Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KAJIAN KELAYAKAN TPPAS REGIONAL BEKARPUR

1. LATAR BELAKANG
Kebutuhan lokasi dan lahan tempat pengelolaan dan pemrosesan akhir sampah (TPPAS) untuk
daerah pelayanan Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang dan Kabupaten Purwakarta (Bekarpur)
sudah cukup mendesak. Secara umum bahwa penetapan lokasi telah dilakukan di 3 (tiga) titik
lokasi. Namun dengan demikian perlu dilakukan justifikasi terhadap rencana lokasi terpilih untuk
dapat memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan baik secara teknis maupun social ekonomi dan
lingkungan.
Regional Bekarpur meliputi Kabupaten Bekasi 1.224,88 km 2 dengan jumlah penduduk 3.522.020
jiwa. Kabupaten Karawang 1.652,20 km2 dengan jumlah penduduk 2.316.490 jiwa, dan Kabupaten
Purwakarta 825,74 km2 dengan jumlah penduduk 943.340 jiwa. Dengan demikian Kabupaten
Bekasi, Karawang, dan Purwakarta masuk dalam kategori Kota Kecil. Berdasarkan pada Permen
PU No 3 tahun 2013, perencanaan Sistem Pengelolaan Sampah di Regional Bekarpur harus
dituangkan dalam Dokumen Rencana Induk. Kajian Rencana Induk telah dilakukan pada tahun
anggaran 2019. Berdasarkan kajian tersebut dalam perjalanannya deitetapka 3 Kab pemanfaat
TPPAS Regional Bekarpur ini, yaitu Kab Bekasi, Kab Karawang, Kab Purwakarta.
Permasalahan eksisting dari sistem penanganan sampah di Regional Bekarpur adalah masih
terbatasnya kinerja pelayanan, karena lokasi TPA sampah eksisting uang masih dioperasikan
dengan proses pembuangan terbuka (open dumping), keterbatasan sarana pengumpul dan
pengangkut sampah, serta manajemen persampahan yang belum memadai. Perlu direncanakan
kembali sistem penanganan persampahan sebagai langkah awal pemerintahan daerah dalam
mengatasi permasalahan pencemaran lingkungan dan kesehatan lingkungan dengan pengelolaan
yang terpadu.
Tempat pembuangan akhir sampah adalah sarana fisik untuk berlangsungnya kegiatan pembuangan
akhir sampah berupa tempat yang digunakan untuk mengkarantinakan sampah kota secara aman.
Untuk melihat kelayakan lokasi terpilih untuk digunakan sebagai Tempat Pengelolaan dan
Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) maka dibutuhkan studi kelayakan lokasi TPPAS Regional
Bekarpur yaitu di Cidampa, Desa Kurtanegara, Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang.
Sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nompr 3 Tahun 2013
bahwa persyaratan TPA bukan hanya penyediaan dan pengoperasian, tetapi juga memperhatikan
pemilihan lokasi, kondisi fisik, kemudahan operasi, aspek lingkungan dan social. Pada studi ini
hanya dilakukan untuk studi kelayakan terhadap lokasi terpilih TPPAS Regional Bekarpur.
2. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud:
Mengkaji dan menilai kelayakan lokasi terpilih sebagai TPPAS Regional Bekarpur dengan
memenuhi kriteria kelayakan teknis ekonomi, keuangan, lingkungan, sosial, hukum dan
kelembagaan.
Tujuan
Memperoleh hasil kelayakan lokasi terpilih sebagai TPPAS Regional Bekarpur yang dinilai dari
beberapa aspek yaitu kelayakan teknis, ekonomi, keuangan, lingkungan, sosial, hukum dan
kelembagaan.
3. SASARAN
a. Calon TPPAS Regional Bekarpur;
b. Kabupaten Bekasi, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Karawang
4. LOKASI PEKERJAAN
Kegiatan Jasa Konsultansi ini dilaksanakan di Cidampa, Desa Kurtanegara, Kecamatan Ciampel,
Kabupaten Karawang.
5. SUMBER PENDANAAN
Pelaksanaan pekerjaan ini dialokasikan dengan pagu sebesar Rp 628.313.400,- (Enam Ratus Dua
Puluh Delapan Juta Tiga Ratus Tiga Belas Ribu Empat Ratus Rupiah) Termasuk PPN dan pajak
lain sesuai ketentuan yang berlaku. Sumber biaya dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun anggaran 2021 pada DPA-SKPD Dinas Perumahan dan
Permukiman Provinsi Jawa Barat pada Sub Penyusunan Rencana, Kebijakan, Strategi dan Teknis
Sistem Pengelolaan Persampahan TPA/TPST/SPA Kewenangan Provinsi, Kode Rekening
1.03.04.1.01.01
6. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
Nama Organisasi : Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat
Alamat : Jl. Kawaluyaan Indah Raya No. 4, Jatisari, Kec. Buahbatu, Kota Bandung Jawa
Barat.
7. STUDI-STUDI TERDAHULU
a. Kajian Pemilihan Lokasi TPPAS Regional Bekarpur
b. Penyusunan Rencana Induk TPPAS Regional Bekarpur
8. REFERENSI HUKUM
a. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.
b. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
c. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
d. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
e. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
f. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
g. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
h. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan
Sampah
i. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Sampah
di Jawa Barat.
j. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 03 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana
Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah
Rumah Tangga.
k. Dan peraturan serta ketentuan lainnya yang terkait dalam kajian Kelayakan TPA.
9. LINGKUP KEGIATAN, DATA DAN FASILITAS PENUNJANG
Lingkup Kegiatan
Sesuai dengan maksud dan tujuan pekerjaan yaitu untuk menyusun dokumen kajian kelayakan
TPPAS Regional Bekarpur, pekerjaan ini perlu ditinjau dari berbagai aspek terkait, Lingkup
kegiatan Kajian Kelayakan TPPAS Regional Bekarpur yang harus dilaksanakan mengacu pada
Permen PU No. 3 Tahun 2013, sebagai berikut:
a. Pada tahap persiapan, siapkan Rencana Induk berikut data penunjang sesuai
ketentuan umum.
b. Melakukan pengkajian kelayakan teknis
Kelayakan teknis antara lain memuat:
i. Rencana teknik operasional;
ii. Kebutuhan lahan;
iii. Kebutuhan air dan energi
iv. kebutuhan Prasarana dan Sarana
v. Gambaran umum pengoperasian dan pemeliharaan
vi. masa layanan sistem; dan
vii. kebutuhan sumber daya manusia
Kelayakan teknis didasarkan atas kajian:
i. Timbulan, komposisi dan karakteristik sampah;
ii. Teknologi dan sumber daya setempat;
iii. Keterjangkauan pengoperasian dan pemeliharaan; dan
iv. Kondisi fisik setempat.
Kelayakan teknis tersebut dilakukan dengan membandingkan usulan atau perencanaan
teknik dengan norma, standar, prosedur dan kriteria. kegiatan ini akan dinyatakan layak
teknis jika sesuai dengan norma, standar, prosedur dan kriteria.
c. Melakukan Pengkajian Kelayakan Ekonomi
Kelayakan ekonomi dilakukan dengan membandingkan manfaat yang diterima oleh
masyarakat dengan biaya yang ditimbulkan, baik berupa biaya operasi, pemeliharaan
maupun biaya pengembalian modal. kegiatan ini dinyatakan layak ekonomi, jika manfaat
ekoomi lebih besar dari biaya yang ditimbulkan, baik berupa biaya operasi, pemeliharaan
maupun biaya pengembalian modal.
d. Melakukan Pengkajian Kelayakan Keuangan;
Kelayakan keuangan diukur berdasarkan:
i. Periode pengembalian pembayaran (Pay Back Period);
ii. Nilai keuangan kini bersih (Financial Net Present Value (FNPV)); dan
iii. Laju pengembalian keuangan internal (Financial Internal Rate of Return (EIRR)).
Kelayakan keuangan diukur berdasarkan :
 Tingkat inflasi;
 Jangka waktu proyek;
 Biaya investasi;
 Biaya operasi dan pemeliharaan;
 Biaya umum dan administrasi;
 Biaya penyusutan;
 Tarif retribusi; dan
 Pendapatan retribusi
Kelayakan keuangan dilakukan dengan membandingkan pendapatan dari tarif atau retribusi
dengan biaya yang ditimbulkan, baik berupa biaya operasional maupun biaya pengembalian
modal.
e. Melakukan Pengkajian Kelayakan Sosial dan Budaya;
Kajian kelayakan sosial dan budaya harus mempertimbangkan aspirasi masyarakat untuk
menerima rencana kegiatan pembangunan TPPAS Regional Bekarpur.
f. Melakukan Pengkajian Kelayakan Hukum;
Kajian hukum meliputi :
 Ketentuan peraturan perundang-undangan
 Kebijakan; dan
 Perijinan yang diperlukan.
g. Melakukan Pengkajian Terhadap Kelayakan Kelembagaan;
Kajian Kelembagaan Meliputi :
 Sumber daya manusia
 Struktur dan tugas pokok institusi penyelenggara dan
 Alternatif kelembagaan kerjasama pemerintah dan swasta.
Data Primer
untuk mengetahui kelayakan teknis TPA Regional Bekarpur maka dilakukan beberapa uji
seperti:
a. Pengambilan sampel limbah padat sebanyak 15 sampel;
b. Uji permeabilitas tanah;
Uji permeabilitas tanah dilakukan sebanyak 15 titik sebanyak 5 sampel
c. Uji Geolistrik;
Uji Geolistrik dilakukan sebanyak 15 titik.
Data Sekunder
a. Kondisi topografi, hidrogeologi lokasi
b. Data sekunder lainnya yang mendukung kajian ini.
Fasilitasi Penunjang
Penyediaan oleh pengguna jasa dan fasilitas yang disediakan oleh pengguna jasa yang dapat
digunakan dan harus dipelihara oleh penyedia jasa adalah:
a. Kumpulan laporan dan data sebagai hasil studi terdahulu yang dapat dipakai sebagai
referensi oleh penyedia jasa.
b. Pengguna jasa akan mengangkat petugas atau wakilnya yang bertindak sebagai
pengawas atau project officer (PO) dalam rangka pelaksanaan jasa konsultansi.
10. KELUARAN
Keluaran/produk yang dihasilkan dari pekerjaan ini adalah tersedianya dokumen Kajian Kelayakan
TPPAS Regional Bekarpur.
11. LINGKUP KEWENANGAN DAN TANGGUNG JAWAB PENYEDIA JASA
a. Penyedia jasa bertanggung jawab terhadap Hasil Kegiatan Kajian Kelayakan TPPAS
Regional Bekarpur.
b. Menyusun dokumen Kajian Kelayakan TPPAS Regional Bekarpur sampai batas waktu
yang telah ditentukan.
c. Kewenangan penyedia jasa dituangkan dalam kontrak/SPK.
12. JANGKA WAKTU PENYELESAIAN KEGIATAN DAN JADWAL PELAKSANAAN
Jangka Waktu Pelaksanaan Kegiatan ini adalah 150 (Seratus Lima Puluh) hari kalender atau
dalam waktu 5 bulan.

13. PERSONIL
Tenaga Ahli:
a. Team Leader (Ketua Tim)
Ketua Tim disyaratkan seorang sarjana Teknik Strata 1 (S1) atau Strata 2 (S2) Jurusan
Teknik Lingkungan atau Teknik Penyehatan lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi. Memiliki pengalaman minimal 2 tahun.
Memiliki Sertifikat sebagai tenaga ahli (SKA-Ahli Madya) yang diterbitkan oleh lembaga
yang berwenang. Penugasan sebagai Ketua Tim selama 5 OB (1 org x 5 bln).
b. Tenaga Ahli Hidrogeologi
Tenaga Ahli Hidrogeologi disyaratkan seorang sarjana Teknik Strata 1 (S1) Jurusan Teknik
Sipil atau Teknik Geologi lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi
swasta yang telah diakreditasi. Memiliki pengalaman minimal 1 tahun. Memiliki Sertifikat
sebagai tenaga ahli (SKA-Ahli Muda) yang diterbitkan oleh lembaga yang berwenang.
Penugasan sebagai tenaga ahli selama 4 OB (1 org x 4 bln).
c. Tenaga Ahli Geodesi
Tenaga Ahli Geodesi disyaratkan seorang sarjana Teknik Strata 1 (S1) Jurusan Teknik Sipil
atau Teknik Geologi atau Teknik Geodesi lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi. Memiliki pengalaman minimal 1 tahun.
Memiliki Sertifikat sebagai tenaga ahli (SKA-Ahli Muda) yang diterbitkan oleh lembaga
yang berwenang. Penugasan sebagai tenaga ahli selama 4 OB (1 org x 4 bln).
d. Tenaga Ahli Sosial Ekonomi
Tenaga Ahli Sosial Ekonomi disyaratkan seorang sarjana Strata 1 (S1) Jurusan ekonomi
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi, memiliki pengalaman 1 tahun, Non-SKA. Penugasan sebagai tenaga ahli selama
4 OB (1 org x 4 bln).
e. Tenaga Ahli Keuangan
Tenaga Ahli Keuangan disyaratkan seorang sarjana Strata 1 (S1) Jurusan ekonomi atau
jurusan Akuntansi lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta
yang telah diakreditasi, memiliki pengalaman 1 tahun, Non-SKA. Penugasan sebagai tenaga
ahli selama 4 OB (1 org x 4 bln).
f. Tenaga Ahli Kelembagaan dan Regulasi
Tenaga Ahli Kelembagaan dan Regulasi disyaratkan seorang sarjana Strata 1 (S1) Jurusan
Hukum atau Jurusan Manajemen lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan
tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang sudah atau perguruan tinggi luar negeri yang
telah diakreditasi, memiliki pengalaman 1 tahun, Non-SKA. Penugasan sebagai tenaga ahli
selama 4 OB (1 org x 4 bln).
Tenaga Pendukung :
a. Drafter CAD, disyaratkan seorang lulusan SMK/D1/D3 Bangunan Gedung dengan
pengalaman 1-4 Tahun. Kebutuhan Orang Bulan sebagai drafter adalah 2 (1 orang x 2
bulan);
b. Surveyor: kebutuhan Orang Bulan sebagai Surveyor adalah 4 OB (2 Orang x 2 bulan);
c. Operator Komputer : kebutuhan Orang Bulan sebagai Operator Komputer adalah 5 OB (1
Orang x 5 bulan).
d. Office Manager : kebutuhan Orang Bulan sebagai Office Manager adalah 5 OB (1 Orang x 5
Bulan).
14. PELAPORAN
a. Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan merupakan laporan hasil temuan awal, metodologi, dan pendekatan,
rencana kerja yang akan dilaksanakan konsultan dalam menangani pekerjaan.
Laporan pendahuluan akan diserahkan 30 (tiga puluh) hari kalender setelah diterbitkan
SPMK dan diterima setelah dilakukan konsultansi dan pembahasan dengan Tim Teknis.
Jumlah laporan yang diserahkan sebanyak 3 (tiga) eksemplar. garis besar laporan
pendahuluan berisi:
1) Tanggapan terhadap kerangka acuan kerja secara keseluruhan yang disampaikan oleh
pemberi tugas,
2) Temuan awal dan gambaran umum lokasi,
3) Jadwal dan matrik penugaan serta tanggung jawab tenga ahli,
4) Metodologi pendekatan,
5) Rencana kerja dan jadwal pelaksanaan kegiatan konsultan
6) Rencana survei dan jenis survei yang akan dilaksnakan
7) Kendala yang dihadapi atau yang akan dihadapi dan pemecahannya
b. Laporan Antara
Laporan antara merupakan laporan kompilasi data primer hasil survei lapangan dan data-data
sekunder hasil studi literatur serta hasil analisis data-data yang telah diterima untuk
disampaikan kepada pemberi tugas.
Laporan antara selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh) hari kalender setelah diterbitkan
SPMK dan diterima setelah dilakukan pembahasan dengan Tim Teknis. Jumlah laporan yang
akan diserahkan sebanyak 3 (tiga) eksemplar. Garis besar laporan terdiri dari:
1) Identifikasi wilayah perencanaan;
2) Kondisi eksisting sistem persampahan;
3) Kebijakan terkait persampahan
4) Gambaran umum wilayah perencanaan
5) Konsep Analisis Kelayakan Lokasi TPA
6) Analisis kebijakan penanganan sampah di wilayah perencanaan
7) Analisis daya tampung TPA
8) Analisis Kelayakan Teknis Operasional di TPA
9) Analisis Kelembagaan TPA
10) Analisis Pembiayaan TPA
11) Konsep Kelayakan Investasi Pembangunan TPA
c. Laporan Akhir
Laporan ini berisikan analisis menyeluruh terkait studi kelayakan TPPAS Regional Bekarpur
dengan memuat analisa kelayakan sebagai berikut:
1) Kelayakan teknis
2) Kelayakan ekonomi
3) Kelayakan keuangan
4) Kajian sosial
5) Kajian hukum
6) Kajian kelembagaan
Laporan akhir ini mengakomodasi semua masukan-masukan hasil diskusi dan
dilampirkan foto-foto lokasi kegiatan serta album gambar dan peta. laporan akhir diserahkan
150 (seratus lima puluh) hari kalender setelah diterbitkan SPMK dan diterima setelah
dilakukan konsultasi pembahasan dengan Tim Teknis. Jumlah laporan yang akan diserahkan
sebanyak 5 (lima) eksemplar.
Laporan akhir harus dilengkapi dengan Executive Summary sebanyak 5 (lima)
eksemplar dan soft copy dari semua laporan yang ada dan seluruh lampirannya dalam bentuk
Flashdisk dan dibuat masing-masing sebanyak 5 (lima) rangkap.
15. DISKUSI/PEMBAHASAN
Diskusi/pembahasan dilaksanakan pada saat sebelum waktu penyerahan laporan melibatkan
para pemangku kepentingan dalam kegiatan ini. Demikian, Kerangka Acuan (KAK) ini dibuat agar
memberi kejelasan kepada semua pihak yang berkepentingan terhadap kegiatan ini, baik maksud,
tujuan maupun sasaran yang akan dituju.

Pejabat Pembuat Komitmen


Kajian Kelayakan TPPAS Regional Bekarpur
Herni Sundari, S.T
NIP. 19760524 200801 2 001

Anda mungkin juga menyukai