I. LINGKUP KEGIATAN
Pekerjaan yang dilaksanakan secara garis besar meliputi item pekerjaan sebagai
berikut :
PEMILIK PROYEK
SITE MANAGER
PELAKSANA LAPANGAN
Ahli Arsitek Logistik
ADMINISTRASI/KEUANGAN
Tenaga K3
Pelaksana Gedung
Juru UKur
Tukang
Drafter
KURIR
Driver
PROYEK
1. Koordinasi
Dalam pelaksanaan proyek akan terjadi interaksi antara perusahaan dengan pihak
lain antara lain owner, pengawas, suplier dan pihak lain yang berkaitan dengan
pelaksanaan proyek. Dalam interaksi tersebut diperlukan adanya koordinasi antar
pihak dalam menyelesaikan persoalan yang muncul dalam pelaksanaan pekerjaan.
Kepala proyek akan mewakili perusahaan dalam koordinasi dengan pihak lain.
Kepala proyek akan memimpin semua kegiatan proyek, baik di bidang administrasi,
teknik dan lain-lain.
- Untuk masalah teknik engineering dan quality control, Kepala Proyek dibantu oleh Bagian
teknik beserta stafnya.
- Dalam proses pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kepala Proyek dibantu oleh Pelaksana-
Pelaksana yang berkompeten.
- Urusan keuangan, administrasi umum dan personalia, dibantu oleh Bagian personalia dan
keuangan beserta stafnya.
- Urusan logistik dan peralatan, dibantu oleh Bagian Logistik dan Peralatan.
Kepala Proyek mempunyai tanggung jawab dan diberi kewenangan penuh dalam
pengelolaan proyek, dan mempunyai wewenang bertindak atas nama perusahaan
dalam proyek ini. Dengan sistim organisasi seperti tersebut, maka pelaksanaan
proyek diharapkan akan berjalan dengan lancar, dan penyelesaian pekerjaan akan
dapat tercapai dalam waktu yang ditentukan dengan mutu yang diharapkan. Hal
tersebut benar-benar menjadi perhatian dan semboyan kami, sebab apabila terjadi
keterlambatan di dalam penyelesaian proyek ini akan mengakibatkan kerugian moril
maupun material, dan citra negatif
Untuk menjamin sistem manajemen dapat berlangsung dengan baik, sesuai Sistem
Manajemen K3, Lingkungan dan Mutu yang dijalankan . Sistim manajemen tersebut di
atas, dalam pelaksanaannya ditunjang dengan sarana-sarana lain, berupa perangkat
lunak (software) sebagai sarana pengendali, dan perangkat keras (hardware) berupa
peralatan-peralatan sebagai sarana penunjang pelaksanaan pekerjaan.
Mulai
Selesai
2. Pemilihan Alat
Pemilihan peralatan yang tepat baik dari segi jenis, jumlah maupun kapasitasnya
serta sesuai dengan kondisi lapangan akan menjamin tercapainya sasaran
pelaksanaan pekerjaan yakni Biaya Hemat, Mutu Akurat dan Waktu Tepat.
Kebutuhan peralatan minimum yang ditentukan akan dicukupi dengan alat milik
sendiri, namun jika dalam pelaksanaannya terjadi kekurangan alat, maka akan kami
penuhi dari sumber alat yang banyak terdapat di wilayah Kendari.
3. Material
Beberapa material inti yang dipergunakan dalam proyek ini akan dibawa ke
laboratorium untuk dilakukan pengujian, dan pada produk tertentu pabrikan diminta
menunjukkan sertifikat uji test yang pernah dilakukan yang masih berlaku untuk
menjamin persyaratan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan. Material harus
sudah didatangkan sebelum jadwal pemakaian, sehingga tidak terjadi
keterlambatan pekerjaan hanya karena material belum datang.
4. Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang digunakan dalam penanganan proyek ini terdiri atas:
Tenaga pimpinan dan staf manajemen proyek.
Tenaga operasional lapangan, pelaksana, pengawas, mekanik & operator.
Pekerja diusahakan mengambil tenaga lokal yang banyak terdapat di daerah sekitar
lokasi proyek, untuk pekerja yang ahli akan didatangkan dari daerah lain.
Tenaga inti yang digunakan merupakan tenaga pilihan yang sering menangani
proyek-proyek besar dan pekerjaan-pekerjaan yang sejenis.
5. Pengamanan (Security)
Untuk pengawasan dan pengamanan proyek, menyediakan tenaga keamanan dan
keselamatan sesuai dengan kebutuhan, yang bertugas untuk :
a. Pengawasan terhadap para pekerja.
b. Pengawasan terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk mencegah pencurian.
c. Mencegah dan menghindari terjadinya kebakaran di proyek, dengan melarang para
pekerja membuat api untuk keperluan apapun, dan menyediakan tabung pemadam
kebakaran yang mudah dicapai, baik di tempat pekerjaan maupun di kantor proyek.
d. Melakukan pengawasan terhadap pemakaian alat-alat keselamatan kerja, seperti helm
kerja, sabuk pengaman, sepatu, dan sarung tangan jika dipersyaratkan.
e. Melakukan pengawasan dan menyiapkan pagar-pagar pengaman di tempat-tempat yang
berbahaya maupun yang sifatnya mengganggu kegiatan proyek.
f. Mengawasi pemakaian peralatan untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
g. Menjaga keamanan para petugas proyek terhadap gangguan / ancaman dari pihak luar,
serta mencegah kemungkinan terjadinya keributan di lingkungan proyek.
Sebagai sarana komuniksi di proyek, digunakan handy talky (HT), baik oleh para
petugas keamanan, para pelaksana (supervisor) dan petugas-petugas lain yang
memerlukan hubungan secara menerus.
6. Schedule Pekerjaan
Schedule kerja dibuat berdasarkan asumsi, logika yang benar dan berdasarkan
data-data yang sangat terbatas pada saat ini. Schedule dan urutan kerja dalam
bentuk barchart (Network Plannning) dan Time Shedule dengan jangaka waktu
pelaksanaan 330 Hari Kalender Sejak Di terbitkanya Surat Perintah Mulai Kerja.
A. Pekerjaan Persiapan
1. Perencanaan Pekerjaan
Setelah menerima Surat Perintah Kerja, Kontraktor segera mengadakan
pertemuan internal untuk membahas pelaksanaan pekerjaan, baik
administrasi maupun pekerjaan lapangan.
Pengurusan IMB.
Pengurusan IMB harus melalui Kantor Pelayan Perijinan Terpadu dan atau
Dinas terkait Kabupaten Sorong Selatan dengan membawa gambar
rencana serta surat permohonan untuk mengurus IMB yang di
tandatangani oleh Pengguna bangunan tersebut.
3. Foto Dokumentasi
Persiapan dokumentasi ini mencakup dokumentasi foto, dokumentasi
tehnik dan dokumentasi laporan, seperti membuat sechedule kerja
mingguan dan bulanan, yang mengikuti terhadap schedule induk dan
lain-lainnya yang mencakup dalam proses pembangunan, dokumentasi ini
diperuntukan untuk laporan pemberitahuan mengenai perkembangan dan
permasalahan selama proses pelaksanaan, laporan ini pulai diperuntukan
kepada pihak-pihak yang perkepentingan pada pembangunan ini.
Sebelum pekerjaan dilakukan terlebih dahulu diambil gambar dokumentasi
0% untuk laporan kemajuan / progress pekerjaan. Selanjutnya setelah
pekerjaan dimulai juga diambil gambar dokumentasi sesuai dengan
kemajauan progress (prosen nilai) pekerjaan di lapangan.
5. Papan Nama Kegiatan / Proyek, Brak Kerja / Direksi Keet dan Keamanan
Proyek + Pos Jaga, Pagar Proyek
6. Pagar Proyek
Sebelum kontraktor mulai melaksanakan pekerjaannya, terlebih dahulu
harus dibuat pagar pengaman pada lokasi proyek.
Pembangunan ini terdiri dari gudang, base camp, kantor direksi dan MCK,
Pembuatan gudang dipergunakan sebagai logistik bahan maupun matrial
yang diperuntukan untuk kebutuhan pembangunan. Sedangkan bescam
untuk peristirahatan pekerja yang dilengkapi dengan fasilitas bangunan
semi permanent seperti areal makan minum, mandi cuci kakus. Kantor
dipergunakan sebagai tempat aktifitas koordinasi pengawasan
pembangunan demikian juga Inventarisasi pekerjaan dengan konsultan
dan pihak pengawas, untuk mencari langkah – langkah penyelesaian bila
ditemukan pekerjaan yang meragukan dan dapat dituangkan dalam shop
drawing.
9. Drainase Sementara
Dengan mempertimbangkan keadaan topographi/kontur tanah yang ada
dilokasi proyek, kontraktor wajib membuat saluran sementara yang
berfungsi untuk pembuangan air yang ada (air hujan atau air kotor limbah
proyek).
Arah aliran di tujukan kesaluran atau sungai yang ada disekitar lokasi
proyek.
Pekerjaan pembuatan saluran harus sesuai petunjuk dan mendapat
persetujuan pengawas lapangan, serta menjadi tanggung jawab
kontraktor.
Mobilisasi Alat
Setelah mobilisasi bahan material, maka Kontraktor melaksanakan
Mobilisasi Alat / Peralatan.
Mobiliasi peralatan meliputi : beton molen, pompa air, maupun peralatan
pertukangan, dan peralatan bantu lainnya.
A. Galian Tanah
Galian tanah untuk pondasi harus sesuai dengan ukuran dalam gambar pelaksanaan
atau sampai tanah keras. Apabila diperlukan untuk mencapai daya dukung yang
baik,dasar galian harus dipadatkan/ditumbuk.
Jika galian melampaui batas kedalaman, kontraktor harus menimbun kembali dan
dipadatkan sampai kepadatan maksimum,Hasil galian yang dapat dipakai untuk
penimbunan harus diangkut langsung ke tempat yang sudah direncanakan dan
disetujui oleh Direksi.
Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang
ditentukan.
Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin
terhadap bahan di bawah dan di luar batas galian.
Bilamana bahan yang terekspos pada garis formasi atau tanah dasar atau pondasi
dalam keadaan lepas atau lunak atau kotor atau tidak memenuhi syarat, maka bahan
tersebut harus seluruhnya dibuang dan diganti dengan timbunan yang memenuhi
syarat.
Bilamana batu, lapisan keras atau bahan yang sukar dibongkar dijumpai pada garis
formasi untuk selokan yang diperkeras, pada tanah dasar untuk perkerasan maupun
bahu jalan, atau pada dasar galian pipa atau pondasi struktur, maka bahan tersebut
harus digali 15 cm lebih dalam sampai permukaan yang mantap dan merata.
Tonjolan-tonjolan batu yang runcing pada permukaan yang terekspos tidak boleh
tertinggal dan semua pecahan batu yang diameternya lebih besar dari 15 cm harus
dibuang. Profil galian yang disyaratkan harus diperoleh dengan cara menimbun
kembali dengan bahan yang memenuhi syarat dan dipadatkan.
Menggali tanah dengan ukuran lebar sama dengan lebar pondasi bagian bawah
dengan kedalaman yang disyaratkan.
Menggali sisi-sisi miringnya, sehingga diperoleh sudut kemiringan yang tepat.
Buang tanah sisa galian ke tempat yang telah ditentukan
Cek posisi, lebar, kedalaman, dan kerapiannya sesuai dengan rencana.
B. Urugan Tanah
Tanah yang digunakan untuk pengurugan harus dari tanah yang baik dan memenuhi
syarat teknis, bebas dari akar, bahan-bahan organis, barang bekas/sampah dan
terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Direksi lapangan. Jika diijinkan dapat
digunakan tanah bekas galian.
Pengurugan dilakukan lapis demi lapis tiap 20 cm dengan ketebalan + 40 cm
dalam keadaan padat, kemudian dibasahi dan dipadatkan. Direksi dapat
memerintahkan pengurugan melebihi ukuran, diperhitungkan penyusutan tanah
akibat konsolidasi.
C. Urugan pasir
Pasir yang digunakan untuk pengurugan harus dilakukan test tanah dan atas
persetujuan Direksi. Pasir yang digunakan harus pasir kali dengan persyaratan pasir
harus dalam keadaan bersih dari lumpur, tanah dan kotoran-kotoran lainnya serta tidak
mengandung garam serta mineral lainnya. dan terlebih dahulu mendapat persetujuan
Direksi. Urugan pasir dilaksanakan pada alas pondasi/batu kosong, dibawah pasangan
lantaiataupun pada pekerjaan-pekerjaan lain yang menurut direksi/pengawas teknis
diangggap perlu. Semua urugan pasir harus dipadatkan dengan penyiraman air
sehingga didapat angka kepadatan maksimal.
D. Pekerjaan batu kosong (aanstaping)
Fungsi dari aanstamping, untuk meluaskan daerah beban, sehingga pondasi bisa
menerima beban yang lebih besar, dengan biaya yang lebih murah.Dengan melihat
fungsi aanstamping diatas, maka dalam pekerjaan aanstamping harus diperhatikan
hal-hal seperti dibawah ini.
Untuk memadatkan pasir urug dicelah-celah batu, harus disiram dengan
air, sampai pasir betul-betul mengisi celah-celah batu kali.
Pemakaian ukuran batu kali variatif
Susunan batu kali dibuat berdiri, dengan ketebalan sekitar 20 cm dan
dikunci dengan batu yang ukuranya lebih kecil.
Batu kali jangan blondos, tetapi batu pecah dengan tujuan agar bidang
sentuh antar permukaan batu belah lebih luas.
Pada pekerjaan pasangan pondasi ada 2 tahap yaitu pembuatan profil dan pemasangan
batu kali.
Pembuatan profil :
1. Pasang patok batu untuk memasang profil (2 patok untuk tiap profil). Profil dipasang
pada setiap ujung lajur pondasi.
2. Pasang bilah batu datar pada kedua patok,setinggi profil.
3. Pasang profil benar-benar tegak lurus dan bidang atas profil datar. Usahakan titik
tengah profil tepat pada tengah-tengah galian yang direncanakan dan bidang atas
profil sesuai peil pondasi.
4. Ikat profil tersebut pada bilah datar yang dipasang antara 2 patok dan juga dipaku
agar lebih kuat.
5. Pasang patok sokong, miring pada tebing galian pondasi dan ikatkan dengan profil,
sehingga menjadi kuat dan kokoh.
6. Cek ketegakan / posisi profil dan ukuran-ukurannya, perbaiki jika ada yang tidak
tepat,demikian juga peilnya.
Untuk : Rumah lift, Kolom, balok dan tangga yang merupakan pekerjaan pembetonan
yang prinsip pembetonan mengacu kepada spesifikasi dan gambar.
1. Pekerjaan Pembesian/Penulangan
Fungsi tulangan pada beton adalah untuk menahan gaya tarik, gaya geser dan momen
torsi yang timbul akibat beban-beban yang bekerja pada konstruksi beton tersebut.
Oleh karena itu perencanaan dan pelaksanaan pembesian harus dilakukan sesuai
dengan spesifikasi teknis dan gambar kerja, RKS dan Aanvulling yang telah
direncanakan oleh perencana struktur yaitu dalam hal:
- Ukuran diameter baja tulangan
- Kualitas baja tulangan
- Kuantitas baja tulangan
- Penempatan/pemasangan baja tulangan
Proses fabrikasi besi terdiri dari pemotongan dan pembengkokan besi tulangan.
Sebelum mengerjakan proses fabrikasi besi bagian pembesian harus menyusun daftar
pembengkokan dan pemotongan besi tulangan berdasarkan gambar pelaksanaan ( shop
drawing ). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun daftar pembengkokan dan
pemotongan adalah sebagai berikut :
a. Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih, karat,
minyak, gemuk dan zat kimia lainnya yang dapat merusak atau mengurangi daya
lekat antara baja tulangan dengan beton.
b. Sambungan antar tulangan harus ditempatkan sedemikian rupa pada daerah yang
momennya nol atau dengan menggunakan sambungan lewatan sehingga gaya dari
batang yang satu dapat disalurkan ke batang yang lain.
c. Panjang dan bentuk baja tulangan harus direncanakan secara ekonomis sehingga
bagian-bagian sisa atau yang tidak terpakai didapat seminimal mungkin.
Sedemikian rupa sehingga teknik pemasangan tulangan tidak menyulitkan dalam
pelaksanaan lapangan.
d. Penganyaman besi tulangan harus diikat kuat dengan memakai kawat beton agar
waktu pengecoran posisi tulangan tidak bergeser. Penopang, ganjalan, jepit dan
kawat beton harus berkualitas sama dengan bahan besi tulangan.
a) Penulangan Kolom
Pada penulangan kolom, ujung bawah dihubungkan dengan pondasi sedangkan bagian
atas dihubungkan dengan balok yang menekan pelat lantai sehingga merupakan satu
kesatuan struktur portal yang kaku. Penulangan kolom dilebihkan sampai sampai lantai
atas untuk menyambung tulangan kolom lantai berikutnya.
Besi kolom yang dipasang pertama kali berbentuk L dan diikatkan pada tulangan bawah
tulangan pile cap. Pemasangan tulangan dimulai dengan memasang sebelah luar.
Setelah itu dilakukan pemasangan besi-besi yang lain dan menyambungnya dengan
tulangan yang sudah ada.
b) Penulangan Balok
Pemasangan tulangan balok dan pelat lantai dilakukan secara serentak setelah
pemasangan bekisting balok dan pelat lantai. Pemasangan tulangan balok dilakukan
sebagai berikut :
Dipasang tulangan bawah diatas beton decking tebal 3,0 cm. ujung tulangan bawah
dimasukkan ke dalam tulangan kolom sebagai penjangkaran sepanjang minimal 25D.
Apabila terdapat sambungan pada penulangan dilakukan sambungan lewatan sekitar
40D. sambungan tulangan dilakukan selang seling dan harus dihindarkan penempatan
sambungan ditempat-tempat dengan tegangan maksimum.
Pemasangan tulangan sengkang yang diatur jaraknya dimana jarak pada tumpuan lebih
rapat dibandingkan jarak tengah bentang. Sengkang diikat dengan kawat beton.
Tulangan atas dipasang dengan cara dimasukkan satu per satu kedalam tulangan
sengkang dibagian atas kemudian diikat dengan kawat. Ujung tulangan atas
dimasukan kedalam tulangan kolom sebagai panjang penjangkaran sepanjang 40D atau
¾ kali tinggi manfaat balok jika balok berukuran besar. Sebagai pengaku dipakai
tulangan pinggang sesuai dengan perencanaan.
2. Pekerjaan Bekisting
Dalam pekerjaan bekisting terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yakni :
Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi
seperti yang disyaratkan pada gambar kerja.
Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan
oleh beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya.
Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk
yang tetap bagi struktur beton sesuai yang direncanakan.
Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan,
kemudahan pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.
Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusak/bocor pada saat
pelaksanaan pengecoran dan juga tidak merusak beton.
Bahan bekisting harus terbuat dari bahan yang tidak menyerap air semen dan
juga tidak merusak beton.
Pemasangan bekisting harus benar-benar sesuai dengan gambar rencana baik
secara vertical maupun horizontal.
Sedangkan bahan bekisting yang digunakan pada proyek ini adalah menggunakan
bahan yang sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam RKS, Bekisting dari
multipleks/papan tersebut diperkuat dengan rangka kayu meranti ukuran 5/7, atau
dari bahan lain yang disetujui oleh konsultan pengawas untuk mendapatkan
kekuatan dan kekakuan yang sempurna. Sedangkan steiger yang digunakan adalah
dari pipa – pipa besi standar pabrik atau kayu /dolken.
Adapun pemasangan bekisting meliputi pemasangan sloef bekisting kolom, balok,
Over steak.
a. Bekesting Sloof
Bekesting sloof pondasi dibuat sebagai acuan pembentukan dimensi beton pondasi
yang diinginkan sesuai gambar, bekisting ini menggunakan multiplek tebal 9 mm dan
diberi tembiring usuk 4/6 & stut menggunakan kayu 4/6 cm dengan ketentuan sebegai
berikut
Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi seperti
yang disyratkan pada gambar
Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan oleh
beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya
Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk yang
tetap bag struktur beton sesuai yang direncanakan
Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan, kemudahan
pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.
Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusk/bocor pada saat pelaksanaan
pengecoran dan juga tidak merusak beton
Bahan bekisting harus terbuat dari bahan yang tidak menyerap air semen dan juga
tidak merusak beton
Pemasangan bekisting harus benar-benar sesuai dengan gambar rencana baik secara
vertical maupun horizontal
b. Bekisting Kolom
Kolom merupakan salah satu elemen struktur utama pada bangunan gedung yang
digunakan untuk menyalurkan beban-beban diatasnya ke pondasi bangunan. Ukuran dan
jumlah kolom pada suatu bangunan sangat tergantung dari perencanaan struktur.
Perencanaan struktur dilakukan oleh konsultan perencana yang mempunyai Sertifikasi.
Mengapa harus bersertifikasi? Tentu karena resiko yang ditmbulkan sangat besar apabila
perencanaannya gagal. Dalam pembuatan kolom struktur pun harus dilakukan oleh
kontraktor yang mempunyai grade. Proses pembuatan kolom struktur antara lain Fabrikasi
pembesian, Pemasangan Bekisting dan Pengecoran. Nah, dalam artikel ini akan dibahas
khusus mengenai Metode pemasangan bekisting kolom.
Bekisting kolom sangat penting dalam proses pembuatan kolom struktur karena
berpengaruh terhadap bentuk kolom. Semakin kuat dan presisi suatu bekisting maka hasil
akhir dari kolom tersebut juga akan baik. Sehingga diperlukan suatu metode pemasangan
bekisting yang baik agar hasil kolom tersebut bisa dikatakan baik.
Sebelum memulai pembahasan Metode pemasangan bekisting kolom yang perlu diketahui
adalah urutan langkah pekerjaan kolom antara lain 1) Fabrikasi dan pemasangan pembesian
yang terdiri dari tulangan pokok dan begel, 2) Pemasangan bekisting dan 3) Pengecoran.
Langsung saja, berikut ini penjelasan mengenai metode pemasangan bekisting.
Fabrikasi adalah pembuatan bekisting sebelum dirakit di lapangan. Sebelum fabrikasi dimulai
tentu harus disiapkan terlebih dahulu bahan-bahan yang akan digunakan antara lain
Multiplek, Paku, kaso. Tebal multiplek menyesuaikan dengan ukuran kolom. Ukuran kolom
sekitar 60X90 menggunakan tebal 15 mm multiplek jenis Tegofilm yang permukaannya licin.
Sedangkan kayu kaso menggunakan kayu kruing dengan ukuran 5/7. Adapun rangkaian
untuk fabrikasi bekisiting kolom seperti pada gambar berikut.
Bekisting sebelum disupport
Pada gambar di atas, bekisting hanya sekedar didirikan saja belum diperkuat. Jarak antar
kaso sangat menyesuaikan dengan ukuran kolom struktur. Semakin lebar dan tinggi kolom,
kaso semakin banyak.
2. Pemasangan bekisting
Seperti pada gambar di atas bahwa sebelum pemasangan bekisting dilanjutkan, dipastikan
terlebih dahulu pembesian kolom sudah selesai. Berikut langkah-langkah dalam memasang
bekisting pada kolom struktur
Menyiapkan sepatu kolom. Fungsinya agar bekisting tepat berada pada titik
koordinatnya sesuai dengan gambar perencanaan. Sepatu kolom biasanya
menggunakan besi stek yang dibor pada lantai.
Memasang bekisting kolom seperti pada gambar di atas. Jangan lupa beton decking
atau tahu beton sudah di dalamnya. Tujuan beton decking ini untuk menjaga jarak
selimut beton agar tidak berubah selama proses pengecoran.
Memasang sabuk balok pada bekisting kolom untuk memperkuat. Ukuran balok yang
digunakan biasanya 6/12 atau 8/12 kayu kruing. Untuk mengunci balok tersebut
harus menggunakan tie rod. Tie rod bisa buat sendiri atau membeli jadi. Jika ingin
membuat sendiri menggunakan as drat ukuran 10 mm, besi ulir 10 mm dan plat besi
tebal 3-5 mm. Jarak balok sangat tergantung dari tinggi kolom. Apabila tinggi kolom
sekitar 3-4 m maka jumlah sabuk balok 4 dengan jarak dibagi rata. Namun jika tinggi
kolom lebih dari 4 m maka menyesuaikan dengan prinsip semakin ke bawah jarak
sabuk semakin pendek karena bebannya lebih besar di bawah.
Memasang pipa support Untuk menjaga vertikaliti dari kolom. Untuk mendapatkan
kolom struktur yang sempurna, bekisting tidak boleh miring ataupun goyang saat
pengecoran Oleh karena itu pemasangan pipa support dinilai sangat penting. Lalu
bagaimana cara agar kolom benar-benar tegak vertikal? baca selengkapnya di artikel
c. Bekisting Balok Latei / Ringbalk & Overstek
Sebelum pemasangan perancak dimulai pastikan dasar tempat pijakan perancak kuat untuk
menahan beben beton, ini sangat penting untuk menghindari terjadinya setel (penurunan)
akibat pengecoran balok atau plat over stek berlangsung.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam antara lain :
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split serta air.
Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat beton dan
perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai membuat beton dengan
maksud menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi. Semen merupakan bahan pokok
terpenting dalam pembuatan beton karena mempersatukan butir-butir pasir dan kerikil/split
menjadi satu
kesatuan berarti semen merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan mengeras.
Agregat adalah butiran-butiran batuan yang dibagi menjadi bagian pokok ditinjau dari
ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat kasar yang disebut kerikil/split
dan batu pecah.
Tahap-tahap pekerjan pengecoran yaitu:
Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan juga dapat
mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan.
Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari kayu atau
seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x panjang adalah 22 cm x 100 cm x 160 cm
dapat juga dibuat dari pelat baja dengan ukuran tebal 3 mm x 60 cm x 100 cm.
Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti: semen,
pasir, split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan untuk pengecoran.
Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan
volume 1:2:3 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 3 volune
split serta air secukupnya.
Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama masukan
pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering dahulu dan
baru kemudian ditambahkan air secukupnya
Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10 menit
tabung mollen (mixer) dibalikan dan tungkan kedalam kotak spesi.
Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian tanah yang
sudah diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi centong/ dan
dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang
kosong dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk
kecelah-celah tulangan.
D. PEKERJAAN DINDING
1) Persiapan
2) Pengukuran
Pasangan bata biasa dengan menggunakan adukan 1PC : 5Psr dan pasangan bata
transram menggunakan adukan 1PC : 3Psr.
Sebelum bata dipasang terlebih dahulu direndam dalam air jenuh, agar air semen
adukan tidak terserap dalam bata yang mana akan mengakibatkan adukan mudah
rontok dan dan pasangan batu bata cukup kuat.
Buat adukan untuk pasangan dinding bata.
Pasang profil dan benang serta unting-unting untuk acuan pasangan dinding bata.
Pasang dan susun bata pada area yang telah diberi tanda marking dengan
menggunakan perekat adukan.
Pemasangan bata diikuti dengan pengecoran kolom praktis.
Cek dan periksa kesikuan/kerataan pasangan bata pada setiap ketinggian 1 m.
Pekerjaan pasangan bata dihentikan pada ketinggian 1 m, setelah kolom praktis
dicor dan pasangan bata /kuat baru pekerjaan pemasangan bata dapat
dilanjutkan kembali.
2. Pekerjaan Plesteran Dan Acian
a. Lingkup pekerjaan
1. Pekerjaan konstruksi atap, terdiri dari kuda – kuda, gording, ikatan angin, silang
gempa, rangka atap ( kaso dan reng ), papan list plank dan sebagainya.
2. Pekerjaan rangka langit-langit dan plafond.
3. Pekerjaan kusen pintu dan jendela, rangka daun pintu dan jendela dan segala
sesuatu yang termasuk pekerjaan ini.
Konstruksi kuda-kuda adalah susunan rangka batang yang berfungsi mendukung beban
atap termasuk juga beratnya sendiri, sekaligus dapat memberikan bentuk pada atap.
Kuda-kuda merupakan penyangga utama pada struktur atap. Struktur ini termasuk
dalam klasifikasi struktur framework (truss), secara umumnya kuda - kuda terbuat dari
kayu, bambu, baja, dan beton bertulang.
Kuda - kuda kayu digunakan sebagai pendukung atap dengan bentang maksimal
sekitar 12 m. Kuda - kuda bambu pada umumnya mampu mendukung beban atap
sampai dengan 10 meter
kuda - kuda baja sebagai pendukung atap, dengan sistem frame work atau
lengkung dapat mendukung beban atap sampai dengan bentang 75 meter, seperti
pada hanggar pesawat, stadion olah raga, bangunan pabrik, dll.
Kuda - kuda dari beton bertulang dapat digunakan pada atap dengan bentang
sekitar 10 hingga 12 meter.
Pada kuda - kuda dari baja atau kayu diperlukan ikatan angin untuk memperkaku
struktur kuda-kuda pada arah horisontal.
Pada dasarnya konstruksi kuda - kuda terdiri dari rangkaian batang yang selalu
membentuk segitiga. Dengan mempertimbangkan berat atap serta bahan dan bentuk
penutupnya, maka konstruksi kuda - kuda satu sama lain akan berbeda, tetapi setiap
susunan rangka batang harus merupakan satu kesatuan bentuk yang kokoh yang
nantinya mampu memikul beban yang bekerja tanpa mengalami perubahan.
Persyaratan bahan
Semua kayu yang dipakai adalh jenis kayu kelas I dan kelas II yang berkualitas
baik dan harus kering, berumur tua, lurus dan tidak retak, tidak bengkok dan
mempunyai derajad kelembaban kurang dari 15% dan memenuhi persyaratan yang
tercantum dalam spesifikasi teknis
Kuda-kuda, gording, konsul, ikatan angin, klos, usuk, reng dan seluruh rangka atap
dibuat dari kayu kualitas baik tua, kering atau tidak pecah-pecah.
Papan lisplang bisa digunakan kayu atau woodplank
Baut, mur, besi strip dari bahan besi / baja.
Ukuran kayu :
Pelaksanaan Pekerjaan
Semua pekerjaan kayu yang harus diserut rata dan licin hingga memberikan
penyelesaian yang baik dan sedikit penghalusan.
Kaso-kaso dipasang setiap jarak 50 cm, harus waterpass menurut kemiringan atap,
sedangkan reng dipasang setiap jarak sesuai dengan ukuran genteng.
Permukaan kayu yang tampak (papan lisplank, skoor) harus diserut rata dan licin,
setiap sambungan konstruksi atas agar diperhatikan adanya pen/joint yang
berfungsi pengunci.
Pekerjaan kayu harus rata, melentur, bengkok
Kayu yang dipakai untuk seluruh pekerjaan kusen, pintu dan jendela adalah kayu
kelas II dengan ukuran yang tercantum dalam gambar, untuk kusen biasanya
ukuran 5/12 cm adalah ukuran jadi/ ( sesuai gambar )
Penyambungan pada sudut kusen, daun pintu/jendela, list kaca dengan tiang kusen
harus betul – betul rapih, tegak lurus dan tidak terdapat celah – celah.
Pekerjaan kusen yang berhubungan dengan bata dan kolom setiap sisinya harus
dipasang besi angker berdiameter 10 mm, sebanyak 3 buah sesuai gambar, alur –
alur air harus diberikan pada permukaan yang berhubungan dengan dinding/
kolom setebal 1 cm luar dan dalam.
Rangka daun pintu dan jendela
Rangka daun pintu atas dan samping ukuran3,5/12, rangka bagian tengah
uk. 3,5/10 cm sedangkan rangka bagian bawah uk. 3,5/12, dan rangka
daun jendela uk. 3/7 cm.
Rangka harus betul – betul kaku, lurus kokoh dan rata agar dapat mudah
ditutup/dibuka.
Bahan panel pintu dari papan kayu klas II, 3 cm ( di sesuaikan dengan
gambar rencana ).
Untuk meletakkan daun pintu atau daun jendela pada dinding, dipasang rangka yang
disebut Kusen, kusen untuk tempat tinggal terbuat dari kayu atau logam. Kusen kayu
memberikan penampilan yang hangat dan indah dari tampilan tekstur serat-serat kayu
yang dimilikinya, mempunyai nilai penyekat panas yang baik dan pada umumnya tahan
terhadap pengaruh cuaca. Rangka jenis ini dapat berupa produk pabrik yang telah
diselesaikan dengan pelapisan cat, pewarnaan atau masih berupa kayu asli tanpa
pelapisan. Kusen dari bahan logam berbeda dari kayu,Kusen logam dapat terbuat dari
alumunium, baja atau baja tak berkarat (stainless-steel), warna alami logam dapat ditutup
dengan lapisan cat dan dirawat engan baik untuk mencegah korosi.
Ukuranpenampang batang kayu untuk rangka pintu dan jendela adalah sebagai berikut :
Pada pintu biasa dengan satu daun: 5/10 5/12 5/14 5/15 cm ,6/10 6/12 6/14 6/15
cm 7/12 cm
Pada pintu rangkap dengan dua daun:8/10 8/12 8/14 8/15 cm
1. Siapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan mudah dijangkau
2. Rentangkan benang berjarak separuh dari tebal kusen terhadap as bouwplank untuk
menentukan kedudukan kusen.
3. Pasang angker pada kusen secukupnya.
4. Dirikan kusen dan tentukan tinggi kedudukan kusen pintu yaitu 2 meter dari tinggi
bouwplank.
5. Setel kedudukan kusen pintu sehingga berdiri tegak dengan menggunakan unting-
unting.
6. Pasang skur sehingga kedudukannya stabil dan kokoh.
7. Pasang patok untuk diikat bersama dengan skur sehingga kedudukan menjadi kokoh.
8. Cek kembali kedudukan kusen pintu, apakah sudah sesuai pada tempatnya, ketinggian
dan ketegakan dari kusen.
9. Bersihkan tempat sekelilingnya.
1. Siapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan mudah dijangkau.
2. Rentangkan benang selebar setengah ukuran batu bata dari as bouwplank.
3. Pasang bata setengah batu setinggi dasar kusen jendela .
4. Rentangkan benang setinggi 2 meter dari bouwplank.
5. Pasang kusen jendela setinggi benang tersebut.
6. Pasang kusen jendela sampai betul-betul tegak dengan pertolongan unting-unting.
7. Pasang skur agar kedudukannya stabil dan kuat.
8. Cek kembali posisi kusen jendela sampai terpasang pada keadaan yang benar.
9. Bersihkan tempat sekelilingnya.
Pintu terdiri dari kusen atau gawang dan daun pintu. Kusen dipasang tetap atau mati di
dalam tembok, sedang daunnya digantungkan pada kusen dengan menggunakan engsel
sehingga dapat berputar pada engsel, berputar ke kiri atau ke kanan. Namun, daun pintu
ada yang tidak berputar pada engsel, melainkan bergeser di depan kusennya. Pintu tersebur
dinamakan dengan pintu geser. Kedudukan daun pintu pada saat ditutup melekat dengan
sponing pada kusen pintu, kecuali pada bagian bawah, kedudukannya dibuat beberapa cm
di atas lantai.
Cara Pemasangan
Seperti halnya pintu, jendela terdiri atas kusen atau gawang dan daun jendela. Kusen
dipasang tetap atau mati di dalam tembok, sedang daunnya digantungkan pada kusen
dengan menggunakan engsel sehingga dapat berputar pada engsel, berputar horizontal (ke
kiri danke kanan) atau berputar ertikal (ke atas dan ke bawah). Namun, ada jenis jendela
yang tetap atau mati, biasa disebut jendela mati engan tujuanuntuk penerangan.
Kedudukan daun jendela pada saat ditutup melekat dengan sponing pada kusen jendela.
Cara Pemasangan
F. PEKERJAAN ATAP
a. Lingkup pekerjaan
4. Pekerjaan konstruksi atap, terdiri dari kuda – kuda, gording, ikatan angin, silang gempa,
rangka atap ( kaso dan reng ), papan list plank dan sebagainya.
5. Pengecatan residu anti rayap
6. Pekerjaan Nok atap.
7. Pekerjaan Penutup
8.
Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan penutup atap Spandek.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja, antara lain : Kayu Kelas I, atap bjls tebal 0,3 , nok atap seng
seng plat, Paku, sekrup, angker besi strip dll.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : schaffolding, waterpass, meteran, selang air,
bor listrik, cutting well, benang, pahat, Mesin Serut/ mesin potong kayu dll.
Persiapan Personil : Tukang Atap 3 orang,Pekerja 8 orang, Kepala Tukang 1 orang,
mandor 1 orang dan pelaksana lapangan 1 orang. Tenaga k3 1 orang
b. Pengukuran
Terlebih dahulu lakukan survey lapangan untuk area yang akan dipasang penutup atap
dan penentuan leveling ketinggian rangka kuda-kuda.
Konstruksi kuda-kuda adalah susunan rangka batang yang berfungsi mendukung beban
atap termasuk juga beratnya sendiri, sekaligus dapat memberikan bentuk pada atap.
Kuda-kuda merupakan penyangga utama pada struktur atap. Struktur ini termasuk
dalam klasifikasi struktur framework (truss), secara umumnya kuda - kuda terbuat dari
kayu, bambu, baja, dan beton bertulang.
Pada dasarnya konstruksi kuda - kuda terdiri dari rangkaian batang yang selalu
membentuk segitiga. Dengan mempertimbangkan berat atap serta bahan dan bentuk
penutupnya, maka konstruksi kuda - kuda satu sama lain akan berbeda, tetapi setiap
susunan rangka batang harus merupakan satu kesatuan bentuk yang kokoh yang
nantinya mampu memikul beban yang bekerja tanpa mengalami perubahan.
Persyaratan bahan
Semua kayu yang dipakai adalh jenis kayu kelas I yang berkualitas baik dan harus
kering, berumur tua, lurus dan tidak retak, tidak bengkok dan mempunyai derajad
kelembaban kurang dari 15% dan memenuhi persyaratan yang tercantum dalam
spesifikasi teknis
Kuda-kuda, gording, konsul, ikatan angin, klos, usuk, reng dan seluruh rangka atap
dibuat dari kayu kualitas baik tua, kering atau tidak pecah-pecah.
Papan lisplank bisa digunakan kayu atau woodplank
Baut, mur, besi strip dari bahan besi / baja.
Ukuran kayu :
Pelaksanaan Pekerjaan
Semua pekerjaan kayu yang harus diserut rata dan licin hingga memberikan
penyelesaian yang baik dan sedikit penghalusan.
Kaso-kaso dipasang setiap jarak 50 cm, harus waterpass menurut kemiringan atap,
sedangkan reng dipasang setiap jarak sesuai dengan ukuran atap.
Permukaan kayu yang tampak (papan lisplank, skoor) harus diserut rata dan licin,
setiap sambungan konstruksi atas agar diperhatikan adanya pen/joint yang
berfungsi pengunci.
Pekerjaan kayu harus rata, melentur, tidak bengkok
Pengecatan residu anti rayap dengan cara konvensional dan biasanya bertahan lama
dan ampuh dengan menggunakan Oli bekas yang dicampur dengan minyak solar
dengan perbandingan 1:1, lalu kuaskan pada kayu yang akan diawetkan secara merata.
Perlakuan ini sebaiknya diterapkan saat kayu masih basah, atau setiba dari lokasi
pembelian. Setelah itu biarkan kayu kering angin. Setelah kayu kering, lakukan lagi
metode di atas, tapi kali ini campurannya adalah oli satu bagian dan minyak solar dua
bagian. Kemudian biarkan kayu kering angin kembali. Namun, bila kayu itu akan diserut
atau diketam, maka pengkolteran dengan oli ini dilakukan setelah kayu selesai diserut.
bahan seng gelombang 0,3mm dan seng bumbungan bjls 0,3mm dan penutup
bumbungan menggunakan nok metal.
Setelah seluruh kuda-kuda kayu dan gording terpasang dengan benar (setting)
dilanjutkan dengan pemasangan penutup atap yaitu menggunakan genteng
ringan.
Sebelum penutup atap dipasang, semua kemiringan atap dan kelurusan akhiran
reng serta kuda-kuda diperiksa ulang, karena kalau kemiringan reng dan kuda-
kuda tidak sama mengakibatkan genangan air.
Pemasangan atap dipakukan langsung pada gording dengan paku ulir (paku
khusus atap), tiap sambungan diberi tindisan sesuai spesifikasi pabrik, alur seng
dipasang secara merata (tidak bolak balik) sehingga hasil akhir terlihat rapi
Pasang penutup atap pada posisi di atas reng, kemudian dilanjutkan
pemasangan nok atap.
Yang perlu diperhatikan dalam pemasangan penutup atap adalah jarak reng
sesuai dengan aturan yang telah ditentukan (sesuai dengan ukuran spesifikasi
bahan penutup atap).
pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak
menimbulkan kebocoran dan apabila ada kebocoran maka bagian yang bocor
tersebut harus di bongkar dan dipasang baru
f. Pasang Listplank
Setelah menentukan model pemasangan lisplank yang akan dikerjakan, selanjutnya adalah
memasang lisplank tersebut secara memanjang sesuai dengan kebutuhan atap dan
perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Dalam pengerjaannya nanti, Anda perlu
memperhatikan jarak pemasangan antar-sekrup yang sebaiknya tidak terlalu jauh agar
ikatannya semakin kuat. Idealnya jarak antar-sekrup yang baik berkisar antara 20-30 cm dan
dipasang memanjang mengikuti lisplank kayu tersebut. Sesudah lisplank berhasil dipasang,
kemudian masing-masing sekrup dan sambungan diberikan dempul. Tujuannya tentu supaya
penampilan lisplang tampak lebih rapi dengan permukaan yang rata.
Pemasangan rangka kayu plafond akan dikerjakan oleh tenaga tekhnisi yang
berpengalaman dalam pemasangan rangka kayu plafond.Pekerjaan ini dilakukan
setelah pekerjaan atap selesai terpasang.
Rangka Plafond menggunakan kayu yang kering , harus dengan ukuran 4/4 cm
kayu klas II untuk balok anak dan bidang permukaan diserut rata.
Pelaksanaan rangka plafond adalah 100/50 cm, untuk setiap jarak maksimal 3
m harus dipasang balok induk 5/5cm kearah bentang pendek, agar
diperhatikan bahwa gantungan plafond kayu 5/7 cm harus dipasang, sehingga
plafond benar - benar kaku.
Pertemuan antara plafond diberi nat sebesar 3 mm yang lurus dan rapat,
pertemuan plafond dinding sisi / lipstank dipasang list kayu cm.
Pemasangan plafond ini dikerjakan setelah semua rangka plafond siap terpasang,
sehingga memudahkan untuk menyeimbangkan kekuatan tahanan terhadap daya
tarik pada rangka plafond. pemasangan plafond triplek dengan menggunakan
peralatan khusus yang relevan terhadap pemasangan pada rangka plafond,dengan
tidak mengabaikan keseimbangan letak plafond dalam ruangan. Pemasangan
plafond ini dengan menggunakan bahan paku tembak,tepung dempul,kain pengikat
dempul,kertas gosok dan lain yang dibutuhkan.
Sebelum memulai pekerjaan tersebut harus terlebih dahulu dibersihkan lantai yang
akan diurug, untuk mencegah terjadinya pembusukan di dalam tanah, sehingga
nantinya lantai tidak mudah retak dan rusak, misalnya yang harus kita bersihkan
adalah sampah plastik, dan kayu-kayu kecil, Pada bagian pintu atau bagian terbuka
lainnya harus di paadang bata dan plesteram bata tapi harus kuat, se hingga
membentuk tanggul / agar urugan tidak keluar. kemudian memeriksa pekerjaan lain
yang berhubungan dengan pekerjaan penutup lantai apakah sudah selesai sebelum
pekerjaan pasangan dimulai.
a. Pelaksanaan
1. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan lantai keramik.
2. Approval material yang akan digunakan.
3. Persiapan lahan kerja.
4. Persiapan material kerja : keramik tile 40x40 cm, keramik 20x25 cm, 20x20 cm
semen PC, pasir, semen grouting nat, air, dll..
5. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : gerinda, palu karet, meteran, waterpass,
benang, selang dan air.
6. Pemasangan keramik menunggu sampai semua alat pekerjaan pemipaan air
bersih/air kotor atau pekerjaan lainnya yang terletak dibelakang atau dibawah
pasangan keramik ini telah diselesaikan terlebih dahulu.
7. Buat adukan untuk pasang keramik.
8. Pasang benang untuk bantuan mendapatkan pasangan permukaan keramik yang
rata dan garis siar/nat yang lurus.
9. Buat kepalaan adukan dengan jarak 1 - 1.5 m agar adukan yang ditebar
permukaannya yang rata/flat.
10. Tebar adukan secara merata untuk menghindarkan terjadi rongga.
11. Pasang keramik kepalaan untuk tanda star awal pemasangan pada adukan yang
sudah ditebar dengan perekat acian. Kemudian dilanjutkan pemasangan keramik
lantai lainnya dengan acuan kepalaan pasangan keramik yang telah dibuat.
12. Pada saat pemasangan, tekan keramik atau pukul dengan palu karet untuk
mendapatkan permukaan lantai keramik yang rata.
13. Cek kerataan permukaan pasangan lantai keramik dengan waterpass.
14. Setelah pemasangan lantain keramik selesai, biarkan beberapa saat untuk
mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan lantai keramik. Setelah itu
baru dilanjutkan dengan pekerjaan perapihan/finish garis siar/nat.
15. Pekerjaan terakhir adalah pembersihan permukaan lantai keramik dari kotoran.
I. PEKERJAAN SANITASI
1. Persiapan
2. Pengukuran
Terlebih dahulu dilakukan pengukuran (marking area) untuk titik penempatan dan
elevasi ketinggian alat sanitair
3. Pelaksanaan pekerjaan pemasangan alat sanitiar
a) Hal yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah denah Plumbing serta Diagram
Isometri dimana dapat diketahui jalur-jalur instalasi pipa itu diletakkan.
b) Pemasangan pipa pvc 1/2 dilaksanakan setelah pasangan bata dan sebelum
pekerjaanplesteran dan acian, fungsi untuk menghindari bobokan yang
menyebabkan keretakan dinding. (Untuk instalasi dalam bangunan).
c) Untuk pemasangan di luar bangunan seperti pipa saluran air hujan dikerjakan
setelah pekerjaan plesteran diselesaikan.
d) Pipa yang melewati plat dak atau balok atau kolom beton harus dipasang
sparing atau pemipaan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pengecoran.
e) Pipa yang posisi/letaknya sudah betul segera ditutup dengan plug/dop yang
tidak mudah lepas (menghindari kotoran/adukan masuk sehingga terjadi
penyumbatan).
Hindari belokan pipa/ knik pipa dengan pembakaran.
f) Posisi pipa pada kamar mandi harus disesuaikan dengan saniter
g) Rencana instalasi air bersih diletakkan pada perempatan nat keramik / as
keramik, simetris dengan luas keramik.
h) Setelah instalasi terpasang segera diadakan test tekanan pipa :
- Untuk pipa Gip maximum 10 Bar
- Untuk pipa PVC maximum 6 Bar
a) Hal yang perlu diketahui : Denah instalasi dan diagram isometris pipa air kotor
serta jalur pembuangan.
b) Pipa yang digunakan ukuran 3" dan 4 "
c) Hindari /jangan terlalu banyak percabangan.
d) Sambungan harus betul-betul rapat.
e) Untuk air bekas harus dibuat Manhole untuk kontrol pembersihan (bak kontrol)
pada tempat-tempat tertentu.
f) Untuk lubang saluran pembuang harus diberi saringan.
g) Sparing harus melebihi rencana peil lantai beton & tebal beton. ( diatas plat =
25 cm, dibawah plat = 15 cm ), bagian atas supaya ditekuk atau digepengkan /
ditutup dengan cara dipanaskan.
h) Posisi sparing harus sesuai dengan type saniter (jika saniter telah ditentukan).
i) Jika saniter belum ditentukan , dipakai sistem Block Out.
j) Sparing Clean out harus dipasang bersamaan dengan sparing closet (bila ada),
di mana letak sparing clean out berada di samping atau dekat dengan sparing
closet, fungsinya adalah untuk pembersihan apabila closet terjadi penyumbatan.
k) Fan out dipasang bila dalam instalasi saluran kotor banyak percabangan dengan
saluran pembuangannya lewat shaft. Fungsinya untuk mengurangi tekanan
udara pada pipa pada saat closet di gelontor dengan air.
l) Floor drain supaya diletakkan jauh dari pintu dan dekat dengan kurasan bak.
6. Pembuatan Septictank
Septic tank adalah sistem sanitasi yang terdiri dari pipa saluran dari kloset, bak
penampungan kotoran cair dan padat, bak resapan, serta pipa pelepasan air bersih dan
udara. Agar septic tank tidak mudah penuh dan mampat, perlu diperhatikan hal-hal
berikut:
J. PEKERJAAN LISTRIK
A. Persiapan
1) Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan elektrikal baik single
diagram maupun pengawatan kabel.
2) Approval material yang akan digunakan.
3) Persiapan lahan kerja.
4) Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu material kerja dan alat bantu
kerja disiapkan.
5) Pengukuran dan Penentuan tata letak kabel dan peralatan listrik lainnya.
B. Pemasangan instalasi kabel
Kabel vertical ditanam pada dinding dengan perlindungan pipa conduit, dimana pipa
tersebut harus ditanam dulu pada dinding bata sebelum dinding diplester. Supaya tidak
mudah bergerak pada saat dinding diplester, maka pipa yang ditanam diberi klem
dengan jarak sekitar 1 m. setelah pipa tertanam dengan kuat dan di plester maka
dilakukan penarikan kabel dan memasukkan kedalam pipa instalasi. Setiap Sambungan
atau penyambungan kabel harus dilakukan isolasi atau menggunakan lasdop
Fitting dan armature dipasang setelah kabel ditest ketahanannya, agar tidak terjadi
bongkar/pasang armature.
1) Marking jalur conduit pada dinding dan bobok dinding bata, dengan mengunakan
cutter.
2) Pasang conduit dan inbow dos.
3) Tunggu sampai plester dinding akhir.
4) Pemasangan saklar, stop kontak sekitar 1,2 M dari lantai.
5) Pasang saklar dan stop kontak, gunakan waterpass agar rata.
Test tahanan kabel sebesar 2 ohm serta test fitting/armature lampu selama ± 1 x 24
jam.
A. Ruang Lingkup
1) Pekerjaan pengunci & penggatung merupakan salah satu dari bagian pekerjaan
akhir sebelum dilakukan pengecatan, dan persyaratannya dapat dilaksanakan
apabila beberapa pekerjaan lain telah terlaksana seperti pekerjaan kayu, kusen,
pintu dan jendela.
2) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan daun
pintu/daun jendela dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan
hingga tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
3) Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh
pemasangan pada daun pintu kayu, daun pintu aluminium dan daun jendela
aluminium seperti yang ditunjukkan/disyaratkan dalam detail gambar.
1) Semua 'hardware' yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam buku Spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan atau penggantian 'hardwere'
akibat material yang ditunjuk sudah tidak diproduksi lagi oleh Pabrik yang
bersangkutan, maka dari pemilihan merek, Kontraktor wajib melaporkan hal
tersebut kepada Perencana/Konsultan Management Konstruksi untuk mendapatkan
persetujuan ulang.
2) Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari pelat aluminium
berukuran 3 x 6 cm dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal ini dihubungkan dengan
cincin nikel kesetiap anak kunci.
3) Harus disediakan lemari penyimpanan anak kunci dengan 'Backed Enamel Finish'
yang dilengkapi dengan kait-kaitan untuk anak kunci lengkap dengan nomor
pengenalnya.
a. Untuk pemasangan alat – alat kunci dan penggantung tersebut di sesuaikan dengan
gambar detail.
b. Gerendel dan hak angin di pasang dua buah untuk setiap daun jendela,
pemasangannya harus betul – betul rapi. Untuk melengketkan alat tersebut kedaun
jendela harus menggunakan mur.
c. Engsel pintu di pasang tiga buah setiap lembaran daun pintu dengan standar merk
atau yang setara. Pemasangannya dilakukan dengan mur khusus untuk pintu, tidak
di benarkan melengketkan engsel ke pintu dan kusen dengan menggunakan paku.
Penguncian mur harus dilakukan dengan cara memutarkan mur dengan obeng
sampai rapat dan kuat sehingga seluruh mur masuk dan menempel kekayu.
d. Setelah Daun pintu siap dipasangkan pada dudukannya dalam kondisi belum dilapisi
cat atau pliturdipasangkan engsel pintu 3 pasang dan ketinggian dan jarak
sedemikian rupa kemudian diapsangakan kunci sesuai tanam besar pada posisi
lubang kunci atau sesuai dengan gambar ketinggian posisi kunci.
e. Pemasangan kunci menggunakan sekrup dengan ukuran sesuai dengan lubang
sekrup tidak menggunakan paku untuk memperkuat dudukan kuncinya.
f. Untuk daun pintu yang terpasang double atau dua buah daun dipasangkan
espagnolet di salah satu sisi.
g. Untuk pintu utama dipasangi handel pintu
h. Untuk tiap jendela dan bouvenlict dipasangkan hak penahan dan grendel
pengunci.
L. PEKERJAAN PENGECATAN
1. Pekerjaan Pembersihan
3. Ketentuan Tambahan
Semua pekerjaan yang terdapat dalam gambar kerja tapi tidak dinyatakan dalam
RKS ini atau sebaliknya, akan tetapi menyangkut pekerjaan pengecatan ini, maka
pemborong wajib menyelesaikan sesuai petunjuk Pengawas Lapangan / Pihak
Direksi.
1. Laporan
Untuk mendukung kelengkapan data administrasi teknik, maka penyedia jasa
harusmenyediakan laporan harian, mingguan dan bulanan.
Cara Pelaksanaan
a. Laporan dibuat setiap hari dengan mencatat pekerjaan yang dilaksanakan
dalam hari berjalan terhitung pada saat adanya SPMK.
b. Laporan harian berisi tentang jenis pekerjaan, volume pekerjaan yang
dicapai setiap hari lengkap dengan perhitungan dan gambar typicalnya,
cuaca, jumlah tenaga, alat yang digunakan serta jumlah dan jenis bahan
yang digunakan.
c. Laporan mingguan berisi tentang rekapan laporan harian 1 (satu)
mingguan, selain itu juga berisi volume pekerjaan minggu lalu.
d. Laporan bulanan berisi tentang rekapan laporan harian dan laporan
mingguan, selain tu juga berisi volume pekerjaan bulan lalu.
2. Dokumentasi
Untuk mendukung kelengkapan data administrasi teknik dan sebagai bukti
yang meyakinkan di kemudian hari, maka penyedia jasa harus menyediakan
foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan camera digital.
Cara Pelaksanaan
1) Foto dokumentasi dilakukan pada saat pelaksanaan pekerjaan masih pada
posisi 0%, mencapai bobot 50% dan 100% untuk satu titik atau lokasi
pengambilan foto yang sama.
2) Foto 0% diambil pada saat pekerjaan belum dimulai untuk mengetahui
kondisi sebenarnya dari lokasi yang akan dikeerjakan oleh penyedia jasa.
3) Foto 50% diambil pada saat pekerjaan sedang berlangsung untuk melihat
kondisi lapangan pada kondisi 50%.
4) Foto 100% diambil pada saat pekerjaan sudah terlaksana secara tuntas
untuk melihat kondisi akhir pekerjaan.
5) Sebelum pengambilan foto-foto, maka dibuat rencana/denah yang
menunjukkan lokasi, posisi dari kamera dan arah bidikan yang kemudian
diserahkan kepada direksi untuk disetujui.
6) Pada setiap tahap pengambilan gambar untuk tiap lokasi pengambilan harus
dari arah yang sama yang sudah ditentukan sebelumnya.
4. Kesimpulan