Anda di halaman 1dari 23

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

PEKERJAAN:
PENINGKATAN JALAN GAJAH MADA

TAHUN ANGGARAN 2024


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 3

1.1. Uraian Singkat ................................................................................... 3

1.2. Prosedur Awal Persiapan Pelaksanaan Proyek ................................. 3

1.3. Lingkup Pekerjaan ............................................................................ 5

1.4. Personil Dan Organisasi Proyek ........................................................ 5

BAB II INSTALASI PROYEK................................................................ 7

2.1. Umum ................................................................................................ 7

2.2. Instalasi Base Camp.......................................................................... 7

2.3. Instalasi Pendukung .......................................................................... 9

BAB III METODE PELAKSANAAN..................................................... 11

3.1. Pekerjaan Umum ............................................................................... 11

3.2. Pekerjaan Drainase............................................................................ 14

3.3. Pekerjaan Tanah ............................................................................... 15

3.4. Pekerjaan Berbutir ............................................................................ 20

3.4. Pekerjaan Struktur ….........................................................................22

3.5. Pekerjaan Finishing ......................................................................... 23

Metode pelaksanaan pekerjaan 2


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Uraian Singkat

1.1.1. Gambaran Umum Proyek


Nama Pekerjaan : Peningkatan Jalan Gajah Mada

Lokasi Proyek : Distrik Salawati, Kabupaten Sorong

Nama OPD : Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang


Kabupaten Sorong

Masa Pelaksanaan : 210 hari kalender

Sumber Dana : DAK 2024

Gambar 1.1 Peta Lokasi Proyek

1.1.2. Hari Kerja Efektif


 Hari kerja efektif 26 hari per bulan
 Jam kerja dimulai jam 08.00 WIT sampai dengan 17.00 WIT. Untuk
pekerjaan yang tidak dapat ditunda besok diadakan kerja lembur dengan
sepengetahuan dan ijin direksi.

1.2. Prosedur Awal Persiapan Pelaksanaan Proyek


Hal-hal yang akan dipersiapkan oleh Kontraktor pada pekerjaan
Peningkatan Jalan Gajah Mada adalah :

Metode pelaksanaan pekerjaan 3


1. Memeriksa dokumen kontrak

2. Mempelajari gambar dan dokumen RKS

3. Menyusunan metode pelaksanaan dan sistem yang akan digunakan pada :


a. Pekerjaan Umum (Persiapan)
b. Pekerjaan Drainase
c. Pekerjaan Tanah
d. Pekerjaan Berbutir/Perkerasan Beton
e. Pekerjaan Struktur
f. Pekerjaan Pemeliharaan

4. Jadwal pelaksanaan ( Scheduling)

5. Jadwal pengadaan tenaga kerja

6. Jadwal pengadaan bahan dan material

7. Jadwal pengadaan alat berat

8. Penyusunan laporan-laporan, yang terdiri dari :


a. Laporan Harian
b. Laporan Mingguan
c. Laporan Bulanan
d. Dokumentasi pekerjaan
e. Membuat as built drawing atau gambar yang sesuai pekerjaan di
lapangan
f. Membuat Back-up data sesuai dengan hasil pekerjaan di lapangan.

Metode pelaksanaan pekerjaan 4


Tabel 1.1 Bagan Pelaporan Proyek

Laporan Harian Laporan Mingguan Laporan Bulanan


 Jenis pekerjaan  Rekap  Rekap laporan
 Volume laporan harian mingguan
 Tenaga kerja  Prestasi kerja  Prestasi kerja
 Alat yang  Biaya  Biaya
digunakan
 Kondisi cuaca

1.3. Lingkup Pekerjaan


1.3.1. Uraian Singkat Pekerjaan
Peningkatan Jalan Gajah Mada berupa Pekerjaan persiapan,
Pekerjaan drainase, Pekerjaan Tanah, Pekerjaan Berbutir/perkerasan beton,
Pekerjaan Struktur, dan Pekerjaan Pemeliharaan. Daftar pelaksanaan
pekerjaan sama seperti sebagaimana yang tercantum pada BOQ (Bill of
Quantity).

1.3.2. Daftar Peralatan dan Pekerjaan Pelaksanaan Pekerjaan

Tabel 1.2 Alat yang Digunakan


NO JENIS ALAT
1 Excavator
2 Motor Greader
3 Vibrator Roller
4 Dump Truck
5 Wheel Loader
6 Truk Mixer
7 Water Tangker

1.4. Personil dan Organisasi Proyek


Pada pelaksanaan Pekerjaan Peningkatan Jalan Gajah Mada, dalam
pelaksanaannya adapun fungsional organisasi proyeknya sebagai berikut :

1. Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Pertanahan Kabupaten


Sorong sebagai pemilik proyek atau pemberi tugas.
2. Pimpinan proyek dari pihak Dinas PU Kabupaten Sorong mengatur
pelaksanaan dan mengawasi proyek secara global.

Metode pelaksanaan pekerjaan 5


3. Konsultan Pengawas bertugas menyelenggarakan pengawasan atau
kualitas serta volume pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor
sebagai pelaksana fisik.
4. Konsultan perencana meyelenggarakan perencanaan fisik yang sesuai
dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.
5. Kontraktor pelaksana yang akan melakukan pekerjaan proyek sesuai
dengan spesifikasi perencanaan yang telah ditetapkan oleh Konsultan
Perencana.

Dinas Pekerjaan Umum


Kabupaten Sorong

Pimpinan Proyek

Konsultan Perencana Konsultan Pengawas Kontraktor Pelaksana

Gambar 1.2 Hubungan Koordinasi Organisasi Proyek

Metode pelaksanaan pekerjaan 6


BAB II

INSTALASI PROYEK

2.1. Umum

Pekerjaan persiapan seperti instalasi proyek diadakan setelah dilakukan


peninjauan terhadap keadaan lapangan. Peninjauan lapangan dilakukan untuk
mengetahui tata letak pekerjaan agar produktivitas dilapangan mencapai
kebutuhan kapasitas dan kualitas dengan rencana yang paling ekonomis. Untuk
itu, Kontraktor Pelaksana harus merencanakan tata letak Base Camp
dilapangan seefisien dan seefektif mungkin dengan memperhatikan kondisi
lapangan yang ada dan disesuaikan dengan desain lay out yang akan
dikerjakan.

Pembuatan jalan masuk dan jalan keluar proyek terkadang menimbulkan


masalah karena akan sering dilalui oleh kendaraankendaraan bermuatan berat.
Sehingga dalam hal ini Kontraktor Pelaksana harus melakukan penelitian
kondisi jalan, jembatan dan lainnya yang akan dilalui oleh alat-alat berat
proyek dengan mempertimbangkan kekuatan struktur dari sarana transformasi
tersebut. Mengingat alat-alat berat proyek harus dipindahkan dari gudang ke
lokasi proyek, maka perlu adanya mobilisasi serta pengendalian dan
pengaturan lalu lintas.

2.2.Instalasi Basecamp

Gambar 2.1 Base Camp

Metode pelaksanaan pekerjaan 7


2.2.1. Direksi Keet
Direksi Keet digunakan sebagai tempat bekerja bagi para staf baik staf
dari kontraktor, pengawas, maupun pemilik proyek di lapangan. Tidak
dibangun secara permanen dan berukuran disesuaikan untuk kebutuhan
pertemuan dengan berbagai fasilitas berupa meja rapat, meja kerja, kursi lipat,
white board, lemari penyimpanan alat K3, jas hujan/payung, dan genset.

2.2.2. Barak Pekerja/Bedeng


Barak pekerja/bedeng merupakan tempat tinggal sementara pekerja
apabila pekerja berasal dari luar kota atau sebagai alternatif dalam mencegah
keterlambatan pekerja menuju lokasi proyek. Terbuat dari papan kayu, seng
bergelombang, dan kayu balok sebagai rangka.

2.2.3. Gudang Penyimpanan


Gudang penyimpanan dibangun bertujuan untuk tempat penyimpanan
material dan alat agar terlindung dari pengaruh cuaca. Dibangun dekat pintu
masuk untuk kemudahan bongkar muat barang.

2.2.4. Laboratorium
Laboratorium dibangun jauh dari bengkel kerja agar menghindari polusi
dan gangguan berupa getaran selama pengoperasian peralatan. Ukuran
laboratorium yang dibangun menyesuaikan, dengan dinding berbahan
multiplek 12 mm, kayu balok 6/12 untuk rangka, seng bergelombang untuk
atap, dan lantai diplur. Fasilitas yang ada berupa meja kerja, lemari, tangki
perawatan, alat-alat ukur dan ruang penyimpanan yang dapat dikunci.

2.2.5. Papan Nama Proyek


Papan nama proyek berisikan nama proyek, identitas kontraktor dan
pengawas, waktu pelaksanaan proyek, serta sumber dan jumlah biaya proyek.

Metode pelaksanaan pekerjaan 8


PEMERINTAH KABUPATEN SORONG
DINAS PEKERJAAN UMUM
DAN PENATAAN RUANG
Jalan Sorong-Klamono KM 24 Aimas
PAKET : PENINGKATAN JALAN GAJAH MADA
NO. KONTRAK :
TANGGAL :
JANGKA WAKTU : 210 HARI KERJA
SUMBER DANA : DAK 2024
TAHUN ANGGARAN : 2024
LOKASI : KABUPATEN SORONG
KONTRAKTOR
:
PELAKSANA
KONSULTAN
:
PENGAWAS

2.2.6. Sanitasi/MCK
Sanitasi/MCK dibuat secukupnya dengan menggunakan kayu balok
sebagai rangka, multiplek sebagai dinding, dan seng bergelombang sebagai
atap. Setiap unit diberikan 1 ember, 1 gayung, dan 1 unit kloset jongkok.

2.3.Instalasi Pendukung
2.3.1. Lampu Proyek
Terdapat dua macam lampu proyek yaitu lampu kerja dan lampu
pengamanan. Lampu kerja berguna untuk menerangi aktivitas pekerjaan di
malam hari dan ditempatkan pada lokasi pekerjaan dan base camp.
Sedangkan lampu pengamanan ditempatkan pada titik-titik yang dianggap
perlu sebagai pengamanan proyek.

2.3.2. Listrik
Instalasi listrik dilakukan dengan tujuan memenuhi kebutuhan listrik di
base camp ataupun untuk pengoperasian alat-alat yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaan. Sumber listrik dari genset.

2.3.3. Air Bersih


Air bersih digunakan baik untuk keperluan proyek maupun pasokan air
untuk sanitasi/MCK dan air minum, diperoleh dari sumur yang dibuat di
proyek.

Metode pelaksanaan pekerjaan 9


2.3.4. Fasilitas Komunikasi
Dilakukan instalasi fasilitas komunikasi dengan tujuan segala
komunikasi di base camp dapat terpenuhi serta perangkat HT untuk keperluan
lapangan.

Metode pelaksanaan pekerjaan 10


BAB III

METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

3.1. Pekerjaan Umum


3.1.1. Pekerjaan Persiapan

A. Rapat Persiapan
Mengadakan rapat persiapan pelaksanaan sebelum melaksanakan
pekerjaan di lapangan guna terciptanya kerjasama yang baik antara semua
pihak yang berkaitan dalam proyek. Pembahasan dalam rapat persiapan ini
meliputi:
1. Penyusunan struktur organisasi tim inti proyek.
2. Tata cara pengaturan kerja dan manajemen K3 agar pelaksanaannya
efisien dan aman di lapangan.
3. Jadwal pengadaan material, peralatan kerja, dan tenaga kerja.
4. Sosialisasi ke aparat daerah setempat dan warga sekitar mengenai
rencana kerja proyek.
5. Meninjau kembali penjadwalan pekerjaan yang sesuai dengan volume,
waktu, dan mutu.
6. Lokasi sumber bahan material, estimasi kuantitas bahan, dan rencana
pemeriksaan mutu bahan yang akan digunakan.

B. Sosialisasi
Sosialisasi dilakukan bertujuan untuk perijinan dan publikasi akan
adanya proyek jalan. Sosialisasi ini ditujukkan kepada aparat daerah sekitar
proyek seperti kecamatan, masing-masing kepala kampung dengan tujuan
agar membantu meneruskan informasi kepada warga dan diharapkan dapat
bekerja sama selama kegiatan proyek berlangsung.

Selain itu sosialisasi juga dilakukan ke pihak-pihak terkait lainnya seperti


kepolisian setempat untuk pengaturan ijin lalu lintas,

Metode pelaksanaan pekerjaan 11


C. Survey Lokasi Proyek
Survey lokasi yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui kondisi pasti
di lapangan yang akan digunakan sebagai acuan dalam penentuan batas-batas
bangunan, pemilihan metode kerja, pengaturan tata letak lapangan, dan jenis
serta sistem mobilisasi alat berat.

3.1.2. Pekerjaan Pengukuran


Sebelum proyek dilaksanakan, haruslah didahului pekerjaan stake out.
Hasil pekerjaan ini akan digunakan untuk keperluan shop drawing dan
perhitungan kuantitas aktual volume pekerjaan.

A. Metode Kerja
 Pekerjaan dilakukan dari STA 0+000 sampai dengan STA 1+783
 Pengukuran koordinat dari titik BM eksisting di ruas Jalan Cianjur untuk
proses stake out dan menentukan patok BM proyek. Pekerjaan ini
dilakukan dengan Metode Poligon terbuka sepanjang jalan rencana.
 Pembuatan patok kayu dipasang tiap jarak 50 meter pada sisi luar di
setiap jalur untuk pembentukan jalan rencana.
 Pengukuran kontrol vertikal dengan sistem beda tinggi pada titik-titik
polygon yang telah ada. Pengukuran ini dilakukan sepanjang sumbu as
jalan rencana untuk mengetahui bentuk profil dari STA awal sampai STA
akhir. Profil ini menunjukkan ketinggian pada setiap titik yang dikontrol
di sepanjang sisi sumbu jalan.

B. Waktu yang Dibutuhkan


Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan ini adalah 10 hari
kalender.

C. Alat yang Digunakan


 1 unit Total Station (TS)
 1 unit tripod/kaki tiga
 1 unit prisma dan unting-unting
 4 unit rambu ukur yang memiliki nivo
 1 pasang roll meter danmeteran baja
 1 unit Waterpass

Metode pelaksanaan pekerjaan 12


 1 buah palu
 Patok kayu, paku, dan benang
 Lembar untuk mencatat hasil pengukuran

D. Tenaga Kerja yang Dibutuhkan


 1 surveyor
 2 asisten surveyor
 3 pekerja

3.1.3. Mobilisasi
Kegiatan ini bertujuan untuk menyiapkan sumber daya yang akan
digunakan di lapangan dalam mendukung kelancaran pekerjaan proyek.
Sumber daya ini meliputi alat, bahan/material dan tenaga kerja.

A. Mobilisasi Alat
Mobilisasi alat berat untuk ditempatkan ke lokasi proyek sesuai
kebutuhan pekerjaan dan penjadwalan alat berat. Mobilisasi alat berat
menggunakan truk trailer dari tempat penyewaan menuju lokasi proyek
dengan mempertimbangkan rute jalan yang dapat diakses.

B. Mobilisasi Bahan/Material
Mobilisasi bahan/material dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan
jadwal pengadaan bahan. Kegiatan ini berlangsung selama pekerjaan proyek.
Pendatangan material dilakukan minimal 1 hari sebelum material digunakan
agar dapat melakukan pengecekan mutu dan kualitas material tersebut.

C. Mobilisasi Tenaga Kerja


Tenaga kerja meliputi tenaga kerja ahli dan pekerja (tukang). Mobilisasi
tenaga kerja dilakukan sesuai dengan jadwal proyek dan terkait dengan
jumlah dan kompetensi.

Metode pelaksanaan pekerjaan 13


3.2. Pekerjaan Drainase
3.2.1. Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
Pekerjaan saluran samping mencakup pekerjaan penggalian samping kanan
dan kiri.

A. Metode Kerja
 Pekerjaan ini diawali dengan penggalian tanah menggunakan excavator
masing-masing pada sisi kanan dan kiri rencana jalan sesuai garis dan
kelandaian yang direncanakan. Hasil galian dimuat dan diangkut oleh
dump truck ke tempat pembuangan. Untuk merapikan sisi saluran
menggunakan tenaga manusiadengan alat bantu.

B. Waktu yang Dibutuhkan


Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan ini adalah 10 hari
kalender.

C. Alat yang Digunakan


 Excavator 80-140 HP
 Dump Truck

D. Tenaga Kerja yang Dibutuhkan


 4 pekerja untuk pekerjaan penggalian dan pemadatan
 1 pekerja untuk membantu operator excavator
 1 operator excavator
 5 operator dump truck

Metode pelaksanaan pekerjaan 14


3.3. Pekerjaan Tanah
3.3.1 Timbunan Pilihan dari Sumber Galian
Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus
terdiri dari bahan tanah berbutir atau batu yang memenuhi semua ketentuan
di atas level timbunan biasa dan sebagai tambahan harus memiliki sifat-sifat
tertentu yang tergantung dari maksud penggunaannya, seperti diperintahkan
atau distujui oleh Direksi pekerjaan. Dalam segala hal, seluruh timbunan
pilihan harus, bila di uji sesuai dan memiliki CBR paling sedikit 10% setelah
4 hari perendaman bila dipadatkan sampai 100% kepadatan kering
maksimum.

Pekerjaan Urugan pilihan dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut :

1. Pengangkutan Material
Pengangkutan Material Urugan pilihan kelokasi pekerjaan
menggunakan dump truck dan loadingnya dilakukan dengan menggunakan
wheel loader. Pengecekan dan pencatatan volume material dilakukan pada
saat penghamparan agar tidak terjadi kelebihan material disatu tempat dan
kekurangan material ditempat lain.

2. Penghampara Material
Penghamparan material dilakukan dengan menggunakan motor
grader dalam tahap penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal berikut :
a. Kondisi cuaca yang memungkinkan
b. Panjang hamparan pada saat setiap section yang didapatkan sesuai
dengan kondisi lapangan. Lebar penghamparan disesuaikan dengan
kondisi lapangan dan tebal penghamparan sesuai dengan spesifikasi,
semua tahapan pekerjaan hamparan dan tebal hamparan berdasarkan
petunjuk dan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
c. Material yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi yang
ditetapkan.

Metode pelaksanaan pekerjaan 15


3. Pemadatan Material
Pemadatan dilakukan dengan menggunakan Vibro Roller, dimulai
dari bagian tepi ke bagian tengah.Pemadatan dilakukan berulang jika
dimungkinkan untuk mendapat hasil yang maksimal dengan dibantu alat
water tank untuk membasahi material timbunan pilihan dan diselingi
dengan pemadatan dengan menggunakan Vibro Roller. Timbunan pilihan
dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah sumbu jalan
sedemikian rupa yang sama. Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat
konstruksi harus terus menerus divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh
usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.

3.3.2 Timbunan Biasa dari Sumber Galian


Timbunan biasa dari sumber galian (quarry) dipadatkan mulai dari
tepi luar dengan bergerak menuju ke arah sumbu jalan sedemikian rupa. Bila
mana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi harus terus menerus
divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas
tersebut.

Tahapan Pelaksanaan :
 Menyiapakan DMF dan JMF timbunan pilihan
 Mengajukan Request pekerjaan kepada direksi
 Penyiapan Tempat Kerja

1. Penyiapan tempat kerja


1. Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan
yang tidak diperlukan harus dibuang sebagaimana diperintahkan
oleh direksi pekerjaan.
2. Kecuali untuk derah tanah lunak atau tanah yang tidak dapat
dipadatkan atau tanah rawa, dasar pondasi timbunan harus
dipadatkan seluruhnya (termasuk penggemburan dan penggeringan
atau pembasahan bila diperlukan) sampai 15 cm bagian permukaan
atas dasar atas pondasi memenuhi kepadatan yang disyaratkan.
3. Bilamana timbunan akan dibangun atas permukaan tanah dengan
kelandaian lereng lebih dari 10%, ditempatkan diatas permukaan

Metode pelaksanaan pekerjaan 16


lama atau pembagunan timbunan baru, maka lereng lama akan
dipotong sampai tanah yang keras dan bertangga dengan lebar yang
cukup sehingga memungkinkan perlaratan pemadat dapat
beroperasi. tangga-tangga tersebut tidak boleh mempunyai
kelandaian lebih dari 4% dan harus dibuatkan sedemikian dengan
jarak vertikal tidak lebih dari 30 cm untuk kelandaian yang kurang
dari 15% dan tidak lebih dari 60 cm untuk kelandaiannya yang sama
atau lebih besar dari 15%.
4. Dasar saluran yang ditimbun harus diratakan dan dilebarkan
sedemikian hingga memungkinkan pengoperasian peralatan
pemadat yang efektif.

2. Penghamparan Timbunan
1. Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah
disiapkan dan disebar dalam lapisan yang merata yang bila di
padatkan akan memenuhi toleransi tebal yang disyaratkan. Bilamana
timbunan dihampar lebih dari satu lapis, lapisan-lapisan tersebut
sedapat mungkin di bagi rata sehingga sama tebal.
2. Tanah timbunan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber
bahan ke permukaan yang telah disiapkan pada saat cuaca cerah dan
disebarkan. Penumpukan tanah timbunan untuk persediaan,
terutama selama musim hujan. biasanya tidak diperkenankan,
terutama selama musim hujan.
3. Timbunan di atas atau pada selimut pasir atau bahan drainase
porous, harus diperhatikan sedemikian rupa agar kedua bahan
tersebut tidak tercampur. Dalam pembentukan drainase sumuran
vertikal diperlukan suatu pemisah yang menyolok di antara kedua
bahan tersebut dengan memakai acuan sementara dari pelat baja
tipis yaag sedikit demi sedikit ditarik saat pengisian timbunan dan
drainase porous dilaksanakan.
4. Penimbunan kembali di atas pipa dan di belakang stsuktur harus
dilaksanakan dengan sistematis dan secepat mungkin segera setelah
pemasangan pipa struktur. Akan tetapi, sebelum penimbunan
kembali, diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 3 jam

Metode pelaksanaan pekerjaan 17


setelah pemberian adukan pada sambungan pipa atau pengecoran
struktur beton gravity, pemasangan pasangan batu gravity atau
pasangan batu dengan mortar gravity. Sebelum penimbunan
kembali di skitar struktur penahan tanah dari beton, pasangan batu
dengan mortar, juga diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari
14 hari
5. Bilamana timbunan badan jalan akan diperlebar, Iereng timbunan
lama harus disiapkan dengan membuang seluruh tetumbuhan yang
terdapat pada permukaan lereng dan harus dibuat bertangga (atau
dibuat bergerigi) sehingga timbunan baru akan terkunci pada
timbuan lama sedmikian sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan.
Selanjutnya timbunan yang diperlebar harus dihampar horizontal
lapis demi lapis sampai dengan elevasi tanah dasar, yang kemudian
harus ditutup secepat mungkin dengan lapis pondasi bawah dan atas
sampai elevasi permukaan jalan lama sehingga bagian yang
diperlebar dapat dimanfaatkan oleh lalu lintas secepat mungkin,
dengan demikian pembangunan dapat dilanjutkan ke sisi jalan
lainnya bilamana diperlukan
6. Lapisan penopang di atas tanah lunak termasuk tanah rawa harus
dihampar sesegera mungkin dan tidak lebih dari tiga hari setelah
persetujuan penggalian atau pembersihan dan pengupasan oleh
Direksi Pekerjaan. Lapisan penopang dapat dihampir satu lapis atau
beberapa lapis dengan tebal antara 0,5 sampai 1,0 meter sesuai
dengan kondisi lapangan dan sebagaimana diperintahkan atau
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

3. Pemadatan Timbunan
1. Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap
lapis harus dipadatkan dengan peralatan pemadat yang memandai
dan disetujui Direksi Pekerjaan sampai mencapai kepadatan yang
disyaratkan
2. Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana
kadar air bahan berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air
optimum sampai 1 % di atas kadar air optimum. Kadar air optimum

Metode pelaksanaan pekerjaan 18


harus didefinisikan sebagai kadar air pada kepadatan kering
maksimum yang diperoleh bilamana tanah dipadatkan sesuai dengan
SNI 03-1742-1989.
3. Seluruh timbunan batu harus ditutup dengan satu lapisan atau lebih
setebal 20 cm dari bahan bergradasi menerus dan tidak mengandung
batu yang lebih besar dari 5 cm serta mampu mengisi rongga-rongga
batu pada bagian atas timbunan batu tersebut lapis penutup ini harus
dilalsanakan sampai mencapai kepadatan timbunan tanah yang
disyaratkan.
4. Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti
yang disyaratkan, diuji kepadatannya dan harus diterima oleh
Direksi Pekerjaan sebelum lapisan berikutnya dihampar.
5. Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak
menuju ke arah sumbu jalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas
akan menerima jumlah usaha pemadatan yang sama. Bilamana
memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi dapat dilewatkan di
atas pekerjan timbunan dan lajur yang dilewati harus terus menerus
divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari
lalu lintas tersebut.
6. Dalam menempatkan timbunan di atas gorong-gorong dan bilamana
disyaratkan, dalam Kontrak, harus membuat timbunan tersebut sama
tinggi pada kedua sisinya. Jika kondisi-kondisi memerlukan
penempatan timbunan kembali atau timbunan pada satu sisi lebih
tinggi dari sisi lannya, penambahan bahan pada sisi yang lebih tinggi
tidak boleh dilakukan sampai persetujuan diberikan oleh Direksi
Pekerjaan dan tidak melakukan penimbunan sampai struktur
tersebut telah berada di tempat dalam waktu 14 hari, dan pengujian-
pengujian yang dilakukan di laboratorium di bawah pengawasan
Direksi Pekerjaan menetapkan bahwa struktur tersebut telah
mencapai kekuatan yang cukup untuk menahan tekanan apapun
yang ditimbulkan oleh metoda yang digunakan dan bahan yang
dihampar tanpa adanya kerusakan atau regangan yang di luar faktor
keamanan.

Metode pelaksanaan pekerjaan 19


7. Bahan untuk timbunan pada tempat-tempat yang sulit dimasuki oleh
alat pemadat normal harus dihampar dalam lapisan mendatar dengan
tebal gembur tidak lebih dari 10 cm dan seluruhnya dipadatkan
dengan menggunakan pemadat mekanis.
8. Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan
pemadat mesin gilas harus dihampar dalam lapisan horizontal
dengan tebal gembur tidak lebih dari 10 cm dan dipadatkan dengan
penumbuk loncat mekanis atau timbris (tamper) manual dengan
berat statis minimum 10 kg. pemadatan di bawah maupun di tepi
pipa harus mendapat perhatian khusus untuk mencegah timbulnya
rongga-rongga dan untuk menjamin bahwa pipa terdukung
sepenuhnya.

3.3.3 Penyiapan Badan Jalan


Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan dilakukan sepanjang badan jalan
exsisting dengan mertakan kembali permukaan jalan yang berlubang atau
bergelombang.
Prosedur pelaksanaan Penyiapan Badan Jalan sebagai berikut:
1. Motor Grader meratakan permukaan badan jalan
2. Vibro Roller memadatkan permukaan yang telah dipotong/diratakan oleh
Motor Grader
3. Sekelompok pekerja akan membantu meratakan badan jalan dengan alat
bantu

3.4 Pekerjaan Perkerasan Berbutir

3.4.1 Perkerasan Beton Semen dengan Anyaman Tulangan Tunggal


Pelaksanaan pekerjaan Perkerasan Beton Semen dengan Anyaman
Tulangan Tunggal dibedakan atas CARA MANUAL, SEMI MEKANIS,
DAN CARA MEKANIS. Cara manual ditandai dengan penggunaan
formwork atau bekisting sebagai cetakan pembentuk lintasan pada
penghamparan beton. Sedangkan cara mekanik ditandai dengan penggunaan
alat Concrete Paver Mechine. Dalam kebanyakan dokumen perencanaan yang
tertuang dalam dokumen kontrak, pembedaan ini tidak dilakukan karena

Metode pelaksanaan pekerjaan 20


mengadopsi dari sumber referensi yang bersifat umum dan kurang
memperhatikan spesifikasi peralatan yang disyaratkan dalam dokumen
spesifikasi teknis.

3.4.2 Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan/Urutan Pengerjaan

a. Persiapan
- Pastikan Pekerjaan Lapis Pondasi Bawah dan bagian penunjangnya
sudah disetujui direksi/ pengawas, baik dari aspek kekuatan maupun
elevasi.
- Pastikan pemasangan Tulangan baja sudah terpasang sesuai gambar dan
sudah disetujui Direksi
- Persetujuan pelaksanaan Pekerjaan sudah diterima dan dapat
dilaksanakan.
- Formwork sudah terpasang dengan benar dan sudah disetujui direksi.
- Datangkan Campuran beton yang sudah disetujui spesifikasinya ke lokasi
pekerjaan.

b. Pengecoran
- Beton dicor ke dalam bekisting
- Beton diratakan sesuai ketinggian form work menggunakan tenaga
manusia (manual)
- Lakukan pengetaran menggunakan concrete vibrator
- Setelah setting beton langsung digrooving dengan merata

c. Perawatan
- Dilakukan Pemeriksaan dan Perawatan terhadap beton menggunakan
curing compound
- Dilakukan Pemeriksaan akhir

Metode pelaksanaan pekerjaan 21


3.5. Pekerjaan Struktur
3.5.1 Tahap pelaksanaan
1. Bahan-bahan untuk campuran beton (semen, pasir, aggregat kasar
dan air)
2. Material (pasir, semen, aggregat kasar) pencampuran dilakukan
menggunakan conceretepan mixer.
3. Bersihkan lantai kerja, selanjutnya pasang pmbesian dan bekisting.
Pembesian, bekistingdan benda-benda lain (pipa) yang dimasukkan
kedalam beton harus diikat kuat sehinggatidak bergeser pada saat
pengecoran.
4. Adukan beton menggunakan concerete mixer dan dituang ke dalam
cetakan.
5. Padatkan adukan beton secara merata menggunakan Concerete
Vibrator.
6. Permukaan beton dibentuk dan diratakan perlahan-lahan
menggunakan Towel dandilanjutkan menggunakan mistar lurus sampai
permukaan menjadi rata dan halus.
7. Perawatan dilakukan dengan menutupi permukaan beton
menggunakan karung basah.
8. Setelah minimal 12 jam pada saat pengecoran bekisting dibongkar

Tenaga:
- Pekerja Biasa
- Tukang
- Mandor

Bahan:
- Semen
- Pasir Beton
- Agregat Kasar
- Bekisting
- Paku

Peralatan:
- Batching Plant
- Truck Mixer

Metode pelaksanaan pekerjaan 22


- Conc. Vibrator
- Water Tanker

3.6. Pekerjaan Finishing


3.6.1. Pembersihan Akhir
 Pekerjaan pembersihan dilaksanakan apabila seluruh pekerjaan proyek
telah selesai dikerjakan.
 Pekerjaan ini meliputi:
 Pembersihan trase jalan
 Pembongkaran bowplank
 Pembersihan Drainase
 Pengendalian Tanaman/Babat Rumput
 Pembersihan sampah pada lokasi kerja
 Pembersihan lokasi base camp
 Pembongkaran semua instalasi yang ada pada base camp

3.6.2. Demobilisasi
Demobilisasi dilakukan saat proyek selesai dilaksanakan. Demobilisasi
ini mencakup pengembalian alat-alat berat, peralatan, dan tenaga kerja.

Metode pelaksanaan pekerjaan 23

Anda mungkin juga menyukai