Anda di halaman 1dari 84

METODE PELAKSANAAN

Nama Pekerjaan : Pembangunan Embung Plered, Kab. Blora


SNVT : Pembangunan Bendungan BBWS Pemali Juana
Lokasi : Kab. Blora
Tahun Anggaran : 2017

A. PENJELASAN UMUM

I. PENDAHULUAN
Pembangunan Embung Plered di Kabupaten Blora adalah merupakan salah satu
kegiatan Danau, Situ dan Embung, SNVT Pembangunan Bendungan BBWS Pemali
Juana yang telah diprogramkan oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat untuk mengembangkan potensi
sumber-sumber air yang ada di Propinsi Jawa Tengah, antara lain dengan membangun
fasilitas penampung air berupa waduk-waduk kecil yang dikenal dengan sebutan
embung termasuk komponen-komponen pendukungnya.

Pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam Kontrak ini terdiri dari Pembangunan
Embung Plered dan bangunan-bangunan pelengkapnya termasuk pemeliharaan
pekerjaan-pekerjaan tersebut, dan melaksanakan perbaikan apabila terjadi kerusakan
selama dalam masa pemeliharaan, semua yang tercantum dan diuraikan dalam gambar
dan dokumen-dokumen lainnya merupakan bagian Dokumen Kontrak.

Setelah kami membaca dokumen lelang beserta addendumnya dan mempelajari


spesifikasi teknis, maka kami mencoba membuat metode pelaksanaan, karena salah
satu syarat teknis untuk penawaran pekerjaan tersebut diatas. Untuk memenuhi
persyaratan teknis dalam penawaran yang kami ajukan, akan kami susun berdasarkan
aturan-aturan pelaksanaan pekerjaan yang dipersyaratkan dalam dokumen lelang dan
spesifikasi teknis serta pengalaman perusahaan. Dalam metode pelaksanaan pekerjaan
ini, kami menguraikan/ menjelaskan langkah-langkah yang akan kami lakukan dalam
melaksanakan atau penyelesaian pekerjan tersebut diatas, meliputi kebutuhan tenaga
kerja, material, peralatan, pekerjaan sementara dan pekerjaan lainnya.

Hal. 1
Pada pekerjaan ini dituntut profesionalitas tenaga lapangan atau yang akan ditempatkan
dilapangan akan benar-benar orang yang memahami baik teori maupun pengalaman
lapangan, jadi untuk menjaga mutu dan step-step kerja diperlukan orang yang memang
sudah pernah mempelajari menghitung, merencana, mengawasi dan melaksanakan
pekerjaan embung/ situ, jadi apabila ada kendala di lapangan maka tim Direksi bisa
berargumentasi antara data lapangan dengan data yang direncanakan dengan artian
yang sehat yaitu untuk kelancaran dan mutu pekerjaan ini.

II. LOKASI PEKERJAAN


Lokasi pekerjaan Pembangunan Embung Plered berada di Kabupaten Blora Provinsi
Jawa Tengah.

Peta Lokasi Pekerjaan

” Hal. 2
III. LINGKUP PEKERJAAN
Uraian singkat pekerjaan Pembangunan Embung Plered, Kab. Blora adalah:
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Tubuh Embung
Pekerjaan Spillway dan Jembatan
Pekerjaan Jaringan
Pekerjaan Rumah Pompa
Pekerjaan Kantor OP
Pekerjaan Jalan
Pekerjaan Pagar

Dalam hal pelaksanaan pekerjaan tersebut di atas, akan dilaksanakan secara


menyeluruh dengan memperhatikan kondisi lokasi sekitarnya yang terkait dengan areal
pertanian, pemukiman penduduk dan jalan raya. Mengingat pentingnya pekerjaan
tersebut, Sebagai penawar paket pekerjaan tersebut di atas dalam hal pelaksanaan
pekerjaan akan melaksanakannya sesuai dengan spesifikasi teknis yang tertera pada
dokumen pengadaan secara logis, realistik, efektif, efesien dan sesuai dengan jangka
waktu yang direncanakan.

Kontraktor akan memenuhi kebutuhan semua tenaga kerja, material, peralatan


pelaksanaan, pekerjaan sementara dan pekerjaan lainnya untuk pelaksanaan. Kontraktor
juga akan melaksanakan pekerjaan dengan baik dan lengkap serta merawat seperti yang
diminta dalam gambar dan spesifikasi teknik atau petunjuk Direksi.

IV. URAIAN METODE KERJA


Untuk mengawali pekerjaan ini, kami melakukan tindakan pekerjaan persiapan sebagai
berikut:

Perencanaan lokasi kantor/ Direksi


Keet, Papan Nama Proyek
Penyediaan Sarana & Penyediaan Air dan Listrik

Prasarana
Penyediaan Rambu-Rambu
Pekerjaan Persiapan Keselamatan Kerja
Gudang Material, Bedeng

Penyiapan Lahan
Pembuatan Pagar Sementara
Laboratorium

Hal.
3
B. SITE MANAJEMEN DAN PENGELOLAAN PROYEK
Pengelolaan pelaksanaan pekerjaan di proyek ini ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dan
terampil dari Penyedia jasa yang sudah berpengalaman dalam penanganan proyek-proyek
irigasi sehingga keberhasilan pelaksanaan pekerjaan akan benar-benar terjamin, sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh semua pihak.
1. Manajemen Tanggung Jawab Organisasi
Pelaksanaan proyek dikelola oleh suatu tim manajemen yang dipimpin Project
Manager, dibantu oleh Site Manager serta beberapa tenaga staf, dan beberapa tenaga
pelaksana lapangan beserta pembantu-pembantunya. Project Manager bertanggung
jawab kepada pimpinan Penyedia jasa.

Project Manager memimpin seluruh kegiatan di proyek, baik di bidang administrasi,


teknik, maupun kegiatan pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Adapun personil inti yang
akan membantu Project Manager di lapangan adalah:

- Site Manager : memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan proyek dalam


hubungannya dengan Owner yang dilapangan, Pengawas lapangan
dan staff proyek yang ada dibawahnya agar dapat berjalan sesuai
dengan rencana baik yang menyangkut biaya, mutu dan waktu serta
membantu kelancaran proses penagihan.
- Pelaksana: memimpin dan mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pekerjaan
agar dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
baik terhadap segi waktu, biaya dan mutu.
- Pengukuran: membantu pelaksanaan survey lapangan dan
penyelidikan serta pengukuran tempat-tempat lokasi yang akan
dikerjakan (MC-0) serta pengukuran akhir setelah selesai pelaksanaan
(MC-100).
- QC : memeriksa kualitas setiap item pekerjaan di lapangan, melakukan
verifikasi pemeriksaan hasil pekerjaan maupun tahap pekerjaan
apakah sudah sesuai spek, melakukan pengecekan terhadap kualitas
material yang datang dan melakukan pengujian sesuai dengan
spesifikasi teknik yang ditetapkan dalam RMP (Rencana Mutu
Proyek) jika diperlukan.
- Logistik: Mengatur dan mengawasi keluar masuknya barang dari
gudang. Membuat pembukuan untuk semua barang yang keluar
masuk gudang serta mencatat semua barang di dalam gudang untuk
selanjutnya dilaporkan kepada kepala pelaksana proyek. Mengatur
tempat penyimpanan material dan merawat barang-barang di dalam
gudang. Membuat pembukuan pembelian dan persewaan alat-alat.
- Administrasi : menyusun laporan-laporan dan administrasi proyek, serta
mengurus tagihan kepada pemilik proyek.
” Hal. 4
Dengan pengelolaan manajemen proyek seperti diuraikan di atas serta kerja-sama yang
baik dengan pihak pengawas, maka pelaksanaan proyek diharapkan dapat berjalan
dengan baik dan sesuai yang disyaratkan.

2. Koordinasi Kantor Dan Lapangan


Untuk koordinasi dalam pelaksanaan proyek, maka rapat-rapat akan dilaksanakan
secara rutin antara pihak Kontraktor, Konsultan Pengawas, dan Pemberi Tugas
sebagaimana dituang dalam kontrak.

Demikian juga rapat internal antar bagian dalam organisasi kontraktor akan
dilaksanakan minimal 1 (satu) kali dalam 1 (satu) minggu dan berfungsi membahas
dan mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan, permasalahan dan penyelesaiannya
serta program pelaksanaan di lapangan. Hal tersebut bertujuan agar tercipta suasana
komunikasi kerja yang baik sehingga mendukung kelancaran pelaksanaan proyek.
Disamping itu Penyedia jasa juga menerapkan sistem koordinasi yang
sinergis antara semua pihak yang terkait dalam proyek ini, pihak-pihak tersebut
antara lain:
• Pemberi Tugas
• Direksi Lapangan
• Konsultan Perencana
• Kontraktor Pelaksana
• Konsultan Pengawas

Dalam pelaksanaan sistem koordinasi tersebut terdapat garis instruksi, garis koordinasi,
dan garis konsultasi antara beberapa pihak tertentu. Garis instruksi merupakan
garis/hubungan pemberian instruksi/tugas pelaksanaan pekerjaan dari hirarki yang lebih
tinggi (dalam hal ini pemberi tugas) ke pihak pelaksana (kontraktor dan
konsultan). Garis koordinasi adalah garis/hubungan pertanggungjawaban pelaksanaan
pekerjaan dan hubungan koordinatif dari pihak pelaksana (kontraktor dan konsultan) ke
hirarkhi yang lebih tinggi (pemberi tugas), sementara garis konsultasi adalah
hubungan/garis dari dua belah pihak (kontraktor dan konsultan) yang sejajar
kedudukannya yang bersifat konsultatif. Adapun hubungan antara pemberi tugas,
direksi lapangan, konsultan perencana, konsultan pengawas, dan kontraktor di
gambarkan seperti bagan dibawah ini:

Hal. 5
PEMBERI
TUGAS

KONSULTAN KONTRAKTOR
PERENCANA PELAKSANA

KONSULTAN DIREKSI TEAM PROYEK


PENGAWAS LAPANGAN

Garis Koordinasi
Garis Instruksi
Garis Konsultasi

3. Prosedur Kaji Ulang Dokumen Dan Penyiapan Gambar Kerja


Setelah penandatanganan kontrak, semua jenis Gambar Pelaksanaan yang disediakan
oleh kontraktor akan dibuat dalam bentuk format pelaksanaan yang disetujui oleh
Direksi dan akan diajukan jauh sebelumnya, sehingga Direksi dapat memeriksa dan
atau menyetujui tanpa mengakibatkan penundaan pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

• Semua dokumen teknis yang menyangkut syarat-syarat material dan


pelaksanaan pekerjaan akan dipelajari dengan seksama oleh semua personel
proyek, agar terjadi kesepahaman dan penguasaan gambar/ pekerjaan.
Sehingga nantinya pada saat pelaksanaan semua permasalahan yang akan
terjadi pada waktu pelaksanaan proyek dapat diantisipasi sebelumnya.

• Gambar kerja akan dibuat dengan skala dan dimensi yang spesifik dan tipikal
untuk menggambarkan berbagai segi pekerjaan dan menjadi pedoman bagi
pelaksana untuk dilaksanakan di lapangan. Sebelum melaksanakan pekerjaan,
gambar-gambar kerja tersebut akan diajukan beserta urutan dan metode
pelaksanaan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan. Gambar Kerja
akan dipersiapkan berdasarkan Gambar Kontrak dan Spesifikasi yang
dipersyaratkan, dan akan memuat hal-hal sebagai berikut:
- Detil-detil dari setiap bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan.
- Data topografi dan elevasi permukaan bagian pekerjaan yang diperoleh dari
data perencanaan dan hasil survey lapangan.
- Perhitungan-perhitungan yang diperlukan.
- Jenis material yang digunakan untuk tiap bagian konstruksi.

Hal. 6
• Selama periode pelaksanaan, kontraktor akan menyiapkan Gambar Purna
Bangunan untuk semua jenis pekerjaan yang telah diselesaikan. Gambar-
gambar tersebut akan menunjukkan perubahan-perubahan yang disetujui
sebagaimana dalam Gambar Pelaksanaan, dengan maksud agar kondisi purna
bangunan tersebut merupakan proses yang benar dari kondisi setiap pekerjaan.

4. Program Pelaksanaan, Jadwal Dan Kontrol Kemajuan


Jadwal Pekerjaan akan dijabarkan lebih detail (bulanan dan mingguan) dan akan
dimonitor secara cermat menggunakan laporan harian dan mingguan. Kemajuan
pekerjaan selanjutnya akan diplot dalam kurva-S yang menunjukkan perbandingan
antara kemajuan pekerjaan dengan jadwal yang direncanakan.

Prosedur Kontrol Kemajuan Pekerjaan dapat dijelaskan dalam tahap-tahap berikut ini:

Perencanaan dan Metode yang akan dilaksanakan

1. TAHAP PERENCANAAN Persiapan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Perkiraan SumberDaya Alat, Bahan dan Tenaga

Kontrol Pelaksanaan Pekerjaan


2. TAHAP PELAKSANAAN

Pengadaan peralatan, bahan dan tenaga

Periksa target dan kemajuan

3. TAHAP EVALUASI

Laporan ke manajemen, harian, mingguan dan bulanan

Perbaikan terhadap kondisi yang ada

4. TIND AK LANJUT
Tinjau kembali rencana pelaksanaan dan tetapkan rencana
baru

5. Pengamanan (Security)
Untuk pengawasan dan pengamanan proyek, Penyedia jasa akan menyediakan tenaga
keamanan sesuai dengan kebutuhan yang bertugas dalam hal:
• Pengamanan terhadap proyek pada umumnya;
• Pengamanan terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk pencegahan dari pencurian;

• Pengamanan dan Pengaturan lalu lintas/ lingkungan sekitar pada saat pelaksanaan
proyek;
Hal. 7
• Menjaga dan membina hubungan baik dengan masyarakat sekitar lokasi proyek,
agar pelaksanaan proyek mendapat dukungan dari lingkungan setempat sehingga
tidak mendapat kendala dari lingkungan/masyarakat sekitar.

6. Program K3
Untuk keselamatan kerja seluruh staf dan pekerja yang terlibat dalam kegiatan proyek
akan dibentuk unit K3 yang akan membuat program seperti tersebut di atas dan akan
diawasi. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai maka akan dibuat buku Program K3
yang digunakan sebagai panduan pelaksanaan K3 yang sekurang-kurangnya berisi:
Safety Plan
Uraian Proyek secara garis besar
Organisasi K3 di Proyek
Daftar Material yang memerlukan penanganan khusus
Daftar Peralatan yang memerlukan penanganan khusus
Daftar Tenaga Kerja yang memerlukan keahlian tertentu
Jadwal Waktu, Jadwal Bahan, Jadwal Alat, Jadwal Tenaga Kerja.
Identifikasi sumber bahaya dan pencegahan
Rencana Inspeksi dan Tes
Site Plan K3
Program Kebersihan dan 5R

Prosedur Investigasi dan Analisa Kecelakaan Kerja


Flowchart : Investigasi Kecelakaan Kerja
Analisis Kecelakaan Kerja
Laporan Investigasi Kecelakaan Kerja

Prosedur Inspeksi K3
Inspeksi harian
Inspeksi mingguan
Inspeksi bulanan

Prosedur Pelaporan Kecelakaan


Kecelakaan Ringan
Kecelakaan Berat (meninggal)
Daftar Telepon/ Personil yang harus dihubungi bila terjadi kecelakaan.

Prosedur Pelatihan/ Penyuluhan


Penyuluhan Awal
Pelatihan Pekerja Baru
Pelatihan secara Periodik
Hal. 8
Rencana Tindak Darurat, minimal terdiri:
Menyusun prosedur tindak darurat
Mengatur sitem komunikasi dalam keadaan darurat.
Menetapkan tanggung jawab penetapan keadaan darurat.
Penindakan keadaan darurat
Peta situasi dalam keadaan darurat
Program evakuasi dalam keadaan darurat

Rapat K3
Rapat K3 harian
Rapat K3 mingguan
Rapat K3 bulanan

Dalam menanggulangi hal-hal yang mungkin akan terjadi, maka unit K-3 akan bekerja
sama dengan Puskesmas, Klinik, Rumah sakit, maupun instansi lain yang terkait. Jika
memungkinkan maka kontraktor akan membuat unit PPPK (Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan) di lokasi proyek yang dikerjakan dan dikelola oleh perawat yang bertugas
di lokasi proyek selama jam kerja. Kontraktor akan membuat tempat tersendiri di
lapangan untuk pelayanan PPPK bagi Pemberi Tugas, Direksi, semua staf
SubKontraktor (jika ada) dan Staf Kontraktor sendiri.

Beberapa contoh tugas-tugas dalam program K3 adalah sebagai berikut :


- Mencegah dan menghindari terjadinya kebakaran di proyek dan menyediakan
tabung pemadam kebakaran.
- Melakukan pengawasan terhadap pemakaian alat-alat keselamatan kerja, seperti topi
pengaman, sabuk pengaman, sepatu, sarung tangan seperti gambar dibawah ini.

SAFETY BELT SLIDE CHUCK FI RE EXTI NGUI SHER

Security

SHOES
HELMET

Aplikasi Lapangan Standar K3 di Lingkungan Proyek

Hal. 9
Gambar : Rambu-Rambu Standar K3 untuk di Lingkungan Proyek

C. PENGAWASAN MUTU
Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu yang disyaratkan,
perlu dilakukan pengendalian proses dan pengawasan mutu (Quality Control) terhadap
pelaksanaan pekerjaan yang antara lain, adalah:
- Seluruh material yang digunakan
- Pemilihan tenaga kerja
- Perawatan alat
- Test material di laboratorium dan lapangan

Melakukan pemeriksaan secara teratur, baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadap cara pelaksanaan pekerjaan sendiri. Meskipun
untuk hal-hal tersebut di atas sudah ada penanggung-jawabnya langsung, kiranya perlu
ditunjuk petugas khusus quality control yang dikoordinasikan oleh bagian administrasi
teknik dan melakukan proses Quality Control dan prosedurnya yang telah berlaku diproyek
yang dilaksanakan oleh Penyedia jasa.
Hal. 10
Manajemen mutu di proyek akan melaksanakan semua kegiatan sistematik dan terencana
yang diterapkan sebagai bagian dari sistem mutu perusahaan untuk menjamin bahwa proses
pelaksanaan di proyek secara terkendali dan konsisten dapat mencapai semua sasaran dan
persyaratan mutu yang diminta dalam gambar-gambar pelaksanaan dan spesifikasi
pekerjaan pengendalian mutu pada pelaksanaan akan dapat dijalankan dengan baik dan
benar dengan adanya:
- Sasaran mutu yang jelas
- Sumber daya manusia yang profesional dan tanggung jawab yang jelas
- Organisasi proyek yang handal
- Sistem dan prosedur mutu yang baku
- Penerapan manajemen mutu yang konsisten

D. PENGENDALIAN PROYEK
Pengendalian proyek bertujuan sebagai instrumen pengontrol progress pelaksanaan
pekerjaan dilapangan. Apabila terjadi permasalahan teknis maupun non teknis pada saat
pelaksanaan proyek atau indikasi-indikasi permasalahan yang muncul, maka sesegera
mungkin dicari jalan penyelesaiannya. Hal tersebut dimaksudkan agar keterlambatan yang
terjadi diproyek dapat diantisipasi atau dikejar di masa yang akan datang dan tidak terlalu
berdampak buruk pada pekerjaan-pekerjaan berikutnya. Hal-hal yang menjadi fokus
pengendalian proyek, adalah:

- Waktu yang telah digunakan terhadap rencana dan besar progress kemajuan proyek.
- Mutu konstruksi yang telah dilaksanakan dan biaya yang digunakan terhadap rencana.
- Jumlah tenaga kerja yang digunakan dan mutu material yang akan digunakan/ dipasang.

Metode pengendalian di proyek dapat dijelaskan pada skema berikut ini:

Hal. 11
E. METODE PENCAPAIAN PROYEK
Untuk menjamin sistem manajemen dapat berlangsung dengan baik, maka Penyedia jasa
telah mengeluarkan kebijakan mutu. Sistem manajemen tersebut di atas dalam
pelaksanaannya ditunjang dengan sarana-sarana lain, berupa perangkat lunak (software)
sebagai sarana pengendali, dan perangkat keras (hardware) yang berupa peralatan-peralatan
sebagai sarana penunjang pelaksanaan pekerjaan.

Hal-hal yang akan dipersiapkan oleh kontraktor guna pencapaian proyek dengan baik
adalah sebagai berikut:
Hal. 12
1. Tenaga Kerja
Personil yang dipilih adalah personil yang berpengalaman dalam proyek sejenis dan
ditempatkan sebagai personil inti dalam organisasi proyek. Personil inti akan dipilih
sesuai dengan kriteria yang dipersyaratkan dalam dokumen lelang dan didatangkan dari
Jakarta. Sedangkan tenaga pendukung dalam pelaksanaan pekerjaan ini akan
mengutamakan dari warga setempat dan sekitarnya yang berkompeten dalam bidang
pekerjaan yang dibutuhkan. Dalam hal ini kontraktor akan terlebih dahulu mengusulkan
tenaga pendukung tersebut kepada Direksi untuk disetujui.

2. Pengadaan dan Pemilihan Alat


Pengadaan dan pemilihan peralatan yang tepat, baik dari segi jenis, jumlah maupun
kapasitasnya serta sesuai dengan kondisi lapangan dan volume pekerjaan yang akan
dilaksanakan untuk menjamin tercapainya sasaran pelaksanaan pekerjaan, yakni tepat
biaya, tepat mutu dan tepat waktu. Untuk penyediaan peralatan utama sesuai dengan
yang dipersyaratkan di dalam dokumen lelang akan didatangkan dari Jakarta dan
sekitarnya. Sedangkan untuk peralatan pendukung (sesuai yang dibutuhkan) akan
didatangkan dari sekitar lokasi pekerjaan.

3. Sumber-Sumber Pendukung
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, maka terlebih dahulu kontraktor akan berkoordinasi
dengan konsultan, pemerintahan/ aparat dan masyarakat setempat guna mendapatkan
informasi mengenai sumber-sumber pendukung yang dapat dipakai, seperti borrow area
dan quarry area material semen, pasir, batu, besi, pipa serta sumber air yang dapat
dipakai dalam mendukung pelaksanaan pekerjaan tersebut.

Setelah mendapat informasi mengenai lokasi tersebut diatas maka kontraktor akan
melakukan survey beberapa lokasi untuk mendapatkan data-data yang diperlukan. Dari
data-data tersebut, kontraktor akan mengusulkan lokasi sumber-sumber pendukung yang
dapat dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan kepada Direksi guna mendapat persetujuan.

Begitu juga dengan lokasi fasilitas yang diperlukan seperti tata letak (lay out) fasilitas
konstruksi, camp penyedia jasa, kantor dan bangunan serta alat komunikasi (handy talky
atau HT) dan fasilitas lainnya yang diperlukan di lapangan. Maka kontraktor akan
mengusulkan terlebih dahulu kepada Direksi untuk disetujui sebelum dikerjakan.

4. Jam Kerja
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan dokumen lelang adalah 270 (dua
ratus tujuh puluh) hari kalender. Dengan mempertimbangkan terbatasnya waktu serta
kendala-kendala yang mungkin akan timbul di lapangan dan masyarakat maka
kontraktor akan menetapkan perhitungan hari efektif kerja sebagai berikut:
Hal. 13
- Hari kerja seminggu : 7 (tujuh) hari.
- Jam kerja perhari : minimal 7 (tujuh) jam.

5. Pekerjaan Penunjang/ Pekerjaan Sementara


Pekerjaan penunjang adalah fasilitas kerja yang dibangun oleh penyedia jasa untuk
keperluan sementara dengan tujuan guna menjamin kelancaran dan kemudahan bagi
penyedia jasa melaksanakan pekerjaan utama (pekerjaan permanen) dalam dokumen
kontrak. Pekerjaan penunjang/ sementara dapat berupa jalan, jembatan, gorong-gorong
saluran, bangunan pengaman, bangunan pengelak/ pengendali, tanggul, dll.

6. Jaringan Air Minum


Kontraktor akan menyediakan/ membuat jaringan air minum untuk tempat tinggal staf
kontraktor, pekerja, kontraktor, bengkel dan tempat lain yang perlu dilokasi pekerjaan.
Untuk keperluan seperti penyediaan air bersih dilaksanakan dengan membuat sumur
pompa pantek atau jika memungkinkan penyambungan dari PDAM. Sistim jaringan air
minum tersebut harus mendapatkan persetujuan Direksi.

7. Sumber Listrik untuk Pelaksanaan Pekerjaan


Kontraktor akan mengatur kebutuhan penerangan listrik di lokasi pekerjaan, perumahan
staf Kontraktor, Barak, Bengkel, Gudang dan Kantor. Kontraktor akan membuat jaringan
listriknya, mengoperasikan dan merawat sampai dengan akhir masa perawatan atau lebih
cepat sesuai dengan pengarahan Direksi dan kemudian membongkar semua fasilitas
listrik sementara yang ada antara lain : generator, kawat, alat-alat penyambung dan lain
sebagainya.

8. Konsultasi dan Sosialisasi Masyarakat


Kontraktor akan melakukan sosialisasi dan konsultasi dengan pemerintah daerah, camat,
lurah, GP3A dan P3A sebelum pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi saluran dikerjakan,
guna membangun saling pengertian dan menghindari salah paham/ masalah serta
mengajak partisipasi masyarakat setempat dalam pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi
saluran ini. Sosialisasi dan konsultasi ini akan dilaksanakan kontraktor paling lambat 14
(empat belas) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan dan terlebih dahulu kontraktor akan
menyerahkan jadwal, isi dan materi sosialisasi kepada PPK paling lambat 14 (empat
belas) hari sebelum sosialisasi dan konsultasi dilaksanakan guna mendapat persetujuan.

9. Pekerjaan Survey Lokasi dan Pengukuran


Pekerjaan awal yang akan dilakukan oleh kontraktor jika ditunjuk sebagai pemenang
adalah survey lokasi pekerjaan dan pengukuran ulang. Bench mark yang permanen dan
titik referensi yang telah ditetapkan oleh Pemberi Tugas dan tercantum pada gambar
akan dibuat sebagai acuan dalam pekerjaan survey dan pengukuran ulang tersebut.
Hal. 14
F. PELAKSANAAN PEKERJAAN
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan
Mobilisasi adalah pengangkutan semua peralatan, mesin-mesin untuk pelaksanaan
berdasarkan jadwal pelaksanaan yang akan diserahkan sesudah menerima Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK) dari Pemberi Tugas. Untuk mendatangkan peralatan dan
juga personil diperlukan mobilisasi dari asal peralatan/ personil dan mendatangkan
bahan dari quary ke lokasi pekerjaan dan sebaliknya apabila peralatan tersebut sudah
tidak diperlukan lagi karena pekerjaan sudah selesai, akan dilakukan pekerjaan
demobilisasi untuk mengangkut/ memindakan kembali peralatan dan material yang
sudah tidak terpakai dari lokasi pekerjaan.

Pada saat akan memobilisasi dan demobilisasi alat-alat berat, akan terlebih dahulu
meminta ijin kepada instansi yang berwenang sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Dan apabila terjadi kerusakan jalan umum akibat pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi
maka akan segera diperbaiki sesuai petunjuk dari Direksi atau Pejabat Pemerintah yang
berwenang.

Adapun daftar peralatan utama yang diperlukan untuk pekerjaan ini adalah:
1. Excavator dengan kapasitas min. 0,83 m3 : 3 unit.
2. Giant Breaker : 1 unit.
3. Bulldozer dengan kapasitas min. 15 ton : 1 unit.
4. Vibro Compactor dengan kapasitas min. 10,5 ton : 1 unit.
5. Sheep Foot Roller : 1 unit.
6. Dump Truck dengan kapasitas min. 4 m3 : 5 buah.
7. Pompa Air dengan kapasitas min. 20 lt/ detik : 2 buah.
8. Genset dengan kapasitas min. 250 Kva : 1 buah.
9. Tripod/ Pancang Kaki Tiga dengan kapasitas min. 1 ton : 1 unit.
10. Total Station : 1 unit.
11. Concrete Mixer dengan kapasitas min. 0,8 m3 : 3 unit.
12. Vibrator Concrete : 2 buah.
13. Stamper/ Baby Roller : 1 unit.

Hal. 15
Mobilisasi alat berat dengan Alat berat diatas trailer Unloading alat berat dari trailer
menggunakan long trailer perjalanan menuju setelah tiba di Lokasi Proyek
atau flat bed trailer Lokasi Proyek

Mobilisasi medium eguipment dengan menggunakan truck menuju lokasi proyek

2. Direksi Keet, Lab dan Gudang


Kontraktor akan menyediakan, memelihara mengerjakan dan memindahkan bangunan
sementara lainnya setelah selesai pekerjaan dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya
oleh kontraktor untuk mengembalikan lokasi bangunan-bangunan sementara setidaknya
seperti semula sehingga tidak menimbulkan permasalahan lingkungan dan
kenyamanan. Terlebih dahulu kontraktor akan menyerahkan rancangan direksi keet, lab
dan gudang kepada Direksi untuk mendapat persetujuan pada waktu yang ditetapkan.
Pelaksanaan pekerjaan tidak akan dimulai sebelum mendapat persetujuan dari Direksi.

Perkampungan staf Penyedia Jasa dan pemondokan buruh akan dilengkapi dengan
semua pelayanan yang perlu seperti saluran pembuang, penerangan jalan, air bersih,
MCK, gang, tempat parkir, pemagaran, kesehatan, ruang masak, pencegahan kebakaran
dan peralatan pencegahan api sesuai dengan batas yang ditentukan dalam kontrak.
Penyedia Jasa juga akan melengkapi keperluan air bersih dan penerangan yang cukup
untuk kantor Penyedia Jasa, perkampungan stafnya, pemondokan buruh, bengkel dan
tempat lainnya di daerah kerja.

Terlebih dahulu kontraktor akan melaksanakan pekerjaan pengadaan semua bahan yang
diperlukan dan peralatan yang akan digunakan serta tenaga yang dibutuhkan di
lapangan dan setelah itu akan dilakukan pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis.
Hal. 16
Gambar : contoh pekerjaan direksi keet

3. Dokumentasi, Pelaporan dan Penggambaran


3.1. Dokumentasi
Semua kegiatan di lapangan akan didokumentasikan dengan lengkap dan dibuatkan
album foto berikut keterangan berupa tanggal pengambilan foto, lokasi dan penjelasan
foto. Untuk setiap lokasi pekerjaan minimal dibuat 3 seri foto yaitu sebelum
pelaksanaan, pada saat pelaksanaan dan setelah selesai dilaksanakan, dimana arah
pengambilan melalui satu titik yang sama. Kontraktor akan menyerahkan kepada
Direksi foto-foto yang dibuat oleh ahli foto yang berpengalaman. Foto-foto akan dibuat
berwarna dan ditujukan sebagai laporan/ pencatatan tentang pelaksanaan yaitu pada
awal, pertengahan dan akhir suatu bagian tertentu dari pekerjaan yang diperintahkan
oleh Direksi. Pada setiap tahap pengambilan gambar untuk tiap lokasi, pengambilan
akan dari titik dan arah yang sama dan yang sudah ditentukan sebelumnya. Bilamana
mungkin, maka pada latar belakang supaya diusahakan adanya suatu tanda khusus
(initial bangunan dan lokasinya) untuk memudahkan mengenali lokasi tersebut. Foto
negatif/ soft copy dan cetakannya tidak akan diubah atau ditambah apapun.

Sebelum pengambilan gambar-gambar, maka akan dibuat rencana/ denah yang


menunjukkan lokasi, posisi dari kamera juga arah bidikan yang kemudian diserahkan
kepada Direksi untuk disetujui, tiap foto berukuran 3R dan diberi catatan. Berita Acara
Pembayaran dan Laporan Bulanan akan dilengkapi dengan suatu set pilihan foto-foto
yang bersangkutan dengan periode tersebut. Juga pada akhir pelaksanaan Kontrak,
maka foto-foto akan diserahkan kepada Direksi dalam album-album. Foto-foto
ditempelkan dalam album secara beraturan menurut progres kemajuan pekerjaan dan
lokasinya masing-masing. Tiap obyek akan lengkap tahapnya yakni 0%, 50% dan
100% dan ditempelkan pada satu halaman.

Hal. 17
Penyerahan dilakukan sebanyak 6 (enam) ganda bersama 1 (satu) ganda album
negatifnya/ soft copynya. Tiap album dan juga yang berisi negatif akan diberi
keterangan atau tanda sama untuk memudahkan mengidentifikasi negatif/ soft copy dan
cetakannya. Semua album menjadi milik Pemberi Tugas dan tanpa ijinnya tidak akan
diberikan/ dipinjamkan kepada siapapun.

3.2. Pelaporan
Setiap hari senin kontraktor akan menyerahkan kemajuan prestasi ke pengguna jasa
dengan persetujuan Direksi Pekerjaan. Pelaporan pelaksanaan pekerjaan terdiri dari
laporan harian, laporan mingguan dan laporan bulanan sebanyak 5 buku, 1 asli dan 4
copy atau sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan/ pengawas lapangan.
1. Mutual Check
a. Sistem Pekerjaan
Sistem Pelaksanaan Pekerjaan ini adalah kontrak harga satuan.
b. Pelaksanaan Mutual Check
1. Pelaksanaan Mutual Check 0% diadakan berpedoman pada tender drawing.
2. Pelaksana untuk Pekerjaan Mutual Check adalah terdiri dari kontraktor
bersama-sama dengan tim mutual check yang dibentuk oleh PPK.
3. Uraian Pekerjaan Mutual Check yang dilaksanakan kontraktor adalah
sebagai berikut :
- Pengukuran kembali semua kegiatan-kegiatan pekerjaan dengan
mencocokkan kembali pada titik tetap dengan ketelitian 10 VL.mm.
- Membuat gambar-gambar hasil pengukuran kembali (Uitzet) profil
memanjang dan melintang dengan mengikuti Standar Penggambaran
Tender Drawing.
- Membuat gambar-gambar bangunan dengan mengikuti Standar
Penggambaran Tender Drawing (termasuk gambar detail).
- Membuat perhitungan Hidrolis dan teknis, apabila ada perubahan bentuk
desaign.
- Membuat perhitungan Bill of Quantity (BOQ) dan RAB perubahan
tambahan/ pengurangan.

4. Semua produk-produk hasil mutual check/ Uitzet (data pengukuran kembali,


gambar-gambar, data uji laboratorium, Bill of Quantity, RAB tambahan biaya/
pengurangan biaya) disampaikan kepada Pimpro/ Pimbagpro untuk
selanjutnya diteliti/ diperiksa kebenarannya dan setelah mendapat persetujuan
maka Penyedia Jasa dapat melaksanakan pekerjaan tersebut.
5. Dari hasil pengukuran mutual check/ Uitzet akan didapat perbandingan
volume dengan Tender Drawing.
6. Gambar-gambar hasil Pengukuran mutual check/ Uitzet adalah sebagai
dasar untuk Pelaksanaan Konstruksi Lapangan.
Hal. 18
7. Semua gambar-gambar hasil mutual chek diperbanyak 3 kali.
8. Mutual Check II dilaksanakan oleh Tim Mutual Check 100% yang dibentuk
PPK untuk mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan/gambar
terpasang (Asbuilt Drawing).
9. Dari hasil Mutual Check II dengan gambar terpasang (As-built Drawing)
sebagai dasar pembayaran volume pekerjaan yang telah selesai dikerjakan.
10. Semua gambar-gambar terpasang (As-built Drawing) dibuat rangkap 3 (tiga).
c. Jangka Waktu Pelaksanaan Mutual Check
1. Jangka Waktu Pelaksanaan Mutual Check akan diatur/ditentukan PPK.
2. Jika tidak ditentukan lain pengajuan biaya tambahan/pengurangan biaya,
paling lambat 1 bulan sebelum jangka waktu pelaksanaan berakhir sudah
harus disampaikan kepada PPK.
3. Segala ketentuan-ketentuan yang belum diatur dalam Mutual Check ini
akan ditentukan kemudian oleh PPK.
d. Penilaian dan Pembayaran
Semua pengeluaran yang timbul untuk semua kebutuhan Mutual Check menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa.
2. Program Pelaksanaan dan
Laporan A. Program Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus melaksanakan program pelaksanaan sesuai dengan syarat-syarat
kontrak dengan menggunakan CPM network. Program tersebut harus dibuat dalam
dua bentuk yaitu bar-chart dan daftar yang memperlihatkan setiap kegiatan:
a. Mulai tanggal paling awal
b. Mulai tanggal paling akhir
c. Waktu yang diperlukan
d. Waktu float
e. Sumber tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan

Aktivitas yang terlihat pada program harus sudah termasuk pelaksanaan sementara
dan tetap kelonggaran waktu yang diperlukan untuk persiapan dan persetujuan
gambar-gambar pengiriman peralatan dan bahan ke lapangan dan juga kelonggaran
dengan adanya hari liburan umum atau keagamaan.

B. Laporan Kemajuan Pelaksanaan


Sebelum tanggal sepuluh setiap bulan atau pada suatu waktu yang ditentukan
Direksi / Pengawas, Penyedia Jasa harus menyerahkan 5 (lima) salinan laporan
kemajuan bulanan dalam bentuk yang bias diterima oleh Direksi / Pengawas,
yang menggambarkan secara detail kemajuan pekerjaan selama bulan terdahulu.
Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut:

Hal. 19
1. Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada bulan
laporan maupun prosentase rencana yang diprogramkan pada bulan berikutnya.
2. Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun prosentase
rencana yang diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan yang dicapai pada
bulan laporan.
3. Rencana kegiatan dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan ramalan
tanggal permulaan dan penyeselaian.
4. Daftar tenaga buruh setempat.
5. Daftar perlengkapan kontruksi peralatan dan bahan di lapangan yang
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah datang dan
dipindahkan dari lapangan.
6. Jumlah volume pekerjaan yang merupakan bagian pekerjaan tetap akan
diuraikan sebagai berikut :
a) Jumlah volume untuk berbagai pekerjaan beton.
b) Jumlah volume dari berbagai pekerjaan galian dan timbunan.
c) Jumlah volume dari bahan perkerasan jalan yang digunakan.
d) Jumlah volume dari pekerjaan pasangan batu yang diselesaikan.
e) Jumlah banyaknya bangunan dan lain-lain.
7. Uraian pokok pekerjaan sementara yang dilaksanakan selama masa laporan.
8. Daftar besarnya pembayaran terakhir yang diterima dan dibutuhkan
pembayaran yang diperlukan pada bulan berikutnya.
9. Hal-hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan masalah yang timbul
atau berhubungan dengan pelaksanaan selama bulan laporan.

C. Rencana Kerja Harian, Mingguan dan Bulanan


Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap Rencana Kerja Mingguan yang
disetujui oleh Direksi/ Pengawas setiap akhir minggu dan untuk minggu-minggu
berikutnya. Rencana tersebut harus sudah termasuk pekerjaan tanah, pekerjaan
konstruksi lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, pengadaan
tanah, pengangkutan bahan dan peralatan serta lain-lain yang diminta Direksi/
Pengawas. Kontraktor akan menyerahkan 2 (dua) rangkap rencana kerja harian
secara tertulis untuk semua kemajuan yang sudah disetujui oleh Direksi / Pengawas
setiap hari maupun untuk hari-hari berikutnya. Rencana kerja harus mencakup
pekerjaan tanah, pekerjaan beton dan kegiatan lain yang berhubungan dengan
pelaksanaan. Penyedia Jasa harus menyediakan Rencana Kerja Bulanan dengan
sistem bar-chart pada akhir bulan dan untuk bulan-bulan berikutnya. Rencana Kerja
ini akn memperlihatkan tenggang waktu dari mulai sampai akhir kegiatan utama
dengan volume pekerjaannya. Rencana kerja ini akan diserahkan kepada Direksi/
Pengawas pada hari ketiga tiap bulan untuk perbaikan dan perubahan.

Hal. 20
D. Rapat bersama untuk membicarakan kemajuan pekerjaan
Rapat tetap antara Direksi/ Pengawas dan Penyedia Jasa diadakan seminggu sekali
pada tempat dan waktu yang telah disetujui oleh Direksi/ Pengawas. Maksud dari
pada rapat ini membicarakan kemajuan pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan
yang diusulkan untuk seminggu selanjutnya dan membahas permasalahan yang
timbul agar dapat segera diselesaikan. Sedangkan rapat bulanan diadakan sebulan
sekali dipimpin oleh Pengguna Jasa dihadiri oleh Penyedia Jasa, Direksi/ Pengawas
dan Konsultan Pengawas.

3.3. Penggambaran
Gambar-gambar yang akan disiapkan kontraktor adalah :
a. Gambar-Gambar Pekerjaan Tetap
- Umum
Semua gambar-gambar yang disiapkan oleh Penyedia Jasa haruslah
gambargambar yang telah ditanda tangani oleh Direksi, dan apabila ada
perubahan harus diserahkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan sebelum
program pelaksanaan dimulai.
- Gambar-gambar pelaksanaan
Kontraktor akan menggunakan gambar kontrak sebagai dasar untuk
mempersiapkan Gambar Pelaksanaan. Gambar itu dibuat lebih detail untuk
pekerjaan tetap dan dapat memperlihatkan penampang melintang dan memanjang
dari konstruksi beton, pasangan batu, pengaturan batang pembesian termasuk
rencana konstruksi, pemotongan dan daftar besi beton, tipe bahan yang
digunakan, mutu, tempat dan ukuran yang tepat.
- Kontraktor akan menyediakan 1 (satu) set gambar-gambar lengkap di lapangan
Apabila ada pekerjaan dilaksanakan sebelum ada persetujuan Direksi adalah
menjadi resiko Penyedia Jasa. Persetujuan Direksi terhadap gambar-gambar
tersebut tidak akan meringankan tanggung jawab Penyedia Jasa atas
kebenaran gambar tersebut.
b. Gambar-Gambar Pekerjaan Sementara
- Umum
Semua gambar yang disiapkan oleh Penyedia Jasa harus terperinci, dan
diserahkan kepada Direksi sebelum tanggal pelaksanaan pekerjaan atau dalam
waktu yang telah ditentukan dalam Kontrak. Gambar-gambar harus menunjukan
detail dari pekerjaan sementara seperti pengalihan aliran (kistdam) dan
sebagainya. Gambar Perencanaan yang diusulkan Penyedia Jasa yang dipakai
dalam Pelaksanaan Konstruksi (sah) juga harus diserahkan kepada Direksi
sebanyak 3 (tiga) rangkap.
- Gambar-gambar untuk Pekerjaan Sementara yang ditinggalkan oleh Penyedia
Jasa hendaknya mengusulkan pekerjaan sementara yang berkaitan dengan
Hal. 21
pekerjaan tetap secara lebih mendetail dan diserahkan kepada Direksi untuk
mengubah dan mendapat persetujuan sebelum tanggal dimulainya pelaksanaan
c. Gambar-Gambar Purna laksana / As Built Drawing
Selama masa pelaksanaan, Penyedia Jasa harus memelihara satu set gambar
konstruksi terpasang yang dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan. Pada
gambar yang memperlihatkan perubahan yang sudah diberikan sesuai dengan
kontrak, sejauh gambar tersebut sudah dilaksanakan dengan benar kemudian dicap
“sudah dilaksanakan”. Gambar-gambar yang dilaksanakan akan diperiksa tiap bulan
di lapangan oleh Direksi dan tiap hari oleh Pengawas Lapangan, dan apabila
ditemukan hal-hal yang tidak memuaskan dan tidak dilaksanakan, paling lambat
harus diperiksa kembali selama 6 (enam) hari kerja. Gambar purna laksana (As Built
Drawing) harus dibuat di atas kertas kalkir yang berkualitas baik minimal kalkir 80
gram bila pekerjaan telah diselesaikan 100 %. Dalam waktu 1 (satu) bulan setelah
penandatanganan serah terima ke I (PHO), Penyedia Jasa harus sudah menyerahkan
gambar purna laksana (As Built Drawing) yang terdiri dari satu set gambar lengkap
dengan ukuran minimal A3, beserta 1 (satu) set copy blue print jika penggambaran
dengan cara manual dan soft copy apabila penggambaran menggunakan program
computer.
d. Penandatanganan dan Persetujuan Gambar
Penyedia Jasa harus menyerahkan gambar kerja kepada Direksi untuk disahkan
dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sebelum dimulai pekerjaan yang dimaksud. Dalam
waktu 7 (tujuh) hari setelah penerimaan copy dari Penyedia Jasa dan satu copy
dikembalikan kepada Penyedia Jasa dengan diberi suatu keterangan sebagai berikut:
1. Disetujui
2. Disetujui dengan catatan
3. Dapat disetujui setelah direvisi
4. Ditolak

Bila gambar dicap dengan tanda a atau b sebagaimana tersebut di atas, Penyedia Jasa
sudah dapat memesan atau memulai pekerjaan sesuai dengan gambar. Satu set copy
gambar yang telah disetujui oleh Direksi dapat diletakkan pada Direksi Keet
Penyedia Jasa. Bila gambar dicap dengan tanda c, Penyedia Jasa harus mengadakan
perbaikan-perbaikan/revisi dan kemudian menyerahkan hasil revisi tersebut
sebanyak 3 (tiga) copy kepada Direksi, guna mendapat persetujuannya. Waktu yang
diberikan kepada Penyedia Jasa untuk mengadakan revisi maksimum 7 (tujuh) hari
setelah gambar dikembalikan dari Direksi, begitu seterusnya sampai gambar
dinyatakan diterima dicap a atau b. Penyedia Jasa tidak diperbolehkan memulai
pekerjaan, sebelum gambar tersebut disetujui oleh Direksi.Direksi dapat meminta
kepada Penyedia Jasa untuk menambah detail-detail gambar yang dirasa perlu, tanpa
tambahan biaya.
Hal. 22
4. Quality Assurance
Quality Assurance (QA) secara umum bertanggung jawab untuk memastikan
produk atau jasa memenuhi standar yang ditetapkan termasuk keandalan,
kegunaan, kinerja dan standar kualitas umum yang ditetapkan oleh perusahaan.

Adapun tugas dan tanggung jawab quality assurance adalah sebagai berikut:
• Memiliki tugas pokok dalam perencanaan prosedur jaminan kualitas suatu
produk atau jasa.
• Menafsirkan dan menerapkan standar jaminan kualitas.
• Mengevaluasi kecukupan standar jaminan kualitas.
• Merancang sampel prosedur dan petunjuk untuk mencatat dan melaporkan
data berkualitas.
• Meninjau pelaksanaan dan efisiensi kualitas dan inspeksi sistem agar berjalan
sesuai rencana, melaksanakan dan memantau pengujian dan inspeksi bahan dan
produk untuk memastikan kualitas produk jadi.
• Mendokumentasikan audit internal dan kegiatan jaminan kualitas lainnya.
• Menyelidiki keluhan pelanggan dan masalah ketidaksesuaian.
• Mengumpulkan dan menyusun data kualitas statistik.
• Menganalisis data untuk mengidentifikasi area untuk perbaikan dalam sistem mutu.
• Mengembangkan, merekomendasikan dan memantau tindakan perbaikan dan
pencegahan.
• Menyiapkan laporan untuk berkomunikasi hasil dari kegiatan kualitas.
• Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan mengatur intervensi pelatihan untuk
memenuhi standar kualitas.
• Mengkoordinasikan dan dukungan di tempat audit yang dilakukan oleh
penyedia eksternal.
• Mengevaluasi temuan audit dan menerapkan tindakan koreksi yang tepat.
• Mengelola dan memeriksa kegiatan manajemen risiko.
• Bertanggung jawab untuk sistem manajemen dokumen.
• Memastikan kepatuhan berkelanjutan dengan persyaratan peraturan kualitas
dan industri yang ditetapkan perusahaan.
Kegiatan Quality Assurance akan dilakukan oleh kontraktor sesuai dengan petunjuk
Direksi pekerjaan/ pengawas lapangan.

5. Papan Nama Proyek


Papan nama kegiatan berjumlah 2 buah, dengan ukuran 0,90 x 1,20 atau sesuai dengan
petunjuk Direksi Pekerjaan/ Pengawas Lapangan. Papan nama proyek akan disediakan
dan dipelihara di sekitar lokasi pekerjaan sebagai salah satu identifikasi sifat dari
pekerjaan tersebut. Agar dapat memberikan informasi kepada masyarakat umum bahwa
di lokasi tersebut sedang dilaksanakan pekerjaan pembangunan embung.
Hal. 23
6. Pengadaan Perlengkapan K3
Setiap tahapan pelaksanaan konstruksi utama yang mempunyai potensi bahaya akan
dilengkapi dengan metode kerja, yang selamat dan aman. Misalnya untuk pekerjaan di
ketinggian, mutlak akan digunakan perancah, lantai kerja (platform), papan tepi,
tangga kerja, pagar pelindung tepi, serta alat pelindung diri (APD) yang sesuai antara
lain helm dan sabuk keselamatan agar pekerja terlindung dari bahaya jatuh. Untuk
pekerjaan saluran galian tanah berpasir yang mudah longsor dengan kedalaman 1,5
meter atau lebih, mutlak akan menggunakan turap dan tangga akses bagi pekerja untuk
naik/ turun.

Perlengkapan K3 terdiri dari rompi, sepatu safety dan juga helm lapangan, dll untuk
jumlah sesuai dengan kebutuhan di lapangan atau sesuai dengan petunjuk Direksi
Pekerjaan/ Pengawas Lapangan.

7. Penyelidikan Tanah
a. Booring dan data
Kegiatan Booring & data ini dilaksanakan dengan kedalaman booring 30 m atau
sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan/ Pengawas Lapangan.

Semua hasil-hasil pengeboran dicatat dalam laporan hasil pengeboran (atau disebut
boring log), yang berisi antara lain:
- Kedalaman lapisan tanah.
- Elevasi permukaan tiik bor, lapisan tanah dan muka air tanah. -

- Deskripsi tanah.
- Posisi dan kedalaman pengambilan contoh, disebutkan kondisi contoh
terganggu atau tak terganggu.
- Nama proyek, lokasi, tanggal, dan nama penanggung jawab pekerjaan
pengeboran.

Dalam penggambaran profil lapisan tanah, lapisan tanah disajikan dalam bentuk
simbol-simbol yang digambar secara vertical. Gambar berikut menyajikan contoh
symbol-simbol tersebut. Kebanyakan tanah terdiri dari beberapa campuran dari jenis
tanah-tanah tertentu, seperti lempung berlapis, lanau berlapis, lanau berpasir, kerikil
berlanau, dan sebagainya. Dalam kondisi ini, symbol-simbol dapat dikombinasikan,
dengan kandungan tanah yang dominan digambar lebih banyak atau lebih tebal.

Hal. 24
b. Pengambilan sampel tanah untuk material timbunan inti & random
Pengambilan sampel tanah untuk material timbunan inti & random ini
dilaksanakan di lokasi rencana borrow area dengan pengambilan sampel untuk
dimasukan ke laboratorium tanah sampai mendapatkan material yang
memenuhi spesifikasi teknik untuk material timbunan inti dan random atau
sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan/ Pengawas Lapangan.

8. Foto Udara (0%, 50% & 100%)


Untuk pekerjaan foto udara ini maka kontraktor akan bekerjasama dengan jasa foto
udara yang telah berpengalaman supaya menghasilkan foto yang diinginkan oleh
semua pihak. Foto udara yang akan diambil pada saat kondisi 0%, 50% dan 100%
dilaksanakan dengan menggunakan drone atau sesuai dengan petunjuk Direksi
Pekerjaan/ Pengawas Lapangan.

Peta yang dihasilkan dapat digunakan sebagai tools sehingga memudahkan para
perencana dan pengambil keputusan untuk melakukan inventarisasi keadaan
infrastruktur secara keseluruhan, melakukan monitoring dan analisa kesesuaian lahan
terhadap Master Plan kawasan atau Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW),
dalam bentuk Peta Foto dan Peta Topografi yang detail, akurat dan up to date.

II. PEKERJAAN TUBUH BENDUNG


1. Striping
Sebelum penggalian dari borrow pits dimulai, terlebih dahulu membersihkan dan
mengupas seperlunya daerah untuk timbunan. Begitu juga pada tubuh bendungan,
sebelum penimbunan dimulai terlebih dahulu dasar pondasi bendungan dibersihkan dan
dikupas setebal 0.15 atau pembuatan terasering dengan ukuran 0.50 m” x 0.50 m”.

Hal. 25
Metode pelaksanaannya adalah:
a. Peralatan : bulldozer dan alat bantu
b. Tenaga : pekerja, mandor
c. Bahan : -
d. Metode Kerja :
• Pengukuran dan pemasangan bouwplank.
• Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor akan menyerahkan gambar
detail rencana pelaksanaan pekerjaan striping dengan alat.
• Penyedia Jasa akan menyerahkan daftar peralatan dan tenaga kerja yang akan
melaksanakan pekerjaan striping dengan alat kepada Direksi Pekerjaan.
• Pekerjaan mobilisasi alat dan pekerja ke lokasi pekerjaan.
• Penyedia Jasa akan menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja
sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti sarung tangan, topi
pelindung kepala, sepatu safety dan lainnya. Penyedia Jasa akan menyiapkan
kotak P3K sebagai penanganan sementara apabila terjadi kecelakan kerja.
• Semua daerah di sekitar jalur yang perlu dibersihkan seperti yang ditentukan oleh
Direksi/ Pengawas, akan dibersihkan dari segala pohon-pohon, semak-semak
sampah dan bahan lain yang mengganggu dan bahan-bahan itu akan dibuang,
kecuali bila ada ketentuan lain yang disetujui oleh Direksi/ Pengawas.
• Umumnya hanya pohon-pohon yang mengganggu bangunan yang dimaksudkan
dalam spesifikasi ini yang akan dibuang, dan ditumpuk di tempat-tempat yang
ditunjuk oleh Direksi/ Pengawas di sepanjang tepi jalan atau batas tanah. Pagar-
pagar, dinding-dinding, bangunan-bangunan reruntuhan dari tempat-tempat
pekerjaan harus dibuang menurut persetujuan Direksi / Pengawas.
• Membongkar akar-akar, kemudian mengisi lobang dan dipadatkan dan
memindahkan dari tempat semua bahan-bahan yang timbul akibat
pembersihan lapangan.
• Pekerjaan striping ini akan dilaksanakan dengan menggunakan alat
bulldozer dan daerah yang tidak terjangkau oleh alat akan dilakukan secara
manual dengan menggunakan alat bantu.
• Pada saat waktu istirahat semua peralatan pekerjaan akan diamankan agar
tidak terjadi kecelakaan, baik akibat tertabrak, kejatuhan atau lain
sebagainya yang bisa menyebabkan terluka ringan atau berat. Pengamanan
bisa dilakukan dengan cara menempatkan alat ditempat kerja yang aman.
• Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan, 50% selama pekerjaan
berlangsung dan foto 100% setelah pekerjaan selesai.
• Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.

Hal. 26
Gambar: contoh pekerjaan striping dengan bulldozer

2. Galian Tanah dengan Alat Berat


Penggalian saluran akan dilaksanakan sesuai dengan dimensi yang ada pada gambar.
Galian tanah merupakan galian terbuka yang digali secara efektif dengan menggunakan
alat berat dan dipindahkan ke tempat pembuangan sementara, sebelum dibuang ke
tempat pembuangan terakhir.

Metode pelaksanaannya adalah:


a. Peralatan : excavator dan alat bantu
b. Tenaga : pekerja, mandor
c. Bahan : -
d. Metode Kerja :
• Pekerjaan pembersihan lapangan, pengukuran dan pemasangan bouwplank.
• Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor akan menyerahkan gambar
detail rencana pelaksanaan pekerjaan galian tanah dengan alat.
• Penyedia Jasa akan menyerahkan daftar peralatan dan tenaga kerja yang akan
melaksanakan pekerjaan galian tanah dengan alat kepada Direksi Pekerjaan.
• Pekerjaan mobilisasi alat dan pekerja ke lokasi pekerjaan.
• Penyedia Jasa akan menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja
sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti sarung tangan, topi
pelindung kepala, sepatu safety dan lainnya. Penyedia Jasa akan menyiapkan
kotak P3K sebagai penanganan sementara apabila terjadi kecelakan kerja.
• Penggalian dilakukan dengan cara mekanik dan dikerjakan sesuai dengan garis-
garis dan elevasi yang tercantum pada gambar atau garis dan elevasi tertentu
sesuai petunjuk Direksi dengan menggunakan alat berat jenis Excavator.
• Pada saat melakukan penggalian akan berhati-hati dan sedini mungkin
melakukan langkah-langkah pengamanan agar tidak terjadi kecelakaan
akibat longsor, tertimbun tanah dan lainnya.
Hal. 27
• Apabila terjadi kerusakan atau longsor dari hasil galian tanah dengan alat
maka Penyedia Jasa akan memperbaiki kembali sesuai dengan dimensi dan
elevasi yang ditunjukkan dalam gambar rencana.
• Hasil galian akan ditempatkan sementara di sekitar lokasi pekerjaan serta
yang dapat digunakan kembali (re-use) untuk bahan timbunan akan
dipisahkan dan yang tidak layak akan dibuang ke disposal area.
• Pada saat waktu istirahat semua peralatan pekerjaan akan diamankan agar
tidak terjadi kecelakaan, baik akibat tertabrak, kejatuhan atau lain
sebagainya yang bisa menyebabkan terluka ringan atau berat. Pengamanan
bisa dilakukan dengan cara menempatkan alat ditempat kerja yang aman.
• Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan, 50% selama pekerjaan
berlangsung dan foto 100% setelah pekerjaan selesai.
• Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.

3. Galian Tanah Keras dengan Alat


Penggalian akan dilaksanakan sesuai dengan dimensi yang ada pada gambar, sebelum
mengadakan kegiatan galian maka kontraktor akan memperhitungkan struktur tanah,
hasil uji lab tanah dan bangunan (bila ada) pada lokasi yang akan digali.

Metode pelaksanaannya adalah:


a. Peralatan : excavator + giant breaker, excavator, dan alat bantu
b. Tenaga : pekerja, mandor
c. Bahan : -
d. Metode Kerja :
• Pekerjaan pembersihan lapangan, pengukuran dan pemasangan bouwplank.
• Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor akan menyerahkan gambar
detail rencana pelaksanaan pekerjaan galian tanah dengan alat.
• Penyedia Jasa akan menyerahkan daftar peralatan dan tenaga kerja yang akan
melaksanakan pekerjaan galian tanah dengan alat kepada Direksi Pekerjaan.
• Pekerjaan mobilisasi alat dan pekerja ke lokasi pekerjaan.
Hal. 28
• Penyedia Jasa akan menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja
sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti sarung tangan, topi
pelindung kepala, sepatu safety dan lainnya. Penyedia Jasa akan menyiapkan
kotak P3K sebagai penanganan sementara apabila terjadi kecelakan kerja.
• Penggalian dilakukan dengan cara mekanik dan dikerjakan sesuai dengan
garis-garis dan elevasi yang tercantum pada gambar atau garis dan elevasi
tertentu sesuai petunjuk Direksi dengan menggunakan alat berat jenis
Excavator + giant breaker dan excavator.
• Pelaksanaan pekerjaan galian tanah keras maka akan dilakukan dahulu
dengan menggunakan alat giant breaker + excavator sehingga menghasilkan
hasil galian dalam bentuk bongkahan-bongkahan. Kemudian excavator lain
akan mengangkut bongkahan tersebut dan dibuang keluar dari lokasi galian
atau ditimbun sementara sebelum diangkut ke pembuangan akhir.
• Pada saat melakukan penggalian akan berhati-hati dan sedini mungkin
melakukan langkah-langkah pengamanan agar tidak terjadi kecelakaan
akibat longsor, tertimbun tanah dan lainnya.
• Apabila terjadi kerusakan atau longsor dari hasil galian tanah dengan alat
maka Penyedia Jasa akan memperbaiki kembali sesuai dengan dimensi dan
elevasi yang ditunjukkan dalam gambar rencana.
• Pada saat waktu istirahat semua peralatan pekerjaan akan diamankan agar
tidak terjadi kecelakaan, baik akibat tertabrak, kejatuhan atau lain
sebagainya yang bisa menyebabkan terluka ringan atau berat. Pengamanan
bisa dilakukan dengan cara menempatkan alat ditempat kerja yang aman.
• Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan, 50% selama pekerjaan
berlangsung dan foto 100% setelah pekerjaan selesai.
• Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.

Gambar: contoh pekerjaan galian tanah tanah keras dengan alat

“ Hal. 29
4. Galian Batu dengan Alat
Galian batu termasuk semua batu-batuan padat dan keras dengan
mempergunakan Excavator yang diperlengkapi dengan Breaker.

Metode pelaksanaannya adalah:


a. Peralatan : excavator + giant breaker, excavator, dan alat bantu
b. Tenaga : pekerja, mandor
c. Bahan : -
d. Metode Kerja :
• Pekerjaan pembersihan lapangan, pengukuran dan pemasangan bouwplank.
• Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor akan menyerahkan gambar
detail rencana pelaksanaan pekerjaan galian batu dengan alat.
• Penyedia Jasa akan menyerahkan daftar peralatan dan tenaga kerja yang akan
melaksanakan pekerjaan galian batu dengan alat kepada Direksi Pekerjaan.
• Pekerjaan mobilisasi alat dan pekerja ke lokasi pekerjaan.
• Penyedia Jasa akan menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja
sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti sarung tangan, topi
pelindung kepala, sepatu safety dan lainnya. Penyedia Jasa akan menyiapkan
kotak P3K sebagai penanganan sementara apabila terjadi kecelakan kerja.
• Penggalian dilakukan dengan cara mekanik dan dikerjakan sesuai dengan
garis-garis dan elevasi yang tercantum pada gambar atau garis dan elevasi
tertentu sesuai petunjuk Direksi dengan menggunakan alat berat jenis
Excavator + giant breaker dan excavator.
• Pelaksanaan pekerjaan galian batu akan dilakukan dahulu dengan
menggunakan alat giant breaker + excavator sehingga menghasilkan hasil
galian dalam bentuk batuan yang sudah pecah. Kemudian excavator lain
akan mengangkut hasil galian tersebut dan dibuang keluar dari lokasi galian
atau ditimbun sementara sebelum diangkut ke pembuangan akhir.
• Pada saat melakukan penggalian akan berhati-hati dan sedini mungkin
melakukan langkah-langkah pengamanan agar tidak terjadi kecelakaan
akibat longsor, tertimbun dan lainnya.
• Apabila terjadi kerusakan atau longsor dari hasil galian batu dengan alat
maka Penyedia Jasa akan memperbaiki kembali sesuai dengan dimensi dan
elevasi yang ditunjukkan dalam gambar rencana.
• Pada saat waktu istirahat semua peralatan pekerjaan akan diamankan agar
tidak terjadi kecelakaan, baik akibat tertabrak, kejatuhan atau lain
sebagainya yang bisa menyebabkan terluka ringan atau berat. Pengamanan
bisa dilakukan dengan cara menempatkan alat ditempat kerja yang aman.

Hal. 30
• Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan, 50% selama pekerjaan
berlangsung dan foto 100% setelah pekerjaan selesai.
• Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.

Gambar: contoh pekerjaan galian batu dengan alat

5. Membuang Hasil Galian dengan jarak buangan < 0,5 km dan meratakan
Bahan hasil galian yang mengandung tonggak-tonggak, akar-akar dan bahan-bahan lain
yang mengganggu dan bahan galian yang tidak diperlukan untuk penimbunan kembali,
penanggulangan dan bangunan lain yang diperlukan menurut spesifikasi ini akan
ditempatkan di tempat penimbunan (spoil bank) dengan jarak buangan < 0,5 km yang
telah direncanakan serta disetujui oleh Direksi/ Pengawas.

Metode pelaksanaannya adalah:


a. Peralatan : excavator, dump truck dan alat bantu
b. Tenaga : pekerja, mandor
c. Bahan : -
d. Metode Kerja :
Terlebih dahulu menentukan lokasi buangan dengan jarak < 0,5 km, dan
dilengkapi dengan data ukur lokasi buangan.

Mobilisasi alat dan tenaga kerja sesuai dengan yang dibutuhkan di lapangan.
Penyedia Jasa akan menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja
sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti sarung tangan, topi
pelindung kepala, sepatu safety dan lainnya. Penyedia Jasa akan menyiapkan
kotak P3K sebagai penanganan sementara apabila terjadi kecelakan kerja.
Meminta persetujuan kepada Direksi untuk melaksanakan pekerjaan membuang tanah
hasil galian tersebut.
Pelaksanaan pekerjaan buangan tanah hasil galian dari tempat penampungan
sementara dengan cara excavator memuat kembali tanah hasil galian ke bak dump
truck. Setelah dump truck terisi penuh sesuai dengan kapasitasnya maka

Hal. 31
tanah tersebut akan diangkut dan dibuang ke lokasi pembuangan akhir
(disposal area) yang telah ditentukan.
Cara pengangkutan harus sedemikian rupa, sehingga angkutan tanah/ lumpur
tidak berceceran di jalan dan tidak mengganggu kelancaran lalu-lintas.
Apabila ada yang tercecer, maka tanah/ lumpur tersebut akan segera
dibersihkan dengan menggunakan alat bantu.
Pekerjaan ini akan dilakukan secara terus menerus dengan jumlah dump truck
sesuai kebutuhan sampai jumlah kubikasi galian yang telah ditetapkan.
Hasil timbunan ditempat pembuangan akhir akan diratakan dan dirapikan dengan
menggunakan alat bantu atau jika memungkinkan menggunakan bulldozer
dan diusahakan tidak mengganggu lingkungan sekitar tempat pembuangan.
Pekerjaan perapihan dan finishing.
Pada saat waktu istirahat semua peralatan pekerjaan akan diamankan agar tidak
terjadi kecelakaan, baik akibat tertabrak, kejatuhan atau lain sebagainya yang
bisa menyebabkan terluka ringan atau berat. Pengamanan bisa dilakukan dengan
cara menempatkan alat ditempat kerja yang aman.
Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan, 50% selama pekerjaan berlangsung
dan foto 100% setelah pekerjaan selesai.
Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.

Gam bar: excavator loading tanah hasil galian ke bak dump truck

Gambar: contoh pekerjaan perataan dan perapihan dengan dozer

Hal. 32
6. Membuang Hasil Galian dengan jarak buangan > 0,5 km dan meratakan
Bahan hasil galian yang mengandung tonggak-tonggak, akar-akar dan bahan-bahan lain
yang mengganggu dan bahan galian yang tidak diperlukan untuk penimbunan kembali,
penanggulangan dan bangunan lain yang diperlukan menurut spesifikasi ini akan
ditempatkan di tempat penimbunan (spoil bank) dengan jarak buangan > 0,5 km yang
telah direncanakan serta disetujui oleh Direksi/ Pengawas.

Metode pelaksanaannya adalah:


a. Peralatan : excavator, dump truck dan alat bantu
b. Tenaga : pekerja, mandor
c. Bahan : -
d. Metode Kerja :
Terlebih dahulu menentukan lokasi buangan dengan jarak > 0,5 km, dan
dilengkapi dengan data ukur lokasi buangan.
Mobilisasi alat dan tenaga kerja sesuai dengan yang dibutuhkan di lapangan.
Penyedia Jasa akan menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja
sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti sarung tangan, topi
pelindung kepala, sepatu safety dan lainnya. Penyedia Jasa akan menyiapkan
kotak P3K sebagai penanganan sementara apabila terjadi kecelakan kerja.
Meminta persetujuan kepada Direksi untuk melaksanakan pekerjaan
membuang tanah hasil galian tersebut.
Pelaksanaan pekerjaan buangan tanah hasil galian dari tempat penampungan
sementara dengan cara excavator memuat kembali tanah hasil galian ke bak
dump truck. Setelah dump truck terisi penuh sesuai dengan kapasitasnya maka
tanah tersebut akan diangkut dan dibuang ke lokasi pembuangan akhir
(disposal area) yang telah ditentukan.
Cara pengangkutan harus sedemikian rupa, sehingga angkutan tanah/ lumpur
tidak berceceran di jalan dan tidak mengganggu kelancaran lalu-lintas. Apabila
ada yang tercecer, maka tanah/ lumpur tersebut akan segera dibersihkan
dengan menggunakan alat bantu.
Pekerjaan ini akan dilakukan secara terus menerus dengan jumlah dump truck
sesuai kebutuhan sampai jumlah kubikasi galian yang telah ditetapkan.
Hasil timbunan ditempat pembuangan akhir akan diratakan dan dirapikan dengan
menggunakan alat bantu atau jika memungkinkan menggunakan bulldozer dan
diusahakan tidak mengganggu lingkungan sekitar tempat pembuangan.
Pekerjaan perapihan dan finishing.
Pada saat waktu istirahat semua peralatan pekerjaan akan diamankan agar
tidak terjadi kecelakaan, baik akibat tertabrak, kejatuhan atau lain sebagainya
yang bisa menyebabkan terluka ringan atau berat. Pengamanan bisa dilakukan
dengan cara menempatkan alat ditempat kerja yang aman.
Hal. 33
Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan, 50% selama pekerjaan berlangsung dan
foto 100% setelah pekerjaan selesai.
Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.

Gambar: excavator loading tanah hasil galian ke bak dump truck

7. Timbunan Inti (Material Mendatangkan)


Untuk pekerjaan timbunan inti ini maka material untuk timbunan akan didatangkan dan
akan diterima di lokasi timbunan. Pembayaran untuk bahan timbunan sampai material
tersebut di lokasi pekerjaan. Dan material timbunan yang didatangkan sudah layak dan
disetujui oleh Direksi Lapangan/ Pengawas.

Metode pelaksanaannya adalah:


a. Peralatan : bulldozer, vibro compactor, sheep foot roller dan alat bantu
b. Tenaga : pekerja, mandor
c. Bahan : material timbunan tanah inti
d. Metode Kerja :
• Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor akan menyerahkan gambar
detail rencana pelaksanaan pekerjaan timbunan tanah.
• Penyedia Jasa akan menyerahkan daftar peralatan dan tenaga kerja yang akan
melaksanakan pekerjaan timbunan tanah kepada Direksi Pekerjaan.
• Pekerjaan mobilisasi peralatan dan tenaga kerja ke lokasi pekerjaan.
• Penyedia Jasa akan menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja
sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti sarung tangan, topi
pelindung kepala, sepatu safety dan lainnya. Penyedia Jasa akan menyiapkan
kotak P3K sebagai penanganan sementara apabila terjadi kecelakan kerja.
• Terlebih dahulu menentukan borrow-pit dan mendapat persetujuan dari
pengawas lapangan dan atau Direksi.
• Sebelum melakukan proses penimbunan tanah inti penyedia jasa harus
melakukan Trial test embankment, Trial test embankment perlu dilakukan untuk
menentukan ketebalan layer dan berapa kali lintasan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan pekerjaan timbunan inti.

“ Hal. 34
• Terlebih dahulu tanah timbunan akan dihampar lapis demi lapis ke semua
lokasi timbunan dengan menggunakan bulldozer.
• Segera setelah penempatan material zona urugan utama akan dipadatkan
dengan menggunakan penggilas kaki kambing (sheep foot roller) atau yang
sejenis untuk mendapatkan lapisan yang seragam secara menyeluruh, yaitu
paling tidak 90% densitas kering maksimum seperti yang didapat pada uji
pemadatan standar sesuai Standar ASTM D 698.
• Kadar air dari tanah yang dihampar adalah ± 3 % OMC; apabila tanah terlalu
basah, tanah timbunan akan dikeringkan dan sebaliknya bila terlalu kering
kontraktor akan menyiram dengan alat siraman yang memadai, sehingga
kadar air tanah timbunan memenuhi syaratDireksi.
• Diperkirakan hal ini dapat tercapai dengan delapan (8) kali penggilasan oleh
roller terhadap setiap lapisan; satu kali penggilasan oleh roller didefinisikan

sebagai penggilasan dengan roller tunggal dengan overlap tidak kurang dari
30-35 cm antar gilasan
• Kebutuhan jumlah gilasan yang sebenarnya oleh roller akan ditentukan
berdasarkan uji pengisian.
• Tipe sheep foot roller atau sejenisnya yang akan digunakan oleh kontraktor
akan mendapat persetujuan Direksi. Pembebanan, operasi dan kecepatan
roller harus yang memenuhi kebutuhan untuk mendapatkan kualitas dan
keseragaman yang dikehendaki sesuai persetujuan Direksi.
• Selama pemadatan material dengan sheep foot roller, kontraktor akan
menjamin bahwa ruangan antara ujung-ujung kaki sheep foot dan permukaan
roda roller dijaga tetap bersih dari material yang menempel yang akan
mempengaruhi keefektifan roller.
• Jika pekerjaan diberhentikan pada bagian tertentu pada zona urugan utama,
permukaan yang telah selesai akan diberi kemiringan dan dihaluskan agar air
hujan dapat ter-drainase dengan baik. Sebelum penempatan dan pemadatan
material dikerjakan, permukaan akan dirancah dan kadar air dikondisikan.

• Pekerjaan perapihan dan finishing


• Pada saat waktu istirahat semua peralatan pekerjaan akan diamankan agar
tidak terjadi kecelakaan, baik akibat tertabrak, kejatuhan atau lain sebagainya
yang bisa menyebabkan terluka ringan atau berat. Pengamanan bisa
dilakukan dengan cara menempatkan alat ditempat kerja yang aman
• Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan, 50% selama pelaksanaan
berlangsung dan foto 100% setelah selesai pelaksanaan pekerjaan
• Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.

Hal. 35
8. Timbunan Random
Urugan tanah embung akan dibuat sesuai garis-garis, ukuran dan level seperti yang
ditunjukkan dalam gambar desain, dengan catatan garis-garis dimana urugan tanah
embung akan dibangun dan garis pembagi antara material zona urugan atau bagian dari
urugan dapat berubah setiap saat sebelum atau selama konstruksi berdasarkan
permintaan Direksi.

Metode pelaksanaannya adalah:


a. Peralatan : bulldozer, vibro compactor, sheep foot roller dan alat bantu
b. Tenaga : pekerja, mandor
c. Bahan : -
d. Metode Kerja :

• Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor akan menyerahkan gambar


detail rencana pelaksanaan pekerjaan timbunan tanah.
• Penyedia Jasa akan menyerahkan daftar peralatan dan tenaga kerja yang akan
melaksanakan pekerjaan timbunan tanah kepada Direksi Pekerjaan.
• Pekerjaan mobilisasi peralatan dan tenaga kerja ke lokasi pekerjaan.
• Penyedia Jasa akan menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja
sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti sarung tangan, topi
pelindung kepala, sepatu safety dan lainnya. Penyedia Jasa akan menyiapkan
kotak P3K sebagai penanganan sementara apabila terjadi kecelakan kerja.
• Sebelum melakukan proses penimbunan tanah inti penyedia jasa harus melakukan
Trial test embankment, Trial test embankment perlu dilakukan untuk menentukan
ketebalan layer dan berapa kali lintasan sebagai pedoman dalam pelaksanaan
pekerjaan timbunan inti.
• Terlebih dahulu tanah timbunan akan dihampar lapis demi lapis ke semua
lokasi timbunan dengan menggunakan bulldozer.
• Segera setelah penempatan material zona urugan utama akan dipadatkan
dengan menggunakan penggilas kaki kambing (sheep foot roller) atau yang
sejenis untuk mendapatkan lapisan yang seragam secara menyeluruh, yaitu
paling tidak 90% densitas kering maksimum seperti yang didapat pada uji
pemadatan standar sesuai Standar ASTM D 698.
• Kadar air dari tanah yang dihampar adalah ± 3 % OMC; apabila tanah terlalu
basah, tanah timbunan akan dikeringkan dan sebaliknya bila terlalu kering
kontraktor akan menyiram dengan alat siraman yang memadai, sehingga
kadar air tanah timbunan memenuhi syarat.

Hal. 36
• Diperkirakan hal ini dapat tercapai dengan delapan (8) kali penggilasan oleh
roller terhadap setiap lapisan; satu kali penggilasan oleh roller didefinisikan
sebagai penggilasan dengan roller tunggal dengan overlap tidak kurang dari
30-35 cm antar gilasan.
• Kebutuhan jumlah gilasan yang sebenarnya oleh roller akan ditentukan
berdasarkan uji pengisian.
• Tipe sheep foot roller atau sejenisnya yang akan digunakan oleh kontraktor
akan mendapat persetujuan Direksi. Pembebanan, operasi dan kecepatan
roller harus yang memenuhi kebutuhan untuk mendapatkan kualitas dan
keseragaman yang dikehendaki sesuai persetujuan Direksi.
• Selama pemadatan material dengan sheep foot roller, kontraktor akan
menjamin bahwa ruangan antara ujung-ujung kaki sheep foot dan permukaan
roda roller dijaga tetap bersih dari material yang menempel yang akan
mempengaruhi keefektifan roller.
• Jika pekerjaan diberhentikan pada bagian tertentu pada zona urugan utama,
permukaan yang telah selesai akan diberi kemiringan dan dihaluskan agar air
hujan dapat ter-drainase dengan baik. Sebelum penempatan dan pemadatan
material dikerjakan, permukaan akan dirancah dan kadar air dikondisikan.
• Pekerjaan perapihan dan finishing.
• Pada saat waktu istirahat semua peralatan pekerjaan akan diamankan agar
tidak terjadi kecelakaan, baik akibat tertabrak, kejatuhan atau lain
sebagainya yang bisa menyebabkan terluka ringan atau berat. Pengamanan
bisa dilakukan dengan cara menempatkan alat ditempat kerja yang aman.
• Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan, 50% selama
pelaksanaan berlangsung dan foto 100% setelah selesai pelaksanaan pekerjaan.
• Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.

Hal. 37
Gambar : contoh pekerjaan penghamparan dan pemadatan timbunan

9. Timbunan Filter (Pasir)


Lokasi pekerjaan timbunan filter (pasir) ini akan dilakukan sesuai dengan gambar
kerja dan pelaksanaannya akan disesuaikan dengan spesifikasi teknis dan
persetujuan Direksi/ Pengawas Lapangan.

Metode pelaksanaannya adalah:


a. Peralatan : bulldozer dan alat bantu
b. Tenaga : pekerja, mandor
c. Bahan : pasir timbunan
d. Metode Kerja :
• Pekerjaan pengukuran dan pemasangan bouwplank.
• Mobilisasi alat dan tenaga kerja serta perlengkapan P3K ke lokasi pekerjaan.
• Meminta persetujuan kepada Direksi untuk pelaksanaan pekerjaan
timbunan filter yang dimaksud.
• Pekerjaan timbunan filter (pasir) akan dimulai dengan mendatangkan
material dari quarry dengan menggunakan dump truck dan dibuang/
ditumpuk disekitar lokasi pekerjaan urugan.
• Kemudian pasir tersebut akan dihampar dan diratakan ke semua lokasi timbunan
yang telah ditentukan dengan menggunakan bulldozer.
• Pekerjaan perapihan dan finishing.
• Pada saat waktu istirahat semua peralatan pekerjaan akan diamankan agar tidak
terjadi kecelakaan, baik akibat tertabrak, kejatuhan atau lain sebagainya yang
bisa menyebabkan terluka ringan atau berat. Pengamanan bisa dilakukan dengan
cara menempatkan alat ditempat kerja yang aman.
• Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan, 50% selama
pekerjaan berlangsung dan foto 100% setelah pekerjaan selesai.
• Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.

Hal. 38
Gambar: contoh pekerjaan mendatangkan pasir dan pekerjaan
penghamparannya

10. Timbunan Gravel (batu pecah 2/3)


Pekerjaan timbunan gravel (batu pecah 2/3) akan dilaksanakan sesuai spesifikasi
teknis dan pada lokasi yang tertera pada gambar kerja.

Metode pelaksanaannya adalah:


a. Peralatan : bulldozer dan alat bantu
b. Tenaga : pekerja, mandor
c. Bahan : batu pecah 2/3
d. Metode Kerja :
• Pekerjaan pengukuran dan pemasangan bouwplank.
• Mobilisasi alat dan tenaga kerja serta perlengkapan P3K ke lokasi pekerjaan.
• Meminta persetujuan kepada Direksi untuk pelaksanaan pekerjaan
timbunan gravel yang dimaksud.
• Pekerjaan timbunan gravel (batu pecah 2/3) akan dimulai dengan mendatangkan
material dari quarry dengan menggunakan dump truck dan dibuang/ ditumpuk
disekitar lokasi pekerjaan timbunan.
• Kemudian batu pecah tersebut akan dihampar ke semua lokasi timbunan yang
telah ditentukan dengan menggunakan bulldozer.
• Pekerjaan perapihan dan finishing.
• Pada saat waktu istirahat semua peralatan pekerjaan akan diamankan agar tidak
terjadi kecelakaan, baik akibat tertabrak, kejatuhan atau lain sebagainya yang
bisa menyebabkan terluka ringan atau berat. Pengamanan bisa dilakukan dengan
cara menempatkan alat ditempat kerja yang aman.
• Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan, 50% selama
pekerjaan berlangsung dan foto 100% setelah pekerjaan selesai.
• Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.

Hal. 39
Gambar: contoh pekerjaan timbunan gravel (batu pecah 2/3)

11. Rip-Rap
Pekerjaan rip-rap atau pemasangan batu kosong akan dilakukan setelah selesai
pekerjaan geomembran atau sesuai yang ditunjukkan pada gambar.

Metode pelaksanaannya adalah:


a. Peralatan : excavator, dump truck dan alat bantu b.
Tenaga : pekerja, mandor c. Bahan : batu belah/ kali d.
Metode Kerja :

• Pekerjaan pengukuran dan pemasangan bouwplank.


• Mobilisasi alat dan tenaga kerja serta perlengkapan P3K ke lokasi pekerjaan.
• Meminta persetujuan kepada Direksi untuk pelaksanaan pekerjaan rip-rap
yang dimaksud.
• Pelaksanaan pekerjaan rip-rap dengan cara terlebih dahulu mendatangkan
batu belah/ kali dari quarry dengan menggunakan dump truck dan akan
ditumpuk pada lokasi pemasangan.
• Kemudian excavator akan mengangkat batu belah/ kali tersebut dan meletakkan
pada lokasi pemasangan rip-rap. Jika daerah yang tidak dapat dijangkau oleh
alat maka pemasangannya akan dibantu dengan tenaga manusia.
• Pekerjaan perapihan dan finishing.
• Pada saat waktu istirahat semua peralatan pekerjaan akan diamankan agar
tidak terjadi kecelakaan, baik akibat tertabrak, kejatuhan atau lain
sebagainya yang bisa menyebabkan terluka ringan atau berat. Pengamanan
bisa dilakukan dengan cara menempatkan alat ditempat kerja yang aman.
• Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan, 50% selama
pekerjaan berlangsung dan foto 100% setelah pekerjaan selesai.
• Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.

Hal. 40
Gambar: contoh pekerjaan rip-rap

12. Teodrain
a. Umum
Konstruksi lapisan drainase tumit batu pada kaki lereng hilir embung utama harus
mengikuti ketentuan dalam klausul ini. Material drainase tumit batu berupa bongkah
batu (boulder) yang keras dan awet dipilih dari material yang didapat dari
penggalian pondasi konstruksi, sumber batu (quarry) baik dengan peledakan maupun
endapan sungai. Bongkah berasal dari tufa dan batuan berongga-rongga (vesicular)
tidak boleh digunakan.

Mengingat jadwal pelaksanaan pekerjaan, maka material zona drainase tumit batu
boleh ditaruh di tempat penumpukan sementara (stockpile) pada lokasi yang
disetujui oleh Direksi, untuk persiapan penempatan di urugan. Metode penggalian
dan penanganan material zona drainase tumit batu harus menghindari hal-hal yang
tidak dikehendaki atau segregasi material sebelum pemadatan pada urugan dan
untuk mendapatkan material yang konsisten dan gradasi yang baik di dalam
batasbatas yang telah ditentukan.

b. Material
Material zona drainase tumit batu untuk urugan embung secara grafis dan harus
mengikuti ketentuan sebagai berikut :

Material drainase tumit batu pada bendungan utama harus terdiri dari material
bergradasi baik berisi batu dasit segar dan padat yang diperoleh dari pemilihan dan
penyaringan quarry batu. Material harus bebas dari butir halus plastis berkohesi dan
harus bebas men-drainase jika ditempatkan dan dipadatkan pada urugan embung.

Antara zona drainase tumit batu dan zona urugan utama harus diberi bahan
geotekstil non-woven yang berfungsi sebagai filter.
Hal. 41
Gradasi (distribusi ukuran butir) untuk material zona drainase tumit batu harus baik
dalam batas-batas sebagai berikut :

c. Penyiapan pondasi
Kecuali jika ditentukan lain oleh Direksi, tidak diperlukan penyiapan permukaan
urugan secara khusus untuk pemasangan zona drainase tumit batu. Jika zona
drainase tumit batu akan dipasang pada urugan batu yang dipadatkan atau pada
galian pondasi, selapis material zona bedding harus dipasang dan dipadatkan sebagai
lantai kerja sebagaimana yang ditunjukkan dalam gambar atau oleh Direksi.

d. Penempatan
Material zona drainase tumit batu pada urugan bendungan harus ditempatkan dengan
truk penumpah belakang (end-dump truck), loader atau crane bucket. Walaupun
tidak diperlukan penyiapan permukaan urugan secara khusus Kontraktor harus
menjamin bahwa pekerjaan penempatan material akan menghasilkan lapisan yang
padat, stabil, memiliki campuran dengan gradasi ukuran partikel yang baik, dan jika
diperlukan atau ditunjukkan oleh Direksi Kontraktor harus melakukan pekerjaan
penyebaran material dengan menggunakan back-hoe atau peralatan lain yang serupa
dan disetujui atau dengan penempatan tangan yang memenuhi mutu material
terpasang sesuai persyaratan Direksi.

e. Pemadatan
Kecuali ditunjukkan lain oleh Direksi, tidak diperlukan pemadatan mekanis secara
khusus yang diperlukan pada zone drainase tumit batu kecuali persyaratan pekerjaan
dan pengaturan.

13. Pengadaan dan Pemasangan Geotextile non Woven


Geotekstile yang di gunakan adalah geotekstile non woven 200 gr/m² atau sesuai
dengan petunjuk direksi pekerjaan / pengawas lapangan.

Metode pelaksanaannya adalah:


a. Peralatan : alat bantu
Hal. 42
b. Tenaga : pekerja, tukang, mandor
c. Bahan : geotextile non woven
d. Metode Kerja :
• Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor akan menyerahkan gambar
detail rencana pelaksanaan pekerjaan geotextiel non woven.
• Penyedia Jasa akan menyerahkan daftar peralatan dan tenaga kerja yang akan
melaksanakan pekerjaan geotextiel non woven kepada Direksi Pekerjaan.
• Pekerjaan mobilisasi peralatan dan tenaga kerja ke lokasi pekerjaan.
• Penyedia Jasa akan menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja
sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti sarung tangan, topi
pelindung kepala, sepatu safety dan lainnya. Penyedia Jasa akan menyiapkan
kotak P3K sebagai penanganan sementara apabila terjadi kecelakan kerja.
• Dalam tahap penggelaran yang harus dilakukan adalah geotextile harus
digelar secara melintang di lokasi.
• Sesudah itu Geotextile harus digelar di atas tanah dalam keadaan terhampar
tanpa gelombang atau kerutan. Dan pada lahan yang luas pemasangan
geotextile dapat dil lakukan secara flesibel (melintang atau memanjang).
• Geotextile dapat dipotong terlebih dahulu ditempat yang memungkinkan. Hal
ini bertujuan untuk lokasi yang sulit untuk dilakukan pemotongan dan
penyambungan.
• Penyambungan Geo Textile yang satu ke lainnya dapat dilakukan dengan
cara saling melewati (overlapp) atau dengan cara dijahit (Sewn).
• Dengan metode overlap, jarak minimal yang overlapnya adalah 30 cm - 100
cm, langkah ini tergantung dengan kondisi subgrade dan teknik pelaksanaan
• Penjahitan panel geotextile dapat dilakukan di lapangan menggunakan mesin
jahit portable atau menggunakan tenaga generator.
• Penjahitan di lapangan biasanya memerlukan tiga sampai empat pekerja.
Panel yang belum di jahit dapat disiapkan di gudang (workshop) dalam
berbagai macam panjang dan lebar yang diperlukan.
• Pekerjaan perapihan dan finishing.
• Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan, 50% selama pelaksanaan
berlangsung dan foto 100% setelah selesai pelaksanaan pekerjaan.
• Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.

Hal. 43
Gambar : contoh pekerjaan geotextile non woven

14. Pengadaan dan Pemasangan kanstin ukuran 10x20x50 cm


Kanstin yang digunakan berukuran 10x20x50 cm dengan mutu beton K-200
atau sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan/ Pengawas Lapangan.

Metode pelaksanaannya adalah:


a. Peralatan : alat bantu
b. Tenaga : pekerja, tukang, kepala tukang, mandor
c. Bahan : kansteen ukuran 10 x 20 x 50 cm, pasir pasang, Portland cement
d. Metode Kerja :
Pengukuran dan pemasangan bouwplank/ benang.
Mobilisasi alat, bahan dan tenaga ke lokasi pekerjaan serta perlengkapan P3K.
Meminta persetujuan kepada Direksi untuk melaksanakan pekerjaan
pemasangan kansteen tersebut.
Pelaksanaan pekerjaan pemasangan kansteen dengan cara membuat adukan
terlebih dahulu sesuai dengan spesi untuk dudukan kansteen, lalu dipasang
kansteen sesuai dengan gambar kerja dan persetujuan Direksi Pekerjaan.
Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.
Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan, 50% selama pekerjaan
berlangsung dan foto 100% setelah pekerjaan selesai.

Contoh pekerjaan pemasangan kansteen

Hal. 44
15. Pengadaan dan Pemasangan guard rail galvanis (termasuk tiang & accessories)
Sebelum memasang Guard Rail maka kontraktor terlebih dahulu berkoordinasi dengan
Direksi Pekerjaan dengan berpedoman gambar (CD).

Ukuran Guard Rail komponen : w-beam 4320 x 312 x 2,7 mm, channel post/ tiang
penyangga 1800 x 178 x 76 x 4,5 atau 6,0 mm, blocking/ besi pengikat 350 x 178 x 76
x 4,5 atau 6,0 mm, terminal-end 725 x 2,7 mm.

Metode pelaksanaannya adalah:


a. Peralatan : alat bantu
b. Tenaga : pekerja, mandor
c. Bahan : pipa galvanis
d. Metode Kerja :
Pengukuran dan pemasangan bouwplank/ benang.
Mobilisasi alat, bahan dan tenaga ke lokasi pekerjaan serta perlengkapan P3K.
Meminta persetujuan kepada Direksi untuk melaksanakan pekerjaan
pemasangan guard rail galvanis tersebut.
Pelaksanaan pekerjaan pemasangan guard rail galvanis pada lokasi yang telah
ditentukan termasuk tiang dan accesoriesnya sesuai dengan bentuk dan ukuran
yang telah ditentukan.
Pekerjaan perapihan dan finishing.
Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.
Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan, 50% selama pekerjaan
berlangsung dan foto 100% setelah pekerjaan selesai.

Contoh pemasangan guard rail galvanis

Hal. 45
16. V-Notch (tebal 10 mm termasuk pheil scale)
Bahan V-Notch terbuat dari pelat logam (baja) dengan dimensi 60x60 cm dengan
dilengkapi angkur, sedangkan untuk peil schale terbuat dari alumunium atau sesuai
dengan petunjuk Direksi Pekerjaan/ Pengawas Lapangan.

17. Pengadaan dan Pemasangan Pipa PVC AW φ 4′′


Tembok-tembok penahan, pasangan miring dan tembok-tembok kepala akan dilengkapi
dengan suling-suling. Suling-suling apabila saluran terletak dalam galian (untuk saluran
dalam timbunan suling-suling tak perlu dipasang). Suling-suling akan dibuat dari pipa
PVC AW φ 4′′ dan paling tidak satu buah untuk setiap 2 m2 permukaan. Setiap ujung
pemasukan dari suling-suling harus dilengkapi dengan saringan yang bisa terbuat dari
kerikil dan pasir serta pada bagian terluar ditutup dengan ijuk sesuai gambar.

Metode pelaksanaannya adalah:


a. Peralatan : alat bantu (gergaji besi bertangkai).
b. Tenaga : pekerja, tukang, kepala tukang, mandor
c. Bahan : pipa PVC, ijuk
d. Metode Kerja :
- Pengukuran dan pemasangan bouwplank.
- Mobilisasi peralatan, bahan dan pekerja ke lokasi pekerjaan.
- Meminta persetujuan kepada Direksi untuk memulai pekerjaan pasangan pipa
PVC yang dimaksud.
- Pipa paralon (PVC) dipotong-potong sesuai dengan panjang yang dibutuhkan
dengan menggunakan alat pemotong berupa gergaji besi bertangkai.
Selanjutnya pada salah satu ujungnya disumbat dengan ijuk dan diikat
dengan baik sehingga mudah untuk dipindahkan.

Hal. 46
- Pekerjaan Pipa suling-suling akan dipasang setiap setiap 2 m2 permukaan atau
sesuai dengan gambar kerja dan persetujuan Direksi.
- Kualitas pipa dikontrol berdasarkan ketebalan pipa yang akan dipasang.
- Pekerjaan perapihan dan finishing.
- Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan, 50% selama
pekerjaan berlangsung dan foto 100% setelah pekerjaan selesai.
- Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.

Gambar : contoh pekerjaan pipa resapan

18. Pasangan Batu Belah 1pc : 4ps


Pasangan batu harus dari batu yang dipecahkan dengan palu besar yang berukuran
sembarangan, sehingga kalau dipasang bisa saling menutup. Setiap batu akan
berukuran antara φ10 cm dan φ20 cm atau dengan berat 6 kg dan 15 kg, akan tetapi
batu yang lebih kecil dapat dipakai atas persetujuan Direksi/ Pengawas, ukuran
maksimum harus memperhatikan tebal dinding, harus pula memperhatikan
batasan seperti tercantum di atas.

Metode pelaksanaannya adalah:


a. Peralatan : alat bantu
b. Tenaga : pekerja, tukang batu, kepala tukang, mandor
c. Bahan : batu kali, pasir pasang, semen dan air
d. Metode :
- Pertama sekali dilakukan adalah pembersihan lokasi pekerjaan.
- Pengukuran dan pembuatan bouwplank.
- Mobilisasi pekerja, alat dan bahan serta perlengkapan K3.
- Permintaan persetujuan kepada Direksi untuk memulai pekerjaan pasangan batu.

Hal. 47
- Kemudian dilakukan pekerjaan adukan semen, pasir dan air dengan komposisi
campuran 1 pc : 4 ps secara manual dengan menggunakan alat bantu. Posisi
pengadukan diusahakan dekat dengan lokasi pemasangan batu.
-Sebelum pemasangan, batu akan dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan
dalam waktu yang cukup sehingga untuk memungkinkan penyerapan air
mendekati titik jenuh. Landasan yang akan menerima setiap batu juga akan
dibasahi dan selanjutnya landasan dari adukan akan disebar pada sisi batu
yang bersebelahan dengan batu yang akan dipasang.
- Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu belah sesuai dengan spesifikasi teknis
dan gambar kerja secara manual dengan menggunakan alat bantu.
- Tebal dari landasan adukan harus pada rentang antara 2 cm sampai 5 cm dan
merupakan kebutuhan minimum untuk menjamin bahwa seluruh rongga
antara batu yang dipasang terisi penuh.
- Batu akan dipasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang
tampak harus dipasang sejajar dengan muka dinding dari batu yang terpasang.
-Batu akan ditangani sedemikian hingga tidak menggeser atau memindahkan batu
yang telah terpasang.
- Bila memerlukan suling-suling resapan sesuai design/ kontrak, suling dari
pipa paralon yang dibungkus ijuk diujung pipa bagian dalam dipasang
bersamaan dengan pasangan batu. Letak suling resapan merupakan barisan
dalam arah horizontal dengan jarak tertentu sesuai gambar design/ kontrak
atau petunjuk Direksi. Pipa suling berikutnya dipasang berselang seling.
- Pekerjaan perapihan dan finishing.
- Foto dokumentasi 50% selama pelaksanaan berlangsung dan foto 100%
setelah selesai pelaksanaan pekerjaan.
- Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.

Gambar: contoh ilustrasi pekerjaan pasangan batu

Hal. 48
19. Plesteran Camp. 1pc : 3ps
Bila diperintahkan, dinding dan lantai baik lama maupun baru terbuat dari pasangan
bata/ batu kali diplester dengan adukan PC : pasir 1:3. Campuran untuk pekerjaan
plesteran harus memenuhi persyaratan untuk bahan dan campuran pada Pasal 4.03.
Pekerjaan plesteran dikerjakan 1 lapis sampai jumlah ketebalan 15 mm dan dihaluskan
dengan air semen. Apabila tidak diperintahkan lain, pasangan harus diplester pada
bagian atas dari dinding, bagian tepi pasangan pada sorongan/ pipa saluran, dan selebar
0.10 m di bawah tepi atas dinding dan pasangan sorongan/pipa saluran.

Metode pelaksanaannya adalah:


a. Peralatan : alat bantu
b. Tenaga : pekerja, tukang, kepala tukang, mandor
c. Bahan : pasir, semen dan air
d. Metode :
- Pembersihan area pekerjaan.
- Pengukuran dan pemasangan profil-profil.
- Mobilisasi bahan, alat dan tenaga kerja serta perlengkapan K3.
- Meminta persetujuan kepada Direksi untuk melakukan pekerjaan plesteran.
- Pelaksanaan pekerjaan adukan secara manual dengan menggunakan alat bantu.
- Spesi untuk pekerjaan plesteran adalah 1 pc : 3 ps dan air secukupnya guna
menghasilkan kekentalan yang optimum untuk penggunaan dimaksud.
-Sebelum pekerjaan plasteran dimulai, semua permukaan pasangan batu atau
disela-sela pasangan lain akan dibersihkan dari kotoran dengan cara menyikat
atau dengan alat lain yang dibasahi dengan air, kemudian diplester.
-Tebal spesi plesteran minimal 2-3 cm dan dalam melaksanakan semua pekerjaan
plasteran akan menurut/ mengikuti spesifikasi teknik atau atas petunjuk Direksi.
-Setiap pekerjaan plasteran pada pasangan batu sebagai penutup permukaan akhir
yang berfungsi untuk menghindari kerusakan pada permukaan atau dinding
yang diplester serta menghindari kebocoran/ rembesan air, maka permukaan
pada pekerjaan plasteran akan di aci (sesuai perintah Direksi) dengan adukan
semen yang dicampur dengan air secukupnya lalu diratakan secara merata dan
padat menggunakan alat tertentu pada permukaan/ luasan yang akan di aci.
-Foto dokumentasi 50% selama pelaksanaan berlangsung dan foto 100%
setelah selesai pelaksanaan pekerjaan.
- Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.

Hal. 49
Gambar: contoh pekerjaan plesteran

20. Siaran 1pc : 2ps


Sebelum pekerjaan siaran dimulai, semua bidang sambungann diantara batu muka
harus dikorek sebelum ditutup dengan adukan. Permukaan harus dibersihkan
dengan memakai kawat dibasahi. Adukan untuk siaran harus campuran 1 PC : 2
pasir (1:2) kecuali ditentukan lain.

Pekerjaan Siaran dapat dibagi atas :


a. Siaran Tenggelam (masuk ke dalam ± 1 cm)
b. Siaran Rata (rata dengan muka batu)
c. Siaran Timbul (timbul tebal 1 cm lebar 2 cm, kecuali ditentukan lain sama
pekerjaan siaran harus siaran timbul).

21. Gebalan Rumput


Tanggul harus ditutup dengan rumput seperti ditunjukkan dalam gambar atau
sesuai spesifikasi atau seperti disetujui oleh Direksi/ Pengawas.

Gebalan rumput dikerjakan dengan menyebar dan menanam dari tempat


penanaman dengan jarak 0.30 m untuk menjaga rumput tumbuh dengan baik,
lapisan bawah atau dasar yang akan ditanami harus diratakan, jika perlu
digempurkan dan dijaga tetap basah selama musim kering untuk jangka waktu 3
bulan penanaman. Selama jangka waktu tersebut Penyedia Jasa harus cepat
mengganti tanaman yang mati. Hanya permukaan yang ditutupi rumput dengan
baik saja yang akan disetujui untuk diterima oleh Direksi/ Panitia Penerima.

Daerah yang ditutupi rumput adalah permukaan-permukaan :


1. Selebar 0.30 cm pada kedua tepi tanggul bagian atas.
2. Lereng dalam dari saluran mulai tepi atas sampai 0.2 m di bawah muka air rencana
untuk saluran tanah dan sampai tepi atas pasangan untuk saluran pasangan.
3. Lereng luar saluran dari tepi atas sampai kaki tanggul.
Hal. 50
4. Lokasi tersebut diatas bisa variatif sesuai gambar atau petunjuk Direksi.

Crucuk-crucuk bambu atau kayu harus dipakai untuk memasang gebalan rumput.
Ukuran dari crucuk-crucuk tadi paling tidak panjangnya 30 cm untuk yang dari
bambu atau kayu dengan diameter 2-3 cm.

Gambar: contoh pekerjaan pasangan gebalan r umput

22. Pembuatan Prasasti Nama Embung


A. Umum
Batu candi digunakan pada bendung-bendung, lebih-lebih pada bendung yang
membawa bahan kasar (seperti pasir dan batu), untuk menanggulangi gerusan
pasir pada permukaan bendung. Batu candi tersebut harus memenuhi persyaratan
dalam pasal-pasal di bawah ini dan mutunya harus diuji di laboratorium yang
disetujui Direksi/ Pengawas.

B. Batu Candi
Harus berwarna gelap, sewarna dan sejenis. Semua batu harus didapatkan dari satu
sumber, kuat, tidak mudah pecah dan tahan terhadap cuaca atau bahan-bahan yang
dibawa arus sungai.

C. Ukuran
Setiap batu candi harus dibentuk dari batu besar dan dibelah menyerupai piramida
terpancung dengan ukuran 30 cm x 30 cm bujur sangkar, atau maksimum 40 cm x 40
cm pada muka luarnya, bagian dalam berukuran minimum 20 cm x 20 cm dan
tingginya 30 - 60 cm. Pada bagian bawah / luar setebal 4 cm dari permukaan harus
dibuat halus dan rata. Pada bagian bawah/luar dibuat kasar dan dibentuk seperti
piramida terpancung kecuali ditentukan lain.

D. Berat Jenis (Specific Gravity)


Bahan untuk batu candi harus dari batuan yang padat dan mempunyai berat jenis
tidak boleh kurang dari 2.65 dengan maksimum angka porositas 2.

Hal. 51
E. Kekerasan
Kekerasan harus dicoba dengan jala membuat kubus berukuran 200 x 200 x 200 mm
yang diambil dari setiap 300 blok. Kekuatan tekan sampai pecah harus lebih besar dari
400 kg cm2.

F. Uji Ketahanan
Ketahanan terhadap gerusan dari batu candi harus diuji menurut Standar Indonesia (NI-
3) dan angka gerusan tidak boleh melebihi 15%.

G. Uji Keawetan
Keawetan batu candi diuji dengan jalan membasahi batu itu dengan larutan natrium
sulphate dan pengurangan beratnya setelah diuji tidak boleh lebih dari 12% atau seperti
yang ditunjukkan oleh Direksi / Pengawas.

H. Ikatan dan Sambungan


Batu candi harus dipasang dengan adukan 1 Pc : 3 Psr dengan jarak pada bagian atas
tidak boleh lebih dari 1 cm. Paga bagian atas harus disiar rata dengan adukan 1 Pc : 2
Psr dan dipasang sesuai dengan bentuk seperti tercantum dalam gambar. Penempatan
batu candi harus berselingan seperti tercantum di dalam gambar.

23. Pembuatan dan Pemasangan Patok BM


Tanda dasar untuk Proyek merupakan Bench Mark yang terletak berdekatan dengan
Saluran Induk seperti terlihat pada Gambar. Ketinggian dari Bench Mark ini adalah
didasarkan pada titik tetap utama.

Bench Mark yang lain dan titik referensi yang terletak pada Gambar diberikan kepada
Penyedia Jasa sebagai referensi. Sebelum menggunakan suatu Bench Mark dan titik
referensi kecuali Bench Mark dasar untuk setting out pekerjaan. Penyedia Jasa harus
melakukan pengukuran/pemeriksaan atas ketelitiannya. Pengguna Jasa tidak akan
bertanggung jawab atas ketelitian Bench Mark yang lain begitu juga dengan titik
referensinya.

Penyedia Jasa perlu mendirikan Bench Mark tambahan sementara untuk


kemudahannya, tetapi setiap Bench Mark sementara yang didirikan, rencana dan
tempatnya harus disetujui oleh Direksi/ Pengawas dan akan merupakan ketelitian yang
berhubungan dengan Bench Mark yang didirikan oleh Direksi/ Pengawas atau Pejabat
lain yang ditunjuk oleh Pengguna Jasa.

Hal. 52
III. PEKERJAAN SPILLWAY DAN JEMBATAN
1. Galian Tanah dengan Alat Berat
Penggalian saluran akan dilaksanakan sesuai dengan dimensi yang ada pada gambar.
Galian tanah merupakan galian terbuka yang digali secara efektif dengan menggunakan
alat berat dan dipindahkan ke tempat pembuangan sementara, sebelum dibuang ke
tempat pembuangan terakhir.

Metode pelaksanaannya adalah:


a. Peralatan : excavator dan alat bantu
b. Tenaga : pekerja, mandor
c. Bahan : -
d. Metode Kerja :
• Pekerjaan pembersihan lapangan, pengukuran dan pemasangan bouwplank.
• Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor akan menyerahkan gambar
detail rencana pelaksanaan pekerjaan galian tanah dengan alat.
• Penyedia Jasa akan menyerahkan daftar peralatan dan tenaga kerja yang akan
melaksanakan pekerjaan galian tanah dengan alat kepada Direksi Pekerjaan.
• Pekerjaan mobilisasi alat dan pekerja ke lokasi pekerjaan.
• Penyedia Jasa akan menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja
sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti sarung tangan, topi
pelindung kepala, sepatu safety dan lainnya. Penyedia Jasa akan menyiapkan
kotak P3K sebagai penanganan sementara apabila terjadi kecelakan kerja.
• Penggalian dilakukan dengan cara mekanik dan dikerjakan sesuai dengan garis-
garis dan elevasi yang tercantum pada gambar atau garis dan elevasi tertentu
sesuai petunjuk Direksi dengan menggunakan alat berat jenis Excavator.
• Pada saat melakukan penggalian akan berhati-hati dan sedini mungkin
melakukan langkah-langkah pengamanan agar tidak terjadi kecelakaan
akibat longsor, tertimbun tanah dan lainnya.
• Apabila terjadi kerusakan atau longsor dari hasil galian tanah dengan alat
maka Penyedia Jasa akan memperbaiki kembali sesuai dengan dimensi dan
elevasi yang ditunjukkan dalam gambar rencana.
• Hasil galian akan ditempatkan sementara di sekitar lokasi pekerjaan serta
yang dapat digunakan kembali (re- USE) untuk bahan timbunan akan
dipisahkan dan yang tidak layak akan dibuang ke disposal area.
• Pada saat waktu istirahat semua peralatan pekerjaan akan diamankan agar
tidak terjadi kecelakaan, baik akibat tertabrak, kejatuhan atau lain
sebagainya yang bisa menyebabkan terluka ringan atau berat. Pengamanan
bisa dilakukan dengan cara menempatkan alat ditempat kerja yang aman.

Hal. 53
• Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan, 50% selama pekerjaan
berlangsung dan foto 100% setelah pekerjaan selesai.
• Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.

2. Galian Tanah Keras dengan Alat


Penggalian akan dilaksanakan sesuai dengan dimensi yang ada pada gambar, sebelum
mengadakan kegiatan galian maka kontraktor akan memperhitungkan struktur tanah,
hasil uji lab tanah dan bangunan (bila ada) pada lokasi yang akan digali.

Metode pelaksanaannya adalah:


a. Peralatan : excavator + giant breaker, excavator, dan alat bantu
b. Tenaga : pekerja, mandor
c. Bahan : -
d. Metode Kerja :
• Pekerjaan pembersihan lapangan, pengukuran dan pemasangan bouwplank.
• Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor akan menyerahkan gambar
detail rencana pelaksanaan pekerjaan galian tanah dengan alat.
• Penyedia Jasa akan menyerahkan daftar peralatan dan tenaga kerja yang akan
melaksanakan pekerjaan galian tanah dengan alat kepada Direksi Pekerjaan.
• Pekerjaan mobilisasi alat dan pekerja ke lokasi pekerjaan.
• Penyedia Jasa akan menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja
sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti sarung tangan, topi
pelindung kepala, sepatu safety dan lainnya. Penyedia Jasa akan menyiapkan
kotak P3K sebagai penanganan sementara apabila terjadi kecelakan kerja.
• Penggalian dilakukan dengan cara mekanik dan dikerjakan sesuai dengan
garis-garis dan elevasi yang tercantum pada gambar atau garis dan elevasi
tertentu sesuai petunjuk Direksi dengan menggunakan alat berat jenis
Excavator + giant breaker dan excavator.
• Pelaksanaan pekerjaan galian tanah keras maka akan dilakukan dahulu
dengan menggunakan alat giant breaker + excavator sehingga menghasilkan
hasil galian dalam bentuk bongkahan-bongkahan. Kemudian excavator lain
akan mengangkut bongkahan tersebut dan dibuang keluar dari lokasi galian
atau ditimbun sementara sebelum diangkut ke pembuangan akhir.
• Pada saat melakukan penggalian akan berhati-hati dan sedini mungkin
melakukan langkah-langkah pengamanan agar tidak terjadi kecelakaan
akibat longsor, tertimbun tanah dan lainnya.
• Apabila terjadi kerusakan atau longsor dari hasil galian tanah dengan alat
maka Penyedia Jasa akan memperbaiki kembali sesuai dengan dimensi dan
elevasi yang ditunjukkan dalam gambar rencana.
Hal. 54
• Pada saat waktu istirahat semua peralatan pekerjaan akan diamankan agar
tidak terjadi kecelakaan, baik akibat tertabrak, kejatuhan atau lain
sebagainya yang bisa menyebabkan terluka ringan atau berat. Pengamanan
bisa dilakukan dengan cara menempatkan alat ditempat kerja yang aman.
• Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan, 50% selama pekerjaan
berlangsung dan foto 100% setelah pekerjaan selesai.
• Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.

3. Timbunan Tanah Kembali Dipadatkan


Untuk pekerjaan timbunan inti ini maka material untuk timbunan akan didatangkan dan
akan diterima di lokasi timbunan. Pembayaran untuk bahan timbunan sampai material
tersebut di lokasi pekerjaan. Dan material timbunan yang didatangkan sudah layak dan
disetujui oleh Direksi Lapangan/ Pengawas.

Metode pelaksanaannya adalah:


a. Peralatan : bulldozer dan alat bantu
b. Tenaga : pekerja, mandor
c. Bahan : material timbunan
d. Metode Kerja :
• Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor akan menyerahkan gambar
detail rencana pelaksanaan pekerjaan timbunan tanah.
• Penyedia Jasa akan menyerahkan daftar peralatan dan tenaga kerja yang
akan melaksanakan pekerjaan timbunan tanah kepada Direksi Pekerjaan.
• Pekerjaan mobilisasi peralatan dan tenaga kerja ke lokasi pekerjaan.
• Penyedia Jasa akan menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja
sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti sarung tangan, topi
pelindung kepala, sepatu safety dan lainnya. Penyedia Jasa akan menyiapkan
kotak P3K sebagai penanganan sementara apabila terjadi kecelakan kerja.
• Terlebih dahulu menentukan borrow-pit dan mendapat persetujuan dari
pengawas lapangan dan atau Direksi.
• Tanah timbunan tersebut akan diterima pada lokasi pekerjaan dan setelah itu
akan dilakukan pekerjaan penghamparan dan perataan material timbunan ke
semua lokasi yang akan ditimbun dengan menggunakan bulldozer.
• Pekerjaan perapihan dan finishing.
• Pada saat waktu istirahat semua peralatan pekerjaan akan diamankan agar
tidak terjadi kecelakaan, baik akibat tertabrak, kejatuhan atau lain
sebagainya yang bisa menyebabkan terluka ringan atau berat. Pengamanan
bisa dilakukan dengan cara menempatkan alat ditempat kerja yang aman.

Hal. 55
• Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan, 50% selama pelaksanaan
berlangsung dan foto 100% setelah selesai pelaksanaan pekerjaan.
• Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.

4. Pengadaan & Pemancangan Minipile 20x20 cm, L = 6 m


a. Bahan
Beton yang dipakai untuk pembuatan tiang beton cetak harus mempunyai mutu
beton minimal K-500 (beton Readymix).
b. Alat Pancang
- Hydraulic jack 120 ton
- Peralatan pendukung hydraulic jack.
- Konsultan Manajemen Konstruksi.
c. Daya Pikul Tiang
‐ Didapat dari penunjukan meter (gauge) yang terpasang pada alat hydraulic jack yang digunakan.
‐ Pemancangan dihentikan bila daya dukung yang diingnkan sudah tercapai.

d. Toleransi Posisional danKemiringan Tiang


- Toleransi untuk ketepatan titik tiang tidak lebih dari 8,00 cm dari letak titik
pada awal pemancangan, dan jarak antara dua buah tiang pancang tidak
bertambah/ berkurang lebih dari 15,00 cm dari yang seharusnya.
- Toleransi kemiringan untuk tiang yang seharusnya vertikal adalah tidak lebih
miring dari 1 : 75.
- Kontraktor harus menjamin bahwa tiang beton cetak yang baru dibuat tidak
mengganggu atau merusak tiang-tiang yang dibuat sebelumnya.
- Jika ada gangguan dalam pelaksanaan tiang beton cetak yang diluar
kemampuan kontraktor untuk mengatasinya, maka kontraktor dapat
menambah satu atau lebih tiang beton cetak, dan sebelum pelaksanaan harus
minta persetujuan dari perencana/ Konsultan Pengawas.
- Pemasangan poer dan tie beam dapat dilaksanakan setelah semua tiang -
Mini terpasang baik dan setelah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
e. Penyambungan Tiang
‐ Tiang beton cetak disambung dengan mengelas plat baja pada kedua tiang yang akan disambung dengan full buttweld.
‐ Sebelum pengelasan dilakukan potongan tiang yang akan disambung distel hingga satu garis dengan tiang yang telah terpancang di dalam tanah.

Setelah pengelasan selesai dilaksanakan, sambungan tersebut diberi lapisan aspal


dan pemancangan tiang dilanjutkan.

Hal. 56
f. Pemancangan
- Setiap saat pada saat pemancangan, tiang pancang harus disanggah dengan
baik sehingga tidak berubah dari posisi yang telah ditentukan serta tidak
terjadi kemungkinan tekuk. Penyanggahan ini harus diatur sedemikian rupa
sehingga tidak menyebabkan kerusakan pada tiang tekan.
- Alat pancang yang akan dipergunakan harus mempunyai kapasitas dan
efisiensi, sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan dan terlebih dahulu
mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas sebelum
digunakan. Manometer pengukur tekanan harus ada sertifikat kalibrasi yang
masih berlaku dari pihak yang berwenang.
- Panjang tiang pancang yang akan ditekankan harus mendapatkan persetujuan
Konsultan Pengawas, sesuai dengan keadaan tanah setempat.
- Setiap tiang pancang harus dipancang terus menerus sampai penetrasi atau
kedalaman yang disyaratkan tercapai. Kecuali Konsultan Pengawas
menyetujui bahwa penghentian pemancangan terjadi karena hal-hal yang
diluar kekuasaan pemborong.
- Pemborong harus membuat catatan pemancangan (tiap pemasukan 500 mm
kecuali sisa 2000 mm terakhir harus dibaca tiap 250 mm ) atau sesuai dengan
petunjuk Konsultan Pengawas.
- Bila terjadi karakteristik pemancangan yang berbeda dengan karakteristik
yang diharapkan berdasarkan hasil penyelidikan tanah maupun penekanan-
penekanan sebelumnya, pemborong harus segera memberitahukan Konsultan
Pengawas untuk meminta petunjuknya.
- Urut-urutan pemancangan harus diatur sedemikian rupa sehingga pengaruh
yang jelek dari "heave" dan desakan tanah kesamping dapat dibatasi sekecil
mungkin. Urut-urutan penekanan ini harus dikonsultasikan dan disetujui
secara tertulis oleh Konsultan Pengawas.
- Bila terjadi “heave”, Pemborong harus melakukan penekanan ulang pada
semua tiang yang terjadi heave.
- Toleransi posisi horizontal pondasi tiang pada Level Poer tidak boleh
melebihi 75 mm dalam segala arah.
- Toleransi posisi vertikal pondasi tiang tidak boleh melebihi kemiringan 1:75
g. Pemotongan Kepala Tiang Tekan
‐ Bila pemancangan telah mencapai kapasitas tiang atau kedalaman yang disyaratkan, maka kepala tiang
tekan harus dikupas sampai dengan level yang ditentukan dalam gambar pelaksanaan.
‐ Panjang tulangan yang terkupas harus sesuai dengan panjang yang disyaratkan dalam gambar pelaksanaan.
‐ Pemborong harus melakukan segala usaha agar pemotongan tiang tekan ini tidak menyebabkan kerusakan pada tiang tekan tersebut.

Hal. 57
‐ Setiap tiang tekan yang retak atau cacat harus dibongkar dan diperbaiki dengan beton dengan mutu
yang sama dengan mutu beton yang disyaratkan untuk tiang tekan.
h. Penolakan Tiang
- Tiang yang tidak dilaksanakan dengan benar serta tidak memenuhi spesifikasi ini
akan ditolak. Pemborong wajib membuat tiang pengganti tanpa biaya tambahan.
- Segera setalah pekerjaan selesai, Pemborong harus membuat “As built
drawing” dari letak dan kedalaman tiang pancang mini pile.

5. Beton B0
Semen yang dipakai dalam pekerjaan pada umumnya jenis semen Portland dari
perusahaan Dalam negeri dan memenuhi Standar Nasional Indonesia NI-B dan Pasal
3.2. NI-2.

Tipe semen yang lain dapat digunakan untuk keperluan khusus jika diperintahkan oleh
Pengguna Jasa. Penyedia Jasa harus menyediakan contoh semen yang berada di gudang
lapangan atau dari pabrik dan Direksi / Pengawas bisa memerintahkan untuk diadakan
test / pengujian material, bila dari hasil test ditemukan semen yang tidak memenuhi
syarat maka ditolak dan penyedia jasa harus memindahkan keluar daerah pekerjaan.

6. Beton K. 225 (ready mix)


Beton K. 225 adalah kebutuhan masing-masing bahan campuran beton yang
diperhitungkan berdasarkan analisa laboratorium. Beton yang digunakan adalah
ready mix.

Metode pelaksanaannya adalah:


a. Peralatan : alat bantu
b. Tenaga : pekerja, tukang, kepala tukang, mandor
c. Bahan : beton ready mix
d. Metode :
- Pertama sekali dilakukan adalah pembersihan lokasi pekerjaan. -
Pengukuran dan pembuatan bouwplank.
- Mobilisasi pekerja dan alat serta perlengkapan K3 ke lokasi pekerjaan. -
Permintaan persetujuan kepada Direksi untuk memulai pekerjaan beton. -
Mobilisasi beton ready mix.
- Pastikan tulangan dan bekisting telah terpasang dengan baik dan dilanjutkan
pekerjaan pengecoran sesuai dengan ketetapan pada spesifikasi teknis, kemudian
Hal. 58
dilakukan pekerjaan pemadatan dengan menggunakan vibrator sehingga hasil
coran tidak ada yang berongga.
- Penyedia diwajibkan melindungi beton yang baru dicor terhadap sinar matahari
langsung, angin dan hujan sampai beton sempat mengeras secara wajar.
- Pekerjaan perapihan dan finishing.
- Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan, 50% selama pelaksanaan
berlangsung dan foto 100% setelah selesai pelaksanaan pekerjaan.
- Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.

Gambar: contoh pekerjaan pengecoran beto n

7. Pembesian (besi ulir)


Besi tulangan harus mempunyai diameter dan penampang melintang sama disetiap
bagian besi tulangan itu. Diameter rata- rata besi tulangan yang digunakan
dilokasi pekerjaan tidak boleh lebih besar atau lebih kecil dari 2 (dua) % diameter
yang telah ditentukan. Besi tulangan akan bersih dari serpihan, minyak, kotoran
dan cacat-cacat pembuatannya.

Metode pelaksanaannya adalah:


a. Peralatan : alat bantu
b. Tenaga : pekerja, tukang besi, kepala tukang, mandor
c. Bahan : besi beton, kawat ikat
d. Metode :
- Pengadaan besi dan kawat beton sesuai ukuran dan mutu yang terdapat
pada persyaratan teknik dan/ atau persetujuan Direksi.
- Mobilisasi pekerja, alat dan bahan serta perlengkapan K3 ke lokasi pekerjaan.
- Pabrikasi/ pemotongan besi beton dengan alat bantu disesuaikan dengan
gambar kerja dan atas persetujuan Direksi.
- Besi beton terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran, lumpur, oli, cat, karat,
kerak, percikan adukan atau lapisan lainnya yang dapat mengurangi atau
merusak perletakan dengan beton sebelum dilakukan perakitan.
Hal. 59
- Pada pelaksanaan perakitan, besi beton ditempatkan secara tepat sesuai dengan
gambar kerja dan dengan kebutuhan selimut penutup minimum yang disyarat-
kan dan atas persetujuan Direksi.
- Batang tulangan diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat,
sehingga tidak tergeser sewaktu operasi pengecoran.
- Setelah selesai pabrikasi maka dilakukan pemasangan besi beton pada area
yang telah disiapkan sebelumnya sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
- Foto dokumentasi 50% selama pelaksanaan berlangsung dan foto 100% setelah
selesai pelaksanaan pekerjaan.
- Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.

Gambar: Proses Pabrikasi Besi Gambar: Pengikatan Besi Beton (Tulangan)

8. Bekisting (expose)
Material yang digunakan untuk bahan bekisting adalah Triplek Phenolic Film
dengan tebal 18 mm atau sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan.

Metode pelaksanaannya adalah:


a. Peralatan : alat bantu
b. Tenaga : pekerja, tukang kayu, kepala tukang, mandor
c. Bahan : multipleks, kaso, paku, minyak bekisting
d. Metode :
• Pembersihan area pekerjaan.
• Mobilisasi peralatan, bahan dan tenaga kerja serta perlengkapan K3 ke lokasi.
• Permintaan persetujuan untuk melakukan pekerjaan bekisting kepada Direksi.
• Pengukuran dan penandaan lokasi pekerjaan (pemasangan profil) yang akan
dilaksanakan sesuai gambar kerja bersama Direksi.
• Bekisting dibuat dan dirakit dengan bahan-bahannya masing-masing sesuai
dengan jenis konstruksi yang akan dibuat bersama perancahnya dengan
berbagai bentuk menggunakan alat bantu, bidang-bidang, batas-batas dan
ukuran sesuai dengan hasil akhir beton yang diinginkan sebagaimana terlihat
pada gambar kerja atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
Hal. 60
• Sebelum pengecoran, permukaan dalam bekisting dibersihkan dari kotoran
dan diberi lapisan minyak agar bekisting mudah dibongkar dan beton tidak
melekat pada bekisting
• Pekerjaan perapihan dan finishing.
• Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung dan 100% setelah
pekerjaan selesai.
• Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.

Gambar: contoh pekerjaan cetakan lantai bet on

9. Bekisting (non expose)


Cetakan untuk mencetak beton dan membuatnya menurut model yang
dikehendaki harus digunakan bila perlu. Cetakan dapat dibuat dari logam,
lembaran plywood, papan kayu yang dipress atau dari papan yang dipress halus,
dalam keadaan baik sebagaimana dikehendaki untuk menghasilkan permukaan
yang sempurna seperti terperinci di sini.

Metode pelaksanaannya adalah:


a. Peralatan : alat bantu
b. Tenaga : pekerja, tukang kayu, kepala tukang, mandor
c. Bahan : multipleks, kaso, paku, minyak bekisting
d. Metode :
• Pembersihan area pekerjaan.
• Mobilisasi peralatan, bahan dan tenaga kerja serta perlengkapan K3 ke lokasi.
• Permintaan persetujuan untuk melakukan pekerjaan bekisting kepada Direksi.
• Pengukuran dan penandaan lokasi pekerjaan (pemasangan profil) yang akan
dilaksanakan sesuai gambar kerja bersama Direksi.

Hal. 61
• Bekisting dibuat dan dirakit dengan bahan-bahannya masing-masing sesuai
dengan jenis konstruksi yang akan dibuat bersama perancahnya dengan
berbagai bentuk menggunakan alat bantu, bidang-bidang, batas-batas dan
ukuran sesuai dengan hasil akhir beton yang diinginkan sebagaimana terlihat
pada gambar kerja atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.

• Pemasangan bekisting termasuk perancah akan dilakukan setelah selesai


pekerjaan pembesian.
• Sebelum pengecoran, permukaan dalam bekisting dibersihkan dari kotoran
dan diberi lapisan minyak agar bekisting mudah dibongkar dan beton tidak
melekat pada bekisting
• Pekerjaan perpapihan dan finishing.
• Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung dan 100% setelah
pekerjaan selesai.
• Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.

Gambar: contoh pekerjaan cetakan dinding be ton

10. Pasangan Batu Belah 1pc : 4ps


Pasangan batu harus dari batu yang dipecahkan dengan palu besar yang berukuran
sembarangan, sehingga kalau dipasang bisa saling menutup. Setiap batu akan
berukuran antara φ10 cm dan φ20 cm atau dengan berat 6 kg dan 15 kg, akan tetapi
batu yang lebih kecil dapat dipakai atas persetujuan Direksi/ Pengawas, ukuran
maksimum harus memperhatikan tebal dinding, harus pula memperhatikan
batasan seperti tercantum di atas.

Metode pelaksanaannya adalah:


a. Peralatan : alat bantu
b. Tenaga : pekerja, tukang batu, kepala tukang, mandor
c. Bahan : batu kali, pasir pasang, semen dan air

Hal. 62
d. Metode :
- Pertama sekali dilakukan adalah pembersihan lokasi pekerjaan.
- Pengukuran dan pembuatan bouwplank.
- Mobilisasi pekerja, alat dan bahan serta perlengkapan K3.
- Permintaan persetujuan kepada Direksi untuk memulai pekerjaan pasangan batu.
-Kemudian dilakukan pekerjaan adukan semen, pasir dan air dengan komposisi
campuran 1 pc : 4 ps secara manual dengan menggunakan alat bantu. Posisi
pengadukan diusahakan dekat dengan lokasi pemasangan batu.
-Sebelum pemasangan, batu akan dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan
dalam waktu yang cukup sehingga untuk memungkinkan penyerapan air
mendekati titik jenuh. Landasan yang akan menerima setiap batu juga akan
dibasahi dan selanjutnya landasan dari adukan akan disebar pada sisi batu
yang bersebelahan dengan batu yang akan dipasang.
- Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu belah sesuai dengan spesifikasi teknis
dan gambar kerja secara manual dengan menggunakan alat bantu.
- Tebal dari landasan adukan harus pada rentang antara 2 cm sampai 5 cm dan
merupakan kebutuhan minimum untuk menjamin bahwa seluruh rongga
antara batu yang dipasang terisi penuh.
- Batu akan dipasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang
tampak harus dipasang sejajar dengan muka dinding dari batu yang terpasang.
-Batu akan ditangani sedemikian hingga tidak menggeser atau memindahkan batu
yang telah terpasang.
- Bila memerlukan suling-suling resapan sesuai design/ kontrak, suling dari
pipa paralon yang dibungkus ijuk diujung pipa bagian dalam dipasang
bersamaan dengan pasangan batu. Letak suling resapan merupakan barisan
dalam arah horizontal dengan jarak tertentu sesuai gambar design/ kontrak
atau petunjuk Direksi. Pipa suling berikutnya dipasang berselang seling.
- Pekerjaan perapihan dan finishing.
- Foto dokumentasi 50% selama pelaksanaan berlangsung dan foto 100%
setelah selesai pelaksanaan pekerjaan.
- Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.

11. Plesteran Camp. 1pc : 3ps


Bila diperintahkan, dinding dan lantai baik lama maupun baru terbuat dari pasangan
bata/ batu kali diplester dengan adukan PC : pasir 1:3. Campuran untuk pekerjaan
plesteran harus memenuhi persyaratan untuk bahan dan campuran pada Pasal 4.03.
Pekerjaan plesteran dikerjakan 1 lapis sampai jumlah ketebalan 15 mm dan dihaluskan
dengan air semen. Apabila tidak diperintahkan lain, pasangan harus diplester pada

Hal. 63
bagian atas dari dinding, bagian tepi pasangan pada sorongan/ pipa saluran, dan
selebar 0.10 m di bawah tepi atas dinding dan pasangan sorongan/pipa saluran.

Metode pelaksanaannya adalah:


a. Peralatan : alat bantu
b. Tenaga : pekerja, tukang, kepala tukang, mandor
c. Bahan : pasir, semen dan air
d. Metode :
- Pembersihan area pekerjaan.
- Pengukuran dan pemasangan profil-profil.
- Mobilisasi bahan, alat dan tenaga kerja serta perlengkapan K3.
- Meminta persetujuan kepada Direksi untuk melakukan pekerjaan plesteran.
- Pelaksanaan pekerjaan adukan secara manual dengan menggunakan alat bantu.
- Spesi untuk pekerjaan plesteran adalah 1 pc : 3 ps dan air secukupnya guna
menghasilkan kekentalan yang optimum untuk penggunaan dimaksud.
-Sebelum pekerjaan plasteran dimulai, semua permukaan pasangan batu atau
disela-sela pasangan lain akan dibersihkan dari kotoran dengan cara menyikat
atau dengan alat lain yang dibasahi dengan air, kemudian diplester.
-Tebal spesi plesteran minimal 2-3 cm dan dalam melaksanakan semua pekerjaan
plasteran akan menurut/ mengikuti spesifikasi teknik atau atas petunjuk Direksi.
-Setiap pekerjaan plasteran pada pasangan batu sebagai penutup permukaan akhir
yang berfungsi untuk menghindari kerusakan pada permukaan atau dinding
yang diplester serta menghindari kebocoran/ rembesan air, maka permukaan
pada pekerjaan plasteran akan di aci (sesuai perintah Direksi) dengan adukan
semen yang dicampur dengan air secukupnya lalu diratakan secara merata dan
padat menggunakan alat tertentu pada permukaan/ luasan yang akan di aci.
-Foto dokumentasi 50% selama pelaksanaan berlangsung dan foto 100%
setelah selesai pelaksanaan pekerjaan.
- Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.

12. Siaran 1pc : 2ps


Sebelum pekerjaan siaran dimulai, semua bidang sambungann diantara batu muka
harus dikorek sebelum ditutup dengan adukan. Permukaan harus dibersihkan dengan
memakai kawat dibasahi. Adukan untuk siaran harus campuran 1 PC : 2 pasir (1:2)
kecuali ditentukan lain.

Pekerjaan Siaran dapat dibagi atas :


a. Siaran Tenggelam (masuk ke dalam ± 1 cm)
b. Siaran Rata (rata dengan muka batu)
Hal. 64
c. Siaran Timbul (timbul tebal 1 cm lebar 2 cm, kecuali ditentukan lain sama
pekerjaan siaran harus siaran timbul).

13. Pengadaan dan Pemasangan bronjong kawat galvanis pabrikan ukuran


2x1x0,5 m, ram 8x10, φ 2,7 mm
Dimana ditunjukkan dalam gambar-gambar, Penyedia Jasa harus membuat
bronjong kawat dan menempatkannya dalam keadaan seperti diuraikan di bawah
ini, termasuk penyiapan permukaan tanahnya.

Batu-batu untuk bronjong harus seperti yang ditentukan dalam Pasal 1.01 dengan
ukuran tidak kurang dari 15 cm dan tidak lebih dari 25 cm. Batu yang dipakai
dipilih berbentuk bulat.

Bronjong kotak dan bersusun harus mempunyai batas pemisah bagian dalam dengan
bahan kawat dan bentuk anyaman yang sama. Batas pemisah ditempatkan sedemikian
membentuk matras berukuran 2 m x 0.60 m. Hubungan antara bronjong atau matras
harus terikat erat dengan kawat pada ujung-ujungnya sehingga menjadi satu kesatuan.
Bronjong untuk penahan tanah harus ditempatkan bagian yang bersinggungan dengan

tanah diberi lapisan filter kerikil, geotextile atau lapisan ijuk. Pengerjaan bronjong
harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia PBUI-1982. Apabila bronjong
ditempatkan pada lapisan saringan maka harus dikerjakan dengan hati-hati untuk
mencegah kerusakan kawatnya. Bronjong harus diikat kawat dengan erat-erat pada
bronjong berdampingan sepanjang tepinya. Ukuran dari bronjong seperti ditunjukkan
di dalam gambar atau diperintahkan oleh Direksi / Pengawas, dengan anyaman
bentuk segi enam beraturan yang jarak sisi-sisinya 13-15 cm, serta sisi anyaman yang
dililit harus terdiri dari tiga lilita. Kecuali ditentukan lain oleh Direksi/ Pengawas,
maka ukuran kawat yang digunakan adalah berdiameter 4 mm.

Hal. 65
14. Water stop lebar 20 cm
Penyedia Jasa harus menyediakan dan memasang penahanan air pada semua tempat
sambungan gerak pada bagian yang memerlukan atau tercantum seperti di dalam
gambar. Sambungan tersebut harus kedap air.

Apabila tidak diminta lain, penahanan air (Water Stops) dibuat dari karet seperti
tercantum dalam gambar dan dijelaskan dalam “Daftar Banyaknya Pekerjaan”.
Penahanan air di atas harus didapatkan dari pabrik yang disetujui Direksi / Pengawas
dan harus disimpan dan dipasang sesuai petunjuk dari pabrik. Penahanan air di atas
harus dicetak sampai kepanjangan yang memungkinkan dan lengkap dengan bagian
yang membentuk sudut dan persilangan, dan harus dibuat untuk keperluan bangunan-
bangunan di bawah air secara terus menerus atau seperti yang tercantum di dalam
gambar. Usul dari Penyedia Jasa untuk menyambung penahan air di lapangan harus
disetujui Direksi / Pengawas lebih dahulu, dan semua sambungan harus rapat. Ukuran
minimum dan bentuk dari penahan seperti daftar tersebut di bawah ini :

Hal. 66
Pada bagian ujungnya karet penahan air harus mempunyai potongan lingkaran. Karet
penahan air harus selalu dijaga pada kedudukan seperti tercantum pada gambar dan
harus dilindungi dari kerusakan akibat kena panas selama pemasangannya. Papan
acuan pada kedua ujungnya harus dibentuk sedemikian hingga menggambarkan
potongan dari penahan airnya. Pada pengecoran betonnya harus dirapatkan dengan
hati-hati dan seksama sehingga tidak ada lubang-lubang yang terjadi.

Penyedia Jasa harus menyediakan hasil pengujian dari pabrik untuk setiap penahan
air yang dikirim ke lapangan dan apabila diminta oleh Direksi/ Pengawas harus
mengadakan percobaan uji terhadap penahan air tersebut untuk mendapatkan
keyakinan akan mutu barang tersebut. Karet untuk penahan air harus memenuhi
persyaratan-persyaratan di bawah ini apabila bahannya dicoba menurut percobaan yang
dinyatakan pada SNI atau spesifikasi lain yang disetujui oleh Direksi/ Pengawas.

15. Pipa PVC φ 2′′


Tembok-tembok penahan, pasangan miring dan tembok-tembok kepala akan
dilengkapi dengan suling-suling. Suling-suling apabila saluran terletak dalam galian
(untuk saluran dalam timbunan suling-suling tak perlu dipasang). Suling-suling akan
dibuat dari pipa PVC φ 2′′ dan paling tidak satu buah untuk setiap 2 m2 permukaan.
Setiap ujung pemasukan dari suling-suling harus dilengkapi dengan saringan yang bisa
terbuat dari kerikil dan pasir serta pada bagian terluar ditutup dengan ijuk sesuai
gambar.

Metode pelaksanaannya adalah:


a. Peralatan : alat bantu (gergaji besi bertangkai).
b. Tenaga : pekerja, tukang, kepala tukang, mandor
c. Bahan : pipa PVC, ijuk
d. Metode Kerja :
Hal. 67
- Pengukuran dan pemasangan bouwplank.
- Mobilisasi peralatan, bahan dan pekerja ke lokasi pekerjaan.
- Meminta persetujuan kepada Direksi untuk memulai pekerjaan pasangan pipa
PVC yang dimaksud.
- Pipa paralon (PVC) dipotong-potong sesuai dengan panjang yang dibutuhkan
dengan menggunakan alat pemotong berupa gergaji besi bertangkai.
Selanjutnya pada salah satu ujungnya disumbat dengan ijuk dan diikat dengan
baik sehingga mudah untuk dipindahkan.
- Pekerjaan Pipa suling-suling akan dipasang setiap setiap 2 m2 permukaan atau
sesuai dengan gambar kerja dan persetujuan Direksi.
- Kualitas pipa dikontrol berdasarkan ketebalan pipa yang akan dipasang.
- Pekerjaan perapihan dan finishing.
- Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan, 50% selama pekerjaan
berlangsung dan foto 100% setelah pekerjaan selesai.
- Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.

16. Pengadaan dan Pemasangan Pipa PVC AW φ 4′′


Tembok-tembok penahan, pasangan miring dan tembok-tembok kepala akan dilengkapi
dengan suling-suling. Suling-suling apabila saluran terletak dalam galian (untuk saluran
dalam timbunan suling-suling tak perlu dipasang). Suling-suling akan dibuat dari pipa
PVC AW φ 4′′ dan paling tidak satu buah untuk setiap 2 m2 permukaan. Setiap ujung
pemasukan dari suling-suling harus dilengkapi dengan saringan yang bisa terbuat dari
kerikil dan pasir serta pada bagian terluar ditutup dengan ijuk sesuai gambar.

Metode pelaksanaannya adalah:


a. Peralatan : alat bantu (gergaji besi bertangkai).
b. Tenaga : pekerja, tukang, kepala tukang, mandor
c. Bahan : pipa PVC, ijuk
d. Metode Kerja :
- Pengukuran dan pemasangan bouwplank.
- Mobilisasi peralatan, bahan dan pekerja ke lokasi pekerjaan.
- Meminta persetujuan kepada Direksi untuk memulai pekerjaan pasangan pipa
PVC yang dimaksud.
- Pipa paralon (PVC) dipotong-potong sesuai dengan panjang yang dibutuhkan
dengan menggunakan alat pemotong berupa gergaji besi bertangkai.
Selanjutnya pada salah satu ujungnya disumbat dengan ijuk dan diikat
dengan baik sehingga mudah untuk dipindahkan.

Hal. 68
- Pekerjaan Pipa suling-suling akan dipasang setiap setiap 2 m2 permukaan atau
sesuai dengan gambar kerja dan persetujuan Direksi.
- Kualitas pipa dikontrol berdasarkan ketebalan pipa yang akan dipasang.
- Pekerjaan perapihan dan finishing.
- Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan, 50% selama pekerjaan
berlangsung dan foto 100% setelah pekerjaan selesai.
- Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.

17. Pengadaan dan Pemasangan Galvanis φ 3′′


Untuk pekerjaan tersebut diatas maka kontraktor terlebih dahulu akan memesan bahan
pipa galvanis dia 3,00 inch. Kemudian akan dipasang pada lokasi pemasangan pipa
sandaran yang telah ditentukan pada gambar tender atau persetujuan Direksi. Pekerjaan
pemasangan pipa sandaran ini akan dilakukan secara manual dengan menggunakan alat
bantu.

18. Pengadaan dan Pemasangan Geotextile non Woven


Geotekstile yang di gunakan adalah geotekstile non woven 200 gr/m² atau
sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan / pengawas lapangan.

Metode pelaksanaannya adalah:


a. Peralatan : alat bantu
b. Tenaga : pekerja, tukang, mandor
c. Bahan : geotextile non woven
d. Metode Kerja :
• Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor akan menyerahkan gambar
detail rencana pelaksanaan pekerjaan geotextiel non woven.
• Penyedia Jasa akan menyerahkan daftar peralatan dan tenaga kerja yang akan
melaksanakan pekerjaan geotextiel non woven kepada Direksi Pekerjaan.
• Pekerjaan mobilisasi peralatan dan tenaga kerja ke lokasi pekerjaan.
• Penyedia Jasa akan menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja
sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti sarung tangan, topi
pelindung kepala, sepatu safety dan lainnya. Penyedia Jasa akan menyiapkan
kotak P3K sebagai penanganan sementara apabila terjadi kecelakan kerja.
• Dalam tahap penggelaran yang harus dilakukan adalah geotextile harus
digelar secara melintang di lokasi.
• Sesudah itu Geotextile harus digelar di atas tanah dalam keadaan terhampar
tanpa gelombang atau kerutan. Dan pada lahan yang luas pemasangan
geotextile dapat dil lakukan secara flesibel (melintang atau memanjang).
Hal. 69
• Geotextile dapat dipotong terlebih dahulu ditempat yang memungkinkan. Hal
ini bertujuan untuk lokasi yang sulit untuk dilakukan pemotongan dan
penyambungan.
• Penyambungan Geo Textile yang satu ke lainnya dapat dilakukan dengan
cara saling melewati (overlapp) atau dengan cara dijahit (Sewn).
• Dengan metode overlap, jarak minimal yang overlapnya adalah 30 cm - 100
cm, langkah ini tergantung dengan kondisi subgrade dan teknik pelaksanaan
• Penjahitan panel geotextile dapat dilakukan di lapangan menggunakan mesin
jahit portable atau menggunakan tenaga generator.
• Penjahitan di lapangan biasanya memerlukan tiga sampai empat pekerja.
Panel yang belum di jahit dapat disiapkan di gudang (workshop) dalam
berbagai macam panjang dan lebar yang diperlukan.
• Pekerjaan perapihan dan finishing.
• Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan, 50% selama pelaksanaan
berlangsung dan foto 100% setelah selesai pelaksanaan pekerjaan.
• Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.

19. Urugan Gravel


Pekerjaan timbunan gravel (batu pecah 2/3) akan dilaksanakan sesuai spesifikasi
teknis dan pada lokasi yang tertera pada gambar kerja.

Metode pelaksanaannya adalah:


a. Peralatan : bulldozer dan alat bantu
b. Tenaga : pekerja, mandor
c. Bahan : batu pecah 2/3
d. Metode Kerja :
• Pekerjaan pengukuran dan pemasangan bouwplank.
• Mobilisasi alat dan tenaga kerja serta perlengkapan P3K ke lokasi pekerjaan.
• Meminta persetujuan kepada Direksi untuk pelaksanaan pekerjaan timbunan
gravel yang dimaksud.
• Pekerjaan timbunan gravel (batu pecah 2/3) akan dimulai dengan
mendatangkan material dari quarry dengan menggunakan dump truck dan
dibuang/ ditumpuk disekitar lokasi pekerjaan timbunan.
• Kemudian batu pecah tersebut akan dihampar ke semua lokasi timbunan yang
telah ditentukan dengan menggunakan bulldozer.
• Pekerjaan perapihan dan finishing.
• Pada saat waktu istirahat semua peralatan pekerjaan akan diamankan agar tidak
terjadi kecelakaan, baik akibat tertabrak, kejatuhan atau lain sebagainya yang

Hal. 70
bisa menyebabkan terluka ringan atau berat. Pengamanan bisa dilakukan dengan
cara menempatkan alat ditempat kerja yang aman.
• Foto dokumentasi 0% sebelum pelaksanaan pekerjaan, 50% selama pekerjaan
berlangsung dan foto 100% setelah pekerjaan selesai.
• Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.

20. Pengadaan dan Pemasangan Peil Schale (lebar 20 cm)


Peil scale ini berfungsi untuk memantau ketinggian air pada saluran atau embung
apabila terjadi hujan. Sehingga bisa memberitahukan kepada masyarakat situasi arus air
pada saluran/ embung tersebut.

Gambar : Peil Schale

IV. PEKERJAAN JARINGAN PERPIPAAN DAN BAK


PENAMPUNG A. Pekerjaan Jaringan Perpipaan
Untuk pekerjaan jaringan perpipaan ini maka kontraktor terlebih dahulu memesan/
pengadaan barang, menyiapkan peralatan dan tenaga, kemudian dilakukan mobilisasi
ke lokasi pekerjaan.

Pelaksanaan pekerjaan adalah:


1. Pekerjaan pembersihan lokasi.
2. Dilakukan adalah pengukuran dan pemasangan bouwplank.
3. Galian tanah pasangan.
4. Dilanjutkan dengan pekerjaan pembesian dan bekisting.
5. Lalu dilanjutkan pekerjaan pengecoran beton K.225 (ready mix).
6. Setelah itu akan dilakukan pekerjaan pemasangan jaringan pipa transmisi galvanis
φ 6’’ dengan ketebalan 10 mm dan dilanjutkan pekerjaan pemasangan pipa
screen pipa galvanis A φ 6’’ dengan ketebalan 10 mm.

Hal. 71
7. Dilanjutkan pekerjaan pemasangan jaringan pipa transmisi galvanis diameter 6 inci
dari embung ke rumah pompa dengan ketebalan 10 mm.
8. Kemudian pengadaan dan pemasangan pelampung bola.
9. Akhir pekerjaan akan dilakukan timbunan tanah ke,bali dan dipadatkan.
10. Pekerjaan perapihan dan finishing.
11. Meminta persetujuan kepada Direksi Pekerjaan atas pekerjaan yang telah
diselesaikan.

B. Bak Penampung
Untuk pekerjaan bak penampung ini maka kontraktor terlebih dahulu memesan/
pengadaan barang, menyiapkan peralatan dan tenaga, kemudian dilakukan mobilisasi
ke lokasi pekerjaan.

Pelaksanaan pekerjaan adalah:


1. Pekerjaan pembersihan lokasi.
2. Pekerjaan pengukuran dan pemasangan bouwplank.
3. Meminta persetujuan kepada Direksi untuk memulai pekerjaan bak
penampung yang dimaksud.
4. Dimulai dengan pekerjaan galian tanah pasangan dan dilanjutkan dengan
pekerjaan lantai kerja (beton B0).
5. Kemudian dilakukan pekerjaan pasangan batu belah dengan komposisi campuran 1
pc : 4 ps dan pasangan batu bata dengan komposisi campuran 1 pc : 6 ps.
6. Setelah selesai pekerjaan pasangan batu maka akan dilakukan pekerjaan
plesteran 1 pc : 3 ps dan dilanjutkan pekerjaan siaran 1 pc : 2 ps.
7. Kemudian dilakukan pekerjaan pabrikasi dan pemasangan besi di lokasi
pekerjaan dan dilanjutkan pekerjaan bekisting dengan ukuran dan bentuk sesuai
dengan bentuk cor beton yang diinginkan.
8. Selanjutnya pekerjaan pengecoran beton K.225 sesuai dengan spesifikasi yang
telah dipersyaratkan.
9. Dilanjutkan pekerjaan instalasi bak dan pemasangan filter air bersih serta
pengecatan.
10. Setelah selesai pekerjaan pasangan maka akan dilanjutkan dengan pekerjaan
urugan pasir dan timbunan tanah kembali di belakang pasangan serta dipadatkan
dengan alat yang telah disetujui oleh Direksi.
11. Pekerjaan perapihan dan finishing.
12. Meminta persetujuan kepada Direksi atas pekerjaan yang telah selesai
dilaksanakan.

Hal. 72
V. PEKERJAAN BOX STOP KRAN & RUMAH KONTROL DAN RUMAH
POMPA
A. Pekerjaan Box Stop Kran & Rumah Kontrol
Untuk pekerjaan box kran & rumah kontrol ini maka kontraktor terlebih dahulu
memesan/ pengadaan barang, menyiapkan peralatan dan tenaga, kemudian dilakukan
mobilisasi ke lokasi pekerjaan.

Pelaksanaan pekerjaan adalah:


1. Pekerjaan pembersihan lokasi.
2. Pekerjaan pengukuran dan pemasangan bouwplank.
3. Meminta persetujuan kepada Direksi untuk melaksanakan pekerjaan box stop kran
yang dimaksud.
4. Untuk pekerjaan awal akan dilakukan pekerjaan galian tanah pasangan.
5. Kemudian dibuat lantai kerja (beton B0) dan dilanjutkan pekerjaan pasangan batu
belah campuran 1 pc : 4 ps.
6. Setelah selesai pekerjaan pasangan batu maka akan diplester dengan campuran 1pc :
3 ps dan disiar dengan campuran komposisi 1pc : 2ps.
7. Dilanjutkan pekerjaan pembesian dan bekisting dan diadakan pekerjaan pengecoran
beton K.225 (ready mix).
8. Pengadaan dan pemasangan pintu besi dan akan dilakukan pekerjaan pengecatan.
9. Setelah selesai pekerjaan pasangan maka akan dilanjutkan pekerjaan timbunan
tanah kembali dipadatkan dan urugan pasir.
10. Pekerjaan perapihan dan finishing.
11. Meminta persetujuan kepada Direksi atas pekerjaan yang telah selesai
dilaksanakan.

B. Rumah Pompa dan Tandon


Untuk pekerjaan rumah pompa dan tandon ini maka kontraktor terlebih dahulu
memesan/ pengadaan barang, menyiapkan peralatan dan tenaga, kemudian dilakukan
mobilisasi ke lokasi pekerjaan.

Pelaksanaan pekerjaan adalah:


1. Pekerjaan pembersihan lokasi.
2. Pekerjaan pengukuran dan pemasangan bouwplank.
3. Meminta persetujuan kepada Direksi untuk melaksanakan pekerjaan box stop kran
yang dimaksud.
4. Untuk pekerjaan awal akan dilakukan pekerjaan galian tanah pasangan.
5. Kemudian dibuat lantai kerja (beton B0) dan dilanjutkan pekerjaan pasangan batu
belah campuran 1 pc : 4 ps dan pasangan batu bata campuran 1pc : 6 ps.

Hal. 73
6. Setelah selesai pekerjaan pasangan batu maka akan diplester dengan campuran
1pc : 3 ps dan disiar dengan campuran komposisi 1pc : 2ps.
7. Dilanjutkan pekerjaan pembesian dan bekisting dan diadakan pekerjaan
pengecoran beton K.225 (ready mix).
8. Pengadaan dan pemasangan instalasi genset 50 KVA / 60 KW serta pengadaan dan
pemasangan instalasi pompa air 15 HP.
9. Kemudian dipasang pipa distribusi PVC dia. 2 inci serta pengadaan dan
pemasangan pintu besi dan dilakukan pengecatan.
10. Setelah selesai pekerjaan pasangan maka akan dilanjutkan pekerjaan timbunan
tanah kembali dipadatkan dan urugan pasir.
11. Pekerjaan perapihan dan finishing.
12. Meminta persetujuan kepada Direksi atas pekerjaan yang telah selesai
dilaksanakan.

VI. PEKERJAAN KANTOR O & P DAN RUMAH JAGA


A. Pekerjaan Bouwplank.
1. Patok Bouwplank harus ditanam ke dalam tanah sampai kuat, sehingga tidak mudah
dicabut/tercabut dan menggunakan kayu ukuran 5/7 cm.
2. Jarak patok dari sisi galian pondasi minimal 1,00 m dan jarak patokan satu dengan
patokan lainnya maksimal 2,00 m.
3. Papan bouwplank menggunakan kayu kelas II (dua) ukuran 2/20 cm dan bidang
sebelah atas harus diserut/diketam sampai rata.
4. Penentuan tinggi papan bouwplank disesuaikan dengan peil rencana, dan harus
disetujui oleh Direksi / Pengawas.
5. Pemasangan bouwplank harus saling siku (90%).
6. Untuk mendapatkan garis horizontal bouwplank yang maksimal, dapat
menggunakan selang air atau pesawat ukur seperti waterpass dan theodolith.

B. Pekerjaan Tanah
1. Tanah untuk lokasi bangunan harus diratakan lebih dahulu, dan dibersihkan dari
akar-akar pepohonan sampai yang sekecil-kecilnya harus digali: kemudian
dibuang disingkirkan dari daerah dimana bangunan tersebut akan dibangun.
2. Galian tanah untuk pondasi harus cukup lebarnya, sehingga tidak menyusahkan
posisi bekerja bagi para pekerja dalam pekerjaan pemasangan pondasi.
3. Urugan kembali lubang pondasi dapat diambilkan dari tanah galian yang sudah
dibersihkan dari kotoran dan akar-akar, urugan ini dilaksanakan berlapis-lapis
setebal 20 cm dan disiram air serta dipadatkan.
4. Tanah sisanya dapat digunakan untuk meratakan halaman atau diangkut keluar bila
ternyata tanah tersebut kelebihan.
Hal. 74
5. Tanah untuk urugan tidakm boleh diambil dari halaman pembangunan, kecuali seijin
Direksi / Pengawas.
6. Kedalaman galian pondasi harus mencapai tanah keras dan sebelumnya pondasi di
pasang harus mendapat persetujuan dari Direksi / Pengawas.
7. Tanah bekas galian yang mengandung sampah humus tidak dibenarkan untuk
pekerjaan urugan.

C. Pekerjaan Pasangan
1. Pondasi dibuat dari pasangan batu kali/belah atau batu gunung dengan perekat
campuran 1 Pc : 3 Psr.
2. Dinding dibuat dari pasangan batu bata kualitas I dengan perekat 1 Pc : 3 Psr
sebelum dipasang, batu bata direndam air lebih dahulu sampai jenuh.
3. Sebelum pondasi batu kali/gunung dipasang, dasar lubang pondasi harus dilapisi
dengan pasir urug dan selanjutnya batu kosong, (sesuai gambar kerja), lalu
dipadatkan.
4. Sebelum lubang pondasi diurug, pasangan pondasi harus diplester/diberangkal
terlebih dahulu dengan perekat campuran yang sama.
5. Pasangan batu bata dari atas slof sampai diatas permukaan lantai setinggi 20 cm
harus memakai perekat campuran 1Pc : 2 Psr (tras raam) dan untuk dinding
tembok kamar mandi /CW setinggi 1,50 m dari permukaan lantai.
6. Pasangan batu bata maksimal setinggi 1,00 m dan diakhiri dengan pasangan bergigi.
7. Pasangan batu bata di atas kosen pintu jendela yang lebarnya lebih dari 1,00 m,
pemasangan dengan cara batu bata berdiri/rollag dengan perekat camp. 1 Pc :3 Psr.

D. Pekerjaan Plesteran
1. Pasir pasangan yang akan dipakai untuk plesteran harus disaring dengan kawat
ayakan yang berlubang 4 mm.
2. Untuk pondasi yang lebih tinggi dari permukaan tanah harus diplester dengan
campuran trasraam dan dilicinkan dengan air semen.
3. Plesteran dengan campuran (1Pc : 2 Psr), selain digunakan butir di atas juga
digunakan pada :
4. Pasangan batu yang menggunakan campuran trasraam.
5. Semua sudut tembok.
6. Sponing-sponing tembok (keliling kosen).
7. Plesteran dengan campuran 1 Pc : 4 Psr digunakan pada pasangan batu bata yang
menggunakan perekat yang sama. Tebal plesteran rata-rata 1,5 m.
8.Sebelum memulai plesteran, pasangan dinding tembok harus disiram dengan air lebih
dahulu sampai basah betul (jenuh).
9. Plesteran harus rata dan tegak lurus (tidak bergelombang).
10. Setelah plesteran cukup kering, harus diaci dengan campuran Pc.
Hal. 75
E. Pekerjaan Lantai /Ubin
1. Semua lantai/ubin dipasang dengan perekat campuran 1 Pc :4 Psr kecuali ubin kamar
mandin dan teras menggunakan campuran 1Pc : 2 Psr.
2. Ketebalan rata-rata campuran untuk pasangan lantai ubin 3 cm di atas lapisan pasir
urug yang telah dipadatkan.
3. Khusus untuk bangunan Balai Ulu-Ulu, pasangan lantai menggunakan batu bata
dengan plesteran bagian atas dan bawah menggunakan perekat campuran 1Pc : 2 Psr.
4. Tegel yang akan digunakan harus berkualitas baik dan diharuskan bagi pelaksana
untuk memperhatikan contoh untuk mendapatkan persetujuan Direksi / Pengawas.

F. Pekerjaan Kayu
1. Kosen
a. Semua kosen pintu/jendela menggunakan kayu kelas 2 (dua) yang cukup kering,
kwalitet baik yang tidak pecahpecah dan tidak berlubang-lubang akibat dimakan
organisme atau rayap.
b. Ukuran kosen pintu/jendela disesuaikan dengan ukuran gambar kerja.
c. Kosen-kosen dapat dibenarkan dibuat dari luar tempat pekerjaan, asalkan
pengecatan dasarnya pada tempat dimana kosen tersebut akan dipasang
(sebelum diberi cat dasar harus mendapat persetujuan Direksi / Pengawas).
d. Sebelum dipasang disetel, kosen-kosen harus dilengkapi dengan angker dengan
ketentuan untuk kosen pintu sebanyak 6 (enam) buah kiri kanan.
e. Besi angker ukuran 0,12 mm panjang 30 cm dibengkok ujung 7 cm dan masuk ke
dalam kosen minimal 4 cm.
f. Ujung sebelah bawah kosen pintu dipasang angker (duk) 0,12 mm panjang 15 cm.
semua kosen harus dikerjakan dengan rapih.
g. Listplank menggunakan kayu kelas 1 (satu) ukuran 2/25 cm. Penutup listplank
ukuran 2/12 cm dan dilapisi dengan seng plat BJLS 0,35 mm dan dicat sesuai
dengan warna listplank.

2. Kuda-kuda/Gording
(a) Untuk kuda-kuda, gording menggunakan kayu kelas 2 (dua). Ukuran kayu untuk kuda-
kuda 8 x 12 cm, gording 5/10 cm atau sesuai dengan gambar kerja.
(b) Pekerjan kuda-kuda harus dikerjakan dengan rapih terutama sambungan kayu harus
rapat dan setiap sambungan kayu sebelum disetel harus diberi cat dasar lebih dahulu
sebanyak 2 (dua) kali.
(c) Kuda-kuda setelah terpasang, diperkuat dengan besi plat, beugel dan baut-baut sesuai
gambar kerja.
3. Rangka Plafond/Eternit
(a) Menggunakan kayu klas 2 (dua), klasifikasi yang berkualitas baik.

Hal. 76
(b) Bidang sebelah bawah rangka plafond sebelum dipasang harus diserut/diketam sampai
rata dan diberi cat dasar sedang sisi lainnya diresidu.
(c) Pemasangan rangka plafond harus menggunakan klos 5 x 5 cm balok utama digantung
dengan balok ukuran 4 x 6 cm.
(d) Eternit menggunakan kualitas yang baik, dalam hal ini pelaksana memperlihatkan
contoh pada Direksi / Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
(e) Setelah eternit selesai dipasang harus diberi lits dari kayu klas II (dua) ukuran 1 x 3
cm pada pasangan ditengah, sedangkan lits yang berhubungan dengan dinding
tembok ukuran 1 x 4 cm dan dicat dengan cat kayu.
(f) Penggantung langit-langit ukuran balok induk 5 x 10 cm dan balok pembantu ukuran 5
x7 cm, di tengah-tengah dipasang regel 3 x 5 cm dengan jarak minimal 0,5 m atau
sesuai dengan gambar kerja dan petunjuk Direksi / Pengawas.

(a) Rangka daun pintu menggunakan kayu klas 2 (dua) dengan kualitas baik, cukup kering.
(b) Kayu yang cacat tidak dibenarkan untuk dipakai.
(c) Ukuran-ukuran sebagai berikut :
- Ukuran bingkai : tebal 10 cm tebal 3,5 cm dan khusus untuk bingkai pintu sebelah bawah,
lebar 20 cm.
- Tebal papan panel 1,2 cm.
- Tebal papan jalusi 18 mm.
(d) Untuk pintu selain pintu KM/WC, menggunakan teakwood luar dalam/sebelah
menyebelah dengan bingkai kayu.
(e) Jendela yang memakai nako harus dilengkapi dengan terasi besi dan sebelum dipasang
harus diperlihatkan dahulu pada Direksi / Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
(f) Tebal kaca nako ialah 5 cm (kaca bening). Semua kaca menggunakan kaca tebal 5 mm.

G. Pekerjaan Atap
Semua bangunan rumah menggunakan atap dari genteng.

H. Pekerjaan Talang
1. Bangunan yang akan dipasang talang diharuskan talang dengan bahan seng plat BJLS
0,35 mm.
2. Ukuran talang sesuai dengan gambar detail.
3. Pipa talang tegak (sesuai gambar) menggunakan pipa PVC 3”
4. Bangunan yang menggunakan talang adalah bangunan-bangunan yang direhap
seluruh talangnya (daerah overstek yang rusak) dan tambahan gudang bangunan
kantor, atau sesuai petunjuk Direksi / Pengawas.
5. Talang dipakai adalah talang dalam, dimana pada bagian bawahnya di atas dengan papan
klas 2 (dua) 2/20 cm sesuai gambar kerja.

Hal. 77
6. Selain yang tersebut pada butir d dan e, tidak menggunakan talang, atau sesuai petunjuk
Direksi / Pengawas.

I. Pekerjaan Cat
1. Semua kayu untuk kuda-kuda, gording dan rangka plafond harus awetkan dengan
terkayu/residu minimal 2 (dua) kali atau sampai rata.
2. Semua kayu yang kelihatan, termasuk papan jalusi bidang sebelah atas yang akan
dicat. Harus dicat dasar. Setelah dicat dasar ditempul, kemudian diamplas sampai
sisa cat dasar dan dempul terpisah, kemudian diplamur lalu dicat dasar, sudah dicat
dasar diamplas sampai rata, kemudian dicat warna 3 (tiga) kali jalan. Warna
ditentukan kemudian oleh Direksi / Pengawas.
3. Pengecatan pertama kali harus tipis/agak encer, kemudian kental pada pengecatan kedua
maupun terakhir.
4. Bahan besi yang akan dicat harus dicat dasar terlebih dahulu dengan meni besi minimal 2
(dua) kali, diamplas secukupnya kemudian dicat 3 (tiga) kali.
5. Semua dinding tembok baik luar maupun dalam ruangan harus dicat dengan cat tembok,
demikian pula plafond.
6. Kualitas atau warna cat yang digunakan sebelumnya harus diperlihatkan pada Direksi
untuk mendapatkan persetujuan.
7. Pekerjaan pengecatan harus dilaksanakan dengan rapi dan rata.
8. List plafond dicat dengan cat kayu warna putih.
9. Semua sambungan kayu sebelum dipasang harus dicat dasar dahulu.

J. Alat Gantung dan Kunci-Kunci


1. Semua daun pintu dan jendela harus dipasang dengan engsel kupu-kupu merk ARCH
(kuningan). Untuk daun pintu dipasang sebanyak 3 (tiga) buah dan daun jendela
dipasang 2 (dua) buah.
2. Kunci-kunci yang digunakan ialah merk UNION type A mengunci 2 (dua) kali putar.
3. Sebelum dipasang harus diperlihatkan pada Direksi /Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan.
4. Alat-alat gantung harus dikerjakan dengan rapi.

K. Pekerjaan Beton Bertulang


(a) Beton bertulang digunakan untuk sloof, kolom, ring balk, listplank/talang bangunan-
bangunan, meja dapur, menggunakan campuran 1 Pc : 2 Psr :3 Krk.
(b) Ukuran beton bertulang sesuai dengan gambar kerja ialah : sloof 15 x 20 cm, ring balk
15 x 20 cm, kolom 15 x 15 cm, 15 x 20 cm (disesuaikan dengan gambar).
(c) Ukuran besi yang digunakan adalah :
besi untuk beugel (pembagi) = 0,6 mm
besi untuk tulang pokok = 0,12 mm
Hal. 78
untuk konstruksi lainnya disesuaikan dengan gambar.
(d) Pelaksanaan beton bertulang harus sesuai dengan peraturan beton bertulang (PBI-1971).
(e) Untuk campuran beton pengikat angker kosen dan dook ialah 1Pc : 2 Psr : 3 Krk.
(f) Beton kolom dipasang pada setiap sudut tembok dan pada bidang tembok maksimal 10
m2, sedangkan untuk beton ring balk dipasang pada akhir pasangan tembok/dinding
tembok sebelah atas dengan menggunakan campuran 1 Pc : 2 Psr : 3 Krk. Sedangkan untuk
beton sloof dipasang di atas semua pasangan pondasi.

L. Pekerjaan Listrik
1. Prosedur Pelaksanaan
(a) Penyedia Jasa wajib membuat gambar rencana instalasi listrik sesuai dengan
persyaratan PLN.
(b) Pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah disetujui oleh
Direksi / Pengawas.
(c) Teknis pelaksanaan harus sesuai dengan persyaratan PLN setempat.
(d) Pekerja`an instalasi listrik dinyatakan baik setelah disetujui oleh Pengawas Daerah.

(a) Semua peralatan listrik yang akan digunakan harus dalam keadaan baru.
(b) Bila ternyata instalatur memasang material bekas maka Penyedia harus membongkar
dan menggantikan dengan yang baru.

(a) Pemasangan instalasi pada tembok/beton harus ditanam dengan pipa plastik ukuan 5/6”.
(b) Penggunaan kabel dengan memakaian NJA 2,5 mm dan setiap pemyambungannya
dalam dos harus memakai isolasi lasdop.
(c) Penggunaan kabel dari plafond ke fitting (gantung) harus memakai kabel snor yang
baru.
(d) Skakelar - skakelar seri, tunggal dan stop kontak dipakai merek VIMAR atau NICE.
(e) Armatur-armatur yang dipakai voltasenya disesuaikan dengan aliran yang ada.
(f) Disetiap rumah diharuskan memakai 2 (dua) sekring apabila lebih dari 500 Va.

M. Sanitasi.
1. Semua rumah tinggal penjaga pintu, kloset yang dipakai adalah kloset jongkok dan bak
kamar mandi yang akan dipasang adalah bak yang sudah jadi (cetakan beton/viber
glass yang ada di pasaran), apabila tidak ada menggunakan pasangan batu bata.
2. Pipa pembuangan kotoran dari kloset menggunakan pipa PVC dengan diameter 10 cm
dan ketebalan 5 mm.
3. Pada setiap rumah harus dibuat septictenk yang ukurannya sesuai dengan gambar kerja,
juga dibuat peresapannya.
4. Disamping hal tersebut, juga dibuat sumur bus beton.
5. Sekitar sumur (sesuai dengan gambar harus dipasang lantai dengan campuran 1 PC : 2Ps.
Hal. 79
6. Ketentuan keadaan sumur adalah : air yang tetap dalam musim kemarau setinggi 1 m
dari dasar sumur.
7. Dibawah tritisan rumah tinggal dan balai Ulu-ulu dibuat got dan disalurkan ketempat
yang lebih rendah didaerah sekitarnya.

N. Pekerjaan Bongkaran Dan Perbaikannya.


Pekerjaan bongkaran dan perbaikannya dapat dilaksanakan pada bangunan:
1. Bangunan rumah PPA/Juru Pengairan.
2. Bangunan Kantor.

O. Lapis penetrasi tebal tebal 5 cm


1. Lapis penetrasi dikerjakan setelah lapis onderlag betul - betul rapat dan rata.
2. Setelah dikocor dengan lapis prime coat, lapis penetrasi kita mulai dengan menebar
batu ukuran 3/5 dikunei 2/3 sehingga permukaan betul - betul rapat dan rata
kemudian digiling dengan wales 6 kali lintasan, selanjutnya dikocor aspal ± 2,5
kg/m² dan ditebar batu pecah 0,5 dengan merata dan digilas 4 - 6 kali lintasan.

P. Pengadaan dan Pemasangan pipa PVC ø 2”


1. Pipa PVC ø 2” dipasang sebagai drain hole pada pasangan penahan tanah/talud.
2. Dipasang dengan jarak 2 m selang seling memanjang dan jarak vertikal sesuai dengan
ketinggian talud.
3. Sebelum dipasang ujung bagian dalam dikasih sumpel ijuk dan diikat dengan kawat agar
tidak lepas.

1. Penyedia jasa sebelum memasang pintu terlebih dahulu koordinasi dengan direksi
pekerjaan dengan berpedoman gambar (CD).
2. Ukuran pintu lebar (B), tinggi (H), ketebalan plat pintu serta ukuran besi siku harus
sesuai dengan gambar (CD) atau sesuai dengan ketentuan.
3. Apabila pintu yang didatangkan ukuran tidak sesuai dengan gambar direksi pekerjaan
bisa menolak dan penyedia jasa wajib mengganti dengan pintu air yang baru
sesuai dengan gambar.
4. Pada guide frame diberi angkur besi ø 10 mm dengan jarak 75 cm.
5. Tinggi dari deksert ke puncak guide frame + 80 cm.
6. Pengecoran penjepit pintu dibelakang guade frame harus betul - betul teliti dan menyatu
atau mengikat dengan dinding pasangan batu kali.
R. Pengadaan dan Pemasangan Pagar Pengaman BRC Pagar BRC yang digunakan ukuran
120x240 c, dengan Ø 8 mm jenis Hot Dip atau sesuai dengan ijin direksi pekerjaan.
S. Genset 60 KVA
Spesifikasi Genset 60 KVA adalah sebagai berikut : -
Engine : TAD 110 - GGE
Hal. 80
- KVA : 60
- KW : 48
- No. Of Cylinder : 4
- Bore x Stroke : 106.0 x 125.0 mm
- Piston Disp. : 4.412 Ltr
- Fuel Consumption : 9.79 (75% Load) & 13.05 (100%)
- Oil Capacity : 14.0 Ltr atau sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan / pengawas
lapangan.

T. pompa air Jet Pump PDH-255DJPD


Spesifikasi pompa air Jet Pump PDH-255DJPD adalah sebagai
berikut :
- Daya hisap max 27 m
- Daya pancar 12 m
- Kapasitas 27 lt/mnt
- Motor Power 250 - 450 watt
- Automatic stop
- Anti karat
- Dual voltage 110 / 220 atau sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan / pengawas
lapangan.

VII. PEKERJAAN JALAN DAN BOX CULVERT


Kalau jalan terletak pada salah satu tepi dari saluran, penyiapan pekerjaan tanah sama
untuk 2 tipe permukaan jalan seperti tersebut di atas.

Pekerjaan tanah harus dikerjakan sama dengan untuk pekerjaan saluran. Tubuh jalan
dibentuk dengan kemiringan 1 : 40 keluar saluran. Apabila konstruksi jalan tidak
dikerjakan sesudah pekerjaan tanah selesai, maka muka tanah harus digaruk/tanah
humus dibuang setebal 0.15 m’ dan dipadatkan kembali sebelum konstruksi jalan
dipasang.

Pekerjaan box culvert akan dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar kerja
serta sesuai dengan persetujuan Direksi Pekerjaan. Pemasangan box culvert akan
dipasang pada lokasi yang telah ditentukan dengan menggunakan alat yang telah
disetujui sesuai dengan kebutuhan di lapangan.

Hal. 81
VIII. PEKERJAAN PAGAR PENGAMAN
Untuk pekerjaan pagar pengaman ini maka kontraktor terlebih dahulu memesan/
pengadaan barang, menyiapkan peralatan dan tenaga, kemudian dilakukan mobilisasi
ke lokasi pekerjaan.

Pelaksanaan pekerjaan adalah:


1. Pekerjaan pembersihan lokasi.
2. Pekerjaan pengukuran dan pemasangan bouwplank.
3. Meminta persetujuan kepada Direksi untuk melaksanakan pekerjaan pagar
pengaman yang dimaksud.
4. Untuk pekerjaan awal akan dilakukan pekerjaan galian tanah pasangan.
5. Kemudian pekerjaan pembesian dan bekisting.
6. Dilanjutkan pekerjaan pengecoran beton K.225 (ready mix).
7. Pengadaan dan pemasangan pagar BRC diameter 8 mm (120 cm x 240 cm).
8. Setelah selesai pekerjaan pasangan maka akan dilanjutkan pekerjaan timbunan
tanah kembali dipadatkan.
9. Pekerjaan perapihan dan finishing.
10. Meminta persetujuan kepada Direksi atas pekerjaan yang telah selesai
dilaksanakan.

Hal. 82
G. PEKERJAAN AKHIR DAN PEMERIKSAAN PEKERJAAN
a. Pada akhir pekerjaan maka kontraktor harus:
1. Membongkar semua bangunan-bangunan sementara dan mengeluarkan dari lokasi
pekerjaan, kecuali terhadap sesuatu yang dinyatakan lain oleh Direksi.
2. Melakukan perapian seperti membersihkan lapangan dari sisa bahan bangunan, sisa
bongkaran bangunan sementara, sampah dan lain-lain sesuai petunjuk Direksi.
3. Kontraktor akan melakukan perbaikan-perbaikan pekerjaan yang rusak atau cacat
dan akan sudah selesai sebelum masa pemeliharaan berakhir. Kontraktor akan
selalu menjaga kerapian lapangan sampai batas waktu masa pemeliharaan selesai.
4. Kontraktor akan membuat As-Built Drawing dari pelaksanaan pekerjaan dan
mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas atau Pejabat yang ditunjuk.

b. Pemeriksaan pekerjaan.
1. Pemeriksa yang dilakukan Direksi adalah sebagai berikut:
- Direksi akan melaksanakan pengawasan semua kegiatan pekerjaan setiap hari dan
mencatat semua kegiatan pekerjaan pada Buku Harian.
- Pada waktu pekerjaan akan diserahkan kepada Pihak Pertama, Direksi akan
mengadakan Pemeriksaan Akhir untuk pekerjaan tersebut.

2. Pemeriksaan oleh Panitia Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP) :


- Sebelum diadakan Serah Terima Pekerjaan Pertama kepada Pihak Pertama, Panitia
Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP) mengadakan pemeriksaan hasil pekerjaan
tersebut.
- Apabila setelah diadakan Evaluasi Pemeriksaan oleh PPHP ternyata masih
ditemukan kekurangan-kekurangan pekerjaan/ tidak sesuai dengan syarat-syarat
teknis dan gambar desainnya, maka Kontraktor diwajibkan untuk memperbaiki
sesuai syarat-syarat yang telah ditentukan.
- Segala keperluan peralatan/ biaya yang dikeluarkan untuk keperluan
pemeriksaan hasil pekerjaan dan segala akibat yang timbul dalam hal
pemeriksaan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.

3. Pemeriksaan Masa Pemeliharaan


- Selama Pekerjaan Konstruksi berlangsung maupun sesudah pekerjaan diserah-
terimakan untuk pertama kalinya dari Penyedia Jasa kepada Pengguna Jasa
dengan diterbitkannya Berita Acara Serah Terima Pekerjaan I (PHO), maka
kontraktor wajib memelihara pekerjaan selama masa pemeliharaan.
- Pemeliharaan tersebut akan diperiksa oleh Direksi dan mencatat semua pekerjaan
yang perlu perapihan dan penyempurnaan.
- Setelah masa pemeliharaan berakhir, maka akan dilaksanakan pemeriksaan kembali
oleh Panitia Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP).
Hal. 83
- Apabila setelah diadakan Evaluasi Pemeriksaan oleh PPHP dan hasilnya
dinyatakan bahwa kontraktor telah melaksanakan pemeliharaan dengan baik,
maka PPHP dapat menerbitkan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan II (FHO).

Serah Terima Pertama


Pekerjaan (PHO)

Masa Pemeliharaan
Pekerjaan

Melakukan Cheklist Perb aikan


Kekurangan
Hasil Pek erjaan

Pemeriksaa n Akhir

Serah Terima Pekerjaan


Tahap Kedu a (FHO)

Untuk melihat urutan pelaksanaan pekerjaan dari awal sampai pekerjaan akhir dan waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan per item pekerjaan akan dituangkan dalam kurva S
(Schedule) atau Jadwal Pelaksanaan.

Demikian jabaran metode pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Embung Plered, Kab.


Blora, Provinsi Jawa Tengah, Tahun Anggaran 2017.

Jakarta, 20 Januari 2017


PT. PULU GANDING SEJAHTERA

Ir. EDDY SU RANTA SITEPU


Direktur

Hal. 84

Anda mungkin juga menyukai