Anda di halaman 1dari 26

SPESIFIKASI TEKNIS

Program : Program Peningkatan Prasarana, Sarana dan Utilitas


Umum (PSU)

Kegiatan : Urusan Penyelenggaraan PSU Perumahan

Sub Kegiatan : Penyediaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum (PSU)

Sub Rincian : Pembangunan Jalan Lingkungan Paving Blok


Kegiatan

Pekerjaan : Pembangunan Paving Blok Jalan Menuju Permakaman


Umum Gin Besar RT. 10, RW. 01 Desa Numbing Kec.
Bintan Pesisir

I. PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Pemerintah Kabupaten Bintan, melalui Dinas Perumahan dan Kawasan


Permukiman Kabupaten Bintan adalah perangkat dari Pemerintah Daerah
yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab di dalam bidang
Pembangunan Jalan Lingkungan, dimana salah satunya adalah
pembangunan jalan Paving Blok.

Kegiatan tersebut diimplementasikan pada kegiatan yang dananya bersumber


dari APBD Kabupaten Bintan Tahun Anggaran 2021. Dalam pelaksanaan
kegiatan tersebut dibutuhkan suatu perencanaan yang matang dan
tersistematis, dimana dalam perencanaan sarana dan prasarana jalan
lingkungan harus melalui tahapan pradesain agar terwujud suatu rancangan
yang memenuhi aspek konstekstual, fungsional, keamanan dan kenyaman
bagi pengguna jalan. Dengan latar belakang tersebut di atas maka diperlukan
Penyedia Jasa Konstruksi untuk mewujudkan pembangunan jalan
lingkungan tersebut yang dapat dipertanggungjawabkan dalam
merealisasikan pembangunan jalan Paving Blok.

1
2. MAKSUD DAN TUJUAN

Adapun maksud dan tujuan kegiatan ini adalah :

2.1. Maksud

Maksud kegiatan ini adalah melaksanakan Jasa Konstruksi


Pembangunan Paving Blok Jalan Menuju Permakaman Umum Gin
Besar RT. 10, RW. 01 Desa Numbing Kec. Bintan Pesisir, guna
menyiapkan Dokumen Pelaksanaan Pembangunan konstruksi tersebut

2.2. Tujuan

Tujuan dari kegiatan ini yaitu tercapainya penyelesaian Pembangunan


Paving Blok Jalan Menuju Permakaman Umum Gin Besar RT. 10, RW.
01 Desa Numbing Kec. Bintan Pesisir, sebagai bagian dari sub kegiatan
Penyediaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum (PSU).

3. SASARAN

Sasaran yang ingin dicapai dari pekerjaan ini adalah tersedianya


Pembangunan Paving Blok Jalan Menuju Permakaman Umum Gin Besar RT.
10, RW. 01 Desa Numbing Kec. Bintan Pesisir sebagai langkah
memperlancar transportasi masyarakat di Kelurahan/Desa tersebut.

4. NAMA ORGANISASI PENGADAAN KONSTRUKSI

Nama Organisasi yang menyelenggarakan/ melaksanakan pekerjaan


pengadaan konstruksi yaitu:

a. Instansi : Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman


Kabupaten Bintan

b. Alamat : Jl. Barek Motor, Kel. Kijang Kota

c. PPKom : DENY IRMAN SUSILO, S.Kom

d. PPTK : WARSITO, S.Sos.

5. SUMBER DANA, PERKIRAAN BIAYA DAN KLASIFIKASI PEKERJAAN

a. Sumber pendanaan kegiatan bersumber dari APBD Tahun Anggaran


2021 dengan pagu Rp. 110.262.688,- (Seratus Sepuluh Ribu Dua Ratus
Enam Puluh Dua Ribu Enam Ratus Delapan Puluh Delapan Rupiah)

2
b. Untuk pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan biaya dari hasil Harga
Perhitungan Sendiri (HPS) Rp. 110.255.100,04,- (Seratus Sepuluh Juta
Dua Ratus Lima Puluh Lima Ribu Seratus Koma Empat Rupiah)

6. LOKASI PEKERJAAN

Lokasi Pekerjaan Jalan Menuju Permakaman Umum Gin Besar RT. 10, RW. 01
Desa Numbing Kec. Bintan Pesisir.

II. RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Adapun ruang lingkup kegiatan Pembangunan Paving Blok Jalan Menuju


Permakaman Umum Gin Besar RT. 10, RW. 01 Desa Numbing Kec. Bintan
Pesisir meliputi :

I. Pekerjaan Pendahuluan meliputi :

- Papan Nama Proyek

- Pembersihan Lokasi dan Pemerataan Jalan

II. Penyelenggaraan K3 Konstruksi meliputi :

- Penyelenggaraan Keamanan dan Kesehatan Kerja serta Keselamatan


Konstruksi

III. Pekerjaan Paving Blok meliputi :

- Pek. Urugan Pasir Beton

- Pek. Pasang Peving Blok Trupave t = 8cm

- Pek. Galian Kanstin

- Pek. Pas. Kanstin t = 20 cm

- Pek. Semenisasi Pengunci Paving/Ram

- Pek. Pengecatan Kansten

IV. Pek. Akhir meliputi;

- Pek. Pembersihan Akhir

3
KELUARAN

a. Melaksanakan pekerjaan menyangkut keselamatan dan kesehatan kerja,


kualitas, biaya dan ketepatan waktu pelaksanaan pekerjaan sehingga
tercapai wujud akhir pekerjaan sesuai dengan dokumen pelaksanaan
pekerjaan dan kelancaran administrasi;

b. Dokumen selama proses pelaksanaan, terdiri dari :

 Laporan Kemajuan Pekerjaan

 Laporan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja


(SMK3)

 Laporan Hasil pengujian apabila diperlukan

 Foto dokumentasi pekerjaan

 Melakukan kontrol terhadap kondisi eksisting dilapangan

 Mengajukan Shop Drawing pada setiap tahapan pekerjaan yang akan


dilaksanakan,

 Membuat Time Schedule/S Curve untuk pelaksanaan pekerjaan

 Mengajukan proses Contract Change Order (CCO) jika terjadi


perubahan penanganan pekerjaan

 Melaksanakan pemeliharaan sesuai jangka waktu pemeliharaan

c. Mengajukan Berita Acara Kemajuan Pekerjaan.

d. Membuat gambar–gambar sesuai dengan pelaksanaan pekerjaan


dilapangan (As Built Drawing)

LAPORAN

a. Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan untuk


menetapkan volume pekerjaan atau kegiatan yang telah dilaksanakan
guna pembayaran hasil pekerjaan. Hasil pemeriksaan pekerjaan
dituangkan dalam laporan kemajuan hasil pekerjaan.

b. Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan


pekerjaan, seluruh aktivitas kegiatan pekerjaan di lokasi pekerjaan dicatat

4
dalam buku harian sebagai bahan laporan harian pekerjaan yang berisi
realisasi pekerjaan harian.

c. Laporan Harian Berisi :

 penempatan tenaga kerja untuk tiap macam tugasnya;

 jenis dan jumlah peralatan;

 jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;

 keadaan cuaca termasuk hujan dan peristiwa alam lainnya yang


berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan;

 catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan; dan

d. Laporan harian dibuat oleh penyedia dan diperiksa oleh konsultan dan
disetujui oleh Direksi Teknis

e. Laporan mingguan terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hasil
kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu.

f. Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi


hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan.

g. Laporan Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan


Konstruksi.

h. Untuk merekam kegiatan pelaksanaan proyek, PPKom dapat menugaskan


Direksi Teknis membuat foto-foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan di
lokasi pekerjaan.

5
III. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN

Pasal 1

PEKERJAAN PERSIAPAN

1.1 Pengukuran kembali

a. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dari penggambaran


kembali lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan
mengenai peil ketinggian tanah, letak pohon letak batas-batas tanah
dengan alat-alat yang sudah ditera kebenarannya.

b. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dari keadaan


lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Direksi
Pengawas untuk dimintakan keputusannya.

c. Penentuan titik ketinggian dari sudut-sudut hanya dilakukan dengan


alat-alat waterpas atau theodolit yang ketepatannya dapat dipertanggung
jawabkan.

d. Kontraktor harus menyediakan alat ukur/waterpas beserta tugas yang


melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Direksi Pengawas selama
pelaksanaan proyek.

e. Pengukuran sudut siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang
disetujui oleh Direksi Pengawas.

f. Segala pekerjaan pengukuran persiapan termasuk tanggungan


Kontraktor.

1.2 Tugu Patok Dasar

a. Letak dan Jumlah tugu patokan dasar ditentukan oleh Direksi Pengawas.

b. Tugu Patokan dasar dibuat dari Kayu yang di cat merah berpenampang
sekurang-kurangnya diameter 3 inchi tertancap kuat kedalam tanah
sedalam 15 cm dengan bagian yang menonjol diatas muka tanah
secukupnya untuk memudahkan pengukuran selanjutnya dan sekurang-
kurangnya 10 cm di atas tanah.

6
c. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan tugu patokan dasar
termasuk tanggungan Kontraktor.

d. Pada waktu pematokan (penentuan peil dan setiap sudut-sudut


perpindahan). Kontraktor wajib membuat shop drawing dahulu sesuai
keadaan lapangan.

1.3 Pekerjaan Pembersihan

1.3.1 Pekerjaan Persiapan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,


alat-alat dan pengangkutan yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan semua “pekerjaan pembersihan” seperti yang
disyartakan dalam gambar rencana dan spesifikasi ini.

b. Meliputi pembersihan dan penebasan/pembabatan, bongkaran


pekerjaan lama yang berada dalam lokasi pekerjaan yang akan
dikerjakan, sesuai yang ditentukan dalam gambar atau sesuai
petunjuk Direksi pengawas.

c. Penyiapan dan pembentukan badan jalan.

1.3.2 Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Pada umumnya tempat-tempat untuk bangunan dibersihkan


penebasan/pembabatan harus dilaksanakan terhadap semua
belukar/semak sampai yang tertanam dan material lain yang
tidak diinginkan berada dalam daerah yang akan dikerjakan
harus dihilangkan, ditimbun dan kemudian dibakar atau
dibuang dengan cara yang disetujui oleh Direksi pengawas.

b. Semua sisa-sisa tanaman seperti akar-akar, rumput-rumput dan


penebangan pohon menjadi tanggung jawab penyedia.

c. Batu atau lain material yang sejenisnya jika ada harus pula
dihilangkan, kecuali bila berada pada dasar galian pondasi yang
direncanakan, dan apabila batu tersebut pada daerah taman bila
dikehendaki dan sesuai persetujuan Direksi Pengawas tidak
perlu dilakukan penghilangan.

d. Semua daerah urugan harus dipadatkan baik urugan yang telah


ada maupun terhadap urugan yang baru. Tanah urugan harus

7
bersih dari sisa-sisa tumbuhan atau bahan-bahan yang dapat
menimbulkan pelapukan dikemudian hari.

e. Segala pekerjaan pengukuran persiapan termasuk tanggungan


Kontraktor.

f. Perlindungan terhadap benda-benda berfaedah. Kecuali


ditunjukkan untuk dipindahkan seluruh barang-barang
berharga yang mungkin ditemui dilapangan harus dlindungi dari
kerusakan, dan bila sampai menderita kerusakan harus
direparasi/diganti oleh Kontraktor.

g. Bila fasilitas pelayanan umum terganggu sebagai akibat


pekerjaan Kontraktor, Kontraktor harus segera mengganti
kerugian yang terjadi yang dapat berupa perbaikan dari barang
yang rusak akibat pekerjaan Kontraktor. Sarana dan prasarana
yang ditemukan dibawah tanah dan terletak di lokasi pekerjaan,
apabila terjadi kerusakan akibat aktifitas pekerjaan menjadi
tanggungan Kontraktor.

1.4 Keselamatan Kerja (K3)

1. Kontraktor wajib untuk melindungi tenaga kerjanya dalam program BPJS


Ketenagakerjaan sektor jasa Konstruksi.

2. Kontraktor harus menjamin bahwa semua pekerjaan dan alat pelindung


diri (APD) yang dipakai sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan
sehingga dapat menjamin keselamatan yang ditentukan oleh direksi
pekerjaan.

3. Tenaga kerja yang bekerja di lapangan harus mengikuti peraturan


keselamatan kerja dan pelaksanaan pekerjaan dan jam kerja.

4. Kontraktor dengan persetujuan direksi pekerjaan, harus menciptakan


system pengamanan terhadap peralatan-peralatan yang digunakan pada
lokasi pelaksanaan pekerjaan sedangkan biaya atas keperluan tersebut
ditanggung oleh kontraktor.

a. Kontraktor wajib menyediakan perlengkapan dan peralatan K3 antara


lain alat-alat pelindung anggota badan, terdiri dari :

- Topi Pelindung (Safety Helmet)

8
- Sarung Tangan (Safety Gloves)

- Sepatu karet (sepatu boots)

- Rompi Keselamatan (Safety Vest)

- Masker

b. Kontraktor wajib menyediakan fasilitas sarana kesehatan antara lain


Peralatan K3 (Kotak P3K, Obat Luka, Perban, dan lain-lain)

c. Kontraktor wajib menyediakan fasilitas rambu-rambu antara lain


Rambu Peringatan.

d. Seluruh Peralatan K3 Wajib di sediakan sebelum pekerjaan


pelaksanaan di mulai.

1.5 Pekerjaan Lainnya

Kontraktor wajib memperbaiki segala kerusakan yang timbul akibat


kesalahan kontraktor, antara lain :

a. Kerusakan jalan akibat kendaraan pengangkut bahan-bahan yang tidak


sesuai dengan kelas jalan yang dilewati.

b. Kerusakan turap-turap jalan / saluran serta jalan karena kendaraan


pengangkut bahan-bahan yang pergi pulang ke lokasi proyek.

c. Lain-lain kerusakan akibat kelalaian kontraktor dalam pelaksanaan


pekerjaan.

Pasal 2

PENCEGAHAN PENYEBARAN COVID-19

1. Dalam hal pelaksanaan pekerjaan ini, kontraktor wajib menyediakan


Peralatan Pencegahan Virus Covid-19 antara lain :

a. Alat Pengukur Suhu Tubuh (Thermometer Dahi Thermometer


Infrared Infra Merah Non Contact)

9
b. Pencuci Tangan (Sabun Cair dan Hand Sanitizer Kandungan Alkohol
60-70%)

c. Tisu

d. Vitamin

e. Poster Sosialisasi Pencegahan Virus Covid-19 (Ukuran 1,20 M x 0,80


M)

2. Selama pelaksanaan pekerjaan, kontraktor wajib melaksanakan protokol


Kesehatan untuk pencegahan Covid-19 dan menerapkan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Konstruksi.

3. Kontraktor pelaksana pekerjaan harus memiliki KSO (Joint venture atau


Joint Operational) / melakukan kerjasama operasional perlindungan
kesehatan dan pencegahan Virus Covid-19 dengan Rumah Sakit atau
Puskesmas terdekat dari lokasi pekerjaan.

4. Seluruh Peralatan Pencegahan Virus Covid-19 Wajib di sediakan sebelum


pekerjaan pelaksanaan di mulai.

Pasal 3

PEKERJAAN TANAH

3.1 Ruang Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, alat-alat


dan pengangkutan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua
“pekerjaan tanah”, seperti yang disyaratkan dalam gambar rencana dan
spesifikasi ini.

b. Meliputi pekerjaan persiapan, pembersihan, pemadatan dan perataan


sesuai dengan gambar atau petunjuk Direksi Pengawas.

3.2 Persyaratan Pelaksanaan

3.2.1 Pemeriksaan Lapangan dan Pekerjaan Persiapan

a. Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan/pengukuran dan


pengecekan langsung ke lapangan guna menentukan dengan

10
pasti kondisi lapangan, bahan-bahan yang kelak akan
dijumpainya serta keadaan lapangan sekarang yang nanti
mungkin akan mempengaruhi jalannya pekerjaan.

b. Kontraktor harus membuat patok pengukuran dari kayu yang di


cat merah yang ditentukan letaknya pada referensi tinggi sesuai
dengan gambar.

c. Kontraktor harus menjaga dan memelihara keutuhan serta


ketetapan letak dan tinggi patok-patok pengukuran sampai waktu
tidak diperlukan lagi dan dibongkar atas persetujuan Direksi
lapangan.

3.2.2 Pemeriksaan Permukaan Air tanah

Kontraktor diminta untuk mengawasi hal-hal seperti ini:

a. Tidak diperkenankan air tergenang didalam/diluar/disekitar


lapangan pekerjaan selama pelaksanaan pekerjaan kontrak ini.

b. Melindungi semua pekerjaan, bebas dari rembesan, genangan air,


juga oleh sumur-sumur pompa, saluran pembuang dan hal-hal
lain yang mungkin terjadi.

3.3 Persyaratan Bahan

a. Semua bahan tanah yang dapat dipakai dalam batas-batas dan lingkup
Proyek harus digunakan secara efektif untuk kontruksi.

3.4 Cara Pelaksanaan

3.4.1 Pemadatan dan Pemerataan Tanah

a. Kontraktor diharuskan menggunakan minimal alat pemadat


ringan (light mechanical Stemper)

3.5 Pembersihan

Seluruh material yang tidak memenuhi syarat buat pemadatan dan


pemerataan tanah juga seluruh sisa-sisa puing, reruntuhan-reruntuhan,
sampah-sampah, harus disingkirkan dari lapangan pekerjaan. Seluruh biaya
untuk ini adalah tanggung jawab Kontraktor.

11
Pasal 4

PEKERJAAN KANSTEEN

4.1 UMUM

4.1.1 Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,


peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam
terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.

b. Meliputi pekerjaan pemasangan kansteen sepanjang jalan paving


blok sesuai detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar
rencana.

4.1.2 Standard.

a. Semen Portland harus memenuhi SNI-8.

b. Pasir harus memenuhi SNI-3 Pasal 14 ayat 2.

c. Air harus memenuhi PVBI-1982 Pasal 9.

d. Kerikil/split harus memenuhi PBBI 82 pasal 12

4.2 BAHAN/PRODUK

a. Kansteen yang digunakan adalah yang berkualitas baik (cetak pabrik) K-


225.

b. Ukuran Kansteen yaitu panjang 50 cm, lebar atas 9 cm dan bawah 13


cm, serta tinggi 20 cm.

4.3 PELAKSANAAN

a. Bahan-bahan yang akan dipergunakan dalam pekerjaan ini harus


diperlihatkan dahulu kepada direksi pekerjaan /konsultan pengawas
untuk mendapatkan persetujuannya. Jika contoh bahan tersebut telah
disetujui oleh direksi pekerjaan/konsultan pengawas, barulah
kontraktor melanjutkan pekerjaan.

b. Sebelum melaksanakan pekerjaan kontraktor harus mengadakan


pemeriksaan/ pengukuran guna menentukan dengan pasti kondisi

12
lapangan, serta keadaan lapangan yang nanti mungkin akan
mempengaruhi jalannya pekerjaan.

c. Sebelum memulai pekerjaan galian tanah, lokasi pekerjaan sudah siap


dibersihkan terlebih dahulu dan kotoran/sampah dibuang ketempat
yang ditentukan.

d. Galian tanah kansteen dilaksanakan sesuai gambar rencana, dibuat


sedemikan rupa agar pengerjaan pemasangan kansteen cetak dapat
dilakukan dengan mudah.

e. Penumpukan tanah galian jangan sampai merusak halaman dan jalan.

f. Kansteen yang rusak/patah tidak diperkenankan untuk di pasang.

g. Pemasangan kansteen harus rapi, rata, dan lurus sesuai kondisi


lapangan.

h. Sambungan antara kansteen menggunakan spesi, tebal 2-3 cm dengan


campuran 1 Pc : 4 Psr, sedangkan dibawah kansteen (alas kansteen)
harus diberi beton dengan campuran 1 pc : 4 ps (sesuai gambar
rencana).

i. Setelah pemasangan selesai, sisa galian/celah-celah lubang yang berada


di sisi-sisi kansteen harus ditutup/ditimbun kembali dan dipadatkan.

Pasal 5

PEKERJAAN PEMASANGAN PAVING BLOK

5.1 UMUM

5.1.1 Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,


peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam
terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.

b. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan perkerasan jalan berupa


pemasangan paving blok sesuai detail yang disebutkan/
ditunjukkan dalam gambar rencana.

13
5.1.2 Standard.

a. Semen Portland harus memenuhi SNI-8.

b. Pasir harus memenuhi SNI-3 Pasal 14 ayat 2.

c. Air harus memenuhi PVBI-1982 Pasal 9.

d. Kerikil/split harus memenuhi PBBI 82 pasal 12

5.2 BAHAN/PRODUK

4.2.1 Paving Blok.

a. Kuat tekan yang harus dicapai adalah ≥ 225 kg/cm2, dengan


toleransi yang diperkenankan ± 5 kg/cm2 yang dibuktikan dengan
hasil pengujian dari pabrikasi.

b. Menggunakan type/model true pave (kotak) panjang 20 cm Lebar 10


cm tebal 8 cm dengan toleransi ketebalan yang diperkenankan
adalah 2 mm.

5.2.2 Pasir Beton.

a. Urugan pasir bawah pasangan paving blok menggunakan Pasir Beton


dengan ukuran ketebalan 5 Cm.

b. Sebelum pemasangan paving blok dilaksanakan urugan pasir beton


tersebut terlebih dahulu diratakan dan dipadatkan.

5.3 PELAKSANAAN

a. Bahan-bahan lain yang akan dipergunakan dalam pekerjaan ini


harus diperlihatkan dahulu kepada direksi pekerjaan/konsultan
pengawas untuk mendapatkan persetujuannya. Jika contoh bahan
tersebut telah disetujui oleh direksi pekerjaan/konsultan pengawas,
barulah kontraktor melanjutkan pekerjaan.

b. Paving block yang dikirim ke lapangan harus diterima dalam keadaan


utuh tanpa adanya cacat yang akan mempengaruhi hasil akhir
pemasangan.

c. Sebelum melaksanakan pekerjaan kontraktor harus mengadakan


pemeriksaan/ pengukuran guna menentukan dengan pasti kondisi
14
lapangan, serta keadaan lapangan yang nanti mungkin akan
mempengaruhi jalannya pekerjaan.

d. Penyusunan paving block dilakukan serapat mungkin dengan arah


melebar dan sejajar serta rata, sesuai dengan as jalan.

e. Paving block dipasang/disusun setelah permukaan badan jalan


diberi urugan pasir Beton tebal 5 cm (sesuai gambar rencana) yang
telah diratakan/padatkan.

f. Pemotongan paving blok harus dilakukan dengan menggunakan alat


khusus pemotong paving blok (Cutter), dan tidak dibenarkan
menggunakan alat lain kecuali atas persetujuan direksi
pekerjaan/konsultan pengawas.

Pasal 6

PEMADATAN DAN PERATAAN PAVING BLOK

6.1 UMUM

6.1.1 Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,


peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam
terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.

b. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan antara lain pemadatan dan


pemerataan paving blok dengan stamper, serta penaburan pasir di
atas permukaan pasangan paving blok sesuai yang ditunjukkan
dalam gambar rencana.

6.2 BAHAN/ALAT

1. Plate Compactor (Stamper Kodok)

2. Pasir Beton.

6.3 PELAKSANAAN

a. Pemadatan dan pemerataan paving blok dilakukan setelah pasangan


paving blok selesai dikerjakan, pemadatan dan pemerataan dengan
15
stamper ini dilakukan di atas permukaan paving blok dengan disertai
penaburan pasir di atas permukaan paving blok secara merata, hal ini
untuk mengisi celah pada spesi paving blok agar paving blok tersebut
rapat dan kuat.

b. Hasil pekerjaan pemadatan dan pemerataan paving blok ini adalah


terbentuknya pasangan paving blok yang rapi, rata, tidak terdapat
gelombang dan atau cekungan yang dapat mempengaruhi estetika.

c. Seluruh pekerjaan pemadatan dan pemerataan paving blok harus


mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan/konsultan pengawas.

Pasal 7

PENGECATAN KANSTEEN

7.1 UMUM

7.1.1 Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,


peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam
terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.

b. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan antara lain Pengeecatan pola


paving blok dan kansteen, sesuai yang ditunjukkan dalam gambar
rencana.

7.2 BAHAN/ALAT

1. Cat Tennokote TNK/1000 WA

2. Kuas.

7.3 PELAKSANAAN

a. Sebelum dilakukan pengecatan, permukaan kansteen harus


dibersihkan dari segala kotoran, baik itu pasir mapun bahan
lainnya dan permukaan kansteen yang akan di cat dalam keadaan
kering.

b. Pengecatan kansteen harus menggunakan kuas sebanyak 3 lapis


16
dengan selang waktu pengecatan minimal 2 jam.

c. Motif Pengecatan kansteen dapat dilihat pada gambar rencana


(Warna Hitam dan Kuning).

Pasal 8

PEKERJAAN BETON (SITE MIXED)

1. U M U M

a. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi :

 Menyediakan semua bahan

 Mengaduk beton

 Mengecor beton

 Memilihara, memperbaiki, menyelesaikan dan mengerjakan semua


pekerjaan tambahan, sehingga menghasilkan pekerjaan yang sesuai
dengan gambar rencana.

b. Standar Pekerjaan

Semua bahan konstruksi, jika tidak diberi catatan khusus harus


memenuhi standard yang umum dipakai Indonesia (Peraturan Beton
Bertulang).

Jika persyaratan setempat yang tersebut diatas tidak dapat dipenuhi, maka
kontruksi harus disesuaikan dengan Standard Nasional Indonesia yang
diakui dan dapat diterima oleh Direksi Lapangan.

Mutu Beton yang digunakan adalah K-175 dengan metode Site Mixed.

2. B A H A N

a. Portland Cement (PC)

Semua PC yang digunakan harus Portland Cement merk standard yang


telah disetujui oleh badan yang berwenang dan memenuhi persyaratan
Peraturan Portland Cement SII 0013-81.

17
Seluruh pekerjaan harus menggunakan satu macam PC. PC harus
disimpan secara baik, dihindarkan dari kelembaban sampai tiba saatnya
untuk dipakai.

PC yang telah menggumpul atau membantu tidak boleh digunakan. PC


harus disimpan sedemikian rupa, sehingga mudah untuk diperiksa atau
diambil contohnya.

b. Kerikil/Agregat kasar

 Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil granit sebagai hasil yang
disentegtasi alami dari batuan-batuan atau berupa batu pecah yang
diperoleh dari pemecahan batu. Pada umumnya yang dimaksud dengan
agregat kasar adalah agregat besar butir lebih 5 mm.

 Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori.
Agregat yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai, apabila
jumlah butir-butir pipih tersebut tidak melampaui 20 % dari berat
agregat seluruhnya. Butir-butir agregat kasar harus bersifat kekal,
artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca seperti
terik matahari dan hujan.

 Agregat kasar tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari 1 %


(ditentukan terhadap berat kering) yang diartikan dengan Lumpur
adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0,063 MM.

 Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak


beton, seperti zat-zat yang reaktif alkali.

 Besar butir agregat maksimum tidak boleh lebih dari pada seperlima
jarak terkecil antara bidang-bidang samping dari cetakan, sepertiga dari
tebal plat atau tiga perempat dari jarak bersih minimum diantara
batangbatang atau berkas-berkas tulangan. Penyimpangan dari
pembatasan ini diizinkan apabila menurut penilaian pengawas ahli cara-
cara pengecoran beton adalah sedemikian rupa sehingga menjamin tidak
terjadinya sarang-sarang kerikil.

c. Agregat Halus/Pasir

 Agregat halus atau pasir untuk pekerjaan beton dan adukan harus butir
keras, bersih dari kotoran-kotoran dan zat-zat kimia atau un-organik
yang dapat mengurangi mutu beton maupun baja tulangan.

18
 Bahan pasir dapat berupa pasir alam hasil dari disintegrasi alami
batuan atau dapat berupa pasir dari pemecahan batu dari alat mekanis.

 Bahan pasir harus berbutir keras dan tajam, butir-butir pasir harus
bersifat kekal artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca
seperti terik matahari dan hujan serta memenuhi persyaratan SNI 03-
1756-1990.

 Pasir harus bersih tidak mengandung Lumpur lebih dari 5 % dan apabila
kadar Lumpur melebihi dari 5 % maka agregat halus harus dicuci.

d. A i r

Air harus bersih dan bebas dari bahan organik, alkali, garam dan kotoran
lain dalam jumlah yang cukup besar. Sebaiknya dipakai air bersih yang
dapat diminum.

Pasal 9

PEKERJAAN BEKISTING

1. UMUM

Bekisting atau catatan harus digunakan bila diperlukan untuk membatasi


adukan beton dan membentuk adukan beton menurut garis dan permukaan
yang diinginkan.

Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas perencanaan yang memadai


untuk seluruh bekisting. Namun demikian, bila pada bekisting yang menurut
Direksi Lapangan membahayakan atau tidak memadai, maka bekisting
tersebut dapat dibuat oleh Direksi Lapangan, Kontraktor harus segera
membongkar dan memindahkan bekisting yang ditolak itu dari pekerjaan dan
menggantikan dengan biaya kontraktor.

2. BAHAN

Semua balok dan papan untuk bekisting harus bahan baru, dikeringkan
secara baik dan bebas dari mata kayu yang lepas, celah, kotoran yang
melekat dan sejenis lainnya, kecuali bila ada cara lain yang dibenarkan
dengan tegas oleh Direksi. Semua permukaan dari cetakan harus licin.

19
3. RENCANA

3.1. Toleransi

Toleransi yang diizinkan adalah ± 3 mm untuk garis dan permukaan


setelah penyetelan bekisting yang harus demikian kuat dan kaku
terhadap beban adukan beton yang masih basah dan getaran terhadap
beban konstruksi dan angina, bekisting harus tetap menurut garis dan
permukaan yang disetujui Direksi Lapangan sebelum pengecoran.

3.2. Kedap air

Bekisting harus cukup kedap air, sehingga dijamin tidak akan timbul
sirip atau adukan keluar pada sambungan atau cairan keluar dari
beton.

Pasal 10

PEKERJAAN LAIN - LAIN

10.1 Administrasi proyek.

Kontraktor diharuskan membuat laporan berkala pekerjaan setiap minggu


dengan mengisi formulir evaluasi kemajuan pekerjaan yang diselesaikan.
Ringkasan laporan tersebut harus mencantumkan keadaaan cuaca, jumlah
pengarahan tenaga kerja, tenaga pengawas dan tenaga pelaksana, alat – alat
yang digunakan, jumlah pengiriman bahan bangunan kelokasi, kemajuan
fisik dan pekerjaan yang telah selesai, masalah yang timbul dilapangan serta
pemecahannya dan rencana kerja mingguan berikutnya. Laporan Pekerjaan
harus diserahkan pemborong pada setiap akhir pekan untuk dievaluasi.

10.2 Dokumentasi.

a. Pemborong diharuskan membuat Dokumentasi kemajuan proyek fisik


secara berbeda dalam bentuk foto, diserahkan kepada Direksi dalam 5
set.

b. Foto – foto harus menunjukkan dimulainya, pada saat awal pekerjaan


dilaksanakan dan sesudah pekerjaan dinyatakan selesai 100 % (5 set).

20
c. Soft foto dari pemotretan menjadi milik pemberi tugas dan setiap orang
yang ingin mendapatkan hard foto harus dari persetujuan direksi.

10.3 Pekerjaan Papan Nama Proyek

 Papan nama proyek dibuat dari kayu lokal atau sejenisnya atau bahan lain
yang dilapisi tripleks yang berisi data-data informasi proyek.

a. Bentuk dan ukuran papan nama proyek adalah :

Ukuran : 120 X 80 Cm

Tinggi : Bagian bawah papan nama proyek minimum 150 Cm dari


permukaan tanah.

b. Papan nama proyek diletakkan pada tempat yang mudah dilihat.

contoh sebagai berikut :

PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN


DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
………………………………………….
KEGIATAN : …………………………………………
SUB KEGIATAN : …………………………………………
PEKERJAAN : …………………………………………
KONTRAKTOR : CV / PT …………………………
NILAI KONTRAK : …………………………………………
MASA PELAKSANAAN : …………………………………………
KONS. PENGAWAS : CV / PT …………………………
SUMBER DANA : …………………………………………

10.4 Pekerjaan Rambu Peringatan

a. Rambu Peringatan dibuat dari kayu lokal atau sejenisnya atau bahan lain
yang dilapisi tripleks yang berisi data-data informasi proyek.

b. Bentuk dan ukuran Rambu Peringatan adalah :

Ukuran : 50 X 100 Cm

Tinggi : Bagian bawah Rambu Peringatan minimum 50 Cm dari permukaan


tanah.

c. Memiliki kaki agar dapat dipasang dan dipindahkan dengan mudah

21
d. Rambu Peringatan diletakkan pada Station 0+000 sampai dengan Station
Akhir pada tempat yang mudah dilihat.

Contoh sebagai berikut :

Pasal 11

PENYELESAIAN PEKERJAAN

11.1 GAMBAR KERJA ( SHOP DRAWING )

a) Jika terdapat kekurangan-kekurangan penjelasan-penjelasan dan gambar


kerja, atau diperlukan gambar tambahan/ gambar detail, atau
memungkinkan pemborong melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan ketentuan, maka pemborong harus membuat gambar
tersebut dan dibuat rangkap 5 (Lima) gambar tersebut atas biaya
pemborong dan dapat dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari
pengawas.

b) Gambar kerja hanya berubah apabila diperintahkan secara tertulis oleh


Pemberi Tugas, dan mengikuti penjelasan-penjelasan dan pertimbangan-
pertimbangan.

c) Gambar tersebut harus diserahkan kepada pengawas untuk disetujui


sebelum dilaksanakan.

11.2 GAMBAR SESUAI PELAKSANAAN TEKNIS ( AS BUILT DRAWING ).

Semua yang belum terdapat dalam gambar kerja baik karena


penyimpangan, perubahan atas perintah direksi, maka pemborong harus

22
membuat gambar-gambar yang sesuai dengan apa yang telah
dilaksanakan, yang jelas memperlihatkan perbedaan diantara gambar
kerja.

Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 5 (Lima) yang biaya


pembuatannya ditanggung oleh pemborong.

11.3 DOKUMENTASI DAN PELAPORAN

a) Sewaktu – waktu yang dianggap perlu pada setiap satuan pekerjaan


dibuat foto – foto, untuk memberikan gambaran sampai dimana
pekerjaan yang sedang dilaksanakan sesuai dengan Time Schedule yang
telah ditentukan.

File pembuatan foto – foto dilakukan sebagai berikut :

 Sewaktu lokasi belum dikerjakan ( 0 ) %

 Sewaktu lokasi sedang dikerjakan setiap satuan pekerjaan


30%,50%,75%

 Sewaktu lokasi selesai dikerjakan ( 100 ) %

 Photo dokumentasi, pengambilan photo dokumentasi dengan satu


arah sesuai dengan lapangannya mulai dari 0% sampai 100% .

Pengambilan dilakukan dengan lokasi yang tepat. Satu buah album


diserahkan kepada Pimpinan/Bagian proyek.

b) Pelaksana wajib membuat laporan kemajuan pekerjaan secara priodik


dan menyerahkan kepada direksi antara lain :

 Laporan harian, mingguan dan bulanan mengenai kemajuan


pekerjaan

 Back up data kuantitas

 Hasil pengujian apabila diperlukan

 Shop drawing dan Asbuild drawing

 Dokumentasi

23
11.4 Yang dimaksud dengan pekerjaan penyelesaian adalah :

a. Perbaikan – perbaikan kecil terhadap bagian dari pekerjaan yang kurang


sempurna dengan nilai pekerjaan setinggi – tingginya 1% dari harga jenis
pekerjaannya dan bukan pekerjaan pokok.

b. Pembersihan kembali lapangan kerja dari sisa – sisa bahan / peralatan


kerja menjadi tanggung jawab kontraktor.

11.5 Penyerahan Pertama

Sebelum penyerahan pertama, kontraktor wajib meneliti semua bagian


pekerjaan yang belum sempurna dan harus diperbaiki, semua material sisa
pekerjaan yang tidak berguna harus dibersihkan dari lokasi proyek.

11.6 Penyerahan Kedua

Penyerahan ke-II (dua) dilaksanakan setelah masa pemeliharaan berakhir 180


( seratus delapan puluh ) HK.

11.7 Pembersihan dan pembuangan lumpur / sampah / pasir bawaan

Yang dimaksud dengan item ini adalah pembersihan sampah / lumpur / pasir
yang terbawa aliran air setelah dilaksanakan pekerjaan pembersihan
sebelumnya. Hal ini harus dilengkapi data pendukung / photo dan atas
sepengetahuan direksi. Hasil pembersihan ( tanah / pasir) yang kualitasnya
baik dapat digunakan untuk timbunan atas persetujuan direksi.

11.8 Penyimpangan

Meskipun telah ada pengawas dan unsur-unsur lainnya, semua


penyimpangan dari ketentuan bestek dan gambar menjadi tanggungan
kontraktor, untuk itu kontraktor harus menyelesaikan pekerjaan sebaik
mungkin.

Walaupun dalam spesifikasi teknis ini tidak terinci secara lengkap, baik cara
pengujian dan pemeriksaan bahan bangunan yang dipergunakan dan lain – lain,
namun Kontraktor wajib menyelesaikan pekerjaan ini dengan sebaik – baiknya
dapat dipertanggung jawabkan secara teknis.

IV. WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN DAN MASA PEMELIHARAAN

Jangka waktu pelaksanaan selama 45 (empat puluh lima) hari kalender sejak
dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja dan masa pemeliharaan selama

24
180 (seratus delapan puluh) hari kalender sejak Berita Acara Serah Terima
Pertama diterbitkan. Jika terdapat perubahan waktu akan di pelajari kembali.

MASA PELAKSANAAN 45 HARI KALENDER


MASA
I II PARAMETER
NO. URAIAN VOLUME BOBOT PEMELIHA
1 2 3 4 5 6 7 BOBOT (%)
RAAN
7 14 21 28 35 42 45

I. PEKERJAAN PENDAHULUAN 100


1.1 Papan Nama Proyek 1,00 Unit 0,50 0,50

MASA PEMELIHARAAN = 180 HARI


1.2 Pembersihan Lokasi, dan Pemerataan Lahan 1,00 Ls 0,50 0,25 0,25

II. PENYELENGGARAAN K3 KONSTRUKSI


2.1 1,00 Ls 2,29 0,38 0,38 0,38 0,38 0,38 0,38
Penyelenggaraan Keamanan dan Kesehatan Kerja serta Keselamatan Konstruksi

KALENDER
PHO
III. PEKERJAAN PAVING BLOK
3.1 Pek. Urugan Pasir Beton 12,99 M³ 8,34 2,78 2,78 2,78
3.2 Pek. Pasang Paving Blok Truepave t= 8 cm 259,80 M² 66,43 22,14 22,14 22,14
3.3 Pek. Galian Kanstin 2,70 M³ 0,23 0,12 0,12
3.4 Pek. Pas. Kanstin t = 20 cm 173,20 M' 18,36 4,59 4,59 4,59 4,59
3.5 Pek. Semenisasi Pengunci Paving / Ram 0,65 M³ 1,07 1,07
3.6 Pek. Pengecatan Kanstin 34,64 M² 2,02 2,02

IV. PEKERJAAN AKHIR


4.1 Pek. Pembersihan Akhir 1,00 0,25 0,25 0

JUMLAH 100,00
RENCANA KEMAJUAN FISIK/ MINGGU 1,25 5,34 29,90 29,90 29,90 3,73 0,00
RENCANA KUMULATIF KEMAJUAN FISIK / MINGGU - 1,25 6,58 36,48 66,38 96,27 100,00 100,00
RENCANA KUMULATIF KEMAJUAN FISIK / BULAN 66,38 100,00

V. PERSONIL PEKERJAAN KONSTRUKSI

Memiliki kemampuan menyediakan personel manajerial untuk pelaksanaan


pekerjaan yang terdiri:

Jabatan Dalam
Pengalaman Kerja Sertifikat
No. Pekerjaan yang akan
(Tahun) Kompetensi Kerja
dilaksanakan

1 Pelaksana - SKT Sub Bidang


Pelaksana Pekerjaan
Jalan (TS – 045)

Petugas Keselamatan Sertifikat Petugas K3


2 -
Konstruksi Kontruksi

Tenaga Manajerial :

1. Pelaksana sebanyak 1 (satu) orang, dengan minimal tahun pengalaman


tidak disyaratkan, dengan keahlian SKT Pelaksana Pekerjaan Jalan (TS –
045).

2. Petugas Keselamatan Konstruksi sebanyak satu (1) orang, memiliki


Sertifikat Petugas K3 Kontruksi, dengan minimal tahun pengalaman tidak
disyaratkan.

25
VI. PERALATAN UTAMA PEKERJAAN KONSTRUKSI

Memiliki kemampuan menyediakan peralatan utama untuk pelaksanaan


pekerjaan, yaitu:

No. Jenis Kapasitas Jumlah


1 Tangki Air 1000 L 1 Unit
2 Stemper 38 Kg 1 Unit
3 Pick Up 1 Ton 1 Unit
4 Pemotong paving blok (Cutter) - 1 Unit
5 Peralatan Tukang - 1 Set

Tanjungpinang, Mei 2021

Disiapkan Oleh,
Disetujui Oleh, Konsultan Perencana
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN CV. VISTATAMA MULTI
( PPKom ) ENGINEERING CONSULTANT

DENY IRMAN SUSILO, S.Kom FEBI SATRIA, ST


Nip. 19790205 201001 1 012 Direktur

HESTA RIO SANDRA, ST

NIP. 19810209 200903 1 008

26

Anda mungkin juga menyukai