I. Umum.
Metoda Pelaksanaan Pemeliharaan Berkala Sungai WS Serayu-Bogowonto adalah
uraian mengenai rencana pelaksanaan pekerjaan agar tahapan pekerjaan jadi
sistimatis efektif dan episien dengan hasil kerja yang bermutu dan berkualitas baik
sedangkan Analisa tekmeshnik adalah analisa mengenai kebutuhan jumlah tenaga
kerja, bahan dan peralatan serta rencana waktu untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan dimana waktu yang sangat dibatasi dengan kontrak, dan kami sanggup
menyelesaikan pekerjaan selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender. oleh
karena itu kami mencoba membuat moto dan dan menganalisa pekerjaan ini agar
pekerjaan yang kami lakukan sesuai dengan spektek yang tercantum dalam
dokumen kontrak.
Lokasi Pekerjaan Pemeliharaan Berkala Sungai WS Serayu-Bogowonto terletak di
Desa Panaruban Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga. Rincian
pekerjaannya adalah sebagai berikut :
I PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Mobilisasi dan Demobilisasi
II PEKERJAAN TANAH
1 Galian Tanah
2 Galian Tanah Berbatu
3 Timbuanan Tanah / Urugan Kembali
IV PEKERJAAN LAIN-LAIN
1 Mengangkut matrial dengan jarak angkut 300 m (Batu belah)
II. METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN.
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Rapat Pra Konstruksi ( Pre Construction Meeting )
Setelah SPMK terbit, dilaksanakan rapat pra konstruksi ( PCM ) antara
pengguna jasa beserta direksi dengan penyedia jasa beserta personil yang
akan ditempatkan di lapangan.
Dalam PCM akan disepakati dan dibahas masalah-masalah :
a. Organisasi kerja lapangan;
b. Tata cara pengaturan pekerjaan;
c. Jadwal pelaksanaan pekerjaan;
d. Jadwal pengadaan bahan, alat dan personil;
e. Penyusunan rencana pemeriksaan lokasi pekerjaan;
f. Sosialisasi kepada masyarakat petani pengguna (P3A), aparat setempat dan
Instansi terkait;
g. Program mutu.
2. Sosialisasi.
Setelah PCM, selanjutnya dilakukan sosialisasi kepada masyarakat disekitar
lokasi, aparat setempat dan Instansi terkait, yang maksudnya adalah untuk
memberikan informasi bahwa akan ada kegiatan didaerahnya. Dalam rapat
sosialisasi ini dijelaskan maksud , tujuan dan sasaran dari pekerjaan yang akan
dilakukan. Dalam hal ini perlu disepakati mengenai tata cara pengaturan air
selama pelaksanaan pekerjaan, jalan masuk bahan dan alat dengan
mempertimbangkan saran – saran dari peserta rapat sosialisasi untuk
kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Kemudian dibuat berita acara sosialisasi
yang ditandatangani bersama.
1. Dokumentasi
Pada setiap pelaksanaan pekerjaan dilakukan dokumentasi, yaitu :
a. Kondisi 0 %;
b. Kondisi 50 %’
c. Kondisi 100 %.
Posisi pada saat pengambilan dokumentasi, akan diambil dari posisi yang sama
pada ketiga kondisi tersebut diatas agar nampak perbedaannya.
Rencana waktu :
a. Kondisi 0 % = 2 hari;
b. Kondisi 50 % = Selama palaksanaan pekerjaan;
c. Kondisi 100 %. = 2 hari..
Alat : Kamera digital = 1 buah.
4. Foto Dokumentasi.
Pada setiap pelaksanaan pekerjaan dilakukan dokumentasi, yaitu :
a. Kondisi 0 %;
b. Kondisi 50 %’
c. Kondisi 100 %.
Posisi pada saat pengambilan dokumentasi, akan diambil dari posisi yang sama
pada ketiga kondisi tersebut diatas agar nampak perbedaannya.
Rencana waktu :
a. Kondisi 0 % = 2 hari;
b. Kondisi 50 % = Selama palaksanaan pekerjaan;
c. Kondisi 100 %. = 2 hari..
Alat : Kamera digital = 1 buah.
5. Uitzet Pengukuran
Pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan sebagai berikut :
a. MC 0 %;
b. MC 100 %.
Sedangkan pengukuran selama pelaksanaan pekerjaan dilakukan sesuai
kebutuhan.
Sebelum pekerjaan konstruksi bangunan dan saluran dimulai, dilakukan
pekerjaan pengukuran MC 0 % (situasi, potongan memanjang dan melintang),
dalam hal ini pemasangan patok dilakukan sesuai gambar rencana atau sesuai
kebutuhan lapangan agar dapat memberikan gambaran yang jelas tentang
kondisi existing bangunan dan saluran untuk memudahkan dalam pelaksanaan
pekerjaan. Pada pengukuran ini juga akan ditentukan titik-titik elevasi ( patok
tetap ) yang diikatkan pada patok BM terdekat, dimensi dan arah yang akan
dipakai sebagai acuan untuk menentukan kedalaman galian, ketinggian
pasangan/bangunan. Semua kegiatan ini harus mendapat persetujuan dari
direksi.
Hasil MC 0 % ini kemudian digambar /diplot di gambar rencana dan dihitung
volumenya untuk mencocokan dengan volume yang ada dalam kontrak. Apabila
ada perbedaan yang cukup berpengaruh dengan volume kontrak, maka akan
diusulkan untuk diadendum. Gambar dan volume hasil MC. 0 % ini setelah
mendapat persetujuan pengguna jasa merupakan gambar pelaksanaan yang
digunakan sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan.
Pengukuran pada tahap pekerjaan selesai atau MC. 100 % pada prinsipnya
sama dengan MC. 0 %, hanya fisik lapangannya sudah 100 % selesai
dikerjakan. Gambar dan hasil pehitungan volume MC. 100 % ini yang akan
dijadikan dasar perhitungan pembayaran terakhir ke kontraktor.
Alat : Waterpass = 1 unit, Theodolite = 1 unit dan Rambu ukur = 2 buah, dan
Meteran 50 m = 1 buah.
Personil :
1. Projec Manager : 1 orang ;
2. Pelaksana : 1 orang ;
3. Administrasi Teknik / KU / Umum : 1 orang ;
4. Petugas K3 : 1 orang ;
Bahan Utama:
1. Bronjong;
2. Batu Belah;
5. Dolken Kayu
6. Geotextile non woven;
Contoh masing-masing bahan harus disetujui dahulu oleh direksi, sebelum
bahan-bahan tersebut didatangkan ke lokasi pekerjaan.
Peralatan :
1. Tripod : 1 unit
2. Alat pancang + hammer : 1 unit
3. Waterpass : 1 unit
4. Dumptruck : 2 unit
B. PEKERJAAN TANAH
1. Galian Tanah
Galian tanah ini adalah untuk galian pasangan bronjong di lokasi tebing.
Dilaksanakan setelah MC 0%
Pelaksanaan pekerjaan :
a. Pemasangan propil;
b. Batas-batas galian ditentukan sesuai gambar pelaksanaan dan petunjuk
Direksi;
c. Pelaksanaan galian tanah dilakukan secara manual dengan tenaga pekerja;
d. Dimensi dari galian (elevasi, lebar dan kemiringan) digali sesuai gambar
pelaksanaan dan mengacu pada propil dan patok batas yang telah dipasang
dan harus disetujui direksi.
e. Kemiringan galian dibuat 1 : 1 untuk memudahkan pelaksanaan pondasi.
f. Tanah hasil galian yang memenuhi spek akan dipakai untuk timbunan.
g. Tanah hasil galian yang tidak memenuhi spek akan dibuang ke lokasi
pembuangan sesuai petunjuk direksi.
Alat : Cangkul dan alat pertukangan lainnya.
Pelaksanaan pekerjaan :
a. Pemasangan propil;
b. Batas-batas galian ditentukan sesuai gambar pelaksanaan dan petunjuk
Direksi;
c. Pelaksanaan galian tanah dilakukan secara manual menggunakan alat manual
dengan tenaga pekerja;
d. Dimensi dari galian (elevasi, lebar dan kemiringan) digali sesuai gambar
pelaksanaan dan mengacu pada propil dan patok batas yang telah dipasang
dan harus disetujui direksi.
e. Kemiringan galian dibuat 1 : 1 untuk memudahkan pelaksanaan pondasi.
f. Tanah hasil galian dibuang jauh dari lokasi galian.
Alat : Blencong, Cangkul dan alat pertukangan lainnya.
C. PEKERJAAN BRONJONG
1. Pasangan Bronjong
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan bronjong pabrikasi meliputi pekerjaan-pekerjaan, pengadaan dan
pemasangan bronjong yang diisi dengan batu-batu seperti ditunjukan
dalam gambar rencana.
2. Bahan dan Material
Bahan dari bronjong pabrikasi memenuhi standar mutu SNI 03-0090-1999
yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan dengan
diameter kawat bronjong sebagai berikut :
- Kawat ikat diameter 2,0 mm
- Kawat anyaman diameter 2,7 mm
- Kawat sisi diameter 4,0 mm
- Kuat tarik kawat minimum 41 kg f/mm2
3. Ukuran Batu
Ukuran batu rata-rata 20 cm, dengan ukuran batu minimum tidak boleh
lebih kecil dari 15 cm, dengan berat minimal 20 Kg. Ukuran batu rata-rata
berbentuk sama yang dapat ditahan oleh jaringan bronjong.
Ukuran batu yang terkecil dapat mengisi rongga-rongga yang terjadi pada
batu besar, tetapi tidak boleh keluar dari lubang anyaman bronjong 8 cm x
10 cm.
D. PEKERJAAN LAIN-LAIN
Pekerjaan galian tanah dengan alat berat, adalah menggali tanah longsoran atau
timbunan lumpur yang terdapat pada dasar saluran, dilanjutkan dengan
membentuk kemiringan saluran sesuai dengan gambar pelaksanaan.
Tanah sisa galian selain digunakan untuk timbunan kembali membentuk
kemiringan tanggul saluran, ditempatkan di samping tanggul bagian luar serta
dirapihkan.
Pelaksanaan pekerjaan :
a. Pemasangan propil;
b. Batas-batas galian ditentukan sesuai gambar pelaksanaan dan petunjuk
direksi;
c. Pelaksanaan galian tanah dilakukan oleh alat excavator;
d. Dimensi dari galian ( elevasi, lebar dan kemiringan ) digali sesuai gambar
pelaksanaan dan mengacu pada propil dan patok batas yang telah
dipasang dan disetujui direksi.
e. Tanah hasil galian yang dipakai untuk timbunan.
5. Suling-suling
Bersaman dengan pasangan batu akan dipasang suling-suling dari PVC dia 2”.
Letak suling-suling sesuai kebutuhan tergantung dari keadaan tanah dan
perkiraan banyaknya air tanah yang harus dialirkan paling tidak 1 buah /m2.
Dibelakang suling-suling dipasang filter yang terbuat dari kerikil dan ijuk setebal
10 cm, sehingga butiran tanah tidak terbawa mengalir oleh air tanah;
c. Pelaksanaan
Menyiapkan lokasi pekerjaan dan peralatan kerja.
Pekerjaan penggalian dilakukan dengan alat berat excavator
Setelah pekerjaan galian dilakukan pengangkutan tanah ke lokasi
penghamparan
Selanjutnya tanah diratakan dan dirapihkan dengan Bulldozer sesuai
dengan gambar kerja.
6. Beton mutu, f'c = 14,5 Mpa (K175), slump (12+2) cm, w/c=0,66
Pekerjaan Beton K175 ini dimaksudkan sebagai cor beton yang ditunjukan
dalam gambar
Pelaksanaabambun pekerjaan :
a. Setelah pembesian selesai dilaksanakan, kemudian dilaksanakan
pengecoran.
b. Permukaan yang akan dicor dibersihkan terlebih dahulu dari sampah dan
sisa sisa potongan bekisting;
b. Pengecoran dilaksanakan dengan menggunakan beton site mix;
c. Pengadukan menggunakan concrete mixer;.
d. Beton dihamparkan dan dipadatkan dengan concrete vibrator untuk
menghindari betonan keropos;
e. Setelah beton setengah kering, bagian permukaan beton dihaluskan
dengan menggunakan roskam;
g. Beton secara teratur disiram dengan air sampai umur 28 hari setelah
pengecoran. Untuk menjaga kelembaban dapat dilakukan dengan cara
menutup seluruh permukaan beton dengan karung yang selalu dibasahi air.
Alat : Concrete mixer, concrete vibrator dan alat pertukangan.