SATKER / SKPD :
KABUPATEN TEMANGGUNG
NAMA KEGIATAN :
LOKASI :
SD NEGERI 1 BANYUURIP
KECAMATAN TEMANGGUNG, KABUPATEN TEMANGGUNG
TA 2023
SPESIFIKASI TEKNIS DAN BAHAN
I. URAIAN PEKERJAAN
1. LATAR BELAKANG
Dengan Anggaran DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) Pengelolaan Pendidikan
Sekolah Dasar Tahun Anggaran 2023 Pemerintah Kabupaten Temanggung
berusaha untuk meningkatkan kualitas Bangunan Sekolah Dasar yang ada di
Kabupaten Temanggung.
4. SUMBER DANA :
a. Untuk pelaksanaan pekerjaan “PEMBANGUNAN RUANG
LABORATORIUM KOMPUTER“dengan pagu anggaran maksimal
yang tidak boleh dilampaui Rp 239.300.000,-
b. Dana Tranfer Umum – DANA ALOKASI KHUSUS Tahun Anggaran 2023
B. PEK. RK3;
1. Keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3);
6. LOKASI PEKERJAAN :
Pekerjaan ini berlokasi
“ SD NEGERI 1 BANYUURIP KECAMATAN TEMANGGUNG,
KABUPATEN TEMANGGUNG “.
A. Pekerjaan Persiapan
1. Papan Nama Proyek
Pelaksanaan pekerjaan
a. Penyedia Jasa diwajibkan memasang papan nama proyek di tempat lokasi
kegiatan yang mudah dilihat umum.
b. Pemasangan papan nama pekerjaan dilakukan pada saat dimulainya
pelaksanaan pekerjaan.
c. Bentuk papan nama pekerjaan, ukuran, isi dan warnanya ditentukan
kemudian, yang dikoordinasikan terlebih dahulu dengan Direksi Teknis.
d. Penambahan terpal pada pagar keliling proyek untuk mengantisipasi debu dan
Percikan material proyek dengan ketinggian ± 2-3 m diatas pagar seng.
2. Ukuran / Dimensi
a. Ukuran – ukuran yang tercantum dalam gambar adalah ukuran yang
mengikat dan mutlak harus ditepati.
b. Satuan ukuran yang dicantumkan dalam gambar dinyatakan berdasarkan :
a) Milimeter (mm).
b) Centimeter (cm).
c) Meter (m)
c. Kecuali untuk hal khusus, satuan dinyatakan sesuai kebutuhan / ketentuan
umum yang berlaku.
d. Apabila terdapat perbedaan ukuran antara gambar struktur dan detail dalam
e. jenis yang sama, maka yang menjadi pegangan adalah gambar yang berskala
lebih kecil (gambar detail).
f. Bila ada perbedaan antara gambar struktur, gambar arsitektur dan gambar
ME atau ketidaksesuaian atau keraguan diantara gambar kerja yang tidak bisa
diatasi menurut point no. 3 diatas, Penyedia Jasa Konstruksi harus
melaporkan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas untuk diberi
keputusan gambar mana yang akan dijadikan pegangan / acuan di dalam
pelaksanaan pekerjaan.
g. Sinkronisasi antara gambar, spesifikasi dan BQ (Daftar Volume dan Biaya
Pekerjaan) diambil yang mempunyai bobot teknis yang paling tinggi dan
tidak saling menghilangkan, demikian pula gambar - gambar, antara gambar
Arsitektur, Sipil dan Mekanikal / Elektrikal adalah saling melengkapi dan
tidak saling menghilangkan.
7. Pemasangan Rambu-Rambu
Selama pembangunan berlangsung penyedia Jasa Konstruksi wajib memasang
rambu-rambu petunjuk maupun peringatan, seperti rambu peringatan berhati-
hati karena lokasi akses keluar masuk kendaraan proyek dan lain-lain.
2. Pelaksanakan kegiatan k3
a. Penyiapan RK3K terdiri atas:
• Pembuatan Manual, Prosedur, Instruksi Kerja, Ijin Kerja Dan Formulir;
• Pembuatan Kartu Identitas Pekerja (KIP);
b. Sosialisasi dan Promosi K3 terdiri atas:
• Induksi K3 (Safety Induction);
• Pengarahan K3 (safety briefing) : Pertemuan Keselamatan (Safety Talk
dan/atau Tool Box Meeting);
• Pelatihan K3;
• Simulasi K3;
• Spanduk (banner);
• Papan Informasi K3.
3. Asuransi
a. Asuransi Terdiri Atas :
• BPJS Ketenagakerjaan Dan Kesehatan Kerja;
4. Personil
a. Personil K3 terdiri atas :
• Ahli K3 dan/atau Petugas K3;
• Petugas Tanggap Darurat;
• Petugas P3K;
12.3.2. Standar :
a. SK SNI S-03-1994-03 (Spesifikasi Peralatan Pemasangan Dinding Bata dan
Plasteran). Atau Produk lokal yang telah memenuhi standar uji material.
b. Pt T-03-2000-C (Tata Cara Pengerjaan Pasangan dan Plasteran Dinding).
c. SNI 03-6387-2000 (Spesifikasi Kapur Kembang untuk Bahan Bangunan).
d. SK SNI S-04-1989-F (Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Bahan
Bangunan Bukan Logam).
e. SK SNI S-02-1994-04 (Spesifikasi Agregat Halus Untuk Pekerjaan
Adukan dan Plesteran Dengan Bahan Dasar Semen).
12.3.4. Material
a. Semen
1). Semen yang dipakai adalah semen jenis Portland Cement (PC)
Dynamix/Gresik/Tigaroda.
2). 1 (satu) merk semen untuk seluruh pekerjaan.
3). Semen harus didatangkan dalam zak yang utuh/tidak pecah, tidak
terdapat kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak.
4). Semen masih harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras).
5). Penyimpanan semen tidak akan segera digunakan harus menjamin mutu
semen, dengan menyediakan tempat penyimpanan yang kedap air dan
tetutup rapat.
6). Semen yang sudah disimpan lebih dari 6 bulan sejak dibuat perlu diuji
sebelum digunakan, jika sudah rusak harus ditolak.
b. Batu bata
1). Batu bata merah yang digunakan batu bata yang mempunyai warna
merah menyala yang menunjukkan kesempurnaan pada waktu
pembakaran. Untuk bata berongga untuk dinding ekspose menggunakan
bata khusus untuk dinding ekspose.
2). Batu bata tidak boleh retak diuji dengan memukulkan dua buah batu
bata, suara yang nyaring menunjukkan batu bata tidak retak.
3). Batu bata harus keras, tidak mudah tergores, dan padat (tidak banyak
pori-pori).
4). Sisi-sisinya bersudut tajam dan kuat tidak dapat dikorek dengan tangan,
berpermukaan rata dan tidak menampakkan retak-retak merugikan.
5). Tidak boleh mengandung garam yang dapat larut sedemikian banyaknya
sehingga pengkristalannya dapat mengakibatkan lebih dari 40%
permukaan bata tebal oleh bercak-bercak putih.
6). Batu Bata yang Digunakan ukuran 5x11x23 cm.
c. Pasir
1). Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam, kuat dan bersudut.
Bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya,
jumlah kandungan bahan ini maksimal 5% dan tidak mengandung garam.
12.4.2. Standar :
12.4.3. Material
a. Semen
1). Semen yang dipakai adalah semen jenis Portland Cement (PC)
Dynamix/Gresik/Tigaroda.
2).1 (satu) merk semen untuk seluruh pekerjaan.
3).Semen harus didatangkan dalam zak yang utuh/tidak pecah, tidak
terdapat kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak.
4).Semen masih harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras).
5).Penyimpanan semen tidak akan segera digunakan harus menjamin mutu
semen, dengan menyediakan tempat penyimpanan yang kedap air dan
tetutup rapat.
6).Semen yang sudah disimpan lebih dari 6 bulan sejak dibuat perlu diuji
sebelum digunakan, jika sudah rusak harus ditolak.
b. Pasir
1).Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam, kuat dan bersudut.
2).Bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya,
jumlah kandungan bahan ini maksimal 5% dan tidak mengandung garam.
12.4.4. Pelaksanaan
3).Pemasangan pipa-pipa dan conduit harus cukup dalam dan kuat tertanam
sehingga tidak menimbulkan retak pada plesteran yg sudah jadi.
12.5.2. Standar :
a. SNI M-26-1990-F (Metode Pengujian dan Pengambilan Contoh
untuk Campuran Beton Segar).
b. SK SNI M-62-1990-03 (Metode Pembuatan dan Perawatan
Benda Uji Beton di Laboratorium).
c. SK SNI-T-15-1990-03 (Tata Cara Pembuatan Rencana
Campuran Beton Normal).
d. SK SNI T-28-1991-03 (Tata Cara Pengadukan Pengecoran
Beton)
e. SK SNI S-18-1990-03 (Spesifikasi Bahan Tambahan Untuk
Beton).
f. SNI 03-4146-1996 (Metode Pengujian Slump Beton).
g. SNI 03 – 1974-1990 (Metode Pengujian Kuat Tekan Beton).
h. Pd- T- 27-1999-03 (Tata Cara Pendetailan Penulangan Beton).
i. Pd-M-33-2000-03 (Metode Pengujian Mutu Air Untuk
Digunakan dalam Beton).
j. SNI 07- 2529-1991 (Metode Pengujian Kuat Tarik Baja Beton)
k. SK SNI S-04-1989-F (Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A
(Bahan Bangunan Bukan Logam)).
l. SK SNI S-05-1989-F (Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian B
(Bahan Bangunan dari Besi/Baja)).
12.5.4. Material
a. Semen
1).Semen yang dipakai adalah semen jenis Portland Cement (PC) Dynamix/
Gresik/Tigaroda.
2).1 (satu) merk semen untuk seluruh pekerjaan.
3).Semen harus didatangkan dalam zak yang utuh/tidak pecah, tidak
terdapat kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak.
4).Semen masih harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras).
5).Semen yang sudah disimpan lebih dari 6 bulan sejak dibuat perlu diuji
sebelum digunakan, jika sudah rusak harus ditolak.
b. Agregat kasar
1).Berupa batu pecah (split) yang mempunyai susunan gradasi yang baik,
cukup syarat kekerasannya dan padat (tidak porous), dengan tekstur
permukaan kasar, butir-butirnya tajam, kuat dan bersudut.
2).Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak lebih dari dan tidak lebih
besar dari ¾ jarak bersih antar baja tulangan atau jarak baja tulangan
dengan cetakan.
3).Kadar lumpur tidak boleh melebihi dari 1 % berat kering dan tidak boleh
mengandung garam.
c. Agregat halus
1).Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam, kuat dan bersudut.
2).Bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya,
jumlah kandungan bahan ini maksimal 5% dan tidak mengandung garam.
3).Mempunyai variasi besar butir (gradasi ) yang baik dengan ditunjukan
dengan nilai Modulus halus butir antara 1,50-3,80.
4).Pasir harus dalam keadaan jenuh kering muka.
d. Air.
1).Tidak mengandung lumpur atau benda melayang lainnya lebih dari 2
gram/liter.
2).Tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak beton (asam, zat
organik lainnya) lebih dari 15 gram/liter.
3).Tidak mengandung khlorida (Cl) lebih dari 0,5 gram/liter.
4).Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gram/liter.
5).Apabila dipandang perlu, Konsultan Pengawas dapat minta kepada
penyedia Jasa konstruksi supaya air yang dipakai diperiksa di
laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya penyedia
Jasa konstruksi.
e. Besi beton
1).Pekerjaan beton bertulang
Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak
disepuh seng, diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40
mm.
Tulangan ulir menggunakan BJTS/BJTD minimal 35 dan tulangan
polos menggunakan BJTP 24.
Toleransi berat batang contoh yang diujikan di dalam pasal ini sebagai berikut:
TOLERANSI
DIAMETER TULANGAN
DIAMETER YANG
BAJA TULANGAN
DIUJIKAN
< 8 mm + 0.4 mm
> 12 mm + 0.4 mm
Sumber: Gideon Perencanaan Beton Bertulang
Sebelum pengiriman baja tulangan dilakukan, Penyedia Jasa/ Penyedia Barang / Jasa
Pemborongan harus menunjukan sample, hasil uji Tarik, berat dan Diameter yang
akan digunakan. Hal ini akan mempermudah dan dapat menjaga kualitas. Di lokasi
proyek Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus menyediakan alat scalemate
untuk mengukur diameter tulangan polos dan dimasukkan dalam dokumen
penawaran data teknis.
Benda uji. harus adalah silinder beton dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm,
yang untuk setiap 5 m3 produksi adukan beton harus diwakili minimal dua buah
benda uji. Tata cara pembuatan benda uji tersebut harus mengikuti ketentuan yang
terdapat di dalam standar Metoda Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di
Laboratorium (SK SN1 M-62-1990-03). Benda Uji Beton harus teridentifikasi, dan
dikelompokan berdasar waktu pemakaian saat penuangan mortal pada
Formwork/Bekesting.
Untuk kekentalan adukan, setiap 5 m3 adukan beton harus dibuat pengujian slump,
dengan ketentuan sebagai berikut:
pengujian slump, dengan ketentuan sebagai berikut:
Untuk pekerjaan ini dilokasi proyek Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus
menyediakan alat slump test minimal 1 unit untuk uji workability dan cetakan silinder
beton/kubus beton sebanyak 10 unit Untuk pembuatan benda uji beton. Alat ini juga
dimasukkan dalam dokumen teknis usulan penawaran.
Apabila ada hal-hal yang belum tercakup di dalam persyaratan teknis ini, Pelaksana
harus mengacu pada seluruh ketentuan yang tercakup di dalam Bab 5, Tata Cara
Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal (SK SNI T-15-1990-03).
Mutu beton yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
12.6.4.Jaminan Struktural
a. Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang melebihi
ketentuan maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap Baja
Ringan, meliputi kuda-kuda, pengaku-pengaku dan reng. Bentuk jaminan
struktur harus diwujudkan dalam bentuk Surat Garansi dari Fabrikator dan
berlaku paling tidak 10 (sepuluh) tahun dari masa serah terima bangunan.
b. Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai dengan
Peraturan Pembebanan Indonesia dan mengacu pada persyaratan-
persyaratan seperti yang tercantum pada “Cold formed code for structural
steel”(Australian Standard/New Zealand Standard 4600:2005) dengan
desain kekuatan strukural berdasarkan ”Dead and live loads Combination
(Australian Standard 1170.1-2002) & “Wind load”(Australian Standard
1170.2-2002) dan menggunakan sekrup berdasarkan ketentuan “Screws-self
drilling-for the building and construction industries”(Australian Standard
3566.1-2002 dan Australian Standard 3566.2-2002 ).
12.7.2. Standar :
a. PKKI ( Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia ).
b. SKBI 4362-1986 ( Spesifikasi Kayu Awet Untuk Perumahan dan
Gedung )
c. SNI 03-1729-1989 (Tata Cara Perencanaan Bangunan Baja Untuk
Gedung)
12.7.3. Material :
a. Penutup atap menggunakan genteng pres kebumen
b. Bubungan Atap bubungan genteng kebumen
c. Lisplank menggunakan Kalsiplank 1 x 30 Cm.
12.8.2. Material
a. Rangka Kayu Tahun (Kayu Sengon).
b. Saplek 100 x 100 x 0.4 cm “ Indoplek/GRC “.
c. Paku skrup.
d. Kawat penggantung.
12.9.2. Material
a. Kayu Bangkirai untuk kusen dan Kayu Kamper untuk Daun pintu dan
jendela.
b. Engsel, grendel, kait angin,hak tarik “Solid/deckson/Muller”.
c. Handle stainlees, “Solid/deckson/Muller”.
d. Ukuran, ketebalan, dan dimensi menyesuaikan dengan gambar sesuai
dengan jenis pekerjaannya.
12.9.3. Pelaksanaan pekerjaan
a. Penyedia Jasa konstruksi harus menyediakan sempel material yang harus
disetujui oleh Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas, sekurang-kurang
nya 2 hari sebelum pekerjaan dilaksanakan.
b. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pelaksana diwajibkan meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang),
termasuk mempelajari bentuk pola layout/penempatan, cara pemasangan,
mekanisme, dan detail-detail sesuai gambar.
c. Instalasi daun pintu harus sempurna sehingga daun pintu bisa dibuka
dengan lancar dan ditutup dengan rapat, tanpa menggesek bagian lain dari
kusen atau lantai.
d. Rangka daun pintu dibuat dengan ukuran jadi tebal 3 cm dan lebar 12 cm,
sedangkan untuk daun pintu terbuat dari papan ukuran 3 cm, sedangkan
untuk daun jendela dibuat dengan ukuran tebal 3 cm dan lebar 8 cm.
Pasangan kaca pada daun jendela digunakan kaca polos tebal 5 mm.
e. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka kayu dan penguat
lain agar tetap terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga
kerapihan, tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
f. Penyambungan rangka daun pintu harus digunakan sistem lubang dengan
pasak kayu.
g. Daun pintu dan jendela setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang,
tidak melintir, dan semua peralatan dapat berfungsi dengan baik dan
sempurna.
h. Apabila pekerjaan ini di sub kontrakkan maka penyedia Jasa konstruksi
harus memberitahukan pada Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis serta
harus mendapat persetujuan terlebih dahulu, dan harus memberikan garansi
tertulis yang meliputi kesempurnaan, pemasangan, pengoperasian, dan
kondisi semua pintu untuk periode sampai dengan masa pemeliharaan
berakhir.
12.11.2. Material
Keramik lantai ruanng dan selasar menggunakan Keramik tanah liat Ukuran 30
x 30 cm ( POLISH ) “ Asia/Platinnum/Roman “
12.11.3. Pelaksanaan
a. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan keramik meliputi
volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur
pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai untuk mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas disertai gambar shop drawing.
b. Keramik yang masuk ke tapak harus diseleksi, agar sesuai dengan ukuran,
bentuk dan warna yang telah ditentukan. Dus keramik harus dalam keadaan
tersegel dengan spesifikasi yang ditentukan. Warna, ukuran, tekstur, dan
bentuk harus seragam. Keramik yang tidak sesuai dengan spesifikasi tidak
boleh dipasang.
c. Pemasangan keramik boleh dilakukan bila Instalasi M&E pada lantai sudah
selesai.
d. Untuk keramik jenis acian semen, keramik harus direndam air hingga jenuh
air terlebih dahulu sebelum dipasang, untuk keramik jenis addesive
keramik , keramik tidak boleh direndam air.
e. Kecuali ditentukan lain pada spesifikasi ini atau pada gambar, level yang
tercantum pada gambar adalah level finish lantai, karenanya screeding dasar
harus diatur hingga memungkinkan pada keramik dengan ketebalan yang
berbeda permukaan finishnya terpasang rata.
f. Header/kepalaan keramik harus dibuat pada dua arah dengan bantuan
teodolit
g. Adukan semen untuk screeding dibuat dengan pebandingan 1 pc : 3 pasir.
Adukan perekat dengan perbandingan 4,5 kg adesive dengan 1 liter air.
h. Lantai harus benar-benar terpasang rata, baik yang ditentukan datar maupun
yang ditentukan mempunyai kemiringan.
i. Kemiringan tidak boleh kurang dari 25 mm pada jarak 10 m untuk area
toilet. Sedangkan untuk area lain, tidak boleh kurang dari 12 mm pada jarak
10 m. Kemiringan harus lurus hingga air bisa mengalir semua tanpa
meninggalkan genangan.
j. Pemotongan keramik harus menggunakan alat yang sesuai agar
menghasilkan hasil potongan yang rata, tidak bergerigi.
k. Keramik harus dilindungi dari pergerakan selama 48 jam setelah
pemasangan dengan menempatkan rambu atau tanda.
l. Pasangan keramik harus diperiksa jarak dan kelurusan nat-nya, tidak kosong
aciannya, tidak retak dan gores, beda tinggi keramik (plint) maksimal 1
mm.
b. Material
Semua cat yang akan di pakai harus mendapat persetujuan dari PPK,
pengelola Teknis Dan Konsultan Perencana,setelah mengadakan
percobaan pengecatan (mock up).
12.12.3. Standar :
a. SNI 03-2407-1991 (Tata Cara Pengecatan Kayu Untuk Rumah dan
Gedung).
b. Tata Cara Pengecatan dinding untuk Rumah dan Gedung.
c. SNI 03-2408-1991 (Tata Cara Pengecatan Logam).
1. Rapat Koordinasi
a. Rapat koordinasi diselenggarakan setidak-tidaknya 1 (satu) kali setiap
minggu, dipimpin oleh Pemberi Tugas dan atau Konsultan Pengawas
b. Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi harus hadir dalam rapat
koordinasi yang setidaknya diwakili oleh Manager Proyek, Site Engineer
dan Tenaga spesialis pekerjaan yang ada.
c. Dalam hal Manager Proyek berhalangan hadir maka diwajibkan untuk
memperoleh ijin dengan alasan yang benar dan dapat dipertanggung
jawabkan, serta menunjuk staf yang diberi kuasa sepenuhnya untuk
mengambil keputusan – keputusan.
d. Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan
menyelenggarakan rapat persiapan dalam rangka rapat koordinasi dengan
para Sub Pelaksana Pekerjaan / Penyedia Jasa Konstruksi yang ada.
e. Konsumsi rapat koordinasi tersebut disiapkan oleh Pelaksana
Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi.
2. Rapat Lapangan
a. Rapat lapangan diselenggarakan minimal 1 (satu) kali setiap minggu,
dipimpin oleh Pemberi Tugas dan atau Konsultan Pengawas.
b. Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi harus hadir dalam rapat
koordinasi yang setidaknya diwakili oleh Manager Proyek, Site Engineer
dan Tenaga Spesialis pekerjaan yang ada.
c. Dalam hal Manager Proyek berhalangan hadir maka diwajibkan untuk
memperoleh ijin dengan alasan yang benar dan dapat
dipertanggungjawabkan, serta menunjuk staf yang diberi kuasa sepenuhnya
untuk mengambil keputusan – keputusan.
d. Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan
menyelenggarakan rapat persiapan dalam rangka rapat koordinasi dengan
para Sub – Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi yang ada.
e. Konsumsi rapat lapangan tersebut disediakan oleh Pelaksana
Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi.
3. Laporan – Laporan
a. Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan membuat catatan
– catatan berupa "Laporan Harian" yang memberikan gambar dan catatan
yang singkat dan jelas mengenai:
b. Tahap berlangsungnya pekerjaan;
c. Pekerjaan – pekerjaan yang dilaksanakan oleh Sub Penyedia Jasa
Konstruksi (jika diijinkan);
d. Catatan dan perintah Konsultan Pengawas yang disampaikan tertulis
maupun lisan;
e. Hal ikhwal mengenai bahan – bahan (yang masuk, yang dipakai maupun
yang ditolak)
f. Hal ikhwal mengenai keadaan pesanan barang – barang, baik di dalam
maupun di luar negeri (pembukaan L/C, pengapalan, datangnya barang di
pelabuhan dan sebagainya);
g. Hal ikhwal mengenai pekerja dan sebagainya;
h. Keadaan cuaca dan sebagainya.
i. Setiap laporan harian pada tanggal yang sama harus diperiksa dan disetujui
kebenarannya oleh petugas – petugas Konsultan Pengawas. Perselisihan
mengenai ini mengakibatkan dihentikan sementara untuk diadakan
pemeriksaan.
f. Berdasarkan laporan harian tersebut, maka setiap minggu oleh Pelaksana
Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi dibuat "Laporan Mingguan" yang
disampaikan langsung kepada Konsultan Pengawas.
g. Salah satu tembusan laporan mingguan harus selalu ditempat pekerjaan agar
dapat diteliti kembali oleh Konsultan Pengawas setiap saat.
h. Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan membuat foto –
foto dan video kegiatan proyek dalam bagian atau tahapan yang penting
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas sebagai dokumentasi proyek. Untuk
setiap progress pelaksanaan pekerjaan disyaratkan minimum sebanyak 36
eksemplar foto berwarna yang dicetak dalam ukuran post card. Video yang
memuat seluruh proses pekerjaan di lapangan dan minimum 3 (tiga) buah.
Album foto berikut soft copy masing – masing diserahkan minimum
sebanyak 3 (tiga) set kepada Pemberi Tugas. Semua biaya untuk pembuatan
foto dan video tersebut menjadi tanggungjawab Pelaksana/Penyedia
Jasa Konstruksi.
i. Berdasarkan laporan mingguan terakhir, Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa
Konstruksi membuat "Laporan Bulanan" di dalam form yang
ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
4. Perubahan Rencana
a. Atas instruksi dan persetujuan Pemberi Tugas Konsultan Pengawas Atau
Konsultan Perencana berhak mengadakan suatu perubahan atas rencana
yang telah ada dengan memberi instruksi tertulis kepada Pelaksana
Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi untuk dilaksanakan. Dalam hal ini
Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi harus bertanggungjawab atas
pekerjaan yang tidak sesuai dengan instruksi tersebut.
b. Yang dimaksud dengan perubahan tersebut adalah perubahan dari desain
kualitas maupun kuantitas dari pekerjaan seperti yang tercantum dalam
gambar – gambar kerja (Kontrak), berupa modifikasi maupun altematif.
Perubahan tersebut termasuk penambahan, pembatalan dan atau penggantian
dari suatu pekerjaan, peralatan atau standard material.
c. Kuantitas nilai dari semua perubahan akan dihitung oleh Konsultan
Pengawas menurut ketentuan yang berlaku di dalam kontrak ini dan apabila
diperlukan Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi diberi
kesempatan untuk mengikuti perhitungan yang dibuat. Untuk perhitungan
nilai dan perubahan, metode atau cara berikut ini harus dipakai :
d. Harga – harga yang tertera di dalam kontrak dipakai untuk menghitung
nilai dari item pekerjaan yang bersifat sama.
e. Untuk item pekerjaan yang sifatnya berbeda maka harga – harga yang
tertera di dalam Penawaran merupakan dasar perhitungan, sepanjang nilai
yang didapat adalah wajar.
5. Penyerahan Pekerjaan
a. Penyerahan pertama harus dilaksanakan selambat – lambatnya pada tanggal
yang telah ditetapkan dalam surat perjanjian Penyedia Jasa Konstruksi,
sesuai dengan penjelasan tentang waktu penyelesaian yang ditetapkan dalam
aanwijzing.
b. Perpanjangan waktu penyerahan hanya dapat diterima jika alasan alasan
tersebut sesuai dengan alasan- alasan yang diperkenankan dan tertulis dalam
RKS dan disetujui oleh pemberi tugas.
c. Rencana dan tanggal penyerahan pertama harus diajukan kepada Konsultan
Pengawas, selambat – Iambatnya 1 (Satu) minggu sebelum tanggal yang
dimaksud, Pengawas akan mengadakan pemeriksaan seksama atas hasil
keseluruhan sesuai dengan Dokumen Kontrak. Semua perubahan-perubahan
yang terjadi dituangkan dalam as built drawing/installed drawing, dimana
gambar tersebut diserahkan kepada Pemberi Tugas sebelum mengajukan
termijn (tagihan) prestasi pekerjaan 100%. Hasil pemeriksaan ini akan
disampaikan kepada Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi.
Sebelum penyerahan pertama, pemeriksaan dapat diadakan lebih dari satu
kali. Pada saat – saat pemeriksaan maupun penyerahan dibuat Berita Acara.
d. Keadaan yang dapat digunakan sebagai alasan dalam mengajukan
permohonan perpanjangan waktu penyelesaian atau pengunduran waktu
penyerahan adalah keadaan-keadaan force majeure.
e. Keadaan Force Majeure yang dimaksud adalah :
- banjir;
- demonstrasi dan pemogokan yang langsung berpengaruh terhadap
jalannya pekerjaan;
- keadaan lain menurut pertimbangan Konsultan Pengawas yang disetujui
oleh Pemberi Tugas.
f. As built drawing harus dibuat oleh Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa
Konstruksi secara bertahap sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan
untuk kebutuhan pemeriksaan setiap saat. As built Drawing harus dibuat
dengan gambar (Autocad). Soft copy gambar As built Drawing harus
diserahkan kepada Pemberi Tugas dalam bentuk CD.
g. Dalam penyerahan pertama tersebut disertakan pula Surat Pernyataan,
Sertifikat dan Surat Jaminan dari masing-masing pekerjaan yang telah
dilaksanakan, sertifikat yang dikeluarkan oleh instasi yang terkait,
berwewenang, seperti Depnaker, produsen dan applicator.
6. Penyelesaian dan Masa Pemeliharaan
a. Setelah pekerjaan terlaksana 100%, maka pihak Konsultan Pengawas dan
Pelaksana Pekerjaan/ Penyedia Jasa Konstruksi bersama – sama
menandatangani Berita Acara Penyerahan I. Bertepatan dengan ini
berlangsunglah penyerahan pekerjaan pertama.
b. Masa pemeliharaan adalah 180 (Seratus delapan puluh) hari kalender,
terhitung sejak tanggal dilakukannya penyerahan pertama pekerjaan dari
Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi kepada Pemberi Tugas.
c. Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi bertanggungjawab untuk
mengganti atau memperbaiki kerusakan maupun kekurangan kekurangan
yang timbul dalam masa pemeliharaan yang disebabkan oleh pemakaian
bahan-bahan maupun kualitas pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan –
ketentuan di dalam kontrak. Penggantian ataupun perbaikan harus
dilaksanakan secepat mungkin setelah ditemukannya kerusakan atau
kekurangan kekurangan tersebut. Apabila hal ini tidak segera dilakukan,
Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas berhak untuk menunjuk pihak lain
untuk melaksanakan perbaikan tersebut dan biaya untuk itu merupakan
beban Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi.
d. Jika Pemberi Tugas menganggap perlu, boleh mengeluarkan instruksi agar
Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi memperbaiki segala
kerusakan, susut dan kesalahan lainnya yang timbul dalam masa
pemeliharaan, dan yang disebabkan oleh bahan-bahan dan cara – cara
pelaksanaan yang tidak sesuai dengan Kontrak.
e. Setelah semua instruksi perbaikan selesai dilaksanakan, maka dibuatkan
Berita Acara.
f. Setelah masa pemeliharaan dilampui dan sesudah semua perbaikan –
perbaikan dilaksanakan dengan baik, Konsultan Pengawas akan
mengeluarkan rekomendasi mengenai selesainya pekerjaan dan perbaikan
yang berarti penyerahan kedua dari pihak Pelaksana Pekerjaan/Penyedia
Jasa Konstruksi kepada Pemilik Proyek.
7. Pekerjaan Tambah Kurang
- Pekerjaan tambah kurang sebagai akibat dari adanya perubahan
rencana/desain dituangkan dalam Berita Acara tersendiri dan baru bisa
dibayarkan setelah pekerjaan selesai 100% (penyerahan pertama pekerjaan).
- Apabila pekerjaan tambah kurang selesai sebelum penyerahan pertama
pekerjaan, maka dalam Berita Acara Pemeriksaan dan Penyerahan Pertama
Pekerjaan tersebut sudah termasuk Berita Acara Tambah Kurang.
- Apabila pekerjaan tambah kurang selesai setelah penyerahan pertama
pekerjaan, maka pengajuan pekerjaan tambah kurang yang dituangkan
dalam Berita Acara di lampiri dengan Berita Acara Pemeriksaan dan
Penyerahan Pertama Pekerjaan.
1. PERSONIL
Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi Kegiatan
Pembangunan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Sekolah, PEMBANGUNAN RUANG
LABORATORIUM KOMPUTER Yang Berlokasi Di Kecamatan Temanggung,
Kabupaten Temanggung adalah sebagai berikut :
PENGALA
JABATAN JUMLAH KEAHLIAN
MAN
PELAKSANA 1 2 Tahun SKT Pelaksana
Bangunan
Gedung/Pekerjaan
Lapangan Gedung
(TS051) atau Pelaksana
Lapangan Pekerjaan
Gedung (TS052 atau
SKK Jenjang 4
Pelaksana Lapngan
Pekerjaan Gedung
PETUGAS 1 - Sertifikat Petugas
KESELAMATAN Keselamatan Kerja (K3)
KONSTRUKSI Konstruksi
JENIS STATUS
NO JUMLAH SATUAN KAPASITAS
PERALATAN KEPEMILIKAN
Milik
DUMPTRUCK sendiri/parjanjian
1 /TRUK/MOBIL 1 UNIT - sewa/sewa
PICK UP beli/perjanjian sewa
bersyarat
Milik
sendiri/parjanjian
CONCRETE Minimal
2 1 UNIT sewa/sewa
MIXER 0,3 M3 beli/perjanjian sewa
bersyarat
Milik
Minimal sendiri/parjanjian
3 POMPA AIR 1 UNIT 45 sewa/sewa
liter/menit beli/perjanjian sewa
bersyarat
3. MATERIAL
1. Spesifikasi Bahan Bangunan Konstruksi
a. Mutu Beton Struktur
NAMA
NO KETERANGAN
BAHAN/MATERIAL
1. Material baja ringan Surat dukungan ketersediaan barang dan aplikator
mutu Z220, G550 dari produsen/distributor yang dilampiri :
a. Brosur Asli
b. Sertifikat Tanda Sah Capaian Tingkat
Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan nilai
Bobot Manfaat Perusahaan minimal 40%
(empat puluh persen)
c. Surat pernyataan garansi struktur 10 tahun
yang dikeluarkan oleh fabrikator.
d. Surat sertifikat bahan (Mill Test Certificate)
e. Uji laboratorium bahan
Uraian Pekerjaan yang harus diuraikan dalam dokumen RKK oleh peserta pada
tahap pemilihan :
Temanggung, 2023
OKTAVIAN, ST