SPESIFIKASI TEKNIS
1.1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan Renovasi Gedung Candra Boga BBPK Ciloto dilatarbelakangi oleh adanya
kebutuhan perluasan ruangan untuk menampung lebih banyak peserta yang mengikuti pelatihan di BBPK
Ciloto yaitu yang dapat menampung 300-400 orang. Selain itu, renovasi ini juga dilakukan untuk
menyiapkan beberapa ruang atau lay out ruangan yang mendukung proses penyedian makanan sejak
dari bahan mentah sampai dengan bahan jadi yang siap untuk dihidangkan.
Agar proses Pembangunan Renovasi Gedung Candra Boga BBPK Ciloto yang dilaksanakan
nantinya sesuai dengan standar teknis yang dipersyaratkan, maka perlu adanya suatu kegiatan
pembangunan yang sesuai dengan program pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan, tepat
sasaran dan berkualitas, serta tepat waktu dan biaya. Untuk itu dalam pelaksanaannya haruslah benar-
benar dilakukan dengan baik dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan serta sesuai dengan
ketentuan teknis pengadaaan bangunan asset Pemerintah sehingga prosesnya dapat berlangsung
dengan arah yang benar.
Pada tahap pelaksanaan pembangunan fisik di lapangan diserahkan kepada pihak ketiga, yaitu
Kontraktor pelaksana pekerjaan.Kontraktor Pelaksana akan melakukan pelaksanaan pekerjaan fisik yang
menyangkut beberapa aspek mutu, volume, waktu dan biaya. Disamping itu juga bertanggungjawab atas
semua kegiatan selama pelaksanaan berlangsung. Secara kontraktual, Kontraktor Pelaksana
bertanggung jawab kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
Namun dalam kegiatan operasional, Kontraktor Pelaksana akan mendapat bantuan bimbingan
untuk menentukan arah pekerjaan Pelaksanaan Fisik dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dan
Konsultan Pengawas.
C. NAMA ORGANISASI
E. LOKASI KEGIATAN
Jl. Raya Puncak KM.90 Cipanas-Puncak, Cianjur, Jawa Barat
II PEMBANGUNAN BANGUNAN
BARU
A PEKERJAAN TANAH
1. Urugan Tanah Untuk Peninggian
Lantai
2. Galian Pondasi
3. Urugan Tanah Kembali Pondasi
4. Buangan Tanah Hasil Galian
Boredpile
B PEKERJAAN STRUKTUR
1. Pekerjaan Pondasi
2. Pekerjaan Struktur Lantai Dasar
3. Pekerjaan Struktur Lantas Atas
4. Pekerjaan Konstruksi Skin
Transparan
5. Pekerjaan Konstruksi Atap
C PEKERJAAN ARSITEKTUR
1. Pekerjaan Pasangan, Plesteran
dan Pelapis Dinding
2. Pekerjaan Lantai
3. Pekerjaan Plafond
4. Pekerjaan Kusen, Pintu, Jendela
dan Ventilasi
5. Pekerjaan Interiror Melekat
D PEKERJAAN SANITAIR
1. Closet Duduk
2. Jet Washer
3. Kran Washtafel
4. Washtafel
5. Floordrain
6. Cermin Dibevel 1x1
7. Septictank
E PEKERJAAN PENGECATAN
1. Pengecatan Lantai Dasar
2. Pengecatan Lantai Atas
3. Pengecatan Lantai Atap
F PEKERJAAN LIST PLANK DAN
DINDING (SCONDARY SKINS)
ACP EKSTERIOR
1. List Plank Finising ACP
Eksterior 4 mm
2. Dinding (Scondary Skins)
Finishing ACP Eksterior 4mm
G PEKERJAAN WATERPROOFING
1. Pekerjaan Waterproofing Dak
Beton Area Dapur
H PEKERJAAN MEKANIKAL DAN
ELEKTRIKAL/ ELEKTRONIK
1. Pekerjaan Mekanikal
a. Pekerjaan Air Bersih
Bulan Ke-1 Bulan Ke-2 Bulan Ke-3 Bulan Ke-4 Bulan Ke-5 Bulan Ke-6
No Jenis Pekerjaan M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M
1 2 3 4 1 1 2 3 4 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
b. Pekerjaan Air Kotor, Air Bekas
dan Ventilasi
c. Pekerjaan Air Hujan
d. Transfer Pump (Pompa Air)
e. Pekerjaan Roof Tank
f. Grase Trap Konvensional
g. Biotank
h. Gutter Grill Stainless
i. Exhaust dan Ducting (alat
memasak)
j. Pekerjaan Proteksi kebakaran
(Extinguiser dry chemical
Powder)
2. Pekerjaan Elektrikal
a. Pekerjaan Instalasi
Penerangan
b. Pekerjaan Instalasi Stop
Kontak
c. Pekerjaan Instalasi Saklar
d. Pekerjaan Panel Elektrikal
e. Pekerjaan Kabel Tray
f. Pekerjaan Kabel Feeder
g. Pekerjaan Penangkal Petir
3. Pekerjaan Elektronikal
a. Pekerjaan CCTV
b. Pekerjaan Tata Suara
I PEKERJAAN GAS
1. Instalasi Pipa Gas Memasak
(Header Instalasi Pipa Gas)
Instalasi Pipa Gas
J PEKERJAAN TANGGA
1. Balok / plat bordes / trap tangga
(tangga baru)
2. Railing Tangga
3. Granit Tangga
K PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Drainase Air hujan
2. Pekerjaan Tama
G. KELUARAN
Keluaran yang diminta dari Kontraktor Pelaksana pada penugasan ini adalah:
1. Melaksanakan pekerjaan pembangunan yang menyangkut kualitas, biaya dan ketepatan waktu
pelaksanaan pekerjaan, sehingga dicapai wujud akhir bangunan dan kelengkapannya yang
sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan dan kelancaran penyelesaian administrasi yang
berhubungan dengan pekerjaan di lapangan serta penyelesaian kelengkapan pembangunan.
2. Dokumen yang dihasilkan selama proses pelaksanaan yang terdiri dari:
➢ Metode Pelaksanaan Program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pelaksanaan pekerjaan.
➢ Melakukan kontrol terhadap kondisi eksisting di lapangan;
➢ Mengajukan Shop Drawing pada setiap tahapan pekerjaan yang akan dilaksanakan;
➢ Membuat Laporan harian berisikan keterangan tentang:
• tenaga kerja.
• bahan bangunan yang didatangkan, diterima atau tidak.
• peralatan yang berhubungan dengan kebutuhan pekerjaan.
• kegiatan per-komponen pekerjaan yang diselenggarakan.
• waktu yang dipergunakan untuk pelaksanaan.
• kejadian-kejadian yang berakibat menghambat pelaksanaan.
➢ Membuat Laporan mingguan, sebagai resume laporan harian (kemajuan pekerjaan, tenaga
dan hari kerja);
➢ Laporan Bulanan, sebagai resume kegiatan proyek setiap bulan.
3. Mengajukan Berita Acara Kemajuan Pekerjaan untuk pembayaran termijn;
4. Surat Perintah Perubahan Pekerjaan dan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan Tambah dan
Kurang (jika ada tambahan atau perubahan pekerjaan);
5. Membuat Berita Acara Penyerahan Pertama Pekerjaan;
6. Membuat Berita Acara Pernyataan Selesainya Pekerjaan;
7. Membuat Gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan (as built drawing);
8. Membuat Time schedule/S curve untuk pelaksanaan pekerjaan.
H. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup kegiatan pada pekerjaan Pembangunan Renovasi Gedung Candra Boga BBPK Ciloto ini
meliputi pekerjaan:
Persiapan Awal
Di dalam tahapannya ada Pembersihan Lapangan, Penentuan Letak Bangunan (Setting Out),
Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank, Pemasangan Pagar Pelindungan Lokasi Pekerjaan,
Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan Pemadatan Lahan, Pintu Masuk Proyek, persiapan K3
Konstruksi, kordinasi dan komunikasi dengan semua yang terlibat dalam proyek ini.
Persiapan Pendukung
Di dalam tahapannya ada Papan Nama Proyek, Kantor Lapangan Kontraktor Pelaksana (direksi
keet), Kantor Lapangan Kontraktor Pelaksana, Toilet/WC Dan Kamar Mandi Lapangan, Gudang
Penyimpanan Material, Barak Pekerja, Bengkel Kerja/Pabrikasi untuk Pekerjaan Quality Kontrol,
Mushalla dan Tempat Whudu Lapangan, Instalasi Air Bersih dan Instalasi Listrik Sementara,
perlengkapan Keamanan Kerja dan P3K, Penjaga Keamanan Lokasi Pekerjaan.
Pekerjaan quality kontrol atau pemeriksaan kualitas meliputi semua percobaan-percobaan dan
pengujian-pengujian yang harus dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana berikut ini: a).
Pemeriksaan dan Pembuatan Job Mix Disain Beton; b). Pemeriksaan Kualitas Material Beton; c).
Pemeriksaan Mutu Beton; d). Pemeriksaan Kuat Tarik Baja Tulangan; e). Pemeriksaan Sifat-Sifat
Fisik Material Timbunan; dan f). Pemeriksaaan-Pemeriksaan Lain yang disyaratkan dan diminta
oleh Konsultan Perencana, Kosultan pengawas Konstruksi dan Owner.
I. PEKERJAAN GAS
1. Instalasi Pipa Gas Memasak (Header Instalasi Pipa Gas) Instalasi Pipa Gas
J. PEKERJAAN TANGGA
1. Balok / plat bordes / trap tangga (tangga baru)
2. Railing Tangga
3. Granit Tangga
K. PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Drainase Air hujan
2. Pekerjaan Taman
I. PELAPORAN DAN PELAKSANAAN KEGIATAN
Setiap jenis laporan harus disampaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen, untuk dibahas guna
mendapatkan persetujuan. Sesuai dengan lingkup pekerjaan, maka jadwal tahapan pelaksanaan
kegiatan dan jenis laporan yang harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas adalah:
1. LAPORAN HARIAN
a. Laporan Harian ini harus dibuat Kontraktor Pelaksana pekerjaan terhitung setelah SPMK
ditandatangani (dimulainya pekerjaan fisik) sebanyak 3 eksemplar dan berisi antara lain, Buku
Harian yang memuat semua kejadian, perintah atau petunjuk yang penting dari Konsultan
Pengawas/Direksi, yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, menimbulkan
konsekuensi keuangan,kelambatan penyelesaian dan tidak terpenuhinya syarat teknis.
b. Laporan harian berisikan keterangan tentang:
➢ Tenaga kerja;
➢ Bahan bangunan yang didatangkan, diterima atau tidak;
➢ Peralatan yang berhubungan dengan kebutuhan pekerjaan;
➢ Kegiatan per-komponen pekerjaan yang diselenggarakan;
➢ Waktu yang dipergunakan untuk pelaksanaan;
➢ Kejadian-kejadian yang berakibat menghambat pelaksanaan.
2. LAPORAN PELAKSANAAN
Laporan Pelaksanaan (Mingguan dan Bulanan), sebagai resume laporan harian (kemajuan
pekerjaan, tenaga dan hari kerja) terhitung 7 hari setelah dimulainya kerja oleh kontraktor (7 hari
setelah SPMK ditandatangani) sebanyak 3 eksemplar dan berisiantara lain:
➢ Review terhadap rencana kerja kontraktor;
➢ Resume laporan harian (kemajuan pekerjaan, tenaga dan hari kerja) selama seminggu
tersebut;
➢ Gambaran/penjelasan secara garis besar kondisi lokasi proyek;
➢ Monitor masalah teknis di lapangan;
➢ Permasalahan non teknis yang dihadapi;
➢ Monitor Kendali Mutu;
➢ Pemeriksaan Gambar Kerja;
➢ HasilTest ComissioningterhadapMesin/Peralatan
➢ Foto-foto Kemajuan Pekerjaan dibuat secra bertahap sesuai kemajuan pekerjaan;
➢ Rencana kerja, metoda dan jadwal pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.
J. PRODUKSI DALAM NEGERI
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus mengutamakan penggunaan produksi dalam negeri. Produksi
luar negeri boleh dipakai atau digunakan selama produksi dalam negeri tidak dapat digunakan.
L. ALIH PENGETAHUAN
Jika diperlukan, Penyedia jasa Pelaksana pekerjaan berkewajiban untuk meyelenggarakan
pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada personil kegiatan / satuan kerja
Pejabat Pembuat Komitmen.
BAB I
SPESIFIKASI BAHAN BANGUNAN KONSTRUKSI
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Papan Nama Proyek
1. Kontraktor harus membuat dan memasang Papan Nama Proyek yang memuat tentang
identitas proyek dan memasangnya di awal pelaksanaan proyek.
2. Papan nama proyek mengunakan ukuran minimal 150 cm x 250 cm kecuali ditentukan lain
oleh Owner.
3. Papan nama proyek rangka dan kakinya terbuat dari kayu dengan kualitas terbaik sehingga
sanggup bertahan minimal sampai selesainya pengerjaan proyek.
4. Latar papan nama dapat berupa papan kayu tebal minimal 2 cm atau multiplek dengan tebal
minimal 12 mm.
5. Penggunaan bahan dan material lain harus dengan persetujuan Konsultan Supervisi.
6. Papan nama proyek belatar belakang putih dengan tulisan warna hitam, kecuali untuk logo
atau simbul dapat dipakai warna yang bervariasi.
7. Papan nama proyek harus mencantumkan Instansi Penyandang Dana, Instansi Pemilik
Bangunan, Kontraktor Pelaksana, Konsultan Perencana dan Konsultan Supervisi.
8. Papan juga harus mencantumkan besar anggaran pelaksanaan proyek, waktu mulai proyek,
dan waktu penyelesaian proyek.
5. Barak Pekerja
1. Kontraktor Pelaksana dengan biaya sendiri harus menyediakan Barak Pekerja untuk
keperluan pekerja yang menginap dilokasi pekerjaan.
2. Barak Pekerja harus sanggup menampung semua pekerja yang menginap dilokasi
pekerjaan atau minimal berukuran 48 m2.
3. Pada Barak Pekerja harus disediakan juga dapur untuk keperluan konsumsi sehari-hari para
pekerja.
4. Barak Pekerja tidak boleh dibuat dari material hasil bongkaran bangunan lama.
5. Lantai Barak Pekerja minimal dari perkerasan beton dengan campuran 1 Sm : 2 Ps : 3 Kr
dengan permukaan yang rata dan diperhalus dengan acian beton.
6. Jika Barak Pekerja harus dibuat dalam bentuk bangunan panggung maka lantai Gudang
Penyimpanan Material dibuat dari papan ukuran 2.5/25 cm dengan jarak balok-balok lantai
ukuran 5/10 cm minimal 50 cm dari kayu dengan kelas II.
7. Dinding Barak Pekerja minimal papan ukuran 2/20 cm dengan rangka dinding kayu ukuran
5/10 cm dari kayu kelas II.
8. Dinding dapat juga dibuat dari bahan multiplek tebal 6 mm.
9. Atap Barak Pekerja dari bahan seng BJLS 0,30 mm.
10. Pengantian bahan dan material berbeda dari seperti yang telah disebutkan diatas harus
dengan persetujuan Konsultan Supervisi.
11. Posisi dan letak Barak Pekerja ditentukan bersama antara Konraktor Pelaksana dengan
Konsultan Supervisi.
12. Barak Pekerja tidak boleh diletakkan didalam lokasi pekerjaan.
6. Bengkel Kerja / Pabrikasi
1. Kontraktor Pelaksana dengan biaya sendiri harus membuat Bengkel Kerja atau tempat
Pabrikasi terutama untuk pekerjaan yang berhubungan dengan kayu dan baja profil dan
baja tulangan.
2. Pemanfaatan bangunan lama yang telah ada dilokasi pekerjaan untuk keperluan Bengkel
Kerja harus dengan persetujuan Konsultan Supervisi dan Owner.
3. Ukuran minimal Bengkel Kerja pekerjaan untuk masing-masing pekerjaan pabrikasi adalah
20 m2.
4. Bengkel Kerja tidak boleh dibuat dari material hasil bongkaran bangunan lama.
5. Bangunan Bengkel Kerja dapat dibuat dari konstruksi kayu.
6. Atap Bengkel Kerja dari bahan seng BJLS 0,30 mm.
7. Bengkel Kerja tidak boleh ditempatkan dalam lokasi pekerjaan kecuali ditentukan lain oleh
Konsultan Supervisi.
Pada pelaksanaan pekerjaan galian tanah, penggalian harus dilaksanakan sampai mencapai
kedalaman sebagaimana ditentukan dalam gambar-gambar. Dalam pelaksanaan galian harus sesuai
rencana dan terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan/ Konsultan
Pengawas/Pengawas. Setelah selesai proses penggalian, semua sampah-sampah bekas-bekas
bongkaran dan urugan harus dibuang keluar lokasi pada area yang sudah ditentukan atau (disposal
area). Proses pembuangan tidak boleh mengganggu lingkungan sekitar. Pada saat musim kemarau
untuk mengurangi dampak debu, maka pelaksana wajib untuk melakukan penyiraman secara berkala.
Pada proses pembuangan menggunakan angkutan dumpt truck atau bak terbuka, bekas tanah yang
menempel pada ban kedaraan pengangkutan tanah yang jatuh atau menempel pada jalan umum, wajib
dibersihkan. Atau sebelum keluar dari lokasi proyek, pelaksana wajib menyemprot ban kendaraan
sebelum keluar lokasi proyek.
3. Pelaksanaan Penggalian
3.1. Pemborong dapat memulai penggalian setelah mendapat persetujuan dari Direksi
Lapangan/Konsultan Pengawas.
3.2. Sebelum penggalian dimulai, Pemborong wajib mengajukan usulan penggalian yang akan
ditempuh minimal menyebutkan:
3.4. Pemborong wajib membuat jalan penghubung, untuk naik/turun bagi kegunaan inspeksi.
3.5. Pemborong wajib memperhatikan keselamatan para pekerja, kelalaian dalam hal ini sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Pemborong.
3.6.1. Stabilitas dari permukaan selama galian semata-mata adalah tanggung jawab dari
Pemborong, yang harus memperbaiki semua kelongsoran-kelongsoran. Pemborong
harus membuat penyangga-penyangga/penahan tanah yang diperlukan selama
pekerjaan dan galian tambahan atau urugan bila diperlukan.
3.6.2. Apabila diperlukan penggalian tegak harus dibuatkan konstruksi turap yang cukup kuat
untuk menahan tekanan tanah dibelakang galian. Konstruksi-konstruksi turap tersebut
harus direncanakan dan dihitung oleh Pemborong dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas. Selama pelaksanaan tanah dibelakang galian tidak boleh longsor. Semua
biaya turap dan perkuatannya sudah termasuk beban biaya bangunan dalam kontrak.
3.6.3. Pemborong diharuskan untuk melaksanakan dan merawat semua tebing dan galian yang
termasuk dalam kontrak, memperbaiki longsoran-longsoran tanah selama masa Kontrak
dan Masa Perawatan.
4. Penimbunan
4.1.1. Semua penimbunan kembali di bawah atau disekitar bangunan dan pengerasan
jalan/parkir harus sesuai dengan gambar rencana. Material untuk penimbunan harus
memenuhi spesifikasi ini.
4.1.2. Bila tidak dicantumkan didalam gambar-gambar detail, maka sebelum pemasangan
pondasi beton, dasar galian harus ditimbun dengan pasir urug 20 cm (setelah disirami,
diratakan dan dipadatkan), kemudian dipasang lantai kerja dengan tebal 5 cm dengan
adukan 1 semen: 3 pasir : 5 koral.
4.1.3. Bila tidak dicantumkan didalam gambar-gambar detail, maka sebelum pemasangan sloof
beton, dibawah sloof beton dipasang lantai kerja dengan tebal 5 cm dengan adukan 1
semen pc 3 pasir 5 kerikil.
4.4.1 Semua daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari semua semak-semak, akar-akar
pohon, sampah-puing-puing bangunan dan lain-lain sampah, sebelum pengurugan
tanah dimulai.
4.4.2 Tanah urug untuk mengurug, meratakan dan membuat Tanah, tebing-tebing harus
bersih dari sisa-sisa tanaman, sampah dan lain-lain.
4.4.3 Material yang digunakan untuk timbunan dan subgrade harus memenuhi standard
spesifikasi AASHTO-M 57-64 dan harus diperiksa terlebih dahulu di laboratorium tanah
yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
4.4.4 Material yang dipakai untuk timbunan harus memenuhi satu dari persyaratan-
persyaratan berikut:
Material yang diklafikasikan dalam kelompok Material yang A-1, A-2-4, A-2-5, atau A-3
seperti dalam AASHTO M 145 dan harus dipadatkan sampai 90 5 dari berat jenis kering
maximum (= maximum dry density) menurut AASHTO T. 99 Material-material yang
diklasifikasikan dalam kelompok A-2-6, A-2-7, A-4, A-5, A-6, A-7' boleh digunakan
dengan perhatian khusus diberikan pada waktu pemadatan tanah untuk mencapai 95%
dari berat jennis kering maximum-maximum dry density) menurut AASHTO T.99.
4.4.5 Material yang dipakai untuk subgrade harus memenuhi salah satu dari persyaratan-
persyaratan berikut:
Material yang diklasifikasikan dalam grup A-1, A,2-4, A,2-5, A-3 seperti dalam AASHTO
M 145 dan bila digunakan harus dipadatkan sampai 100 % dari berat jenis maksimum (=
maksimum dry density) menurut AASHTO T.99. Material-material dalam grup A-2-6, A-
2-7, A-4, A-6 atau A-7 boleh juga dipakai asal dipadatkan sampai minimum 95% berat
jenis kering maksimum (= maximum dry density) dan 95% optimum moisture content
(AASHTO T.99).
4.4.6 Bila tanah galian ternyata tidak baik atau kurang dari jumlah yang dibutuhkan maka
Pemborong harus mendatangkan tanah urug yang baik dan cukup jumlahnya serta
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Pengurugan tanah harus dibentuk sesuai dencan peil ketinggian kemiringan dan ukuran-
ukuran yang tercantum dalam gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
Konsultan Pengawas. Tanah urug harus ditempatkan dalam lapisan-lapisan setebal
maksimum 30 cm dan harus dipadatkan sebaik-baiknya dengan penambahan air
secukupnya dan penggilingan. Permukaan dari kemiringan-kemiringan tanah harus
diselesaikan secara rata atau bertangga sebagaimana diminta oleh Konsultan
Pengawas.
4.4.6 Mesin gilas tidak boleh digunakan ditempat-tempat yang oleh Konsultan Pengawas
dianggap berbahaya atau dengan jarak yang kurang dari 45 cm terhadap saluran, batas-
batas atau pekerjaan-pekerjaan lain yang mungkin menjadi rusak. Untuk hal tersebut
mesin gilas bisa diganti dengan stamper.
4.4.7 Pengurugan kembali dari pondasi harus dilaksanakan dengan memadatkan tanah urug
dalam lapisan-lapisan setebal maksimum 30 cm. Pengurugan ini tidak boleh
dilaksanakan sebelum diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
4.4.8 Urugan pada daerah bangunan dan sekeliling luar bangunan dalam radius 1,5 m dari
tepi bangunan harus diberi bahan anti rayap. Jika ada waterproofing maka bahan anti
rayap harus tidak bereaksi dengan waterproofing.
4.4.9 Pengurugan tanah untuk dasar pondasi plat jalur/setempat, dimana dasar pondasi harus
diurug maka syarat-syarat pengurugan seperti diatas harus dipenuhi dengan kepadatan
95 % dalam lapisan-lapisan setiap 20 cm.
D. PEKERJAAN
1. UMUM
Pekerjaan Struktur
4 Baja - Semua material baja harus baru, bebas/bersih dari - Krakatau Stell
karat, lobang-lobang dan kerusakan lainnya, lurus, - Gunung Garuda
tidak terpuntir, tanpa tekukan
- Wide Flange Shape SS 400
- Tegangan leleh (yield stress) minimal, Fy = 240
Mpa dan tegangan tarik (tensile stress) Fu = 400
Mpa
5 Baut - HTB A325
- Tegangan tarik putus nominal antara 105 - 120 ksi
(735 - 840 Mpa)
6 Las - Elektoda las yang digunakan adalah E70XX
7 Cat dasar/primer - Seluruh material baja harus dilindungi dengan cat - Seiv
dasar Zinc Chromate - Jotun
Pekerjaan Arsitektur
16 List Plafond Shadowline - tepi plafond yang berbatasan dengan - Jayaboard Tipe PN
dinding/balok/kolom 307
23 ACP (Aluminium - Core Fire Retardant (FR), ketebalan 4mm, berat - Mako
Composite Panel 5-6 kg/m2, bending stregth 45-60 kg/4mm, heat - Alcopan
B. PERSYARATAN PERALATAN
Adapun kebutuhan peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut antara lain
sebagai berikut :
Cianjur,………………2023
(Nama Penyedia)
b. Perencanaan Keselamatan Konstruksi
Identifikasi bahaya, Penilaian resiko, Pengendalian dan Peluang.
Deskripsi Resiko Persyaratan Penilaian Tingkat Resiko Pengendali Penilaian Sisa Resiko
Pengendalian
No Pemenuhan an Ket
Awal
Uraian Jenis peraturan Nilai Tingkat Lanjutan Kemungki Keparah Nilai Tingkat
Identifikasi Bahaya Kemungkinan Keparahan
pekerjaan Bahan Resiko Resiko nan an Resiko Resiko
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Pekerjaan Terjadi Insiden Berupa Peraturan Akan
Tanah Kaki Pekerja Menteri Disediakan
- Galian Terkena Peralatan Pekerjaan Sepatu
Tanah Biasa Seperti Sekop dan Umum dan Boat
(m) Pacul Sehingga Terjadi Perumahan
- Galian Luka Rakyat Nomor
Tanah Lumpur 10 Tahun 2021
(m) tentang
- Timbunan Pedoman
Sistem
Tanah (m)
Manajemen
Keselamatan
Konstruksi
- Timbunan
Tanah
Kembali
Akan
disediakan
Sepatu Steel
Pada saat excapator Toe Untuk
melakukan swing biasa menghindari
terjadi insiden pada kaki dari
area swing berupa Jatuhan
benturan dengan badan maternal hasil
excapator tersebut galian
Akan
dilakukan
Terperosok dari pemasangan
ketinggian puncak rambu
tanggul lebih dari 3m disekitar area
sehingga terjadi cedera swing
patah kaki maupun
tangan
3 Pekerjaan Kaki Kejatuhan benda Akan
Konstruksi keras seperti batu, besi disediakan
- Pemasangan sepatu boat
Batu 1: 4
- Siaran 1:2
Deskripsi Resiko Persyaratan Penilaian Tingkat Resiko Pengendali Penilaian Sisa Resiko
Pengendalian
No Pemenuhan an Ket
Awal
Uraian Jenis peraturan Nilai Tingkat Lanjutan Kemungki Keparah Nilai Tingkat
Identifikasi Bahaya Kemungkinan Keparahan
pekerjaan Bahan Resiko Resiko nan an Resiko Resiko
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
- Plesteran 1:3 Tangan terkena pada Disediakan
- Beton sisi yang tajam, Sarung
Berulang K bergelombang, panas tangan
175
- Beton
Bertulang
Sederhana
Terperosok Pada Pemasangan
Dimensi Saluran Rambu Pada
Area
Pekerjaan
4 Pekerjaan - Terkena debu dan
Persiapan benda tajam ketika
pembersihan lapangan
- Tertimpa papan
nama proyek
- Terkena serpihan
material ke mata
- Tertimbun material
tanah dan batu
- Terperosok kedalam
pondasi
- Terlindas truck
pengangkutan material
bangunan
- Terkena kejatuhan
concrete pump
- Terlindas truck
pengangkutan material
bangunan
- Terkena benda tajam
- Terperosok dari
ketinggian
Deskripsi Resiko Persyaratan Penilaian Tingkat Resiko Pengendali Penilaian Sisa Resiko
Pengendalian
No Pemenuhan an Ket
Awal
Uraian Jenis peraturan Nilai Tingkat Lanjutan Kemungki Keparah Nilai Tingkat
Identifikasi Bahaya Kemungkinan Keparahan
pekerjaan Bahan Resiko Resiko nan an Resiko Resiko
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
7 Pekerjaan - Terkena alat berat
Pasangan dan - Terkena benda
Plesteran tajam
- Teluka akibat
potongan besi
- Jatuh Dari
Ketinggian bangunan
- Terkena benda
tumpul dan Benda tajam
- Tertimpa besi
holow
Terkena mesin
potongan besi
Deskripsi Resiko Persyaratan Penilaian Tingkat Resiko Pengendali Penilaian Sisa Resiko
Pengendalian
No Pemenuhan an Ket
Awal
Uraian Jenis peraturan Nilai Tingkat Lanjutan Kemungki Keparah Nilai Tingkat
Identifikasi Bahaya Kemungkinan Keparahan
pekerjaan Bahan Resiko Resiko nan an Resiko Resiko
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
10 Pekerjaan - Terkena potongan
Lantai granit
- Terkena
debumaterial bangunan
Terkena debu
- Terkena benda
tumpul dan Benda tajam
Deskripsi Resiko Persyaratan Penilaian Tingkat Resiko Pengendali Penilaian Sisa Resiko
Pengendalian
No Pemenuhan an Ket
Awal
Uraian Jenis peraturan Nilai Tingkat Lanjutan Kemungki Keparah Nilai Tingkat
Identifikasi Bahaya Kemungkinan Keparahan
pekerjaan Bahan Resiko Resiko nan an Resiko Resiko
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
- Tertimpa tangga
dan kayu kuda-kuda
Terkena mesin
potongan
14 Pekerjaan Tersengat sama arus
Elektrikal dan listrik
Mekanikal
Terkena potongan
benda tajam
Pengendalian
sasaran Program
Resiko (Sesuai
No
Kolom Tabel 6 Uraian Sumber Jadwal Penanggung
Uraian Tolak Ukur Bentuk Monitoring Indikator Pencapaian
IBPRP) Kegiatan Daya Pelaksanaan Jawab
Dukungan Keselamatan Konstruksi
f. Barak Pekerjaan
a. Kontraktor Pelaksana sesuai dengan biaya proyek harus menyediakan Barak Pekerja untuk keperluan
pekerja yang menginap dilokasi pekerjaan
b. Pada Barak Pekerja harus disediakan juga dapur untuk keperluan konsumsi sehari-hari para pekerja
2. PEKERJAAN LAIN-LAIN
a. Asbuilt Drawing
yang dimaksud dengan Asbuilt Drawing adalah gambar-gambar yang disesuaikan dengan yang
dilaksanakan. Untuk pekerjaan ulang yang belum ada bastek, penyedia harus membuat gambar-gambar
yang sesuai dengan yang dilaksanakan.
b. Pelaporan dan Dokumentasi
Pekerjaan harus mempunyai laporan dan dokumentasi. Bentuk laporan harian, mingguan dan bulanan.
Begitu juga dengan dokumentasi pekerjaan 0%, 50%, dan 100%. Dua dokumen tersebut diwajibkan dibuat
oleh pelaksana.
c. Pembersihan Akhir Pekerjaan
- Seluruh bangunan harus dalam keadaan bersih, rapi dan seluruh fasilitas yang dibuat berfungsi secara
optimal.
- Apabila terjadi kekurangan-kekurangan penyedia harus menanggulanginya sebelum penyerahan
pekerjaan dilakukan.
BAB IV
METODE PELAKSANAAN
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pembuatan Papan Nama Proyek
a. Kontraktor harus membuat dan memasang Papan Nama Proyek yang memuat tentang identitas proyek
dan memasangnya di awal pelaksanaan proyek.
b. Papan nama proyek mengunakan ukuran minimal 150 cm x 250 cm kecuali ditentukan lain oleh Owner.
c. Papan nama proyek rangka dan kakinya terbuat dari kayu dengan kualitas terbaik sehingga sanggup
bertahan minimal sampai selesainya pengerjaan proyek. Latar papan nama dapat berupa papan kayu
tebal minimal 2 cm atau multiplek dengan tebal minimal 12 mm. Penggunaan bahan dan material lain
harus dengan persetujuan Konsultan Supervisi.
d. Papan nama proyek belatar belakang putih dengan tulisan warna hitam, kecuali untuk logo atau simbul
dapat dipakai warna yang bervariasi.
e. Papan nama proyek harus mencantumkan Instansi Penyandang Dana, Instansi Pemilik Bangunan,
Kontraktor Pelaksana, Konsultan Perencana dan Konsultan Supervisi.
f. Papan juga harus mencantumkan besar anggaran pelaksanaan proyek, waktu mulai proyek, dan waktu
penyelesaian proyek
5. Barak Pekerjaan
- Barak Pekerja harus sanggup menampung semua pekerja yang menginap dilokasi pekerjaan atau
minimal berukuran 48 m2
- Barak Pekerja tidak boleh dibuat dari material hasil bongkaran bangunan lama
- Lantai Barak Pekerja minimal dari perkerasan beton dengan campuran 1 Sm : 2 Ps : 3 Kr dengan
permukaan yang rata dan diperhalus dengan acian beton
- Jika Barak Pekerja harus dibuat dalam bentuk bangunan panggung maka lantai Gudang Penyimpanan
Material dibuat dari papan ukuran 2.5/25 cm dengan jarak balok-balok lantai ukuran 5/10 cm minimal
50 cm dari kayu dengan kelas II
- Dinding Barak Pekerja minimal papan ukuran 2/20 cm dengan rangka dinding kayu ukuran 5/10 cm dari
kayu kelas II. Dinding dapat juga dibuat dari bahan multiplek tebal 6 mm
- Atap Barak Pekerja dari bahan seng BJLS 0,30 mm
- Pengantian bahan dan material berbeda dari seperti yang telah disebutkan diatas harus dengan
persetujuan Konsultan Supervisi
- Posisi dan letak Barak Pekerja ditentukan bersama antara Konraktor Pelaksana dengan Konsultan
Supervisi
- Barak Pekerja tidak boleh diletakkan didalam lokasi pekerjaan
3. PONDASI TAPAK/PILE
Kecuali ditentukan lain dalam Rencana kerja dan syarat-syarat ini, maka sebagai pedoman tetap dipakai
SK SNI T-15.1919.03 Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi apabila ada perbedaan
yang didapat didalam gambar konstruksi dan gambar arsitektur.
3.1 Adukan beton: Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran harus
dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi, yaitu : Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan
bahan-bahan, Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah dicor
dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus memenuhi SK SNI T-
15.1919.03.
3.2 Pengecoran
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi. Selama pengecoran
berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan diatas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-
tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan berkaki yang tidak membebani tulangan. Kaki-
kaki tersebut harus sudah dapat dicabut pada saat beton dicor. Apabila pengecoran beton harus
dihentikan, maka tempat penghentiannya harus disetujui oleh Direksi. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan
yang diputus tersebut, bagian permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian
diberi additive yang memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada pengecoran, adukan tidak boleh
dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi 1,5 m.
3.3 Perawatan Beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan lembaban paling sedikit selama 14 (empat belas)
hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai berikut : Dipergunakan karung-karung goni yang
senantiasa basah sebagai penutup beton. Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil,
permukaan tidak mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan beton, dan
lain-lain yang tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya menurut perintah
Direksi. Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko pemborong.
4. PEKERJAAN DINDING
Dinding Bata Ringan
Pelaksanaan
a. Pasangan bata ringan dengan menggunakan adukan mortar / semen instant setara MU-380.
b. Setelah bata terpasang dengan aduk, nad/siar – siar harus dikerok rata dan dibersihkan dengan
sapu lidi dan kemudian disiram air.
c. Pasangan dinding bata ringan sebelum diplester dengan bahan setara MU-100, dan acian MU-
200 harus di basahi dengan air terlebih dahulu dan siar-siar dikerok serta dibersihkan.
d. Setelah pekerjaan plesteran selesai tidak diperkenankan untuk langsung diaci atau di pasang
keramik dinding, tunggu 48 jam setelah kelembaban air keluar dalam dinding/berkeringat kering,
dapat dilakukan pekerjaan acian dengan bahan setara MU-200, atau pemasangan keramik
dinding.
e. Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimum 8-10 lapis setiap
harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.
f. Bidang dinding 1/2 batu yang luasnya lebih besar dari 9,0 m2,
ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran 10 x 10 cm, dengan
tulangan pokok 4 diameter 8 mm, beugel diameter 6 mm jarak 25 cm.
g. Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah/steiger sama sekali tidak diperkenankan.
h. Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan
beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 6 mm jarak 75 cm, yang
terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam
dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain.
i. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi dari 2%. Bata yang patah
lebih dari 2 tidak boleh digunakan.
e. Pemotongan Tile
Ujung potongan tile harus dipoles dengan gurinda atau batu
3.7.1. L e v e l.
a. Kecuali ditentukan lain pada spesifikasi ini atau pada gambar, level yang tercantum pada gambar
adalah level finish lantai karenanya screeding dasar harus diatur hingga memungkinkan pada tiles
dengan ketebalan yang berbeda permukaan finishnya terpasang rata.
b. Lantai harus benar-benar terpasang rata; baik yang ditentukan datar maupun yang ditentukan
mempunyai kemiringan.
c. Lantai yang ditentukan mempunyai kemiringan, keimiringan tidak boleh kurang dari 25 mm pada jarak
10 m untuk area toilet. Sedangkan untuk area lain, tidak boleh kurang dari 12 mm pada jarak 10 m.
Kemiringan harus lurus hingga air bisa mengalir semua tanpa meninggalkan genangan.
d. Jika ketebalan screed tidak memungkinkan untuk mendapatkan kemiringan yang ditentukan,
kontraktor harus segera melaporkan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi untuk mendapatkan
jalan keluarnya.
3.7.2. Persiapan Permukaan
a. Kontraktor harus menyiapkan permukaan sehingga memenuhi syarat yang diperlukan, sebelum
memasang ubin/keramik.
b. Secara tertulis, kontraktor harus memberikan laporan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi tiap
kondisi yang menurut pendapatnya akan berpengaruh buruk pada pelaksanaan pekerjaan.
c. Permukaan beton yang akan diplester untuk penempelan ubin/keramik, harus dikasarkan dan
dibersihkan dari debu dan bahan-bahan lepas lainnya. Sebelum dilaksanakan plesteran, permukaan
ini harus dibebaskan.
d. Penyimpangan kerataan permukaan beton tidak boleh lebih dari 5 mm untuk jarak 2 mm, pada semua
arah, Tonjolan harus dibuang (Chip off) tekukan kedalaman diisi dengan mortar (1: 2), sehingga
plesteran dasar (Setting bed) mempunyai ketebalan yang sama
8. PEKERJAAN PLAFON
Pelaksanaan pekerjaan :
a. Umum.
1) Sebelum papan Gypsum dipasang, Kontraktor harus memeriksa kesesuaian tinggi/kerataan
permukaan, pembagian bidang, ukuran dan konstruksi pemasangan terhadap ketentuan
Gambar Kerja, serta lurus dan waterpas pada tempat yang sama.
2) Pemasangan papan Gypsum dan kelengkapannya harus sesuai dengan petunjuk pemasangan
dari pabrik pembuatnya.
3) Jenis/bentuk tepi papan Gypsum harus dipilih berdasarkan jenis pemasangan seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
b. Pemasangan.
1) Rangka papan Gypsum untuk pemasangan di langit-langit, partis atau tempat-tempat lainnya,
yang terdiri dari bahan baja yang sesuai dari standar pabrik pembuatnya yang dibuat khusus
untuk pemasangan papan Gypsum, seperti disebutkan dalam Spesifikasi Teknis ini.
2) Papan Gypsum, dipasang kerangkanya dengan sekrup atau dengan alat pengencangan yang
direkomendasikan, dengan diameter dan panjang yang sesuai.
3) Sambungan antara papan Gypsum harus menggunakan pita penyambung dan perekat serta
dikerjakan sesuai petunjuk pelaksanaan dari pabrik pembuat papan Gypsum.
c. Pengecatan.
1) Permukaan papan Gypsum harus kering, bebas dari debu, oli atau gemuk dan permukaan yang
cacat telah diperbaiki sebelum pengecatan dimulai.
2) Kemudian permukaan papan Gypsum tersebut harus dilapisi dengan cat dasar khusus untuk
papan Gypsum untuk menutupi permukaan yang berpori.
Setelah cat dasar papan Gypsum kering kemudian dilanjutkan dengan pengaplikasian cat dasar dan atau
cat akhir sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis dalam warna akhir sesuai ketentuan Skema yang akan
diterbitkan kemudian.
5. Hindarkan akumulasi kotoran, boks, serpihan, dll dari instalasi ini. Buang setiap hari
semua kotoran, boks, serpihan, dll tersebut dan area instalasi dijaga tetap bersih.
7. Semua panel listrik, jalur kabel, dll harus di cek terlebih dahulu sebelum mengaktifkan
peralatan.
8. Sediakan lampu penerangan dan sistem distribusi listrik sementara dengan ukuran
yang cukup untuk peralatan yang ada termasuk ukuran kabel feeder yang cukup
untuk mengatasi penurunan tegangan. Panel dilengkapi dengan meter untuk
pembayaran kepihak lain jika diperlukan.
10. Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan
kapasitas peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan,
Kontraktor harus segera menghubungi Pemberi Tugas.
11. Pengambilan ukuran dan/atau pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
12. Gambar pelaksanaan / shop drawing yang digunakan di lokasi proyek mutlak harus
yang sudah disetujui oleh Pemberi Tugas & Managemen Kontruksi.
14. Kontraktor wajb membuat as-built drawing setiap kali suatu bagian pekerjaan selesai
dipasang, kemudian secara bertahap disusun terintegrasi, sehinga pada akhir
pekerjaan dicapai as built drawing keseluruhan yang lengkap, terintegrasi dan benar.
Bagian-bagian as built drawing yang dibuat tersebut harus diserahkan kepada
Pemberi Tugas & Managemen Kontruksi setiap bulan, atau waktu lain yang di
tentukan kemudian berdasarkan kemajuan pekerjaan, dalam keadaan sudah
diperiksa dan benar. Jika terjadi keterlambatan atau kelalaian dalam menyerahkan
as built drawing tersebut, maka kontraktor dapat dikenakan denda kelalaian, dan atau
penundaan pembayaran pekerjaan.
PENUTUP
Ketentuan-ketentuan lain yang tidak terdapat dalam spesifikasi teknis ini dapat dilakukan dengan pertimbangan
teknis dan atas persetujuan dari pihak direksi. Demikianlah Spesifikasi teknis ini dibuat agar dapat Sebagian
pedoman ketentuan dalam pelaksanaan Pembangunan Pembangunan Renovasi Gedung Candra Boga BBPK
Ciloto
Cianjur, 6 Februari 2023
Pejabat Pembuat Komitmen