Anda di halaman 1dari 29

SPESIFIKASI TEKNIS DAK

KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN ANGGARAN


2023

SATKER / SKPD :

DINAS PENDIDIKAN, KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA

KABUPATEN TEMANGGUNG
NAMA KEGIATAN :

PENGELOLAAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR


NAMA PEKERJAAN :

PEMBANGUNAN RUANG LABORATORIUM KOMPUTER

LOKASI :

SD NEGERI 1 BANYUURIP
KECAMATAN TEMANGGUNG, KABUPATEN TEMANGGUNG

TA 2023
SPESIFIKASI TEKNIS DAN BAHAN

I. URAIAN PEKERJAAN

Pekerjaan yang dilaksanakan adalah :

PEMBANGUNAN RUANG LABORATORIUM KOMPUTER

1. LATAR BELAKANG
Dengan Anggaran DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) Pengelolaan Pendidikan
Sekolah Dasar Tahun Anggaran 2023 Pemerintah Kabupaten Temanggung
berusaha untuk meningkatkan kualitas Bangunan Sekolah Dasar yang ada di
Kabupaten Temanggung.

2. MAKSUDA DAN TUJUAN :


a. Maksud :
Maksud Kegiatan Pengelolaan Pendidikan Sekolah Dasar Kabupaten
Temanggung adalah untuk meningkatkan bangunan yang layak serta tepat
konstruksi dan nyaman.
b. Tujuan :
Tujuan Kegiatan Pengelolaan Pendidikan Sekolah Dasar Kabupaten
Temanggung adalah untuk memperlancar kegiatan pembelajaran dalam
pendidikan Sekolah Dasar.

3. NAMA ORGANISASI PENGADAAN KONSTRUKSI :


a. K/L/D/I : Pemerintah Kabupaten Temanggung
b. Satker / SKPD : Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten
Temanggung
c. PPK : EKO JATI PRASETIYO, S.Sos., M.M..

4. SUMBER DANA :
a. Untuk pelaksanaan pekerjaan “PEMBANGUNAN RUANG
LABORATORIUM KOMPUTER“dengan pagu anggaran maksimal
yang tidak boleh dilampaui Rp 239.300.000,-
b. Dana Tranfer Umum – DANA ALOKASI KHUSUS Tahun Anggaran 2023

5. RUANG LINGKUP PEKERJAAN :


Secara umum pekerjaan yang dilaksanakan adalah :
A. PEK. PERSIAPAN;
1. Pekerjaan Persiapan;

B. PEK. RK3;
1. Keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3);

C. PEK. YANG DI LAKSANKAN.


1. Pekerjaan Tanah;
2. Pekerjaan Pasangan pondasi;
3. Pekerjaan Dinding Pasangan;
4. Pekerjaan Plesteran Acian;
5. Pekerjaan Beton Kolom;
6. Pekerjaan Rangka Atap;
7. Pekerjaan Penutup Atap;
8. Pekerjaan Langit – langit;
9. Pekerjaan Kayu (Pintu dan Jendela);
10. Pekerjaan Kunci dan kaca;
11. Pekerjaan Sistem Pencahayaan;
12. Pekerjaan Penutup Lantai dan Penutup Dinding;
13. Pekerjaan Pengecatan;

6. LOKASI PEKERJAAN :
Pekerjaan ini berlokasi
“ SD NEGERI 1 BANYUURIP KECAMATAN TEMANGGUNG,
KABUPATEN TEMANGGUNG “.

7. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN :


120 ( Seratus Dua Puluh ) hari kalender terhitung sejak Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK) dengan masa pemeliharaan konstruksi 180 ( Seratus Delapan
Puluh ) hari kalender.
Tenaga dan Sarana Kerja
Untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa konstruksi harus
menyediakan :
a. Tenaga kerja/tenaga ahli yang cukup memadai disesuaikan dengan jenis
pekerjaan yang akan dilaksanakan.
b. Alat-alat bantu kerja.
c. Bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan.
Cara Pelaksanaan
Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga/RAB, Gambar Rencana, Berita
Acara Penjelasan serta mengikuti petunjuk Konsultan Pengawas dan Direksi
Teknis. Pada akhir kerja Penyedia Jasa konstruksi diharuskan membersihkan
area kegiatan dari segala kotoran akibat kegiatan pembangunan, termasuk sisa-
sisa material bangunan serta gundukan tanah, bekas galian dan lain sebagainya.

8. SYARAT KUALIFIKASI PENYEDIA


Kualifikasi kecil dengan Sertifikat Badan Usaha (SBU) subklasifikasi jasa
pelaksana konstruksi menggunakan subklasifikasi konstruksi gedung pendidikan
(BG007) berdasarkan Permen PUPR No 19 Tahun 2014/Subklasifikasi
konstruksi gedung pendidikan (BG006) berdasarkan Permen PUPR No 6 Tahun
2021

A. Pekerjaan Persiapan
1. Papan Nama Proyek
Pelaksanaan pekerjaan
a. Penyedia Jasa diwajibkan memasang papan nama proyek di tempat lokasi
kegiatan yang mudah dilihat umum.
b. Pemasangan papan nama pekerjaan dilakukan pada saat dimulainya
pelaksanaan pekerjaan.
c. Bentuk papan nama pekerjaan, ukuran, isi dan warnanya ditentukan
kemudian, yang dikoordinasikan terlebih dahulu dengan Direksi Teknis.
d. Penambahan terpal pada pagar keliling proyek untuk mengantisipasi debu dan
Percikan material proyek dengan ketinggian ± 2-3 m diatas pagar seng.

2. Ukuran / Dimensi
a. Ukuran – ukuran yang tercantum dalam gambar adalah ukuran yang
mengikat dan mutlak harus ditepati.
b. Satuan ukuran yang dicantumkan dalam gambar dinyatakan berdasarkan :
a) Milimeter (mm).
b) Centimeter (cm).
c) Meter (m)
c. Kecuali untuk hal khusus, satuan dinyatakan sesuai kebutuhan / ketentuan
umum yang berlaku.
d. Apabila terdapat perbedaan ukuran antara gambar struktur dan detail dalam
e. jenis yang sama, maka yang menjadi pegangan adalah gambar yang berskala
lebih kecil (gambar detail).
f. Bila ada perbedaan antara gambar struktur, gambar arsitektur dan gambar
ME atau ketidaksesuaian atau keraguan diantara gambar kerja yang tidak bisa
diatasi menurut point no. 3 diatas, Penyedia Jasa Konstruksi harus
melaporkan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas untuk diberi
keputusan gambar mana yang akan dijadikan pegangan / acuan di dalam
pelaksanaan pekerjaan.
g. Sinkronisasi antara gambar, spesifikasi dan BQ (Daftar Volume dan Biaya
Pekerjaan) diambil yang mempunyai bobot teknis yang paling tinggi dan
tidak saling menghilangkan, demikian pula gambar - gambar, antara gambar
Arsitektur, Sipil dan Mekanikal / Elektrikal adalah saling melengkapi dan
tidak saling menghilangkan.

3. Listrik Kerja dan Air Kerja


a. Lingkup pekerjaan
b. Pekerjaan pengadaan listrik kerja dan air kerja merupakan pekerjaan
pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan dan pengadaan listrik untuk
pelaksanaan pekerjaan serta untuk penerangan lokasi di malam hari,
pekerjaan ini tidak masuk dalam penawaran namun menjadi kewajiban
penyedia barang dan jasa dalam pengadaannya, untuk kelancaran pekerjaan.
c. Pelaksanaan pekerjaan
d. Pengadaan air kerja dengan pengadaan pompa air untuk mengambil air bersih
pada sumur exsisting yang ada.
e. Air bersih ditampung menggunakan bak penampung air (drum) untuk
pelaksanaan pekerjaan serta untuk air kebutuhan direksi.
f. Pengadaan listrik kerja dengan pemasangan listrik sementara dari PLN atau
boleh menggunakan Genset berkapasitas cukup digunakan untuk kelancaran
pekerjaan serta penerangan lokasi site.
g. Lampu-lampu penerangan site dipasang permanen sampai selesainya
pekerjaan.

4. Kantor Sementara/Direksi Keet


a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pembuatan kantor sementara/Direksi Keet adalah pekerjaan
penyediaan kantor di lokasi proyek sebagai sarana untuk pengawasan,
evaluasi dan koordinasi proyek, pekerjaan ini tidak masuk dalam penawaran
namun menjadi kewajiban penyedia barang dan jasa dalam pengadaannya,
untuk kelancaran pekerjaan.
b. Pelaksanaan pekerjaan
a) Kantor sementara/Direksi Keet merupakan bangunan dengan konstruksi
rangka kayu, lantai diplester, penutup pintu/jendela secukupnya untuk
penghawaan/pencahayaan. Ukuran luas kantor disesuaikan dengan
kebutuhan dengan tidak mengabaikan keamanan dan kebersihan serta
dilengkapi dengan pemadam kebakaran.
b) Perlengkapan-perlengkapan kantor harus disediakan Penyedia Jasa
konstruksi untuk menunjang kinerja dan keamanan saat proyek
berlangsung.
c) Setelah proyek selesai barang tersebut menjadi milik penyedia Jasa
konstruksi.
d) Alat – alat PPPK ( Helmet, safety shoes )

5. Pekerjaan Pembersihan Lokasi


a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pembersihan lokasi adalah pekerjaan pembersihan lokasi proyek
yang ditunjukkan pada gambar rencana hingga lokasi proyek siap untuk
pekerjaan selanjutnya.
b. Pelaksanaan pekerjaan
a) Lokasi proyek harus dibersihkan dari rumput, semak, akar-akar pohon.
b) Segala macam sampah-sampah dan barang-barang bekas bongkaran
harus dikeluarkan dari lokasi proyek, dan tidak dibenarkan untuk
ditimbun di luar pagar proyek meskipun untuk sementara.

6. Tinggi Lantai (Peil)


a. Sebagai ukuran tinggi lantai diambil dari badan jalan yang ada, yang
ditentukan oleh Konsultan Pengawas, atau sesuai dengan penjelasan
pekerjaan / aanwijzing maupun pada saat Uitzet.
b. Ukuran yang merupakan tanda tetap, tidak boleh berubah letak dan
ukurannya. Dengan ini tanda tersebut harus dibuat dengan beton atau
tembokan yang harus dijaga dan dipelihara selama pelaksanaan dan sampai
pekerjaan selesai.
c. Supaya dibuat beberapa patok duga juga untuk ordinat / koordinat dan
elevasi
d. yang dibuat dari patok beton yang kuat dan terpelihara sehingga bangunan
tidak kehilangan ukuran awal.

7. Pemasangan Rambu-Rambu
Selama pembangunan berlangsung penyedia Jasa Konstruksi wajib memasang
rambu-rambu petunjuk maupun peringatan, seperti rambu peringatan berhati-
hati karena lokasi akses keluar masuk kendaraan proyek dan lain-lain.

B. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)


1. Lingkup Kerja RK3
Penerapan prinsip K3 di proyek sangat perlu diperhatikan dalam pekerjaan
konstruksi. Pelaksana konstruksi harus mengetahui dan menerapkan prinsip-
prinsip kerja sesuai ketentuan K3 di lingkungan proyek. yang terdiri dari:
a. Kelengkapan administrasi k3
Setiap pelaksanaan pekerjaan konstruksi wajib memenuhi kelengkapan
administrasi K3, yang bisa dilihat di pedoman peraturan K3.
b. Penyusunan safety plan
Safety plan adalah rencana pelaksanaan K3 untuk proyek yang bertujuan agar
dalam pelaksanaan nantinya proyek akan aman dari kecelakaan dan bahaya
penyakit sehingga menghasilkan produktivitas kerja yang tinggi.

2. Pelaksanakan kegiatan k3
a. Penyiapan RK3K terdiri atas:
• Pembuatan Manual, Prosedur, Instruksi Kerja, Ijin Kerja Dan Formulir;
• Pembuatan Kartu Identitas Pekerja (KIP);
b. Sosialisasi dan Promosi K3 terdiri atas:
• Induksi K3 (Safety Induction);
• Pengarahan K3 (safety briefing) : Pertemuan Keselamatan (Safety Talk
dan/atau Tool Box Meeting);
• Pelatihan K3;
• Simulasi K3;
• Spanduk (banner);
• Papan Informasi K3.

3. Asuransi
a. Asuransi Terdiri Atas :
• BPJS Ketenagakerjaan Dan Kesehatan Kerja;

4. Personil
a. Personil K3 terdiri atas :
• Ahli K3 dan/atau Petugas K3;
• Petugas Tanggap Darurat;
• Petugas P3K;

5. Perlengkapan dan peralatan k3


a. Alat Pelindung Kerja Terdiri Atas:
• Tali Keselamatan (Life Line);
• Penahan Jatuh (Safety Deck);
b. Alat Pelindung Diri Terdiri Atas:
• Topi Pelindung (Safety Helmet);
• Pelindung Pernafasan Dan Mulut (Masker);
• Sarung Tangan (Safety Gloves);
• Sepatu Keselamatan (Safety Shoes);
• Rompi Keselamatan (Safety Vest);
c. Lain- Lain Terkait Pengendalian Risiko K3
• Pelaporan dan Penyelidikan Insiden.

C. Uraian Pekerjaan Yang Dilaksanakan


12.1. Pekerjaan Tanah dan Urugan.
12.1.1. Lingkup Kerja
a. Pekerjaan Tanah dan Urugan meliputi pekerjaan galian tanah, urug kembali
tanah bekas galian, urugan pasir bawah pondasi menerus, dasar lantai, serta
pemadatan tanah.
b. Semua penggalian tanah dan pengurugan tanah kembali harus dilaksanakan
sesuai dengan Gambar dan semua petunjuk yang disampaikan oleh
Konsultan Pengawas, selama berlangsungnya pekerjaan.

12.1.2. Pelaksanaan pekerjaan :


a. Pekerjaan galian tanah pondasi
 Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan galian tanah
pondasi meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal
pelaksanaan dan alur pekerjaan untuk mendapat persetujuan dari Direksi
Teknis dan Konsultan Pengawas, disertai gambar shop drawing.
 Kedalaman dan lokasi yang akan di gali harus sesuai dengan gambar
perencanaan.
 Penempatan tanah bekas galian penempatan nya tidak boleh mengganggu
pekerjaan lain.
 Untuk tanah bekas galian yang akan digunakan untuk pengurugan
kembali bekas galian harus ditempatkan pada tempat yang tidak
mengganggu pekerjaan.
 Untuk pekerjaan urug kembali bekas galian harus dipadatkan
mengunakan alat pemadat sehingga tanah bekas galian memenuhi tanah
padat yang sempurna.
b. Pekerjaan urugan pasir.
 Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja urugan pasir meliputi
volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan
alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai disertai hasil
pengujian material untuk mendapat persetujuan dari Direksi Teknis dan
Konsultan Pengawas, di sertai gambar shop drawing.
 Pasir yang digunakan harus memenuhi gradasi yang disyaratkan,
ketebalan
harus sesuai dengan yang direncanakan, atau pasir setempat yang telah
memenuhi hasil pengujian material. Pasir harus bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya, jumlah kandungan
bahan ini maksimal 5% dan tidak mengandung garam.
 Pasir yang digunakan menggunakan pasir (sirtu).
 Urug pasir harus dipadatkan menggunakan stamper secara bertahap
(setiap 10 cm).
c. Pekerjaan urugan tanah
 Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan urugan tanah dan
pemadatannya meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat,
jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan untuk mendapat persetujuan dari
Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas, disertai gambar shop drawing.
 Tanah urug untuk urugan tanah mendatangkan menggunakan tanah
padas tidak mengandung lumpur dan bahan organic, kadar lumpur tidak
boleh terlalu tinggi dan bahan urugan mudah untuk dipadatkan.
 Kedalaman dan lokasi yang akan ditimbun harus sesuai dengan gambar
perencanaan.
 Tanah yang didatangkan, penempatannya tidak boleh mengganggu
pekerjaan lain dan harus disetujui Konsultan Pengawas dan Direksi
Teknis terlebih dahulu.
 Pemadatan tanah menggunakan alat pemadat/stamper.Pemadatan
dilakukan setiap ketebalan urugan 10 cm.
 Untuk mencapai kepadatan yang optimal, bahan ditest dilaboratorium
untuk mendapatkan nilai standart proctor. Laboratorium yang
memeriksa harus laboratoriumnya resmi atau laboratorium yang
ditunjuk oleh konsultan pengawas. Dengan bahan yang sama, material
yang akan dipadatkan harus ditest juga dilapangan dengan system “Field
Density Test” dengan hasil kepadatannya sebagai berikut :
 Untuk lapisan yang dalamnya sampai 30 cm dari permukaan rencana
kepadatannya 95% dari sumber proctor.
 Untuk lapisan yang didalamnya lebih dari 30 cm dari permukaan
rencana kepadatannya 90% dari standart proctor. Hasil test dilapangan
harus tertulis dan diketahui oleh konsultan pengawas semua hasil-hasil
pekerjaan diperiksa kembali terhadap pokok-pokok referensi untuk
mengetahui sampai dimana kedudukan permukaan tanah tersebut.
Bagian permukaan tanah yang belahh dinyatakan padat, harus
dipertahankan dan dijaga jangan sampai rusak, akibat pengaruh luar dan
tetap menjadi tanggungjawab kontraktor s/d masa pemeliharaan.

12.2. Pekerjaan Pasangan (Pondasi Batu kali).


12.2.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pondasi batu merupakan pekerjaan pasangan batu belah, meliputi
pekerjaan pemasangan pondasi batu belah menerus sesuai dengan ukuran dan profil
pada gambar rencana hingga pekerjaan selanjutnya bisa dilaksanakan.

12.2.2. Pekerjaan pasangan batu belah


Pelaksanaan pekerjaan
a) Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan pondasi batu belah
meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal
pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai
disertai hasil pengujian material untuk mendapat persetujuan dari Direksi
Teknis dan Konsultan Pengawas, di sertai gambar shop drawing.
b) Pekerjaan pasangan harus dimulai dengan membuat profil-profil pondasi
dari kayu/bambu pada ujung galian dengan bentuk dan ukuran sesuai
dengan penampang pondasi.
c) Permukaan dasar pondasi harus ditimbun dengan pasir dengan ketebalan
sesuai gambar rencana dan dipadatkan.
d) Spesi pasangan batu belah menggunakan campuran dengan perbandingan 1
PC : 8 pasir.
e) Pasangan batu dipasang lurus mengikuti benang yang diikatkan pada profil
yang sudah dibuat, sehingga menghasilkan pasangan batu yang lurus dan
rapi.
f) Untuk pembesian sloof, dibuat stek-stek per jarak 1 m sedalam 30 cm ke
dalam pasangan pondasi batu kali untuk memberikan ikatan pada sloof dan
pasangan batu kali.
12.2.3. Material
a. Semen
 Semen yang dipakai adalah semen jenis Portland Cement (PC)
Dynamix/Gresik/Tigaroda.
 Harus dipakai 1 (satu) merk semen untuk seluruh pekerjaan.
 Semen harus didatangkan dalam zak yang utuh/tidak pecah, tidak
terdapat kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak.
 Semen masih harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras).
 Penyimpanan semen tidak akan segera digunakan harus menjamin
mutu semen, dengan menyediakan tempat penyimpanan yang kedap air dan
tetutup rapat.
 Semen yang sudah disimpan lebih dari 6 bulan sejak dibuat perlu
diuji sebelum digunakan, jika sudah rusak harus ditolak.
b. Batu belah
 Batu belah yang digunakan adalah batu hitam pecah, tidak retak,
warna hitam merata dengan permukaan mengkilap.
 Ukuran batu kali belah maksimal 20 cm.
c. Agregat halus
 Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam, kuat dan bersudut.
 Bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan
sebagainya, jumlah kandungan bahan ini maksimal 5% dan tidak
mengandung garam.
 Mempunyai variasi besar butir (gradasi) yang baik dengan
ditunjukan dengan nilai Modulus halus butir antara 1,50-3,80.
 Pasir harus dalam keadaan jenuh kering muka.

12.3. Pekerjaan Dinding Pasangan (Batu Bata).


12.3.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pasangan bata adalah pekerjaan pasangan bata seperti ditunjukkan
gambar rencana yang berfungsi sebagai dinding penutup ruangan hingga
terbentuk pasangan bata yang sempurna untuk difinishing lebih lanjut, juga
meliputi pekerjaan pasangan bata yang lain seperti yang ditunjukkan pada
gambar rencana.

12.3.2. Standar :
a. SK SNI S-03-1994-03 (Spesifikasi Peralatan Pemasangan Dinding Bata dan
Plasteran). Atau Produk lokal yang telah memenuhi standar uji material.
b. Pt T-03-2000-C (Tata Cara Pengerjaan Pasangan dan Plasteran Dinding).
c. SNI 03-6387-2000 (Spesifikasi Kapur Kembang untuk Bahan Bangunan).
d. SK SNI S-04-1989-F (Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Bahan
Bangunan Bukan Logam).
e. SK SNI S-02-1994-04 (Spesifikasi Agregat Halus Untuk Pekerjaan
Adukan dan Plesteran Dengan Bahan Dasar Semen).

12.3.3. Pelaksanaan Pekerjaan


a. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia
Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan pasangan bata
meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal
pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai
untuk mendapat persetujuan dari Direksi Teknis dan Konsultan
Pengawas, di sertai gambar shop drawing.
b. Penyedia Jasa konstruksi harus memeriksa detil-detil denah,
ketinggian dinding, dikoordinasikan dengan gambar pekerjaan-pekerjaan
ME.
c. Sebelum melaksanakan pekerjaan harus jelas terlebih dahulu
mengenai bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan:
d. Tinggi dan lebar bukaan untuk pintu dan jendela.
e. Perkuatan tambahan untuk opening yang lebar
f. Opening untuk access panel, ducting, dll.
g. Pasangan bata yang digunakan adalah pasangan ½ bata dan
pasangan 1 bata (ditunjukkan pada gambar kerja dan mengacu pada
volume item pekerjaan yang ada).
h. Campuran spesi yang 1 PC : 8 Ps untuk dinding rollag, dan
campuran spesi 1 PC : 8 Ps untuk pasangan bata, ketebalan adalah ½
bata, sesuai dengan gambar rencana.
i. Pengadukan spesi harus dilakukan dengan molen pengaduk spesi.
j. Bata harus di rendam agar jenuh air agar tidak menyerap air dari
campuran.
k. Penyedia Jasa konstruksi harus menjamin pasangan bata
horizontal dengan alat bantu profil kayu lot pengukur ketegakan
pasangan dan benang.
l. Ketebalan spesi diusahakan sama pada arah vertikal dan
horisontal.
m. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap
terdiri maksimum 24 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom
praktis.
n. Bidang dinding yang luasnya lebih besar dari 12 m2 ditambahkan
kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran 12 x 12 cm,
dengan tulangan pokok 4 diameter 10 mm, beugel diameter 6 mm jarak
150 cm. Kolom praktis dicor pada setiap ketinggian 1 m.
o. Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah/steiger sama
sekali tidak diperkenankan.
p. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua
melebihi dari 5 %. Bata yang patah lebih dari 2 tidak boleh digunakan.
q. Setelah bata terpasang, nad/siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm
dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.

12.3.4. Material
a. Semen
1). Semen yang dipakai adalah semen jenis Portland Cement (PC)
Dynamix/Gresik/Tigaroda.
2). 1 (satu) merk semen untuk seluruh pekerjaan.
3). Semen harus didatangkan dalam zak yang utuh/tidak pecah, tidak
terdapat kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak.
4). Semen masih harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras).
5). Penyimpanan semen tidak akan segera digunakan harus menjamin mutu
semen, dengan menyediakan tempat penyimpanan yang kedap air dan
tetutup rapat.
6). Semen yang sudah disimpan lebih dari 6 bulan sejak dibuat perlu diuji
sebelum digunakan, jika sudah rusak harus ditolak.
b. Batu bata
1). Batu bata merah yang digunakan batu bata yang mempunyai warna
merah menyala yang menunjukkan kesempurnaan pada waktu
pembakaran. Untuk bata berongga untuk dinding ekspose menggunakan
bata khusus untuk dinding ekspose.
2). Batu bata tidak boleh retak diuji dengan memukulkan dua buah batu
bata, suara yang nyaring menunjukkan batu bata tidak retak.
3). Batu bata harus keras, tidak mudah tergores, dan padat (tidak banyak
pori-pori).
4). Sisi-sisinya bersudut tajam dan kuat tidak dapat dikorek dengan tangan,
berpermukaan rata dan tidak menampakkan retak-retak merugikan.
5). Tidak boleh mengandung garam yang dapat larut sedemikian banyaknya
sehingga pengkristalannya dapat mengakibatkan lebih dari 40%
permukaan bata tebal oleh bercak-bercak putih.
6). Batu Bata yang Digunakan ukuran 5x11x23 cm.
c. Pasir
1). Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam, kuat dan bersudut.
Bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya,
jumlah kandungan bahan ini maksimal 5% dan tidak mengandung garam.

12.4. Pekerjaan Plesteran dan Acian.


12.4.1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan plesteran dan
acian adalah semua pekerjaan plesteran dan acian pada semua permukaan bata
dan beton atau yang ditunjukkan pada gambar, hingga terbentuk permukaan
yang siap difinishing lebih lanjut.

12.4.2. Standar :

a. SK SNI S-03-1994-03 (Spesifikasi


Peralatan Pemasangan Dinding Bata dan Plesteran).
b. Pt T-03-2000-C (Tata Cara Pengerjaan
Pasangan dan Plesteran Dinding).
c. SNI 03-6387-2000 (Spesifikasi Kapur
Kembang untuk Bahan Bangunan).
d. SK SNI S-04-1989-F (Spesifikasi Bahan
Bangunan Bagian A (Bahan Bangunan Bukan Logam)).
e. SK SNI S-02-1994-04 (Spesifikasi
Agregat Halus Untuk Pekerjaan Adukan dan Plesteran Dengan Bahan
Dasar Semen).

12.4.3. Material

a. Semen
1). Semen yang dipakai adalah semen jenis Portland Cement (PC)
Dynamix/Gresik/Tigaroda.
2).1 (satu) merk semen untuk seluruh pekerjaan.
3).Semen harus didatangkan dalam zak yang utuh/tidak pecah, tidak
terdapat kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak.
4).Semen masih harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras).
5).Penyimpanan semen tidak akan segera digunakan harus menjamin mutu
semen, dengan menyediakan tempat penyimpanan yang kedap air dan
tetutup rapat.
6).Semen yang sudah disimpan lebih dari 6 bulan sejak dibuat perlu diuji
sebelum digunakan, jika sudah rusak harus ditolak.

b. Pasir
1).Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam, kuat dan bersudut.
2).Bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya,
jumlah kandungan bahan ini maksimal 5% dan tidak mengandung garam.

12.4.4. Pelaksanaan

1).Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa


konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan plesteran dan acian
meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal
pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai
untuk mendapat persetujuan dari Direksi Teknis dan Konsultan
Pengawas, di sertai gambar shop drawing.

2).Sebelum memulai pekerjaan, pekerjaan pipa-pipa dan conduit mekanikal


dan elektrikal harus sudah selesai.

3).Pemasangan pipa-pipa dan conduit harus cukup dalam dan kuat tertanam
sehingga tidak menimbulkan retak pada plesteran yg sudah jadi.

4).Campuran/bahan dibuat menggunakan mixer selama 3 menit dan


memenuhi persyaratan sebagai berikut :
 Untuk bidang pasangan dinding batu bata dipakai adukan plesteran 1
Pc : 8 Ps.
 Plesteran halus (acian) dipakai campuran PC dan air sampai
mendapatkan campuran yang homogen, acian dapat dikerjakan
sesudah plesteran berumur 8 hari (kering benar)..
 Semua jenis adukan perekat tersebut di atas harus disiapkan
sedemikian rupa sehingga selalu dalam keadaan baik dan belum
mengering, diusahakan agar jarak waktu pencampuran aduk perekat
tersebut dengan pemasangannya tidak melebihi 30 menit terutama
untuk adukan kedap air.
 Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 m, dipasang tegak dan
menggunakan keping-keping plywood setebal 9 mm untuk patokan
kerataan bidang, pelaksanaan plesteran tidak boleh melebihi 2 hari
setelah dibuat kepalaan.
 Untuk beton sebelum diplaster permukannya harus dibersihkan dari
sisa-sisa bekisting dan kemudian dikretek (scrath) terlebih dahulu dan
semua lubang-lubang bekas pengikat bekisting atau form tie harus
tertutup aduk plester.
 Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/
kolom yang dinyatakan dalam gambar, atau sesuai peil-peil yang
diminta gambar. Tebal plasteran minimum 1.5 cm, jika ketebalan
melebihi 2,5 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu dan
memperkuat daya lekat dari plesterannya pada bagian pekerjaan yang
diizinkan .
 Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung
atau cembung bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m.
Jika melebihi, Penyedia Jasa konstruksi berkewajiban
memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan Penyedia Jasa
konstruksi.
 Tidak diperbolehkan adanya pertemuan antar dinding atau dengan
lantai yang membentuk sudut.
 Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada
permukaannya diberi alur-alur garis horizontal atau dikretek (scrath)
untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan finishingnya,
kecuali untuk menerima cat.
 Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bertemu
dalam satu bidang datar, harus diberi naat (tali air) dengan ukuran
lebar 0,7 cm dalamnya 05 cm, kecuali bila ada petunjuk lain di dalam
gambar.
 Kelembaban plasteran harus dijaga sehingga pengeringan
berlangsung wajar/tidak terlalu tiba-tiba dengan membasahi
permukaan plasteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari
terik panas matahari langsung dengan bahan-bahan penutup yang bisa
mencegah penguapan air secara cepat.
 Plasteran harus mendapatkan curing minimal 1x sehari selama 3 hari.
 Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang
akan difinish dengan cat dipakai plesteran halus (acian di atas
permukaan plasterannya).
 Plesteran harus sudah berumur 3 hari sebelum di-aci.
 Acian harus rata/tdk bergelombang dengan ketebalan acian 2 mm
atau maksimal 3 mm.
 Bahan acian menggunakan bahan PC.
 Acian harus di curring minimal 1x sehari selama 7 hari.
 Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik,
plasteran harus dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan
dapat diterima oleh Konsultan Pengawas dengan biaya atas
tanggungan penyedia Jasa konstruksi. Selama 7 (tujuh) hari setelah
pengacian selesai penyedia Jasa konstruksi harus selalu menyiram
dengan air, sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari

12.5. Pekerjaan Beton.


12.5.1. Lingkup kerja
Pekerjaan beton kolom adalah pekerjan pembuatan beton kolom beton bertulang
sehingga menghasilkan beton kolom sesuai gambar rencana.

12.5.2. Standar :
a. SNI M-26-1990-F (Metode Pengujian dan Pengambilan Contoh
untuk Campuran Beton Segar).
b. SK SNI M-62-1990-03 (Metode Pembuatan dan Perawatan
Benda Uji Beton di Laboratorium).
c. SK SNI-T-15-1990-03 (Tata Cara Pembuatan Rencana
Campuran Beton Normal).
d. SK SNI T-28-1991-03 (Tata Cara Pengadukan Pengecoran
Beton)
e. SK SNI S-18-1990-03 (Spesifikasi Bahan Tambahan Untuk
Beton).
f. SNI 03-4146-1996 (Metode Pengujian Slump Beton).
g. SNI 03 – 1974-1990 (Metode Pengujian Kuat Tekan Beton).
h. Pd- T- 27-1999-03 (Tata Cara Pendetailan Penulangan Beton).
i. Pd-M-33-2000-03 (Metode Pengujian Mutu Air Untuk
Digunakan dalam Beton).
j. SNI 07- 2529-1991 (Metode Pengujian Kuat Tarik Baja Beton)
k. SK SNI S-04-1989-F (Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A
(Bahan Bangunan Bukan Logam)).
l. SK SNI S-05-1989-F (Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian B
(Bahan Bangunan dari Besi/Baja)).

12.5.3. Pelaksanaan pekerjaan


a. Pekerjaan Pembesian.
1). Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari,
penyedia Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan
pembesian, volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal
pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai
untuk mendapat persetujuan dari Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas,
yang disertai gambar shop drawing.
1). Beton kolom menggunakan beton dengan kuat desak K 175 dengan site
mix
2). Penyedia Jasa wajib melakukan Uji Tes Besi dan Job Mix dari
laboratorium yang disetujui Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas
sebelum melakukan pengecoran.
3). Penyedia Jasa konstruksi harus membuat gambar pelaksanaan yang
memuat diameter besi, jumlah besi, dan jarak pembesian pada area yang
akan dicor.
4). Panjang sambungan besi tulangan minimum 40 x Diameter Besi.
5). Jarak bersih antara besi terluar dan Begisting 2,5 cm
6). Ikatan bendrat harus kuat, tidak bergeser bila diketok.
7). Besi harus bersih dari karat, beton kering, oli dan material lain yang
mengurangi lekatan (bonding) antara besi dan beton.
8). Pembengkokan besi (bending slope) dengan kemiringan 1:6
9). Posisi sleeve/konduit harus terletak pada daerah lapangan dengan tinggi
maksimum 1/5 h balok.
b. Pekerjaan Begisting
1). Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan Begisting meliputi
volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan
alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai untuk mendapat
persetujuan dari Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas.
2). Bahan begisiting menggunakan papan bekisting, dengan penggunaan
mengunakan sistem dua kali pakai, sisi-sisinya siku .
3). Pelaksanaan pekerjaan
 Panel Begisting, jarak scaffolding, jarak sekur-sekur penguat
diperiksa sesuai dengan shop drawing.
 Sambungan panel begisting harus rapat dengan ditutup sealtape atau
sejenisnya.
 Begisting harus di periksa kevertikalan dan kelurusannya dengan lot
dan tarikan benang.
 Level Begisting harus diperiksa dengan alat ukur terhadap level
finish.
 Untuk kebutuhan instalasi M&E luas total sleeve/pipa maksimum 4%
dari luas penampang kolom.
c. Pelaksanaan Cor Beton
1) Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan cor beton Beton
Kolom meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal
pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai,
untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
2) Sebelum pengecoran, Begisting harus bersih dari sisa-sisa pekerjaan
sebelumnya atau kotoran-kotoran.
3) Material Begisting sudah dilapisi dengan oli bekas (non ekspose) dan
mold oil/sika form oil (expose) agar beton tidak melekat pada cetakan
dan mudah dibuka, untuk Begisting bekas yang akan dipakai ulang harus
dirawat sehingga layak digunakan.
4) Pengatur jarak selimut beton harus terpasang pada tempatnya. dan batas
ketinggian cor harus ditandai dengan jelas.
5) Pipa untuk instalasi mekanikal elektrikal dan angkur-angkur harus
terpasang sebelum pengecoran dan diperkuat agar tidak berubah posisi
selama pengecoran.
6) Alat kerja berupa mesin pengaduk, sekop, takaran material, dan alat
pengangkutan adukan beton harus dalam kondisi siap pakai dan telah
disiapkan cadangannya.
7) Bila dilakukan pengecoran beton pada malam hari harus disediakan
penerangan yang cukup dan dipersiapkan pelindung hujan.
8) Pengadukan dilakukan dengan mesin pengaduk, untuk mendapatkan
beton yang homogen. Adukan diangkut ke tempat penuangan sebelum
semen mulai berhidrasi dan selalu dijaga agar tidak ada bahan-bahan
yang tumpah atau memisah dari campuran.
9) Penuangan adukan beton harus terus menerus agar didapatkan beton
yang monolit. Selama penuangan beton, cetakan maupun tulangan
dijaga agar tidak berubah posisi, kevertikalan begisting harus selalu
periksa selama pengecoran.
10) Adukan beton tidak boleh dijatuhkan terlalu tinggi agar tidak terjadi
segregasi, jarak jatuh maximal 1.5m.
11) Pemadatan beton manual dengan ditusuk tidak boleh mencapai
ketebalan 15 cm. Pemadatan dengan alat getar tidak boleh menyentuh
begisting dan atau tulangan. Penggetaran yang terlalu lama tidak
diperbolehkan karena akan mengakibatkan segregasi.
12) Selama pengecoran harus dilakukan percobaan slump untuk mengukur
kepekatan atau kekentalan campuran beton. Nilai slump ditetapkan 10±2
cm.
13) Untuk keperluan test kuat desak beton, diadakan pengambilan contoh
beton segar per mixer. Pengambilan contoh beton segar dilakukan
langsung dari mesin aduk setelah pengadukan selesai. Pengambilan
dilakukan di beberapa titik dan dicampurkan. Bila pengambilan
dilakukan dari mesin aduk, dilakukan sebanyak 3 kali atau lebih dalam
selang waktu ketika penuangan beton dari dalam pengaduk. Pengetesan
dilakukan dengan usia uji beton meliputi 7, 14, dan 28 hari.
14) Beton yang baru di cor harus dilindungi dari lalu lintas orang dan
meterial.
d. Pembongkaran Begisting dan perawatan beton.
1) Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pembongkaran Begisting
dan perawatan meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat,
jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan untuk mendapat persetujuan dari
Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas.
2) Pembongkaran Begisting harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
3) Pembongkaran harus bertahap, sehingga tidak menimbulkan beban kejut
pada struktur, alat yang digunakan untuk membongkar Begisting tidak
boleh merusak permukaan beton.
4) Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi
penguapan cepat.
5) Beton harus dibasahi paling sedikit selama 14 hari setelah pengecoran.

12.5.4. Material
a. Semen
1).Semen yang dipakai adalah semen jenis Portland Cement (PC) Dynamix/
Gresik/Tigaroda.
2).1 (satu) merk semen untuk seluruh pekerjaan.
3).Semen harus didatangkan dalam zak yang utuh/tidak pecah, tidak
terdapat kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak.
4).Semen masih harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras).
5).Semen yang sudah disimpan lebih dari 6 bulan sejak dibuat perlu diuji
sebelum digunakan, jika sudah rusak harus ditolak.
b. Agregat kasar
1).Berupa batu pecah (split) yang mempunyai susunan gradasi yang baik,
cukup syarat kekerasannya dan padat (tidak porous), dengan tekstur
permukaan kasar, butir-butirnya tajam, kuat dan bersudut.
2).Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak lebih dari dan tidak lebih
besar dari ¾ jarak bersih antar baja tulangan atau jarak baja tulangan
dengan cetakan.
3).Kadar lumpur tidak boleh melebihi dari 1 % berat kering dan tidak boleh
mengandung garam.
c. Agregat halus
1).Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam, kuat dan bersudut.
2).Bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya,
jumlah kandungan bahan ini maksimal 5% dan tidak mengandung garam.
3).Mempunyai variasi besar butir (gradasi ) yang baik dengan ditunjukan
dengan nilai Modulus halus butir antara 1,50-3,80.
4).Pasir harus dalam keadaan jenuh kering muka.
d. Air.
1).Tidak mengandung lumpur atau benda melayang lainnya lebih dari 2
gram/liter.
2).Tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak beton (asam, zat
organik lainnya) lebih dari 15 gram/liter.
3).Tidak mengandung khlorida (Cl) lebih dari 0,5 gram/liter.
4).Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gram/liter.
5).Apabila dipandang perlu, Konsultan Pengawas dapat minta kepada
penyedia Jasa konstruksi supaya air yang dipakai diperiksa di
laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya penyedia
Jasa konstruksi.
e. Besi beton
1).Pekerjaan beton bertulang
 Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak
disepuh seng, diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40
mm.
 Tulangan ulir menggunakan BJTS/BJTD minimal 35 dan tulangan
polos menggunakan BJTP 24.
Toleransi berat batang contoh yang diujikan di dalam pasal ini sebagai berikut:

DIAMETER TULANGAN BAJA TOLERANSI BERAT


TULANGAN YANG DIUJIKAN
 < 10 mm + 7%
10 mm <  < 19 mm + 6%

Toleransi Ukuran Diameter adalah sebagai berikut Sumber : Gideon Perencanaan


Beton Bertulang

TOLERANSI
DIAMETER TULANGAN
DIAMETER YANG
BAJA TULANGAN
DIUJIKAN
<  8 mm + 0.4 mm
> 12 mm + 0.4 mm
Sumber: Gideon Perencanaan Beton Bertulang
Sebelum pengiriman baja tulangan dilakukan, Penyedia Jasa/ Penyedia Barang / Jasa
Pemborongan harus menunjukan sample, hasil uji Tarik, berat dan Diameter yang
akan digunakan. Hal ini akan mempermudah dan dapat menjaga kualitas. Di lokasi
proyek Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus menyediakan alat scalemate
untuk mengukur diameter tulangan polos dan dimasukkan dalam dokumen
penawaran data teknis.
Benda uji. harus adalah silinder beton dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm,
yang untuk setiap 5 m3 produksi adukan beton harus diwakili minimal dua buah
benda uji. Tata cara pembuatan benda uji tersebut harus mengikuti ketentuan yang
terdapat di dalam standar Metoda Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di
Laboratorium (SK SN1 M-62-1990-03). Benda Uji Beton harus teridentifikasi, dan
dikelompokan berdasar waktu pemakaian saat penuangan mortal pada
Formwork/Bekesting.
Untuk kekentalan adukan, setiap 5 m3 adukan beton harus dibuat pengujian slump,
dengan ketentuan sebagai berikut:
pengujian slump, dengan ketentuan sebagai berikut:

BagianKonstruksi Nilai Slump (mm)


Sloof, Kolom, Balok 100 s/d 120

Untuk pekerjaan ini dilokasi proyek Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus
menyediakan alat slump test minimal 1 unit untuk uji workability dan cetakan silinder
beton/kubus beton sebanyak 10 unit Untuk pembuatan benda uji beton. Alat ini juga
dimasukkan dalam dokumen teknis usulan penawaran.
Apabila ada hal-hal yang belum tercakup di dalam persyaratan teknis ini, Pelaksana
harus mengacu pada seluruh ketentuan yang tercakup di dalam Bab 5, Tata Cara
Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal (SK SNI T-15-1990-03).
Mutu beton yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut:

BagianKonstruksi Mutu beton (f’c)


Sloof, Kolom, Balok 14,53 MPa (K-175)

12.6. Pekerjaan Rangka Atap (Baja Ringan)


12.6.1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan
struktur atap berupa rangka batang yang telah dilapisi lapisan anti karat. Rangka
batang terdiri dari rangka pengisi (web),rangka utama bawah (bottom chord)
dan rangka utama atas (top chord) membentuk bidang segitiga.Rangka reng
(batten) dipasang diatas struktur rangka atap utama dengan jarak sesuai dengan
ukuran jarak genteng.Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan baut
menakik sendiri (self drilling screw) dengan jumlah yang cukup.
Pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi:
a. Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi
b. Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan
c. Pekerjaan pemasangan rangka atap meliputi struktur rangka usuk, reng,
sekur tritisan, ikatan angin dan bracing (ikatan pengaku)
d. Pemasangan jurai dalam (valley gutter)

12.6.2. Persyaratan Material Rangka Atap


Material struktur rangka atap
a. Lapisan anti karat:
Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap serangan korosi sesuai
dengan Australian Standart AS 1397-2001 for General Purpose Coating.
Galvanised ( Z220 )

Jenis : Hot-dip zinc

Pelapisan : Galvanised

Kelas : Z220

katebalan pelapisan : 220 gr/m2

komposisi : 95% zinc, 5% bahan campuran
b. Properti makanikal baja (Steel mechanical properties)

Baja Mutu Tinggi G 550

Kekuatan Leleh Minimum : 550 Mpa

Tegangan Maksimum : 550 Mpa

Modulus Elastisitas : 200.000 Mpa

Modulus geser : 80.000 Mpa
c. Geometri profil rangka atap
 Rangka Atap

rangka utama bawah (bottom chord) :
75Z10, Z75.08/75Z08, 95Z10, Z95.08/95Z08

rangka utama atas (top chord) :
75Z10, Z75.08/75Z08, 95Z10, Z95.08/95Z08

rangka pengisi (web) :
75W10, 75W08/CN75.08/CN65.08/65C08

Rangka reng (batten) :
35B45/B35.45
i. BOTTOM CHORD BRACING
Pengaku/ikatan pada batang tarik bawah (bottom chord) pada kuda-kuda baja
ringan.

ii. LATERAL TIE BRACING


Pengaku/bracing antara web pada kuda-kuda baja ringan,sekaligus berfungsi
untuk mengurangi tekuk lokal (buckling) pada batang tekan (web),standar
teknis mengacu pada desain struktur kuda-kuda tersebut.

iii.DIAGONAL WEB BRACING (IKATAN ANGIN)


Pengaku/bracing diagonal antara web pada kuda-kuda baja ringan dengan
bentuk yang sama dan letak berdampingan.

12.6.3. Persyaratan pelaksanaan


a. Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum pelaksanaan
pemasangan rangka atap baja ringan, sesuai dengan RKS (Rencana Kerja
dan Syarat) . Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan
dan brosur yang dilampirkan pada dokumen tender.
b. Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap berserta detail
dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum
dalam gambar kerja. Dalam hal ini meliputi dimensi profil, panjang profil
dan jumlah alat sambung pada setiap titik buhul.
c. Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke Konsultan
Pengawas, Konsultan Perencana dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
(PPK) untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis.
d. Eleman utama rangka kuda-kuda (truss) dilakukan fabrikasi diworkshop
permanen dengan menggunakan alat bantu mesin JIG yang menjamin
keakurasian hasil perakitan (prefabrikasi)
e. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus
dilaksanakan sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan aplikasi
khusus perhitungan baja ringan sesuai dengan standar perhitungan mengacu
pada standar peraturan yang berkompeten.
f. Memiliki prosedur khusus dalam pemasangannya, yang meliputi aturan
pemasangan, overhang, dan lain-lain. Penyedia jasa bertanggung jawab dan
harus memperbaiki atas segala kerusakan, kegagalan, maupun kesalahan
yang terjadi akibat ketidaksesuaian dalam pemasangan di lokasi proyek
dengan gambar kerja dan metode dari pabrikasinya.
g. Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
h. Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen dengan
menggunakan mesin rakit (Jig) dan pemasangan sekrup dilakukan dengan
mesin screw driver yang dilengkapi dengan kontrol torsi.
i. Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang dengan
kondisi rata air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan
desain sistem rangka atap.
j. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur
yang dipakai untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu, pihak
konsultan ataupun tenaga ahli berhak meminta informasi mengenai
reaksi-reaksi perletakan kuda-kuda.
k. Penyedia Jasa konstruksi harus menyerahkan contoh penutup atap yang akan
digunakan untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas dan
Pelaksana Teknis.
l. Pihak kontraktor bersedia menyediakan minimal 8 (delapan) buah genteng
yang akan dipakai sebagai penutup atap, agar pihak penyedia konstruksi
baja ringan dapat memasang reng dengan jarak yang setepat mungkin, dan
penyediaan genteng tersebut sudah harus ada pada saat kuda-kuda tiba
dilokasi proyek.

12.6.4.Jaminan Struktural
a. Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang melebihi
ketentuan maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap Baja
Ringan, meliputi kuda-kuda, pengaku-pengaku dan reng. Bentuk jaminan
struktur harus diwujudkan dalam bentuk Surat Garansi dari Fabrikator dan
berlaku paling tidak 10 (sepuluh) tahun dari masa serah terima bangunan.
b. Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai dengan
Peraturan Pembebanan Indonesia dan mengacu pada persyaratan-
persyaratan seperti yang tercantum pada “Cold formed code for structural
steel”(Australian Standard/New Zealand Standard 4600:2005) dengan
desain kekuatan strukural berdasarkan ”Dead and live loads Combination
(Australian Standard 1170.1-2002) & “Wind load”(Australian Standard
1170.2-2002) dan menggunakan sekrup berdasarkan ketentuan “Screws-self
drilling-for the building and construction industries”(Australian Standard
3566.1-2002 dan Australian Standard 3566.2-2002 ).

12.6.5.Persyaratan Tenaga Pemasang


Komponen struktur konstruksi baja ringan harus dikerjakan oleh tenaga
pemasang yang terlatih dan bersertifikat serta mampu memahami gambar
kerja dan dibuktikan surat ijin memasang dari lembaga yang
berwenang.Pekerjaan meliputi penyediaan semua tenaga-tenaga kerja, bahan
instalasi konstruksi dan perelengkapan untuk pembuatan (dengan Mesin)
pembangunan dan pengecatan semua pekerjaan baja strukturil, termasuk
pemasangan alat-alat (fixing) dari benda-benda yang terlekat.

12.6.6. Gambar Pabrik (Shop Drawing)


Apa yang diberikan adalah gambar kerja (working drawing). Gambar Pabrik
(shop drawing) yang terperinci harus dibuat oleh Kontraktor secara teliti
dengan memperhatikan working drawing yang diberikan dan harus
mendapat persetujuan Direksi Teknis / Konsultan Pengawas dan konsultan
perencana lebih dahulu sebelum dilaksanakan.

12.7. Pekerjaan Penutup Atap


12.7.1. Lingkup pekerjaan :
Pekerjaan atap meliputi penutup atap, bubungan, lisplank dan pekerjaan atap
lainnya seperti yang ditunjukkan pada gambar kerja.

12.7.2. Standar :
a. PKKI ( Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia ).
b. SKBI 4362-1986 ( Spesifikasi Kayu Awet Untuk Perumahan dan
Gedung )
c. SNI 03-1729-1989 (Tata Cara Perencanaan Bangunan Baja Untuk
Gedung)

12.7.3. Material :
a. Penutup atap menggunakan genteng pres kebumen
b. Bubungan Atap bubungan genteng kebumen
c. Lisplank menggunakan Kalsiplank 1 x 30 Cm.

12.7.4. Pelaksanaan pekerjaan :


a. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan penutup atap meliputi
volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur
pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai ntuk mendapat
persetujuan dari Pelaksana Teknis dan Konsultan Pengawas, disertai gambar
shop drawing. Detail pemasangan penutup atap menyesuaikan dengan
gambar kerja, dengan spesifikasi material sesuai dengan yang telah
ditentukan. memiliki prosedur khusus dalam pemasangannya, yang meliputi
aturan pemasangan, overhang, dan lain-lain. Penyedia jasa bertanggung
jawab dan harus memperbaiki atas segala kerusakan, kegagalan, maupun
kesalahan yang terjadi akibat ketidaksesuaian dalam pemasangan di lokasi
proyek dengan gambar kerja dan metode.
b. Penyedia Jasa konstruksi harus menyerahkan contoh penutup atap yang
akan digunakan untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas dan
Pelaksana Teknis.
c. Apabila pekerjaan ini di sub kontrakkan maka penyedia jasa konstruksi
harus memberitahukan pada Konsultan Pengawas dan PPK serta harus
mendapat persetujuan terlebih dahulu
d. Pemasangan Atap genteng kebumen., harus dilaksanakan dengan baik dan
benar dengan menggunakan peralatan yang sesuai penggunaannya, sehingga
teknik dan hasil pemasangan akan dapat menghasilkan hasil yang baik dan
harus mendapat persetujuan dari PPK dan Konsultan Pengawas.
e. Seluruh pekerjaan atap harus terkerjakan rapi, kokoh, rapat, dan tidak bocor.

12.8. Pekerjaan Langit-Langit (Plafond.)


12.8.1. Lingkup pekerjaan
Meliputi penyediaan bahan langit-langit Saplek dan konstruksi penggantungnya,
penyiapan tempat serta pemasangan pada tempat-tempat yang tercantum pada
gambar untuk itu.

12.8.2. Material
a. Rangka Kayu Tahun (Kayu Sengon).
b. Saplek 100 x 100 x 0.4 cm “ Indoplek/GRC “.
c. Paku skrup.
d. Kawat penggantung.

12.8.3. Pelaksanaan pekerjaan


a. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan plafond meliputi
volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur
pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai untuk mendapat
persetujuan dari Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas, di sertai gambar
shop drawing.
b. Rangka plafond dipakai dari bongkaran rangka atap lama dengan kondisi
kayu masih baik/layak, ukuran dengan jarak dan struktur disesuaikan dengan
gambar.
c. Dilaksanakan pada seluruh konstruksi penggantung plafond dalam dan
luar ruangan, pemasangan dan perletakan sesuai gambar
d. Pelaksanaan sesuai prosedur yang baik dan benar, sambungan rapat, kuat.
e. Penutup plafond dipakai saplek dengan ukuran 100 x 100 tebal 4mm,
dilaksanakan pada seluruh rangka langit-langit baru dengan teknis
pemasangan dan perletakan sesuai gambar.
f. Penutup plafond dipasang rapat rangka plafond, rata air (levels), lurus
dan siku, digunakan paku yang sesuai dengan jarak 15 cm.

12.9. Pekerjaan Pintu, Jendela, Boven, Kunci dan Kaca


12.9.1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan pintu meliputi seluruh pekerjaan pembuatan dan pemasangan pintu
sesuai gambar perencanaan.

12.9.2. Material
a. Kayu Bangkirai untuk kusen dan Kayu Kamper untuk Daun pintu dan
jendela.
b. Engsel, grendel, kait angin,hak tarik “Solid/deckson/Muller”.
c. Handle stainlees, “Solid/deckson/Muller”.
d. Ukuran, ketebalan, dan dimensi menyesuaikan dengan gambar sesuai
dengan jenis pekerjaannya.
12.9.3. Pelaksanaan pekerjaan
a. Penyedia Jasa konstruksi harus menyediakan sempel material yang harus
disetujui oleh Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas, sekurang-kurang
nya 2 hari sebelum pekerjaan dilaksanakan.
b. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pelaksana diwajibkan meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang),
termasuk mempelajari bentuk pola layout/penempatan, cara pemasangan,
mekanisme, dan detail-detail sesuai gambar.
c. Instalasi daun pintu harus sempurna sehingga daun pintu bisa dibuka
dengan lancar dan ditutup dengan rapat, tanpa menggesek bagian lain dari
kusen atau lantai.
d. Rangka daun pintu dibuat dengan ukuran jadi tebal 3 cm dan lebar 12 cm,
sedangkan untuk daun pintu terbuat dari papan ukuran 3 cm, sedangkan
untuk daun jendela dibuat dengan ukuran tebal 3 cm dan lebar 8 cm.
Pasangan kaca pada daun jendela digunakan kaca polos tebal 5 mm.
e. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka kayu dan penguat
lain agar tetap terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga
kerapihan, tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
f. Penyambungan rangka daun pintu harus digunakan sistem lubang dengan
pasak kayu.
g. Daun pintu dan jendela setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang,
tidak melintir, dan semua peralatan dapat berfungsi dengan baik dan
sempurna.
h. Apabila pekerjaan ini di sub kontrakkan maka penyedia Jasa konstruksi
harus memberitahukan pada Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis serta
harus mendapat persetujuan terlebih dahulu, dan harus memberikan garansi
tertulis yang meliputi kesempurnaan, pemasangan, pengoperasian, dan
kondisi semua pintu untuk periode sampai dengan masa pemeliharaan
berakhir.

12.10. Pekerjaan Sistem Pencahayaan.


12.10.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Listrik meliputi pekerjaan Elektrikal yang ditunjukan oleh gambar
rencana.
12.10.2. Material dan item pekerjaan
a. Kabel NYM, 2,5 mm “ Supreme/Eterna/Kabelindo “.
b. Stop kontak “ Brocco/Philips/Panasonic “.
c. Saklar tunggal dan ganda “Brocco/Philips/Panasonic “.
d. Lampu LED 10 watt “ Philips “.

12.10.3. Pelaksanaan Pekerjaan


Instalasi lampu
a. Sebelum mulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan elektrikal meliputi
volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan
alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai untuk mendapat
persetujuan dari Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas yang harus
dilampiri dengan shop drawing.
b. Untuk penyambungan kabel-kabel harus menggunakan terminal box (dura
doos, tee doos) dari PVC, Terminal box tersebut tutup nya harus dapat
dilepas dan dipasang kembali dengan mudah, dengan memakai sekrup,
sedang untuk penyambungan di dalam beton harus menggunakan terminal
box metal.
c. Pemasangan kabel di atas plafond harus disusun rapi dan di klem/ diikat
dengan kawat pada rak-rak kabel (trunking dan kabel-kabel tidak
diperkenankan diklem langsung pada konstruksi bangunan.
d. Apabila pada spesifikasi teknis atau pada gambar rencana disebutkan merk
tertentu atau kelas mutu dari material/ komponen tertentu, maka penyedia
Jasa konstruksi diwajibkan melaksanakan / menawar material yang dalam
mutu yang di sebutkan. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan terjadi tidak
dapat diadakan material yang disebutkan dalam tabel material, karena
alasan kuat dan dapat diterima pemilik, Konsultan Pengawas dan Direksi
Teknis, maka dapat carikan penggantinya merk / tipe dengan suatu sanksi
tertentu kepada penyedia Jasa konstruksi.
e. Dalam ruang kerja, selasar dan emperan lampu yang dipergunakan adalah
lampu Led 10 watt merek philips , sedangkan stop kontak dan sakelar
menggunakan merek Brocco/Philips.
Stop Kontak
a. Digunakan stop kontak inbouw 250 volt 15 ampere, dilengkapi tutup putar
dan kawat pentangan warna putih, dipasang dalam doos dengan syarat
seperti doos schaklar di atas.
b. Kabel stop kontak menurun dari atas plafond kebawah melalui pipa PVC
diameter 5/8” dalam kolom, kemudian baru dimasuki dinding partisi. Sistem
pentangan dihubungkan sampai ke pentangan panel yang bersangkutan
dimana selanjutnya akan dihubungkan dengan pentangan dipanel utama.
Saklar
a. Saklar dipasang inbouw pada dindidng dengan menggunakan doos PVC
pada kolom beton atau dinding tembok, dan pada dinding partisi
menggunakan logam.
b. Saklar rata-rata dipasang pada dinding dekat pintu dibawah kaca atau sesuai
petunjuk gambar.

12.11. Pekerjaan Penutup Lantai (Keramik.)


12.11.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Keramik meliputi pekerjaan pemasangan keramik pada lantai sesuai
dengan gambar rencana.

12.11.2. Material
Keramik lantai ruanng dan selasar menggunakan Keramik tanah liat Ukuran 30
x 30 cm ( POLISH ) “ Asia/Platinnum/Roman “

12.11.3. Pelaksanaan
a. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan keramik meliputi
volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur
pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai untuk mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas disertai gambar shop drawing.
b. Keramik yang masuk ke tapak harus diseleksi, agar sesuai dengan ukuran,
bentuk dan warna yang telah ditentukan. Dus keramik harus dalam keadaan
tersegel dengan spesifikasi yang ditentukan. Warna, ukuran, tekstur, dan
bentuk harus seragam. Keramik yang tidak sesuai dengan spesifikasi tidak
boleh dipasang.
c. Pemasangan keramik boleh dilakukan bila Instalasi M&E pada lantai sudah
selesai.
d. Untuk keramik jenis acian semen, keramik harus direndam air hingga jenuh
air terlebih dahulu sebelum dipasang, untuk keramik jenis addesive
keramik , keramik tidak boleh direndam air.
e. Kecuali ditentukan lain pada spesifikasi ini atau pada gambar, level yang
tercantum pada gambar adalah level finish lantai, karenanya screeding dasar
harus diatur hingga memungkinkan pada keramik dengan ketebalan yang
berbeda permukaan finishnya terpasang rata.
f. Header/kepalaan keramik harus dibuat pada dua arah dengan bantuan
teodolit
g. Adukan semen untuk screeding dibuat dengan pebandingan 1 pc : 3 pasir.
Adukan perekat dengan perbandingan 4,5 kg adesive dengan 1 liter air.
h. Lantai harus benar-benar terpasang rata, baik yang ditentukan datar maupun
yang ditentukan mempunyai kemiringan.
i. Kemiringan tidak boleh kurang dari 25 mm pada jarak 10 m untuk area
toilet. Sedangkan untuk area lain, tidak boleh kurang dari 12 mm pada jarak
10 m. Kemiringan harus lurus hingga air bisa mengalir semua tanpa
meninggalkan genangan.
j. Pemotongan keramik harus menggunakan alat yang sesuai agar
menghasilkan hasil potongan yang rata, tidak bergerigi.
k. Keramik harus dilindungi dari pergerakan selama 48 jam setelah
pemasangan dengan menempatkan rambu atau tanda.
l. Pasangan keramik harus diperiksa jarak dan kelurusan nat-nya, tidak kosong
aciannya, tidak retak dan gores, beda tinggi keramik (plint) maksimal 1
mm.

12.12. Pekerjaan cat.


12.12.1. Lingkup kerja :
Pekerjaan cat meliputi pekerjaan cat Tembok, cat plafond dan cat besi.
Sebelum pengecatan dimulai, penyedia Jasa konstruksi harus melakukan
pengecatan pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan.
Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, texture, material
dan cara pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mock up ini
akan ditentukan oleh Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas. Jika
masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Direksi Teknis dan
Konsultan Pengawas, bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standard
minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.

12.12.2. Cat dinding dan beton


a. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan cat dinding dan beton adalah pengecatan seluruh
plesteran bangunan dan/atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.

b. Material
Semua cat yang akan di pakai harus mendapat persetujuan dari PPK,
pengelola Teknis Dan Konsultan Perencana,setelah mengadakan
percobaan pengecatan (mock up).

c. Cat yang di gunakan


1) Tembok Luar Type " Weathershield ": “ Dulux/Mowilex/Jotun “.
2) Tembok Dalam : “ Dulux/Mowilex/Jotun “.
3) Tembok Plafon : “ Dulux/Jotun/Mowilex “.
4) Tembok GRC Cetak : “ Nippon Paint/Jotun “.
5) Kayu : Meni Kayu/Kansai Paint/Nippon Paint“,
6) Cat Kayu "Emcolux/Nippon Paint/Kansai Paint ".

12.12.3. Standar :
a. SNI 03-2407-1991 (Tata Cara Pengecatan Kayu Untuk Rumah dan
Gedung).
b. Tata Cara Pengecatan dinding untuk Rumah dan Gedung.
c. SNI 03-2408-1991 (Tata Cara Pengecatan Logam).

12.12.4. Pelaksanaan Pekerjaan


a. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan pengecatan meliputi
volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur
pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai disertai sertifikat hasil
pengujian material untuk mendapat persetujuan dari Direksi Teknis dan
Konsultan Pengawas.
b. Sebelum pengecatan dimulai plasteran telah berumur 14 hari, dinding harus
diamplas halus, bersih dari debu, lubang-lubang yang mungkin ada sudah
diisi, celah dan retak sudah diperbaiki
c. Permukaan dinding harus kering (periksa dengan higrometer, kelembaban
maksimal 15 %), kadar alkali rendah (periksa dengan kertas lakmus setelah
kurang lebih 10 menit berubah hijau).
d. Plamur digunakan untuk bekas bobokan, retak, dinding luar tidak boleh
menggunakan plamur.
e. Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat baja tipis dan
lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata.
f. Untuk warna-warna yang sejenis, penyedia Jasa konstruksi diharuskan
menggunakan kaleng-kaleng dengan nomor percampuran (batch number)
yang sama.
g. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh,
rata, licin, tidak ada bagian yang belang.

12.12.5. Pekerjaan Cat Plafond


a. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan cat plafond adalah plafond yang ditentukan
gambar.
b. Material
Cat yang digunakan dengan merk Dulux/Jotun/Mowilex warna ditentukan
PPK setelah melakukan percobaan pengecatan (mock up)
c. Pelaksanaan Pekerjaan
1). Cat dasar menggunakan water based sealer untuk permukaan
gypsum.
2). Selanjutnya semua metode/prosedur sama dengan pengecatan
dinding dalam kecuali tidak diigunakannya lapis alkali resistance sealer
pada pengecatan plafond.

II. Rapat Kordinasi Lapangan

1. Rapat Koordinasi
a. Rapat koordinasi diselenggarakan setidak-tidaknya 1 (satu) kali setiap
minggu, dipimpin oleh Pemberi Tugas dan atau Konsultan Pengawas
b. Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi harus hadir dalam rapat
koordinasi yang setidaknya diwakili oleh Manager Proyek, Site Engineer
dan Tenaga spesialis pekerjaan yang ada.
c. Dalam hal Manager Proyek berhalangan hadir maka diwajibkan untuk
memperoleh ijin dengan alasan yang benar dan dapat dipertanggung
jawabkan, serta menunjuk staf yang diberi kuasa sepenuhnya untuk
mengambil keputusan – keputusan.
d. Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan
menyelenggarakan rapat persiapan dalam rangka rapat koordinasi dengan
para Sub Pelaksana Pekerjaan / Penyedia Jasa Konstruksi yang ada.
e. Konsumsi rapat koordinasi tersebut disiapkan oleh Pelaksana
Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi.

2. Rapat Lapangan
a. Rapat lapangan diselenggarakan minimal 1 (satu) kali setiap minggu,
dipimpin oleh Pemberi Tugas dan atau Konsultan Pengawas.
b. Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi harus hadir dalam rapat
koordinasi yang setidaknya diwakili oleh Manager Proyek, Site Engineer
dan Tenaga Spesialis pekerjaan yang ada.
c. Dalam hal Manager Proyek berhalangan hadir maka diwajibkan untuk
memperoleh ijin dengan alasan yang benar dan dapat
dipertanggungjawabkan, serta menunjuk staf yang diberi kuasa sepenuhnya
untuk mengambil keputusan – keputusan.
d. Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan
menyelenggarakan rapat persiapan dalam rangka rapat koordinasi dengan
para Sub – Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi yang ada.
e. Konsumsi rapat lapangan tersebut disediakan oleh Pelaksana
Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi.

3. Laporan – Laporan
a. Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan membuat catatan
– catatan berupa "Laporan Harian" yang memberikan gambar dan catatan
yang singkat dan jelas mengenai:
b. Tahap berlangsungnya pekerjaan;
c. Pekerjaan – pekerjaan yang dilaksanakan oleh Sub Penyedia Jasa
Konstruksi (jika diijinkan);
d. Catatan dan perintah Konsultan Pengawas yang disampaikan tertulis
maupun lisan;
e. Hal ikhwal mengenai bahan – bahan (yang masuk, yang dipakai maupun
yang ditolak)
f. Hal ikhwal mengenai keadaan pesanan barang – barang, baik di dalam
maupun di luar negeri (pembukaan L/C, pengapalan, datangnya barang di
pelabuhan dan sebagainya);
g. Hal ikhwal mengenai pekerja dan sebagainya;
h. Keadaan cuaca dan sebagainya.
i. Setiap laporan harian pada tanggal yang sama harus diperiksa dan disetujui
kebenarannya oleh petugas – petugas Konsultan Pengawas. Perselisihan
mengenai ini mengakibatkan dihentikan sementara untuk diadakan
pemeriksaan.
f. Berdasarkan laporan harian tersebut, maka setiap minggu oleh Pelaksana
Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi dibuat "Laporan Mingguan" yang
disampaikan langsung kepada Konsultan Pengawas.
g. Salah satu tembusan laporan mingguan harus selalu ditempat pekerjaan agar
dapat diteliti kembali oleh Konsultan Pengawas setiap saat.
h. Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan membuat foto –
foto dan video kegiatan proyek dalam bagian atau tahapan yang penting
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas sebagai dokumentasi proyek. Untuk
setiap progress pelaksanaan pekerjaan disyaratkan minimum sebanyak 36
eksemplar foto berwarna yang dicetak dalam ukuran post card. Video yang
memuat seluruh proses pekerjaan di lapangan dan minimum 3 (tiga) buah.
Album foto berikut soft copy masing – masing diserahkan minimum
sebanyak 3 (tiga) set kepada Pemberi Tugas. Semua biaya untuk pembuatan
foto dan video tersebut menjadi tanggungjawab Pelaksana/Penyedia
Jasa Konstruksi.
i. Berdasarkan laporan mingguan terakhir, Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa
Konstruksi membuat "Laporan Bulanan" di dalam form yang
ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

4. Perubahan Rencana
a. Atas instruksi dan persetujuan Pemberi Tugas Konsultan Pengawas Atau
Konsultan Perencana berhak mengadakan suatu perubahan atas rencana
yang telah ada dengan memberi instruksi tertulis kepada Pelaksana
Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi untuk dilaksanakan. Dalam hal ini
Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi harus bertanggungjawab atas
pekerjaan yang tidak sesuai dengan instruksi tersebut.
b. Yang dimaksud dengan perubahan tersebut adalah perubahan dari desain
kualitas maupun kuantitas dari pekerjaan seperti yang tercantum dalam
gambar – gambar kerja (Kontrak), berupa modifikasi maupun altematif.
Perubahan tersebut termasuk penambahan, pembatalan dan atau penggantian
dari suatu pekerjaan, peralatan atau standard material.
c. Kuantitas nilai dari semua perubahan akan dihitung oleh Konsultan
Pengawas menurut ketentuan yang berlaku di dalam kontrak ini dan apabila
diperlukan Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi diberi
kesempatan untuk mengikuti perhitungan yang dibuat. Untuk perhitungan
nilai dan perubahan, metode atau cara berikut ini harus dipakai :
d. Harga – harga yang tertera di dalam kontrak dipakai untuk menghitung
nilai dari item pekerjaan yang bersifat sama.
e. Untuk item pekerjaan yang sifatnya berbeda maka harga – harga yang
tertera di dalam Penawaran merupakan dasar perhitungan, sepanjang nilai
yang didapat adalah wajar.

5. Penyerahan Pekerjaan
a. Penyerahan pertama harus dilaksanakan selambat – lambatnya pada tanggal
yang telah ditetapkan dalam surat perjanjian Penyedia Jasa Konstruksi,
sesuai dengan penjelasan tentang waktu penyelesaian yang ditetapkan dalam
aanwijzing.
b. Perpanjangan waktu penyerahan hanya dapat diterima jika alasan alasan
tersebut sesuai dengan alasan- alasan yang diperkenankan dan tertulis dalam
RKS dan disetujui oleh pemberi tugas.
c. Rencana dan tanggal penyerahan pertama harus diajukan kepada Konsultan
Pengawas, selambat – Iambatnya 1 (Satu) minggu sebelum tanggal yang
dimaksud, Pengawas akan mengadakan pemeriksaan seksama atas hasil
keseluruhan sesuai dengan Dokumen Kontrak. Semua perubahan-perubahan
yang terjadi dituangkan dalam as built drawing/installed drawing, dimana
gambar tersebut diserahkan kepada Pemberi Tugas sebelum mengajukan
termijn (tagihan) prestasi pekerjaan 100%. Hasil pemeriksaan ini akan
disampaikan kepada Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi.
Sebelum penyerahan pertama, pemeriksaan dapat diadakan lebih dari satu
kali. Pada saat – saat pemeriksaan maupun penyerahan dibuat Berita Acara.
d. Keadaan yang dapat digunakan sebagai alasan dalam mengajukan
permohonan perpanjangan waktu penyelesaian atau pengunduran waktu
penyerahan adalah keadaan-keadaan force majeure.
e. Keadaan Force Majeure yang dimaksud adalah :
- banjir;
- demonstrasi dan pemogokan yang langsung berpengaruh terhadap
jalannya pekerjaan;
- keadaan lain menurut pertimbangan Konsultan Pengawas yang disetujui
oleh Pemberi Tugas.
f. As built drawing harus dibuat oleh Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa
Konstruksi secara bertahap sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan
untuk kebutuhan pemeriksaan setiap saat. As built Drawing harus dibuat
dengan gambar (Autocad). Soft copy gambar As built Drawing harus
diserahkan kepada Pemberi Tugas dalam bentuk CD.
g. Dalam penyerahan pertama tersebut disertakan pula Surat Pernyataan,
Sertifikat dan Surat Jaminan dari masing-masing pekerjaan yang telah
dilaksanakan, sertifikat yang dikeluarkan oleh instasi yang terkait,
berwewenang, seperti Depnaker, produsen dan applicator.

6. Penyelesaian dan Masa Pemeliharaan
a. Setelah pekerjaan terlaksana 100%, maka pihak Konsultan Pengawas dan
Pelaksana Pekerjaan/ Penyedia Jasa Konstruksi bersama – sama
menandatangani Berita Acara Penyerahan I. Bertepatan dengan ini
berlangsunglah penyerahan pekerjaan pertama.
b. Masa pemeliharaan adalah 180 (Seratus delapan puluh) hari kalender,
terhitung sejak tanggal dilakukannya penyerahan pertama pekerjaan dari
Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi kepada Pemberi Tugas.
c. Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi bertanggungjawab untuk
mengganti atau memperbaiki kerusakan maupun kekurangan kekurangan
yang timbul dalam masa pemeliharaan yang disebabkan oleh pemakaian
bahan-bahan maupun kualitas pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan –
ketentuan di dalam kontrak. Penggantian ataupun perbaikan harus
dilaksanakan secepat mungkin setelah ditemukannya kerusakan atau
kekurangan kekurangan tersebut. Apabila hal ini tidak segera dilakukan,
Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas berhak untuk menunjuk pihak lain
untuk melaksanakan perbaikan tersebut dan biaya untuk itu merupakan
beban Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi.
d. Jika Pemberi Tugas menganggap perlu, boleh mengeluarkan instruksi agar
Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi memperbaiki segala
kerusakan, susut dan kesalahan lainnya yang timbul dalam masa
pemeliharaan, dan yang disebabkan oleh bahan-bahan dan cara – cara
pelaksanaan yang tidak sesuai dengan Kontrak.
e. Setelah semua instruksi perbaikan selesai dilaksanakan, maka dibuatkan
Berita Acara.
f. Setelah masa pemeliharaan dilampui dan sesudah semua perbaikan –
perbaikan dilaksanakan dengan baik, Konsultan Pengawas akan
mengeluarkan rekomendasi mengenai selesainya pekerjaan dan perbaikan
yang berarti penyerahan kedua dari pihak Pelaksana Pekerjaan/Penyedia
Jasa Konstruksi kepada Pemilik Proyek.

7. Pekerjaan Tambah Kurang
- Pekerjaan tambah kurang sebagai akibat dari adanya perubahan
rencana/desain dituangkan dalam Berita Acara tersendiri dan baru bisa
dibayarkan setelah pekerjaan selesai 100% (penyerahan pertama pekerjaan).
- Apabila pekerjaan tambah kurang selesai sebelum penyerahan pertama
pekerjaan, maka dalam Berita Acara Pemeriksaan dan Penyerahan Pertama
Pekerjaan tersebut sudah termasuk Berita Acara Tambah Kurang.
- Apabila pekerjaan tambah kurang selesai setelah penyerahan pertama
pekerjaan, maka pengajuan pekerjaan tambah kurang yang dituangkan
dalam Berita Acara di lampiri dengan Berita Acara Pemeriksaan dan
Penyerahan Pertama Pekerjaan.

III. PERSONIL, PERALATAN DAN MATERIAL

1. PERSONIL
Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi Kegiatan
Pembangunan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Sekolah, PEMBANGUNAN RUANG
LABORATORIUM KOMPUTER Yang Berlokasi Di Kecamatan Temanggung,
Kabupaten Temanggung adalah sebagai berikut :

PENGALA
JABATAN JUMLAH KEAHLIAN
MAN
PELAKSANA 1 2 Tahun SKT Pelaksana
Bangunan
Gedung/Pekerjaan
Lapangan Gedung
(TS051) atau Pelaksana
Lapangan Pekerjaan
Gedung (TS052 atau
SKK Jenjang 4
Pelaksana Lapngan
Pekerjaan Gedung
PETUGAS 1 - Sertifikat Petugas
KESELAMATAN Keselamatan Kerja (K3)
KONSTRUKSI Konstruksi

Tenaga pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan pengadaan pekerjaan


konstruksi Kegiatan Pembangunan Sarana, Prasarana Dan Utilitas Sekolah
Pekerjaan PEMBANGUNAN RUANG LABORATORIUM KOMPUTER Yang
Berlokasi Di Kecamatan Temanggung, Kabupaten Temanggung mempunyai
Kualifikasi/Kemampuan Sebagai :
Juru Hitung, Juru Gambar, Administrasi, Tenaga Logistik
2. PERALATAN
Daftar peralatan yang dibutuhkan :

JENIS STATUS
NO JUMLAH SATUAN KAPASITAS
PERALATAN KEPEMILIKAN
Milik
DUMPTRUCK sendiri/parjanjian
1 /TRUK/MOBIL 1 UNIT - sewa/sewa
PICK UP beli/perjanjian sewa
bersyarat
Milik
sendiri/parjanjian
CONCRETE Minimal
2 1 UNIT sewa/sewa
MIXER 0,3 M3 beli/perjanjian sewa
bersyarat
Milik
Minimal sendiri/parjanjian
3 POMPA AIR 1 UNIT 45 sewa/sewa
liter/menit beli/perjanjian sewa
bersyarat

3. MATERIAL
1. Spesifikasi Bahan Bangunan Konstruksi
a. Mutu Beton Struktur

Lulus uji mutu beton site mix. K175 untuk


Spesifikasi kinerja bangunan
struktur.

b. Bahan Bahan Bangunan Yang Digunakan

NO MATERIAL SPESIFIKASI BAHAN TKDN

1 Semen Gresik 91,90 %


Tiga Roda 95,07%
Dynamix 91,82%
2 Batu Bata Lokal 100,00 %
3 Pasir Pasang Pasir Merapi 100,00 %
4 Pasir Beton Pasir Merapi 100,00 %
5 Pasir Urug Pasir Merapi 100,00 %
6 Split/ Kerikil - 100,00 %
7 Tanah Urug - 100,00 %
Ulir BJTS/BJTD 35
8 Besi Tulangan 52,81 %
Polos BJTP 24
9 Baja Ringan Galva Steel/Giga Steel 47,89 %
10 Keramik Lantai 30x30 Asia Tile/Platinum/roman 83,76 %
11 Penutup Atap Genting Pres Kebumen 100,00 %
12 Kusen Pintu Jendela Kayu Bangkirai 100,00 %
13 Daun Pintu Kayu Kamper 100,00 %
14 Plafon IndoGres/Kalsiboard 53,27 %
Kaca bening 5 mm
15 Ahasimas/MulyaGlas 62,89 %
(jendela,boven)
16 Penggantung &Pengunci Decson 78,08 %
17 Cat Dinding Dulux 18,45 %
18 Cat Plafond Mowilex, 18,45 %
19 Komponen Panel Listrik Hager 73,74 %
20 Kabel listrik Kabelindo/Supreme, 95,34 %
21 Pipa Conduit Clipsal 55,63 %
22 Lampu LED Philips 23,19 %
23 Saklar & Stop kontak Broco/Panasonic 30,21 %

c. Penggunaan Produk dalam Negeri dan Standart Nasional Indonesia


(SNI).
- Pelaksanaan Pekerjaan/Kontraktor harus mengutamakan penggunaan
produksi dalam negeri dengan tingkat komponen minimal 40%.
- Produk / bahan bangunan dengan nilai TKDN kurang dari 40% boleh
dipakai atau digunakan selama produksi dalam negeri tidak dapat
digunakan.
- Perhitungan Tingkat Komponen dalam Negeri secara keseluruhan
bangunan gedung tidak boleh kurang dari 40%.
- Penyedia Wajib menyampaikan Formulir perhitungan Tingkat Komponen
Dalam Negeri (TKDN) sesuai format terlampir (lampiran A. I)
- Semua Produk / bahan bangunan yang digunakan semaksimal mungkin
menggunakan produk standart Nasional Indoesia (SNI)

d. Pengujian Bahan Dan Pekerjaan


- Penyedia melakukan pengujian bahan bangunan yang digunakan pada
laboratorium Teknik Sipil yang bersifat independen antara lain untuk bahan
bangunan
- Uji Beton, Uji kuat tekan beton mengunakan metode slump test dengan
mengambil sampel beton pada saat penuangan beton pada waktu
pengecoran.
- Uji Kuat tekan dan kuat tarik Besi beton yang digunakan

e. Penggunaan bahan Bangunan dari hasil Galian/Tambang.


- Penggunaan bahan bangunan dari hasil galian/ tambang (batu, pasir, tanah
urug, dll) harus menggunakan bahan bangunan / hasil tambang yang
memiliki izin galian/ penambangan dari pihak yang berwenang memberi
peizinan tambang.

IV. DOKUMEN TEKNIS LAIN YANG DIPERSYARATKAN

NAMA
NO KETERANGAN
BAHAN/MATERIAL
1. Material baja ringan Surat dukungan ketersediaan barang dan aplikator
mutu Z220, G550 dari produsen/distributor yang dilampiri :
a. Brosur Asli
b. Sertifikat Tanda Sah Capaian Tingkat
Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan nilai
Bobot Manfaat Perusahaan minimal 40%
(empat puluh persen)
c. Surat pernyataan garansi struktur 10 tahun
yang dikeluarkan oleh fabrikator.
d. Surat sertifikat bahan (Mill Test Certificate)
e. Uji laboratorium bahan

2. Material Tambang Surat Dukungan Ketersediaan Pasir dan Batu


(Pasir dan Batu) Merapi dari pelaku usaha yang memiliki Legalitas
Perijinan untuk pertambangan material pasir dan
batu yang sah dan masih berlaku, berdasarkan
ketentuan Perundang-undangan yang dilampiri :
a. Hasil Pindai/scan Surat Ijin Pertambangan

V. PERSYARATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

Uraian Pekerjaan yang harus diuraikan dalam dokumen RKK oleh peserta pada
tahap pemilihan :

TINGKAT RESIKO DAN IDENTIFIKASI


NO JENIS PEKERJAAN
BAHAYA

1 Pekerjaan Atap Jatuh dari ketinggian

Temanggung, 2023

Pejabat Pembuat Komitmen


Kegiatan Pengelolaan Pendidikan
Sekolah Dasar
SD NEGERI 1 BANYUURIP

OKTAVIAN, ST

Anda mungkin juga menyukai