Konsultan Perencana :
CV.KARYA DUTA BERSAMA
CONSULTANT ENGINEERING
Jalan Jamin Ginting Gang Sumber Dame No.14 Padang Bulan,
Medan, Sumut 20155
DAFTAR ISI
BAB I. ........................................................................................................5
BAB II ........................................................................................................7
Film negatif / soft copydan dokumentasi tersebut akan menjadi milik Pemberi
Tugas/Pengawas Lapangan dan tidak diijinkan membuat cetakan dari
negatif/softcopy tersebut tanpa persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas/Pengawas
Lapangan untuk diserahkan pada pihak-pihak lain.
Ukuran photo dokumentasi sekurang-kurangnya adalah ukuran postcard. Keterangan
yang menyebutkan kegiatan/macam pekerjaan dan tanggal pengambilan harus
disertakan untuk masing-masing gambar dokumentasi tersebut.
3.1. UMUM
Bahan-bahan yang akan digunakan pada pekerjaan ini harus mengggunakan
bahan-bahan dengan mutu terbaik dan sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan
dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) Teknis.
Standar yang digunakan adalah standard yang umum berlaku di Indonesia seperti SII
(Standar Industri Indonesia), NI, PBBI, PBI, SKSNI dan standar-standar lainnya yang
berlaku.
Standar-standar Internasional seperti ASTM dan JIS dapat dipergunakan sesuai
dengan keperluannya. Penggunaan standard-standard lain, harus mendapat
persetujuan dari Pemberi Tugas /Pengawas Lapangan sebelum digunakan.
3.2. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan persiapan meliputi mobilisasi dan demobilisasi peralatan, bahan dan
tenaga kerja yang diperlukan untuk memulai pelaksanaan pekerjaan.
Kontraktor diwajibkan untuk mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali
lokasi pekerjaan dengan menggunakan alat yang dapat dipertanggungjawabkan.
Kontraktor harus menyediakan alat ukur selama masa pelaksanaan dan apabila
perlu dilakukan pengukuran ulang.
Jika terjadi perbedaan antara gambar rencana dengan keadaan lapangan, pihak
kontraktor harus segera melaporkan kepada pemberi tugas / pengawas lapangan.
3.3. PEKERJAAN PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOWPLANK
Syarat-syarat-Pelaksanaan secara umum :
1. Pengukuran tapak Kembali.
a. Diwajibkan mengadakan pengukuran kembali lokasi pembangunan dengan
dilengkapi keterangan – keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak
pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat ang sudah diuji
kebenarannya.
b. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan
ang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada (konsultan pengawas) untuk
dimintakan keputusannya.
c. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
waterpass/theodolite yang ketepatanya dapat dipertanggung jawabkan.
3.4. PEKERJAAN GEDUNG KANTOR, GUDANG, POS JAGA ,LAPANGAN PARKIR, PAGAR DAN
LANDSCAPE
Pekerjaan Tersebut Diatas terdiri dari :
a. Pekerjaan Tanah
b. Pekerjaan Pondasi dan Beton
c. Pekerjaan Dinding
d. Pekerjaan Lantai
e. Pekerjaan Langit-Langit
f. Pekerjaan Atap
g. Pekerjaan Instalasi Listrik
h. Pekerjaan Pasangan Kusen Jendela dan Pintu
i. Pekerjaan Pengecatan
PERSIAPAN PENGECORAN
1. Sebelum pengecoran dimulai, semua bagian-bagian yang akan dicor harus bersih
dan bebas dari kotoran-kotoran dan bagian beton yang lepas. Bagian-bagian
yang akan ditanam dalam beton harus sudah terpasang (pipa-pipa untuk
instalasi listrik, plumbing dan perlengkapan-perlengkapan lain).
2. Cetakan atau pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harus
dibasahi dengan air sampai jenuh dan tulangan harus sudah terpasang dengan
baik. Bidang-bidang beton lama yang akan dicor harus dibuat kaar terlebih
dahulu dan kemudian dibersihkan dari segala kotoran yang lepas.
3. Sesaat sebelum beton dicor, maka bidang-bidang tersebut harus disapu dengan
spesi mortar dengan susunan yang sama seperti adukan beton dan air harus
dibuang dari semua bagian-bagian yang akan dicor.
4. Kontraktor harus tetap menjaga kondisi bagian-bagian tersebut sampai ijin
pengecoran diberikan oleh Konsultan Pengawas.
PEMADATAN BETON
1. Kontraktor bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan guna pengangkutan
penuangan beton dengan kekentalan secukupnya agar didapat beton yang padat
tanpa perlu penggetaran secara berlebih.
2. Pemadatan beton seluruhnya harus dilaksanakan dengan “Mechanical Vibrator”
dan dioperasikan oleh orang yang berpengalaman. Penggetaran dilakukan
secukupnya agar tidak mengakibatkan “Over Vibration” dan tidak diperkenankan
melakukan penggetaran dengan maksud untuk mengalirkan beton. Hasil beton
harus merupakan masa yang utuh, bebas dari lubang-lubang segresi atau
keropos.
3. Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran dilakukan dengan alat
penggetar yang mempunyai frekwensi tinggi (rpm tinggi) untuk menjamin
pengisian beton dan pemadatan yang baik.
4. Dalam hal penggunaan vibrator, maka slump dari beton boleh melebihi 12,5.
5. Jarum penggetar harus dimasukkan kedalam adukan vertikal, tetapi dalam
keadaan khusus boleh miring 45 derajat dan jarus vibrator tidak boleh
digerakkan secara horizontal.
PENYELESAIAN BETON
1. Semua permukaan dari hasil pekerjaan beton harus rata, lurus tanpa ada
bagian-bagian yang membekas pada permukaan. Ujung-ujung atau sudut-sudut
harus berbentuk penuh dan tajam.
2. Bagian-bagian yang rapuh, kasar, berlubang, dan tidak memenuhi persyaratan
harus segera diperbaiki dengan cara memahatnya dan mengisinya kembali
dengan adukan beton yang sesuai baik kekuatan maupun warnanya untuk
kemudian diratakan. Bila diperlukan, seluruh permukaan beton dihaluskan
dengan ampelas, carborandum atau gurinda.
3. Permukaan pekerjaan beton harus mempunyai bentuk jadi yang rata. Toleransi
kerataan pada permukaan lantai tidak boleh melampaui 1 cm dalam jarak 10 m.
PENGUJIAN BETON
Secara umum pengujian beton harus mengikuti ketentuan dalam SKSNI dan
minimum memenuhi persyaratan seperti yang tersebut dalam ayat berikut :
1. Untuk setiap jenis beton harus dibuat satu pengujian, yang dikerjakan dalam
satu hari dengan volume sampai sejumlah 5 m3, atau 2 benda uji.
2. Untuk satu pengujian dibutuhkan 4 (empat) buah benda uji berbentuk kubus 15
x 15 x 15 cm. Satu benda uji akan dites pada umur 28 hari dan hasilnya segera
dilaporkan kepada Konsultan Pengawas, sedangkan 3 (tiga) benda uji lainnya
hasil rata-rata dari ketiga spesimen tersebut. Batas kekuatan beton rata-rata
harus sama atau lebih dari kekuatan karakteristik 225 kg/cm2 , tidak boleh ada
satu benda uji yang hasil tesnya lebih kecil dari 160 kg/cm2.
3. Bila diperlukan dapat ditambah dengan satu benda uji lagi ditinggal dilapangan,
dibiarkan mengalami proses perawatan yang sama dengan keadaan sebenarnya.
4. kubus-kubus yang baru dicetak disimpan pada tempat yang bebas getaran dan
ditutup dengan karung basah selama 24 jam
PERIZINAN
1. Kontraktor harus memberitahukan pada Konsultan Pengawas minimal 1 minggu
sebelum pengecoran dimulai.
2. Pengecoran boleh dilaksanakan apabila sudah ada Berita Acara Pengecoran dan
izin tertulis dari Konsultan Pengawas.
BARANG PABRIKASI
Pekerjaan beton pre-fab atau yang bersifat pabrikasi, Kontraktor harus
memberikan/menunjukkan contoh barang, mutu dan kualitasnya.
c. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton
harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 10 mm jarak 75 cm, yang
terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian
yang tertanam dalam pasangan bata ringan sekurang-kurangnya 30 cm, kecuali
bila satu dan lain hal ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas.
Persyaratan pelaksanaan :
a. Umum
Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor wajib memperlihatkan contoh material /
contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada bidang ukuran 30 x 30 cm2
kepada Pengawas Lapangan/Pemberi Tugas untuk mendapat persetujuan.Pada
bidang-bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna, type/
nomorformula cat, jumlah dan jenis lapisan (cat dasar sampai dengan lapisan
terakhir).
Bahan-bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan,
semua bahan yang terpasang harus mendapat persetujuan pemberi
tugas/pengawas lapangan.
Pada pekerjaan dinding agar diperhatikan perletakan sparing MEP dan juga
pertemuan serta detail terhadap kusen, saklar, stop kontak dan lain-lain sesuai
dengan gambar kerja.
b. Pekerjaan Pengecatan
- Sebelum dilakukan pengecatan, permukaan dinding harus terbebas dari
permukaan retak, kasar dan lubang-lubang. (Untuk tempat-tempat yang retak
dan lubang-lubang bekas paku bisa di perbaiki menggunakan dempul, dan
untuk retak rambut di bagian interior bisa menggunakan Decor Wall Filler)
- Gunakan selotip kertas (masking tape) dan koran untuk melapisi lantai, saklar
lampu dan perlengkapan lainnya yang telah terpasang saat pengecatan
dilakukan.
D. Dinding Kaca
a. Kaca yang dipergunakan adalah kaca polos/bening t = 10 mm dengan ukuran dan
penempatan sesuai gambar rencana.
b. Tepi kaca (bekas pemotongan) harus diasah / dihaluskan sebelum dipasang.
Pemasangan rapi dan cukup rapat dengan mengingat kemungkinan mengembang
dan menyusut akibat perubahan temperatur.
Pekerjaan Pintu Terdiri dari :
a. Pekerjaan Daun Pintu
b. Pekerjaan Kusen Pintu/jendela
c. Pekerjaan Pengunci dan Penggantung (Hardware Pintu)
Persyaratan pelaksanaan :
b. Proses fabrikasi harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai, dengan membuat
lengkap dahulu shop drawing dan petunjuk Konsultan Pengawas dan/atau
Pemberi Tugas meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk dan
ukuran.
c. Semua frame kusen, jendela dan pintu dikerjakan secara fabrikasi dengan
teliti sesuai ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan.
d. Pemotongan hendaknya dikerjakan secara fabrikasi dengan teliti sesuai ukuran
dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
e. Pekerjaan pembuatan/penyetelan dan pemasangan kusen beserta kaca harus
dilaksanakan oleh orang yang ahli dalam bidangnya, dengan persetujuan
Pengawas.
f. Antara tembok / kolom / beton dan kosen harus diisi dengan Proseal yang
berbahan dasar acrylic mempunyai sifat yang fleksibel, elastis, dapat di cat
dan berdaya rekat kuat.
g. Semua detail pertemuan harus runcing, halus, rata dan bersih dari goresan
serta cacat yang mempengaruhi permukaan aluminium.
h. Sambungan-sambungan vertikal maupun horisontal sambungan sudut maupun
silang, demikian juga pengkombinasian profil-profil aluminium harus dipasang
sempurna, bila perlu dengan skrup pengaku.
i. Fixed accessories seperti sekrup assembling dan engsel-engsel harus terbuat
dari bahan yang tahan terhadap korosi.
j. Untuk keseragaman warna disyaratkan sebelum proses fabrikasi warna profil-
profil harus selama fabrikasi unit-unit kusen pintu serta partisi dan lainnya,
Persyaratan Bahan :
1. Sebelum dipasang kontraktor harus mengajukan contoh hardwareuntuk
mendapatkan persetujuan dari Pengawas.
2. Semua peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam spesifikasi ini. Apabila terjadi perubahan atau penggantian peralatan
akibat pemilihan merk atau akibat ketidak tersediaan hardware maka
kontraktor harus melaporkan hal tersebut kepada Pengawas / pemberi tugas
untuk mendapat persetujuan.
Spesifikasi bahan :
Plafond PVC Ex. Sunda plafon
Gypsum : t=9 mm ex. Jayaboard atau setara ;
Lambrisering kayu t=20mm
Rangka plafond : Furing Metal
Penggantung plafond : logam galvanis suspension BWG 14’ yang dapat diatur
ketinggiannya dan dibuat sedemikian rupa sehingga seluruh rangka dapat
Persyaratan pelaksanaan :
- Pekerjaan plafond menggunakan rangka Furing Metal dengan grid yang telah
ditentukan, dan pemasangannya harus menggunakan waterpass hingga
mendapatkan sisi plafond yang rata.
- Pertemuan antara plafond dengan dinding harus menggunakan aluminium L type
20 x20 mm dengan finishing cat yang sama dengan plafond.
- Pemasangan plafond harus rata, tanpa naad, dibagian sambungan harus
ditempel dengan textile tape dan dempul yang kuat sehingga tidak akan terjadi
retakan dan tidak terlihat adanya sambungan bahan.
- Hasil pemasangan plafond harus kokoh dan kuat serta memiliki permukaan yang
rata, datar dan tidak bergelombang dengan sambungan yang juga rata
(waterpass), rapi ( tidak terdapat cacat bekas dempulan) dan kuat.
- Selama pelaksanaan pemasangan plafond, kontraktor harus memperhatikan hal-
hal lain yang berkaitan dengan pekerjaan ini, antara lain seperti instalasi listrik.
- Pada beberapa tempat tertentu harus dibuat manhole/access panel dilangit-
langit yang bisa dibuka, tanpa merusak plafon sekelilingnya, untuk keperluan
pemeriksaan/pemeliharaan M & E.
- Pemasangan plafond boleh dilaksanakan setelah semua peralatan yang terdapat
di dalam plafond (kabel-kabel, pipa-pipa, ducting, alat penggantung plafond, dll
) telah siap dan selesai dikerjakan.
- Semua proses pemotongan dan pembuatan dikerjakan dengan mesin, kecuali
untuk detail tertentu atas persetujuan Pemberi Tugas/Pengawas Lapangan.
- Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecatan, kontraktor harus mengajukan
contoh pengecatan pada bidang 30 x 30 cm (berikut nomor/tipe cat) untuk
mendapatkan persetujuan pemberi tugas / pengawas lapangan.
Pekerjaan ini meliputi pengecatan dinding (bagian dalam dan luar), plafond atau
seperti yang dinyatakan dalam gambar dan petunjuk Pengawas.
BAHAN-BAHAN
1. Bahan cat yang digunakan untuk bagian dalam (interior) adalah Ex. Polimix atau Ex.
Nippon. Warna ditentukan kemudian.
2. Pemakaian cat untuk dinding bagian luar (eksterior) menggunakan Ex. Polimix atau
Ex. Nippon. Warna ditentukan kemudian.
PELAKSANAAN
1. Sebelum dilakukan pengecatan pada permukaan dinding tersebut, maka harus
diperhatikan permukaan plesterannya dari :
a. Permukaan plesteran harus datar dan sempurna sesuai dengan pola yang telah
ditentukan.
b. Permukaan plesteran telah diberi lapisan aci dengan hasil yang rata dan halus.
c. Seluruh bidang pengecatan sudah diberi dempul tembok dan diampelas serta
bersih segala noda noda atau kotoran/debu.
2. Bila pengecatan dilakukan di atas permukaan dinding tidak diplester, maka
Pemborong harus memeriksa apakah permukaan dinding sudah bersih dari noda,
seperti yang disyaratkan.
3. Setelah permukaan dinding siap untuk dicat, dilakukan pengecatan menurut petunjuk
dari pabrik cat.
4. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan rol cat
5. Setiap kali lapisan pada cat akhir dilakukan harus dihindarkan terjadinya sentuhan-
sentuhan selama 1,5 sampai 1 jam.
6. Pengecatan akhir harus dilakukan secara ulang paling sedikit selama 2 (dua) jam
kemudian.
c. Panel-Panel Daya.
Pekerjaan ini meliputi Panel HVMDP lengkap dengan metering/kWh, MVMDP,
MDP, SDP, Panel Daya Panel Penerangan, Panel Daya Pompa Air Bersih, dan AC,
termasuk seluruh peralatan proteksi dan peralatan bantu lainnya yang dibutuhkan
untuk kesempurnaan sistem distribusi daya listrik seperti ditunjukkan dalam
gambar perencanaan.
d. Kabel-Kabel Daya.
e. Instalasi Daya.
Pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi listrik yang digunakan untuk
menghubungkan panel-panel daya dengan outlet-outlet daya dan peralatan-
peralatan listrik, seperti Exhaust Fan, Motor-motor Listrik pada peralatan Sistem
Mekanikal serta peralatan lain sesuai dengan Gambar rancangan dan Buku
Persyaratan Teknis.
f. Instalasi Penerangan.
Pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi listrik yang menghubungkan panel-
panel penerangan dengan fixture lampu dalam ruang.
g. Fixture Lampu.
Yang termasuk di dalam pekerjaan ini adalah armature lampu, fitting,
ballast, starter, capasitor, lampu-lampu dan peralatan-bantu lainnya yang
berhubungan dengan item pekerjaan sesuai dengan standard pabrik yang dipilih
dan sesuai gambar rancangan.
d. Plat tutup harus dikerjakan dengan baik dan setiap siku dari plat tutup ini
harus benar-benar 90o. Plat penutup kerangka panel harus disekrup dengan
rapi yang dilengkapi cincin plastic sebelum cincin besi terhadap kerangka
panel. Plat penutup ini harus dapat dilepas-lepas.
e. Panel dilengkapi dengan tutup atas atau tutup bawah yang dapat dilepas-lepas
dan harus disiapkan lubang serta Compression Cable Glad untuk setiap
incoming dan outgoing feeder.
a. Panel harus sesuai untuk sistem 3 phasa, 4 kawat dan mem-punyai 5 busbar
dimana busbar pentanahan terpisah.
c. Pemasangan kabel (untuk semua ukuran luas penampang kabel) pada busbar
dan terminal penyambungan harus menggunakan sepatu kabel.
d. Busbar dan terminal penyambungan harus disusun dan dipegang oleh isolator
dengan baik, sehingga mampu menahan electro mechanical force akibat arus
hubung singkat terbesar yang mungkin terjadi.
Circuit Breaker.
a. Circuit breaker yang digunakan dari jenis MCB, MCCB, ACB, dan LCB yang
dilengkapi dengan thermal overcurrent release dan electromagnetic
overcurrent release yang rating ampere trip-nya dari type adjustable dari
salah satu bagian jaringan untuk jarak jaringan kabel yang pendek, sedangkan
untuk jaringan kabel yan panjang kedua belah sisi pengamannya harus dari
type adjustable atau seperti yang ditunjukan gambar rancangan.
g. Jika di dalam Gambar rancangan dinyatakan ada spare, maka spare tersebut
harus terpasang secara lengkap atau sesuai dengan keterangan gambar
rancangan
Sistem Penerangan
Klasifikasi Lampu Penerangan.
Lampu-lampu penerangan di dalam gedung dikategorikan sebagai Lampu
penerangan normal (normal lighting) yaitu lampu penerangan buatan dengan
intensitas penerangan yang disesuaikan berdasarkan jenis kegiatan dalam
ruangan.
c. Kabel listrik yang digunakan harus mempunyai rated voltage sebesar 600
Volt/1000 Volt.
d. Tahanan isolasi kabel yang digunakan harus sedemikian rupa sehingga arus
bocor yang terjadi tidak melebihi 1 mA untuk setiap 100 M panjang kabel.
Persyaratan Pemasangan.
a. Pemasangan kabel instalasi tegangan rendah harus memenuhi peraturan PLN dan
PUIL 2000 atau peraturan lain yang diakui di negara Republik Indonesia.
b. Kabel harus diatur dengan rapi dan terpasang dengan kokoh sehingga tidak
akan lepas atau rusak oleh gangguan gangguan mekanis.
d. Setiap ujung kabel harus dilengkapi dengan sepatu kabel tipe press, ukuran
sesuai dengan ukuran luas penampang kabel serta dililit dengan “excelcior tape”
dan difinish dengan bahan isolasi ciut panas yang sesuai.
e. Penyambungan kabel pada kabel daya, kabel instalasi daya dan instalasi
penerangan tidak diperkenankan kecuali untuk pencabangan pada kabel instalasi
daya dan instalasi penerangan. Penyambungan kabel untuk pencabangan harus
dilakukan di dalam junction box atau doos sesuai dengan persyaratan.
i. Kabel listrik yang ditanam di dalam tanah dengan menggunakan pipa GIP sebagai
pelindung harus dilengkapi dengan bak kontrol berukuran sesuai Gambar
rancangan. Bak kontrol tersebut dipasang pada setiap pembelokan, pencabangan
atau daerah daerah tertentu lainnya sesuai dengan modul pipa.
j. Setiap pipa hanya digunakan untuk sebuah kabel berinti banyak untuk sistem 3
phasa atau empat kabel berinti tunggal untuk sistem 3 phasa.
k. Pipa tersebut harus mempunyai diameter dalam 1,5 kali total diameter luar
kabel yang dilindunginya.
l. Apabila kabel sistem 3 phasa yang ditanam dalam tanah lebih dari satu buah,
maka kabel tersebut harus disusun sejajar dengan jarak satu sama lain minimal
sebesar 7 cM.
m. Bak kontrol yang digunakan harus terbuat dari beton dan dilengkapi dengan tutup
yang memakai handle dan harus mudah dibuka.
n. Pada ujung pipa pelindung kabel harus dibentuk seperti corong, dihaluskan
sehingga bebas dari hal-hal yang dapat merusak kabel. Setelah kabel dipasang
lubang ujung kabel tersebut harus disumbat dengan bahan karet atau bahan
bahan lain yang tidak merusak kabel dan tidak mudah rusak.
c. Outlet daya dan plug harus mempunyai label yang menunjukkan merk pabrik
pembuat, standard produk, tipe dan rating arus serta tegangannya.
d. Outlet daya dipasang pada dinding atau partisi harus mengguna-kan doos dengan
ketinggian pemasangan 30 cM dari permukaan lantai atau ditentukan oleh
Perencana Interior atau atas per-setujuan Pemberi Tugas melalui DIREKSI
PENGAWAS/MK.
e. Tata letak outlet daya sesuai dengan Gambar rancangan dan harus
dikoordinasikan dengan tata letak furnitures/peralatan.
Saklar Lampu Penerangan.
a. Saklar yang digunakan harus sesuai dengan standard PLN, SII dan VDE/DIN atau
standard-standard lain yang berlaku dan diakui di Indonesia.
e. Tata letak saklar harus sesuai dengan Gambar rancangan dan dikoordinasikan
dengan Perencana Interior atau atas keinginan Pemberi Tugas sepengetahuan
DIREKSI PENGAWAS/MK.
Armature Lampu.
a. Armatur lampu harus memenuhi persyaratan teknis, bentuk dan penampilan
sesuai dengan Gambar rancangan. Dan kontraktor sebelum melaksanakan
pekerjaan harus menyerahkan contoh armature setiap type yang akan dipasang
lengkap dengan komponennya untuk dimintakan persetujuan dari Pemberi Tugas
melalui DIREKSI PENGAWAS/MK.
b. Armatur lampu menggunakan produk lokal dengan standard kualitas yang baik dan
mempunyai workshop untuk pabrikasi pekerjaan terkait, kecuali ditentukan lain
oleh Pemberi Tugas.
c. Armatur lampu yang terbuat dari plat baja harus mempunyai ketebalan plat
minimal 0,7 mm, dicat dasar dengan meni tahan karat dan finish cat bakar.
d. Armatur lampu yang dilengkapi dengan mirror seperti ditunjukkan dalam gambar
perencanaan.
f. Pemasangan armatur harus dipasang dengan baik dan kokoh sehingga tidak
mudah terlepas oleh gangguan mekanis. Cara pemasangan lampu harus sesuai
dengan rekomendasi pabrik pembuat.
Lampu Penerangan Buatan.
a. Jenis/kualitas lampu harus yang terbaik sesuai gambar ranca-ngan dengan merk
yang telah disetujui oleh Pemberi Tugas.
b. Type Lampu yang ditawarkan harus dipilih dari jenis yang mem-punyai efisiensi
tinggi.
b. Conduit dan sparing harus mempunyai ukuran diameter dalam sebesar 1,5 kali
dari total diameter luar kabel yang dilindunginya dan ukuran minimum sebesar
3/4". Oleh karena itu, kontraktor sebelum memasang conduit harus re-konfirmasi
dahulu terhadap kabel yang akan dilindunginya.
c. Ujung ujung conduit bahan steel/GSP yang dikondisikan untuk pelindung kabel
luar bangunan harus dihaluskan dan diberi tules agar tidak merusak isolasi kabel.
f. Dalam hal jalur pipa conduit pada gambar rancangan diper-kirakan tidak
mungkin lagi untuk dilaksanakan,maka Kontraktor wajib mencari jalur lain
sehingga pelaksanaan mudah dan tidak mengganggu utilitas lain, tetapi tetap
harus sesuai dengan persyaratan.
g. Pertemuan antara pipa sparing yang muncul dari dalam dinding dengan pipa
conduit di atas plafond harus menggunakan doos dan diantara doos tersebut
dipasang flexible conduit. Pemasangan flexible conduit tersebut harus dilakukan
dengan cara klem.
h. Setiap sparing maupun conduit maximum hanya dapat diisi dengan 1 (satu)
kabel berinti banyak atau satu pasang kabel untuk phasa, netral dan grounding,
baik untuk kabel daya maupun untuk kabel lain.
b. Kabel leader dan Rak kabel yang digunakan untuk menyanggqa kabel-kabel daya
kabel instalasi daya dari lantai ke lantai dan , penerangan serta kabel instalasi
arus lemah diatas plafond.
c. Kabel leader dan rak kabel terbuat dari plat baja dengan ketebalan 2 mm
yang dilapisi Hot Dipped Galvanised dengan ketebalan lapisan minimum 50 M dan
disesuiakan dengan standart BS 729 (dalam shaft).
d. Kabel leader harus dilengkapi dengan tutup (cover) rakrung penyangga kabel,
jarak antar ruang penyangga kabel maximum 50 cm.
e. Penggantung dan dudukan dipasang pada plat beton dengan anchor bolt dan harus
kuat untuk menyangga rak kabel beserta isiannya serta harus tahan pula
menahan gangguan-gangguan mekanis
f. Harus mempunyai penggantung yang dapat diatur (adjustable) yang terbuat dari
bahan besi.
g. Rak kabel yang dipergunakan arus kuat dan arus lemah harus dipisahkan untuk
menghindari kemungkinan adanya induksi yang akan mengganggu fungsi system
operasi. Jarak rak kabel arus kuat dan arus lemah adalah 1 meter yang dipasang
sejajar, sedangkan yang bersilangan 30 cm.
d. Ketentuan-ketentuan lain harus sesuai dengan PUIL 2000, SPLN dan standard-
standard lain yang diakui di Negara Republik Indonesia.
e. Peralatan yang terhubung pada stop kontak daya pada grouping yang menuju
panel daya harus dilengkapi dengan peralatan pengetanahan (arrester) seperti
ditunjukan dalam gambar perencanaan.
Konstruksi.
a. Sistem pembumian terdiri dari grounding rod/plate, kabel penghubung antara
benda-benda yang diketanahkan dan peralatan bantu lain yang dibutuhkan untuk
kesempurnaan sistem ini.
b. Grounding rod/plate dari sistem pembumian terbuat dari pipa pabrikasi yang
dirancang khusus untuk grounding dengan konstruksi seperti Gambar
Perencanaan.
I. Pekerjaan Lain-lain
(1) Dalam pelaksanaan pekerjaan agar tidak merusak bangunan yang ada, kontraktor
bertanggungjawab terhadap keamanan dari setiap fasilitas yang digunakan,
PEMOMPAAN UJI
Pekerjaan ini adalah merupakan pekerjaan yang sangat membutuhkan ketelitian dalam
pelaksanaannya. Pemborong harus menyediakan peralatan dan tenaga ahli yang
berpengalaman dalam menggunakan peralatan yang akan dipakai. Banyak air yang akan
dipompa dari dalam sumur akan diukur dengan alat ukur yang disediakan olehpemborong,
tentang jenisnya harus disetujui oleh pemberi tugas. Demikian pula pemborong harus set
peralatan yang elektronis untuk mengukur tinggi muka air dalam
sumur secara teliti.
1.0 UMUM
Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Instalasi Penangkal Petir yang diuraikan di sini adalah
persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dan hal pengerjaan instalasi maupun
pengadaan material dan peralatan, dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan
Mekanikal / Elektrikal adalah bagian dari Syarat-Syarat Teknis ini. Dimana sistem
penangkal petir yang digunakan pada gedung ini adalah dari type KONVENSIONAL
Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah semua pengadaan dan pemasangan instalasi
penangkal petir jenis conventional non-radioactive, termasuk batang penerima (air
terminal), down conductor, pertanahan dan baik kontrolnya serta peralatan lainnya yang
berkaitan dengannya, sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian -bagianya, seperti
yang tertera pada garnbar-garnbar maupun yang dispesifikasikan. Termasuk di dalam
pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi dan testing terhadap selurruh
material, serah terima dan pemeliharaan selama 12 bulan.
3.1.1. Bentuk split terminal harus sedemikian rupa, sehingga mampu mengurangi
kemungkinan terjadinya pelepasan ion korona pada ujung runcingnya saat terjadi kondisi
statis dari guruh.
3.1.2. Split terminal harus tidak mengalami korosi pada atmosfir normal. 3.1.3. Secara
keseluruhan system penegkap petirl harus terisolasi dari
3.2.1. Konduktor/penghantar arus petir menuju pertanahan (down conductor) harus dari
jenis triaxial cable yang dibuat khusus untuk 119 pemakaian penyaluran arus petir yang
mampu mencegah terjadinya slide flashing.
3.2.2. Ukuran sesuai dengan anjuran pabirk pembuat air terminal (luas penampang
konduktor tembaga inti minimum 70 mm2 dan telah lulus pengujian dari LMK.
3.2.3. Konduktor harus mampu menahan gaya tarik ke atas sebesar 200 kg.
3.2.4. Pada ketinggian 3 meter di atas tanah dan tempat-tempat dimana memungkinkan
tersentuhnya konduktor oleh manusia, konduktor harus dilindungi oleh pipa PVC kelas AW
dengan minimum 2". 3.2.5. Cara pemasangan konduktor harus sesuai anjuran pabrik,
dengan
radius belokan minimurn 0,5 m dan diklem setiap jarak 2 meter. 3.2.6. Hubungan antara
konduktor dengan air terminal dan elektroda
pertanahan harus dilakukan melalui sepatu kabel yang dipasang secara tekan dengan
crimping tolls.
3.2.7. Rating tegangan impuls antara konduktor inti dengan konduktor luar dan antara
konduktor luar dengan lapisan konduktif min. 250 kV pada kondisi bentuk gelombang 1/50
us.
Konstruksi elektroda pentanahan hat-us sesuai dengan gambar rencana. Besarnya tahapan
pentanahan harus tidak lebih dari 2 (dalam hal ini bila diperlukan untuk mencapai nilai
tersebut, elektroda pentanahan dapat d pprarel). Lokasi pentanahan dapat dilihat pada
gambar rencana, dilengk-a engan baik kontrol pasangan bata untuk memungkinkan
pemeriksaan secara berkala terhadap besarnya tahanan pentanahan. 3.5. Lightning Stroke
Counter.
Di sisi bagian bawah down conductor, di dalam bak kontrol pertanahan, dipasangkan alat
pencatat jumlah sambaran kilat (lightning stroke counter) dari jenis tanah air, kokoh dan
mudah dipasang.
3.6.1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor wajib membuat gambar kerja / shop
drawing dan gambar detail sebanyak 5
rangkap untuk disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi. Pekerjaan baru dapat
dimulai bila gambar kerja telah mendapat persetujuan.
3.6.2 Jarak titik pentanahan penangkal petir dengan titik pentanahan lainnya (sistem
listrik dan PABX) minimum 3 meter.
3.6.3 Semua pelaksanaan pemasangan komponen atau peralatan harus sesuai dengan
rekomendasi pabrik.
Diketahui/Disetujui Oleh,
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)
DINAS PERHUBUNGAN SUMATERA UTARA
Ir. SUPRYANTO, MM
Nip. 19660311 199803 1 004