Anda di halaman 1dari 17

METODE PELAKSANAAN

KEGIATAN

: REVITALISASI GEDUNG KANTOR BADAN PUSAT STATISTIK


KABUPATEN ACEH TENGAH

LOKASI

: KECAMATAN LAUT TAWAR TAKENGON

SUMBER DANA

: APBN

TAHUN ANGGARAN : 2015

A.

PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Uraian Umum :
Pekerjaan Persiapan adalah pekerjaan yang harus dilakukan sebelum pekerjaan utama
dimulai dan selama pekerjaan dalam masa pelaksanaan mulai dari sosialisasi tempat
sampai pekerjaan diserah terimakan kepada Pemilik Proyek.
2. Lingkup Pekerjaan :
Lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan dalam pekerjaan persiapan ini adalah :
a. Pembersihan Lapangan.
b. Pembuatan Barak Kerja dan Gudang.
c. Penyediaan Fasilitas Pendukung.
d. Pemasangan Bowplank.
e. Penyediaan Tenaga Kerja dan Peralatan.
3. Pembersihan Lapangan :
Sebelum pekerjaan dimulai kontraktor pelaksana harus membersihkan semua kotoran
dan tanaman termasuk pembongkaran akar-akar pohon yang terkena bangunan dan
sampah-sampah di sekeliling lokasi pembuatan bangunan dan sampah-sampah tersebut
harus dibuang dari lokasi pekerjaan.
4. Penyediaan (sewa) Barak Kerja dan Gudang :
a. Umum.
Barak kerja dan gudang adalah bangunan sementara yang disediakan untuk
mendukung aktivitas pelaksanaan pekerjaan yang berfungsi untuk tempat tinggal
pekerja, penyimpanan bahan, penyimpanan administrasi proyek seperti gambar dan
buku laporan harian, serta penyediaan obat-obatan (P3K).

b. Pedoman Pelaksanaan.
Letak Bangunan di pilih pada posisi yang tidak mengganggu posisi bangunan yang
akan dibuat atau berdekatan dengan posisi bangunan yang akan dibangun dan
Pelaksana bertanggung jawab mencari lokasi yang berdekatan dengan lokasi yang
dimaksud, kecuali ada petunjuk lain dari Direksi.
Volume Luas minimal disesuaikan dengan luas yang tertera dalam buku quantity.
Bangunan harus dilengkapi pintu dan jendela secukupnya untuk penerangan.
Bangunan di bagi dua, disekat dengan dinding papan, satu bahagian untuk tempat
tinggal para pekerja dan penyimpanan bahan administrasi dan satu bagian
penyimpanan bahan.
Di sekelilingi bangunan harus dilengkapi parit untuk menghindari masuknya air
hujan.
5. Penyediaan Fasilitas Pendukung
Kontraktor Pelaksana harus menyediakan fasilitas pendukung untuk kelancaran
pekerjaan dan fasilitas dari pekerja yang tinggal di barak kerja yaitu seperti penyediaan
air, kamar mandi, lampu, alat-alat P3K dan lain-lain yang dianggap perlu. Selain hal
tersebut disiapkan dengan cukup persyaratan administrasi lainnya seperti Laporan Harian,
Buku Tamu, Gambar-gambar kerja dan RKS yang lengkap. Hal ini harus dilengkapi sebagai
kebutuhan daripada pekerja dan pemeriksaan Pengawas sewaktu-waktu tentang
Administrasi Proyek.
6. Pemasangan Bouwplank
a. Uraian Umum :
Pemasangan bouwplank dipakai untuk batas pekerjaan yang ditandai dengan Patok
kayu. Pemasangan bouwplank bertujuan agar penarikan as bangunan yang akan
dilaksanakan dapat dikerjakan secara sempurna.
b. Bahan
Kayu yang dipakai ukuran 5/7 Cm
Papan ukuran 2/20 Cm diketam pada kedua sisinya
Spidol Besar dan waterpass.
Peralatan Theodoplit dan Waterpass khusus untuk menentukan ketinggian dan
ukuran skala besar (sesuai permintaan Pengawas).
Paku secukupnya.
c. Pedoman pelaksanaan
Tiang bouwplank kayu 5/7 Cm. Harus kuat terpasang diatas tanah dengan jarak 1
meter dari as bangunan yang dipasang keliling bangunan.
Papan dipasang pada tiang dan waterpass ketinggiannya sesuai ketinggian pada
gambar rencana.
Dipasang waterpass dengan sudut-sudutnya harus siku arah horizontal dan
vertikal.
Untuk pengukuran yang menggunakan waterpass harus dilaksanakan oleh tenaga
yang benar-benar mampu untuk melaksanakan pengukuran yang menggunakan
alat (skill). Yang pembiayaannya tanggung jawab Kami.

7. Penyediaan Tenaga Kerja Dan Peralatan.


Untuk pelaksanaan pekerjaan ini Pelaksana harus menyediakan tenaga kerja yang ahli
dalam bidangnya serta menyediakan perlatan yang diperlukan teermasuk mobilisasi dan
demobilisasi dari para pekerja. Apabila tenaga pekerja yang di sediakan menurut
Pengawas tidak dapat dipakai (tidak mampu), atas usulan Pengawas harus mengganti
kembali tenaga kerja yang benar-benar mampu dalam melaksanakan pekerjaan tersebut.
8. Photo Visuil
Sebagai dokumentasi pelaksanaan pekerjaan kontraktor harus membuat photo
dokumentasi proyek untuk pekerjaan sebelum dimulai, sedang dilaksanakan dan selesai
dilaksanakan, pengambilan photo harus di ambil dari satu titik untuk satu fokus
Pengambilan. Pengambilan objek photo pekerjaan sesuai dengan permintaan dan
petunjuk pengawas yang harus di laksanakan. Segala dokumen ini setelah selesai
pekerjaan menjadi satu album yang menjadi syarat serah terima pekerjaan. Apabila
Pelaksana tidak dapat menyerahkan photo dokumentasi yang diperintahkan oleh
Pengawas maka serah terima pekerjaan tidak akan dilaksanakan kecuali ada perintah lain
dari Direksi.
9. Penyiapan Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan :
a. Uraian Umum :
Kontraktor akan menyiapkan tenaga kerja, bahan dan peralatan yang memadai untuk
mendukung pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas termasuk pembayaran pajak-pajak
dan keuntungan Kontraktor.
b. Tenaga Kerja Pelaksana Proyek
Kontraktor akan menempatkan tenaga kerja, tukang dan tenaga ahli yang cukup serta
karyawan Pelaksana Pendukung sesuai dengan bidangnya masing-masing berdasarkan
volume pekerjaan yang dilaksanakan. Apabila menurut pengawas tenaga kerja tersebut
tidak dapat dipakai, maka Kontraktor harus mengganti sesuai dengan permintaan
pengawas. Selain pekerja tersebut di atas Pelaksana harus menyediakan tenaga kerja
selaku pelaksana proyek (pengelola) yang senantiasa berada di lokasi pekerjaan minimal 2
(dua) personil yang bertugas sebagai administrasi Proyek serta manager pelaksanaan.
Apabila menurut Pengawas volume tersebut masih kurang maka harus ditambah kembali.
Setiap manager harus berpengalaman di bidang teknis sehingga dapat berkonsultasi
dengan pengawas dan dapat mengantisipasi pekerjaan yang tidak sesuai dengan
ketentuan dan tidak terjadi kefatalan/kesalahan pekerjaan di lapangan. Apabila Pelaksana
tidak mampu menyediakan tenaga profesional sehingga terjadi kesalahan teknis di
lapangan merupakan tanggung jawab Pelaksana membongkar pekerjaan sesuai instruksi
Pengawas.
c. Bahan dan Peralatan :
Kontraktor akan menyediakan bahan dan peralatan yang diperlukan untuk masingmasing jenis pekerjaan. Bahan dan peralatan harus memenuhi syarat seperti tercantum
dalam pasal yang bersangkutan. Untuk pelaksanaan pekerjaan, sebelum pekerjaan
tersebut dimulai harus ditunjukan pada pengawas, atas persetujuan pengawas pekerjaan
tersebut dapat dilaksanakan.

B.
PEKERJAAN TANAH
1. Uraian Umum.
Pekerjaan Tanah adalah pekerjaan yang berhubungan dengan tanah yang mana diatas
permukaan tanah tersebut akan didirikan bangunan.
2. Lingkup Pekerjaan.
Lingkup Pekerjaan yang akan dilaksanakan pada pekerjaan ini sudah harus
Diperhitungkan jenis tanah yang dijumpai dilapangan seperti tanah pasir, tanah keras, dan
lain sebagainya yang disesuaikan dengan Gambar Rencana yang meliputi :
a. Galian Tanah untuk Pondasi dan lain-lain.
b. Urugan Tanah
c. Urugan Pasir
d. Timbunan Tanah Bawah Lantai
3. Galian Tanah
a. Umum
Pekerjaan Galian Tanah adalah pekerjaan menggali tanah tempat konstruksi bangunan
dengan ukuran sesuai dengan gambar rencana.
b. Pedoman Pelaksanaan
Galian Tanah dilaksanakan setelah bouwplank selesai dikerjakan dengan Penandaan
yang jelas dari sumbu ke sumbu dan telah selesai diperiksa dan disetujui Direksi/
Pengawas.
Galian pondasi pada kedalaman rencana apabila diragukan kondisi tanah maka
Kontraktor harus segera melaporkan secara tertulis kepada Direksi/Pengawas untuk
dipertimbangkan.
Tanah bekas galian harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak menggangu
pekerjaan lainnya.
Kemiringan bekas galian bila tidak disebut dalam gambar atau petunjuk Direksi
maka kemiringan galian dapat diambil 1 (horizontal ) : 2 ( Vertikal ).
4. Urugan Tanah
Lubang bekas galian baik untuk pondasi maupun keperluan lain harus diurug
kembali dengan tanah bekas galian atas persetujuan pengawas. Apabila tanah bekas
urugan tidak sesuai menurut Pengawas, Kontraktor harus mengganti urugan
tersebut dengan urugan yang memenuhi.
Urugan harus dilakukan lapis demi lapis maximum tiap lapis 20 Cm disiram dan
ditembris sampai padat.
5. Urugan Pasir
Urugan Pasir dilakukan pada seluruh lantai kerja pondasi dan lantai bangunan
seperti tertera pada gambar bestek.
Bahan urugan dipergunakan adalah pasir urug dan mendapat persetujuan
pengawas.
Urugan Pasir dipasang pada setiap alas pondasi dan lantai beton.
6. Timbunan Tanah Bawah Lantai

Semua daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari semua semak-semak, akarakar pohon, sampah puing-puing bangunan dan lain-lain sampah, sebelum
pengurugan tanah dimulai.
Tanah urug untuk mengurug. Meratakan dan membuat tanah, tebing-tebing
harus bersih dari sisa-sisa tanaman, sampah dan lain- lain.
Bila tanah galian ternyata tidak baik atau kurang dari jumlah yang dibutuhkan maka
Kontraktor harus mendatangkan tanah urug yang baik dan cukup jumlahnya serta
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Pengurugan tanah harus dibentuk sesuai dengan peil ketinggian kemiringan dan
ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar atau sebagaimana yang diperintahkan
oleh Konsultan Pengawas.
Tanah urug harus ditempatkan dalam lapisan-lapisan setebal maksimum 15 cm dan
harus dipadatkan sebaik-baiknya dengan penambahan air secukupnya dan
penggilingan.
Permukaan dari kemiringan-kemiringan tanah diselesaikan secara rata atau
bertangga sebagaimana diminta oleh Konsultan Pengawas.
Pengurugan dengan tanah timbun di bawah lantai dilakukan lapis demi lapis hingga
ketebalan yang ditentukan di bawah lantai, ditumbuk hingga padat. Lapisanlapisan
urugan utnuk ditumbuk ini dibuat maksimal 10 cm per lapisan.
Pengurugan tanah untuk dasar pondasi plat/setempat, dimana dasar pondasi
harus diurug maka syarat-syarat pengurugan seperti di atas harus dipenuhi dengan
kepadatan 95 % dalam lapisan- lapisan 20 cm
C.
PEKERJAAN BETON BERTULANG
1. Uraian Umum
Pekerjaan ini adalah merupakan campuran agregat beton yang terdiri dari semen, pasir
dan kerikil dengan campuran tertentu yang diaduk dengan air dan besi tulangan yang
digunakan untuk pekerjaan struktur utama pekerjaan beton yang harus memenuhi
spesifikasi yang telah ditentukan.
2. Lingkup Pekerjaan :
Lingkup pekerjaan ini adalah untuk pekerjaan struktur dari suatu bangunan yang
meliputi :
a. Balok slop Pondasi
b. Seluruh Kolom-kolom dan Balok Utama.
c. Struktur lainnya yang sesuai gambar rencana
3. Campuran agregat beton
a. Uraian Umum
Campuran agregat beton adalah campuran dari semen, pasir dan kerikil yang diaduk
dengan air sesuai dengan perbandingan spesifikasi yang diuraikan di bawah ini.
b. Persyaratan Bahan
Semen, Digunakan portland cement jenis 1 menurut NI 8 Tahun 1972 dan
memenuhi S-400 menurut standard Cement Portland yang digariskan oleh asosiasi
Semen Indonesia (NI-8 Tahun 1972). Semen yang telah mengeras sebagian maupun

seluruhnya dalam satu zak semen, tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai


bahan
Campuran, Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat
yang lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen harus
ditinggikan 30 Cm dari permukaan tanah yang diberi lapisan lantai dari papan dan
tumpukan paling tinggi 2 Meter. Setiap semen baru yang masuk harus di pisahkan
dari semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan
pengiriman.
Pasir Beton, Pasir beton harus bersih dan berupa butir-butir tajam dan keras, bebas
dari bahan-bahan organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir
serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PBBI 1971.
Kerikil, Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai
gradasi dan kekerasan sesuai dengan yang disyaratkan dalam PBBI 1971.
penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material
tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi material
yang tepat. Untuk mutu beton yang lebih dari K.175 tidak dibenarkan menggunakan
kerikil lokal (gunung) tetapi harus menggunakan kerikil sungai yang mutunya lebih
tinggi sesuai dengan petunjuk pengawas, atau hasil test laboratorium.
Air, Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali,
garam, bahan-bahan organis atau baha-bahan lain yang dapat merusak beton atau
baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.
Besi Beton, Besi dari baja lunak mutu U.24 dengan tegangan leleh 2200 Kg/Cm
Harus bersih dari minyak dan bahan lainnya yang dapat mengurangi daya lekat
antara besi dan beton. Ukuran besi harus benar-benar sesuai dengan Gambar
Rencana baik jumlah dan jarak.
Begesting (Acuan Beton), Begesting harus dibuat kuat dan kokoh terhadap getaran
dari luar maupun dari dalam dengan menggunakan kayu minimal kayu begesting
Kelas II.

c. Pedoman pelaksanaan
Adukan beton,
Sebelum memulai pengadukan beton kontraktor harus menyiapkan bahan bahan
yang diperlukan untuk pekerjaan adukan beton seperti pasir, kerikil, Pengadukan
untuk pekerjaan struktur harus menggunakan molen dan hasil adukan
dituangkan ke dalam bak yang terbuat dari papan.
Untuk menentukan komposisi campuran yang sempurna kontraktor harus
membuat takaran dari bak kayu atau sejenisnya sehingga komposisi campuran
dapat terlaksana sesuai dengan yang diinginkan.
Pelaksanaan pengecoran dari struktur utama tidak boleh terpisah dan tidak
terjadi perbedaan waktu pengikatan yang mencolok antara beton yang sudah
dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus
memenuhi tabel 4.4.1 PBBI 1971.
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran
harus dilakukan dengan cara yang baik.
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Direksi. Selama
pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan- jalan di atas
penulangan. Untuk dapat ketempat-tempat yang sulit dicapai harus di gunakan

papan-papan berkaki yang tidak membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus


sudah dapat dicabut pada saat beton dicor. Apabila pengecoran beton harus
dihentikan, maka tempat penghentiannya harus disetujui oleh Direksi.
Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang diputus tersebut, bagian permukaan
yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi addentive
yang memperlambat proses pengerasan. Selain pada pengecoran kolom, adukan
tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 m
Pembesian Beton,
Pembuatan tulangan harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam
PBBI.
Pemasangan tulangan Beton harus sesuai dengan jumlah maupun jaraknya.
Tulangan Beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut tidak
berubah tempat selama pengecoran dan harus bebas dari papan acuan.
Pekerjaan Acuan/Bekisting, Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan
ukuran-ukuran yang telah ditetapkan / yang diperlukan dalam gambar. Dari
papan jenis kayu yang memenuhi persyaratan dalam N1-2 pasal 5.1.
Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan sehingga
cukup kokok dan dijamin tidak berubah bentuk dan tetap pada kedudukan
selama pengecoran.
Acuan harus rapat tidak bocor, pemukaannya licin, bebas dari kotoran-kotoran
seperti tahi gergaji, potongan-potongan kayu, tanah dan sebagainya sebelum
pengecoran dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan
beton.
Tiang-tiang acuan harus di atas papan atau baja untuk memudahkan pemindahan
perletakan. Tiang-tiang dari dolken diameter 8 10 atau kaso 5/7 Cm.
Tiang acuan satu dengan yang lain harus diikat dengan palang papan/balok
secara cross.
Pembukaan acuan baru dibuka setelah memenuhi syarat-syarat yang
dicantumkan dalam PBBI 1984.
Kayu yang dipakai adalah papan tebal 3 Cm.
Penggunaan Bekisting/Form work: harus sesuai dengan petunjuk/spesifikasi
pabrik.
Kawat Pengikat, Kawat pengikat besi beton/rangka dibuat dari baja lunak dan
tidak disepuh seng, dengan diameter kawat lebih besar atau dengan 0.40 mm.
Kawat pengikat besi beton/rangka harus memenuhi syaratsyarat yang ditentukan
dalam NI-2 (PBBI tahun 1984).
Pekerjaan Pembongkaran Acuan/Bekisting,
hanya bleh dilaksanakan dengan ijin tertulis dari direksi/pengawas setelah
bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada
permukaan beton tanpa persetujuan tertulis dari Direksi/pengawas.
Pelaksana/Kontraktor bertanggung jawab atau kesempurnaan pekerjaannya
sampai dengan saat-saat penyerahan (selesai).
Kontraktor akan mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada uraian dan
syarat-syarat apapun yang tercantum dalam gambargambar atau peraturan yang
berlaku.

Sebelum pelaksanaan pekerjaan kontraktor akan memberikan contoh-contoh


material (besi, koral/split, pasir. PC) untuk mendapat persetujuan dari
Direksi/Pengawas.
Kontraktor akan melakukan pengujian atau besi/kubus beton dilaboratorium,
yang akan ditunjuk kemudian.
Mutu beton tersebut harus dibuktikan dengan mengambil benda uji berupa
kubus/silinder yang ukurannya sesuai dengan syarat- syarat/ketentuan dalam
PBBI-1984. Pembuatannya harus disaksikan oleh Direksi Pengawas dan diperiksa
di laboratorium konstruksi beton yang ditujuk Direksi/Pengawas. Jumlah dan
frekwensinya pembuatan kubus beton serta ketentuan-ketentuan lainnya sesuai
PBBI-1984.
Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 Jam
setelah pengecoran.
Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaanpekerjaan lain.
Bila terjadi kerusakan Kontraktor akan memperbaikinya dengan tidak
mengurangi mutu pekerjaan seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
Bagian betoh setelah dicor selama dalam masa pengerasan harus selalu dibasahi
dengan air terus menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih (sesuai ketentuan
dalam PBBI 1984).
Perawatan Beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembabankelembaban
Untuk paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan
cara sebagai berikut :
Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai penutup beton
Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak
mengikuti bentuk yang tidak diinginkan, munculnya pembersihan pada
permukaan beton, dan lain-lain yang tidak memenuhi syarat, harus dibongkar
kembali sebagian atau seluruhnya menurut perintah Direksi. Untuk selanjutnya
diganti atau diperbaiki segera atas resiko kontrakor.
D. PEKERJAAN PASANGAN BETON
1. Uraian Umum
Pekerjaan ini adalah campuran agregat beton non struktur yang mendukung pekerjaan
beton dan arsitektur.
2. Lingkup Pekerjaan :
Lingkup pekerjaan ini meliputi :
a. Lantai Kerja (Aanstamping)
b. Pondasi Tapak
c. Pasangan Batu Gunung
d. Pasangan Batu bata
e. Plesteran
f. Lantai Beton Cor

g. Pasangan Keramik dan lain-lain.


3. Persyaratan Bahan
Persyaratan Bahan untuk campuran agregat beton yaitu semen, pasir, air sesuai
dengan persyaratan bahan beton bertulang yang telah disebutkan di atas.
4. Perbandingan Campuran
No : Campuran Pekerjaan
1 Pc : 2 Ps Untuk pasangan beton kedap air yaitu untuk pasangan bata trasram,
plesteran bata transram dan pasangan keramik kamar mandi .
1 Pc : 3 Ps Untuk pasangan beton seluruh plesteran permukaan beton bertulang
dan pasangan kramik dinding (selain kamar mandi).
1 Pc : 4 Ps Untuk pasangan beton plesteran bata 1: 4, pasangan batu 1 : 4.
1Pc : 5 Ps Untuk pasangan batu gunung.
5. Lantai Kerja
a. Umum
Lantai kerja dipergunakan sebagai alas pondasi batu gunung atau beton bertulang.
b. Persyaratan Bahan
Campuran beton 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr dengan persyaratan sebagaimana yang telah
disebutkan diatas.
c. Pedoman Pelaksanaan.
Adukan beton dipasang diatas permukaan urugan pasir dengan ketebalan antara 5
10 cm sesuai dengan gambar rencana.
Pasangan lantai kerja harus benar-benar waterpass terhadap arah horizontal
Sebelum pemasangan lantai kerja tersebut harus diperiksa waterpass dari urugan
pasir.
6. Pondasi Tapak Beton Bertulang
Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan yang disebut
pada pasal 4.7 dan 4.9 PBI 1971. Mengingat bahwa Wc factor yang sesuai disini
adalah sekitar 0,52-0,555, maka pemasukan bahan adukan + kedalam cetakan benda
uji dilakukan menurut pasal 4.9 ayat 3 PBI-1971 tanpa menggunakan penggetar. Pada
masa-masa pembetonan pendahuluan harus dibuat minimum 1 benda uji per 1,5 m3
beton hingga diperoleh 20 benda uji yang pertama. Selanjutnya harus dibuat 2 buah
benda uji untuk setiap 5 m3 beton dengan minimum 2 buah benda uji setiap hari
Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas yang dibuat.
Laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai karakteristik beton tersebut dan harus
disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Laporan tersebut harus disertai sertifikat
dari laboratorium dan harus dibuat rangkap 5 (lima).
Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, minimal 5 Cm dan maksimal 12 Cm.
Cara pengujian slump adalah sebagai berikut : Contoh beton diambil tepat sebelum
dituangkan ke dalam cetakan beton (bekisting). Cetakan beton dibawahkan dan
ditempatkan di atas kayu yang rata atau pelat beton. Cetakan diisi sampai kurang
lebih sepertiganya. Kemudian adukan tersebut diitusuk- tusuk 25 kali dengan besi

15 mm panjang 30 Cm dengan ujung yanng bulat (seperti peluru). Pengisian


dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap lapisan ditusuktusuk 25 kali dan setiap tusukan harus yang dibawahnya setelah atasnya diratakan,
segera cetakan diangkat perlahan- lahan dana diukur penurunannya (nilai slumpnya).
Besi beton yang digunakan harus memenuhi kriteria mutu, besi dengan ukuran <
14 mm digunakan U 24 (tegangan leleh karakteristik minimum 2400kg/cm2)
dan besi dengan ukuran 14 mm digunakan U 32 (tegangan leleh karakteristik
minimum 3200kg/cm2).
Bending Schedule dan Pergantian Besi, Pemborong harus mengusahakan supaya besi
yang dipasang adalah sesuai dengan apa yang tertera pada Gambar Kerja.
Sebelum dilakukan pemotongan besi beton, maka Pemborong harus membuat
Bending Schedule (rencana pembengkokan tulangan) untuk diajukan dan
dimintakan persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas.
Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat.
Persiapan perlindungan atas kemunngkinan datangnya hujan, harus diperhatikan.
Beton harus dibasahi terus menerus paling sedikit selama 10 hari setelah
pengecoran untuk mencegah pengeringan bidang beton. Pembasahan terus
menerus ini dilakukan anatara lain dengan menutupinya dengan karung-karung
basah. Pada pelat-pelat atap pembasahan terus menerus dilakukan dengan
merendam atau (menggenanginya) dengan air.
Khusus untuk pelat lantai yag akan diberi lapisan waterproofing pembasahan terus
menerus juga berfungsi untuk memastikan bahwa pelat beton tidak
mengalami kebocoran. Apabila terjadi kebocoran maka pelat tersebut harus
diperbaiki oleh Pemborong sampai disetujui oleh Direksi/Kosultan Pengawas. Pada
hari-hari pertama sesudah selesai pengecoran, proses pengerasan tidak boleh
diganggu.

7. Pasangan Batu Gunung


a. Umum
Pasangan batu gunung dipergunakan untuk pondasi batu gunung atau pun pemasangan
turap penahan tanah.
b. Persyaratan Bahan
Campuran beton pasangan adalah adukan beton 1 Pc : 5 Ps dengan persyaratan
sebagaimana yang telah disebutkan diatas.
Batu gunung berukuran 10 15 cm keras dan tidak pipih
c. Pedoman Pelaksanaan
Sebelum pondasi di pasang terlebih dahulu diadakan pengukuran- pengukuran
untuk as-as pondasi sesuai dengan gambar-gambar konstruksi dan dimintakan
persetujuan Direksi tentang kesempurnaan galian.
Di bawah dasar pondasi didasari dengan pasir pasang setebal 5 cm dan
dipadatkan, sebagian lantai kerja. Di atas pasir, dipasang aanstamping, untuk
pondasi plat tapak beton bertulang, cyclopen beton dan pondasi batu kali/batu
belah, terdiri dari batu kali dan pasir pasang (pasangan bati kosong). Lapisan ini
juga harus dipadatkan, dengan menyiram air diatasnya, sehingga pasir akan

mengisi rongga-rongga batu kali tersebut. Tebal lapisan dibuat sesuai dengan
gambar detail pondasi.
Untuk pondasi dilaksanakan dengan ukuran sesuai dengan gambar kerja dan
gambat detail. Campuran yang digunakan :
Pondasi beton cyclopen dibuat dengan adukan 1 Pc : 3 Ps yang di isi 30 % batu kali.

8. Pasangan Batu Bata


a. Umum
Pasangan batu bata digunakan untuk pasangan batu transram (kedap air, pasangan batu 1
: 4 dan pasangan pondasi rabat)
b. Persyaratan Bahan
Untuk pasangan batu transram adalah adukan 1 Pc : 2 Ps sedangkan untuk
pasangan batu 1 : 4 adalah adukan 1 Pc : 4 Ps dengan syaratsyarat sebagai mana
disebutkan diatas.
Batu bata yang digunakan ukuran standar, tidak mudah pecah, mempunyai ukuran
seragam dengan pembakaran yang baik dan tidak cacat dengan kualitas baik.
c. Pedoman Pelaksanaan
Sebelum dipasang batu bata harus disiram dengan air sampai jenuh
Sebelum pemasangan harus dipasang benang arah horizontal dan vertikal
sehingga hasil pemasangan benar-benar lurus
Jarak sefesi pemasangan tebal antara 1 2 cm dengan susunan batu bata.
Pasangan batu 1 : 2 dipasang 40 cm diatas slop pondasi dan 120 cm pada tempat
kamar mandi atau kedap air lainnya sedangkan pasangan 1 : 4 dipasang selain
pasangan 1 : 2 sesuai dengan gambar rencana.
9. Plesteran
a. Umum
Pekerjaan plesteran berfungsi untuk merapikan beton atau pasangan batu bata.
b. Persyaratan Bahan
Adukan yang digunakan untuk pasangan bata 1 : 2 adalah 1 Pc : 2 Ps, pasangan bata 1
: 4 adalah 1 Pc: 4 Ps sedangkan untuk permukaan beton digunakan adukan 1 Pc : 3 Ps
engan syarat bahan sebagaimana yang disebutkan diatas.
c. Pedoman Pelaksanaan
Sebelum pekerjaan dimulai permukaan beton atau pasangan yang akan di plester
harus dibersihkan terlebih dahulu sehingga tidak terdapat kotoran-kotoran yang
melekat
Untuk plesteran batu bata sebelum pekerjaan dimulai harus terlebih dahulu
disiram sampai jenuh air sehingga batu bata tersebut tidak mengisap air dari
adukan pasangan.
Untuk meratakan permukaan hasil plesteran di gunakan rol denganpanjang
minimal 1 m.
Seluruh permukaan plesteran harus benar-benar rapi termasuk pertemuan sudut
plesteran harus benar-benar lurus.

d. Lantai Beton Cor


a. Umum
Lantai beton cor digunakan untuk lantai ruangan dan rabat beton.
b. Persyaratan bahan
Adukan beton yang digunakan adalah campuran 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr dengan spesifikasi
yang telah disebutkan diatas.
c. Pedoman pelaksanaan
Permukaan tanah yang akan dilantai harus benar-benar padat, yang dipadatkan
dengan stemper dan disiram sehingga diharapkan tidak terjadi penurunan pada
saat pemasangan lantai.
Permukaan tanah harus waterpass terhadap arah horizontal sehinggapermukaan
lantai akan rata.
Di atas permukaan tanah di beri pasir urug sebagai alas pondasi dimana pasir
tersebut harus benar-benar waterpass dan disiram.
Lantai beton cor 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr sebagaimana spesifikasi yang telah disebutkan
diatas lantai diatas permukaan pasir dan harus benar-benar waterpass. Untuk
mendapatkan hasil waterpass digunakan benang minimal setiap jarak 1 cm.
Diatas lantai permukaan beton sebelum adukan mengeras di plester / dirapikan
sehingga permukaan lantai tapak licin dan bersih.
Agar hasil lantai tidak retak Kontraktor diharuskan menyiram permukaan lantai
setiap kali 12 jam.
E.
PEKERJAAN KAYU DAN PLAFOND
1. Uraian Umum
Pekerjaan kayu adalah sebagai bahan yang digunakan adalah bahan kayu mulai dari
pekerjaan Bekesting sampai pekerjaan Kuda-kuda.
2. Lingkup pekerjaan
a. Pekerjaan Pintu dan Ventilasi
b. Pekerjaan Rangka Atap Baja Ringan
c. Pekerjaan Plafond
d. Pekerjaan Lesplank
3. Persyaratan Bahan
Bahan yang digunakan untuk rangka atap adalah baja ringan yang telah dipersyaratan.
Dan untuk rangka plafound digunakan bahan kayu yang digunakan harus benar-benar
kering, lurus tidak bermata dan dapat memenuhi syarat-syarat yang dicantumkan dalam
PPKI, yaitu kayu kelas kuat II
4. Pekerjaan Plafond
a. Umum
Pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk menutup langit-langit pada gedung dan
emperan keliling bangunan termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah semua
pekerjaan rangka langit langit dan lis langit langit 1/3 cm.

b. Persyaratan Bahan
Rangka langit-langit Induk dipakai kayu yang berkualitas baik Kls kuat II antaar 5/7
cm dan 5/5 cm termasuk penggantung.
Untuk langit-langit ruangan dalam dan emperan keliling bangunan digunakan GRC
kualitas baik.
Les sudut untuk masing-masing sudut bangunan dengan ukuran lebar 5 cm dengan
tipe Lat Kayu.
c. Pedoman Pelaksanaan
Pemasangan langit-langit harus dipasang sesuai dengan pola yang tertera dalam
gambar. Tepi-tepinya harus lurus satu sama lain, dan rata. Lekatkan Plafond
tersebut dan jangan sampai retak, pecah.
Bidang permukaan rangka harus rata, lurus waterpass dan tidak ada bagian yanga
bergelombang.
5. Pekerjaan Lesplank
a. Umum
Pekerjaan lesplank merupakan pekerjaan yang bertujuan untuk menutupi rangka atap
yang dipasang pada setiap sisi atap.
b. Persyaratan Bahan
Kayu dari kelas kuat II (Medang Jempa)
Ukurannya harus disesuaikan dengan gambar
c. Pedoman Pelaksanaan
Lesplank dipasang lansung pada Gording disetiap sisi atap
Pemasangan rapi dan lurus
Papan yang digunakan lurus disesuaikan dengan gambar.
F.

PEKERJAAN PENGECATAN

1. Uraian Umum
Secara umum pekerjaan meliputi pengadaan pekerja, peralatan dan bahan-bahan
sehubungan dengan pengecatan sesuai dengan spesifikasinya. Warna yang akan
digunakan ditentukan kemudian.
2. Persyaratan Bahan
Pengecatan kayu setara cat JOTUN
Pengecatan tembok setara cat JOTUN
Semua cara-cara pengecatan harus sesuai dengan petunjuk pabrik, terutama
mengenai urutan pengecatan.

3. Pengecatan kayu
a. Umum
Pengecatan kayu meliputi pengecatan kayu lisplank dan les profil sudut.
b. Pedoman Pelaksanaan
Sebelum dilakukan pengecatan seluruh permukaan kayu harus dibersihkan dengan
kertas pasir sehingga benar-benar halus dan rapi.
Pengecatan dilakukan 3 (tiga) kali yaitu cat dasar pertama kedua dan ketiga
sehingga menghasilkan warna yang merata.
Cata kedua dilakukan setelah cat pertama kering dan demikian selanjutnyauntuk
cat ketiga.
Pekerjaan ini harus benar-benar dilaksanakan dengan rapi sehingga
dapatmenciptakan keindahan.
4. Pengecatan Tembok
a. Umum
Pekerjaan pengecatan adalah pekerjaan yang memberikan keindahan dan
kekuatan bangunan yang dapat mencegah pelapukan dan kerusakan. Pekerjaan
ini meliputi pengecatan seluruh muka dinding beton dan kayu dan plafond.
b. Pedoman Pelaksanaan
Sebelum Pengecatan dimulai bagian yang akan dicat harus dibersihkan terlebih
dahulu
Pengecatan harus dilakukan sebanyak dua kali
Semua cara-cara pengecatan harus sesuai dengan petunjuk pabrik,
terutamamengenai uruatan pengecatan.
G. PEKERJAAN ATAP
1. Atap
Atap merupakan pelindung bangunan dari pengaruh cuaca panas dan hujan yang
langsung berhubungan dengan udara luar atau bahagian bangunan yang berfungsi untuk
menambah keindahan.
2. Persyaratan Bahan
Seng Spandex untuk atap
3. Rabung Seng Spandex
a. Umum
Seng dipakai untuk melindungi bangunan yang ada dibawahnya dari pengaruh cuaca
panas dan hujan.
b. Persyaratan Bahan
Bahan untuk atap digunakan seng Spandex
Untuk bubungan digunakan bahan rabung seng spandex

Untuk pemasangan bahan seng ini kontraktor akan memintakan sertifikat


spesifikasi pada saat pembelian di pabrik.

c. Pedoman pelaksanaan
Pemasangan atap dipakukan langsung pada gording dengan menggunakan paku
seng khusus untuk atap.
Tiap sambungan diberi tindisan sesuai dengan spesifikasi pabrik. Minimal tindisan
antara satu lembar dengan lembaran lainnya
Alur harus dipasang merata (tidak bolak balik), sehingga akhir pasangan tetap
rapi.
Bubungan ditutup dengan bahan seng spandex dengan tindisannya sesuai dengan
persyaratan pabrik.
Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat hingga tidak mengakibatkan
kebocaran.
H.

PEKERJAAN INSTALASI AIR

1. Uraian Umum
Uraian ini menjelaskan tentang pengadaan bahan dan pemasangan Instalasi air termasuk
sanitasi dan peralatan septictank.
2. Pemasangan Instalasi
a. Pemasangan Instalasi Pipa PVC 3/4" (Pipa Air Bersih)
b. Pemasangan Instalasi Pipa PVC 3" (Pipa Air Kotor)
c. Pemasangan Closed Jongkok
d. Pemasangan Kran Air 3/4"
e. Pemasangan Flour Drain
3. Pedoman Pelaksanaan
Pemasangan Pipa :
Sebelum pipa dipasang digali terlebih dahulu tempat untuk diletakan pipa yang
dialirkan ke masing-masing tujuan
Pipa di pasang dan disambung dengan sok kemudian diletakan pada tempat
galian
Penimbunan pipa yang bahannya harus bersih dari puwing puwing sampah.
Untuk pemasangan pipa air kotor harus mempunyai kemiringan minimal 2 %.
Pipa-pipa dipasang sesuai dengan gambar
Untuk pemasangan instalasi dari induk disiapkan pipa PVC diameter ,
dipasang untuk disambungkan dari pipa distribusi. Untuk pemasangan instalasi
air bersih dipakai pipa diameter , dipasang dalam ruangan untuk dialiri air
sebagai bahan kebutuhan.
Untuk pemasangan instalasi air kotor dipasanag pipa diameter 3, yang
dipasang untuk mengalirkan air ketempat yang ditentukan (keresapan)
Pemasangan closet jongkok dipakai di kamar mandi. Closet jongkok yang
dipakai standar toto.

Kran dipasang untuk menutupkan air yang mengalir dari pipa air bersih. Pada
saat penutupan keran pemutarannya dilakukan sampai air tidak mengalir, guna
mencegah rusaknya dolnya ulir kran.
Fill Drain berfungsi sebagai saringan air dari wastafell/kamar mandi
kepembuangan agar sampah tidak sangkut disaluran.
Pembuatan Tangki SeftickTank adalah ruangan kedap air yang berfungsi
menampung/mengolah air limbah dengan kecepatan air yang lambat sehingga
memberi kesempatan untuk penguraian bahan organik. Tangki Seftick tank ini
dibuat dengan jarak minimal 10 m dari bangunan, digali dengan ukuran sesuai
dengan gambar detail rencana.
I.
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
a. Uraian Umum
Pekerjaan Instalasi Listrik meliputi pemasangan seluruh jaringan Instalasi di dalam
bangunan hingga listrik menyala.
b. Pemasangan Instalasi
Pemasangan Instalasi Listrik + Pipa (Lengkap)
Pemasangan Lampu Down Light (Lengkap)
Pemasangan Lampu SL. 22 Watt (Lengkap)
Pemasangan Lampu Gantung
Pemasangan Stop Kontak
Pemasangan Saklar Triple
Pemasangan Saklar Seri
Pemasangan Saklar Tunggal
Pemasangan Saklar Hotel
Pemasangan Box Zekring / MCB
c. Pedoman Pelaksanaan
Seluruh pengkabelan untuk penerangan, saklar dilaksanakan dalam pipa pvc dan
pitting yang dipasang tertanam dalam dinding bangunan.
Semua bahan di atas harus merupakan barang baru dan memenuhi persyaratan
pabrik.
Persyaratan persyaratan lainnya di sesuaikan aturan/persyaratan PLN.
J.
PEKERJAAN LAIN - LAIN
pekerjaan administrasi proyek berupa :
a. Laporan berkala mengenai pekerjaan secara keseluruhan dan segala sesuatunya
yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut dalam kontrak.
b. Catatan yang jelas mengenai kemajuan pekerjaan yang telah dilaksanakan dan jika
diminta oleh DIREKSI PEKERJAAN/PEMILIK untuk keperluan pemeriksaan sewaktuwaktu dapat diserahkan.
c. Dokumen Foto :
d. KONTRAKTOR diwajibkan membuat dokumen foto-foto, sebelum pekerjaan
dimulai sampai pada pekerjaan selesai 100 % dan tiap tahap permintaan

e.

f.
g.

h.
i.

angsuran disertai keterangan lokasi, arah pengambilan dan tahap pelaskanaan


pembangunan serta disusun secara rapih dan diketahui oleh DIREKSI
PEKERJAAN/PEMILIK dan Pengelola Teknis. Syarat-syarat foto dokumentasi :
Tiap Unit Bangunan diambil dari empat arah,
Gambar menyeluruh pandangan dari empat arah,
Sudut pengambilan gambar dari tiap tahap harus tetap pada sudut
pengambilan tersebut pada butir
Gambar dimasukkan dalam album diserahkan kepada PEMILIK melalui DIREKSI
PEKERJAAN rangkap 5 (lima).Biaya dokumen merupakan tanggung jawab
Kontrktor, Foto-foto tersebut harus dibuat dan menjadi lampiran setiap
permohonan angsuran pembayaran.
Segala laporan atau catatan tersebut dalam Ayat (i) dan (ii) Pasal ini, dibuat
dalam bentuk buku harian rangkap 5 (lima) didisi pada formulir yang telah
disetujui oleh DIREKSI PEKERJAAN/PEMILIK dan harus selalu berada di tempat
pekerjaan.
KONTRAKTOR harus menyerahkan pada PEMILIK as built drawing. As built drawing
adalah gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan yang harus
diselesaikan 4 minggu setelah serah terima pekerjaan untuk pertama kali, dalam
bentuk kalkir.
Pembayaran pekerjaan lain-lain ini didasarkan pada unit taksiran penawaran
Kontraktor. Harga taksiran ini sudah mencakup semua kebutuhan kontraktor
sehingga bagian pekerjaan ini berjalan dengan baik dan sempurna.
Apabila ada pekerjaan yang tidak tersebutkan dalam uraian ii, yang ternyata
pekerjaan tersebut harus ada agar mendapatkan hasil akhir yang sempurna, maka
pekerjaan tersebut harus dilaksanakan oleh Kontraktor atas perintah tertulis
Pengendali Kegiatan.
Rencana kerja dan syarat-syarat ini menjadi pedoman dan harus ditaati oleh
Kontraktor dan Pejabat Pembuat Komitmen dalam melaksanakan pekerjaan ini.
Secara keseluruhan dalam uraian dan syarat-syarat kerja ini, hal-hal yang kurang
jelas akan diterangkan / diberi penjelasan pekerjaan (Aanwijzing) dan akan
dituangkan dalam Berita Acara.

Banda Aceh, 22 Juni 2015


Penawar,
CV. KHALIL PERKASA

HIDAYAT
Dierektur

Anda mungkin juga menyukai