Anda di halaman 1dari 16

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pemeliharaan Berkala Sungai WS Serayu-Bogowonto

I. Umum.
Metoda Pelaksanaan Pemeliharaan Berkala Sungai WS Serayu-Bogowonto adalah
uraian mengenai rencana pelaksanaan pekerjaan agar tahapan pekerjaan jadi
sistimatis efektif dan episien dengan hasil kerja yang bermutu dan berkualitas baik
sedangkan Analisa tekmeshnik adalah analisa mengenai kebutuhan jumlah tenaga
kerja, bahan dan peralatan serta rencana waktu untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan dimana waktu yang sangat dibatasi dengan kontrak, dan kami sanggup
menyelesaikan pekerjaan selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender. oleh
karena itu kami mencoba membuat moto dan dan menganalisa pekerjaan ini agar
pekerjaan yang kami lakukan sesuai dengan spektek yang tercantum dalam
dokumen kontrak.
Lokasi Pekerjaan Pemeliharaan Berkala Sungai WS Serayu-Bogowonto terletak di
Desa Panaruban Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga. Rincian
pekerjaannya adalah sebagai berikut :

I PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Mobilisasi dan Demobilisasi

II PEKERJAAN TANAH
1 Galian Tanah
2 Galian Tanah Berbatu
3 Timbuanan Tanah / Urugan Kembali

III PEKERJAAN BRONJONG


1 Pasangan Bronjong
2 Pasangan Dolken Kayu
3 Pasangan Geotextile

IV PEKERJAAN LAIN-LAIN
1 Mengangkut matrial dengan jarak angkut 300 m (Batu belah)
II. METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN.
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Rapat Pra Konstruksi ( Pre Construction Meeting )
Setelah SPMK terbit, dilaksanakan rapat pra konstruksi ( PCM ) antara
pengguna jasa beserta direksi dengan penyedia jasa beserta personil yang
akan ditempatkan di lapangan.
Dalam PCM akan disepakati dan dibahas masalah-masalah :
a. Organisasi kerja lapangan;
b. Tata cara pengaturan pekerjaan;
c. Jadwal pelaksanaan pekerjaan;
d. Jadwal pengadaan bahan, alat dan personil;
e. Penyusunan rencana pemeriksaan lokasi pekerjaan;
f. Sosialisasi kepada masyarakat petani pengguna (P3A), aparat setempat dan
Instansi terkait;
g. Program mutu.

2. Sosialisasi.
Setelah PCM, selanjutnya dilakukan sosialisasi kepada masyarakat disekitar
lokasi, aparat setempat dan Instansi terkait, yang maksudnya adalah untuk
memberikan informasi bahwa akan ada kegiatan didaerahnya. Dalam rapat
sosialisasi ini dijelaskan maksud , tujuan dan sasaran dari pekerjaan yang akan
dilakukan. Dalam hal ini perlu disepakati mengenai tata cara pengaturan air
selama pelaksanaan pekerjaan, jalan masuk bahan dan alat dengan
mempertimbangkan saran – saran dari peserta rapat sosialisasi untuk
kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Kemudian dibuat berita acara sosialisasi
yang ditandatangani bersama.
1. Dokumentasi
Pada setiap pelaksanaan pekerjaan dilakukan dokumentasi, yaitu :
a. Kondisi 0 %;
b. Kondisi 50 %’
c. Kondisi 100 %.
Posisi pada saat pengambilan dokumentasi, akan diambil dari posisi yang sama
pada ketiga kondisi tersebut diatas agar nampak perbedaannya.
Rencana waktu :
a. Kondisi 0 % = 2 hari;
b. Kondisi 50 % = Selama palaksanaan pekerjaan;
c. Kondisi 100 %. = 2 hari..
Alat : Kamera digital = 1 buah.

3. Papan Nama Proyek.


Papan Nama Kegiatan mempunyai fungsi sebagai sarana memberikan informasi
kepada masyarakat luas. Papan Nama Kegiatan ini dibuat dari banner ukuran
sesuai petunjuk Direksi dengan rangka kayu dan ditopang 2 batang kayu kaso
(5/7) kelas II dengan tinggi 250 cm dari permukaan tanah dan dicat dasar
warna biru dan huruf cetak berwarna putih dan diisi mengenai lingkup
kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai petunjuk direksi, antara lain :
a. Nama Pengguna Jasa;
b. Nama Pekerjaan;
c. Nilai kontrak;
d. Sumber dana;
e. Jangka waktu pelaksanaan, tanggal mulai dan selesainya pekerjaan;
f. Nama kontraktor sebagai pelaksana pekerjaan.
Papan nama kegiatan ini di cor kedalam tanah dan dipasang ditempat yang
strategis dan mudah dilihat oleh masyarakat sesuai petunjuk direksi.
Alat : Linggis, cangkul, kwas, palu, sendok tembok dan alat pertukangan
lainnya.

4. Foto Dokumentasi.
Pada setiap pelaksanaan pekerjaan dilakukan dokumentasi, yaitu :
a. Kondisi 0 %;
b. Kondisi 50 %’
c. Kondisi 100 %.
Posisi pada saat pengambilan dokumentasi, akan diambil dari posisi yang sama
pada ketiga kondisi tersebut diatas agar nampak perbedaannya.
Rencana waktu :
a. Kondisi 0 % = 2 hari;
b. Kondisi 50 % = Selama palaksanaan pekerjaan;
c. Kondisi 100 %. = 2 hari..
Alat : Kamera digital = 1 buah.

5. Uitzet Pengukuran
Pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan sebagai berikut :
a. MC 0 %;
b. MC 100 %.
Sedangkan pengukuran selama pelaksanaan pekerjaan dilakukan sesuai
kebutuhan.
Sebelum pekerjaan konstruksi bangunan dan saluran dimulai, dilakukan
pekerjaan pengukuran MC 0 % (situasi, potongan memanjang dan melintang),
dalam hal ini pemasangan patok dilakukan sesuai gambar rencana atau sesuai
kebutuhan lapangan agar dapat memberikan gambaran yang jelas tentang
kondisi existing bangunan dan saluran untuk memudahkan dalam pelaksanaan
pekerjaan. Pada pengukuran ini juga akan ditentukan titik-titik elevasi ( patok
tetap ) yang diikatkan pada patok BM terdekat, dimensi dan arah yang akan
dipakai sebagai acuan untuk menentukan kedalaman galian, ketinggian
pasangan/bangunan. Semua kegiatan ini harus mendapat persetujuan dari
direksi.
Hasil MC 0 % ini kemudian digambar /diplot di gambar rencana dan dihitung
volumenya untuk mencocokan dengan volume yang ada dalam kontrak. Apabila
ada perbedaan yang cukup berpengaruh dengan volume kontrak, maka akan
diusulkan untuk diadendum. Gambar dan volume hasil MC. 0 % ini setelah
mendapat persetujuan pengguna jasa merupakan gambar pelaksanaan yang
digunakan sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan.
Pengukuran pada tahap pekerjaan selesai atau MC. 100 % pada prinsipnya
sama dengan MC. 0 %, hanya fisik lapangannya sudah 100 % selesai
dikerjakan. Gambar dan hasil pehitungan volume MC. 100 % ini yang akan
dijadikan dasar perhitungan pembayaran terakhir ke kontraktor.
Alat : Waterpass = 1 unit, Theodolite = 1 unit dan Rambu ukur = 2 buah, dan
Meteran 50 m = 1 buah.

6. Direksi Keet dan Gudang.


Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan kami akan
membuat/menyewa rumah untuk kantor direksi dan gudang tempat
penyimpanan bahan di lokasi terdekat ke pekerjaan.

7. Mobilisasi dan Demobilisasi.


Bersamaan dengan kegiatan papan nama pekerjaan dan pengukuran MC 0 %,
kami akan melakukan mobilisasi personil, bahan dan alat.

Personil :
1. Projec Manager : 1 orang ;
2. Pelaksana : 1 orang ;
3. Administrasi Teknik / KU / Umum : 1 orang ;
4. Petugas K3 : 1 orang ;

Bahan Utama:
1. Bronjong;
2. Batu Belah;
5. Dolken Kayu
6. Geotextile non woven;
Contoh masing-masing bahan harus disetujui dahulu oleh direksi, sebelum
bahan-bahan tersebut didatangkan ke lokasi pekerjaan.

Peralatan :
1. Tripod : 1 unit
2. Alat pancang + hammer : 1 unit
3. Waterpass : 1 unit
4. Dumptruck : 2 unit

B. PEKERJAAN TANAH

1. Galian Tanah
Galian tanah ini adalah untuk galian pasangan bronjong di lokasi tebing.
Dilaksanakan setelah MC 0%
Pelaksanaan pekerjaan :
a. Pemasangan propil;
b. Batas-batas galian ditentukan sesuai gambar pelaksanaan dan petunjuk
Direksi;
c. Pelaksanaan galian tanah dilakukan secara manual dengan tenaga pekerja;
d. Dimensi dari galian (elevasi, lebar dan kemiringan) digali sesuai gambar
pelaksanaan dan mengacu pada propil dan patok batas yang telah dipasang
dan harus disetujui direksi.
e. Kemiringan galian dibuat 1 : 1 untuk memudahkan pelaksanaan pondasi.
f. Tanah hasil galian yang memenuhi spek akan dipakai untuk timbunan.
g. Tanah hasil galian yang tidak memenuhi spek akan dibuang ke lokasi
pembuangan sesuai petunjuk direksi.
Alat : Cangkul dan alat pertukangan lainnya.

2. Galian Tanah Berbatu


Galian tanah berbatu ini adalah untuk galian pondasi pasangan bronjong.
Dilaksanakan setelah MC 0%

Pelaksanaan pekerjaan :
a. Pemasangan propil;
b. Batas-batas galian ditentukan sesuai gambar pelaksanaan dan petunjuk
Direksi;
c. Pelaksanaan galian tanah dilakukan secara manual menggunakan alat manual
dengan tenaga pekerja;
d. Dimensi dari galian (elevasi, lebar dan kemiringan) digali sesuai gambar
pelaksanaan dan mengacu pada propil dan patok batas yang telah dipasang
dan harus disetujui direksi.
e. Kemiringan galian dibuat 1 : 1 untuk memudahkan pelaksanaan pondasi.
f. Tanah hasil galian dibuang jauh dari lokasi galian.
Alat : Blencong, Cangkul dan alat pertukangan lainnya.

3. Timbunan Tanah / Urugan Tanah Kembali.


Timbunan tanah ini adalah untuk timbunan tanah dibelakang pasangan bronjong
sebagai urugan kembali setalah galian dipasang bronjong dan pada lokasi lain
yang ditunjuk dalam gambar.
Pelaksanaan pekerjaan :
a. Mengajukan reques kerja kepada pihak Direksi
b. Material timbunan dari hasil galian.
c. Material timbunan dipilih yang kualitasnya baik, dihampar dan diratakan per
layer. Tebal per layer kira-kira 20 cm dan dijaga kadar airnya misalnya
dengan cara melakukan penyiraman.
d. Selanjutnya timbunan dipadatkan secukupnya sesuai petunjuk Direksi dengan
stamper layer demi layer secara bertahap sampai mencapai bentuk dan
ketinggian sesuai gambar pelaksanaan atau sesuai petunjuk direksi, kemudian
dirapihkan.
Alat : Stamper, cangkul, sekop, dll.

C. PEKERJAAN BRONJONG
1. Pasangan Bronjong

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan bronjong pabrikasi meliputi pekerjaan-pekerjaan, pengadaan dan
pemasangan bronjong yang diisi dengan batu-batu seperti ditunjukan
dalam gambar rencana.
2. Bahan dan Material
Bahan dari bronjong pabrikasi memenuhi standar mutu SNI 03-0090-1999
yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan dengan
diameter kawat bronjong sebagai berikut :
- Kawat ikat diameter 2,0 mm
- Kawat anyaman diameter 2,7 mm
- Kawat sisi diameter 4,0 mm
- Kuat tarik kawat minimum 41 kg f/mm2
3. Ukuran Batu
Ukuran batu rata-rata 20 cm, dengan ukuran batu minimum tidak boleh
lebih kecil dari 15 cm, dengan berat minimal 20 Kg. Ukuran batu rata-rata
berbentuk sama yang dapat ditahan oleh jaringan bronjong.
Ukuran batu yang terkecil dapat mengisi rongga-rongga yang terjadi pada
batu besar, tetapi tidak boleh keluar dari lubang anyaman bronjong 8 cm x
10 cm.

4. Pemasangan dan pengisian


Sebelum batu diisikan, bronjong ditegangkan sampai bentuk yang
diinginkan. Pengisian dimulai dari bagian yang paling bawah, bronjong
supaya diletakan dalam keadaan kosong, diisi dengan batu sampai penuh
dan kemudian ditutup dengan cara mengikatnya dengan kawat.
Setiap bronjong dihubungkan dengan ikatan kuat dengan bronjong
didekatnya.
Sambungan-sambungan vertikal antara bronjong ditempatkan pada setiap
dua lapisan dan disusun bergiliran seperti ditunjukan dalam gambar.
Untuk batu isian dipergunakan batu yang keras, tahan lama, tidak rusak
oleh air dan cuaca dengan berat jenis tidak kurang dari 2,2. Ukuran batu
rata-rata yang digunakan 20 cm, dengan ukuran batu yang digunakan
untuk mengisi rongga minimum 15 cm. Ukuran batu rata-rata berbentuk
sama yang dapat ditahan oleh jaringan bronjong.
Ukuran batu yang kecil dapat mengisi rongga-rongga yang terjadi pada
batu besar, tetapi tidak boleh keluar dari lubang anyaman bronjong 8 x 10.

2. Pasangan Dolken Kayu


Untuk pekerjaan Dolken kayu, hal yang dilakukan selanjutnya yaitu mengecek
kondisi bahan yang datang sesuai dengan spesifikasi teknik dengan hasil standar,
yang kemudian diterima di lokasi pekerjaan. Dolken di pasang pada lapisan
bawah pasangan bronjong atau sesuai dengan gambar rencana dengan elevasi
yang direncanakan dengan panjang dan jumlah sesuai rencana, untuk
pemasangan dolken dipasang dengan menggunakan alat bantu berupa alat
pancang kaki tiga yang pemukulannya ditarik menggunakan diesel dengan
kapasitas hamer sesuai dengan kebutuhan
3. Pasangan Geotextile
Geotextile menggunakan geotextile non woven dipasang sebagai alas pasangan
bronjong. Dipasang pada tebing sungai. Tahapan pelaksanaan :
 Membersihkan lokasi dari benda-benda tajam dan benda lainnya yang dapat
menghambat proses pemasangan
 Geotextile digelar di atas tanah dalam keadaan terhampar tanpa gelombang
atau kerutan. Dan pada lahan yang luas pemasangan geotextile dapat dil
lakukan secara flesibel (melintang atau memanjang).
 Geotextile dipotong terlebih dahulu ditempat yang memungkinkan. Hal ini
bertujuan untuk lokasi yang sulit untuk dilakukan pemotongan dan
penyambungan.
 Penyambungan Geotextile yang satu ke lainnya dilakukan dengan cara saling
melewati (overlapp) atau dengan cara dijahit (Sewn).
 Dengan metode overlap, jarak minimal yang overlapnya adalah 30 cm – 100
cm, langkah ini tergantung dengan kondisi subgrade dan teknik pelaksanaan
 Penjahitan panel geotextile dilakukan di lapangan menggunakan mesin jahit
portable atau menggunakan tenaga generator.
 Penjahitan di lapangan dengan tiga sampai empat pekerja. Panel yang belum
di jahit dapat disiapkan di gudang (workshop) dalam berbagai macam
panjang dan lebar yang diperlukan.

D. PEKERJAAN LAIN-LAIN

1. Mengangkut matrial dengan jarak angkut 300 m (Batu belah)


Meminta ijin untuk melaksanakan pekerjaan mengangkut material dengan jarak
angkut 300 m (Batu belah) kepada Direksi Menyiapkan jalan yang dilalui dan
tempat untuk meletakkan hasil langsir bahan agar tidak mengganggu pekerjaan
yang lain.
Meletakkan hasil langsir bahan ditempat yang telah ditentukan

4. Pek. Galian tanah dengan alat berat


Galian tanah dilaksanakan seperti yang tertera dalam gambar, baik mengenai
lebar, panjang, dalam, kemiringan, dan sebaginya, dan benar-benar waterpass.
Kalau ternyata akan menimbulkan kesulitan-kesulitan pelaksanaan kalau
dilaksanakan menurut gambar sebelumnya memberitahukan kepada Direksi
sebelum mulai mengerjakan pekerjaan galian, sehingga penampang, peil, dan
pengukurannya dapat dilakukan pada keadaan tanah yang belum diganggu.

Sebelum pelaksanaan pekerjaan galian tanah, dibuatkan profil-profil sesuai


dimensi seperti yang tercantum pada gambar pelaksanaan, untuk dijadikan acuan
pelaksanaan galian tanah menggunakan alat excavator.

Pekerjaan galian tanah dengan alat berat, adalah menggali tanah longsoran atau
timbunan lumpur yang terdapat pada dasar saluran, dilanjutkan dengan
membentuk kemiringan saluran sesuai dengan gambar pelaksanaan.
Tanah sisa galian selain digunakan untuk timbunan kembali membentuk
kemiringan tanggul saluran, ditempatkan di samping tanggul bagian luar serta
dirapihkan.

Pelaksanaan pekerjaan :
a. Pemasangan propil;
b. Batas-batas galian ditentukan sesuai gambar pelaksanaan dan petunjuk
direksi;
c. Pelaksanaan galian tanah dilakukan oleh alat excavator;
d. Dimensi dari galian ( elevasi, lebar dan kemiringan ) digali sesuai gambar
pelaksanaan dan mengacu pada propil dan patok batas yang telah
dipasang dan disetujui direksi.
e. Tanah hasil galian yang dipakai untuk timbunan.

1. Bongkaran pasangan lama


 Pekerjaan bongkaran ini adalah pekerjaan membongkar pasangan batu yang
sudah rusak/tidak layak lagi. Hasil bongkaran ditempatkan diatas tanggul
saluran yang lokasinya tidak mengakibatkan bongkaran tersebut jatuh
kembali kesaluran.
 Penempatannya ditata dengan rapih supaya tidak mengganggu kelancaran
lalu lintas para pekerja lain
 Hasil bongkaran ini berupa batu dipasang kembali atas dasar kontak kerja
Alat : Palu, pahat dll.

5. Suling-suling
Bersaman dengan pasangan batu akan dipasang suling-suling dari PVC dia 2”.
Letak suling-suling sesuai kebutuhan tergantung dari keadaan tanah dan
perkiraan banyaknya air tanah yang harus dialirkan paling tidak 1 buah /m2.
Dibelakang suling-suling dipasang filter yang terbuat dari kerikil dan ijuk setebal
10 cm, sehingga butiran tanah tidak terbawa mengalir oleh air tanah;

2. Siaran mortar tipe M (1 PC : 2 PP)


Untuk memudahkan siaran, pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan overlap
dengan pelaksanaan pekerjaan pasangan batu, agar tidak terlalu sulit waktu
membersihkan/mengorek adukan diantara batu.
Pelaksanaan pekerjaan :
a. Pada permukaan pasangan batu muka akan diikuti oleh pekerjaan siaran
1pc : 2ps;
b. Apabila tidak diinstruksikan lain, metode siaran adalah tenggelam;
c. Spasi antara batu muka dengan batu muka akan dikorek terlebih dahulu
saat adukan masih agak basah, dengan kedalaman berkisar ± 1 - 2 cm,
kemudian disiram dengan air;
d. Kemudian disiar oleh adukan campuran semen dan pasir yang telah diayak
dengan menggunakan sendok kecil selebar dari spasi adukan dan digosok
dengan sendok kecil hingga permukaannya halus dan rata. Lebar siaran 1.5
- 2 cm;
e. Pada bagian siar tegak maupun datar tidak boleh terjadi siar lurus lebih dari
2 (dua) batu.
Alat : Sendok tembok kecil untuk siaran, ember plastik dll.

3. Plesteran tebal 1.5 cm, mortar tipe S (1 PC : 3 PP).


Pekerjaan Plesteran dikerjakan setelah pekerjaan pasangan batu selesai atau
overlap, yaitu sebagai berikut :
a. Plesteran dipasang pada bagian atas pasangan batu sekitar 10 cm;
b. Tebal plesteran 1,5 cm dari permukaan batu;
c. Pasir untuk spesi plesteran akan disaring terlebih dahulu dan pasir yang
dipakai adalah pasir yang lolos dari saringan dia. lubang 2.5 mm;
d. Sebelum plesteran dikerjakan, bagian bidang yang telah berlumut akan
dibersihkan dahulu dengan sikat baja dan adukan pasangan diantara batu –
batu akan dikorek sampai kedalaman 1 – 2 cm dibawah permukaan batu.
Setelah bersih disiram dengan air, selanjutnya pekerjaan plesteran dapat
dilaksanakan.
e. Plesteran pada saat pekerjaan diserahkan, akan diupayakan mulus dan
rata air (water pass), tanpa goresan, bintik-bintik serta bilamana diketok
tidak terdengar suara kosong disemua tempat.
Alat : Sendok tembok, cangkul, ember plastik dll.

Kistdam pasir / tanah.


Untuk efisiensi, pekerjaan kistdam dilaksanakan simultan dengan pekerjaan
galian tanah untuk pondasi.
Pelaksanaan pekerjaan :
a. Pemasangan patok bambu tiap jarak 1 m atau sesuai petunjuk direksi;
b. Terpal plastik dipasang dengan cara diikat pada patok bambu yang sudah
terpasang;
c. Pada dasar saluran ( bagian luar ), terpal plastik dilipat, kemudian
ditumpangi dengan karung plastik yang berisi pasir;
d. Apabila masih ada air yang masuk, maka akan dibuang dengan pompa.
e. Setelah selesai pasangan tembok saluran yang sebelah, maka kistdam
dipindah dan pasangan tembok yang sebelah lagi dapat dikerjakan.
Pengalihan aliran dilakukan sampai pekerjaan plesteran pasangan batu selesai
Alat : Pompa air = 2 unit, cangkul, sekop, palu, tang, linggis dll.

4. Pembesian 100 kg dengan besi polos atau ulir


Pelaksanaan pekejaan :
a. Besi beton adalah besi lunak yang dapat dilas dengan tegangan luluh
minimum 2,400 kg/cm2 atau mutu U-24 dan 3,900 Kg/cm atau U 39;
b. Pabrikasi besi, meliputi pemotongan sesuai dengan ukuran kemudian pada
setiap ujung dihak/ditekuk 45 derajat/dihak;
c. Pemasangan besi sesuai dengan jarak yang ditentukan dalam gambar
pelaksanaan dan disetujui oleh direksi;
d. Pada setiap sudut pertemuan diikat dengan menggunakan kawat beton.
e. Sambungan besi adalah 40 x diameter besi;
f. Setelah pembesian selesai, kemudian ditata diatas cetakan beton /
bekisting, siap untuk pengecoran.
Alat : Gunting besi, tang, palu, dll.

5. Bekisting Dinding Beton Biasa dengan multiplek 12 mm atau 18 mm (TP).


Bekisting dipasang setelah pembesian terpasang dilokasi yang akan dicor. Yang
sebelumnya bekisting sudah dirakit terlebih dahulu, dibentuk sesuai bentuk
coran yang akan dikerjakan
Pelaksanaan pekerjaan :
a. Bekisting terbuat dari multiplex dengan tulangan kaso 5/7;
b. Pemasangan bekisting dilaksanakan sesuai dengan bentuk pasangan
beton;
c. Setelah bekisting terpasang, kemudian diperkuat dengan stoot tiap jarak 40
cm.
d. Untuk bagian beton yang nantinya akan terlihat, akan diberi lapisan kayu
yang permukaannya dihaluskan dahulu atau diberi lapisan seng/kayu lapis.
e. Agar tidak melendut selama dan sesudah pengecoran, maka bekisting
harus disokong.
Alat : Gergaji, tang, palu, dll.

6. Pek. Menghampar tanah, diratakan dan dirapihkan.


Metode Pelaksanaan Pekerjaan mengahmpar tanah, diratakan dan dirapihkan
dengan menggunakan alat berat Bulldozer. Pekerjaan ini mencakup
pengangkutan, penghamparan dan perapihan tanah dari hasil galian tanah
dengan alat berat, timbunan tanah dilaksanakan sesuai dengan elevasi yang
disyaratkan dan disetujui oleh Pengawas/Direksi.
a. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan galian tanah (tidak termasuk beli tanah), diangkut ke lokasi
penghamparan dan perataan sesuai dengan gambar rencana.
b. Persiapan Perkerjaan
 Mendatangkan alat berat untuk penghamparan yaitu bulldozer.
 Mengajukan requis kerja kepada Pengawas/Direksi.
 Menempatkan alat dekat dengan tempat pekerjaan yang akan dikerjakan
 Menyiapkan peralatan K3.
 Menyiapakan desain kerja

c. Pelaksanaan
 Menyiapkan lokasi pekerjaan dan peralatan kerja.
 Pekerjaan penggalian dilakukan dengan alat berat excavator
 Setelah pekerjaan galian dilakukan pengangkutan tanah ke lokasi
penghamparan
 Selanjutnya tanah diratakan dan dirapihkan dengan Bulldozer sesuai
dengan gambar kerja.

4. Pek. Pasangatu batu 1 : 4


Pasangan batu ini adalah untuk pembuatan tanggul sungai, dengan
bahan/matrial didatangkan dari quary terdekat dilaksanakan setelah pekerjaan
galian tanah diperiksa dan disetujui oleh pengawas.
Pelaksanaan pekerjaan :
a. Pemasangan propil ;
b. Dasar galian di cek dahulu kedalamannya, dasar galian harus bersih dan tidak
ada air yang menggenang;
c. Batu yang akan dipasang bersih dari lumpur dan dibuat ukuran yang seragam,
sekurang-kurangnya mempunyai diameter 20 - 30 cm, tidak berongga, tidak
retak/pecah dan keras;
d. Pasangan batu yang terletak langsung diatas tanah, terlebih dahulu diberi alas
dengan lantai kerja/lapisan spesi setebal 2 cm dengan campuran spesi 1 Pc : 4
Pasir;
e. Pemasangan batu dilakukan dengan cara ditata sedemikian rupa tidak
bersinggungan, ada ruang antara batu dengan batu (siar pita) dan selanjutnya
ruang tersebut diisi dengan mortar/adukan/spesi 1 PC : 4 Pasir;
f. Untuk memenuhi perbandingan volume 1 Pc : 4 Pasir, akan dibuat takaran
adukan/dolak dari boks kayu (untuk 1 zak Pc 50 kg, tinggi 25 cm lebar 40 cm
panjang 40 cm). Alat pengadukan akan menggunakan Concrete Mixer;
g. Apabila diperkirakan akan hujan, maka sebelum kegiatan ditinggalkan,
pasangan batu akan ditutup dengan kertas semen atau penutup lainnya agar
pasangan batu tidak tertimpa langsung oleh air hujan yang dapat merusak
pasangan batu tersebut;
h. Pada permukaan pasangan batu bagian depan atau yang akan tampak,
dipasang batu muka agar permukaan pasangan batu terlihat rata. Batu muka
dipilih dari batu belah atau batu kali yang dibelah yang memiliki permukaan
rata serta berukuran luas permukaan yang sama/hampir sama, dengan tebal
minimum 15 cm.

i. Apabila diinstruksikan direksi, semua pasangan batu akan dipasang suling-


suling dari PVC dia. 2” . Letak suling-suling sesuai kebutuhan tergantung dari
keadaan tanah dan perkiraan banyaknya air tanah yang harus dialirkan paling
tidak 1 buah /m2. Dibelakang suling-suling dipasang filter yang terbuat dari
ijuk setebal 10 cm, sehingga butiran tanah tidak terbawa mengalir oleh air
tanah;
j. Bagian pasangan batu yang akan ditimbun tanah, akan diplester kasar dengan
spesi 1Pc : 4Psr, sehingga kelihatan rata dan tidak ada celah.
k. Pasangan batu dimulai dari pondasi, lantai saluran, dinding kiri dan kanan
sampai mencapai elevasi sesuai gambar pelaksanaan dan direksi.
Alat : Concreate mixer, cangkul, sekop, sendok tembok, ember plastic, dan alat
pertukangan lainnya.

6. Beton mutu, f'c = 14,5 Mpa (K175), slump (12+2) cm, w/c=0,66
Pekerjaan Beton K175 ini dimaksudkan sebagai cor beton yang ditunjukan
dalam gambar
Pelaksanaabambun pekerjaan :
a. Setelah pembesian selesai dilaksanakan, kemudian dilaksanakan
pengecoran.
b. Permukaan yang akan dicor dibersihkan terlebih dahulu dari sampah dan
sisa sisa potongan bekisting;
b. Pengecoran dilaksanakan dengan menggunakan beton site mix;
c. Pengadukan menggunakan concrete mixer;.
d. Beton dihamparkan dan dipadatkan dengan concrete vibrator untuk
menghindari betonan keropos;
e. Setelah beton setengah kering, bagian permukaan beton dihaluskan
dengan menggunakan roskam;
g. Beton secara teratur disiram dengan air sampai umur 28 hari setelah
pengecoran. Untuk menjaga kelembaban dapat dilakukan dengan cara
menutup seluruh permukaan beton dengan karung yang selalu dibasahi air.
Alat : Concrete mixer, concrete vibrator dan alat pertukangan.

1. Pemadatan Beton pada saat pengecoran.


Pemadatan beton dilatanahksanaan bersamaan dengan proses pengecoran.
Pemadatan menggunakan alat pemadat yang sesuai dikerjakan oleh pekerja

2. Perancah/penyokong begesting dinding mengunakan balok


Perancah dipasang bersamaan dengan pemasangan begesting dinding.
Pelaksanaan pekerjaan :
a. Menyiapkan kayu balok untuk penyokong;
b. Perancah dipasang dengan jarak yang aman jangan sampai begesting
bergeser pada saat pengecoran;
Alat : Gergaji, palu dan alat pertukangan lainnya.

3. Bongkar begesting secara biasa


Setelah beton keras cukup umur sesuai persyaratan beton, begesting
dibongkar menggunakan alat bantu linggis dan palu secara hati hati. Hasil
bongkaran disimpan ditempat yang aman bukan tempat lalu lintas para
pekerja

Anda mungkin juga menyukai