Anda di halaman 1dari 57

Bb

SPESIFIKASI TEKNIS

1.1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan Renovasi Gedung Candra Boga BBPK Ciloto dilatarbelakangi oleh adanya
kebutuhan perluasan ruangan untuk menampung lebih banyak peserta yang mengikuti pelatihan di BBPK
Ciloto yaitu yang dapat menampung 300-400 orang. Selain itu, renovasi ini juga dilakukan untuk
menyiapkan beberapa ruang atau lay out ruangan yang mendukung proses penyedian makanan sejak
dari bahan mentah sampai dengan bahan jadi yang siap untuk dihidangkan.
Agar proses Pembangunan Renovasi Gedung Candra Boga BBPK Ciloto yang dilaksanakan
nantinya sesuai dengan standar teknis yang dipersyaratkan, maka perlu adanya suatu kegiatan
pembangunan yang sesuai dengan program pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan, tepat
sasaran dan berkualitas, serta tepat waktu dan biaya. Untuk itu dalam pelaksanaannya haruslah benar-
benar dilakukan dengan baik dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan serta sesuai dengan
ketentuan teknis pengadaaan bangunan asset Pemerintah sehingga prosesnya dapat berlangsung
dengan arah yang benar.
Pada tahap pelaksanaan pembangunan fisik di lapangan diserahkan kepada pihak ketiga, yaitu
Kontraktor pelaksana pekerjaan.Kontraktor Pelaksana akan melakukan pelaksanaan pekerjaan fisik yang
menyangkut beberapa aspek mutu, volume, waktu dan biaya. Disamping itu juga bertanggungjawab atas
semua kegiatan selama pelaksanaan berlangsung. Secara kontraktual, Kontraktor Pelaksana
bertanggung jawab kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
Namun dalam kegiatan operasional, Kontraktor Pelaksana akan mendapat bantuan bimbingan
untuk menentukan arah pekerjaan Pelaksanaan Fisik dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dan
Konsultan Pengawas.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dari pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Renovasi Gedung Candra Boga BBPK Ciloto ini
sesuai dengan apa yang telah direncanakan dari sisi kualitas, volume, biaya dan ketepatan waktu
pelaksanaan pekerjaan, sehingga dicapai wujud akhir bangunan dan kelengkapannya yang sesuai
dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK)dan kelancaran penyelesaian administrasi yang berhubungan
dengan pekerjaan lapangan serta penyelesaian kelengkapan pembangunan. Tujuan dari
pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Renovasi Gedung Candra Boga BBPK Ciloto ini adalah untuk
menciptakan ruang mendukung proses penyedian makanan sejak dari bahan mentah sampai dengan
bahan jadi yang siap untuk dihidangkan.

C. NAMA ORGANISASI

Nama Satuan Kerja yang menyelenggarakan /melaksanakan pengadaan barang adalah:


Satuan Kerja : BBPK Ciloto
PPK : Wawan Wahyudin, S.Si, Apt, MM

D. SUMBER DANA, PERKIRAAN BIAYA, DAN KLASIFIKASI PEKERJAN


Sumber dana untuk pekerjaan ini adalah berasal dari APBN Tahun Anggaran 2023 dengan rincian
sebagai berikut:
Pagu Dana DPA : Rp.5.279.379.000,00
Sub Bidang Pekerjaan: Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan Kualifikasi Usaha Kecil
serta disyaratkan sub bidang klasifikasi/layanan Jasa Pelaksana konstruksi bangunan hotel,
restoran, dan bangunan serupa lainnya BG 006 (KBLI 2015) atau /BG 007 KBLI 41017 - Konstruksi
Gedung Penginapan (KBLI 2020). Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan
Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2022 Tentang Tata Cara Pelaksanaan
Pemenuhan Sertifikat Standar Jasa Konstruksi Dalam Rangka Mendukung Kemudahan
Perizinan Berusaha Bagi Pelaku Usaha Jasa Konstruksi

E. LOKASI KEGIATAN
Jl. Raya Puncak KM.90 Cipanas-Puncak, Cianjur, Jawa Barat

F. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


Jangka waktu penyelesaian pekerjaan : 180 (Seratus Delapan Puluh) hari kalender
Masa Pemeliharaan berlaku selama : 180 (Seratus Delapan Puluh) hari kalender
Bulan Ke-1 Bulan Ke-2 Bulan Ke-3 Bulan Ke-4 Bulan Ke-5 Bulan Ke-6
No Jenis Pekerjaan M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M
1 2 3 4 1 1 2 3 4 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
I PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pembongkaran
2. Pembersihan Lahan
3. Pengukuran dan Pemasangan
Bouwplank
4. Jaring Pengaman
5. Papan Nama Proyek
6. SMK3

II PEMBANGUNAN BANGUNAN
BARU
A PEKERJAAN TANAH
1. Urugan Tanah Untuk Peninggian
Lantai
2. Galian Pondasi
3. Urugan Tanah Kembali Pondasi
4. Buangan Tanah Hasil Galian
Boredpile
B PEKERJAAN STRUKTUR
1. Pekerjaan Pondasi
2. Pekerjaan Struktur Lantai Dasar
3. Pekerjaan Struktur Lantas Atas
4. Pekerjaan Konstruksi Skin
Transparan
5. Pekerjaan Konstruksi Atap
C PEKERJAAN ARSITEKTUR
1. Pekerjaan Pasangan, Plesteran
dan Pelapis Dinding
2. Pekerjaan Lantai
3. Pekerjaan Plafond
4. Pekerjaan Kusen, Pintu, Jendela
dan Ventilasi
5. Pekerjaan Interiror Melekat
D PEKERJAAN SANITAIR
1. Closet Duduk
2. Jet Washer
3. Kran Washtafel
4. Washtafel
5. Floordrain
6. Cermin Dibevel 1x1
7. Septictank
E PEKERJAAN PENGECATAN
1. Pengecatan Lantai Dasar
2. Pengecatan Lantai Atas
3. Pengecatan Lantai Atap
F PEKERJAAN LIST PLANK DAN
DINDING (SCONDARY SKINS)
ACP EKSTERIOR
1. List Plank Finising ACP
Eksterior 4 mm
2. Dinding (Scondary Skins)
Finishing ACP Eksterior 4mm
G PEKERJAAN WATERPROOFING
1. Pekerjaan Waterproofing Dak
Beton Area Dapur
H PEKERJAAN MEKANIKAL DAN
ELEKTRIKAL/ ELEKTRONIK
1. Pekerjaan Mekanikal
a. Pekerjaan Air Bersih
Bulan Ke-1 Bulan Ke-2 Bulan Ke-3 Bulan Ke-4 Bulan Ke-5 Bulan Ke-6
No Jenis Pekerjaan M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M
1 2 3 4 1 1 2 3 4 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
b. Pekerjaan Air Kotor, Air Bekas
dan Ventilasi
c. Pekerjaan Air Hujan
d. Transfer Pump (Pompa Air)
e. Pekerjaan Roof Tank
f. Grase Trap Konvensional
g. Biotank
h. Gutter Grill Stainless
i. Exhaust dan Ducting (alat
memasak)
j. Pekerjaan Proteksi kebakaran
(Extinguiser dry chemical
Powder)
2. Pekerjaan Elektrikal
a. Pekerjaan Instalasi
Penerangan
b. Pekerjaan Instalasi Stop
Kontak
c. Pekerjaan Instalasi Saklar
d. Pekerjaan Panel Elektrikal
e. Pekerjaan Kabel Tray
f. Pekerjaan Kabel Feeder
g. Pekerjaan Penangkal Petir
3. Pekerjaan Elektronikal
a. Pekerjaan CCTV
b. Pekerjaan Tata Suara
I PEKERJAAN GAS
1. Instalasi Pipa Gas Memasak
(Header Instalasi Pipa Gas)
Instalasi Pipa Gas
J PEKERJAAN TANGGA
1. Balok / plat bordes / trap tangga
(tangga baru)
2. Railing Tangga
3. Granit Tangga
K PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Drainase Air hujan
2. Pekerjaan Tama

G. KELUARAN
Keluaran yang diminta dari Kontraktor Pelaksana pada penugasan ini adalah:
1. Melaksanakan pekerjaan pembangunan yang menyangkut kualitas, biaya dan ketepatan waktu
pelaksanaan pekerjaan, sehingga dicapai wujud akhir bangunan dan kelengkapannya yang
sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan dan kelancaran penyelesaian administrasi yang
berhubungan dengan pekerjaan di lapangan serta penyelesaian kelengkapan pembangunan.
2. Dokumen yang dihasilkan selama proses pelaksanaan yang terdiri dari:
➢ Metode Pelaksanaan Program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pelaksanaan pekerjaan.
➢ Melakukan kontrol terhadap kondisi eksisting di lapangan;
➢ Mengajukan Shop Drawing pada setiap tahapan pekerjaan yang akan dilaksanakan;
➢ Membuat Laporan harian berisikan keterangan tentang:
• tenaga kerja.
• bahan bangunan yang didatangkan, diterima atau tidak.
• peralatan yang berhubungan dengan kebutuhan pekerjaan.
• kegiatan per-komponen pekerjaan yang diselenggarakan.
• waktu yang dipergunakan untuk pelaksanaan.
• kejadian-kejadian yang berakibat menghambat pelaksanaan.
➢ Membuat Laporan mingguan, sebagai resume laporan harian (kemajuan pekerjaan, tenaga
dan hari kerja);
➢ Laporan Bulanan, sebagai resume kegiatan proyek setiap bulan.
3. Mengajukan Berita Acara Kemajuan Pekerjaan untuk pembayaran termijn;
4. Surat Perintah Perubahan Pekerjaan dan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan Tambah dan
Kurang (jika ada tambahan atau perubahan pekerjaan);
5. Membuat Berita Acara Penyerahan Pertama Pekerjaan;
6. Membuat Berita Acara Pernyataan Selesainya Pekerjaan;
7. Membuat Gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan (as built drawing);
8. Membuat Time schedule/S curve untuk pelaksanaan pekerjaan.

H. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup kegiatan pada pekerjaan Pembangunan Renovasi Gedung Candra Boga BBPK Ciloto ini
meliputi pekerjaan:

H.1. PEKERJAAN PERSIAPAN

Persiapan Awal

Di dalam tahapannya ada Pembersihan Lapangan, Penentuan Letak Bangunan (Setting Out),
Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank, Pemasangan Pagar Pelindungan Lokasi Pekerjaan,
Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan Pemadatan Lahan, Pintu Masuk Proyek, persiapan K3
Konstruksi, kordinasi dan komunikasi dengan semua yang terlibat dalam proyek ini.

Persiapan Pendukung
Di dalam tahapannya ada Papan Nama Proyek, Kantor Lapangan Kontraktor Pelaksana (direksi
keet), Kantor Lapangan Kontraktor Pelaksana, Toilet/WC Dan Kamar Mandi Lapangan, Gudang
Penyimpanan Material, Barak Pekerja, Bengkel Kerja/Pabrikasi untuk Pekerjaan Quality Kontrol,
Mushalla dan Tempat Whudu Lapangan, Instalasi Air Bersih dan Instalasi Listrik Sementara,
perlengkapan Keamanan Kerja dan P3K, Penjaga Keamanan Lokasi Pekerjaan.

Pekerjaan Quality Kontrol

Pekerjaan quality kontrol atau pemeriksaan kualitas meliputi semua percobaan-percobaan dan
pengujian-pengujian yang harus dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana berikut ini: a).
Pemeriksaan dan Pembuatan Job Mix Disain Beton; b). Pemeriksaan Kualitas Material Beton; c).
Pemeriksaan Mutu Beton; d). Pemeriksaan Kuat Tarik Baja Tulangan; e). Pemeriksaan Sifat-Sifat
Fisik Material Timbunan; dan f). Pemeriksaaan-Pemeriksaan Lain yang disyaratkan dan diminta
oleh Konsultan Perencana, Kosultan pengawas Konstruksi dan Owner.

H.2. PEKERJAAN PERSIAPAN DAN PEKERJAAN RK3K KONSTRUKSI


PEKERJAAN PERSIAPAN
PEKERJAAN RK3K KONSTRUKSI
H.3. PEMBANGUNAN BANGUNAN BARU
A. PEKERJAAN TANAH
1. Urugan Tanah Untuk Peninggian Lantai
2. Galian Pondasi
3. Urugan Tanah Kembali Pondasi
4. Buangan Tanah Hasil Galian Boredpile
B. PEKERJAAN STRUKTUR
1. Pekerjaan Pondasi
2. Pekerjaan Struktur Lantai Dasar
3. Pekerjaan Struktur Lantas Atas
4. Pekerjaan Konstruksi Skin Transparan
5. Pekerjaan Konstruksi Atap
C. PEKERJAAN ARSITEKTUR
1. Pekerjaan Pasangan, Plesteran dan Pelapis Dinding Pekerjaan Struktur Lantai Dasar
2. Pekerjaan Lantai
3. Pekerjaan Plafond
4. Pekerjaan Kusen, Pintu, Jendela dan Ventilasi
5. Pekerjaan Interiror Melekat
D. PEKERJAAN SANITAIR
1. Closet Duduk
2. Jet Washer
3. Kran Washtafel
4. Washtafel
5. Floordrain
6. Cermin Dibevel 1x1
7. Septictank
E. PEKERJAAN PENGECATAN
1. Pengecatan Lantai Dasar
2. Pengecatan Lantai Atas
3. Pengecatan Lantai Atap
F. PEKERJAAN LIST PLANK DAN DINDING (SCONDARY SKINS) ACP EKSTERIOR
1. List Plank Finising ACP Eksterior 4 mm
2. Dinding (Scondary Skins) Finishing ACP Eksterior 4mm
G. PEKERJAAN WATERPROOFING
1. Pekerjaan Waterproofing Dak Beton Area Dapur
H. PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL/ ELEKTRONIK
1. Pekerjaan Mekanikal
a. Pekerjaan Air Besih
b. Pekerjaan Air Kotor, Air Bekas dan Ventilasi
c. Pekerjaan Air Hujan
d. Transfer Pump (Pompa Air)
e. Pekerjaan Roof Tank
f. Grase Trap Konvensional
g. Biotank
h. Gutter Grill Stainless
i. Exhaust dan Ducting (alat memasak)
j. Pekerjaan Proteksi kebakaran (Extinguiser dry chemical Powder)
2. Pekerjaan Elektrikal
a. Pekerjaan Instalasi Penerangan
b. Pekerjaan Instalasi Stop Kontak
c. Pekerjaan Instalasi Saklar
d. Pekerjaan Panel Elektrikal
e. Pekerjaan Kabel Tray
f. Pekerjaan Kabel Feeder
g. Pekerjaan Penangkal Petir
3. Pekerjaan Elektronikal
a. Pekerjaan CCTV
b. Pekerjaan Tata Suara

I. PEKERJAAN GAS
1. Instalasi Pipa Gas Memasak (Header Instalasi Pipa Gas) Instalasi Pipa Gas
J. PEKERJAAN TANGGA
1. Balok / plat bordes / trap tangga (tangga baru)
2. Railing Tangga
3. Granit Tangga
K. PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Drainase Air hujan
2. Pekerjaan Taman
I. PELAPORAN DAN PELAKSANAAN KEGIATAN
Setiap jenis laporan harus disampaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen, untuk dibahas guna
mendapatkan persetujuan. Sesuai dengan lingkup pekerjaan, maka jadwal tahapan pelaksanaan
kegiatan dan jenis laporan yang harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas adalah:

1. LAPORAN HARIAN
a. Laporan Harian ini harus dibuat Kontraktor Pelaksana pekerjaan terhitung setelah SPMK
ditandatangani (dimulainya pekerjaan fisik) sebanyak 3 eksemplar dan berisi antara lain, Buku
Harian yang memuat semua kejadian, perintah atau petunjuk yang penting dari Konsultan
Pengawas/Direksi, yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, menimbulkan
konsekuensi keuangan,kelambatan penyelesaian dan tidak terpenuhinya syarat teknis.
b. Laporan harian berisikan keterangan tentang:
➢ Tenaga kerja;
➢ Bahan bangunan yang didatangkan, diterima atau tidak;
➢ Peralatan yang berhubungan dengan kebutuhan pekerjaan;
➢ Kegiatan per-komponen pekerjaan yang diselenggarakan;
➢ Waktu yang dipergunakan untuk pelaksanaan;
➢ Kejadian-kejadian yang berakibat menghambat pelaksanaan.

2. LAPORAN PELAKSANAAN
Laporan Pelaksanaan (Mingguan dan Bulanan), sebagai resume laporan harian (kemajuan
pekerjaan, tenaga dan hari kerja) terhitung 7 hari setelah dimulainya kerja oleh kontraktor (7 hari
setelah SPMK ditandatangani) sebanyak 3 eksemplar dan berisiantara lain:
➢ Review terhadap rencana kerja kontraktor;
➢ Resume laporan harian (kemajuan pekerjaan, tenaga dan hari kerja) selama seminggu
tersebut;
➢ Gambaran/penjelasan secara garis besar kondisi lokasi proyek;
➢ Monitor masalah teknis di lapangan;
➢ Permasalahan non teknis yang dihadapi;
➢ Monitor Kendali Mutu;
➢ Pemeriksaan Gambar Kerja;
➢ HasilTest ComissioningterhadapMesin/Peralatan
➢ Foto-foto Kemajuan Pekerjaan dibuat secra bertahap sesuai kemajuan pekerjaan;
➢ Rencana kerja, metoda dan jadwal pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.
J. PRODUKSI DALAM NEGERI
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus mengutamakan penggunaan produksi dalam negeri. Produksi
luar negeri boleh dipakai atau digunakan selama produksi dalam negeri tidak dapat digunakan.

K. PEDOMAN PENGUMPULAN DATA LAPANGAN


Untuk pelaksanaan Pembangunan ini, didalam perhitungan volume berpedoman kepada peraturan
yang berlaku, antara lain: Regulasi-Regulasi Nasional maupun Internasional yang mengatur,
Standard Umum Bangunan Pemerintah dan lain-lain yang disyaratkan undang-undang dan peraturan
pemerintah yang berlaku.

L. ALIH PENGETAHUAN
Jika diperlukan, Penyedia jasa Pelaksana pekerjaan berkewajiban untuk meyelenggarakan
pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada personil kegiatan / satuan kerja
Pejabat Pembuat Komitmen.
BAB I
SPESIFIKASI BAHAN BANGUNAN KONSTRUKSI

A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Papan Nama Proyek
1. Kontraktor harus membuat dan memasang Papan Nama Proyek yang memuat tentang
identitas proyek dan memasangnya di awal pelaksanaan proyek.
2. Papan nama proyek mengunakan ukuran minimal 150 cm x 250 cm kecuali ditentukan lain
oleh Owner.
3. Papan nama proyek rangka dan kakinya terbuat dari kayu dengan kualitas terbaik sehingga
sanggup bertahan minimal sampai selesainya pengerjaan proyek.
4. Latar papan nama dapat berupa papan kayu tebal minimal 2 cm atau multiplek dengan tebal
minimal 12 mm.
5. Penggunaan bahan dan material lain harus dengan persetujuan Konsultan Supervisi.
6. Papan nama proyek belatar belakang putih dengan tulisan warna hitam, kecuali untuk logo
atau simbul dapat dipakai warna yang bervariasi.
7. Papan nama proyek harus mencantumkan Instansi Penyandang Dana, Instansi Pemilik
Bangunan, Kontraktor Pelaksana, Konsultan Perencana dan Konsultan Supervisi.
8. Papan juga harus mencantumkan besar anggaran pelaksanaan proyek, waktu mulai proyek,
dan waktu penyelesaian proyek.

2. Kantor Lapangan Kontraktor Pelaksana


1. Kontraktor Pelaksana dengan biaya sendiri harus membuat Kantor Lapangan untuk
keperluan operasional pelaksanaan pekerjaan.
2. Kantor Lapangan mempunyai ukuran minimal 16 m2.
3. Kantor Lapangan tidak boleh dibuat dari material hasil bongkaran bangunan lama.
4. Kantor Lapangan minimal harus mempunyai 2unit jendela dan 1 unit pintu dengan
penerangan yang cukup dan sirkulasi udara yang baik.
5. Lantai Kantor Lapangan minimal dari perkerasan beton dengan campuran 1 Sm: 2 Ps: 3 Kr
dengan permukaan yang rata dan diperhalus dengan acian beton.
6. Jika Kantor Lapangan harus dibuat dalam bentuk bangunan panggung maka lantai Kantor
Lapangan harus dibuat dari papan ukuran 2.5/25 cm dengan jarak balok-balok lantai ukuran
5/10 cm minimal 50 cm dari kayu dengan kelas II.
7. Dinding Kantor Lapangan minimal papan ukuran 2/20 cm dengan rangka dinding kayu ukuran
5/10 cm dari kayu kelas II.
8. Atap Kantor Lapangan dari bahan seng BJLS 0,30 mm.
9. Pengantian bahan dan material berbeda dari seperti yang telah disebutkan diatas harus
dengan persetujuan Konsultan Supervisi.
10. Kantor Lapangan harus dilengkapi minimal dengan:
a. Meja Kerja : 4 Buah
b. Kursi Kerja : 8 buah
c. Papan Tulis : 1 Buah
d. Rak Arsip : 1 Buah
e. Meja Rapat : 1 Buah
f. Kursi Rapat : 6 Buah
g. Air Minum
11. Posisi dan letak Kantor Lapangan ditentukan bersama antara Konraktor Pelaksana dengan
Konsultan Supervisi.
12. Letak Kantor Lapangan tidak boleh berada terlalu dengan dekat dengan posisi bangunan
yang sedang dikerjakan.

3. Toilet/WC Dan Kamar Mandi Lapangan


1. Kontraktor Pelaksana dengan biaya sendiri harus membuat Kamar Mandi dan WC untuk
keperluan Staf Kontraktor Pelaksana, Staf Konsultan Supervisi, dan para pekerjan dan
buruh.
2. Pemanfaatan Bangunan Lama atau Kamar Mandi dan WC lama yang telah ada dilokasi
pekerjaan harus disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Owner.
3. Kamar Mandi dan WC mempunyai ukuran minimal 12 m2.
4. Toilet/WC staf Kontraktor Pelaksana dan staf Konsultan Supervisi harus dibuat terpisah
dengan Toilet/WC serta Kamar Mandi pekerja.
5. Kamar Mandi dan WC tidak boleh dibuat dari material hasil bongkaran bangunan lama.
6. Lantai Kamar Mandi dan WC minimal dari perkerasan beton dengan campuran 1 Sm: 2 Ps:
3 Kr dengan permukaan yang rata dan diperhalus dengan acian beton.
7. Dinding Kamar Mandi dan WC 1 meter dari lantai dibuat dari pasangan batu bata dan
diplaster sedangkan bagia atasnya boleh dibuat dari dinding papan ukuran 2/20 cm dengan
rangka dinding kayu ukuran 5/10 cm dari kayu kelas II.
8. Atap Kamar Mandi dan WC dari bahan seng BJLS 0,30 mm.
9. Pengantian bahan dan material berbeda dari seperti yang telah disebutkan diatas harus
dengan persetujuan Konsultan Supervisi.
10. Kamar Mandi dan WC harus dilengkapi dengan Kloset jongkok, kran air, bak tampungan air,
dan saluran pembuangan air kotor.
11. Kamar Mandi dan WC juga harus dilengkapi dengan Septictank dan saluran resapan.
12. Posisi dan letak Kamar Mandi dan WC ditentukan bersama antara Konraktor Pelaksana
dengan Konsultan Supervisi.
13. Letak Kantor Lapangan tidak boleh berada terlalu dengan dekat dengan posisi bangunan
yang sedang dikerjakan.

4. Gudang Penyimpanan Material


1. Kontraktor Pelaksana dengan biaya sendiri harus menyediakan Gudang penyimpanan
material untuk melindungi material yang tidak segera dipakai.
2. Pemanfaatan bangunan lama dilokasi pekerjaan untuk keperluan Gudang Penyimpanan
Material harus dengan persetujuan Konsultan Supervisi dan Owner.
3. Gudang Penyimpanan Material mempunyai ukuran minimal 30 m2.
4. Gudang Penyimpanan Material tidak boleh dibuat dari material hasil bongkaran bangunan
lama.
5. Lantai Gudang Penyimpanan Material minimal dari perkerasan beton dengan campuran 1
Sm : 2 Ps : 3 Kr dengan permukaan yang rata dan diperhalus dengan acian beton.
6. Untuk tempat penyimpanan material semen lantainya harus dibuat benar-benar terlindung
dari rembesan air.
7. Jika Gudang Penyimpanan Material harus dibuat dalam bentuk bangunan panggung maka
lantai Gudang Penyimpanan Material dibuat dari papan ukuran 2.5/25 cm dengan jarak
balok-balok lantai ukuran 5/10 cm minimal 50 cm dari kayu dengan kelas II.
8. Dinding Gudang Penyimpanan Material minimal papan ukuran 2/20 cm dengan rangka
dinding kayu ukuran 5/10 cm dari kayu kelas II.
9. Dinding dapat juga dibuat dari bahan multiplek tebal 6 mm.
10. Atap Gudang Penyimpanan Material dari bahan seng BJLS 0,30 mm.
11. Pengantian bahan dan material berbeda dari seperti yang telah disebutkan diatas harus
dengan persetujuan Konsultan Supervisi.
12. Posisi dan letak Gudang Penyimpanan Material ditentukan bersama antara Konraktor
Pelaksana dengan Konsultan Supervisi.
13. Letak Gudang Penyimpanan Material tidak boleh berada terlalu dengan dekat dengan posisi
bangunan yang sedang dikerjakan.
14. Gudang Penyimpanan Material sebaiknya tidak diletakkan didalam lokasi pekerjaan kecuali
dalam keadaan memaksa dan sulit mencari lokasi lain.

5. Barak Pekerja
1. Kontraktor Pelaksana dengan biaya sendiri harus menyediakan Barak Pekerja untuk
keperluan pekerja yang menginap dilokasi pekerjaan.
2. Barak Pekerja harus sanggup menampung semua pekerja yang menginap dilokasi
pekerjaan atau minimal berukuran 48 m2.
3. Pada Barak Pekerja harus disediakan juga dapur untuk keperluan konsumsi sehari-hari para
pekerja.
4. Barak Pekerja tidak boleh dibuat dari material hasil bongkaran bangunan lama.
5. Lantai Barak Pekerja minimal dari perkerasan beton dengan campuran 1 Sm : 2 Ps : 3 Kr
dengan permukaan yang rata dan diperhalus dengan acian beton.
6. Jika Barak Pekerja harus dibuat dalam bentuk bangunan panggung maka lantai Gudang
Penyimpanan Material dibuat dari papan ukuran 2.5/25 cm dengan jarak balok-balok lantai
ukuran 5/10 cm minimal 50 cm dari kayu dengan kelas II.
7. Dinding Barak Pekerja minimal papan ukuran 2/20 cm dengan rangka dinding kayu ukuran
5/10 cm dari kayu kelas II.
8. Dinding dapat juga dibuat dari bahan multiplek tebal 6 mm.
9. Atap Barak Pekerja dari bahan seng BJLS 0,30 mm.
10. Pengantian bahan dan material berbeda dari seperti yang telah disebutkan diatas harus
dengan persetujuan Konsultan Supervisi.
11. Posisi dan letak Barak Pekerja ditentukan bersama antara Konraktor Pelaksana dengan
Konsultan Supervisi.
12. Barak Pekerja tidak boleh diletakkan didalam lokasi pekerjaan.
6. Bengkel Kerja / Pabrikasi
1. Kontraktor Pelaksana dengan biaya sendiri harus membuat Bengkel Kerja atau tempat
Pabrikasi terutama untuk pekerjaan yang berhubungan dengan kayu dan baja profil dan
baja tulangan.
2. Pemanfaatan bangunan lama yang telah ada dilokasi pekerjaan untuk keperluan Bengkel
Kerja harus dengan persetujuan Konsultan Supervisi dan Owner.
3. Ukuran minimal Bengkel Kerja pekerjaan untuk masing-masing pekerjaan pabrikasi adalah
20 m2.
4. Bengkel Kerja tidak boleh dibuat dari material hasil bongkaran bangunan lama.
5. Bangunan Bengkel Kerja dapat dibuat dari konstruksi kayu.
6. Atap Bengkel Kerja dari bahan seng BJLS 0,30 mm.
7. Bengkel Kerja tidak boleh ditempatkan dalam lokasi pekerjaan kecuali ditentukan lain oleh
Konsultan Supervisi.

7. Mushalla Dan Tempat Whudu Lapangan


1. Kontraktor Pelaksana harus membuat Mushalla dan Tempat Whudu untuk keperluan Staf
Kontraktor Pelaksana, Staf Konsultan Supervisi, dan para pekerjan dan buruh.
2. Mushalla dan Tempat Whudu mempunyai ukuran minimal 16 m2.
3. Mushalla dan Tempat Whudu tidak boleh dibuat dari material hasil bongkaran bangunan
lama.
4. Mushalla harus dibuat dalam bentuk bangunan panggung dengan lantai papan ukuran
2,5/25 cm yang diperkuat dengan balok lantai kayu ukuran 5/10 dengan jarak minimal 50
cm dari kayu kelas II.
5. Dinding Mushalla dari papan ukuran 2/20 cm dengan rangka dinding kayu ukuran 5/10 cm
dari kayu kelas II.
6. Lantai Mushalla dan Tempat Whudu dari perkerasan beton dengan campuran 1 Sm : 2 Ps
: 3 Kr dengan permukaan yang rata dan diperhalus dengan acian beton.
7. Atap Mushalla dan Tempat Whudu dari bahan seng BJLS 0,30 mm.
8. Pengantian bahan dan material berbeda dari seperti yang telah disebutkan diatas harus
dengan persetujuan Konsultan Supervisi.
9. Tempat Wudhuk harus dilengkapi dengan kran air minimal 3 unit dan 1 unit saluran
pembuangan air kotor.
10. Posisi dan letak Mushalla dan Tempat Whudu ditentukan bersama antara Konraktor
Pelaksana dengan Konsultan Supervisi. Letak Kantor Lapangan tidak boleh berada terlalu
dengan dekat dengan posisi bangunan yang sedang dikerjakan.

8. Instalasi Air Bersih Dan Instalasi Listrik Sementara


1. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan Instalasi air bersih dan Instalasi listrik sementara
selama berlangsungnya masa pelaksanaan pekerjaan untuk keperluan operasional dan
keperluan pekerjaan-pekerjaan konstruksi.
2. Kontraktor tidak dibenarkan menggunakan Instalsi Listrik dan Instalsi Air Bersih dan
Sumber Air Bersih yang telah ada dilokasi pekerjaan tanpa persetujuan Konsultan Supervisi
dan Owner.

9. Perlengkapan Keamanan Kerja Dan P3K


1. Kontraktor Pelaksana wajib dan harus menyediakan perlengkapan keamanan kerja untuk
semua pekerja yang berada dalam lokasi pekerjaan dan tamu yang berkunjung kelokasi
pekerjaan.
2. Perlengkapan keamanan kerja dapat berupa alat-alat seperti berikut ini
- Helm Pelindung Kepala;
▪ Warna Putih : Project Manajer, pengawas, insinyur, mandor.
▪ Warna Biru : Site Supervisior, electrical contractor atau pengawas sementara
(Magang).
▪ Warna Kuning : Sub contractor atau pekerja umum.
▪ Warna Hijau : Pengawas lingkungan.
▪ Warna Pink : Pekerja baru atau magang.
▪ Warna Orange : Tamu perusahaan.
▪ Warna Merah : Safety officer yang bertanggung jawab untuk memeriksa sistem
keselamatan sudah terpasang dan berfungsi sesuai dengan standar yang ditetapkan.
- Sepatu untuk melindungi kaki;
- Jaring Pengaman;
- Sabuk pengaman;
- Pemadam Kebakaran; dan
- Kotak P3K untuk pertolongan pertama pada kecelakaan kerja. Jika terjadi kecelakaan
kerja di lokasi pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan maka
Kontraktor Pelaksana diwajibkan mengambil segala tindakan guna kepentingan si
korban. Semua biaya yang diperlukan untuk perawatan dan pengobatan korban
kecelakaan dilokasi pekerjaan menjadi tanggungan Kontraktor Pelaksana. Yang
dimaksud dengan korban dilokasi pekerjaan yang menjadi tanggung jawab Kontraktor
pelaksana adalah: a. Personil atau semua tenaga kerja Kontraktor Pelaksana; c.
Personil Konsultan Perencana; d. Personil Konsultan Supervisi.; e. Owner dan para
wakilnya; f. Tamu yang berkunjung kelokasi pekerjaan; dan g. Orang yang berada
dalam lokasi pekerjaan dengan ijin dan sepengetahuan Kontraktor Pelaksana.

10. Penjaga Keamanan Lokasi Pekerjaan


1. Kontraktor Pelaksana dengan biaya sendiri harus menyediakan tempat/pos penjaga
keamanan lokasi pekerjaan beserta minimal 2 orang penjaga keamanan yang bekerja
selama 24 jam.
2. Bangunan Pos penjaga keamanan lokasi pekerjaan bentuk dan dimensinya ditentukan oleh
Kontraktor Pelaksana.
3. Bangunan Pos penjaga keamanan lokasi pekerjaan tidak boleh berada di dalam lokasi
pekerjaan.

11. Pagar Pelindungan Lokasi Pekerjaan


1. Kontraktor Pelaksana harus melindungi lokasi pekerjaan selama berlangsungnya
pekerjaan konstruksi dari ganguan luar.
2. Bentuk perlindungan tersebut dapat berupa Pagar Seng BJLS 0,30 mm dengan rangka
kayu setinggi 1,8 meter dari muka tanah dan dibuat dengan rapi.
3. Pagar Pelindung lokasi pekerjaan harus segera dibuat setelah hasil pekerjaan Setting Out
disetujui oleh Konsultan Supervisi, Konsultan Perencana dan Owner.
12. Pemasangan Bouwplank
1. Kontraktor Pelaksana harus melakukan pemasangan Bouwplank sebagai acuan tetap pada
semua bangunan yang akan dikerjakan termasuk septictank dan Ground Resevoir.
2. Jarak pemasangan bouwplank dari struktur terluar bangunan yang akan dibangun minimal
1 m dan maksimal 2 m.
3. Bouwplank dibuat dari tiang-tiang kayu ukuran 5/7 cm yang ditanam dalam tanah minimal
40 cm dan dengan jarak maksimal setiap tiang adalah 2 meter.
4. Untuk keperluan acuan elevasi dipakai papan kayu 2,5/25 cm atau kayu ukuran 2,5/7 cm
yang dipaku pada tiang-tiang kayu 5/7 cm.
5. Bouwplank harus mempunyai posisi dan elevasi yang tetap terhadap bangunan yang akan
dibangun dan tidak boleh berubah posisi dan elevasinya sebelum struktur bangunan yang
paling rendah seperti pondasi dan sloof selesai dikerjakan.
6. Posisi penempatan bouwplank harus sesuai dengan hasil pekerjaan Setting Out.
7. Hasil pekerjaan pemasangan bouwplank harus disetujui oleh Konsultan Supervisi

B. PEKERJAAN QUALITY KONTROL


1. Ruang Lingkup
1. Pekerjaan Quality Kontrol atau Pemeriksaan Kualitas meliputi semua percobaan-
percobaan dan pengujian-pengujian terhadap material bangunan serta pemeriksaan-
pemeriksaan terhadap hasil kerja Kontraktor Pelaksana.
2. Yang dimaksud dengan Pekerjaan Quality Kontrol atau Pemeriksaan Kualitas dalam
Proyek ini adalah beberapa hal yang harus dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana berikut ini:
a. Pemeriksaan dan Pembuatan Job Mix Disain Beton;
b. Pemeriksaan Kualitas Material Beton;
c. Pemeriksaan Mutu Beton;
d. Pemeriksaan Kuat Tarik Baja Tulangan;
e. Pemeriksaan Sifat-Sifat Fisik Material Timbunan; dan
f. Pemeriksaaan-Pemeriksaan Lain yang disyaratkan dan diminta oleh Konsultan
Perencana, Kosultan Supervisi dan Owner.
3. Semua material bangunan harus diperiksa dan dibuktikan kualitasnya dengan biaya sendiri
oleh Kontarktor Pelaksana dengan cara-cara yang disetujui oleh Konsultan Supervisi.
4. Semua pekerjaan Quality Kontrol yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana harus
diketahui, dihadiri dan disetujui oleh Konsultan Supervisi, Konsultan Perencana serta
Owner.
2. Peralatan Quality Kontrol
• Kontraktor Pelaksana wajib mengadakan peralatan Quality Kontrol atas biaya sendiri yang
tersebut seperti dibawah ini:
- Peralatan Slump Test (Lengkap Dengan Plat Besi Alas 60 x 60 cm, dan Besi Diameter
16 mm Panjang 80 cm).
- Silinder Beton Sampel Uji atau Kubus 15 x 15 cm sebanyak 6 Unit setiap pengecoran
dan atau setiap volume pengecoran tercapai sesuai SNI SNI 2847-2013 dan SNI 2847-
2019
- Dan Peralatan Lainya yang diminta Oleh Konsultan Supervisi.

3. Biaya Quality Kontrol


• Semua biaya yang harus dikeluarkan untuk pekerjaan Quality Kontrol seperti yang
disebutkan dalam Pasal 1 adalah menjadi tanggungan dan dibebankan kepada Kontraktor
Pelaksana walaupun tidak disebutkan dalam Bill of Quantity.
• Biaya Penginapan, Transportasi dan Kosumsi Konsultan Supervisi, Konsultan Perencana
dan Owner yang turut hadir dalam Pekerjaan Quality Kontrol menjadi tanggungan dan
dibebankan kepada Kontraktor Pelaksana

C. PEKERJAAN PENGGALIAN TANAH & PENIMBUNAN

1. Lingkup Pekerjaan Galian

Pada pelaksanaan pekerjaan galian tanah, penggalian harus dilaksanakan sampai mencapai
kedalaman sebagaimana ditentukan dalam gambar-gambar. Dalam pelaksanaan galian harus sesuai
rencana dan terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan/ Konsultan
Pengawas/Pengawas. Setelah selesai proses penggalian, semua sampah-sampah bekas-bekas
bongkaran dan urugan harus dibuang keluar lokasi pada area yang sudah ditentukan atau (disposal
area). Proses pembuangan tidak boleh mengganggu lingkungan sekitar. Pada saat musim kemarau
untuk mengurangi dampak debu, maka pelaksana wajib untuk melakukan penyiraman secara berkala.
Pada proses pembuangan menggunakan angkutan dumpt truck atau bak terbuka, bekas tanah yang
menempel pada ban kedaraan pengangkutan tanah yang jatuh atau menempel pada jalan umum, wajib
dibersihkan. Atau sebelum keluar dari lokasi proyek, pelaksana wajib menyemprot ban kendaraan
sebelum keluar lokasi proyek.

2. Perlindungan Hasil Galian

Pemborong akan melaksanakan pekerjaan-pekerjaannya, segera setelah ia mencapai sesuatu tahap


dimana penggalian yang dihasilkannya disetujui oleh pihak Direksi Lapangan/Konsultan
Pengawas/Pengawas termasuk perlindungan permukaan-permukaan galian itu secara efektif terhadap
kerusakan oleh sebab apapun. Bila pihak Pemborong tidak memberikan perlindungan yang baik, maka
ia menggali kembali daerah yang bersangkutan sampai ke suatu tahap/tingkat lanjutan yang disetujui
oleh pihak Konsultan Pengawas, dimana untuk selanjutnya tidak diberikan tambahan oleh pihak
Pemberi Tugas.

3. Pelaksanaan Penggalian

3.1. Pemborong dapat memulai penggalian setelah mendapat persetujuan dari Direksi
Lapangan/Konsultan Pengawas.

3.2. Sebelum penggalian dimulai, Pemborong wajib mengajukan usulan penggalian yang akan
ditempuh minimal menyebutkan:

a. Urut-urutan pekerjaan penggalian.


b. Metode atau schema penggalian.
c. Peralatan yang digunakan.
d. Jadwal waktu pelaksanaan.
e. Pembuangan galian.
f. Dan lain-lain yang berhubungan dengan pekerjaan galian.
3.3. Pemborong harus membuat saluran penampung air, didasar galian yang meliputi areal galian.
Air yang terkumpul harus dapat dipompa keluar ketempat yang aman agar tanah dasar gailan
tetap kering, oleh karenanya Pemborong wajib mempersiapkan pompa lengkap dengan
perlengkapannya untuk keperluan penyedotan air tersebut.

3.4. Pemborong wajib membuat jalan penghubung, untuk naik/turun bagi kegunaan inspeksi.

3.5. Pemborong wajib memperhatikan keselamatan para pekerja, kelalaian dalam hal ini sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Pemborong.

3.6. Penyangga/Penahan Tanah.

3.6.1. Stabilitas dari permukaan selama galian semata-mata adalah tanggung jawab dari
Pemborong, yang harus memperbaiki semua kelongsoran-kelongsoran. Pemborong
harus membuat penyangga-penyangga/penahan tanah yang diperlukan selama
pekerjaan dan galian tambahan atau urugan bila diperlukan.

3.6.2. Apabila diperlukan penggalian tegak harus dibuatkan konstruksi turap yang cukup kuat
untuk menahan tekanan tanah dibelakang galian. Konstruksi-konstruksi turap tersebut
harus direncanakan dan dihitung oleh Pemborong dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas. Selama pelaksanaan tanah dibelakang galian tidak boleh longsor. Semua
biaya turap dan perkuatannya sudah termasuk beban biaya bangunan dalam kontrak.

3.6.3. Pemborong diharuskan untuk melaksanakan dan merawat semua tebing dan galian yang
termasuk dalam kontrak, memperbaiki longsoran-longsoran tanah selama masa Kontrak
dan Masa Perawatan.

4. Penimbunan

4.1. Penimbunan Kembali.

4.1.1. Semua penimbunan kembali di bawah atau disekitar bangunan dan pengerasan
jalan/parkir harus sesuai dengan gambar rencana. Material untuk penimbunan harus
memenuhi spesifikasi ini.

4.1.2. Bila tidak dicantumkan didalam gambar-gambar detail, maka sebelum pemasangan
pondasi beton, dasar galian harus ditimbun dengan pasir urug 20 cm (setelah disirami,
diratakan dan dipadatkan), kemudian dipasang lantai kerja dengan tebal 5 cm dengan
adukan 1 semen: 3 pasir : 5 koral.

4.1.3. Bila tidak dicantumkan didalam gambar-gambar detail, maka sebelum pemasangan sloof
beton, dibawah sloof beton dipasang lantai kerja dengan tebal 5 cm dengan adukan 1
semen pc 3 pasir 5 kerikil.

4.4. Pengurugan Tanah/Pemadatan Tanah.

4.4.1 Semua daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari semua semak-semak, akar-akar
pohon, sampah-puing-puing bangunan dan lain-lain sampah, sebelum pengurugan
tanah dimulai.

4.4.2 Tanah urug untuk mengurug, meratakan dan membuat Tanah, tebing-tebing harus
bersih dari sisa-sisa tanaman, sampah dan lain-lain.

4.4.3 Material yang digunakan untuk timbunan dan subgrade harus memenuhi standard
spesifikasi AASHTO-M 57-64 dan harus diperiksa terlebih dahulu di laboratorium tanah
yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
4.4.4 Material yang dipakai untuk timbunan harus memenuhi satu dari persyaratan-
persyaratan berikut:

Material yang diklafikasikan dalam kelompok Material yang A-1, A-2-4, A-2-5, atau A-3
seperti dalam AASHTO M 145 dan harus dipadatkan sampai 90 5 dari berat jenis kering
maximum (= maximum dry density) menurut AASHTO T. 99 Material-material yang
diklasifikasikan dalam kelompok A-2-6, A-2-7, A-4, A-5, A-6, A-7' boleh digunakan
dengan perhatian khusus diberikan pada waktu pemadatan tanah untuk mencapai 95%
dari berat jennis kering maximum-maximum dry density) menurut AASHTO T.99.
4.4.5 Material yang dipakai untuk subgrade harus memenuhi salah satu dari persyaratan-
persyaratan berikut:

Material yang diklasifikasikan dalam grup A-1, A,2-4, A,2-5, A-3 seperti dalam AASHTO
M 145 dan bila digunakan harus dipadatkan sampai 100 % dari berat jenis maksimum (=
maksimum dry density) menurut AASHTO T.99. Material-material dalam grup A-2-6, A-
2-7, A-4, A-6 atau A-7 boleh juga dipakai asal dipadatkan sampai minimum 95% berat
jenis kering maksimum (= maximum dry density) dan 95% optimum moisture content
(AASHTO T.99).

4.4.6 Bila tanah galian ternyata tidak baik atau kurang dari jumlah yang dibutuhkan maka
Pemborong harus mendatangkan tanah urug yang baik dan cukup jumlahnya serta
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.

Pengurugan tanah harus dibentuk sesuai dencan peil ketinggian kemiringan dan ukuran-
ukuran yang tercantum dalam gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
Konsultan Pengawas. Tanah urug harus ditempatkan dalam lapisan-lapisan setebal
maksimum 30 cm dan harus dipadatkan sebaik-baiknya dengan penambahan air
secukupnya dan penggilingan. Permukaan dari kemiringan-kemiringan tanah harus
diselesaikan secara rata atau bertangga sebagaimana diminta oleh Konsultan
Pengawas.

4.4.6 Mesin gilas tidak boleh digunakan ditempat-tempat yang oleh Konsultan Pengawas
dianggap berbahaya atau dengan jarak yang kurang dari 45 cm terhadap saluran, batas-
batas atau pekerjaan-pekerjaan lain yang mungkin menjadi rusak. Untuk hal tersebut
mesin gilas bisa diganti dengan stamper.
4.4.7 Pengurugan kembali dari pondasi harus dilaksanakan dengan memadatkan tanah urug
dalam lapisan-lapisan setebal maksimum 30 cm. Pengurugan ini tidak boleh
dilaksanakan sebelum diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.

4.4.8 Urugan pada daerah bangunan dan sekeliling luar bangunan dalam radius 1,5 m dari
tepi bangunan harus diberi bahan anti rayap. Jika ada waterproofing maka bahan anti
rayap harus tidak bereaksi dengan waterproofing.

4.4.9 Pengurugan tanah untuk dasar pondasi plat jalur/setempat, dimana dasar pondasi harus
diurug maka syarat-syarat pengurugan seperti diatas harus dipenuhi dengan kepadatan
95 % dalam lapisan-lapisan setiap 20 cm.

D. PEKERJAAN

1. UMUM

1.1. Lingkup pekerjaan.


Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan pondasi dalam seperti yang tercantum dalam
gambar, termasuk penyediaan tenaga kerja, pengadaan tiang pancang sesuai gambar, surveying,
metoda kerja, gambar kerja dan report lengkap untuk semua tiang pancang yang sudah dipancang,
peralatan dan alat bantu untuk menyelesaikan pekerjan ini dengan baik dan pembersihan lokasi dari
sisa-sisa Tiang Pancang dan alat–alat bantu.

1.2. Bahan / Material

NO ITEM PEKERJAAN URAIAN MEREK

Pekerjaan Struktur

1 Beton Readymix - Readymix Fc 30 Mpa - Pionir Beton


- Beton Slump 12±2cm Untuk Pek. Struktur - Jayamix SCG
(Pondasi, Plat, Kolom, Balok) - Adhimix
- Semen Padang
2 Semen Portland - OPC (Ordinary Portland Cement) SNI 15-2049- - Semen Holcim
2004 - Semen Tiga Roda
- PCC (Portland Composite Cement) SNI 15-7064- - Semen Gresik
2004 - Semen Padang
3 Besi Beton - Krakatau Steel (KS)
- Besi Beton Yang Berstandard SNI Baja Ulir Fy - Cakra Steel (CS)
420 Mpa (Bjts 420) Diameter 13 Mm Ke Atas
- Master Steel (MS)
- Besi Polos Bjtp 24 ≤ Ø 10 Mm dan Ø 10 Mm
- Delco Prima (DP)
NO ITEM PEKERJAAN URAIAN MEREK

- Interworld Steel (IS)

4 Baja - Semua material baja harus baru, bebas/bersih dari - Krakatau Stell
karat, lobang-lobang dan kerusakan lainnya, lurus, - Gunung Garuda
tidak terpuntir, tanpa tekukan
- Wide Flange Shape SS 400
- Tegangan leleh (yield stress) minimal, Fy = 240
Mpa dan tegangan tarik (tensile stress) Fu = 400
Mpa
5 Baut - HTB A325
- Tegangan tarik putus nominal antara 105 - 120 ksi
(735 - 840 Mpa)
6 Las - Elektoda las yang digunakan adalah E70XX
7 Cat dasar/primer - Seluruh material baja harus dilindungi dengan cat - Seiv
dasar Zinc Chromate - Jotun
Pekerjaan Arsitektur

1 Dinding Bata Ringan Tebal Minimal 10 Cm - Jaya Celcon


- ThermoBlock
- Grand Elephant
- Abadicon
2 Perekat Bata Ringan MU 382, MU-380M, AM 48thinbed - Mortar Utama
- AM
- Starmortar
- Power Bond
3 Plesteran - Plesteran Bata Ringan MU 302 Daya Sebar - Mortar Utama
20m2/Sak 50kg/10mm2 - AM
- Plester Premium Menggunakan Jenis Ex. MU- - Starmortar
100, Dengan Tebal Aplikasi 10 Mm, Daya Sebar
2.4 M2/ Sak 40kg/10mm.
- Perekat Dinding Keramik Menggunakan Jenis
Ex.MU-400, Dengan Tebal Aplikasi 3 Mm, Daya
Sebar ± 5 M²/25 Kg Dan Grouting Menggunakan
MU-408.
- Perekat Dinding Keramik Khusus Daerah Basah
(Toilet, Dll) Menggunakan Jenis MU-460, Dengan
Daya Sebar ± 5 M2 / Sak 25 Kg.
4 Acian Acian Diatas Plester Dan Beton Menggunakan - Mortar Utama
Jenis MU-200 Dengan Tebal Aplikasi 1,5 Mm Dan - AM
Daya Sebar ± 20 M²/40 Kg. - Starmortar
NO ITEM PEKERJAAN URAIAN MEREK

5 Skimcoat Tebal 1-3mm - Mortar Utama


- Aka Mortar
- Starmortar

6 Perekat Keramik MU-450, MU-460 Untuk Daerah Basah - Mortar Utama


MU-480 - Delcon
- AM
7 Pek. Lantai Lantai: - Roman
- Granito
- Homogeneous Ukuran 60x60 Cm Polish &
- Niro
Unpolish
- Homogeneous Ukuran 100x100 Cm Unpolish &
Unpolish
8 Pengecatan Dinding Jenis: - Dulux AEP / Jotun
- Acrylic Emulsion Fungus Resistant & Anti - Dulux Weathershield
Bacterial / Waterbase Paint Untuk Interior / Jotun Jotashield
- Weathershield Untuk Exterior - Glotex / Mowilex
Lapisan: Satu Kali Primer, 2 Kali Finishing
Minimal Sampai Kondisi Warna Diterima Oleh
Perencana
Item Pekerjaan Pengecatan:
- Pengecatan Tembok
- Pengecatan Plafond
- Pengecatan Listplank
9. Pek. Kusen Pintu Dan - Kusen Pintu Aluminium : 4 Inch - Aleksindo
Jendela - Kusen Jendela Aluminium : 3 Inch - YKK
- Pintu Kaca Frameless: Tempered - Alcan
- Handle Pintu Kaca :Steinless Steel - Alco
- Handle Pintu Kunci : Hing - Aluprima
- Engsel Pintu Kaca : Flooring - Elephant
- Engsel Pintu Double Teakwood: Hing
- Kaca Jendela : Bening 6 mm Asahimas
10 Pek. Penggantung Dan - Dekson
Pengunci - Solid
- Hampton
11 Pekerjaan Kaca - Kaca Polos 5 Mm - Asahimas
- Kaca Polos 6 Mm
- Kaca Polos 8 Mm
- Kaca Polos 12 Mm
12 Pek. Plafond - Plafond Gypsum 9 Mm, Jarak Paku Skrup 20 - Jayaboard
Cm - Gyproc
- Plafond Gypsum Akustik 60x120 - Knauf
- Rangka Hollow Galvalum 40 X 40 X 0,35 Mm,
Modul 60 X 60 Cm
NO ITEM PEKERJAAN URAIAN MEREK

13 Waterproofing - EN 1848-1, ENV 1187 dan Berdasarkan: BBA - Waterproofing


Certified, FM approved, Australia AS 4654 Membran DUO
stadard dan BRANZ Certified Composite SBS
- Bitumen Sopralene Soprasun Membrane dibagian bawah dan
dengan Sand thermofusible plastic film TPO dibagian atas
- Waterprofing
Membrane Torching
System” atau sistem
pemanasan tebal 3
mm dengan finishing
sand thermofusible
plastic film
14 Penutup Atap Atap Metal - Flexiroof 0.3 + Insulasi

15 Rangka Atap Baja Ringan - 1.2 Truss Profil S

16 List Plafond Shadowline - tepi plafond yang berbatasan dengan - Jayaboard Tipe PN
dinding/balok/kolom 307

17 HPL - Tebal HPL minimum 0,8 mm - TACO

18 Multipleks - Untuk Rangka Multipleks 18 mm - Lokal


- Untuk Panel Multipleks 12 mm
19 Marmer - tebal minimum 20 mm - Nero Marquina
- Serpegiante

20 Epoxy - 3000 micron - Durevole

21 Pintu Besi Tahan Api - Standar Emergency Exit - Dolphin

22 Fasade dan plafond kisi- - WPC Fasade (Scondary Skins) - Biowood


kisi interior

23 ACP (Aluminium - Core Fire Retardant (FR), ketebalan 4mm, berat - Mako
Composite Panel 5-6 kg/m2, bending stregth 45-60 kg/4mm, heat - Alcopan

deformation 200 derajat celcius, sound


insulation 24-39 dB, Alumunium Alloy 5005,
Coating Type PVDF 0,5mm, Garansi minimum
15 Tahun, bahan non toxic
- Specimen Warranty dari pabrik diserahkan ke
Pemilik Proyek
BAB II
SPESIFIKASI PERSONIL MANAJERIAL DAN
PERALATAN KONSTRUKSI

A. TENAGA AHLI / TENAGA TEKNIS


Untuk melaksanakan tugasnya, kontaktor pelaksana harus menyediakan tenaga yang memenuhi
kebutuhan proyek, baik di tinjau dari lingkup proyek maupun tingkat kekompleksitas pekerjaan. Dalam
kegiatan ini di butuhkan personil sebagai berikut :

No Jabatan Jumlah Pengalaman Keahlian


1 Pelaksana Bangunan 1 Orang 2 Tahun SKT TA 022
Gedung/ Pekerjaan Gedung
2 Petugas K3 1 Orang Sertifikat Kompetensi K3 Konstruksi

B. PERSYARATAN PERALATAN
Adapun kebutuhan peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut antara lain
sebagai berikut :

No Jenis Peralatan Jumlah Spesifikasi / Kepemilikan


kapasitas
Milik Sendiri/Sewa/Sewa beli
1 DUMP TRUCK 3.5 TON (E02) 1 3.5 TON
Milik Sendiri/Sewa/Sewa beli
2 EXCAVATOR (E04) 1 80-140 HP
Milik Sendiri/Sewa/Sewa beli
3 VIBRATORY ROLLER (E08) 1 3-8 T.
BAR BENDER / MESIN TEKUK Sampai 32mm Milik Sendiri/Sewa/Sewa beli
4 1
BESI
main frame
(steger), cross
5 SCAFFOLDING STEGER 100 Milik Sendiri/Sewa/Sewa beli
brace (silang),
join pin
6 GENSET SILENT 1 30 KVA Milik Sendiri/Sewa/Sewa beli
BAB III
SPESIFIKASI PROSES KEGIATAN

A. DAFTAR PEKERJAAN UTAMA


1. Pekerjaan Persiapan Lahan
2. Pekerjaan Pondasi / Stuktur Bawah
3. Pekerjaan Stuktur Atas
4. Pekerjaan Arsitektur
5. Pekerjaan Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing

B. BENTUK RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI (RKK)


1. Kepemimpinan dan partisipasi pekerjaan dalam keselamatan konstruksi
a. Komitmen Keselamatan Konstruksi
Penjelasan mengenai isi komitmen keselamatan konstruksi, sesuai dengan format dibawah ini
:
(Contoh Pakta Keselamatan Konstruksi Badan Usaha Tanpa KSO)

PAKTA KOMITMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : …………………..
Jabatan : …………………..
Bertindak Untuk : PT/CV…………...

Dalam rangka pengadaan Pembangunan Factory Sharing Sekunder Kawasan Industri


Aceh Di Ladong (Bangunan Dan Mesin/Peralatan)

Pada pokja pemelihan UKPBJ Konstruksi berkomitmen melaksanakan kostruksi


berkeselamatan demi terciptanya Zero Accident, dengan memastikan bahwa seluruh
pelaksanaan konstruksi:
1. Memenui ketentuan keselamatan konstruksi
2. Menggunakan tenaga kerja kompeten bersetifikat
3. Menggunakan peralatan yang memenuhi standar kelaiakan
4. Menggunakan material yang memenuhi standar mutu
5. Menggunakan teknologi yang memenuhi standar kelaiakan
6. Melaksanakan standar operasi dan prosedur (SOP) dan
7. Memenuhi 9 (Sembilan) komponen biaya penerapan SMKK

Cianjur,………………2023

(Nama Penyedia)
b. Perencanaan Keselamatan Konstruksi
Identifikasi bahaya, Penilaian resiko, Pengendalian dan Peluang.

Deskripsi Resiko Persyaratan Penilaian Tingkat Resiko Pengendali Penilaian Sisa Resiko
Pengendalian
No Pemenuhan an Ket
Awal
Uraian Jenis peraturan Nilai Tingkat Lanjutan Kemungki Keparah Nilai Tingkat
Identifikasi Bahaya Kemungkinan Keparahan
pekerjaan Bahan Resiko Resiko nan an Resiko Resiko
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Pekerjaan Terjadi Insiden Berupa Peraturan Akan
Tanah Kaki Pekerja Menteri Disediakan
- Galian Terkena Peralatan Pekerjaan Sepatu
Tanah Biasa Seperti Sekop dan Umum dan Boat
(m) Pacul Sehingga Terjadi Perumahan
- Galian Luka Rakyat Nomor
Tanah Lumpur 10 Tahun 2021
(m) tentang
- Timbunan Pedoman
Sistem
Tanah (m)
Manajemen
Keselamatan
Konstruksi

Terjadi Insiden berupa Peraturan Akan


kaki pekerja terkena Menteri Disediakan
pada batu cadas atau Pekerjaan Sepatu
beling sehingga terjadi Umum dan Boat
Luka Ringan Ataupun Perumahan
Luka Berat Rakyat Nomor
10 Tahun 2021
tentang
Pedoman
Sistem
Manajemen
Keselamatan
Konstruksi
Deskripsi Resiko Persyaratan Penilaian Tingkat Resiko Pengendali Penilaian Sisa Resiko
Pengendalian
No Pemenuhan an Ket
Awal
Uraian Jenis peraturan Nilai Tingkat Lanjutan Kemungki Keparah Nilai Tingkat
Identifikasi Bahaya Kemungkinan Keparahan
pekerjaan Bahan Resiko Resiko nan an Resiko Resiko
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Pada Saat Melakukan Peraturan Akan
Pengalian tangan Menteri Disediakan
terkena sisi yang tajam Pekerjaan Sepatu
bergelombang dan kotor Umum dan Boat
Perumahan
Rakyat Nomor
10 Tahun 2021
tentang
Pedoman
Sistem
Manajemen
Keselamatan
Konstruksi

2 Pekerjaan Terkena Material Hasil Peraturan Akan


Tanah Galian Alat sehingga Menteri disediakan
terjadi Luka Di Bagian Pekerjaan Helm
- Galian Tanah Kepala Pekerja baik Umum dan
Biasa Luka Ringan Maupun Perumahan
- Galian Tanah Luka Berat Rakyat Nomor
Lumpur 10 Tahun 2021
tentang
- Timbunan Pedoman
Tanah Sistem
Dipadatkan Manajemen
Keselamatan
- Timbunan Konstruksi
Tanah
diangkut
Deskripsi Resiko Persyaratan Penilaian Tingkat Resiko Pengendali Penilaian Sisa Resiko
Pengendalian
No Pemenuhan an Ket
Awal
Uraian Jenis peraturan Nilai Tingkat Lanjutan Kemungki Keparah Nilai Tingkat
Identifikasi Bahaya Kemungkinan Keparahan
pekerjaan Bahan Resiko Resiko nan an Resiko Resiko
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

- Timbunan
Tanah
Kembali

Akan
disediakan
Sepatu Steel
Pada saat excapator Toe Untuk
melakukan swing biasa menghindari
terjadi insiden pada kaki dari
area swing berupa Jatuhan
benturan dengan badan maternal hasil
excapator tersebut galian
Akan
dilakukan
Terperosok dari pemasangan
ketinggian puncak rambu
tanggul lebih dari 3m disekitar area
sehingga terjadi cedera swing
patah kaki maupun
tangan
3 Pekerjaan Kaki Kejatuhan benda Akan
Konstruksi keras seperti batu, besi disediakan
- Pemasangan sepatu boat
Batu 1: 4
- Siaran 1:2
Deskripsi Resiko Persyaratan Penilaian Tingkat Resiko Pengendali Penilaian Sisa Resiko
Pengendalian
No Pemenuhan an Ket
Awal
Uraian Jenis peraturan Nilai Tingkat Lanjutan Kemungki Keparah Nilai Tingkat
Identifikasi Bahaya Kemungkinan Keparahan
pekerjaan Bahan Resiko Resiko nan an Resiko Resiko
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
- Plesteran 1:3 Tangan terkena pada Disediakan
- Beton sisi yang tajam, Sarung
Berulang K bergelombang, panas tangan
175
- Beton
Bertulang
Sederhana
Terperosok Pada Pemasangan
Dimensi Saluran Rambu Pada
Area
Pekerjaan
4 Pekerjaan - Terkena debu dan
Persiapan benda tajam ketika
pembersihan lapangan
- Tertimpa papan
nama proyek
- Terkena serpihan
material ke mata

- Tertimbun material
tanah dan batu

5 Pekerjaan - Tertimpa batu dan


Pondasi perkerasan lainnya

- Terkena debu dan


serpihan material
bangunan
- Terkena sengatan
listrik
Deskripsi Resiko Persyaratan Penilaian Tingkat Resiko Pengendali Penilaian Sisa Resiko
Pengendalian
No Pemenuhan an Ket
Awal
Uraian Jenis peraturan Nilai Tingkat Lanjutan Kemungki Keparah Nilai Tingkat
Identifikasi Bahaya Kemungkinan Keparahan
pekerjaan Bahan Resiko Resiko nan an Resiko Resiko
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

- Terperosok kedalam
pondasi
- Terlindas truck
pengangkutan material
bangunan
- Terkena kejatuhan
concrete pump

6 Pekerjaan - Tertimpa bahan


Beton material bangunan
Bertulang
- Terkena debu dan
serpihan material
bangunan
- Terkena Potongan
Besi
- Terperosok kedalam
mesin pengaduk semen

- Terlindas truck
pengangkutan material
bangunan
- Terkena benda tajam

- Terperosok dari
ketinggian
Deskripsi Resiko Persyaratan Penilaian Tingkat Resiko Pengendali Penilaian Sisa Resiko
Pengendalian
No Pemenuhan an Ket
Awal
Uraian Jenis peraturan Nilai Tingkat Lanjutan Kemungki Keparah Nilai Tingkat
Identifikasi Bahaya Kemungkinan Keparahan
pekerjaan Bahan Resiko Resiko nan an Resiko Resiko
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
7 Pekerjaan - Terkena alat berat
Pasangan dan - Terkena benda
Plesteran tajam
- Teluka akibat
potongan besi
- Jatuh Dari
Ketinggian bangunan

8 Pekerjaan - Terkena alat


Pasangan potong
Pintu dan - Tekena benda
Jendela tajam
- Teluka akibat
tertimpa pintu
- Jatuh Dari
Ketinggian bangunan

9 Pekerjaan - Jatuh dari


Plafond ketinggian bangunan

- Terkena benda
tumpul dan Benda tajam

- Tertimpa besi
holow
Terkena mesin
potongan besi
Deskripsi Resiko Persyaratan Penilaian Tingkat Resiko Pengendali Penilaian Sisa Resiko
Pengendalian
No Pemenuhan an Ket
Awal
Uraian Jenis peraturan Nilai Tingkat Lanjutan Kemungki Keparah Nilai Tingkat
Identifikasi Bahaya Kemungkinan Keparahan
pekerjaan Bahan Resiko Resiko nan an Resiko Resiko
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
10 Pekerjaan - Terkena potongan
Lantai granit
- Terkena
debumaterial bangunan

Terkena benda tajam

11 Pekerjaan - Terjatuh dari


Pengecatan tangga
- Tertimpa tangga

Terkena debu

12 Pekerjaan - Tekena pecahan


Sanitary wastafel
- Terkena alat
bangunan
Terkena benda tajam

13 Pekerjaan - Jatuh dari


Atap ketinggian bangunan

- Terkena benda
tumpul dan Benda tajam
Deskripsi Resiko Persyaratan Penilaian Tingkat Resiko Pengendali Penilaian Sisa Resiko
Pengendalian
No Pemenuhan an Ket
Awal
Uraian Jenis peraturan Nilai Tingkat Lanjutan Kemungki Keparah Nilai Tingkat
Identifikasi Bahaya Kemungkinan Keparahan
pekerjaan Bahan Resiko Resiko nan an Resiko Resiko
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
- Tertimpa tangga
dan kayu kuda-kuda

Terkena mesin
potongan
14 Pekerjaan Tersengat sama arus
Elektrikal dan listrik
Mekanikal
Terkena potongan
benda tajam

Terjatuh dari ketinggian

C. Identifikasi bahaya, Penilaian resiko, Pengendalian dan Peluang

Pengendalian
sasaran Program
Resiko (Sesuai
No
Kolom Tabel 6 Uraian Sumber Jadwal Penanggung
Uraian Tolak Ukur Bentuk Monitoring Indikator Pencapaian
IBPRP) Kegiatan Daya Pelaksanaan Jawab
Dukungan Keselamatan Konstruksi

No Jenis Komunikasi PIC Waktu Pelaksanaan


1 Induksi Keselamatan Konstruksi (Safety
Induction)
2 Pertemuan Pagi hari (Safety morning)
3 Pertemuan Kelompok Kerja (toolbox
meeting)
4 Rapat Keselamatan Konstruksi (Construction
safety meeting)

D. Operasi Keselamatan Konstruksi


Nama Pekerja : …………………….
Nama Paket Pekerjaan : …………………….
Tanggal Pekerjaan : …………………….

Alat Pelindung diri yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan:

1 Helm/Safety Helmet √ 4 Rompi Keselamatan/Safety Vest √


2 Sepatu/ Safety Shoes √ 5 Masker Pernafasan/Respiratory √
3 Sarung Tangan/ Safety Gloves √ 6 ……Dst √

Urutan langkah Pekerjaan Identifikasi Bahaya Pengendalian Penanggung Jawab

Evaluasi Keselamatan Konstruksi


Bulan Ke-
No Kegiatan PIC
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Inspeksi Keselamatan Konstruksi
2 Patroli Keselamatan Konstruksi
3 Audit Internal
C. PROSES PEKERJAAN
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
a. Papan Nama Proyek
a. Pembuat papan nama harus mendapatkan persetujuan Direksi
b. Pemasangan papan nama harus terlihat oleh umum secara jelas
c. Papan nama proyek harus dipasang pada patok kayu yang kuat tertancap didalam tanah

b. Kantor Lapangan Konsultan Supervisi ( Direksi Keet )


a. Kontraktor Pelaksana sesuai dengan RAB dalam kontrak harus menyediakan kantor konsultan
Supervisi (Direksi Keet) untuk keperluan operasional Supervisi.
b. Direksi Keet mempunyai ukuran minimal 30 m2.
c. Direksi Keet tidak boleh dibuat dari material hasil bongkaran bangunan lama.
d. Direksi Keet minimal harus mempunyai 2 unit jendela dan 1 unit pintu dengan penerangan yang cukup
dan sirkulasi udara yang baik
e. Lantai Direksi Keet minimal dari perkerasan beton dengan campuran 1 Sm : 2 Ps : 3 Kr dengan
permukaan yang rata dan diperhalus dengan acian beton.
f. Jika Direksi Keet harus dibuat dalam bentuk bangunan panggung maka lantai Direksi Keet harus
dibuat dari papan ukuran 2.5/25 cm dengan jarak balok-balok lantai ukuran 5/10 cm minimal 50 cm
dari kayu dengan kelas II.
g. Dinding Direksi Keet minimal papan ukuran 2/20 cm dengan rangka dinding kayu ukuran 5/10 cm dari
kayu kelas II. Dinding dapat juga dibuat dari bahan multiplek tebal 9 mm
h. Atap Direksi Keet dari bahan seng BJLS 0,30 mm
i. Pengantian bahan dan material berbeda dari seperti yang telah disebutkan diatas harus dengan
persetujuan Konsultan Supervisi.
j. Air Minum
Posisi dan letak Direksi Keet ditentukan bersama antara Konraktor Pelaksana dengan Konsultan
Supervisi. Letak Direksi Keet tidak boleh berada terlalu dengan dekat dengan posisi bangunan yang
sedang dikerjakan

c. Kantor Lapangan Kontraktor Pelaksana


a. Kontraktor Pelaksana dengan biaya sendiri harus membuat Kantor Lapangan untuk keperluan
operasional pelaksanaan pekerjaan.
b. Kantor Lapangan mempunyai ukuran minimal 16 m2
c. Kantor Lapangan tidak boleh dibuat dari material hasil bongkaran bangunan lama
d. Kantor Lapangan minimal harus mempunyai 2 unit jendela dan 1 unit pintu dengan penerangan yang
cukup dan sirkulasi udara yang baik
e. Lantai Kantor Lapangan minimal dari perkerasan beton dengan campuran 1 Sm : 2 Ps : 3 Kr dengan
permukaan yang rata dan diperhalus dengan acian beton
f. Jika Kantor Lapangan harus dibuat dalam bentuk bangunan panggung maka lantai Kantor Lapangan
harus dibuat dari papan ukuran 2.5/25 cm dengan jarak balok-balok lantai ukuran 5/10 cm minimal 50
cm dari kayu dengan kelas II
g. Dinding Kantor Lapangan minimal papan ukuran 2/20 cm dengan rangka dinding kayu ukuran 5/10 cm
dari kayu kelas II
h. Atap Kantor Lapangan dari bahan seng BJLS 0,30 mm
i. Pengantian bahan dan material berbeda dari seperti yang telah disebutkan diatas harus dengan
persetujuan Konsultan Supervisi
j. Air Minum
Posisi dan letak Kantor Lapangan ditentukan bersama antara Konraktor Pelaksana dengan Konsultan
Supervisi. Letak Kantor Lapangan tidak boleh berada terlalu dengan dekat dengan posisi bangunan
yang sedang dikerjakan.

d. Toilet/WC Dan Kamar Mandi Lapangan


a. Kontraktor Pelaksana dengan biaya sendiri harus membuat Kamar Mandi dan WC untuk keperluan
Staf Kontraktor Pelaksana, Staf Konsultan Supervisi, dan para pekerjan dan buruh
b. Pemanfaatan Bangunan Lama atau Kamar Mandi dan WC lama yang telah ada dilokasi pekerjaan
harus disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Owner
c. Kamar Mandi dan WC mempunyai ukuran minimal 12 m2
d. Toilet/WC staf Kontraktor Pelaksana dan staf Konsultan Supervisi harus dibuat terpisah dengan
Toilet/WC serta Kamar Mandi pekerjan

e. Gudang Penyimpanan Material


a. Kontraktor Pelaksana sesuai dengan biaya kontrak harus menyediakan Gudang penyimpanan material
untuk melindungi material yang tidak segera dipakai
b. Pemanfaatan bangunan lama dilokasi pekerjaan untuk keperluan Gudang Penyimpanan Material harus
dengan persetujuan Konsultan Supervisi dan Owner
c. Gudang Penyimpanan Material mempunyai ukuran minimal 30 m2
d. Gudang Penyimpanan Material tidak boleh dibuat dari material hasil bongkaran bangunan lama

f. Barak Pekerjaan
a. Kontraktor Pelaksana sesuai dengan biaya proyek harus menyediakan Barak Pekerja untuk keperluan
pekerja yang menginap dilokasi pekerjaan
b. Pada Barak Pekerja harus disediakan juga dapur untuk keperluan konsumsi sehari-hari para pekerja

g. Bengkel Kerja / Pabrikasi


a. Pemanfaatan bangunan lama yang telah ada dilokasi pekerjaan untuk keperluan Bengkel Kerja harus
dengan persetujuan Konsultan Supervisi dan Owner

h. Mushalla Dan Tempat Whudu Lapangan


a. Kontraktor Pelaksana harus membuat Mushalla dan Tempat Whudu untuk keperluan Staf Kontraktor
Pelaksana, Staf Konsultan Supervisi, dan para pekerjan dan buruh

i. Instalasi Air Bersih Dan Instalasi Listrik Sementara


a. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan Instalasi air bersih dan Instalasi listrik sementara selama
berlangsungnya masa pelaksanaan pekerjaan untuk keperluan operasional dan keperluan pekerjaan-
pekerjaan konstruksi

j. Perlengkapan Keamanan Kerja Dan P3K


a. Kontraktor Pelaksana wajib dan harus menyediakan perlengkapan keamanan kerja untuk semua
pekerja yang berada dalam lokasi pekerjaan dan tamu yang berkunjung kelokasi pekerjaan
b. Jika terjadi kecelakaan kerja di lokasi pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan maka Kontraktor Pelaksana diwajibkan mengambil segala tindakan guna kepentingan
si korban
c. Semua biaya yang diperlukan untuk perawatan dan pengobatan korban kecelakaan dilokasi
pekerjaan menjadi tanggungan Kontraktor Pelaksana
d. Yang dimaksud dengan korban dilokasi pekerjaan yang menjadi tanggung jawab Kontraktor
pelaksana adalah : a. Personil atau semua tenaga kerja Kontraktor Pelaksana

k. Penjaga Keamanan Lokasi Pekerjaan


a. Kontraktor Pelaksana dengan biaya sendiri harus menyediakan tempat/pos penjaga keamanan
lokasi pekerjaan beserta minimal 2 orang penjaga keamanan yang bekerja selama 24 jam

2. PEKERJAAN LAIN-LAIN
a. Asbuilt Drawing
yang dimaksud dengan Asbuilt Drawing adalah gambar-gambar yang disesuaikan dengan yang
dilaksanakan. Untuk pekerjaan ulang yang belum ada bastek, penyedia harus membuat gambar-gambar
yang sesuai dengan yang dilaksanakan.
b. Pelaporan dan Dokumentasi
Pekerjaan harus mempunyai laporan dan dokumentasi. Bentuk laporan harian, mingguan dan bulanan.
Begitu juga dengan dokumentasi pekerjaan 0%, 50%, dan 100%. Dua dokumen tersebut diwajibkan dibuat
oleh pelaksana.
c. Pembersihan Akhir Pekerjaan
- Seluruh bangunan harus dalam keadaan bersih, rapi dan seluruh fasilitas yang dibuat berfungsi secara
optimal.
- Apabila terjadi kekurangan-kekurangan penyedia harus menanggulanginya sebelum penyerahan
pekerjaan dilakukan.
BAB IV
METODE PELAKSANAAN

A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pembuatan Papan Nama Proyek
a. Kontraktor harus membuat dan memasang Papan Nama Proyek yang memuat tentang identitas proyek
dan memasangnya di awal pelaksanaan proyek.
b. Papan nama proyek mengunakan ukuran minimal 150 cm x 250 cm kecuali ditentukan lain oleh Owner.
c. Papan nama proyek rangka dan kakinya terbuat dari kayu dengan kualitas terbaik sehingga sanggup
bertahan minimal sampai selesainya pengerjaan proyek. Latar papan nama dapat berupa papan kayu
tebal minimal 2 cm atau multiplek dengan tebal minimal 12 mm. Penggunaan bahan dan material lain
harus dengan persetujuan Konsultan Supervisi.
d. Papan nama proyek belatar belakang putih dengan tulisan warna hitam, kecuali untuk logo atau simbul
dapat dipakai warna yang bervariasi.
e. Papan nama proyek harus mencantumkan Instansi Penyandang Dana, Instansi Pemilik Bangunan,
Kontraktor Pelaksana, Konsultan Perencana dan Konsultan Supervisi.
f. Papan juga harus mencantumkan besar anggaran pelaksanaan proyek, waktu mulai proyek, dan waktu
penyelesaian proyek

2. Kantor Lapangan Kontraktor Pelaksana


- Kantor Lapangan harus dilengkapi minimal dengan :
- Meja Kerja : 4 Buah
- Kursi Kerja : 8 Buah
- Papan Tulis : 1 Buah
- Rak Arsip : 1 Buah
- Meja Rapat : 1 Buah
- Kursi rapat : 6 Buah

3. Toilet/WC Dan Kamar Mandi Lapangan


- Kamar Mandi dan WC mempunyai ukuran minimal 12 m2
- Toilet/WC staf Kontraktor Pelaksana dan staf Konsultan Supervisi harus dibuat terpisah dengan
Toilet/WC serta Kamar Mandi pekerja
- Kamar Mandi dan WC tidak boleh dibuat dari material hasil bongkaran bangunan lama
- Lantai Kamar Mandi dan WC minimal dari perkerasan beton dengan campuran 1 Sm : 2 Ps : 3 Kr
dengan permukaan yang rata dan diperhalus dengan acian beton
- Dinding Kamar Mandi dan WC 1 meter dari lantai dibuat dari pasangan batu bata dan diplaster
sedangkan bagia atasnya boleh dibuat dari dinding papan ukuran 2/20 cm dengan rangka dinding kayu
ukuran 5/10 cm dari kayu kelas II
- Atap Kamar Mandi dan WC dari bahan seng BJLS 0,30 mm
- Pengantian bahan dan material berbeda dari seperti yang telah disebutkan diatas harus dengan
persetujuan Konsultan Supervisi
- Kamar Mandi dan WC harus dilengkapi dengan Kloset jongkok, kran air, bak tampungan air, dan
saluran pembuangan air kotor. Kamar Mandi dan WC juga harus dilengkapi dengan Septictank dan
saluran resapan
- Posisi dan letak Kamar Mandi dan WC ditentukan bersama antara Konraktor Pelaksana dengan
Konsultan Supervisi. Letak Kantor Lapangan tidak boleh berada terlalu dengan dekat dengan posisi
bangunan yang sedang dikerjakan

4. Gudang Penyimpanan Material


- Lantai Gudang Penyimpanan Material minimal dari perkerasan beton dengan campuran 1 Sm : 2 Ps :
3 Kr dengan permukaan yang rata dan diperhalus dengan acian beton
- Untuk tempat penyimpanan material semen lantainya harus dibuat benar-benar terlindung dari
rembesan air
- Jika Gudang Penyimpanan Material harus dibuat dalam bentuk bangunan panggung maka lantai
Gudang Penyimpanan Material dibuat dari papan ukuran 2.5/25 cm dengan jarak balok-balok lantai
ukuran 5/10 cm minimal 50 cm dari kayu dengan kelas II
- Dinding Gudang Penyimpanan Material minimal papan ukuran 2/20 cm dengan rangka dinding kayu
ukuran 5/10 cm dari kayu kelas II. Dinding dapat juga dibuat dari bahan multiplek tebal 6 mm
- Atap Gudang Penyimpanan Material dari bahan seng BJLS 0,30 mm
- Pengantian bahan dan material berbeda dari seperti yang telah disebutkan diatas harus dengan
persetujuan Konsultan Supervisi
- Posisi dan letak Gudang Penyimpanan Material ditentukan bersama antara Konraktor Pelaksana
dengan Konsultan Supervisi. Letak Gudang Penyimpanan Material tidak boleh berada terlalu dengan
dekat dengan posisi bangunan yang sedang dikerjakan
- Gudang Penyimpanan Material sebaiknya tidak diletakkan didalam lokasi pekerjaan kecuali dalam
keadaan memaksa dan sulit mencari lokasi lain

5. Barak Pekerjaan
- Barak Pekerja harus sanggup menampung semua pekerja yang menginap dilokasi pekerjaan atau
minimal berukuran 48 m2
- Barak Pekerja tidak boleh dibuat dari material hasil bongkaran bangunan lama
- Lantai Barak Pekerja minimal dari perkerasan beton dengan campuran 1 Sm : 2 Ps : 3 Kr dengan
permukaan yang rata dan diperhalus dengan acian beton
- Jika Barak Pekerja harus dibuat dalam bentuk bangunan panggung maka lantai Gudang Penyimpanan
Material dibuat dari papan ukuran 2.5/25 cm dengan jarak balok-balok lantai ukuran 5/10 cm minimal
50 cm dari kayu dengan kelas II
- Dinding Barak Pekerja minimal papan ukuran 2/20 cm dengan rangka dinding kayu ukuran 5/10 cm dari
kayu kelas II. Dinding dapat juga dibuat dari bahan multiplek tebal 6 mm
- Atap Barak Pekerja dari bahan seng BJLS 0,30 mm
- Pengantian bahan dan material berbeda dari seperti yang telah disebutkan diatas harus dengan
persetujuan Konsultan Supervisi
- Posisi dan letak Barak Pekerja ditentukan bersama antara Konraktor Pelaksana dengan Konsultan
Supervisi
- Barak Pekerja tidak boleh diletakkan didalam lokasi pekerjaan

6. Bengkel Kerja / Pabrikasi


- Ukuran minimal Bengkel Kerja pekerjaan untuk masing-masing pekerjaan pabrikasi adalah 20 m2
- Bengkel Kerja tidak boleh dibuat dari material hasil bongkaran bangunan lama
- Bangunan Bengkel Kerja dapat dibuat dari konstruksi
- Atap Bengkel Kerja dari bahan seng BJLS 0,30 mm
- Bengkel Kerja tidak boleh ditempatkan dalam lokasi pekerjaan kecuali ditentukan lain oleh Konsultan
Supervisi

7. Mushalla Dan Tempat Whudu Lapangan


- Mushalla dan Tempat Whudu mempunyai ukuran minimal 16 m2
- Mushalla dan Tempat Whudu tidak boleh dibuat dari material hasil bongkaran bangunan lama
- Mushalla harus dibuat dalam bentuk bangunan panggung dengan lantai papan ukuran 2,5/25 cm yang
diperkuat dengan balok lantai kayu ukuran 5/10 dengan jarak minimal 50 cm dari kayu kelas II
- Dinding Mushalla dari papan ukuran 2/20 cm dengan rangka dinding kayu ukuran 5/10 cm dari kayu
kelas II
- Lantai Mushalla dan Tempat Whudu dari perkerasan beton dengan campuran 1 Sm : 2 Ps : 3 Kr
8. Instalasi Air Bersih Dan Instalasi Listrik Sementara
- Kontraktor tidak dibenarkan menggunakan Instalsi Listrik dan Instalsi Air Bersih dan Sumber Air Bersih
yang telah ada dilokasi pekerjaan tanpa persetujuan Konsultan Supervisi dan Owner
9. Perlengkapan Keamanan Kerja Dan P3K
- Perlengkapan keamanan kerja dapat berupa alat-alat seperti berikut ini :
- Helm Pelindung Kepala;
- Warna Putih : Project Manajer, pengawas, insinyur, mandor
- Warna Biru : Site Supervisior, electrical contractor atau pengawas sementara (Magang)
- Warna Kuning : Sub contractor atau pekerja umum
- Warna Hijau : Pengawas lingkungan
- Warna Pink : Pekerja baru atau magang
- Warna Orange : Tamu perusahaan
- Warna Merah : Safety officer yang bertanggung jawab untuk memeriksa sistem
keselamatan sudah terpasang dan berfungsi sesuai dengan standar yang ditetapkan
- Sepatu untuk melindungi kaki;
- Jaring Pengaman
- Sabuk pengaman
- Pemadam Kebakaran; dan
- Kotak P3K untuk pertolongan pertama pada kecelakaan kerja
10. Penjaga Keamanan Lokasi Pekerjaan
- Bangunan Pos penjaga keamanan lokasi pekerjaan bentuk dan dimensinya ditentukan oleh
Kontraktor Pelaksana
- Bangunan Pos penjaga keamanan lokasi pekerjaan tidak boleh berada di dalam
- lokasi pekerjaan
B. PEKERJAAN PERSIAPAN
a. Pembersihan Lapangan
Kontraktor Pelaksana harus membersihkan lokasi pekerjaan dari segala sesuatu yang dapat menggangu
pelaksanaan pekerjaan seperti bangunan lama, hasil bongkaran bangunan lama, pepohonan, semak
belukar, dan tanah humus. 2). Kontraktor Pelaksana harus melakukan pengupasan terhadap tanah humus
setebal minimal 30 cm sebelum dilakukan pekerjaan konstruksi. 3). Yang dimaksud dengan Muka Tanah
Dasar pada Gambar Bestek adalah muka tanah yang telah bersih dari pepohonan, semak belukar, dan
lapisan tanah humus atau muka tanah timbun yang telah dipadatkan kecuali diitentukan lain dalam Gambar
Bestek. 4). Hasil bongkaran bangunan lama dan pengupasan tanah humus tidak boleh dipakai sebagai
material timbunan atau diolah kembali untuk dipakai sebagai material bangunan. 5). Material yang
dihasilkan dari bongkaran bangunan lama dan pengupasan lapisan humus harus dikeluarkan dari lokasi
pekerjaan dan dibuang sejauh mungkin dari lokasi pekerjaan atau ketempat yang tidak menggangu
lingkungan hidup. 6). Hasil bongkaran bangunan lama dan pengelupasan lapisan humus tidak boleh berada
dilokasi pekerjaan lebih dari 3(tiga) hari.

b. Penentuan Letak Bangunan ( Setting Out )


Kontraktor Pelaksana harus melakukan Setting Out atau pengukuran kembali akan kebenaran posisi
bangunan yang akan dibangun seperti yang telah ada dalam Lay Out bangunan pada Gambar Bestek. 2).
Pekerjaan Setting Out yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana harus diketahui dan didampingi oleh
Konsultan Supervisi, Konsultan Perencana, Owner dan Pemilik Bangunan. 3). Pekerjaan Setting Out tidak
boleh dilakukan secara manual tetapi harus menggunakan alat ukur seperti Theodolit dan Waterpas. 4).
Hasil pekerjaan Setting Out harus menghasilkan satu ketetapan bersama yang pasti akan elevasi tanah,
elevasi bangunan, posisi penempatan bangunan dan batas-batas lahan kerja. Ketetapan akan elevasi dan
posisi bangunan harus direalisasikan dilapangan dengan memasang patok-patok sementara dari kayu
ukuran 5/7 cm yang ditanam minimal 30 cm dalam tanah dan ujungnya ditandai dengan minyak. 5). Hasil
pekerjaan Setting Out tidak boleh berbeda dengan Lay Out bangunan yang ada dalam Gambar Bestek
kecuali dengan alasan-alasan kondisi lahan existing yang berubah dan alasan-alasan teknis yang disetujui
oleh Konsultan Perencana atau Konsultan Supervisi. 6). Perubahan-perubahan posisi bangunan karena
alasan keterbatasan lahan atau berubahanya kondisi existing lahan harus disetujui oleh Konsultan
Perencana, Konsultan Supervisi dan Owner. 7. Kontraktor Pelaksana harus membuat gambar hasil
pekerjaan Setting Out dan disetujui oleh Konsultan Perencana, Konsultan Supervisi dan Owner

c. Pagar Pelindungan Lokasi Pekerjaan


Kontraktor Pelaksana harus melindungi lokasi pekerjaan selama berlangsungnya pekerjaan konstruksi dari
ganguan luar. Bentuk perlindungan tersebut dapat berupa Pagar Seng BJLS 0,30 mm dengan rangka kayu
setinggi 2 meter dari muka tanah dan di dengan rapi. Pagar Pelindung lokasi pekerjaan harus segera dibuat
setelah hasil pekerjaan Setting Out disetujui oleh Konsultan Supervisi, Konsultan Perencana dan Owner.
2.4 Pemasangan Bouwplank
Kontraktor Pelaksana harus melakukan pemasangan Bouwplankai acuan tetap pada semua bangunan
yang akan dikerjakan termasuk septictank dan Ground Resevoir. Jarak pemasangan bouwplank dari
struktur terluar bangunan yang akan dibangun minimal 1 m dan maksimal 2 m. Bouwplank dibuat dari tiang-
tiang kayu ukuran 5/7 cm yang ditanam dalam tanah minimal 40 cm dan dengan jarak maksimal setiap
tiang adalah 2 meter. Untuk keperluan acuan elevasi dipakai papan kayu 2,5/25 cm atau kayu ukuran 2,5/7
cm yang dipaku pada tiang-tiang kayu 5/7 cm. Bouwplank harus mempunyai posisi dan elevasi yang tetap
terhadap bangunan yang akan dibangun dan tidak boleh berubah posisi dan elevasinya sebelum struktur
bangunan yang paling rendah seperti pondasi dan sloof selesai dikerjakan. Posisi penempatan bouwplank
harus sesuai dengan hasil pekerjaan Setting Out.

1. PEKERJAAN QUALITY KONTROL


Semua material bangunan harus diperiksa dan dibuktikan kualitasnya dengan biaya sendiri oleh Kontarktor
Pelaksana dengan cara-cara yang disetujui oleh Konsultan Supervisi. Semua pekerjaan Quality Kontrol yang
dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana harus diketahui, dihadiri dan disetujui oleh Konsultan Supervisi, Konsultan
Perencana serta Owner. Kontraktor Pelaksana wajib mengadakan peralatan Quality Kontrol atas biaya sendiri
yang tersebut seperti dibawah ini a. Peralatan Slump Test (Lengkap Dengan Plat Besi Alas 60 x 60 cm, dan
Besi Diameter 16 mm Panjang 80 cm). b. Silinder Beton Sampel Uji atau Kubus 15 x 15 cm sebanyak 6
Unit setiap pengecoran dan atau setiap volume pengecoran tercapai sesuai SNI SNI 2847-2013 dan SNI 2847-
2019 Dan Peralatan Lainya yang diminta Oleh Konsultan Supervisi.

2. PEKERJAAN TANAH DAN PASIR


2.1 Galian Pondasi
Sebelum dilakukan pekerjaan galian pondasi Kontraktor Pelaksana harus memastikan lokasi disekitar
pengalian bersih dari pepohonan, semak belukar, dan tanah humus. Posisi galian pondasi harus tepat benar
dengan posisi perletakan bangunan menurut hasil Setting Out atau Lay Out daerah galian pondasi yang ada
dalam Gambar Bestek. Pekerjaan galian pondasi tidak boleh merusak struktur tanah disekitar galian pondasi
Bentuk galian dan kedalaman galian pondasi sesuai dengan Gambar Bestek. Pengalian pondasi harus
mempunyai lebar yang cukup untuk membangun maupun memindahkan rangka/beskiting yang diperlukan
dan juga untuk mengadakan pembersihan. Jika diperlukan Kontraktor Pelaksana harus membuat Shop
Drawing untuk pekerjaan galian pondasi ini untuk kemudahan pekerjaan dilapangan. Kesalahan pengalian
sehingga kedalaman galian melebihi dari kedalaman yang diperlukan, maka kelebihi kedalaman tersebut
harus diurug kembali dengan biaya sendiri dari Kontraktor Pelaksana. Dasar galian yang telah selesai digali
harus dipadatkan kembali dengan alat pemadat sehingga mencapai kepadatan yang cukup menurut
Konsultan Supervisi. Jika pada saat pengalian ditemukan akar-akar tumbuhan lama atau puing-puing
bangunan lama maka akar dan puing tersebut harus diangkat serta diurug kembali denga pasir urug hingga
mencapai elevasi kedalaman yang diperlukan. Hasil galian pondasi yang akan dipakai kembali untuk urugan
pondasi harus ditempatkan dengan jarak tertentu sehingga tidak masuk kembali kedalam lubang galian dan
tidak menggangu pekerjaan konstruksi pondasi. Dimensi, ukuran, dan kedalaman galian harus tetap dan
tidak berubah sebelum pekerjaan konstruksi pondasi plat lantai selesai dikerjakan. Kontraktor Pelaksana
harus membuat dinding penahan tanah sementara jika tanah disekitar galian adalah tanah agresif, labil, dan
mudah runtuh sehingga membahayakan pekerjaan pengalian. Hasil pekerjaan galian pondasi harus disetujui
oleh Konsultan Supervisi.
2.2 Urugan Galian Pondasi
Urugan galian pondasi dikerjakan setelah pekerjaan konstruksi pondasi selesai dikerjakan 100%. Untuk
urugan pondasi dapat digunakan tanah hasil galian pondasi atau material lain yang disetujui oleh Konsultan
Supervisi. Jika untuk urugan pondasi dipakai tanah lain dan bukan tanah hasil galian pondasi maka tanah
tersebut harus melalui proses pemeriksaan di Laboratorium Tanah sebelum dipakai sebagai material urugan
pondasi dan hal ini harus diketahui serta disetujui oleh Konsultan Supervisi. Semua biaya yang dikeluarkan
untuk pengadaan material tanah dan proses pemeriksaan di Laboratorium Tanah dibebankan kepada
Kontraktor Pelaksana. Tanah Humus atau tanah hasil pembersihan lapangan setebal 30 cm dari muka tanah
dasar tidak boleh digunakan sebagai urugan pondasi.
Tanah urugan pondasi harus dipadatkan dengan alat pemadat Stemper atau alat lain yang disetujui oleh
Konsultan Supervisi. Pemadatan dilakukan lapis berlapis dengan ketebalan minimal setiap lapisanya adalah
30 cm. Hasil pekerjaan urugan pondasi harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.
2.3 Lapisan Pasir Alas Bawah Pondasi.
Sebelum pekerjaan pondasi dilakukan pekerjaan lapisan pasir alas bawah lantai setebal minimal 5 cm kecuali
ditentukan lain dalam Gambar Bestek. Pasir urugan harus bersih dari kotoran-kotoran dan akar-akar kayu,
serta sampah lainnya. Lapisan pasir alas harus dipadatkan sampai mencapai kepadatan yang diinginkan
dengan alat Stemper atau alat pemadat mekanik lain. Tidak dibenarkan melakukan pemadatan secara
manual.
2.4 Lantai Kerja Beton bawah pondasi
Untuk komponen struktur beton yang berhubungan langsung dengan tanah atau pasir urug, pada lapisan
dasarnya harus memakai Lantai Kerja Beton ( Line Concrete ) dengan tebal minimal 7 cm. Lantai Kerja
Beton dibuat dari Campuran 1 Semen Portland : 3 Pasir Beton : 6 Kerikil Beton. Hasil pekerjaan Lantai Kerja
Beton harus benar-benar elevasi , hal ini harus dibuktikan dengan pekerjaan Waterpassing.
2.5 Lantai Kerja Beton bawah pondasi
Untuk komponen struktur beton yang berhubungan langsung dengan tanah atau pasir urug, pada lapisan
dasarnya harus memakai Lantai Kerja Beton ( Line Concrete ) dengan tebal minimal 7 cm. Lantai Kerja
Beton dibuat dari Campuran 1 Semen Portland : 3 Pasir Beton : 6 Kerikil Beton. Hasil pekerjaan Lantai Kerja
Beton harus benar-benar elevasi , hal ini harus dibuktikan dengan pekerjaan Waterpassing.

3. PONDASI TAPAK/PILE
Kecuali ditentukan lain dalam Rencana kerja dan syarat-syarat ini, maka sebagai pedoman tetap dipakai
SK SNI T-15.1919.03 Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi apabila ada perbedaan
yang didapat didalam gambar konstruksi dan gambar arsitektur.
3.1 Adukan beton: Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran harus
dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi, yaitu : Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan
bahan-bahan, Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah dicor
dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus memenuhi SK SNI T-
15.1919.03.
3.2 Pengecoran
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi. Selama pengecoran
berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan diatas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-
tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan berkaki yang tidak membebani tulangan. Kaki-
kaki tersebut harus sudah dapat dicabut pada saat beton dicor. Apabila pengecoran beton harus
dihentikan, maka tempat penghentiannya harus disetujui oleh Direksi. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan
yang diputus tersebut, bagian permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian
diberi additive yang memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada pengecoran, adukan tidak boleh
dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi 1,5 m.
3.3 Perawatan Beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan lembaban paling sedikit selama 14 (empat belas)
hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai berikut : Dipergunakan karung-karung goni yang
senantiasa basah sebagai penutup beton. Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil,
permukaan tidak mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan beton, dan
lain-lain yang tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya menurut perintah
Direksi. Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko pemborong.
4. PEKERJAAN DINDING
Dinding Bata Ringan

Pelaksanaan
a. Pasangan bata ringan dengan menggunakan adukan mortar / semen instant setara MU-380.
b. Setelah bata terpasang dengan aduk, nad/siar – siar harus dikerok rata dan dibersihkan dengan
sapu lidi dan kemudian disiram air.
c. Pasangan dinding bata ringan sebelum diplester dengan bahan setara MU-100, dan acian MU-
200 harus di basahi dengan air terlebih dahulu dan siar-siar dikerok serta dibersihkan.
d. Setelah pekerjaan plesteran selesai tidak diperkenankan untuk langsung diaci atau di pasang
keramik dinding, tunggu 48 jam setelah kelembaban air keluar dalam dinding/berkeringat kering,
dapat dilakukan pekerjaan acian dengan bahan setara MU-200, atau pemasangan keramik
dinding.
e. Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimum 8-10 lapis setiap
harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.
f. Bidang dinding 1/2 batu yang luasnya lebih besar dari 9,0 m2,
ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran 10 x 10 cm, dengan
tulangan pokok 4 diameter 8 mm, beugel diameter 6 mm jarak 25 cm.
g. Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah/steiger sama sekali tidak diperkenankan.
h. Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan
beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 6 mm jarak 75 cm, yang
terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam
dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain.
i. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi dari 2%. Bata yang patah
lebih dari 2 tidak boleh digunakan.

Pekerjaan Plesteran & Acian Dinding Bata Ringan


Metode Pelaksanaan
a. Campurkan bahan mortar dengan air, sesuai dengan perbandingan yang ditentukan spesifikasi.
b. Aduk campuran di atas hingga rata dan diperoleh kelecakan (consistency) yang sesuai untuk
pelaksanaan pengacian (akan lebih baik dan mudah jika menggunakan drill dengan blade yang
telah didesain khusus sebagai mixer).
c. Pengacian dilakukan secara manual sebagaimana umumnya dengan menghampar adukan
dengan hand towel hingga merata pada bidang yang akan diaci dan bilamana perlu diratakan
dengan jidar aluminium panjang.
d. Bila tebal acian pada hamparan lapis pertama masih tipis dapat dilakukan penambahan pada
hamparan berikutnya dan untuk tebal acian yang dianjurkan dalam pengacian adalah 1- 3mm
tergantung kerataan dasar permukaannya.
Catatan : Untuk finishing akhir acian cukup menarik hand towel searah (horizontal atau vertikal) dan
tidak diperkenankan menekan, memutar atau bahkan menggosok dengan sobekan kertas semen

5. PEKERJAAN WATER PROOFING


a. Dak beton di bersihakan terlebih dahulu dari brangkal ataupun material lainnya.
b. Dak beton di lapisi bitu primer dengan cara dikuas/ coating.
c. Soprasun Plus 3 sand finish membrane dibakar diatas permukaan dak yang sudah dilapisi primer
Sistem pemasangan Torching seaming atau dengan pamanasan pada setiap Sambunganya dengan
lebar overlap 10 cm material yang di gunakan memiliki dimensi 10 x 1 m dengan ketebalan 4mm. dan
di pasang dengan metode T joint atau susun silang.
d. Bila diperlukan Kontraktor wajib mengadakan test bahan sebelum dipasang, pada laboratorium yang
ditunjuk pengawas. Dan sebelum dimulai pemasangannya Kontraktor harus menunjukkan sertifikat
keaslian barang dari supplier disertai data-data teknis komposisi unsur material pembentuknya.
e. Sewaktu penyerahan hasil pekerjaan, kontraktor wajib memberikan jaminan atas produk yang
digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya, selama 5 (Lima) tahun termasuk
mengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan yang terjadi. Jaminan yang diminta adalah jaminan
dari pihak pabrik untuk mutu material berupa polis asuransi, serta jaminan dari pihak pemasang
(applicator) untuk mutu pelaksanaan pemasangannya.
f. Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan/pengujian dengan melakukan penyemprotan langsung
dengan air serta menggenanginya dengan air di atas permukaan yang diberi lapisan composite
membrane.
g. Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan utuh (belum dibuka) dan masih tersegel
dan berlabel sesuai pabriknya.
h. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung, tertutup, tidak lembab, kering dan bersih.
i. Kontraktor bertanggungjawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpannya, baik sebelum atau
selama pelaksanaan.
j. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada pengawas, lengkap dengan ketentuan /
persyaratan pabrik yang bersangkutan untuk mendapatkan persetujuan Pengawas.
k. Material yang tidak disetujui harus diganti segera tanpa biaya tambahan. Jika dipandang perlu diadakan
penukaran/penggantian maka bahan-bahan pengganti harus telah mendapat persetujuan dari
pengawas.
l. Sebelum pekerjaan ini dimulai permukaan bagian yang akan diberi lapisan harus dibersihkan sampai
kondisi yang dapat disetujui oleh pengawas. dan ukuran harus sesuai dengan gambar.
m. Cara-cara dan pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan serta petunjuk dari pengawas.
n. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya, kontraktor harus segera
melaporkan kepada pengawas sebelum pekerjaan dimulai.
o. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan dalam hal terdapat kelainan/perbedaan ditempat itu.
p. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan gambar dokumen
kontrak dan keadaan lapangan, untuk memperjelas detai-detail khusus yang diperlukan pada saat
pelaksanaan di lapangan.
q. Shop drawing harus mencantumkan semua data termasuk tipe bahan keterangan produk, cara
pemasangan atau persyaratan khusus.
r. Shop drawing belum dapat dilaksanakan sebelum mendapatkan persetujuan dari pengawas.
s. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, disertai brosur lengkap dan jaminan keaslian
material dari pabrik.
t. Contoh bahan harus diserahkan minimal sebanyak 2 (dua) buah yang setara mutunya.
u. Keputusan bahan jenis, warna, tekstur dan merk akan diberitahukan oleh pengawas dalam jangka
waktu tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak penyerahan contoh-contoh bahan tersebut.
v. Pengawas mempunyai hak untuk meminta kontraktor mengadakan mock-up guna memperjelas usulan
material yang diajukannya.
w. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman dan sesuai dengan "metode
pelaksanaan" berdasarkan spesifikasi pabrik.

7. PEKERJAAN PELAPIS LANTAI


a. Sebelum pekerjaan dimulai, lebih dahulu harus dipelajari dengan seksama lokasi pemasangan
keramik, kualitas, bentuk dan ukuran ubinnya dan kondisi pekerjaan setelah studi diatas
dilaksanakan, tentukan metoda persiapan permukaan pemasangan ubin, joints dan curing, untuk
diusulkan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi.
b. Pemborong harus menyiapkan ‘tiling manual’, yang berisi uraian tentang bahan, cara instalasi, sistim
pengawasan, perbaikan/koreksi, perlindungan, testing dan lain-lain untuk diperiksa dan disetujui
Konsultan Manajemen Konstruksi.
c. Sebelum instalasi dimulai, siapkan lay out nat-nat, hubungan dengan finishing lain dan dimensi-
dimensi joint, guna persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi.
d. Pemilihan Tile
Tile yang masuk ke tapak harus diseleksi, agar berkesesuaian dengan ukuran, bentuk dan warna
yang telah ditentukan.

e. Pemotongan Tile
Ujung potongan tile harus dipoles dengan gurinda atau batu
3.7.1. L e v e l.
a. Kecuali ditentukan lain pada spesifikasi ini atau pada gambar, level yang tercantum pada gambar
adalah level finish lantai karenanya screeding dasar harus diatur hingga memungkinkan pada tiles
dengan ketebalan yang berbeda permukaan finishnya terpasang rata.
b. Lantai harus benar-benar terpasang rata; baik yang ditentukan datar maupun yang ditentukan
mempunyai kemiringan.
c. Lantai yang ditentukan mempunyai kemiringan, keimiringan tidak boleh kurang dari 25 mm pada jarak
10 m untuk area toilet. Sedangkan untuk area lain, tidak boleh kurang dari 12 mm pada jarak 10 m.
Kemiringan harus lurus hingga air bisa mengalir semua tanpa meninggalkan genangan.
d. Jika ketebalan screed tidak memungkinkan untuk mendapatkan kemiringan yang ditentukan,
kontraktor harus segera melaporkan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi untuk mendapatkan
jalan keluarnya.
3.7.2. Persiapan Permukaan
a. Kontraktor harus menyiapkan permukaan sehingga memenuhi syarat yang diperlukan, sebelum
memasang ubin/keramik.
b. Secara tertulis, kontraktor harus memberikan laporan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi tiap
kondisi yang menurut pendapatnya akan berpengaruh buruk pada pelaksanaan pekerjaan.
c. Permukaan beton yang akan diplester untuk penempelan ubin/keramik, harus dikasarkan dan
dibersihkan dari debu dan bahan-bahan lepas lainnya. Sebelum dilaksanakan plesteran, permukaan
ini harus dibebaskan.
d. Penyimpangan kerataan permukaan beton tidak boleh lebih dari 5 mm untuk jarak 2 mm, pada semua
arah, Tonjolan harus dibuang (Chip off) tekukan kedalaman diisi dengan mortar (1: 2), sehingga
plesteran dasar (Setting bed) mempunyai ketebalan yang sama

8. PEKERJAAN PLAFON
Pelaksanaan pekerjaan :
a. Umum.
1) Sebelum papan Gypsum dipasang, Kontraktor harus memeriksa kesesuaian tinggi/kerataan
permukaan, pembagian bidang, ukuran dan konstruksi pemasangan terhadap ketentuan
Gambar Kerja, serta lurus dan waterpas pada tempat yang sama.
2) Pemasangan papan Gypsum dan kelengkapannya harus sesuai dengan petunjuk pemasangan
dari pabrik pembuatnya.
3) Jenis/bentuk tepi papan Gypsum harus dipilih berdasarkan jenis pemasangan seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

b. Pemasangan.
1) Rangka papan Gypsum untuk pemasangan di langit-langit, partis atau tempat-tempat lainnya,
yang terdiri dari bahan baja yang sesuai dari standar pabrik pembuatnya yang dibuat khusus
untuk pemasangan papan Gypsum, seperti disebutkan dalam Spesifikasi Teknis ini.
2) Papan Gypsum, dipasang kerangkanya dengan sekrup atau dengan alat pengencangan yang
direkomendasikan, dengan diameter dan panjang yang sesuai.
3) Sambungan antara papan Gypsum harus menggunakan pita penyambung dan perekat serta
dikerjakan sesuai petunjuk pelaksanaan dari pabrik pembuat papan Gypsum.
c. Pengecatan.
1) Permukaan papan Gypsum harus kering, bebas dari debu, oli atau gemuk dan permukaan yang
cacat telah diperbaiki sebelum pengecatan dimulai.
2) Kemudian permukaan papan Gypsum tersebut harus dilapisi dengan cat dasar khusus untuk
papan Gypsum untuk menutupi permukaan yang berpori.
Setelah cat dasar papan Gypsum kering kemudian dilanjutkan dengan pengaplikasian cat dasar dan atau
cat akhir sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis dalam warna akhir sesuai ketentuan Skema yang akan
diterbitkan kemudian.

9. PEKERJAAN KUSEN, DAUN PINTU DAN JENDELA ALUMUNIUM


Kusen Pintu dan Jendela Alumunium
Pemasangan
a. Pekerjaan pembuatan / penyetelan dan pemasangan kusen aluminium beserta kaca harus
dilaksanakan oleh sub Kontraktor aluminium ahli yang mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan
/ Konsultan Pengawas.
b. Ketika dibawa ke lapangan, samoa aluminium harus dilindungi dengan "eacquer Film" atau
bahan.lain yang disetujui oleh Direksi Lapangan / Konsultan Pengawas.
c. Ketika plesteran dilaksanakan, tepi-tepi kusen harus dilindungi dengan plastic tape atau zinc
chromate frimer (pemis-transparant). Bagian-bagian lain dapat tetap dilindungi dengan "Lacquer
Film" sampai pekerjaan selesai.
d. Penggunaan pcmis pada permukaan yang caulking atau sealant tidak dibenarkan diberikan
e. Pemasangan kusen harus dilengkapi dengan weather seal" (backing strip), didalam dan diluar
sebagai lapisan pengisi, sebelum sealant dipasang.
f. Untuk mendapatkan ukuran-ukuran yang tepat, sub Kontraktor aluminium harus datang kelapangan
dan. melakukan pengukuran-pengukuran.
g. Pemasangan kusen aluminium ke tembok / kolom / balok harus menggunakan anker yang kuat.
h. Antara tembok / kolom / kolom dan kusen harus diisi dengan"seal" yang elastis, untuk jendela-
jendela luar.
i. Pemasangan kaca-kaca terhadap kusen aluminium juga harus menggunakan "seal" yang berupa,
alur karet.
j. Sambungan-sambungan vertikal maupun, horizontal sambungan sudut maupun silang demikian
juga pengkombinasian profil-profil alumunium harus dipasang sempurna, dengan sekrup-sekrup
pengaku. Sekrup-sekrup tidak boleh kelihatan.
k. Dalam keadaan ditutup atau dibuka, kaca-kaca tidak boleh bergetar yang menandakan kurang
sempurnanya pemasangan seal keliling.
l. Selain tidak, bergetar, pemasangan seal harus menjamin bahwa tidak akan terjadi kebocoran yang
diakibatkan oleh air hujan maupun udara basah dari luar.
m. Pemasangan kaca I panel kaca harus dilakukan dari arah dalam bangunan untuk memudahkan
penggantian.
n. Kontraktor wajib menjaga kusen-kusen aluminium dan bidang-bidang kaca yang sudah terpasang
dari kotoran-kotoran seperti air semen, cat plesteran dan lain-lain serta mengamankannya dari
benturan-benturan.

Pekerjaan Daun Pintu dan Jendela Kaca Rangka Alumunium


a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang ada
dan kondisi dilapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, layout
penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
b. 2.3.2. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan-bahan pintu ditempat pekerjaan harus
ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung
dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
c. Harus diperhatikan sema sambungan siku untuk rangka alumunium dan penguat lain yang
diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapihan terutama
untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada cacat bekas penyetelan.
d. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.
e. Daun pintu, jika diperkukan harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan Direksi
Lapangan/Konsultan Pengawas tanpa meninggalkan bekas cacat pada permukaan yang tampak.
Untuk daun pintu panel kaca setelah dipasang harus rata dan tidak bergelombang dan tidak
melintir.
f. Kontraktor bertanggung jawab atas pelaksanaan yang terkoordinasi antara bagian-bagian yang
terkait dengan pekerjaan kusen tersebut, seperti : pekerjaan dinding, plafond dan variasinya, lantai
dan plint, dan lain sebagainya untuk memperoleh hasil yang baik. Untuk itu kontraktor harus mampu
mengkoordinasikan dengan baik semua pekerjaan yang terkait tersebut. Kesalahan, cacat, kurang
memenuhi persyaratan pekerjaan yang timbul sebagia akibat tidak adanya atau kurangnya
koordinasi, harus diperbaiki/diganti dan seluruh biayanya ditanggun oleh kontraktor.

10. PERSYARATAN PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PLUMBNG


UMUM
Pelaksanaan Pemasangan
1. Selama memungkinkan, semua peralatan / material tetap dalam packaging asli tanpa
dibuka dari pabrik. Jika tidak memungkinkan harus dibungkus dengan bahan penutup
yang dapat menjaga dari kerusakan. Peralatan / material tersebut harus diangkat,
dibawa, diturunkan dan disimpan dengan baik untuk menjaga agar terhindar dari
kerusakan.

2. Penyimpanan peralatan / material harus ditempat yang bersih, kering dan


terlindungi dari kerusakan. Jika peralatan/material rusak, tidak boleh langsung
dipasang, harus dilakukan tahapan secepatnya untuk mendapatkan penggantian atau
perbaikan. Semua perbaikan harus mendapatkan review dan persetujuan dari
Pemberi Tugas & Managemen Kontruksi.

3. Perbaikan atau penggantian kerusakan rutin yang disebabkan karena pemotongan


dalam pekerjaan: pemotongan channel, kabinet dan pengeboran lantai,dinding
dan ceiling yang diperlukan untuk pemasangan yang baik, penunjang dan angkur
dari raceway, boks atau peralatan lain. Perbaiki semua kerusakan pada gedung,
pemipaan, peralatan atau finishing, jalankan perbaikan dengan material yang
sesuai dengan aslinya dan pasang sesuai dengan spesifikasi.
4. Lubang core-drill melalui slab dengan alat yang sesuai untuk keperluan ini. Semua
opening, sleeve dan lubang di slab antar lantai dan partisi harus ditutup kembali
dengan concrete dan waterproof.

5. Hindarkan akumulasi kotoran, boks, serpihan, dll dari instalasi ini. Buang setiap hari
semua kotoran, boks, serpihan, dll tersebut dan area instalasi dijaga tetap bersih.

6. Bersihkan semua peralatan dan instalasi setelah penyelesaian proyek.

7. Semua panel listrik, jalur kabel, dll harus di cek terlebih dahulu sebelum mengaktifkan
peralatan.

8. Sediakan lampu penerangan dan sistem distribusi listrik sementara dengan ukuran
yang cukup untuk peralatan yang ada termasuk ukuran kabel feeder yang cukup
untuk mengatasi penurunan tegangan. Panel dilengkapi dengan meter untuk
pembayaran kepihak lain jika diperlukan.

9. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Kontraktor harus


menyerahkan gambar kerja/ shop drawing dan detailnya kepada Managemen
Kontruksi & Pemberi Tugas dalam rangkap 3 (tiga) untuk disetujui.

10. Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan
kapasitas peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan,
Kontraktor harus segera menghubungi Pemberi Tugas.

11. Pengambilan ukuran dan/atau pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan
menjadi tanggung jawab Kontraktor.

12. Gambar pelaksanaan / shop drawing yang digunakan di lokasi proyek mutlak harus
yang sudah disetujui oleh Pemberi Tugas & Managemen Kontruksi.

13. Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaannya harus berkoordinasi secara baik


dengan kontraktor lain yang terkait untuk mencapai hasil pekerjaan yang sempurna
bagi semua pihak. Jika terjadi resiko ketidak sempurnaan pekerjaan, bongkar
pasang pekerjaan, penggalian material, pembobokan, dan sebagainya yang
disebabkan oleh kurangnya koordinasi, maka resiko tersebut merupakan tanggung
jawab pihak yang kurang berkoordinasi. Jika penanggung jawab diantara para
kontraktor yang terkait tersebut tidak dicapai kesepakatan, maka Pemberi Tugas &
Managemen Kontruksi dengan pertimbangannya sendiri dapat menetapkan
penanggung jawabnya. Penyelesaian atau perbaikan atas resiko tersebut harus
dilaksanakan secepat mungkin dengan waktu yang disetujui oleh Pemberi Tugas &
Managemen Kontruksi yang mana dalam hal ini Pemberi Tugas berhak menunjuk
pihak lain yang melaksanakannya dengan biaya yang ditanggung oleh penanggung
jawab yang telah ditetapkan.

14. Kontraktor wajb membuat as-built drawing setiap kali suatu bagian pekerjaan selesai
dipasang, kemudian secara bertahap disusun terintegrasi, sehinga pada akhir
pekerjaan dicapai as built drawing keseluruhan yang lengkap, terintegrasi dan benar.
Bagian-bagian as built drawing yang dibuat tersebut harus diserahkan kepada
Pemberi Tugas & Managemen Kontruksi setiap bulan, atau waktu lain yang di
tentukan kemudian berdasarkan kemajuan pekerjaan, dalam keadaan sudah
diperiksa dan benar. Jika terjadi keterlambatan atau kelalaian dalam menyerahkan
as built drawing tersebut, maka kontraktor dapat dikenakan denda kelalaian, dan atau
penundaan pembayaran pekerjaan.

15. PEKERJAAN LAIN-LAIN


a. Asbuilt Drawing
Yang dimaksud dengan Asbuilt Drawing adalah gambar-gambar yang disesuaikan dengan yang
dilaksanakan. Untuk pekerjaan ulang yang belum ada bastek, penyedia harus membuat gambar-gambar
yang sesuai dengan yang dilaksanakan.
b. Pelaporan dan Dokumentasi
Pekerjaan harus mempunyai laporan dan dokumentasi. Bentuk laporan harian, mingguan dan bulanan.
Begitu juga dengan dokumentasi pekerjaan 0%, 50%, dan 100%. Dua dokumen tersebut diwajibkan
dibuat oleh pelaksana.
c. Pembersihan Akhir Pekerjaan
- Seluruh bangunan harus dalam keadaan bersih, rapi dan seluruh fasilitas yang dibuat berfungsi
secara optimal.
- Apabila terjadi kekurangan-kekurangan penyedia harus menanggulanginya sebelum penyerahan
pekerjaan dilakukan.
BAB V
INFORMASI LAINNYA
1.1 Masa Pemeliharaan adalah jangka waktu untuk melaksanakan kewajiban pemeliharaan oleh Penyedia,
terhitung sejak Tanggal Penyerahan Pertama Pekerjaan sampai dengan Tanggal Penyerahan Akhir
Pekerjaan. Masa Pemeliharaan berlaku selama 180 (Seratus delapan puluh) hari kalender terhitung sejak
Tanggal Penyerahan Pertama Pekerjaan (PHO) dan dapat melampaui Tahun Anggaran.
1.2 Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan selama Masa Pemeliharaan sehingga kondisi tetap seperti
pada saat penyerahan pertama pekerjaan.
1.3 Setelah Masa Pemeliharaan berakhir, Penyedia mengajukan permintaan secara tertulis kepada Pejabat
Penandatangan Kontrak untuk penyerahan akhir pekerjaan.
1.4 Apabila dalam pemeriksaan hasil pekerjaan, Penyedia telah melaksanakan semua kewajibannya selama
Masa Pemeliharaan dengan baik dan telah sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Kontrak maka
Pejabat Penandatangan Kontrak dan Penyedia menandatangani Berita Acara Serah Terima Akhir
Pekerjaan.
1.5 Pembayaran dilakukan sebesar 95% (sembilan puluh lima persen) dari Harga Kontrak, sedangkan yang
5% (lima persen) merupakan retensi selama masa pemeliharaan, atau pembayaran dilakukan sebesar
100% (seratus persen) dari Harga Kontrak dan Penyedia harus menyerahkan Jaminan Pemeliharaan
sebesar 5% (lima persen) dari Harga Kontrak.
1.6 Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan pada Masa Pemeliharaan karena kesalahan Penyedia, maka:
Pejabat Penandatangan Kontrak berhak untuk tidak mengembalikan retensi atau terlebih dahulu
mencairkan Jaminan Pemeliharaan sebelum pemutusan kontrak untuk membiayai
perbaikan/pemeliharaan; dan Penyedia dikenakan sanksi Daftar Hitam.
1.7 Pengembalian Jaminan Pemeliharaan dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah Masa
Pemeliharaan selesai dan pekerjaan diterima dengan baik sesuai dengan ketentuan Kontrak.
1.8 Dalam hal cacat mutu ditemukan oleh Pejabat Penandatangan Kontrak selama masa pemeliharaan maka
penyedia wajib memperbaiki cacat mutu tersebut dalam jangka waktu yang ditentukan dan mengenakan
denda keterlambatan untuk setiap keterlambatan perbaikan Cacat Mutu.
1.9 Penyedia yang tidak melaksanakan perbaikan cacat mutu sewaktu masa pemeliharaan dapat diputus
kontrak dan dikenakan sanksi daftar hitam.

PENUTUP
Ketentuan-ketentuan lain yang tidak terdapat dalam spesifikasi teknis ini dapat dilakukan dengan pertimbangan
teknis dan atas persetujuan dari pihak direksi. Demikianlah Spesifikasi teknis ini dibuat agar dapat Sebagian
pedoman ketentuan dalam pelaksanaan Pembangunan Pembangunan Renovasi Gedung Candra Boga BBPK
Ciloto
Cianjur, 6 Februari 2023
Pejabat Pembuat Komitmen

Wawan Wahyudin, S.Si, Apt, MM


NIP 19790901 200604 1 002

Anda mungkin juga menyukai