Tim Konsultan
1.
Membantu Tenaga Ahli melakukan pemantauan dan evaluasi dokumen
perencanaan serta mengevaluasi kesesuaian perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan TPA Sampah (termasuk unit
pengolahan air lindi) dan melaporkan ke Tenaga Ahli bila ada
perbedaan antara perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
TPA.
2.
Melakukan koordinasi dengan Konsultan Pengawas terkait pelaksanaan
pekerjaan di lapangan.
3.
Membantu dan mendampingi Tenaga Ahli dalam pelaksanaan pemantauan
dan kunjungan lapangan pada saat proses konstruksi TPA
berlangsung.
4.
Membuat Laporan Progress/perkembangan setiap minggu dan bulan
selama proses kontruksi TPA berlangsung.
5.
Mengisi format pelaporan yang ada dan menandatanganinya.
6.
Melaporkan kepada tenaga ahli bila ada masalah yang krusial.
7.
Bila diperlukan menghadiri rapat dengan pihak Satker Provinsi maupun
rapat internal tim kerja.
I. UMUM
BANTUAN TEKNIS PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
PENGOLAHAN SAMPAH WILAYAH TIMUR DAN BARAT
Page 3
Tata Cara Pembangunan TPA meliputi:
1. Tata Cara Persiapan Pelaksanaan Pembangunan
2. Tata Cara Pelaksanaan Konstruksi, yang terdiri dari
a. Leveling
b. Penataan dan Uji Kepadatan Dasar Unit Pengolahan Sampah
c. Pemasangan Geomembran dan Geotekstil
d. Pemasangan Saluran Air Hujan (Under Drain)
e. Uji Coba Beton
f. Pemasangan dan Pemanfaatan Gas
g. Pembangunan Jalan Masuk, Jalan operasi, dan Drainase
Kawasan
h. h. Pembangunan Tanggul Penahan
i. i. Pembangunan Sistem Zona Penyangga
j. j. Pembangunan Unit Pengolah Gas Bio dan Lindi
k. k. Pembangunan Jembatan Timbang
l. l. Pembangunan Sumur Uji
II.1 Tata Cara Pre Construction Meeting (PCM), Uitzet, Mutual Check 0%
(MC 0)
II.1.1 Pengertian
Pre construction meeting (PCM) adalah kegiatan rapat yang
diusulkan oleh salah satu dari para pihak yang terdapat di dalam
suatu kontrak suatu pekerjaan. Rapat ini dihadiri oleh semua
pihak yang terkait dengan pekerjaan seperti PPK beserta Direksi
Pekerjaan, Kontraktor, dan Konsultan Pengawas.
II.1.2 Manfaat
Kegiatan PCM diadakan bertujuan untuk membahas 1)
pengukuran ulang (uitzet), 2) pembuatan laporan pekerjaan, 3)
tata cara opnam, 4) prosedur penagihan prestasi pekerjaan
(termjn), 5) serah terima pekerjaan, dan lain-lain.
Uitzet merupakan kegiatan untuk melakukan pengukuran ulang
dari gambar referensi pengukuran pada saat perencanaan dan
pada saat pelaksanaan. Pengukuran ulang ini untuk memastikan
kesamaan koordinat dan elevasi unit yang akan dibangun.
Dari kegiatan uitzet kemudian dihasilkan laporan mutual check
0% (MC0) yang dilampiri dengan gambar rencana pelaksanaan
kerja, kurva S, foto pekerjaan 0% dan lampiran-lampiran yang
diperlukan.
2.2.1. Pengertian
Perubahan penyesuaian merupakan kelanjutan dari kegiatan
MC0, berupa penuangan dalam gambar yang disepakati
bersama.
2.2.2. Manfaat
Manfaat dari penyesuaian desain adalah diperoleh kegiatan
sesuai dengan kondisi lapangan, baik volume maupun spesifikasi
teknis.
a. Laporan Harian
Laporan harian adalah laporan yang dibuat dari data prestasi
pekerjaan harian yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana.
b. Laporan Mingguan
Laporan Mingguan adalah rekapitulasi laporan harian selama 1
(satu) minggu.
c. Laporan Bulanan
Laporan Bulanan adalah rekapitulasi pekerjaan mingguan.
3.1.2. Manfaat
Manfaat leveling adalah diperolehnya kepastian koordinat dan
ketinggian pada setiap unit, sebagai rujukan bagi seluruh pihak
yang terlibat.
2. Bahan-bahan
Bahan-bahan timbunan harus dipilih dari sumber yang disetujui
project manager. Timbunan yang digolongkan sebagai timbunan
biasa akan terdiri dari tanah atau bahan-bahan batuan. Bila
digunakan situasi pemadatan dengan kondisi jenuh atau banjir
tidak dapat dihindari, maka timbunan dengan bahan-bahan
terpilih harus terdiri dari pasir atau kerikil atau bahan-bahan
butiran bersih lainnya dengan suatu Indeks Plastisitas maksimum
6%.
4. Prosedur Pengerjaan
Parit untuk struktur dan telapak struktural digali menurut garis,
kelandaian, dan ketinggian yang terlihat pada gambar. Daerah
yang digali di sekitar struktur harus diurug kembali dengan
bahan-bahan yang disetujui dalam pelapisan horizontal dengan
6. Pemasangan Poor
Struktur poor adalah suatu bangunan yang berfungsi sebagai
struktur tumpuan awal dari beban-beban yang terjadi juga
berfungsi sebagai tumpuan kolom dan balok (sloof). Pada
konstruksi ini berfungsi ganda sebagai penahan gaya vertical
dan gaya horizontal, semua pelaksanaannya sesuai dengan
pekerjaan beton bertulang.
3.9. Tata Cara Pembangunan Unit Pengolah Gas Bio dan Lindi
Gambar 14. Ilustrasi Penyiapan Unit Ventilasi Gas Vertikal pada TPA
Baru
5. Kolam Anaerob-Fakultatif-Maturasi
Pekerjaan pembuatan kolam anaerob, fakultatif, maturasi
mencakup pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut :
Pekerjaan tanah
Pekerjaan pondasi
Pekerjaan beton
Pekerjaan pasangan batu kali
6. Pemasangan pipa
Pemasangan pipa inlet yang masuk ke dalam tangki
Sedimentasi I harus dilakukan dengan teliti. Posisi ketinggian
pipa dari muka tanah maupun dari dasar bak Anaerob harus
sesuai dengan apa yang tercantum di dalam gambar
perencanaan. Bahan pipa adalah pipa steel dengan standar
kualitas kualifikasi AWWA. Sambungan-sambungan pipa
dilakukan secara mekanis, yaitu menggunakan flange
diameter yang sesuai.
7. Konstruksi pelimpah
Konstruksi pelimpah dari bak Sedimentasi I dapat berupa
ambang pelimpah yang dipasang selebar bak. Pelimpah
dapat terbuat dari bahan papan kayu yang lurus. Papan ini
dipasang di atas ketebalan dinding pelimpah yang terbuat dari
beton bertulang seperti diperlihatkan pada gambar
perencanaan. Pemasangan papan pelimpah ini pada beton
dilakukan dengan hati-hati dan rapi. Agar tidak terjadi
kebocoran maka setiap penempelan harus diberi lem dan
karet. Guna memudahkan pemasangan dan pencabutan
papan pelimpah, maka dibutuhkan jembatan (bordes) operasi,
yang terbuat dari baja. Posisi dan ukuran bordes tersebut
sesuai dengan gambar perencanaan.
8. Kolam Kontrol/Wetland
Kolam kontrol / wetland dapat berupa konstruksi beton. Aliran
air sebagian mengalir pada bak resirkulasi dengan
pengaturan melalui pintu-pintu air. Bak resirkulasi yang
terbuat dari pasangan beton bertulang, dilengkapi dengan
pipa dan valve-valve guna memungkinkan penyambungan
slang (pipa) fleksibel ke pompa, agar dapat dialirkan ke TPA.
c. Listrik
Instalasi listrik dipasang sampai menyala
d. Pemadam Kebakaran
Fasilitas tersebut perlu disediakan untuk mengantisipasi
terjadinya kebakaran di TPA. Penentuan penempatan APAR
dalam sebuah lokasi atau bangunan disesuaikan dengan
tingkat bahaya kebakaran lokasi dimana APAR akan
ditempatkan dan jenis atau kelas kebakaran yang ada.
Untuk lingkungan TPA termasuk ke dalam bahaya lokasi yang
cukup tinggi karena terdapat penyimpanan bahan bakar alat
berat dan timbunan sampah yang menghasilkan gas metan
yang besifat mudah meledak.
Penempatan APAR:
APAR diletakkan pada lokasi dimana mudah diakses dan
tersedia untuk digunakan jika terjadi api. Lebih disukai pada
jalur jalan atau akses keluar.
Kotak/lemari APAR tidak dikunci, kecuali ada kemungkinan
APAR dicuri/digunakan tanpa ijin dan lemari dilengkapi
alat/cara untuk mengaksesnya.
APAR tidak terhalang dari pandangan. Jika kondisinya
memaksa terhalang maka dilengkapi dengan penandaan
/cara lain untuk menginformasikan lokasinya.
APAR diletakkan digantung pada gantungan atau disediakan
bracket yang khusus disediakan dari pihak pembuatnya. Hal
ini tidak berlaku untuk pemadam yang menggunakan roda.
APAR yang memiliki berat kotor tidak lebih dari 18,14 kg
dipasang pada ketinggian dimana bagian puncak APAR tidak
lebih dari 5 kaki / 1,53 meter dari lantai. Sedangkan APAR
dengan berat kotor lebih dari 18,14 (kecuali APAR yang
BANTUAN TEKNIS PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
PENGOLAHAN SAMPAH WILAYAH TIMUR DAN BARAT
Page 44
beroda) dipasang pada ketinggian dimana bagian puncak
APAR tidak lebih dari 1,07 meter dari lantai.
Tidak diijinkan peletakan APAR dimana jarak antara bagian
terbawah APAR dengan lantai kurang dari 10,2 cm.
A B C D
I Pekerjaan Persiapan
1 Mobilisasi/Demobilisasi Peralatan dan Personil
2 Pembuatan Direksi Keet
3 Pembuatan Papan/Dokumentasi Proyek
II Pembangunan Akses Jalan Opeasional ke TPA
1 Land Clearing
2 Penyebaran dan Pemadatan Base Couses
3 Penyebaran dan Pemadatan Line Stone
4 Penyebaran dan Pemadatan Pasir
5 Pemberian Layer (Besi Wiremesh )
6 Konstrusi Beton K350
III Pekerjaan Drainase
1 Pekerjaan Saluran Drainase Jalan Akses Menuju TPA
2 Pekerjaan Saluran Drainase Sekeliling Lahan TPA
3 Pekerjaan Saluran Drainase Sekeliling Landfill/Cell
IV Pembangunan Zona Landfill/Cell
Pembangunan Landfill/Cell Zona I
1 Land Clearing
Pek. Galian Tanah Pembentukan Blok Landfill (Mekanik)
Pek. Urugan Tanah PembentukanTanggul Blok Landfill (Mekanik)
2 Penggalian Jaringan Pipa Pengumpul Air Lindi
Pek. Pembersihan, Pemadatan dan Perataan tanah dasar
Dilakukan Pengecekan Leveling
3 Pemasangan Geomembrane
Pek. Pemasangan dan Penyambungan Geomembrane
4 Pemasangan Geotekstil
Pek. Lapisan Pemasangan dan Penyambungan Geotextile
5 Pemasangan Pipa Jaringan Pengumpul Air Lindi
Pek. Pemasangan Pipa Lindi Perforated (Pipa Berlubang) dan Urugan Lapisan Gravel
6 Pengurugan Tanah Merah/Lempung (Cover)
7 Pekerjaan Galian Untuk Pemasangan Angkur
Pembangunan Landfill Zona II
Pembangunan Landfill Zona III
Pembangunan Landfill Zona IV
V Pekerjaan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pendukung
1 Pembangunaan Pintu Gerbang TPA
2 Pembangunan Pos Jaga TPA
3 Pekerjaan Bangunan Kantor TPA
4 Pembangunan Jembatan Timbang
5 Bangunaan Cuci Truck (Car Wash )
6 Bangunan Laboratorium
7 Pekerjaan Pembangunan Bengkel dan Gudang
VI PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAH LINDI
1 Pekerjaan Pembuatan Kolam Anaeorobik
2 Pekerjaan Pembuatan Kolam Fakultatif
3 Pekerjaan Pembuatan Kolam Maturasi
4 Pekerjaan Kolam Peresapan (wet Land)
5 Pekerjaan Pembuatan Bak Chloor
6 Pekrjaan Pagar BRC Keliling Kolam
7 Pekerjaan Paving Keliling Kolam
8 Pekerjaan Jembatan Timbang
VII Pekerjaan Sumur Monitoring
Page 50
VIII Pekerjaan Pembuatan Buffer Zone
IX Pekerjaan Pagar Keliling Lahan dan PJU
Page 52
BANTUAN TEKNIS PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
PENGOLAHAN SAMPAH WILAYAH TIMUR DAN BARAT
1. Kolom B : Uraian pekerjaan sudah sesuai dengan
kegiatan di TPA.
2. Kolom C-G : Tanda diberikan bila
sub item pekerjaan tersebut dilakukan.
3. Kolom H-I: Kolom ini diisi dengan
memberikan tanda sesuai dengan uraian
pekerjaan pada Kolom B.
4. Kolom J : Kolom ini menerangkan alasan tidak
dilakukannya item pekerjaan pada Kolom B.
HASIL UJI
Page 56
BANTUAN TEKNIS PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
PENGOLAHAN SAMPAH WILAYAH TIMUR DAN BARAT
Formuntuk asisten Provinsi
FORM 3
CEKLIST MUTU / KUALITAS
HASIL UJI
Page 57
BANTUAN TEKNIS PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
PENGOLAHAN SAMPAH WILAYAH TIMUR DAN BARAT
7. Kolom B : Uraian pekerjaan sudah sesuai dengan
kegiatan di TPA
8. Kolom C-L : Kolom ini diisi dengan
memberikan tanda sesuai dengan uraian
pekerjaan pada Kolom B.
9. Kolom M : Kolom ini menerangkan jika sub item
pekerjaan tersebut tidak dilakukan.
1 Uraian pekerjaan dan Volume diisi berdasarkan Jadwal Pelaksanaan dan Kurva S yang dibuat Kontraktor Tujuan : Untukmengetahui rencanadanrealisasi kemajuanpekerjaan(progress)
2 Bobot Pekerjaan (%) dihitung dari Harga Pekerjaan : Total Pekerjaan x 100% Output :
3 Bobot Mingguan Pekerjaan dihitung dari Bobot Pekerjaan : Jumlah Minggu pelaksanaan
PROGRES REALISASI
Page 61
BANTUAN TEKNIS PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
PENGOLAHAN SAMPAH WILAYAH TIMUR DAN BARAT
1. Kolom A : Diisi sesuai
dengan nomor urut uraian pekerjaan
2. Kolom B : Diisi sesuai
dengan uraian pekerjaan yang tercantum di
dalam kontrak.
3. Kolom C : Diisi sesuai
dengan nilai / harga pekerjaan yang tercantum
di dalam kontrak.
4. Kolom D : Diisi Bobot (%) yang
merupakan hasil perhitungan nilai pekerjaan
dibagi total pekerjaan dikali 100%
5. Kolom E : Kolom ini diisi
sesuai dengan progres fisik (%) yang telah
terbangun di lapangan pada saat kunjungan
pertama
6. Kolom F - AG : Kolom ini diisi
sesuai dengan progress rencana yang diisi
oleh kontraktor / pelaksana di lapangan.
7. Kolom F - AG
(kuning/abu) : Kolom ini
diisi sesuai dengan bobot
yang progress realisasi di
lapangan
8. Kolom AH : Kolom ini apabila
ada hal-hal yang perlu dilaporkan terkait
progress di lapangan.
9. Kolom F AG (REALISASI
MINGGU INI):
Kolom ini diisi apabila rincian progress pada isian nomor 7 diatas
tidak ada. Diisi dengan progress mingguan di lapangan.