penutupan TPA dengan penimbunan terbuka dan penyediaan fasilitas pemilahan sampah di
kawasan permukiman, fasilitas komersil, fasilitas umum dll perlu dilakukan pada tahap awal.
199
- Pelaksanaan pengelolaan sampah berbasis masyarakat dengan kegiatan 3R di beberapa
kawasan.
- Kampanye dan edukasi yang menerus
- Pelaksanaan peningkatan retribusi baik melalui perbaikan tarif maupun mekanisme
penarikannya
- Merintis kerja sama dengan pihak swasta
200
Tabel 2. 15 Rencana program pengelolaan persampahan
Perhitungan retribusi perlu dibuat berdasarkan perkiraan biaya investasi dan O dan P untuk
jangka menengah dan jangka panjang.
2.5.6. Sosialisasi
Dokumen perencanaan penyelenggaraan prasarana dan sarana persampahan harus
disosialisasikan secara lebih memadai baik kepada pihak eksekutif, legislatif maupun
masyarakat umum, yang bertujuan agar dapat mendapat dukungan dari semua pihak agar
proses pelaksanaannya dapat berjalan seperti yang diharapkan.
201
3. PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN SISTEM PENGELOLAAN
PERSAMPAHAN
3.1. Pendahuluan
Dokumen studi kelayakan bidang persampahan, merupakan suatu dokumen kelayakan
ekonomi, keuangan dan lingkungan dari program-program pengembangan prasarana dan
sarana persampahan yang terdapat dalam suatu rencana induk. Studi kelayakan proyek
persampahan ini terdiri atas 3 dokumen kelayakan proyek yaitu:
a. Dokumen kelayakan ekonomi
b. Dokumen kelayakan keuangan
c. Dokumen kelayakan lingkungan
Dengan demikian keputusan prioritas pembangunan atau investasi dari suatu program
pengembangan prasarana dan sarana pengelolaan sampah ditetapkan berdasarkan hasil kajian
ketiga jenis kelayakan proyek tersebut. Hasil studi kelayakan ekonomi akan memberi
gambaran mengenai manfaat/benefit baik yang bersifat tangible maupun intangible. Dari suatu
investasi prasarana persampahan yang direncanakan.
Hasil studi kelayakan keuangan (financial) akan memberi gambaran mengenai besaran
tarif/retribusi yang akan dibebankan kepada pelanggan yang mendapat pelayanan. Besaran
perhitungan tarif/retribusi tersebut dapat dianalisis lebih lanjut apakah tarif tersebut cukup
wajar dibanding pendapatan (income) para pelanggannya. Sementara dari sisi pengelola, hasil
studi kelayakan keuangan tersebut, akan memberi gambaran apakah pendapatan operasional
dari retribusi pelayanan Persampahan tersebut dapat menutup biaya O/M (OpEx) dan biaya
pengembalian modal (CapEx) serta apakah menghasilkan laba. Selanjutnya informasi studi
kelayakan keuangan ini merupakan suatu informasi penting tentang bagaimana bentuk
kelembagaan pengelola yang sesuai, baik yang berbasis lembaga maupun yang berbasis
masyarakat untuk mengelola sarana dan prasarana terbangun tersebut. Sedangkan hasil studi
kelayakan lingkungan akan memberi gambaran mengenai bagaimana mengendalikan dampak
negatif dari suatu rencana pembangunan sarana prasarana persampahan termasuk konsekuensi
biaya yang ditimbulkan dari upaya pengendalian dampak tersebut.
Studi kelayakan penyelenggaraan prasarana dan sarana persampahan wajib disusun berdasarkan:
a. Rencana induk penyelenggaraan prasarana dan sarana persampahan yang telah ditetapkan
b. Kelayakan teknis, ekonomi, dan keuangan
c. Kajian lingkungan, sosial, hukum, dan kelembagaan.
202
Penyelenggaraan prasaran dan sarana persampahan mengikuti rencana induk yang ada.
Sasaran pelayanan yang akan dikaji ditunjukan pada daerah yang memiliki potensi ekonomi
dan secara teknis dapat dilakukan. Setelah itu prioritas pelayanan diarahkan pada daerah
pengembangan sesuai dengan arahan dalam perencanaan induk kota.
b. Perkiraan timbulan sampah
Perkiraan laju timbulan sampah ditentukan berdasarkan:
• Proyeksi penduduk dan perkiraan pengembangan aktivitas non domestik dilakukan
sesuai dengan besaran rencana pengembangan.
• Besaran timbulan sampah berdasarkan sumber sampah dan karakteristik kota.
c. Kondisi sosial dan ekonomi (berdasarkan survey kebutuhan nyata)
Kondisi-kondisi yang harus diperhatikan dalam penetapan wilayah survey adalah sebagai
berikut:
• Fungsi dan nilai daerah;
• Kepadatan penduduk;
• Daerah pelayanan;
• Kondisi lingkungan;
• Tingkat pendapatan penduduk.
d. Kelembagaan
Pembentukan kelembagaan disesuaikan dengan besaran kegiatan dan peraturan terkait
kelembagaan.
e. Data seumber sampah
Data timbulan sampah yang dapat diperoleh dari rencana induk penyelenggaraan prasarana
dan sarana persampahan.
f. Program pengembangan dan strategi pelaksanaan
g. Analisis mengenai dampak lingkungan atau UKL/UPL
Aktivitas penyelenggaran prasarana dan sarana persampahan memperhatikan kelayakan
lingkungan, yang meliputi:
• Identifikasi kegiatan yang akan dilakukan dan berpotensi dapat mempengaruhi rona
lingkungan
• Identifikasi dampak besar dan dampak penting dari kegiatan
• Perkiraan perubahan rona lingkungan sebaga dampak aktivitas penyelenggaraan
prasarana dan sarana persampahan
• Merencanakan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
h. Rencana pengoperasian dan pemeliharaan
Rencana pengoperasian dan pemeliharaan, meliput rencana operasi/pengelolaan, rencana
pemeliharaan, pemantauan lingkungan dari kegiatan pengoperasian.
i. Perkiraan biaya proyek dan pemeliharaan
Perkiraan biaya proyek dan pemeliharaan, terdiri dari:
203
• Biaya investasi
• Biaya operasional
- Biaya O&P
- Biaya umum dan adminstrasi
• Perkiraan pendapatan
Perkiraan pendapatan berasal dari retribusi yang dibayarkan oleh masyarakat dan dana
pemerintah
j. Kajian sumber pembiayaan
Kajian sumber dan sistem pembiayaan meliput alternatif sumber pembiayaan dan sisten
pendanaan yang disepakati oleh masing-masing pihak terkait.
204
- Studi Kelayakan
- Perencanaan Teknis Terperinci
b. Studi Kelayakan Ekonomi dan Keuangan Pengembangan Prasarana dan sarana
Persampahan disusun berdasarkan:
- Rencana induk yang telah ditetapkan
- Hasil kajian kelayakan teknis
- Hasil kajian kelayakan lingkungan
- Kajian sumber pembiayaan investasi
c. Studi Kelayakan Pengembangan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) disusun oleh
penyelenggara TPA
3.4.1. Norma
a. Perencanaan Jangka Panjang Daerah adalah dokumen perencanaan periode 20 (dua puluh)
tahun (UU No. 25 Tahun 2004);
b. Kota Metropolitan atau kota-kota yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi
diwajibkan memiliki rencana induk Sistem Penyediaan Air Minum yang terpadu dengan
Sistem Persampahan;
c. Perlindungan air baku dilakukan melalui keterpaduan pengaturan pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan Prasarana dan sarana Sanitasi (PP No. 16
Tahun 2005);
d. Pemilihan lokasi Tenpat Pemrosesan Akhir Sampah harus memperhatikan aspek teknis,
lingkungan, sosial budaya masyarakat setempat serta dilengkapi dengan zona penyangga
(PP No. 16 Tahun 2005).
205
3.4.2. Standar Teknis Studi AMDAL
a. Petunjuk Teknis Penyusunan Kerangka Acauan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Proyek Bidang Pekerjaan Umum (Keputusan Menteri PU No. 69/PRT/1995);
b. Petunjuk Tata Laksana Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Departemen Pekerjaan
Umum (Keputusan Menteri PU No. 58/KPTS/1995);
c. Petunjuk Teknis Penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Proyek Bidang Pekerjaan Umum (Keputusan Menteri PU No.
296/KPTS/1996);
d. Petunjuk Tata Laksana Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Proyek Bidang Pekerjaan Umum (Keputusan Menteri PU No.
377/KPTS/1996);
e. Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan
Lingkungan Proyek Bidang Pekerjaan Umum (Keputusan Menteri PU No.
148/KPTS/1995);
f. Daftar jenis usaha atau kegiatan wajib AMDAL (Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup No. KEP. 39/MENLH/8/1996).
206
diterima dalam pengertian melaksanakan proyek (Do Something) lebih baik dibanding tidak
melaksanakan proyek (Do Nothing). Tidak melaksanakan proyek berarti membiarkan
pencemaran persampahan tetap berlangsung dengan konsekuensi kerugian yang lebih besar
akibat penurunan kualitas sumber daya air dan penurunan derajat kesehatan;
d. Apabila hasil perhitungan EIRR proyek menghasilkan angka prosentase (%) lebih kecil dari
faktor diskon, maka proyek ditolak. Proyek ini perlu direvisi skala investasinya agar tidak
kelebihan investasi.
207
e. Apabila kelayakan keuangan proyek tidak dapat menutup biaya operasional, maka proyek
ditolak. Proyek ini perlu direvisi perencanaannya dan pilihan teknologinya agar biaya O/P-
nya dapat menjadi lebih rendah.
208