Anda di halaman 1dari 11

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PENGAWASAN PEMBANGUNAN IPLT KAB. KAMPAR


TAHUN ANGGARAN 2020

Kementerian/ Lembaga : Kementerian Pekerjaan Umum


Unit Eselon I/ II : Direktorat Jenderal Cipta Karya
Program : Pengembangan PLP
Kegiatan : Pengawasan Pembangunan IPLT Kab. Kampar
Jenis Keluaran (output) : Buku Laporan
Volume Keluaran (output) : 1
Satuan Ukur Keluaran (output) : 1 buku laporan

1. LATAR BELAKANG

Pertambahan penduduk yang semakin meningkat dan membawa konsekuansi logis meningkatnya jumlah
pencemaran air tanah dan tanah oleh air limbah permukiman, maka Pembangunan Prasarana dan Sarana Air
Limbah diarahkan kepada Pembangunan penyelenggaraan secara terpadu efektif, efisiensi dan ekonomis
dengan memprioritaskan optimasi terhadap sistim yang ada atau dilakukan penyesuaian akibat bertambah
luas kawasan permukiman sehingga dapat menciptakan lingkungan yang bersih sehat dan aman.
Di pihak lain, adanya tuntutan akan permukiman yang bersih dan sehat, dan upaya pemenuhan target SDGs
mengakibatkan kebutuhan akan pelayanan air limbah tetap harus diperhatikan. Peningkatan pelayanan
pengelolaan air limbah seringkali dilakukan tanpa suatu kebijakan dan perencanaan, erat kaitannya dengan
permasalahan sanitasi lingkungan oleh karena untuk pembuangan air limbah pada umumnya masih jarang
dilakukan secara rutin dan teratur sehingga pada saat musim hujan tiba lebih awal dapat mengakibatkan
pencemaran air tanah/air baku.
Dapat dipahami bahwa kondisi pengelolaan air limbah semakin memburuk dengan adanya masa transisi ke
otonomi daerah sehingga pendanaan masih kurang diprioritas dalam alokasi penadanaan Daerah sedangkan
permasalahan limbah semakin membutuhkan penanganan yang serius. Dengan latar belakang kondisi
permasalahan yang ada, untuk meningkatkan kondisi pengelolaan air limbah diperlukan suatu perencanaan,
pembangunan serta pengawasan yang memadai dan terarah baik aspek teknik maupun manajemen.
Dengan demikian pelayanan air limbah untuk Pembuangan yang baik merupakan hal yang harus dan
seharusnya ditingkatkan sampai mencapai pelayanan yang minimal mencapai kategori “ Bersih, Sehat dan
Produktif ”.
Menanggapi hal tersebut maka diperlukan adanya Pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan fisik dalam
bentuk kegiatan Pengawasan Prasarana & Sarana Air Limbah yang bertujuan untuk mendapatkan hasil
peningkatan konsultan pengawasan yang yang komprehensif, efektif dan efisien melalui suatu rancangan
rinci optimal dalam arti rancangan yang efektif dan efisien dan telah mempertimbangkan berbagai aspek, baik
teknis dan non teknis. Dalam kaitannya untuk mengawasi kegiatan fisik maka perlu adanya pengawas yang
akan membantu kelancaran proses pembangunan di daerah yang mendapat bantuan ini. Untuk
meningkatkan kualitas pelaksanaan fisik pada kawasan tersebut maka perlu ditingkatkan pengawasan dan
pembinaan teknisnya.

2. DASAR HUKUM

Dasar hukum dari pelaksanaan kegiatan ini adalah :


1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;

2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;

4. Permen LHK No. 68 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik;

5. Permen PUPR No. 4 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan SPALD.

3. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Maksud diadakannya Pekerjaan Pengawasan adalah untuk membantu proses pelaksanaan
Pekerjaan Fisik secara optimal dengan menempatkan tenaga-tenaga ahli pengawasan dilapangan
sesuai kebutuhan dan kompleksitas pekerjaan.
2. Tujuannya adalah agar tercapainya hasil pelaksanaan Kegiatan Infrastruktur Air Limbah yang
sesuai dengan target, baik dari segi kualitas, kuantitas biaya yang mengacu kepada ketentuan yang
berlaku.

4. SASARAN

Sasaran dari pelaksanaan kegiatan ini adalah :


1. Tersedianya kegiatan pengawasan pelaksanaan Pekerjaan Pengawasan Pembangunan IPLT Kab.
Kampar
2. Tersusunnya laporan pelaksanaan kegiatan dari pekerjaan Pengawasan tersebut sesuai dengan
rencana.

5. PENERIMA MANFAAT

Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah pemerintah daerah (kabupaten/kota) dan Masyarakat.

6. STRATEGI PENCAPAIAN

1. Metode Pelaksanaan
Konsultan Pengawasan harus membuat uraian kegiatan secara terinci yang sesuai dengan setiap bagian
pekerjaan Pengawasan pelaksanaan yang dihadapi dilapangan yang secara garis besar adalah sebagai
berikut :
1. Pekerjaan persiapan
a) Menyusun program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pekerjaan Pengawasan
b) Memeriksa dan menyetujui Time Schedule / Bar Chart, S-Curve / Network Planning yang diajukan oleh
kontraktor untuk selanjutnya diteruskan kepada PPK untuk mendapat persetujuan.

2. Pekerjaan Teknis Pengawasan Lapangan


a) Melaksanakan pekerjaan Pengawasan secara umum, Pengawasan lapangan, koordinasi dan
inspeksi kegiatan-kegiatan pembangunan agar pelaksanaan teknis maupun administrasi teknis yang
dilakukan dapat secara terus menerus sampai dengan pekerjaan diserahkan.
b) Mengawasi kebenaran metoda pelaksanaan, ukuran, kualitas dan kuantitas dari bahan atau
komponen bangunan, komposisi campuran, peralatan dan perlengkapan selama pekerjaan
pelaksanaan dilapangan atau ditempat kerja lainnya.
c) Mengawasi kemajuan pelaksanaan dan mengambil tindakan yang tepat dan cepat, agar batas waktu
pelaksanaan minimal sesuai dengan jadual yang ditetapkan.
d) Memberikan masukan pendapat teknis tentang penambahan atau pengurangan pekerjaan yang
dapat mempengaruhi biaya dan waktu pekerjaan serta berpengaruh pada ketentuan kontrak untuk
mendapatkan persetujuan dari PPK.
e) Memberikan petunjuk, perintah sejauh tidak mengenai pengurangan dan penambahan biaya dan
waktu pekerjaan serta tidak menyimpang dari kontrak, setelah mendapat persetujuan PPK
f) Memberhentikan pelaksanaan pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi dalam dokumen
kontrak, menolak bahan yang tidak memenuhi spesifikasi.
g) Memberikan bantuan dan petunjuk kepada kontraktor dalam melakukan sosialisasi dengan
masyarakat dan aparat pemerintah serta mengusahakan perijinan sehubungan dengan pelaksanaan
pembangunan.
h) Memberikan bimbingan / petunjuk kepada kontraktor dalam hal tahapan / metoda pelaksanaan agar
hasil pelaksanaan memenuhi spesifikasi yang ditentukan oleh PPK.

3. Konsultasi
a) Melakukan Konsultasi bersama PPK untuk membahas segala masalah dan persoalan yang timbul
selama pembangunan.
b) Mengadakan rapat lapangan secara berkala dengan PPK, sedikitnya satu kali dalam sebulan,
dengan tujuan untuk membicarakan masalah dan persoalan yang timbul dalam pelaksanaan, untuk
kemudian membuat risalah rapat dan mengirimkannya kepada semua pihak yang bersangkutan,
serta sudah diterima paling lambat 1 minggu kemudian.
c) Mengadakan rapat diluar jadual rutin tersebut apabila dianggap mendesak.
4. Laporan
a) Memberikan laporan dan pendapat teknis administrasi dan teknis kepada PPK mengenai volume,
prosentasi dan nilai bobot bagian-bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh kontraktor.
b) Melaporkan kemajuan pekerjaan yang nyata dilaksanakan, dan dibandingkan dengan jadual yang
telah disetujui.
c) Melaporkan hasil pemeriksaan bahan-bahan bangunan yang dipakai, jumlah tenaga kerja dan alat
yang digunakan.
d) Memeriksa gambar-gambar kerja tambahan yang dibuat oleh kontraktor terutama yang
mengakibatkan tambah atau berkurangnya pekerjaan, dan juga perhitungan serta gambar yang
dibuat oleh pemborong (Shop Drawings).

5. Dokumen
a) Menerima dan menyiapkan Berita Acara sehubungan dengan penyelesaian pekerjaan dilapangan
serta untuk keperluan pembayaran angsuran.
b) Memeriksa daftar volume dan nilai pekerjaan, serta penambahan atau pengurangan pekerjaan guna
keperluan pembayaran.

2. Ruang Lingkup pekerjaan


Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh konsultan Pengawasan adalah berpedoman pada ketentuan
yang berlaku serta Gambar Kerja, Perincian Penawaran, Rencana Kerja dan Syarat-Syarat yang merupakan
satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Kontrak Pemborongan Jasa Konstruksi.

a. Lingkup kegiatan tersebut antara lain meliputi :


a) Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan kontruksi yang akan dijadikan dasar dalam
Pengawasan pekerjaan di lapangan.
b) Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan, serta mengawasi ketetapan
waktu, dan biaya pekerjaan kontruksi.
c) Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas, dan laju pencapaian
volume/ realisasi fisik.
d) Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan persoalan yang terjadi selama
pekerjaan konstruksi.
e) Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat laporan mingguan dan bulanan
pekerjaan Pengawasan, dengan masukan hasil rapat-rapat lapangan, laporan harian, mingguan dan
bulanan pekerjaan konstruksi yang dibuat Pelaksana Konstruksi;
f) Meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (shop drawings) yang diajukan oleh kontraktor.
g) Meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan di lapangan (As Built Drawings) sebelum serah terima I
(pertama).
h) Menyusun daftar cacat/kerusakan sebelum serah terima I, mengawasi perbaikannya pada masa
pemeliharaan, dan menyusun laporan akhir pekerjaan Pengawasan.
i) Menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan untuk pembayaran angsuran, pemeliharaan
pekerjaan, dan serah terima pertama dan kedua pekerjaan kontruksi.
j) Bersama Penyedia Jasa Perencana menyusun petunjuk pemeliharaan dan penggunaan infrastruktur
yang dibangun.

b. Lokasi kegiatan

Lokasi kegiatan Pengawasan adalah di Kab. Kampar.

c. Data dan fasilitas penunjang


1). Untuk melaksanakan tugasnya, Konsultan Pengawasan harus mencari sendiri informasi yang
dibutuhkan selain dari informasi yang diberikan oleh PPK termasuk melalui Kerangka Acuan Kerja (KAK)
ini.
2) Informasi Pengawasan antara lain:
a) Dokumen pelaksanaan yaitu ;
- Gambar-gambar pelaksanaan
- Rencana Kerja dan Syarat-syarat
- Berita Acara Aanwijzing sampai dengan penunjukan pemborong
- Dokumen Kontrak Pelaksanaan/Pemborong.
b) Bar Chart dan S – Curve / Network Planning dari pekerjaan yang dibuat oleh Kontraktor Konstruksi
(setelah disetujui).
c) Kerangka Kerja Acuan (KAK) Pengawasan.
d) Peraturan-peraturan, standar dan pedoman yang berlaku untuk pekerjaan Pengawasan teknis
konstruksi, termasuk petunjuk teknis simak Pengawasan mutu pekerjaan, dan lain-lain.
e) Informasi lainnya.

7. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Jangka waktu pelaksanan pekerjaan secara kontraktual selama 180 (seratus delapan puluh) hari
kalender, dan secara tanggung jawab Konsultan Pengawasan melaksanakan tugas sampai dengan serah
terima pekerjaan pelaksanaan Konstruksi.

8. TENAGA AHLI
a. Kualifikasi Tenaga Ahli
Untuk mencapai hasil yang diharapkan, Pihak konsultan pengawasan harus menyediakan tenaga-
tenaga ahli dalam suatu struktur organisasi Konsultan Pengawas untuk menjalankan kewajibannya
sesuai dengan lingkup jasa yang tercantum dalam KAK ini yang bersetifikat dan disetujui oleh Pemberi
Tugas. Struktur organisasi serta daftar tenaga ahli beserta kualifikasinya, minimal sebagai berikut :
JML PENGALAMAN
NO. JABATAN KEAHLIAN KUALIFIKASI
(ORG) MINIMAL
Supervision Engineer/
SKA Madya Ahli
1. Team Leader/ Ahli 1 S1-T.lingkungan 3 Tahun
Teknik Lingkungan
Teknik Lingkungan
SKA Muda Ahli
Quality Engineer/ Ahli
2. Teknik Sanitasi 1 S1-T. Sipil 3 Tahun
Teknik Sipil
dan Limbah
Quantity Engineer/ Ahli SKA Muda Ahli S1-T. Sipil/ T.
3. 1 3 Tahun
Teknik Geodesi Geodesi Geodesi
Inspection Engineer
(IE) Bidang Sanitasi SKA Muda Ahli
4. 1 S1-T.lingkungan 3 Tahun
dan Air Limbah/ Ahli Teknik Lingkungan
Teknik Lingkungan

b. Tugas Dan Kewajiban Tenaga Ahli


1) Tugas dan kewajiban Supervision Engineer mencakup hal-hal sebagai berikut:
a) Mengkoordinasikan seluruh tenaga ahli pengawasan konstruksi untuk setipa pelaksanaan
pengukuran/rekayasa lapangan yang dilakukan Pelaksana dan menyampaikan laporan
kepada PPK sehingga dapat dilakukan dengan cepat keputusan-keputusan yang diperlukan,
termasuk untuk pekerjaan utama serta rekayasa terperinci lainnya;
b) Mengkoordinasikan seluruh tenaga ahli pengawasan konstruksi secara teratur dan memeriksa
pekerjaan pada smeua lokasi di lapangan dimana pekerjaan kosntruksi sedang dilaksanakan
serta memberi penjelasan tertulis kepada Pelaksana mengenai apa yang sebenarnya dituntut
dalam pekerjaan tersebut, bila dalam kontrak hanya dinyatakan secara umum;
c) Memastikan bahwa pelaksana memahami Dokumen Kontrak secara benar, melaksanakan
pekerjaannya sesuai dengan spesifikasi serta gambar-gambar, dan pelaksana menerapkan
teknik pelaksanaan konstruksi yang tepat/cocok dengan keadaan lapangan untuk berbagai
macam kegiatan pekerjaan;
d) Membuat rekomendasi kepada PPK untuk menerima atau menolak pekerjaan dan material;
e) Mengkoordinasikan pencatatan kemajuan pekerjaan setiap hari yang dicapai Pelaksana pada
lembar kemajuan pekerjaan (progress schedule) yang telah disetujui;
f) Memonitor dan mengevaluasi secara seksama kemajuan dari semua pekerjaan dan
melaporkannya segera/tepat waktu kepada PPK bila kemajuan pekerjaan terlambat
sebagaimana tercantum pada buku Spesifikasi Umum dan hal itu benar-benar berpengaruh
terhadap jadwal penyelesaian yang direncanakan. Dalam hal demikian, maka Supervision
Engineer juga membuat rekomendasi secara tertulis bagaimana caranya untuk mengejar
keterlambatan tersebut;
g) Memeriksa dengan teliti semua kuantitas hasil pengukuran setiap pekerjaan yang telah
selesai yang disampaikan oleh Quantity Engineer;
h) Menjamin bahwa sebelum pelaksana diijinkan untuk melaksanakan pekerjaan berikutnya,
maka pekerjaan-pekerjaan sebelumnya yang akan tertutup atau menjadi tidak tampak harus
diperiksa/diuji dan sudah memenuhi persyaratan dalam Dokumen Kontrak;
i) Memeberi rekomendasi kepada PPK menyangkut mutu dna jumlah pekerjaan yang telah
selesai dan memeriksa kebenaran dari setiap bukti pembayaran bulanan Pelaksana;
j) Mengkoordinasikan perhitungan dan pembuatan sketsa-sketsa yang benar untuk bahan PPK
pada setiap lokasi pekerjaan;
k) Mengawasi dan memeriksa pembuatan Gambar Sebenarnya Terbangun/Terpasang (as-built
drawings) dan mengupayakan agar semua gambar tersebut dapat diselesaikan sebelum
Penyerahan Pertama Pekerjaan (PHO);
l) Memeriksa dengan teliti/seksama setiap gambar-gambar kerja dan analisa/perhitungan
konstruksi dan kuantitasnya, yang dibuat oleh Pelaksana sebelum pelaksanaan;
m) Melakukan inspeksi secara teratur dan memeriksa pekerjaan pada semua lokasi pekerjaan
dalam kontrak membuat laporan kepada PPK tehadap hasil inspeksi lapangan;
n) Memberi rekomendasi kepada PPK hasil penjaminan mutu dan keluaran hasil pekerjaan serta
pemenuhan tingkat layanan jalan terkait dengan usulan pembayaran yang diajukan
Pelaksana;
o) Mengkoordinasikan pembuatan lapora-laporan yang mengenai kemajuan fisik dang keuangan
proyek yang ada dibawah wewenangnya dan menyerahkan kepada PPK serta instansi lain
yang terkait tepat pada waktunya; dan
p) Menyusun/memelihara arsip korespodensi kegiatan, laporan harian, laporan mingguan, bagan
kemajuan pekerjaan, pengukuran pembayaran, laporan pemenuhan tingkat layanan jalan,
dan lainnya.

2) Tugas dan kewajiban Inspection Engineer (IE) mencakup hal-hal sebagai berikut:
a) Memeriksa kesesuaian antara gambar perencanaan dengan pelaksanaan di lapangan;
b) Mengharuskan Pelaksana untuk melaksanakan peraturan tentang keamanan dan
keselamatan kerja;
c) Memantau hasil pekerjaan serta cara pelaksanaan yang dijalankan Pelaksana;
d) Memberi instruksi kepada Pelaksana, bila cara pelaksana dinilai tidak benar atau
membahayakan. Dalam segala hal, smeua instruksi harus dicatat dalam buku harian (log
book) serta segera memberi tahu kepada Supervision Engineer;
e) Mencatat keadaan pekerjaan serta semua perubahan dan penyimpangan dari perencanaan
(pada lembar gambar Kemajuan Pekerjaan); dan
f) Memeriksa dan menyetujui laporan harian yang dibuat oleh Pelaksana.
3) Tugas dan Kewajiban Quality Engineer terdiri atas:
a) Memeriksa, mengawasi dan melakukan pengujian terhadap pekerjaan, material dan peralatan
yang ditempatkan di lapangan apakah sesuai dengan gambar dan spesifikasi;
b) Melakukan pengawasan yang seksama atas pemasangan, pengaturan dan penempatan
peralatan laboraturium lapangan pelaksana serta memantau alat-alat pengujian sebelum
pekerjaan konstruksi dimulai, peralatan laboraturium yang ada sudah siap dioperasikan.
c) Melaksanakan pengawasan dari hari ke hari atas semua pekerjaan pengujian yang dikerjakan
oleh pelaksana dan tenaga-tenaganya dalam rangka pengendalian mutu material serta hasil
pekerjaannya, dan memberitahukan dengan segera secara tertulis kepada Supervision
Engineer tentang kekurangan-kekurangan yang dijumpai baik dalam prosedur pengujian yang
dipakai maupun setiap cacat yang terdapat pada material atau mutu pekerjaannya;
d) Menganalisa semua data hasil pengujian mutu pekerjaan serta menyerahkannya kepada
Supervision Engineer rekomendasi secara tertulis tentang disetujui atau ditolaknya material
dan hasil pekerjaan yang bersangkutan;
e) Mengawasi semua pelaksanaan pengujian di lapangan yang dilakukan oleh Pelaksana tidak
kurang dari syarat minimum yang ditetapkan spesifikasi;
f) Memeriksa semua material/bahan yang didatangkan kelokasi proyek sehingga sebelum
material tersebut digunakan sudah sesuai spesifikasi;
g) Menyerahkan kepada Supervision Engineer laporan bulanan mengenai semua hasil
pengujian yang diperoleh selama bulan sebelumnya, untuk diserahkan oleh Supervision
Engineer kepada PPK, Laporan tersebut berisikan semua data laboraturium serta pengujian
dilapangan berikut risalah/kesimpulan dari data yang ada;
h) Menyiapkan format laporan penjaminan mutu pekerjaan, pengujian hasil pekerjaan dan
kriteria penerimaan pekerjaan;
i) Melakukan monitoring pekerjaan dilapangan terkait dengan pemenuhan mutu pekerjaan;
j) Verifikasi dan validasi data mutu bahan, jumlah benda uji mutu dan mutu keluaran pekerjaan
telah memenuhi persyaratan teknis;
k) Membuat rekomendasi terhadap ketidaksesuaian mutu pekerjaan (jika ada) dan tidak lanjut
penanganannya, guna pencegahan ketidaksesuaian; dan
l) Memberikan panduan dilapngan bagi personil pelaksana mengenai metodologi pengujian
mutu bahan dan pekerjaan (jika diperluka).

4) Tugas dan kewajiban Quantity Engineer terdiri atas:


a) Melakukan survei yang diperlukan untuk memeriksa pekerjaan dan volume pekerjaan yang
telah dilaksanakan;
b) Membuat catatan/laporan harian tentang kemajuan pekerjaan di lapangan, serta selalu
memberikan informasi tentang rincian pekerjaan kepada Supervision Engineer,
c) Menghitung kembali kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;
d) Setiap saat mengikuti petunjuk teknis dan nasihat dari Supervision Engineer dalam
melaksanakan tugas-tugasnya serta bekerjasama dengan Quality Engineer untuk
menyesuaikan metoda pelaksanaan di lapangan dengan di laboratorium;
e) Melakukan pengawasan di lapangan secara terus menerus pada semua lokasi pekerjaan
konstruksi yang sedangan dilaksanakan, dan memberitahu dengan segera kapada
Supervision Engineer tentang semua pekerjaan yang tidak memenuhi/sesuai Dokumen
Kontrak;
f) Semua hasil pengamatan tersebut dilaporkan secara tertulis kepada Supervision Engineer
pada hari itu juga;
g) Secara terus menerus mengawasi, membuat catatan dan memeriksa semua hasil
pengukuran, perhitungan kuantitas dan bukti pembayaran serta menjamin bahwa
pembayaran terhadap pelaksana sudah benar dan sesuai dengan ketentuan dalam Dokumen
Kontrak;
h) Bersama-sama pelaksana setiap hari membuat ringkasan/risahal tentang kegiatan konstruksi,
keadaan cuaca, pengadaan material, jumlah dan keadaan tenaga kerja, peralatan yang
digunakan, jumlah pekerjaan yang telah diselesaikan, pengukuran dilapangan, kejadian-
kejadian khusus dan sebagainya dengan menggunakan formulir laporan standar (Laporan
Harian) yang harus diserahkan/dikirim kepada Supervision Engineer dan PPK setiap hari
setelah selesai kerja;
i) Melakukan pengawasan dilapangan secara terus menerus terhadap semua pekerjaan harian
(day work), termasuk membuat catatan mengenai peralatan, tenaga kerja dan bahan-bahan
yang digunakan pelaksana dalam melaksanakan pekerjaan harian tersebut;
j) Mengevaluasi prosedur kerja yang diajukan oleh Pelaksana dan evaluasi hasil pekerjaan
(performa pekerjaan) di lapangan;
k) Melakukan inspeksi lapangan terkait keluaran hasil pekerjaan;
l) Semua hasil inspeksi dan monitoring tersebut dilaporkan secara tertulis kepada Supervision
Engineer sebagai bahan masukan yang disampaikan kepada PPK;
m) Memeriksa dan melakukan pengukuran keluaran hasil pekerjaan, perhitungan bobot
pekerjaan terkait dengan usulan pembayaran serta menjamin bahwa pembayaran terhadap
dengan usulan pembayaran serta menjamin bahwa pembayaran terhadap Pelaksana sudah
benar dan sesuai dengan ketentuan dalam Dokumen Kontrak; dan
n) Membantu Supervision Engineer mengadakan pengukuran akhir secara keseluruhan dari
bagian pekerjaan yang telah diselesaikan dan mutunya memenuhi syarat.
9. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA.
Pengguna Jasa adalah Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman Provinsi Riau - Balai
Prasarana Permukiman Wilayah Riau.

10. SUMBER PENDANAAN

a. Biaya Konsultan Pengawasan


1) Besarnya biaya konsultan Pengawasan merupakan biaya tetap dan pasti.
2) Dalam Biaya Konsultan Pengawasan terdiri dari :
a) Biaya Langsung Personil (Remuneration);
b) Biaya Langsung Non Personil (Direct Reimbursable Cost);

b. Nilai dan Sumber Dana


Sumber dana untuk kegiatan ini adalah APBN TA 2020 sebesar Rp.350.000.000,- (Tiga Ratus Lima
Puluh Juta Rupiah), yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman
Provinsi Riau - Balai Prasarana Permukiman Wilayah Riau.

11. KELUARAN
Keluaran dari pekerjaan ini adalah terjaminnya pencapaian kualitas yang baik dari hasil Pembangunan
IPLT Kab. Kampar dengan efisien, tepat waktu dan tepat sasaran. Secara tertulis seluruh peranan
Konsultan Pengawasan dalam tiap proses pembangunan tersebut dituangkan dalam bentuk laporan
akuntabilitas kinerja, dan disampaikan kepada pengguna jasa.

12. PELAPORAN
Konsultan harus menyusun dan menyerahkan kepada Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman
Provinsi Riau - Balai Prasarana Permukiman Wilayah Riau, masing-masing 5 eksemplar laporan sebagai
berikut :
a. Laporan Mingguan
Berupa laporan singkat dibuat dengan menggunakan bentuk yang standar Kementerian Pekerjaan
Umum yang menunjukkan kemajuan fisik dan keuangan pekerjaan.Isi statistik yang utama dari laporan
mingguan tersebut harus dikirimkan langsung kepada PPK setiap minggunya sebanyak 2 eksemplar;
b. Laporan Bulanan
Berupa laporan singkat dibuat dengan menggunakan bentuk yang standar Kementerian Pekerjaan
Umum yang menunjukkan kemajuan fisik dan keuangan pekerjaan.Isi statistik yang utama dari laporan
bulanan tersebut harus dikirimkan langsung ke alamat yang ditentukan paling lambat 7 (tujuh) hari
dihitung dari akhir bulan sebanyak 2 eksemplar;
c. Laporan Akhir Pekerjaan (Final Report)
Pada periode menjelang berakhirnya pelayanan jasa konsultansi pada pekerjaan (setelah PHO),
konsultan harus mengirimkan ke Pengguna Jasa Laporan Akhir Pekerjaan sebanyak 5 eksemplar
yang berisikan ringkasan konstruksi yang telah dilaksanakan, rekomendasi untuk pemeliharaan yang
akan datang, segala permasalahan teknis yang muncul selama pelaksanaan, persoalan yang mungkin
akan timbul (bila ada) dan berbagai macam perbaikan yang diperlukan di masa yang akan datang oleh
Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman Provinsi Riau - Balai Prasarana Permukiman
Wilayah Riau.

13. PENUTUP
Setelah Kerangka Acuan Kerja ini diterima, konsultan hendaknya memeriksa semua bahan masukan
yang diterima dan mencari bahan masukan lain yang dibutuhkan. Berdasarkan bahan-bahan tersebut,
maka selanjutnya konsultan agar segera menyusun program kerja untuk dibahas dengan PPK.
Setelah mempelajari dan mendapat penjelasan tentang Pengarahan Penugasan ini dari Panitia
Pengadaan, konsultan agar segera membuat Usulan Teknis dan Biaya sesuai dengan Pengarahan
Penugasan KAK ini, dan disampaikan kepada Panitia Pengadaan dengan jadwal dan ketentuan
sebagaimana terlampir dalam KAK Pengawasan Pembangunan IPLT Kab. Kampar ini.

Pekanbaru, Desember 2019

PPK PENGEMBANGAN PLP


SATKER PELAKSANAAN PRASARANA PERMUKIMAN
PROVINSI RIAU

RIZA TAFTAZANI, ST
NIP. 19860318 201012 1 001

Anda mungkin juga menyukai