METODA PELAKSANAAN
BAB I
PENJELASAN UMUM
I. DATA PROYEK
Proyek Pembangunan Gedung Asrama Mahasiswa Universitas Padjadjaran asal Kab.
Bandung yang berada dilingkungan Universitas Padjadjaran Kampus Jatinangor.
3 MANAJEMEN PROYEK
Pengelolaan pelaksanaan di proyek ini ditangani oleh tenaga-tenaga trampil pihak Penyedia
Jasa yang sudah berpengalaman dalam penanganan proyek-proyek besar sejenis dan
berteknologi tinggi, sehingga keberhasilan pelaksanaan pekerjaan dapat terjamin dengan baik.
Begitu juga tenaga yang diikutsertakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini merupakan tenaga-
tenaga yang telah dibina kemampuan dan produktivitas dalam pelaksanaan proyek-proyek besar
yang serupa.
Pelaksanaan proyek dikelola oleh satu tim manajemen yang dipimpin oleh Project Manager dan
Site Engineer (Struktur Organisasi lapangan terlampir).
Project Manager & Site Engineer memimpin seluruh kegiatan di proyek yang meliputi bidang
teknik, administrasi dan pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Dalam urutan di bidang teknik, pengendalian dan pengawasan mutu serta administrasi kontrak,
Project Manager dibantu oleh Quality Control bagian Teknik dan Administrasi Kontrak
beserta staf.
Dalam urusan di bidang keuangan, administrasi umum dan personalia, Project Manager dibantu
oleh Manager Administrasi/Personalia dan Keuangan beserta staf.
Dalam urusan di bidang Logistik dan Peralatan, Project Manager dibantu oleh Manager Logistik
dan Peralatan beserta staf.
Dalam urusan pelaksanaan pekerjaan di lapangan ditempatkan seorang Kepala Lapangan yang
akan dibantu oleh pelaksana-pelaksana dan para pembantu pelaksana.
Para pelaksana akan bertindak sebagai ”Supervisor” langsung terhadap para tenaga kerja dan
pelaksanaan pekerjaan.
Untuk bagian pekerjaan khusus yang akan dikerjakan oleh Sub-Kontraktor spesialis, masing-
masing bidang urusan dan pelaksanaan pekerjaan akan berada di bawah koordinasi Project
Manager, Site Engineer dan Site Manger dibantu pelaksana lapangan.
Tolak ukur keberhasilan tim manajemen proyek terhadap pelaksanaan proyek ini adalah tepat
mutu dan tepat waktu sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tertuang di dalam kontrak.
Hal ini benar-benar menjadi perhatian dan kewajiban utama tim manajemen proyek, karena
penyimpangan sedikit saja akan mengakibatkan kerugian moril dan material, baik bagi Penyedia
Jasa sebagai kontraktor, maupun pihak UNPAD Sebagai Pemilik Proyek.
Sebagai acuan pengendalian mutu adalah spesifikasi teknis dan gambar pelaksanaan yang
dikeluarkan oleh Konsultan Perencana sebelum diserahkan kelapangan dibuat Shop-
drawing, untuk kelancaran dan ketepatan ukuran dan lokasi, Gbr. Tersebut harus disetujui
oleh konsultan pengawas / MK.
Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja dengan mutu yang sesuai, pengendalian mutu
dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur terhadap bahan-bahan yang
digunakan dan terhadap cara pelaksanaan pekerjaan. Sebagai sarana penunjang terhadap
pengendalian mutu ini akan dibuat daftar bahan-bahan yang digunakan berikut spesifikasi
dan hasil ujinya serta dibuat metoda kerja yang dilengkapi gambar kerja secara terinci.
Sebagai acuan pengendalian waktu adalah “Master Schedule” (Skedul Induk) yang
terlampir dalam dokumen kontrak.
Skedul induk ini kemudian dijabarkan secara terinci kedalam skedul pekerjaan,
skedul alat, skedul bahan, skedul tenaga kerja dan skedul kerja bulanan dan
mingguan.
Tenaga pimpinan dan staf manajeamen proyek serta tenaga operasional lapangan
merupakan pegawai tetap yang telah berpengalaman dan terlatih dalam menangani
berbagai proyek serta telah menjalani berbagai pendidikan dan latihan untuk
meningkatkan kemampuan dan keterampilan.
4.2.b Bahan/Material
sebagai dasar dari pemilihan bahan/matearial yang akan dipakai adalah spesifikasi
teknis dan gambar yang dikeluarkan oleh Konsultan Perencana.
Untuk menjamin kesinambungan dari pekerjaan, bahan yang digunakan juga harus
ada dipasaran dan mencukupi sampai proyek selesai. Kemudahan dalam transportasi
perlu dipertimbangkan juga dalam menentukan pemakaian bahan.
4.2.c Peralatan
Dari pengalaman situsi/lokasi, untuk penanganan proyek gedung seperti ini peran alat
dalam pelaksanaan pekerjaan sangat menonjol.
Alat yang dibutuhkan tergantung dari jenis pekerjaan dan lokasinya. Pemilihan dan
penempatan alat di lokasi proyek diperhitungkan dengan cermat agar efisiensi dan
dapat diperhitungkan dengan cermat agar efisien dan dapat melayani pekerjaan
seoptimal mungkin.
Pengunaan alat yang terlalu banyak tidak efisien akan dihindari karena selain akan
memenuhi Site, juga kemungkinan akan mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
4.2.d Metode
Metode atau cara melaksanakan pekerjaan merupakan acuan bagi operasional di
lapangan dalam menyelesaikan pekerjaan. Berdasarkan sumber daya yang ada
(bahan, alat tenaga kerja dan uang), metode apa yang harus digunakan atau
sebaliknya dengan metode yang ada sumber daya yang bagaimana yang harus
disediakan.
Dalam penyusunan metoda kerja disini dibuat berdasarkan waktu dan mutu yang
harus dicapai, sumber daya yang ada yang mungkin untuk diadakan.
Metoda kerja yang dibuat harus mudah dikerjakan, efisien dan memenuhi ketentuan
dalam halmutu dan waktu.
Dalam pembuatan metoda kerja harus dijabarkan pula kemungkinan-kemungkinan
yang dapat timbul dan sekaligus mengantisipasinyua kalau hal tersebut benar-benar
terjadi.
Untuk pekerjaan-pekerjaan khusus yang akan dikerjakan oleh sub kontraktor spesialis,
metode kerja yang akan digunakan harus disinkronkan dan dikoordinasikan dengan
pekerjaan lain ahar tidak saling mengaggu dalam pelaksanaannya, justru sebaliknya
harus saling menunjang.
Kesinambungan atas suplai bahan, alat dan tenaga kerja tergantung pada sumber
pembiayaan.Dalam hal ini menjadi suatu hal yangmutlak bagi tim manajemen proyek
untuk bekerja secara konsisten sesuai terhadap mutu,w aktu dan rencana yang telah
digariskan, dan tentunya solusi-solusi dan bantuan dan Konsultan MK dan Pemberi
Tugas terhadap permasalahan-permasalahan di lapangan akan sangat membantu
dalam kelancaran pelaksanaan proyek.
f. Pekerjaan Elektrikal
Masing-masing bidang pekerjaan di atas akan saling terkait dan tergantung satu dengan
yang lainnya, sehingga diperlukan koordinasi yang baik satu dengan yang laina.
Dari ”Master Schedule” yang ada dibuat rincian dari masing-masing bidang pekerjaan
dilengkapi dengan hubungan ketergantungannya. dari skedul rincian ini kemudian
dibuat daftar periksa (Check-List) yang dilengkapi dengan ”Mile Stone/Key Date dari
pekerjaan-pekerjaan yang saling tergantung.pertemuan/rapat koordinasi yang rutin
diadakan menjadi sarana yang penting untuk memecahkan persoalan-persoalan yang ada
atau yang mungkin akan timbul.
5 PENGENDALIAN MUTU
Sasaran dari pengendalian mutu adalah kelima sumber daya seperti yang telah disebutkan
dimuka, proses pelaksanaan pekerjaan itu sendiri dan proses pasca pelaksanaan
pekerjaan.
5.2.2 Khusus untuk pekerjaan beton, setiap volume tertentu diambil contohnya untuk
diperiksa/diuji kekuatannya di laboratorium.
6 PENGARUH LINGKUNGAN
Pelaksanaan proyek pada tentunya akan banyak menimbulkan pengaruh lingkungan sekitar
terhadap pelaksanaan proyek.
Air limbah yang mengandung sampah atau lumpur diendapkan dulu dalam kolam
pengendapan, sehingga hanya air saja yang dialirkan/dipompa ke saluran drainase
dan samp[ah/lumpur dibuang dengan kendaraan angkut.
5. Sampah proyek
Sampah yang ditimbulkan oleh sisa-sisa pekerjaanproyek akan dikumpulkan di dalam
lokasi proyek dan kemudian dibuang ketempat pembuangan sampah (TPA) setempat.
Untuk sampah beracun dan berbahaya dinetralisir terlebih dahulu atau dikirim ke
tempat khusus, dan untuk sampah yang dapat di daur ulang akan dibawa ketempat
pendaur ulang.
Dampak sosial yang dapat timbul akibat pelaksanaan suatu proyek antara lain :
1. Munculnya pedagang makanan musiman di sekitar lokasi proyek yang dapat mengotori
dan merusak lingkungan. Meskipun hal ini bukan kemauan dan wewenang Kontraktor,
akan tetapi Kontraktor merasa ikut berkewajiban menertibkan dan mengatur mereka
bersama-sama aparat setempat.
2. Adanya pendatang-pendatang baru yang merupakan pekerja proyek.untuk lebih
memudahkan pengwasan dan koordinasi maka diusahakan tempat penampungan
sementara mereka dalam suatu lokasi tertentu dan fasilitas MCK.
Kontraktor dalam penanganan dampak lingkungan tersebut di atras akan bekerja sama
dan selalu mengkoordniasikan dengan aparat-aparat terkait termasuk dengan konsultan
MK dan pemberi Tugas.
Untuk lebih memudahkan pengawasan dan pengaturan di proyek, maka untuk seluruh staf
dan pekerja di proyek diwajibkan mengenakan tana pengenal yang telah disediakan oleh
Kontraktor, termasuk tamu, Konsultan MK dan Pemberi Tugas yang terlibat di lapangan.
Untuk pengamanproyek secara menyeluruh telah dipasang pagar keliling proyek.
Banyaknya aktifitas danpihak terlibat dalam proyek ini memungkinkan adanya gangguang-
gangguan non teknis selama pelaksanaan, seperti kecelakaan kerja dan lain-lainnya.
Untuk menghindari hal tersebut, maka dibentuk satuan petugas K-3 (Kesehatan dan
Keselamatan Kerja) dibawah Koordinasi Project Manager.
BAB II
METODE KERJA
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan persiapan meliputi, antara lain:
1. Pembuatan perangkat lunak, yang berupa metode kerja, skedul-skedul dan gambar kerja.
2. pembersihan lapangan
3. pembuatan bangunan sementara untuk kantor Konsultan MK, Kantor Kontraktor dan
Sarana pelengkap.
4. Pembuatan bangunan sementara untuk gedung, Workshop, KM/WC umum, barak kerja dan
gardu-gardu jaga.
5. Pembuatan Jalan Kerja
6. Pembuatan sistim drainase dan sanitasi sementara.
7. Penempatan /pemasangan instalasi air bersih, penerangan, peralatan komunikasi dan
listrik.
8. Mobilisasi peralatan dan tenaga serta penempatannya dilapangan.
9. pekerjaan pengukuran dan pematokan secara global.
Secara umum dari gambar ”Site Planning” tersebut dapat dilihat bahwa proyek ini akan
menggunakan alat Climbing Crane untuk melayani bangunan / mobilisasi material.