A. PENJELASAN UMUM
I. PENDAHULUAN
Pembangunan Embung Plered di Kabupaten Blora adalah merupakan salah satu
kegiatan Danau, Situ dan Embung, SNVT Pembangunan Bendungan BBWS Pemali
Juana yang telah diprogramkan oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat untuk mengembangkan potensi
sumber-sumber air yang ada di Propinsi Jawa Tengah, antara lain dengan membangun
fasilitas penampung air berupa waduk-waduk kecil yang dikenal dengan sebutan
embung termasuk komponen-komponen pendukungnya.
Pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam Kontrak ini terdiri dari Pembangunan
Embung Plered dan bangunan-bangunan pelengkapnya termasuk pemeliharaan
pekerjaan-pekerjaan tersebut, dan melaksanakan perbaikan apabila terjadi kerusakan
selama dalam masa pemeliharaan, semua yang tercantum dan diuraikan dalam gambar
dan dokumen-dokumen lainnya merupakan bagian Dokumen Kontrak.
Hal. 1
Pada pekerjaan ini dituntut profesionalitas tenaga lapangan atau yang akan ditempatkan
dilapangan akan benar-benar orang yang memahami baik teori maupun pengalaman
lapangan, jadi untuk menjaga mutu dan step-step kerja diperlukan orang yang memang
sudah pernah mempelajari menghitung, merencana, mengawasi dan melaksanakan
pekerjaan embung/ situ, jadi apabila ada kendala di lapangan maka tim Direksi bisa
berargumentasi antara data lapangan dengan data yang direncanakan dengan artian
yang sehat yaitu untuk kelancaran dan mutu pekerjaan ini.
” Hal. 2
III. LINGKUP PEKERJAAN
Uraian singkat pekerjaan Pembangunan Embung Plered, Kab. Blora adalah:
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Tubuh Embung
Pekerjaan Spillway dan Jembatan
Pekerjaan Jaringan
Pekerjaan Rumah Pompa
Pekerjaan Kantor OP
Pekerjaan Jalan
Pekerjaan Pagar
Prasarana
Penyediaan Rambu-Rambu
Pekerjaan Persiapan Keselamatan Kerja
Gudang Material, Bedeng
Penyiapan Lahan
Pembuatan Pagar Sementara
Laboratorium
Hal.
3
B. SITE MANAJEMEN DAN PENGELOLAAN PROYEK
Pengelolaan pelaksanaan pekerjaan di proyek ini ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dan
terampil dari Penyedia jasa yang sudah berpengalaman dalam penanganan proyek-proyek
irigasi sehingga keberhasilan pelaksanaan pekerjaan akan benar-benar terjamin, sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh semua pihak.
1. Manajemen Tanggung Jawab Organisasi
Pelaksanaan proyek dikelola oleh suatu tim manajemen yang dipimpin Project
Manager, dibantu oleh Site Manager serta beberapa tenaga staf, dan beberapa tenaga
pelaksana lapangan beserta pembantu-pembantunya. Project Manager bertanggung
jawab kepada pimpinan Penyedia jasa.
Demikian juga rapat internal antar bagian dalam organisasi kontraktor akan
dilaksanakan minimal 1 (satu) kali dalam 1 (satu) minggu dan berfungsi membahas
dan mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan, permasalahan dan penyelesaiannya
serta program pelaksanaan di lapangan. Hal tersebut bertujuan agar tercipta suasana
komunikasi kerja yang baik sehingga mendukung kelancaran pelaksanaan proyek.
Disamping itu Penyedia jasa juga menerapkan sistem koordinasi yang
sinergis antara semua pihak yang terkait dalam proyek ini, pihak-pihak tersebut
antara lain:
• Pemberi Tugas
• Direksi Lapangan
• Konsultan Perencana
• Kontraktor Pelaksana
• Konsultan Pengawas
Dalam pelaksanaan sistem koordinasi tersebut terdapat garis instruksi, garis koordinasi,
dan garis konsultasi antara beberapa pihak tertentu. Garis instruksi merupakan
garis/hubungan pemberian instruksi/tugas pelaksanaan pekerjaan dari hirarki yang lebih
tinggi (dalam hal ini pemberi tugas) ke pihak pelaksana (kontraktor dan
konsultan). Garis koordinasi adalah garis/hubungan pertanggungjawaban pelaksanaan
pekerjaan dan hubungan koordinatif dari pihak pelaksana (kontraktor dan konsultan) ke
hirarkhi yang lebih tinggi (pemberi tugas), sementara garis konsultasi adalah
hubungan/garis dari dua belah pihak (kontraktor dan konsultan) yang sejajar
kedudukannya yang bersifat konsultatif. Adapun hubungan antara pemberi tugas,
direksi lapangan, konsultan perencana, konsultan pengawas, dan kontraktor di
gambarkan seperti bagan dibawah ini:
Hal. 5
PEMBERI
TUGAS
KONSULTAN KONTRAKTOR
PERENCANA PELAKSANA
Garis Koordinasi
Garis Instruksi
Garis Konsultasi
• Gambar kerja akan dibuat dengan skala dan dimensi yang spesifik dan tipikal
untuk menggambarkan berbagai segi pekerjaan dan menjadi pedoman bagi
pelaksana untuk dilaksanakan di lapangan. Sebelum melaksanakan pekerjaan,
gambar-gambar kerja tersebut akan diajukan beserta urutan dan metode
pelaksanaan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan. Gambar Kerja
akan dipersiapkan berdasarkan Gambar Kontrak dan Spesifikasi yang
dipersyaratkan, dan akan memuat hal-hal sebagai berikut:
- Detil-detil dari setiap bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan.
- Data topografi dan elevasi permukaan bagian pekerjaan yang diperoleh dari
data perencanaan dan hasil survey lapangan.
- Perhitungan-perhitungan yang diperlukan.
- Jenis material yang digunakan untuk tiap bagian konstruksi.
Hal. 6
• Selama periode pelaksanaan, kontraktor akan menyiapkan Gambar Purna
Bangunan untuk semua jenis pekerjaan yang telah diselesaikan. Gambar-
gambar tersebut akan menunjukkan perubahan-perubahan yang disetujui
sebagaimana dalam Gambar Pelaksanaan, dengan maksud agar kondisi purna
bangunan tersebut merupakan proses yang benar dari kondisi setiap pekerjaan.
Prosedur Kontrol Kemajuan Pekerjaan dapat dijelaskan dalam tahap-tahap berikut ini:
3. TAHAP EVALUASI
4. TIND AK LANJUT
Tinjau kembali rencana pelaksanaan dan tetapkan rencana
baru
5. Pengamanan (Security)
Untuk pengawasan dan pengamanan proyek, Penyedia jasa akan menyediakan tenaga
keamanan sesuai dengan kebutuhan yang bertugas dalam hal:
• Pengamanan terhadap proyek pada umumnya;
• Pengamanan terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk pencegahan dari pencurian;
• Pengamanan dan Pengaturan lalu lintas/ lingkungan sekitar pada saat pelaksanaan
proyek;
Hal. 7
• Menjaga dan membina hubungan baik dengan masyarakat sekitar lokasi proyek,
agar pelaksanaan proyek mendapat dukungan dari lingkungan setempat sehingga
tidak mendapat kendala dari lingkungan/masyarakat sekitar.
6. Program K3
Untuk keselamatan kerja seluruh staf dan pekerja yang terlibat dalam kegiatan proyek
akan dibentuk unit K3 yang akan membuat program seperti tersebut di atas dan akan
diawasi. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai maka akan dibuat buku Program K3
yang digunakan sebagai panduan pelaksanaan K3 yang sekurang-kurangnya berisi:
Safety Plan
Uraian Proyek secara garis besar
Organisasi K3 di Proyek
Daftar Material yang memerlukan penanganan khusus
Daftar Peralatan yang memerlukan penanganan khusus
Daftar Tenaga Kerja yang memerlukan keahlian tertentu
Jadwal Waktu, Jadwal Bahan, Jadwal Alat, Jadwal Tenaga Kerja.
Identifikasi sumber bahaya dan pencegahan
Rencana Inspeksi dan Tes
Site Plan K3
Program Kebersihan dan 5R
Prosedur Inspeksi K3
Inspeksi harian
Inspeksi mingguan
Inspeksi bulanan
Rapat K3
Rapat K3 harian
Rapat K3 mingguan
Rapat K3 bulanan
Dalam menanggulangi hal-hal yang mungkin akan terjadi, maka unit K-3 akan bekerja
sama dengan Puskesmas, Klinik, Rumah sakit, maupun instansi lain yang terkait. Jika
memungkinkan maka kontraktor akan membuat unit PPPK (Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan) di lokasi proyek yang dikerjakan dan dikelola oleh perawat yang bertugas
di lokasi proyek selama jam kerja. Kontraktor akan membuat tempat tersendiri di
lapangan untuk pelayanan PPPK bagi Pemberi Tugas, Direksi, semua staf
SubKontraktor (jika ada) dan Staf Kontraktor sendiri.
Security
SHOES
HELMET
Hal. 9
Gambar : Rambu-Rambu Standar K3 untuk di Lingkungan Proyek
C. PENGAWASAN MUTU
Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu yang disyaratkan,
perlu dilakukan pengendalian proses dan pengawasan mutu (Quality Control) terhadap
pelaksanaan pekerjaan yang antara lain, adalah:
- Seluruh material yang digunakan
- Pemilihan tenaga kerja
- Perawatan alat
- Test material di laboratorium dan lapangan
Melakukan pemeriksaan secara teratur, baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadap cara pelaksanaan pekerjaan sendiri. Meskipun
untuk hal-hal tersebut di atas sudah ada penanggung-jawabnya langsung, kiranya perlu
ditunjuk petugas khusus quality control yang dikoordinasikan oleh bagian administrasi
teknik dan melakukan proses Quality Control dan prosedurnya yang telah berlaku diproyek
yang dilaksanakan oleh Penyedia jasa.
Hal. 10
Manajemen mutu di proyek akan melaksanakan semua kegiatan sistematik dan terencana
yang diterapkan sebagai bagian dari sistem mutu perusahaan untuk menjamin bahwa proses
pelaksanaan di proyek secara terkendali dan konsisten dapat mencapai semua sasaran dan
persyaratan mutu yang diminta dalam gambar-gambar pelaksanaan dan spesifikasi
pekerjaan pengendalian mutu pada pelaksanaan akan dapat dijalankan dengan baik dan
benar dengan adanya:
- Sasaran mutu yang jelas
- Sumber daya manusia yang profesional dan tanggung jawab yang jelas
- Organisasi proyek yang handal
- Sistem dan prosedur mutu yang baku
- Penerapan manajemen mutu yang konsisten
D. PENGENDALIAN PROYEK
Pengendalian proyek bertujuan sebagai instrumen pengontrol progress pelaksanaan
pekerjaan dilapangan. Apabila terjadi permasalahan teknis maupun non teknis pada saat
pelaksanaan proyek atau indikasi-indikasi permasalahan yang muncul, maka sesegera
mungkin dicari jalan penyelesaiannya. Hal tersebut dimaksudkan agar keterlambatan yang
terjadi diproyek dapat diantisipasi atau dikejar di masa yang akan datang dan tidak terlalu
berdampak buruk pada pekerjaan-pekerjaan berikutnya. Hal-hal yang menjadi fokus
pengendalian proyek, adalah:
- Waktu yang telah digunakan terhadap rencana dan besar progress kemajuan proyek.
- Mutu konstruksi yang telah dilaksanakan dan biaya yang digunakan terhadap rencana.
- Jumlah tenaga kerja yang digunakan dan mutu material yang akan digunakan/ dipasang.
Hal. 11
E. METODE PENCAPAIAN PROYEK
Untuk menjamin sistem manajemen dapat berlangsung dengan baik, maka Penyedia jasa
telah mengeluarkan kebijakan mutu. Sistem manajemen tersebut di atas dalam
pelaksanaannya ditunjang dengan sarana-sarana lain, berupa perangkat lunak (software)
sebagai sarana pengendali, dan perangkat keras (hardware) yang berupa peralatan-peralatan
sebagai sarana penunjang pelaksanaan pekerjaan.
Hal-hal yang akan dipersiapkan oleh kontraktor guna pencapaian proyek dengan baik
adalah sebagai berikut:
Hal. 12
1. Tenaga Kerja
Personil yang dipilih adalah personil yang berpengalaman dalam proyek sejenis dan
ditempatkan sebagai personil inti dalam organisasi proyek. Personil inti akan dipilih
sesuai dengan kriteria yang dipersyaratkan dalam dokumen lelang dan didatangkan dari
Jakarta. Sedangkan tenaga pendukung dalam pelaksanaan pekerjaan ini akan
mengutamakan dari warga setempat dan sekitarnya yang berkompeten dalam bidang
pekerjaan yang dibutuhkan. Dalam hal ini kontraktor akan terlebih dahulu mengusulkan
tenaga pendukung tersebut kepada Direksi untuk disetujui.
3. Sumber-Sumber Pendukung
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, maka terlebih dahulu kontraktor akan berkoordinasi
dengan konsultan, pemerintahan/ aparat dan masyarakat setempat guna mendapatkan
informasi mengenai sumber-sumber pendukung yang dapat dipakai, seperti borrow area
dan quarry area material semen, pasir, batu, besi, pipa serta sumber air yang dapat
dipakai dalam mendukung pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Setelah mendapat informasi mengenai lokasi tersebut diatas maka kontraktor akan
melakukan survey beberapa lokasi untuk mendapatkan data-data yang diperlukan. Dari
data-data tersebut, kontraktor akan mengusulkan lokasi sumber-sumber pendukung yang
dapat dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan kepada Direksi guna mendapat persetujuan.
Begitu juga dengan lokasi fasilitas yang diperlukan seperti tata letak (lay out) fasilitas
konstruksi, camp penyedia jasa, kantor dan bangunan serta alat komunikasi (handy talky
atau HT) dan fasilitas lainnya yang diperlukan di lapangan. Maka kontraktor akan
mengusulkan terlebih dahulu kepada Direksi untuk disetujui sebelum dikerjakan.
4. Jam Kerja
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan dokumen lelang adalah 270 (dua
ratus tujuh puluh) hari kalender. Dengan mempertimbangkan terbatasnya waktu serta
kendala-kendala yang mungkin akan timbul di lapangan dan masyarakat maka
kontraktor akan menetapkan perhitungan hari efektif kerja sebagai berikut:
Hal. 13
- Hari kerja seminggu : 7 (tujuh) hari.
- Jam kerja perhari : minimal 7 (tujuh) jam.
Pada saat akan memobilisasi dan demobilisasi alat-alat berat, akan terlebih dahulu
meminta ijin kepada instansi yang berwenang sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Dan apabila terjadi kerusakan jalan umum akibat pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi
maka akan segera diperbaiki sesuai petunjuk dari Direksi atau Pejabat Pemerintah yang
berwenang.
Adapun daftar peralatan utama yang diperlukan untuk pekerjaan ini adalah:
1. Excavator dengan kapasitas min. 0,83 m3 : 3 unit.
2. Giant Breaker : 1 unit.
3. Bulldozer dengan kapasitas min. 15 ton : 1 unit.
4. Vibro Compactor dengan kapasitas min. 10,5 ton : 1 unit.
5. Sheep Foot Roller : 1 unit.
6. Dump Truck dengan kapasitas min. 4 m3 : 5 buah.
7. Pompa Air dengan kapasitas min. 20 lt/ detik : 2 buah.
8. Genset dengan kapasitas min. 250 Kva : 1 buah.
9. Tripod/ Pancang Kaki Tiga dengan kapasitas min. 1 ton : 1 unit.
10. Total Station : 1 unit.
11. Concrete Mixer dengan kapasitas min. 0,8 m3 : 3 unit.
12. Vibrator Concrete : 2 buah.
13. Stamper/ Baby Roller : 1 unit.
Hal. 15
Mobilisasi alat berat dengan Alat berat diatas trailer Unloading alat berat dari trailer
menggunakan long trailer perjalanan menuju setelah tiba di Lokasi Proyek
atau flat bed trailer Lokasi Proyek
Perkampungan staf Penyedia Jasa dan pemondokan buruh akan dilengkapi dengan
semua pelayanan yang perlu seperti saluran pembuang, penerangan jalan, air bersih,
MCK, gang, tempat parkir, pemagaran, kesehatan, ruang masak, pencegahan kebakaran
dan peralatan pencegahan api sesuai dengan batas yang ditentukan dalam kontrak.
Penyedia Jasa juga akan melengkapi keperluan air bersih dan penerangan yang cukup
untuk kantor Penyedia Jasa, perkampungan stafnya, pemondokan buruh, bengkel dan
tempat lainnya di daerah kerja.
Terlebih dahulu kontraktor akan melaksanakan pekerjaan pengadaan semua bahan yang
diperlukan dan peralatan yang akan digunakan serta tenaga yang dibutuhkan di
lapangan dan setelah itu akan dilakukan pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis.
Hal. 16
Gambar : contoh pekerjaan direksi keet
Hal. 17
Penyerahan dilakukan sebanyak 6 (enam) ganda bersama 1 (satu) ganda album
negatifnya/ soft copynya. Tiap album dan juga yang berisi negatif akan diberi
keterangan atau tanda sama untuk memudahkan mengidentifikasi negatif/ soft copy dan
cetakannya. Semua album menjadi milik Pemberi Tugas dan tanpa ijinnya tidak akan
diberikan/ dipinjamkan kepada siapapun.
3.2. Pelaporan
Setiap hari senin kontraktor akan menyerahkan kemajuan prestasi ke pengguna jasa
dengan persetujuan Direksi Pekerjaan. Pelaporan pelaksanaan pekerjaan terdiri dari
laporan harian, laporan mingguan dan laporan bulanan sebanyak 5 buku, 1 asli dan 4
copy atau sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan/ pengawas lapangan.
1. Mutual Check
a. Sistem Pekerjaan
Sistem Pelaksanaan Pekerjaan ini adalah kontrak harga satuan.
b. Pelaksanaan Mutual Check
1. Pelaksanaan Mutual Check 0% diadakan berpedoman pada tender drawing.
2. Pelaksana untuk Pekerjaan Mutual Check adalah terdiri dari kontraktor
bersama-sama dengan tim mutual check yang dibentuk oleh PPK.
3. Uraian Pekerjaan Mutual Check yang dilaksanakan kontraktor adalah
sebagai berikut :
- Pengukuran kembali semua kegiatan-kegiatan pekerjaan dengan
mencocokkan kembali pada titik tetap dengan ketelitian 10 VL.mm.
- Membuat gambar-gambar hasil pengukuran kembali (Uitzet) profil
memanjang dan melintang dengan mengikuti Standar Penggambaran
Tender Drawing.
- Membuat gambar-gambar bangunan dengan mengikuti Standar
Penggambaran Tender Drawing (termasuk gambar detail).
- Membuat perhitungan Hidrolis dan teknis, apabila ada perubahan bentuk
desaign.
- Membuat perhitungan Bill of Quantity (BOQ) dan RAB perubahan
tambahan/ pengurangan.
Aktivitas yang terlihat pada program harus sudah termasuk pelaksanaan sementara
dan tetap kelonggaran waktu yang diperlukan untuk persiapan dan persetujuan
gambar-gambar pengiriman peralatan dan bahan ke lapangan dan juga kelonggaran
dengan adanya hari liburan umum atau keagamaan.
Hal. 19
1. Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada bulan
laporan maupun prosentase rencana yang diprogramkan pada bulan berikutnya.
2. Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun prosentase
rencana yang diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan yang dicapai pada
bulan laporan.
3. Rencana kegiatan dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan ramalan
tanggal permulaan dan penyeselaian.
4. Daftar tenaga buruh setempat.
5. Daftar perlengkapan kontruksi peralatan dan bahan di lapangan yang
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah datang dan
dipindahkan dari lapangan.
6. Jumlah volume pekerjaan yang merupakan bagian pekerjaan tetap akan
diuraikan sebagai berikut :
a) Jumlah volume untuk berbagai pekerjaan beton.
b) Jumlah volume dari berbagai pekerjaan galian dan timbunan.
c) Jumlah volume dari bahan perkerasan jalan yang digunakan.
d) Jumlah volume dari pekerjaan pasangan batu yang diselesaikan.
e) Jumlah banyaknya bangunan dan lain-lain.
7. Uraian pokok pekerjaan sementara yang dilaksanakan selama masa laporan.
8. Daftar besarnya pembayaran terakhir yang diterima dan dibutuhkan
pembayaran yang diperlukan pada bulan berikutnya.
9. Hal-hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan masalah yang timbul
atau berhubungan dengan pelaksanaan selama bulan laporan.
Hal. 20
D. Rapat bersama untuk membicarakan kemajuan pekerjaan
Rapat tetap antara Direksi/ Pengawas dan Penyedia Jasa diadakan seminggu sekali
pada tempat dan waktu yang telah disetujui oleh Direksi/ Pengawas. Maksud dari
pada rapat ini membicarakan kemajuan pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan
yang diusulkan untuk seminggu selanjutnya dan membahas permasalahan yang
timbul agar dapat segera diselesaikan. Sedangkan rapat bulanan diadakan sebulan
sekali dipimpin oleh Pengguna Jasa dihadiri oleh Penyedia Jasa, Direksi/ Pengawas
dan Konsultan Pengawas.
3.3. Penggambaran
Gambar-gambar yang akan disiapkan kontraktor adalah :
a. Gambar-Gambar Pekerjaan Tetap
- Umum
Semua gambar-gambar yang disiapkan oleh Penyedia Jasa haruslah
gambargambar yang telah ditanda tangani oleh Direksi, dan apabila ada
perubahan harus diserahkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan sebelum
program pelaksanaan dimulai.
- Gambar-gambar pelaksanaan
Kontraktor akan menggunakan gambar kontrak sebagai dasar untuk
mempersiapkan Gambar Pelaksanaan. Gambar itu dibuat lebih detail untuk
pekerjaan tetap dan dapat memperlihatkan penampang melintang dan memanjang
dari konstruksi beton, pasangan batu, pengaturan batang pembesian termasuk
rencana konstruksi, pemotongan dan daftar besi beton, tipe bahan yang
digunakan, mutu, tempat dan ukuran yang tepat.
- Kontraktor akan menyediakan 1 (satu) set gambar-gambar lengkap di lapangan
Apabila ada pekerjaan dilaksanakan sebelum ada persetujuan Direksi adalah
menjadi resiko Penyedia Jasa. Persetujuan Direksi terhadap gambar-gambar
tersebut tidak akan meringankan tanggung jawab Penyedia Jasa atas
kebenaran gambar tersebut.
b. Gambar-Gambar Pekerjaan Sementara
- Umum
Semua gambar yang disiapkan oleh Penyedia Jasa harus terperinci, dan
diserahkan kepada Direksi sebelum tanggal pelaksanaan pekerjaan atau dalam
waktu yang telah ditentukan dalam Kontrak. Gambar-gambar harus menunjukan
detail dari pekerjaan sementara seperti pengalihan aliran (kistdam) dan
sebagainya. Gambar Perencanaan yang diusulkan Penyedia Jasa yang dipakai
dalam Pelaksanaan Konstruksi (sah) juga harus diserahkan kepada Direksi
sebanyak 3 (tiga) rangkap.
- Gambar-gambar untuk Pekerjaan Sementara yang ditinggalkan oleh Penyedia
Jasa hendaknya mengusulkan pekerjaan sementara yang berkaitan dengan
Hal. 21
pekerjaan tetap secara lebih mendetail dan diserahkan kepada Direksi untuk
mengubah dan mendapat persetujuan sebelum tanggal dimulainya pelaksanaan
c. Gambar-Gambar Purna laksana / As Built Drawing
Selama masa pelaksanaan, Penyedia Jasa harus memelihara satu set gambar
konstruksi terpasang yang dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan. Pada
gambar yang memperlihatkan perubahan yang sudah diberikan sesuai dengan
kontrak, sejauh gambar tersebut sudah dilaksanakan dengan benar kemudian dicap
“sudah dilaksanakan”. Gambar-gambar yang dilaksanakan akan diperiksa tiap bulan
di lapangan oleh Direksi dan tiap hari oleh Pengawas Lapangan, dan apabila
ditemukan hal-hal yang tidak memuaskan dan tidak dilaksanakan, paling lambat
harus diperiksa kembali selama 6 (enam) hari kerja. Gambar purna laksana (As Built
Drawing) harus dibuat di atas kertas kalkir yang berkualitas baik minimal kalkir 80
gram bila pekerjaan telah diselesaikan 100 %. Dalam waktu 1 (satu) bulan setelah
penandatanganan serah terima ke I (PHO), Penyedia Jasa harus sudah menyerahkan
gambar purna laksana (As Built Drawing) yang terdiri dari satu set gambar lengkap
dengan ukuran minimal A3, beserta 1 (satu) set copy blue print jika penggambaran
dengan cara manual dan soft copy apabila penggambaran menggunakan program
computer.
d. Penandatanganan dan Persetujuan Gambar
Penyedia Jasa harus menyerahkan gambar kerja kepada Direksi untuk disahkan
dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sebelum dimulai pekerjaan yang dimaksud. Dalam
waktu 7 (tujuh) hari setelah penerimaan copy dari Penyedia Jasa dan satu copy
dikembalikan kepada Penyedia Jasa dengan diberi suatu keterangan sebagai berikut:
1. Disetujui
2. Disetujui dengan catatan
3. Dapat disetujui setelah direvisi
4. Ditolak
Bila gambar dicap dengan tanda a atau b sebagaimana tersebut di atas, Penyedia Jasa
sudah dapat memesan atau memulai pekerjaan sesuai dengan gambar. Satu set copy
gambar yang telah disetujui oleh Direksi dapat diletakkan pada Direksi Keet
Penyedia Jasa. Bila gambar dicap dengan tanda c, Penyedia Jasa harus mengadakan
perbaikan-perbaikan/revisi dan kemudian menyerahkan hasil revisi tersebut
sebanyak 3 (tiga) copy kepada Direksi, guna mendapat persetujuannya. Waktu yang
diberikan kepada Penyedia Jasa untuk mengadakan revisi maksimum 7 (tujuh) hari
setelah gambar dikembalikan dari Direksi, begitu seterusnya sampai gambar
dinyatakan diterima dicap a atau b. Penyedia Jasa tidak diperbolehkan memulai
pekerjaan, sebelum gambar tersebut disetujui oleh Direksi.Direksi dapat meminta
kepada Penyedia Jasa untuk menambah detail-detail gambar yang dirasa perlu, tanpa
tambahan biaya.
Hal. 22
4. Quality Assurance
Quality Assurance (QA) secara umum bertanggung jawab untuk memastikan
produk atau jasa memenuhi standar yang ditetapkan termasuk keandalan,
kegunaan, kinerja dan standar kualitas umum yang ditetapkan oleh perusahaan.
Adapun tugas dan tanggung jawab quality assurance adalah sebagai berikut:
• Memiliki tugas pokok dalam perencanaan prosedur jaminan kualitas suatu
produk atau jasa.
• Menafsirkan dan menerapkan standar jaminan kualitas.
• Mengevaluasi kecukupan standar jaminan kualitas.
• Merancang sampel prosedur dan petunjuk untuk mencatat dan melaporkan
data berkualitas.
• Meninjau pelaksanaan dan efisiensi kualitas dan inspeksi sistem agar berjalan
sesuai rencana, melaksanakan dan memantau pengujian dan inspeksi bahan dan
produk untuk memastikan kualitas produk jadi.
• Mendokumentasikan audit internal dan kegiatan jaminan kualitas lainnya.
• Menyelidiki keluhan pelanggan dan masalah ketidaksesuaian.
• Mengumpulkan dan menyusun data kualitas statistik.
• Menganalisis data untuk mengidentifikasi area untuk perbaikan dalam sistem mutu.
• Mengembangkan, merekomendasikan dan memantau tindakan perbaikan dan
pencegahan.
• Menyiapkan laporan untuk berkomunikasi hasil dari kegiatan kualitas.
• Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan mengatur intervensi pelatihan untuk
memenuhi standar kualitas.
• Mengkoordinasikan dan dukungan di tempat audit yang dilakukan oleh
penyedia eksternal.
• Mengevaluasi temuan audit dan menerapkan tindakan koreksi yang tepat.
• Mengelola dan memeriksa kegiatan manajemen risiko.
• Bertanggung jawab untuk sistem manajemen dokumen.
• Memastikan kepatuhan berkelanjutan dengan persyaratan peraturan kualitas
dan industri yang ditetapkan perusahaan.
Kegiatan Quality Assurance akan dilakukan oleh kontraktor sesuai dengan petunjuk
Direksi pekerjaan/ pengawas lapangan.
Perlengkapan K3 terdiri dari rompi, sepatu safety dan juga helm lapangan, dll untuk
jumlah sesuai dengan kebutuhan di lapangan atau sesuai dengan petunjuk Direksi
Pekerjaan/ Pengawas Lapangan.
7. Penyelidikan Tanah
a. Booring dan data
Kegiatan Booring & data ini dilaksanakan dengan kedalaman booring 30 m atau
sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan/ Pengawas Lapangan.
Semua hasil-hasil pengeboran dicatat dalam laporan hasil pengeboran (atau disebut
boring log), yang berisi antara lain:
- Kedalaman lapisan tanah.
- Elevasi permukaan tiik bor, lapisan tanah dan muka air tanah. -
- Deskripsi tanah.
- Posisi dan kedalaman pengambilan contoh, disebutkan kondisi contoh
terganggu atau tak terganggu.
- Nama proyek, lokasi, tanggal, dan nama penanggung jawab pekerjaan
pengeboran.
Dalam penggambaran profil lapisan tanah, lapisan tanah disajikan dalam bentuk
simbol-simbol yang digambar secara vertical. Gambar berikut menyajikan contoh
symbol-simbol tersebut. Kebanyakan tanah terdiri dari beberapa campuran dari jenis
tanah-tanah tertentu, seperti lempung berlapis, lanau berlapis, lanau berpasir, kerikil
berlanau, dan sebagainya. Dalam kondisi ini, symbol-simbol dapat dikombinasikan,
dengan kandungan tanah yang dominan digambar lebih banyak atau lebih tebal.
Hal. 24
b. Pengambilan sampel tanah untuk material timbunan inti & random
Pengambilan sampel tanah untuk material timbunan inti & random ini
dilaksanakan di lokasi rencana borrow area dengan pengambilan sampel untuk
dimasukan ke laboratorium tanah sampai mendapatkan material yang
memenuhi spesifikasi teknik untuk material timbunan inti dan random atau
sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan/ Pengawas Lapangan.
Peta yang dihasilkan dapat digunakan sebagai tools sehingga memudahkan para
perencana dan pengambil keputusan untuk melakukan inventarisasi keadaan
infrastruktur secara keseluruhan, melakukan monitoring dan analisa kesesuaian lahan
terhadap Master Plan kawasan atau Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW),
dalam bentuk Peta Foto dan Peta Topografi yang detail, akurat dan up to date.
Hal. 25
Metode pelaksanaannya adalah:
a. Peralatan : bulldozer dan alat bantu
b. Tenaga : pekerja, mandor
c. Bahan : -
d. Metode Kerja :
• Pengukuran dan pemasangan bouwplank.
• Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor akan menyerahkan gambar
detail rencana pelaksanaan pekerjaan striping dengan alat.
• Penyedia Jasa akan menyerahkan daftar peralatan dan tenaga kerja yang akan
melaksanakan pekerjaan striping dengan alat kepada Direksi Pekerjaan.
• Pekerjaan mobilisasi alat dan pekerja ke lokasi pekerjaan.
• Penyedia Jasa akan menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja
sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti sarung tangan, topi
pelindung kepala, sepatu safety dan lainnya. Penyedia Jasa akan menyiapkan
kotak P3K sebagai penanganan sementara apabila terjadi kecelakan kerja.
• Semua daerah di sekitar jalur yang perlu dibersihkan seperti yang ditentukan oleh
Direksi/ Pengawas, akan dibersihkan dari segala pohon-pohon, semak-semak
sampah dan bahan lain yang mengganggu dan bahan-bahan itu akan dibuang,
kecuali bila ada ketentuan lain yang disetujui oleh Direksi/ Pengawas.
• Umumnya hanya pohon-pohon yang mengganggu bangunan yang dimaksudkan
dalam spesifikasi ini yang akan dibuang, dan ditumpuk di tempat-tempat yang
ditunjuk oleh Direksi/ Pengawas di sepanjang tepi jalan atau batas tanah. Pagar-
pagar, dinding-dinding, bangunan-bangunan reruntuhan dari tempat-tempat
pekerjaan harus dibuang menurut persetujuan Direksi / Pengawas.
• Membongkar akar-akar, kemudian mengisi lobang dan dipadatkan dan
memindahkan dari tempat semua bahan-bahan yang timbul akibat
pembersihan lapangan.
• Pekerjaan striping ini akan dilaksanakan dengan menggunakan alat
bulldozer dan daerah yang tidak terjangkau oleh alat akan dilakukan secara
manual dengan menggunakan alat bantu.
• Pada saat waktu istirahat semua peralatan pekerjaan akan diamankan agar
tidak terjadi kecelakaan, baik akibat tertabrak, kejatuhan atau lain
sebagainya yang bisa menyebabkan terluka ringan atau berat. Pengamanan
bisa dilakukan dengan cara menempatkan alat ditempat kerja yang aman.
• Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan, 50% selama pekerjaan
berlangsung dan foto 100% setelah pekerjaan selesai.
• Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.
Hal. 26
Gambar: contoh pekerjaan striping dengan bulldozer
“ Hal. 29
4. Galian Batu dengan Alat
Galian batu termasuk semua batu-batuan padat dan keras dengan
mempergunakan Excavator yang diperlengkapi dengan Breaker.
Hal. 30
• Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan, 50% selama pekerjaan
berlangsung dan foto 100% setelah pekerjaan selesai.
• Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.
5. Membuang Hasil Galian dengan jarak buangan < 0,5 km dan meratakan
Bahan hasil galian yang mengandung tonggak-tonggak, akar-akar dan bahan-bahan lain
yang mengganggu dan bahan galian yang tidak diperlukan untuk penimbunan kembali,
penanggulangan dan bangunan lain yang diperlukan menurut spesifikasi ini akan
ditempatkan di tempat penimbunan (spoil bank) dengan jarak buangan < 0,5 km yang
telah direncanakan serta disetujui oleh Direksi/ Pengawas.
Mobilisasi alat dan tenaga kerja sesuai dengan yang dibutuhkan di lapangan.
Penyedia Jasa akan menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja
sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti sarung tangan, topi
pelindung kepala, sepatu safety dan lainnya. Penyedia Jasa akan menyiapkan
kotak P3K sebagai penanganan sementara apabila terjadi kecelakan kerja.
Meminta persetujuan kepada Direksi untuk melaksanakan pekerjaan membuang tanah
hasil galian tersebut.
Pelaksanaan pekerjaan buangan tanah hasil galian dari tempat penampungan
sementara dengan cara excavator memuat kembali tanah hasil galian ke bak dump
truck. Setelah dump truck terisi penuh sesuai dengan kapasitasnya maka
Hal. 31
tanah tersebut akan diangkut dan dibuang ke lokasi pembuangan akhir
(disposal area) yang telah ditentukan.
Cara pengangkutan harus sedemikian rupa, sehingga angkutan tanah/ lumpur
tidak berceceran di jalan dan tidak mengganggu kelancaran lalu-lintas.
Apabila ada yang tercecer, maka tanah/ lumpur tersebut akan segera
dibersihkan dengan menggunakan alat bantu.
Pekerjaan ini akan dilakukan secara terus menerus dengan jumlah dump truck
sesuai kebutuhan sampai jumlah kubikasi galian yang telah ditetapkan.
Hasil timbunan ditempat pembuangan akhir akan diratakan dan dirapikan dengan
menggunakan alat bantu atau jika memungkinkan menggunakan bulldozer
dan diusahakan tidak mengganggu lingkungan sekitar tempat pembuangan.
Pekerjaan perapihan dan finishing.
Pada saat waktu istirahat semua peralatan pekerjaan akan diamankan agar tidak
terjadi kecelakaan, baik akibat tertabrak, kejatuhan atau lain sebagainya yang
bisa menyebabkan terluka ringan atau berat. Pengamanan bisa dilakukan dengan
cara menempatkan alat ditempat kerja yang aman.
Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan, 50% selama pekerjaan berlangsung
dan foto 100% setelah pekerjaan selesai.
Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.
Gam bar: excavator loading tanah hasil galian ke bak dump truck
Hal. 32
6. Membuang Hasil Galian dengan jarak buangan > 0,5 km dan meratakan
Bahan hasil galian yang mengandung tonggak-tonggak, akar-akar dan bahan-bahan lain
yang mengganggu dan bahan galian yang tidak diperlukan untuk penimbunan kembali,
penanggulangan dan bangunan lain yang diperlukan menurut spesifikasi ini akan
ditempatkan di tempat penimbunan (spoil bank) dengan jarak buangan > 0,5 km yang
telah direncanakan serta disetujui oleh Direksi/ Pengawas.
“ Hal. 34
• Terlebih dahulu tanah timbunan akan dihampar lapis demi lapis ke semua
lokasi timbunan dengan menggunakan bulldozer.
• Segera setelah penempatan material zona urugan utama akan dipadatkan
dengan menggunakan penggilas kaki kambing (sheep foot roller) atau yang
sejenis untuk mendapatkan lapisan yang seragam secara menyeluruh, yaitu
paling tidak 90% densitas kering maksimum seperti yang didapat pada uji
pemadatan standar sesuai Standar ASTM D 698.
• Kadar air dari tanah yang dihampar adalah ± 3 % OMC; apabila tanah terlalu
basah, tanah timbunan akan dikeringkan dan sebaliknya bila terlalu kering
kontraktor akan menyiram dengan alat siraman yang memadai, sehingga
kadar air tanah timbunan memenuhi syaratDireksi.
• Diperkirakan hal ini dapat tercapai dengan delapan (8) kali penggilasan oleh
roller terhadap setiap lapisan; satu kali penggilasan oleh roller didefinisikan
sebagai penggilasan dengan roller tunggal dengan overlap tidak kurang dari
30-35 cm antar gilasan
• Kebutuhan jumlah gilasan yang sebenarnya oleh roller akan ditentukan
berdasarkan uji pengisian.
• Tipe sheep foot roller atau sejenisnya yang akan digunakan oleh kontraktor
akan mendapat persetujuan Direksi. Pembebanan, operasi dan kecepatan
roller harus yang memenuhi kebutuhan untuk mendapatkan kualitas dan
keseragaman yang dikehendaki sesuai persetujuan Direksi.
• Selama pemadatan material dengan sheep foot roller, kontraktor akan
menjamin bahwa ruangan antara ujung-ujung kaki sheep foot dan permukaan
roda roller dijaga tetap bersih dari material yang menempel yang akan
mempengaruhi keefektifan roller.
• Jika pekerjaan diberhentikan pada bagian tertentu pada zona urugan utama,
permukaan yang telah selesai akan diberi kemiringan dan dihaluskan agar air
hujan dapat ter-drainase dengan baik. Sebelum penempatan dan pemadatan
material dikerjakan, permukaan akan dirancah dan kadar air dikondisikan.
Hal. 35
8. Timbunan Random
Urugan tanah embung akan dibuat sesuai garis-garis, ukuran dan level seperti yang
ditunjukkan dalam gambar desain, dengan catatan garis-garis dimana urugan tanah
embung akan dibangun dan garis pembagi antara material zona urugan atau bagian dari
urugan dapat berubah setiap saat sebelum atau selama konstruksi berdasarkan
permintaan Direksi.
Hal. 36
• Diperkirakan hal ini dapat tercapai dengan delapan (8) kali penggilasan oleh
roller terhadap setiap lapisan; satu kali penggilasan oleh roller didefinisikan
sebagai penggilasan dengan roller tunggal dengan overlap tidak kurang dari
30-35 cm antar gilasan.
• Kebutuhan jumlah gilasan yang sebenarnya oleh roller akan ditentukan
berdasarkan uji pengisian.
• Tipe sheep foot roller atau sejenisnya yang akan digunakan oleh kontraktor
akan mendapat persetujuan Direksi. Pembebanan, operasi dan kecepatan
roller harus yang memenuhi kebutuhan untuk mendapatkan kualitas dan
keseragaman yang dikehendaki sesuai persetujuan Direksi.
• Selama pemadatan material dengan sheep foot roller, kontraktor akan
menjamin bahwa ruangan antara ujung-ujung kaki sheep foot dan permukaan
roda roller dijaga tetap bersih dari material yang menempel yang akan
mempengaruhi keefektifan roller.
• Jika pekerjaan diberhentikan pada bagian tertentu pada zona urugan utama,
permukaan yang telah selesai akan diberi kemiringan dan dihaluskan agar air
hujan dapat ter-drainase dengan baik. Sebelum penempatan dan pemadatan
material dikerjakan, permukaan akan dirancah dan kadar air dikondisikan.
• Pekerjaan perapihan dan finishing.
• Pada saat waktu istirahat semua peralatan pekerjaan akan diamankan agar
tidak terjadi kecelakaan, baik akibat tertabrak, kejatuhan atau lain
sebagainya yang bisa menyebabkan terluka ringan atau berat. Pengamanan
bisa dilakukan dengan cara menempatkan alat ditempat kerja yang aman.
• Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan, 50% selama
pelaksanaan berlangsung dan foto 100% setelah selesai pelaksanaan pekerjaan.
• Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.
Hal. 37
Gambar : contoh pekerjaan penghamparan dan pemadatan timbunan
Hal. 38
Gambar: contoh pekerjaan mendatangkan pasir dan pekerjaan
penghamparannya
Hal. 39
Gambar: contoh pekerjaan timbunan gravel (batu pecah 2/3)
11. Rip-Rap
Pekerjaan rip-rap atau pemasangan batu kosong akan dilakukan setelah selesai
pekerjaan geomembran atau sesuai yang ditunjukkan pada gambar.
Hal. 40
Gambar: contoh pekerjaan rip-rap
12. Teodrain
a. Umum
Konstruksi lapisan drainase tumit batu pada kaki lereng hilir embung utama harus
mengikuti ketentuan dalam klausul ini. Material drainase tumit batu berupa bongkah
batu (boulder) yang keras dan awet dipilih dari material yang didapat dari
penggalian pondasi konstruksi, sumber batu (quarry) baik dengan peledakan maupun
endapan sungai. Bongkah berasal dari tufa dan batuan berongga-rongga (vesicular)
tidak boleh digunakan.
Mengingat jadwal pelaksanaan pekerjaan, maka material zona drainase tumit batu
boleh ditaruh di tempat penumpukan sementara (stockpile) pada lokasi yang
disetujui oleh Direksi, untuk persiapan penempatan di urugan. Metode penggalian
dan penanganan material zona drainase tumit batu harus menghindari hal-hal yang
tidak dikehendaki atau segregasi material sebelum pemadatan pada urugan dan
untuk mendapatkan material yang konsisten dan gradasi yang baik di dalam
batasbatas yang telah ditentukan.
b. Material
Material zona drainase tumit batu untuk urugan embung secara grafis dan harus
mengikuti ketentuan sebagai berikut :
Material drainase tumit batu pada bendungan utama harus terdiri dari material
bergradasi baik berisi batu dasit segar dan padat yang diperoleh dari pemilihan dan
penyaringan quarry batu. Material harus bebas dari butir halus plastis berkohesi dan
harus bebas men-drainase jika ditempatkan dan dipadatkan pada urugan embung.
Antara zona drainase tumit batu dan zona urugan utama harus diberi bahan
geotekstil non-woven yang berfungsi sebagai filter.
Hal. 41
Gradasi (distribusi ukuran butir) untuk material zona drainase tumit batu harus baik
dalam batas-batas sebagai berikut :
c. Penyiapan pondasi
Kecuali jika ditentukan lain oleh Direksi, tidak diperlukan penyiapan permukaan
urugan secara khusus untuk pemasangan zona drainase tumit batu. Jika zona
drainase tumit batu akan dipasang pada urugan batu yang dipadatkan atau pada
galian pondasi, selapis material zona bedding harus dipasang dan dipadatkan sebagai
lantai kerja sebagaimana yang ditunjukkan dalam gambar atau oleh Direksi.
d. Penempatan
Material zona drainase tumit batu pada urugan bendungan harus ditempatkan dengan
truk penumpah belakang (end-dump truck), loader atau crane bucket. Walaupun
tidak diperlukan penyiapan permukaan urugan secara khusus Kontraktor harus
menjamin bahwa pekerjaan penempatan material akan menghasilkan lapisan yang
padat, stabil, memiliki campuran dengan gradasi ukuran partikel yang baik, dan jika
diperlukan atau ditunjukkan oleh Direksi Kontraktor harus melakukan pekerjaan
penyebaran material dengan menggunakan back-hoe atau peralatan lain yang serupa
dan disetujui atau dengan penempatan tangan yang memenuhi mutu material
terpasang sesuai persyaratan Direksi.
e. Pemadatan
Kecuali ditunjukkan lain oleh Direksi, tidak diperlukan pemadatan mekanis secara
khusus yang diperlukan pada zone drainase tumit batu kecuali persyaratan pekerjaan
dan pengaturan.
Hal. 43
Gambar : contoh pekerjaan geotextile non woven
Hal. 44
15. Pengadaan dan Pemasangan guard rail galvanis (termasuk tiang & accessories)
Sebelum memasang Guard Rail maka kontraktor terlebih dahulu berkoordinasi dengan
Direksi Pekerjaan dengan berpedoman gambar (CD).
Ukuran Guard Rail komponen : w-beam 4320 x 312 x 2,7 mm, channel post/ tiang
penyangga 1800 x 178 x 76 x 4,5 atau 6,0 mm, blocking/ besi pengikat 350 x 178 x 76
x 4,5 atau 6,0 mm, terminal-end 725 x 2,7 mm.
Hal. 45
16. V-Notch (tebal 10 mm termasuk pheil scale)
Bahan V-Notch terbuat dari pelat logam (baja) dengan dimensi 60x60 cm dengan
dilengkapi angkur, sedangkan untuk peil schale terbuat dari alumunium atau sesuai
dengan petunjuk Direksi Pekerjaan/ Pengawas Lapangan.
Hal. 46
- Pekerjaan Pipa suling-suling akan dipasang setiap setiap 2 m2 permukaan atau
sesuai dengan gambar kerja dan persetujuan Direksi.
- Kualitas pipa dikontrol berdasarkan ketebalan pipa yang akan dipasang.
- Pekerjaan perapihan dan finishing.
- Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan, 50% selama
pekerjaan berlangsung dan foto 100% setelah pekerjaan selesai.
- Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.
Hal. 47
- Kemudian dilakukan pekerjaan adukan semen, pasir dan air dengan komposisi
campuran 1 pc : 4 ps secara manual dengan menggunakan alat bantu. Posisi
pengadukan diusahakan dekat dengan lokasi pemasangan batu.
-Sebelum pemasangan, batu akan dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan
dalam waktu yang cukup sehingga untuk memungkinkan penyerapan air
mendekati titik jenuh. Landasan yang akan menerima setiap batu juga akan
dibasahi dan selanjutnya landasan dari adukan akan disebar pada sisi batu
yang bersebelahan dengan batu yang akan dipasang.
- Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu belah sesuai dengan spesifikasi teknis
dan gambar kerja secara manual dengan menggunakan alat bantu.
- Tebal dari landasan adukan harus pada rentang antara 2 cm sampai 5 cm dan
merupakan kebutuhan minimum untuk menjamin bahwa seluruh rongga
antara batu yang dipasang terisi penuh.
- Batu akan dipasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang
tampak harus dipasang sejajar dengan muka dinding dari batu yang terpasang.
-Batu akan ditangani sedemikian hingga tidak menggeser atau memindahkan batu
yang telah terpasang.
- Bila memerlukan suling-suling resapan sesuai design/ kontrak, suling dari
pipa paralon yang dibungkus ijuk diujung pipa bagian dalam dipasang
bersamaan dengan pasangan batu. Letak suling resapan merupakan barisan
dalam arah horizontal dengan jarak tertentu sesuai gambar design/ kontrak
atau petunjuk Direksi. Pipa suling berikutnya dipasang berselang seling.
- Pekerjaan perapihan dan finishing.
- Foto dokumentasi 50% selama pelaksanaan berlangsung dan foto 100%
setelah selesai pelaksanaan pekerjaan.
- Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.
Hal. 48
19. Plesteran Camp. 1pc : 3ps
Bila diperintahkan, dinding dan lantai baik lama maupun baru terbuat dari pasangan
bata/ batu kali diplester dengan adukan PC : pasir 1:3. Campuran untuk pekerjaan
plesteran harus memenuhi persyaratan untuk bahan dan campuran pada Pasal 4.03.
Pekerjaan plesteran dikerjakan 1 lapis sampai jumlah ketebalan 15 mm dan dihaluskan
dengan air semen. Apabila tidak diperintahkan lain, pasangan harus diplester pada
bagian atas dari dinding, bagian tepi pasangan pada sorongan/ pipa saluran, dan selebar
0.10 m di bawah tepi atas dinding dan pasangan sorongan/pipa saluran.
Hal. 49
Gambar: contoh pekerjaan plesteran
Crucuk-crucuk bambu atau kayu harus dipakai untuk memasang gebalan rumput.
Ukuran dari crucuk-crucuk tadi paling tidak panjangnya 30 cm untuk yang dari
bambu atau kayu dengan diameter 2-3 cm.
B. Batu Candi
Harus berwarna gelap, sewarna dan sejenis. Semua batu harus didapatkan dari satu
sumber, kuat, tidak mudah pecah dan tahan terhadap cuaca atau bahan-bahan yang
dibawa arus sungai.
C. Ukuran
Setiap batu candi harus dibentuk dari batu besar dan dibelah menyerupai piramida
terpancung dengan ukuran 30 cm x 30 cm bujur sangkar, atau maksimum 40 cm x 40
cm pada muka luarnya, bagian dalam berukuran minimum 20 cm x 20 cm dan
tingginya 30 - 60 cm. Pada bagian bawah / luar setebal 4 cm dari permukaan harus
dibuat halus dan rata. Pada bagian bawah/luar dibuat kasar dan dibentuk seperti
piramida terpancung kecuali ditentukan lain.
Hal. 51
E. Kekerasan
Kekerasan harus dicoba dengan jala membuat kubus berukuran 200 x 200 x 200 mm
yang diambil dari setiap 300 blok. Kekuatan tekan sampai pecah harus lebih besar dari
400 kg cm2.
F. Uji Ketahanan
Ketahanan terhadap gerusan dari batu candi harus diuji menurut Standar Indonesia (NI-
3) dan angka gerusan tidak boleh melebihi 15%.
G. Uji Keawetan
Keawetan batu candi diuji dengan jalan membasahi batu itu dengan larutan natrium
sulphate dan pengurangan beratnya setelah diuji tidak boleh lebih dari 12% atau seperti
yang ditunjukkan oleh Direksi / Pengawas.
Bench Mark yang lain dan titik referensi yang terletak pada Gambar diberikan kepada
Penyedia Jasa sebagai referensi. Sebelum menggunakan suatu Bench Mark dan titik
referensi kecuali Bench Mark dasar untuk setting out pekerjaan. Penyedia Jasa harus
melakukan pengukuran/pemeriksaan atas ketelitiannya. Pengguna Jasa tidak akan
bertanggung jawab atas ketelitian Bench Mark yang lain begitu juga dengan titik
referensinya.
Hal. 52
III. PEKERJAAN SPILLWAY DAN JEMBATAN
1. Galian Tanah dengan Alat Berat
Penggalian saluran akan dilaksanakan sesuai dengan dimensi yang ada pada gambar.
Galian tanah merupakan galian terbuka yang digali secara efektif dengan menggunakan
alat berat dan dipindahkan ke tempat pembuangan sementara, sebelum dibuang ke
tempat pembuangan terakhir.
Hal. 53
• Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan, 50% selama pekerjaan
berlangsung dan foto 100% setelah pekerjaan selesai.
• Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.
Hal. 55
• Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan, 50% selama pelaksanaan
berlangsung dan foto 100% setelah selesai pelaksanaan pekerjaan.
• Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.
Hal. 56
f. Pemancangan
- Setiap saat pada saat pemancangan, tiang pancang harus disanggah dengan
baik sehingga tidak berubah dari posisi yang telah ditentukan serta tidak
terjadi kemungkinan tekuk. Penyanggahan ini harus diatur sedemikian rupa
sehingga tidak menyebabkan kerusakan pada tiang tekan.
- Alat pancang yang akan dipergunakan harus mempunyai kapasitas dan
efisiensi, sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan dan terlebih dahulu
mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas sebelum
digunakan. Manometer pengukur tekanan harus ada sertifikat kalibrasi yang
masih berlaku dari pihak yang berwenang.
- Panjang tiang pancang yang akan ditekankan harus mendapatkan persetujuan
Konsultan Pengawas, sesuai dengan keadaan tanah setempat.
- Setiap tiang pancang harus dipancang terus menerus sampai penetrasi atau
kedalaman yang disyaratkan tercapai. Kecuali Konsultan Pengawas
menyetujui bahwa penghentian pemancangan terjadi karena hal-hal yang
diluar kekuasaan pemborong.
- Pemborong harus membuat catatan pemancangan (tiap pemasukan 500 mm
kecuali sisa 2000 mm terakhir harus dibaca tiap 250 mm ) atau sesuai dengan
petunjuk Konsultan Pengawas.
- Bila terjadi karakteristik pemancangan yang berbeda dengan karakteristik
yang diharapkan berdasarkan hasil penyelidikan tanah maupun penekanan-
penekanan sebelumnya, pemborong harus segera memberitahukan Konsultan
Pengawas untuk meminta petunjuknya.
- Urut-urutan pemancangan harus diatur sedemikian rupa sehingga pengaruh
yang jelek dari "heave" dan desakan tanah kesamping dapat dibatasi sekecil
mungkin. Urut-urutan penekanan ini harus dikonsultasikan dan disetujui
secara tertulis oleh Konsultan Pengawas.
- Bila terjadi “heave”, Pemborong harus melakukan penekanan ulang pada
semua tiang yang terjadi heave.
- Toleransi posisi horizontal pondasi tiang pada Level Poer tidak boleh
melebihi 75 mm dalam segala arah.
- Toleransi posisi vertikal pondasi tiang tidak boleh melebihi kemiringan 1:75
g. Pemotongan Kepala Tiang Tekan
‐ Bila pemancangan telah mencapai kapasitas tiang atau kedalaman yang disyaratkan, maka kepala tiang
tekan harus dikupas sampai dengan level yang ditentukan dalam gambar pelaksanaan.
‐ Panjang tulangan yang terkupas harus sesuai dengan panjang yang disyaratkan dalam gambar pelaksanaan.
‐ Pemborong harus melakukan segala usaha agar pemotongan tiang tekan ini tidak menyebabkan kerusakan pada tiang tekan tersebut.
Hal. 57
‐ Setiap tiang tekan yang retak atau cacat harus dibongkar dan diperbaiki dengan beton dengan mutu
yang sama dengan mutu beton yang disyaratkan untuk tiang tekan.
h. Penolakan Tiang
- Tiang yang tidak dilaksanakan dengan benar serta tidak memenuhi spesifikasi ini
akan ditolak. Pemborong wajib membuat tiang pengganti tanpa biaya tambahan.
- Segera setalah pekerjaan selesai, Pemborong harus membuat “As built
drawing” dari letak dan kedalaman tiang pancang mini pile.
5. Beton B0
Semen yang dipakai dalam pekerjaan pada umumnya jenis semen Portland dari
perusahaan Dalam negeri dan memenuhi Standar Nasional Indonesia NI-B dan Pasal
3.2. NI-2.
Tipe semen yang lain dapat digunakan untuk keperluan khusus jika diperintahkan oleh
Pengguna Jasa. Penyedia Jasa harus menyediakan contoh semen yang berada di gudang
lapangan atau dari pabrik dan Direksi / Pengawas bisa memerintahkan untuk diadakan
test / pengujian material, bila dari hasil test ditemukan semen yang tidak memenuhi
syarat maka ditolak dan penyedia jasa harus memindahkan keluar daerah pekerjaan.
8. Bekisting (expose)
Material yang digunakan untuk bahan bekisting adalah Triplek Phenolic Film
dengan tebal 18 mm atau sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan.
Hal. 61
• Bekisting dibuat dan dirakit dengan bahan-bahannya masing-masing sesuai
dengan jenis konstruksi yang akan dibuat bersama perancahnya dengan
berbagai bentuk menggunakan alat bantu, bidang-bidang, batas-batas dan
ukuran sesuai dengan hasil akhir beton yang diinginkan sebagaimana terlihat
pada gambar kerja atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
Hal. 62
d. Metode :
- Pertama sekali dilakukan adalah pembersihan lokasi pekerjaan.
- Pengukuran dan pembuatan bouwplank.
- Mobilisasi pekerja, alat dan bahan serta perlengkapan K3.
- Permintaan persetujuan kepada Direksi untuk memulai pekerjaan pasangan batu.
-Kemudian dilakukan pekerjaan adukan semen, pasir dan air dengan komposisi
campuran 1 pc : 4 ps secara manual dengan menggunakan alat bantu. Posisi
pengadukan diusahakan dekat dengan lokasi pemasangan batu.
-Sebelum pemasangan, batu akan dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan
dalam waktu yang cukup sehingga untuk memungkinkan penyerapan air
mendekati titik jenuh. Landasan yang akan menerima setiap batu juga akan
dibasahi dan selanjutnya landasan dari adukan akan disebar pada sisi batu
yang bersebelahan dengan batu yang akan dipasang.
- Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu belah sesuai dengan spesifikasi teknis
dan gambar kerja secara manual dengan menggunakan alat bantu.
- Tebal dari landasan adukan harus pada rentang antara 2 cm sampai 5 cm dan
merupakan kebutuhan minimum untuk menjamin bahwa seluruh rongga
antara batu yang dipasang terisi penuh.
- Batu akan dipasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang
tampak harus dipasang sejajar dengan muka dinding dari batu yang terpasang.
-Batu akan ditangani sedemikian hingga tidak menggeser atau memindahkan batu
yang telah terpasang.
- Bila memerlukan suling-suling resapan sesuai design/ kontrak, suling dari
pipa paralon yang dibungkus ijuk diujung pipa bagian dalam dipasang
bersamaan dengan pasangan batu. Letak suling resapan merupakan barisan
dalam arah horizontal dengan jarak tertentu sesuai gambar design/ kontrak
atau petunjuk Direksi. Pipa suling berikutnya dipasang berselang seling.
- Pekerjaan perapihan dan finishing.
- Foto dokumentasi 50% selama pelaksanaan berlangsung dan foto 100%
setelah selesai pelaksanaan pekerjaan.
- Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.
Hal. 63
bagian atas dari dinding, bagian tepi pasangan pada sorongan/ pipa saluran, dan
selebar 0.10 m di bawah tepi atas dinding dan pasangan sorongan/pipa saluran.
Batu-batu untuk bronjong harus seperti yang ditentukan dalam Pasal 1.01 dengan
ukuran tidak kurang dari 15 cm dan tidak lebih dari 25 cm. Batu yang dipakai
dipilih berbentuk bulat.
Bronjong kotak dan bersusun harus mempunyai batas pemisah bagian dalam dengan
bahan kawat dan bentuk anyaman yang sama. Batas pemisah ditempatkan sedemikian
membentuk matras berukuran 2 m x 0.60 m. Hubungan antara bronjong atau matras
harus terikat erat dengan kawat pada ujung-ujungnya sehingga menjadi satu kesatuan.
Bronjong untuk penahan tanah harus ditempatkan bagian yang bersinggungan dengan
tanah diberi lapisan filter kerikil, geotextile atau lapisan ijuk. Pengerjaan bronjong
harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia PBUI-1982. Apabila bronjong
ditempatkan pada lapisan saringan maka harus dikerjakan dengan hati-hati untuk
mencegah kerusakan kawatnya. Bronjong harus diikat kawat dengan erat-erat pada
bronjong berdampingan sepanjang tepinya. Ukuran dari bronjong seperti ditunjukkan
di dalam gambar atau diperintahkan oleh Direksi / Pengawas, dengan anyaman
bentuk segi enam beraturan yang jarak sisi-sisinya 13-15 cm, serta sisi anyaman yang
dililit harus terdiri dari tiga lilita. Kecuali ditentukan lain oleh Direksi/ Pengawas,
maka ukuran kawat yang digunakan adalah berdiameter 4 mm.
Hal. 65
14. Water stop lebar 20 cm
Penyedia Jasa harus menyediakan dan memasang penahanan air pada semua tempat
sambungan gerak pada bagian yang memerlukan atau tercantum seperti di dalam
gambar. Sambungan tersebut harus kedap air.
Apabila tidak diminta lain, penahanan air (Water Stops) dibuat dari karet seperti
tercantum dalam gambar dan dijelaskan dalam “Daftar Banyaknya Pekerjaan”.
Penahanan air di atas harus didapatkan dari pabrik yang disetujui Direksi / Pengawas
dan harus disimpan dan dipasang sesuai petunjuk dari pabrik. Penahanan air di atas
harus dicetak sampai kepanjangan yang memungkinkan dan lengkap dengan bagian
yang membentuk sudut dan persilangan, dan harus dibuat untuk keperluan bangunan-
bangunan di bawah air secara terus menerus atau seperti yang tercantum di dalam
gambar. Usul dari Penyedia Jasa untuk menyambung penahan air di lapangan harus
disetujui Direksi / Pengawas lebih dahulu, dan semua sambungan harus rapat. Ukuran
minimum dan bentuk dari penahan seperti daftar tersebut di bawah ini :
Hal. 66
Pada bagian ujungnya karet penahan air harus mempunyai potongan lingkaran. Karet
penahan air harus selalu dijaga pada kedudukan seperti tercantum pada gambar dan
harus dilindungi dari kerusakan akibat kena panas selama pemasangannya. Papan
acuan pada kedua ujungnya harus dibentuk sedemikian hingga menggambarkan
potongan dari penahan airnya. Pada pengecoran betonnya harus dirapatkan dengan
hati-hati dan seksama sehingga tidak ada lubang-lubang yang terjadi.
Penyedia Jasa harus menyediakan hasil pengujian dari pabrik untuk setiap penahan
air yang dikirim ke lapangan dan apabila diminta oleh Direksi/ Pengawas harus
mengadakan percobaan uji terhadap penahan air tersebut untuk mendapatkan
keyakinan akan mutu barang tersebut. Karet untuk penahan air harus memenuhi
persyaratan-persyaratan di bawah ini apabila bahannya dicoba menurut percobaan yang
dinyatakan pada SNI atau spesifikasi lain yang disetujui oleh Direksi/ Pengawas.
Hal. 68
- Pekerjaan Pipa suling-suling akan dipasang setiap setiap 2 m2 permukaan atau
sesuai dengan gambar kerja dan persetujuan Direksi.
- Kualitas pipa dikontrol berdasarkan ketebalan pipa yang akan dipasang.
- Pekerjaan perapihan dan finishing.
- Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan, 50% selama pekerjaan
berlangsung dan foto 100% setelah pekerjaan selesai.
- Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.
Hal. 70
bisa menyebabkan terluka ringan atau berat. Pengamanan bisa dilakukan dengan
cara menempatkan alat ditempat kerja yang aman.
• Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan, 50% selama pekerjaan
berlangsung dan foto 100% setelah pekerjaan selesai.
• Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.
Hal. 71
7. Dilanjutkan pekerjaan pemasangan jaringan pipa transmisi galvanis diameter 6 inci
dari embung ke rumah pompa dengan ketebalan 10 mm.
8. Kemudian pengadaan dan pemasangan pelampung bola.
9. Akhir pekerjaan akan dilakukan timbunan tanah ke,bali dan dipadatkan.
10. Pekerjaan perapihan dan finishing.
11. Meminta persetujuan kepada Direksi Pekerjaan atas pekerjaan yang telah
diselesaikan.
B. Bak Penampung
Untuk pekerjaan bak penampung ini maka kontraktor terlebih dahulu memesan/
pengadaan barang, menyiapkan peralatan dan tenaga, kemudian dilakukan mobilisasi
ke lokasi pekerjaan.
Hal. 72
V. PEKERJAAN BOX STOP KRAN & RUMAH KONTROL DAN RUMAH
POMPA
A. Pekerjaan Box Stop Kran & Rumah Kontrol
Untuk pekerjaan box kran & rumah kontrol ini maka kontraktor terlebih dahulu
memesan/ pengadaan barang, menyiapkan peralatan dan tenaga, kemudian dilakukan
mobilisasi ke lokasi pekerjaan.
Hal. 73
6. Setelah selesai pekerjaan pasangan batu maka akan diplester dengan campuran
1pc : 3 ps dan disiar dengan campuran komposisi 1pc : 2ps.
7. Dilanjutkan pekerjaan pembesian dan bekisting dan diadakan pekerjaan
pengecoran beton K.225 (ready mix).
8. Pengadaan dan pemasangan instalasi genset 50 KVA / 60 KW serta pengadaan dan
pemasangan instalasi pompa air 15 HP.
9. Kemudian dipasang pipa distribusi PVC dia. 2 inci serta pengadaan dan
pemasangan pintu besi dan dilakukan pengecatan.
10. Setelah selesai pekerjaan pasangan maka akan dilanjutkan pekerjaan timbunan
tanah kembali dipadatkan dan urugan pasir.
11. Pekerjaan perapihan dan finishing.
12. Meminta persetujuan kepada Direksi atas pekerjaan yang telah selesai
dilaksanakan.
B. Pekerjaan Tanah
1. Tanah untuk lokasi bangunan harus diratakan lebih dahulu, dan dibersihkan dari
akar-akar pepohonan sampai yang sekecil-kecilnya harus digali: kemudian
dibuang disingkirkan dari daerah dimana bangunan tersebut akan dibangun.
2. Galian tanah untuk pondasi harus cukup lebarnya, sehingga tidak menyusahkan
posisi bekerja bagi para pekerja dalam pekerjaan pemasangan pondasi.
3. Urugan kembali lubang pondasi dapat diambilkan dari tanah galian yang sudah
dibersihkan dari kotoran dan akar-akar, urugan ini dilaksanakan berlapis-lapis
setebal 20 cm dan disiram air serta dipadatkan.
4. Tanah sisanya dapat digunakan untuk meratakan halaman atau diangkut keluar bila
ternyata tanah tersebut kelebihan.
Hal. 74
5. Tanah untuk urugan tidakm boleh diambil dari halaman pembangunan, kecuali seijin
Direksi / Pengawas.
6. Kedalaman galian pondasi harus mencapai tanah keras dan sebelumnya pondasi di
pasang harus mendapat persetujuan dari Direksi / Pengawas.
7. Tanah bekas galian yang mengandung sampah humus tidak dibenarkan untuk
pekerjaan urugan.
C. Pekerjaan Pasangan
1. Pondasi dibuat dari pasangan batu kali/belah atau batu gunung dengan perekat
campuran 1 Pc : 3 Psr.
2. Dinding dibuat dari pasangan batu bata kualitas I dengan perekat 1 Pc : 3 Psr
sebelum dipasang, batu bata direndam air lebih dahulu sampai jenuh.
3. Sebelum pondasi batu kali/gunung dipasang, dasar lubang pondasi harus dilapisi
dengan pasir urug dan selanjutnya batu kosong, (sesuai gambar kerja), lalu
dipadatkan.
4. Sebelum lubang pondasi diurug, pasangan pondasi harus diplester/diberangkal
terlebih dahulu dengan perekat campuran yang sama.
5. Pasangan batu bata dari atas slof sampai diatas permukaan lantai setinggi 20 cm
harus memakai perekat campuran 1Pc : 2 Psr (tras raam) dan untuk dinding
tembok kamar mandi /CW setinggi 1,50 m dari permukaan lantai.
6. Pasangan batu bata maksimal setinggi 1,00 m dan diakhiri dengan pasangan bergigi.
7. Pasangan batu bata di atas kosen pintu jendela yang lebarnya lebih dari 1,00 m,
pemasangan dengan cara batu bata berdiri/rollag dengan perekat camp. 1 Pc :3 Psr.
D. Pekerjaan Plesteran
1. Pasir pasangan yang akan dipakai untuk plesteran harus disaring dengan kawat
ayakan yang berlubang 4 mm.
2. Untuk pondasi yang lebih tinggi dari permukaan tanah harus diplester dengan
campuran trasraam dan dilicinkan dengan air semen.
3. Plesteran dengan campuran (1Pc : 2 Psr), selain digunakan butir di atas juga
digunakan pada :
4. Pasangan batu yang menggunakan campuran trasraam.
5. Semua sudut tembok.
6. Sponing-sponing tembok (keliling kosen).
7. Plesteran dengan campuran 1 Pc : 4 Psr digunakan pada pasangan batu bata yang
menggunakan perekat yang sama. Tebal plesteran rata-rata 1,5 m.
8.Sebelum memulai plesteran, pasangan dinding tembok harus disiram dengan air lebih
dahulu sampai basah betul (jenuh).
9. Plesteran harus rata dan tegak lurus (tidak bergelombang).
10. Setelah plesteran cukup kering, harus diaci dengan campuran Pc.
Hal. 75
E. Pekerjaan Lantai /Ubin
1. Semua lantai/ubin dipasang dengan perekat campuran 1 Pc :4 Psr kecuali ubin kamar
mandin dan teras menggunakan campuran 1Pc : 2 Psr.
2. Ketebalan rata-rata campuran untuk pasangan lantai ubin 3 cm di atas lapisan pasir
urug yang telah dipadatkan.
3. Khusus untuk bangunan Balai Ulu-Ulu, pasangan lantai menggunakan batu bata
dengan plesteran bagian atas dan bawah menggunakan perekat campuran 1Pc : 2 Psr.
4. Tegel yang akan digunakan harus berkualitas baik dan diharuskan bagi pelaksana
untuk memperhatikan contoh untuk mendapatkan persetujuan Direksi / Pengawas.
F. Pekerjaan Kayu
1. Kosen
a. Semua kosen pintu/jendela menggunakan kayu kelas 2 (dua) yang cukup kering,
kwalitet baik yang tidak pecahpecah dan tidak berlubang-lubang akibat dimakan
organisme atau rayap.
b. Ukuran kosen pintu/jendela disesuaikan dengan ukuran gambar kerja.
c. Kosen-kosen dapat dibenarkan dibuat dari luar tempat pekerjaan, asalkan
pengecatan dasarnya pada tempat dimana kosen tersebut akan dipasang
(sebelum diberi cat dasar harus mendapat persetujuan Direksi / Pengawas).
d. Sebelum dipasang disetel, kosen-kosen harus dilengkapi dengan angker dengan
ketentuan untuk kosen pintu sebanyak 6 (enam) buah kiri kanan.
e. Besi angker ukuran 0,12 mm panjang 30 cm dibengkok ujung 7 cm dan masuk ke
dalam kosen minimal 4 cm.
f. Ujung sebelah bawah kosen pintu dipasang angker (duk) 0,12 mm panjang 15 cm.
semua kosen harus dikerjakan dengan rapih.
g. Listplank menggunakan kayu kelas 1 (satu) ukuran 2/25 cm. Penutup listplank
ukuran 2/12 cm dan dilapisi dengan seng plat BJLS 0,35 mm dan dicat sesuai
dengan warna listplank.
2. Kuda-kuda/Gording
(a) Untuk kuda-kuda, gording menggunakan kayu kelas 2 (dua). Ukuran kayu untuk kuda-
kuda 8 x 12 cm, gording 5/10 cm atau sesuai dengan gambar kerja.
(b) Pekerjan kuda-kuda harus dikerjakan dengan rapih terutama sambungan kayu harus
rapat dan setiap sambungan kayu sebelum disetel harus diberi cat dasar lebih dahulu
sebanyak 2 (dua) kali.
(c) Kuda-kuda setelah terpasang, diperkuat dengan besi plat, beugel dan baut-baut sesuai
gambar kerja.
3. Rangka Plafond/Eternit
(a) Menggunakan kayu klas 2 (dua), klasifikasi yang berkualitas baik.
Hal. 76
(b) Bidang sebelah bawah rangka plafond sebelum dipasang harus diserut/diketam sampai
rata dan diberi cat dasar sedang sisi lainnya diresidu.
(c) Pemasangan rangka plafond harus menggunakan klos 5 x 5 cm balok utama digantung
dengan balok ukuran 4 x 6 cm.
(d) Eternit menggunakan kualitas yang baik, dalam hal ini pelaksana memperlihatkan
contoh pada Direksi / Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
(e) Setelah eternit selesai dipasang harus diberi lits dari kayu klas II (dua) ukuran 1 x 3
cm pada pasangan ditengah, sedangkan lits yang berhubungan dengan dinding
tembok ukuran 1 x 4 cm dan dicat dengan cat kayu.
(f) Penggantung langit-langit ukuran balok induk 5 x 10 cm dan balok pembantu ukuran 5
x7 cm, di tengah-tengah dipasang regel 3 x 5 cm dengan jarak minimal 0,5 m atau
sesuai dengan gambar kerja dan petunjuk Direksi / Pengawas.
(a) Rangka daun pintu menggunakan kayu klas 2 (dua) dengan kualitas baik, cukup kering.
(b) Kayu yang cacat tidak dibenarkan untuk dipakai.
(c) Ukuran-ukuran sebagai berikut :
- Ukuran bingkai : tebal 10 cm tebal 3,5 cm dan khusus untuk bingkai pintu sebelah bawah,
lebar 20 cm.
- Tebal papan panel 1,2 cm.
- Tebal papan jalusi 18 mm.
(d) Untuk pintu selain pintu KM/WC, menggunakan teakwood luar dalam/sebelah
menyebelah dengan bingkai kayu.
(e) Jendela yang memakai nako harus dilengkapi dengan terasi besi dan sebelum dipasang
harus diperlihatkan dahulu pada Direksi / Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
(f) Tebal kaca nako ialah 5 cm (kaca bening). Semua kaca menggunakan kaca tebal 5 mm.
G. Pekerjaan Atap
Semua bangunan rumah menggunakan atap dari genteng.
H. Pekerjaan Talang
1. Bangunan yang akan dipasang talang diharuskan talang dengan bahan seng plat BJLS
0,35 mm.
2. Ukuran talang sesuai dengan gambar detail.
3. Pipa talang tegak (sesuai gambar) menggunakan pipa PVC 3”
4. Bangunan yang menggunakan talang adalah bangunan-bangunan yang direhap
seluruh talangnya (daerah overstek yang rusak) dan tambahan gudang bangunan
kantor, atau sesuai petunjuk Direksi / Pengawas.
5. Talang dipakai adalah talang dalam, dimana pada bagian bawahnya di atas dengan papan
klas 2 (dua) 2/20 cm sesuai gambar kerja.
Hal. 77
6. Selain yang tersebut pada butir d dan e, tidak menggunakan talang, atau sesuai petunjuk
Direksi / Pengawas.
I. Pekerjaan Cat
1. Semua kayu untuk kuda-kuda, gording dan rangka plafond harus awetkan dengan
terkayu/residu minimal 2 (dua) kali atau sampai rata.
2. Semua kayu yang kelihatan, termasuk papan jalusi bidang sebelah atas yang akan
dicat. Harus dicat dasar. Setelah dicat dasar ditempul, kemudian diamplas sampai
sisa cat dasar dan dempul terpisah, kemudian diplamur lalu dicat dasar, sudah dicat
dasar diamplas sampai rata, kemudian dicat warna 3 (tiga) kali jalan. Warna
ditentukan kemudian oleh Direksi / Pengawas.
3. Pengecatan pertama kali harus tipis/agak encer, kemudian kental pada pengecatan kedua
maupun terakhir.
4. Bahan besi yang akan dicat harus dicat dasar terlebih dahulu dengan meni besi minimal 2
(dua) kali, diamplas secukupnya kemudian dicat 3 (tiga) kali.
5. Semua dinding tembok baik luar maupun dalam ruangan harus dicat dengan cat tembok,
demikian pula plafond.
6. Kualitas atau warna cat yang digunakan sebelumnya harus diperlihatkan pada Direksi
untuk mendapatkan persetujuan.
7. Pekerjaan pengecatan harus dilaksanakan dengan rapi dan rata.
8. List plafond dicat dengan cat kayu warna putih.
9. Semua sambungan kayu sebelum dipasang harus dicat dasar dahulu.
L. Pekerjaan Listrik
1. Prosedur Pelaksanaan
(a) Penyedia Jasa wajib membuat gambar rencana instalasi listrik sesuai dengan
persyaratan PLN.
(b) Pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah disetujui oleh
Direksi / Pengawas.
(c) Teknis pelaksanaan harus sesuai dengan persyaratan PLN setempat.
(d) Pekerja`an instalasi listrik dinyatakan baik setelah disetujui oleh Pengawas Daerah.
(a) Semua peralatan listrik yang akan digunakan harus dalam keadaan baru.
(b) Bila ternyata instalatur memasang material bekas maka Penyedia harus membongkar
dan menggantikan dengan yang baru.
(a) Pemasangan instalasi pada tembok/beton harus ditanam dengan pipa plastik ukuan 5/6”.
(b) Penggunaan kabel dengan memakaian NJA 2,5 mm dan setiap pemyambungannya
dalam dos harus memakai isolasi lasdop.
(c) Penggunaan kabel dari plafond ke fitting (gantung) harus memakai kabel snor yang
baru.
(d) Skakelar - skakelar seri, tunggal dan stop kontak dipakai merek VIMAR atau NICE.
(e) Armatur-armatur yang dipakai voltasenya disesuaikan dengan aliran yang ada.
(f) Disetiap rumah diharuskan memakai 2 (dua) sekring apabila lebih dari 500 Va.
M. Sanitasi.
1. Semua rumah tinggal penjaga pintu, kloset yang dipakai adalah kloset jongkok dan bak
kamar mandi yang akan dipasang adalah bak yang sudah jadi (cetakan beton/viber
glass yang ada di pasaran), apabila tidak ada menggunakan pasangan batu bata.
2. Pipa pembuangan kotoran dari kloset menggunakan pipa PVC dengan diameter 10 cm
dan ketebalan 5 mm.
3. Pada setiap rumah harus dibuat septictenk yang ukurannya sesuai dengan gambar kerja,
juga dibuat peresapannya.
4. Disamping hal tersebut, juga dibuat sumur bus beton.
5. Sekitar sumur (sesuai dengan gambar harus dipasang lantai dengan campuran 1 PC : 2Ps.
Hal. 79
6. Ketentuan keadaan sumur adalah : air yang tetap dalam musim kemarau setinggi 1 m
dari dasar sumur.
7. Dibawah tritisan rumah tinggal dan balai Ulu-ulu dibuat got dan disalurkan ketempat
yang lebih rendah didaerah sekitarnya.
1. Penyedia jasa sebelum memasang pintu terlebih dahulu koordinasi dengan direksi
pekerjaan dengan berpedoman gambar (CD).
2. Ukuran pintu lebar (B), tinggi (H), ketebalan plat pintu serta ukuran besi siku harus
sesuai dengan gambar (CD) atau sesuai dengan ketentuan.
3. Apabila pintu yang didatangkan ukuran tidak sesuai dengan gambar direksi pekerjaan
bisa menolak dan penyedia jasa wajib mengganti dengan pintu air yang baru
sesuai dengan gambar.
4. Pada guide frame diberi angkur besi ø 10 mm dengan jarak 75 cm.
5. Tinggi dari deksert ke puncak guide frame + 80 cm.
6. Pengecoran penjepit pintu dibelakang guade frame harus betul - betul teliti dan menyatu
atau mengikat dengan dinding pasangan batu kali.
R. Pengadaan dan Pemasangan Pagar Pengaman BRC Pagar BRC yang digunakan ukuran
120x240 c, dengan Ø 8 mm jenis Hot Dip atau sesuai dengan ijin direksi pekerjaan.
S. Genset 60 KVA
Spesifikasi Genset 60 KVA adalah sebagai berikut : -
Engine : TAD 110 - GGE
Hal. 80
- KVA : 60
- KW : 48
- No. Of Cylinder : 4
- Bore x Stroke : 106.0 x 125.0 mm
- Piston Disp. : 4.412 Ltr
- Fuel Consumption : 9.79 (75% Load) & 13.05 (100%)
- Oil Capacity : 14.0 Ltr atau sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan / pengawas
lapangan.
Pekerjaan tanah harus dikerjakan sama dengan untuk pekerjaan saluran. Tubuh jalan
dibentuk dengan kemiringan 1 : 40 keluar saluran. Apabila konstruksi jalan tidak
dikerjakan sesudah pekerjaan tanah selesai, maka muka tanah harus digaruk/tanah
humus dibuang setebal 0.15 m’ dan dipadatkan kembali sebelum konstruksi jalan
dipasang.
Pekerjaan box culvert akan dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar kerja
serta sesuai dengan persetujuan Direksi Pekerjaan. Pemasangan box culvert akan
dipasang pada lokasi yang telah ditentukan dengan menggunakan alat yang telah
disetujui sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
Hal. 81
VIII. PEKERJAAN PAGAR PENGAMAN
Untuk pekerjaan pagar pengaman ini maka kontraktor terlebih dahulu memesan/
pengadaan barang, menyiapkan peralatan dan tenaga, kemudian dilakukan mobilisasi
ke lokasi pekerjaan.
Hal. 82
G. PEKERJAAN AKHIR DAN PEMERIKSAAN PEKERJAAN
a. Pada akhir pekerjaan maka kontraktor harus:
1. Membongkar semua bangunan-bangunan sementara dan mengeluarkan dari lokasi
pekerjaan, kecuali terhadap sesuatu yang dinyatakan lain oleh Direksi.
2. Melakukan perapian seperti membersihkan lapangan dari sisa bahan bangunan, sisa
bongkaran bangunan sementara, sampah dan lain-lain sesuai petunjuk Direksi.
3. Kontraktor akan melakukan perbaikan-perbaikan pekerjaan yang rusak atau cacat
dan akan sudah selesai sebelum masa pemeliharaan berakhir. Kontraktor akan
selalu menjaga kerapian lapangan sampai batas waktu masa pemeliharaan selesai.
4. Kontraktor akan membuat As-Built Drawing dari pelaksanaan pekerjaan dan
mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas atau Pejabat yang ditunjuk.
b. Pemeriksaan pekerjaan.
1. Pemeriksa yang dilakukan Direksi adalah sebagai berikut:
- Direksi akan melaksanakan pengawasan semua kegiatan pekerjaan setiap hari dan
mencatat semua kegiatan pekerjaan pada Buku Harian.
- Pada waktu pekerjaan akan diserahkan kepada Pihak Pertama, Direksi akan
mengadakan Pemeriksaan Akhir untuk pekerjaan tersebut.
Masa Pemeliharaan
Pekerjaan
Pemeriksaa n Akhir
Untuk melihat urutan pelaksanaan pekerjaan dari awal sampai pekerjaan akhir dan waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan per item pekerjaan akan dituangkan dalam kurva S
(Schedule) atau Jadwal Pelaksanaan.
Hal. 84