Anda di halaman 1dari 22

Metode Pelaksanaan

METODE PELAKSANAAN

PAKET
Perluasan Jaringan SPAM Ds Kedungpring Kec. Balongpanggang

April 2018

PENAWAR :

CV. NAVES VOLTAIRE

Halaman 0
Metode Pelaksanaan

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang.
SPAM adalah kebutuhan yang sangat vital bagi kepentingan masyarakat . Dengan seiring padatnya
penduduk di daerah tersebut dan semakin berkembangnya wilayah daerah sekitarnya sehingga
dibutuhkan SPAM yang lebih representatif yang dapat memenuhi kebutuhan wilayah sekitar.

Maksud dan Tujuan.


Pembangunan SPAM merupakan alternatif untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga.

Halaman 1
Metode Pelaksanaan

BAB II
METODE PENYELESAIAN PEKERJAAN

1. Urutan Pelaksanaan Pekerjaan

PEKERJAAN PEKERJAAN PEKERJAAN


START PERSIAPAN JEMBATAN & FINISHING & END
OPRIT PEMBERSIHAN

Pekerjaan Persiapan
Persiapan suatu pekerjaan sebelum masuk ke pekerjaan utama, sangat menentukan
kesuksesan suatu pekerjaan.
Pekerjaan persiapan harus sudah direncanakan sebelum masuk ke pekerjaan utama.
Perencanaannya dibuat dengan efektif dan efisien, namun tetap memenuhi segala aspek yang
diperlukan guna mendukung pelaksanaan pekerjaan utama dari proyek yang akan
dilaksanakan.

Pekerjaan Pesiapan meliputi pekerjaan :


 Pembersihan lokasi pekerjaan
 Penerangan lokasi pekerjaan
 Direksi keet, barak kerja, dan gudang bahan dan alat
 Air kerja & P3K
 Pengukuran dan pemasangan titik tetap
 Mobilisasi personel dan peralatan
 Pengamanan Lalu Lintas
 Dokumentasi dan administrasi pelaporan

a. Pembersihan Lokasi
Untuk pekerjaan pembersihan lokasi dan perlatan terhadap lahan yang elevasinya tidak
merata. Pembersihan dilakukan menyangkut lokasi pekerjaan utama sekaligus lokasi
direksi, barak pekerja, gudang atau lokasi – lokasi tambahan yang masih dibutuhkan saat
pekerjaan sedang berlangsung. Pekerjaan ini melibatkan para pekerja yang menggunakan
alat bantu dan untuk pekerjaan yang berat seperti penggalian, perataan tanah
menggunakan excavator serta dump truk untuk mengangkut material- material yang tidak
terpakai.

b. Direksi Keet, Barak Kerja dan Gudang Bahan

Direksi Keet
Fasilitas kantor ini terdiri dari ruang – ruang kerja, ruang rapat, serta sarana – sarana
pendukung lainnya seperti instalasi air, listrik, toilet dan tempat ibadah. Seluruh Faslitas
dan sarana yang dibangun bersifat sementara, oleh karena itu desain kantor proyek ini

Halaman 2
Metode Pelaksanaan
dibuat sementara.Kantor direksi ini di buat di dalam lokasi proyek sehinggga memudahkan
pengawasan dan koordinasi antara kontraktor, Konsultan dan Pemilik Proyek.

Gudang Material dan Peralatan


Bangunan ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan material – material serta tempat
penyimpanan peralatan ringan lainnya. Sebagai tempat penyimpanan material harus
memenuhi persyaratan antara lain :
 Kondisi harus dijaga agar tetap kering dan tidak lembab
 Susunan dan pengaturan letak material dan alat yang disimpan terutama semen harus
diatur sedemikian rupa untuk barang yang lebih dulu masuk dipergunakan lebih awal
 Gudang peralatan digunakan untuk pewralatan – peralatan kerja yang ringan –ringan

Barak Kerja
Bangunan ini berfungsi untuk tempat beristirahat bagi pekerja proyek. Barak pekerja di
tempatkan di dekat lokasi proyek, untuk memudahkan pengawasan keluar masuknya para
pekerja ke dalam lokasi proyek, sekaligus untuk menjaga keamanan material dan
peralatan kerja selama pelaksanaan pekerjaan.

c. Air Kerja dan P3K


Untuk memenuhi kebutuhan air bersih di lokasi proyek, kontraktor mendatangkan air
sungai dan air dari luar dengan yang diangkut dengan truck tanki air yang dituang ke tanki-
tanki yang telah disediakan di lokasi.
Air ini diperlukan untuk:
 Kebutuhan air minum mandi, keperluan MCK dll dengan air bersih
 Untuk perawatan beton (curing)

d. Pengukuran
Sebelum pekerjaan utama dilaksanakan harus dilakukan pengukuran di lokasi proyek.
Untuk mendapatkan gambar topografi dan elevasi di lokasi tersebut. Pengukuran dapat
dilakukan dengan dua cara:
 Untuk areal darat menggunakan Theodolit dan Water pass
 Dasar pengukuran dari titik BM yang ada
Dari hasil pengukuran ini ditentukan tata letak dan titik ikat dari bangunan – bangunan
yang akan dikerjakan. Pengukuran dilaksanakan oleh juru ukur yang berpengalaman
dibantu oleh tenaga kerja yang telah dipilih untuk pekerjaan ini. Setelah pengukuran
selesai dilanjutkan dengan pemasangan bowplank sebagai acuan untuk pelaksanaan
pekerjaan. Pemasangan bowplank harus dipandu oleh juru ukur agar penempatan
bangunan benar-benar tepat.
Tahapan Pekerjaan:
 Koordinasi dengan pihak direksi untuk pengukuran (request of work)
 Penentuan Lokasi Kerja, konfirmasi dengan pihak direksi
 Pengukuran dikerjakan dengan menggunakan theodolit dan waterpass
 Buat peta situasi kerja beserta cross section dan long section
 Plotting data ukur ke construction drawing

Sumber daya yang digunakan:


Peralatan:
 Theodolit

Halaman 3
Metode Pelaksanaan
 Waterpass
 Bak Ukur
 Meteran
 Alat Bantu
Tenaga Kerja
 Surveyor
 Chief Surveyor
 Pekerja Harian
Bahan:
 Kayu Kelas II
 Paku
 Benang Ukur Cat pilox

e. Mobilisasi dan Demobilisasi


Pekerjaan mobilisasi meliputi mendatangkan peralatan konstruksi yang dibutuhkan sampai
lokasi proyek dan mendatangkan personil dan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan dan
persetujuan Direksi.
Sedang Demobilisasi merupakan pengembalian / pemulangan personil dan tenaga kerja
dari lokasi proyek dikarenakan sudah berkurangnya atau selesainya kegiatan di proyek
serta memulangkan peralatan – peralatan yang sudah tidak diperlukan kembali ke
workshop.

f. Dokumentasi dan Administrasi Pelaporan


Foto Proyek merupakan dokumentasi proyek untuk kegiatan pekerjaan dilapangan sesuai
dengan petunjuk direksi lapangan termasuk laporan progress harian, mingguan dan
bulanan proyek. Pada umumnya foto yang diambil adalah kondisi sebelum, sedang, dan
sesudah pelaksanaan.
Foto – foto serta rekaman video pekerjaan yang diambil tiap bulan dan tiap kemajuan
pekerjaan, serta kondisi khusus yang ditentukan oleh Direksi. Shop drawing merupakan
gambar rencana kerja yang siap dilaksanakan dan diusulkan pada owner beserta
detailnya.
Shop Drawing ini menjadi lampiran dari kontraktor untuk mengajukan permohonan
pekerjaan untuk setiap item pekerjaan. As Buit Drawing merupakan gambar jadi dari
konstruksi yang telah disetujui oleh Konsultan Supervisi dan akan dibukukan pada akhir
pelaksanaan proyek sebagai salah satu syarat utama untuk Serah Terima Pekerjaan
(PHO).

g. Test Lapangan dan Laboratorium


 Laboratorium
Material properties
 Test Lapangan
Quality Control
Test Slump
Test Beton
Core Drill

Halaman 4
Metode Pelaksanaan

BAB III
URAIAN PEKERJAAN

1. PEKERJAAN TANAH

 Galian
Galian ini mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas pekerjaan yang disebut atau
ditunjukkan dalam gambar untuk struktur. Galian terbatas pada galian untuk pipa utama dan
pembagi meuju SR.
Sebelum melakukan pekerjaan galian terlebih dahulu harus melakukan pengukuran awal atau
persetujuan Pengawas / Direksi Lapangan pada saat observasi bersama untuk mendapatkan
gambar situasi dan penampang melintang yang jelas.
Setelah itu gambar penampang melintang yang menunjukkan detail elevasi tanah asli
dimintakan persetujuan Direksi Pekerjaan / Pengawas sebelum melakukan galian lebih lanjut.
Penggalian harus menurut kelandaian sesuai dengan gambar atau petunjuk direksi agar air
dapat mengalir dengan lancar.
Sumber Daya Alat :
 Cangkul, Sekop, linggis,Gancu
 Pickup

Bagan Alir :

Halaman 5
Metode Pelaksanaan

 Urugan pasir di bawah pipa


Bahan timbunan pilihan yang digunakan sesuai dengan persyaratan yang terdapat dalam
spesifikasi teknis, dilaksanakan dengan pemadatan kering normal. Jenis bahan yang dipilih,
dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Toleransi Dimensi:
 Elevasi dan kelandaian dan akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggiatau lebih
rendah 2 cm dari yang telah ditentukan
 Permukaan akhir lereng timbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari garis profil
yang ditentukan.
 Timbunan tidak boleh dihampar dalam lapisan dengan tebal padat lebih dari 20 cm atau
dalam lapisan dengan tebal padat kurang dari 10 cm.
Kita harus menjamin penyediaan pasokan air yang cukup untuk pengendalian kadar timbunan
selama operasi penghamparan dan pemadatan.

Pelaksanaan timbunan :
 Pada tempat yang dilakukan penghamparan timbunan harus bersih dari semua bahan
yang tidak diperlukan sesuai dari petunjuk dari Direksi Pekerjaan
 Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalam
lapisan yang merata yang bila dipadatkan akan memenuhi toleransi tebal lapisan seperti
yang disyaratkan dalam toleransi dimensi atas.

2. PEKERJAAN STRUKTUR

Metode Pelaksanaan Pondasi Strauss


1. Menentukan letak tiang straus terlebih dahulu (uitzet), sumbu tiang straus harus tepat pada
Pada titik dimana tiang straus didirikan, supaya dilubang vertikal dengan jalan mengebor sampai
kedalaman rencana dengan sepengetahuan dan persetujuan direksi. Garis tengah bor cukup
diambil 30 cm,sesuai rencana.

2. Setelah pekerjaan pengeboran selesai atau bersamaan dengan pekerjaan pengeboran, pada
lubang tanah lalu dimasukkan pipa besi dengan garis tengah yang sesuai dengan garis tengah

Halaman 6
Metode Pelaksanaan
bor (lubang tanah), sehingga ujung pipa tersebut sampai pada dasar pengeboran, hal ini
dilakukan agar lubang pengeboran tidak berubah kedalamannya akibat longsor di dalam.

3. Setelah bor tanah ditarik keluar dari pipa besi, kemudian dalam pipa dimasukkan beton dengan
mutu sesuai rencana dan atas persetujuan direksi.

4. Guna pemadatan campuran beton kering dalam pipa, dipakailah timbris dengan berat kurang
lebih 100 kg yang terbuat dari besi atau kayu dengan garis tengah kurang lebih 25 cm atau 27
cm . Dipakai lebih kecil dimaksudkan agar mempermudah pekerjaan. Campuran beton kering
dalam pipa, kemudian ditimbris beberapa kali sambil pipa secara perlahan diangkat ke atas
setinggi kurang lebih 50 cm.

5. Campuran beton kering dalam pipa, setelah ditimbris beberapa kali akan mendesak tanah dasar
dan tanah di sampingnya hingga menjadi bentuk kebulat bulatan dan keadaan seperti ini dapat
berfungsi sbagai telapak kaki pondasi tiang straus. Sesudah permukaan beton kering yang
ditimbris dalam pipa mencapai sama tinggi dengan ujung yang telah diangkat setinggi kurang
lebih 50 cm, pekerjaan timbris lalu dihentikan dan alat timbris ditarik keluar dari pipa.

Halaman 7
Metode Pelaksanaan

6. Selanjutnya rangkaian tulangan beton kolom bulat dengan garis tengah sesuai dengan garis
tengah lubang pipa yang terdiri dari tulangan pokok dengan begel (sengkang) spiral dimasukkan
ke dalam pipa besi. Pabrikasi besi strauss pile menggunakan sengkang besi sesuai rencana
menggunakan alat gulungan dari pipa dililitkan untuk mendapatkan bentuk spiral kemudian
ditarik dengan jarak antar sengkang sesuai gembar rencana .Besi tulangan utama memakai
dimasukan kedalam lubang besi spiral dan diikat menggunakan kawat ikat.Bagian atas disisakan
bebarapa cm untuk over stek, Proses pemasukan besi atas sepengetahuan dan persetujuan
direksi.

Pekerjaan rabat bawah poer dilaksanakan sesuai dengan petunjuk direksi dan sesuai gambar yang
direncanakan setelah, rabatan ini mempengaruhi elevasi dasar Poer,

 BETON
 Pekerjaan beton sesuai Spek teknis dikerjakan setelah pekerjaan pengeboran selesai dikerjakan.
Pekerjaan pengecoran ini meliputi.
Pengecoran Bored Pile
Pengecoran Pile Cap (Poer)
Pengecoran Sloof
Pengecoran Kolom
Pengecoran Balok
Pengecoran Beton Ikat
Halaman 8
Metode Pelaksanaan
Pengecoran Balok Ring Melintang
Pengecoran Plat lantai Tandon
Pengecoran dinding Tandon
Pengecoran Plat Tutup Tandon

Peralatan yang dipakai:


 Concrete Mixer
 Concrete Vibrator

Kebutuhan Tenaga :
 Pekerja
 Mandor
 Tukang

Bagan Alir :

a. Deskripsi metode pelaksanaan :


1. Sebelum pekerjaan beton dimulai, perlu dilakukan percobaan campuran beton.
Campuran percobaan ini dilakukan selambat-lambatnya 35 hari sebelum pekerjaan
beton dimulai.
2. Campuran percobaan dilakukan dilaboratorium dengan disaksikan Pengguna Jasa/
Konsultan Pengawas atau yang diwakilkan.
3. Campuran percobaan dibuat dengan komposisi sesuai dengan data urutan kerja,
dimana kuat tekan atau kuat lentur sesuai dengan ketentuan (Preliminary Test
Result) dengan margin yang cukup, sehingga probabilitas nilai kekuatan beton
pada pelaksanaan yang lebih rendah dari kekuatan minimum yang ditentukan pada
tabel data urutan kerja, tidak lebih dari 5%.
4. Dalam campuran percobaan, beberapa ketentuan yang harus diperhatikan adalah :
a. Perbandingan air dan semen merupakan nilai maksimum mutlak.
Halaman 9
Metode Pelaksanaan
b. Kadar semen merupakan nilai minimum mutlak.
c. Nilai kuat tekan minimum berarti kekuatan minimum pada pelaksanaan.
5. Untuk nilai kesesuaian mutu beton selama pelaksanaan kerja, harus disediakan
contoh (spesimen) untuk diuji pada umur 7 hari atau 28 hari sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas, atau dengan interval lainnya sesuai dengan kebutuhan,
untuk menentukan kekuatan beton dalam pelaksanaan.
6. Contoh tersebut dibuat berpasangan, dan minimal 8 pasang untuk setiap 100 m 3
beton. Satu contoh bahan dari setiap pasangan diuji pada umur 7 hari dan yang
lainnya 28 hari.

 Pekerjaan Baja Tulangan

Pengadaan baja tulangan


 Jumlah material yang cukup banyak sehingga perlu penyusunan schedule yang cermat
antara kedatangan material dengan pelaksanaan pekerjaan di lapangan agar terjadi
keseimbangan antara stok material dengan aktivitas pekerjaan.
 Pengiriman Baja Tulangan ke lokasi menggunakan trailer dibantu crane untuk loading dan
unloading material yang penempatannya di usahakan pada stock yard.

Pembesian
Yang termasuk dalam pekerjaan pembesian adalah:
 Pemotongan besi
 Pembengkokan
 Penyetelan besi beton sesuai dengan gambar

Bahan yang digunakan :


 Besi Beton
 Bendrat

Alat yang digunakan :


 Alat bantu
 Bar Cutter
 Bar Bender

Prosedur Pelaksanaan Pembesian :


 Sebelum dilaksanakan pemotongan dan pembengkokan penyedia jasa mengajukan
request pekerjaan kepada Direksi Pekerjaan
 Pembuatan daftar potong – bengkok besi secara teliti
 Pemisahan penempatan masing – masing diameter besi beton
 Pemotongan besi beton dengan urutan penggunaan konstruksi yang segera dikerjakan
/struktur dari bawah semisal pembuatan potong bengkok untuk pembesian Foot Plate dan
dilanjutkan ke dinding setelah dinding wing wall (pada abutment) sedangkan untuk pilar
dilanjutkan ke tiang pilar.
 Pembekokan besi beton sesua dengan gambar daftar bengkok yang telah di buat.
 Pengelompokan masing – masing tipe potong – bengkok besi
 Penyetelan besi beton sesuai dengan gambar kerja
 Panjang Tulangan lewatan sesuai dengan aturan panjang lewatan yang ditentukan yaitu

40d

Halaman 10
Metode Pelaksanaan

 Pemasangan beton decking + 2 bh / m2 bekisting atau bidang balok/ kolom atau


spesfikasi yang di syaratkan
 Ikatan – ikatan antar tulangan terikat dengan baik
 Potong bengkok dlaksanakan di workshop yang tertutup sehingga tidak terkena panas
maupun hujan

Workshop Pengetesan

Pekerjaan Begesting sesuai spek teknis ( Papan meranti tbl 2 cm )


Pada Pekerjaan menara air, kami menjelaskan tentang begisting karena bila terjadi kesalahan
bisa berakibat fatal baik pada struktur, maupun tandon yang mengakibatkan kebocoran, dalam hal
ini sesuai spek teknis yang tercantum pada dokumen lelang digunakan papan meranti dengan
ketebalan 2cm pada gambar hanya ilustrasi bentuk begisting.

Halaman 11
Metode Pelaksanaan

Halaman 12
Metode Pelaksanaan
Metode Pelaksanaan Pondasi Strauss
7. Menentukan letak tiang straus terlebih dahulu (uitzet), sumbu tiang straus harus tepat pada
Pada titik dimana tiang straus didirikan, supaya dilubang vertikal dengan jalan mengebor sampai
kedalaman rencana dengan sepengetahuan dan persetujuan direksi. Garis tengah bor cukup
diambil 40 cm,sesuai rencana.

8. Setelah pekerjaan pengeboran selesai atau bersamaan dengan pekerjaan pengeboran, pada
lubang tanah lalu dimasukkan pipa besi dengan garis tengah yang sesuai dengan garis tengah
bor (lubang tanah), sehingga ujung pipa tersebut sampai pada dasar pengeboran, hal ini
dilakukan agar lubang pengeboran tidak berubah kedalamannya akibat longsor di dalam.

9. Setelah bor tanah ditarik keluar dari pipa besi, kemudian dalam pipa dimasukkan beton dengan
mutu sesuai rencana dan atas persetujuan direksi.

10. Guna pemadatan campuran beton kering dalam pipa, dipakailah timbris dengan berat kurang
lebih 100 kg yang terbuat dari besi atau kayu dengan garis tengah kurang lebih 25 cm atau 27
cm . Dipakai lebih kecil dimaksudkan agar mempermudah pekerjaan. Campuran beton kering
dalam pipa, kemudian ditimbris beberapa kali sambil pipa secara perlahan diangkat ke atas
setinggi kurang lebih 50 cm.

Halaman 13
Metode Pelaksanaan

11. Campuran beton kering dalam pipa, setelah ditimbris beberapa kali akan mendesak tanah dasar
dan tanah di sampingnya hingga menjadi bentuk kebulat bulatan dan keadaan seperti ini dapat
berfungsi sbagai telapak kaki pondasi tiang straus. Sesudah permukaan beton kering yang
ditimbris dalam pipa mencapai sama tinggi dengan ujung yang telah diangkat setinggi kurang
lebih 50 cm, pekerjaan timbris lalu dihentikan dan alat timbris ditarik keluar dari pipa.

12. Selanjutnya rangkaian tulangan beton kolom bulat dengan garis tengah sesuai dengan garis
tengah lubang pipa yang terdiri dari tulangan pokok dengan begel (sengkang) spiral dimasukkan
ke dalam pipa besi. Pabrikasi besi strauss pile menggunakan sengkang besi sesuai rencana
menggunakan alat gulungan dari pipa dililitkan untuk mendapatkan bentuk spiral kemudian
ditarik dengan jarak antar sengkang sesuai gembar rencana .Besi tulangan utama memakai
dimasukan kedalam lubang besi spiral dan diikat menggunakan kawat ikat.Bagian atas disisakan
bebarapa cm untuk over stek, Proses pemasukan besi atas sepengetahuan dan persetujuan
direksi.

Halaman 14
Metode Pelaksanaan

13. Sesudah tulangan distel (diatur) dengan baik yaitu satu sumbu dengan pipa dan terletak di dasar
beton tumbuk, kemudian campuran beton seuai rencana dan setelah dilakukan slump test dan
seuai dengan persetujuan direksi lalu dimasukkan ke dalam pipa. Bersamaan dengan proses
pengecoran, beton cair dipadatkan dengan alat getar (vibrator) dan pipa besi diangkat perlahan
lahan ke luar dari lubang tanah hingga seluruh lubang tanah terisi penuh dengan beton.

Pekerjaan Aspal
Setelah pekerjaan perbaikan pondasi untuk pekerjaan minor selesai dilaksanakan maka lapisan
pondasi ditutup dengan menggunakan material hotmix campuran aspal panas.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
 Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk
disetujui
 Material campuran aspal panas dihampar dengan tenaga manusia dan dipadatkan dengan
Tendem Roller/ walles.
 Selama pemadatan, pekerja akan merapihkan tepi hamparan dengan menggunakan alat bantu.

Lapis Resap Pengikat


Untuk pekerjaan lapis perkerasan jalan hotmix dapat dilaksanakan setelah pekerjaan perbaikan
pondasi agregat pada badan jalan selesai dilaksanakan. Lapisan pondasi agregat ini ditutup dengan
menggunakan material hotmix laston lapis pondasi (AC-Base) dimana untuk perekatan ke agregat
antara lapis pondasi agregat dengan laston lapis pondasi (AC-Base) menggunakan Lapis Resap
Pengikat yang disiramkan dengan menggunakan aspal sprayer.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

Halaman 15
Metode Pelaksanaan
 Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk
disetujui
 Permukaan yang akan dilapis dibersihkan dari debu dan kotoran dengan Air Compressor.
 Bahan dasar berupa aspal dan kerosene dicampur dan dipanaskan sehingga menjadi campuran
aspal cair.
 Campuran aspal cair disemprotkan dengan Asphalt Sprayer ke atas permukaan yang akan
dilapisi.
 Untuk mengetahui kadar lapis perekat per m2 dilakukan paper test dilokasi pekerjaan

Laston – Lapis Pondasi (AC-Base atau ATB)


Setelah pekerjaan lapis resap pengikat dilaksanakan maka dilanjutkan dengan penghamparan
Laston Lapis Pondasi (AC-Base) setebal 4 cm. Lapisan ini digunakan sebagai lapisan penutup
permukaan pada struktur lapis pondasi agregat. Untuk bahan perekatannya dengan lapis pondasi
agregat dengan menggunakan Lapis Resap Pengikat.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
 Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk
disetujui
 Menyerahkan hasil pengujian m aterial (Job Mix design) material hot mix laston –Lapis Pondasi
(AC-Base) yang akan digunakan dan komposisi harus sesuai Spesifikasi teknik yang
disyaratkan.
 Sebelum pelaksanaan pekerjaan AC-Base dilakukan trial agar bisa diketahui ketebalan dan
densitynya.
 Pencampuran maretial hotmix AC-Base di olah menggunakan AMP.
 Material hot mix AC-Base dimuat langsung kedalam dump truck dan diangkut ke lokasi
pekerjaan.
 Material AC-Base dihampar dengan alat asphalt finisher dan dipadatkan dengan alat tandem
roller dengan lintasan minimum sesuai spesifikasi teknik, kemudian dipadatkan kembali dengan
menggunakan alat pneumatic tire roller dengan lintasan sesuai hasil trial dan dipadatkan
finishing dengan alat tandem roller.
 Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dengan
menggunakan alat bantu.
 Setelah penghamparan dan pemadatan selesai dilaksanakan pengambilan sample dengan core
driil untuk ditest dilab agar diketahui ketebalan dan densitynya.

Lapis Perekat
Sebelum laston Lapis Aus AC-WC Levelling dihampar pada existing jalan, untuk merekatkan antara
permukaan lama dengan yang baru (AC-WC-Levelling) digunakan bahaan lapis perekat yang
disemprotkan dengan menggunakan apal spayer.
Metoda kerja :
 Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untur
disetujui
 Permukaan yang akan dilapis dibersihkan dari debu dan kotoran lainnya dengan air compressor.
 Bahan dasar berupa aspal dan karosene dicampur denagn komposisi sesuai spesifikasi dan
dipanaskan sehingga menjadi campuran aspal cair.
 Campuran aspal cair disemprotkan dengan Asphalt Sprayer ke atas permukaan yang akan
dilapisi.
 Untuk mengetahui kadar lapis perekat per m2 dilakukan paper test dilokasi pekerjaan.

Halaman 16
Metode Pelaksanaan
Laston – Lapis Aus (AC-WC) Levelling
Setelah lapisan perbaikan pekerjaan AC - Base (Patching) dan lapis perekat selesai dilaksanakan
maka dilanjutkan dengan penghamparan lapisan penutup perkerasan hot mix dengan
menggunakan Laston Lapis Aus (AC-WC Leveling) dengan ketebalan sesuai dengan yang
tercantum dalam gambar maupun spesifikasi teknik.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
 Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk
disetujui
 Menyerahkan hasil pengujian m aterial (Job Mix design) material hot mix laston –Lapis Aus (AC-
WC Levelling) yang akan digunakan dan komposisi harus sesuai Spesifikasi teknik yang
disyaratkan.
 Sebelum pelaksanaan pekerjaan AC-WC Levelling dilakukan trial agar bisa diketahui ketebalan
dan densitynya.
 Pencampuran maretial hotmix AC-WC Levelling di olah menggunakan AMP.
 Material hot mix AC-WC Levelling dimuat langsung kedalam dump truck dan diangkut ke lokasi
pekerjaan.
 Material AC-WC Levelling dihampar dengan manual dan dipadatkan dengan walles.
 Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dengan
menggunakan alat bantu.
 Setelah penghamparan dan pemadatan selesai dilaksanakan pengambilan sample dengan core
driil untuk ditest dilab agar diketahui ketebalan dan densitynya.

PEKERJAAN RAILING JEMBATAN

Pekerjaan ini dilaksanakan setelah plat Lantai Jembatan sudah terbangun dan model railing
disesuaikan gambar, Pengelasan dan Pengecatan dilakukan dengan sepengetahuan dan
persetujuan direksi.

3. PEKERJAAN PENGEMBALIAN KONDISI

 Rambu Jalan
Rambu dibuat di luar lokasi pekerjaan untuk kemudian dikirim ke lokasi proyek. Rambu
dibuat dari pipa galvanis 2” dan juga seng dengan diameter 60 cm

Bahan yang digunakan :


 Pipa Galvanis 2”
 Seng diameter 60 cm

Halaman 17
Metode Pelaksanaan

BAB IV
PEKERJAAN PENUNJANG
(TRAFFIC MANAJEMEN)

III.1. Ruang Lingkup.


1. Teknis :
1. Pembukaan median (bila ada), rambu, pole, dan lain-lain untuk kemudahan akses.
2. Perbaikan/penambahan jalan-jalan akses.
3. Pengecekan/penambahan drainase.

2. Sumber Daya Manusia :


1. Penempatan petugas pengatur lalu lintas (flagman)
2. Pengkoordinasian petugas keamanan di kawasan permukiman
3. Petugas pemantau kelancaran traffic.

3. Operasional :
1. Penempatan rambu & lampu pengatur lalu lintas.
2. Pengoptimalan koordinasi dengan instansi terkait pada saat jam-jam sibuk.
3. Persiapan equipment pembantu untuk koordinasi darurat.
4. Persiapan akses-akses divertion road seandainya terjadi traffic jam.
5. Maintenance akses road.

Halaman 18
Metode Pelaksanaan

III.2. Rambu-Rambu yang Digunakan.

Berhenti Jalan Menyempit Hati-Hati Lewat Sini

MAAF HATI-HATI ! MAAF


PERJALANAN KELUAR/MASUK JALAN
ANDA KENDARAAN DIALIHKAN
TERGANGGU PROYEK SEMENTARA

Moveable Barrier

III.3. Manajemen Traffic Pelaksanaan Konstruksi

Area Konstruksi

Flagman

Halaman 19
Metode Pelaksanaan

Halaman 20
Metode Pelaksanaan

Halaman 21

Anda mungkin juga menyukai