Anda di halaman 1dari 86

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS UDAYANA
Alamat : Kampus Unud Bukit Jimbaran Badung, Bali
Telepon (0361) 701954, 701797, Fax. (0361) 701907
Laman : www.unud.ac.id

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN

PENATAAN HALAMAN, POS SATPAM, HUTAN GEDUNG


REKTORAT

LOKASI

KAMPUS UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN


KUTA SELATAN, BADUNG - BALI

TAHUN

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................................................................1

BAB I.....................................................................................................................................................................3

SPESIFIKASI BAHAN BANGUNAN KONSTRUKSI ..................................................................................3

PASAL 1. LINGKUP PEKERJAAN .......................................................................................................... 5

PASAL 2. PEKERJAAN PERSIAPAN ...................................................................................................... 8

PASAL 3. PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN ............................................................................. 23

PASAL 4. PEKERJAAN BATU KOSONG & BATU KALI ................................................................. 25

PASAL 5. URAIAN PEKERJAAN BETON .......................................................................................... 26

PASAL 6. PEKERJAAN PELAPISAN DINDING DAN BETON ........................................................ 31

PASAL 7. PEKERJAAN KUSEN, DAUN PINTU DAN JENDELA .................................................... 34

PASAL 8. PEKERJAAN KUDA-KUDA DAN ATAP........................................................................... 35

PASAL 9. PEKERJAAN LANGIT- LANGIT ........................................................................................ 37

PASAL 10. PEKERJAAN LISTRIK .......................................................................................................... 40

PASAL 11. PEKERJAAN SANITAIR ...................................................................................................... 41

PASAL 12. PEKERJAAN PERKERASAN JALAN ................................................................................ 43

PASAL 13. PEKERJAAN BATU ALAM ................................................................................................. 44

PASAL 14. PEKERJAAN PENGECATAN ............................................................................................. 46

DAFTAR BAHAN YANG DIGUNAKAN ..................................................................................................... 48

BAB II

PERALATAN KONSTRUKSI DAN PERALATAN BANGUNAN.............................................................. 51

1
BAB III

SPESIFIKASI PROSES / KEGIATAN ........................................................................................................ 56

TIME SCHEDULE ........................................................................................................................................ 62

BAB IV

METODE KONTRUKSI/ METODE PELAKSANAAN / METODE KERJA............................................ 63

BAB V

SPESIFIKASI JABATAN KERJA KONSTRUKSI ................................................................................... 80

PENUTUP ..................................................................................................................................................... 85

2
SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN : PENATAAN HALAMAN, POS SATPAM, HUTAN GEDUNG REKTORAT

LOKASI : : KAMPUS UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN KUTA


SELATAN, BADUNG - BALI

BAB I.

SPESIFIKASI BAHAN BANGUNAN KONSTRUKSI

URAIAN UMUM PEKERJAAN


1. Pekerjaan ” Penataan Halaman,Pos Satpam, Hutan Gedung Rektorat ” Kabupaten Badung.

2. Istilah “Pekerjaan” mencakup penyediaan semua tenaga kerja (tenaga ahli, tukang, buruh dan
lainnya), bahan bangunan dan peralatan/perlengkapan yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan termaksud.

3. Pekerjaan harus diselesaikan seperti yang dimaksud dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat,
Gambar–gambar Rencana, Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan serta Addendum yang
disampaikan selama pelaksanaan.

BATASAN/PERATURAN
Dalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor harus tunduk kepada :

1. Peraturan Menteri PUPR No 02/PRT/M/2015 Tentang Bangunan Gedung Hijau

2.Undang – Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi

3.Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang /
Jasa Pemerintah

4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14/PRT/M/2020


tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi melalui Penyedia;

5. Peraturan Menteri Pekerjaan dan Perumahan Rakyat Nomor 22/PRT/M/2018 tentang


Pedoman Pembangunan Gedung Negara

6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2019 tentang Standar dan Pedoman
Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi;

7. Instruksi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Nomor 02/IN/M/2020, tentang
Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19) Dalam
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

8. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971)


9. Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 982)
3
10.Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)

11.SKSNI T-15-1991-03
12.Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SNI 03-2847-2002

DOKUMEN KONTRAK
1. Dokumen Kontrak yang harus dipatuhi oleh Kontraktor terdiri atas :

a. Surat Perjanjian Pekerjaan

b. Surat Penawaran Harga dan Perincian Penawaran

c. Gambar-gambar Kerja/Pelaksanaa

d. Rencana Kerja dan Syarat-syarat

e. Addendum yang disampaikan oleh Pengawas Lapangan selama masa pelaksanaan

2. Kontraktor wajib untuk meneliti gambar-gambar, Spesifikasi Teknis dan dokumen kontrak lainnya
yang berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidak-sesuaian antara Spesifikasi Teknis dan
gambar-gambar pelaksanaan, atau antara gambar satu dengan lainnya, Kontraktor wajib untuk
memberitahukan/melaporkannya kepada Pengawas Lapangan.

Persyaratan teknik pada gambar dan Spesifikasi Teknis yang harus diikuti adalah:

a. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail, maka gambar detail yang
diikuti.

b. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka yang diikuti,
kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan menyebabkan
ketidaksempurnaan/ketidaksesuaian konstruksi, harus mendapatkan keputusan Pengawas Lapangan
lebih dahulu.

c. Bila tedapat perbedaan antara Spesifikasi Teknis dan gambar, maka Spesifikasi Teknis yang diikuti
kecuali bila hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas mengakibatkan
kerusakan/kelemahan konstruksi, harus mendapatkan keputusan Pengawas Lapangan.

d. Spesifikasi Teknis dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan lengkap sedang
Spesifikasi Teknis tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga sebaliknya.

e. Yang dimaksud dengan Spesifikasi Teknis dan gambar di atas adalah Spesifikasi Teknis dan gambar
setelah mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara penjelasan pekerjaan.

3. Bila akibat kekurangtelitian Kontraktor Pelaksana dalam melakukan pelaksanan pekerjaan, terjadi
ketidaksempurnaan konstruksi atau kegagalan struktur bangunan, maka Kontraktor Pelaksana harus
melaksanakan pembongkaran terhadap konstruksi yang sudah dilaksanakan tersebut dan
memperbaiki/melaksanakannya kembali setelah memperoleh keputusan Pengawas Lapangan tanpa ganti
rugi apapun dari pihak-pihak lain.

4
PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN
PASAL 1. LINGKUP PEKERJAAN

1. KETERANGAN UMUM
1. Pekerjaan ini adalah Pekerjaan “Penataan Halaman, Pos Satpam, Hutan Gedung
Rektorat” Kabupaten Badung tersebut secara umum meliputi pekerjaan standar maupun non
standar.

2. Secara teknis, pekerjaan ini mencakup keseluruhan proses pembangunan dari persiapan
sampai dengan pembersihan/pemberesan halaman, dan dilanjutkan dengan masa
pemeliharaan seperti yang ditentukan, mencakup :

a. Pekerjaan Persiapan

b. Pekerjaan Galian dan Urugan

c. Pekerjaan Pasangan

d. Pekerjaan Beton

e. Pekerjaan Kusen, Daun Pintu dan Jendela

f. Pekerjaan Penggantung dan Pengunci

g. Pekerjaan Plafon

h. Pekerjaan Atap

i. Pekerjaan Mekanikal, Elaktrikal dan Plumbing

j. Pekerjaan Finishing

k. pekerjaan Penataan Halaman

2. SARANA DAN CARA KERJA


1. Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan meninjau tempat pekerjaan,
melakukan pengukuran-pengukuran dan mempertimbangkan seluruh lingkup pekerjaan
yang dibutuhkan untuk penyelesaian dan kelengkapan dari proyek.

2. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja serta tenaga ahli yang cakap dan memadai
dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan, serta tidak akan mempekerjakan orang-orang
yang tidak tepat atau tidak terampil untuk jenis-jenis pekerjaan yang ditugaskan
kepadanya. Kontraktor harus selalu menjaga disiplin dan aturan yang baik diantara
pekerja/karyawannya.

3. Kontraktor harus menyediakan alat-alat kerja dan perlengkapan seperti beton molen,
pompa air, alat-alat pengangkut dan peralatan lain yang diperlukan untuk pekerjaan ini.
Peralatan dan perlengkapan itu harus dalam kondisi baik.

4. Kontraktor wajib mengawasi dan mengatur pekerjaan dengan perhatian penuh dan
menggunakan kemampuan terbaiknya. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas seluruh
cara pelaksanaan, metode, teknik, urut-urutan dan prosedur, serta pengaturan semua
bagian pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak.
5
5. Shop Drawing (gambar kerja) harus dibuat oleh Kontraktor sebelum suatu komponen
konstruksi dilaksanakan.

6. Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Pengawas Lapangan. Jika ada yang
kurang jelas maka bisa meminta persetujuan konsultan perencana atau langsung kepada
owner sebagai pemilik bangunan sebelum elemen konstruksi yang bersangkutan
dilaksanakan.

7. Sebelum penyerahan pekerjaan kesatu, Kontraktor Pelaksana sudah harus menyelesaikan


gambar sesuai pelaksanaan yang terdiri atas :

 a. Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dalam


pelaksanaannya.

 b. Shop drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa gambar-gambar


perubahan.

8. Penyelesaian yang dimaksud pada ayat 7 harus diartikan telah memperoleh persetujuan
Pengawas Lapangan setelah dilakukan pemeriksaan secara teliti.

9. Gambar sesuai pelaksanaan dan buku penggunaan dan pemeliharaan bangunan merupakan
bagian pekerjaan yang harus diserahkan pada saat penyerahan kesatu, kekurangan dalam hal
ini berakibat penyerahan pekerjaan kesatu tidak dapat dilakukan.

10. Pembenahan/perbaikan kembali yang harus dilaksanakan Kontraktor, bila :

a. Komponen-komponen pekerjaan pokok/konstruksi yang pada masa


pemeliharaan mengalami kerusakan atau dijumpai kekurangsempurnaan
pelaksanaan.

b. Komponen-komponen konstruksi lainnya atau keadaan lingkungan diluar


pekerjaan pokoknya yang mengalami kerusakan akibat pelaksanaan
konstruksi (misalnya jalan, halaman, dan lain sebagainya).

11. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan-bahan sisa-sisa
pelaksanaan termasuk bowkeet dan direksikeet harus dilaksanakan sebelum masa kontrak
berakhir, kecuali akan dipergunakan kembali pada tahap selanjutnya.

3. PEMBUATAN RENCANA JADWAL PELAKSANAAN


 a. Kontraktor Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadwal pelaksanaan dalam bentuk
barchart yang dilengkapi dengan grafik prestasi yang direncanakan berdasarkan butir-butir
komponen pekerjaan sesuai dengan penawaran.

b. Pembuatan rencana jadual pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Kontraktor Pelaksana
selambat-lambatnya 10 hari setelah dimulainya pelaksanaan di lapangan pekerjaan.
Penyelesaian yang dimaksud ini sudah harus dalam arti telah mendapatkan persetujuan
Pengawas Lapangan.

6
c. Bila selama 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor Pelaksana belum
menyelesaikan pembuatan jadual pelaksanaan, maka Kontraktor Pelaksana harus dapat
menyajikan jadual pelaksanaan sementara minimal untuk 2 minggu pertama dan 2 minggu
kedua dari pelaksanaan pekerjaan.

d. Selama waktu sebelum rencana jadual pelaksanaan disusun, Kontraktor Pelaksana harus
melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan mingguan yang
harus dibuat pada saat dimulai pelaksanaan. Jadual pelaksanaan 2 mingguan ini harus disetujui
oleh Pengawas Lapangan.

4. KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT BAHAN


1. Kontraktor harus menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah dan kualitas yang sesuai
dengan lingkup pekerjaan yang dilaksanakan. Sepanjang tidak ada ketentuan lain dalam
Spesifikasi Teknis ini dan Berita Acara Rapat Penjelasan, maka bahan-bahan yang
dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat serta ketentuan
yang berlaku di Indonesia.

2. Sebelum memulai pekerjaan atau bagian pekerjaan, Pemborong harus mengajukan contoh
bahan yang akan digunakan kepada Pengawas Lapangan sebagai Pengawas Lapangan yang
akan diajukan User dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan. Bahan-bahan
yang tidak memenuhi ketentuan seperti disyaratkan atau yang dinyatakan ditolak oleh
Pengawas Lapangan tidak boleh digunakan dan harus segera dikeluarkan dari halaman
pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam.

3. Apabila bahan-bahan yang ditolak oleh Pengawas Lapangan ternyata masih dipergunakan oleh
Kontraktor, maka Pengawas Lapangan memerintahkan untuk membongkar kembali bagian
pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut. Semua kerugian akibat pembongkaran tersebut
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

4. Jika terdapat perselisihan mengenai kualitas bahan yang dipakai, Pengawas Lapangan berhak
meminta kepada Kontraktor untuk memeriksakan bahan itu ke Laboratorium Balai Penelitian
Bahan yang resmi dengan biaya Kontraktor. Sebelum ada kepastian hasil pemeriksaan dari
Laboratorium, Kontraktor tidak diizinkan untuk melanjutkan bagian-bagian pekerjaan yang
menggunakan bahan tersebut.

5. Penyimpanan bahan-bahan harus diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan dan terhindarnya bahan-bahan dari kerusakan.

6. Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah seperti di bawah ini, sedangkan bahan-
bahan bangunan yang belum disebutkan disini akan diisyaratkan langsung di dalam pasal-
pasal mengenai persyaratan pelaksanaan komponen konstruksi di belakang.

a. Air
Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran, beton dan
penyiraman guna pemeliharaan harus air tawar, tidak mengandung minyak, garam, asam
dan zat organik lainnya yang telah dikatakan memenuhi syarat, sebagai air untuk
keperluan pelaksanaan konstruksi oleh laboratorium tidak lagi diperlukan rekomendasi
laboratorium.

7
b. Semen Portland (PC)

Semen Portland yang digunakan adalah jenis satu harus satu merek untuk penggunaan
dalam pelaksanaan satu satuan komponen bangunan, belum mengeras sebagai atau
keseluruhannya. Penyimpanannya harus dilakukan dengan cara dan didalam tempat
yang memenuhi syarat sebagai air untuk menjamin kebutuhan kondisi sesuai
persyaratan di atas.

c. Pasir (Ps)

Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari kotoran, lumpur,
asam, garam, dan bahan organik lainnya, yang terdiri atas:

1. Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang lazim disebut pasir
urug.

2. Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian terbesar adalah
terletak antara 0,075 sampai 1,25 mm yang lazim dipasarkan disebut pasir pasang

3. Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya mendapat
rekomendasi dari laboratorium.

d. Batu Pecah (Split)

Split untuk beton harus menggunakan split dari batu kali hitam pecah, bersih dan
bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang
tercantum dalam PBI 1971.

PASAL 2. PEKERJAAN PERSIAPAN

1. SITUASI/LOKASI
a. Lokasi proyek adalah di Kampus Universitas Udayana Bukit Jimbaran Kuta Selatan, Kuta Badung
- Bali. Lokasi proyek akan diserahkan kepada Kontraktor sebagaimana keadaannya waktu Rapat
Penjelasan. Kontraktor hendaknya mengadakan penelitian dengan seksama mengenai kondisi dari
lokasi proyek tersebut.

b. Kekurang-telitian atau kelalaian dalam mengevaluasi keadaan lapangan, sepenuhnya menjadi


tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan klaim/tuntutan.

2. AIR DAN DAYA


a. Kontraktor harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan ini, yaitu :

1. Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi persyaratan sesuai jenis
pekerjaan, cukup bersih, bebas dari segala macam kotoran dan zat-zat seperti minyak, asam,
garam, dan sebagainya yang dapat merusak atau mengurangi kekuatan konstruksi.

2. Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan kebutuhan lain para
pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan tersebut harus cukup terjamin.

8
b. Kontraktor harus menyediakan daya listrik atas tanggungan/biaya sendiri sementara yang dibutuhkan
untuk peralatan dan penerangan serta keperluan lainnya dalam melaksanakan pekerjaan ini.
Pemasangan sistem listrik sementara ini harus memenuhi persyaratan yang berlaku. Kontraktor
harus mengatur dan menjaga agar jaringan dan peralatan listrik tidak membahayakan para pekerja
di lapangan. Kontraktor harus pula menyediakan penangkal petir sementara untuk keselamatan bila
diperlukan.

3. SALURAN PEMBUANGAN
Kontraktor harus membuat saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar daerah bangunan
selalu dalam keadaan kering/tidak basah tergenang air hujan atau air buangan. Saluran dihubungkan
ke parit/selokan yang terdekat atau menurut petunjuk Pengawas.

4. KANTOR, HALAMAN KERJA, GUDANG DAN FASILITAS LAIN


Kontraktor harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja, gudang dan halaman kerja
(work yard) di dalam halaman pekerjaan, yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai
Kontrak. Kontraktor harus juga menyediakan untuk pekerja/buruhnya fasilitas sementara (tempat
mandi dan peturasan) yang memadai untuk mandi dan buang air.Kontraktor harus membuat tata
letak/denah halaman proyek dan rencana konstruksi fasilitas-fasilitas tersebut. Kontraktor harus
menjamin agar seluruh fasilitas itu tetap bersih dan terhindar dari kerusakan.Dengan seijin
Pimpinan Pelaksana Kegiatan, Kontraktor dapat menggunakan kembali kantor, los kerja, gudang
dan halaman kerja yang sudah ada.

5.KANTOR PENGAWAS (DIREKSI KEET)


Kontraktor harus menyediakan untuk Direksi di tempat pekerjaan ruang kantor sementara beserta
seperangkat furniture termasuk kursi-kursi, meja dan lemari. Kualitas dan peralatan yang harus
disediakan adalah sebagai berikut :

a.Ruang : ukuran 15 m2
rangka kayu ex Abesia, lantai plesteran, dinding double
b.Konstruksi : plywood

tidak usah dicat, atap asbes gelombang

c.Fasilitas : air dan penerangan listrik

d.Furnitur : 1 meja rapat bahan plywood 18 mm ukuran 120 x 240 cm,

dan 10 kursi

2 unit meja gambar beserta peralatannya

1 whiteboard ukuran 120 x 80 cm

1 rak arsip gambar plywood 12 mm ukr. 120 x 240 x 30 cm

Kontraktor harus selalu membersihkan dan menjaga keamanan kantor tersebut beserta
peralatannya.

Dengan seijin Pemimpin Pelaksana Kegiatan, Kontraktor dapat menggunakan Direksi Keet yang
sudah ada dengan diadakan penyempurnaan dan perlengkapan peralatan.

9
6. PAPAN NAMA PROYEK
Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan halaman proyek
sehingga mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi papan nama tersebut 90 x 150 cm dipotong
dengan tiang setinggi 250 cm atau sesuai dengan petunjuk Pemerintah Daerah setempat. Kontraktor
tidak diijinkan menempatkan atau memasang reklame dalam bentuk apapun di halaman dan di
sekitar proyek tanpa ijin dari Pemberi Tugas

7. PEMBERSIHAN HALAMAN
1. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan seperti adanya
pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus dibongkar dan dibersihkan
serta dipindahkan dari tanah bangunan kecuali barang-barang yang ditentukan harus dilindungi
agar tetap utuh.

2. Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk menghindarkan


bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan bekas bongkaran tidak diperkenankan
untuk dipergunakan kembali dan harus diangkut keluar dari halaman proyek.

8. PERMUKAAN ATAS LANTAI (PEIL)


1. Peil ± 0,00 Bangunan dari tanah asal pada site yang ditentukan pada gambar.

2. Semua ukuran ketinggian galian, pondasi, sloof, kusen, langit-langit, dan lain-lain harus
mengambil patokan dari peil 0,00 tersebut.

9. PAPAN BANGUNAN (BOUWPLANK)


1. Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas III) ukuran minimum 3/20 cm yang
utuh dan kering. Bouwplank dipasang dengan tiang-tiang dari kayu sejenis ukuran 5/7 cm
dan dipasang pada setiap jarak satu meter. Papan harus lurus dan diketam halus pada bagian
atasnya.

2. Bouwplank harus benar-benar datar (waterpass) dan tegak lurus. Pengukuran harus memakai
alat ukur yang disetujui Pengawas Lapangan.

3. Bouwplank harus menunjukkan ketinggian 0.00 dan as kolom/dinding. Letak dan


ketinggian permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara agar tidak berubah selama
pekerjaan berlangsung.

10. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


a. Penerapan Keamanan Dan Keselamatan Kerja (K3) dan Keselamatan Konstruksi
1. Keamanan, Keselamatan dan Ketertiban di Lapangan
a. Setelah Penyedia mendapat batas-batas daerah kerja dan pelimpahan lapangan kerja, Penyedia
bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada di lapangan dan sekitarnya;
b. Penyedia bertanggung jawab penuh atas terjadinya gangguan lingkungan yang diakibatkan
oleh keberadaan para pekerjanya di sekitar proyek. Setiap pekerja yang dipergunakan dalam
proyek harus memiliki identitas lengkap, tercatat, memiliki tanda pengenal serta dilaporkan
kepada Direksi Pekerjaan dan Aparat yang berwenang setempat.;

10
c. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan Penyedia harus mengkoordinir para
pekerjanya untuk tidak berkeliaran di luar proyek, mengotori, merusak ataupun hal-hal lainnya
yang merugikan atau mengganggu pihak lain;
d. Apabila terjadi kerusakan, kehilangan, dan kerugian pihak lain akibat ulah para pekerja
proyek Penyedia harus mengganti kerusakan, kehilangan, dan kerugian pihak lain tersebut atas
biaya sendiri;
e. Terhadap segala gangguan keamanan proyek, Penyedia harus segera melaporkan kejadiannya
kepada Direksi Pekerjaan dan Aparat Keamanan setempat;
f. Untuk menjaga keamanan proyek dan lingkungan Penyedia wajib mengadakan “Satuan
Pengamanan” proyek dan lingkungan akomodasi para pekerja;
2. Peralatan Konstruksi Dan Peralatan Bangunan
a. Alat dan perkakas yang digunakan harus dipastikan telah diberi sistim perlindungan atau
kelengkapan pengaman untuk mencegah paparan (expose) bahaya secara langsung terhadap
tubuh pekerja;
b. Informasi tentang jenis, cara penggunaan/pemeliharaan/pengamannya alat dan perkakas dapat
diperoleh dari manual produk dari pabrik pembuatnya, ataupun dari pedoman/peraturan pihak
yang kompoten.
3. Proses Kegiatan
a. Setiap proses kegiatan harus dilengkapi dengan prosedur kerja, sistem perlindungan terhadap
pekerja, perlengkapan pengaman, dan rambu-rambu peringatan dan kewajiban pekerja
menggunakan alat pelindung (APD) yang sesuai dengan potensi bahaya pada proses tersebut;
b. Setiap jenis proses/kegiatan pekerjaan yang berisiko tinggi, atau pekerjaan yang berisiko
tinggi pada keadaan yang berbeda, harus lebih dulu dilakukan analisis keselamatan pekerjaan
(Job Safety Analysis) dan tindakan pengendaliannya;
c. Setiap proses/kegiatan yang berbahaya harus melalui izin kerja lebih dulu dari penanggung-
jawab proses Petugas K3/Ahli K3 Konstruksi;
d. Setiap proses dan kegiatan pekerjaan hanya boleh dilakukan oleh tenaga dan/atau operator
yang telah terlatih dan telah mempunyai kompetensi melaksanakan prosedur keselamatan dan
kesehatan kerja yang sesuai pada jenis pekerjaan/tugasnya tersebut.

4. Metode Konstruksi/Metode Pelaksanaan/Metode Kerja


a. Analisis Keselamatan Pekerjaan/Job Safety Analysis (JSA) harus dilakukan terhadap setiap
metode konstruksi/metode pelaksanaan pekerjaan, dan persyaratan teknis untuk mencegah
terjadinya kegagalan konstruksi dan kecelakaan kerja;
b. Metode kerja harus disusun secara logis, realistis dan dapat dilaksanakan dengan
menggunakan peralatan, perkakas, meterial dan konstruksi sementara, yang sesuai dengan
kondisi lokasi/tanah/cuaca, dan dapat dikerjakan oleh pekerja dan operator terlatih;

11
c. Persyaratan teknis yang harus dipenuhi penyedia dalam menyusun dan menggunakan metode
kerja dapat meliputi penggunaan alat utama dan alat bantu, perkakas, material dan konstruksi
sementara dengan urutan kerja yang sistimatis, guna mempermudah pekerja dan operator
bekerja dan dapat melindungi pekerja, alat dan material dari bahaya dan risiko kegagalan
konstruksi dan kecelakaan kerja;
d. Setiap metode kerja/konstruksi yang diusulkan penyedia, harus dianalisis keselamatan
pekerjaan/Job Safety Analisis (JSA), diuji efektifitas pelaksanaannya dan efisiensi biayanya.
Jika semua faktor kondisi lokasi/tanah/cuaca, alat, perkakas, material, urutan kerja dan
kompetensi pekerja/operator telah ditinjau dan dianalisis, serta dipastikan dapat menjamin
keselamatan, kesehatan dan keamanan konstruksi dan pekerja/operator, maka metode kerja
dapat disetujui, setelah dilengkapi dengan gambar dan prosedur kerja yang sistimatis dan/ayau
mudah dipahami oleh pekerja/operator;
e. Setiap tahapan pelaksanaan konstruksi utama yang mempunyai potensi bahaya tinggi harus
dilengkapi dengan metode kerja yang didalamnya sudah mencakup analisis keselamatan
pekerjaan/Job Safety Analysis (JSA). Misalnya untuk pekerjaan ketinggian, mutlak harus
digunakan perancah, lantai kerja (platform), papan tepi, tangga kerja, pagar pelindung tepi,
serta alat pelindung diri (APD) yang sesuai antara lain helm, sabuk keselamatan agar pekerja
terlindung dari bahaya jatuh. Untuk pekerjaan saluran galian tanah berpasir yang mudah
longsor dengan kedalaman 1,50 meter atau lebih, mutlak harus menggunakan turap dan tangga
akses bagi pekerja untuk naik/turun;
f. Setiap metode kerja harus melalui analisis dan perhitungan yang diperlukan berdasarkan datab
teknis yang dapat dipertanggung-jawabkan, baik dari standar yang berlaku, atau melalui
penyelidikan teknis dan analisis laboratorium maupun pendapat ahli terkait independen.
5. Jabatan Kerja Konstruksi
a. Setiap kegiatan/pekerjaan perancangan, perencanaan, perhitungan dan gambar-gambar
konstruksi, penetapan spesifikasi dan prosedur teknis serta metode
pelaksanaan/konstruksi/kerja harus dilakukan oleh Petugas K3 yang mempunyai kompetensi
yang dipersyaratkan,
b. Setiap Petugas K3 tersbut pada butir a. di atas harus mempunyai kemampuan untuk
melakukan proses manajemen risiko (identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian
risiko) yang terkait dengan disiplin ilmu dan pengalaman profesionalnya, dan dapat
memastikan bahwa semua potensi bahaya dan risiko yang terkait pada bentuk rancangan,
spesifikasi teknis dan metode kerja/konstruksi tersebut telah diidentifikasi dan telah
dikendalikan pada tingkat yang dapat diterima sesuai dengan standar teknik dan standar K3
yang berlaku;
c. Setiap kegiatan/pekerjaan pelaksanaan, pemasangan, pembingkaran, pemindahan,
pengangkutan, pengangkatan, penyimpanan, perletakan, pengambilan, pembuangan,
pembongkaran dsb, harus dilakukan oleh petugas K3 dan tenaga terampil yang berkompeten
12
berdasarkan gambar-gambar, spesifikasi teknis, manual, pedoman dan standar serta rujukan
yang benar dan sah atau telah disetujui oleh tenaga ahli terkait;
d. Setiap tenaga Petugas dibidang K3 Konstruksi diatas harus meakukan analisis keselamatan
pekerjaan (Job Safety Analysis) setiap sebelum memulai pekerjaannya, untuk memastikan
bahwa potensi bahaya dan risiko telah diidentifikasi dan diberikan tindakan pencegahan
terhadap kecelakaan kerja/atau penyakit di tempat kerja.
6. Penyelenggaraan Keamanan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Keselamatan Konstruksi mencakup :
a. Penyiapan RK3K;
b. Sosialisasi dan Promosi K3;
c. Alat pelindung kerja;
d. Alat pelindung diri;
e. Asuransi dan perijinan;
f. Personil K3;
g. Fasilitas Prasarana kesehatan;
h. Rambu-rambu yang diperlukan;
i. Dan Lain-lain terkait pengendalian resiko K3 dan Keselamatan Konstruksi.
7. Jam Kerja Proyek
a. Untuk menjaga ketertiban/keamanan proyek, Jam Kerja Normal ditetapkan sbb :
b. Jam: 08.00 s.d. 17.00 WITA untuk setiap hari kerja.
c. Jika Penyedia menghendaki Jam Kerja lain, harus terlebih dahulu memberitahukan kepada
Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuannya.
b.Protokol Pencegahan COVID -19 dalam penyelanggaraan Jasa Konstruksi

1. Penyediaan Fasilitas Kesehatan di Lapangan


Penyedia jasa pekerjaan konstruksi wajib menyediakan fasilitas tambahan
antara lain :
1. Alat Deteksi Suhu
2. Masker Wajah
3. Cairan Disinfektan
4. Alat Semprot Disinfektan Manual
5. Sabun
6. Hand Sanitizer
7. Tempat cuci tangan
8. Wastafel
9. Sosialisasi
2. Penyedia jasa pekerjaan konstruksi wajib menyediakan vaksin, vitamin dan nutrisi tambahan guna
peningkatan imunitas pekerja bila ada pekerja yang terdeteksi positif COVID- 19.

3. Pelaksanaan Pencegahan COVID-19 di lapangan


a. Penyiapan fasilitas berupa : Alat Pendeteksi Suhu, Masker wajah, cairan disinfektan, sabun, tempat
cuci tangan dan sosialisai di lokasi proyek;

13
b. Pencegahan COVID-19 melarang orang (seluruh pekerja dan tamu) yang terindikasi memiliki
suhu tubuh ≥ 38 derajat celcius datang ke lokasi pekerjaan ;
c. Apabila ditemukan pekerja di lapangan sebagai Pasien Dalam Pengawasan (PDP) COVID –
19, pekerjaan harus diberhentikan sementara oleh Pengguna Jasa dan/ atau Penyedia Jasa paling
sedikit 14 hari kerja.

11. JAMINAN MUTU


1. Sewaktu Pengadaan
Dalam pengadaan seluruh jenis bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini, Penyedia harus
bertanggung jawab untuk memeriksa dengan detail ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam
peraturan dan standar yang disebutkan, dan memeriksa bahwa bahan-bahan yang digunakan dalam
pekerjaan ini telah memenuhi atau melebihi ketentuan yang disyaratkan
2. Sewaktu Pelaksanaan
Direksi Pekerjaan berhak untuk menolak hasil pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan minimum
yang disyaratkan. Direksi Pekerjaan juga berhak, dan tanpa merugikan pihak lain, untuk menerima
hasil pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan dengan cara mengadakan penyesuaian terhadap
Harga Satuan atau nilai pekerjaan tersebut.
3. Tanggung Jawab Penyedia
Bilamana disyaratkan dalam Dokumen Kontrak atau diminta secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan,
maka Penyedia tetap harus bertanggungjawab untuk menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan
seluruh bukti yang menyatakan bahwa bahan atau pengerjaan, atau keduanya, memenuhi atau
melebihi ketentuan yang terdapat dalam peraturan dan standar yang disebutkan.

4. Standar
Penggunaan standar yang tercantum dalam spesifikasi ini mencakup, tetapi tidak terbatas pada,
standar yang dirumuskan oleh badan-badan dan organisasi-organisasi berikut :
SII = Standar Industri Indonesia
SNI = Standar Nasional Indonesia

5. Tanggal Penerbitan
Tanggal pada saat penerbitan Dokumen Kontrak harus diambil sebagai tanggal penerbitan, kecuali
bilamana disebutkan tanggal penerbitan tertentu maka tanggal penerbitan tersebut harus diambil
sesuai dengan standar yang berkaitan.

12. BAHAN DAN PENYIMPANAN


1. Umum
a. Bahan yang dipergunakan di dalam Pekerjaan harus :
1) Memenuhi spesifikasi dan standar yang berlaku.

14
2) Memenuhi ukuran, pembuatan, jenis dan mutu yang disyaratkan dalam Gambar dan Seksi
lain dari Spesifikasi ini, atau sebagaimana secara khusus disetujui tertulis oleh Direksi
Pekerjaan.
3) Semua produk harus baru.
2. Contoh dan Sumber Bahan
Sebelum mengadakan pemesanan, maka Penyedia harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan
contoh bahan, bersama dengan detail lokasi sumber bahan atau broscure/spesifikasi pabrik dan
Pasal ketentuan bahan dalam Spesifikasi yang mungkin dapat dipenuhi oleh contoh bahan, untuk
mendapatkan persetujuan.
3. Persetujuan Direksi Pekerjaan
a. Penyedia harus melakukan semua pengaturan untuk memilih lokasi, memilih bahan, dan
mengolah bahan alami sesuai dengan Spesifikasi ini, dan harus menyerahkan kepada Direksi
Pekerjaan semua informasi yang berhubungan dengan lokasi sumber bahan paling sedikit 14
(empat belas) hari sebelum pekerjaan pengolahan bahan dimulai, untuk mendapatkan
persetujuan. Persetujuan Direksi Pekerjaan atas sumber bahan tersebut tidak dapat diartikan
bahwa seluruh bahan yang terdapat di lokasi sumber bahan telah disetujui untuk dipakai.
b. Bilamana bahan semen, baja dan bahan-bahan fabrikasi lainnya akan digunakan, maka
sertifikat pabrik (mill certificate) bahan tersebut (khusus ditujukan untuk proyek ini) harus
diserahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan awal. Direksi Pekerjaan
akan memberikan persetujuan tertulis kepada Penyedia untuk melakukan pemesanan bahan.
Selanjutnya bahan yang sudah sampai di lapangan harus diuji ulang seperti yang diuraikan
dalam Pasal 1.6.2.(3).(b) di bawah pengawasan Direksi Pekerjaan atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

4. Pengadaan Bahan
1. Sumber Bahan
Lokasi sumber bahan yang mungkin dapat dipergunakan dan pernah diidentifikasikan serta
diberikan dalam Gambar hanya merupakan bahan informasi bagi Penyedia. Penyedia tetap
harus bertanggungjawab untuk mengidentifikasi dan memeriksa bahan, apakah bahan
tersebut cocok untuk dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
2. Variasi Mutu Bahan
Penyedia harus menentukan sendiri jumlah serta jenis peralatan dan pekerja yang dibutuhkan
untuk menghasilkan bahan yang memenuhi Spesifikasi. Penyedia harus menyadari bahwa
contoh-contoh bahan tersebut tidak mungkin dapat menentukan batas-batas mutu bahan
dengan tepat pada seluruh deposit, dan variasi mutu bahan haru dipandang sebagai hal yang
biasa dan sudah diperkirakan. Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan Penyedia untuk
melakukan pengadaan bahan dari setiap tempat pada suatu deposit dan dapat menolak
tempat-tempat tertentu pada suatu deposit yang tidak dapat diterima. Sedangkan untuk bahan
15
pabrikasi harus dipesan dari satu produsen yang telah disetujui/ditetapkan oleh Direksi
Pekerjaan.

3. Persetujuan
a. Pemesanan bahan tidak boleh dilakukan sebelum mendapat persetujuan tertulis dan Direksi
Pekerjaan sesuai dengan maksud penggunaannya. Bahan tidak boleh dipergunakan untuk
maksud lain selain dari peruntukan yang telah disetujui.
b. Jika mutu bahan yang dikirim ke lapangan tidak sesuai dengan mutu bahan yang
sebelumnya telah diperiksa dan diuji, maka bahan tersebut harus ditolak, dan harus
disingkirkan dari lapangan dalam waktu 48 jam, kecuali terdapat persetujuan lain dari
Direksi Pekerjaan.
4. Penyimpanan Bahan
1. Umum
Bahan harus disimpan sedemikian rupa (sesuai dengan anjuran pabrik/produsen) sehingga
mutunya terjamin dan terpelihara, serta siap dipergunakan untuk pekerjaan. Bahan yang
disimpan harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga selalu siap pakai, dan mudah
diperiksa oleh Direksi Pekerjaan. Tanah dan bangunan (property) orang lain tidak boleh
dipakai sebagai tempat penyimpanan bahan tanpa ijin tertulis dari pemilik atau penyewanya.
2. Tempat Penyimpanan di Lapangan
Tempat penyimpanan di lapangan harus bebas dari tanaman dan sampah, bebas dari
genangan air dan permukaannya harus lebih tinggi dari sekitarya. Bahan yang langsung
ditempatkan di atas tanah tidak boleh digunakan untuk Pekerjaan, kecuali jika permukaan
tanah tersebut telah disiapkan sebelumnya dan diberi lapis permukaan yang terbuat dari pasir
atau kerikil setebal 10 cm sedemikian hingga diterima oleh Direksi Pekerjaan.

5. Penumpukan Bahan (Stockpiles)


1. Bahan harus disimpan sedemikian hingga dapat mencegah terjadinya segregasi dan menjamin
gradasi yang sebagaimana mestinya, serta tidak terdapat kadar air yang berlebihan. Tinggi
maksimum dari penumpukan bahan harus dibatasi sampai maksimum 3 meter atau
disesuaikan dengan karakteristik bahan.
2. Penumpukan semen disesuaikan dengan jadual kedatangan bahan tersebut, bahan yang
kedatangannya paling awal habis terpakai terlebih dahulu daripada yang belakangan.

16
13. LAPORAN
Laporan Pekerjaan terdiri dari Laporan Harian, Mingguan Dan Bulanan
a. Umum
Laporan ini berisikan kondisi dan kejadian faktual yang terjadi pada setiap kurun waktu yang telah
ditentukan yang sangat bermanfaat bagi dasar pengambilan keputusan dan langkah-langkah atau
kebijakan dalam Pelaksanaan Proyek.
b. Materi Laporan
1. Penyedia diwajibkan membuat laporan pekerjaan untuk harian secara teratur untuk disahkan oleh
Direksi Pekerjaan.
2. Dalam laporan harian harus dicantumkan daftar bahan-bahan yang didatangkan dan jumlah tenaga
yang bekerja setiap hari, keadaan cuaca, dan catatan lain yang dipandang perlu.
3. Kepada Penyedia diwajibkan pula setiap satu minggu sekali melaporkan nilai/bobot pekerjaan
atau hal-hal lain yang perlu diketahui oleh Direksi Pekerjaan.
4. Pihak Penyedia wajib menyediakan Buku Catatan Harian Direksi yang akan diisi oleh konsultan
pengawas dan Direksi dan juga Buku Tamu yang akan diisi oleh pihak-pihak lain yang
berkepentingan dalam proyek. Penyedia wajib mempelajari catatan-catatan harian tersebut dan
menandatangani sebagai tanda setuju.
5. Apabila Penyedia tidak dapat menyetujui catatan yang dibuat Direksi Pekerjaan, maka harus
mengajukan surat keberatan selambat-lambatnya 3 x 24 jam setelah catatan tersebut ditulis oleh
Direksi Pekerjaan.
Direksi Pekerjaan akan memberitahukan secara tertulis seberapa jauh catatan tersebut dapat
diubah sebagai akibat dari surat keberatan tersebut.
C. Waktu Pelaporan
1. Penyedia diwajibkan minta kepada Direksi Pekerjaan untuk menilai pekerjaan, yang telah
diselesaikan, jika penilaian ini merupakan keharusan atau syarat untuk melanjutkan pekerjaan.
2. Penyedia juga diwajibkan meminta kepada Direksi Pekerjaan untuk menilai bobot atau prestasi
pekerjaan yang telah dilaksanakan, satu dan lain hal adalah untuk mengevaluasi kemajuan
pekerjaan dan administrasi pembayaran angsuran.
3. Jika Penyedia lalai melakukan hal tersebut seperti ayat 1, 2, ataupun Direksi Pekerjaan lalai
melakukan penilaian terhadap kemajuan pekerjaan, maka masing-masing pihak dapat mengadakan
kesepakatan baru sesuai peraturan yang berlaku.
d. Berita Acara Penyelesaian Akhir
1. Waktu
Dalam batas waktu dan sesuai dengan ketentuan pada Pasal-pasal yang berkaitan dalam Syarat-
syarat Kontrak dan bilamana Penyedia menganggap bahwa Pekerjaan tersebut telah selesai,
termasuk semua kewajiban dalam periode pemeliharaan, maka Penyedia harus mengajukan
permohonan untuk penyerahan akhir. Setelah penyelesaian seluruh pekerjaan perbaikan (remedial
work) yang diminta oleh Panitia Serah Terima, dan dilanjutkan dengan pemeriksaan akhir dan
17
Pekerjaan tersebut dapat diterima, maka Direksi Pekerjaan harus menyiapkan dan menerbitkan
Berita Acara Penyelesaian Akhir.
2. Permohonan Penyedia
Permohonan serah terima akhir harus memuat keterangan Penyedia berikut:
a. Dokumen Kontrak telah sepenuhnya ditelaah, dan;
b. Pekerjaan telah dilaksanakan sesuai dengan Dokumen Kontrak, dan;
c. Pekerjaan telah sepenuhnya diperiksa dan diuji sesuai dengan ketentuan dalam Dokumen
Kontrak, dan bahwa semua pemeriksaan dan hasil pengujian telah diterima oleh Direksi
Pekerjaan, dan;
d. Pekerjaan telah lengkap dan siap untuk pemeriksaan akhir dan Serah Terima Akhir.
3. Semua Dokumen Rekaman Proyek Terbangun (as built), rekaman visual proyek (still camera dan
video), manual operation dan brosure bahan/peralatan sudah selesai dikerjakan dan disiapkan oleh
Penyedia sejumlah yang diperlukan oleh .
4. Pengajuan Berita Acara Pembayaran Akhir
1. Waktu
a. Dalam batas waktu dan sesuai dengan ketentuan pada Pasal-pasal yang berkaitan dalam
Syarat-syarat Kontrak, Penyedia harus mengajukan permohonan pembayaran akhir
bersama dengan semua detail pendukung sebagaimana diperlukan oleh Direksi
Pekerjaan.
b. Setelah ditelaah oleh Direksi Pekerjaan dan jika perlu diamandemen oleh Penyedia,
Direksi Pekerjaan akan menerbitkan Berita Acara Pembayaran Akhir oleh Pemilik.
2. Isi Berita Acara
Isi Berita Acara untuk Pembayaran Akhir yang diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan, harus
termasuk, tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut :
a. Jumlah Harga Kontrak seperti yang tercantum dalam Kontrak.
b. Kuantitas akhir pekerjaan yang telah diselesaikan seperti yang dibuktikan dalam berita
acara pengukuran dan hasil perhitungan pada pekerjaan yang bersangkutan
c. Nilai setiap pekerjaan tambah atau kurang seperti disahkan dalam Addenda selama
Periode Kontrak.
d. Nilai setiap penambahan atau pengurangan terhadap Jumlah Harga Kontrak sebagai
akibat dari:
1) Denda akibat keterlambatan, bila ada.
2) Pekerjaan yang tidak lengkap atau tidak benar.
3) Variasi yang telah disetujui tetapi masih harus dituangkan dalam
Addendum.
4) Setiap penyesuaian lainnya yang diperlukan pada ketentuan dan persyaratan
dalam Dokumen Kontrak.

18
e. Perhitungan Jumlah Harga Kontrak akhir.
f. Ringkasan lembaran neraca yang menunjukkan selesainya Pengembalian Semua Uang Muka
dan pencairan semua Uang Yang Ditahan (Retention Money).
g. Jadual tentang seluruh pembayaran yang telah disahkan oleh Direksi Pekerjaan.
h. Jumlah yang menjadi hak atau yang harus dipotong dan Penyedia.
5. Addendum Penutup
Berdasarkan detail Berita Acara Pembayaran Akhir yang dibuat oleh Direksi Pekerjaan, Direksi
Pekerjaan harus juga menyiapkan Addendum Penutup yang harus ditandatangani Pemilik dan
Penyedia, dilengkapi dengan perhitungan akhir dari Jumlah Harga Kontrak. Setelah memperoleh
tanda tangan Penyedia, selanjutnya Direksi Pekerjaan menyerahkan Addendum Penutup tersebut
ke Pemilik untuk ditandatangani bersama-sama dengan Berita Acara Pembayaran Akhir yang
telah disetujui.

e. Dokumen Rekaman Proyek


Umum
1. Uraian
Selama pelaksanaan Pekerjaan Penyedia harus menjaga rekaman yang akurat dari semua
perubahan yang terjadi dalam Dokumen Kontrak dalam satu set Dokumen Rekaman Proyek, dan
harus memindahkan informasi akhir tersebut ke dalam Dokumen Rekaman Akhir sebelum
penyelesaian Pekerjaan.

2. Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan dengan Seksi ini


a. Pembayaran Sertifikat Bulanan :
b. Penutupan Kontrak :
c. Pasal-pasal yang berkaitan dengan Penutupan Kontrak untuk setiap Seksi dalam Spesifikasi ini

3. Pengajuan
a. Penyedia harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan satu set Dokumen Rekaman Proyek
yang dalam keadaan terpelihara pada setiap bulan untuk mendapat persetujuan dari Direksi
Pekerjaan. Dokumen Rekaman Proyek yang telah disetujui Direksi Pekerjaan ini, menjadi
prasyarat untuk pengesahan Sertifikat Bulanan.
b. Penyedia harus menyerahkan kepada Direksi Rekaman Proyek akhir pada saat permohonan
Berita Acara Penyelesaian Akhir untuk mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan, disertai
dengan surat pengantar yang berisi :
Tanggal.
Nomor dan Nama Proyek
Nama dan Alamat Penyedia.
Judul dan Nomor tiap Dokumen Rekaman.
19
Berita Acara yang menyatakan bahwa setiap dokumen yang diserahkan telah lengkap dan
benar.
Tanda tangan Penyedia, atau wakilnya yang sah.
1. Dokumen Rekaman Proyek.
1. Dokumen Kerja (Job Set)
Segera setelah Pengumuman Pemenang, Penyedia dapat memperoleh 1 ( satu ) set lengkap
semua Dokumen yang berhubungan dengan Kontrak tanpa biaya dari Direksi Pekerjaan.
Dokumen Kerja akan mencakup:
a. Syarat-syarat Kontrak.
b. Spesifikasi.
c. Gambar.
d. Addenda (bila ada).
e. Modifikasi lainnya terhadap Kontrak.
f. Catatan hasil pengujian lapangan (bila ada).
2. Penyimpanan Dokumen Kerja
Dokumen Kerja harus disimpan dan diarsipkan dalam rak-rak di kantor lapangan, dan
Penyedia harus menjaga dokumen kerja tersebut terlindung dari kehilangan atau kerusakan
sampai pemindahan data akhir ke dalam Dokumentasi Proyek Akhir telah selesai
dilaksanakan. Dokumen rekaman tersebut tidak boleh digunakan untuk maksud-maksud
pelaksanaan pekerjaan dan dokumen tersebut harus selalu tersedia setiap saat untuk diperiksa
oleh Direksi Pekerjaan atau Pemilik

2. Dokumen Rekaman Akhir (As Build Drawing)


1. Umum
Tujuan pembuatan Dokumen Rekaman Akhir adalah menyiapkan informasi nyata menyangkut
semua aspek Pekerjaan, baik yang tertanam maupun yang terlihat, untuk memungkinkan
modifikasi rancangan di kemudian hari dapat dilaksanakan tanpa pengukuran ulang yang lama
dan mahal, tanpa investigasi dan pemeriksaan ulang.
2. Pemindahan data ke dalam gambar
Seluruh perubahan data yang ditunjukkan dalam Dokumen Kerja dan Gambar Rekaman harus
dipindahakan dengan teliti ke dalam “Gambar Rekaman Akhir” menurut masing masing gambar
aslinya (sesuai Nomor dan Code Gambar serta pengembangannya), dan penjelasan yang
lengkap dari semua perubahan selama pelaksanaan dan lokasi aktual dari semua jenis pekerjaan
harus ditunjukkan dengan jelas.
Berilah tanda perhatian pada setiap catatan dengan tanda "awan" yang mengelilingi tempat atau
tempat-tempat yang mengalami perubahan. Buatlah semua catatan perubahan pada dokumen
yang asli dengan rapi, konsisten, dan ditulis dengan tinta atau pensil keras hitam.
20
a. Pemindahan data ke dokumen lain
Bilamana dokumen selain Gambar telah dijaga bersih selama pelaksanaan Pekerjaan,
dan bila setiap data masukan telah dicatat dengan rapi agar dapat disetujui oleh Direksi
Pekerjaan, maka dokumen kerja (job set) dari Dokumen tersebut (selain Gambar) akan
diterima Direksi Pekerjaan sebagai Dokumen Rekaman Akhir berupa Hard Copy (Cetakan
& Re-Kalkir) dan Soft Copy (Compact Disk/CD). Bilamana Dokumen yang demikian
belum dapat disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka Penyedia harus menyiapkan salinan
baru dari Dokumen yang diperoleh dari Direksi Pekerjaan. Pemindahan perubahan data ke
dalam salinan baru ini harus dilakukan dengan hati-hati agar dapat disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.

b. Peninjauan dan Persetujuan


Penyedia harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan 3 (tiga) set lengkap atau sesuai
kebutuhan Direksi Pekerjaan Dokumen Rekaman Akhir pada saat mengajukan permohonan
Berita Acara Serah Terima Sementara. Salah satu set Dokumen Rekaman Akhir akan
menjadi arsip Konsultan Perencana. Bilamana diminta oleh Direksi Pekerjaaan, maka
Penyedia harus mengikuti rapat atau rapat-rapat peninjauan (review), melaksanakan setiap
perubahan yang diperlukan dan segera menyerahkan kembali Dokumen Rekaman Akhir
kepada Direksi untuk dapat diterima sejumlah yang ditentukan dalam BAB IV : Data
Kontrak.

c. Perubahan setelah dokumen diterima


Penyedia tidak bertanggung jawab untuk mencatat perubahan pekerjaan setelah serah
terima sementara pekerjaan, kecuali perubahan yang diakibatkan oleh penggantian,
perbaikan, dan perubahan yang dilakukan Penyedia sebagai bagian dari kewajibannya
(guarantee).

3. Dokumen Rekaman Visual


1. Umum
Tujuan pembuatan Dokumen Rekaman Visual adalah menyiapkan informasi visual nyata
menyangkut semua aspek Pekerjaan, baik yang tertanam maupun yang terlihat, untuk
memungkinkan mengetahui proses pembangunan secara visual, secara periodik dari proses awal
hingga penyelesaian akhir pekerjaan.
2. Media Rekaman Visual
Media Rekaman untuk Laporan Mingguan menggunakan Camera dengan Film kemudian dicetak
sesuai kebutuhan.. Setiap rekaman foto diberikan penjelasan dan lokasi obyek,
21
Sudut dan momen rekaman harus dapat memberikan gambaran proses, situasi dan kondisi obyek
pekerjaan secara kronologis, lengkap dan utuh.

14. PEKERJAAN PEMBERSIHAN


a. Umum
Selama periode pelaksanaan pekerjaan, Penyedia harus memelihara Pekerjaan bebas dan akumulasi
sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah, yang diakibatkan oleh operasi pelaksanaan. Pada saat
selesainya Pekerjaan, semua sisa bahan bangunan dan bahan - bahan tak terpakai, sampah,
perlengkapan, peralatan dan mesin-mesin harus disingkirkan, seluruh permukaan terekspos yang
nampak harus dibersihkan dan proyek ditinggal dalam kondisi siap pakai dan diterima oleh Direksi
Pekerjaan.
b. Pembersihan Selama Pelaksanaan :
1. Penyedia harus melakukan pembersihan secara teratur untuk menjamin bahwa tempat kerja,
struktur, kantor sementara, tempat hunian dipelihara, bebas dari akumulasi sisa bahan bangunan,
sampah dan kotoran lainnya yang diakibatkan oleh operasi-operasi di tempat kerja dan
memelihara tempat kerja dalam kondisi rapi dan bersih setiap saat.
2. Penyedia harus menjamin bahwa sistem drainase terpelihara dan bebas dari kotoran dan yang
lepas dan berada dalam kondisi operasional pada setiap saat.
3. Penyedia harus membuang sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah di tempat yang ditentukan
sesuai dengan Peraturan Pusat maupun Daerah dan Undang-undang Pencemaran Lingkungan
yang berlaku.
4. Penyedia tidak diperkenankan mengumbar sampah atau sisa bahan bangunan di lokasi tanpa
persetujuan dan Direksi Pekerjaan.
5. Penyedia tidak diperkenankan membuang limbah berbahaya, seperti cairan kimia, minyak atau
thinner cat ke dalam saluran atau sanitasi yang ada.
6. Penyedia tidak diperkenankan membuang sisa bahan bangunan ke dalam sungai atau saluran air,
dan sekaligus harus merawat saluran irigasi yang ada agar tidak terganggu atau aliran air lancar.

c. Pembersihan Akhir
1. Pada saat penyelesaian pekerjaan, tempat kerja harus ditinggal dalam keadaan bersih dan siap
untuk dipakai Pemilik. Penyedia juga harus mengembalikan bagian-bagian dari tempat kerja yang
tidak diperuntukkan dalam Dokumen Kontrak ke kondisi semula termasuk kawasan proyek yang
dimanfaatkan oleh Penyedia.
2. Pada saat pembersihan akhir, semua bagian pekerjaan fisik, instalasi, dan perlengkapan lainnya
harus diperiksa ulang untuk mengetahui kerusakan fisik yang mungkin ditemukan sebelum
pembersihan akhir. Lokasi yang diperkeras di tempat kerja dan semua lokasi yang diperkeras
untuk persiapan dan tempat kerja harus digali dan dibersihkan. Semua permukaan lahan site
22
maupun sekitar site lainnya kondisi permukaannya harus dikembalikan seperti semula, bersih dan
semua kotoran yang terkumpul harus dibuang ke luar kawasan proyek.

PASAL 3. PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN


1. Lingkup Pekerjaan :
Secara umum pekerjaan tanah meliputi :
a. Pek. Galian tanah pondasi
b. Pek. Galian Septictank
c. Pek. Urugan kembali dipadatkan
d. Pek. Urugan pasir
e. Pek. Urugan Tanah

2. Persyaratan Bahan :
a. Bahan timbunan sebelum dikirim ke lokasi harus di datangkan contoh bahannya untuk
mendapat persetuajuan dari pengawas dan Direksi pekerjaan
b. Setiap lapisan pengurugan harus mendapat persetuajuan dari pengawas dan Direksi
pekerjaan. bila diperlukan diadakan tes di laboratorium untuk bahan tersebut
c. Segala biaya yang ditimbulkan untuk pengujian-pengujian ini dan perbaikan atas hasil
pekerjaan yang tidak memenuhi syarat sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

3. Syarat – syarat Pelaksanaan :


3.1 Pembentukan Permukaan Tanah

a. Tanah halaman Bangunan dibentuk sesuai rencana tapak antara lain jalan dan halaman
sehingga diperoleh ketinggian-ketinggian permukaan seperti yang ditentukan dalam gambar
pelaksanaan. Pekerjaan tanah (grading) dan pengerukan/pengurugan (cut and fill) harus
dilakukan dengan peralatan-peralatan yang memadai dan dilaksanakan menurut ketentuan-
ketentuan teknis yang berlaku.
b. Bahan-bahan tanah untuk pengurugan bisa berasal dari hasil galian atau didatangkan dari luar
proyek, dengan syarat harus bebas dari kotoran, batu-batu besar, dan tumbuh-tumbuhan.
Pengurugan harus dilaksanakan lapis demi lapis, tiap lapis tidak lebih dari 20 cm, dan
dipadatkan dengan menggunakan stamper dan timbris.
c. Tanah yang berhumus atau yang masih terdapat tumbuh-tumbuhan di atasnya harus dibuang
dahulu permukaan bagian atasnya
d. Tanah bekas galian dan leveling harus dikeluarkan dari lingkungan tapak.

3.2. Galian Tanah

a. Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar dan syarat-
syarat yang ditentukan menurut keperluan seperti gambar.
b. Dasar dari semua lubang galian pondasi harus diukur dengan waterpass. Bilamana pada galian
masih terdapat akar-akar pohon dan lain-lain sisa jasad atau bagian-bagian yang gembur,
maka semua bagian ini dikeluarkan dan lubang yang terjadi diisi dengan pasir urug yang
disiram dan dipadatkan sehingga mendapatkan kembali lubang yang waterpass.
c. Terdapat kemungkinan tergenangnya air di dalam lubang galian, baik pada waktu menggali
maupun pada waktu mengerjakan pondasi, dalam hal ini harus disediakan pompa air atau
pompa lumpur yang jika diperlukan dapat bekerja terus menerus untuk menghindari
terkumpulnya air tersebut.

23
d. Bagian-bagian yang diurug kembali, harus diurug dengan tanah/pasir yang bersih dari segala
kotoran. Pelaksanaannya harus dipadatkan dengan Stemper lapis demi lapis (setiap lapis
dengan tebal 20 cm).
e. Dibawah pasangan lajur pondasi menerus terlebih dahulu diurug dengan pasir yang
dipadatkan. Dibawah lantai harus diurug dengan pasir urug yang dipadatkan.

3.3. Urugan Tanah


a. Pekerjaan ini meliputi pengurugan kembali bekas galian untuk pasangan pondasi dan
peninggian halaman. Urugan harus dilakukan selapis demi selapis dengan ketebalan tidak
lebih dari 20 cm untuk setiap lapisan dan dipadatkan sampai padat.
b. Pengurugan kembali tidak boleh dilaksanakan sebelum pondasi,instalasi/pipa-pipa dan lain-
lain yang bakal tertutup tanah diperiksa oleh Pengawas Lapangan.
c. Bahan timbunan yang dipakai adalah Tanah bekas galian (lokal), Limestone, Pasir Batu (Sirtu)
atau Pasir urug darat yang memenuhi persyaratan sebagai bahan timbunan. Lokasi sumber
jenis bahan timbunan tersebut di atas harus mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
Tanah bekas galian pada umumnya boleh di pakai lagi untuk bahan timbunan, kecuali apabila
tanah tersebut tidak memenuhi persyaratan sebagai bahan timbunan dan harus mendapatkan
persetujuan Direksi Pekerjaan.
d. Semua bahan timbunan, harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan, baik mengenal
kualitas bahan maupun sumber bahan itu sendiri sebelum dibawa atau digunakan di dalam
lokasi pekerjaan.
e. Bahan timbunan yang mengandung tanah organis, akar-akaran sampah dan lain-lain tidak
boleh dipergunakan untuk timbunan. Bahan-bahan seperti ini harus dipindahkan dan harus
ditempatkan pada daerah pembuangan yang disetujui atau ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan.
f. Bahan-bahan timbunan yang sudah ditempatkan di lokasi pengurugan tetapi tidak memenuhi
standar, harus dibuang dan diganti oleh Kontraktor atas biaya sendiri paling lambat 3 x 24
jam.

3.4. Penghamparan dan Pemadatan Timbunan


a. Lapisan tanah lunak (Lumpur) yang ada harus dihilangkan dengan dikeruk, sebelum pekerjaan
penimbunan dimulai. Pada saat pengerukan dan pengurugan, daerah ini harus dikeringkan dan
dibersihkan dari segala kotoran-kotoran yang bersifat menggangu.
b. Sebelum penimbunan kembali lubang Pondasi, bila diperlukan disemprotkan obat anti rayap
jenismaupun perlengkapan lain, sudah ditebar/dipasang sebelum dilakukan penimbunan.
c. Penghamparan timbunan tanah, Limestone atau Sirtu harus dilakukan lapis demi lapis dengan
ketebalan tiap lapisan maksimum 20 (dua puluh) cm, kemudian dipadatkan dengan alat mekanis.
d. Kontraktor harus bertanggung jawab atas ketepatan, penempatan dan pemadatan bahan-bahan
timbunan dan juga memperbaiki kekurangan-kekurangan akibat pemadatan yang tidak cukup.
e. Tidak boleh dilakukan penimbunan atau pemadatan selama hujan deras. Jika permukaan lapisan
yang sudah dipadatkan tergenang oleh air, Kontraktor harus membuat alur-alur pada bagian teratas
untuk mengeringkan sampai mencapai kadar air yang benar dan dipadatkan kembali.
f. Pengurugan dengan tanah kering harus dilakukan lapis demi lapis, yang sama ketebalannya untuk
tiap-tiap lapis dan tidak lebih tebal dari 20 cm setiap lapisannya sebelum dipadatkan.

24
3.5. Urugan Pasir

a. Urugan pasir dilaksanakan untuk di bawah Pasangan Pondasi dan di bawah pasangan lantai
bangunan.
b. Urugan tersebut harus dipadatkan dengan stamper dan disiram dengan air. Ukuran dari ketinggian
urugan pasir yang tercantum dalam gambar adalah ukuran jadi (sesudah dalam keadaan padat).

PASAL 4. PEKERJAAN BATU KOSONG DAN BATU KALI

1. Lingkup Pekerjaan :

a. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja, bahan – bahan, peralatan dan
alat – alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanan pekerjaan ini, sehingga dapat
tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna
b. Lingkup pekerjaan batu kosong dan batu kali ini meliputi seluruh pasangan sebelum
pemasangan batu kali pada penyengker style bali dan batako serta seluruh detail yang
ditunjukan dalam gambar.

2. Persayratan Bahan :

a. Batu kosong yang dipergunakan adalah batu sungai yang dibelah dan tidak porous dan bersih
dan besarnya tidak lebih dari 30 cm.
b. Pemecahan batu harus dilakukan di luar batas bowplank bangunan.
c. Batu kali yang dipergunakan adalah batu kali yang dibelah atau batu gunung yang keras dan
tidak porous dan bersih dan besarnya tidak lebih dari 30 cm.
d. Tidak dibenarkan menggunakan batu kali bulat atau batu endapan. Pemecahan batu harus
dilakukan diluar batas bouwplank bangunan.
e. Pondasi dialasi dengan pasir urug yang bersih dan tidak mengandung benda yang lebih besar
dari 1,5 cm dengan ketebalan sesuai dengan gambar kerja, kemudian disiram dengan air
secukupnya.
f. Pasangan batu kosong dipasang denganketebalan sesuai gambar kerja kemudian diisi dengan
pasir dan disiram dengan air sampai semua celah – celah antara batu yang satu dengan yang
lain terisi penuh dengan pasir.
g. Batu kosong terpasang padat.

3. Syarat – syarat Pelaksanaan :

a. Pasangan batu kosong dialasi dengan pasir urug yang bersih dan tidak mengandung benda
yang lebih besar dari 1,5 cm dengan ketebalan sesuai dengan gambar kerja. Kemudian disiram
dengan air secukupnya.
b. Pada setiap pokok galian dibuat profil pondasi terbuat dari kayu atau bambu dengan ukuran
sesuai dengan ukuran pondasi yang akan dibuat.

c. Pasangan batu kosong (anstamping) dipasang dengan ketebalan sesuai gambar kerja kemudian
diisi dengan pasir dan disiram dengan air sampai semua lubang batu terisi penuh dengan pasir.
d. Batu kali yang telah dibasahi, dipasang dengan adukan yang ditentukan dalam gambar.
e. Batu kali terpasang padat dan diantara batu kali harus dilapisi oleh adukan. Tetapi atas dari
pondasi batu kali harus datar.

25
f. Untuk pondasi batu kali yang menumpu kolom beton bertulang harus dilengkapi dengan stek-
stek berdiameter sama dengan tulangan kolom yang akan ditumpunya

g. Buatlah adukan pasir dan semen dicampur dengan menggunakan perbandingan 1pc : 5 psr
kemudian campur dengan air secukupnya sebagai pengikat dengan menggunakan adukan
molen;
h. Susun batu kali tersebut diatas batu kosong (anstamping) secara bertahap setinggi sesuai
dengan gambar kerja (shopdrawing);
i. Setelah itu tuangkan campuran tersebut ke dalam batu kali yang sudah tersusun tadi sambil
dipadatkan dengan menggunakan tongkat besi agar campuran tersebut memadati lobang-
lobang yang berada di pondasi batu kali tersebut;
j. Setelah itu tunggu pasangan batu kali tersebut hingga mengeras dan siap untuk di beri beban
diatasnya.

PASAL 5. PEKERJAAN BETON


5.1. Umum :
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan didalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga mendapatkan hasil yang bermutu baik.
2. Pekerjaan ini meliputi beton kolom, balok induk, balok anak, plat lantai, ring balok , dan beton
rabat, seperti yang ditunjukkan pada gambar.

5.2. Bahan :
1. Pelaksana harus menyampaikan terlebih dahulu contoh-contoh bahan yang akan dipergunakan
untuk mendapat persetujuan Direksi.
2. Bahan yang dipakai harus memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan PBI 1971 dan Standar Beton
1991.
3. Apabila diminta oleh Direksi, Pelaksana wajib memeriksakan bahan-bahan tersebut pada
laboratorium yang ditunjuk atas biaya sendiri.
4. Untuk Semen Portland digunakan Merk Semen Gresik atau Merk Semen Tiga Roda
5. Untuk Besi Tulangan digunakan harus sesuai dengan ukuran yang tercantum dalam gambar
5.3. Peralatan :
1. Pelaksana harus wajib menyediakan semua peralatan untuk pembuatan benda uji beton,
pemeriksaan leleh (Slumptest).
2. Untuk pelaksanaan seperti beton molen, vibrator, kereta dorong, takaran bahan, alat-alat untuk
membasahi/pemeliharaan beton wajib disiapkan oleh Pelaksana.
3. Jumlah dan kualitas peralatan harus cukup dan baik untuk menjamin mutu dan kelancaran
pelaksanaan pekerjaan dilapangan.

26
5.4. Mutu Beton dan Besi Tulangan :
1. Beton Fc = 16,9 Mpa / K.200 digunakan untuk pekerjaan struktur beton bertulang pada umumnya
2. Beton Fc = 14,5 Mpa / K. 175 digunakan untuk beton non struktural.
3. Beton Fc = 9,8 Mpa /K. 125 digunakan untuk Lantai kerja, Beton rabat dan lain sebagainya.
4. Baja Tulangan harus bebas dari karat, sisik dan lain-lain yang dapat mengurangi lekatnya pada
beton. Kecuali ditentukan lain dalam gambar, digunakan besi U 24 untuk diameter < dan sama
dengan 12 mm dan besi U 35 untuk diameter > 12 mm
5. Tebal selimut Beton Mininum dari Baja Tulangan untuk beton yang tidak terkpos tetapi mudah
dicapai sebagai berikut :
UKuran Batang Tulangan Yang Akan Diselimuti Tebal Selimut Beton Minimum (cm)
Batang 16 mm dan lebih kecil 2,5 – 3,5
Batang 19 mm dan 22 mm 5,0
Batang 25 mm dan lebih besar 6,0

6. Toleransi Besi
Diameter, Ukuran sisi atau Variasi dalam berat yang Toleransi diameter
jarak antara dua permukaan diperbolehkan
yang berlawanan
Di bawah 10 mm +/-2,5 % +/- 0,15 mm
10 mm sampai 16 mm (tapi +/- 2,5 % +/- 0,25 mm
tidak termasuk diameter 16
mm)
16 mm sampai 28 mm ( tapi +/- 2,5 % +/- 0.25 mm
tidak termasuk diameter 28
mm)
28 mm sampai dengan 32 mm +/- 1,5 % +/- 0,6 mm +/- 0,25 mm

5.5. Pelaksanaan Beton secara Umum :


1. Pada prinsipnya setiap tahap pelaksanaan beton harus sepengetahuan dan atau persetujuan
Direksi..
2. Pada waktu pemeriksaan pendahuluan menjelang pengecoran Direksi akan mengecek kesiapan
pelaksanaan tersebut sehubungan rencana kerja.
3. Pelaksana wajib memelihara kerapian, kebersihan dan kebenaran pekerjaan dan mematuhi
petunjuk-petunjuk Direksi.
4. Begesting harus disiapkan sesuai dengan bentuk akhir beton dan harus cukup kuat menerima
beban selama pelaksanaan, serta dapat dibongkar dengan mudah tanpa menimbulkan kerusakan
pada konstruksi.
5. Pengecoran beton harus dilaksanakan dengan pengawasan atau persetujuan Direksi, pengecoran
harus dilakukan dengan tertib, rapi dan teratur dengan cara-cara semestinya.

27
6. Direksi berhak menghentikan pengecoran apabila dipandang mutu pelaksanaan tidak dapat
dipertanggung jawabkan.
7. Kecuali ditentukan lain, maka waktu minimum yang dibutuhkan untuk pembongkaran
acuan/cetakan adalah sebagai berikut :
a. Sisi - sisi balok, kolom dan dinding selama 3 hari.
b. Balok beton dan pelat beton dengan tiang penyangga tidak dilepas selama 14 hari
c. Tiang - tiang penyanggah pelat beton selama 21 hari
d. Tiang - tiang penyanggah balok - balok selama 21 hari
e. Tiang - tiang penyanggah overstek selama 28 hari
9. Toleransi akhir pekerjaan diyaratkan maximal 1 mm dalam 1 m baik horisontal maupun vertikal.
10. Sloof dan ring untuk bangunan harus merupakan lingkaran tertutup.
11. Setiap pertemuan tembok menggunakan kolom praktis dengan angker ketembok setiap jarak 1 m.
12. Kusen-kusen pintu bila ada, harus sudah dipasang beserta angkernya sebelum pengecoran beton
praktis, namun tidak sebelum pengecoran kolom struktur.
13. Setiap pengecoran beton dengan volume ≥ 5 m3 penyedia wajib membuatkan 1 benda uji beton
berupa selinder/kubus yang nantinya saat umur beton sudah mencapai 7 atau 14 atau 21 atau 28
hari akan di tes mutu kuat tekan dari benda uji tersebut di Laboratorium yang ditunjuk oleh
Direksi/konsultan pengawas.
5.6. Metode Pelaksnaan Beton Sloof
Berikut langkah-langkah pekerjaan pelaksanaan pekerjaan beton sloof struktur diuraikan adalah sebagai
berikut :
1. Menyiapkan Job Mix Design dan Job Mix Formula, Besi Beton, papan begisting untuk
pekerjaan beton sloof;
2. Menyiapkan sepatu kolom yang fungsinya agar begisting tepat berada pada titik koordinatnya
sesuai dengan gambar perencanaan;
3. Melakukan perakitan besi sesuai dengan soft drawing;
4. Memasang begisting sloof dan jangan lupa dipasang beton decking atau tahu beton penyangga
besi tulangan, dimana tujuan beton decking ini untuk menyangga jarak selimut beton agar tidak
berubah selama proses pengecoran;
5. Memasang sabuk sloof pada begisting sloof untuk memperkuat.
6. Untuk mendapatkan sloof strukstur yang sempurna, begisting tidak boleh miring ataupun
goyang saat pengecoran;
7. Setelah komponen begisting dan besi serta celah begisting dirapatkan dan mendapatkan
persetujuan dari pengawas/direksi, maka dilakukan pengecoran beton sesuai dengan jenis beton
yang dipersyaratkan dan untuk mendapatkan pengecoran yang merata harus dibantu dengan
menggunakan alat concreate vibrator.

28
5.7. Metode Pelaksanaan Beton Kolom
Berikut langkah-langkah pekerjaan pelaksanaan pekerjaan beton kolom struktur diuraikan adalah
sebagai berikut :
1. Menyiapkan Job Mix Design dan Job Mix Formula, Besi Beton, papan begisting untuk
pekerjaan kolom beton;
2. Menyiapkan sepatu kolom yang ditarik garis lurusnya kolom pada balok dan plat lantai yang
fungsinya agar begisting tepat berada pada titik kordinatnya sesuai dengan gambar
perencanaan. Sepatu kolom biasanya menggunakan besi stek yang di bor pada lantai;
3. Melakukan perakitan besi tulangan kolom sesuai dengan desain yang telah ditentukan;
4. Memasang begisting, jangan lupa beton decking atau beton penyangga besi tulangan. Tujuan
beton decking ini untuk menjaga jarak selimut beton agar tidak berubah selama proses
pengecoran;
5. Memasang mengunci begisting kolom pada balok dan plat lantai
6. Memasang pipa support / Tiang penyangga pada bagisting kolom untuk menjaga vertikaliti
dari kolom terhadap balok dan plat lantai. Untuk mendapatkan kolom strukstur yang
sempurna, begisting tidak boleh miring atapun goyang saat pengecoran, oleh karena itu
pemasangan pipa support/ tiang penyangga dinilai sangat penting;
7. Setelah komponen begisting dan besi serta celah begisting dirapatkan dan mendapatkan
persetujuan dari pengawas, direksi maka dilakukan pengecoran beton sesuai dengan jenis
beton yang diinginkan. Untuk hasil pengecoran merata harus dibantu dengan menggunakan
alat concreate vibrator;
8. Minimum begisting kolom dibuka selama 3 (tiga) hari setelah pengecoran, beton kolom wajib
dilindungi dari cuaca sinar matahari dengan membungkus dengan karung yang dibasahai
setiap hari.

5.8. Metode Pelaksanaan Balok Beton


Berikut langkah-langkah pekerjaan pelaksanaan pekerjaan beton balok diuraikan adalah sebagai berikut
:
1. Menyiapkan Job Mix Design dan Job Mix Formula, Besi Beton ,papan begisting untuk
pekerjaan balok beton;
2. Melakukan perakitan besi tulangan balok sesuai dengan desain yang telah ditentukan (gambar
shop drawing);
3. Memasang begisting balok ,jangan lupa beton decking atau beton penyangga besi tulangan.
Tujuan beton decking ini untuk menjaga jarak selimut beton agar tidak berubah selama proses
pengecoran;

29
4. Memasang mengunci begisting balok pada kolom beton dengan dipasang tie rod/ pengunci
dari kayu, dimana tie rod bisa dibuat sendiri dari kayu dan besi atau membeli barang jadi. Jika
5. Memasang pipa support/ tiang penyangga untuk menjaga horizontal balok terhadap kolom.
Untuk mendapatkan balok struktur yang sempurna, begisting tidak boleh miring atapun
goyang saat pengecoran, oleh karena itu pemasangan pipa support/ tiang penyangga dinilai
sangat penting;
6. Setelah komponen begisting dan besi serta celah begisting dirapatkan dan mendapatkan
persetujuan dari pengawas, direksi maka dilakukan pengecoran beton sesuai dengan jenis
beton yang diinginkan. Untuk hasil pengecoran merata harus dibantu dengan menggunakan
alat concreate vibrator;
7. Minimum penyangga begisting balok dibuka selama 21 (dua puluh satu) hari setelah
pengecoran.

5.9. Metode Pelaksanaan Beton Plat Lantai


Berikut langkah-langkah pekerjaan pelaksanaan pekerjaan beton plat lantai diuraikan adalah sebagai
berikut :
1. Menyiapkan Job Mix Design dan Job Mix Formula, Besi Beton, papan begisting untuk
pekerjaan plat lantai beton;
2. Melakukan perakitan besi tulangan plat lantai sesuai dengan desain yang telah ditentukan
(gambar shop drawing);
3. Memasang begisting plat lantai, jangan lupa beton decking atau beton penyangga besi
tulangan. Tujuan beton decking ini untuk menjaga jarak selimut beton agar tidak berubah
selama proses pengecoran;
4. Memasang pipa support/tiang penyangga dari kayu atau bambu untuk menjaga horizontal plat
lantai. Untuk mendapatkan plat lantai yang sempurna, begisting tidak boleh miring atapun
goyang saat pengecoran, oleh karena itu pemasangan pipa support / tiang penyangga dinilai
sangat penting;
5. Setelah komponen begisting dan besi serta celah begisting dirapatkan dan mendapatkan
persetujuan dari pengawas, direksi maka dilakukan pengecoran beton sesuai dengan jenis
beton yang diinginkan. Untuk hasil pengecoran merata harus dibantu dengan menggunakan
alat concreate vibrator;
6. Minimum penyangga plat begisting plat lantai dibuka selama 21 (dua puluh satu) hari setelah
pengecoran.

30
PASAL 6.
PEKERJAAN PELAPIS DINDING DAN BETON

6.1. Pekerjaan Plesteran Dinding


6.1.1. Umum
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga mendapatkan hasil yang bermutu baik.
2. Pekerjaan plesteran dinding dan beton dikerjakan pada permukaan dinding dan beton bagian luar
dan dalam sesuai dengan petunjuk didalam gambar.
6.1.2. Bahan dan Standard :
1. Semen
2. Pasir
3. Air
Pelaksana harus memberikan contoh-contoh bahan terlebih dahulu kepada Direksi.
6.1.3. Komposisi Campuran :
Adukan untuk plesteran dibuat sesuai dengan yang digunakan pada pasangan batu batanya. :
1. Plesteran Trasram untuk Bata Merah 1 Pc : 2 Psr.
2. Plesteran dinding Bata Merah 1 Pc : 5 Psr dan diaci dengan campuran 1 Pc : 2 Mil ( yang
halus/Super ).
3. Pasangan dinding sejauh menempel pada tanah dan pondasi batu kali yang diatas tanah harus
diplester 1Pc : 5 Psr dan diaci dengan 1 Pc : 1 Psr ( Diayak halus )

6.1.4. Pelaksanaan :
1. Pastikan semua titik instalasi sudah direncanakan agar tidak mengulang pekerjaan, dan diberi
tanda pada instalasi serta benamkan kabel pada pvc agar terhindar dari air yang meresap pada saat
dilakukan penyiraman;
2. Lakukan penyiraman terhadap permukaan dinding yang akan diplester;
3. Pembuatan adonan plesteran dengan pencampuran 1 Pc : 5 Ps dengan air hingga homogen dan
rata menggunakan adukan mekanis (molen) atau manual dalam wadah adukan;
4. Membuat acuan plesteran (point) dengan ketebalan yang ditentukan pada sisi tembok yang akan
diplester dengan jarak 1,50 meter vertikal.
5. Memplester atau menghubungkan antara acuan plesteran dengan mortar lalu diratakan dengan
jidar membentuk satu garis lurus vertikal;
6. Setelah pekerjaan plesteran selesai lakukan penyiraman secukupnya agar tidak terjadi keretakan
pada permukaan;
7. Siapkan perataan acian dan mortar acian yaotu mixing antara adukan Semen dan mil dengan air;
8. Sebelum mengaci usapkan air permukaan plesteran agar permukaan plesteran dapat menyerap air
semen dengan baik;
31
9. Lalu laburkan mortar acian di permukaan plesteran dan usapkan dengan rata dengan peralatan;
10. Haluskan permukaan acian yang sudah kering dengan mengamplas menggunakan kertas semen
hingga rata dan halus.
11. Hasil akhir yang dikehendaki adalah : Bidang plesteran halus, rata, tidak bergelombang dan retak-
retak, alur-alur lurus dengan ukuran yang sama dan sudut-sudut yang tajam dan rapi.

6.2. Pekerjaan Pelapis Dinding Keramik


6.2.1. Lingkup pekerjaan.
1. Pekerjaan meliputi tenaga kerja, bahan-bahan peralatan dan alat-alat Bantu yang dibutuhkan
dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
2. Pekerjaan pelapis dinding keramik ini meliputi dinding toilet, meja dapur dan pada tempat-
tempat sesuai detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk
Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas.
6.2.2. Persyaratan Bahan Pelapis Dinding Keramik :
1. Jenis Keramik 25 x 50 cm cutting atau keramik keempat sisinya dipotong lagi dengan mesin
potong setelah keluar dari cetakan, sehingga tingkat presisi disemua sisi dan sudutnya sbb :
2. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas/Perencana.
6.2.3. Syarat-syarat pelaksanaan.
1. Sebelum pekerjaan pasangan keramik dinding dikerjakan pastikan sparing MEP sudah terpasang;
2. Pasang benang untuk bantuan agar pasangan permukaan dinding keramik yang rata dan garis
siar/nat yang lurus;
3. Rendam keramik terlebih dahulu dalam air sampai jenuh sebelu dipasang;
4. Pasang dinding keramik untuk kepalaan pada tanda star awal pemasangan dengan perekat
menggunakan acian. Kemudia dilanjutkan pemasangan dinding keramik lainnya dengan acuan
keplaan pasangan keramik yang telah dibuat;
5. Saat pemasangan keramik dinding ditekan atau dipukul dengan palu karet agar mendapatkan
permukaan yang rata;
6. Acian perekat keramik harus rata dan tidak berongga untuk menghindarkan pasangan keramik
mudah pecah;
7. Cek kerataan permukaan pasangan dinding keramik dengan alat waterpass;
8. Setelah pemasangan dinding keramik selesai, biarkan beberapa saat untuk mengeluarkan udara
yang ada didalam adukan pasangan keramik dinding. Setelah itu baru dilakuan pekerjaan
grouting/finis garis siar/nat.
9. Setelah semua pekerjaan pemasangan keramik dilakukan perapian keramik dinding.
6.2.4. Hasil akhir yang diharapkan :
1. Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis siar harus benar-benar lurus.
32
2. Siar arah horisontal pada dinding yang berbeda ketinggian peil lantainya harus merupakan garis
lurus.

6.3. Pekerjaan Lantai :


6.3.1. Lingkup Pekerjaan
1. Meliputi semua tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan
lantai sesuai dengan RKS serta gambar rencana.
2. Penyedia wajib memberikan contoh-contoh bahan yang akan dipasang khususnya untuk
menentukan warna dan texture dan mendapatkan persetujuan dari Konsultan Perencana/Direksi
Pekerjaan ( Pemberi Tugas ), Konsultan Pengawas/Konsultan Manajemen Konstruksi
3. Pekerjaan lantai keramik ini meliputi seluruh ruang yang akan ditunjukkan dalam gambar.
6.3.2. Bahan dan Standard :
Penutup Lantai yang dipakai adalah sebagai berikut :
1. Keramik cutting 50x50 cm permukaan halus untuk lantai ruangan
2. Keramik cutting 50x50 cm permukaan kasar/ tektur untuk lantai toilet dan tangga teras
3. Granite Tile 60x60 cm untuk lantai bale bengong
6.3.4. Pelaksanaan Pemasangan Keramik/Granite tile:
1. Permukaan yang akan dipasang lantai keramik harus rata dan memiliki lantai kerja berupa beton
rabat;
2. Selanjutnya langkah awal pemasangan keramik pembuatan garis bantu (marking) sebagai
pedoman pemasangan keramik;
3. Pemasangan keramik sebagai stat point pertama pemasangan diawali dari sudut dinding pintu
untuk menyesuaikan pasangan antara ruangan. Lalu dilakukan tarik benang arah x dan y serta
memasangnya secara berbaris sebagai patokan;
4. Posisi garis nat antara lantai dengan nat dinding dibuat sama ketemu sejajar;
5. Pemasangan keramik dengan menggunakan mortar perekat/ Adukan semen dan pasir dan
memukul dengan palu karet dan mengecek permukaan dengan menggunakan waterpass;
6. Setelah pemasangan lantai keramik selesai, biarkan beberapa saat untuk mengeluarkan udara
yang ada didalam adukan pasangan keramik lantai. Setelah itu baru dilakuan pekerjaan
grouting/finis garis siar/nat.
7. Setelah semua pekerjaan pemasangan keramik dilakukan perapian keramik lantai.
6.3.5. Hasil Akhir yang dikehendaki :
a. Lantai tidak bergelombang dan tidak cacat.
b. Kerataan/kemiringan harus sama dengan rencana.
c. Lantai harus bersih dari sisa-sisa adukan semen, cat, atau kotoran yang lain.

33
PASAL 7
PEKERJAAN KUSEN, DAUN PINTU DAN JENDELA

7.1. Umum:
Semua Kayu yang dipakai harus memenuhi standard SNI yang berlaku
7.2. Pekerjaan Kosen, Daun Pintu
7.2.1 Lingkup pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan, hingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna.
2. Pekerjaan Kosen dan Daun Pintu akan dilaksanakan didalam bangunan sesuai dengan yang
ditunjukkan didalam gambar.
7.2.2. B a h a n :
1. Kusen pintu: Kayu Kamper Kwalitas I
2. Kusen jendela : Aluminium 4” Brown Alexindo
3. Daun pintu digunakan Kayu Kamper Kwalitas I
4. Daun Jendela Kaca rangka aluminium Alexindo
7.2.2 Perlengkapan Pintu dan Jendela :
Pintu :
1. Engsel : engsel Solid 4” EK 02
2. Kunci tanam duoble slaag dipasang pada semua pintu Merk Solid
3. Rel pintu sleding Dekson
Jendela :
1. Perlengkapan Daun jendela adalah Engsel Jendela engsel Solid 3” EK 16, Grendel Jendela merk
Solid, Kait Angin HA641 Solid

7.2.3 Pelaksanaan :
untuk kusen aluminium
1. Pastikan semua dinding rumah telah diplester dengan rapi dan tegak lurus (lot)
2. Ukur kembali lebar dan tinggi kosen kayu yang akan dipasangan.
3. Plester bagian dalam lobang yang disediakan untuk kosen, sesuaikan dengan ukuran kusen
masing-masing yang telah diberi tanda atau kode. Plseteran harus rapi dan lurus jika perlu
dipoles aci sehingga tampak simetris. Beri tingkat kelonggaran plesteran untuk memudahkan
kosen masuk sekitar 0,5 cm saja
4. Biarkan semua plesteran pada sisi bagian dalamn lobang kusen kering
5. Jika semua lobang telah siap, maka kusen dapat dipasang
6. Siapkan peralatan seperti palu besi, bor, obeng dan sekrap yang tipis
34
7. Siapkan kusen, letakkan sesuai dengan kode atau tanda yang telah dibuat
8. Buat lobang untuk sekrup fischer pada sisi dinding dalam, tandai juga titiknya pada kosen pintu
atau jendela, dimana kedalaman lubang harus sama dengan panjang fischer.
9. Masukkan dari arah sebelah sebelah kanan atau kiri. Buat lobang pada kusen yang bertepatan
dengan fisher tadi dan masukkan sekrup, kencangkan menggunakan obeng. Kemudian tutup
dengan karet penutup, sehingga sekrup tidak terlihat. Potong dan rapikan karet penutup
menggunakan pisau pemotong (cutter)
10. Jika kusen telah selesai, selanjutnya memasang daun pintu dan jendela
11. Agar tidak terjadi lobang dan air masuk antara kosen dengan dinding dipasangan silent.

untuk kusen kayu


1. Sebelum kusen terpasang pastikan kusen dalam keadaan baik
2. Untuk kusen istalasi ke dinding supaya menggunakan system anggker
3. Posisi pasangan kusen harus centris, siku dan elevasi baik atas maupun elevasi bawah
harus sesuai dengan gambar.
4. Berikan proteksi kepada kusen terhadap benturan, kotoran cement, cat dll yang sulit
dibersihkan.

7.2.4 Hasil akhir yang dikehendaki :


1. Bentuk dan letak pintu disesuaikan dengan rencana gambar.
2. Tidak ada bagian permukaan kayu atau sudut-sudut yang cacat.
3. Kusen-kusen terpasang dengan kuat pada tembok atau beton.
4. Daun pintu tidak muntir atau meleot, dan dapat dibuka / ditutup dengan lancar.
5. Kunci -kunci penggantung dengan kait dapat digerakkan dengan lancar.

PASAL 8.
PEKERJAAN KONSTRUKSI KUDA-KUDA BAJA RINGAN, KAYU EXPOSE DAN ATAP

8.1. Umum
1. Uraian :
a. Pekerjaan kuda-kuda dan atap meliputi pengadaan, pengerjaan dan pemasangan atap,
kuda-Kuda-kuda Baja Ringan, , lambang, pemade, pemucu, lisplang kayu dan penutup
atap sesuai ditunjuk dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan, termasuk
bahan, ongkos kerja dan peralatan yang diperlukan.
2. Pengajuan Kesiapan Kerja dan Perbaikan Pekerjaan yang Cacat :

35
a. Sebelum memulai pekerjaann kuda-kuda dan atap, Penyedia harus membuat Gambar
Kerja atas dasar gambar detail yang telah ada, termasuk membuat schedule lengkap
tentang semua komponen yang diperlukan serta kaitannya dengan pekerjaan lainnya.
b. Bilamana terdapat pekerjaan yang cacat atau tidak sesuai dengan rencana Gambar dan
ketentuan yang disyaratkan, harus segera diperbaiki atas biaya dan tanggungjawab
Penyedia hingga dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.
c. Sebelum pembuatan, semua material yang dibutuhkan harus mendapat persetujuan dari
Direksi Pekerjaan.
3. Jadual Kerja
a. Penyedia harus membuat/menyiapkan semua komponen Konstruksi Kuda-kuda Baja
ringan dan Kayu di Work Shop dengan peralatan mekanis sesuai dengan kebutuhan
pemasangan di lapangan.
b. Pastikan bahwa semua angkur-angkur yang diperlukan untuk pekerjaan rangka atap dan
tiang telah siap terpasang pada tempat-tempat yang ditentukan.
c. Setiap memulai pekerjaan atap dan tiang harus sepengetahuan dan seijin Direksi
Pekerjaan.
8.2. Standar Dan Bahan
1. Struktur Rangka :
a. Sedangkan Untuk konstruksi Atap Baja Ringan digunakan pada Kuda-kuda profil UK 75
(Galvalum 0,75dan 0,55 mm), Web Member UK 60 (0.55 mm) Merk Axis Truss sesuai
dengan Gambar Rencana
b. Untuk reng digunakan reng 0,45 mm Merk Axis sesuai dengan gambar rencana.
c. Untuk Lambang, Pemade, Pemucu, Dedeleg, Usuk (iga-iga) diexpose, reng dan lisplang dari
Kayu Kamper.
2. Penutup Atap :
Penutup Atap digunakan Genteng Karangpilang Produksi Good Year Wuwungan genteng
wuwungan Nglayur untuk penutup atap post satpan
Penutup Atap digunakan Genteng Plentong dicat Wuwungan genteng wuwungan Plentong
untuk penutup atap Bale bengong

8.3. Pelaksanaan
1. Dimensi dan Setting :
a. Penyedia harus mengukur/mengecek kembali setting Kuda-kuda dan atap dilapangan
sesuai dengan kondisi tempat yang ada. Apabila terjadi ketidak-sesuaian dengan gambar
harus dilaporkan kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan keputusan.
b. Semua material yang digunakan harus baru dengan kualitas terbaik dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
c. Baut yang digunakan adalah sesuai dengan gambar.

36
d. Semua bahan baja ringan yang digunakan harus sesuai bentuk, ukuran dan ketebalannya
serta bebas dari karat, cacat karena tumbukan, tekuk, atau puntir, dengan berat sesuai
rencana.
e. Semua material baja harus dari supplier yang dapat dipertanggungjawabkan dengan
disertai sertifikat dari pabrik. Jika dianggap perlu, pelaksana harus menyerahkan hasil
pengujian yang dibutuhkan dan berhubungan dengan konstruksi baja ini disertai faktur
pengiriman.
f. Bahan untuk coating adalah cat zink-chromate, dengan warna ditentukan kemudian.

2. Sistem pemasangan :
Konstruksi Baja Ringan :
a. Kuda-kuda Baja ringan dipasang sesuai dengan gambar rencana.
b. Type Screw/Mur dan baut menggunakan selft drilling screw (SDS).
c. Pemasangan reng antar reng (jarak) dari profil baja ringan menyesuaikan bahan penutup atap
yang dipakai, Pemasangan reng berdasarkan kepada tarikan benang diagonal, vertical dan
horizontal untuk mendapatkan bidang atap yang rata.
d. Pemasangan lisplang/kolong agar kemiringan kolong mengikuti gambar.
e. Pemasangan atap mulai dari kanan bawah dan harus diperhatikan detail interlacking

Konstruksi Kuda-kuda kayu expose :


a. Lambang, Pemade, Pemucu, Dedeleg, usuk (iga-iga) dari kayu dipasang sesuai dengan
gambar rencana.
b. Sambungan kayu menggunakan mur dan baut, untuk memaku usu dan reng dugunakan paku
sesuai dengan kebutuhan
c. Pemasangan reng antar reng (jarak) dari kayu menyesuaikan bahan penutup atap yang dipakai,
Pemasangan reng berdasarkan kepada tarikan benang diagonal, vertical dan horizontal untuk
mendapatkan bidang atap yang rata.
d. Pemasangan lisplang/kolong agar kemiringan kolong mengikuti gambar.
e. Pemasangan atap mulai dari kanan bawah dan harus diperhatikan detail interlacking

3. Hasil Akhir :
a. Semua komponen terpasang rapi, rata, lurus dan tidak cacat.
b. Sesuai dengan ketentuan gambar dan spesifikasi serta diterima oleh Direksi Pekerjaan

PASAL 9
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT

PLAFON GYPSUM RANGKA HOLLOW


9.1. Pekerjaan Langit - langit.
9.1.1. Umum
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan, hingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna.

37
2. Pekerjaan langit-langit yang dipasang pada dalam ruangan bangunan sesuai dengan yang
ditunjukkan didalam gambar.
9.1.2. Rangka Langit-langit :
1. Bahan :
Untuk konstruksi rangka langit-langit dari Hollow Galvalum dan perlengkapanya yang akan
digunakan :
a. Holow Galvalum ukuran 40x40 dan 20x40 tebal 0,35 mm.
b. Paku Peluru
c. Siku Gantung
d. Metal siku 2x3 @ 3m
e. Screw 6 3/8
f. Screw 6x1
g. Textile Tape
h. Compound UB 10/20 @ 20 kg

Untuk Penutup Langit-langit :


Penutup langit-langit/plapon dipilih produksi dalam Negeri yang memiliki kualitas baik seperti
Gypsum merk Jayaboard tebal 9 mm sesuai dengan gambar rencana.
2. Pemasangan:
a. Pengukuran spasi pemasangan rangka dan gantungan sesuai dengan spesifikasi teknis
yang dianjurkan;
b. Pengukuran tinggi plafond untuk disesuaikan komponen MEP yang akan dipasang diatas
plafon;
c. Pekerjaan pasang plafon pada plat lantai/balok yang pertama dilakukan
pasangpenggantung rangka (tie rod) dengan menggunakan paku tembak;
d. Bila pemasangan pada bagian top/tanpa plat lantai maka gantungan dibuat pada rangka
atap;
e. Mengukur kedataran penggantung diperlukan agar menghasilkan plafon yang tidak
bergelombang;
f. Dilanjutkan dengan memasang rangka plafon, lakukan juga pengecakan kedataran posisi
rangka dengan waterpass. Rangka hollow tulangan utama menggunakan ukuran 4x4 cm
tbl 0.35 mm sedangkan untuk tumpuan plafon hollow ukuran 4x2 cm tebal 0,35 mm.
Setiap rangka diikat dengan menggunakan screw ≠ 1/8 dengan menggunaka bor/obeng;
g. Jarak pemasangan tulangan utama (hollow 4x4) dengantulangan tumpuan (2x4) harus
sesuai dengan spesifikasi teknis;

38
h. Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan penutup plafon gypsum dengan tebal minimal
9 mm sesuai gambar kerja (shop drawing) dengan menggunakan screw ≠ 1/8 dan bor
sekerup;
i. Selanjutnya adalah pekerjaan menutupi sambungan antar gypsum dengan paper tape/kasa
plafon untuk menghindari keretakan;
j. Setelah selesai dilakukan pekerjaan compound pada sambungan gypsum dan titik-titik
sekrup;
k. Lalu dilanjutkan dengan pekerjaan pengecatan plafon.
3. Hasil Akhir yang dikehendaki :
a. Pola sesuai dengan rencana atau petunjuk Direksi.
b. Langit-langit rata dan tidak bergelombang.

PLAFON EXPOSE ROTAN LAPIS PLYWOOD


9.2. Pekerjaan Langit - langit.
9.2.1. Umum
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan, hingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna.
2. Pekerjaan langit-langit yang dipasang pada atap bale bengong sesuai dengan yang ditunjukkan
didalam gambar.
9.2.2. Bahan dan cara pemasangan Langit-langit :
1. Bahan :
Untuk bahan dan perlengkapanya yang akan digunakan :
a. Plywood 6 mm
b. Anyaman rotan
c. Lem Kayu
d. Paku triplek
e. list plafon kayu

2. Pemasangan:
a. Pengukuran pemasangan sesuai dengan gambar dan spesifikasi teknis yang dianjurkan;
b. Plafon dipasang diatas usuk kayu expose;
c. plafon anyaman rotan dilem pada plywood 6mm dengan menggunakan lem kayu. setelah
kering dan melekat dengan baik baru dipasang diatas usuk expose dengan bagian rotan
berada dibagian bawah atau yang menempel dengan usuk dengan menggunakan paku
triplek.
d. Sambungan plafon harus berada diatas usuk dipasang rapi agar tidak kelihatan dari bawah;
e. selanjutnya pada pertemuan listplang dan plafon disis list kayu profil
39
f. Lalu dilanjutkan dengan pekerjaan finishing plafon dengan menggunakan polituran.
3. Hasil Akhir yang dikehendaki :
a. Pola sesuai dengan rencana atau petunjuk Direksi.
b. Langit-langit rata dan tidak bergelombang.

PASAL 10
PEKERJAAN LISTRIK

10.1. Umum
Pekerjaa listrik meliputi pekerjaan
a. Pasangan Panel Listrik
b. Pemasangan Kabel feeder dari panel induk ke panel distribusi
c. Pemasangan instalasi titik lampu, titik stop kontak listrik dan stop kontak AC
d. Pemasangan Armatur lampu dan stop kontak
10.2. Panel
Menggunakan type plat. Spesifikasi yang harus diperhatikan dalam pemasangan panel distribusi dan
sub panelnya adalah sebagai berikut :
1. Input panel diambil dari panel utama dengan menggunakan kabel feeder dengan ukuran NYY
4x10 mm yang sesuai dengan kapasitas panel.
2. Panel untuk outputnya menggunakan grounding. Kabel grounding menggunakan kabel BC yang
sesuai dengan ketentuan.
3. Setiap penyambungan harus menggunakan sepatu kabel.
4. MCB yang digunakan merk MG (Merlin Gerin), Schneider atau BBC.
10.3. Instalasi Stop Kontrak
Adalah instalasi yang sumbernya dari listrik PLN, dalam pekerjaanya harus memenuhi spesifikasi
sebagai berikut :
1. Kabel yang digunakan lulus standar LMK / PLN dimana jenis kabel yang digunakan adalah
NYM 3x2.5 mm (merk Kabel Metal, Kabelindo, Supreme atau Tranka). Penyambungan kabel
yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa PVC yang khusus untuk listrik dan harus
didalam kotak penyambungan atau yang disebut Tee Dus.
2. Setiap saluran kabel dalam bangunan atau plafon dilindungi dengan pipa conduit diameter
minimum 5/8 ” merk Clipsal.
3. Semua pemasangan instalasi kabel ” inbow ” tertanam dalam dinding.
4. Stop kontak dinding (inbow) satu lobang merk Clipsal, Scheneider warna disesuaikan.
5. Penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak penyambungan khusus, setiap group
maksimal terdiri dari 5 stop kontak.

40
10.4. Instalasi Penerangan
Instalasi yang diperuntukan bagi penerangan lampu pada ekterior maupun interior dalam
pemasangannya harus memenuhi spesifikasi sebagai berikut :
1. Kabel yang digunakan Merk Supreme yang lulus standar LMK / PLN dimana jenis kabel yang
digunakan adalah NYM. untuk instalasi lampu di ruangan menggunakan kabel NYM 2x2.5 mm
dan untuk lampu penerangan di taman menggunakan kabel NYY 3x2.5 mm Penyambungan
kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa PVC yang khusus untuk listrik dan harus
didalam kotak penyambungan atau yang disebut Tee Dus.
2. Setiap saluran kabel dalam bangunan atau plafon dilindungi dengan pipa conduit diameter
minimum 5/8 ” merk Clipsal.
3. untuk pemasangan kabel di luar ruangan agar kabel ditanam ditanah dan dibungkus dengan pipa
conduit dan dibuatkan gambar pemasangannya yang dipakai gambar asbuit drawing nantinya
fungsinya untuk mengetahui jalur kabel sehingga memudahkan dalam pengecekan nantinya.
4. Semua pemasangan instalasi kabel ” inbow ” tertanam dalam dinding.
5. Saklar dinding ( inbow ) satu lobang merk Clipsal, warna disesuaikan.
6. Penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak penyambungan khusus, setiap group
maksimal terdiri dari 12 titik lampu.
10.5. Armature Lampu
1. untuk lampu yang digunakan adalah :
a. Lampu didalam ruangan menggunakan lampu Led downlight 4” 7 Watt Philips smart
Bright dan lampu Philips Led 7 watt + fitting plafon
b. Lampu diluar ruangan menggunakan lampu Lampu Patro Dinding SA-102 Kaca Es dan
Lampu Sorot Type 17341 ini yang dimana penempatannya disesuaikan dengan petunjuk
gambar.
10.6. Hasil Akhir yang dikehendaki
c. Pola pemasangan titik lampu, stop kontak, exhause fan dan stop kontak AC sesuai dengan
gambar rencana
d. semua pemasangan listrik berfungsi dengan baik serta terjamin keamanannya
e. untuk pemasangan instalasi diluar ruangan agar jalur kabel dituangkan dalam gambar asbuilt
agar mudah dalam pengecekan

PASAL 11
PEKERJAAN SANITAIR

11.1. Umum
Meliputi penyediaan semua bahan yang diperlukan, tenaga kerja dan perlengkapannya untuk
pekerjaan pemasangan alat-alat sanitair pada toilet dan dapur..
11.2. Bahan-bahan yang dipakai dalam pekerjaan ini adalah
41
a. Kloset Kloset Duduk Toto CW 421JW
b. Jetwasher TOTO THX20MCRB
c. Floor Drain " TOTO TypeTx 1 Bv 1
d. Meridian Bath Shower + Faucet Bs -MV1902
e. bak zing single Royal
f. Kran Bak zing Toto TX609K
g. Pipa Maspion AW ½
h. Pipa Maspion AW ¾
i. Pipa Maspion AW 1
j. Pipa Maspion AW 3
k. Pipa Maspion AW
Standar pekerjaan mengikuti Pedoman Plumbing Indonesia dan uraian ini.
11.3. Pelaksanaan Pemasangan
1. Tempat yang akan dipasang alat-alat tersebut diatas harus diukur / diperiksa dulu dengan teliti,
serta dipelajari kemungkinan –kemungkinan sehubungan alat / bahan yang akan dipergunakan.
2. Pemasangan dilaksanakan sesuai dengan petunjuk dari pabriknya, serta foto copy brosur
peralatan yang disampaikan kepada Direksi.
11.4. Hasil akhir yang dikehendaki :
1. Peralatan dapat berfungsi dengan baik.
2. Penempatan sesuai dengan gambar rencana
3. Tidak ada kebocoran – kebocoran, baik pada peralatan maupun sambungan – sambungan Pipa.
4. Terpasang rapi, bersih dan tanpa cacat.

42
PASAL 12
PEKERJAAN PERKERASAN JALAN

A. PASANGAN PAVING
12.1. Umum
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga mendapatkan hasil yang bermutu baik.
2. Pekerjaan perkerasan dikerjakan pada permukaan sesuai dengan petunjuk didalam gambar.
12.2. Bahan-bahan :
a. Paving block 20X20 tebal 8 cm K225 PC
b. Paving block 20X20 tebal 8 cm K225 Merah
c. Pasir
d. Semen

12.3. Pelaksanaan :
Pasangan Paving
1. Urain Pekerjaan Pasangan Paving sebagai berikut :
a. Pembongkaran Paving lama.
b. Pemadatan Tanah bekas bongkaran paving
c. Cek elevasi agar sesuai dengan rencana dan pasang acuan benang lurus kearah sumbu X pada
kedua sisi bidang dan memotongkannya terhadap benang searah sumbu Y yang terpasang
dikedua sisi dengan berpedoman terhadap garis marking yang telah dipersiapkan.
d. Tentukan dan pastikan awal pemasangan, pertemuan dari tepi ke tepi pasangan dan
dilanjutkan dengan membuat kepala / kop pasangan.
e. Bahan seperti pasir, semen dan air adukan untuk pekerjaan plesteran mengikuti ketentuan
yang digunakan dalam pekerjaan beton.
f. Sebelum dipasang paving harus dipilih paving dalam keadaan baik.
g. Naat keramik harus lurus, lebar rata tidak lebih dari 5 mm dan segera disi pasir
h. ratakan permukaan paving dengan mini roller
i. Bersihkan bidang pasangan paving sehingga tampak rapi, dan bersih.

43
B. PEKERJAAN PASANGAN BATU SIKAT
12.4. Umum
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga mendapatkan hasil yang bermutu baik.
2. Pekerjaan perkerasan dikerjakan pada permukaan sesuai dengan petunjuk didalam gambar.
12.5. Bahan-bahan :
a. Batu Sikat Lokal warna putih, hitam, merah dan hijau
b. Pasir Pasang
c. Semen

12.6. Pelaksanaan :
1. Tempat yang akan dipasang batu sikat harus dibersihkan terlebih dahulu
2. kemudian dicari level pemasangan batu sikat agar air halaman dapat mengalir dengan baik
3. pastikan landasan dipasang batu sikat dalam keadaan padat
4. kemudian disiram dengan air secara meratan
5. pasang benang untuk ketinggian level batu sikat
6. tebar adonan agregat pasir dan semen kemudian ditebar batu sikat
7. ratakan batu dengan papan dengan cara diketok ketok
8. tunggu sampai setengah kering baru semen yang menutupi batu disikat dengan air bersih
9. jaga kelembaban permukaan pasangan agar tidak terlalu kring sehingga bisa pecah pecah
10. kemudian dilakukan pembersihan akhir dengan sepon dan air bersih
11. Papan lisplang harus sudah diserut dan diamplas dengan baik sebelum dipasang.

PASAL 13
PEKERJAAN BATU ALAM

13.1. Umum
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya
yang digunakan dalam pelaksanaan, hingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.
2. Pekerjaan ini meliputi pembuatan bangunan lapangan atau sesuai dengan yang ditunjukkan dalam
gambar
13.2. Bahan - bahan :
1. Batu Adesit tebal 2 cm dipasang pada dinding planter box area taman
2. Baru Adesit tebal 5 cm dipasang pada toping/ bagian atas planter box area taman
3. Batu Tulung agung pada dinding Pos Satpam
4. Batu Candi dipasang pada dinding pondasi bale bengong
5. pasir pasang
6. semen
44
13.3. Pelaksanaan :
1. Melakukan pengukuran untuk menentukan dan menandai (marking) lokasi yang akan dipasang
batu batu adesit, batu candi dan batu tulungagung sesuai dengan gambar rencana;
2. Permukaan dinding dibersihkan dari kotoran/debu dan disiram terlebih dahulu sebelum ditebar
adukan pasangan batu adesit, batu candi dan batu tulungagung;
3. Pasang benang untuk bantuan mendapatkan pasangan permukaan dinding batu adesit , batu candi
dan batu tulungagung yang rata dan garis siar/nat yang lurus;
4. Buat adukan untuk melekatkan batu adesit, batu candi dan batu tulungagung;
5. Rendam batu adesit, batu candi dan batu tulungagung terlebih dahulu dalam air;
6. Buat kepalaan pemasangan batu adesit, batu candi dan batu tulungagung yang nantinya dijadikan
acuan untuk pemasangan berikutnya;
7. Kemudian lekatkan batu adesit, batu candi dan batu tulungagung selanjutnya pada permukaan
dinding dengan acuan pasangan kepalaan batu yang telah dibuat;
8. Tekan dengan tangan atau pukul dengan palu karet agar mendapatkan permukaan pasangan batu
Batu adesit, batu candi dan batu tulungagung yang rata;
9. Batu Adesit, batu candi dan batu tulungagung dipasang pada dinding sampai dengan ketinggian
yang direncanakan;
10. Cek dengan waterpass untuk kerataan pemasangan batu Adesit, batu candi dan batu tulungagung;
11. Setelah pemasangan batu Adesit, batu candi dan batu tulungagung selesai, biarkan beberapa saat
untuk mengeluarkan udara yang ada dalam pasangan batu adesit, batu candi dan batu
tulungagung. Setelah itu baru dilanjutkan dengan perapian/finish garis siar/nat;
12. Pekerjaan terakhir adalah pembersihan permukaan pasangan batu adesit, batu candi dan batu
tulungagung
13. tahap akhir semua permukaan pasangan batu Adesit, batu candi dan batu tulung agung di beri
lapisan cotting

13.4. Hasil akhir yang diharapkan :


1. Warna harus merata.
2. Tidak ada lobang bekas batu lepas.
3. Tidak keropos
4. Bentuk pepalihan harus baik.

45
PASAL 10
PEKERJAAN PENGECATAN DAN POLITURAN

10.1. Umum
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan, hingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna.
2. Pekerjaan ini meliputi semua dinding luar dan dalam, plafon sesuai dengan yang ditunjukkan
didalam gambar

10.2. Bahan:
1. Penggunaan :
a. Polituran produk Ultran Politor by Propan (Wood Filler, Wood Stain, Sanding Sealer,
Clear atau Gloss) digunakan finishing kayu kusen, daun pintu dan list kusen, usuk dan
plafon expose(khususnya kayu Expose).
b. Cat dulux Interior untuk dinding dan palfon
c. Cat dulux exterior untuk finding luar dan dak beton
d. Bila tidak disebutkan lain, disesuaikan dengan ketentuan gambar rencana.
e. Warna / nomor cat yang akan dipakai harus mengikuti petunjuk / daftar yang akan
diberikan oleh Direksi.
f. Pelaksana harus menunjukkan contoh cat yang dimaksud sebelum pengecatan dimulai.
g. Harus bedakan pula mengenai warna cat untuk Exterior dan Interior.

10.3. Pelaksanaan :
1. Pada prinsipnya semua pengecatan harus dilaksanakan sesuai dengan petunjuk dari pabriknya,
sebelumnya pelaksana harus memberikan brosurnya dan cara pengecatan tersebut kepada
Direksi.
2. Bidang-bidang yang akan dicat harus sudah disiapkan dalam arti cukup kering, rata tidak ada
cacat, bersih, tidak berminyak dll dengan persyaratan dari pabrik.
3. Setiap lapisan harus dilaksanakan dengan baik dan rata ( digunakan rol ), yang jangka waktu
antara pengecatan lapisan pertama dan lapisan selanjutnya harus cukup lama, sesuai dengan
persyaratan pabrik.
4. Bidang cat yang masih basah dilindungi dari debu, atau kotoran lainnya.
5. Perbaikan-perbaikan dilaksanakan apabila retak-retak yang terdapat pada bidang cat harus
diperbaiki dengan menggunakan plamir, amplas halus, kemudian dicat lagi sampai baik.

46
10.4. Hasil akhir yang dikehendaki :
1. Warna sesuai dengan rencana/disetujui oleh Direksi.
2. Tebal lapisan cat harus merata dan sama warnanya (tidak belang-belang).
3. Harus bersih dari kotoran-kotoran, tidak boleh ada bekas goresan kuas atau cacat lainnya.
4. Tidak boleh ada kerusakan seperti : menjamur bidang permukaan, terkelupas lapisan cat dan
luntur warna aslinya.

47
DAFTAR BAHAN YANG DIGUNAKAN

NO NAMA BARANG

A B

CAT/MINYAK/FINISHING
1 Amplas
2 Cat dasar
3 Cat tembok Dulux 2,5lt (setara watershield)
4 Cat tembok Dulux 2,5 lt interior
5 Kuas star 4"
6 Plamir tembok
7 Politur ultra lasur
8 Thiner A Bonanza
9 Cornice adhesive
10 Coating natural propan
11 Sikabon
12 Sikacoat

PENUTUP ATAP
1 Bubungan Ngalayur isi 3,5/m
2 Bubungan Plentong
3 Genteng Kodok Karang Pilang (Good Year) isi 20/m2
4 Genteng plentong dicat
5 Ijuk
6 Ikut celedu paras 80 cm
7 Murda paras 30 cm

PENGGANTUNG DAN KACA


1 Engsel 3" solid ek 16
2 Engsel solid 4" EK 02
3 Sping Knipe, Grendel Kodok Solid
4 Kaca 5 mm bening
5 Kaca Es/Kapur 5 mm
6 Hak angin HA641 SOLID
7 Kunci pintu solid

KAYU DAN PLAFOND


1 Gypsum Old (tebal 9 mm)
2 Kayu bekesting (Lepasan merah)
3 Kayu dolken/Kayu Laut Ø 7,5 - 10 / 400 cm
4 Kayu kamper balok
5 Kayu kamper usuk/reng
6 Kayu kamper papan
7 Lem Aibond
8 List kayu
9 Ring ring ukir jati 1.5 x 8 cm
10 Minyak bekisting
11 Plywood 6 mm
12 Plywood 9 mm
13 List gifsum 9/9

KERAMIK :
1 Granito salsa ivary 60 x 60 polished

SANITAIR
1 Seal tape ONDA

PAKU
1 Paku 10 cm
2 Paku skrup 2"
3 Paku skrup 3.5"

PASIR, BATU, KERIKIL, BATA DAN PARAS


1 Bata Merah tebal 5 cm
2 Batako kelas I Buntu
3 Batu kali /batu bulat 15/20 cm
4 Koral Beton 2/3 Ex. 4 per 2,75 M3
5 Paras Tulung Agung
6 Batu candi hitam 40 x 40 T.5cm
7 Batu candi hitam 20 x 30
8 Pasir beton / cor Ex. 4 per 2,75 M3
9 Pasir pasang
10 Pasir urug
11 Sirtu
12 Tanah urug

48
PIPA
1 Pipa Galvanis 1,5 BSA
2 Pipa Maspion AW 1
3 Pipa Maspion AW 1/2
4 Pipa Maspion AW 3
5 Pipa Maspion AW 3/4
6 Pipa Maspion AW 4

READY MIX, SEMEN & AIR CAMPURAN BETON


1 Semen Gresik 50 kg
2 Semen warna/semen grouting
3 Air Campuran Beton

BESI BETON, ALUMUNIUM DAN PAGAR


1 Besi beton
2 Besi beton Ø 12 polos
3 Besi plat strip
4 Kawat beton RRT
5 Aluminium strip/ jalusi
6 Sealant

BAHAN LISTRIK
1 Isolasi
2 Saklar tunggal ( Clipsal)
3 Saklar seri (clipsal)
4 Stop Kontak (setara clipsal)
5 Stop Kontak AC setara broco
6 Fitting
7 Kabel NYM 3 x 2.5 mm ex. Supreme
8 Pipa clipsal 20 mm
9 Sock clipsal 20 mm
10 Tee dos clipsal 20 mm
11 Klem clipsal 20 mm
12 Inbow dos plastik clipsal E 157 P
13 Exaust pan celling PANASONIC FV-20TGU 8"

PAVING
1 Paving 20 x 20 cm tebal 8 cm K225 Pc
2 Paving 20 x 20 cm tebal 8 cm K225 merah
3 Kanstein Bulat (P:50,T:30,La:10,Lb:16 cm K225)
4 Kanstein kursi ( P:50, L:10, T:40 cm, lb 17,5 cm K300 )
5 Koral Sikat Lokal (10 Kg)

PEKERJAAN SOFTSCAPE
A POHON
1 Tanaman Puuk Merah Tinggi 1 m
2 Tanaman Rumput Mutiara

B SEMAK PERDU
1 Puring Bor Merah

BAHAN TAMBAHAN

49
BAHAN TAMBAHAN

1 Loster Ukir paras Cor 30x60


2 Keramik 50x50 cm cuting Habitat
3 Keramik 50x50 cm cuting Tekstur Habitat
4 Keramik 25x50 cm cuting Habitat
5 Profil alumunium Alexsindo
6 Rel pintu sorong
7 Hollow Galvalume 4x4
8 Hollow Galvalume 2x4
9 Baja Ringan UK 75 0.75 Axis
10 Baja Ringan UK 75 0.55 Axis
11 Baja Ringan UK 60 0.55 Axis
12 Reng Axix 27 0.45
13 Skrup SDS 8 x 16
14 Skrup SDS 12 x 20
15 Skrup SDS 10 x 16
16 Dynabol 10 x 65
17 Diafrakma (PLD)
18 Sepatu UK (PK)
19 Semen Gresik 50 kg
20 Led Downlight 4" 7 Watt Philips Smart Bright
21 Fitting plafond + led bulb 7 watt Philips
22 Closet Duduk Toto CW 421
23 Jetwasher TOTO THX20MCRB
24 Bath Shower + Faucet Bs -MV1902
25 Pipa Maspion AW 1
26 Pipa Maspion AW 1/2
27 Pipa Maspion AW 3
28 Pipa Maspion AW 3/4
29 Pipa Maspion AW 4
31 Seng Talang
32 Anyaman Rotan
33 Ukiran Hiasan Sudut
34 Besi hollow (50x50x3) mm panjang 6 m
35 Besi hollow (40x40x2) mm panjang 6 m
36 Besi hollow (20x40x2) mm panjang 6 m
37 Batu Andesit Bakar Tebal 2 cm
38 Batu Andesit Bakar Tebal 4 cm
39 Lolos screen 2 ukuran (9.5-19.0)
40 Lolos screen 2 ukuran (0-5)
41 Besi Siku 50x50x4mm
42 Tanaman Taiwan
43 Tanaman Palem Sikas
44 Pipa Galvanis 3 Inch BSA
45 Pipa Galvanis 11/4 Inch
46 Kap Lampu Taman
47 Ornamen Ukiran Besi
48 Plat Besi 30x30 tebal 8 mm
49 Lampu LED 40 Watt Philips
50 Pipa Stenless 0,5 " tebal 1,5 mm
51 Pipa Stenless 1,5" tebal 1,2 mm
52 Patung Paras 30x30 tinggi 60 cm
53 Lampu Sorot Type 17341
54 Lampu Patro Dinding SA-102
55 Lampu LED 10 Watt Philips
56 Kabel NYY 4 x 2,5 mm
57 Kabel NYY 3 x 2,5 mm
58 box panel 40x50x20 cm
59 MCB 1 phase 6 ampere
60 MCB 3 phase 16 ampere
61 lampi pilot
62 fuse
63 rel MCB
64 busbar RST
65 busbar netral dan ground
66 1 m1 kabel NYY 4x10 mm2
67 1 m1 BC10 mm2
68 Pipa clipsal 25 mm
69 Grounding
70 Outlet exausfan
71 Pekerjaan Pemindahan Tiang Listrik
72 Papan Nama Pekerjaan
73 Pekerjaan bak zing single Royal
74 Floor Drain " TOTO TypeTx 1 Bv 1
75 Sifon Pembuangan air bak zing
76 Kran Bak zing Toto TX609K

50
BAB II

SPESIFIKASI

PERALATAN KONTRUKSI DAN PERALATAN BANGUNAN

Didalam pembuatan Dokumen Metoda Pelaksanaan Konstruksi, pertama kali kita harus menetapkan
dan menghitung Construction Plant atas kebutuhan peralatan yang dipakai pada suatu item pekerjaan
berdasarkan jangka waktu tertentu sesuai jadwal pelaksanaan pekerjaan, tentu saja sesuai dengan metode
konstruksi yang paling efisien dan efektif.
Untuk perhitungan kebutuhan peralatan proyek adalah sebagai berikut :
 Menghitung produksi alat per jam
 Menghitung waktu operasi tiap jenis peralatan didalam menyelesaikan suatu jenis item
pekerjaan. Dengan dibandingkan produksi alat per satuan volume / luas maka dapat dihitung
jumlah alat yang diperlukan didalam menyelesaikan satu jenis item pekerjaan sesuai jadwal
1. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Pembersihan dan pembongkaran
No Jenis Peralatan Jumlah Satuan Kapasitas Spesifikasi Keterangan

1 Arco 3 Unit Milik Sendiri

2 Dump Truck 1 Unit 6 m3 Pendukung

2. Pekerjaan Pondasi
Pekerjaan Galian
No Jenis Peralatan Jumlah Satuan Kapasitas Spesifikasi Keterangan

1 Arco 3 Unit Milik Sendiri

2 Jack Hummer/ 1 Unit Pendukung


Drill Beton

3 Dump Truck 1 Unit 6 m3 Pendukung

51
Pekerjaan Pasangan Batu Kali
No Jenis Peralatan Jumlah Satuan Kapasitas Spesifikasi Keterangan

1 Dum Truck 1 Unit 6 m3 Pendukung

2 Beton Mixer/ 1 Unit 0,5 M3 Milik Sendiri


Molen

3. Pekerjaan Beton
No Jenis Peralatan Jumlah Satuan Kapasitas Spesifikasi Keterangan

1 Dum Truck 1 Unit 6 m3 Pendukung

2 Beton Mixer/ 1 Unit 0,5 M3 Milik Sendiri


Molen

4. Pekerjaan Atap

Pekerjaan Pasangan Kap dan Penutup Atap


No Jenis Peralatan Jumlah Satuan Kapasitas Spesifikasi Keterangan

1 Bor Listrik 2 Unit 450 watt bosch Milik Sendiri


dia meter
mata bor
10 mm

2 Scaffolding 50 Unit 2Ton/m2 Pendukung

3 Grinda Potong 2 Unit 580 Watt bosch Milik Sendiri

Daimeter
Pisau 4”

52
4. Pekerjaan Plafon
Pekerjaan Pemasangan Rangka plafon dan penutup serta list plafon
No Jenis Peralatan Jumlah Satuan Kapasitas Spesifikasi Keterangan

1 Bor Listrik 2 Unit 450 watt bosch Milik Sendiri


dia meter
mata bor
10 mm

2 Grinda Potong 2 Unit 580 Watt bosch Milik Sendiri

Daimeter
Pisau 4”

3 Scaffolding 50 Unit 2Ton/m2 Pendukung

5. Pekerjaan Kusen, daun pintu dan Jendela


Pekerjaan Pasangan kusen, daun pintu dan jendela kayu, aluminium dan besi
No Jenis Peralatan Jumlah Satuan Kapasitas Spesifikasi Keterangan

1 Bor Listrik 2 Unit 450 watt bosch Milik Sendiri


dia meter
mata bor
10 mm

2 Gerinda Potong 2 Unit 580 Watt bosch Milik Sendiri


Listrik
Daimeter
Pisau 4”

6. Pekerjaan MEP
Pekerjaan Listrik
No Jenis Peralatan Jumlah Satuan Kapasitas Spesifikasi Keterangan

1 Bor Listrik 2 Unit 450 watt bosch Milik Sendiri


dia meter
mata bor
10 mm

53
2 Gerinda Potong 2 Unit 580 Watt bosch Milik Sendiri
Listrik
Daimeter
Pisau 4”

Pekerjaan Plumbing dan Sanitair


No Jenis Peralatan Jumlah Satuan Kapasitas Spesifikasi Keterangan

1 Bor Listrik 2 Unit 450 watt bosch Milik Sendiri


dia meter
mata bor
10 mm

2 Gerinda Potong 2 Unit 580 Watt bosch Milik Sendiri


Listrik
Daimeter
Pisau 4”

7. pekerjaan Paving
No Jenis Peralatan Jumlah Satuan Kapasitas Spesifikasi Keterangan

1 Stone Cutter 2 Unit Daimeter bosch Milik Sendiri


Listrik Pisau 4”

2 Gerinda Potong 2 Unit 580 Watt bosch Milik Sendiri


Listrik
Daimeter
Pisau 4”

3 Stemper 1 Unit 80 Kg Pendukung

54
8. Pekerjaan Pasangan Batu Alam
No Jenis Peralatan Jumlah Satuan Kapasitas Spesifikasi Keterangan

1 Stone Cutter 2 Unit Daimeter bosch Milik Sendiri


Listrik Pisau 4”

2 Gerinda Potong 2 Unit 580 Watt bosch Milik Sendiri


Listrik
Daimeter
Pisau 4”

9. Pekerjaan Finishing
Pekerjaan Pengecatan dan polituran
No Jenis Peralatan Jumlah Satuan Kapasitas Spesifikasi Keterangan

1 Scaffolding 50 Unit 2Ton/m2 Pendukung

2 Kompresor 1 Unit Pendukung

Tabel Spesifikasi Alat Proyek

Jumlah
No Jenis Alat Kapasitas
(unit)
1. Dump truck 6 m3 1 unit
2. Stone Cutter Listrik Daimeter Pisau 4’ 2 unit
3. Beton Mixer/ Molen 0,5 m3 1 unit
4. Bor Listrik Diameter mata bor 10mm 2 Unit
5. Stemper 80 Kg 1 unit

55
BAB III

SPESIFIKASI

PROSES / KEGIATAN

Ketentuan mengenai penerapan manajemen K3 konstruksi (Keselamatan dan kesehatan kerja) Lingkup
Pekerjaan Bagian Ini Mengatur Mengenai Pelaksanaan Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3L)
dalam Pelaksanaan Pekerjaan.

1. Pedoman Dan Standar


- Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
- Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Kep. 1135/MEN/1987 tentang Bendera Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja
- Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.: Kep.245/MEN/1990 tentang Hari Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Nasional
- Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Per.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja

2. Keselamatan Kerja
- Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan, Kontraktor bertanggung
jawab atas keselamatan dan keamanan pekerja, material dan peralatan teknis serta konstruksi.
- Wajib menjaga keselamatan kerja di ruang kerja dengan melengkapi dengan perlengkapan keselamatan
kerja seperti safety line, rambu - rambu, papan promosi keselamatan, dan lain - lain.
- Wajib menjamin keselamatan tenaga kerja yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan dari segala
kemungkinan yang terjadi dengan memenuhi aturan dan ketentuan kesehatan dan keselamatan kerja
yang berlaku (Jamsostek).
- Menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang
selalu dalam keadaan siap digunakan di lapangan, untuk mengatasi segala kemungkinan musibah
bagi semua petugas dari pekerja lapangan.
- Setiap pekerja diwajibkan menggunakan sepatu pada waktu bekerja dan di lokasi harus disediakan
Alat Pelindung Diri (APD) berupa safety belt, safety helmet, masker/kedok las terutama untuk
dipakai pada pekerjaan pemasangan kuda-kuda baja dan pekerjaan yang beresiko tertimpa benda keras.
- Menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak dan bersih bagi semua petugas dan
pekerja. Membuat tempat penginapan di lapangan pekerjaan untuk para pekerja tidak
diperkenankan, kecuali atas ijin PPK.
- Apabila terjadi kecelakaan, sesegera mungkin memberitahukan kepada Konsultan dan mengambil
tindakan yang perlu untuk keselamatan korban korban kecelakaan itu.

56
3. Prosedur Operasi Standar (Sop) Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)
- Membuat SOP Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
- SOP diajukan kepada Konsultan untuk dievaluasi.
- Menyampaikan laporan pelaksanaan SOP kepada PPK, dan Konsultan.
4. Sistem Manajemen K3
- Safety Health and Environmental Induction Kegiatan ini dilaksanakan setiap ada tamu ataupun pekerja
baru yang memasuki wilayah kerja proyek
- Safety Health and Environmental Talk Program ini bertujuan untuk sosialisasi dan pembahasan mengenai
seluruh permasalahan penerapan K-3L dan Lingkungan selama masa pelaksanaan proyek. Pelaksanaan
Safety talk setiap 1 minggu sekali
- Safety Health and Environmental Patrol / Inspection Kegiatan ini dilaksanakan secara rutin, bertujuan
untuk memonitor pelaksanaan K-3L di seluruh lingkungan proyek dan menjaga konsistensi pelaksanaan
K-3L.
- Safety Health and Environmental Meeting Program SHE meeting dilaksanakan seminggu sekali dimana
dalam kegiatan ini membahas permasalahan dan kejadian yang terjadi dan rencana tindak lanjut untuk
memperbaikinya serta membahas permasalahan yang mungkin terjadi serta langkah-langkah
pencegahannya.
- Safety Health and Environmental Audit Program ini dilaksanakan insidental bertujuan untuk melakukan
audit terhadap kedisiplinan dalam pelaksanaan standar K-3L di lingkungan proyek terhadap peraturan
yang diberlakukan dalam lingkungan perusahaan.
- Safety Health and Environmental Trainning Pelatihan terhadap seluruh komponen proyek yaitu
karyawan, subkon, mandor dan seluruh pekerja mengenai K-3L, P3K dan respon terhadap keadaan
darurat
- Housekeeping Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari bertujuan untuk menjaga kebersihan, kerapihan,
kenyamanan di lingkungan kerja

57
I. Pekerjaan Persiapan

I.1. Pekerjaan Pasangan Papan Nama

 Pengendalian Terhadap Resiko K3

JENIS BAHAYA & RESIKO K3


• Terkena alat kerja → Luka
Ringan;
I.2. Pekerjaan Pembongkaran
 Pengendalian Terhadap Resiko K3

JENIS BAHAYA & RESIKO K3


• Terjatuh saat pembongkaran
→ Luka berat;
• Tertimpa material bekas
bongkaran→ Luka ringan;

II. PEKERJAAN PONDASI


1. Pekerjaan Galian
o Pengendalian Terhadap Resiko K3

JENIS BAHAYA & RESIKO K3


 Terjatuh ke lubang → Luka
Ringan;
 Terkena alat cangkul →
Luka Ringan;

1. Pekerjaan Pasangan Batu Kali


o Pengendalian Terhadap Resiko K3

JENIS BAHAYA & RESIKO K3


• Tertimpa Batu → Luka berat;
• Iritasi tangan akibat campuran
semen→ Luka ringan;

III. PEKERJAAN BETON


1. Pekerjaan Pengecoran Beton

o Pengendalian Terhadap Resiko K3

JENIS BAHAYA & RESIKO K3


 Tertimpa Bahan → Luka
Ringan;
 Iritasi karena adukan semen
→ Luka Ringan;

58
2. Pekerjaan Pembesian

o Pengendalian Terhadap Resiko K3

JENIS BAHAYA & RESIKO K3


 Tertimpa Bahan → Luka
Ringan;
 Terkena alat potong → Luka
Berat;

3. Pekerjaan Bagisting

JENIS BAHAYA & RESIKO K3


 Tertimpa Bahan → Luka
Ringan;
 Jatuh dari ketinggian →
Luka Berat;

IV. PEKERJAAN KUSEN, DAUN PINTU DAN JENDELA

 Pengendalian Terhadap Resiko K3

JENIS BAHAYA & RESIKO K3


• Terkena Jatuhan material
rangka material kusen dan daun
pintu dan jendela→ Luka
ringan
• terkena bor pada saat
pengerjaan→ Luka berat

V. PEKERJAAN PLAFON

 Pengendalian Terhadap Resiko K3

JENIS BAHAYA & RESIKO K3


• Terkena Jatuhan material
rangka plafon→ Luka ringan
• Terjatuh dari ketinggian tempat
kerja→ Luka berat

59
VI. PEKERJAAN ATAP
1. Pemasangan Kap ,usuk dan reng
 Pengendalian Terhadap Resiko K3

JENIS BAHAYA & RESIKO K3


• Terkena Jatuhan material kayu
→ Luka berat.
• Terkena palu → Luka ringan

2. Pekerjaan Pasangan Genteng


 Pengendalian Terhadap Resiko K3

JENIS BAHAYA & RESIKO K3


• Terkena Jatuhan material
Genteng→ Luka ringan
• Terjatuh dari ketinggian tempat
kerja→ Luka berat

VII. PEKERJAAN MEP


A. PEKERJAAN LISTRIK

 Pengendalian Terhadap Resiko K3

JENIS BAHAYA & RESIKO K3


• Terkena alat pada saat
pemasanga → Luka ringan

• tersetrum listrik→ Luka berat

B. PEKERJAAN PLUMBING DAN SANITAIR

 Pengendalian Terhadap Resiko K3

JENIS BAHAYA & RESIKO K3


• Terkena alat pada saat
pemasangan → Luka ringan

• Terjatuh dari ketinggian→


Luka berat

60
VIII. PEKERJAAN PENGECATAN
 Pengendalian Terhadap Resiko K3

JENIS BAHAYA & RESIKO K3


• Terkena cat pada kepala →
Luka ringan;
• Terjatuh dari ketinggian →
Luka ringan/berat;

IX. PEKERJAAN PASANGAN PAVING


JENIS BAHAYA & RESIKO K3
• Kejatuhan Material → Luka
ringan;
• Terkena Alat Potong → Luka
ringan/berat;

X. PEKERJAAN PASANGAN BATU ALAM

JENIS BAHAYA & RESIKO K3


• Kejatuhan Material → Luka
ringan;
• Terkena Alat Potong → Luka
ringan/berat;

61
TIME SCHEDULE

PEKERJAAN : PENATAAN HALAMAN, POS SATPAM, HUTAN REKTORAT


LOKASI : JL. KAMPUS BUKIT JIMBARAN, KUTA SELATAN, KABUPATEN BADUNG, BALI
TAHUN : 2021

MASA PELAKSANAAN 90 ( SEMBILAN PULUH) HARI KALEDER
No. URAIAN PEKERJAAN

MINGGU KE

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

A PEKERJAAN PERSIAPAN

B PEKERJAAN POS SATPAM

I PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN


II PEKERJAAN PASANGAN
III PEKERJAAN BETON
IV PEKERJAAN KUSEN, DAUN PINTU DAN JENDELA
V PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
VI PEKERJAAN PLAFON
VII PEKERJAAN ATAP
VIII PEKERJAAN MEKANIKAL, ELEKTRIKAL DAN PLUMBING
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
PEKERJAAN SANITAIR
IX PEKERJAAN FINISHING

C PEKERJAAN BALE BENGONG

I PEKERJAAN PASANGAN
II PEKERJAAN BETON
III PEKERJAAN ATAP
IV PEKERJAAN ELEKTRIKAL
V PEKERJAAN FINISHING

D PEKERJAAN PENATAAN HALAMAN

I PEKERJAAN PERSIAPAN
II PEKERJAAN PLENTER BOX
III PEKERJAAN PASANGAN PAVING
IV PEKERJAAN PASANGAN BATU SIKAT
V PEKERJAAN PATUNG DAN DUDUKANNYA
VI PEKERJAAN PASANGAN LAMPU TAMAN
VII PEKERJAAN JALAN DISABILITAS

62
BAB IV

SPESIFIKASI

METODE KONSTRUKSI / METODE PELAKSANAAN / METODE KERJA

UMUM
 Strategi Pelaksanaan dengan memanfaatkan waktu pelaksanaan
Strategi pelaksanaan untuk memanfaat waktu pelaksanaan agar dioptimalkan dengan
berbagai cara dari mulai proses lembur sampai dengan mendatangkan barang atau alat
yang spesifik sehingga pelaksnaan proyek tetap berjalan. Strategi percepatan proyek
identik dengan risiko respons dalam risiko management. Hanya saja pada risiko yang
telah terjadi. Strategi diterapkan berdasarkan prioritas jika faktor yang menyebabkan
keterlambatan proyek jumlahnya cukup banyak. Dengan melihat karakteristik khusus
proyek konstruksi dan faktor yang menyebabkan keterlambatan proyek, berdasarkan
pengalaman diusulkan rekomendasi strategi dalam melakukan percepatan proyek
konstruksi, yaitu:

- Dalam situasi krisis terhadap waktu, Jalur kritis harus dikomunikasikan dan
disepakati oleh Tim proyek.
- Menjaga kedisiplinan Tim proyek. Kedisiplinan akan mempengaruhi suasana
kerja di proyek.
- Melakukan rapat harian yang membahas segala hal terkait usaha untuk menjaga
agar proyek dapat diselesaikan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Rapat harian
harus dihadiri oleh Pejabat proyek yang mampu mengambil keputusan atas suatu
masalah. Jangan pernah mengulur pengambilan keputusan pada rapat harian saat
proyek mengalami krisis. Rapat harian harus dihadiri oleh Tim proyek terkait,
Mandor, dan wakil subkontraktor.
- Aktif menggali informasi mengenai potensi masalah kepada subkontraktor dan
Mandor. Hal ini agar masalah yang berpotensi terjadi dapat diantisipasi lebih
dini
- Melakukan update yang rutin atas jalur kritis (CPM). Semakin sering akan
semakin baik. Dapat pula membuat simulasi-simulasi atas rencana-rencana
proyek agar didapatkan strategi yang paling efisien dan efektif.
- Selalu memberikan motivasi yang terbaik kepada karyawan dan pekerja agar
attitude dan mental kerja lebih baik.
- Menambah jam kerja dengan lembur.
- Menambah Personil proyek agar dapat meningkatkan pengawasan.
- Menjaga kualitas pekerjaan. Kualitas yang tidak baik menyebabkan pengulangan
pekerjaan.

63
- Memastikan ketersediaan dana dan mengusahakan dana pendamping untuk hal-
hal yang bersifat emergency.
- Membantu mempercepat proses penagihan termin bagi subkontraktor
- Aktif berkomunikasi dengan Owner dan Pengawas pekerjaan mengenai strategi
percepatan proyek. Usahakan untuk mendapatkan dukungan mereka.
- Memberikan reward atas tercapainya setiap tahapan milestone kepada tim
proyek, subkontraktor dan kepada pekerja.
- Tim proyek harus fokus terhadap Safety. Kecelakaan akan membuat loss time.
- Menempatkan personil khusus yang memonitor proses dan dokumen
administrasi vendor. Sering kali pekerjaan di lapangan terhambat oleh masalah
prosedur administrasi.
 Penyediaan Stock Yard
Pekerjaan ini bertujuan untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan dimana diperlukan
tempat stok material/bahan ataupun tempat sementara alat–alat berat. Penyediaan lahan
ini utamanya diperuntukkan sebagai tempat penempatan sementara beton pracetak yang
diangkut dari pabrik, sehingga tidak menggangu areal kerja. Lahan Stock Yard
diupayakan tertutup pagar keliling menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan dalam
kondisi aman
 Sample Material/Contoh Material
Sebelum bekerja penyedia agar memberikan contoh material yang digunakan untuk
mendapatkan persetujuan dari direksi dan pengawas lapangan.
 Pemilihan dan Pengujian Material
Untuk pemilihan material agar penyedia bersama dengan konsultan dan pihak owner,
material yang dipakai harus sesuai dengan spesifikasi teknis didalam dokumen. Setelah
pemilihan material selesai dilanjutkan dengan pengujian material, material yang dipakai
terlebih dahulu diuji mutu dan kekuatanya baru digunakan atau diaplikasikan dilapangan.
 Access Road
Penentuan access road yang dipakai penting karena mobilisasi dan di lokasi peralatan
berat dan pendatangan bahan / material proyek harus tidak boleh terlambat.Access road
harus dirawat dan diperbaiki selama masa pelaksanaan konstruksi.
 Mutual Check
Pekerjaan surveying harus segera dilaksanakan dan biasanya terdiri dari longitudinal
crossection survey. Hasil dari mutual check 0% harus diselesaikan dulu bersama
pengawas pekerjaan, sebelum datanya dijadikan pedoman pembuatan shop drawing.

64
 Addendum
Pelaksanaan addendum diperlukan apabila dilapangan kiranya perlu penambahan item
pekerjaan dan harga baru untuk menyempurnakan pekerjaan tersebut, penambahan waktu
pelaksaan akibat dari bencana alam,
 Perijinan
Proses perijinan dilaksanakan sebelum memulai pekerjaan dan setelah mendapat
persetujuan dari konsultan dan direksi teknis baru dilaksanakan proses pelaksanaan
pekerjaan.
 Sample Material/Contoh Material
Sebelum bekerja penyedia agar memberikan contoh material yang akan digunakan untuk
mendapatkan persetujuan dari direksi dan pengawas lapangan.
 Alat dan Peralatan Kerja Pemborong
Semua alat dan peralatan kerja semua disediakan diawal proyek sehingga tidak
menghambat pada waktu pelaksanaanya.
 Tujuan Proyek
Adapun tujuan dilaksanakanya pekerjaan ini terwujudnya renovasi gedung sesuai dengan
biaya, mutu dan waktu.
 Pengukuran
Pengukuran dilaksanakan diawal proyek untuk rekayasa lapangan dan diakhir proyek
untuk membuat back up data final dan as build drawing.

 Gambar Kerja, shop drawing dan back up data


Pembuatan gambar kerja / shop drawing sesuai dengan hasil pengukuran dilapangan yang
dilengkapi dengan back up data sehingga memudahkan memulai pekerjaan dilapangan.
 Ketentuan gambar kerja;
Sebelum memulai pekerjaan di lapangan, penyedia terlebih dahulu harus membuat
gambar kerja (shop drawing) yang kemudian diperiksa dan disetujui oleh konsultan
pengawas dan direksi pekerjaan. Gambar kerja tersebut akan dipakai acuan untuk
pelaksanaan di lapangan
 Penyimpanan material/ penempatan material.
Tempat menyimpan material sangat penting disediakan untuk memperlancar kegiatan
tersebut mengingat lokasi pekerjaan yang ada, dimana kantor Dinas PUPR di lantai I
masih berfungsi, maka penempatan material harus diatur dengan baik, sehingga tidak
mengganggu aktifitas kantor yang masih berfungsi.
 Membuat Dokumentasi
Membuat dokumentasi tiap progress dilapangan selalu diambil yaitu dari 0 %, 25%, 50%,
75% sampai dengan 100%
65
 Penyediaan Air Bersih
Air bersih diperoleh dari air PDAM atau sumber air lainnya dimana harus memenuhi
persyaratan spesifikasi sebagai air untuk campuran beton.Jaminan ketersediaan air
diantisipasi dengan membuat tampungan air di dekat lokasi pekerjaan, yang mana
pengisian dilakukan melalui sarana Water Tank Truck.
 Pembongkaran
Pekerjaan pembongkaran bangunan existing harus dilakukan dengan hati2 dan sebelum
dilaksanakan pembongkaran agar disiapkan tenaga kerja dan alat yang akan digunakan
dan juga disiapkan pengamanan, sehingga tidak menggaggu aktifitas orang lain disekitar
lingkungan tersebut.
–Proteksi terhadap lingkungan
Pengamanan terhadap lokasi pekerjaan yang masih dipakai, penting dilakukan untuk
mencegah terjadinya kecelakaan fatal, maka perlu dilakukan pengamanan antara lain :
a. Memasang papan peringatan dan papan larangan pada tempat – tempat tertentu
yang mudah terlihat yang riskan akan terjadinya kecelakaan.
b. Menyediakan tempat MCK untuk para pekerja.
c. Hasil dari setiap galian dan sisa material yang sudah tidak terpakai agar langsung
dibuang, guna untuk mengedepankan kebersihan ditempat bekerja.
d. Memasang Pagar pelindung disekitar area proyek.
e. Disiplin administrasi terhadap aturan desa yang berlaku terhadap semua elemen
yang terlibat dalam pekerjaan seperti kipem tenaga, dll.
f. Setelah selesai pekerjaan material yang sudah tidak terpakai lagi dibersihkan dari
areal proyek sehingga tidak menganggu akses material.

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1.Pekerjaan Pembongkaran
Metoda pelaksanaan sebagai berikut :
1. Pekerjaan pembongkaran meliputi :
pada Pekerjaan Penataan Halaman
1. Pembongkaran Paving Exsisting
2. Pekerjaan Pembongkaran Planter box
3. Pekerjaan Pembongkaran Kanstain
4. Pekerjaan Penebangan Pohon
5. Pekerjaan Pemindahan Tiang Listrik
6. Pekerjaan Pemadatan Tanah

66
Metode Pelaksanaan
2. Setiing out lokasi lokasi pembongkaran oleh surveyor bersama dengan konsultan
supervisi.
3. Pengajuan ijin kerja dan penyiapan peralatan yang akan digunakan.
4. sebelum pekerjaan pembongkaran maka perlu dipersiapkan tempak penyimpanan hasil
bongkaran agar tidak mengganggu area pekerjaan.
5. Pembongkaran Paving dimulai dari ujung dan berurutan ke ujung yang lain
6. Pembongkaran dilakukan dengan hati – hati sampai area yang kan dilakukan pekerjaan
baru memeng sudah bersih
7. Sisa bahan bekas bongkaran agar dirapikan diarea luar pekerjaan agar tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan
8. Setelah semua selesai maka dilanjukan dengan proses pekerjaan selanjutnya.

II. PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN


1. Pekerjaan Galian
Pekerjaan galian meliputi :
1. Pekerjaan Galian Tanah Pondasi menerus
2. Pekerjaan galian tanah pondasi telapak
3. Galian Planter box
Metoda pelaksanaan dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Menyiapkan as galian
2. Menetukan batas kedalaman galian
3. Menentukan ukuran lebar dan Panjang galian
4. Menggali tanah sampai kedalaman yang ditentukan sesuai gambar kerja. Hasil galian
dibuang kekanan dan kekiri atau dibuang dengan dump truck. Menggali tanah untuk
lebarnya bagian kiri kanan galian tanah sifatnya kasar belum difinish sehingga belum
tepat sesuai dimensi yang ditentukan.
5. Semua galian harus terlindung dari longsoran tanah maupun genangan air sehingga perlu
adanya pompa air untuk pengeringan kalau seandainya diperlukan.
6. Rapikan galian sesuai ketentuan.
7. Clean Construction
8. Sisa galian dibuang keluar lokasi pekerjaan.
9. Disekitar lokasi pekerjaan yang berada ditempat umum, harus dilengkapi dengan pagar
pengaman yang memadai.
10.Untuk pekerjaan malam hari dilengkapi dengan lampu penerangan.

67
2. Urugan Pasir
Pekerjaan Urugan Pasir meliputi :
1. Pekerjaan urugan pasir bawah pondasi
2. pekerjaan urugan pasir dibawah lantai

Metoda pelaksanaan dapat diuraikan sebagai berikut :


1. Setelah pekerjaan galian selesai dilanjutan dengan urugan pasir yang disiram dengan air
secara merata
2. Penyiraman dilakukan secara merata agar hasil urugan pasir tidak ada pori
3. pengurugan pasir pada lantai dilakukan setelah urugan tanah peninnggian lantai selesai
dikerjakan
4. hasil urugan pasir agar mendapat persetujuan dari pengawas dan direksi

3. Pekerjaan Urugan Tanah kembali


Metoda pelaksanaan sebagai berikut :
1. Setiing out lokasi urugan oleh surveyor bersama dengan konsultan supervisi.
2. Pemilihan material dari sisa galian yang bias dipakai sebagai timbunan tanah kembali.
3. Bersihkan area yang akan ditimbun kembali dengan tanah.
4. Tanah bekas galian dipilih harus bebas dari kotoran dan sampah.
5. Penghamparan tanah dilakukan per 20 cm dilakukan pemadatan dengan stamper.
6. Clean Construction
7. Material pekerjaan ditampung di stock yard area dan dibawa secukupnya ke lokasi
pekerjaan. Material yang dibawa dari stock yard area ke lokasi pekerjaan merupakan
material yang akan digunakan untuk bekerja selama 1 hari.
8. Tidak diperkenankan menaruh material pekerjaan di lokasi-lokasi yang sering dilalui
orang (tempat umum).
9. Disekitar lokasi pekerjaan yang berada ditempat umum, harus dilengkapi dengan pagar
pengaman yang memadai.
10. Untuk pekerjaan malam hari dilengkapi dengan lampu penerangan.

4. Pekerjaan Tanah peninggian lantai dipadatkan

Metoda pelaksanaan sebagai berikut :


1. Seting out lokasi urugan oleh surveyor bersama dengan konsultan supervisi.
2. Selected material untuk timbunan yang telah disetujui.
3. Permukaan tanah yang akan ditimbun dengan tanah urug harus dibersihkan dari kotoran,
sampah dan material lain. Juga harus dibersihkan dari genangan air atau Tanah yang
terlalu basah.

68
4. Untuk material timbunan yang kami datangkan dari luar maka sebelumnya telah
ditentukan dan disetujui dan ditransport kesite menggunakan dump truck dengan jumlah
yang cukup jika jarak angkut lebih dari 1 km.
5. Material tanah urug yang dihampar dengan ketebalan 20 – 30 cm lapis demi lapis
dipadatkan.
6. Lapisan tanah urug harus dipadatkan dengan alat pemadatan atau stamfer untuk mencapai
kepadatan yang direncanakan.
7. Setelah tebal dan kepadatan urugan tanah urug tercapai, dilanjutkan dengan pekerjaan
selanjutnya.
8. Clean Construction
9. Material pekerjaan ditampung di stock yard area dan dibawa secukupnya ke lokasi
pekerjaan. Material yang dibawa dari stock yard area ke lokasi pekerjaan merupakan
material yang akan digunakan untuk bekerja selama 1 hari.
10. Tidak diperkenankan menaruh material pekerjaan di lokasi-lokasi yang sering dilalui
orang (tempat umum).
11. Disekitar lokasi pekerjaan yang berada ditempat umum, harus dilengkapi dengan pagar
pengaman yang memadai.
12. Untuk pekerjaan malam hari dilengkapi dengan lampu penerangan.

III. PEKERJAAN PASANGAN


1. Pekerjaan Pasangan Batu Kosong

Metoda pelaksanaan sebagai berikut :

2. Batu kosong yang dipergunakan adalah batu sungai yang dibelah dan tidak porous dan
bersih dan besarnya tidak lebih dari 30 cm.
3. Pemecahan batu harus dilakukan di luar batas bowplank bangunan.
4. Batu kali yang dipergunakan adalah batu kali yang dibelah atau batu gunung yang keras
dan tidak porous dan bersih dan besarnya tidak lebih dari 30 cm.
5. Tidak dibenarkan menggunakan batu kali bulat atau batu endapan. Pemecahan batu
harus dilakukan diluar batas bouwplank bangunan.
6. Pondasi dialasi dengan pasir urug yang bersih dan tidak mengandung benda yang lebih
besar dari 1,5 cm dengan ketebalan sesuai dengan gambar kerja, kemudian disiram
dengan air secukupnya.
7. Pasangan batu kosong dipasang denganketebalan sesuai gambar kerja kemudian diisi
dengan pasir dan disiram dengan air sampai semua celah – celah antara batu yang satu
dengan yang lain terisi penuh dengan pasir.
8. Batu kosong terpasang padat.

2. Pekerjaan Pasangan Batu Kali


Metoda pelaksanaan dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Pengukuran lokasi
2. Pembuatan Shop Drawing
3. Batu yang dipakai adalah batu pecah dengan ukuran 15 – 20 cm.
69
4. Penyiapan spesi batu kali dengan campuran 1 pc : 5 ps yang dicampur dengan
menggunakan molen untuk mendapatkan campuran yang homogen.
5. Pemasangan batu kosong tanpa spesi dengan ketebalan sesuai dengan gambar
6. Dipasang sesuai dengan gambar pelaksanaan / shop drawing.
7. Muka batu dipasang sebagai permukaan luar pasangan.
8. Clean Construction
9. Material pekerjaan ditampung di stock yard area dan dibawa secukupnya ke lokasi
pekerjaan. Material yang dibawa dari stock yard area ke lokasi pekerjaan merupakan
material yang akan digunakan untuk bekerja selama 1 hari.

IV. PEKERJAAN BETON

1. Pekerjaan Beton Rabatan


Metode pelaksanaannya adalah :

1.Menyiapkan semua peralatan, bahan yang digunakan sesuai spesifikasi teknis


2. Pemasangan begisting sesuai dengan yang disyaratkan dengan selalu memperhatikan
kekuatan dan kekokohan pasangan begesting

3. Sebelum pengecoran beton dilakukan, semua tempat dibersihkan dari kotoran – kotoran
yangmutu
dapatdan
Pengecoran
memperhatikan
dengan mengganggu
beton struktur
jumlah
kualitas kekuatan
disertai
getaran
sesuai beton.
setiappemadatan
komponendengan
beton.menggunakan
untuk beton vibrator
memakaidengan
beton
4. Pelaksanaan pekerjaan ini kami perkirakan akan kami kerjakan selama 1 minggu
dimulai setelah pondasi batu kali selesai dikerjakan.
5. Clean Construction
6. Material pekerjaan ditampung di stock yard area dan dibawa secukupnya ke lokasi
pekerjaan. Material yang dibawa dari stock yard area ke lokasi pekerjaan merupakan
material yang akan digunakan untuk bekerja selama 1 hari.
7. Tidak diperkenankan menaruh material pekerjaan di lokasi-lokasi yang sering dilalui
orang (tempat umum).
8. Disekitar lokasi pekerjaan yang berada ditempat umum, harus dilengkapi dengan pagar
pengaman yang memadai.
9. Untuk pekerjaan malam hari dilengkapi dengan lampu penerangan.

2. Pekerjaan Beton struktur


Metode pelaksanaannya adalah :

1. Untuk pekerjaan ini bahan yang kami pakai kwalitas terbaik dengan campuran sesuai
dengan mix design mutu beton f’c 16,9 Mpa.
2. Untuk teknis pelaksanaan akan kami sesuaikan dengan gambar.
3. Pemasangan Begesting selalu memperhatikan kekuatan dan kekokohan begesting.
4. Setelah begesting dipasang selanjutnya dilakukan pemasangan pembesian sesuai
dengan ketentuan.besi yang dipasang telah mendapat persetujuan dari pihak pengawas
dan pemilik proyek.
5. Untuk Pencampuran beton menggunakan molen untuk mendapatkan hasil campuran
yang homogen.

70
6. Pekerjaan beton dikerjakan sesuai dengan gambar kerja baik level maupun
kemiringannya. Yang kami perhatikan betul untuk pekerjaan beton adalah bahan beton
semen, pasir, koral dan campuran beton harus sesuai dengan spesifikasi yang
disyaratkan, sehingga mutu yang didapat sesuai dengan yang diharapkan.
7. Clean Construction
8. Material pekerjaan ditampung di stock yard area dan dibawa secukupnya ke lokasi
pekerjaan. Material yang dibawa dari stock yard area ke lokasi pekerjaan merupakan
material yang akan digunakan untuk bekerja selama 1 hari.
9. Tidak diperkenankan menaruh material pekerjaan di lokasi-lokasi yang sering dilalui
orang (tempat umum).
10. Disekitar lokasi pekerjaan yang berada ditempat umum, harus dilengkapi dengan pagar
pengaman yang memadai.
11. Untuk pekerjaan malam hari dilengkapi dengan lampu penerangan.

V. PEKERJAN KUSEN, DAUN PINTU DAN JENDELA


yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

1. Pekerjaan Kusen dan daun Pintu kayu


2. Pekerjaan Kusen dan Daun Pintu Aluminium

Metode pelaksanaannya adalah :


1. Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, peralatan,
personil kerja pekerjaan dimulai.
2. Menyediakan alat-alat keselamatan K3 dan rambu-rambu peringatan
3. Pemilihan ukuran dan jenis bahan kayu,aluminium dengan gambar rencana.
4. Pabrikasi kusen, pintu dan jendela sesuai gambar rencana.
5. Pengiriman kelapangan disesuaikan dengan jadwal perencanaan pengadaan bahan di
proyek.
6. Melindungi kusen yang telah dipasang dengan pembungkus.
7. Pemasangan kusen dipasang kuat dan kokoh terhadap tembok
8. Daun pintu dan jendela dipasang setelah finishing lantai selesai dikerjakan.

9. Clean Construction
10. Material pekerjaan ditampung di stock yard area dan dibawa secukupnya ke lokasi
pekerjaan. Material yang dibawa dari stock yard area ke lokasi pekerjaan merupakan
material yang akan digunakan untuk bekerja selama 1 hari.
11. Tidak diperkenankan menaruh material pekerjaan di lokasi-lokasi yang sering dilalui
orang (tempat umum).
12. Disekitar lokasi pekerjaan yang berada ditempat umum, harus dilengkapi dengan pagar
pengaman yang memadai.

71
VI. PEKERJAAN PLAFON
yang termasuk dalam pekerjaan plafon adalah sebagai berikut
1. Pekerjaan Plafon Gypsum 9 mm Rangka Hollow
2. Pekerjaan Pasangan List Plafon Gypsum
3. Pekerjaan Plafon Expose rotan + plywood

Metode pelaksanaannya adalah :

1. Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, peralatan,


personil kerja pekerjaan dimulai.
2. Menyediakan alat-alat keselamatan K3 dan rambu-rambu peringatan

3. Pengukuran level plafond dilakukan oleh surveyor setelah pekerjaan plesteran selesai dan
telah mendapat persetujuan dari Direksi.
4. Pemasangan rangka plafond sesuai dengan gambar dan spesifikasi bahan yang dipakai
sesuai dengan gambar pelaksanaan.

5. Pemasangan plafond dan list plafond serta finishingnya.


6. Clean Construction
7. Material pekerjaan ditampung di stock yard area dan dibawa secukupnya ke lokasi
pekerjaan. Material yang dibawa dari stock yard area ke lokasi pekerjaan merupakan
material yang akan digunakan untuk bekerja selama 1 hari.
8. Tidak diperkenankan menaruh material pekerjaan di lokasi-lokasi yang sering dilalui orang
(tempat umum).
9. Disekitar lokasi pekerjaan yang berada ditempat umum, harus dilengkapi dengan pagar
pengaman yang memadai.
10. Untuk pekerjaan malam hari dilengkapi dengan lampu penerangan

VII. PEKERJAAN KAP DAN ATAP

1. Konstruksi Baja Ringan :


Metode pelaksanaannya adalah :

a. Kuda-kuda Baja ringan dipasang sesuai dengan gambar rencana.


b. Type Screw/Mur dan baut menggunakan selft drilling screw (SDS).
c. Pemasangan reng antar reng (jarak) dari profil baja ringan menyesuaikan bahan
penutup atap yang dipakai, Pemasangan reng berdasarkan kepada tarikan benang
diagonal, vertical dan horizontal untuk mendapatkan bidang atap yang rata.
d. Pemasangan lisplang/kolong agar kemiringan kolong mengikuti gambar.
e. Pemasangan atap mulai dari kanan bawah dan harus diperhatikan detail interlacking

2. Konstruksi Kuda-kuda kayu expose :


a. Lambang, Pemade, Pemucu, Dedeleg, usuk (iga-iga) dari kayu dipasang sesuai
dengan gambar rencana.
b. Sambungan kayu menggunakan mur dan baut, untuk memaku usu dan reng
dugunakan paku sesuai dengan kebutuhan

72
c. Pemasangan reng antar reng (jarak) dari kayu menyesuaikan bahan penutup atap yang
dipakai, Pemasangan reng berdasarkan kepada tarikan benang diagonal, vertical dan
horizontal untuk mendapatkan bidang atap yang rata.
d. Pemasangan lisplang/kolong agar kemiringan kolong mengikuti gambar.
e. Pemasangan atap mulai dari kanan bawah dan harus diperhatikan detail interlacking

3. Pekerjaan Penutup Atap

Metode Pelaksanaan :
1. Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, peralatan,
personil kerja pekerjaan dimulai.
2. Menyediakan alat-alat keselamatan K3 dan rambu-rambu peringatan
3. Setelah seluruh kuda-kuda baja terpasang dengan benar (setting) dilanjutkan dengan
pemasangan penutup atap yaitu menggunakan bahan sesuai dengan spesifikasi teknis.
dilanjutkan pemasangan listpang, pasangan spandek dan reng Topspan
4. Sebelum penutup atap dipasang, semua kemiringan atap dan kelurusan akhiran reng serta
kuda-kuda diperiksa ulang, karena kalau kemiringan reng dan kuda-kuda tidak sama
mengakibatkan genangan air.
5. Pasang penutup atap pada posisi di atas reng, kemudian dilanjutkan pemasangan nok atap.
6. Yang perlu diperhatikan dalam pemasangan penutup atap adalah jarak reng sesuai dengan
aturan yang telah ditentukan (sesuai dengan ukuran spesifikasi bahan penutup atap).
7. Clean Construction
8. Material pekerjaan ditampung di stock yard area dan dibawa secukupnya ke lokasi
pekerjaan. Material yang dibawa dari stock yard area ke lokasi pekerjaan merupakan
material yang akan digunakan untuk bekerja selama 1 hari.
9. Tidak diperkenankan menaruh material pekerjaan di lokasi-lokasi yang sering dilalui orang
(tempat umum).
10.Disekitar lokasi pekerjaan yang berada ditempat umum, harus dilengkapi dengan pagar
pengaman yang memadai.
11. Untuk pekerjaan malam hari dilengkapi dengan lampu penerangan.
material pelengkap adalah terpal digunakan untuk menutup atap pada saat pengerjaan pada
setiap selesai pekerjaan setiap harinya agar ditutup dengan terpal untuk melindungi bagian
gedung dari air hujan

73
VIII. PEKERJAAN MEP

1. PEKERJAAN LISTRIK
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pemasangan instalasi listrik dan arnaturnya sesuai dengan
spesifikasi teknis.Pekerjaan listrik meliputi :
1. Pek. kabel NYY 4x10 mm2 dari Panel induk ke Panel
2. Pekerjaan Pemasangan Panel Listrik 40x50x20 cm
3. Pek. Pemasangan Kabel NYY 3x2.5 mm
4. Pekerjaan Instalasi Titik Lampu
5. Pekerjaan Instalasi Titik Stop Kontak
6. Pemasangan Armatur Saklar Tunggal
7. Pemasangan Armatur Saklar Ganda
8. Pas. Led Downlight 4" 7 Watt Philips Smart Bright
9. Pasangan Lampu Patro Dinding SA-102 Kaca Es
10. Pekerjaan Pasangan Lampu Sorot Type 17341
Metode Pelaksanaan :
1. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan sanitair.
2. Approval material yang akan digunakan.
3. Persiapan lahan kerja.
4. Pelaksanaan pekerjaan pemasangan listrik dan asseccoriesnya dapat dikerjakan setelah
pekerjaan plafon selesai dikerjakan
5. Beri tanda (marking area) untuk penempatan posisi titik lapu, saklar dan stop kontak.
6. Pastikan posisi titik lampu, saklar dan stop kontak sudah terpasang sesuai dengan gambar
kerja.
7. Pasang alat listrik pada posisi yang telah diberi tanda.
8. Proteksi alat listrik yang sudah terpasang.
9. Untuk testing pada pekerjaan listrik adalah test fungsi instalasi listrik..
10. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini pekerja diwajibkan untuk menerapkan K3 memakai
sepatu boot, helm dan slop tangan untuk menghindari tangan dan kaki dari terkena alat
pemasangan instalasi listrik.
11. Pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik ini menggunakan prinsip kebersihan / clean
construction, membersihkan,membuang atau mengumpulkan sisa2 bekas material yang
tidak dipakai agar tidak mengakibatkan mengganggu lalu lalang pekerja dan tidak
menghambat pekerjaan yang lain
12. Clean Construction
13. Material pekerjaan ditampung di stock yard area dan dibawa secukupnya ke lokasi
pekerjaan. Material yang dibawa dari stock yard area ke lokasi pekerjaan merupakan
material yang akan digunakan untuk bekerja selama 1 hari.

74
14. Tidak diperkenankan menaruh material pekerjaan di lokasi-lokasi yang sering dilalui
orang (tempat umum).
15. Disekitar lokasi pekerjaan yang berada ditempat umum, harus dilengkapi dengan pagar
pengaman yang memadai.
16. Untuk pekerjaan malam hari dilengkapi dengan lampu penerangan.
Perencanaan Waktu Pelaksanaan Pekerjaan Listrik direncanakan selama 2 Minggu
2. PEKERJAAN PLUMBING /SANITAIR
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pemasangan alat alat sanitair sesuai dengan spesifikasi teknis.
Pekerjaan ini meliputi :
1. Pekerjaan Pasangan Kloset Duduk Toto CW 421 JW
2. Pekerjaan Pasangan Jet Washer Toto
3. Pekerjaan Pas. Meridian Bath Shower + Faucet Bs -MV1902
4. Pekerjaan bak zing single Royal
5. Pekerjaan Pasangan Floor Drain " TOTO TypeTx 1 Bv 1
6. Pekerjaan Psangan Kran Bak zing Toto TX609K
7. PekerjaanPasangan Pipa PVC 4"
8. PekerjaanPasangan Pipa PVC 3"
9. PekerjaanPasangan Pipa PVC 1"
10. PekerjaanPasangan Pipa PVC 3/4"
11. PekerjaanPasangan Pipa PVC 1/2"
12. Pekerjaan Septictank

Metode Pelaksanaan :
1. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan sanitair.
2. Approval material yang akan digunakan.
3. Persiapan lahan kerja.
4. Pelaksanaan pekerjaan pemasangan sanitair dan asseccoriesnya dapat dikerjakan
bersamaan dengan pekerjaan pengecatan atau pada saat bangunan pada tahap
penyelesaian untuk serah terima, hal ini dilakukan untuk menjaga alat-alat sanitair
tersebut tidak rusak/hilang sebelum bangunan digunakan.
5. Beri tanda (marking area) untuk penempatan posisi alat sanitair.
6. Pastikan posisi titik inlet untuk connect ke alat sanitair sudah terpasang sesuai dengan
gambar kerja.
7. Untuk inlet berupa drat, penyambungan terlebih dahulu menggunakan seal tape.
8. Pasang alat sanitary pada posisi yang telah diberi tanda.
9. Proteksi alat sanitair yang sudah terpasang.
10. Untuk testing pada pekerjaan sanitair adalah test fungsi alat sanitair..

75
11. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini pekerja diwajibkan untuk menerapkan K3 memakai
sepatu boot, helm dan slop tangan untuk menghindari tangan dan kaki dari terjepit alat
alat sanitary.
12. Pelaksanaan pekerjaan sanitary ini menggunakan prinsip kebersihan / clean construction,
membersihkan,membuang atau mengumpulkan sisa2 bekas material yang tidak dipakai
agar tidak mengakibatkan mengganggu lalu lalang pekerja dan tidak menghambat
pekerjaan yang lain
13. Clean Construction
14. Material pekerjaan ditampung di stock yard area dan dibawa secukupnya ke lokasi
pekerjaan. Material yang dibawa dari stock yard area ke lokasi pekerjaan merupakan
material yang akan digunakan untuk bekerja selama 1 hari.
15. Tidak diperkenankan menaruh material pekerjaan di lokasi-lokasi yang sering dilalui
orang (tempat umum).
16. Disekitar lokasi pekerjaan yang berada ditempat umum, harus dilengkapi dengan pagar
pengaman yang memadai.
17. Untuk pekerjaan malam hari dilengkapi dengan lampu penerangan.

IX. PEKERJAAN PENGECATAN


1. Pekerjaan Pengecatan
Metode Pelaksanaan :
1. Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, peralatan,
personil kerja pekerjaan dimulai.
2. Menyediakan alat-alat keselamatan K3 dan rambu-rambu peringatan
3. Aplikasi pengecatan dengan menggunakan roll dan untuk bagian sudut menggunakan
kuas.
4. Pastikan dahulu permukaan dinding dalam keadaan kering tidak lembab.
5. Proteksi area kerja dengan plastic terutama untuk menghindari tumpahan cat.
6. Permukaan dinding dibersihkan dahulu sebelum di cat, yaitu dengan diampelas, sikat
kawat atau gurinda jenis mangkok (bila ada plesteran + aci yang tidak rata).
7. Setelah permukaan dinding bersih, diberi lapisan plamir dinding supaya pori-
pori/lubang-lubang kecil dan retak-retak halus tertutup.
8. Setelah plamir kering, permukaan dinding diampelas lagi agar mendapatkan permukaan
yang bersih/halus.
9. Selanjutnya permukaan dinding diberi lapisan dasar sealer (untuk pengikat cat).
Apabila setelah disealer timbul retak rambut, maka dilakukan plamir ulang dan
diampelas.

76
10. Untuk dinding luar terlebih dahulu diberi lapisan alkali untuk anti jamur/lumut.
Kemudian dilakukan pengecatan finish untuk dinding minimal 2 (dua) lapis dengan
menggunakan cat dinding.
11. Pengulangan cat dilakukan setelah lapisan cat sebelumnya telah kering.
Clean Construction
12. Material pekerjaan ditampung di stock yard area dan dibawa secukupnya ke lokasi
pekerjaan. Material yang dibawa dari stock yard area ke lokasi pekerjaan merupakan
material yang akan digunakan untuk bekerja selama 1 hari.
13. Tidak diperkenankan menaruh material pekerjaan di lokasi-lokasi yang sering dilalui
orang (tempat umum).

14. Disekitar lokasi pekerjaan yang berada ditempat umum, harus dilengkapi dengan pagar
pengaman yang memadai.
15. Untuk pekerjaan malam hari dilengkapi dengan lampu penerangan

2 .Pekerjaan Polituran Kayu


Metode Pelaksanaan :
1. Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, peralatan,
personil kerja pekerjaan dimulai.
2. Menyediakan alat-alat keselamatan K3 dan rambu-rambu peringatan
3. Aplikasi Polituran dengan menggunakan compresor dan untuk bagian sudut
menggunakan kuas.
4. Pastikan dahulu permukaan kusen pintu dan jendela dalam keadaan kering tidak
lembab.
5. Proteksi area kerja dengan plastic terutama untuk menghindari tumpahan cat.
6. Permukaan kusen pintu dan jendela dibersihkan dahulu sebelum di politur, yaitu dengan
diampelas.
7. Setelah permukaan bersih, bagaian yang terdapat retak dan berpori didempul terlebih
dahulu.
8. Setelah dempul kering, permukaan kayu diampelas lagi agar mendapatkan permukaan
yang bersih/halus.
9. Selanjutnya permukaan kayu diberi lapisan dasar, setelah itu kering dilanjutkan dengan
polituran agar mendapatkan hasil yang maksimal.
10. Pengulangan cat dilakukan setelah lapisan cat sebelumnya telah kering.
11. Material pekerjaan ditampung di stock yard area dan dibawa secukupnya ke lokasi
pekerjaan. Material yang dibawa dari stock yard area ke lokasi pekerjaan merupakan
material yang akan digunakan untuk bekerja selama 1 hari.

77
12. Tidak diperkenankan menaruh material pekerjaan di lokasi-lokasi yang sering dilalui
orang (tempat umum).
13. Disekitar lokasi pekerjaan yang berada ditempat umum, harus dilengkapi dengan pagar
pengaman yang memadai.
14. Untuk pekerjaan malam hari dilengkapi dengan lampu penerangan
Perencanaan Waktu Pelaksanaan pekerjaan polituran selama 4 minggu

X. PASANGAN PAVING
Metode Pelaksanaan :
Urain Pekerjaan Pasangan Paving sebagai berikut :
1. Pembongkaran Paving lama.
2. Pemadatan Tanah bekas bongkaran paving
3. Cek elevasi agar sesuai dengan rencana dan pasang acuan benang lurus kearah sumbu
X pada kedua sisi bidang dan memotongkannya terhadap benang searah sumbu Y yang
terpasang dikedua sisi dengan berpedoman terhadap garis marking yang telah
dipersiapkan.
4. Tentukan dan pastikan awal pemasangan, pertemuan dari tepi ke tepi pasangan dan
dilanjutkan dengan membuat kepala / kop pasangan.
5. Bahan seperti pasir, semen dan air adukan untuk pekerjaan plesteran mengikuti
ketentuan yang digunakan dalam pekerjaan beton.
6. Sebelum dipasang paving harus dipilih paving dalam keadaan baik.
7. Naat keramik harus lurus, lebar rata tidak lebih dari 5 mm dan segera disi pasir
8. ratakan permukaan paving dengan mini roller
9. Bersihkan bidang pasangan paving sehingga tampak rapi, dan bersih.

XI. PEKERJAAN PASANGAN BATU SIKAT

Metode Pelaksanaan :
1. Tempat yang akan dipasang batu sikat harus dibersihkan terlebih dahulu
2. kemudian dicari level pemasangan batu sikat agar air halaman dapat mengalir dengan
baik
3. pastikan landasan dipasang batu sikat dalam keadaan padat
4. kemudian disiram dengan air secara meratan
5. pasang benang untuk ketinggian level batu sikat
6. tebar adonan agregat pasir dan semen kemudian ditebar batu sikat
7. ratakan batu dengan papan dengan cara diketok ketok
8. tunggu sampai setengah kering baru semen yang menutupi batu disikat dengan air
bersih
9. jaga kelembaban permukaan pasangan agar tidak terlalu kring sehingga bisa pecah
pecah
10. kemudian dilakukan pembersihan akhir dengan sepon dan air bersih
11. Papan lisplang harus sudah diserut dan diamplas dengan baik sebelum dipasang.

78
XII. PEKERJAAN BATU ALAM

Metode Pelaksanaan :
1. Melakukan pengukuran untuk menentukan dan menandai (marking) lokasi yang akan
dipasang batu batu adesit, batu candi dan batu tulungagung sesuai dengan gambar
rencana;
2. Permukaan dinding dibersihkan dari kotoran/debu dan disiram terlebih dahulu sebelum
ditebar adukan pasangan batu adesit, batu candi dan batu tulungagung;
3. Pasang benang untuk bantuan mendapatkan pasangan permukaan dinding batu adesit ,
batu candi dan batu tulungagung yang rata dan garis siar/nat yang lurus;
4. Buat adukan untuk melekatkan batu adesit, batu candi dan batu tulungagung;
5. Rendam batu adesit, batu candi dan batu tulungagung terlebih dahulu dalam air;
6. Buat kepalaan pemasangan batu adesit, batu candi dan batu tulungagung yang nantinya
dijadikan acuan untuk pemasangan berikutnya;
7. Kemudian lekatkan batu adesit, batu candi dan batu tulungagung selanjutnya pada
permukaan dinding dengan acuan pasangan kepalaan batu yang telah dibuat;
8. Tekan dengan tangan atau pukul dengan palu karet agar mendapatkan permukaan
pasangan batu Batu adesit, batu candi dan batu tulungagung yang rata;
9. Batu Adesit, batu candi dan batu tulungagung dipasang pada dinding sampai dengan
ketinggian yang direncanakan;
10. Cek dengan waterpass untuk kerataan pemasangan batu Adesit, batu candi dan batu
tulungagung;
11. Setelah pemasangan batu Adesit, batu candi dan batu tulungagung selesai, biarkan
beberapa saat untuk mengeluarkan udara yang ada dalam pasangan batu adesit, batu
candi dan batu tulungagung. Setelah itu baru dilanjutkan dengan perapian/finish garis
siar/nat;
12. Pekerjaan terakhir adalah pembersihan permukaan pasangan batu adesit, batu candi dan
batu tulungagung
13. tahap akhir semua permukaan pasangan batu Adesit, batu candi dan batu tulung agung di
beri lapisan cotting

79
BAB V

SPESIFIKASI

JABATAN KERJA KONTRUKSI

Supaya pengerjakan Proyek bisa berjalan dengan baik dan hasil sesuai yang direncanakan
maka diperlukan tenaga ahli dan juga tenaga terampil dibidangnya. Tenaga Ahli dan Tenaga
Teramplil yang ditugas harus seudah berpengalaman di bidangnya masing – masing dan harus
memiliki SKA ( Surat Keahlian ) untuk Tenaga Ahli dan SKT ( Surat Keterangan Terampil ) yang
dikeluarkan oleh LPJK serta Asosiasi tenaga ahli dan terampil serta dapat menunjukkan surat keahlian
dan terampil yang dimiliki saat ditugas.

Personil yang diperlukan/dipersyaratkan dalam pengerjaan proyek Penataan Halaman, Post


Satpam, Hutan Gedung Rektorat Universitas Udayana adalah sebagai berikut :

1. Project Manager

Project Manager adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perencanaan teknis dan
pengendalian oprasional.
Tugas dan tanggung jawab:
a. Membuat Perencanaan Kegiatan Operasional Pelaksanaan Proyek
1. menyusun bahan / materi rencana mutu proyek sesuai bagiannya.
2. Menyiapkan detail materi penyusunan rencana anggaran proyek.
3. Menyusun schedule bulanan dan mingguan berdasarkan master schedule kontrak
kerja.
4. Merencanakan kebutuhan SDM dan teknologi.
5. Merencanakan penggunaan material dan peralatan.
6. Merencanakan metoda kerja /sistem pelaksanaan bersama
dengan Engineering, bagian Mechanical Electrical dan Nominaterd Sub Contactor
(NSC).Mengusulkan pengembangan karyawan melalui pendidikan dan pelatihan.

b. Mengatur Kegiatan Operasional Pelaksanaan Proyek


1. Memimpin / mengarahkan secara langsung para Subkontraktor, Mandor dan
Pelaksana proyek untuk memenuhi persyaratan biaya, mutu, waktu, dan safety
yang telah disepakati.
2. Melakukan koordinasi dengan bagian lain (internal) terkait untuk kelancaran
pelaksanaan proyek.
3. Melakukan koordinasi dengan GA (General Affair) terkait dengan urusan umum.
4. Melakukan koordinasi dengan MR (Management Representatif) terkait audit.
5. Melakukan koordinasi dengan Cost Control terkait dengan optimalisasi keuntungan
proyek.
6. Melakukan koordinasi dengan Safety terkait dengan K3.
7. Melakukan koordinasi dengan Owner / Konsultan terkait pelaksanaan proyek.
8.Melakukan koordinasi dengan Suplier / Subkontraktor terkait kelancaran
pelaksanaan proyek.

80
9. Melakukan koordinasi dengan Logistik dan Mekanik yang terkait dengan material
dan peralatan.
10. Melakukan koordinasi dengan Quality Control terkait dengan mutu pekerjaan.

c. Melaksanakan Kegiatan Operasional Pelaksanaan Proyek


1. Memproses detail Berita Acara tagihan.
2. Menyusun detail / materi progress claim untuk disetujui oleh Project Manager dan
Pemberi Tugas.

3. Mendistribusikan shopdrawing ke setiap Supervisor.


4. Memastikan pelaksanaan kerja sehari-hari di lapangan sesuai jadual yang dibuat.
5. Mengendalikan pelaksanaan biaya proyek guna mencapai target biaya, mutu, waktu
dan safety.
6. Menyetujui nilai progres pekerjaan Mandor yang diajukan oleh Chief Supervisor /
Supervisor.
7. Mengendalikan sumber daya dalam pelaksanaan proyek.
8. Melakukan perbaikan sesuai dengan kebutuhan pelanggan (pemilik proyek /
konsultan).
9. Melaksanakan, mensosialisasikan, mengembangkan dan mengendalikan penerapan.
10. peraturan tata tertib, sistem dan prosedur proyek.
11. Memastikan bahwa aset yang ada di proyek terpelihara dengan baik, termasuk
memastikan alat ukur yang dipakai telah dikalibrasi, ditera dan diverifikasi.
12. Memfasilitasi kegiatan audit di proyek.
13. Membuat laporan kegiatan proyek.
14. Menyiapkan detail materi laporan bulanan bersama Project Manager.
15. Memotivasi, mengarahkan dan membina bawahan untuk mencapai sasaran.
16. Melaksanakan pengembangan karyawan dan peningkatan disiplin kerja bawahan.
17. Mengusulkan perubahan status karyawan (rotasi, mutasi, promosi, sanksi dan
demosi) sejauh wewenang yang dimiliki.
18. Melaksanakan tugas lain terkait pekerjaan yang diberikan oleh atasan.
19. Melaksanakan Prosedur sesuai SMM ISO 9001: 2008 & OHSAS.
20. Memastikan keselamatan kerja dan kebersihan lingkungan kerja selama
pelaksanaan.

d. Mengontrol Pelaksanaan Operasional Pelaksanaan Proyek


1. Memastikan tersedianya tenaga kerja, material dan alat yang memadai.
2. Memastikan tersedianya gambar kerja untuk dilaksanakan oleh mandor /
Subkontraktor.
3. Memastikan tersedianya dana pembayaran upah / opname mandor.
4. Memastikan pelaksanaan pekerjaan sesuai IK (Instruksi Kerja) yang berlaku.
5. Memastikan keselamatan kerja selama pelaksanaan proyek.
6. Menganalisa hasil kegiatan pelaksanaan proyek untuk melihat kesesuaian antara
rencana dan realisasinya.
7. Mengontrol penggunaan peralatan safety dan peralatan surveyor.

81
8. Mengontrol pelaksanaan pekerjaan Subkontraktor / NSC (Nominaterd Sub
Contactor).
9. mengevaluasi kinerja Subkont berdasarkan hasil kerja di lapangan untuk masukan
kepada Logistic.
10. Menganalisa kebutuhan dan pemakaian material maupun peralatan.
11. Mengontrol personil / SDM proyek serta disiplin kerja bawahan.

Project Manager yang dibutuhkan dalam pekerjaan Penataan Halaman, Pos Satpam, Hutan
Gedung Rektorat adalah Project Manager dengan SKA (Sertfikat Keahlian Kerja)
Manajemen Proyek, Kualifikasi Utama, pendidikan minimal S1 Teknik Sipil/Arsitektur
dan pengalaman 4 tahun. Tenaga yang dibutuhkan sebanyak 1 orang.

2. Site Manager

Manager Teknik adalah merupakan pembantu tugas Project Manager yang memiliki tugas
dalam perencanaan teknis dan material yang meliputi menyediakan seluruh shop drawing,
membuat perhitungan konstruksi yang diperlukan, menentukan spesifikasi data teknis
bahan dan volume pekerjaan. Selain itu, juga membuat metode pelaksanaan yang
diperlukan oleh proyek dan waktu kerja yang diperlukan.
Untuk itu Mereka dipekerjakan untuk mempersiapkan site sebelum dimulainya pekerjaan
konstruksi (untuk menetapkan site dan fasilitas mengatur), untuk merencanakan proyek dan
memastikan bahwa mereka memenuhi spesifikasi yang disepakati, anggaran dan rentang
waktu dan untuk mengawasi pekerjaan bangunan.
Site Manager bertugas memberikan bantuan dan pertimbangan teknis kepada project
manager dan site manager terhadap masalah teknis yang dihadapi dilapangan, serta
mengawasi pekerjaan pada bidang masing-masing dilapangan Memahami gambar desain
dan spesifikasi teknis sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan di lapangan.
Mampu Mengkoordinir pembuatan master schedule dan breakdown aktivitas bulanan dan
mingguan.
Mampu Mengkoordinir penentuan schedule material dan persetujuan material dari owner.
Mampu Mengkoordinir pembuatan shop drawing.
Mampu Memaksimalkan kemungkinan pemanfaatan value engineering (VE).
Mampu Mengkoordinir pembuatan laporan progres pelaksanaan proyek secara periodik.

82
Pada Pekerjaan Pembangunan Renovasi Atap Gedung Widyasabha Universitas Udayana yang
dibutuhkan adalah sebagai berikut :
Site Manager
Site Manager dengan SKA (Sertfikat Keahlian Kerja) Ahli Bangunan Gedung, Kualifikasi
Muda, pendidikan minimal S1 Teknik Sipil/Arsitektur berpengalaman minimal 3tahun dan
tenaga yang dibutuhkan sebanyak 1 orang.
3. Manajer Keuangan ( Administrasi & Keuangan )
Manajer Keuangan ( Administrasi & Keuangan ) seseorang yang ditugasi untuk mengurus dan
menyelesaikan kegiatan proyek yang bersifat umum, administratif, keuangan, menyiapkan
berita acara lapangan dan menyusun dokumentasi. Manajer Keuangan ( Administrasi &
Keuangan ) dibutuhkan S1 Akuntansi pengalaman 3 Tahun
4.Petugas K3
Petugas K3 yaitu seseorang yang ditugasi untuk mengatur tentang kesehatan dan keselamatan
kerja dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan. tugas dan tanggung jawabnya
adalah:
a. memberikan arahan pada semua tenaga kerja yang bekerja diproyek tentang bahaya yang
dapat ditimbulkan dari setiap item pekerjaan yang kan dilaksanakan
b. memberikan pengetahuan tentang cara menanggulangi bahaya yang mungkin
ditimbulkan oleh suatu item pekerjaan
c. menyiapkan Alat pelindung diri pada setiap pekerjan sebelum melakukan pekerjaaa
seperti, helm, rompi, sepatu, masker, sarung tangan dan lain-lainnya sesuai dengan
tingkat bahaya dari suatu pekerjaan
d. menyediakan kotak P3K yang berisikan obat pertolongan pertama pada kecelakaan kerja
e. menganalisis area yang berbahaya bagi pekerja dan menyiapkan tanda larangan,
peringatan dan pemberitahuan yang dijadikan acuan bagi para pekerja

Tabel. Daftar Personil Manajerial


No Jabatan SKA/SKT Kualifikasi Pendidikan Pengalaman Jumlah

1 Pelaksana SKT Pelaksana Bangunan STM/ SMK 2 Tahun 1 Orang


Struktur Gedung

SKA Ahli K3 Konstruksi S1 Teknik


2. Ahli K3 Muda 3 Tahun 1 Orang
Muda Sipil

83
Tabel Daftar Personil Pendukung
No Jabatan SKA/SKT Kualifikasi Pendidikan Pengalaman Jumlah

1 Manajer SKA ( Sertifikat Keahlian Utama S1 Teknik 4 Tahun 1 Orang


Pelaksanaan/ Kerja )Ahli Manajemen Sipil/Arsitek
Proyek Proyek ,

2. Site Manajer SKA ( Sertifikat Keahlian Utama S1 Teknik 3 Tahun 1 Orang


Kerja )Ahli Bangunan Sipil/Arsitek
Gedung Muda,

3. S1 3 Tahun 1 Orang
Administrasi & Akuntansi
keuangan Ijasah S1 Akuntansi
4. Pelaksana SKT Pelaksana Bangunan STM/ SMK 2 Tahun 1 Orang
Mekanikal Gedung

5. STM/SMK 2 Tahun 1 Orang


Juru Hitung SKT Juru Hitung Kuanitas
6. SKT Juru Gambar/ STM/SMK 2 Tahun 1 Orang
Juru Drafman Arsitekrur,Sipil
Gambar/Drafter dan mekanikal
7. SKT Juru Ukur/Teniksi STM/SMK 2 Tahun 1 Orang
Surveyor Survey Pemetaan
8. SMA/SMK 2 Tahun 1 Orang
Logistik Ijasah

84
PENUTUP

a. Pelaksana pekerjaan wajib menjaga lingkungan agar aktifitas pelaksanaan pekerjaan fisik
tidak mengganggu lingkungan setempat.
b. Setelah pembangunan selesai 100% gudang bahan dan semua sampah, bahan-bahan yang
tidak berguna harus dibersihkan. Pembersihan akhir dilaksanakan didalam atau diluar
bangunan supaya bersih dari kotoran dan sisa-sisa bahan lainnya.
c. Hal-hal lain yang tidak tercantum dalam bestek ini, tetapi merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan dari pekerjaan ini dan menurut peraturan yang berlaku hal tersebut harus
ada, pelaksana pekerjaan dianggap telah tahu dan harus mentaati serta wajib untuk
melaksanakanya sesuai petunjuk Direksi.
d. Persyaratan lain yang belum jelas akan diberikan pada waktu penjelasan dan peninjauan
lapangan.
e. Hal-hal yang belum jelas tentang Spesifikasi pekerjaan ini dapat ditanyakan kepada
perencana pada saat pelaksanaan pekerjaan

Menyetujui : Karangasem, 28 Juli 2020


PejabatPembuat Komitmen ( PPK ) Konsultan Perencana
Pengadaan Barang/ Jasa Konstruksi CV. Adindha Denaya Sesain
Universitas

I Gusti Ketut Ganda Putra,ST


LIE JASA Direktur
NIP. 19661218 199103 1 003

Mengesahkan :
Rektor Universitas Udayana
Kuasa Pengguna Anggaran

A.A. RAKA SUDEWI


NIP. 19590215 198510 2 001

85

Anda mungkin juga menyukai