Anda di halaman 1dari 65

DOKUMEN TEKNIS

A Metode Pelaksanaan Pekerjaan


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Kegiatan : Pembangunan Gedung Apartemen Magelang

Paket Pekerjaan : Pekerjaan Pembangunan Gedung Apartemen Magelang

Lokasi : Magelang

Tahun Anggaran : 2023

Sumber Dana : DPA Kota Magelang

BAB I

PENDAHULUAN DAN PERSIAPAN

Metode pelaksanaan adalah suatu pedoman tahapan pelaksanaan atau rencana kerja
yang disusun oleh kontraktor dan telah disesuaikan /mengacu pada persyaratan umum dan
teknis yang telah dikehendaki oleh pemilik proyek. Pelaksanaan proyek merupakan tahapan
penting dan membutuhkan pengaturan, metode pelaksanaan pekerjaan yang jelas, serta
pengawasan pekerjaan yang baik, sehingga diperoleh hasil yang baik, tepat waktu, dan sesuai
dengan perencanaan sebelum ya.

Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang menentukan berhasil tidaknya


suatu pekerjaan proyek, oleh karena itu perlu dipersiapkan segala sesuatu yang berhubungan
dengan pelaksanaan proyek seperti teknis pekerjaan, rencana pekerjaan, penjadwalan, serta
tenaga pelaksana khususnya tenaga ahli yang profesional yang dapat mengatur dan
menjalankan pekerjaan dengan baik dan dapat mengambil keputusan keputusan mengenai
permasalahan yang akan dihadapi di lapangan.

Dalam kegiatan Pekerjaan Pembangunan Hotel Nuansa Indah Magelang perlu adanya
proses pengadaan penyedia jasa yang melalui proses pelelangan. Proses pelelangan
menggunakan cara sub kualifikasi Jasa Pelaksana untuk konstruksi bangunan komersial.
Metode ini disusun sebagai salah satu persyaratan pengadaan penyedia jasa dimana di dalam
metode kerja ini dapat menggambarkan kemampuan penyedia jasa dalam melaksanakan
pekerjaan, menggambarkan pemahaman, dan penguasaan pekerjaan mulai dari tahap
persiapan, rencana penanganan pekerjaan utama, atau pekerjaan spesifik sampai dengan serah
terima pekerjaan pertama dan penanganan pada saat pemeliharaan.
BAB II

RUANG LINGKUP PEKERJAAN

2.1 Ruang Lingkup Pekerjaan


Pengadaan Bangunan Gedung Apartemen Magelang dilaksanakan dari pekerjaan
persiapan, pekerjaan tanah, pekerjaan pondasi, pekerjaan lantai 1-lantai 5, pekerjaan
dinding, pekerjaan plaster, pekerjaan keramik, pekerjaan atap, pekerjaan kusen,
pintu dan jendela, pekerjaan daun pintu dan jendela.
2.2 Rincian Pekerjaan
Pelaksanaannya direncanakan akan selesai dalam waktu 730 (Tujuh Ratus Tiga Puluh)
hari kalender yang meliputi seperti dibawah ini :
BAB III

METODE PENYELESAIAN DAN URAIAN PEKERJAAN

3.1 Pekerjaan Persiapan


Adapun pekerjaan persiapan yang harus dilakukan dalam pelaksanaan proyek
konstruksi, antara lain persiapan alat, persiapan bahan dan persiapan tenaga kerja,
dibawah ini dijelaskan dengan rinci yang meliputi pekerjaan persiapan.
1) Direksikeet
Direksikeet merupakan tempat untuk melaksanakan pengawasan,
pengendalian pekerjaan, dan pekerjaan administrasi proyek. Di dalam direksikeet
antara lain terdapat gambar skedul proyek dan gambar bestek, beberapa unit
computer, arsip bahkan bahan bangunan dan peralatan yang digunakan pada
proyek konstruksi tersebut, meskipun untuk beberapa proyek membuat Gudang
sementara, tetapi ada juga yang menyimpan bahan dan peralatan di dalam
direksikeet.
2) Pengukuran dan Bouwplank
Pekerjaan ini dilakukan untuk mensurvei dan memetakan lokasi proyek
yang akan dilakukan pembangunan. Beberapa pekerjaan yang dilakukan dalam
tahap ini adalah :
 Pengukuran batas luas lahan
 Pengukuran batas bangunan
 Penyelidikan tanah
 Pembuatan barak bangunan
 Penyediaan air dan listrik
 Pengukuran as bangunan
 Pemberesan pembersihan lokasi proyek
 Pengerjaan timbunan dan galian (apabila kontur tanah tidak sesuai dengan
perkiraan), dll
Bouwplank sendiri adalah papan bangunan yang dibuat dari kayu untuk
menentukan titik as bangunan sesuai dengan gambar denah sesuai dengan
yang direncanakan. Biasanya akan ada sedikit perbedaan antara perencanaan
dengan pengukuran langsung di lapangan.
3) Persiapan Alat
Peralatan merupakan hal penting yang harus sudah disiapkan sebelum
proyek pembangunan berjalan. Disini kontraktor harus mempertimbangkan
peralatan atau alat apa saja yang akan digunakan dalam proyek dan apakah semua
alat itu sudah dipunyai atau belum. Bila belum maka dapat ditentukan apakah
peralatan ini kan dibeli atau menyewa nya dari perusahaan lain.
Hal ini tentunya akan disesuaikan dengan anggaran biaya dan juga apakah alat tersebut
akan digunakan kembali atau tidak. Berikut beberapa alat yang harus disiapkan untuk
beberapa pekerjaan dalam pembangunan gedung bertingkat :
Pekerjaan Peralatan
4) Menentukan titik pondasi Theodolite, Prisma dan Tripod Per

Pekerjaan galian Excavator sia

Galian memakai tenaga manusia Cangkul, Linggis dan Palu pa

Palu, Treck Syang, Meteran dan n


Pekerjaan pemasangan bekisting
gergaji
Pekerjaan penulangan Bar Bender dan Bar Cutter
Concrete Pum, Truck Mixer dan
Pekerjaan pengecoran
Vibrator
Bahan
Berbeda dengan peralatan dalam pekerjaan konstruksi, bahan yang digunakan
umumnya hanya digunakan untuk sekali pakai. Bahan yang harus disiapkan
dalam proyek konstruksi bangunan bertingkat adalah :

Pekerjaan Nama Bahan


Pekerjaan bekisting Multiplek 9 mm, Kaso 5/7 dan Paku
Pekerjaan penulangan Baja Tulangan da Kawat Benrat
Pekerjaan pengecoran Beton Ready Mix
Khusus untuk bahan beton ready mix dapat disiapkan ketika proses
pengecoran dilakukan. Hal ini karena beton ready mix merupakan cor beton yang
siap digunakan.
5) Persiapan Tenaga Kerja
Setelah peralatan dan bahan yang diperlukan dalam pembangunan gedung
bertingkat telah siap makan persiapan selanjutnya adalah tenaga kerja. Tenaga
kerja dalam proyek pembangunan juga merupakan hal penting yang harus
disiapkan dengan baik. Pastikan tenaga kerja yang mengerjakan proyek
pembangunan mempunyai kualitas yang baik untuk menghasilkan bangunan
sesuai perencana.
Kualitas pekerja menjadi hal penting karena pengawas atau mandor juga
tidak mungkin mengecek setiap detail bangunan. Mereka umumnya hanya
memeriksa bagian-bagian penting dari suatu bangunan saja. Selain kualitasnya
jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan juga harus disesuaikan dengan skala proyek
dan waktu pengerjaan.
3.2 Pekerjaan Tanah
I. Galian Tanah Biasa Sedalam 1 m
Meliputi : Galian Foot Plat, Galian Pondasi Batu Belah
Tenaga Kerja : Pekerja dan Mandor
Peralatan : Alat bantu (Cangkul, Linggis, Dandang Tempat, Tenggok)
Adapun Pelaksanaannya :
 Sebelum melaksanakan penggalian, posisi bouwplank telah tepat baik
ukuran dan kesikuannya dan harus mendapat persetujuan Direksi /
Pengawas lapangan.
 Setelah bouwpalk ditarik benang dan dihubungkan bouwpalk yang satu
dengan yang lainnya maka akan didapat garis lurus yang membentang
kemudian di bagian bawah diberi patok-patok sebagai batas ukuran
untuk memudahkan pekerja untuk menggali.
 Galian dilaksanakan hingga kedalaman dan dimensi galian sesuai
gambar dan sesuai petunjuk direksi pekerjaan.
 Tanah bekas galian ditempatkan pada posisi yang aman agar tidak
mengganggu pekerjaan selanjutnya/yang lainnya.
II. Membuang Tanah Sejauh 40 m
Meliputi : Sisa tanah bekas galian yang tidak digunakan/lebih
Tenaga Kerja : Pekerja dan Mandor
Peralatan : Pick up dan Alat Bantu (Cangkul, Tenggok)
Adapun Pelaksanaannya :
 Pekerjaan ini dilaksanakan bersamaan pekerjaan urugan dengan
memastikan volume tanah telah diperhitungkan sisa untuk timbunan dan
yang dibuang adalah material galian yang kurang baik untuk pekerjaan
timbunan.
 Material bekas galian yang sisa untuk urugan kembali dibuang sesuai
petunjuk direksi pekerjaan.
III. Urugan Tanah Kembali
Urugan Tanah kembali yaitu urugan yang berasal dari tanah bekas galian
pondasi yang diurugankan kembali pada bidang bekas galian, pekerjaan
tersebut dilaksanakan setelah selesai pemasangan pondasi foot plat sebelum
dipasang pondasi batu kali diatas footplat dan setelah pemasangan pondasi batu
kali.
Meliputi : Foot Plat dan Pondasi Batu Belah
Tenaga Kerja : Pekerja dan Mandor
Peralatan : Alat Bantu (Cangkul, Tenggok,dll)
Adapun Pelaksanaannya :
 Setelah Beton Foot Plat selesai terpasang dan cukup kering kemudian
dapat dilaksanakan pekerjaan urugan kembali sampai ketinggian tanah
dasar pondasi batu belah, dan setelah dilaksanakan pemasangan pondasi
kemudian dapat dilanjutkan urugan kembali sampai batas ketinggian
sesuai gambar.
 Pekerjaan urugan kembali dilaksanakan secara bertahap lapis demi lapis
setiap ketebalan urugan 20 cm kemudian dipadatkan dan diurug kembali
kemudian dipadatkan lagi sampai batas elevasi yang telah ditunjuk
dalam gambar.
IV. Urugan Pasir
Meliputi : Foot Plat, Pondasi Batu Belah dan Urugan Pasir Bawah Lantai
Tenaga Kerja : Pekerja dan Mandor
Peralatan : Alat Bantu (Cangkul,Sekop, Tenggok,dll)
Adapun Pelaksanaannya :
 Setelah galian foot plat selesai dan telah sesuai gambar dan sesuai
petunjuk direksi pekerjaan.
 Setelah galian pondasi pasangan batu kali selesai dan telah sesuai
gambar dan sesuai petunjuk direksi pekerjaan.
a. Material Pasir urug yang telah siap kemudian dihamparkan ke dalam
lubang galian foot plat maupun pondasi pasangan batu yang telah
siap dengan ketebalan padat sesuai gambar.
b. Kemudian pasir urug dipadatkan dan dibantu pemadatanya
menggunakan siraman / genangan air dan diratakan hingga
ketebalan padat pasir sesuai gambar.
c. Untuk urugan Pasir Bawah lantai dilaksanakan setelah tanah dasar
dipadatkan, kemudian baru dihampar pasir uruk dan dipadatkan
dengan siraman air/genangan air.
d. Pekerjaan ini menggunakan pasir yang memenuhi syarat untuk pasir
urug.
3.3 Pekerjaan Pondasi
Tiang pancang 35x35 L=21 meter & L=17 meter dengan alat pancang hidrolis
tekan
Berikut ini adalah langkah-langkah pengerjaan yang dilakukan sebelum dan saat
proses pemancangan dilakukan sampai dengan selesai:
1. Melakukan survey dan melakukan cek antara gambar kerja dengan kondisi
di lapangan, apakah sudah sesuai dengan gambar kerja atau Akan ada
penyesuaian kembali.
2. Pelaksana kontraktor harus mengkoordinasikan dengan Direksi Pekerjaan
mengenai urut-urutan alur kerja / prioritas kerja dengan mempertimbangkan
urutan penyelesaian pekerjaan yang diminta dan aksesibilitas kerja agar tercapai
produktivitas yang terbaik.
3. Surveyor melakukan marking dan setting out titik-titik tiang pacang sesuai
gambar
kerja/shop drawing.
4. Penggunaan tanda-tanda dan penomoran titik pancang harus disepakati agar tidak
terjadi kesalahan dalam membedakan titik-titik pemancangan dengan titik as atau
grid bangunan.
5. Penempatan tiang pancang diletakkan sedekat mungkin dengan lokasi
pemancangan agar tidak terjadi pengangkatan dan pemindahan yang
berulangulang sehingga resiko tiang rusak / pecah atau patah akibat pengangkatan
dapat ditekan seminimal mungkin. Posisi penumpukan tiang pancang juga perlu
diperhatikan, sebaiknya penumpukan tiang diberi pad atau dudukan agar tidak
bersentuhan langsung dengan tanah. Hal ini dimaksudkan agar tiang-tiang tidak
mengalami penurunan kualitas dimana tulangan besi tiang pancang bisa
mengalami korosi.
6. Tiang yang akan dipancang harus diperiksa kondisi fisiknya apakah dalam
keadaan baik (tidak mengandung retak-retak, keropos, dll) dan diberi tanda
ukuran panjangnya setiap 50 cm dengan cat. Dan di cek untuk umur dari beton
tersebut serta melakukan hammer test untuk mengecek mutu pancang sudah
sesuai dengan rencana.
7. Sebelum proses pemancangan dengan sisten tekan, cek alat HSPD dalam keadaan
rata dengan bantuan alat "Nivo" yang terdapat pada ruang operator dibantu
dengan alat waterpass yg diletakkan pada posisi long boat (chasis panjang).
8. Proses pemancangan dimulai dengan tiang pancang diangkat dengan bantuan
service crane yang tergabung dalam unit HSPD dan dimasukkan peralatan ke
dalam lubang pengikat tiang atau yang disebut “Clamping Box “, kemudian
sistem jack- in akan naik dan mengikat atau memegangi tiang pancang tersebut,
ketika tiang sudah dipegang erat oleh “Clamping Box“, maka tiang mulai ditekan
tiap 1.5 m. Di saat pemancangan dilakukan check verticality tiang pancang setiap
kedalaman 0.5 m s/d 2 m.
9. Untuk mengetahui besarnya tekanan yang diberikan pada tiang pancang pada alat
ini dilengkapi dengan manometer oil pressure yang terletak pada ruang control /
kabin. Besarnya tekanan yang diberikan kemudian dikonversikan ke pressure
force dengan menggunakan tabel yang ada.
10. Bila “Clamping Box “ hanya mampu menekan tiang pancang sampai bagian
pangkal lubang mesin saja, maka penekanan dihentikan dan “Clamping Box“
bergerak naik ke atas untuk mengambil tiang pancang sambungan yang disiapkan
atau dolly bila tidak dilakukan penyambungan.
11. Apabila dilakukan penyambungan pada tiang pancang maka tiang sambungan
(upper pile) diangkat dengan bantuan “service crane” dan dimasukkan ke dalam
“Clamping Box“ seperti pada awal permulaan pemancangan tiang pancang
pertama (bottom pile). Bila tiang sudah dipegang erat oleh “Clamping Box”,
maka tiang mulai ditekan mendekati tiang pancang pertama (bottom pile).
Penekanan dihentikan sejenak saat kedua tiang sudah bersentuhan. Hal ini
dilakukan guna mempersiapkan penyambungan kedua tiang pancang dengan
pengelasan. Sebelum pengelasan cek kembali verticality tiang.
12. Setelah pengelasan selesai tiang kemudian ditekan kembali hingga kedalaman
yang direncanakan atau sesuai dengan desain load / beban rencana tiang pancang.
Kemudian dilakukan test PDA (Pile Driving Analyzer) yang bertujuan untuk :
a. Daya dukung aksial tiang pancang.
Penentuan daya dukung aksial tiang didasarkan pada karakteristik dari pantulan
gelombang yang diberikan oleh reaksi tanah (lengketan dan tahanan ujung)
Korelasi yang baik antara daya dukung tiang yang diberikan dari hasil PDA
dengan cara statis yang konvensional telah diakui, yang membawa pada
pengakuan PDA sebagai metode yang sah dalam ASTM 1)4945-1996. Meski
demikian, harus dicatat korelasi yang ditujukan dalam grafik didasarkan pada
hasil pengujian jika daya dukung batas (ultimate) dicapai baik dengan 'PDA '
maupun dengan pengujian statis yang konvensional.
b. Keutuhan Tiang pancang
Kerusakan pada fondasi tiang dapat terjadi karena beberapa hal antara lain pada saat
pengangkatan tiang atau selama pemancangan tiang. Untuk tiang bor,
pengecilan penampang dan longsomya tanah adalah kerusakan yang paling
umum dijumpai. Kerusakan ini dapat dideteksi dengan 'PDA'. Berdasarkan gaya
dan kecepatan yang terekam dari gelombang selama perambatannya sepanjang
tiang, lokasi dari kerusakan dapat dideteksi dan luas penampang sisa dari tiang
dapat diperkirakan. Jika hanya keutuhan tiang saja yang dibutuhkan, sebuah sub
sistem dari 'PDA' yang disebut Pile Integrity Tester lebih ekonomis untuk
digunakan dari pada 'PDA'.
c. Peralatan yang digunakan untuk pengujian test PDA tersebut adalah:
 Piling Driver Analyzer (PDA)
 Dua (2) strain transducer
 Dua (2) accelerometer
 Kabel Penghubung
d. Persiapan Pengujian Test PDA (Pile Analyzer Test)
 Penggalian tanah permukaan sekeliling kepala tiang, apabila kepala tiang
sama rata permukaan tanah.
 Pengeboran lubang kecil pada tiang untuk pemasangan strain transducer
dan accelerometer.
e. Informasi yang diperlukan dalam test PDA (Pile Analyzer Test)
 Gambar yang menunjukan lokasi dan identifikasi tiang.
 Tanggal pemancangan.
 Panjang tiang dan luas penampang tiang.
 Panjang tiang tertanam.
f. Prosedur Pengujian Test PDA
(Pile Driver Analyzer) Pengujian dinanlls tiang didasarkan pada analisis gelombang
satu dimensi yang terjadi ketika tiang dipukul oleh palu. Regangan dan
percepatan selama pemaneangan diukur menggunakan strain transducer dan
accelerometer. Dua buah strain transducer dan dua buah accelerometer dipasang
pada bagian atas dari tiang yang diuji (kira-kira 1,5- x diameter dari kepala
tiang). Pemasangan kedua instrument pada setiap pengukuran dimaksudkan
untuk menjamin hasil rekaman yang baik dan pengukuran tambahan jika salah
satu instrument tidak bekerja dengan baik. Pengukuran direkam oleh 'PDA' dan
dianalisis dengan Case Method' yang sudah umum dikenal, berdasarkan teori
gelombang satu dimensi
Pile Caps
1. Pekerjaan persiapan
Pekerjaan persiapan yaitu menentukan as pile cap dengan menggunakan theodolite
dan waterpass berdasarkan shop drawing yang dilanjutkan dengan pemasangan
patok as pile cap.
2. Penggalian
Tanah digali sesuai dengan ukuran dan kedalaman/elevasi yang telah direncanakan
sesuai gambar rencana
3. Pemotongan dan Pembongkaran Tiang Bor
Pembongkaran ini dilakukan hanya pada bagian betonnya saja sehingga
menyisakan besi tulangannya yang akan digunakan untuk stek pondasi sebagai
pengikat dengan pile cap. Pemotongan dilakukan hanya sampai elevasi bottom
of concrete yaitu dengan menyisakan beton setebal 100 mm dari lantai kerja pile
cap.
4. Pemasangan Bekesting
Metode pemasangan bekisting yang digunakan adalah metode tradisional, dimana
bekisting pile cap menggunakan multipleks dipaku pada balok kayu yang telah
ditanam pada tanah, dan diatur sedemikian rupa sampai menjadi bentuk yang
sesuai dengan gambar. Setelah pemasangan rangkaian bekisting selesai
dilaksanakan maka pada sisi-sisi samping rangkaian bekisting tersebut diurug
tanah sehingga padat untuk memperkuat bekisting tersebut.
5. Pengurugan dan Pemasangan Lantai Kerja
Pembuatan lantai kerja dilakukan setelah tanah galian selesai diurug dengan pasir.
Pengurugan dengan pasir setebal 100 mm kemudian dipadatkan dan diratakan.
Pemasangan lantai kerja dilakukan dengan tebal minimal 5 cm diatas urugan
pasir. Pembuatan lantai kerja ini dilakukan dengan membuat adukan sendiri dari
pasir dan Portland Cement.
6. Penulangan Pile Cap
Pemasangan besi tulangan yang langsung dirangkai di atas lantai kerja sesuai
dengan ukuran dan jumlah yang telah direncanakan. Diameter besi tulangan
yang dipasang untuk pile cap adalah D13, D16, D19. Pekerjaan pembesian ini
juga meliputi tulangan utama atas dan bawah, tulangan samping, tulangan stek
pondasi, pemasangan kaki ayam, pemasangan beton decking, dan pemasangan
stek pile cap sebagai penghubung menuju kolom.
7. Pengecoran Pile Cap
Sebelum pengecoran terlebih dahulu dilakukan pembersihan dari debu ataupun
kotoran seperti tanah, sisa kawat, maupun plastic pada area yang akan dicor
menggunakan compressor. Pengecoran untuk pile cap dilakukan sesuai shop
drawing.
3.4 Pekerjaaan Kolom
Pada pekerjaan kolom hal yang pertama dilakukan ialah menentukan titik
kolom, setelah itu tentukan stek tulangan kolom untuk lantai 1 dan marketing kolom
tersebut, bersamaan pula dilakukan pekerjaan pabrikasi yang dilakukan dilos besi.
Setelah di pabrikasi angkut tulangan kolom tersebut ke area titik kolom dan pasang
tulangan kolom, kemudian pasang sepatu kolom setelah tulangan kolom selesai
dipasang, pemasangan bekesting dilakukan dengan bantuan alat berat tower crane
kemudian cek ketegakan kolom apabila kolom tersebut telah lurus kolom siap di cor
dan setela 7 jam, bekesting kolom boleh dibongkar. Rangkaian pekerjaan kolom
dapat dilihat dibawah ini :

Pekerjaan kolom merupakan pekerjaan beton bertulang struktur kolom yang


merupakan batang vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok.
Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting
dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi
kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan
juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996).
SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur
bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan
bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.
Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi.
Pekerjaan kolom yang digunakan ialah pekerjaan kolom struktur beton
bertulang Beton yang digunakan menggunakan beton ready mix dengan mutu beton
K-300. Dimensi kolom yang ditinjau berbeda-beda sesuai perencanaan. Berikut
tipe-tipe kolom yang ditinjau dalam gambar shop drawing. Detail dan dimensi
kolom terlampir pada lampiran 3. Tatapan pekerjaan kolom meliputi pekerjaan
tulangan, pekerjaan bekisting. pekerjaan pengecoran dan pekerjaan pembongkaran
bekisting :
1. Pekerjaan Tulangan
Pekerjaan tulangan kolom menggunakan sistem perakitan di tempat
los besi untuk ring atau sengkang kolom, akan tetapi untuk tulangan
utama sistem perakitan ditempat. Untuk tipe tulangan yang dipakai
yaitu tipe tulangan ulir. Untuk kolom utama menggunakan tulangan
ulir diameter 19. Sedangkan untuk kolom praktis menggunakan
tulangan ulir diameter 12. Berikut alat dan bahan yang digunakan
untuk pekerjaan penulangan kolom :
 Baja tulang ulir, berfungsi sebagai penahan gaya tarik pada konstruksi
beton bertulang pada balok.
 Kawat Bendrat, berfungsi sebagai pengikat antar tulangan.
 Tang besi, berfungsi sebagai pengikat untuk pemasangan kawat bendrat.
 Mesin pemotong tulangan, berfungsi untuk memotong tulangan.
 Meteran, berfungsi untuk melakukan pengukuran pada pekerjaan tulangan.
 Kapur, berfungsi sebagai penanda untuk pemotongan baja tulangan.
 Gunting pemotong tulangan, berfungsi untuk memotong tulangan secara
manual.
 Mesin pembengkok tulangan, berfungsi sebagai pembengkok tulangan.
Tahapan pelaksanaan pekerjaan penulangan kolom meliputi :
a. Pemotongan baja tulangan untuk sengkang atau ring kolom berdasarkan
dimensi yang telah direncanakan dan pemotongan tulangan utama kolom di
los besi.
b. Pengangkutan baja tulangan menggunakan alat berat truck dari lokasi los
besi ke lokasi proyek.
c. Selanjutnya pengangkutan baja tulangan siap rakit ke area yang dekat
dengan kolom yang akan dipasang tulangan dengan menggunakan tower
crane.
d. Merakit tulangan utama dan sengkang kolom serta mengatur jarak sengkang
kolom baik itu untuk tulangan tumpuan maupun
lapangan.
e. Tulangan kolom yang telah dirakit diangkut menggunakan tower crane ke
dalam kolom yang telah dipasang stek kolom.
f. Perkuat sambungan stek kolom dengan tulangan utama menggunakan
kawat bendrat.
2. Pekerjaan Bekesting
Pekerjaan bekisting pada kolom menggunakan sistem semi konvensional. Acuan
pada bekisting kolom menggunakan plywood dan sabuk pengikatnya
menggunakan baja hollow. Bekisting pada kolom ini menggunakan 4 sabuk
pengikat serta clemp sebagai penjepit antar siku.
Alat dan bahan untuk pekerjaan bekisting kolom meliputi :
 Meteran, berfungsi untuk mengukur berbagai pengukuran pada pekerjaan
bekisitng.
 Plywood 12 mm, berfungsi sebagai acuan atau penahan langsung berat
beban, tulangan dan berat beton segar.
 Clemp, berfungsi sebagai pengikat sabuk kolom.
 Sabuk Pengikat, berfungsi sebagai pengikat acuan bekisting pada kolom.
 Sepatu kolom, berfungsi sebagai penanda selimut beton.
Tahapan pekerjaan bekisting kolom ialah :
a. Pasang kaki kolom untuk menentukan selimut beton kolom. Pemasangan
kaki kolom menggunakan plat besi dan las sebagai pengikatnya.
b. Karena bekisting kolom menggunakan sistem semi modern, perakitannya
telah dilakukan dilos kayu. Selanjutnya bekisting kolom yang diangkut
menggunakan tower crane dan ditempatkan pada kolom yang telah diberi
kaki kolom.
c. Untuk dimensi kolom yang berbeda misalnya, untuk kolom yang terletak
pada as 1 dengan tipe kolom KP yang memiliki dimensi 130x130mm
bekisting kolom masih dilakukan dengan menggunakan sistem
konvensional. Acuan nya terbuat dari plywood, sedangkan untuk sabuk
pengikatnya masih terbuat dari balok kayu.
d. Setelah terpasang, maka kunci sabuk pengunci menggunakan clemp.
e. Untuk menjaga ketegakan dan kelurusan pada bekisting, maka digunakan
unting-unting.
3. Pekerjaan Pengecoran
Pekerjaan pengecoran kolom dilakukan setelah pekerjaan bekisting telah selesai
dikerjakan. Pengecoran kolom menggunakan beton ready mix dengan mutu
beton K-300. Berikut adalah alat yang dibutuhkan untuk pekerjaan pengecoran :
 Beton segar ready mix K-300, berfungsi sebagai bahan utama untuk
struktur beton bertulang pada plat dan balok.
 Tower crane, berfungsi sebagai alat angkat beton segar ke area cor.
 Bucket kapasitas 0.9 m3, berfungsi sebagai wadah penampung beton segar.
 Selang tremi, berfungsi sebagai penyambung pada bucket untuk
menuangkan beton segar ke kolom.
 Mesin vibrator, berfungsi untuk memadatkan beton segar.
Sama halnya dengan pekerjaan plat dan balok, pada pekerjaan kolom terdapat
langkah teknis yang harus dipersiapkan yaitu :
a. Pastikan semua tulangan dan bekisting telah dicek.
b. Pengujian test slump dan kuat tekan beton. Pengujian test slump bertujuan
untuk mengetahui nilai kelecakan suatu beton segar. Pada pekerjaan
pengecoran kolom ini tidak dilaksanakan.
c. Masukkan beton segar kedalam bucket berkapasitas 0.9 m3.
d. Sambungkan bucket dengan tremi sepanjang 4 meter . bucket yang telah
terpasang tremi.
e. Tuang beton segar kedalam area kolom siap cor.
f. Beton yang dituang tidak sepenuhnya, melainkan hanya ¾ dari tinggi
kolom.
g. Beton yang telah dituang kemudian dipadatkan dengan mesin vibrator.
4. Pekerjaan Pembongkaran Bekisting
Pekerjaan pembongkaran bekisting kolom dilakukan apabila beton telah cukup
umur yakni selama 7-8 jam. Beton yang cukup umur ialah beton yang dapat
menahan berat sendiri dan beban dari luar. Bekisting yang telah dibongkar
dibersihkan dari sisa-sisa beton yang melekat dan disimpan pada tempat yang
terlindung untuk menjaga bekisting untuk pekerjaan selanjutnya. Pekerjaan
pembongkaran bekisting kolom dilakukan dengan tidak mengurangi keamanan
dan kemampuan struktur. Alat yang digunakan untuk pekerjaan bekisting
meliputi :
 Palu, berfungsi untuk membuka paku pada bekisting.
 Linggis, berfungsi untuk membuka rangkaian papan bekisting.
Berikut adalah tahapan pembongkaran bekisting :
a. Siapkan peralatan yang digunakan untuk pembongkaran.
b. Bongkar clemp yang terpasang pada sabuk pengikat.
c. Bongkar bagian-bagian bekisting kolom dengan hati-hati agar tidak
merusak kolom dan bekisting masih dapat digunakan untuk pekerjaan
kolom selanjutnya.
d. Angkut bekisiting kolom dengan tower crane ke daerah yang terlindungi.
e. Setelah proses pembongkaran bekisting, maka selanjutnya pengecekan hasil
cor yang dilakukan oleh QC. Jika ditemui hasil cor yang kurang bagus,
maka selanjutnya dilakukan perbaikan sesuai dengan instruksi yang QC
berikan.
3.5 Pekerjaan Sloof
Pelaksanaan pengecoran beton dilakukan setelah pemasangan bekisting dan
tulangan selesai, dalam hal ini pelaksanaan pengecoran dilakukan serentak untuk
semua balok sloof pada ketinggian tertentu sehingga akan mempercepat waktu,
dimana pengecoran dimulai dari balok terujung dan di lanjut ke balok sloof
berikutnya.
Penuangan spesi beton ke balok sloof beton dengan menggunakan talang cor /
atau menggunakan pump concrate dan dalam pelaksanaan ini kami menggunakan
beton jadi (Ready mix) Sebelum pelaksanaan pengecoran, dilakukan hal-hal sebagai
berikut:
1. Menyiapkan alat-alat pendukung di lapangan seperti vibrator, pipa penyalur
beton, air compressor, lampu penerangan jika pengecoran dilakukan malam
hari.
2. Sebelum adukan beton dimasukkan ke dalam pompa, dilakukan pengambilan
benda uji dan test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi syarat maka
adukan beton ditolak.
3. Memeriksa jumlah, letak, jarak antara panjang penyaluran, panjang
penjangkaran, diameter tulangan, beton decking dan “kaki ayam” yang harus
sesuai dengan gambar rencana. Diperiksa pula posisi bekisting agar cukup
kokoh menahan beban.
4. Membersihkan bekisting dan tulangan dari segala jenis sampah dan kotoran
dengan kompresor, kemudian dilapisi dengan mud oil.
5. Lubang-lubang untuk instalasi listrik, air dan lain-lain harus terpasang dengan
baik. Setelah hal-hal tersebut diatas telah dilaksanakan maka pengecoran dapat
dilaksanakan.
Pengambilan sample beton kubus / silinder sebagai quality control management mutu
material harus mencapak karakteristik 250 kg/cm2 
3.6 Pekerjaan Tangga
Pada pekerjaan tangga hal yang pertama yang dilakukan marking untuk
menentukan tinggi offtrede dan besarnya antrede, persiapan tulangan pun dilakukan
ditempat lain dengan metode fabrikasi. Setelah itu pasang bekisting tangga dan
pengecekan bekisting tangga. Kemudian dilakukan pemasangan dan perakitan
tulangan. Setelah pekerjaan ini dilakukan, cek kembali bekisting tangga dan tangga
siap dicor dan dibongkar. Berikut rangkaian pekerjaan tangga sebagai berikut :
Pekerjaan tangga merupakan pekerjaan beton bertulang struktur tangga yang
berfungsi sebagai tempat lalu lintas antar lantai. Tangga adalah sebuah konstruksi
yang dirancang untuk menghubungkan dua tingkat vertikal yang mempunyai jarak
satu sama lain. Konstruksi tangga merupakan konstruksi yang terdiri atas injakan
dan tanjakan.
Pekerjaan tangga meliputi pekerjaan pemasangan bekisting, pekerjaan
pemasangan tulangan, pekerjaan pengecoran dan pekerjaan pembongkaran
bekisting.
1. Pekerjaan Bekisting
Pekerjaan bekisting merupakan tahapan pekerjaan pada konstruksi tangga
sebelulm pekerjaan penulangan. Bekisting sendiri berfungsi sebagai wadah atau
cetakan untuk beton. Pekerjaan bekisting tangga menggunakan sistem semi
konvensional. Sistem konvensional ini terlihat dengan adanya pemakaian
plywood dan scaffolding.
Bahan-bahan yang digunakan untuk pekerjaan bekisting diantaranya :
 U-head, berfungsi sebagai penyimpan balok suri-suri.
 Join Pin, berfungsi sebagai penyambung antar main frame atau antara main
frame dengan jack base.
 Cross brace, berfungsi sebagai pengaku dan pengikat antar main frame.
 Main frame, merupakan bagian utama scaffolding sebagai penyalur beban
dari atas ke jack base.
 Jack base, berfungsi sebagai kaki/pondasi scaffolding.
 Meteran, berfungsi untuk mengukur berbagai pengukuran pada pekerjaan
bekisting.
 Plywood 12 mm, berfungsi sebagai acuan atau penahan langsung berat
beban, tulangan, dan berat beton segar.
 Paku, berfungsi sebagai pengaku dan penyambung antar plywood.
 Balok suri-suri, berfungsi sebagai penopang acuan dan penyalur beban dari
plywood ke u-head.
 Hollow, berfungsi sebagai penopang acuan dan penyalur beban dari plywood
ke u-head.
 Pensil, berfungsi sebagai pemberi tanda pada bekisting.
 Gergaji kayu, berfungsi sebagai pemotong plywood maupun material kayu
lainnya.
 Palu, berfungsi sebagai pemberi tumbukan pada benda kerja.
Tahapan pekerjaan bekisting untuk pekerjaan tangga ialah :
a. Sebelum pemasangan bekisting, pekerjaan pengukuran dan pekerjaan
marking terlebih dahulu dilakukan, pekerjaan marking sebagai tanda untuk
kemiringan tangga yang akan dipasang bekisting, dan juga marking untuk
injakan dan tanjakan.
b. Memasang jack base yang berfungsi sebagai penyangga utama untuk tetap
menjaga mainframe berdiri dengan kokoh menahan beban yang dipikul.
Penggunaan jack base sebagai pengatur ketinggian/ elevasi scaffolding
sesuai ketinggian yang telah direncanakan.
c. Memasang mainframe sebagai struktur utama dari scaffolding itu sendiri.
d. Memasang cross brace sebagai pengaku dan pengikat antar mainframe
untuk menjaga struktur scaffolding tetap kokoh dan berdiri tegak.
e. Memasang u-head jack sebagai penyangga balok suri-suri. Selain itu u-head
juga berfungsi untuk mengatur ketinggian dan kemiringan bekisting.
f. Memasang plywood dengan kemiringan yang telah direncanakan sebagai
dasar plat tangga. Selanjutnya di pasang plywood pada bagian kanan dan
kiri tangga untuk cetakan tanjakan. Tahapan pekerjaan beksiting ini sangat
perlu diperhatikan karena berdampak langsung pada pekerjaan-pekerjaan
selanjutnya.
2. Pekerjaan Tulangan
Pekerjaan tulangan tangga menggunakan sistem pemotongan di tempat los besi dan
perakitan ditempat. Untuk tipe tulangan yang dipakai yaitu tulangan wiremesh
M7 Untuk tulangan utama menggunakan tulangan ulir diameter 13.
Berikut alat dan bahan yang digunakan untuk pekerjaan penulangan tangga :
 Baja tulang ulir, berfungsi sebagai penahan gaya tarik pada konstruksi beton
bertulang pada tangga.
 Kawat Bendrat, berfungsi sebagai pengikat antar tulangan.
 Tang besi, berfungsi sebagai pengikat untuk pemasangan kawat bendrat.
 Mesin pemotong tulangan, berfungsi untuk memotong tulangan.
 Meteran, berfungsi untuk melakukan pengukuran pada pekerjaan tulangan.
 Kapur, berfungsi sebagai penanda untuk pemotongan baja tulangan.
 Gunting pemotong tulangan, berfungsi untuk memotong tulangan secara
manual.
 Mesin pembengkok tulangan, berfungsi sebagai pembengkok tulangan.
Tahapan pelaksanaan pekerjaan penulangan tangga meliputi :
a. Pemotongan baja tulangan utama kolom di los besi.
b. Pengangkutan baja tulangan menggunakan alat berat truck dari lokasi los besi
ke lokasi proyek.
c. Selanjutnya pengangkutan baja tulangan siap rakit ke area yang dekat dengan
tangga yang akan dipasang.
d. Merakit tulangan utama pada tangga.
e. Pemasangan tulangan cakar ayam pada plat tangga.
f. Pemasangan beton decking sebagai selimut plat tangga.
g. Pemasangan tulangan pondasi tangga.
3. Pekerjaan Pengecoran
Pekerjaan pengecoran tangga dilakukan setelah penulangan telahselesai dikerjakan.
Pengecoran tangga menggunakan beton ready mix dengan mutu beton K-250.
Berikut adalah alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pekerjaan pengecoran :
 Beton segar ready mix K-250, berfungsi sebagai bahan utama untuk struktur
beton bertulang pada plat dan balok.
 Tower crane, berfungsi sebagai alat angkat beton segar ke area cor.
 Bucket kapasitas 0.9 m3, berfungsi sebagai wadah penampung beton segar.
 Selang tremi, berfungsi sebagai penyambung pada bucket untuk menuangkan
beton segar ke kolom.
 Mesin vibrator, berfungsi untuk memadatkan beton segar.
Selanjutnya untuk tahapan pekerjaan pekerjaan tangga meliputi :
a. Pastikan semua tulangan dan bekisting telah dicek
b. Pembersihan area yang akan dicor menggunakan mesin air compressor
c. Pengujian test slump dan kuat tekan beton. Pengujian test slump bertujuan
untuk mengetahui nilai kecelakaan suatu beton segar. Pada pekerjaan
pengecoran tangga ini tidak dilaksanakan.
d. Masukkan beton segar ke dalam bucket berkapasitas 0.9 m3. Bucket yang
sedang diisi dengan beton.
e. Sambungkan bucket dengan tremi sepanjang 4 meter. Bucket yangtelah
terpasang tremi.
f. Tuang beton segar kedalam area tangga siap cor.
g. Beton yang dituang secara bertahap dari atas tangga ke bawah hingga
pondasi tangga.
h. Gunakan pacul untuk menyebarkan campuran beton segar dan batang kayu
serta baja tulangan untuk memadatkan dan memasukkan campuran beton.
i. Beton yang telah dituang kemudian dipadatkan dengan mesin vibrator.
j. Ratakan permukaan injakan dengan ruskam.
4. Pekerjaan Pembongkaran Bekisting
Pekerjaan pembongkaran bekisting tangga dilakukan apabila beton telah cukup umur
yakni selama 7 hari. Beton yang cukup umur ialah beton yang dapat menahan
berat sendiri dan beban dari luar. Bekisting yang telah dibongkar dibersihkan dari
sisa-sisa beton yang melekat dan disimpan pada tempat yang terlindung untuk
menjaga bekisting untuk pekerjaan selanjutnya. Alat yang digunakan untuk
pekerjaan bekisting pada plat tangga ialah :
 Palu, berfungsi untuk membuka paku pada bekisting.
 Linggis, berfungsi untuk membuka rangkaian papan bekisting.
Berikut adalah tahapan pembongkaran bekisting :
a. Siapkan peralatan yang digunakan untuk pembongkaran.
b. Bongkar plywood secara hati-hati untuk bagian pinggir area yang
beton yang telah cukup umur.
c. Longgarkan u-head dan bongkar plywood secara hati-hati.
d. Buka balok suri-suri kemudian hallow dan bongkar scaffolding.
e. Setelah proses pembongkaran bekisting, maka selanjutnya pengecekan
hasil cor yang dilakukan oleh QC. Jika ditemui hasil cor yang kurang
bagus, maka selanjutnya dilakukan perbaikan sesuai dengan instruksi
yang QC berikan.
3.7 Pekerjaan Plat Lantai dan Balok
Pekerjaan balok dan plat lantai dilakukan pengukuran di lapangan bersamaan
dengan persiapan bekisting dan persiapan tulangan dan dilakukan pabrikasi, kemudian
hasil pengukuran dilapangan di cek dengan gambar apakah sudah sesuai apabila tidak
sesuai dilakukan kembali pengukuran dan apabila telah sesuai dilakukan pemasang
bekisting dan kembali di cek apakah bekisiting tersebut telah sesuai atau belum,
apabila belum sesuai dilakukan perbaikan pada bekisting dan apabila telah sesuai
lengan rencana dilanjutkan dengan pemasangan besi tulangan dan di setelah di pasang
pembesian di lakukan pengecekan pada tulangan apakah sudah sesuai dengan rencana
atau tidak, apabila tidak sesuai besi dilakukan perbaikan dan apabila sudah sesuai
dengan rencana dilanjutkan dengan pekerjaan pembersihan, dan setelah bersih
dilakukan pengecoran. dan dilanjutkan dengan pekerjaan curing, setelah umur
mencukupi bekisting di bongkar. Rangkaian pekerjaan balok dan plat lantai dapat
dilihat pada bagan alir dibawah ini.
Pekerjaan plat merupakan pekerjaan beton bertulang dengan bidang arah
horizontal dengan beban yang bekerja tegak lurus pada struktur tersebut. Plat lantai
adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, merupakan lantai tingkat
pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat yang lain.
Plat lantai didukung balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan.
Ketebalan plat lantai ditentukan oleh:
 Besar lendutan yang diinginkan
 Lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung
 Bahan konstruksi dan plat lantai
Beban yang bekerja diperhitungkan terhadap beban mati maupun beban
hidup yang mengakibatkan terjadinya momen lentur. Ketebalan pada pekerjaan
plat lantai gedung sebesar 150 mm.
Pekerjaan balok merupakan pekerjaan beton bertulang yang direncanakan untuk menahan
tegangan tekan dan tegangan tarik yang diakibatkan oleh beban lentur Balok
merupakan bagian struktur bangunan yang kaku dan dirancang untuk menanggung
dan mentransfer beban menuju elemen-elemen kolom penopang. Pekerjaan plat lantai
dan balok meliputi bekisting, tulangan, pekerjaan pengecoran dan pekerjaan
pembongkaran bekisting, pekerjaan pemasangan :
1. Pekerjaan Tulangan
Pekerjaan tulangan merupakan pekerjaan yang meliputi pekerjaan pemotongan, hingga
pekerjaan perakitan baik itu pekerjaan tulangan yang dirakit ditempat lansung maupun
ditempat lain. Tulangan merupakan salah satu bahan beton bertulang yang berfungsi sebagai
penahan gaya tarik pada struktur balok maupun plat. Pekerjaan tulangan plat lantai dan balok
menggunakan sistem perakitan di tempat los besi, dan selanjutnya diangkut ketempat proyek
menggunakan tower crane. Untuk pekerjaan plat lantai menggunakan tulangan wire mesh tipe
M7 Sedangkan untuk tulangan balok dapat terliahat pada tabel dibawah ini :
Berikut alat dan bahan yang digunakan untuk pekerjaan penulangan plat dan balok
Tulangan Utama Sengkang
No. Jenis Balok
Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan
1. B1 (350x500) 6d19 3d19 θ10-100 θ10-150
2. B2 (300x550) 6d19 2d19 θ10-101 θ10-151
3. B3 (250x500) 5d16 3d16 θ10-102 θ10-152
diantaranya :
 Baja tulangan ulir, berfungsi sebagai penahan gaya tarik pada konstruksi
beton bertulang pada balok.
 Tulangan Wiremesh, berfungsi sebagai penahan gaya tarik pada konstruksi
beton bertulang pada plat lantai.
 Kawat bendrat, berfungsi sebagai pengikat antar tulangan.
2. Pekerjaan Bekisting
Pekerjaan bekisting dilaksanakan setelah pekerjaan marking selesai.
Tahapan pada pekerjaan marking ini telah dilaksanakan sebelum praktek kerja
lapangan. Pekerjaan bekisting merupakan tahapan pekerjaan sebelum pekerjaan
pengecoran. Bekisting sendiri berfungsi sebagai wadah atau cetakan untuk
beton. Pekerjaan bekisting pada plat dan balok menggunakan sistem semi
modern. Sistem semi modern ini terlihat dengan adanya pemakaian plywood
dan scaffolding. Pekerjaan bekisting dibagi ke dalam dua kategori yaitu :
 Acuan
Acuan pada pembangunan gedung ini menggunakan plywood dengan ukuran
dan ketebalan yaitu 12 mm. Plywood yang digunakan memiliki penggunaan
berkisar 8-9 kali pemakan untuk bekisiting.
 Perancah
Perancah atau pendukung acuan pada bekisting plat dan balok menggunakan
Scaffolding. Scaffolding merupakan rangkaian dari besi kokoh menahan
beban sendiri, beban bekisting, beban tulangan, beban beton dan beban
hidup lain diatasnya.
Bahan-bahan yang digunakan untuk pekerjaan bekisting diantaranya :
 U-head, berfungsi sebagai penyimpan balok suri-suri.
 Join Pin, berfungsi sebagai penyambung antar main frame atau antara main
frame dengan jack base.
 Cross brace, berfungsi sebagai pengaku dan pengikat antar main frame.
 Main frame, merupakan bagian utama scaffolding sebagai penyalur beban
dari atas ke jack base.
 Jack base, berfungsi sebagai kaki/pondasi scaffolding.
 Meteran, berfungsi untuk mengukur berbagai pengukuran pada pekerjaan
bekisting.
 Plywood 12 mm, berfungsi sebagai acuan atau penahan langsung berat
beban, tulangan, dan berat beton segar.
 Paku, berfungsi sebagai pengaku dan penyambung antar plywood.
 Balok suri-suri, berfungsi sebagai penopang acuan dan penyalur beban dari
plywood ke u-head.
 Hollow, berfungsi sebagai penopang acuan dan penyalur beban dari
plywood ke u-head.
 Pensil, berfungsi sebagai pemberi tanda pada bekisting.
 Gergaji kayu, berfungsi sebagai pemotong plywood maupun material kayu
lainnya.
 Palu, berfungsi sebagai pemberi tumbukan pada benda kerja.
Tahapan pekerjaan bekisting untuk plat dan balok adalah :
a. Memasang jack base yang berfungsi sebagai penyangga utama untuk
tetap menjaga mainframe berdiri dengan kokoh menahan beban yang
dipikul. Penggunaan jack base sebagai pengatur ketinggian/ elevasi
scaffolding sesuai ketinggian yang telah direncanakan.
b. Memasang mainframe sebagai struktur utama dari scaffolding itu
sendiri.
c. Memasang cross brace sebagai pengaku dan pengikat antar mainframe
untuk menjaga struktur scaffolding tetap kokoh dan berdiri tegak.
d. Memasang u-head jack sebagai penyangga balok suri-suri. Selain itu u-
head juga berfungsi untuk mengatur ketinggian struktur balok yang akan
direncanakan.
e. Pasang balok, suri-suri dan pasang hollow diatas balok
f. Memasang plywood sebagai cetakan untuk beton segar.
Tahapan pekerjaan beksiting ini sangat perlu diperhatikan karena berdampak
langsung pada pekerjaan-pekerjaan lainnya. Persyaratan pekerjaan beksiting
menurut Dinas Pekerjaan Umum yang harus dipenuhi ialah:
 Syarat Kekuatan, yaitu bagaimana material bekisting seperti balok kayu
tidak patah ketika menerima beban yang bekerja.
 Syarat Kekakuan, yaitu bagaimana meterial bekisting tidak mengalami
perubahan bentuk/deformasi sehingga tidak membuat struktur sia-sia.
 Syarat Stabilitas, yang berarti bahwa balok bekisting dan tiang/perancah
tidak runtuh tiba-tiba akibat gaya yang bekerja
3. Pekerjaan Pengecoran
Pekerjaan pengecoran merupakan pekerjaan penuangan beton segar
kearea yang telah bekisting yang telah diberi tulangan. Pengecoran
pada plat lantai dan balok menggunakan beton ready mix dengan
perusahaan adhimix dan pionir. Berikut adalah alat dan bahan yang
digunakan untuk pekerjaan pengecoran pada plat lantai dan balok :
 Beton segar ready mix K-250, berfungsi sebagai bahan utama untuk
struktur beton bertulang pada plat dan balok.
 Tower crane, berfungsi sebagai alat angkat beton segar ke area cor.
 Bucket kapasitas 0.9 m3, berfungsi sebagai wadah penampung beton
segar.
 Ruskam kayu, berfungsi untuk meratakan permukaan plat.
 Penyapu kayu, berfungsi sebagai penyapu beton untuk masuk ke dalam
tulangan.
 Mesin vibrator, berfungsi untuk memadatkan beton segar.
 Waterpass, berfungsi untuk mengecek kerataan permukaan plat.
 Mesin air compressor, berfungsi untuk membersihkan area cor dari
berbagai sampah organik dan kotoran lainnya.
Selanjutnya untuk tahapan pekerjaan pengecoran plat lantai dan balok
meliputi :
a. Pastikan semua tulangan dan bekisting telah dicek.
b. Menentukan volume area siap cor. Untuk pekerjaan plat dan balok,
penentuan batas stop cor atau volume cor dilihat dari kondisi
bekisting di lapangan. Jika bekisting sudah siap pada jarak bentang
tertentu, maka volume cor yang diambil adalah ¼ atau ¾ jarak
bentang area bekisting yang telah mampu menahan berat beton
segar (diambil pada perhitungan mekanika rekayasa, jarak yang
diambil merupakan jarak dimana besarnya momen sama dengan
nol).
c. Pembersihan area yang akan dicor menggunakan mesin air
compressor.
d. Pengujian test slump. Pengujian test slump bertujuan untuk
mengetahui nilai kecelakaan suatu beton segar. Pada pekerjaan
pengecoran plat dan balok tahap ini tidak dilaksanakan.
e. Masukkan beton segar ke dalam bucket berkapasitas 0.9 m3.
f. Tuang beton segar ke dalam area siap cor.
g. Beton yang telah dituang kemudian dipadatkan dengan mesin
vibrator.
h. Pada saat pengecoran, setelah beton segar dituangkan dan
dipadatkan dilakukan pekerjaan perataan permukaan beton sesuai
dengan ketebalan yang telah direncanakan. Perataan ini masih
menggunakan sistem manual memakai ruskam kayu. Perataan ini
bertujuan agar permukaan plat rata dan memastikan tidak ada udara
yang terjebak di dalam campuran beton.
i. Selanjutnya dilakukan pengukuran ketebalan plat sekaligus
pengecekan nya menggunakan pesawat waterpass dan batang kayu
yang telah diberi tanda.
j. Untuk perawatan nya, basahi permukaan plat dan dengan air setiap
2 kali sehari selama satu minggu.
4. Pekerjaan Pembongkaran Bekisiting
Pekerjaan pembongkaran bekisting plat dan balok dilakukan apabila
beton telah cukup umur yakni selama 7 hari. Beton yang cukup umur
ialah beton yang dapat menahan berat sendiri dan beban dari luar. Bekisting
yang telah dibongkar dibersihkan dari sisa-sisa beton yang
melekat dan disimpan pada tempat yang terlindung untuk menjaga
bekisting untuk pekerjaan selanjutnya. Pekerjaan pembongkaran
bekisting plat dan balok dilakukan dengan tidak mengurangi keamanan
dan kemampuan struktur. Alat untuk pekerjaan pembongkaran
bekisting pada plat lantai dan balok ialah :
 Palu, berfungsi untuk membuka paku pada bekisting.
 Linggis, berfungsi untuk membuka rangkaian papan bekisting.
Berikut adalah tahapan pembongkaran bekisting :
a. Siapkan perlatan yang digunakan untuk pembongkaran.
b. Bongkar plywood secara hati-hati untuk bagian pinggir area yang beton
yang telah cukup umur.
c. Longgarkan u-head dan bongkar plywood bagian tengah secara hati-hati.
d. Buka balok suri-suri kemudian hallow dan bongkar scaffolding.
e. Setelah proses pembongkaran bekisting, maka selanjutnya
pengecekan hasil cor yang dilakukan oleh QC. Jika ditemui hasil cor yang
kurang bagus, maka selanjutnya dilakukan perbaikan
sesuai dengan instruksi yang QC berikan.
3.8 Pekerjaan Dinding
Pekerjaan dinding yang dimaksud adalah penyekat antar ruangan sehingga
dinding Ini bukan elemen struktural, tetapi elemen arsitektural. Pekerjaan ini harus
dilakukan dengan orang yang sudah berpengalaman di bidangnya, karena dinding
adalah kulit paling luar dari sebuah bangunan yang menjadi perhatian bagi setiap
orang yang melihatnya. Saat akan dilakukan pekerjaan dinding ada beberapa hal
yang harus diperhatikan :
1. Surveyor sudah mempunyai gambar kerja yang sudah di approve oleh Manajemen
Konstruksi.
2. Pelaksana sudah mendapatkan izin pekerjaan area yang akan dikerjakan oleh
Manajemen Konstruksi.
3. Lantai harus dalam keadaan bersih agar bisa dilakukan marking.
4. Marking area yang ada pekerjaan dinding.
5. Setelah dilakukan marking, lakukan pengecekan bersama dengan pengawas lapangan
apakah markingan sudah sesuai dengan gambar atau belum. ( pengecekan dilakukan
agar ada kontrol pekerjaan ).
3.9 Pekerjaan Lain-lain
1. Pekerjaan Plesteran
Pekerjaan Plesteran dan Pekerjaan acian merupakan bagian dari pekerjaan
dinding yang berfungsi sebagai bahan pelapis atau untuk melindungi dinding dari
rembesan air maupun dari kondisi cuaca, menambah kekuatan dinding, serta
memperhalus permukaan dinding.
Pekerjaan plesteran dilakukan setelah pekerjaan dinding yang terbuat dari
pasangan bata merah atau batako atau dari bahan bata ringan selesai dilakukan
selanjutnya barulah dilakukan pekerjaan acian sebagai lapisan akhir dari struktur
dinding. Sebelum pelaksanaan pekerjaan plesteran dilakukan, bagian dinding yang
akan dipasangi plesteran disarankan untuk dibasahi atau disiram air terlebih dahulu
kurang lebih dua jam sebelum pekerjaan plesteran dilakukan untuk memberikan
kelembaban yang baik pada dinding volume pekerjaan plesteran dan pekerjaan
acian dinyatakan dalam satuan luas atau meter persegi (m2). Sehingga untuk
menghitung volume pekerjaan plesteran dan pekerjaan acian tergolong sangat
mudah. Yang perlu dilakukan hanyalah melakukan perhitungan terhadap volume
pekerjaan dinding.
Jika volume pekerjaan dinding sudah diketahui maka untuk menghitung
volume
pekerjaan plesteran anda hanya perlu mengkalikan dua volume pekerjaan dinding
karena pekerjaan plesteran dilakukan pada kedua sisi dinding.Volume Pekerjaan
Plesteran = 2 x Volume Pekerjaan Dinding.
2. Pekerjaan Keramik
Tujuan pemasangan ubin keramik selain sebagi penutup lantai adalah
menambah kekuatan lantai, mempermudah pemeliharaan dan kebersihan lantai,
serta mendekorasi ruangan (lantai). Selain fungsi-fungsi tersebut, efek
pemasangan keramik lantai juga bisa menghadirkan atmosfer tertentu pada
ruangan, tergantung jenis dan corak keramik yang dipilih.
Dalam kaitan dengan mutu ubin keramik dikenal istilah KW1, KW2, KW3,
artinya dalam (1) satu kotak keramik KW1 berisi keramik kualitas paling baik dan
nol kerusakan atau tidak ada yang cacat (reject), sedangkan KW berikutnya
kualitasnya lebih rendah, seperti warna tidak sama persis sama, ukuran berselisih
antara satu dengan lainnya berkisar 1 – 1.5 mm. Jenis dan merk lantai keramik
yang ada dipasaran antara lain: Roman, KIA, IKAD, INA, White Horse,
Masterina, Mulia, Acura, Hercules, KIG, Milan, Platinum, Genova dan
sebagainya.

3. Pekerjaan Atap
Pekerjaan konstruksi atap meliputi pekerjaan rangka kuda-kuda dan
pemasangan bahan atap. Rangka kuda-kuda merupakan susunan rangka batang
yang berfungsi sebagai pendukung beban atap, berat dan sekaligus dapat
memberikan bentuk pada atap. Rangka kuda-kuda bisa menggunakan material
kayu ataupun baja ringan. Penggunaan baja ringan lebih direkomendasikan karena
lebih awet dan tahan lama serta lebih murah. Pekerjaan rangka kuda-kuda
memakai material kayu harus diperhatikan :
 Kayu merupakan kayu kelas 1 seperti kayu jati dan lain-lain sebagainya
 Kayu kelas 1 ditandai secara visual dengan warna yang gelap dan serat kayu sangat
rapat
 Kayu tidak boleh terdapat banyak mata kayu dikarenakan mata kayu dapat
mengurangi kekuatan kayu
 Kayu sudah terliat tua atau tidak terdapat getah kayu
 Kayu terlebih dahulu di minyaki dengan oli dan sejenisnya untuk membuatnya lebih
awet dan terhindar dari rayap
 Kayu tidak boleh bengkok
 Jarak antara 1 kuda-kuda dengan kuda-kuda yang lain maksimal 2,5 m.
4. Pekerjaan Pintu dan Jendela
Sesudah dan atau selama pekerjaan pasangan dinding, pekerjaan pemasangan
rangka pintu dan jendela dapat juga dilaksanakan. Untuk meletakkan daun pintu
atau daun jendela pada dinding, dipasang rangka yang disebut kusen. Kusen untuk
bangunan tempat tinggal biasanya terbuat dari kayu atau logam.
Kusen kayu menghasilkan penampilan yang hangat dan indah dari tampilan
tekstur serat-serat kayu yang dimilikinya, memiliki nilai penyekat panas yang
baik, dan pada umumnya tahan terhadap pengaruh cuaca.
BAB IV

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA/K3


4.1 Komitmen CV. Virgo Cipta Abadi akan selalu mengimplementasikan K3 untuk
menekan kecelakaan kerja pada setiap proyek yang dilaksanakan. 
4.2 Kebijakan K3 Manajemen Puncak Perusahaan dalam hal ini Direktur menetapkan
kebijakan K3 dengan ketentuan :
a. Sesuai dengan jenis dan skala resiko K3 dari kegiatan, produk dan jasa yang
dihasilkan perusahaan.
b. Mencakup komitmen untuk peningkatan berkelanjutan Sistem Manajemen
Keselamatan & Kesehatan Kerja (SMK3).
c. Mencakup komitmen untuk mematuhi persyaratan Undang-Undang dan
persyaratan lain yang diacu perusahan. 
d. Didokumentasikan dalam penyataan Kebijakan K3 yang ditandatangani Direktur,
selanjutnya diterapkan dan dipelihara oleh seluruh jajaran perusahaan 
e. Dikomunikasikan ke seluruh karyawan melalui penjelasan oleh manajemen dan
displai pada setiap lokasi kerja
f. Terbuka untuk pihak-pihak terkait, seperti : pelanggan, subkontraktor, supplier. 
g. Ditinjau secara berkala melalui tinjauan manajemen untuk memastikan relevansi
nya dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. 
Dengan mengacu pada ketentuan di atas, Kebijakan K3 ditetapkan sebagai berikut :
a. Menekan kecelakaan kerja.
b. Meningkatkan kesehatan karyawan dengan menghilangkan penyakit akibat kerja.
c. Mematuhi persyaratan undang-undang dan persyaratan lain yang berlaku. 
d. Melakukan perbaikan terus menerus Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Kebijakan ini terbuka untuk umum dan dikomunikasikan
kepada karyawan dan pihak luar yang terkait. 
4.3 Pekerjaan Pembangunan Hotel Nuansa Indah Magelang dilaksanakan dari pekerjaan
persiapan, pekerjaan pasangan batu belah, pekerjaan tanah, pekerjaan pengecatan,
pekerjaan beton .pekerjaan pembesian, pekerjaan bekesting, pekerjaan penutup lantai,
pekerjaan baja, pekerjaan penutup atap dan pekerjaan lansekap.
Hal ini memungkinkan terjadinya resiko kecelakaan kerja. Untuk itu perlu dilaksanakan
program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di dalam proses pelaksanaan
pekerjaan ini. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain: 
a. Alat-alat pengaman pribadi
1. Topi pengaman / helm
2. Sepatu (safety shoes)
3. Masker 
4. Safety body hamess 
5. Pelindung dada dan mata 
6. Tutup telinga / earplug
7. Pakaian kerja 
b. Sarana keselamatan kerja: 
1. Barier / barikade untuk lubang-lubang 
2. Railing pembatas di tepi galian 
3. Rambu-rambu 
c. Pemadam Kebakaran: 
1. Pemadam Api Ringan (APAR) 
2. Tempat / lokasi penempatan APAR 
3. Nomor telepon Dinas Kebakaran
4. Sarana Komunikasi 
d. P3k:
1. Alat penolong (drugbar)
2. Alat dan obat pertolongan pertama
3. Obat-obatan
4. Rumah sakit terdekat

BAB V

PENANGANAN MASA PEMELIHARAAN

5.1 Penanganan Masa Pemeliharaan


Masa pemeliharaan adalah jangka waktu tertentu yang sudah ditetapkan dimana
bangunan sudah selesai dikerjakan da sudah dilakukan serah terima pekerjaan,
tetapi Penyedia jasa wajib merawat bangunan tersebut. Apabila terdapat kerusakan
yang diakibatkan oleh kegagalan atau kesalahan pemasangan, maka penyedia jasa
wajib membetulkan (memperbaiki) pekerjaan tersebut.
a. Untuk Perawatan Rutin
Penyedia jasa akan menempatkan 1 tukang dan 1 pekerja yang rutin melakukan
perawatan sampai masa pemeliharaan berakhir. Disamping itu 1 orang pelaksana
yang tidak standby tetapi sewaktu-waktu bisa hadir di lapangan apabila
dibutuhkan.
b. Apabila terjadi perbaikan yang volumenya besar maka akan ditempatkan tukang
dan pekerja sesuai kebutuhan dengan diawasi/diarahkan oleh pelaksana.
c. Selama pemeliharaan dilakukan penyempurnaan pekerjaan yang antara lain dapat
diuraikan sebagai berikut :
 Memelihara dan menjaga serta mengontrol secara berkala semua item
pekerjaan yang ada sampai saat serah terima pekerjaan yang kedua yaitu
setelah masa pemeliharaan berakhir.
 Membersihkan segala kotoran di area pekerjaan secara berkala sehingga saat
serah terima kedua kondisi pekerjaan sempurna dan bersih.
 Dilakukan pengecekan ulang semua hasil dari semua item pekerjaan
sehingga ada tahap-tahap penyempurnaan apabila ada hasil pekerjaan yang
kurang sempurna.
 Setelah 219 hari kalender dilampaui maka pekerjaan akan di serah terima kan
untuk yang kedua kalinya (Final Hand Over / FHO) dan pekerjaan telah
selesai.

BAB VI

APRESIASI

6.1 Pengendalian Mutu Pekerjaan


Pengendalian mutu proses konstruksi harus diarahkan pada upaya untuk memenuhi
persyaratan yang dinyatakan dalam bentuk kriteria perencanaan dan penyusunan
spesifikasi jenis pekerjaan. Singkatnya, pengendalian mutu pekerjaan dilakukan
melalui pengawasan pelaksanaan pekerjaan yang harus dilakukan sesuai dengan
gambar konstruksi, persyaratan teknis dan peraturan-peraturan yang berlaku. Pada
prinsipnya usaha pengendalian mutu pekerjaan mempunyai tujuan, yaitu :
a. Mengarahkan agar pelaksanaan konstruksi sesuai dengan spesifikasi teknis dan
dokumen kontrak. 
b. Mencakup pertimbangan ekonomi dalam penetapan jenis material dan metode
konstruksi yang dipakai dengan memastikan bahwa perencanaan nya telah
memenuhi syarat peraturan bangunan.
6.2 Pengendalian Waktu
Pengendalian waktu ditujukan agar waktu pelaksanaan konstruksi dapat berlangsung
seperti yang direncanakan. Keterlambatan akan menjadi kerugian bagi pemilik
pekerjaan maupun bagi kontraktor. Bagi pemilik, keterlambatan berarti mundurnya
waktu pemanfaatan bangunan, sedangkan bagi kontraktor akan berakibat
bertambahnya biaya tidak langsung yang diperlukan untuk menyelesaikan
konstruksi. Teknik pengendalian waktu yang biasa digunakan antara lain:
a. Metode jaringan kerja: Metode jalur krisis (CPM), Metode Precedence Diagram
dan PERT (Program Evaluation and Review Technique).
b. Bar chart.
c. Linear scheduling.
6.3 Pengendalian Biaya
Posisi biaya proyek pada saat monitoring tidak terlepas dari status (kemajuan) pada saat
monitoring. Dengan kata lain, biaya proyek pada saat monitoring diperoleh dengan
membandingkan total pengeluaran biaya (berdasarkan laporan keuangan) dengan
rencana anggaran pada tingkat kemajuan tercapai pada saat yang sama (berdasarkan
laporan kemajuan). Dari sini akan dapat disimpulkan apakah biaya proyek pada
tingkat kemajuan tersebut lebih besar, sama atau lebih kecil dari proyeksi anggaran
yang telah direncanakan. Guna pengendalian biaya pelaksanaan proyek, hal-hal
pokok yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut (Kurnia, 2018):
a. Pengukuran hasil pekerjaan, harus dilakukan dengan akurat dan benar-benar
sehingga kuantitas yang dibayar sesuai dengan gambar rencana. Dengan demikian
volume dalam kontrak tidak dilampaui yang pada akhirnya biaya yang
dikeluarkan sudah sesuai dengan yang dianggarkan.
b. Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang sudah diterima dari segi
pengukuran/kuantitas dan kualitas sehingga biaya yang dikeluarkan adalah benar-
benar untuk pekerjaan yang sudah memenuhi spesifikasi.
c. Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang tercantum dalam kontrak dan
harga satuan pekerjaan yang sudah ada dal am kontrak pelaksanaan, sehingga
biaya proyek dibayarkan sesuai dengan item pekerjaan yang ada dalam kontrak.
B Schedule
1) Time Schedule
TIME SCHEDULE

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5 BULAN 6


NAMA PEKERJAAN No. Uraian Pekerjaan Total Harga Bobot
M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M 10 M 11 M 12 M 13 M 14 M 15 M 16 M 17 M 18 M 19 M 20 M 21 M 22 M 23 M 24

PEKERJAAN PERSIAPAN
I.
a. Pembersihan Rp48.219.600,00 0,142 0,070765253 0,070765253
PEKERJAAN PERSIAPAN b. Pamasangan Bowplank Rp15.542.361,78 0,046 0,02280938 0,02280938
c. Pagar Pengaman Rp99.820.547,02 0,293 0,146492843 0,146492843
d. Schafolding Rp6.900.000,00 0,020 0,010126178 0,010126178
total Rp170.482.508,80
II. PEKERJAAN TANAH
a. Galian Tanah Biasa Rp308.580.420,00 0,906 0,452860901 0,452860901
b. Urugan Tanah Kembali Rp70.131.931,20 0,206 0,102922958 0,102922958
PEKERJAAN TANAH
c. Perataan Sisa Tanah Rp70.131.931,20 0,206 0,102922958 0,102922958
d. Urugan Pasir Rp137.493.904,32 0,404 0,403561661
total Rp586.338.186,72
III. PEKERJAAN PONDASI
a. Tiang Pancang Rp299.248.430,20 0,878 0,878331255
b. Pile Cap
Tulangan Rp127.622,00 0,000375 0,000187293 0,000187293
PEKERJAAN PONDASI
Beton Rp588.642.326,09 1,728 0,863869115 0,863869115
Bekisting Pasang Rp2.813.839,05 0,008 0,004129483 0,004129483
Bekisting Bongkar Rp1.406.919,53 0,004 0,004
total Rp892.239.136,86
PEKERJAAN STRUKTUR
IV.
Pekerjaan Lantai 1
a. Kolom
Tulangan Rp358.306.742,89 1,052 0,525837364 0,525837364
Beton Rp209.055.797,28 0,614 0,306802346 0,306802346
Bekisting Pasang Rp285.866.194,35 0,839 0,419526367 0,4195
Bekisting Bongkar Rp85.759.858,31 0,252 0,12585791 0,12585791
total Rp938.988.592,82
b. Sloof
Tulangan Rp94.473.687,83 0,277 0,138645995 0,138645995
Beton Rp165.125.272,95 0,485 0,242331577 0,242331577
Bekisting Pasang Rp19.021.559,70 0,056 0,027915318 0,027915318
Bekisting Bongkar Rp5.706.467,91 0,017 0,008374596 0,008374596
total Rp284.326.988,39
c. Tangga
Tulangan Rp14.444.018,16 0,042 0,021197492 0,021197492
Beton Rp16.232.460,20 0,048 0,023822142 0,023822142
Bekisting Pasang Rp313.879,34 0,001 0,00046 0,000460637
Bekisting Bongkar Rp94.163,80 0,000276 0,000138191 0,000138191
total Rp31.084.521,50
Pekerjaan Lantai 2
a. Kolom
Tulangan Rp259.903.922,36 0,763 0,381425123 0,381425123
Beton Rp119.028.515,38 0,349 0,174681727 0,174681727
Bekisting Pasang Rp220.661.892,50 0,648 0,32383501 0,32383501
Bekisting Bongkar Rp66.198.567,75 0,194 0,097150503 0,097150503
total Rp665.792.897,97
b. Balok
Tulangan Rp263.144.396,63 0,772 0,386180719 0,386180719
Beton Rp154.322.685,00 0,453 0,22647811 0,22647811
Bekisting Pasang Rp9.321.468,75 0,027 0,013679833 0,013679833
Bekisting Bongkar Rp2.796.440,63 0,008 0,00410395 0,00410395
total Rp429.584.991,00
c. Tangga
Tulangan Rp14.444.018,16 0,042 0,021197492 0,021197492
Beton Rp16.221.028,89 0,048 0,023805366 0,023805366
Bekisting Pasang Rp313.879,34 0,001 0,000460637 0,000460637
Bekisting Bongkar Rp94.163,80 0,000276 0,000138191 0,000138191
total Rp31.073.090,19
d. Plat
Tulangan Rp593.769.504,65 1,743 0,871393567 0,871393567
Beton Rp407.411.888,40 1,196 0,59790221 0,59790221
Bekisting Pasang Rp15.075.648,06 0,044 0,022124448 0,022124448
Bekisting Bongkar Rp4.522.694,42 0,013 0,006637335 0,006637335
total Rp1.020.779.735,53
Pekerjaan Lantai 3
a. Kolom
Tulangan Rp270.294.400,86 0,793 0,396673794 0,396673794
Beton Rp96.411.668,54 0,283 0,141490102 0,141490102
Bekisting Pasang Rp199.223.697,92 0,585 0,29237313 0,29237313
Bekisting Bongkar Rp59.767.109,37 0,175 0,087711939 0,087711939
total Rp625.696.876,69
b. Balok
Tulangan Rp342.932.811,62 1,007 0,503275166 0,503275166
Beton Rp154.322.685,00 0,453 0,22647811 0,22647811
Bekisting Pasang Rp9.321.468,75 0,027 0,013679833 0,013679833
Bekisting Bongkar Rp2.796.440,63 0,008 0,00410395 0,00410395
total Rp509.373.406,00
c. Tangga
Tulangan Rp14.444.018,16 0,042 0,021197492 0,021197492
Beton Rp16.221.028,89 0,048 0,023805366 0,023805366
Bekisting Pasang Rp313.879,34 0,001 0,000460637 0,000460637
PEKERJAAN STRUKTUR Bekisting Bongkar Rp94.163,80 0,000276 0,000138191 0,000138191
total Rp31.073.090,19
d. Plat
Tulangan Rp593.769.504,65 1,743 0,871393567 0,871393567
Beton Rp407.411.888,40 1,196 0,59790221 0,59790221
Bekisting Pasang Rp15.075.648,06 0,044 0,022124448 0,022124448
Bekisting Bongkar Rp4.522.694,42 0,013 0,006637335 0,006637335
total Rp1.020.779.735,53
Pekerjaan Lantai 4
a. Kolom
Tulangan Rp267.408.185,30 0,785 0,392438094 0,392438094
Beton Rp76.178.249,84 0,224 0,111796305 0,111796305
Bekisting Pasang Rp199.223.697,92 0,585 0,29237313 0,29237313
Bekisting Bongkar Rp59.767.109,37 0,175 0,087711939 0,087711939
total Rp602.577.242,43
b. Balok
Tulangan Rp290.474.207,10 0,853 0,426288911 0,426288911
Beton Rp154.322.685,00 0,453 0,22647811 0,22647811
Bekisting Pasang Rp9.321.468,75 0,027 0,013679833 0,013679833
Bekisting Bongkar Rp2.796.440,63 0,00821 0,00410395 0,00410395
total Rp456.914.801,48
c. Tangga
Tulangan Rp14.444.018,16 0,042 0,021197492 0,021197492
Beton Rp16.221.028,89 0,048 0,023805366 0,023805366
Bekisting Pasang Rp313.879,34 0,001 0,000460637 0,000460637
Bekisting Bongkar Rp94.163,80 0,00028 0,000138191 0,000138191
total Rp31.073.090,19
d. Plat
Tulangan Rp593.769.504,65 1,743 0,871393567 0,871393567
Beton Rp407.411.888,40 1,196 0,59790221 0,59790221
Bekisting Pasang Rp15.075.648,06 0,044 0,022124448 0,022124448
Bekisting Bongkar Rp4.522.694,42 0,013 0,006637335 0,006637335
total Rp1.020.779.735,53
Pekerjaan Lantai 5
a. Kolom
Tulangan Rp259.675.608,06 0,762 0,381090057 0,381090057
Beton Rp58.322.543,62 0,171 0,085591949 0,085591949
Bekisting Pasang Rp156.349.668,75 0,459 0,229452834 0,229452834
Bekisting Bongkar Rp46.904.900,63 0,138 0,06883585 0,06883585
total Rp521.252.721,06
b. Balok
Tulangan Rp282.955.402,25 0,831 0,415254599 0,415254599
Beton Rp154.322.685,00 0,453 0,22647811 0,22647811
Bekisting Pasang Rp9.321.468,75 0,027 0,013679833 0,013679833
Bekisting Bongkar Rp2.796.440,63 0,008 0,00410395 0,00410395
total Rp449.395.996,62
c. Tangga
Tulangan Rp14.444.018,16 0,042 0,021197492 0,021197492
Beton Rp16.221.028,89 0,048 0,023805366 0,023805366
Bekisting Pasang Rp313.879,34 0,001 0,000460637 0,000460637
Bekisting Bongkar Rp94.163,80 0,000276 0,000138191 0,000138191
total Rp31.073.090,19
d. Plat
Tulangan Rp593.769.504,65 1,743 0,871393567 0,871393567
Beton Rp407.411.888,40 1,196 0,598 0,598
Bekisting Pasang Rp15.075.648,06 0,044 0,022124448 0,022124448
Bekisting Bongkar Rp4.522.694,42 0,013 0,006637335 0,006637335
total Rp1.020.779.735,53
e. Balok Atas 0,107969838 0,107969838
Tulangan Rp73.570.886,32 0,216 0,141624311 0,141624311
Beton Rp96.503.119,02 0,283 0,013549982 0,013549982
Bekisting Pasang Rp9.232.987,50 0,027 0,004064995 0,004064995
Bekisting Bongkar Rp2.769.896,25 0,008
total Rp182.076.889,09
V. PEKERJAAN DINDING
Lantai 1 Rp1.074.027.135,72 3,152 1,576201421 1,576201421
Lantai 2 Rp1.159.374.916,48 3,403 1,701454582 1,701454582
PEKERJAAN DINDING Lantai 3 Rp1.238.314.645,33 3,635 1,817303529 1,817303529
Lantai 4 Rp1.435.833.754,67 4,214 2,10717507 2,10717507
Lantai 5 Rp1.579.552.959,89 4,636 2,318091916 2,318091916
total Rp6.487.103.412,09
PEKERJAAN PLASTERAN
VI.
Lantai 1 Rp462.065.497,52 1,356 1,35621954
PEKERJAAN Lantai 2 Rp498.783.624,53 1,464 1,463991796
PLASTERAN Lantai 3 Rp532.744.894,10 1,564 1,563672335
Lantai 4 Rp617.721.113,50 1,813 1,813088077
Lantai 5 Rp679.551.661,22 1,995 1,994568403
total Rp2.790.866.790,86
PEKERJAAN KERAMIK
VII.
Lantai 1 Rp269.908.105,50 0,792 0,792213763
Lantai 2 Rp269.908.105,50 0,792 0,792213763
PEKERJAAN KERAMIK
Lantai 3 Rp269.908.105,50 0,792 0,792213763
Lantai 4 Rp269.908.105,50 0,792 0,792213763
Lantai 5 Rp269.908.105,50 0,792 0,792213763
total Rp1.349.540.527,50
VIII. PEKERJAAN ATAP
Profil Rp10.659.122.528,46 31,286 15,64292328 15,64292328
Baut Rp15.056.790,00 0,044 0,022096773 0,022096773
PEKERJAAN ATAP
Gording Rp220.882.028,90 0,648 0,324158074 0,324158074
Penutup Atap Rp212.626.855,20 0,624 0,62408619
total Rp11.107.688.202,56
PEKERJAAN LAIN-LAIN
IX.
PEKERJAAN LAIN-
Kusen, Pintu dan Jendela Rp28.099.373,99 0,082 0,041237574 0,041237574
LAIN
Daun Pintu dan Jendela Rp749.775.252,17 2,201 0,44013667 0,44013667 0,44013667 0,44013667 0,44013667
total Rp777.874.626,16
X. PEKERJAAN K3
Peralatan K3 (obat, dll) Rp1.500.000,00 0,004 0,000183445 0,000183445 0,000183445 0,000183445 0,000183445 0,000183445 0,000183445 0,000183445 0,000183445 0,000183445 0,000183445 0,000183445 0,000183445 0,000183445 0,000183445 0,000183445 0,000183445 0,000183445 0,000183445 0,000183445 0,000183445 0,000183445 0,000183445 0,000183445
PEKERJAAN K3

Rp 34.070.110.619 100,000
0,25184466 0,704705562 0,557434866 0,611058584 0,981624951 0,004500222 0,868182043 0,868182043 1,841093381 1,841093381 4,727579089 6,876012392 4,911083299 7,167288858 4,916016494 7,271902592 5,78285074 8,38815258 2,758412031 5,545194197 16,47073581 16,65468533 0,000183445 0,000183445
0,25184466 0,956550222 1,513985088 2,125043672 3,106668624 3,111168846 3,979350889 4,847532932 6,688626313 8,529719693 13,25729878 20,13331117 25,04439447 32,21168333 37,12769983 44,39960242 50,18245316 58,57060574 61,32901777 66,87421197 83,34494778 99,99963311 99,99981655 100
2) Jadwal Peralatan
JADWAL PERALATAN
BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5 BULAN 6
No. Uraian
M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M 10 M 11 M 12 M 13 M 14 M 15 M 16 M 17 M 18 M 19 M 20 M 21 M 22 M 23 M 24
1 Backhoe
2 Bulldozer
3 Concrete Mixer
4 Concrete Vibrator
5 Dump Truck
6 Water Tank
7 Excavator

3) Jadwal Tenaga Kerja


JADWAL PEKERJA
BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5 BULAN 6
No. Uraian
M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M 10 M 11 M 12 M 13 M 14 M 15 M 16 M 17 M 18 M 19 M 20 M 21 M 22 M 23 M 24
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1. Pekerja
2. Tukang Kayu
3. Tukang Batu
4. Tukang Besi
5. Kepala Tukang
6. Operator Alat Berat
7. Mandor

4) Jadwal Material
JADWAL MATERIAL
BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5 BULAN 6
No. Uraian
M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M 10 M 11 M 12 M 13 M 14 M 15 M 16 M 17 M 18 M 19 M 20 M 21 M 22 M 23 M 24
1 Air
2 Bambu diame te r 6-8/600cm
3 Batu Be lah
4 Ijuk
5 Kawat Jaring
6 Kerikil
7 Kerikil (2cm/3cm)
8 Kerikil (Maks 30mm)
9 Kolom Be ton Pracetak
10 Panel Beton Pracetak
11 Pasir Beton
12 Pasir Urug
13 Seme n Portland
14 Tali Ijuk
15 Akustik
16 Akustik 60 x 120
17 Aluminium Foil
18 Aluminium Gelombang Uk. 95x180cm
19 Aluminium Strip
20 Baja Profil
21 Baja Ringan Canai Dingin C75
22 Baja Strip 0.2x2cm
23 Baja Tulangan
24 Bak Air Fibre glass
25 Bak Cuci Piring
26 Bak Teraso
27 Balok Kayu
28 Balok kayu ke las II
29 Balok kayu. 6 x 12
30 Bata Berongga
31 Bata Merah
32 Bata Pelapis
33 Bata ringan te bal 10cm
Bata ringan te bal
34
7.5cm
35 Bata r o o s t e r
36 Bata Terawang
37 Bathtub
38 Batu paras
39 Batu Te mpe l hitam
40 Besi angker diameter 8
41 Be si hollow (50 x 50 x 3) mm
42 Be si strip
43 Besi strip
44 Be si strip tebal 5 mm
45 Be si Strip tebal 5mm
46 Beton 1:2:3
47 Bilik bambu
48 Bubung Se te l ge l.
49 Cat dasar
50 Closet duduk
51 Closet jongkok
52 Dinabolt Ø 12mm (10 s.d.15cm)
53 Dinabolt Ø12mm(10 s.d.15cm)
54 Dinabolt Ø12mm (10-15cm)
55 Dolken Kayu 8/10cm Panjang 4m
56 Dolken kayu galam. (8–10) cm panjang 4m
57 Dolken kayu  8-10cm panjang 4 m
58 Dolken kayu  (8–10)cm panjang 4 m
59 Door closer
60 Door holder
61 Door stop
62 Engse l
63 Engse l angin
64 Engse l pintu
65 Fitting
66 Floor drain
67 Floor harderner
68 Formika 120x240
Ge nte ng aspal
69
Uk uran 0.8x1m
70 Ge nte ng Be ton
71 Ge nte ng Bubung
72 Ge nte ng kodok
73 Genteng palentong
74 Ge nte ng Palentong Besar (Morando)
75 HB-10
76 HB-15
77 HB-20
78 Internal Cove
79 Jaring Anyaman Tulangan Tunggal M6-M8
80 Jende la nako (rangka + kaca 5 mm. le bar 15 cm)
81 Kabel
82 Kaca buram 12 mm
83 Kaca ce rmi n 5 mm
84 Kaca ce rmi n 8 mm
85 Kaca patri 5mm
86 Kaca Te bal 3mm
87 Kaca te bal 5 mm
88 Kaca te bal 8 mm
89 Kaca w i re g l a s s e d 5 mm
90 Kait angin
91 Karpe t
92 Kaso-kaso 5 cm x 7 cm
93 Kaso-kaso 5 x 7cm
94 Kaso-kaso 5 x 7 cm
95 Kawat benrad
96 Kawat las
97 Kawat nyamuk
98 Kawat Ø4 mm
99 Kayu balok borne o
100 Kayu be kisting
101 Kayu kaso 5/7 (le bar 5 cm. tinggi 7 cm)
Kayu kaso 5/7 (lebar
102
5 cm. tinggi 7 cm)
103 Kayu Ke las II
104 Kayu kelas III
105 Kayu kelas III (papan)
106 Kayu Lapis
107 kayu lapis 4 mm
108 Kayu papan
109 Kerami k
110 Kerami k Artistik
111 Klem
112 Kle m bi asa
113 Kran Air
114 Kunci lemari
115 Kunci sili nde r
116 Kunci slot
117 Kunci tanam antik
118 Kunci tanam biasa
119 Kunci tanam KM
120 L Bow
121 Lantai kerja t=10cm
122 Las Dop
123 Lem Karet
124 Lem Kayu
125 List kayu 2cmx4xm
126 List Kayu profil
127 Marmer
128 MCB
129 MCCB (Boks MCB)
130 Minyak bekisting
131 Minyak Cetakan (Bekisting)
132 Mongkok
133 Mortar Siap Pakai (semen instan)
134 Nok genteng aspal
135 Nok Genteng beton
136 Nok genteng metal panjang 100cm
137 Nok Paten 105cm
138 Nok Paten 108cm
139 Nok Paten 92cm
140 Nok setel rata 92cm
141 Nok Setel rata105cm
142 Nok standar
143 Paku
144 Paku (5 s.d.7) cm
145 Paku (5 s.d.7)cm
146 Paku 1 – 2.5 cm
147 Paku 1 cm – 2.5 cm
148 Paku 1 dan 2.5
149 Paku 10 cm
150 Paku 12 cm
151 Paku 12cm
152 Paku 5 - 10 cm
153 Paku 5 – 10 cm
154 Paku 5 – 7 cm
155 Paku 5 cm – 10 cm
156 Paku 5 cm – 12 cm
157 Paku 5 cm dan 10 cm
158 Paku 5 dan 10
159 Paku 5 dan 10 cm
160 Paku 5 dan 7 cm
161 Paku 7 – 10 cm
162 Paku 7 cm – 10 cm
163 Paku biasa ½”-1”
Paku biasa ½”-1”
164
1.5cm -2.5cm
165 Paku biasa 2”-5”
166 Paku pancing
167 Paku pancing 6x23
168 Paku sekrup
169 Paku se krup 10 cm
170 Paku skrup ½”-1”
171 Paku skrup 3.5”
172 Paku skrup
173 Paku tripleks
174 Paku/skrup 5cm
175 Papan cor
176 Papan Gi psum 120x240 cm
177 Papan kayu
178 Papan kayu kelas 1
179 Papan kayu kelas II atau III
180 Papan Kayu kelas III
181 Papan Kayu kelas III
182 Parquet gymfloor
183 P a r q u e t kayu
184 Pas. Bata 1PC:PS
185 Pasangan bata 1PC:3PS
186 Pasir Pasang
187 P a vi n g b l o c k 6cm
188 P a vi n g b l o c k 6cm berwarna
189 P a vi n g b l o c k 8cm natural
190 P a vi n g b l o c k 8cm berwarna
191 Pengelasan
192 Pengencer
193 Penjaga jarak bekisting/s p ac e r
194 Phenol film 12mm
195 Pintu aluminium
196 Pintu gulung besi
197 Pintu lipat
198 Pipa galvanis ½”
199 Pipa galvanis 1”
200 Pipa galvanis 11/2”
201 Pipa galvanis 3/4”
202 Pipa galvanis 3”
203 Pipa galvanis 4”
204 Pipa listrik 5/8”
205 Pipa PVC 1/2”
206 Pipa PVC 1”
207 Pipa PVC 11/2”
208 Pipa PVC 2”
209 Pipa PVC 21/2”
210 Pipa PVC 3”
211 Pipa Tanah
212 Pipa Tanah dia 15
213 Plastik aerator
214 Plint Ke ramik
215 Plint Te ralux kerang
216 Plint Te ralux marmer
217 Plint Ubin granit
218 Plint Ubin PC
219 Plint Ubin te raso
220 Plint Ubin warna
221 Plywood 4mm 90x220cm
222 Plywood 4mm 120x240cm
223 P l yw o o d 6mm
224 P l yw o o d tebal 4 mm Ukuran (90 x 220) cm
225 P l yw o o d tebal 9 mm
226 Porselen 11x11
227 Porslen
228 Profil Alum”T”
229 Profil aluminium
230 Profil aluminium 4 inch
231 Profil kaca
232 Ramset
233 Rangka metal hollow 40.40
234 Rel pintu sorong
235 Reng (3 x 4) cm
236 Reng 2 x 3 cm
237 Ro l l i n g d o or aluminium
238 Rooflight 90x180
239 Saklar
240 Sealant
241 Sealtape
242 sekrup 3.5”
243 Semen Warna
244 Seng ge l 3”x6”
245 Seng pe lat
246 Seng pe lat 3’ x 6’90cmx180cm
247 Seng pe lat3”x6”bjls28
248 Serat semen
249 Serat semen gel105x150
250 Serat Semen Gel105x210
251 Serat seme n ge l105x240
252 Serat seme n ge l105x270
253 Serat seme n ge l105x300
254 Serat seme n ge l108x180
255 Serat Seme n gel108x210
256 Serat Seme n gel108x240
257 Serat seme n ge l108x270
258 Serat seme n ge l108x300
259 Serat seme n ge l92x180
260 Se rat Se men Ge l 92x2.25
261 Serat seme n ge l92x200
262 Serat seme n ge l92x250
263 Serbuk Batu granit
264 Serbuk Batu Traso
265 Silicone Sealant300 ml
266 Sirap kayu
267 Skrup f ixer
268 Spring knip
269 Strorox – 100
270 Sunscreen alumi nium
271 T Dus
272 Teakwood 4 mm 90 x 220 cm
273 Teraso Cor
274 Ubin Abu-abu
275 Ubin Granit
276 Ubin Ke ramik
277 Ubin porselen 20x20cm
278 Ubin Te ralux
279 Ubin Teralux Marme r
280 Ubin Te raso
281 Ubin Warna
282 Underlayer
283 Uri noir Le ngkap
284 Ve ne tions Blinds dan Ve rtical Blinds (Ti rai)
285 Vyni l
286 Wallpaper
287 Wastafel Lengkap
288 Waterdrain

C Daftar Personil Inti


Kegiatan : Pembangunan Gedung Apartemen Kota Magelang
Pekerjaan : Pekerjaan Pembangunan Gedung Apartemen Kota Magelang
Sumber Dana : APBN
Tahun Anggaran 2023
Lokasi : Kota Magelang, Jawa Tengah
Pengalaman
No
Nama Tgl/bln/bln Pendidikan Jabatan dalam proyek kerja Profesi keahlian Sertifikat/ijazah
lahir (Tahun
)
1 2 3 4 5 6 7 8
Yudhistira Raikhan, S1 Ahli Manajemen
1 23-Maret- MANAJER 8 Tahun NO REG : 27 4 2010
S.T.,M.T. T.SIPIL Konstruksi-
1990
Madya, SKA
Perencanaan
No. Ijazah : 210006025
Wilayah dan Kota
Ahli Manajemen
2 Hanif Okstya Putra, 23-Maret- S1 MANAJER 7 Tahun Konstruksi- NO REG : 27 4 2010
S.T.,M.T. 1991 T.SIPI PEMASARA Madya, SKA
L N Desain
Interior
No. Ijazah : 210006025
PELAKSANA Pelaksanaa
3 Yusuf Nur Pratama, S.T. 1-Januari-1997 S1 T.SIPIL BANGUNAN GEDUNG 5 Tahun Bangunan NO REG : 27 4 2010
Gedung/Pekerjaan
Gedung
No. Ijazah : 01710503069
4 Zayed Dwi Kusumo, 2-Februari-1998 S1 4 Tahun Pengawasan dan NO REG : 27 4 2015
S.T. T.SIPIL MANDOR Mandor
No. Ijazah : 01910503011

D Daftar Peralatan Umum

JENIS MER TAHUN LOKSI STATUS


NO JUMLAHKAPASITAS KONDISI
PERALAT K/ PEMBUAT SEKARA KEPEMILI
AN TIPE AN NG KAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Backhoe 1 unit KOMATSU 2016 95% Magelang Milik Sendiri


2 Bulldozer 1 unit KOMATSU 2015 90% Magelang Milik Sendiri
3 Concrete Mixer 2 unit 1 m3 HERCULES 2018 95% Magelang Milik Sendiri

4 Concrete 2 unit - loncin G160 2018 90% Magelang Milik Sendiri


Vibrator
5 Dump Truck 2 unit 7-8 m3 Isuzu ELP 2015 95% Magelang Milik Sendiri

6 Water Tank 1 unit 5000 Ltr Isuzu ELP 2016 95% Magelang Milik Sendiri
Truck
7 Excavator 1 unit KOMATSU 2015 90% Magelang Milik Sendiri
CV.VIRGO CIPTA ABADI
MAGELANG
Jl.Gajah Mada No.52 Magelang Utara Jawa Tengah Kode.53282
Email-virgociptaabadi@gmail.com
Telp.(0037)337554

E Surat Dukungan Material


SURAT KETERANGAN DUKUNGAN
NO.UK 416/29/XII/2023

Pada hari ini Senin tanggal Dua Puluh Tujuh bulan Maret tahun Dua Ribu Dua Puluh
Tiga (29 – 03-2023), yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :  Jati Istanto
Jabatan :  Direktur Utama
Nama Perusahaan :  CV. Jaya Abadi
Alamat:  Jl. Manggis No.21 Magelang Utara Kota Magelang
Telp : 085869066227

Dengan ini kami selaku distributor baja dan galvalum memberikan dukungan kepada :
Nama Perusahaan : CV. Virgo Cipta Abadi, Kota Magelang, Jawa Tengah

Untuk menyediakan bahan – bahan yang dimaksud diatas pada kegiatan paket
pekerjaan Pembangunan Gedung Apartemen, Magelang. Dukungan ditujukan kepada
Pokja ULP Barang/Jasa Pemerintah Kab. Magelang.

Apabila perusahaan tersebut menjadi pemenang, dan tidak mengambil bahan-bahan


dari kami. Selaku distributor dapat kami ajukan tuntutan secara hukum. Dan proyek
tersebut dinyatakan gugur.
Demikian surat dukungan ini kami buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Magelang, 27 Maret 2023


CV. VIRGO CIPTA ABADI
Jati Istanto
CV.VIRGO CIPTA ABADI
MAGELANG
Jl.Gajah Mada No.52 Magelang Utara Jawa Tengah Kode.53282
Email-virgociptaabadi@gmail.com
Telp.(0037)337554

F Spesifikasi Teknis
SPESIFIKASI TEKNIS

A. DATA PROYEK

Kegiatan : Pembangunan Gedung Apartemen Magelang

Pekerjaan : Pekerjaan Gedung Apartemen Magelang, Jawa Tengah

Lokasi : Magelang, Jawa tengah

Sumber Biaya : Dana DPA Kota Magelang 

Tahun Anggaran : 2023

Konsultan : CV. VIRGO CIPTA ABADI

  Direktur Utama : Farhan Mubarok, S.T., M.T.

Alamat Kantor : Jl.Gajah Mada No.52 Magelang Utara, Kec. Magelang


Utara, Kota Magelang, Jawa Tengah

Nomor Telpon : (0037)337554

Kontraktor : CV. JAYA ABADI

Hari Kalender : 105

Waktu Pemeliharaan : 219 hari kalender

Tanggal Mulai : 17 Juli 2023

B. URAIAN SPESIFIKASI TEKNIS

Uraian spesifikasi teknis disusun berdasarkan spesifikasi teknis yang ditetapkan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) sesuai jenis pekerjaan, dengan ketentuan:
1. Dapat menyebutkan merk dan tipe serta sedapat mungkin menggunakan produksi
dalam negeri.
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional (SNI).
3. Metode pelaksanaan harus logis, realistis dan dapat dilaksanakan.
4. Jangka waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metode pelaksanaan.
5. Mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
6. Mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
7. Mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk.
8. Mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan.
9. Mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.
10. Spesifikasi Bahan Bangunan Konstruksi:
a. Pejabat Pengadaan harus memastikan bahan bangunan konstruksi sesuai hasil
yang telah diidentifikasi oleh PPK.
b. Setiap jenis bahan bangunan konstruksi yang tergolong sebagai bahan
berbahaya dan beracun (B3), seperti cat, thinner, gas acetylene,BBM, BBG,
bahan peledak, dll, harus diberi penjelasan bahayanya, cara pengangkutan,
penyimpanan, penggunaan, pengendalian risiko dan cara pembuangan
limbahnya sesuai dengan prosedur dan/atau peraturan perundangan yang
berlaku.
c. Informasi tentang penanganan B3 dapat diperoleh dari Lembar Data
Keselamatan Bahan (Material Safety Data Sheet) yang diterbitkan oleh pabrik
pembuatnya, atau dari sumber-sumber yang berkompeten dan/atau berwenang.
11. Spesifikasi Peralatan Konstruksi dan Peralatan Bangunan:

a. Pejabat Pengadaan harus memastikan setiap jenis alat dan perkakas sesuai
hasil yang telah diidentifikasi oleh PPK.
b. Alat dan perkakas yang digunakan harus dipastikan telah diberi system
perlindungan atau kelengkapan pengaman untuk mencegah paparan (expose)
bahaya secara langsung terhadap tubuh pekerja.
c. Informasi tentang jenis, cara penggunaan/pemeliharaan/pengamanannya alat
dan perkakas dapat diperoleh dari manual produk dari pabrik pembuatnya,
ataupun dari pedoman/peraturan pihak yang kompeten.
12. Spesifikasi Proses/Kegiatan:

a. Pejabat Pengadaan (yang bersertifikat Ahli/petugas K3 Konstruksi atau


dengan melibatkan Ahli K3/Petugas K3 Konstruksi) harus menilai kesesuaian
identifikasi bahaya dari setiap tahapan kegiatan yang sudah ditetapkan oleh
PPK.
b. Setiap proses/kegiatan harus dilengkapi dengan prosedur kerja, system
perlindungan terhadap pekerja, perlengkapan pengaman, dan rambu- rambu
peringatan dan kewajiban pekerja menggunakan alat pelindung diri (APD)
yang sesuai dengan potensi bahaya pada proses tersebut.
c. Setiap jenis proses/kegiatan pekerjaan yang berisiko tinggi, atau pekerjaan
yang berisiko tinggi pada keadaan yang berbeda, harus lebih dulu dilakukan
analisis keselamatan pekerjaan (Job Safety Analysis) dan tindakan
pengendaliannya.
d. Setiap proses/kegiatan yang berbahaya harus melalui prosedur izin kerja lebih
dulu dari penanggung-jawab proses dan Ahli K3 Konstruksi.
e. Setiap proses dan kegiatan pekerjaan hanya boleh dilakukan oleh tenaga kerja
dan/atau operator yang telah terlatih dan telah mempunyai kompetensi untuk
melaksanakan jenis pekerjaan/tugasnya, termasuk kompetensi melaksanakan
prosedur keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai pada jenis
pekerjaan/tugasnya tersebut.
13. Spesifikasi Metode Konstruksi/Metode Pelaksanaan/Metode Kerja.

a. Analisis Keselamatan Pekerjaan/Job Safety Analysis (JSA) harus dilakukan


terhadap setiap metode konstruksi/ metode pelaksanaan pekerjaan, dan
persyaratan teknis untuk mencegah terjadinya kegagalan konstruksi dan
kecelakaan kerja.
b. Metode kerja harus disusun secara logis, realistis dan dapat dilaksanakan
dengan menggunakan peralatan, perkakas, material dan konstruksi sementara,
yang sesuai dengan kondisi lokasi/tanah/cuaca, dan dapat dikerjakan oleh
pekerja dan operator yang terlatih.
c. Persyaratan teknis yang harus dipenuhi penyedia dalam menyusun dan
menggunakan metode kerja dapat meliputi penggunaan alat utama dan alat
bantu, perkakas, material dan konstruksi sementara dengan urutan kerja yang
sistematis, guna mempermudah pekerja dan operator bekerja dan dapat
melindungi pekerja, alat dan material dari bahaya dan risiko kegagalan
konstruksi dan kecelakaan kerja.
d. Setiap metode kerja/konstruksi yang diusulkan penyedia, harus dianalisis
keselamatan pekerjaan/Job Safety Analysis (JSA), diuji efektivitas
pelaksanaannya dan efisiensi biayanya. Jika semua faktor kondisi
lokasi/tanah/cuaca, alat, perkakas, material, urutan kerja dan kompetensi
pekerja/operator telah ditinjau dan dianalisis, serta dipastikan dapat menjamin
keselamatan, kesehatan dan keamanan konstruksi dan pekerja/operator, maka
metode kerja dapat disetujui, setelah dilengkapi dengan gambar dan prosedur
kerja yang sistematis dan/atau mudah dipahami oleh pekerja/operator.
e. Setiap tahapan pelaksanaan konstruksi utama yang mempunyai potensi bahaya
tinggi harus dilengkapi dengan metode kerja yang didalamnya sudah
mencakup analisis keselamatan pekerjaan/Job Safety Analysis (JSA).
Misalnya untuk pekerjaan di ketinggian, mutlak harus digunakan perancah,
lantai kerja (platform), papan tepi, tangga kerja, pagar pelindung tepi, serta
alat pelindung diri (APD) yang sesuai antara lain helm dan sabuk keselamatan
agar pekerja terlindung dari bahaya jatuh. Untuk pekerjaan saluran galian
tanah berpasir yang mudah longsor dengan kedalaman 1,5 meter atau lebih,
mutlak harus menggunakan turap dan tangga akses bagi pekerja untuk
naik/turun.
f. Setiap metode kerja harus melalui analisis dan perhitungan yang diperlukan
berdasarkan data teknis yang dapat dipertanggungjawabkan, baik dari standar
yang berlaku, atau melalui penyelidikan teknis dan analisis laboratorium
maupun pendapat ahli terkait yang independen.
14. Spesifikasi Jabatan Kerja Konstruksi

a. Setiap kegiatan/pekerjaan perancangan, perencanaan, perhitungan dan


gambargambar konstruksi, penetapan spesifikasi dan prosedur teknis serta
metode pelaksanaan/ konstruksi/kerja harus dilakukan oleh tenaga ahli yang
mempunyai kompetensi yang disyaratkan, baik pekerjaan arsitektur,
struktur/sipil, mekanikal, elektrikal, plumbing dan penataan lingkungan
maupun interior dan jenis pekerjaan lain yang terkait.
b. Setiap tenaga ahli tersebut pada butir a. di atas harus mempunyai kemampuan
untuk melakukan proses manajemen risiko (identifikasi bahaya, penilaian
risiko dan pengendalian risiko) yang terkait dengan disiplin ilmu dan
pengalaman profesionalnya, dan dapat memastikan bahwa semua potensi
bahaya dan risiko yang terkait pada bentuk rancangan, spesifikasi teknis dan
metode kerja/konstruksi tersebut telah diidentifikasi dan telah dikendalikan
pada tingkat yang dapat diterima sesuai dengan standar teknik dan standar
K3 yang berlaku;19 Dokumen Pemilihan Pengadaan Langsung Pekerjaan
Konstruksi.
c. Setiap kegiatan/pekerjaan pelaksanaan, pemasangan, pembongkaran,
pemindahan, pengangkutan, pengangkatan, penyimpanan, perletakan,
pengambilan, pembuangan, pembongkaran dsb, harus dilakukan oleh tenaga
ahli dan tenaga terampil yang berkompeten berdasarkan gambar gambar,
spesifikasi teknis, manual, pedoman dan standar serta rujukan yang benar dan
sah atau telah disetujui oleh tenaga ahli yang terkait.
d. Setiap tenaga ahli dan tenaga terampil dibidang K3 Konstruksi di atas harus
melakukan analisis keselamatan pekerjaan (job safety analysis) setiap
sebelum memulai pekerjaannya, untuk memastikan bahwa potensi bahaya
dan risiko telah diidentifikasi dan diberikan tindakan pencegahan terhadap
kecelakaan kerja dan/atau penyakit di tempat kerja.
C. KETERANGAN GAMBAR

Gambar-gambar yang dipergunakan untuk Paket Pekerjaan ini terdiri dari:

(1) Gambar Perencanaan Teknis (terlampir)


(2) Gambar Standar (Standard Drawing) (terlampir) Gambar-gambar untuk pelaksanaan
pekerjaan harus ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) secara terinci,
lengkap dan jelas, antara lain :
1. Peta Lokasi
2. Lay out
3. Potongan memanjang
4. Potongan melintang
5. Detail-detail konstruksi Bagian lain yang tidak terpisahkan dari dokumen
pemilihan ini berkaitan dengan Gambar teknis tersaji pada SPSE LPSE
Kabupaten Pasuruan menu Kerangka Acuan Kerja(KAK)/Spesifikasi Teknis
dan Gambar atau menu informasi lainnya.
D. MOBILISASI

1). Uraian

Cakupan kegiatan mobilisasi yang diperlukan dalam Kontrak ini akan tergantung pada
jenis dan volume pekerjaan yang harus dilaksanakan, sebagaimana disyaratkan di
bagian-bagian lain dari Dokumen Kontrak dan secara umum harus memenuhi
berikut :

a) Ketentuan Mobilisasi untuk semua Kontrak


i. Penyewaan atau pembelian sebidang lahan yang diperlukan untuk base
camp Kontraktor dan kegiatan pelaksanaan.
ii. Mobilisasi Kepala Pelaksana (General Superintendent) yang memenuhi
jaminan kualifikasi (sertifikasi) menurut cakupan pekerjaan
(pembangunan, atau peningkatan jalan / penggantian jembatan atau
pemeliharaan berkala).
iii. Mobilisasi semua staf pelaksana dan pekerja yang diperlukan dalam
pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan dalam kontrak.
iv. Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang
tercantum dalam penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan
dimana peralatan tersebut akan digunakan menurut Kontrak ini.
v. Penyediaan dan pemeliharaan base camp Kontraktor, jika perlu termasuk
kantor lapangan, tempat tinggal, bengkel gudang dan sebagainya.
vi. Perkuatan jembatan lama untuk pengangkutan alat-alat berat.
b) Ketentuan mobilisasi kantor Lapangan dan Fasilitasnya untuk Direksi
Pekerjaan Kebutuhan ini akan disediakan dalam kontrak ini.
c) Ketentuan mobilisasi Fasilitas Pengendalian Mutu
Penyediaan dan pemeliharaan Laboratorium lapangan harus memenuhi
ketentuan yang disyaratkan dalam seksi 1.4 dari Spesifikasi ini bersama
dengan peralatan laboratorium lapangan yang tercantum dalam lampiran 1.4.A
Gedung laboratorium dan peralatannya, yang dipasok menurut Kontrak ini,
akan tetap menjadi milik Kontraktor pada waktu proyek selesai.
d) Kegiatan Demobilisasi untuk Semua Kontrak
Pembongkaran tempat kerja oleh kontraktor pada saat akhir kontrak, termasuk
pemindahan semua instalasi, peralatan dan perlengkapan dari tanah milik
Pemerintah dan pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi seperti
semula sebelum pekerjaan dimulai.

G TKDN
CV.VIRGO CIPTA ABADI
MAGELANG
Jl.Gajah Mada No.52 Magelang Utara Jawa Tengah Kode.53282
Email-virgociptaabadi@gmail.com
Telp.(0037)337554

H Bentuk Rencana Keselamatan Kerja (RKK)

SURAT PERNYATAAN

Yang Bertanda Tangan Dibawah ini

Nama : Farhan Mubarok, S.T., M.T.

Jabatan : Direktur Utama CV. Virgo Cipta Abadi

Alamat : Jl.Gajah Mada No.52 Magelang Utara, Kec. Magelang Utara, Kota
Magelang, Jawa Tengah

Apabila dinyatakan sebagai Pemenang Lelang untuk Pekerjaan Pembangunan Bendung


Tromo Tahun Anggaran 2023 sanggup Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Magelang, 13 Mei 2023

Farhan Mubarok, S.T., M.T.

                                                                                                     Direktur Utama


A. Kepemimpinan Dan Partisipasi Pekerja Dalam Keselamatan Konstruksi
A.1. Kepedulian Pimpinan Terhadap Isu Eksternal Dan Internal
CV. Virgo Cipta Abadi yang bergerak di bidang Jasa Konstruksi berkomitmen dan
peduli terhadap Keselamatan Konstruksi khusus dalam pencapaian penanganan isu
keselamatan konstruksi dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Peduli dalam mempromosikan pemahaman akan kebutuhan keselamatan
konstruksi dan membudayakan keselamatan konstruksi dalam seluruh
kegiatan pelaksanaan konstruksi
2. Peduli dalam melakukan sosialisasi tentang keselamatan konstruksi
terhadap seluruh tenaga kerja maupun masyarakat didalam lingkungan
kerja konstruksi
3. Peduli dalam melaksanakan implementasi sesuai rencana keselamatan
konstruksi bedasarkan perundang-undangan yang berlaku dalam
keselamatan konstruksi nasional
4. Mencegah kecelakaan, kebakaran, sakit akibat kerja, keamanan dan
pencemaran lingkungan
5. Memantau dan mengevaluasi terhadap kinerja keselamatan
konstruksi serta melakukan perbaikan secara berkelanjutan

Magelang, 13 Mei 2023

Farhan Mubarok, S.T., M.T.


                                                                                             Direktur Utama
A.1. Komitmen Keselamatan Konstruksi
PAKTA KOMITMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Farhan Mubarok
Jabatan : Direktur Utama
Bertindak untuk : CV. Virgo Cipta Abadi dalam rangka PEMBANGUNAN
PEMBANGUNAN GEDUNG APARTEMEN MAGELANG pada Pokja
PEMBANGUNAN GEDUNG APARTEMEN KOTA MAGELANG berkomitmen
melaksanakan konstruksi berkeselamatan demi terciptanya Zero Accident, dengan
memastikan bahwa seluruh pelaksanaan konstruksi:
1. Memenuhi ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Konstruksi;
2. Menggunakan tenaga kerja kompeten bersertifikat.
3. Menggunakan peralatan yang memenuhi standar kelaikan;
4. Menggunakan material yang memenuhi standar mutu;
5. Menggunakan teknologi yang memenuhi standar kelaikan; dan
6. Melaksanakan Standar Operasi dan Prosedur (SOP)

Magelang, 13 Mei 2023

Farhan Mubarok, S.T., M.T.


                                                                                              Direktur Utama
B. Perencanaan Keselamatan Konstruksi
KOTA MAGELANG membuat Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas,
Pengendalian Risiko, Penanggung Jawab untuk diserahkan, dibahas, dan disetujui
PPK pada saat Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak sesuai lingkup pekerjaan yang
dilaksanakan.
Penyusunan CV. VIRGO CIPTA ABADI sebagai Penyedia Jasa pada
PEMBANGUNAN
Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko K3, Skala Prioritas K3,
Pengedalian Resiko K3, dan Penanggung Jawab K3 terdapat pada tabel berikut ini :
B.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Pengendalian Dan Peluang
Nama Perusahaan : CV. VIRGO CIPTA ABADI
Kegitan : PEMBANGUNAN GEDUNG APARTEMEN MAGELANG
Lokasi : Kota Magelang
Tanggal Dibuat : 13 Mei 2023

B.2. Sasaran K3 dan Program K3


Dalam pengendalian operasioanl K3 ada sasarandan program yang harus dicapai
untuk  mengoptimalkan pelaksanaan K3 di lapangan pekerjaan.
Sasaran K3 :
a. Tidak ada kecelakaan kerja yang berdampak korban jiwa (Zero Fatal Accident)
b. Tingkat penerapanelemen SMK3 minimal 80 %
c. Semua pekerja wajib memakai APD yang sesuai bahaya dan risiko pekerjaan
masing-masing
d. Pemahaman & Kesadaran K3 Seluruh Karyawan
Program K3 :
a. Melaksanakan Rencana K3 dengan menyediakan sumber daya K3 (APD,
Rambu-rambu, Spanduk, Poster, pagar pengaman, jaring pengaman secara
konsisten
b. Melakukan inspeksi secara rutin terhadap kondisi dan cara kerja berbahaya
c. Memastikan semua pekerja untuk mematuhi peraturan yang telah ditetapkan
d. Mengidentifikasi dan membuat analisa bahaya dan resiko setiap pekerjaan
e. Mengawasi setiap pekerjaan beresiko tinggi dengan dikeluarkannya Surat Ijin
Kerja
f. Melakukan safety briefing di setiap awal bekerja kepada seluruh pengawas dan
pekerja
g. Melakukan safety patroli dan inspeksi terhadap lokasi kerja, Metode dan
Peralatan Kerja
h. Membuat Metode pengamanan dan pengawasan terhadap alat selama bekerja
khususnya alat angkat, angkut dan muat.
i. Penyediaan alat dan pendukung keselamatan kerja(rambu–rambu, APD,
Pemadam Kebakaran, P3K)
j. Menyediakan Alat Pelindung Diri sesuai kebutuhan
k. Memberikan training/ pelatihan internal yang berhubungan dengan kesadaran
K3
B.3. Standar dan Peraturan Perundangan
Standar SMK3
Nomor
Peraturan Perundang-undangan
Dokumen
1 Undang-Undang Dasar 1945
2 UU No. 1/1970 Tentang Keselamatan Kerja
3 UU No. 23/1992 Tentang Kesehatan
4 UU No. 3/1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
5 Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi
6 Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
7 Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Konstruksi Bidang
8 Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. : Ins/11/M/BW/1997 Tentang
Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran
Peraturan Perundangan SMK3
PERATURAN/KETENTUAN PERATURAN/KETENTUAN
Peraturan Menteri Tenaga Kerja K3 Pada Konstruksi Bangunan
No.01/Men/1980
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Kualifikasi Juru Las
No.02/Men/1982
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Tata Cara Pelaporan Dan Pemeriksaan
No.03/Men/1998 Kecelakaan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Syarat-Syarat Pemasangan Dan
No.04/Men/1980 Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per Panitia Pembina Keselamatan Dan
04/Men/1987 Kesehatan Kerja Serta Tata Cara
Penunjukkan Ahll Keselamatan Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.: Pesawat Angkat Dan Angkut
Perm05/Men/1985
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.Kep- Unit Penanggulangan Kebakaran Di
186/Men/1999 Tempat Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja
Transmigrasi No. Per. Ol/Men/1981
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Kualifikasi Dan Syarat-Syarat Operator
Transmigrasi No. Per. Ol/Men/1989 Keran Angkat
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
Transmigrasi No. Per.O2/Men/L980 Dalam Penyelenggaraan Keselamatan
Kerja
Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 tahun Syarat Kesehatan, Kebersihan Serta
1964 Penerangan Dalam Tempat Kerja
Kep. Menaker No. Kep. 51/Men/1999 Nilai Ambang Batas Faktor Fisika Di
Tempat Kerja
Surat Edaran No. Seso1/Men/1997 Nilai Ambang Batas Faktor Kimika Di
Tempat Kerja
Surat Edaran Dirjen Binawas Penggunaan Alat Pelindung Diri
No 05/Bw/1997

C. Dukungan Keselamatan Konstruksi


C.1. Sumber Daya
Tugas, Tanggung Jawab, Wewenang Tenaga Keselamatan Konstruksi :
1. Nama : Raikhan Yudistira, S. T.
Jabatan : Penanggung Jawab K3
Tugas dan Tanggung Jawab :
1) Menerapkan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
2) Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan terkait
K3 Konstruksi
3) Mengkaji dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan konstruksi
4) Merencanakan dan menyusun program K3
5) Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3
6) Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan program,
prosedur kerja dan instruksi kerja K3
7) Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan pedoman
teknis K3 konstruksi
8) Mengusulkan perbaikan metode kerja pelaksanaan konstruksi berbasis K3,
jika diperlukan
9) Melakukan penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta
keadaan darurat
2. Nama : Bagus Pamungkas, S. T.
Jabatan : Emergency/Kedaruratan
Tugas dan Tanggung Jawab :
1) Menerapkan program emergency/kedaruratan
2) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan pelatihan keadaan darurat
secara keseluruhan
3) Mendata seluruh personil dan menugaskan Tim P3K dalam pencarian orang
yang hilang
4) Mengkoordinir pelaksanaan penanganan kondisi darurat, evakuasi dan
evaluasi kondisi darurat secara keseluruhan
5) Melakukan pemantauan dan pengendalian dalam setiap kondisi keadaan
darurat termasuk melakukan mitigasi apabila terjadi kecelakaan kerja
6) Memastikan kesiapan tim dan peralatan keadaan darurat tersedia sesuai
kondisi lapangan
3. Nama : Nurul Komariah, S. Kep.
Jabatan : P3K
Tugas dan Tanggung Jawab :
1) Menerapkan program P3K
2) Melaksanakan tindakan P3K di tempat kerja.
3) Merawat fasilitas P3K di tempat kerja, meliputi:
a. Ruang P 3K.
b. Kotak P3K dan isinya.
c. Alat evakuasi dan transportasi.
d. Fasilitas tambahan berupa alat pelindung diri (APD) dan/atau
peralatan khusus di tempat kerja yang memiliki potensi bahaya yang
bersifat khusus.
4) Mencatat setiap kegiatan P3K dalam buku kegiatan.
5) Membuat laporan kegiatan P3K secara periodik.
4. Nama : Nurul Komariah, S. Kep.
Jabatan : P3K
Tugas dan Tanggung Jawab :
1) Menerapkan program Kebakaran.
2) Menyusun rencana kegiatan sesuai kebijakan.
3) Menetapkan semua kegiatan unit manajemen keselamatan kebakaran pada
pekerjaan konstruksi.
4) Mengimplementasikan kebijakan operasi pemadam kebakaran konstruksi
dan lingkungannya.
5) Melaksanakan aktifitas unit manajemen keselamatan kebakaran di tempat
kerja.
6) Mengendalikan aktifitas terkait dengan pencegahan dan penanggulangan
kebakaran sesuai rencana kerja.
7) Melakukan koordinasi dengan pihak instansi pemadam kebakaran dan
instansi terkait.

Anda mungkin juga menyukai