1. LATAR BELAKANG
Pertambahan penduduk yang semakin meningkat dan membawa konsekuansi logis meningkatnya jumlah
pencemaran air tanah dan tanah oleh air limbah permukiman, maka Pembangunan Prasarana dan Sarana Air
Limbah diarahkan kepada Pembangunan penyelenggaraan secara terpadu efektif, efisiensi dan ekonomis
dengan memprioritaskan optimasi terhadap sistim yang ada atau dilakukan penyesuaian akibat bertambah
luas kawasan permukiman sehingga dapat menciptakan lingkungan yang bersih sehat dan aman.
Di pihak lain, adanya tuntutan akan permukiman yang bersih dan sehat, dan upaya pemenuhan target SDGs
mengakibatkan kebutuhan akan pelayanan air limbah tetap harus diperhatikan. Peningkatan pelayanan
pengelolaan air limbah seringkali dilakukan tanpa suatu kebijakan dan perencanaan, erat kaitannya dengan
permasalahan sanitasi lingkungan oleh karena untuk pembuangan air limbah pada umumnya masih jarang
dilakukan secara rutin dan teratur sehingga pada saat musim hujan tiba lebih awal dapat mengakibatkan
pencemaran air tanah/air baku.
Dapat dipahami bahwa kondisi pengelolaan air limbah semakin memburuk dengan adanya masa transisi ke
otonomi daerah sehingga pendanaan masih kurang diprioritas dalam alokasi penadanaan Daerah sedangkan
permasalahan limbah semakin membutuhkan penanganan yang serius. Dengan latar belakang kondisi
permasalahan yang ada, untuk meningkatkan kondisi pengelolaan air limbah diperlukan suatu perencanaan,
pembangunan serta pengawasan yang memadai dan terarah baik aspek teknik maupun manajemen.
Dengan demikian pelayanan air limbah untuk Pembuangan yang baik merupakan hal yang harus dan
seharusnya ditingkatkan sampai mencapai pelayanan yang minimal mencapai kategori “ Bersih, Sehat dan
Produktif ”.
Menanggapi hal tersebut maka diperlukan adanya Pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan fisik dalam
bentuk kegiatan Pengawasan Prasarana & Sarana Air Limbah yang bertujuan untuk mendapatkan hasil
peningkatan konsultan pengawasan yang yang komprehensif, efektif dan efisien melalui suatu rancangan
rinci optimal dalam arti rancangan yang efektif dan efisien dan telah mempertimbangkan berbagai aspek, baik
teknis dan non teknis. Dalam kaitannya untuk mengawasi kegiatan fisik maka perlu adanya pengawas yang
akan membantu kelancaran proses pembangunan di daerah yang mendapat bantuan ini. Untuk
meningkatkan kualitas pelaksanaan fisik pada kawasan tersebut maka perlu ditingkatkan pengawasan dan
pembinaan teknisnya.
2. DASAR HUKUM
2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
4. Permen LHK No. 68 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik;
4. SASARAN
5. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah pemerintah daerah (kabupaten/kota) dan Masyarakat.
6. STRATEGI PENCAPAIAN
1. Metode Pelaksanaan
Konsultan Pengawasan harus membuat uraian kegiatan secara terinci yang sesuai dengan setiap bagian
pekerjaan Pengawasan pelaksanaan yang dihadapi dilapangan yang secara garis besar adalah sebagai
berikut :
1. Pekerjaan persiapan
a) Menyusun program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pekerjaan Pengawasan
b) Memeriksa dan menyetujui Time Schedule / Bar Chart, S-Curve / Network Planning yang diajukan oleh
kontraktor untuk selanjutnya diteruskan kepada PPK untuk mendapat persetujuan.
3. Konsultasi
a) Melakukan Konsultasi bersama PPK untuk membahas segala masalah dan persoalan yang timbul
selama pembangunan.
b) Mengadakan rapat lapangan secara berkala dengan PPK, sedikitnya satu kali dalam sebulan,
dengan tujuan untuk membicarakan masalah dan persoalan yang timbul dalam pelaksanaan, untuk
kemudian membuat risalah rapat dan mengirimkannya kepada semua pihak yang bersangkutan,
serta sudah diterima paling lambat 1 minggu kemudian.
c) Mengadakan rapat diluar jadual rutin tersebut apabila dianggap mendesak.
4. Laporan
a) Memberikan laporan dan pendapat teknis administrasi dan teknis kepada PPK mengenai volume,
prosentasi dan nilai bobot bagian-bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh kontraktor.
b) Melaporkan kemajuan pekerjaan yang nyata dilaksanakan, dan dibandingkan dengan jadual yang
telah disetujui.
c) Melaporkan hasil pemeriksaan bahan-bahan bangunan yang dipakai, jumlah tenaga kerja dan alat
yang digunakan.
d) Memeriksa gambar-gambar kerja tambahan yang dibuat oleh kontraktor terutama yang
mengakibatkan tambah atau berkurangnya pekerjaan, dan juga perhitungan serta gambar yang
dibuat oleh pemborong (Shop Drawings).
5. Dokumen
a) Menerima dan menyiapkan Berita Acara sehubungan dengan penyelesaian pekerjaan dilapangan
serta untuk keperluan pembayaran angsuran.
b) Memeriksa daftar volume dan nilai pekerjaan, serta penambahan atau pengurangan pekerjaan guna
keperluan pembayaran.
b. Lokasi kegiatan
8. TENAGA AHLI
a. Kualifikasi Tenaga Ahli
Untuk mencapai hasil yang diharapkan, Pihak konsultan pengawasan harus menyediakan tenaga-
tenaga ahli dalam suatu struktur organisasi Konsultan Pengawas untuk menjalankan kewajibannya
sesuai dengan lingkup jasa yang tercantum dalam KAK ini yang bersetifikat dan disetujui oleh Pemberi
Tugas. Struktur organisasi serta daftar tenaga ahli beserta kualifikasinya, minimal sebagai berikut :
JML PENGALAMAN
NO. JABATAN KEAHLIAN KUALIFIKASI
(ORG) MINIMAL
Supervision Engineer/
SKA Madya Ahli
1. Team Leader/ Ahli 1 S1-T.lingkungan 3 Tahun
Teknik Lingkungan
Teknik Lingkungan
SKA Muda Ahli
Quality Engineer/ Ahli
2. Teknik Sanitasi 1 S1-T. Sipil 3 Tahun
Teknik Sipil
dan Limbah
Quantity Engineer/ Ahli SKA Muda Ahli S1-T. Sipil/ T.
3. 1 3 Tahun
Teknik Geodesi Geodesi Geodesi
Inspection Engineer
(IE) Bidang Sanitasi SKA Muda Ahli
4. 1 S1-T.lingkungan 3 Tahun
dan Air Limbah/ Ahli Teknik Lingkungan
Teknik Lingkungan
2) Tugas dan kewajiban Inspection Engineer (IE) mencakup hal-hal sebagai berikut:
a) Memeriksa kesesuaian antara gambar perencanaan dengan pelaksanaan di lapangan;
b) Mengharuskan Pelaksana untuk melaksanakan peraturan tentang keamanan dan
keselamatan kerja;
c) Memantau hasil pekerjaan serta cara pelaksanaan yang dijalankan Pelaksana;
d) Memberi instruksi kepada Pelaksana, bila cara pelaksana dinilai tidak benar atau
membahayakan. Dalam segala hal, smeua instruksi harus dicatat dalam buku harian (log
book) serta segera memberi tahu kepada Supervision Engineer;
e) Mencatat keadaan pekerjaan serta semua perubahan dan penyimpangan dari perencanaan
(pada lembar gambar Kemajuan Pekerjaan); dan
f) Memeriksa dan menyetujui laporan harian yang dibuat oleh Pelaksana.
3) Tugas dan Kewajiban Quality Engineer terdiri atas:
a) Memeriksa, mengawasi dan melakukan pengujian terhadap pekerjaan, material dan peralatan
yang ditempatkan di lapangan apakah sesuai dengan gambar dan spesifikasi;
b) Melakukan pengawasan yang seksama atas pemasangan, pengaturan dan penempatan
peralatan laboraturium lapangan pelaksana serta memantau alat-alat pengujian sebelum
pekerjaan konstruksi dimulai, peralatan laboraturium yang ada sudah siap dioperasikan.
c) Melaksanakan pengawasan dari hari ke hari atas semua pekerjaan pengujian yang dikerjakan
oleh pelaksana dan tenaga-tenaganya dalam rangka pengendalian mutu material serta hasil
pekerjaannya, dan memberitahukan dengan segera secara tertulis kepada Supervision
Engineer tentang kekurangan-kekurangan yang dijumpai baik dalam prosedur pengujian yang
dipakai maupun setiap cacat yang terdapat pada material atau mutu pekerjaannya;
d) Menganalisa semua data hasil pengujian mutu pekerjaan serta menyerahkannya kepada
Supervision Engineer rekomendasi secara tertulis tentang disetujui atau ditolaknya material
dan hasil pekerjaan yang bersangkutan;
e) Mengawasi semua pelaksanaan pengujian di lapangan yang dilakukan oleh Pelaksana tidak
kurang dari syarat minimum yang ditetapkan spesifikasi;
f) Memeriksa semua material/bahan yang didatangkan kelokasi proyek sehingga sebelum
material tersebut digunakan sudah sesuai spesifikasi;
g) Menyerahkan kepada Supervision Engineer laporan bulanan mengenai semua hasil
pengujian yang diperoleh selama bulan sebelumnya, untuk diserahkan oleh Supervision
Engineer kepada PPK, Laporan tersebut berisikan semua data laboraturium serta pengujian
dilapangan berikut risalah/kesimpulan dari data yang ada;
h) Menyiapkan format laporan penjaminan mutu pekerjaan, pengujian hasil pekerjaan dan
kriteria penerimaan pekerjaan;
i) Melakukan monitoring pekerjaan dilapangan terkait dengan pemenuhan mutu pekerjaan;
j) Verifikasi dan validasi data mutu bahan, jumlah benda uji mutu dan mutu keluaran pekerjaan
telah memenuhi persyaratan teknis;
k) Membuat rekomendasi terhadap ketidaksesuaian mutu pekerjaan (jika ada) dan tidak lanjut
penanganannya, guna pencegahan ketidaksesuaian; dan
l) Memberikan panduan dilapngan bagi personil pelaksana mengenai metodologi pengujian
mutu bahan dan pekerjaan (jika diperluka).
11. KELUARAN
Keluaran dari pekerjaan ini adalah terjaminnya pencapaian kualitas yang baik dari hasil Pembangunan
IPLT Kab. Kampar dengan efisien, tepat waktu dan tepat sasaran. Secara tertulis seluruh peranan
Konsultan Pengawasan dalam tiap proses pembangunan tersebut dituangkan dalam bentuk laporan
akuntabilitas kinerja, dan disampaikan kepada pengguna jasa.
12. PELAPORAN
Konsultan harus menyusun dan menyerahkan kepada Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman
Provinsi Riau - Balai Prasarana Permukiman Wilayah Riau, masing-masing 5 eksemplar laporan sebagai
berikut :
a. Laporan Mingguan
Berupa laporan singkat dibuat dengan menggunakan bentuk yang standar Kementerian Pekerjaan
Umum yang menunjukkan kemajuan fisik dan keuangan pekerjaan.Isi statistik yang utama dari laporan
mingguan tersebut harus dikirimkan langsung kepada PPK setiap minggunya sebanyak 2 eksemplar;
b. Laporan Bulanan
Berupa laporan singkat dibuat dengan menggunakan bentuk yang standar Kementerian Pekerjaan
Umum yang menunjukkan kemajuan fisik dan keuangan pekerjaan.Isi statistik yang utama dari laporan
bulanan tersebut harus dikirimkan langsung ke alamat yang ditentukan paling lambat 7 (tujuh) hari
dihitung dari akhir bulan sebanyak 2 eksemplar;
c. Laporan Akhir Pekerjaan (Final Report)
Pada periode menjelang berakhirnya pelayanan jasa konsultansi pada pekerjaan (setelah PHO),
konsultan harus mengirimkan ke Pengguna Jasa Laporan Akhir Pekerjaan sebanyak 5 eksemplar
yang berisikan ringkasan konstruksi yang telah dilaksanakan, rekomendasi untuk pemeliharaan yang
akan datang, segala permasalahan teknis yang muncul selama pelaksanaan, persoalan yang mungkin
akan timbul (bila ada) dan berbagai macam perbaikan yang diperlukan di masa yang akan datang oleh
Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman Provinsi Riau - Balai Prasarana Permukiman
Wilayah Riau.
13. PENUTUP
Setelah Kerangka Acuan Kerja ini diterima, konsultan hendaknya memeriksa semua bahan masukan
yang diterima dan mencari bahan masukan lain yang dibutuhkan. Berdasarkan bahan-bahan tersebut,
maka selanjutnya konsultan agar segera menyusun program kerja untuk dibahas dengan PPK.
Setelah mempelajari dan mendapat penjelasan tentang Pengarahan Penugasan ini dari Panitia
Pengadaan, konsultan agar segera membuat Usulan Teknis dan Biaya sesuai dengan Pengarahan
Penugasan KAK ini, dan disampaikan kepada Panitia Pengadaan dengan jadwal dan ketentuan
sebagaimana terlampir dalam KAK Pengawasan Pembangunan IPLT Kab. Kampar ini.
RIZA TAFTAZANI, ST
NIP. 19860318 201012 1 001