengisi muatan
battere dengan catu daya yang berasal dari generator dan yang berasal dari PLN.
07. Mesin diesel harus dilengkapi dengan peralatan yang dapat mengatur putaran mesin
secara otomatis sehingga mesin akan selalu bekerja pada putaran nominalnya pada
kondisi beban antara beban nol dan beban penuh dengan toleransi tidak lebih dari
2%.
08. Mesin diesel harus dilengkapi dengan filter bahan bakar dan filter udara pembakaran
tipe oilbath.
09. Mesin diesel harus dilengkapi dengan alat pengaman guna menghentikan operasi
mesin dan atau memberikan indikasi adanya gangguan untuk setiap gangguan
sebagai berikut :
a. Putaran kerja melebihi 10% putaran nominal,
b. Tekanan kerja minyak pelumas lebih kecil dari nilai nominalnya (tidak kurang dari
3 Kg/cm²),
c. Temperatur kerja air pendingin melebihi nilai nominalnya (tidak kurang dari 75°C),
d. Dan lain-lain pengaman yang dinilai perlu.
10. Generator yang dipergunakan harus dapat membagkitkan tegangan tanpa bantuan
sumber daya lain,d imana rangkaian medan magnetnya mendapatkan catu daya dari
terminal generator melalui suatu rangkaian elektronik dengan tidak mempergunakan
sikat komutator.
11. Rangkaian elektronik yang dimaksud dalam butir 10 diatas harus mampu mengatur
tegangan generator secara terus menerus pada tegangan nominal sebesar 230/400
Volt dengan toleransi tidak lebih dari 1,5%.
12. Generator yang dipergunakan harus mampu menghasilkan daya listrik sesusai
dengan kondisi terpasang yang ditunjukkan didalam gambar rencana secara terus
menerus pada putaran nominal mesin diesel dan pada tegangan nominal.
13. Generator yang dipergunakan harus dibuat duntuk pemakaian dalam ruangan dengan
kelas pengaman tidak kurang dari IP 23 dan dapat menahan kelebihan beban 10%
selama 1 jam dalam selang waktu 12 jam.
14. Hubungan kumparan stator generator hendaknya hubungan bintang dimana reaktansi
hubung singkatnya tidak melebihi 15%.
15. Mesin diesel generator secara keseluruhan harus mampu diperasikan dari Panel
Kontrol Generator, untuk selanjutnya disebut PKG. Secara garis besarnya ketentuan
mengenai panel ini adalah sama seperti pada ketentuan pada panel tegangan rendah.
16. PKG harus mempunyai bagian yang dapat mengoperasikan mesin secara otomatis
pada saat terjadi gangguan pada sumber daya yang berasal dari PLN dengan sistem
interlock, dimana untuk selanjutnya akan disebut AMF.
17. AMF yang dipergunakan harus dapat memberikan indikasi mengenai keadaan-
keadaan berikut :
a. Alat penghubung beban tersambung/terputus,
b. Kegagalan start,
c. Gangguan pada rangkaian pengisi battere,
d. Kapasitas battere tidak mencukupi,
e. Gangguan operasi lainnya.
19. AMF harus dapat menjalankan diesel genset pada waktu tegangan PLN mencapai
batas 80% dari tegangan nominalnya tanpa kelambatan waktu operasi.
20. AMF harus dapat menghentikan pelayanan diesel genset pada waktu pelayanan dari
PLN telah normal kembali dan kemudian menghentikan diesel genset masing-masing
dengan kelambatan waktu operasi tidak kurang dari 10 menit.
21. Tangki penyimpanan bahan bakar harus mempunyai kapasitas tidak kurang dari yang
ditunjukkan dalam gambar rencana. Tangki ini harus terbuat dari bahan Mild Steel
Plate melalui proses anti karat dengan ketebalan tidak kurang dari 7mm berbentuk
silinder dimana pada bagian luarnya diberikan lapisan aspal dan goni.
22. Tangki penyimpanan bahan bakar harus mempunyai sarana penyambungan pipa
pengisian dari mobil tangki bahan bakar, pipa pemakiaan, pipa pengembalian bahan
bakar, pipa pembuangan gas, alat pengukur isi tangki dan pengatur pompa bahan
bakar.
23. Tangki pemakaian bahan bakar harus berkapasitas tidak kurang dari yang ditunjukkan
dalam gambar rencana terbuat dari bahan plat baja melalui proses anti karat dengan
ketebalan tidak kurang dari 4mm berbetuk silinder dimana pada bagian luarnya dilapis
cat anti karat dengan zincromate buatan ICI sebanyak 2 lapis dan cat akhir berwarna
coklat.
24. Pondasi tangki penyimpanan bahan bakar akan disediakan oleh Pemborong
pekerjaan bangunan sedangkan dudukan bagi tangki pemakaian bahan bakar harus
disediakan oleh Pemborong pekerjaan ini, terbuat dari bahan besi siku berukuran tidak
kurang dari 70x70x7 mm yang dibentuk sedemikian rupa sehingga konstruksi secara
keseluruhan dapat menahan beban yang mungkin timbul. Pemborong wajib
menempatkan lapisan anti karat zincromate buatan ICI sebanyak 2 lapis dan cat akhir
berwarna coklat.
25. Pompa bahan bakar adalah jenis gear pump yang sesuai untuk pemakaian bahan
bakar berkapasitas tidak kurang dari yang ditunjukkan dalam gambar rencana, dan
digerakkan oleh motor kontrol sesuai dengan kebutuhan serta dilengkapi dengan
kontrol operasi otomatis.
26. Pemborong wajib menyediakan pompa bahan bakar manual dengan pemipaan
secara paralel dilengkapi gate valve dan check valve.
27. Pipa pembuangan gas buang adalah jenis pipa baja hitam kelas medium berdiameter
yang cukup untuk tidak mengakibatkan adanya terjadinya pegurangan kepasitas
mesin pada pemasangan seperti ditunjukkan dalam gambar rencana.
28. Pipa pembuangan gas buang harus diisolasi untuk menahan radiasi panas yang
mungkin timbul dengan rockwool berbentuk preform (setengah pipa) setebal tidak
kurang dari 2 inch dan kepadatan tidak kurang dari 100 kg/m³ dan dilapis lagi dengan
lembaran asbes.
Isolasi tersebut harus dipasang mulai dari pipa fleksibel penghubung mesin dengan
peredam suara sampai keluar bangunan. Khusus untuk pelapis diluar bangunan,
harus dipergunakan bahan plat alumunium.
30. Pemborong wajib menyediakan titik pentanahan bagi mesin diesel generator, titik
netral generator, PKG dan semua bagian logam didalam ruang diesel dan panel,
termasuk rak dan tangga kabel dan pintu-pintu ruangan yang terbuat dari logam
sesuai dengan ketentuan ini.
32. Apabila ditentukan adanya peralatan otomatis sinkronisasi, maka sistem kerja
peralatan adalah sebagai berikut :
a. Pada saat terjadi gangguan pelayanan dari PLN, maka 1 unit diesel genset harus
bekerja secara otomatis dan disinkronkan secara otomatis,
b. Pelayanan ke beban harus diatur secara bertahap,
c. Pada saat beban telah mencapai 75% - 90% dari kapasitas pembangkit maka
mesin berikutnya secara manual harus bekerja dan disinkronkan,
d. Pada saat beban telah mencapai 25% - 40% dari kapasitas pembangkit, maka
salah satu mesin harus dimatikan secara manual setelah bebannya dipindah ke
mesin yang lain,
e. Setelah 10-15 menit sejak pelayanan PLN normal kembali, secara manual semua
mesin dimatikan,
f. PKG harus dapat mengatur sistem sinkron semua mesin, termasuk dengan
generating set yang berbeda kapasitasnya, dan melakukan automatic load
balancing (ALB) sehingga tiap-tiap generating set dibebani secara proporsional
sesuai kapasitas masing-masing.
g. PKG dilengkapi lampu indikator dan sirine/buzzer.
h. Didalam PKG hendaknya disediakan terminal kontrol yang akan dihubungkan ke
sistem monitor danoperasi remote. Terminal kontrol ini meliputi :
Mesin jalan,
Mesin berhenti,
Mesin berhenti karena gangguan,
Kondisi gangguan kecepatan lebih,
Kondisi gangguan tekanan minyak pelumas rendah,
Kondisi gangguan temperatur air, pendingin tinggi,
Kondisi level bahan bakar ditangki pemakaian,
Kondisi meluapnya tangki pemakaian bahan bakar,
01. Panel listrik yang akan dipergunakan baik dalam distribusi daya maupun untuk
melayani beban listrik, untuk tipe pemassangan baik didalam maupun diluar bangunan
dan akan ditempatkan baik diatas lantai dengan dudukan baja maupun ditempatkan
di dinding harus terbuat dari bahan plat baja setebal 1,8 mm atau lebih yang diproses
anti karat. Secara keseluruhan kotak panel harus dicat warna abu-abu dengan cat
bakar.
02. Pemborong wajib menyediakan panel listrik yang berdimensi sesuai dengan ruang
yang tersedia dan memperhatikan jarak antar komponen dalam panel untuk keperluan
pemeliharaan dan perbaikan. Semua pintu panel harus dapat dibuka dengan
mempergunakan satu kunci tetapi Pemborong wajib menyediakan anak kunci
sebanyak 2 buah untuk setiap panel.
03. Pengaturan komponen dalam panel harus sedemikian rupa sehingga temperatur kerja
dalam kotak panel tidak lebih dari 45 derajat Celcius dan dapat menahan beban
mekanis selama terjadi gangguan operasi hubung singkat 3 phasa pada daya dasar
sebesar 500 MVA, tegangan kerja 20 KV dimana reaktansi hubung singkat
transformator tidak lebih dari 5 %.
04. Alat pengaman rangkaian distribusi daya harus berjumlah kutub dan berkapasitas
tidak kurang dari yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana serta mampu menahan
semua arus gangguan yang mungkin timbul sebelum bagian pengamannya
memberikan reaksi.
05. Alat pengaman rangkaian distribusi daya harus mempunyai bagian pengaman untuk
gangguan arus lebih, gangguan hubung singkat, gangguan tegangan kerja dibawah
batas kerja normal, serta dilengkapi dengan motor penggerak seperti ditunjukkan
dalam gambar rencana.
06. Alat pengaman rangkaian distribusi daya yang lebih besar dari 1.250 Ampere adalah
tipe air cirucit breaker dan untuk arus beban dibawah nilai tersebut adalah tipe
Moulded Case Circuit Breaker.
07. Alat pengaman rangkaian beban harus sesuai dengan tipe beban yang terpasang dan
mempunyai alat pembatas arus lebih dan arus hubung singkat. Khusus untuk beban
listrik dinamis, pengaman ini harus dilengkapi dengan pembatas tegangan kerja
normal tiga phasa.
08. Saklar pemutus beban harus selalu dilengkapi dengan pengaman arus lebih tipe lebur
dengan kapasitas yang tidak kurang dari yang ditunjukkan dalam gambar rencana
serta mampu menahan arus gangguan yang mungkin timbul sebelum alat pengaman
lebur putus.
09. Alat pengaman lebur yang dipakai adalah tipe HRC/HHC yang konstruksinya dapat
menahan arus gangguan hubung singkat sampai dengan 100 KA, dilengkapi dengan
dudukan dan alat pemegang untuk melepaskan hubungan.
10. Kontaktor maknetis yang dipergunakan harus mempunyai kapasitas tidak kurang dari
yang ditunjukkan dalam gambar rencana dan kapasitas tersebut didasarkan pada
jenis beban yang sesuai untuk jangka waktu pemakaian paling lama (tabel long life).
11. Setiap bagian dari kontaktor maknetis harus mampu menahan arus gangguan yang
mungkin timbul sebelum alat pengaman arus lebih dan arus hubung singkat yang
dihubungkan ke alat ini bekerja.
12. Alat pengaman arus lebih yang merupakan suatu kesatuan pada kontaktor maknetis
harus mempunyai kurva operasi yang dapat melindungi beban dari gangguan
hilangnya catu daya satu phasa. Alat pengaman ini harus memiliki 3 buah element
Bimetal, serta diperlengkapi dengan 2 buah kontak bantu operasi.
13. Semua kontaktor maknetis yang akan melayani beban tiga phasa harus dilengkapi
dengan suatu alat pengaman baik untuk gangguan hilangnya catu daya satu phasa
maupun gangguan arus beban tiga phasa tidak seimbang lebih dari 10 %.
14. Alat ukur yang dipergunakan berdimensi tidak kurang dari 90x90 mm sesuai untuk
pemasangan di pintu panel dan mempunyai ketelitian yang tidak kurang dari kelas 1,5.
Setiap alat ukur harus diberikan alat pengaman gangguan arus lebih dan arus hubung
singkat.
15. Pendistribusi daya listrik didalam panel (BUSBAR) harus mempunyai dimensi yang
dapat melakukan arus beban maksimum yang mungkin terjadi tanpa memperhatikan
penempatan komponen serta harus mampu menahan besarnya arus gangguan yang
mungkin terjadi sesuai ketentuan DIN 43-671.
16. Khusus untuk keperluan pencegahan operasi bersama antara sumber daya dari PLN
dan sumber daya dari Diesel Generator Set, diperlukan alat pengaman tipe 4 kutub.
17. Pada dasarnya semua alat pengaman rangkaian yang dilengkapi dengan motor
penggerak, harus dilengkapi dengan saklar pemilih operasi manual otomatis.
01. Kabel khusus tahan api yang dipergunakan adalah kabel baik yang berinti tunggal
maupun yang berinti banyak dengan luas penampang yang tidak kurang dari yang
ditunjukkan dalam gambar rencana, dimana intinya terbuat dari bahan tembaga yang
diberikan isolasi dari bahan PVC dan dibungkus dengan lapisan PVC.
02. Kabel tahan api ini hendaknya dapat dipergunakan pada kondisi temperatur keliling
tidak kurang dari 700 derajat Celcius selama 3 jam sesuai IEC Pub 331,1970.
03. Peralatan bantu persambungan kabel tahan api harus sesuai dengan yang dianjurkan
oleh pabrik pembuatnya dan dan disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
04. Kabel yang akan dipergunakan untuk menyalurkan daya listrik dan akan ditanam
adalah kabel berinti banyak dari bahan tembaga dengan luas penampang tidak kurang
dari yang ditunjukkan dalam gambar rencana, dimana setiap intinya di isolasi dengan
bahan PVC dan diisolasi secara keseluruhan dengan PVC. Pada lapisan luarnya
harus terdapat bagian pelindung dari beban mekanis dan dilapis dengan bahan PVC.
05. Kabel yang akan dipergunakan untuk menyalurkan daya listrik pada jaringan primer
dan atau pada beban dinamis adalah kabel berinti banyak dari bahan tembaga dengan
luas penampang inti tidak kurang dari yang ditunjukkan dalam gambar rencana.
Dimana setiap intinya diisolasi dengan bahan PVC dan secara keseluruhan di isolasi
dengan bahan PVC sebanyak 2 lapis.
06. Kabel yang dipergunakan untuk melayani beban listrik penerangan dan kotak kontak
yang tidak ditanam adalah kabel berinti banyak dari bahan tembaga dengan luas
penampang inti tidak kurang dari yang ditunjukkan dalam gambar rencana, dimana
setiap intinya di isolasi dengan bahan PVC dan secara keseluruhan di isolasi dengan
bahan PVC.
07. Kabel yang dipergunakan untuk melayani beban listrik penerangan dan kotak kontak
serta beban listrik lainnya dan ditanam harus sesuai dengan ketentuan pada butir 04
tersebut diatas.
08. Kabel yang dipergunakan sebagai kabel kontrol operasi adalah kabel berinti banyak
dari bahan tembaga dengan luas penampang inti tidak kurang dari yang ditunjukkan
dalam gambar rencana, dimana setiap intinya di isolasi dengan bahan PVC dan
secara keseluruhan di isolasi dengan bahan PVC sebanyak 2 lapis dan mempunyai
nomor inti. Apabila ternyata kabel ini harus ditanam, maka kabel ini harus diberikan
pipa pelindung khusus kabel tipe sambungan ulir.
09. Kabel listrik yang akan dipergunakan untuk melayani beban tiga phasa harus
diproduksi sesuai dengan ketentuan dalam SPLN dan VDE untuk tegangan kerja
sebesar 600/1.000 Volt.
10. Kabel listrik yang akan dipergunakan untuk melayani beban satu phasa harus di
produksi sesuai dengan ketentuan dalam SPLN dan VDE untuk tegangan kerja
sebesar 500 V.
11. Kabel kontrol khusus untuk tegangan kerja tidak lebih dari 110 Volt adalah kabel
berinti tembaga berbentuk serabut dengan luas penampang inti seperti yang
ditunjukkan dalam gambar rencana dan masih dapat melayani operasi secara normal
dimana setiap intinya terbuat dari bahan tembaga berisolasi dengan bahan PVC dan
secara keseluruhan di isolasi dengan bahan PVC.
12 Ketentuan lain mengenai kabel akan diberikan Manajemen Konstruksi selama periode
pelaksanaan.
d. Apabila ditentukan tipe lampu seperti produksi Philips tipe TBS-300, maka
reflektor lampu harus terbuat dari bahan Mirror Polished Alumunium Sheet yang
dibentuk sedemikian rupa sehingga sesuai dengan produk aslinya. Bagian
penyekat antara ujung reflektor hendaknya terbuat dari bahan Anodized
alumunium profile sebanyak 20 buah sepanjang kotak lampu.
e. Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan effisiensi
penerangan yang maksimal, rapih kuat serta sedemikian rupa hingga pekerjaan-
pekerjaan seperti penggantian lampu, pembersihan, pemeriksaan dan pekerjaan
pemeliharaan dengan mudah dapat dilaksanakan.
g. Pada semua lihgting fixtures harus dibuat mur dan baut sebagai tempat terminal
pentanahan (grounding).
04. Lain-lain
a. Khusus untuk kotak lampu tipe Barret, bagian penutup hendaknya terbuat dari
bahan Acrylic yang bermotif kristal.
b. Setiap lampu yang bukan merupakan jenis lampu pijar harus dilengkapi dengan
kapasitor sehingga dalam kondisi kerja normal akan mempunyai faktor daya tidak
kurang dari 90 %.
c. Penempatan kabel didalam kotak lampu harus diatur secara rapi dan setiap ujung
kabel harus disediakan terminal penyambungan termasuk terminal pentanahan.
01. Pemborong wajib mempergunakan pipa pelindung kabel bagi semua kabel yang
berukuran lebih kecil dari 6 mm2 dimana diameter dalam dari pipa pelindung kabel
tidak kurang dari 150 % diameter luar kabel yang dipergunakan dengan
memperhitungkan besarnya radius pipa pelindung yang diperlukan pada belokan arah
jalur kabel.
02. Apabila dipergunakan kabel berinti tunggal maka luas penampang dalam pipa
pelindung harus tidak kurang dari 250 % jumlah luas penampang kebal yang akan di
pasang dengan memperhitungkan besar radius pipa pelindung yang diperlukan pada
belokan arah jalur kabel.
03. Apabila tidak ditentukan lain, maka Pemborong wajib memakai pipa pelindung kabel
yang terbuat dari bahan PVC khusus SUPER HIGHT HEAVY GAUGE khusus
pemakaian dalam bangunan sesuai dengan standar BSI.
04. Pipa pelindung kabel yang di pergunakan harus tidak mempunyai sifat sebagai berikut
:
a. Tidak mudah terbakar,
b. Tidak merambatkan api,
c. Dapat memadamkan api dengan sendirinya,
d. Tidak mengeluarkan gas beracun bila terbakar,
e. Dan ketentuan-ketentuan lainnya sesuai dengan persyaratan International
06. Pemborong wajib mempergunakan pipa pelindung jenis fleksibel yang terbuat dari
bahan yang sama dengan pipa pelindung lainnya, khusus untuk penyambungan pipa
pelindung ke setiap beban listrik.
07. Pemborong wajib mempergunakan semua alat bantu pemipaan yang sesuai dengan
kegunaannya dan disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
09. Khusus untuk kabel yang berdiameter 6mm² atau lebih maka kabel harus ditempatkan
dirak kabel dalam cable duct atau C-Channel atau diatas cable tray.
01. Pemborong wajib mempergunakan rak kabel untuk kabel yang ditempatkan dalam
pipa pelindung kabel ataupun tidak bila dipasangkan secara mendatar dan atau tegak
jalur kabel lebih dari enam jalur.
02. Rak kabel harus terbuat dari bahan besi yang diproses dengan Hot Dip Galvanized,
ukuran dari bahan besi harus sedemikian rupa sehingga dapat menampung beban
dari kabel yang ditempatkan pada rak kabel yang bersangkutan.
03. Konstruksi rak kabel yang dipergunakan harus sedemikian rupa sehingga
memungkinkan dibentuk dalam arah lengkung sesuai dengan keperluan di lapangan.
04. Rak kabel harus dilengkapi dengan penggantung yang di buat dari bahan besi siku
40x40x4 mm dibagian bawah, tiang penggantung dari bahan besi beton berukuran
diameter 10mm dan kanal baja UNP 10 pada bagian atasnya. Pada tiap
persambungan penggantung ini harus diperlengkapi dengan mur disetiap sisinya.
05. Penggantung rak kabel harus di tempatkan pada setiap jarak yang tidak lebih dari
150cm.
06. Pemborong wajib membuat rak kabel selebar kebutuhan dengan memperhitungkan
jarak pemasangan kabel sehingga tidak mempengaruhi besarnya faktor koreksi yang
telah ditentukan selama perencanaan.
07. Apabila ternyata lebar rak kabel yang dibutuhkan lebih dari 75cm, maka Manajemen
Konstruksi akan menentukan konstruksi rak kabel.
08. Pemborong wajib membuat dan mempergunakan tangga kabel bagi semua kabel baik
yang di tempatkan dalam pipa pelindung maupun yang tidak, bila dipasangkan secara
tegak dengan jalur kabel yang lebih dari 6 jalur.
09. Tangga kabel harus terbuat dari bahan besi yang diproses dengan Hot Dip
Galvanized, ukuran dari bahan besi harus sedemikian rupa sehingga dapat
menampung beban dari kabel yang ditempatkan pada tangga kabel yang
bersangkutan.
10. Tangga kabel harus dipasangkan pada dudukan yang terbuat dari bahan kanal baja
UNP 10 pada setiap jarak tidak lebih dari 150 cm. Pemasangan tangga kabel ke
dudukannya tersebut dengan mempergunakan mur- baut berukuran sesuai dengan
bebannya.
12. Apabila ternyata lebar tangga kabel yang harus dipergunakan lebih dari 150cm, maka
Manajemen Konstruksi akan menentukan konstruksi dan bahan tangga kabel.
13. Semua bagian baja pada rak kabel dan tangga kabel harus yang tidak di galvanis
harus di lapisi oleh bahan antikarat berupa Zinchromate buatan ICI sebanyak 2 lapis
sebelum dipasang.
02. Kotak kontak yang dipergunakan harus mempunyai kapasitas penghantaran arus
beban tidak kurang dari 10 A secara kontinue pada tegangan kerja 240 Volt. Kotak
kontak ini harus mempunyai bagian penghantar pentanahan.
03. Baik saklar maupun kotak kontak harus dilengkapi dengan kotak pemasangan yang
akan di tempatkan didalam partisi atau didalam dinding ruangan. Oleh karenanya
kotak pemasangan tersebut harus sesuai untuk pemasangan didalam partisi.
04. Kotak kontak yang dipergunakan harus mempunyai perlengkapan berupa pengaman
pada kedua lubang pengantar phasa dan netral sehingga tidak mungkin dapat
dipergunakan apabila hanya salah satu lubang ditekan.
05. Bagian depan dari saklar dan kotak kontak harus terbuat dari bahan bukan metal dan
warnanya akan ditentukan kemudian.
01. Bagian penerima petir yang dipergunakan adalah sistem penangkal petir tiang tunggal
yang memakai prinsip kerja elektrostatic.
02. Setiap bagian dari sistem penangkal petir ini tidak diperkenankan mempunyai
peralatan bantu yang dapat mengurangi keandalan dari sistem secara keseluruhan.
03. Bagian penerima petir harus dipasangkan pada puncak tiang yang ditempatkan diatas
bangunan, dimana ketinggian keandalan keseluruhan harus sesuai dengan yang akan
ditunjukkan dalam gambar rencana.
04. Pemborong wajib memeriksa kembali konstruksi pemasangan tiang penangkal petir
termasuk dudukkan untuk menjamin pemasangan yang kokoh dan dapat menahan
gangguan yang mungkin akan terjadi.
05. Bagian penghantar arus surya harus jenis coaxial sesuai dengan yang diajurkan oleh
pabrik pembuat bagian penerima petir.
06. Bagian pentanahan harus terdiri dari atas titik pentanahan yang terbuat dari pipa baja
galvanis berdiameter 1,5" atau lebih sepanjang 12 meter atau lebih dan pada tujuan
ujungnya diberikan batang tembaga runcing berdiameter tidak kurang dari 1,50”
sepanjang 50cm.
07. Bagian ujung dari titik pentanahan harus diberikan kotak kontrol yang terbuat dari
susunan batu bata yang diplester halus dan dilengkapi penutup beton yang diberikan
pegangan untuk membukanya.
08. Pada permukaan tanah dari titik pentanahan harus diberikan kotak kontrol yang
terbuat dari susunan batu bata yang diplester halus dan dilengkapi penutup beton
yang diberikan pegangan untuk membukanya.
09. Pesambungan antara penghantar arus surya dengan penghantar titik pentanahan
mempergunakan alat bantu persambungan khusus sesuai dengan petunjuk
manajemen kontruksi.
10. Persambungan antara penghantar arus surya dan bagian penerima petir, harus
dilakukan sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuat peralatan.
11. Pemborong wajib menyediakan suatu titik pentanahan dengan tahanan pentanahan
tidak lebih dari 1 Ohm bila diukur pada saat 2 hari tidak hujan secara berturut-turut.
12. Ketentuan lain mengenai pekerjaan ini akan diberikan oleh manajemen kontruksi
selama periode pelaksanaan pekerjaan.
01. Semua titik pentanahan harus terdiri atas titik pentanahan, yang terbuat dari pipa baja
galvanis 1,5" atau lebih sepanjang 12 meter atau lebih dimana pada bagian ujungnya
diberikan batang tembaga runcing berdiameter tidak kurang dari 1,50" sepanjang 50
cm.
02. Bagian ujung dari titik pentanahan harus dihubungkan ke penghantar pentanahan
dengan mempergunakan kawat baja telanjang berluas penampang seperti
ditunjukkan didalam gambar rencana.
03. Pada permukaan tanah dari titik pentanahan harus diberikan kotak kontrol yang
terbuat dari susunan batu bata yang diplester halus dan dilengkapi penutup beton
yang diberikan pegangan untuk membukanya.
05. Pemborong wajib menyediakan suatu titik pentanahan dengan tahanan pentanahan
tidak lebih dari 1 Ohm bila diukur pada saat 2 hari tidak hujan secara berturut-turut.
06. Ketentuan lain mengenai pekerjaan ini akan diberikan oleh Manajemen Konstruksi
selama periode pelaksanaan pekerjaan.
01. Pada hubungan kabel dan peralatan, Pemborong harus mempergunakan sepatu
kabel/ klem yang sesuai ukurannya dan disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
02. Peralatan bantu dalam melakukan terminasi di terminal beban pada Gardu PLN harus
sesuai dengan yang dianjurkan oleh pabrik pembuat kabel dan dapat diterima oleh
PLN serta disetujui Manajemen Konstruksi.
03. Peralatan bantu dalam terminasi kabel yang berukuran lebih besar dari 16 mm adalah
sepatu kabel yang harus di setujui oleh Manajemen Konstruksi.
04. Peralatan bantu untuk pemasangan kabel kedalam panel berupa CABLE GLAND
harus disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
05. Peralatan bantu dalam pemasangan lampu penerangan harus sesuai dengan kondisi
lapangan dan disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
06. Peralatan bantu berupa FISHER dan DYNABOLT dan yang sejenis harus mempunyai
kekuatan yang sebanding terhadap bebannya dan harus disetujui oleh Manajemen
Konstruksi.
07. Peralatan bantu dalam pemasangan saklar, kotak kontak dan yang sejenis harus
disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
08. Peralatan bantu dalam penyambungan kawat tembaga telanjang harus mempunyai
permukaan yang dilapisi oleh timah dan disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
09. Peralatan bantu dalam penyambungan kabel penerangan dan kotak kontak biasa
adalah tipe LASDOOP produksi 3 M atau Legrand.
01. Sistem ventilasi ruangan (intake air dan exhaust air) harus sedemikian rupa sehingga
dalam keadaan semua mesin beroperasi maka rata-rata temperatur keliling tidak
melebihi 40°C atau batas temperatur yang akan mengganggu operasi mesin.
02. Alat ventilasi ruangan yang dipergunakan harus berkapasitas tidak kurang dari yang
ditunjukkan dalam gambar rencana pada tahanan aliran udara yang sesuai.
03. Alat ventilasi ruangan yang dipergunakan harus diperlengkapi dengan Automatic Non
Return Damper.
04. Pemborong wajib melengkapi rangka yang terbuat dari baja untuk pemasangan alat
ini. Selain itu, antara rangka dan alat ini harus diberikan peredam getaran. Pada
bagian luarnya harus diberikan penahan masuknya serangga kedalam ruangan.
05. Ketentuan mengenai rangka akan diberikan selama periode pemasangan oleh
Manajemen Konstruksi.
06. Cara pemasangan penahan serangga harus sedemikian rupa sehingga dapat dilepas
apabila diperlukan.
07. Apabila dalam sistem diperlukan adanya cerobong udara, maka Pemborong wajib
mengikuti ketentuan ASHRAE.
08. Alat ventilasi ruangan harus dapat dioperasikan secara normal pada kondisi kerja
seperti yang ditunjukkan pada gambar rencana dan kondisi ruang setempat.
09. Pemborong wajib menyediakan catu daya untuk pemakaian peralatan ini dan
menyediakan sarana operasi yang dapat dikontrol oleh peralatan tanda bahaya
kebakaran.
01. Pipa bahan bakar yang dipergunakan adalah jenis pipa baja hitam kelas medium
dengan penyambungan tipe ulir kecuali pada tempat penyambungan pada tangki
penyimpanan bahan bakar, tangki pemakaian bahan bakar, pompa bahan bakar dan
peralatan-peralatan lainnya dipergunakan tipe penyambungan Flange.
Penyambungan flange juga diharuskan pada pemipaan yang lebih panjang dari 12
meter.
02. Pipa bahan bakar yang dipergunakan harus berdiameter tidak kurang dari yang di
tunjukkan dalam gambar rencana dan dilengkapi dengan katup operasi seperti yang
ditunjukkan dalam gambar rencana.
03. Pipa bahan bakar secara keseluruhan harus dilapis dengan lapisan anti karat
Zinchromate dari ICI sebanyak 2 lapis dan kemudian pada bagian-bagian yang
ditanam harus dilapis dengan flinkote sebanyak 2 lapis dan di lapis goni aspal serta
pada bagian-bagian yang tidak ditanam harus di cat warna coklat.
01. Sistem peredam suara harus sedemikian rupa sehingga dalam keadaan operasi
normal, maka sistem generator set akan menyebabkan kebisingan tidak lebih dari 65
dB pada jarak 1 meter dari dinding dan grille ruang diesel.
02. Bahan peredam suara adalah Rockwool dengen ketebalan yang tidak kurang dari 2"
dan kepadatan tidak kurang dari 100 Kg/m³.
03. Pada permukaan bahan peredam, Pemborong wajib menempatkan bahan Glass
Cloth.
04. Apabila tidak ditentukan lain oleh Manajemen Konstruksi maka Pemborong wajib
mempergunakan baja strip dengan ukuran 1"x3/8" sebagai penahan isolasi ke dinding
ruangan dimana pemasangan bagian ini harus mempergunakan FISHER S10
05. Khusus untuk pemasangan isolasi yang bukan ditempatkan pada dinding ruang, maka
Manajemen Konstruksi akan memberikan ketentuannya selama periode
pemasangan.
01. Setiap bahan dan peralatan hendaknya dipasang sesuai dengan gambar rencana
atau gambar revisi serta harus disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
02. Pemborong wajib menempatkan diesel generator pondasi yang telah disediakan
Pemborong Sipil dengan mempergunakan angkur yang cukup kuat yang mampu
menahan reaksi beban yang mungkin timbul selama operasi mesin lengkap dengan
peredam getarannya.
03. Pembuatan dan pemasangan pemegang pipa gas buang harus sedemikian rupa
sehingga dapat diatur ketinggiannya terhadap lantai ruangan dan tidak meneruskan
getaran yang mungkin timbul selama operasi.
04. Cerobong saluran udara pendingin mesin harus dibuat sedemikian rupa sehingga
tidak akan menghambat aliran udara tersebut dan tidak menyebabkan terjadinya
penurunan kapasitas mesin serta menyebabkan terjadinya kerusakan pada bagian-
bagian dari mesin. Cerobong tersebut harus diberikan dudukan dan penguat dari
bahan baja siku dan secara keseluruhan bersama cerobongnya dicat anti karat
dengan zinchromate dari ICI sebanyak 2 lapis.
05. Peredam suara pada pemasangannya harus dilengkapi dengan penguat, dimana
pada bagian penguat ini dilapisi cat anti karat seperti disebutkan dalam butir 04
tersebut diatas.
07. Semua panel listrik yang sesuai untuk pemasangan pada lantai ruang, harus diberikan
dudukan dari bahan kanal baja UNP 10 dan diperkuat kelantai bangunan dengan
mempergunakan Dynabolt yang berukuran sesuai dan disetujui oleh Manajemen
Konstruksi.
08. Pemborong wajib menyediakan dudukan bagi kabel yang masuk ke dan atau keluar
dari panel listrik sedemikian rupa sehingga kabel tersebut tidak akan memberikan
beban mekanis pada terminal penyambungan kabel didalam panel.
09. Semua panel listrik yang sesuai untuk pemasangan pada dinding ruang, harus
diberikan pemegang dari bahan baja UNP 10 dan diperkuat kedinding ruang dengan
mempergunakan Dynabolt yang berukuran yang sesuai dan disetujui oleh Manajemen
Konstruksi.
10 Semua panel listrik yang akan ditempatkan didinding ruangan harus dipasangkan
pada ketinggian 120 cm dari permukaan lantai ruang yang bersangkutan dan sama
untuk semua panel.
11. Semua peralatan bantu dalam pemasangan panel yang dibuat dari bahan baja dan
atau besi harus diberikan lapisan anti karat dengan Zinchromate sebanyak 2 lapis.
12. Pemborong wajib melengkapi pemasangan kabel yang keluar dari atau masuk ke
dalam panel dengan Cable Gland yang sesuai dan disetujui oleh Manajemem
Konstruksi.
13. Kabel listrik yang akan ditanam, harus ditempatkan pada kedalaman yang tidak
kurang dari 80 cm dibawah permukaan tanah setempat kecuali bagi kabel yang akan
dipasang dibawah jalan, dibawah lantai, melintas jaringan pipa dan selokan atau
pekerjaan lainnya.
14. Pemasangan kabel tanam harus mempergunakan pasir di bagian atas maupun
dibagian bawah kabel dengan tebal lapisan tidak kurang dari 15 cm pada setiap
bagian dimana pada bagian atas dari pasir ini diberikan bahan pelindung keras seperti
yang dipergunakan oleh PLN sebelum diurug kembali.
15. Untuk kabel listrik yang akan ditanam dan jalur kabel tersebut melintas jalan dan atau
lantai, maka kabel tersebut harus ditempatkan pada kedalaman tidak kurang dari 150
cm dibawah permukaan tanah/lantai setempat dan diberikan pelindung berupa pipa
baja galvanis berdiameter tidak kurang dari 2,5 kali diameter luar kabel dan pada
bagian luar pipa tersebut harus diberikan lapisan Flinkote sebanyak 2 lapis.
16. Dibagian atas dan dibagian bawah pipa yang dimaksud dalam butir 10 tersebut diatas
harus diberikan lapisan pasir seperti yang dimaksudkan dalam butir 09 tersebut diatas.
17. Untuk kabel listrik yang akan ditanam dan jalur kabel melintas selokan dan atau
jaringan pipa atau pekerjaan lainnya, maka kabel harus ditempatkan pada kedalaman
tidak kurang dari 60 cm dibawah jaringan pekerjaan lainnya tersebut dan cara
pemasangannya adalah sama seperti diuraikan dalam butir 09 diatas.
18. Pemborong wajib memberikan tanda jalur kabel tanam diatas permukaan tanah pada
setiap tidak lebih dari 3 meter dan pada setiap belokan arah jalur.
19. Pada penanaman kabel yang sejajar dengan jalan atau jaringan pipa atau jaringan
kabel yang mempunyai beda tegangan kerja, maka kabel harus ditempatkan pada
jarak tidak kurang dari 50cm antaranya.
20. Kabel listrik yang akan dipasang menembus lantai, dinding, pondasi bangunan dan
yang sejenis harus mempergunakan Sleeve dari bahan pipa PVC klas D berukuran
2,5 kali diameter luar kabel. Khusus Sleeve yang dipasang pada pondasi dan
dipergunakan untuk jalur kabel dari luar ke dalam bangunan atau sebaliknya lubang
di dalam pipa diluar kabel harus di isi dengan adukan semen 1:7 dibagian dekat tanah
dan Flinkote di belakangnya.
21. Kabel listrik yang ditempatkan pada saluran kabel baik yang mendatar ataupun yang
tegak, harus ditempatkan pada rak/tangga kabel.
22. Semua kabel listrik baik yang ditempatkan didalam pipa pelindung kabel maupun yang
tidak dan dipasang secara mendatar harus ditempatkan pada rak kabel.
23. Semua kabel listrik baik yang ditempatkan didalam pipa pelindung kabel maupun yang
tidak dan dipasang secara tegak harus ditempatkan pada tangga kabel.
24 Pengaturan kabel pada rak kabel dan tangga kabel harus sedemikian rupa sehingga
tidak terjadi persilangan satu dengan yang lainnya.
25. Pemborong wajib mempergunakan alat khusus dalam pemasangan sepatu kabel
pada kabel untuk setiap penyambungan. Untuk sepatu kabel yang berukuran lebih
besar atau sama dengan 50mm², Pemborong wajib memakai alat khusus dengan
sistem hidrolik.
27. Pemasangan kabel dan pipa pelindung kabel di rak kabel, pada tangga kabel, pada
dinding ruangan dan pada plat lantai harus mempergunakan klem kabel pada setiap
jarak tidak lebih dari 75 cm.
28. Kotak persambungan pipa pelindung kabel tidak diperkenankan di tempatkan pada
pertengahan bagian pipa yang dipasangkan secara tegak tanpa suatu dudukan.
29. Kotak persambungan pipa pelindung kabel wajib di pergunakan pada jalur pipa
pelindung yang melebihi batas 12 meter, meskipun tidak terdapat adanya
penyambungan kabel.
30. Pemborong wajib mempergunakan setiap jenis peralatan bantu pemipaan sesuai
dengan fungsinya.
31. Pemotongan pipa pelindung harus dilakukan dengan mempergunakan alat khusus
yang disyaratkan oleh pabrik. Setelah dilakukannya pemotongan, maka pada bagian
bekas pemotongan harus dibersihkan dan dihaluskan dengan alat khusus yang
dianjurkan oleh pabrik.
32. Kecuali ditentukan lain maka saklar harus ditempatkan pada ketinggian 150 cm dan
kotak kontak ditempatkan pada ketinggian 30 cm dari lantai ruangan.
33. Pemasangan saklar dan kotak kontak di dinding ruangan harus dipergunakan kotak
pemasangan yang ditempatkan didalam dinding atau partisi ruangan. Untuk itu kotak
pemasangan harus khusus untuk pemasangan dalam partisi ruang.
34. Lampu penerangan harus dipasangkan sesuai dengan plafon ruangan dan sejajar
dengan as bangunan. Pemasangan lampu tersebut tidak diperkenankan
menimbulkan beban pada plafon yang bersangkutan bila rangka plafon bukan terbuat
dari kayu dan bahan plafon terbuat dari akustik. Dengan demikian untuk pemasangan
lampu pada plafon yang mempergunakan bahan tersebut, Pemborong wajib membuat
rangka dan penggantung sedemikian rupa sehingga tidak akan mengakibatkan
terjadinya gangguan pada plafon.
36. Pada persambungan ini, rongga ulir pada pipa dan ulir alat bantu persambungan
harus diisi dengan suatu bahan pencegah kebocoran dimana ketentuan mengenai
bahan tersebut akan diberikan oleh Manajemen Konstruksi.
37. Pada cara persambungan las, bidang persambungan harus dibuat sedemikian rupa
sehingga merupakan bidang yang tegak lurus terhadap batang pipa. Khusus
persambungan las antara pipa baja galvanized dan alat bantunya, seluruh bagian
bekas las harus diberikan lapisan anti karat dengan zinchromate sebanyak 2 lapis.
38. Sebelum diadakan penyambungan tipe las, Pemborong wajib menyampaikan contoh
hasil pengelasan untuk mendapatkan persetujuan dari Manajemen Konstruksi.
39. Dalam hal pemasangan pipa, penempatan yang diperkenankan adalah sejajar
dengan dinding bangunan baik untuk pemasangan yang mendatar maupun yang
tegak terhadap bidang mendatar. Sudut belokan yang diperkenankan adalah tegak
lurus 45°C.
40. Pada pemasangan pipa yang sangat panjang dan atau didekat katub operasi, maka
pemborong wajib mempergunakan diameter 2,5 inch atau kurang dan sambungan
flange bagi pipa berukuran diameter 3 inch atau lebih. Sambungan seperti di sebutkan
dalam butir ini harus dipergunakan dalam pemasangan pipa yang lebih panjang dari
24 meter.
41. Pada setiap bagian dari pipa yang akan dipasangkan menembus lantai, kolom balok
atau bagian konstruksi lainnya, Pemborong wajib meminta persetujuan tertulis dari
Management Konstruksi terlebih dahulu. Pada bagian tersebut harus diberikan
pelindung berupa sleeve yang terbuat dari bahan pipa baja galvanized.
42. Pada pemasangan pipa yang melintas jalan, bagian atas jalur pipa harus ditempatkan
pelindung dari pipa beton yan gcukup kuat untuk menahan beban mekanis yang
mungkin timbul.
43. Penyangga dan penggantung pipa harus dibuat sedemikian rupa sehingga
memudahkan pengaturan ketinggian. Pemborong wajib membentuk bagian
penggantung dan atau penyangga tersebut sedemikian rupa sehingga bagian
tersebut cukup kuat untuk menahan.
44. Jarak penggantung dan atau penyangga pipa harus ditempatkan pada jarak yang
tidak lebih dari 2 meter utnuk pipa yang berukuran sampai dengan diameter 2,5 inch
dan untuk pipa yang berdiameter 3 inch atau lebih jarak penggantung / penyangga
adalah 3 meter.
45. Pemborong wajib mempergunakan alat peredam getaran pad asetiap pompa,
penggantung dan atau penyangga, dimana alat peredam getaran tersebut harus
disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
46. Seluruh pemipaan yang todak terletak didalam dinding, harus ditempatkan pada
penyangga yang disetujui oleh Manjemen Konstruksi dan diklem serta diberikan
penutup yan cukup kuat untuk menahan semua gangguan mekanis yang mungkin
timbul.
47. Pemborong wajibmemberikan lapisan anti karat pada bahan yang terbuat dari baja
dengan mempergunakan zinchromate buatan ICI sebanyak 2 lapis.
01. Pemborong wajib melaksanakan pengujian baik untuk setiap bagian dari sistem
maupun untuk sistem secara keseluruhan sesuai dengan permintaan Manajemen
Konstruksi.
03. Pengujian untuk pekerjaan tegangan menengah meliputi pengujian sebagai berikut
a. Pengujian tegangan kerja nonimal,
b. Pengujian perbandingan kumparan transformator,
c. Pengujian tegangan 55 KV,
d. Pengujian operasi alat pengaman,
e. Dan pengujian lain sesuai dengan standard PLN dan yang akan ditentukan oleh
Manajemen Konstruksi.
05. Pengujian untuk panel tegangan rendah harus meliputi pengujian berikut :
a. Pengujian alat pengaman, kecuali pengaman lebur,
b. Pengujian koordinasi pengamanan,
c. Pengujian operasi selama 24 jam pada beban penuh,
d. Dan pengujian lain yang dinilai perlu oleh Manajemen Konstruksi.
06. Pengujian untuk kabel tegangan rendah harus meliputi pengujian sebagai berikut :
a. Pengujian tahanan isolasi antar konduktor phasa, netral dan pentanahan,
b. Pengujian susut tegangan selama pembebanan,
07. Pengujian untuk pentanahan adalah pengukuran tahanan pentanahan pada saat tidak
hujan selama dua hari berturut-turut dengan nilai lebih kecil dari 1 Ohm.
08. Dan pengujian lainnya yang dinilai perlu oleh Manajemen Konstruksi termasuk
pengujian dengan infra red.
09. Pemborong wajib melaksanakan pengujian sesuai dengan prosedur yang akan
diberikan oleh Manajemen Konstruksi.
10. Apabila ditemukan adanya ketidak beresan dalam pemasangan, maka Manajemen
Konstruksi berhak untuk menolak penyerahan pekerjaan kepada Pemberi Tugas.
11. Penyerahan pekerjaan kepada Pemberi Tugas hanya dapat dilaksanakan setelah
diadakannya pemeriksaan oleh Lembaga Pemerintah yang berwenang, dimana hasil
pelaksanaan dapat disetujui oleh Lembaga Pemeriksaan yang berwenang dengan
memberikan sertifikatnya.
01. Transformator daya yang dipergunakan adalah produk UNINDO atau TRAFINDO.
02. Mesin diesel yang dipergunakan adalah hasil produksi DEUTZ, PERKINS,
CATTERPILLAR, YANMAR dan MITSUBISHI.
05. Pompa bahan bakar elektronik yang dipergunakan adalah produk EBARA.
08. Peredam suara yang dipergunakan adalah produk AB WOOL, PARAWOOL atau ACI.
10. Isolasi pipa gas buang yang dipergunakan adalah produk KAOWOOL.
14. Kabel tahan api yang dipergunakan adalah tipe non halogen dan produksi
KABELMETAL, SUMITOMO atau FUJI tipe Non Halogen.
15. Kabel listrik tegangan tinggi yang dipergunakan adalah hasil produksi dari,
SUPREME.
16. Kabel listrik tegangan rendah yang dipergunakan adalah hasil produksi dari
SUPREME.
17. Pabrik pembuat lampu penerangan umum adalah ARTOLITE, SPECTRA atau ONI
UTAMA MANDIRI.
18. Lampu TL, PL yang dipergunakan adalah buatan PHILLIPS sedangkan untuk Halogen
yang dipergunakan adalah buatan GENERAL ELECTRIC.
25. Saklar, kotak kontak adalah buatan JUNG ST-550, BERKER MODUL-2 atau CLIPSAL
Mega - 2000 dimana warnanya akan ditentukan kemudian.
26. Lampu emergency yang dipergunakan adalah buatan MANVIER atau CHLORIDE.
28. Capacitor Bank dan Automatic Controllernya yang dipergunakan adalah produksi
NOKIA.
29. Lain-lain bahan dan peralatan yang dipergunakan apabila tidak ditentukan dalam
ketentuan ini merupakan kewajiban pemborong untuk mengusulkannya dan harus
dijelaskan dalam penawaran.
A. Diesel Engine
04. Manufacturer -
05. Country of Origin -
06. Type -
07. Rated Rotation 1.500 RPM
08. Cycle 4
09. Capacity (base line rating to DIN
6270A)
Continuous Rating 750 KVA
Prime Rating -
Emergency Rating -
10. Cylinders
Numbers -
Configuration V type or Inline type
Bore -
Stroke -
Compression Ratio -
11. Consumption at full load
Fuel Liter/Hour
Oil Liter/Hour
Combustion Air CFM
Cooling Air CFM
12. Speed Regulator Automatic Governor
13. Combustion System Turbocharger Direct
Injection
14. Starting System Electric
15. Cooling System Radiator Mounted
16. Radiator Fan Capacity CFM
17. Silencer Residential Type 65 dB
18. Fuel Filter Available (Oilbath)
19. Air Filter Available
20. Vibration Eliminator Available (Spring)
21. Protection Device
High Temperature Water Available
Low Pressure Oil Available
Overspeed Available
22. Others Accessories
Radiator Heater Not Required
Prelude Oil Pump Include
: To be filled by
DIESEL GENERATOR SET WORKS Prepared by contractors
Date :
o. Description Specification Offered
B. Alternator
D. Fuel Tank
Dimension L x W x H (mm)
E. Pump
G. Power Cables
H. Others
Genset (L x W x H) mm
Weight Kg
02. Sound Absourbance Parawool, ACI or Lapinus
03. Glass Cloth Nitobo or equal approved
04. Exhaust Gas Pipe Insulation Kaowool
03. Pemborong wajib melengkapi seluruh bagian dari sistem sehingga secara
keseluruhan merupakan sistem yang lengkap dan dapat berfungsi dengan baik.
04. Pemborong wajib menyatakan kekurangan dan atau ketidak jelasan dan atau
kesalahan yang terdapat didalam dokumen pelelangan pada saat Rapat Penjelasan
Pelelangan.
05. Penawaran yang diajukan oleh Pemborong dinilai berlaku untuk seluruh sistem yang
dikehendaki tanpa adanya kekurangan dalam bentuk apapun juga.
01. Sistem tanda bahaya kebakaran yang merupakan lingkup pekerjaan adalah suatu
sistem pendeteksian keadaan kebakaran, baik secara otomatis maupun secara
manual. Hasil pendeteksian tersebut akan diamati dari beberapa tempat. Hasil
pendeteksian tersebut dikehendaki dapat mengatur operasi beberapa peralatan lain
sesuai dengan yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana.
02 Secara garis besarnya, sistem Tanda Bahaya Kebakaran terdiri atas bagian-bagian
berikut:
a. Panel Kontrol Tanda Bahaya Kebakaran (PKK) tipe addressable,
b. Panel Remote Tanda Bahaya Kebakaran (Annunciator),
c. Monitor Module,
d. Control Module,
e. Kotak Hubung Tanda Bahaya Kebakaran (KHK)
f. Detektor Panas Kombinasi (Rate of Rise combined with Fixed Heat Detector,
ROR), konventional dan addressable
g. Detektor Panas (Fixed Heat Detector), konventional dan addressable
h. Detektor Asap tipe photoelectric, Konventional dan Addressable.
i. Titik Panggil Manual (Break Glass)
j. Bel Tanda Bahaya Kebakaran (Alarm Bell)
k. Kabel Kontrol dari PKK ke Annunciator dan ke setiap alat pendeteksi dan
peralatan-peralatan yang dikaitkan operasinya dengan sistem ini,
l. Pipa pelindung kabel untuk semua jenis kabel,
m. Peralatan bantu.
01. Pekerjaan yang sehubungan dengan lingkup pekerjaan paket ini dan dilaksanakan
oleh Pemborong Pekerjaan Listrik adalah pengadaan catu daya sampai Panel
Kontrol Tanda Bahaya Kebakaran.
02. Pekerjaan yang sehubungan dengan lingkup pekerjaan ini dan dilaksanakan oleh
Pemborong Pekerjaan Elevator adalah penyambungan indikasi di Ruang Mesin
Elevator,
03. Pekerjaan yang sehubungan dengan lingkup pekerjaan paket ini dan dilaksanakan
oleh Pemborong Pekerjaan Tata Suara adalah pengadaan terminal hubungan
operasi dengan sistem pemberitahuan keadaan darurat.
01. Setiap bagian dari bahan dan peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini
harus merupakan suatu hasil produksi yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan juga tidak bertentangan dengan ketentuan dari IEC, BRITISH STANDARD,
NFPA serta harus termasuk dalam daftar produksi yang diakui oleh UL.
02. Setiap bagian dari bahan dan peralatan yang akan digunakan harus mampu
beroperasi secara baik pada temperatur keliling tidak kurang dari 40 derajat Celcius
dengan kelembaban relatif tidak kurang dari 80 %.
03. Setiap bagian dalam pekerjaan ini harus dilindungi dari gangguan interferensi
gelombang radio dan setiap indikasi yang akan timbul harus selalu disertai dengan
kelambatan waktu operasi.
01. Kapasitas panel kontrol kebakaran sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar
perencanaan.
02. Panel Kontrol Tanda Bahaya Kebakaran yang disingkat dengan PKK, yang
berkapasitas sesuai dengan ditunjukkan dalam gambar rencana, harus mampu
melaksanakan deteksi terhadap keadaan lingkungan sekitarnya secara kontinu
dalam waktu 24 jam setiap hari. Untuk itu PKK harus dilengkapi dengan suatu
sumber daya cadangan berupa batere dimana muatannya dapat diisi kembali secara
berulangkali.
03. Batere yang dipergunakan adalah batere NIKEL-CADMIUM tipe kering, dengan
kemampuan untuk mengope- rasikan keseluruhan peralatan secara satu kesatuan
selama 24 jam dan setelah itu masih mampu membunyikan semua Bel Tanda
Bahaya secara serentak dalam jangka waktu 4 jam.
04. PKK harus dilengkapi dengan alat pengisi muatan batere yang dapat bekerja secara
otomatis. Pembatasan operasi pada keadaan muatan batere yang telah berkurang
sampai batas terendah sebesar 30 % dari muatan normalnya adalah mutlak harus
diadakan. Selain itu pembatasan besaran arus pengisi muatan dan pemutusan arus
pengisian pada saat muatan batere telah kembali pada kondisi nominalnya juga
disyaratkan untuk dipenuhi.
05. PKK harus terdiri atas beberapa bagian daerah kebakaran atau zone / address
seperti yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana. Setiap zone / address harus
mempunyai bagian bagian penerima indikasi dan penerus indikasi.
06. Bagian penerus indikasi setiap Zone / address harus dilengkapi dengan dua buah
kontak bantu, untuk mengoperasikan dan atau menghentikan operasi suatu perala-
tan seperti yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana.
07. Bagian kontrol dalam PKK harus mampu memberikan indikasi berupa nyala lampu
indikator yang berbeda bagi setiap kejadian dan untuk setiap zone serta bunyi bel
elektronik yang terletak didalam PKK apabila terjadi hal hal berikut dibawah ini:
a. Sumber daya utama terputus pelayanannya,
b. Muatan batere lemah,
c. Terjadi gangguan pada rangkaian pengisi muatan batere,
d. Kabel kontrol dari PKK kesetiap peralatan yang dihubungkan ke sistem operasi
mengalami gangguan,
e. Adanya indikasi kebakaran.
f. Terjadi hubungan operasi aktif PKK dengan peralatan lainnya, antara lain
PABX, Tatasuara, Elevator, Tata Udara dan lain sebagainya.
09. Kotak panel PKK harus dibuat dari bahan plat baja setebal 2,0 MM atau lebih dan
kemudian di cat dengan cat bakar anti gores (BAKE ENAMELLED PAINT) warna
merah. Kotak panel harus dilengkapi jendela pengamat dan kunci.
10. Bagian kontrol dari PKK harus dapat melaksanakan operasi peralatan secara
keseluruhan sesuai dengan rencana operasi yang diberikan dalam Gambar
Rencana.
11. Panel Remote Indikasi atau Anunciator Panel yang disingkat dengan Annunciator
harus mempunyai beberapa kelengkapan sebagai berikut ;
a. Denah bangunan setiap lantai,
b. Lampu indikator gangguan rangkaian setiap zone / address,
c. Lampu indikator gangguan kebakaran setiap zone / address,
12. Kotak panel Annunciator harus dibuat dari bahan plat baja setebal 2,0 mm atau lebih
dan kemudian di cat dengan cat bakar anti gores (BAKE ENAMELLED PAINT) warna
merah. Kotak panel harus dilengkapi jendela pengamat dan kunci.
13. Kotak untuk penempatan kontrol modul dan monitor modul yang dipergunakan dalam
pekerjaan ini harus terbuat dari bahan plat baja setebal 1,20mm yang diproses
antikarat dan dicat dengan cat bakar. Warna kotak hubung akan ditentukan
kemudian.
01. Detektor panas atau Fixed Heat Detector yang dipergunakan harus bekerja dengan
sistem kerja BIMETAL dan dapat dipergunakan berulang kali. Detektor panas harus
bekerja pada temperatur keliling sebesar 135°F dan mampu mendeteksi ruangan
seluas 80m² atau lebih apabila ditempatkan pada ketinggian 2,80m. Detektor ini
harus dilengkapi dengan kontak bantu yang akan menyalakan lampu indikator pada
tegangan 12 Volt sebesar 1 Watt dan akan ditempatkan diluar ruangan.
02. Detektor panas kombinasi atau Rate of Rise combined with Fixed Heat Detector yang
dipergunakan harus bekerja dengan sistem kerja bimetal dan dapat dipergunakan
berulangkali.
Detektor panas kombinasi ini bekerja pada temperatur keliling sebesar 135°F dan
atau bila terjadi perubahan temperatur keliling sebesar 5°C dalam jangka waktu satu
menit, dan mampu mendeteksi ruangan seluas 80 m² atau lebih apabila dipasang
pada ketinggian 2,80 m. Detektor ini harus dilengkapi dengan kontak bantu yang
akan menyalakan lampu indikator pada tegangan 12 Volt sebesar 1 Watt yang akan
ditempatkan diluar ruangan.
03. Detektor asap tipe Photoelectric yang dipergunakan harus dapat mendeteksi asap
dengan kepekatan tidak kurang dari 0,2 % Obscuration/Foot yang berasal dari
semua arah dan masih dapat bekerja secara normal pada kecepatan aliran udara
tidak kurang dari 150m/menit. Detektor asap harus dapat mendeteksi ruangan seluas
80 m² atau lebih apabila dipasang pada ketinggian 2,80 m. Catu daya yang dibutuh-
kan tidak lebih dari 60 Mikro Ampere pada keadaan tidak aktif dan tidak melebihi 100
Mili Ampere pada keadaan aktif. Detektor ini harus dilengkapi dengan kontak bantu
yang akan menyalakan lampu indikator pada tegangan 12 Volt sebesar 1 Watt yang
akan ditempatkan diluar ruangan.
04. Detektor Asap harus dilengkapi dengan lampu indikator yang akan berkedip pada
saat aktif.
05. Semua detektor harus mempunyai perlengkapan bagian dasar (Base Frame) dalam
pemasangannya, sehingga detektor tidak langsung berhubungan dengan langit-
langit ruangan.
06. Titik Panggil Manual atau Break Glass Manual Station yang dipergunakan harus
dapat dipakai secara berulang-kali. Titik panggil manual harus dapat diuji dengan
tidak membuka bagian pelindungnya.
01. Bel tanda bahaya yang dipergunakan harus mampu menimbulkan bunyi dengan kuat
suara tidak kurang dari 92 dB bila diukur pada jarak 1 meter dengan catu daya tidak
lebih dari 2,5 Watt. Bel tanda bahaya yang dipergunakan adalah tipe vibrasi dengan
catu daya arus searah.
02. Semua Bel Tanda Bahaya harus dilengkapi dengan bagian dasar (Base Frame)
dalam pemasangannya.
01. Lampu indikator yang dipergunakan adalah tipe Neon dilengkapi dengan penutup
dari bahan Acrylic berwarna merah. Tegangan kerja lampu ini adalah sama seperti
tegangan kerja sistem dan kuat penerangan yang dihasilkan adalah cukup jelas
dilihat dari jarak 30m.
02. Lampu indikator ini harus dilengkapi dengan bagian dasar pemasangan (Base
Frame).
01. Kabel yang dipergunakan sebagai kabel kontrol operasi adalah kabel twisted
shielded AWG 18 dari bahan tembaga dengan luas penampang inti tidak kurang dari
yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana, dimana setiap intinya diisolasi dengan
bahan PVC dan secara keseluruhan diisolasi dengan PVC. Setiap inti kabel harus
mempunyai nomor.
02. Kabel kontrol khusus untuk tegangan kerja tidak lebih dari 110 Volt adalah kabel
berinti tembaga berbentuk serabut dengan luas penampang inti seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar Rencana dan masih dapat melayani operasi secara
normal dimana setiap intinya terbuat dari bahan tembaga berisolasi bahan PVC dan
secara keseluruhan diisolasi dengan bahan PVC.
01. Pemborong wajib mempergunakan pipa pelindung kabel bagi semua kabel yang
berukuran lebih kecil dari 6mm² dimana diameter dalam dari pipa pelindung kabel
tidak kurang dari 150% diameter luar kabel yang dipakai.
02. Pemborong wajib memakai pipa pelindung kabel yang terbuat dari bahan PVC
khusus SUPER HIGH IMPACT HEAVY GAUGE khusus untuk pemakaian dalam
bangunan sesuai dengan Standar BSI.
03. Pipa pelindung kabel yang dipergunakan harus mempunyai sifat sebagai berikut:
a. Tidak mudah terbakar,
b. Tidak merambatkan api,
c. Dapat memadamkan api dengan sendirinya,
d. Tidak mengeluarkan gas beracun bila terbakar,
05. Pemborong wajib mempergunakan semua alat bantu pemipaan yang sesuai dengan
kegunaannya dan disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
07. Khusus untuk kabel yang berdiameter 6mm² atau lebih, kabel harus ditempatkan di
kanal baja CNP 10.
01. Pemborong wajib mempergunakan rak kabel untuk kabel yang ditempatkan dalam
pipa pelindung kabel ataupun tidak, bila dipasangkan secara mendatar dan atau
tegak dengan jalur kabel lebih dari enam jalur.
02. Rak kabel harus terbuat dari bahan besi yang diproses dengan Hot Dip Galvanized.
Ukuran harus disesuaikan dengan kebutuhan sehingga dapat menahan beban dan
kabel yang ditempatkan pada rak tersebut.
03. Konstruksi rak kabel yang dipergunakan harus sedemikian rupa sehingga
memungkinkan dibentuk dalam arah lengkung sesuai dengan keperluan di lapangan.
04. Rak kabel harus dilengkapi penggantung yang terbuat dari bahan besi siku 40x40x4
mm dibagian bawah, tiang penggantung dari bahan besi beton berukuran diameter
10mm dan kanal baja UNP 10 pada bagian atasnya. Pada tiap persambungan
penggantung ini harus diperlengkapi dengan mur disetiap sisinya.
05. Penggantung rak kabel harus ditempatkan pada setiap jarak yang tidak lebih dari 300
cm.
06. Pemborong wajib membuat rak kabel selebar kebutuhan dengan memperhitungkan
jarak pemasangan kabel sehingga tidak mempengaruhi besarnya faktor koreksi yang
telah ditentukan selama perencanaan.
07. Apabila ternyata lebar rak kabel yang dibutuhkan lebih dari 75cm, maka Managemen
Konstruksi akan menentukan konstruksi rak kabel.
08. Semua bagian baja pada rak kabel dan tangga kabel harus yang tidak digalvanis
harus dilapisi oleh bahan antikarat berupa Zinchromate buatan ICI sebanyak 2 lapis
sebelum dipasang.
09. Pada hubungan antara kabel dan peralatan, Pemborong harus mempergunakan
sepatu kabel yang sesuai ukurannya.
01. Setiap bahan dan peralatan harus dipasang sesuai dengan gambar rencana dan atau
gambar revisi serta harus disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
02. PKK harus ditempatkan secara mendatar dan dipasangkan ditembok ruangan
dengan memakai Dynabolt berukuran tidak kurang dari 3/8"x2" sebanyak 4 buah.
PKK harus dipasang secara semi reses.
03. Kotak Hubung harus ditempatkan secara mendatar dan dipasangkan ditembok
ruangan dengan memakai Dynabolt berukuran tidak kurang dari 1/2"x2" sebanyak 4
buah.
04. Apabila tidak ada ketentuan lain maka PKK, Anunciator dan Kotak Hubung harus
ditempatkan pada ketinggian 150 cm dari permukaan lantai ruangan yang
bersangkutan.
05. Lokasi yang tepat dari semua bahan dan peralatan akan ditentukan kemudian
dilapangan oleh Manajemen Konstruksi.
06. Dalam pemasangannya, detektor harus dilengkapi dengan kotak pemasangan yang
ditempatkan diatas langit langit ruangan, dimana kotak pemasangan ini merupakan
tempat berakhirnya pipa pelindung kabel.
07. Apabila tidak ada ketentuan lain, maka bel tanda bahaya akan ditempatkan pada
ketinggian 250 cm dari lantai ruang setempat atau 50 cm dibawah langit- langit ruang.
08. Apabila tidak ada ketentuan lain, maka titik panggil manual akan ditempatkan pada
ketinggian 150 cm diatas lantai ruang yang bersangkutan.
09. Semua kabel kontrol harus ditempatkan didalam pipa pelindung kabel.
10. Pemborong wajib mempergunakan setiap alat bantu pipa pelindung kabel sesuai
dengan fungsinya dan tidak mengadakan perubahan.
11. Pipa pelindung kabel hendaknya ditempatkan pada bagian bawah plat lantai diatas
lantai yang bersangkutan dan di klem pada setiap jarak yang tidak lebih dari 100 cm
Pemborong wajib memberikan klem pada setiap belokan, didekat kotak percabangan
dan ditempat lain yang akan ditentukan oleh Manajemen Konstruksi.
12. Kotak percabangan dari pipa pelindung kabel harus ditempatkan pada plat lantai
diatas lantai yang bersangkutan. Kotak percabangan harus dipasang dengan
mempergunakan Fisher ukuran S6 sebanyak 2 buah keplat lantai yang
bersangkutan. Kotak percabangan harus dipakai untuk setiap empat belokan arah
pemipaan.
14. Pengawas akan menentukan penyambungan kabel pada terminal untuk menjamin
adanya persambungan yang sempurna.
15. Dalam pemasangan kabel kontrol yang ditanam, Pemborong wajib mengikuti
ketentuan penanaman kabel.
16. Setiap bagian dalam pekerjaan ini yang terbuat dari bahan baja yang tidak terlindung
harus diberikan lapisan anti karat dengan ZINCHROMATE buatan ICI sebanyak 2
lapis.
17. Apabila terdapat pemasangan pipa pelindung kabel yang tidak dipasang dalam
tembok dan jumlahnya lebih dari 6 jalur, Pemborong wajib menempatkannya pada
rak kabel.
18. Hal hal lainnya mengenai pemasangan bahan dan peralatan akan ditentukan oleh
Manajemen Konstruksi selama periode pelaksanaan pekerjaan.
01. Pemborong wajib melaksanakan pengujian baik untuk setiap bagian dari sistem
maupun untuk keseluruhan sistem sesuai dengan permintaan Manajemen
Konstruksi.
03. Pengujian hasil pelaksanaan, terutama ditujukan untuk memeriksa hal hal sebagai
berikut:
a. Pengukuran tahanan isolasi kabel kontrol,
b. Kuat suara bel tanda bahaya kebakaran,
c. Operasi setiap detektor dan titik panggil manual,
d. Hubungan kerja ke peralatan pekerjaan lainnya,
e. Sistem kerja PKK dan Anunciator,
f. Dan lain-lainya yang akan ditentukan Manajemen Konstruksi.
05. Penyerahan pekerjaan kepada Pemberi Tugas hanya dapat dilaksanakan setelah
diadakannya pemeriksaan oleh Lembaga Pemerintah yang berwenang dan hasil
pelaksanaan dapat diterima oleh Lembaga Pemerintah tersebut.
01. Peralatan tanda bahaya kebakaran yang dipergunakan adalah produksi dari
NOTIFIER,.
02. Kabel Twisted Shielded yang digunakan adalah produksi YURI ex import.
04. Pipa pelindung kabel yang dipergunakan adalah produksi dari CLIPSAL.
06. Kotak Hubung yang dipergunakan adalah produksi dari salah satu pabrik pembuat
panel diatas.
07. Lain-lain bahan dan peralatan yang tidak diuraikan dalam ketentuan ini, harus
diusulkan oleh Pemborong dan dijelaskan dalam penawaran.
08. Pemborong wajib mempergunakan satu hasil produksi untuk setiap bahan dan
peralatan. Apabila ternyata selama periode pelaksanaan, Pemborong mengalami
kesulitan dalam mendapatkan bahan dan peralatan yang sesuai dengan penawaran
dan hasil klarifikasi maka Pemborong diijinkan mengajukan usul perubahannya.
Tetapi bila usul tersebut ditolak, maka semua resiko akan menjadi tanggung jawab
Pemborong sepenuhnya.
01. Pemborong wajib mengadakan, melakukan pemasangan bahan dan peralatan yang
diperlukan didalam instalasi ini dengan baik dan rapi, melakukan penyetelan pada
bagian yang memerlukan serta mengadakan pengujian, baik untuk setiap bagian dari
sistem maupun untuk keseluruhan sistem, guna mendapatkan suatu operasi dari sistem
secara sempurna dan memuaskan.
02. Pemborong wajib melengkapi seluruh bagian dari sistem sehingga secara keseluruhan
merupakan sistem yang lengkap dan dapat berfungsi dengan baik.
03. Pemborong wajib menyatakan kekurangan dan atau ketidakjelasan dan atau kesalahan
yang terdapat didalam dokumen pelelangan pada saat Rapat Penjelasan Pelelangan.
04. Penawaran yang diajukan oleh Pemborong dinilai berlaku untuk seluruh sistem yang
dikehendaki tanpa adanya kekurangan dalam bentuk apapun juga.
Secara garis besar, pekerjaan Sistem Telekomunikasi & Data Internet dapat dibedakan atas
beberapa bagian sebagai berikut:
01. Peralatan utama terdiri dari sentral telepon tipe digital PABX dan data internet, dimana
bagian kontrol dan penyambungannya dilengkapi dengan Microproccessor lengkap
dengan 2 set Operator Console.
02. Outlet telepon & data internet.
03. Kotak Hubung Utama (KUHT) dan Kotak Hubung tiap lantai dan kotak PERUMTEL,
seperti ditunjukkan dalam Gambar Rencana.
04. Pengkabelan dari Operator Console ke Key Telepon, dari KHUT ke setiap KHT, dari
setiap KHT ke setiap Outlet Telepon dan pesawat cabang.
05. Sumber daya cadangan lengkap dengan peralatan pengisian muatan yang bekerja
secara otomatis.
06. Pekerjaan sipil sehubungan dengan pekerjaan ini.
07. Peralatan bantu.
08. Pengurusan semua jenis ijin yang diperlukan sesuai dengan Peraturan Pemerintah yang
berlaku.
09. Pembuatan program operasi peralatan dan penomoran pesawat cabang sesuaikan
dengan kebutuhan.
10. Membuat gambar kerja, gambar hasil pelaksanaan termasuk semua revisinya yang
mungkin terjadi.
11. Melakukan pemeliharaan peralatan, melatih operator dan memberikan jaminan
peralatan.
01. Pekerjaan yang sehubungan dengan lingkup pekerjaan paket ini dan dilaksanakan oleh
Pemborong pekerjaan Listrik adalah sebagai berikut:
a Pengadaan catu daya sampai Sentral Telepon.
.
b Pengadaan catu daya untuk pesawat telephone kartu.
.
02. Pekerjaan yang sehubungan dengan lingkup pekerjaan paket ini dan dilaksanakan oleh
Pemborong pekerjaan Tanda Bahaya Kebakaran dan Pemadam Kebakaran adalah
penyediaan indikasi kebakaran ke Sentral Telepon.
01. Setiap bagian dari bahan dan peralatan yang akan dipakai harus dapat dioperasikan
secara normal pada temperatur keliling tidak kurang dari 45 °C dan kelembaban relatif
tidak kurang dari 80 %.
02. Semua peralatan yang membutuhkan catu daya listrik, harus dipilih yang sesuai dengan
catu daya di Indonesia.
03. Semua peralatan yang membutuhkan catu daya listrik, harus dipilih yang dapat bekerja
secara normal dengan besaran faktor daya tidak kurang dari 0,9 atau Pemborong wajib
menambahkan kapasitor.
04. Apabila ternyata peralatan yang diajukan Pemborong mempunyai kapasitas yang lebih
besar dari yang direncanakan, Pemborong wajib menyesuaikan semua perubahan
komponen yang berhubungan dengan perubahan kapasitas.
01. Sistem sentral telepon yang dikehendaki adalah jenis Fully Digital, dengan teknologi
Distributed Proccess with Stored Program Control CMOS Logic yang terdiri atas
beberapa bagian, antara lain:
a. Central Control System, antara lain berguna untuk melaksanakan pengumpulan
informasi baik dari Extension maupun Trunk Line, membaca program dan data
serta melaksanakan penyambungan baik berupa penyambungan antar Extension
maupun antara Extension dan Trunk.
b. Memory System, antara lain berguna untuk menyimpan program dan data.
Penyimpanan program hendaknya dilakukan pada EPROM dan penyimpanan data
hendaknya dilakukan pada RAM yang dilengkapi Batere tipe kering NICAD,
sehingga tak bergantung pada kondisi catu daya setempat.
02. Sentral Telepon ini hendaknya dipilih yang mampu melakukan Switching Network jenis
Time Division dengan sistem Multiplexer. Jenis Switching Network lainnya tidak akan
dipertimbangkan.
03. Sentral Telepon ini harus bersifat modular dalam arti bisa dikembangkan dengan mudah
dari kapasitas maupun fasilitas yang diinginkan seperti penambahan pesawat cabang
atau saluran PTT cukup dengan menambahkan modul-modul.
04. Sentral Telepon ini harus telah mempunyai sertifikat dari PERUMTEL.
05. Peserta Pelelangan hendaknya menyertakan daftar yang telah mempergunakan sentral
telepon jenis ini.
06. Sentral harus dilengkapi dengan perlindungan terhadap petir, hubungan singkat / short
circuit (Lightning Protection).
07. Sentral Telepon yang dikehendaki harus dapat menerima sambungan PERUMTEL
masing-masing sebanyak 6 PTT dan 16 extention.
08. Sentral Telepon yang dikehendaki harus dilengkapi dengan beberapa peralatan, antara
lain :
a. Sumber daya cadangan berupa batere NICAD yang mampu mengoperasikan
seluruh peralatan selama enam jam atau lebih,
b. Rectifier/Baterry Charger yang bekerja secara otomatis dengan pembatas arus
pengisian,
c. Station Message Detail System berupa satu set PC klas Petir IV dengan kecepatan
24 MHz dilengkapi :
- VGA adapter dengan memory 32 Mbyte
- HDD kapasitas 40 GB dengan kecapatan 7.200 RPM
- Printer Dot Matrix 9 pin 80 kolom 360 garis
d. Operator Console sebanyak 2 set.
09. Sentral Telepon yang diinginkan harus dapat dilengkapi dengan dua set RS-232 Paralel
untuk keperluan hubungan dengan alat pengolah data lainnya, baik secara Remote
maupun secara lokal dalam bangunan.
10. Station Message Detail System yang dipergunakan harus dapat mencatat nomor
Extension, nomor Trunk, waktu pembicaraan, lama pembicaraan dalam detik dan
mampu menghitung biaya pembicaraan.
Selain itu, perlengkapan ini harus dapat menghasilkan cetakan catatan tersebut atas
dasar kode panggilan dari petugas yang akan ditentukan kemudian.
11. Sentral Telepon yang dinginkan harus dapat dihubungkan pada dua jenis pesawat
cabang, seperti diuraikan dalam ketentuan ini.
01. Kemampuan operasi sistem telepon ini dibedakan atas tiga kelompok, yaitu:
a. Kemampuan operasi sistem sentral,
02. Kemampuan operasi pesawat cabang dibedakan untuk setiap jenis pesawat cabang.
03. Kemampuan operasi sistem sentral yang diinginkan untuk disediakan adalah beberapa
operasi dibawah ini:
a. Pengaturan fasilitas penyambungan pesawat cabang, baik untuk internasional,
interlokal, lokal dalam kota, lokal dalam gedung ataupun hanya sebagai penerima
saja (Toll Restriction).
b. Pemakaian sarana Back Ground Music selama Holding (Music on Hold).
c. Pengalihan fungsi operator pada saat saat yang dikehendaki termasuk pada
malam hari (Night Service).
d. Pemberian informasi pada operator, apabila terjadi penempatan Handset kurang
baik (Off Hook Alarm).
e. Pemberian informasi secara periodik pada pembicaraan pesawat cabang
sehubungan dengan lamanya waktu pembicaraan (Periodic Time Indication Tone).
f. Memberikan panggilan kepada semua pesawat cabang dengan kemampuan
prioritas operasi (Piority Call).
g. Pemakaian gabungan antara pesawat DTMF dan Rotary Dial (DTMF Pushbutton
Calling & DTMF to Decadic Conversion).
h. Dan lain lain kemampuan standard yang telah disediakan oleh pabrik pembuatnya.
04. Kemampuan operasi pesawat cabang yang diinginkan untuk disediakan adalah
beberapa operasi dibawah ini:
a. Pengadaan hubungan kembali ke pesawat yang sedang sibuk secara otomatis
(Automatic Call Back).
b. Mengalihkan panggilan pada pesawat lainnya (Transfer).
c. Pemberian informasi pada pesawat yang sedang dipakai bahwa ada suatu
panggilan dari pesawat ketiga (Call Waiting).
d. Penentuan kemampuan operasi pesawat, seperti penentuan jenis pesawat,
pembatasan operasi dan lain lainnya (Class of Service Individual).
e. Pemindahan panggilan dari suatu pesawat ke pesawat lainnya yang telah
ditentukan dalam suatu grup operasi (Grup Hunting).
f. Pemakaian bersama dengan pesawat lainnya dan atau dengan panggilan lainnya
(Conference Call).
g. Dan lain lain kemampuan standard yang telah disediakan oleh pabrik pembuatnya.
05. Kemampuan operasi Operator Console yang diinginkan untuk disediakan adalah
beberapa operasi dibawah ini:
a. Pengadaan hubungan secara otomatis dengan pesawat yang sedang dipakai,
setelah pesawat tersebut selesai dipergunakan (Attendant Camp on with tone
indication).
b. Melepaskan hubungan antara Operator Console dengan Trunk Line setelah
pesawat cabang menerima hubungan tersebut (Attendant Lockout).
c. Memasuki pembicaraan yang sedang berlangsung, baik pembicaraan antar
pesawat cabang maupun pembicaraan antara pesawat cabang dengan Trunk Line
(Attendant Override).
d. Hubungan kembali dengan Trunk Line yang tidak diterima oleh pesawat cabang
setelah jangka waktu tertentu (Automatic Recall).
e. Melayani panggilan masuk secara berurutan sesuai dengan waktu diterimanya
panggilan tersebut (Call Quering).
f. Dan lain lain kemampuan standard yang telah disediakan oleh pabrik pembuatnya.
01. Pesawat Telepon yang diinginkan terdiri atas dua jenis yaitu:
a. Jenis standard kantor, sebanyak sesuai yang ditunjukkan dalam gambar rencana.
b. Jenis khusus, untuk setiap ruang seperti Manager, Receptionis dan lain-lainnya.
02. Pesawat Telepon jenis standard, hendaknya merupakan tipe PUSHBUTTON DTMF
dengan 12 tombol operasi dan sebuah lampu tanda.
03. Pada pesawat telepon jenis standard, harus diberikan perlengkapan berupa Speaker
untuk keperluan Paging dan alat pengatur kuat suara bel panggilan.
04. Pesawat Telepon jenis khusus, hendaknya merupakan tipe PUSHBUTTON DTMF
dengan tombol operasi sesuai dengan kemampuan dan kegunaan pesawat tersebut.
Pada tombol tombol operasi hendaknya diberikan tanda untuk keperluan hubungan
fungsionilnya. Ketentuan mengenai tanda tersebut akan diberikan kemudian.
05. Pada pesawat telepon jenis khusus, harus diberikan perlengkapan berupa Speaker
untuk keperluan Paging, Microphone untuk keperluan operasi secara TOTAL HANDS
FREE, alat pengatur kuat suara bel panggilan dan kuat suara pembicaraan, LED Display
Screen sebanyak 16 karakter, dan lain lain perlengkapan standard pengadaan dari
pabrik pembuatnya.
01. Kotak Hubung yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus terbuat dari plat baja
setebal 1,20 mm atau lebih yang diproses antikarat dan dicat dengan cat bakar. Warna
kotak hubung akan ditentukan kemudian.
02. Kotak Hubung hendaknya dilengkapi dengan kunci yang sama dan jumlah kunci yang
disediakan Pemborong adalah sebanyak Kotak Hubung tersebut.
03. Peralatan terminasi yang dipasangkan didalam Kotak Hubung hendaknya sesuai
dengan yang peraturan yang berlaku, khususnya di Bandung dan disetujui oleh
Manajemen Konstruksi.
04. Pengaturan terminal dalam Kotak Hubung harus sedemikian rupa sehingga sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
02. Kabel penghantar yang dipergunakan dari setiap Kotak Hubung ke Kotak Hubung
Utama adalah kabel berinti banyak dan setiap intinya terbuat dari tembaga berbentuk
serabut berisolasikan PVC dan secara keseluruhan diisolasi dengan bahan PVC dimana
inti kabel ditempatkan secara TWISTED sesuai untuk pemakaian didalam saluran.
03. Kabel penghantar yang akan ditanam tanpa perlindungan khusus hendaknya
merupakan tipe kabel khusus untuk ditanam yang dilengkapi dengan lapisan pelindung.
01. Pemborong wajib mempergunakan pipa pelindung kabel bagi semua kabel dari Kotak
Hubung ke setiap terminal pesawat dan antar Kotak Hubung. Diameter dalam dari pipa
pelindung kabel hendaknya tidak kurang dari 150% diameter luar kabel.
02. Apabila tidak ditentukan lain, Pemborong wajib mempergunakan pipa pelindung kabel
yang terbuat dari bahan PVC khusus tipe SUPER HIGH IMPACT HEAVY GAUGE untuk
pemakaian dalam bangunan sesuai dengan Standar BSI.
03. Pipa pelindung kabel yang dipergunakan hendaknya mempunyai sifat sebagai berikut:
a. Tidak mudah terbakar,
b. Tidak merambatkan api,
c. Dapat memadamkan api dengan sendirinya,
d. Tidak mengeluarkan gas beracun bila terbakar,
e. Dan ketentuan ketentuan lainnya sesuai dengan persyaratan International.
04. Pemborong wajib mempergunakan kotak percabangan yang sesuai dengan kebutuhan
dan tipe pemasangannya serta disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
05. Pemborong wajib mempergunakan alat bantu pemipaan yang sesuai dengan
kegunaannya dan disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
01. Pemborong wajib mempergunakan rak kabel untuk semua kabel yang ditempatkan
didalam pipa pelindung kabel sebanyak 6 jalur atau lebih dan untuk semua kabel yang
tidak ditempatkan didalam pipa pelindung kabel, bila dipasangkan secara mendatar dan
atau tegak.
02. Rak kabel harus terbuat dari bahan besi anti karat yang diproses dengan Hot Dip
galvanised, ukuran dan tebal plat harus sedemikian rupa sehingga dapat menampung
beban kabel yang ditempatkan pada rak kabel tersebut.
03. Konstruksi rak kabel yang dipergunakan harus sedemikian rupa sehingga
memungkinkan dibentuk dalam arah lengkung sesuai dengan keperluan di lapangan.
04. Rak kabel harus dilengkapi dengan penggantung yang dibuat dari bahan besi siku
40x40x4 mm dibagian bawah, tiang penggantung dari bahan besi beton berukuran
diameter 10 mm dan kanal baja UNP 10 pada bagian atasnya. Tiap persambungan pada
bagian penggantung ini harus dilengkapi dengan mur dan kontra mur disetiap sisinya.
05. Penggantung rak kabel harus ditempatkan pada setiap jarak yang tidak lebih dari 200
cm.
06. Pemborong wajib membuat rak kabel selebar kebutuhan dengan memperhitungkan
jarak pemasangan kabel hingga tidak mempengaruhi besarnya faktor koreksi yang telah
ditentukan selama perencanaan.
07. Apabila ternyata lebar rak kabel yang dibutuhkan lebih dari 75 cm, Manajemen
Konstruksi akan menentukan konstruksinya.
08. Semua bagian baja pada rak kabel harus dilapisi oleh bahan anti karat berupa
Zinchromate buatan ICI sebanyak 2 lapis atau lebih sebelum dipasang.
09. Pada hubungan antara kabel dan peralatan, Pemborong harus mempergunakan sepatu
kabel/klem yang sesuai ukurannya dan disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
01. Setiap bahan dan peralatan harus dipasang sesuai dengan gambar rencana dan atau
gambar revisi nya serta harus disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
02. Kotak Hubung hendaknya ditempatkan secara tegak dilengkapi dengan dudukan dan
atau tempat pemasangan terbuat dari bahan besi siku 50x50x5 mm bila dipasang pada
dinding ruangan atau UNP 10 bila dipasang pada lantai ruangan.
03. Apabila tidak ada ketentuan lain, maka Kotak Hubung harus ditempatkan pada
ketinggian 150 cm dari permukaan lantai ruangan yang bersangkutan.
04. Lokasi yang tepat dari semua bahan dan peralatan akan ditentukan kemudian
dilapangan oleh Manajemen Konstruksi.
05. Semua kabel penghantar harus ditempatkan dalam pipa pelindung kabel.
06. Pemborong wajib mempergunakan peralatan bantu pipa pelindung kabel sesuai dengan
fungsinya tanpa tidak mengadakan perubahan.
07. Pipa pelindung kabel hendaknya dipasangkan pada bagian bawah plat lantai diatas
lantai yang bersangkutan dan di klem pada setiap jarak tidak lebih dari 100 cm.
Pemborong wajib memberikan klem disetiap belokan arah, di dekat kotak percabangan
dan ditempat lain yang akan ditentukan kemudian oleh Manajemen Konstruksi.
08. Kotak percabangan dari pipa pelindung kabel apabila diperlukan harus ditempatkan
pada bagian bawah plat lantai diatas lantai yang bersangkutan. Kotak percabangan
harus dipasang dengan mempergunakan FISHER tipe S5 sebanyak 2 buah ke plat
lantai yang bersangkutan.
10. Penyambungan kabel pada terminal, baik pada setiap Kotak Hubung maupun pada
setiap peralatan, hendaknya dilakukan dengan solder atau klem khusus sesuai perse-
tujuan Manajemen Konstruksi.
11. Dalam pemasangan kabel penghantar yang ditanam, Pemborong wajib mengikuti
ketentuan mengenai cara penanaman kabel yang berlaku.
12. Setiap bagian dalam pekerjaan yang terbuat dari bahan baja harus diberikan lapisan
antikarat dengan ZINCHROMATE buatan ICI sebanyak 2 lapis.
13. Pemborong hendaknya memberikan tanda jalur kabel untuk mengetahui hubungan
kabel.
14. Hal lainnya mengenai cara pemasangan bahan dan peralatan akan ditentukan oleh
Pengawas selama periode pelaksanaan pekerjaan.
01. Pemborong wajib melaksanakan pengujian baik untuk setiap bagian dari sistem maupun
untuk sistem secara keseluruhan sesuai dengan permintaan Manajemen Konstruksi.
03. Pengujian hasil pelaksanaan ditujukan untuk memeriksa hal-hal sebagai berikut:
a. Pengukuran tahanan isolasi kabel penghantar,
b. Besaran CROSSTALK antar penghantar,
c. Sistem kerja peralatan telepon untuk setiap jenis fungsinya,
d. Tahanan penghantar,
e. Dan lain lainnya yang ditentukan oleh Manajemen Konstruksi.
05. Penyerahan pekerjaan kepada Pemberi Tugas hanya dapat dilaksanakan setelah
diadakannya pemeriksaan oleh Lembaga Pemerintah yang berwenang, dimana hasil
pelaksanaan dapat disetujui oleh Lembaga Pemerintah yang berwenang dengan
memberikan sertifikatnya.
03. Pipa pelindung kabel yang dipergunakan adalah produksi dari CLIPSAL.
04. Kotak hubung yang dipergunakan adalah produksi dari salah satu pabrik panel.
05 Outlet telepon yang dipergunakan adalah hasil produksi dari JUNG ST 550 atau
BERKER modul 2 dengan jenis MOBILE tipe Western.
07. Bahan dan peralatan lainnya, yang belum ditentukan dalam ketentuan ini merupakan
kewajiban Pemborong untuk mengusulkannya dan harus dijelaskan secara terperinci
dalam penawaran.
01. Pemborong wajib mengadakan, melakukan pemasangan bahan dan peralatan yang
diperlukan didalam instalasi ini dengan baik dan rapi, melakukan penyetelan pada
bagian yang memerlukan serta mengadakan pengujian, baik untuk setiap
bagian dari sistem maupun untuk keseluruhan sistem, guna mendapatkan
suatu operasi dari sistem secara sempurna dan memuaskan.
02. Pemborong wajib melengkapi seluruh bagian dari sistem sehingga secara keseluruhan
merupakan sistem yang lengkap dan dapat berfungsi dengan baik.
03. Pemborong wajib menyatakan kekurangan dan atau ketidak-jelasan dan atau kesalahan
yang terdapat didalam dokumen pelelangan pada saat Rapat Penjelasan Pelelangan.
04. Penawaran yang diajukan oleh Pemborong dinilai berlaku untuk seluruh sistem yang
dikehendaki tanpa adanya kekurangan dalam bentuk apapun juga.
01. Pekerjaan Tata Suara adalah program umum untuk memberikan pelayanan keseluruh
bangunan, pada dasarnya dibedakan atas beberapa bagian sebagai berikut:
a. Rak peralatan utama beserta pengkabelan didalamnya,
b. Preamplifier,
c. Power Amplifier,
d. Junction Panel,
e. Main Switch,
f. Blower/Fan,
g. Perforated Panel,
h. Monitor Unit,
i. Ceiling Speaker,
j. Box Speaker,
k. Attenuator,
l. Hand Held Paging Mic,
m. Tuner,
n. CD Player,
o. Stereo Graphic Equalizer,
p. Cassette Deck,
q. Emergency Mic,
r. Terminal Box,
s. Sumber Daya Cadangan,
t. Zone Selector,
u. Emergency Mixer,
v. Kabel Penghantar,
w. Kotak Hubung,
x. Pipa Pelindung Kabel,
y. Unit Catu Daya Utama dan Cadangan,
z. Peralatan bantu.
01. Pekerjaan yang sehubungan dengan lingkup pekerjaan paket ini dan dilaksanakan oleh
Pemborong Pekerjaan Sipil adalah pembuatan SHAFT.
02. Pekerjaan yang sehubungan dengan lingkup pekerjaan paket ini dan dilaksanakan oleh
Pemborong Pekerjaan Listrik adalah pengadaan catu daya sampai semua peralatan
utama paket pekerjaan ini.
01. Setiap bagian dari bahan dan peralatan yang akan dipakai harus dapat dioperasikan
secara normal pada temperatur keliling tidak kurang dari 40 °C dan kelembaban relatif
tidak kurang dari 80%.
02. Semua peralatan yang membutuhkan catu daya listrik, harus dipilih yang sesuai dengan
catu daya di Indonesia.
03. Semua peralatan yang membutuhkan catu daya listrik, harus dipilih yang dapat bekerja
secara normal dengan besaran faktor daya tidak kurang dari 0,9 atau Pemborong wajib
menambahkan kapasitor.
04. Apabila ternyata peralatan yang diajukan Pemborong mempunyai kapasitas yang lebih
besar dari yang direncanakan, pemborong wajib menyesuaikan semua perubahan
komponen yang berhubungan dengan perubahan kapasitas.
05. Pemborong wajb melengkapi seluruh peralatan yang dipergunakan dalam paket
pekerjaan ini terhadap interferensi gelombang radio (RF) dan kejutan tegangan
(SURGE ARRESTER).
01. Semua peralatan utama pekerjaan ini harus ditempatkan pada suatu rak peralatan
yang terbuat dari bahan pelat baja diproses anti karat dan dicat dengan cat bakar.
Konstruksi dari rak peralatan ini harus kokoh tidak mudah goyah dilengkapi dengan
roda. Apabila dipergunakan lebih dari 1 rak peralatan, maka dimensi rak hendaknya
dipilih yang sama.
02. PREAMPLIFIER yang dipergunakan harus sesuai dengan tipe peralatan yang
terhubung dengan output impendence 600 Ohm balance output level 0dB.
Frekuensi kerja alat ini tidak kurang dari 30 Hz sampai dengan 20 KHz pada perbedaan
signal 1 dB, dimana cacat signal 0,3 % pada gelombang 1 KHz. Alat ini harus dileng-
kapi dengan pengatur kuat suara, penyaring signal dan lampu indikator yang akan
menyala pada saat dipakai serta dapat dioperasikan dengan sistem MUTING.
05. JUNCTION PANEL harus mampu menampung semua hubungan kabel yang akan
keluar dan masuk ke rak peralatan utama.
06. MAIN SWITCH PANEL harus dapat dipergunakan untuk mengoperasikan semua
peralatan secara serentak.
07. BLOWER/FAN yang dipergunakan harus mampu menjaga temperatur kerja peralatan
utama agar supaya tidak melebihi batas 40 derajat Celcius secara otomatis.
08. PERFORATED PANEL harus dipergunakan untuk mengisi bagian bagian pada rak
peralatan utama yang tidak dipergunakan oleh peralatan.
09. MONITOR PANEL yang dipergunakan harus dilengkapi dengan speaker, pengatur kuat
suara, alat ukur kuat suara dan saklar pemilih. Alat ini harus mampu memonitor saluran
keluar dari semua Amplifier.
10. ZONE SELECTOR yang dipakai harus mempunyai saluran keluar tidak kurang dari
jumlah pengelompokan SPEAKER yang direncanakan dan mempunyai sebuah
saklar operasi secara serentak untuk semua saluran dimana secara keseluruhan
mampu menyalurkan daya 1000 Watt atau lebih.
10. CEILING SPEAKER harus mempunyai kemampuan untuk menampung daya sebesar
3 Watt RMS pada lebar bidang frekuensi kerja tidak kurang dari 100 Hz sampai dengan
12 kHz dan kuat suara yang dihasilkan tidak kurang dari 90 dB pada catu daya sebesar
1 W diukur pada jarak 1 meter. SPEAKER yang dipergunakan berdiameter tidak
kurang dari 16 cm tipe CONE dan dilengkapi dengan penutup yang terbuat dari bahan
Alumunium berlubang dan dengan rangka Alumunium.
11. BOX SPEAKER harus mempunyai kemampuan untuk menampung daya sebesar 3
Watt RMS dengan lebar bidang frekuensi kerja tidak kurang dari 100 Hz sampai 12
kHz dan kuat suara yang dihasilkan tidak kurang dari 90 dB pada catu daya sebesar
1 W diukur pada jarak 1 meter. SPEAKER yang dipergunakan berdiameter tidak kurang
dari 16 CM tipe CONE dan dilengkapi dengan kotak kayu berlapis bahan Vinyl.
13. MICROPHONE yang dipergunakan adalah Remote Microphone tipe dinamik yang
mampu menerima suara secara UNIDIRECTIONAL yang dilengkapi dengan saklar
operasi, bagian penyaring suara, dudukan peralatan, 2 macam tone dan
PREAMPLIFIER. MICROPHONE ini harus mempunyai lebar bidang frekwensi kerja
tidak kurang dari 50 Hz sampai 15 kHz dimana kepekaannya tidak kurang dari -74 dB
dan distorsi maksimum 2%, output level 0dB, 600 Ohm balance dapat bekerja pada
tegangan 24 Volt-DC.
14. RADIO TUNER yang dipergunakan hendaknya dapat menerima modulasi secara AM
dan FM stereo, yang dilengkapi dengan alat pencari gelombang otomatis, pengatur kuat
suara, dua macam antenna, pengatur kuat nada (Tone Control). Mutu suara yang
dihasilkan hendaknya mempunyai distorsi maksimum 1% dan nilai perbandingan S/N
tidak kurang dari 65 dB untuk modulasi FM.
01. Kabel yang dipergunakan sebagai penghantar utama yaitu kabel berinti banyak dari
bahan tembaga dengan luas penampang inti tidak kurang dari yang
ditunjukkan dalam Gambar Rencana, dimana setiap intinya diisolasi dengan bahan
PVC dan secara keseluruhan diisolasi dengan PVC sebanyak 2 lapis. Setiap inti kabel
harus mempunyai nomor.
02. Kabel yang dipergunakan khusus untuk satu program adalah kabel berinti banyak
dari bahan tembaga dengan luas penampang inti tidak kurang dari yang
ditunjukkan dalam Gambar Rencana, dimana setiap intinya diisolasi dengan
bahan PVC dan secara keseluruhan diisolasi dengan PVC.
03. Khusus untuk kabel penghantar microphone, Pemborong harus mempergunakan kabel
tipe coaxial khusus untuk kebutuhan tersebut dan diameter intinya harus dipi-
lih sedemikian rupa sehingga tegangan jatuh yang terjadi masih berada didalam
kemampuan kerja peralatan.
04. Kabel khusus untuk microphone hendaknya dipilih sedemikian rupa sehingga
tegangan jatuh yang terjadi dan cara pemasangannya tidak mengurangi mutu yang
diinginkan.
01. Pemborong wajib mempergunakan pipa pelindung kabel bagi semua kabel yang
diameternya berukuran lebih kecil dari 20 mm, dimana diameter dalam dari pipa
pelindung kabel tidak kurang dari 150% diameter luar kabel.
02. Apabila dipergunakan kabel berinti tunggal maka luas penampang dalam pipa
pelindung harus tidak kurang dari 250% jumlah luas penampang kabel yang akan
dipasang.
03. Apabila tidak ditentukan lain, maka Pemborong wajib memakai pipa pelindung kabel
yang terbuat dari bahan PVC khusus SUPER HIGH IMPACT HEAVY GAUGE khusus
untuk pemakaian dalam bangunan sesuai dengan Standar BSI.
04. Pipa pelindung kabel yang dipergunakan harus tidak mempunyai sifat sebagai berikut:
a. Tidak mudah terbakar,
b. Tidak merambatkan api,
c. Dapat memadamkan api dengan sendirinya,
d. Tidak mengeluarkan gas beracun bila terbakar,
e. Dan ketentuan ketentuan lainnya sesuai dengan persyaratan International.
05. Pemborong wajib mempergunakan kotak percabangan yang sesuai dengan kebutuhan
dan tipe pemasangannya serta disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
06. Pemborong wajib mempergunakan alat bantu pemipaan yang sesuai dengan
kegunaannya dan disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
01. Kotak Hubung yang dipergunakan dalam pekerjaan ini terbuat dari bahan plat baja
setebal 1,20 mm dan diproses anti karat kemudian dicat dengan cat bakar. Warna
kotak hubung akan ditentukan kemudian. Kotak Hubung hendaknya dilengkapi dengan
kunci yang sama dan Pemborong wajib menyediakan satu kunci untuk setiap Kotak
Hubung.
02. Peralatan terminasi yang akan dipasangkan dalam Kotak Hubung harus tipe Screw
dan untuk terminasi ke peralatan harus tipe jack/soket, kecuali ditentukan lain oleh
Manajemen Konstruksi.
03. Pemborong wajib mempergunakan rak kabel untuk semua kabel yang ditempatkan
didalam pipa pelindung kabel atau pun tidak, bila dipasangkan secara mendatar dan
atau tegak dengan jalur kabel lebih dari enam jalur.
04. Rak kabel harus terbuat dari bahan besi yang diproses dengan Hot Rolled Meld Steel
Sheet yang diproses anti karat dengan sistem hot dip galvanized pada kedua sisinya
dilengkapi dengan penghubung yang terbuat dari bahan yang sama dengan tinggi 100
mm, tebal 2mm dengan jarak anak tangga minimal 300 mm.
05. Konstruksi rak kabel yang dipergunakan harus sedemikian rupa sehingga
memungkinkan dibentuk dalam arah lengkung sesuai dengan keperluan di lapangan.
06. Rak kabel harus dilengkapi dengan penggantung yang dibuat dari bahan besi siku
40x40x4mm dibagian bawah, tiang penggantung dari bahan besi beton beru-
kuran diameter 10mm dan kanal baja UNP 10 pada bagian atasnya. Tiap
persambungan pada bagian penggantung ini harus dilengkapi dengan mur disetiap
sisinya.
07. Penggantung rak kabel harus ditempatkan pada setiap jarak yang tidak lebih dari 200
cm.
08. Pemborong wajib membuat rak kabel selebar kebutuhan dengan memperhitungkan cara
pemasangan kabel yang baik.
09. Apabila ternyata lebar rak kabel yang dibutuhkan lebih dari 75 cm, Management
Konstruksi akan menentukan konstruksinya.
10. Semua bagian baja pada rak kabel harus dilapisi oleh bahan antikarat berupa
Zinchromate buatan ICI sebanyak 2 lapis atau lebih sebelum dipasang.
11. Pada hubungan sesama kabel kontrol, Pemborong harus memakai LASDOOP merk 3M.
12. Pada hubungan antara pipa pelindung kabel dengan rak peralatan utama dan
kotak hubung, Pemborong wajib mempergunakan Cable Gland yang sesuai dan
disetujui oleh Manajemen Konstruksi
01. Setiap bahan dan peralatan hendaknya dipasang sesuai dengan gambar rencana dan
atau gambar revisi serta harus disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
02. Kotak Hubung hendaknya dipasang secara mendatar dengan dudukan dari bahan baja
siku 40x40x4 mm atau UNP 5.
03. Apabila tidak ada ketentuan lain, maka Kotak Hubung harus ditempatkan pada
ketinggian 150 cm dari permukaan lantai ruangan yang bersangkutan.
04. Lokasi yang tepat dari semua bahan dan peralatan akan ditentukan kemudian
dilapangan oleh Manajemen Konstruksi.
05. Pemborong wajib mempergunakan setiap peralatan bantu pipa pelindung kabel sesuai
dengan fungsinya dengan tidak mengadakan perubahan.
06. Pipa pelindung kabel hendaknya ditempatkan dibagian bawah plat lantai diatas lantai
yang bersangkutan dan diklem pada setiap jarak yang tidak lebih dari 100 cm.
Pemborong wajib memberikan klem disetiap belokan arah, didekat kotak percabangan
dan ditempat lain yang akan ditentukan oleh Manjemen Konstruksi.
07. Pemotongan pipa baik pada pipa pelindung kabel harus dilakukan dengan memakai alat
potong khusus pipa, dimana pada bagian bekas dilakukan pemotongan harus
dibersihkan dengan mempergunakan REAMER.
08. Bagian persambungan harus dibersihkan terlebih dahulu dengan cairan pembersih
sesuai dengan yang dianjurkan pabrik pembuat pipa sebelum diadakan penyambungan.
Bagian persambungan harus sesuai dengan yang telah disediakan oleh pabrik
pembuatnya.
09. Dalam hal pemasangan pipa, penempatan yang di perkenankan adalah yang sejajar
dengan dinding bangunan baik untuk pemasangan yang mendatar maupun yang tegak
terhadap bidang mendatar. Sudut belokan yang diperkenankan adalah tegak lurus atau
45 derajat.
10. Dalam hal pemasangan pipa yang tidak dapat di laksanakan secara sekaligus, maka
bagian ujung pipa harus ditutup sementara sesuai dengan petunjuk Manajemen
Konstruksi.
11. Kotak percabangan dari pipa pelindung kabel apabila diperlukan harus ditempatkan
pada plat lantai diatas lantai yang bersangkutan. Kotak percabangan harus dipasang
dengan mempergunakan FISHER 5 sebanyak 2 buah keplat lantai yang bersangkutan.
13. Dalam pemasangan kabel penghantar yang ditanam, maka ketentuan penanaman kabel
yang berlaku harus ditaati.
14. Setiap bagian dalam pekerjaan yang terbuat dari bahan baja yang tidak terlindung harus
diberikan lapisan antikarat dengan ZINCHROMATE buatan ICI sebanyak 2 lapis.
15. Apabila terdapat pemasangan pipa pelindung kabel yang tidak dipasang pada tembok
sejumlah 6 jalur atau lebih Pemborong wajib memberikan penutup seperti yang diminta
oleh Manajemen Konstruksi.
16. Hal hal lainnya mengenai pemasangan bahan dan peralatan akan ditentukan oleh
Pengawas selama periode pelaksanaan pekerjaan.
01. Pemborong wajib melaksanakan pengujian baik untuk setiap bagian dari sistem maupun
untuk sistem secara keseluruhan sesuai dengan permintaan Manajemen Konstruksi.
03. Pengujian hasil pelaksanaan terutama ditujukan untuk memeriksa hal hal sebagai
berikut:
a. Pengukuran tahanan isolasi kabel penghantar,
b. Kuat suara setiap Speaker,
c. Operasi peralatan secara keseluruhan,
d. Dan lainnya yang akan ditentukan oleh Manajemen Konstruksi.
05. Penyerahan pekerjaan kepada Pemberi Tugas hanya dapat dilaksanakan setelah hasil
pengujian dinyatakan dapat diterima baik oleh Manajemen Konstruksi maupun oleh
Pemberi Tugas, dimana semua kewajiban Pemborong telah diselesaikan secara
keseluruhan.
01. Peralatan tata suara yang dipergunakan adalah produksi dari TOA.
03. Pipa pelindung kabel yang dipergunakan adalah produksi dari CLIPSAL.
04. Rak kabel yang digunakan adalah hasil produksi TRI ABADI.
05. Kotak hubung yang dipergunakan adalah produksi pabrik panel listrik.
06. Bahan dan peralatan lainnya yang belum ditentukan didalam ketentuan ini merupakan
kewajiban Pemborong untuk mengusulkannya dan harus dijelaskan secara terperinci
dalam penawaran.
07. Pemborong wajib mempergunakan satu hasil produksi untuk setiap bahan dan
peralatan. Apabila ternyata selama periode pelaksanaan, Pemborong mengalami
kesulitan dalam mendapatkan bahan dan peralatan yang sesuai dengan penawaran dan
hasil klarifikasi maka Pemborong diijinkan mengajukan usul perubahannya. Tetapi bila
usul tersebut ditolak, maka semua resiko akan menjadi tanggung jawab Pemborong
sepenuhnya.
01. Pemborong wajib mengadakan, melakukan pemasangan bahan dan peralatan yang
diperlukan didalam instalasi ini dengan baik dan rapi, melakukan penyetelan pada
bagian yang memerlukan serta mengadakan pengujian, baik untuk setiap
bagian dari sistem maupun untuk keseluruhan sistem, guna mendapatkan
suatu operasi dari sistem secara sempurna dan memuaskan.
02. Pemborong wajib melengkapi seluruh bagian dari sistem sehingga secara
keseluruhan merupakan sistem yang lengkap dan dapat berfungsi dengan baik.
03. Pemborong wajib menyatakan kekurangan dan atau ketidak-jelasan dan atau
kesalahan yang terdapat didalam dokumen pelelangan pada saat Rapat Penjelasan
Pelelangan.
04. Penawaran yang diajukan oleh Pemborong dinilai berlaku untuk seluruh sistem yang
dikehendaki tanpa adanya kekurangan dalam bentuk apapun juga.
01. Pekerjaan CCTV pada dasarnya dibedakan atas beberapa bagian sebagai berikut:
a. Central Video Control Matrix
b. Sistem kontrol dokumentasi
c. Printer
d. Personal Computer
e. Key Pad
f. Monitor b/w dan monitor colour
g. Unit alarm
h. Remote control
i. Grounding sistem, terinterkoneksi dengan grounding arus lemah
j. Pipa Pelindung kabel,
k. Peralatan bantu.
01. Pekerjaan yang sehubungan dengan lingkup pekerjaan paket ini dan dilaksanakan
oleh pemborong pekerjaan Sipil adalah Pembuatan SHAFT.
02. Pekerjaan yang sehubungan dengan lingkup pekerjaan paket ini dan dilaksanakan
oleh pemborong pekerjaan Listrik adalah pengadaan catu daya sampai semua
peralatan utama paket pekerjaan ini.
01. Setiap bagian dari bahan dan peralatan yang akan dipakai harus dapat
dioperasikan secara normal pada temperatur keliling tidak kurang dari 40 °C dan
kelembaban relatif tidak kurang dari 80%.
02. Semua peralatan yang membutuhkan catu daya listrik, harus dipilih yang sesuai
dengan catu daya di Indonesia.
03. Semua peralatan yang membutuhkan catu daya listrik, harus dipilih yang dapat
bekerja secara normal dengan besaran faktor daya tidak kurang dari 0,9 atau
Pemborong wajib menambahkan kapasitor.
04. Apabila ternyata peralatan yang diajukan Pemborong mempunyai kapasitas yang
lebih besar dari yang direncanakan, Pemborong wajib menyesuaikan semua per-
ubahan komponen yang berhubungan dengan perubahan kapasitas.
01. Pusat kontrol merupakan pusat untuk melakukan fungsi monitoring dan control baik
secara otomatis maupun secara manual,operasi otomatis dilakukan berdasarkan
suatu program yang telah ditentukan, sedangkan operasi manual berdasarkan suatu
prosedur operasi melalui unit input.
02. Initiating devices merupakan peralatan untuk pendeteksian berupa kamera yang
digunakan untuk mendeteksi kejadian-kejadian diluar/dalam bangunan.
a. Televisi system : CCIR standard (625 lines, 50 field ) PAL colour signal atau
NTSC
b. Audio track : 1 track
c. Record Playback time :
d. Printer Colour Hight Resulution ( Photo Ret )
e. Control Central Procesing Unit
- Pentium 4
- Hight capacity hard disk
- DVD/CDRW 48 x 10 x 48
- Monitor Resulution
09.02.05. Camera
09.02.06. Lens
a. Jenis outdoor dan indoor untuk kamera dengan variasi lensa termasuk zoom lens.
b. Mempunyai control otomatis thermostat heater dengan pendinginan fan,
c. Khusus untuk outdoor Dilengkapi dengan wiper, tahan terhadap matahari dan air.
09.02.08. Monitoring Bracket
a. Jenis outdoor dan indoor,
b. Dilengkapi dengan remote control pan/rilt head,
c. Dapat bervariasi ukuran lensa termasuk zoom dan iris lens,
01. Kabel penghantar yang dipergunakan hendaknya sesuai untuk pemakaian yang
dimaksud dengan Impedansi 75 Ohm tipe Coaxial.
02. Luas penampang kabel penghantar hendaknya diseleksi sedemikian rupa sehingga
sesuai dengan kebutuhan dengan batasan sebagai berikut:
a. Kabel distribusi utama minimal tipe 7C-FB,
b. Kabel distribusi ke Antenna Oulet minimal tipe 5C, - FB
c. Semua penyambungan kabel selain diperalatan tidak diperkenankan,
d. Semua penyambungan kabel diperalatan harus dilengkapi dengan Jack dimana
pemasangan kabel pada jack harus dengan solder.
01. Pemborong wajib mempergunakan pipa pelindung kabel bagi semua kabel yang
diameternya berukuran lebih kecil dari 20 mm, dimana diameter dalam dari pipa
pelindung kabel tidak kurang dari 150% diameter luar kabel.
02. Apabila dipergunakan kabel berinti tunggal maka luas penampang dalam pipa
pelindung harus tidak kurang dari 250% jumlah luas penampang kabel yang akan
dipasang.
03. Apabila tidak ditentukan lain, maka Pemborong wajib memakai pipa pelindung kabel
yang terbuat dari bahan PVC khusus SUPER HIGH IMPACT HEAVY GAUGE khusus
untuk pemakaian dalam bangunan sesuai dengan Standar BSI.
04. Pipa pelindung kabel yang dipergunakan harus tidak mempunyai sifat sebagai
berikut:
f. Tidak mudah terbakar,
g. Tidak merambatkan api,
h. Dapat memadamkan api dengan sendirinya,
i. Tidak mengeluarkan gas beracun bila terbakar,
j. Dan ketentuan ketentuan lainnya sesuai dengan persyaratan International.
06. Pemborong wajib mempergunakan alat bantu pemipaan yang sesuai dengan
kegunaannya dan disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
01. Kotak Hubung yang dipergunakan dalam pekerjaan ini terbuat dari bahan plat baja
setebal 1,20 mm dan diproses anti karat kemudian dicat dengan cat bakar. Warna
kotak hubung akan ditentukan kemudian. Kotak Hubung hendaknya dilengkapi
dengan kunci yang sama dan Pemborong wajib menyediakan satu kunci untuk setiap
Kotak Hubung.
02. Peralatan terminasi yang akan dipasangkan dalam Kotak Hubung harus tipe Screw
dan untuk terminasi ke peralatan harus tipe jack/soket, kecuali ditentukan lain oleh
Manajemen Konstruksi.
03. Pemborong wajib mempergunakan rak kabel untuk semua kabel yang ditempatkan
didalam pipa pelindung kabel atau pun tidak, bila dipasangkan secara mendatar dan
atau tegak dengan jalur kabel lebih dari enam jalur.
04. Rak kabel harus terbuat dari bahan besi yang diproses dengan Hot Rolled Meld Steel
Sheet yang diproses anti karat dengan sistem hot dip galvanized pada kedua sisinya
dilengkapi dengan penghubung yang terbuat dari bahan yang sama dengan tinggi 100
mm, tebal 2mm dengan jarak anak tangga minimal 300 mm
05. Konstruksi rak kabel yang dipergunakan harus sedemikian rupa sehingga
memungkinkan dibentuk dalam arah lengkung sesuai dengan keperluan di lapangan.
06. Rak kabel harus dilengkapi dengan penggantung yang dibuat dari bahan besi siku
40x40x4mm dibagian bawah, tiang penggantung dari bahan besi beton beru-
kuran diameter 10mm dan kanal baja UNP 10 pada bagian atasnya. Tiap
persambungan pada bagian penggantung ini harus dilengkapi dengan mur disetiap
sisinya.
07. Penggantung rak kabel harus ditempatkan pada setiap jarak yang tidak lebih dari 200
cm.
08. Pemborong wajib membuat rak kabel selebar kebutuhan dengan memperhitungkan
cara pemasangan kabel yang baik.
09. Apabila ternyata lebar rak kabel yang dibutuhkan lebih dari 75 cm, Manajemen
Konstruksi akan menentukan konstruksinya.
10. Semua bagian baja pada rak kabel harus dilapisi oleh bahan antikarat berupa
Zinchromate buatan ICI sebanyak 2 lapis atau lebih sebelum dipasang.
11. Pada hubungan sesama kabel kontrol, Pemborong harus memakai LASDOOP merk
3M.
12. Pada hubungan antara pipa pelindung kabel dengan rak peralatan utama dan
kotak hubung, Pemborong wajib mempergunakan Cable Gland yang sesuai dan
disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
01. Setiap bahan dan peralatan hendaknya dipasang sesuai dengan gambar rencana dan
atau gambar revisi serta harus disetujui oleh Manajemen Konstuksi,
02. Kotak Hubung hendaknya dipasang secara mendatar dengan dudukan dari bahan
baja siku 40x40x4 mm atau UNP 5.
03. Apabila tidak ada ketentuan lain, maka Kotak Hubung harus ditempatkan pada
ketinggian 150 cm dari permukaan lantai ruangan yang bersangkutan.
04. Lokasi yang tepat dari semua bahan dan peralatan akan ditentukan kemudian
dilapangan oleh Manajemen Konstruksi.
05. Pemborong wajib mempergunakan setiap peralatan bantu pipa pelindung kabel
sesuai dengan fungsinya dengan tidak mengadakan perubahan.
06. Pipa pelindung kabel hendaknya ditempatkan dibagian bawah plat lantai diatas lantai
yang bersangkutan dan diklem pada setiap jarak yang tidak lebih dari 100 cm.
Pemborong wajib memberikan klem disetiap belokan arah, didekat kotak percabangan
dan ditempat lain yang akan ditentukan oleh Manajemen Konstruksi.
07. Pemotongan pipa baik pada pipa pelindung kabel harus dilakukan dengan memakai
alat potong khusus pipa, dimana pada bagian bekas dilakukan pemotongan harus
dibersihkan dengan mempergunakan REAMER.
08. Bagian persambungan harus dibersihkan terlebih dahulu dengan cairan pembersih
sesuai dengan yang dianjurkan pabrik pembuat pipa sebelum diadakan
penyambungan. Bagian persambungan harus sesuai dengan yang telah disediakan
oleh pabrik pembuatnya.
09. Dalam hal pemasangan pipa, penempatan yang di perkenankan adalah yang sejajar
dengan dinding bangunan baik untuk pemasangan yang mendatar maupun yang
tegak terhadap bidang mendatar. Sudut belokan yang diperkenankan adalah tegak
lurus atau 45 derajat.
10. Dalam hal pemasangan pipa yang tidak dapat di laksanakan secara sekaligus, maka
bagian ujung pipa harus ditutup sementara sesuai dengan petunjuk Manajemen
Konstruksi.
11. Kotak percabangan dari pipa pelindung kabel apabila diperlukan harus ditempatkan
pada plat lantai diatas lantai yang bersangkutan. Kotak percabangan harus dipasang
dengan mempergunakan FISHER 5 sebanyak 2 buah keplat lantai yang
bersangkutan.
13. Dalam pemasangan kabel penghantar yang ditanam, maka ketentuan penanaman
kabel yang berlaku harus ditaati.
14. Setiap bagian dalam pekerjaan yang terbuat dari bahan baja yang tidak terlindung
harus diberikan lapisan antikarat dengan ZINCHROMATE buatan ICI sebanyak 2
lapis.
15. Apabila terdapat pemasangan pipa pelindung kabel yang tidak dipasang pada tembok
sejumlah 6 jalur atau lebih Pemborong wajib memerikan penutup seperti yang diminta
oleh Manajemen Konstruksi.
16. Hal hal lainnya mengenai pemasangan bahan dan peralatan akan ditentukan oleh
Manajemen Konstruksi selama periode pelaksanaan pekerjaan.
01. Pemborong wajib melaksanakan pengujian baik untuk setiap bagian dari sistem
maupun untuk sistem secara keseluruhan sesuai dengan permintaan Manajemen
Konstruksi.
03. Pengujian hasil pelaksanaan terutama ditujukan untuk memeriksa hal hal sebagai
berikut:
e. Kuat penerimaan pada antena dan setiap alat yang dipergunakan termasuk
pesawat televisi.
f. Operasi peralatan secara keseluruhan,
g. Dan lainnya yang akan ditentukan oleh Manajemen Konstruksi.
05. Penyerahan pekerjaan kepada Pemberi Tugas hanya dapat dilaksanakan setelah
hasil pengujian dinyatakan dapat diterima baik oleh Manajemen Konstruksi maupun
oleh Pemberi Tugas, dimana semua kewajiban Pemborong telah diselesaikan secara
keseluruhan.
03. Pipa pelindung kabel yang dipergunakan adalah produksi dari CLIPSAL.
04. Bahan dan peralatan lainnya yang belum ditentukan didalam ketentuan ini merupakan
kewajiban Pemborong untuk mengusulkannya dan harus dijelaskan secara terperinci
dalam penawaran
01. Pemborong wajib mengadakan, melakukan pemasangan bahan dan peralatan yang
diperlukan didalam instalasi ini dengan baik dan rapi, melakukan penyetelan pada
bagian yang memerlukan serta mengadakan pengujian, baik untuk setiap
bagian dari sistem maupun untuk keseluruhan sistem, guna mendapatkan
suatu operasi dari sistem secara sempurna dan memuaskan.
02. Pemborong wajib melengkapi seluruh bagian dari sistem sehingga secara
keseluruhan merupakan sistem yang lengkap dan dapat berfungsi dengan baik.
03. Pemborong wajib menyatakan kekurangan dan atau ketidak-jelasan dan atau
kesalahan yang terdapat didalam dokumen pelelangan pada saat Rapat Penjelasan
Pelelangan.
04. Penawaran yang diajukan oleh Pemborong dinilai berlaku untuk seluruh sistem yang
dikehendaki tanpa adanya kekurangan dalam bentuk apapun juga.
06 Pemborong wajib mempergunakan satu hasil produksi untuk setiap bahan dan
peralatan. Apabila ternyata selama periode pelaksanaan, Pemborong mengalami
kesulitan dalam mendapatkan bahan dan peralatan yang sesuai dengan penawaran
dan hasil klarifikasi maka Pemborong diijinkan mengajukan usul perubahannya.
Tetapi bila usul tersebut ditolak, maka semua resiko akan menjadi tanggung jawab
Pemborong sepenuhnya.
01. Pekerjaan MATV pada dasarnya dibedakan atas beberapa bagian sebagai berikut:
l. Antena Yagi,
m. Active dan Passive Combiner,
n. Channel Processor,
o. TV Modulator,
p. Booster,
q. Directional Coupler,
r. Splitter,
s. Antena Outlet,
t. Kabel Penghantar,
u. Pipa Pelindung kabel,
v. Peralatan bantu.
01. Pekerjaan yang sehubungan dengan lingkup pekerjaan paket ini dan dilaksanakan
oleh pemborong pekerjaan Sipil adalah sebagai berikut:
a. Pembuatan SHAFT,
02. Pekerjaan yang sehubungan dengan lingkup pekerjaan paket ini dan dilaksanakan
oleh pemborong pekerjaan Listrik adalah sebagai berikut:
a. Pengadaan catu daya sampai semua peralatan utama paket pekerjaan ini.
01. Setiap bagian dari bahan dan peralatan yang akan dipakai harus dapat dioperasikan
secara normal pada temperatur keliling tidak kurang dari 40 °C dan kelembaban relatif
tidak kurang dari 80%.
02. Pemborong wajib mengadakan seleksi peralatan sistem antena tunggal televisi,
sedemikan rupa sehingga kuat penerimaan di setiap pesawat televisi tidak kurang
dari 62 dB, dan tidak lebih dari 75 dB, baik untuk pemakaian program TVRI, Video
maupun pemakaian antena parabola.
03. Semua peralatan yang membutuhkan catu daya listrik, harus dipilih yang sesuai
dengan catu daya di Indonesia.
04. Semua peralatan yang membutuhkan catu daya listrik, harus dipilih yang dapat
bekerja secara normal dengan besaran faktor daya tidak kurang dari 0,9 atau
Pemborong wajib menambahkan kapasitor.
05. Apabila ternyata peralatan yang diajukan Pemborong mempunyai kapasitas yang
lebih besar dari yang direncanakan, Pemborong wajib menyesuaikan semua per-
ubahan komponen yang berhubungan dengan perubahan kapasitas.
06. Pemborong wajb melengkapi seluruh peralatan yang dipergunakan dalam paket
pekerjaan ini terhadap interfensi gelombang radio (RF) dan kejutan tegangan
(SURGE ARRESTER).
01. Pemborong hendaknya melakukan pemilihan tiap bagian dalam sistem ini, sedemikian
rupa sehingga kuat signal yang dapat diterima di Pesawat Televisi Penerima tidak
kurang dari 62 dBA, tetapi tidak melebihi 75 dBA.
02. Pemborong wajib menyampaikan hasil seleksi dimaksud dalam butir 01 diatas dengan
disertai semua perhitungan atas penerimaan, penguatan dan peredaman yang
mungkin terjadi pada setiap komponen dari sistem.
03. Batasan pemilihan peralatan yang akan dilakukan Pemborong, diberikan sebagai
berikut:
a. Jenis peralatan harus sesuai dengan penempatannya,
b. Active Combiner yang dipilih harus mempunyai 16 saluran masuk dan 2 saluran
keluar,
c. Booster yang dipilih harus tipe Channelized sehingga penguatan signal dapat
dilakukan terpisah antara signal VHF dan signal UHF.
d. Antena Yagi yang dipilih harus tidak kurang dari dari 22 elemen.
e. Peralatan Utama harus ditempatkan pada rak peralatan yang dimensinya sama
seperti peralatan Tata suara.
01. Kabel penghantar yang dipergunakan hendaknya sesuai untuk pemakaian yang
dimaksud dengan Impedansi 75 Ohm tipe Coaxial.
02. Luas penampang kabel penghantar hendaknya diseleksi sedemikian rupa sehingga
sesuai dengan kebutuhan dengan batasan sebagai berikut:
e. Kabel distribusi utama minimal tipe 7C-FB,
f. Kabel distribusi ke Antenna Oulet minimal tipe 5C, - FB
g. Semua penyambungan kabel selain diperalatan tidak diperkenankan,
h. Semua penyambungan kabel diperalatan harus dilengkapi dengan Jack dimana
pemasangan kabel pada jack harus dengan solder.
01. Pemborong wajib mempergunakan pipa pelindung kabel bagi semua kabel yang
diameternya berukuran lebih kecil dari 20mm, dimana diameter dalam dari pipa
pelindung kabel tidak kurang dari 150% diameter luar kabel.
02. Apabila dipergunakan kabel berinti tunggal maka luas penampang dalam pipa
pelindung harus tidak kurang dari 250% jumlah luas penampang kabel yang akan
dipasang.
03. Apabila tidak ditentukan lain, maka Pemborong wajib memakai pipa pelindung kabel
yang terbuat dari bahan PVC khusus SUPER HIGH IMPACT HEAVY GAUGE khusus
untuk pemakaian dalam bangunan sesuai dengan Standar BSI.
04. Pipa pelindung kabel yang dipergunakan harus tidak mempunyai sifat sebagai
berikut:
k. Tidak mudah terbakar,
l. Tidak merambatkan api,
m. Dapat memadamkan api dengan sendirinya,
n. Tidak mengeluarkan gas beracun bila terbakar,
o. Dan ketentuan ketentuan lainnya sesuai dengan persyaratan International.
06. Pemborong wajib mempergunakan alat bantu pemipaan yang sesuai dengan
kegunaannya dan disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
01. Kotak Hubung yang dipergunakan dalam pekerjaan ini terbuat dari bahan plat baja
setebal 1,20 mm dan diproses anti karat kemudian dicat dengan cat bakar. Warna
kotak hubung akan ditentukan kemudian. Kotak Hubung hendaknya dilengkapi
dengan kunci yang sama dan Pemborong wajib menyediakan satu kunci untuk setiap
Kotak Hubung.
02. Peralatan terminasi yang akan dipasangkan dalam Kotak Hubung harus tipe Screw
dan untuk terminasi ke peralatan harus tipe jack / soket, kecuali ditentukan lain oleh
Manajemen Konstruksi.
03. Pemborong wajib mempergunakan rak kabel untuk semua kabel yang ditempatkan
didalam pipa pelindung kabel atau pun tidak, bila dipasangkan secara mendatar dan
atau tegak dengan jalur kabel lebih dari enam jalur.
04. Rak kabel harus terbuat dari bahan besi yang diproses dengan Hot Rolled Meld Steel
Sheet yang diproses anti karat dengan sistem hot dip galvanized pada kedua sisinya
dilengkapi dengan penghubung yang terbuat dari bahan yang sama dengan tinggi 100
mm, tebal 2mm dengan jarak anak tangga minimal 300 mm
05. Konstruksi rak kabel yang dipergunakan harus sedemikian rupa sehingga
memungkinkan dibentuk dalam arah lengkung sesuai dengan keperluan di lapangan.
06. Rak kabel harus dilengkapi dengan penggantung yang dibuat dari bahan besi siku
40x40x4mm dibagian bawah, tiang penggantung dari bahan besi beton beru-
kuran diameter 10mm dan kanal baja UNP 10 pada bagian atasnya. Tiap
persambungan pada bagian penggantung ini harus dilengkapi dengan mur disetiap
sisinya.
07. Penggantung rak kabel harus ditempatkan pada setiap jarak yang tidak lebih dari 200
cm.
08. Pemborong wajib membuat rak kabel selebar kebutuhan dengan memperhitungkan
cara pemasangan kabel yang baik.
09. Apabila ternyata lebar rak kabel yang dibutuhkan lebih dari 75 cm, Manajemen
Konstruksi akan menentukan konstruksinya.
10. Semua bagian baja pada rak kabel harus dilapisi oleh bahan antikarat berupa
Zinchromate buatan ICI sebanyak 2 lapis atau lebih sebelum dipasang.
11. Pada hubungan sesama kabel kontrol, Pemborong harus memakai LASDOOP merk
3M.
12. Pada hubungan antara pipa pelindung kabel dengan rak peralatan utama dan
kotak hubung, Pemborong wajib mempergunakan Cable Gland yang sesuai dan
disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
01. Setiap bahan dan peralatan hendaknya dipasang sesuai dengan gambar rencana dan
atau gambar revisi serta harus disetujui oleh Manajemen Konstuksi,
02. Kotak Hubung hendaknya dipasang secara mendatar dengan dudukan dari bahan
baja siku 40x40x4 mm atau UNP 5.
03. Apabila tidak ada ketentuan lain, maka Kotak Hubung harus ditempatkan pada
ketinggian 150 cm dari permukaan lantai ruangan yang bersangkutan.
04. Lokasi yang tepat dari semua bahan dan peralatan akan ditentukan kemudian
dilapangan oleh Manajemen Konstruksi.
05. Pemborong wajib mempergunakan setiap peralatan bantu pipa pelindung kabel
sesuai dengan fungsinya dengan tidak mengadakan perubahan.
06. Pipa pelindung kabel hendaknya ditempatkan dibagian bawah plat lantai diatas lantai
yang bersangkutan dan diklem pada setiap jarak yang tidak lebih dari 100 cm.
Pemborong wajib memberikan klem disetiap belokan arah, didekat kotak percabangan
dan ditempat lain yang akan ditentukan oleh Manajemen Konstruksi.
07. Pemotongan pipa baik pada pipa pelindung kabel harus dilakukan dengan memakai
alat potong khusus pipa, dimana pada bagian bekas dilakukan pemotongan harus
dibersihkan dengan mempergunakan REAMER.
08. Bagian persambungan harus dibersihkan terlebih dahulu dengan cairan pembersih
sesuai dengan yang dianjurkan pabrik pembuat pipa sebelum diadakan
penyambungan. Bagian persambungan harus sesuai dengan yang telah disediakan
oleh pabrik pembuatnya.
09. Dalam hal pemasangan pipa, penempatan yang di perkenankan adalah yang sejajar
dengan dinding bangunan baik untuk pemasangan yang mendatar maupun yang
tegak terhadap bidang mendatar. Sudut belokan yang diperkenankan adalah tegak
lurus atau 45 derajat.
10. Dalam hal pemasangan pipa yang tidak dapat di laksanakan secara sekaligus, maka
bagian ujung pipa harus ditutup sementara sesuai dengan petunjuk Manajemen
Konstruksi.
11. Kotak percabangan dari pipa pelindung kabel apabila diperlukan harus ditempatkan
pada plat lantai diatas lantai yang bersangkutan. Kotak percabangan harus dipasang
dengan mempergunakan FISHER 5 sebanyak 2 buah keplat lantai yang
bersangkutan.
13. Dalam pemasangan kabel penghantar yang ditanam, maka ketentuan penanaman
kabel yang berlaku harus ditaati.
14. Setiap bagian dalam pekerjaan yang terbuat dari bahan baja yang tidak terlindung
harus diberikan lapisan antikarat dengan ZINCHROMATE buatan ICI sebanyak 2
lapis.
15. Apabila terdapat pemasangan pipa pelindung kabel yang tidak dipasang pada tembok
sejumlah 6 jalur atau lebih Pemborong wajib memerikan penutup seperti yang diminta
oleh Manajemen Konstruksi.
16. Hal hal lainnya mengenai pemasangan bahan dan peralatan akan ditentukan oleh
Manajemen Konstruksi selama periode pelaksanaan pekerjaan.
01. Pemborong wajib melaksanakan pengujian baik untuk setiap bagian dari sistem
maupun untuk sistem secara keseluruhan sesuai dengan permintaan Manajemen
Konstruksi.
03. Pengujian hasil pelaksanaan terutama ditujukan untuk memeriksa hal hal sebagai
berikut:
h. Kuat penerimaan pada antena dan setiap alat yang dipergunakan termasuk
pesawat televisi.
i. Operasi peralatan secara keseluruhan,
j. Dan lainnya yang akan ditentukan oleh Manajemen Konstruksi.
05. Penyerahan pekerjaan kepada Pemberi Tugas hanya dapat dilaksanakan setelah
hasil pengujian dinyatakan dapat diterima baik oleh Manajemen Konstruksi maupun
oleh Pemberi Tugas, dimana semua kewajiban Pemborong telah diselesaikan secara
keseluruhan.
03. Pipa pelindung kabel yang dipergunakan adalah produksi dari CLIPSAL.
04. Bahan dan peralatan lainnya yang belum ditentukan didalam ketentuan ini merupakan
kewajiban Pemborong untuk mengusulkannya dan harus dijelaskan secara terperinci
dalam penawaran.
06 Pemborong wajib mempergunakan satu hasil produksi untuk setiap bahan dan
peralatan. Apabila ternyata selama periode pelaksanaan, Pemborong mengalami
kesulitan dalam mendapatkan bahan dan peralatan yang sesuai dengan penawaran
dan hasil klarifikasi maka Pemborong diijinkan mengajukan usul perubahannya.
Tetapi bila usul tersebut ditolak, maka semua resiko akan menjadi tanggung jawab
Pemborong sepenuhnya.