1. LATAR BELAKANG
Bandar Udara KarelSadsuitubun merupakan salah satu bandar udara yang berada di
kawasan yang sedang berkembang di wilayah Indonesia Timur, mempunyai peran
startegis dalam mendukung upaya peningkatan peran angkutan udara dalam kaitan
pembangunan daerah khususnya dan pembangunan nasional pada umumnya.
Dari kondisi ini, maka tentunya transportasi udara sebagai penghubung wilayah
memiliki peran yang sangat strategis dalam membuka keterisolasian daerah guna
menunjang kegiatan sosial, ekonomi serta pertahanan dan keamanan sehingga dapat
memenuhi kebutuhan angkutan orang dan barang/jasa antar daerah di Propinsi Maluku.
Lokasi Bandar Udara KarelSadsuitubun berada di Desa Ibra Kecamatan Kei Kecil,
Kabupaten Maluku Tenggara, Propinsi Maluku, dengan KoordinatGeografis
05°46’00,284” Lintang Selatan dan 132°46’57,369” BujurTimur.
Untuk menyelenggarakan kegiatan pengoperasian, pelayanan, pengelolaan dan
Dengan semakin tingginya minat pengguna jasa penerbangan di Bandar Udara Karel
4. NAMA ORGANISASI
Nama Organisasi yang menyelenggarakan/melaksanakan pengadaan barang :
a. K/L/D/I : Kemenkterian Perhubungan Republik Indonesia
b. Satker/UPT : Kantor UPBU Karel Sadsuitubun – Langgur
c. KPA : H. Anwar Hamid, SH
d. PPK : Robertus Fabumasse, ST
10. PERSONIL
Tenaga inti dan pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan Perluasan
Gedung Genset Volume 100 M2 adalah sebagai berikut :
Tenaga Pelaksana :
1. Pelaksana Bangunan Gedung 1 (satu) Orang
Pendidikan : Minimal SLTA/SMK Sederajat
Pengalaman : Minimal 3 tahun
Sertifikat Keahlian : Pelaksanan bangunan Gedung/Pekerjaan Gedung
Tenaga Pendukung
2. Tukang Cor beton 1 (satu) Orang
Pendidikan : Minimal SLTA/SMK Sederajat
Pengalaman : Minimal 3 tahun
Sertifikat Keahlian : SKT Tukang cor beton/concretor/concrete operations
H. ANWAR HAMID, SH
NIP. 19621003 198203 1 002
SP 0001
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
SP 0001.1-1
1. Letak titik duga pokok (titik nol) akan akan ditentukan oleh
Direksi Lapangan bersama –sama pemborong.
2. Titik ini harus ditetapkan permanen dan dibuat dari tugu beton
bertulang, berpenampang 20 x 20 Cm, tertancap kuat kedalam
tanah sedalam 1 meter sehingga tidak dapat berubah / berpindah
tempat. Tugu beton tersebut diberi tanda jelas serta terletak di
lokasi yang tidak akan tergusur bangunan.
11. Pemasangan bouwplank harus kokoh, kuat dan tidak berobah oleh
cuaca serta harus rata air. Permukaan harus diukur dengan alat
water pass.
1 (satu) meja rapat ukuran 1.20 x 1.80 m2, denga 6 kursi lipat
1 (satu) meja tulis ukuran 0.70 x 1.40 m2, dengan dua kursi lipat.
18. Ukuran luas kantor pemborong, los kerja serta tempat penyimpanan
bahan, diserahkan pada pemborong dengan tidak mengabaikan
keamanan dan kebersihan dan bahaya kebakaran.
2. Pekerjaan persiapan
1. Pengukuran
3.3 Tinggi papan bangunan sama dengan titik nol atau apabila
dikehendaki lain harus dibicarakan dahulu dan disetujui
oleh Direksi.
B. PEKERJAAN TANAH
SP 0002.1-1
2.2. Urutan kerja penggalian harus diukur demikian rupa sehingga tidak
menimbulkan gangguan pada lingkungan tapak ataupun
menyebabkan timbulnya genangan air untuk waktu lebih dari 24
jam
SP 0002.3-1
3.1. Tanah yang akan diurug dan tanah urugnya harus bebas dari semua
bahan–bahan yang dapat merusak atau dapat mempengaruhi
kemantapan urugan yang akan dilaksanakan.
3.2. Pengurugan tanah untuk halaman yang akan dibangun jalan / plaza/
bangunan tidak perlu dipadatkan dengan mesin ,cukup ditimbras
saja
3.3. Penghamparan tanah urugan dilakukan lapis demi lapis tidak lebih
dari 20 cm dan langsung dipadatkan.
Setiap kali penghamparan harus mendapat persetujuan dari direksi
lapangan yang mengatakan bahwa lapisan dibawahnya telah
memenuhi syarat kepadatan yang disyaratkan
7. Perbaikan Tanah
a. Jika tanah terdiri dari jenis tanah lunak (lempung atau lanau) yang
mempunyai harga pengujian penetrasi standar N < 4, atau tanah
organis yang mempunyai kadar air alamiah sangat tinggi (tanah
gambut) ; juga tanah berpasir yang dalam keadaan lepas maupun
harga N < 10; maka sebelum dilakukan pekerjaan kontruksi harus
dilakukan dahulu perbaikan tanah sehingga di dapat daya dukung
yang memenuhi syarat.
8. Pekerjaan Tanah
1. Semen Portland
a. Bahan pasir dapat berupa pasir alami atau bahan halus yang
diperoleh dari hasil mesin pemecah batu. Bahan pasir harus
cukup kuat, tidak rapuh, berbutir tajam, keras, bersih.
b. Bahan ini harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak
berpori, tidak mengandung butir-butir yang pipih melampaui 20
% dari berat aggregate seluruhnya.
4. Air Kerja
5. Batu Bata
a. Bata Tela yang dipakai harus terdiri atas cetakan pres dengan
campuran semen : Karang/ Padas = 1 : 5.
7. Batu Belah
b. Batu belah yang dipakai ialah batu belah minimum tiga sisi.
8. Kayu
9. Baja Tulangan
b. Besi baja profil harus dalam keadaan baru dan tanpa cacat setelah
ada dilokasi / dilapangan dan harus bebas dari puntiran, tekukan
dan tegangan-tegangan yang dapat mengakibatkan menurunnya
kekuatan baja dari persyaratan yang telah ditentukan
SP 0003.11-1
1. Umum
2. Pemeriksaan
o. Besi beton yang digunakan dengan mutu sesuai gambar kerja dan
diuji pada labotarium uji bahan yang ditunjuk sebelum pekerjaan
dimulai. Pengujian dilakukan atas semua ukuran dari setiap pabrik.
2. Bekisting
d. Bekisting untuk beton cor ditempat biasa bahannya dapat dibuat dari
kayu jenis ‘meranti’ atau jenis lain yang setarap yang disetujui oleh
Ahli.
g. “Form Ties” untuk beton “Exposed” harus dari jenis yang mudah
dilepas, dapat terkunci dengan baik dan tidak berubah pada waktu
pengecoran dan penggrojogan dilaksanakan.
Pemborong harus mendapatkan ijin terlebih dahulu dari Direksi
lapangan sebelum dapat menggunakan “Form Ties”
SP 0004.2-2
h. “Chamter Strips” dibuat dari jenis kayu yang baik dan dibentuk
menurut ukuran-ukuran yang terera pada gambar-gambar.
3). Tahan terhadap getaran vibrator dari luar maupun dari dalam
bekisting.
n. Dalam hal apapun bekisting pada jenis struktur ini tidak boleh
dibongkar sebelum berumur 7 (tujuh) hari, demikian juga
bekisting-bekisting yang dipakai untuk mematangkan (curing)
beton tidak boleh dibongkar sebelum dianggap matang.
SP 0004.3-1
1). Batang profil tekan tidak diijinkan bengkok lebih dari 1/4000
kali panjang batang.
n. Bagian propil baja harus diangkat dengan baik dan tidak boleh
terjadi puntiran-puntiran pada waktu pengangkatan.
s. Sambungan
b. Lubang bolt harus lebih besar 0,5 mm dari pada diameter luar dari
bolt. Jika bolt dikerjakan di shop, maka cara melubangi boleh
langsung dengan alat penggerak. Jika bolt dilaksanakan
dilapangan, cara melubangi harus dengan dilubangi sebagian di
shop dilanjutkan dilapangan dengan alat penggerak.Semua
pelubang/pengeboran untuk bolt ketat harus dapat dikerjakan
sesudah bagian/profil-profil yang akan berhubungan tersebut
dikerjakan.
d. Khusus untuk lubang bolt dengan bentuk oval, harus dijamin dapat
terjadi pergeseran kearah horizontal akibat gaya horizontal.
t. Pemasangan
a. Elevasi pada gambar kerja kap dan vanwerk adalah elevasi final.
c. Tali pengikat dan penarik yang dipakai pada waktu erection harus
dari kabel baja.
u. Pengecatan
v. Persyaratan Pengujian
w. Peralatan
b. Mutu dan kelas kayu yang digunakan harus memenuhi syarat dan
ketentuan yang tertera dalam syarat dan ketentuan bahan pokok
kayu. Pada umumnya untuk pekerjaan ini digunakan kayu mutu B
kelas II.
b. Mutu dan kelas kayu yang digunakan harus memenuhi syarat dan
ketentuan yang tertera dalam syarat dengan ketentuan bahan pokok
kayu.Pada umumnya untuk pekerjaan ini digunakan kayu mutu A
kelas II :
- Daun pintu yang terdiri dari rangka kayu yang dilapis dengan
plywood 4 mm kedua sisinya memakai perekat kedap air dan
tidak menimbulkan bercak-bercak pada bidang plywood.
Jenis perekat yang dipakai adalah yang setarap dengan mutu
Herterin.
SP 0004.6-1
- Batu bata.
- Semen.
- Pasir.
- Air kerja.
c. Batu merah yang akan dipasang harus direndam air hingga menjadi
jenuh.
- Semen
- Pasir beton
- Koral/batu pecah
- Air kerja
- Kualitas bahan yang dipakai harus memenuhi syarat seperti
yang ditentukan dalam persyaratan bahan pokok.
9. Plumbing
b. Untuk saluran air minum dan air buangan digunakan pipa baja
galvanize (G.I.P) produksi Dalam Negeri.
10. Listrik
1.1 Pekerjaan kayu kasar ini meliputi pengadaan dan pemasangan rangka-
rangka dipakai untuk pekerjaan kayu kasar ini adalah kayu
setempat plafon, rangka partisi, rangka atap, klos dan pekerjaan
kayu lain yang tidak disyaratkan secara khusus dalam persyaratan
ini.
1.2 Kayu yang dipakai untuk pekerjaan kayu kasar ini adalah kayu
setempat dengan kualitas baik, sejenis kamper (klas II).
2.2. Kayu yang dipakai untuk pekerjaan ini adalah kayu setempat atau
kayu klas I.
3. Kayu
Semua kayu harus dari jenis kayu yang disyahkan dan kualitas baik, kayu
harus kering tanpa mata kayu, sisi-sisi berkerut, lubang-lubang dan tanpa
cacat-cacat serius lain serta telah dikeringkan diudara selama minimal 3
bulan. Kadar kelembaban kayu yang digunakan untuk pekerjaan didalam
ruangan serta untuk sambungan harus kurang dari15 % dan kayu untuk
konstruksi harus kurang dari 20 %. Kadar kelembaban yang disyaratkan
tersebut adalah untuk bahan bila diserahkan dilapangan dan kadar
kelembaban tersebut harus dipelihara sampai bangunan selesai.
SP 0004.12-1
.
12. Pekerjaan Bekisting
1. Untuk bekisting beton dipakai kayu setempat klas III yang cukup
kering/plywood sesuai dengan finishing yang diminta menurut
bentuk dan garis ketinggian dan dimensi dari beton sebagaimana
dalam gambar.
b. Pondasi beton bertulang, poer dan sloof beton dibuat dari beton dan
baja beton dengan kwalitas sesuai dengan yang ditentukan
pada gambar kerja.
Tulang-tulangan dan sengkang-sengkang sesuai dengan ukuran-
ukuran yang tertera dalam gambar untuk itu.
SP 0005.3-1
a. Pondasi tiang kayu dari bahan terbaik yang ada didaerah setempat
dengan diameter minimum 30 cm.
1. Dinding Bata
c. Batu bata yang digunakan batu bata ex. Lokal dengan kualitas
terbaik yang disetujui Direksi, siku dan sama ukurannya 5 x 11 x
23 cm.
d. Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau
drum hingga jenuh.
j. Batu bata yang pecah hanya boleh dipakai untuk hubungan batu
dan ukurannya tidak boleh kurang dari ½ batu.
SP 0006.1-2
e. Bila ketebalan dinding kurang dari 1 batu maka untuk setiap jarak
3 m, harus dipasang kolom penguat/praktis dari beton bertulang 1
hari maximum naik 1 m.
5. Dinding Simpai
6. Dinding Kayu
2) Partisi kayu lapis yang dicat, maka texture kayu yang baik
bukan merupakan hal utama.
b. Rangka partisi.
d. Partisi berdiri diatas plint dari bahan yang sama dengan rangka
partisi setinggi locis pintu, atau sesuai gambar.
h. Siar/nat diantara 2 modul kayu lapis harus tegak lurus dan rapi
dengan lebar siar maximum 0,5 cm serta dicat dengan warna lain,
kecuali ditentukan lain.
c. Kayu yang dipakai adalah kayu klas II, kecuali ditentukan lain.
n. Tebal daun pintu yaitu rangka berikut lapisan bak plywood yang
terpasang ialah sesuai dengan gambar setelah diserut.
a. Bahan pintu terbuat dari metal. Digunakan untuk lobang pintu yang
lebar dan tinggi, ruang-ruang khusus seperti ruang panel, genset,
mesin, atau sesuai dengan kebutuhan yang tertera pada gambar
kerja.
f. Finishing pintu metal untuk aluminium dapat dicat atau tanpa cat
dan untuk besi/baja harus dicat. Warna cat akan ditentukan
kemudian oleh Direksi. Pemasangan pintu metal harus lengkap
dengan semua accessories (kosen, kunci-kunci, roda dan alat bantu
lainnya).
2) Tebal minimum plat untuk atap adalah 7 cm dan untuk plat lantai
adalah 12 cm, kecuali jika tebal plat tersebut ditentukan lain yang
harus memnuhi persyaratan PB1 1971, yaitu :
a. Pembatasan tulangan (pasal 11.2 ayat 2 atau pasal 12.2 ayat 3).
b. Syarat kelakuan (pasal 10.5)
c. Syarat Ketahanan terhadap kebakaran (pasal 7.3)
5) Pada plat yang dicor ditempat. Diameter dari baja tulangan pokok
dari Jenis baja lunak dan baja sedang harus diambil minimum 8
rnrn dan dari tulangan pembagi minimum 6 mm, dan bila dari
tulangan baja Keras maka diameternya diambil minimum 5 mm
untuk tulangan pokok dan minimum 4 mm untuk tulangan
pembagi.
6) Perubahan warna lapisan kedap air tidak lebih dari 6 bulan dan
seterusnya warna tidak berubah lagi.
g. Nok dan jurai dari seng harus dipasang teliti agar tidak
terjadi Kebocoran.
SP 0007.3-1
h. List plank yang dipakai dari kayu dengan ketebalan 2.5 cm atau
list plank asbes datar dengan rangka kayu 4 6 (lihat garnbar kerja).
SP 0007.6-1
d. Kemiringanatapadalah25derajat,kecualidisyaratkanlain.
d. List plank yang dipakai dari kayu dengan ketebalan 2.5 cm.
SP 0007.8-1
b. Dipasang diatas reng, dengan jarak antara teng 25 cm, rata dengan
kemiringan 25 derajat,kecuali dipersyaratkan lain dengan cara
disekrup.
e. List plank yang dipakai dari kayu dengan ketebalan 2,5 cm atau
dari bahan genting beton sendiri.
SP 0007.9-1
c. Dipasang diatas reng dengan ukuran 3/4 dengan iarak reng 25 cm-
30 cm, rata dengan kemiringan 25 derajat dipaku pada reng atau
sesuai dengan persyaratan lain yang ditentukan oleh Direksi.
e. List plank yang dipakai dari bahan kayu dengan ketebalan 2,5 cm
dari bahan genteng metal sendiri.
SP 0008
a. Talang atap ini dibuat dari lembaran aluminium datar 0,5 mm tanpa
sambungan memanjang.
b. Pipa talang dari seng tersebut harus dicat dengan cat menie
berkualitas baik dan selanjutnya difinis dengan cat besi dengan
warna sesuai dengan warna tembok yang bersangkutan kecuali
ditentukan lain.
b. Pipa pralon ini harus dicat dengan warna yang sesuai dengan warna
tembok yang bersangkutan kecuali ditentukan lain.
b. Pipa baja galvanize ini harus dicat menie berkualitas baik dan
selanjutnya difinis dengan cat besi dengan warna yang sesuai
warna tembok yang bersangkutan atau ditentukan lain.
1. Rangka langit-langit
b. Seluruh rangka kayu diserut kasar tetapi rata dan lurus dengan
menggunakan mesin serut dan pada bagian bawahnya diserut halus
dan pemasangan dengan menggunakan sistim klos yang dibuat dari
reng ukuran 2x3 cm dan paku serta seluruh rangka digantungkan
dengan baik pada rangka kuda-kuda.
1. Washtafel
2. Urinoir
3. Kloset
c. Untuk dudukan dasar kloset dipakai papan jati tua atau jenis kayu
yang sederajat, tebal 3 cm dan telah dicelup dalam larutan
pengawet tahan air, dibentuk seperti dasar kloset. Kloset
disekrupkan pada papan tersebut dengan sekrup kuningan.
f. Kloset jongkok dipasang pada lantai kamar mandi atau toilet yang
dinaikkan 10-20 cm atau sesuai dengan gambar kerja.
SP 0010.4-1
4. Keran
c. Keran-keran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku,
penempatannya harus sesuai dengan gambar-gambar untuk itu.
SP 0010.5-1
5. Floor Drain
c. Floor drain yang dipasang telah diseleksi dengan baik, tanpa cacat
dan telah disetujui oleh Direksi lapangan.
d. Jaringan pipa baja galvanize (G.I.P) yang tegak lurus dan yang
tergantung dalam bangunan dipasang dengan klem-klem / angker
baut setiap jarak 2 m yang tertanam kuat pada bangunan.
SP 0010.7-1
a. Untuk saluran air kotor juga digunakan pipa PVC dengan ketebalan
5 mm semutu merk “pralon atau benlon”, produksi Dalam negeri.
Pemilihan salah satu merk produksi adalah mengikat untuk seluruh
proyek.
e. Setip titik simpul T,Y dan X harus diberi lubang pembersih (clean
out) untuk memudahkan pemeliharaan.
8. Bak Kontrol Untuk Air Hujan, Air Kotor dan Air Limbah
c. Grill besi terbuat dari besi strip 50,5 mm, disusun berjejer setiap 3
cm, diberi bingkai besi siku 50.50.5, ditengah diberi batang
pengikat untuk besi strip terbuat dari besi diameter ¼ inchi
secukupnya.
SP 0010.9-1
9. Sistem Gantungan
c. Untuk talang air hujan sama dengan system jaringan air bersih.
a. Bahan yang digunakan pasir, kerikil, semen, batu kali dan besi
beton grill. Bahan-bahan tersebut haruslah baik, tidak cacat atau
rusak dan telah disetujui oleh Direksi lapangan.
Saluran air halaman terdiri dari 3 macam, yaitu saluran air halaman
terbuka, saluran air halaman terbuka dengan pasangan dan saluran air
halaman tertutup.
b. Bagian atas dari septic tank diberi penutup dari beton bertulang
menurut PBI 71, diperhitungkan beban atasnya 300 kg/m2. Diberi
tempat untuk pemeriksaan yang ditutup dengan beton plat yang
diberi pengangkat, dan diberi pipa hawa dari pipa besi diameter 2”.
8. Untuk satu kelompok toilet harus dibuat satu buah septic tank,
penempatan sesuai gambar.
Ukuran dalam septic tank lebar dan panjang sesuai dengan gambar
dibuat dari pasangan batu bata ½ bata dan kedap air.
Semua kabel harus ada didalam konduit, cable tray, cable trench,
cable rack dan diklem.
b. “Splice” / percabangan
c. Bahan Isolasi
d. Penyambungan kabel
a. Sakelar-sakelar
b. Stop Kontak.
2) Tidak boleh ada kawat yang lebih kecil dari 1,5 m2. kawat-
kawat harus dilindungi dengan “tape” atau “tubing” disemua
tempat dimana mungkin ada abrasi.
4. Instalasi/Konstruksi Panel
a. Kabinet
b. Finishing
c. Pemasangan Panel
3) Panel distribusi utama harus dari jenis in door type terbuat dari
plat baja (metalclad).
e. Pull Box
2) Bagian sisi atas dan samping dari pull box harus terdiri dari bagian-
bagian yang bias dibuka lepas. Dasar dari pull box harus terdiri dari
papan asbestos atau bahan tahan api yang semutu, dan kabel yang
menuju “individual breaker” harus tegak lurus melalui lubang-
lubang yang terpisah-pisah pada dasar pull box ini. Penutup atas
yang ditempatkan di bagian belakang struktur harus bias dilepas
dengan mudah supaya memungkinkan pembuatan lubang-lubang
untuk conduit kabel atau “bus duct” yang diperlukan.
f. Papan Nama
g. Bus Bar
1) Bus bar disusun dengan / dan dipegang oleh isolator dengan baik
untuk system 3 phase 4 kawat seperti ditunjuk dalam gambar.
i. Alat-alat ukur
j. Transformator Arus
3) Pada waktu terjadinya hubungan singkat 100 KA, trafo arus untuk
amperemeter masih bias dipakai, asalkan ketelitiannya masih baik,
bila tidak baik maka harus dipergunakan trafo arus khusus.
k. Sekering Cadangan
l. kawat-kawat Pengontrol
m. Merek Pabrik
Semua peralatan pengaman harus diusahakan buatan satu pabrik atau satu
merk. Peralatan-peralatan sejenis harus dapat saling dipindahkan dan
ditukar tempatnya pada freme panel.
SP 0011.4-7
2) Arus kerja dari draw out circuit breaker harus sesuai dengan
gambar, dengan sekering berkapasitas interupsi 100000 KA
minimum pemutus sekering harus dari type yang membuka dan
menutup dengan cepat.
o. Lampu-lampu
2) Untuk lampu pijar memakai lamp holder dan base type Edison
Screw, untuk lamp holder type Edison Screw cable netral tidak
boleh dihubungkan ke center control, kecuali dipersyaratkan lain,
lampu fluorescent haruslah dari jenis day light.
p. Fixtures Lampu
9) Spot light
Fitting & bracket dari injection moulded poly carbonate warna
hitam, double insulated.
Lampu : Glass comptalux 150 W.
6. Lighting armature :
Armature ex lokal sesuai dengan kode dalam gambar dan semua
armature harus mendapat persetujuan Direksi.
1. Lantai PC
b. Sebelum dicor pc diberi dahulu lapis alas dengan pasir urug setebal
+ 10 cm. Disiram air dan ditimbris dengan luas maximum bidang
pasir + 9 m2, dan dibatasi dengan pasangan batu rollag.
2. Lantai Tegel PC
3. Lantai Mozaik
e. Siar atau nat selebar kurang lebih 3 mm, setiap pertemuan siar/nat
membentuk 2 garis lurus yang saling tegak lurus.
4. Lantai Wafel
d. Pemasangan seluruh ubin harus rata air, aduk terisi padat serta baik
lot, siku dan waterpassnya.
5. Ubin Keramik
d. Ubin yang dipasang adalah ubin yang telah diseleksi dengan baik
sehingga warna, bentuk dan motif masing-masing ubin sama, tidak
ada bagian yang retak atau cacat lain yang telah mendapat
persetujuan dari Direksi lapangan.
i. Bidang ubin keramik harus rata air dengan aduk terisi padat tidak
boleh berongga.
d. Pemasangan seluruh ubin harus rata air, aduk terisi padat serta baik
lot, siku dan waterpassnya.
8. Lantai Karpet
9. Lantai Vinyl
2. Engsel
b. Untuk seluruh pintu diberi Door stopper sejenis merk DOPMA atau
yang setarap.
Door stopper dipasang dengan baik pada lantai dengan sekrup
FISHER.
Holder dipasang pada semua pintu kecuali pintu-pintu toilet, pintu
masuk utama dan pintu-pintu besi. Door holder dengan injakan
karet dan spring pen release.
SP 0014.4-1
1. Untuk kusen pintu dan jendela dipasang 3 buah angker pada tiap
tiangnya.
1. Cat Emulsi
2. Menie Kayu
3. Cat Kayu
a. Yang termasuk dalam pekerjaan cat kayu adalah daun pintu panil
multiplex, kosen kamper dan pintu-pintu dihalaman belakang dan
bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.
c. Bidang yang akan dicat diberi manie kayu semutu merk PATNA,
warna merah 1 lapis, kemudian diplamuur dengan plamuur kayu
semutu merk Danol plamuur sampai lubang-lubang / pori-pori
terisi sempurna.
4. Lapisan Melamin
6. Menie Besi
7. Cat Besi
d. Sebagai dasar lapisan dasar anti karat dipakai sejenis Zinc Chromat
primer, dipakai sebagai cat dasar 1 kali. Sambungan las dan ujung-
ujung yang tajam diberi “touch up” dengan 2 lapis zinc chromat
primer setelah itu lapisan tebal 40 micron diulaskan.
1. Cat Tembok
1.1. Untuk semua dinding, kolom, plafon, lisplank beton dicat tembok
warna ditentukan kemudian pada waktu pelaksanaan berlangsung.
1.2. Semua bidang plesteran yang akan dicat, sebelum dicat tembok harus
diplamuur dengan merk yang sama atau minimal sekualitas supaya
benar-benar rata, lurus dan halus.
2.1. Pekerjan kayu yang akan dicat harus digosok, dihaluskan terlebih
dahulu, kemudian dipulas dengan menie kayu sebagai penutup
pori-pori kayu.
4. Politur
4.1. Pekerjaan kayu yang akan dipolitur / teak oil mengikuti gambar.
4.3. Pelaksanaan polituran / teak oil ini harus benar-benar baik, rapih,
rata, poro-pori kayu harus ditutup.
SP 0016.9-1
5. Bahan Cat
5.1. Cat kayu dan tembok yang dipergunakan harus berkualitas baik
setaraf dan waktu tiba ditempat pekerjaan harus masih dalam
aslinya.
5.2. Cat yang sudah siap dan segera dipakai tidak diperbolehkan
mengandung endapan, yang sudah membatu, dan sesudah diaduk
dengan baik harus menjadi homogen, serta dapat disaputkan
dengan mudah.
5.3. Warna dan cat adalah warna aslinya dari kaleng dan tidak boleh ada
campuran dari bermacam-macam warna dari tua atau lebih. Cat
yang sudah disetujui merk dan warnanya supaya diberitahukan
kepada pemberi tugas untuk memudahkan pemeliharaannya
dikemudian hari.
LOKASI PERLUASAN
GEDUNG GENSET
MASTER PLAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
2000
2000
4000
2000
854
4000
1146
8000
2000
2000
4000
2000
2000
3000 3000 2000 4000
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
5950
8000
3000 3000 2000 4000 9000
POTONGAN 1 EKSISTING
Skala :
POTONGAN 2 EKSISTING
Skala :
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
6000 6000
3000 3000 6000 4500 4500
5000
2000
4500
1000
- 0.050 - 0.050
6
2000
5
R. CCR
5000
13500
15500
2000
4500
2000
4
854
- 0.040
- 0.020
4000
2000 1146
MUSHOLLA 5000
2000
4500
3
200 2000
20001000
3000
0
2 KANTOR
- 0.050
- 0.150
TERAS
- 0.050
1
- 0.050 - 0.050 - 0.150
3633
30000
A B C D E F G H
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
1400
6
2000
1400
5
2000
14790
4
14800
12000
10800
4000
8000
ATAP BANGUNAN BARU
ATAP BANGUNAN EKSISTING
3
2000
2
2000
1400
1
1400
2800 8000
14800
1400 3000 3000 2000 4000 4500 4500 1000 4000 4000
30000
A B C D E F G H
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
A B C D E F G H
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
+5.91 Top
+4.70
RG.Balok
Lantai 1
- 0.42 Muka Tanah
420
750
4080
Ruang Mesin Ruang Mesin Ruang Mesin
A B C D E F G H
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Top +5.91
+4.70
RG.Balok
Lantai 1
750
40 80
- 0.42
Muka Tanah
42 0
4633 2000 4500 4500 4500
15500
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
0.25
Ø8-15
Ø 12
Ø 12
Ø 12
Ø8-15
Ø 12
Ø 12
0.05
0.25
1.20
2 Ø12 2 Ø12
3 Ø12
2 Ø12 25 Ø8-15 25 Ø8-15
25 2 Ø12 2 Ø12
Ø8-15
2 Ø12 2 Ø12
3 Ø12
20 20
25
SLOOF BETON 20/25 RING BETON 20/25
KOLOM 25/25
SKALA 1:20 SKALA 1:20
SKALA 1:10
0.25 1.20
1.20
RENCANA PONDASI
SKALA 1:20