Anda di halaman 1dari 45

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

PEMBANGUNAN GEDUNG OPERASIONAL DI BANDARA TAMPA PADANG MAMUJU

A. PENDAHULUAN
Tahap pelaksanaan merupakan tahapan untuk mewujudkan setiap rencana yang dibuat
oleh pihak  perencana. Pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat penting dan
membutuhkan pengaturan serta pengawasan pekerjaan yang baik sehingga diperoleh hasil
yang baik, tepat pada waktunya, dan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan
sebelumnya.
Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang menentukan berhasil tidaknya suatu
proyek, oleh karena itu perlu dipersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis
pekerjaan, rencana kerja, serta tenaga pelaksana khususnya tenaga ahli yang profesional
yang dapat mengatur pekerjaan dengan baik serta dapat mengambil keputusan-keputusan
mengenai masalah-masalah yang ditemui di lapangan.
Dalam tahap pelaksanaan, semua pelaksanaan pekerjaan di lapangan mengikuti rencana
yang telah dibuat oleh pihak perencana antara lain gambar rencana dan segala detailnya, jenis
material, dan dokumen lainnya.
Tahap selanjutnya kontraktor mengerjakan shop drawing sebagai gambar pelaksanaan
dengan ruang lingkup serta detail yang lebih sempit kemudian untuk tahap akhir kontraktor
membuat as built drawing sebagai gambar akhir sesuai dengan yang ada di lapangan yang
digunakan sebagai laporan akhir.

B. LOKASI PEKERJAAN
Lokasi Pekerjaan Pembangunan Gedung Observasi Bandara Tampa Padang Mamuju :
C. RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan/rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan dalam Pekerjaan
PEMBANGUNAN GEDUNG OPERASIONAL DI BANDARA TAMPA PADANG MAMUJU ini
yaitu meliputi :
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Tanah
3. Pekerjaan Pondasi dan Struktur Beton
4. Pekerjaan Bata Dinding dan Drainase Keliling
5. Pekerjaan ACP + Rangka
6. Pekerjaan Atap
7. Pekerjaan Plafond
8. Pekerjaan Pintu Kusen dan Ventilasi
9. Pekerjaan Listrik
10. Pekerjaan Keramik Lantai dan Dinding
11. Pekerjaan Pengecetan
12. Pekerjaan Sanitary dan Plumbing
13. Pekerjaan Logo dan Huruf
14. Pekerjaan Pembersihan

D. URUTAN PEKERJAAN
Agar target pekerjaan tercapai secara maksimal Pada pekerjaan PEMBANGUNAN
GEDUNG OPERASIONAL DI BANDARA TAMPA PADANG MAMUJU Provinsi Sulawesi Barat,
maka perlu diperhitungkan dengan seksama prinsip atau urutan kerja pada pekerjaan tersebut
sehingga pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan selesai tepat waktu.
Pada tahap awal pekerjaan segera setelah Kontrak kerja ditandatangani oleh kedua belah
pihak antara pengguna dan penyedia dilaksanakan, maka pihak kontraktor akan
melaksanakan pemeriksaan kondisi dan pengukuran kembali eksisting lokasi pekerjaan
sebagai rujukan untuk penyesuaian kembali volume-volume pekerjaan pada dokumen
perencanaan terhadap kondisi saat ini. Setelah dilakukan pemeriksaan kondisi eksisting, maka
selanjutnya kontraktor akan menyusun langkah kerja secara teknis dan melakukan mobilisasi
alat kerja serta sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut.
Tahap selanjutnya adalah kontraktor akan menyusun strategi kesehatan dan keselamatan
kerja (K3) pada lokasi pekerjaan serta kelengkapan-kelengkapan yang dibutuhkan dan
kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan pembersihan lokasi.
Setelah seluruh pekerjaan persiapan telah selesai dan lahan telah siap untuk dilaksanakan
pembangunan, maka dilanjutkan dengan proses berikutnya yaitu pekerjaan konstruksi yang
dimulai dengan pekerjaan penggalian tanah pondasi bangunan kemudian pekerjaan struktur
bawah (sub struktur) dan kemudian struktur atas. Setelah pekerjaan struktur selesai,
dilanjutkan lagi dengan pekerjaan arsitektur beserta sanitary dan plumbing yang mencakup
dinding, lantai, jendela, pintu, dan plafond, perlengkapan sanitary dan plumbing beserta
finishingnya.
Diakhir pekerjaan, pihak kontraktor akan melakukan pembersihan lokasi dari sisa-sisa
pekerjaan konstruksi.
E. METODE PELAKSANAAN
D. 1. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan dilakukan untuk mempersiapkan kebutuhan peralatan proyek dan
kebutuhan-kebutuhan lainnya sebelum proses konstruksi dilaksanakan.
Pekerjaan persiapan yang dimaksud terdiri dari:
1. Pembuatan papan nama proyek
a) Papan proyek dibuat dengan tujuan memberikan informasi singkat tentang proyek
yang sedang dikerjakan. Papan proyek dipasang pada saat pelaksanaan Mutual
Check (MC) 0%.
b) Penggunaan tenaga : Direktur
c) Volume Pekerjaan : 1 Buah
d) Target penyelesaian pekerjaan : 1 hari
2. Pengukuran dan pas. bouwplank
a) Pekerjaan pengukuran dilaksanakan bersamaan dengan Mutual Check 0%. Pada
saat pelaksanaan pengukuran juga dipasang patok-patok batas sesuai dengan
kebutuhan dan setelah itu dilanjutkan dengan pemasangan bowplank.
b) Penggunaan tenaga : Direktur, Pelaksana, Ahli K3,Tukang Bangunan
c) Volume pekerjaan : 1 Ls
d) Target penyelesaian pekerjaan : 2 hari
3. Foto dokumentasi pekerjaan
a) Foto dokumentasi sangat diperlukan sebagai bukti rekaman gambar terhadap
proses pelaksanaan konstruksi. Foto dokumentasi nantinya akan dicetak dan
dibuat album yang berfungsi sebagai bahan informasi visual bagi yang
berkepentingan terhadap proyek tersebut.
b) Penggunaan tenaga : Pelaksana
c) Volume pekerjaan : 1 Ls
d) Target penyelesaian pekerjaan : Selama proses pembangunan berlangsung
4. Mobilisasi
a) Kegiatan mobilisasi adalah proses mendatangkan segala macam peralatan utama
dan personil ke lokasi pekerjaan.
Bagian dari pekerjaan mobilisasi yaitu:
Mobilisasi peralatan seperti:
 Excavator (55 HP) 1 Unit
 Mobil Pick Up (2500 cc) 1 Unit
 Scaffolding 25 Set
 Mesin Molen Portable (350 L) 1 Unit
 Mesin Cut Off Pemotong Besi (14”) 1 Unit
 Genset (20 Kva) 1 Unit
Mobilisasi Sumber Daya Manusia seperti :
 Pelaksana dengan Sertifikasi Pelaksana Bangunan Gedung/Pekerjaan
Gedung 1 Orang
 Petugas K3 dengan sertifikasi Ahli Madya K3 Konstruksi 1 Orang
 Pekerja Bangunan berpengalaman 20 Orang
b) Penggunaan tenaga : Direktur
c) Volume Pekerjaan : 1 Ls
d) Target Penyelesaian Pekerjaan : 3 hari
5. Pengadaan rencana keselamatan konstruksi
a) Pekerjaan Pengadaan rencana keselamatan konstruksi adalah kegiatan
pengadaan peralatan-peralatan pengaman diri yang akan digunakan oleh tenaga
kerja pada saat pekerjaan berlangsung.
Bagian dari pekerjaan ini yaitu:
 Helmet Safety 20 buah
 Kaos tangan 20 pasang
 Rompi 20 pasang
 Sepatu boot 20 pasang
b) Penggunaan Tenaga : Direktur, Pelaksana, Ahli K3
c) Target Penyelesaian Pekerjaan : 3 hari

D. 2. Pekerjaan Tanah
a) Pekerjaan tanah adalah bentuk pekerjaan yang berhubungan pengelolaan bahan-
bahan yang termasuk kedalam golongan tanah.
Bagian dari pekerjaan tanah yaitu Galian Tanah, Urugan Tanah Kembali, Urugan
Pasir Bawah Lantai Tebal 10 cm, dan Urugan Tanah Timbunan Pilihan Tebal 20 cm.
b) Penggunaan bahan, alat dan tenaga
 Alat yang dibutuhkan yaitu excavator, dan peralatan tukang batu seperti linggis,
sekop dan lain-lain.
 Tenaga yang terlibat langsung dalam pekerjaan ini yaitu Pelaksana, Ahli/Petugas
K3, Tukang/Pekerja.
c) Volume pekerjaan :
 Galian Tanah : 52.66 m3
 Urugan Tanah Kembali : 17.55 m3
 Urugan Pasir Bawah Lantai Tebal 10 cm : 10.60 m3
 Urugan Tanah Timbunan Pilihan T. 20 cm : 21.20 m3
d) Target penyelesaian pekerjaan :
 Galian Tanah : 5 hari
 Urugan Tanah Kembali : 2 hari
 Urugan Pasir Bawah Lantai Tebal 10 cm : 3 hari
 Urugan Tanah Timbunan Pilihan T. 20 cm : 3 hari
e) Metode kerja :
 Sebelum memulai pekerjaan, petugas K3 memastikan semua penggunaan alat K3
sudah sesuai dengan prosedur.
 Sebelum melakukan penggalian, terlebih dulu dipasang bowplank dan kemudian
diukur dan disamakan elevasinya yang nantinya menjadi elevasi acuan/peil dasar.
 Penggalian tanah dilakukan sesuai dengan denah bangunan yang telah ditentukan
dengan bowplank
 Kedalaman galian disesuaikan dengan gambar rencana
 Hasil galian dibuang disekitar galian yang nantinya akan digunakan menutup
kembali sisa lubang pasangan pondasi/urugan tanah kembali.
 Setelah pondasi selesai, maka akan dilakukan penimbunan tanah pilihan untuk
mengisi muka tanah dalam bangunan yang masih rendah agar sema
ketinggiannya dengan pondasi.
 Tahap akhir dari pekerjaan tanah ini adalah pekerjaan urugan pasir tebal 10 cm di
atas muka tanah dalam bangunan sebelum dilaksanakan pemasangan lantai
keramik.
D. 3. Pekerjaan Pondasi dan Struktur Beton
1. Pekerjaan Pondasi
a) Pasangan Pondasi Batu Kali
Pasangan batu kali meliputi Pekerjaan Anstamping batu terdiri dari pasir urug dan
batu kali yang ditata sedemikian yang sisi yang kosong diisi dengan urugan pasir dan
di siram dengan air sampai mengisi sela-sela batu yang yang satu dengan yang lain
sampai padat. Selanjutnya dilakukan pekerjaan pasangan pondasi batu kali dengan
campuran 1 : 3 sesuai dengan gambar baik ketinggian dan lebar pondasi.
b) Penggunaan bahan, alat dan tenaga
 Syarat – syarat material semen, agreat halus ( pasir ) dan air, Alat yang
dibutuhkan yaitu peralatan tukang batu seperti linggis, sekop, gerobak dorong dan
lain-lain.
 Tenaga yang terlibat langsung dalam pekerjaan ini yaitu Pelaksana, Ahli/Petugas
K3, tenaga Manegerial dan Tukang/Pekerja
c) Volume pekerjaan :
 Pondasi Pasangan batu Kali 1:3 : 21,23 m3
d) Target penyelesaian pekerjaan :
 Pondasi Pasangan batu Kali 1:3 : 5 hari
f) Metode kerja :
 Sebelum memulai pekerjaan, petugas K3
memastikan semua penggunaan alat K3
sudah sesuai dengan prosedur.
 Batu
Batu yang dipakai pada pekerjaan yang
ditunjukan dalam gambar, seperti pasangan
batu atau lapisan batu, haruslah batu yang
bersih dan keras, tahan lama dan homogen
menurut persetujuan direksi / pengawas dan
bersih dari campuran besi, noda – noda ,
lubang pasir, cacat atau ketidak sempurnaan
lainnya. Batu tersebut harus diambil dari
sumber yang disetujui direksi.
 Pasangan batu
Pasangan batu harus terdiri dari batu yang
dipecah dengan palu secara kasar dan
berukuran sembarang, sehingga kalau
dipasang bisa saling menutup. Setiap batu
harus berukuran antara 6kg s/d 15 kg, akan
tetapi batu yang yang lebih kecil dapat
dipakai atas yang lebih kecil dapat dipakai
atas persetujuan direksi, ukuran maksimum
harus memperhatikan tebal dinding.

 Alas dan Sambungan


Tiap batu untuk pasangan harus seluruhnya
dibasahi lebih dulu sebelum dipakai dan
harus diletakkan dengan alasnya tegak lurus
kepada arah tegangan pokok. Setiap batu
harus diberi alas adukan (speci), semua
sambungan diisi padat dengan adukan speci
pada pekerjaan berlangsung tebal adukan
speci tidak lebih dari 50 mm lebarnya. Serta
tidak boleh ada batu berhimpit satu sama
lain.

Pasak tidak boleh disisipkan sesudah


semua batu selesai dipasang.
 Penyelesaian Sambungan
Kecuali jika ditentukan lain, sambungan
dengan adukan ( speci ) semen : pasir = 1 :
5 yang kelihatan harus disiar rata dan halus
pada waktu pekerjaan sedang berlangsung
dengan menjaga. supaya dijamin adanya
keserafgaman warna. Semua sambungan
yang tidak kelihatan harus diiisi rata dengan
adukan

2. Pekerjaan Struktur Beton


a) Lingkup Pekerjaan Pembetonan
 Meliputi segala pekerjaan yang diperlukan untuk pelaksanakan pekerjaan beton
sesuai dengan gambar rencana termasuk pengadaan bahan, upah, pengujian dan
peralatan pembantu.
 Pengadaan, detail, fabrikasi dan pemasangan semua penulangan dan
bagian - bagian dari pekerjaan lain yang tertanam dalam beton.
 Pekerjaan beton bertulang terdiri dari, Foot, sloof, kolom, balok, plat beton/plat
lantai, ring balk, balok lantai, serta plat topi-topi dan lain-lain seperti yang tertera
dalam gambar detail.
 Mutu beton yang digunakan menggunakan beton K-175 ; K-225 dan K-250.
 Pekerjaan ini akan kami kerjakan sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan
yang telah kami buat. Pekerjaan akan kami undur apabila cuaca tidak
memungkinkan untuk melakukan pengecoran, dan kami akan mengonsep ulang
jadwal pelaksanaan pekerjaan untuk pekerjaan berikutnya.
 Untuk melaksanakan pekerjaan ini kami akan mendatangkan 9 orang pekerja,
5 orang Tukang batu, 2 orang kepala tukang, dan 1 orang mandor lapangan.
apabila masih dianggap kurang kami akan menambahkan pekerja sehingga
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan jadwal yang telah kami buat.
 Alat pendukung pelaksanaan pekerjaan yaitu 2 unit beton molen beserta
tenaganya, cangkul,cetok, skop, ember alat lain yang dibutuhkan.
b) Penggunaan bahan, alat dan tenaga
 Semen portland / PC
Semen portland yang dipakai dari jenis I menurut Peraturan Semen Portland
Indonesia SNI – 8 atau menurut ASTM.memenuhi S400 menurut standar cemen
portland yang digariskan oleh Asosiasi Cement Indonesia Semen harus sampai di
tempat kerja dalam kondisi baik serta dalam kantong- kantong semen asli dari
pabrik. Masing-masing dengan ukuran berat 50kg, satu macam dan dengan
persetujuan Pengawas. Semen harus disimpan dalam Gedung yang kedap air dan
berventilasi baik, di atas lantai setinggi 30 cm. Kantong-kantong semen tidak
boleh ditumpuk lebih dari sepuluh lapis, penyimpanan harus terpisah untuk setiap
pengiriman dan penggunaannya diurutkan sesuai dengan waktu pengiriman.
 Pasir
Pasir yang akan digunakan yaitu pasir ex. Lokal bermutu baik serta tidak
mengandung bahan organik,kandungan lumpur maksimal 5% Pasir ditempatkan di
tempat yang saling terpisah dalam tumpukan yang tidak lebih dari 1 m,
berpermukaan yang bersih, padat serta kering dan harus dicegah terhadap
kotoran.
 Koral
Koral yang digunakan mempunyai ukuran maksimum 2-3 cm dan dapat memenuhi
persyaratan PBI-1971 NI-2. Koral yang akan kami gunakan koral dari hasil pecah
mesin dan sebelum bahan kami kirim ke lokasi pekerjaan terlebih dahulu
mengajukan sempel untuk meminta persetujuan dari direksi pekerjaan.
 Air
Air yang dipakai yaitu air tawar yang bersih, bebas dari zat - zat kimia yang dapat
merusak mutu beton, sesuai PBI 1971.
 Alat yang dibutuhkan yaitu Mesin Molen Portable, dan peralatan tukang seperti,
sekop, gerobak dan lain-lain.
 Tenaga yang terlibat langsung dalam pekerjaan ini yaitu Pelaksana, Ahli/Petugas
K3, dan Tukang/Pekerja.

c) Volume pekerjaan :
 Pekerjaan sloof Beton Bertulang 20 x 30 cm
- cor : 5,16 m3
- besi : 310,80 Kg
- bekisting : 32,55 m2
 Kolom Praktis uk 11 x 11 cm (k1) : 52,20
 Kolom Utama uk 20 x 20 cm (k2)
- cor : 2,16 m3
- besi : 172,73 Kg
- bekisting : 15,76 m2
 Kolom Teras uk 15 x 30 dan 20 x 40 cm
- cor : 0,99 m3
- besi : 44,11 Kg
- bekisting : 8,30 m2
 Balok Latei Beton Bertulang uk 11 x 15 cm
- cor : 0,45 m3
- besi : 79,26 Kg
- bekisting : 8,10 m2
 Balok dan Ring Balok Bertulang uk 12 x 20 cm
- cor : 2,56 m3
- besi : 217,17 Kg
- bekisting : 21,13 m2
 Ring Balok Bertulang uk 11 x 15 cm
- cor : 1,86 m3
- besi : 166,72 Kg
- bekisting : 16,60 m2
 Plat Teras Beton Bertulang tebal 10 cm (depan + Belakang)
- cor : 2,81 m3
- besi : 106,09 Kg
- bekisting : 12,70 m2
d) Target penyelesaian pekerjaan :
 Pekerjaan sloof Beton Bertulang 20 x 30 cm : 4 hari
 Kolom Praktis uk 11 x 11 cm (k1) : 3 hari
 Kolom Utama uk 20 x 20 cm (k2) : 4 hari
 Kolom Teras uk 15 x 30 dan 20 x 40 cm : 2 hari
 Balok Latei Beton Bertulang uk 11 x 15 cm : 2 hari
 Balok dan Ring Balok Bertulang uk 12 x 20 cm : 4 hari
 Ring Balok Bertulang uk 11 x 15 cm : 3 hari
 Plat Teras Beton Bertulang tebal 10 cm : 4 hari
e) Metode kerja :
1. Pekerjaan Persiapan
 Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan,
personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh
persetujuan dari Konsultan sebelum pekerjaan
 Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan
 Ruang Lingkup Pekerjaan adalah :
Pekerjaan pabrikasi Besi
Pekerjaan bekesting
Pekerjaan Instalasi besi Tulangan
Cor Beton Kualitas tergantung dengan perencanaan
2. Metode Pelaksanaan
 Menyiapkan Papan Bekisting, Besi Beton,
dan Job Mix Design dan Job Mix Formula
untuk pekerjaan kolom beton.
 Menyiapkan sepatu kolom yang ditarik garis
lurusnya dari sloof.
 Melakukan perakitan besi tulangan sesuai
dengan desain yang telah ditentukan.
 Memasang bekisting kolom.
 Memasang sabuk sloof pada bekisting
kolom untuk memperkuat.
 Memasang pipa support Untuk menjaga
vertikaliti dari kolom terhadap sloof dan
balok. Setelah kompenen bekisting dan besi
serta celah bekisting dirapatkan dan
mendapatkan persetujuan dari direksi,
 maka dilakukanlah pengecoran beton sesuai
dengan jenis beton yang direncanakan

 Pekerjaan Acuan / Bekisting


 Cetakan haruslah dengan berbagai bentuk, bidang-bidang, batas-batas dan
ukuran dari beton yang diinginkan sebagaimana pada gambar-gambar atau
seperti ditetapkan Direksi Pekerjaan.
 Permukaan yang rata dari beton adalah yang dikehendaki pada bagian jalan air.
 Cetakan untuk permukaan yang demikian dapat dibuat dari kayu dan harus di
dalam segala hal benar-benar berbentuk dan berukuran yang tetap pada tempat
dan bentuknya selama pembebanan dan berlangsungnya pekerjaan vibrasi
pemadatan beton.
 Cetakan harus rapat tidak bocor, permukaannya licin, bebas dari kotorankotoran
seperti tahi gergaji, potongan-potongan kayu, tanah dan sebagainya sebelum
pengecoran dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan
beton.
 Cetakan harus diperkuat dan ditopang agar
mampu menahan berat sendiri adukan
beton, penggetaran beton, beban konstruksi,
angin dan tekanan lainnya dengan tidak
berubah bentuk. Kayu yang digunakan yaitu
kayu ukuran 2,5 cm.
 Pembuatan lubang bagian dalam cetakan
untuk pemeriksaan, pembuangan air dapat
dilakukan untuk itu cetakan dapat dibuat
sedemikian rupa hingga dapat dengan
mudah ditutup sebelum pengecoran dimulai.
 Beton yang telah dicor dihindarkan dari
benturan benda keras selama 3x24 jam
setelah pengecoran.

 Pekerjaan Pembesian
Pada pekerjaan Sloof pondasi
menggunakan besi Tulangan , pada proses
pelaksanaan pembesian sloof pondasi. besi
yang digunakan harus sesuai standar. Untuk
tahapan dalam pemasangan pembesian
pada pondasi sebagai berikut :
Pemotongan dan pembengkokan besi :
• Gunakan meja yang kuat dan rata
• Siapkan gambar acuan kerja agar
pemotongan dan pembongkokan besi sesuai
dengan speksifikasi yang diinginkan.
• Cek diameter besi
• Cek kembali jumlah besi yang telah di
bengkokan
• Pembengkokan besi di lakukan
dengan menggunakan meja pembengkok
yang sudah di beanr-benar pas dan
pemotong di lakukan dengan menggunakan
gunting besi
• Cek ukuran mandrel benar-benar pas
• Jika terdapat besi yang susah di
bengkokan maka boleh di panaskan dengan
persetujuan dari enginer. Kemudian unruk
tahapan pemasangan besi sebagai berikut :
• Besi yang akan di pasang harus bersih
(dari kotoran, dan minyak)
• Perakitan besi yang telah di potong
dan dibengkokan dilakukan langsung di
lokasi pekerjaan sloof karena
mempermudah dalam merakit besi tulangan
sloof
• Peletakan Tulangan pembesian harus
diatur sehingga ada ruang tersedia untuk
proses pemadatan beton.
• Jika ada besi yang perlu di sambung
maka harus ada overlapping yang sesuai
perhitungan atau spesifikasi Teknis.
• Pemasangan besi harus terpasang kuat dengan diikat menggunakan kawat
bendrat agar tidak terjadi penurunan besi pada saat pengecoran berlangsung.
• Kemudian pada bagian terbawah di berikan tahu beton. Agar besi tidak
bersentuhan langsung dengan tanah pada saat pengecoran berlangsung.

D. 4. Pekerjaan Bata Dinding dan Drainase Keliling


a) Pekerjaan Batu bata harus bersisi tajam dan berbentuk persegi panjang
tanpa salah baker atau retak-retak, pada bidang patahan yang baru, harus
terlihat pembakarannnya masak merata dan tanah liat yang dibakar tidak
mengandung tras kapur atau bahan-bahan yang dapat merusak, sedang
jumlah batu bata yang pecah tidak boleh lebih dari 5 %. Rata-rata kokoh
tekan dari batu bata dalam keadaan jenuh air, tidak boleh kurang dari 60
kg/cm2, dan tidak boleh ada batu bata yang kokoh tekannya kurang dari 30

kg/cm2.
b) Penggunaan bahan, alat dan tenaga
 Syarat – syarat material semen, Batu Bata, agreat halus ( pasir ) dan air, Alat yang
dibutuhkan yaitu peralatan tukang batu seperti sendok Semen, sekop, gerobak
dorong dan lain-lain.
 Tenaga yang terlibat langsung dalam pekerjaan ini yaitu Pelaksana, Ahli/Petugas
K3, tenaga Manegerial dan Tukang/Pekerja
c) Volume pekerjaan :
 Pasangan dinding Bata 1:4 : 295,99 m2
 Plesteran dinding bata camp 1:3 tebal 1,5 cm : 488,38 m2
 Pasangan dinding Bata Draenase Keliling 1:4 : 13,50 m2
 Plesteran dinding bata camp 1:3 tebal 1,5 cm : 16,89 m2
 Acian dan Plamur : 293,03 m2
d) Target penyelesaian pekerjaan :
 Pasangan dinding Bata 1:4 : 14 hari
 Plesteran dinding bata camp 1:3 tebal 1,5 cm : 8 hari
 Pasangan dinding Bata Draenase Keliling 1:4 : 5 hari
 Plesteran dinding bata camp 1:3 tebal 1,5 cm : 3 hari
 Acian dan Plamur : 3 hari
e) Metode kerja :
 Sebelum memulai pekerjaan, petugas K3
memastikan semua penggunaan alat K3
sudah sesuai dengan prosedur.
 Cek / sortir bata merah agar didapat ukuran
yang sama sehingga bilamana
 dipasang akan mendapat permukaan yang
rata.
 Siapkan tempat kerja dan permukaan yang
akan dipasang bata merah.
 Pasanglah petunjuk/alat bantu yang cukup
untuk kerataan pasangan bata/ dinding
(marking).
 Pasang Profil dengan memakai hollow besi.
 Bersihkan area kerja dari kotoran – kotoran
yang ada.
 Bersihkan bata merah dari kotoran dan debu
sebelum dipasang agar perekat dapat
bekerja dengan baik.
 Siapkan campuran adukan tinbed/ perekat
bata merah dan masukan kedalam bak
 adukan / ember plastic.
 Aduk campuran adukan hingga rata dan
homogen dengan menggunakan hand mixer.
 Bila permukaan lantai yang akan dipasang
bata merah tidak ada, maka dipakai adukan
mortar terlebih dahulu pada bagian paling
dasar agar didapatkan permukaan yang
rata.
 Lakukan pemasangan bata merah secara
manual sebagaimana umumnya dengan
tebal speci yang dianjurkan ±3mm dengan
roskam gerigi,
 Untuk memastikan kelurusan dari pasangan
dinding bata merah tersebut
 digunakan hollow alumunium / jidar Uk. 50 / 100 sebagai alat control kerataan.
12.Setelah pekerjaan pasangan bata merah selesai dan dipastikan telah
mengering dilanjutkan dengan pekerjaan plesteran/ acian.

D. 5. Pekerjaan ACP + Rangka


a) Pekerjaan ACP ini sanggup dilakukan pada Dinding, Plafon, Partisi, Furniture, dan
sebagainya. Bisa dikerjakan pada Gedung Perkantoran, Hotel, Bank, Rumah Sakit, Mall,
Ruko, Pusat Perbelanjaan, SPBU, maupun Rumah Pribadi.
b) Penggunaan bahan, alat dan tenaga
 Bahan yang digunakan yaitu ACP dan Besi Hollow
 Alat yang dibutuhkan yaitu Mesin Pemotong, dan peralatan tukang seperti Mesin
Las, dan lain-lain.
 Tenaga yang terlibat langsung dalam pekerjaan ini yaitu Pelaksana, Ahli/Petugas
K3, Tukang/Pekerja.

c) Volume pekerjaan :
 Pekerjaan Rangka ACP : 52.50 m2
 Pekerjaan ACP Exterior : 52,50 m2
d) Target penyelesaian pekerjaan :
 Pekerjaan Rangka ACP : 4 hari
 Pekerjaan ACP Exterior : 3 hari
e) Metode kerja :
 Sebelum memulai pekerjaan, petugas K3 memastikan semua penggunaan alat K3
sudah sesuai dengan prosedur.
 Jika Konstruksi Rangka Dudukan ACP dipasang pada Dinding yang terbuat dari
pasangan Batubata, maka Dinding Batubata tersebut harus diplester terlebih
dahulu. Minimal diplester tanpa Aci, atau sanggup juga di-aci. Supaya Konstruksi
Rangka ini tetap Kuat Mengikat ketika menahan Beban Rangka itu sendiri dan
Beban ACP nantinya, serta Tahan Lama.
 Jika Konstruksi Rangka Dudukan ACP dipasang pada Dinding Beton atau Beton
Bertulang, maka dinding tersebut tidak perlu diplester lagi, silahkan eksklusif
dipasang.
 Rangka Dudukan ACP, sebaiknya memakai material Metal atau Logam yang
berkualitas baik, sehingga tidak gampang Korosi (berkarat) dan tidak gampang
rusak akhir korosi tersebut. Seperti Gambar dibawah ini : A ialah Alumanium, dan
B ialah Besi Hollow yang di-Cat (dengan ketebalan material Logam yang memadai
untuk menahan Beban Sendiri Rangka tersebut dan ACP yang akan dipasang
pada Rangka tersebut

 Dalam hal ini, sebaiknya tidak memakai materi menyerupai Rangka Furring
Gypsum Galvanis. Karena materi ini tidak tahan terhadap Cuaca, Panas Matahari,
Air Hujan, dan Kelembaban, sehingga sangat gampang Korosi (berkarat). Korosi
ini akan cepat sekali merusak Furring tersebut. Seperti Gambar dibawah ini.
(Keterangan : Furring Galvanis hanya cocok dipakai untuk didalam bangunan).
 Lakukan Marking pada Dinding Batubata (dalam hal ini, Contoh Pemasangan
dilakukan pada Dinding Batubata yang telah diplester). Jarak Horizontal-nya kita
misalkan 60cm dan Jarak Vertikal-nya juga 60cm. Seperti Gambar dibawah ini.

 Lakukan Pemasangan Rangka Dudukan ACP, pola disini memakai Besi Hollow


40x40. Pemasangan Besi Hollow ini sanggup dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
1. Satu-persatu Besi Hollow (yang telah dipasang Bracket) eksklusif dikunci pada
dinding tersebutmemakai Dynabolt, caranya sanggup dilihat Disini. Besi Hollow
lainnya sanggup di-join dengan sistem Pengelasan hingga semua terpasang.
Seperti sanggup dilihat pada kedua Gambar dibawah ini.
 
2. Bisa juga semua Besi Hollow difabrikasi terlebih dahulu (dengan sistem
Pengelasan), dan dipasang Bracket pada tempat-tempat tertentu. Kemudian
sekaligus dipasang pada Dinding tersebut. Seperti Gambar dibawah ini.
 Setelah semua Besi Hollow terpasang, lakukan Pengecekan Ulang terhadap
kekuatan pasangan Dynabolt dan Pengelasan. Hal ini diharapkan untuk
memastikan Kekuatan Rangka Dudukan tersebut sebelum Alumanium Composit
Panel (ACP) dipasang pada Rangka tersebut.

D. 6. Pekerjaan Atap
a) Pekerjaan Atap merupakan elemen penting sebagai pelindung hunian dari cuaca
panas dan hujan. Adapun pemasangan atap perlu dipadukan dengan konstruksi
rangka sebagai penopangnya. Konstruksi rangka atap tersebut terdiri dari berbagai
jenis seperti kayu, baja atau baja ringan. Saat ini, material baja ringan sedang menjadi
primadona. Material yang satu ini memiliki banyak kelebihan, utamanya adalah bobot
yang begitu ringan untuk memudahkan proses pemasangan rangka atap, namun
sangat kokoh untuk menopang berbagai jenis atap yang akan digunakan.
b) Penggunaan bahan, alat dan tenaga
 Bahan-bahan dan tegangan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-
ketentuan SNI/SKSNI/SKBI yang berlaku, seperti atap Spandek, Reng, Canal C,
Gording Baja dan Nok atap. Alat yang dibutuhkan yaitu peralatan tukang Atap
seperti Bor, alat Pemotong dan lain-lain.
 Tenaga yang terlibat langsung dalam pekerjaan ini yaitu Pelaksana, Ahli/Petugas
K3, Tukang/Pekerja.
c) Volume pekerjaan :
 Pemasangan Rangka Atap Kuda2 +reng+Gurding Baja : 88,25 m2
 Pemasangan Penutup Atap Spandek T. 3 mm : 88,25 m2
 Pemasangan Nok Atap : 25,00 m2
d) Target penyelesaian pekerjaan :
 Pemasangan Rangka Atap Kuda2 +reng+Gurding Baja : 5 hari
 Pemasangan Penutup Atap Spandek T. 3 mm : 3 hari
 Pemasangan Nok Atap : 1 hari
e) Metode kerja :
 Sebelum memulai pekerjaan, petugas K3 memastikan semua penggunaan alat K3
sudah sesuai dengan prosedur.
 Persiapan kerja
1. Menyiapkan gambar rencana atap dan perletakkan kuda- kuda, dan tidak
diperkenankan menggunakan gambar draft sebagai panduan.
2. Menyiapkan semua peralatan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja,
dan memperhatikan petunjuk tentang persyaratan melaksanakan pekerjaan di
atas ketinggian (lihat belahan keselamatan kerja).
3. Menyiapkan semua perlengkapan untuk pemasangan kuda-kuda, antara lain:
bor dan hexagonal socket, meteran, selang air (waterpass), alat penyiku,
mesin pemotong, gergaji besi, palu, dan sebagainya.
 Leveling dan marking
 

1. Memastikan seluruh permukaan atas ring balok dalam keadaan rata dan siku,
dengan menggunakan selang air (waterpass) dan penyiku sebagai alat bantu.
2. Memastikan bahwa rangkaian ring balok telah mengikat semua belahan
bangunan dan tersambung secara benar (monolith) dengan kolom yang ada di
bawahnya.
3. Memberi tanda posisi perletakan kuda-kuda (truss), sesuai dengan gambar
rencana atap. Mengukur jarak antar kuda-kuda.
 Pengangkatan dan pemasangan kuda-kuda

1. Mengangkat kuda-kuda secara hati-hati, biar tidak mengakibatkan kerusakan


pada rangkaian kuda-kuda yang telah selesai dirakit .
2. Memastikan posisi kiri dan kanan (L-R) kuda-kuda tidak terbalik. Sisi kanan
dan kiri kuda-kuda sanggup ditentukan dengan teladan posisi dikala pekerja
melihat kuda-kuda, dengan lisan web sanggup dilihat oleh pekerja. Bagian di
sebelah kiri pekerja disebut sisi kiri, sedangkan yang berada di sebelah
kanannya ialah sisi kanan.
3. Mengontrol posisi berdirinya kuda-kuda biar tegak lurus dengan ringbalok
menggunakan benang dan lot (unting-unting)
4. Mengencangkan kuda-kuda dengan plat L (L bracket), dengan menggunakan
4 buah screw 12 – 14 x 20 HEX.
5. Mengencangkan plat L dengan ring balok menggunakan dynabolt, dan
menambahkan balok penopang sementara, biar posisi kuda-kuda tidak
berubah.
6. Mengulangi langkah ke-1 hingga ke-6 untuk mendirikan semua kuda-kuda,
sesuai dengan posisinya dalam gambar kerja.
7. Memeriksa ulang jarak antar kuda-kuda dari as ke as (maksimum 1,2 meter).
8. Memeriksa kedataran (leveling) semua puncak kuda-kuda (Apex), dan
memastikan garis nok mempunyai ketinggian yang sama (datar)
9. Memasang balok nok.
10. Memasang bracing (pengikat) sebagai perkuatan, bila bekerja beban angin.
Bracing dipasang di atas top-chord dan di bawah reng.
11. Bila menggunakan aluminium foil, lapisan ini dipasang terlebih dahulu di atas
truss, jurai dan rafter.
12. Memasang reng (roof battens) dengan jarak menyesuaikan jenis epilog atap
yang digunakan. Setiap pertemuan reng dengan kuda-kuda diikat
menggunakan screw ukuran 10-16×16 sebanyak 2 (dua) buah.
13. Memasang outrigger (gording embel-embel sehabis kuda-kuda terakhir yang
menumpu ringbalk). Pada atap jenis pelana, outrigger sanggup dipasang
sebagai overhang dengan panjang maksimal 120 cm dari kuda- kuda terluar,
dan jarak antar outrigger 120 cm. outrigger harus diletakkan dan di-screw
dengan dua buah kuda-kuda yang terdekat.
14. Memasang ceilling battens dengan jarak antar masing-masing ceilling battens
ialah 120 cm. Komponen ini dipasang pada permukaan belahan atas bottom
chord kuda-kuda dan di-screw. Untuk pertemuan ceilling battens dengan ring
balok di beri ganjal bracket yang diikat menggunakan 2 (dua) buah dynabolt.
Fungsi ceilling battens ialah untuk memperkuat ikatan antar kuda-kuda. Jika
diperlukan, sambungan memanjang ceilling battens sebaiknya sempurna
diatas bottom chord. Setiap sambungan harus overlap 40 cm, dan setiap
pertemuan dengan bottom chord harus di-screw. Ceiling battens selanjutnya
sanggup difungsikan untuk menahan plafond dan penggantungnya.
 Pemasangan penutup atap
1. Memeriksa ulang pemasangan kuda-kuda sesuai dengan nomor, kedataran
nok maupun sisi atap, dan memastikan support overhang terpasang dengan
benar
2. Bila menggunakan Aluminium Foil, maka lapisan ini dipasang terlebih dahulu
di atas jurai dan rafter,
3. Menentukan jarak reng sesuai dengan jenis penutup atap yang digunakan, lalu
dilanjutkan dengan pemasangan reng (roof battens) dengan screw 10 – 16 x
16 HEX.
4. Memasang satu jalur penutup atap terlebih dahulu dari bawah ke atas.
Pemasangan penutup atap harus lurus dan rapi biar polanya menjadi rapi dan
tidak berbelok – belok

D. 7. Pekerjaan Plafond
a) Pekerjaan Plafond digunakan sebagai penutup langit-langit atap sehingga
memberikan keindahan dan menimbulkan rasa aman Ketika melintas dibawahnya.
b) Penggunaan bahan, alat dan tenaga
 Bahan-bahan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan
SNI/SKSNI/SKBI yang berlaku, seperti Hollow, Gipsum. Alat yang dibutuhkan
yaitu peralatan tukang Plafond seperti Bor, alat Pemotong dan lain-lain.
 Tenaga yang terlibat langsung dalam pekerjaan ini yaitu Pelaksana, Ahli/Petugas
K3, Tukang/Pekerja.
c) Volume pekerjaan :
 Pas. Plafond Bahan Gypsum Board + Rangka Holow : 105,00 m2
 List Plafond Siku PVC : 88,59 m2
d) Target penyelesaian pekerjaan :
 Pas. Plafond Bahan Gypsum Board + Rangka Holow : 8 hari
 List Plafond Siku PVC : 3 hari
e) Metode kerja :
 Sebelum memulai pekerjaan, petugas K3 memastikan semua penggunaan alat K3
sudah sesuai dengan prosedur.
 Persiapan
1. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan plafond gypsum
dan GRC.
2. Approval material yang akan digunakan.
3. Persiapan lahan kerja.
4. Persiapan material kerja, antara lain : gypsum board GRC board, list gypsum,
hollow 2/4 & 4/4, sekrup gypsum, textile tape, compound, air, dll.
5. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran,
schafolding, gerinda, gergaji besi, bor screw driver, kape, ampelas, cutter,
selang dan air.
 Pengukuran
1. Level/peil plafond diukur dahulu dengan memakai theodolith dan dibantu
memakai selang air.
2. Untuk mempermudah pemasangan, titik tetap pengukuran dipindahkan ke
dinding atau kolom dengan ketinggian 1 m dari lantai.
 Pasang rangka hollow
1. Setelah posisi peil plafond didapatkan, pekerjaan awal ialah pemasangan
rangka hollow  pada bab tepi untuk memperoleh titik tetap plofond.
2. Dilanjutkan pemasangan rangka hollow pembagi yang digantung ke plat beton 
dengan memakai paku beton/penggantung. Perkuatan antara rangka hollow
dengan memakai sekrup gypsum.
3. Penempatan jarak rangka hollow maksimum berjarak 60 cm.
4. Setalah semua rangka hollow terpasang, lakukan perataan (leveling) dengan
memakai tarikan benang, sehabis itu penggantung sanggup dimatikan.
 Pemasangan plafond gypsum dan GRC
1. Setelah rangka hollow terpasang dengan benar, rata dan besar lengan
berkuasa serta instalasi ME sudah terpasang semua, maka lembaran gypsum
dan GRC sanggup mulai dipasang.
2. Untuk gypsum dan GRC, pertemuan diatur secara menyilang.
3. Sebelum pemasangan sekrup pastikan bor sekrup diubahsuaikan benar,
sehingga kepala sekrup hanya masuk sedikit kedalam permukaan lembaran
gypsum dan GRC.
4. Tekan ujung sekrup perlahan ke dalam permukaan lembaran gypsum dan
GRC sebelum menjalankan mesin bor untuk memasukkan sekrup.
5. Sekrup berfungsi sebagai titik perkuatan dipasang pada jarak maksimal 30 cm.
6. Setelah lembaran gypsum dan GRC terpasang semua, cek leveling
permukaan plafond.
 Finishing plafond gypsum dan GRC
1. Untuk gypsum dan GRC, sambungan antara pertemuan diberi textile tape dan 
di compound kemudian digosok dengan ampelas untuk mendapat permukaan
yang rata/flat.
2. Tutup semua kepala sekrup dengan compound  kemudian gosok dengan
ampelas halus.
3. Setelah plafond akibat terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan list plafond
gypsum. Untuk List plafond gypsum dipasang pada pertemuan antara dinding
dan plafond dengan perkuatan memakai compound jenis casting + lem.

D. 8. Pekerjaan Pintu Kusen dan Ventilasi


a) Pekerjaan Pintu, Kusen dan Jendela merupakan komponen penting dalam sebuah
bangunan. Pada proyek-proyek besar biasanya mempunyai jumlah pintu yang
banyak, sehingga pelaksanan pekerjaan ini dilapangan memerlukan metode
pelaksanaan yang tepat
b) Penggunaan bahan, alat dan tenaga
 Alat yang dibutuhkan yaitu Alat Pemotong, dan peralatan tukang seperti Bor, dan
lain-lain.
 Tenaga yang terlibat langsung dalam pekerjaan ini yaitu Pelaksana, Ahli/Petugas
K3, Tukang/Pekerja.
c) Volume pekerjaan :
 Pemasangan Pintu Kusen Aluminium P1 : 1,00 bh
 Pemasangan Pintu Kusen Aluminium P2 : 1,00 bh
 Pemasangan Pintu Kusen Aluminium P3 : 1,00 bh
 Pemasangan Pintu Kusen Aluminium P4 : 4,00 bh
 Pemasangan Pintu Kusen Aluminium P5 : 1,00 bh
 Pemasangan Jendela Kusen Aluminium J1 : 3,00 bh
 Pemasangan Jendela Kusen Aluminium J2 : 2,00 bh
 Pemasangan Kusen & Jendela Ventilasi 1 : 2,00 bh
 Pemasangan Kusen & Jendela Ventilasi 1 : 3,00 bh
d) Target penyelesaian pekerjaan :
 Pemasangan Pintu Kusen Aluminium P1 : 1 hari
 Pemasangan Pintu Kusen Aluminium P2 : 1 hari
 Pemasangan Pintu Kusen Aluminium P3 : 1 hari
 Pemasangan Pintu Kusen Aluminium P4 : 2 hari
 Pemasangan Pintu Kusen Aluminium P5 : 1 hari
 Pemasangan Jendela Kusen Aluminium J1 : 2 hari
 Pemasangan Jendela Kusen Aluminium J2 : 1 hari
 Pemasangan Kusen & Jendela Ventilasi 1 : 2 hari
 Pemasangan Kusen & Jendela Ventilasi 1 : 2 hari
e) Metode kerja :
 Sebelum memulai pekerjaan, petugas K3 memastikan semua penggunaan alat K3
sudah sesuai dengan prosedur.
 Persiapan
1. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pintu, kusen dan
jendela aluminium.
2. Approval material yang akan digunakan.
3. Persiapan lahan kerja.
4. Persiapan material kerja, antara lain : alumunium kusen, alumunium frame,
hardware, sekrup,  fisher, engsel,  sealant, baut dynabolt, dll.
5. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : cutting well/gerinda, bor,  gergaji,
waterpass, meteran, unting-unting, reevet, gun sealant, selang air, cutter, dll.

 Pengukuran
1. Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan untuk opening yang akan
dipasang kusen aluminium apakah sudah sesuai dengan gambar kerja atau
belum.
2. Fabrikasi kusen alumunium
3. Kusen dan frame alumunium difabrikasi di lokasi proyek untuk memudahkan
apabila ada perbaikan.
4. Alumunium dipotong  dan di sambung/dirangkai  menggunakan sekrup
galvanis.
5. Alumunium yang sudah di fabrikasi di proteksi dengan menggunakan
protection tape (blue sheet) dan diberi tanda untuk memudahkan waktu
pemasangan.
6. Pemasangan kusen alumunium dan frame
7. Kusen alumunium yang telah difabrikasi dipasang setelah kondisi lapangan
siap yaitu pekerjaan plesteran dan acian sudah selesai. Sistem pemasangan
dengan di screw fisher menggunakan fisher S8.
8. Sebelum kusen dimatikan ke dinding, harus dicek dahulu elevasi dan kesikuan
kusen alumunium dengan alat bantu waterpass/unting-unting. Apabila tidak
lurus maka diganjal dengan bahan dari hardboard, sehingga lebih kuat dan
tahan lama.
9. Untuk mencegah kebocoran maka hubungan antara alumunium dengan
dinding di isi silicone sealant.
10. Setelah kusen aluminium terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan frame
untuk pintu/jendela, kaca dan hardwere. Frame pintu/jendela dipasang pada
kusen dengan menggunakan penggantung engsel yang disekrup ke kusen.
11. Pemasangan hardware dikerjakan setelah kondisi lapangan benar-benar aman
dan tidak ada lagi pekerjaan yang dapat merusak kusen dan alumunium dan
daunnya.
 Proteksi
Proteksi plastik (blue sheet) pada bagian kusen alumunium dapat dilepas, apabila
lokasi pekerjaan sudah benar-benar bersih dari kotoran dan tidak ada lagi
pekerjaan yang dapat merusak aluminium tersebut.

D. 9. Pekerjaan Listrik
a) Pekerjaan Listrik Suatu sistem instalasi/jaringan yang meliputi penerangan, instalasi
daya, box pembagi tegangan. Material penghantar listrik adalah kabel (NYM, NYY,
NYF, NYA) serta pipa baik PVC atau besi untuk pelindung hantaran yang tertanam.
Kabel penghantar yang biasa dipergunakan adalah merek ETERNA, KABELINDO,
SUPREME, TRANKA, dll. Merek dapat dikenali pada pembungkus (isolasi) sepanjang
kabel beserta jenis dan jumlah kawat atau diameter kawat tembaganya.
a) Penggunaan bahan, alat dan tenaga
 Bahan – bahan yang digunakan seperti Saklar, MCb, Stop Kontak, Kabel, dan lain
lain. Alat yang dibutuhkan yaitu Alat Ukur (Voltmeter & Ampre meter), dan
peralatan tukang Listrik seperti Obeng, tang dan lain-lain.
 Tenaga yang terlibat langsung dalam pekerjaan ini yaitu Pelaksana, Ahli/Petugas
K3, Tukang/Pekerja.
b) Volume pekerjaan :
 Pemasangan Instalasi Titik Lampu : 29,00 ttk
 Stop kontak Tanam Dinding Berikut Instalasinya : 12,00 ttk
 Saklar Tunggal Dinding Berikut Instalasinya : 5,00 ttk
 Saklar Ganda Dinding Berikut Instalasinya : 5,00 ttk
 Pasangan Lampu LED 20 watt : 13,00 bh
 Pasangan Lampu LED 12 watt : 16,00 bh
 Pemasangan Box Panel + MCB 2 Group : 1,00 bh
 Sambungan Instalasi ke sumber daya (Kabel NYY 4x6) : 175,00 mtr
c) Target penyelesaian pekerjaan :
 Pemasangan Instalasi Titik Lampu : 4 hari
 Stop kontak Tanam Dinding Berikut Instalasinya : 2 hari
 Saklar Tunggal Dinding Berikut Instalasinya : 2 hari
 Saklar Ganda Dinding Berikut Instalasinya : 2 hari
 Pasangan Lampu LED 20 watt : 1 hari
 Pasangan Lampu LED 12 watt : 1 hari
 Pemasangan Box Panel + MCB 2 Group : 1 hari
 Sambungan Instalasi ke sumber daya (Kabel NYY 4x6) : 1 hari
d) Metode kerja :
 Sebelum memulai pekerjaan, petugas K3 memastikan semua penggunaan alat K3
sudah sesuai dengan prosedur.
  Semua hantaran (kabel) yang ditarik dalam pipa / cabelduct harus diusahakan
tidak tampak dari luar (tertanam)
 Pemasangan pipa harus dilaksanakan sebelum pengecoran.
Pemasangan sparing-sparing listrik yang melintas di plat, balok, kolom beton
harus dipasang terlebih dahulu sebelum pengecoran, kabel diusahakan dimasuk-
kan bersamaan dengan pemasangan sparing.
 Pipa yang dipasang pada dinding dilaksanakan sebelum pekerjaan plesteran
dan acian dikerjakan.
 Penempatan sambungan/percabangan harus ditempatkan di daerah yang mudah
dicapai untuk perbaikan (perawatan).
 Sambungan harus menggunakan klem / isolasi kabel supaya terlindung dengan
baik sehingga tidak tersentuh atau menggunakan lasdop dan ditempatkan pada
Te Dos.
 Lekukan/belokan pipa harus beradius > 3 kali diameter pipa dan harus rata (untuk
memudahkan penarikan kabel).
 Jaringan arde harus dipasang tersendiri / terpisah dengan arde penangkal petir.
- tidak boleh ada sambungan
- dihubungkan dengan elektroda pentanahan
- ditanam sampai minimal mencapai air tanah
 Pada hantaran di atas langit-langit, harus diklem pada bagian bawah plat / balok
atau pada balok kayu rangka langit-langit.
 Untuk hantaran/tarikan kabel yang menyusur dinding bata/beton pada shaft harus
diklem atau dengan papan dan kabeltrey bila jaringan terlalu rumit (banyak).
 Stop kontak dan saklar.
Pemasangan stop kontak setinggi > 40 cm dari lantai, saklar dipasang setinggi
150 cm dari lantai (bila tidak ditentukan spesifikasinya). Pemasangan stop kontak
dan saklar harus rata dengan dinding.
 Box / kotak Panel bodynya harus diarde, untuk menghindari adanya arus.

D. 10. Pekerjaan Keramik Lantai dan Dinding


a) Pekerjaan Keramik
 Pemasangan keramik pada suatu gedung terdiri dari pemasangan keramik
didinding dan dilantai. Pemasangan keramik lantai dan dinding sebaiknya pada
tahap akhir, untuk menghindari kerusakan akibat pekerjaan yang belum selesai.
Pemasangan keramik lantai dan dinging sebaiknya dilakukan pada tahap akhir
sebuah proyek. Hasil akhir pemasangan keramik, baik dinding maupun lantai,
sering terlihat tidak presisi. Akibatnya, akan terlihat lantai maupun dinding tidak
lurus atau miring. Hal tersebut sangat terkait pada saat pemasangan keramik yang
tidak memperhatikan aturan atau kaidah-kaidah pemasangannya. Sudah dapat
dipastikan pada awal pemasangannya terjadi sedikit kesalahan yang secara tidak
sadar setelah pekerjaan selesai tenyata semua keramik terpasang miring. Oleh
karena itu, aturan mengenai pemasangan keramik perlu diperhatikan.
b) Penggunaan bahan, alat dan tenaga
 Bahan – Bahan yang digunakan seperti Keramik, Adukan spesi yaitu pasir dan
semen, nat keramik dan lain lain
 Adapun alat yang dibutuhkan sebagai berikut : 1) Sendok semen, sering disebut
cetok yang merupakan alat untuk mengambil semen. 2) Benang marking,
digunakan sebagai benang penuntun agar letaknya tidak miring. 3) Waterpass,
merupakan alat yang digunakan agar lantai tidak naik turun. 4) Palu karet,
merupakan palu dengan kepala yang terbuat dari bahan karet dan berguna untuk
memukul keramik pada saat dipasang sehingga benar-benar menempel pada
lantai kerja. 1
 Tenaga yang terlibat langsung dalam pekerjaan ini yaitu Pelaksana, Ahli/Petugas
K3, Tukang/Pekerja.
c) Volume pekerjaan :
 Pas. Keramik Lantai 40 x 40 cm (Halus) : 87,53 m2
 Pas. Keramik Lantai 40 x 40 cm (kasar) : 52,46 m2
 Pas. Keramik Dinding dan Pantry 20x40 cm (Halus) : 42,26 m2
 Pas. Keramik Dinding 40 x 40 cm (Pasade) : 9,00 m2
 Pas. Keramik Plint Lantai 10x40 (Halus) : 88,59 m2
 Pek. Rabat Lantai bangunan T. 10 cm : 2,39 m2
 Target penyelesaian pekerjaan :
 Pas. Keramik Lantai 40 x 40 cm (Halus) : 6 hari
 Pas. Keramik Lantai 40 x 40 cm (kasar) : 4 hari
 Pas. Keramik Dinding dan Pantry 20x40 cm (Halus) : 4 hari
 Pas. Keramik Dinding 40 x 40 cm (Pasade) : 2 hari
 Pas. Keramik Plint Lantai 10x40 (Halus) : 3 hari
 Pek. Rabat Lantai bangunan T. 10 cm : 1 hari
d) Metode kerja :
 Sebelum memulai pekerjaan, petugas K3 memastikan semua penggunaan alat K3
sudah sesuai dengan prosedur.
 Persiapan
1. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan lantai keramik.
2. Approval material yang akan digunakan.
3. Persiapan lahan kerja.
4. Persiapan material kerja : keramik tile 40x40 cm, keramik 20x25 cm, semen
PC, pasir, semen grouting nat, air, dll..
5. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : gerinda, palu karet, meteran,
waterpass, benang, selang dan air.
Gambar Tatacara Pelaksanaan Pek. Keramik Lantai

 Pengukuran
Lebih dahulu juru ukur/surveyor memilih dan menandai (marking) lokasi untuk
star/awal pemasangan keramik dan level permukaan lantai keramik.
 Pelaksanaan pekerjaan pasang keramik lantai
1. Lantai dasarnya/permukaan dibersihkan dari kotoran/debu dan disiram terlebih
dahulu sebelum ditebar adukan pasangan keramik.
2. Rendam keramik terlebih dahulu dalam air hingga jenuh sebelum dipasang.
3. Buat adukan untuk pasang keramik.
4. Pasang benang untuk sumbangan mendapat pasangan permukaan keramik
yang rata dan garis siar/nat yang lurus.
5. Buat kepalaan adukan dengan jarak 1 - 1.5 m supaya adukan yang ditebar
permukaannya yang rata/flat.
6. Tebar adukan secara merata untuk menghindarkan terjadi rongga.
7. Pasang keramik kepalaan untuk tanda star awal pemasangan pada adukan
yang sudah ditebar dengan perekat acian. Kemudian dilanjutkan pemasangan
keramik lantai lainnya dengan contoh kepalaan pasangan keramik  yang telah
dibuat.
8. Pada ketika pemasangan, tekan keramik atau pukul dengan palu karet untuk
mendapat permukaan lantai keramik yang rata.
9. Cek kerataan permukaan pasangan lantai keramik dengan waterpass.
10. Setelah pemasangan lantain keramik selesai, biarkan beberapa ketika untuk
mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan lantai keramik.
Setelah itu gres dilanjutkan dengan pekerjaan perapihan/finish garis siar/nat.  
11. Pekerjaan terakhir yaitu pencucian permukaan lantai keramik dari kotoran.

D. 11. Pekerjaan Pengecetan


a) Pekerjaan pengecatan meliputi, pencucian permukaan yang akan dicat, mendempul
permukaan berpori, meratakan permukaan yang akan dicat, pengecatan dan
perapihan hasil pekerjaan.
b) Penggunaan bahan, alat dan tenaga
 Bahan yang digunakan seperti : Cat Primer dan Cat Emulsi : Sesuai degan
Spesifkasi, Kerta Amplas Air, air higienis bebas dari unsur minyak.
 Alat yang dibutuhkan yaitu kuas, dan peralatan tukang dan lain-lain.
 Tenaga yang terlibat langsung dalam pekerjaan ini yaitu Pelaksana, Ahli/Petugas
K3, Tukang/Pekerja.
c) Volume pekerjaan :
 Pengecatan Dinding Luar : 117,21 m2
 Pengecatan Dinding Dalam : 175,82 m2
 Pengecetan Plafond : 105,00 m2
 Waterprofing Plat Atap : 52,50 m2
d) Target penyelesaian pekerjaan :
 Pengecatan Dinding Luar : 4 hari
 Pengecatan Dinding Dalam : 3 hari
 Pengecetan Plafond : 4 hari
 Waterprofing Plat Atap : 1 hari
e) Metode kerja :
 Sebelum memulai pekerjaan, petugas K3 memastikan semua penggunaan alat K3
sudah sesuai dengan prosedur.
  Persiapan Pekerjaan
1. Mengirim  program  kerja  (workplan)  termasuk  metoda  kerja, schedule, 
peralatan,  personil kerja pekerjaan dimulai.
2. Memberitahu  Konsultan  secara  tertulis  paling  sedikit  24 jam sebelum
tanggal dilakukannya  pelaksanaan pekerjaan
3. Menyediakan tangga pijakan untuk pengecatan
4. Menyediakan alat-alat keselamatan K3 dan rambu-rambu peringatan
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pengecatan Dinding

 Uraian Pekerjaan
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecatan permukaan bidang harus rata
dan dibersihkan terlebih dahulu.
2. Permukaan dinding dihaluskan dahulu dengan memakai amplas kasar. 
3. Untuk menutupi permukaan yang berpori dilakukan pekerjaan plamir.
4. Permukaan dihaluskan dengan memakai amplas halus.
5. Melakukan pengecatan dengan cat dasar.
6. Pengecatan dengan cat pelapis (Emulis) 2 kali lapisan. 

 Tahapan Pekerjaan
Tahapan Pekerjaan Pengecatan Dinding

D. 12. Pekerjaan Sanitary dan Plumbing


a) Pekerjaan pekerjaan instalasi mekanikal plumbing keseluruhan yang meliputi
pengadaan, transportasi, pembuatan dan pemasangan peralatan dan bahan utama
serta peralatan bantu dan pengujian. Sehingga diperoleh instalasi yang lengkap dan
baik sesuai spesifikasi,
b) Penggunaan bahan, alat dan tenaga
 Bahan yang digunakan Pipa, Lem, Kran, Westafel dan aksesoris dan lain lain
 Alat yang dibutuhkan yaitu gergaji, dan peralatan tukang dan lain-lain.
 Tenaga yang terlibat langsung dalam pekerjaan ini yaitu Pelaksana, Ahli/Petugas
K3, Tukang/Pekerja.
c) Volume pekerjaan :
 Pas. Kran Air : 4,00 bh
 Pas. Wastafel Cuci Piring + Assesoris : 1,00 bh
 Pas. Kloset Jongkok : 1,00 bh
 Inst. Pipa Air bersih Ø 1/2" (AW) : 50,00 m’
 Inst. Pipa buangan Air mandi/cuci Ø 2" (AW) : 15,00 m’
 Inst. Pipa Air kotor Ø 3" (D) : 15,00 m’
 Inst. Pipa Air Hujan Ø 2.5" (D) : 75,00 m’
 Kaca Cermin : 1,00 bh
 Tempat Sabun : 1,00 bh
 Pas. Floor Drain : 3,00 bh
 Pek. Pas Tandon 1 x 1200 liter : 1,00 bh
 Pek. Septictank Lengkap peresapan : 1,00 bh
 Biaya Sambungan PDAM + Instalasi : 1,00 Ls
d) Target penyelesaian pekerjaan :
 Pas. Kran Air : 1 hari
 Pas. Wastafel Cuci Piring + Assesoris : 2 hari
 Pas. Kloset Jongkok : 2 hari
 Inst. Pipa Air bersih Ø 1/2" (AW) : 2 hari
 Inst. Pipa buangan Air mandi/cuci Ø 2" (AW) : 2 hari
 Inst. Pipa Air kotor Ø 3" (D) : 2 hari
 Inst. Pipa Air Hujan Ø 2.5" (D) : 3 hari
 Kaca Cermin : 1 hari
 Tempat Sabun : 1 hari
 Pas. Floor Drain : 1 hari
 Pek. Pas Tandon 1 x 1200 liter : 1 hari
 Pek. Septictank Lengkap peresapan : 4 hari
 Biaya Sambungan PDAM + Instalasi : 3 hari
e) Metode kerja :
1. PEKERJAAN SANITAIR
 Sebelum memulai pekerjaan, petugas K3 memastikan semua penggunaan alat K3
sudah sesuai dengan prosedur.
 Persiapan Pekerjaan 
1. Mengirim  program  kerja  (workplan)  termasuk  metoda  kerja, schedule, 
peralatan,  personil kerja pekerjaan dimulai.
2. Memberitahu  Konsultan  secara  tertulis  paling  sedikit  24 jam sebelum
tanggal dilakukannya  pelaksanaan pekerjaan
3. Menyediakan alat-alat keselamatan K3 dan rambu-rambu peringatan.

Seorang Pekerja sedang melaksanakan pemasangan Floor Drain (Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Sanitair)
 Uraian Pekerjaan
1. Pekerjaan sanitari closet, wastafel, urinoir dan diadaptasi dengan separingan
dan gambar contoh keramik.
2. Sebelum dilakukan pemasangan dilakukan pengukuran terlebih dahulu
(marking area) titik penempatan dan elevasi alat sanitair tersebut.
3. Berikan tanda titik penempatan posisi sanitair.
4. Pemasangan pipa susukan inlet dan outlet.
5. Pastikan posisi inlet untuk connect ke alat sanitair sudah terpasang sesuai
dengan gambar kerja.
6. Pasang alat sanitair sesuai dengan titik yangtelah ditentukan.
7. Proteksi alat sanitair yang sudah terpasang, sehabis itu lakukan testing fungsi.
 Tahapan Pekerjaan

Tahapan Pekerjaan Pasangan


Sanitair

2. PEKERJAAN PLUMBING
 Persiapan
1. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pemipaan
instalasi air bersih dan air kotor.
2. Approval material yang akan digunakan.
3. Persiapan lahan kerja.
4. Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu material kerja dan alat bantu
kerja disiapkan.

 Instalasi Air Bersih & Air Kotor

Instalasi Air Bersih & Air Kotor

 Pekerjaan pemasangan pompa dan tangki air


1. Pemasangan package booster pump (pararel 3 pompa), kapasitas 120 ltr/mnt
berikut accesoriesnya.
2. Pemasangan roof tank modular sistem bahan FRP, kapasitas evektive 8 m3
berikut accesoriesnya.
 Pekerjaan instalasi plumbing air bersih
1. Tentukan dan beri tanda jalur instalasi dan titik outletnya.
2. Pasang pipa PVC kelas AW (diameter sesuai gambar kerja) beserta gate
valve, fitting dan accessories lainnya sesuai dengan tanda yang sudah
dibuat.
3. Untuk pipa yang melintasi lantai (terutama lantai dasar, maka kedalaman pipa
harus cukup, minimal 50 cm supaya tidak mudah pecah.
4. Pipa yang akan disambung, bagian ujungnya harus dibersihkan dengan
ampelas supaya sambungan dapat lengket dengan kuat.
5. Khusus untuk sambungan ke sanitary (kran), pipa diberi soket draat luar dan
diberi lapisan seal tape baru disambungkan ke alat sanitair.
 Pekerjaan instalasi plumbing air kotor, air bekas dan vent
1. Pipa air kotor meggunakan pipas PVC kelas AW yang tahan terhadap tekanan
10 bar, penyambungan pipa menggunakan lem PVC yang kuat sehingga tidak
mudah bocor.
2. Tentukan dan beri tanda jalur instalasi dan titik outletnya.
3. Pasang pipa PVC kelas AW (diameter sesuai gambar kerja) beserta gate
valve, fitting dan accessories lainnya sesuai dengan tanda yang sudah
dibuat.
4. Pasangan clean out dan accessories lainnya.
5. Pipa PVC yang horizontal digantung pada plat lantai beton menggunakan besi
siku dan pipa diikat pada besi siku supaya tidak bergerak saat menerima
beban air.
6. Pipa air kotor vertikal ditanam pada dinding, dikerjakan pada saat dinding
belum diplester + aci. Pipa yang ditanam di dinding harus diklem supaya tidak
bergerak saat menerima beban air.
7. Untuk pipa yang melintasi lantai terutama lantai dasar, maka kedalaman
pipa harus cukup, minimal 50 cm supaya tidak mudah pecah.
8. Pipa yang akan disambung, bagian ujungnya harus dibersihkan dengan
ampelas supaya sambungan dapat lengket dengan kuat.
9. Untuk lantai dasar, pipa air hujan diberi bantalan yang cukup kuat agar
sambungan tidak kendor akibat beban air hujan yang dapat menyebabkan
kebocoran.
10. Pemasangan vent out untuk instalasi pipa air kotor padat.
11. Pemasangan roof drain untuk instalasi pipa air hujan.
12. Buat sumur resapan dan bak kontrol.
 Testing dan commissioning
1. Sebelum disambung ke sanitair semua pipa plumbing harus di test dulu
dengan menggunakan tekanan hydrostatis sebesar 5 – 8 bar selama 24 jam,
dimana pada saat itu tidak boleh ada penurunan tanah.
2. Khusus untuk instalasi air bersih, sebelum digunakan pipa dibersihkan dahulu
(flushing) dari kotoran yang mungkin masih tersisa dalam pipa. Pembersihan
pipa dapat melalui lubang clean out.
3. Sebelum test commissioning terlebih dahulu dilakukan test intern yang
dimaksudkan apabila ada kegagalan fungsi dari instalasi dan peralatan yang
terpasang dapat segera ditanggulangi/diperbaiki.
4. Test commissioning dari fungsi masing-masing peralatan yang terpasang.

D. 13. Pekerjaan Logo dan Huruf


a) Pekerjaan Logo dan huruf untuk gedung
b) Penggunaan bahan, alat dan tenaga
 Bahan yang digunakan besi stainless
 Alat yang dibutuhkan yaitu peralatan tukang dan lain-lain.
 Tenaga yang terlibat langsung dalam pekerjaan ini yaitu Pelaksana, Ahli/Petugas
K3, Tukang/Pekerja.

c) Volume pekerjaan :
 Pekerjaan Logo dan Huruf Depan : 1,00 Ls
 Pekerjaan Logo dan Huruf Belakang : 1,00 Ls
d) Target penyelesaian pekerjaan :
 Pekerjaan Logo dan Huruf Depan : 4 hari
 Pekerjaan Logo dan Huruf Belakang : 4 hari
e) Metode kerja :
 Sebelum memulai pekerjaan, petugas K3 memastikan semua penggunaan alat K3
sudah sesuai dengan prosedur.
 Persiapkan huruf yang sudah dibentuk.
 Mengukur media yang akan digunakan sebagai tempat peletakan huruf stainless
steel, serta penentuan ketinggian letak pemasangan. Lalu pasang paku dan tali
untuk menandai area pemasangan agar huruf-huruf dapat diletakkan dengan
lurus.
 Atur rencana peletakkan sesuai keinginan. Apabila telah menemukan susunan
dan peletakan yang tepat, gambar pola cetakan pada media dengan pensil. Ukur
jarak masing-masing huruf dengan menggunakan meteran. Buat pola huruf pada
tembok dengan pensil satu per satu sampai semua huruf selesai.
 Tandai dan lubangi dengan menggunakan bor pada titik-titik yang telah ditentukan.
Sesuaikan dengan lubang pemasangan baut pada belakang huruf stainless.Ini
merupakan salah satu tahapan paling penting.
 Pasanglah baut dan mur pada masing-masing lubang di belakang huruf timbul
satu-per satu hingga selesai. Pastikan baut terpasang baik dan kuat.
 Setelah baut terpasang dengan baik pada huruf, cocokkan baut dengan lubang
pada dinding, Apabila telah sesuai, lepaskan kembali huruf, lalu masukkan lem
pada lubang didinding, sampai penuh.
 Kemudian pasangkan kembali huruf stainless tersebut, dengan baut-baut
ditanamkan ke dalam lubang didinding yang sudah diberi lem tadi.
 Pada tahap finishing, bersihkan bekas pola pensil pada tembok, dan lap bersih
tiap-tiap huruf agar terlihat bagus dan berkilau. Biarkan hingga lem mengering.
D. 14. Pekerjaan Pembersihan
a) Pekerjaan Pembersihan pelaksanaan pekerjaan, Konstruksitor harus memelihara
Pekerjaan bebas dari akumulasi sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah, yang
diakibatkan oleh operasi pelaksanaan. Pada saat selesainya Pekerjaan, semua sisa
bahan bangunan dan bahan-bahan tak terpakai, sampah, perlengkapan, peralatan
dan mesin-mesin harus disingkirkan, seluruh permukaan terekspos yang nampak
harus dibersihkan dan proyek ditinggal dalam kondisi siap pakai dan diterima oleh
Direksi Pekerjaan.
b) Penggunaan bahan, alat dan tenaga
 Alat yang dibutuhkan yaitu peralatan tukang dan lain-lain.
 Tenaga yang terlibat langsung dalam pekerjaan ini yaitu Pelaksana, Ahli/Petugas
K3, Tukang/Pekerja.
c) Volume pekerjaan :
 Pekerjaan Pembersihan : 1,00 Ls
d) Target penyelesaian pekerjaan :
 Pekerjaan Pembersihan : 2 hari
e) Metode kerja :
 Sebelum memulai pekerjaan, petugas K3 memastikan semua penggunaan alat K3
sudah sesuai dengan prosedur.
 Pada saat penyelesaian Pekerjaan, tempat kerja harus ditinggal dalam keadaan
bersih dan siap untuk dipakai  Pemilik. Konstruksitor juga harus mengembalikan
bagian-bagian dari tempat kerja yang tidak diperuntukkan dalam Dokumen
Konstruksi ke kondisi semula.
 Pada saat pembersihan akhir, semua perkerasan, kerb, dan struktur harus
diperiksa ulang untuk mengetahui kerusakan fisik yang mungkin ditemukan
sebelum pembersihan akhir. Lokasi yang diperkeras di tempat kerja dan semua
lokasi diperkeras untuk umum yang bersebelahan langsung dengan tempat kerja
harus disikat sampai bersih. Permukaan lainnya harus digaru sampai bersih dan
semua kotoran yang terkumpul harus dibuang.
F. TIME SCHEDULE
G. PASCA PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pada saat penyerahan pekerjaan yang pertama (PHO), langkah-langkah yang akan dilakukan
adalah sebagai berikut :
a. Pengajuan permintaan kepada Pengguna Jasa untuk penyerahan pertama pekerjaan
setelah pekerjaan selesai 100%, didalamnya termuat pemeriksaan akhir (MC 100%),
Amandemen Kontrak (jika ada), As Built Drawing dan dokumentasi pekerjaan pada kondisi
0%, 50% dan 100%.
b. Mengajukan surat permohonan kepada Panitia Penerima Hasil Pekerjaan untuk melakukan
penilaian terhadap hasil pekerjaan.
c. Penyedia Jasa dan Pengguna Jasa mengadakan pemeriksaan pekerjaan secara bersama-
sama berdasarkan check list pemeriksaan kemudian dilanjutkan keproses administrasi
penyelesaian pekerjaan sesuai dengan prosedur yang ada.
d. Pemeliharaan hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan sehingga kondisi hasil pekerjaan
tetap berada seperti pada saat penyerahan pertama pekerjaan.

Mamuju, 12 Juli 2022


CV. REALITA

ABD. WAHAB, SE
Direktur

Anda mungkin juga menyukai