1
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Dalam pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan/Duplikasi Jembatan Cisokan ini
diperlukan strategi pelaksanaan yang matang untuk menyelesaikan pekerjaan tepat
pada waktunya dan mutu yang memenuhi kepentingan Pengguna Jasa.
Adapun lingkup strategi pelaksanaan tersebut yaitu :
• Rencana jalan akses menuju lokasi pekerjaan
• Rencana penempatan basecamp dan site management
• Rencana mendatangkan material proyek dan jalur transportasinya.
Strategi urutan pelaksanaan/metode konstruksi tentang tahapan pekerjaan dari awal
pekerjaan sampai dengan akhir pekerjaan.
D. Pelaporan
Dalam pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan/Duplikasi Jembatan Cisokan,
terdapat laporan yang kami sediakan sebagai berikut :
1. Laporan Harian
2. Laporan Mingguan
3. Laporan Bulanan
4. Shop Drawing
5. As Build Drawing
Laporan tersebut kami sampaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen selaku
Pengguna Anggaran dan dibukti dengan Berita Acara Pemeriksaan Pekejaan (BAPP)
dan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan (BAST).
A. Ruang Lingkup
Mobilisasi
Pembongkaran Gedung
DPT Abutment
Pemasangan Rangka
Baja
Lantai Jembatan
Pembongkaran
Jembatan Existing
Tahapan pelaksanaan seperti di atas, didasarkan atas hubungan ketergantungan
sebagai berikut:
1. Pembongkaran Jembatan Existing dilakukan di akhir sehingga lalu lintas tetap
terjaga selama proses pekerjaan di laksanakan
2. Setelah mobilisasi, segera dilakukan pembongkaran bangunan gedung existing
sehingga ruang kerja dapat leluasa dan steril. Pekerjaan dapat berlangsung
efektif dan resiko kecelakaan dapat diminimalkan
3. Setelah pembongkaran dilakukan penggalian struktur untuk DPT dan Bor Pile /
Abutment sesuai elevasi desain dan pemasangan bronjong. Bronjong dilakukan
di awal karena elevasinya beririsan dengan bor pile. Dengan dilakukan
pemasangan bronjong terlebih dahulu, tanah di sekitar bor pile akan lebih stabil
4. Setelah diperoleh elevasi kerja, dilakukan pemancangan minipile (tiang pancang
beton) dan pekerjaan bored pile
5. Kemudian dilakukan pekerjaan DPT dan Abutment (beton bertulang)
6. Setelah itu dilakukan pekerjaan timbunan pilihan. Material timbunan pilihan
sudah tertahan oleh DPT dan Abutment.
7. Dengan elevasi oprit yang sudah tidak terlalu jauh dibanding dengan pilar, dapat
dimulai pemasangan Link Set dan Counterweight. Area kerja untuk pemasangan
rangka baja juga sudah cukup luas
8. Kemudian dilakukan pemasangan rangka baja
9. Setelah rangka baja terpasang, dilakukan pengecoran lantai jembatan
10. Kemudian dilakukan pekerjaan perkerasan aspal. Sebelumnya base jalan sudah
selesai dilaksanakan
11. Setelah perkerasan selesai, arus lalu lintas dapat dialihkan ke jembatan yang
baru dibangun, dan jembatan existing dapat dibongkar.
Dalam bagian ini akan diuraikan metode pelaksanaan yang kami tawarkan untuk pekerjaan
utama dan beberapa pekerjaan lainnya, agar dapat menggambarkan bahwa dengan metode
yang kami tawarkan akan diperoleh hasil akhir sesuai dengan spesifikasi, volume dan waktu
pekerjaan yang disyaratkan. Uraian cara kerja dari masing-masing jenis pekerjaan secara
umum dibuat berurutan mengikuti flow chart tahapan pekerjaan di atas.
B. Lokasi Pekerjaan
Lokasi Pekerjaan Pekerjaan Pembangunan/Duplikasi Jembatan Cisokan di Jalan
Jl. Raya Agrabinta, Mekarsari, Agrabinta, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat
4. Tenaga Ahli K3
Tugas pokok Tenaga Ahli K3 Adalah membantu Manager Pelaksana / Proyek
(General Superintendent) dalam bidang kesehatan dan keselamatan kerja
terutama untuk membuat pencegahan dan penanganan dini terhadap pekerja
yang mengalami kecelakaan dengan menyusun Kebijakan K3, Perencanaan K3
yang menyangkut identifikasi bahaya, sasaran K3 proyek, pengendalian resiko
K3, program K3 dan biaya K3 serta Pengendalian Operasional K3.
Tugas :
a. Menyusun dan menetapkan kebijakan K3 pada kegiatan Konstruksi yang
akan dilaksanakan
b. Membuat dan menetapkan komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja.
c. Membuat pengendalian resiko berdasarkan identifikasi awal dengan
menyusun identifikasi bahaya, sasaran K3 Proyek, pengendalian Resiko K3
dan Biaya K3 dalam bentuk Tabel.
d. Menyusun data kegiatan keselamatan kerja dalam bentuk laporan harian,
mingguan dan bulanan serta menterjemahkan dalam bentuk laporan
progress.
e. Mengikuti rapat mingguan untuk melaporkan kemajuan pekerjaan tiap
minggunya dalam bidang K3.
f. Melaporkan kemajuan kegiatan K3 dalam pelaksanaan pekerjaan pada rapat
yang diadakan oleh pengguna jasa konstruksi.
D. Cara Pelaksanaan
Pekerjaan dilaksanakan dengan penuh keahlisan sesuai dengan ketentuan – ketentuan
dalam Rencana dan Syarat – Syarat (RKS), Gambar Rencana, Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan, Serta mengikuti petunjuk keputusan Konsultan
Pengawas/Direksi, dengan rincian sebagai beriktu :
1. Pra Konstruksi ( Pree Construction Meeting / PCM)
Kegiatan Pra Konstruksi ini dilakukan sebelum pekerjaan – pekerjaan konstruksi
dilakukan. Rapat pra kosntruksi (PCM) dilakukan untuk membahas tentang
pekerjaan – pekerjaan yang akan dilaksanakan serta persiapan – persiapan yang
harus dilakukan. Dalam rapat ini juga lebih dititik beratkan pada pembahasan
administrasi dan tekni, Diana kelengkapan adminsitrasi dalam pelaksanaan
pekerjaan harus terpenuhi diantaranya sebagai berikut :
a. Menyerahkan Program mobilisasi yang didalamnya berisi tentang ; Personil
inti yang akan ditempatkan berikut surat tugas, nama dan jabatan, struktur
organisasi serta jadwal penempatannya, jadwal pelaksanaan pekerjaan,
jadwal mobilisasi tenanga kerja, daftar peralatan yang akan digunakan
lengkap dengan jenis, kapasitas, jumlah kuantitas serta jadwal
mobilisasinya.
b. Menyusun Program Mutu dan K3.
c. Tata cara pengaturan pekerjaan.
d. Penyusunan rencana pemerikasaan lapangan.
e. Pembuatan Laporan Harian, Mingguan dan Bulanan.
f. Dokumentasi kegiatan selama pelaksanaan pekerjaan
g. Pengatura Request dan Approval
h. Gambar Rencana Pelaksanaan (Shop Drawing) sebelum pelaksanaan
Pekerjaan.
i. Pengujian Material yang akan digunakan.
j. Pembuatan Gambar Terlaksana (As Built Drawing) pekerjaan yang
dikerjaakan.
k. Pembahasan Teknik yaitu penyedia jasa dalam melaksanakan pekerjaan
harus sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dalam Dokumen
Kontrak.
2. Sisem Manajemen K3
Untuk menunjang kelancaran pekerjaan, kami menerapkan Manajemen K3.
Adapun yang akan kami lakukan dalam hal pelaksanaan K3 sebagai berikut :
a. Menempatkan Personil Tenaga Ahli K3 secara penuh dilapangan.
b. Melakukan Penyuluhan terhadap semua unsure yang terlibat dalam
pelaksanaan pekerjaan tentang K3.
c. Menempatkan rambu – rambu peringatan pada lokasi – lokasi pekerjaan.
d. Menggunakan Peralatan K3 pada saat pelaksanaan pekerjaan (seperti Helm,
Sepatu, Sarung Tangan dan lain – lain).
e. Melakukan pertemuan dan evaluasi dalam periode tertentu dalam hal
pelaksanaan K3.
E. Manajemen Mutu
Manajemen mutu adalah salah satu hal yang sangat penting dalam pelaksanan
pekerjaan untuk menjaminya kualitas hasil pekerjaan. Manajemen mutu akan
dilakukan selama masa pelaksanaan, hal ini bertujuan untuk menjamin kualitas
bahan, kualitas pelaksanaan dan kuantitas hasil pekerjaan. Adapun hal yang akan
dilaksanakan dalam manajemen mutu diantaranya :
1. Uji Laboratorium Bahan
Semua bahan – bahan yang akan digunakan dalam penyelesaian pekerjaan akan
dilakukan pengjuan laboratorium untuk mengetahui bahan yang akan digunakan
memenuhi persyaratan pada spesifikasi.
2. Memperkerjakan pekerja sesuai dengan keahliannya.
3. Melaksanakan pekerjaan setelah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
4. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar pelaksanaan dan spesifikasi.
5. Melakukan Pelporan secara berkala kepada Direksi Pekerjaan.
6. Melaksanakan Pengujian Mutu Hasil Pekerjaan secara berkala.
BAB. 3
PEKERJAAN MOBILISASI
A. PEKERJAAN MOBILISASI
Pekerjaan mobilisasi dimulai secepat mungkin setelah Surat Perintah Mulai
Kerja diterbitkan, Kontraktor melaksanakan Rapat Persiapan Pelaksanaan (Pre
Construction Meeting) yang dihadiri Pengguna Jasa, Direksi Pekerjaan, Direksi
Teknis (bila ada),Konsultan Pengawas dan Kontraktor. Lingkup kegiatan pekerjaan
mobilisasi yang diperlukan dalam Kontrak ini akan berdasarkan pada jenis dan
kuantitas yang tercantum dalam dokumen kontrak
Adapun lingkup pekerjaan mobilisai meliputi :
1. Mobilisasi pertama adalah personel lapangan sesuai dengan kebutuhan lapangan
2. Penyewaan lahan sebagai rencana base camp, kantor lapangan, stockyard dan
fasilitas lain sesuai dengan dokumen kontrak.
3. Pembuatan fasilitas kantor seperti base camp, kantor lapangan, bengkel, barak
kerja, gudang, barak pekerja, casting yard, laboratorium, pagar sementara, papan
nama proyek dan fasilitas lainnya yang diperlukan di lapangan.
4. Mobilisasi peralatan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan lapangan.
5. Survey, pengukuran dan pematokan lapangan
6. Pembuatan shop drawing
7. Penyiapan alat pendukung lapangan lainnya seperti papan nama proyek dan alat
ukur dan lain – lain.
B. Mobilisasi Personel
Mobilisasi personel akan dilakukan secepatnya setelah Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK) diberikan kepada Kontraktor. Mobilisasi personil Kontraktor sesuai
dengan struktur organisasi pelaksana yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan
termasuk para pekerja yang diperlukan dalam pelaksanaan dan penyelesaian
pekerjaan dalam Kontrak dan Petugas K3 di lapangan.
Gambar 3-2: Contoh Ilustrasi Penempatan Kondisi Site Plan (Area Kerja)
F. Fasilitas Pendukung
Fasilitas lain yang mendukung keperluan pelaksanaan pekerjaan disediakan
sesuai dengan kebutuhan lapangan.
Dalam Undang undang tersebut dicantumkan antara lain kewajiban dan hak tenaga
kerja:
1. Memberikan keterangan apabila diminta oleh Pegawai Pengawas/ Ahli K3.
2. Memakai alat-alat pelindung diri.
3. Mentaati syarat-syarat K3 yang diwajibkan.
4. Meminta pengurus untuk melaksanakan syarat-syarat K3 yang diwajibkan.
5. Menyatakan keberatan terhadap pekerjaan dimana syarat-syarat K3 dan alat-alat
pelindung diri tidak menjamin keselamatannya.
Gambar 4-3 : Ilustrasi Sosialisasi dan Pengenalan SOP Pekerjaan Konstruksi selama Pandemi COVID 19
Gambar 4-4 : Ilustrasi Social Distancing dilakukan antar pekerja minimal 1,5 meter di lingkungan kerja.
Gambar 4-5 : Ilustrasi Sebelum memasuki area kerja dilakukan pengecekan suhu menggunakan Thermometer
Infrared
Gambar 4-6 : Ilustrasi Melakukan Protokol Sanitasi dan Penyemprotan di lingkungan sekitar Mess Kerja
Gambar 4-7 : Ilustrasi Memberikan vitamin dan imuno stimulan kepada setiap pekerja
Gambar 4-8 : Contoh peralatan perlindungan diri
Mobilisasi
Pembongkaran Gedung
DPT Abutment
Pemasangan Rangka
Baja
Lantai Jembatan
Pembongkaran
Jembatan Existing
BAB. 5
PEKERJAAN TIMBUNAN
(DIUKUR DIATAS BAK
TRUK)
Persiapan Teknis
Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan Penimbunan
B. Persiapan Teknis
1. Material Approval:
• Pengajuan usulan material yang digunakan dilengkapi dengan keterangan
asal material, sehingga dapat dievaluasi terkait mutu dan kecukupan deposit
material di quarry.
• Pengujian sampel material yang akan digunakan terkait sifat bahan dan uji
proctor untuk menjadi acuan pemadatan.
• Menyerahkan data-data peralatan yang akan digunakan beserta sertifikat laik
operasinya, termasuk data dimensi truk pengangkut yang akan digunakan
sehingga mempermudah pendataan volume pekerjaan.
2. Mengajukan rencana manajemen lalu lintas terkait pelaksanaan kegiatan
B. Persiapan Teknis Lahan Kerja
1. Pematokan batas-batas area yang akan ditimbun, dilengkapi dengan acuan untuk
elevasi tanah asli, elevasi batas timbunan dll.
2. Pembuatan saluran-saluran air sementara yang diperlukan untuk menjaga
kondisi daerah yang sedang ditimbun tidak dialiri air dari tempat lain, dan air
hujan yang jatuh dapat segera terbuang.
3. Pembuatan jalan akses untuk dump truck sehingga dapat bekeja efektif.
C. Pelaksanaan Penimbunan
1. Dump Truck men-supply material tanah yang dibutuhkan.
2. Buldozer menghampar tanah dengan ketebalan lapisan yang disyaratkan dalam
spesifikasi.
3. Tanah yang sudah dihampar dipadatkan menggunakan vibratory roller sampai
mencapai kepadatan yang disyaratkan dan diuji kepadatannya. Arah pemadatan
dimulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah sumbu jalan sehingga setiap
ruas akan menerima lintasan pemadatan yang sama.
4. Tahap awal penimbunan, dilakukan trial embankment sebagai acuan kerja di
lapangan.
5. Pemadatan timbunan tanah dilaksanakan bilamana kadar air bahan dalam
rentang yang disyaratkan. Timbunan yang dengan kadar air lebih rendah dari
syarat akan diperbaiki dengan penambahan air secukupnya.
6. Penimbunan tanah dilakukan secara berlapis sampai dengan elevasi yang
diharapkan, dimana setiap lapisan timbunan yang dihampar, dipadatkan seperti
yang disyaratkan dan diterima sebelum lapisan berikutnya dihampar.
7. Untuk mendapatkan mutu hasil pekerjaan yang diharapkan, dilakukan pengujian
kepadatan dan daya dukung terhadap timbunan yang dilakukan.
D. Personil
Pada pekerjaan ini personil yang dibutuhkan adalah :
1. Pelaksana.
2. Petugas K3L
3. Oprator Alat Berat/Kepala Tukang/Mandor
E. Aspek K3
Memberikan Sosialisasi dan Protokol Kerja Konstruksi COVID 19 Memasang
Rambu Perinagatan : “HATI-HATI ALAT BERAT SEDANG BEROPERASI”
Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD ) Sarung Tangan,Romi,Helm, Sepatu
Safety.
F. Peralatan
Pada Pekerjaan ini peralatan yang dibutuhkan adalah :
a. Dump Truck
b. Buldozer
d. Vibrator Roller
Persiapan Teknis
Pelaksanaan Pekerjaan
Pengadaan Material
Pengaspalan
B. Persiapan Teknis
1. Material Approval:
• Material AC-WC akan diproduksi di Asphalt Mixing Plant.
• Pengajuan usulan AMP yang akan memproduksi AC-WC, contoh material
yang digunakan dilengkapi dengan keterangan asal material bersama dengan
data pengujian sifat-sifatnya.
• Dokumen JMF yang menjelaskan sifat-sifat hasil pengujian.
2. Menyerahkan data-data peralatan yang akan digunakan beserta sertifikat laik
operasinya, termasuk data dimensi truk pengangkut yang akan digunakan
sehingga mempermudah pendataan volume pekerjaan.
3. Mengajukan rencana manajemen lalu lintas terkait pelaksanaan kegiatan
Gambar 6-1 : Ilustrasi Asphalt Mixing Platn (AMP)
D. Pengadaan Material
1. Material dicampur di AMP, proses produksi diawasi dan dipastikan dilakukan
sesuai dengan spesifikasi.
2. Material yang telah diproduksi di AMP dibawa ke lokasi pekerjaan dengan
menggunakan dump truk. Untuk menjaga mutu material yang dibawa ke
lapangan maka :
• Truk untuk mengangkut campuran beraspal harus mempunyai bak terbuat
dari logam yang rapat, bersih dan rata, yang telah disemprot dengan sedikit
air sabun, atau larutan kapur untuk mencegah melekatnya campuran
beraspal pada bak. Setiap genangan minyak pada lantai bak truk hasil
penyemprotan sebelumnya harus dibuang sebelum campuran beraspal
dimasukkan dalam truk.
• Tiap muatan harus ditutup dengan kanvas/terpal atau bahan lainnya yang
cocok dengan ukuran yang sedemikian rupa agar dapat melindungi
campuran beraspal terhadap cuaca dan proses oksidasi. Bilamana dianggap
perlu, bak truk hendaknya diisolasi dan seluruh penutup harus diikat
kencang agar campuran beraspal yang tiba di lapangan pada temperatur
yang disyaratkan.
• Truk yang menyebabkan segregasi yang berlebihan pada campuran beraspal
aki-bat sistem pegas atau faktor penunjang lainnya, atau yang menunjukkan
kebocoran oli yang nyata, atau yang menyebabkan keterlambatan yang tidak
semestinya, atas perintah Pengawas Pekerjaan harus dikeluarkan dari
pekerjaan sampai kondisinya diperbaiki.
• Dump Truk yang mempunyai badan menjulur dan bukaan ke arah belakang
harus disetel agar seluruh campuran beraspal dapat dituang ke dalam
penampung dari alat penghampar aspal tanpa mengganggu kerataan
pengoperasian alat penghampar dan truk harus tetap bersentuhan dengan
alat penghampar. Truk yang mempunyai lebar yang tidak sesuai dengan
lebar alat penghampar tidak diperkenankan untuk digunakan. Truk aspal
dengan muatan lebih tidak diperkenankan.
• Jumlah truk untuk mengangkut campuran beraspal harus cukup dan dikelola
sedemikian rupa sehingga peralatan penghampar dapat beroperasi secara
menerus dengan kecepatan yang disetujui. Penghampar yang sering berhenti
dan berjalan lagi akan menghasilkan permukaan yang tidak rata sehingga
tidak memberikan kenyamanan bagi pengendara serta mengurangi umur
rencana akibat beban dinamis. Penghamparan akan dimulai saat minimum
terdapat tiga truk di lapangan yang siap memasok campuran beraspal ke
peralatan penghampar. Kecepatan peralatan penghampar dioperasikan
sedemikian rupa sehingga jumlah truk yang digunakan untuk mengangkut
campuran beraspal setiap hari dapat menjamin berjalannya peralatan
penghampar secara menerus tanpa henti.
No. Prosedur Pelaksanaan Viskositas Aspal Perkiraan” Temperatur Aspal (°C)
(Pa.s) Tipe I
1 Pencampuran benda uji Marshall 0,17 155 +1
0,02
2 Pemadatan benda uji Marshall 0,28 145 +1
0,03
3 Pencampuran, rentang 0,2 - 0,5 145 — 155
temperatur sasaran
E. Pelaksanaan Pekerjaan
1. Penghamparan
• Sebelum memulai penghamparan, sepatu (screed) alat penghampar
dipanaskan. Campuran beraspal dihampar dan diratakan sesuai dengan
kelandaian, elevasi, serta bentuk penampang melintang yang disyaratkan.
• Penghamparan harus dimulai dari lajur yang lebih rendah menuju lajur yang
lebih tinggi bilamana pekerjaan yang dilaksanakan lebih dari satu lajur.
• Mesin vibrasi pada screed alat penghampar harus dijalankan selama
penghamparan dan pembentukan.
• Penampung alat penghampar (hopper) tidak boleh dikosongkan, sisa
campuran beraspal harus dijaga tidak kurang dari temperatur yang
disyaratkan.
• Alat penghampar harus dioperasikan dengan suatu kecepatan yang tidak
menyebabkan retak permukaan, koyakan, atau bentuk ketidakrataan lainnya
pada permukaan.
• Bilamana terjadi segregasi, koyakan atau alur pada permukaan, maka alat
penghampar harus dihentikan dan tidak boleh dijalankan lagi sampai
penyebabnya telah ditemukan dan diperbaiki.
• Proses perbaikan lubang-lubang yang timbul karena terlalu kasar atau bahan
yang tersegregasi karena penaburan material yang halus sedapat mungkin
harus dihindari sebelum pemadatan. Butiran yang kasar tidak boleh
ditebarkan di atas permukan yang telah padat dan bergradasi rapat.
• Harus diperhatikan agar campuran tidak terkumpul dan mendingin pada
tepi- tepi penampung alat penghampar atau tempat lainnya.
• Bilamana jalan akan dihampar hanya setengah lebar jalan atau hanya satu
lajur untuk setiap kali pengoperasian, maka urutan penghamparan harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga perbedaan akhir antara panjang
penghamparan lajur yang satu dengan yang bersebelahan pada setiap hari
produksi dibuat seminimal mungkin.
• Selama pekerjaan penghamparan fungsi-fungsi berikut ini harus dipantau
dan dikendalikan secara elektronik atau secara manual sebagaimana yang
diperlukan untuk menjamin terpenuhinya elevasi rancangan dan toleransi
yang disyaratkan serta ketebalan dari lapisan beraspal :
i. Tebal hamparan aspal gembur sebelum dipadatkan, sebelum
dibolehkannya pemadatan (diperlukan pemeriksaan secara manual).
ii. Kelandaian sepatu (screed) alat penghampar untuk menjamin
terpenuhinya lereng melintang dan superelevasi yang diperlukan.
iii. Elevasi yang sesuai pada sambungan dengan aspal yang telah dihampar
sebelumnya, sebelum dibolehkannya pemadatan.
iv. Perbaikan penampang memanjang dari permukaan beraspal eksisting
dengan menggunakan batang perata, kawat baja atau hasil penandaan
survei.
Gambar 6-2 : Ilustrasi Penghamparan material asphalt ke finisher
2. Pemadatan
• Segera setelah campuran beraspal dihampar dan diratakan, permukaan
tersebut harus diperiksa dan setiap ketidaksempumaan yang terjadi harus
diperbaiki. Temperatur campuran beraspal yang terhampar dalam keadaan
gembur harus dipantau dan penggilasan harus dimulai dalam rentang
viskositas aspal yang ditunjukkan.
• Pemadatan campuran beraspal terdiri dari tiga operasi yang terpisah berikut
ini
i. Pemadatan Awal
ii. Pemadatan Antara
iii. Pemadatan Akhir
• Pemadatan awal atau breakdown rolling dilaksanakan baik dengan alat
pemadat roda baja atau pemadat bergetar drum ganda (twin drum vibratory).
Pemadatan awal dioperasikan dengan roda penggerak berada di dekat alat
penghampar. Setiap titik perkerasan harus menerima minimum dua lintasan
pengilasan awal.
Pemadatan kedua atau utama harus dilaksanakan dengan alat pemadat roda
karet sedekat mungkin di belakang penggilasan awal. Pemadatan kedua
untuk SMA menggunakan alat pemadat roda baja denagan atau tanpa
penggetar (vibrasi) sebagaimana hasil penghamparan percobaan yang
disetujui Pengawas Pekerjaan. Pemadatan akhir atau penyelesaian harus
dilaksanakan dengan alat pemadat roda baja tanpa penggetar (vibrasi). Bila
hamparan aspal tidak menunjukkan bekas jejak roda pemadatan setelah
pemadatan kedua, pemadatan akhir bisa tidak dilakukan.
• Pertama-tama pemadatan dilakukan pada sambungan melintang yang telah
terpasang kasau dengan ketebalan yang diperlukan untuk menahan
pergerakan campuran beraspal akibat penggilasan. Bila sambungan
melintang dibuat untuk menyambung lajur yang dikeijakan sebelumnya,
maka lintasan awal harus dilakukan sepanjang sambungan memanjang
untuk suatu jarak yang pendek dengan posisi alat pemadat berada pada lajur
yang telah dipadatkan dengan tumpang tindih pada pekerjaan baru kira-kira
15 cm.
• Pemadatan harus dimulai dari tempat sambungan memanjang dan kemudian
dari tepi luar. Selanjutnya, penggilasan dilakukan sejajar dengan sumbu
jalan berurutan menuju ke arah sumbu jalan, kecuali untuk superelevasi
pada tikungan harus dimulai dari tempat yang terendah dan bergerak kearah
yang lebih tinggi. Lintasan yang berurutan harus saling tumpang tindih
(overlap) minimum setengah lebar roda dan lintasan-lintasan tersebut tidak
boleh berakhir pada titik yang kurang dari satu meter dari lintasan
sebelumnya.
• Bilamana menggilas sambungan memanjang, alat pemadat untuk pemadatan
awal terlebih dahulu memadatkan lajur yang telah dihampar sebelumnya
sehingga tidak lebih dari 15 cm dari lebar roda pemadat yang memadatkan
tepi sambungan yang belum dipadatkan. Pemadatan dengan lintasan yang
berurutan dilanjutkan dengan menggeser posisi alat pemadat sedikit demi
sedikit melewati sambungan, sampai tercapainya sambungan yang
dipadatkan dengan rapi.
• Kecepatan alat pemadat tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk roda baja dan
10 km/jam untuk roda karet dan harus selalu dijaga rendah sehingga tidak
mengakibatkan bergesemya campuran panas tersebut. Garis, kecepatan dan
arah penggilasan tidak boleh diubah secara tiba-tiba atau dengan cara yang
menyebabkan terdorongnya campuran beraspal.
• Semua jenis operasi penggilasan harus dilaksanakan secara menerus untuk
memperoleh pemadatan yang merata saat campuran beraspal masih dalam
kondisi mudah dikerjakan sehingga seluruh bekas jejak roda dan
ketidakrataan dapat dihilangkan.
• Roda alat pemadat harus dibasahi dengan cara pengabutan secara terus
menerus untuk mencegah pelekatan campuran beraspal pada roda alat
pemadat, tetapi air yang berlebihan tidak diperkenankan. Roda karet boleh
sedikit diminyaki untuk menghindari lengketnya campuran beraspal pada
roda.
• Peralatan berat atau alat pemadat tidak diizinkan berada di atas permukaan
yang baru selesai dikerjakan, sampai seluruh permukaan tersebut dingin.
• Permukaan yang telah dipadatkan harus halus dan sesuai dengan lereng
melintang dan kelandaian yang memenuhi toleransi yang disyaratkan. Setiap
campuran beraspal padat yang menjadi lepas atau rusak, tercampur dengan
kotoran, atau rusak dalam bentuk apapun, harus dibongkar dan diganti
dengan campuran panas yang baru serta dipadatkan secepatnya agar sama
dengan lokasi sekitarnya. Pada tempat-tempat tertentu dari campuran
beraspal terhampar dengan luas 1000 cm° atau lebih yang menunjukkan
kelebihan atau kekurangan bahan aspal harus dibongkar dan diganti.
Seluruh tonjolan setempat, tonjolan sambungan, cekungan akibat ambles,
dan segregasi permukaan yang keropos harus diperbaiki sebagaimana
diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
• Sewaktu permukaan sedang dipadatkan dan diselesaikan, tepi perkerasan
dibuat agar bergaris rapi. Setiap bahan yang berlebihan dipotong tegak lurus
setelah pemadatan akhir, dan dibuang di luar daerah milik jalan sehingga
tidak kelihatan dari jalan yang lokasinya disetujui.
G
ambar 6-3 : Ilustrasi Pekerjaan pemadatan Asphalt
F. Personil
Pada pekerjaan ini personil yang dibutuhkan adalah :
1. Pelaksana
2. Petugas K3L
3. Tenaga Kerja,Tukang,Mandor
4. Oprator Alat
G. Aspek K3
Memberikan Sosialisasi dan Protokol Kerja Konstruksi COVID 19, Memasang
Rambu peringatan Kerja Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD ) Sarung
Tangan, Helm, Rompi, Sepatu Safety, Masker.
H. Peralatan
Pada Pekerjaan ini Perlatan yang dibutuhkan adalah :
1. Dump Truck
2. Asphalt Finisher
3. Asphalt Sprayer
4. Tandem Roller
5. P.Tyre Roller
6. AMP
I. Bahan
Pada Pekerjaan ini Bahan yang dibutuhkan adalah :
1. Asphalt (AC-WC)
BAB. 7
PEKERJAAN LASTON
LAPIS FONDASI (AC-BASE)
Persiapan Teknis
Pelaksanaan Pekerjaan
Pengadaan Material
Pengaspalan
B. Persiapan Teknis
1. Material Approval:
• Material AC-Base akan diproduksi di Asphalt Mixing Plant.
• Pengajuan usulan AMP yang akan memproduksi AC-WC, contoh material
yang digunakan dilengkapi dengan keterangan asal material bersama dengan
data pengujian sifat-sifatnya.
• Dokumen JMF yang menjelaskan sifat-sifat hasil pengujian.
2. Menyerahkan data-data peralatan yang akan digunakan beserta sertifikat laik
operasinya, termasuk data dimensi truk pengangkut yang akan digunakan
sehingga mempermudah pendataan volume pekerjaan.
3. Mengajukan rencana manajemen lalu lintas terkait pelaksanaan kegiatan
Gambar 7-1 : Ilustrasi Asphalt Mixing Platn (AMP)
D. Pengadaan Material
1. Material dicampur di AMP, proses produksi diawasi dan dipastikan dilakukan
sesuai dengan spesifikasi.
2. Material yang telah diproduksi di AMP dibawa ke lokasi pekerjaan dengan
menggunakan dump truk. Untuk menjaga mutu material yang dibawa ke
lapangan maka :
• Truk untuk mengangkut campuran beraspal harus mempunyai bak terbuat
dari logam yang rapat, bersih dan rata, yang telah disemprot dengan sedikit
air sabun, atau larutan kapur untuk mencegah melekatnya campuran
beraspal pada bak. Setiap genangan minyak pada lantai bak truk hasil
penyemprotan sebelumnya harus dibuang sebelum campuran beraspal
dimasukkan dalam truk.
• Tiap muatan harus ditutup dengan kanvas/terpal atau bahan lainnya yang
cocok dengan ukuran yang sedemikian rupa agar dapat melindungi
campuran beraspal terhadap cuaca dan proses oksidasi. Bilamana dianggap
perlu, bak truk hendaknya diisolasi dan seluruh penutup harus diikat
kencang agar campuran beraspal yang tiba di lapangan pada temperatur
yang disyaratkan.
• Truk yang menyebabkan segregasi yang berlebihan pada campuran beraspal
aki-bat sistem pegas atau faktor penunjang lainnya, atau yang menunjukkan
kebocoran oli yang nyata, atau yang menyebabkan keterlambatan yang tidak
semestinya, atas perintah Pengawas Pekerjaan harus dikeluarkan dari
pekerjaan sampai kondisinya diperbaiki.
• Dump Truk yang mempunyai badan menjulur dan bukaan ke arah belakang
harus disetel agar seluruh campuran beraspal dapat dituang ke dalam
penampung dari alat penghampar aspal tanpa mengganggu kerataan
pengoperasian alat penghampar dan truk harus tetap bersentuhan dengan
alat penghampar. Truk yang mempunyai lebar yang tidak sesuai dengan
lebar alat penghampar tidak diperkenankan untuk digunakan. Truk aspal
dengan muatan lebih tidak diperkenankan.
• Jumlah truk untuk mengangkut campuran beraspal harus cukup dan dikelola
sedemikian rupa sehingga peralatan penghampar dapat beroperasi secara
menerus dengan kecepatan yang disetujui. Penghampar yang sering berhenti
dan berjalan lagi akan menghasilkan permukaan yang tidak rata sehingga
tidak memberikan kenyamanan bagi pengendara serta mengurangi umur
rencana akibat beban dinamis. Penghamparan akan dimulai saat minimum
terdapat tiga truk di lapangan yang siap memasok campuran beraspal ke
peralatan penghampar. Kecepatan peralatan penghampar dioperasikan
sedemikian rupa sehingga jumlah truk yang digunakan untuk mengangkut
campuran beraspal setiap hari dapat menjamin berjalannya peralatan
penghampar secara menerus tanpa henti.
No. Prosedur Pelaksanaan Viskositas Aspal Perkiraan” Temperatur Aspal (°C)
(Pa.s) Tipe I
1 Pencampuran benda uji Marshall 0,17 155 +1
0,02
2 Pemadatan benda uji Marshall 0,28 145 +1
0,03
3 Pencampuran, rentang 0,2 - 0,5 145 — 155
temperatur sasaran
E. Pelaksanaan
1. Penghamparan
• Sebelum memulai penghamparan, sepatu (screed) alat penghampar
dipanaskan. Campuran beraspal dihampar dan diratakan sesuai dengan
kelandaian, elevasi, serta bentuk penampang melintang yang disyaratkan.
• Penghamparan harus dimulai dari lajur yang lebih rendah menuju lajur yang
lebih tinggi bilamana pekerjaan yang dilaksanakan lebih dari satu lajur.
• Mesin vibrasi pada screed alat penghampar harus dijalankan selama
penghamparan dan pembentukan.
• Penampung alat penghampar (hopper) tidak boleh dikosongkan, sisa
campuran beraspal harus dijaga tidak kurang dari temperatur yang
disyaratkan.
• Alat penghampar harus dioperasikan dengan suatu kecepatan yang tidak
menyebabkan retak permukaan, koyakan, atau bentuk ketidakrataan lainnya
pada permukaan.
• Bilamana terjadi segregasi, koyakan atau alur pada permukaan, maka alat
penghampar harus dihentikan dan tidak boleh dijalankan lagi sampai
penyebabnya telah ditemukan dan diperbaiki.
• Proses perbaikan lubang-lubang yang timbul karena terlalu kasar atau bahan
yang tersegregasi karena penaburan material yang halus sedapat mungkin
harus dihindari sebelum pemadatan. Butiran yang kasar tidak boleh
ditebarkan di atas permukan yang telah padat dan bergradasi rapat.
• Harus diperhatikan agar campuran tidak terkumpul dan mendingin pada
tepi- tepi penampung alat penghampar atau tempat lainnya.
• Bilamana jalan akan dihampar hanya setengah lebar jalan atau hanya satu
lajur untuk setiap kali pengoperasian, maka urutan penghamparan harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga perbedaan akhir antara panjang
penghamparan lajur yang satu dengan yang bersebelahan pada setiap hari
produksi dibuat seminimal mungkin.
• Selama pekerjaan penghamparan fungsi-fungsi berikut ini harus dipantau
dan dikendalikan secara elektronik atau secara manual sebagaimana yang
diperlukan untuk menjamin terpenuhinya elevasi rancangan dan toleransi
yang disyaratkan serta ketebalan dari lapisan beraspal :
i. Tebal hamparan aspal gembur sebelum dipadatkan, sebelum
dibolehkannya pemadatan (diperlukan pemeriksaan secara manual).
ii. Kelandaian sepatu (screed) alat penghampar untuk menjamin
terpenuhinya lereng melintang dan superelevasi yang diperlukan.
iii. Elevasi yang sesuai pada sambungan dengan aspal yang telah dihampar
sebelumnya, sebelum dibolehkannya pemadatan.
iv. Perbaikan penampang memanjang dari permukaan beraspal eksisting
dengan menggunakan batang perata, kawat baja atau hasil penandaan
survei.
Gambar 7-2 : Ilustrasi Penghamparan material asphalt ke finisher
3. Pemadatan
• Segera setelah campuran beraspal dihampar dan diratakan, permukaan
tersebut harus diperiksa dan setiap ketidaksempumaan yang terjadi harus
diperbaiki. Temperatur campuran beraspal yang terhampar dalam keadaan
gembur harus dipantau dan penggilasan harus dimulai dalam rentang
viskositas aspal yang ditunjukkan.
• Pemadatan campuran beraspal terdiri dari tiga operasi yang terpisah berikut
ini
i. Pemadatan Awal
ii. Pemadatan Antara
iii. Pemadatan Akhir
• Pemadatan awal atau breakdown rolling dilaksanakan baik dengan alat
pemadat roda baja atau pemadat bergetar drum ganda (twin drum vibratory).
Pemadatan awal dioperasikan dengan roda penggerak berada di dekat alat
penghampar. Setiap titik perkerasan harus menerima minimum dua lintasan
pengilasan awal.
Pemadatan kedua atau utama harus dilaksanakan dengan alat pemadat roda
karet sedekat mungkin di belakang penggilasan awal. Pemadatan kedua
untuk SMA menggunakan alat pemadat roda baja denagan atau tanpa
penggetar (vibrasi) sebagaimana hasil penghamparan percobaan yang
disetujui Pengawas Pekerjaan. Pemadatan akhir atau penyelesaian harus
dilaksanakan dengan alat pemadat roda baja tanpa penggetar (vibrasi). Bila
hamparan aspal tidak menunjukkan bekas jejak roda pemadatan setelah
pemadatan kedua, pemadatan akhir bisa tidak dilakukan.
• Pertama-tama pemadatan dilakukan pada sambungan melintang yang telah
terpasang kasau dengan ketebalan yang diperlukan untuk menahan
pergerakan campuran beraspal akibat penggilasan. Bila sambungan
melintang dibuat untuk menyambung lajur yang dikeijakan sebelumnya,
maka lintasan awal harus dilakukan sepanjang sambungan memanjang
untuk suatu jarak yang pendek dengan posisi alat pemadat berada pada lajur
yang telah dipadatkan dengan tumpang tindih pada pekerjaan baru kira-kira
15 cm.
• Pemadatan harus dimulai dari tempat sambungan memanjang dan kemudian
dari tepi luar. Selanjutnya, penggilasan dilakukan sejajar dengan sumbu
jalan berurutan menuju ke arah sumbu jalan, kecuali untuk superelevasi
pada tikungan harus dimulai dari tempat yang terendah dan bergerak kearah
yang lebih tinggi. Lintasan yang berurutan harus saling tumpang tindih
(overlap) minimum setengah lebar roda dan lintasan-lintasan tersebut tidak
boleh berakhir pada titik yang kurang dari satu meter dari lintasan
sebelumnya.
• Bilamana menggilas sambungan memanjang, alat pemadat untuk pemadatan
awal terlebih dahulu memadatkan lajur yang telah dihampar sebelumnya
sehingga tidak lebih dari 15 cm dari lebar roda pemadat yang memadatkan
tepi sambungan yang belum dipadatkan. Pemadatan dengan lintasan yang
berurutan dilanjutkan dengan menggeser posisi alat pemadat sedikit demi
sedikit melewati sambungan, sampai tercapainya sambungan yang
dipadatkan dengan rapi.
• Kecepatan alat pemadat tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk roda baja dan
10 km/jam untuk roda karet dan harus selalu dijaga rendah sehingga tidak
mengakibatkan bergesemya campuran panas tersebut. Garis, kecepatan dan
arah penggilasan tidak boleh diubah secara tiba-tiba atau dengan cara yang
menyebabkan terdorongnya campuran beraspal.
• Semua jenis operasi penggilasan harus dilaksanakan secara menerus untuk
memperoleh pemadatan yang merata saat campuran beraspal masih dalam
kondisi mudah dikerjakan sehingga seluruh bekas jejak roda dan
ketidakrataan dapat dihilangkan.
• Roda alat pemadat harus dibasahi dengan cara pengabutan secara terus
menerus untuk mencegah pelekatan campuran beraspal pada roda alat
pemadat, tetapi air yang berlebihan tidak diperkenankan. Roda karet boleh
sedikit diminyaki untuk menghindari lengketnya campuran beraspal pada
roda.
• Peralatan berat atau alat pemadat tidak diizinkan berada di atas permukaan
yang baru selesai dikerjakan, sampai seluruh permukaan tersebut dingin.
• Permukaan yang telah dipadatkan harus halus dan sesuai dengan lereng
melintang dan kelandaian yang memenuhi toleransi yang disyaratkan. Setiap
campuran beraspal padat yang menjadi lepas atau rusak, tercampur dengan
kotoran, atau rusak dalam bentuk apapun, harus dibongkar dan diganti
dengan campuran panas yang baru serta dipadatkan secepatnya agar sama
dengan lokasi sekitarnya. Pada tempat-tempat tertentu dari campuran
beraspal terhampar dengan luas 1000 cm° atau lebih yang menunjukkan
kelebihan atau kekurangan bahan aspal harus dibongkar dan diganti.
Seluruh tonjolan setempat, tonjolan sambungan, cekungan akibat ambles,
dan segregasi permukaan yang keropos harus diperbaiki sebagaimana
diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
• Sewaktu permukaan sedang dipadatkan dan diselesaikan, tepi perkerasan
dibuat agar bergaris rapi. Setiap bahan yang berlebihan dipotong tegak lurus
setelah pemadatan akhir, dan dibuang di luar daerah milik jalan sehingga
tidak kelihatan dari jalan yang lokasinya disetujui.
G
ambar 7-3 : Ilustrasi Pekerjaan pemadatan Asphalt
F. Personil
Pada pekerjaan ini personil yang dibutuhkan adalah :
1. Pelaksana
2. Petugas K3L
3. Tenaga Kerja,Tukang,Mandor
4. Oprator Alat
G. Aspek K3
Memberikan Sosialisasi dan Protokol Kerja Konstruksi COVID 19, Memasang
Rambu peringatan Kerja Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD ) Sarung
Tangan, Helm, Rompi, Sepatu Safety, Masker.
H. Peralatan
Pada Pekerjaan ini Perlatan yang dibutuhkan adalah :
1. Dump Truck
7. Asphalt Finisher
8. Asphalt Sprayer
9. Tandem Roller
10. P.Tyre Roller
11. AMP
I. Bahan
Pada Pekerjaan ini Bahan yang dibutuhkan adalah :
1. Asphalt (AC-Base)
BAB. 8
PEKERJAAN BETON
STRUKTUR, fc’ = 30 MPa
Persiapan Teknis
Pelaksanaan Pekerjaan
Penyiapan kondisi
Pelaksanaan Pengecoran
Pengerjaan Akhir
B. Persiapan Teknis
1. Material Approval:
• Material Approval: menyerahkan contoh dari seluruh bahan yang hendak
digunakan dengan data pengujian yang menunjukkan bahwa material
memenuhi seluruh sifat bahan yang disyaratkan spesifikasi.
2. Job Mix Trial & Approval:
• menyerahkan rancangan campuran (mix design) untuk masing-masing mutu
beton yang akan digunakan, lengkap dengan hasil pengujian percobaan
campuran beton di laboratorium berdasarkan kuat tekan beton secara umum.
• membuat campuran percobaan menggunakan proporsi campuran hasil
rancangan campuran, dengan disaksikan oleh Pengawas Pekerjaan
kemudian dilakukan pengujian kelecakan dan kuat tekan.
3. Shop Drawing Approval : menyerahkan Gambar Kerja detail pelaksanaan beton
yang akan dilaksananakan.
E. Pelaksanaan
1. Penuangan Beton
• Penuangan beton dilakukan sedemikian rupa sehingga beton terhindar dari
segregasi partikel kasar dan halus. Beton dituang ke dalam cetakan sedekat
mungkin dengan yang dapat dicapai pada posisi akhir beton untuk
mencegah pengaliran yang tidak boleh melampaui satu meter dari tempat
awal pengecoran, dan beton juga diatur agar tidak jatuh bebas terlalu tinggi.
Pengecoran dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa hingga campuran
beton yang telah dicor masih plastis sehingga dapat menyatu dengan
campuran beton yang baru. Pekerjaan beton harus sudah selesai sebelum
waktu ikat awalnya (initial setting time).
2. Pemadatan Beton
• Beton dipadatkan dengan penggetar mekanis (concrete vibrator) yang
sesuai, bilamana diperlukan, dilakukan penusukan secara manual dengan
alat yang cocok untuk menjamin pemadatan yang tepat dan memadai.
Pemadatan dilakukan sampai setiap rongga udara dan gelembung udara
terisi. Pastikan kepadatan beton pada semua sudut dan di antara dan sekitar
besi tulangan. Penggetar concrete vibrator dimasukkan ke dalam beton
basah secara vertikal sedemikian hingga dapat melakukan penetrasi sampai
ke dasar beton yang baru dicor, dan menghasilkan kepadatan pada seluruh
kedalaman pada bagian tersebut.
Alat penggetar kemudian harus ditarik pelan-pelan dan dimasukkan kembali
pada posisi lain tidak lebih dari 45 cm jaraknya. Alat penggetar tidak boleh
berada pada suatu titik lebih dari 30 detik, juga tidak boleh digunakan untuk
memindah campuran beton ke lokasi lain, serta tidak boleh menyentuh
tulangan beton. Concrete vibrator dibatasi waktu penggunaannya, sehingga
menghasilkan pemadatan yang diperlukan tanpa menyebabkan terjadinya
segregasi pada agregat.
3. Pengujian Beton
• Pengujian Untuk Kelecakan
Satu pengujian ”slump” atau slump flow dilaksanakan pada setiap adukan
beton yang dihasilkan dan dilakukan sesaat sebelum pengecoran dengan
disaksikan oleh Pengawas Pekerjaan atau wakilnya.
• Pengujian Kuat Tekan
Material yang digunakan untuk pengecoran akan diuji kuat tekannya,
Pembuatan sampel dengan jumlah dan prosedur yang sesuai dilakukan pada
saat pengecoran.
F. Pekerjaan Akhir
1. Perawatan
Beton dilindungi dari pengeringan dini, temperatur yang terlalu panas, dan
gangguan mekanis. Beton dijaga agar kehilangan kadar air yang terjadi
seminimal mungkin dan diperoleh temperatur yang relatif tetap dalam waktu
yang ditentukan untuk menjamin hidrasi yang sebagaimana mestinya pada
semen dan pengerasan beton. Beton dirawat, sesegera mungkin setelah beton
mulai mengikat (pengikatan awal) dengan memberikan lapisan curing compound
pada permukaannya atau pembungkusan dengan bahan penyerap air dalam
waktu paling sedikit 3 hari. Untuk beton yang menggunakan acuan kayu, acuan
tersebut dipertahankan basah pada setiap saat sampai dibongkar, untuk
mencegah terbukanya sambungan- sambungan dan pengeringan beton.
2. Pembongkaran Acuan
Pembongkaran Acuan dilakukan setelah umur dan kekuatan beton cukup.
3. Finishing Permukaan
Setelah pembongkaran acuan, segera dilakukan finishing permukaan beton.
Seluruh perangkat kawat atau logam yang telah digunakan untuk memegang
acuan, dan acuan yang menembus badan beton, dibuang atau dipotong sehingga
tersisa maksimum 2,5 cm dari permukaan beton. Tonjolan mortar dan
ketidakrataan lainnya yang disebabkan oleh sambungan acuan dibersihkan.
G. Personil
Pada pekerjaan ini personil yang dibutuhkan adalah :
1. Pelaksana
2. Petugas K3L
3. Tenaga Kerja,Tukang,Mandor
4. Oprator Mixer
H. Aspek K3
Memberikan Sosialisasi dan Protokol Kerja Konstruksi COVID 19, Memasang
Rambu peringatan Kerja Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD ) Sarung
Tangan, Helm, Rompi, Sepatu Safety, Masker.
I. Peralatan
Pada Pekerjaan ini Perlatan yang dibutuhkan adalah :
1. Batching Plant dan peralatannya : 1 unit
2. Truck Mixer : 10 unit (sesuai cycle time)
3. Straight edge : 1 unit, panjang 5 meter
4. Alat survey : 1 unit
5. Alat Quality Control : 1 unit
6. Concrete vibrator electric
J. Perlengkapan
Pada Pekerjaan ini Perlengkapan yang dibutuhkan adalah :
1. Sekop, cangkul, skrap dll : 5 set
2. Balok-balok penumpang (tempat orang memperbaiki tektur beton) 2 uni
K. Bahan
Pada Pekerjaan ini Bahan yang dibutuhkan adalah :
1. Beton Ready Mix K-300
BAB. 9
PEKERJAAN BAJA
TULANGAN SIRIP BjTS
420A
Persiapan Teknis
Pelaksanaan Pekerjaan
Pengadaan dan
Penyimpanan
Fabrikasi
Pemasangan
B. Persiapan Teknis
1. Material Approval:
Pengajuan usulan material yang digunakan dilengkapi dengan brosur keterangan
asal produk dan spesifikasi, mencakup baja tulangan, dan kawat pengikat.
2. Shop Drawing Approval
Menyerahkan Gambar Kerja dan daftar penulangan (bar schedule) yang akan
dilaksanakan
C. Pengadaan Material dan Penyimpanan
Material Baja Tulangan yang didatangkan, tidak akan sekaligus langsung terpasang.
Sebagian material akan melalui proses penyimpanan, sehingga gudang penyimpanan
baja tulangan diatur untuk mencegah distorsi, kontaminasi, korosi atau kerusakan.
D. Pelaksanaan
1. Fabrikasi
• Fabrikasi tulangan dilakukan di workshop yang lokasinya bersebelahan
dengan gudang penumpukan material utuh.
• Pemotongan dan pembengkokan dilaksanakan sesuai dengan gambar yang
sudah disetujui sebelumnya.
• Pembengkokan material menggunakan Bar Bender.
• Material yang sudah difabrikasi berdasarkan bar schedule-nya dikelompok,
diikat dan diberi label. Sebelum digunakan disimpan di gudang material
fabri Setelah lokasi pemasangan siap dan jumlah material yang difabrikasi
cukup, dibawa ke lokasi pekerjaan
2. Pemasangan
• Sebelum dipasang, dipastikan kondisi tulangan yang akan dipasang.
Dipastikan kebersihan dan kelayakannya.
• Tulangan ditempatkan akurat sesuai dengan gambar dan diikat kuat dengan
kawat pengikat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran.
• Pembuatan dan pemasangan tumpuan tulangan dari beton pracetak dengan
mutu fc’ 20 MPa.
• Ketebalan tumpuan tulangan ke acuan disesuaikan dengan ketebalan selimut
beton sesuai gambar.
G. Personil
Pada pekerjaan ini personil yang dibutuhkan adalah :
1. Pelaksana
2. Petugas K3L
3. Tenaga Kerja,Tukang,Mandor
4. Oprator Alat Berat
H. Aspek K3
Memberikan Sosialisasi dan Protokol Kerja Konstruksi COVID 19, Memasang
Rambu peringatan Kerja Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD ) Sarung
Tangan, Helm, Rompi, Sepatu Safety, Masker.
I. Peralatan
Pada Pekerjaan ini Perlatan yang dibutuhkan adalah :
1. Bar Bendrat
J. Bahan
Pada Pekerjaan ini Bahan yang dibutuhkan adalah :
1. Baja tulangan Strip BjTS 420A
BAB. 10
PEKERJAAN PENYEDIAAN
STRUKTUR JEMBATAN
RANGKA BAJA STANDAR
60 M.
B. Persiapan Teknis
1. Shop Drawing Approval
Penyerahan gambar shop drawing untuk material jembatan yang akan diadakan,
gambar shop drawing secara umum untuk hasil akhir. Gambar detail fabrikasi
dilakukan kemudian mengacu ke shop drawing material.
2. Fabricator Approval
Pengajuan fabricator yang akan melaksanakan fabrikasi, dilengkapi dengan
kapasitas workshop, peralatan, kemampuan teknis, pelaksana pengelasan, dsb
Pelaksanaan pengelasan wajib dilakukan oleh Personil Juru Las (welder) yang
memiliki Kualifikasi Juru Las sesuai dengan yang dipersyaratkan.
3. Material Approval
Pengajuan daftar material yang digunakan dilengkapi dengan brosur keterangan
asal produk, sertifikat produk dan spesifikasi, mencakup material baja, baut dan
kawat las. Pengujian sampel bahan yang akan digunakan
C. Pelaksanaan Fabrikasi
1. Pengadaan material yang akan difabrikasi. Setiap material yang diadakan
dilengkapi dengan sertifikat produk dari produsennya.
2. Fabrikasi bahan jembatan dilakukan sesuai dengan gambar fabrikasi yang sudah
disetujui.
3. Untuk menjamin mutu fabrikasi sambungan las dilakukan pengujian sambungan
las.
4. Dilakukan Trial Shop Assembly (Montase) untuk memastikan kesesuaian dan
ketelitian hasil fabrikasi baja, sehingga pelaksanaan di lapangan berjalan lancar.
5. Material Jembatan yang telah difabrikasi digalvanis sesuai dengan spesifikasi.
6. Sebelum diangkut dari pabrik, telah disusun diagram pemasangan / manual
pemasangan.
Persiapan Teknis
Pelaksanaan Pekerjaan
Temporary Structure
Pemasangan
Tahap Akhir
B. Persiapan Teknis
1. Method of Statement Approval
Menyerahkan rincian metode pelaksanaan yang akan dilaksanakan, dilengkapi
dengan perhitungan struktur, data pembebanan yang digunakan, secara rinci
sehingga dapat dievaluasi.
2. Shop Drawing Approval
Menyerahkan Gambar Kerja detail pelaksanaan yang akan dilaksanakan.
C. Temporary Structure dan alat bantu
1. Pengadaan Link Set dan counter weight sesuai dengan rencana yang sudah
disetujui sebelumnya.
2. Persiapan lahan untuk pemasangan link set & counterweight.
3. Pemasangan temporary structure.
4. Pemasangan dudukan winch
G. Personil
Pada pekerjaan ini personil yang dibutuhkan adalah :
1. Pelaksana
2. Petugas K3L
3. Tenaga Kerja,Tukang,Mandor
4. Oprator Alat Berat
H. Aspek K3
Memberikan Sosialisasi dan Protokol Kerja Konstruksi COVID 19 Memasang
Rambu Perinagatan : “HATI-HATI ALAT BERAT SEDANG BEROPERASI”
Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD ) Sarung Tangan,Romi,Helm, Sepatu
Safety.
I. Peralatan
Pada Pekerjaan ini Perlatan yang dibutuhkan adalah :
1. Crane On Track
2. Jack Hydrolic Jembatan
J. Bahan
Pada Pekerjaan ini Bahan yang dibutuhkan adalah :
1. Rangka Baja Fabrikasi Panjang 60 M
BAB. 12
PEKERJAAN TIANG BOR
BETON DIAMETER 800 MM
A. Alur Pekerjaan
Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan sebagai berikut :
Persiapan Teknis
Pelaksanaan Pekerjaan
Fabrikasi Tulangan
Pelaksanaan Pengeboran
B. Persiapan Teknis
1. Material Approval:
Sebelum pekerjaan pengeboran dilaksanakan sudah diserahkan sampel,
dilakukan pengujian, dan disetuji material yang kan digunakan untuk pekerjaan
ini, antara lain :
• Material Baja tulangan yang akan digunakan.
• Material Beton yang akan digunakan.
• Material Bentonit yang akan digunakan
Semua komponen material yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi.
2. Shop Drawing Approval
Menyerahkan Gambar Kerja detail pelaksanaan yang akan dilaksanakan.
H. Aspek K3
Memberikan Sosialisasi dan Protokol Kerja Konstruksi COVID 19 Memasang
Rambu Perinagatan : “HATI-HATI ALAT BERAT SEDANG BEROPERASI”
Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD ) Sarung Tangan,Romi,Helm, Sepatu
Safety.
I. Peralatan
Pada Pekerjaan ini Perlatan yang dibutuhkan adalah :
1. Crane On Track
2. Bore Pile Machine
3. Dump Truck
4. Excavator
5. Truck Mixer
J. Bahan
Pada Pekerjaan ini Bahan yang dibutuhkan adalah :
1. Rangka Baja Fabrikasi Panjang 60 M
BAB. 13
PEKERJAAN BRONJONG
DENGAN KAWAT
GALVANIS
A. Alur Pekerjaan
Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan sebagai berikut :
Persiapan Teknis
Pelaksanaan Pekerjaan
Pengadaan dan
Penyimpanan
Pelaksanaan
B. Persiapan Teknis
1. Material Approval:
• Pengajuan usulan material yang digunakan dilengkapi dengan keterangan
asal produk dan spesifikasi, mencakup batu dan bronjong yang digunakan.
• Pengujian sampel material yang akan digunakan.
2. Shop Drawing Approval
Menyerahkan Gambar Kerja detail pelaksanaan yang akan dilaksanakan.
C. Pengadaan Material dan Penyimpanan:
Material keranjang bronjong diadakan. Material tersebut tidak akan sekaligus
langsung terpasang. Sebagian material akan melalui proses penyimpanan, sehingga
gudang penyimpanan diatur untuk mencegah distorsi, kontaminasi, korosi atau
kerusakan.
E. Pelaksanaan
1. Sebelum diisi dengan batu, keranjang bronjong dibentangkan dengan kuat untuk
memperoleh bentuk serta posisi yang benar dengan menggunakan tali penarik.
2. Sambungan antara keranjang diikat sekuat anyaman bronjong sehingga tidak jadi
titik lemah.
3. Batu dimasukkan dan disusun agar diperoleh sesedikit mungkin rongga. Setelah
bronjong terisi setengah, dipasang kawat pengaku. Kemudian diisi lagi sedikit
berlebih.
4. Setelah terisi penuh, keranjang bronjong ditutup, dan diikat.
5. Tanah dibelakang bronjong dirapikan dan dipadatkan
Gambar 13-1 : Ilustrasi Pekerjan Bronjong
F. Personil
Pada pekerjaan ini personil yang dibutuhkan adalah :
1. Pelaksana
2. Petugas K3L
3. Tenaga Kerja,Tukang,Mandor
4. Oprator Alat Berat
G. Aspek K3
Memberikan Sosialisasi dan Protokol Kerja Konstruksi COVID 19 Memasang
Rambu Perinagatan Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD ) Sarung
Tangan,Romi,Helm, Sepatu Safety.
H. Peralatan
Pada Pekerjaan ini Perlatan yang dibutuhkan adalah :
1. Dump Truck
2. Excavator
I. Bahan
Pada Pekerjaan ini Bahan yang dibutuhkan adalah :
1. Kawat Bronjong
2. Batu Kali