PEMAHAMAN DAN
SARAN TERHADAP
KERANGKA ACUAN
KERJA DAN
PERSONEL/FASILITAS
PENDUKUNG DARI PPK
1 Latar Belakang
Data berkualitas sangatlah penting sebagai dasar bagi perencanaan dan pengambilan
keputusan. Perencanaan dan kebijakan yang berkualitas akan menghasilkan
pembangunan yang berkualitas. Proses ini akan mendorong kita untuk mencapai
tujuan pembangunan yaitu meningkatkan kesejahteraan rakyat. Sayangnya,
Terdapat beberapa permasalahan dalam penyediaan data yang berkualitas
diantaranya:
1. Data belum memenuhi standar dan tidak memiliki meta data;
2. Sistem database sektoral yang belum terpadu;
3. Belum seragamnya kode referensi atau data induk
4. Data yang sulit diakses dan tidak terintegrasi
5. Ketidakjelasan unit pengelola data
6. Keterbatasan Sumber Daya Manusia Pengelola Data
Perlu dipahami bahwa kondisi data Perumahan yang ada saat ini sebagian besar
merupakan data makro. Sumber data makro sebagian besar bersumber dari BPS
yang dalam hal ini BPS merupakan institusi yang menyediakan data dalam lingkup
nasional. Contoh data makro di antaranya adalah statistik perumahan dan
permukiman tahun 2007 yang menyediaan data makro terkait perumahan dan
permukiman dalam skala provinsi. Sementara, untuk menjamin pelaksanaan
program peningkatan kualitas hunian dan permukiman untuk lebih layak huni lebih
tepat sasaran, penggunaan, dan tepat waktu, maka dibutuhkan data mikro yang lebih
operasional. Data mikro yang idealnya mampu menyajikan informasi yang lebih
spesifik terkait kelompok sasaran MBR dan obyek RTLH dan direkap dalam unit
administrasi terendah (misalnya RT/ RW atau desa/ kelurahan). Data ini yang
bersifat mikro ini lebih operasional dalam mengidentifikasi kelompok sasaran dan
obyek RTLH itu sendiri, yakni pemilik RTLH (seperti nama KK, alamat dan jumlah
penghasilan) serta karakter fisik dari RTLH itu sendiri (kualitas bangunan, luas
bangunan, ketersediaan sanitasi, dan lain-lain).
SUDAH JELAS
SUDAH JELAS
Konsultan memandang bahwa maksud dan tujuan merupakan satu kesatuan yang
berjenjang. Dalam hal ini konsultan menilai maksud, tujuan dan sasaran yang tercantum
dalam KAK sudah dapat dimengerti.
Intinya adalah untuk mengumpulkan data dan informasi perumahan yang diperlukan
sebagai dasar perencanaan dan kebijakan di bidang perumahan sehingga dapat
tersedianya data dan informasi yang andal sebagai bahan perencanaan dan
pengembangan perumahan di Jawa Barat, melalui PENDATAAN PERUMAHAN DI JAWA
BARAT.
3 Sasaran
1. Teridentifikasinya data dan informasi yang dibutuhkan untuk perencanaan,
pelaporan dan kebijakan perumahan;
2. Tersedianya definisi operasional data dan informasi yang telah diidentifikasi
3. Tersedianya konsep dan struktur penyusunan data yang dibutuhkan untuk
perencanaan, pelaporan dan kebijakan perumahan;
4. Tersedianya data yang dibutuhkan untuk perencanaan, pelaporan dan
kebijakan perumahan pada tahun berjalan;
5. Tersusunnya buku profil data perumahan 2020-2021;
6. Tersedianya data dan informasi dalam bentuk digital yang terintegrasi dalam
sistem informasi Klinik Rumah.
SUDAH JELAS
Konsultan memandang bahwa sasaran merupakan sesuatu faktor yang menjadi acuan
terselesaikannya pekerjaan ini. Dalam hal ini konsultan menilai sasaran yang tercantum
dalam KAK sudah dapat dimengerti.
Intiya untuk merealisasi tersedianya dan tersusunnya PEKERJAAN JASA KONSULTAN
PENDATAAN PERUMAHAN DI JAWA BARAT dengan berbagai tools sebagai alat untuk
mewujudkannya dan akan dipenuhi oleh kami sebagai pihak ketiga sehingga tools tersebut
dapat digunakan dalam indikator dan variable mewujudkan strategi penyediaan dan
penyusunan data dan informasi yang lengkap mengenai perumahan di Provinsi Jawa Barat.
4 Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan meliputi semua Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Jawa Barat
SUDAH JELAS
Lokasi kegiatan dalam PEKERJAAN JASA KONSULTAN PENDATAAN PERUMAHAN DI
JAWA BARAT sebagaimana dipersyaratkan di dalam KAK sudah dapat dimengerti oleh
pihak konsultan.
5 Sumber Pendanaan
Sumber dana dari keseluruhan pekerjaan dibebankan pada DPA nomor
1.04.05.1.01.03 kegiatan Koordinasi dan Sinkronisasi Dalam Rangka Penyediaan
Prasarana, Srana, dan Utilitas Umum Permukiman Pekerjaan Jasa Konsultan
Pendataan Perumahan di Jawa Barat dengan nilai HPS Rp. 519.405.000,00,- (Lima
Ratus Sembilan Belas Juta Empat Ratus Lima Ribu Rupiah).
SUDAH JELAS
Sumber Pendanaan PEKERJAAN JASA KONSULTAN PENDATAAN PERUMAHAN DI
JAWA BARAT sebagaimana dipersyaratkan di dalam KAK sudah dapat dimengerti oleh
pihak konsultan.
6 Nama dan Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen
Pengguna Jasa : Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat
Nama PPK : Taufan Gurnasa, ST., MT
Alamat : Jl. Kawaluyaan Indah No. 4 Bandung
Biaya pekerjaan konsultan dan tata cara pembayaran diatur secara kontraktual
dengan kontrak lumsum setelah melalui tahapan proses pengadaan konsultan sesuai
peraturan yang berlaku
Pembayaran konsultan diadakan pada prestasi kemajuan pekerjaan
SUDAH JELAS
Organisasi PEKERJAAN JASA KONSULTAN PENDATAAN PERUMAHAN DI JAWA
BARAT sebagaimana dipersyaratkan di dalam KAK sudah dapat dimengerti oleh pihak
konsultan
7 Data Dasar
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman pengertian perumahan adalah kumpulan rumah sebagai
bagian dari permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi
dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah
yang layak huni. Pembangunan dan pengembangan perumahan akan mengacu pada
kepentingan penduduk yang nantinya akan menghuni dan memanfaatkan
perumahan tersebut serta tidak akan terlepas dari pola ruang dalam RTRW Provinsi
Jawa Barat. Berdasarkan kepemilikan rumah dibagi menjadi milik sendiri,
kontrak/sewa, bebas sewa milik orang lain, bebas sewa milik orang
tua/sanak/saudara, dinas dan lannya.
Tabel 1 Jumlah Rumah Berdasarkan Kepemilikan di Provinsi Jawa Barat
Bebas
Bebas sewa
sewa milik Dinas
Kabupaten/ Milik Kontrak milik
No orang dan Jumlah
Kota Sendiri / sewa orang
tua/sanak/ lainnya
lain
saudara
1 Bogor 899.028 98.900 9.760 204.132 11.859 1.223.679
Kab Bandung
17 367.162 15.233 6.824 49.273 1.941 440.433
Barat
18 Kota Bogor 173.565 21.085 6.537 37.911 5.637 244.735
Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung,
baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan, yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perkehidupan dan
penghidupan. Di wilayah Jawa Barat pengembangan pusat-pusat permukiman diarahkan di Pusat
Kegiatan Nasional Provinsi, Pusat Kegiatan Wilayah Provinsi dan Pusat Kegiatan Lokal
seperti yang sudah diataur dalam rencana struktur ruang Rencana Struktur Ruang dan
Wilayah Provinsi Jawa Barat.
Luas permukiman Jawa Barat tahun 2012 adalah 412.881,74 Ha dengan sebanyak
59,59% merupakan kawasan permukiman perdesaan yaitu seluas 246.045,85 Ha. Pusat
permukiman perkotaan di Jawa Barat dengan sebaran permukiman perkotaan tertinggi
berada di Kabupaten Bogor yaitu sebesar 19,43% dan kabupaten Bekasi sebesar 15,58%.
Sedangkan permukiman perdesaan terbesar berada di Kabupaten Ciamis dengan presentasi
9,3% dari total luas permukiman perdesaan di Jawa Barat. Berdasarkan kawasan perkotaan
dan perdesaan, presentase rumah tidak layak huni terbanyak berada di perkotaan yaitu
sebesar 21% atau sekitar 437.091 rumah.
Masyarakat Miskin
Presentase kelayakan hunian di Jawa Barat untuk perkotaan yaitu sebanyak 79% atau
sekitar 1.692.235 sudah termasuk layak dan sebesar 21% atau sekitar 437.091 masih
termasuk hunian yang tidak layak.
tidak layak huninya. Rumah tidak layak huni di Kabupaten Tasikmalaya sebanyak 73.769
unit sedangkan rumah layak huninya sebesar 193.477 unit.
Rumah MBR 1
Presentase kelayakan hunian di Jawa Barat untuk perkotaan yaitu sebanyak 96% atau
sekitar 1.218.215 sudah termasuk layak dan sebesar 4% atau sekitar 44.833 masih termasuk
hunian yang tidak layak.
Kabupaten Bogor merupakan wilayah yang mempunyai jumlah rumah bagi MBR1 yang
tidak layak huni paling banyak di Jawa Barat. Tetapi hunian di Kabupaten Bogor masih
didominasi dengan rumah yang layak huni dibandingkan tidak layak huninya. Rumah tidak
layak huni di Kabupaten Bogor sebanyak 8363 unit sedangkan rumah layak huninya
sebesar 229.624 unit.
Rumah MBR 2
Presentase kelayakan hunian di Jawa Barat untuk perkotaan yaitu sebanyak 98% atau
sekitar 525.016 sudah termasuk layak dan sebesar 2% atau sekitar 9.164 masih termasuk
hunian yang tidak layak.
Kabupaten Bogor merupakan wilayah yang mempunyai jumlah rumah bagi MBR2 yang
tidak layak huni paling banyak di Jawa Barat. Tetapi hunian di Kabupaten Bogor masih
didominasi dengan rumah yang layak huni dibandingkan tidak layak huninya. Rumah tidak
layak huni di Kabupaten Bogor sebanyak 2.286 unit sedangkan rumah layak huninya
sebesar 108.924 unit.
Rumah untuk Masyarakat Menengah Atas di perkotaan bisa dibilang sangat sedikit karena
untuk rumah yang tidak layak huni terkonsentrasi di kawasan perdesaan. Presentase
kelayakan hunian di Jawa Barat untuk perkotaan yaitu sebanyak 99,8% atau sekitar 592.911
sudah termasuk layak dan sebesar 0,2% atau sekitar 1.362 masih termasuk hunian yang
tidak layak.
Masyarakat Miskin
Presentase kelayakan hunian masyarakat miskin di Jawa Barat untuk perdesaan yaitu
sebanyak 92% atau sekitar 1.485.047 unit sudah termasuk layak huni dan sebesar 8% atau
sekitar 132.049 unit termasuk hunian yang tidak layak huni.
Perdesaan
Kab/ Kota Kelayakan Hunian Total
Layak Tidak Layak
01. Bogor 189.989 7.477 197.466
02. Sukabumi 74.890 6.964 81.854
03. Cianjur 78.105 1.578 79.684
04. Bandung 153.816 25.998 179.814
05. Garut 128.027 22.551 150.578
06. Tasikmalaya 63.028 3.250 66.278
07. Ciamis 57.479 6.286 63.765
08. Kuningan 29.837 468 30.305
09. Cirebon 141.658 4.586 146.244
10. Majalengka 58.442 1.608 60.051
11. Sumedang 45.142 2.626 47.768
12. Indramayu 33.487 4.476 37.963
13. Subang 28.219 1.604 29.823
14. Purwakarta 15.848 785 16.633
15. Karawang 43.405 11.890 55.295
16. Bekasi 23.317 8.612 31.929
17. Bandung Barat 130.318 2.934 133.252
71. Bogor 32.654 789 33.443
72. Sukabumi 16.666 684 17.350
73. Bandung 30.617 3.151 33.768
74. Cirebon 2.332 247 2.578
75. Bekasi 8.675 8.675
76. Depok 19.154 19.154
77. Kota Cimahi 13.366 474 13.840
78. Kota Tasikmalaya 56.872 2.957 59.830
79. Banjar 9.704 1.053 10.757
Jawa Barat 1.485.047 123.049 1.608.096
% 92% 8% 100%
Kabupaten Bandung merupakan wilayah yang mempunyai jumlah rumah bagi masyarakat
miskin yang layak huni paling banyak di Jawa Barat. Tetapi hunian di Kabupaten Bandung
masih didominasi dengan rumah yang layak huni dibandingkan tidak layak huninya.
Rumah tidak layak huni di Kabupaten Bandung sebanyak 153.816 unit sedangkan rumah
tidak layak huninya sebesar 25.998 unit.
Rumah MBR 1
Presentase kelayakan hunian MBR 1 di Jawa Barat untuk perdesaan yaitu sebanyak 87%
atau sekitar 827.977 unit sudah termasuk layak huni dan sebesar 13% atau sekitar 118.765
unit termasuk hunian yang tidak layak huni.
Perdesaan
Kab/ Kota Kondisi Tempat Tinggal
Layak Tidak Layak Jumlah
01. Bogor 84.521 12.224 96.745
02. Sukabumi 77.741 7.999 85.740
03. Cianjur 58.461 10.700 69.161
04. Bandung 24.548 2.272 26.819
05. Garut 69.611 21.370 90.981
06. Tasikmalaya 44.513 12.119 56.632
07. Ciamis 66.364 5.268 71.632
08. Kuningan 50.776 1.556 52.332
09. Cirebon 22.777 1.969 24.745
10. Majalengka 44.612 1.247 45.859
11. Sumedang 50.616 2.062 52.678
12. Indramayu 25.987 6.598 32.585
13. Subang 74.998 6.806 81.804
14. Purwakarta 36.067 3.783 39.849
15. Karawang 54.240 15.778 70.019
16. Bekasi 16.476 5.139 21.615
17. Bandung Barat 19.674 1.751 21.425
71. Bogor
72. Sukabumi
73. Bandung
74. Cirebon
75. Bekasi
76. Depok
77. Kota Cimahi
78. Kota Tasikmalaya 3.030 3.030
79. Banjar 2.966 124 3.090
Jawa Barat 827.977 118.765 946.741
% 87% 13% 100%
Kabupaten Bogor merupakan wilayah yang mempunyai jumlah rumah bagi MBR 1 yang
layak huni paling banyak di Jawa Barat. huninya. Rumah layak huni di Kabupaten Bogor
sebanyak 84.521 unit sedangkan rumah tidak layak huninya sebesar 12.224 unit.
Rumah MBR 2
Rumah untuk MBR 2 di perdesaan bisa dibilang sangat sedikit karena untuk rumah yang
tidak layak huni terkonsentrasi di kawasan perdesaan. Presentase kelayakan hunian di Jawa
Barat untuk perkotaan yaitu sebanyak 97% atau sekitar 103.334 sudah termasuk layak dan
sebesar 3% atau sekitar 2.771 masih termasuk hunian yang tidak layak.
Perdesaan
Kab/Kota Kondisi Tempat Tinggal
Layak Tidak Layak Jumlah
01. Bogor 23.646 1.718 25.363
02. Sukabumi 11.119 2.410 13.529
03. Cianjur 6.252 6.252
04. Bandung 13.312 2.126 15.437
05. Garut 11.379 877 12.256
06. Tasikmalaya 10.310 10.310
07. Ciamis 16.946 3.007 19.953
08. Kuningan 14.561 14.561
Perdesaan
Kab/Kota Kondisi Tempat Tinggal
Layak Tidak Layak Jumlah
09. Cirebon 4.997 4.997
10. Majalengka 10.217 382 10.598
11. Sumedang 15.050 15.050
12. Indramayu 5.314 795 6.110
13. Subang 20.217 2.369 22.586
14. Purwakarta 12.417 943 13.360
15. Karawang 22.286 725 23.011
16. Bekasi 2.281 2.281
17. Bandung Barat 2.546 980 3.525
71. Bogor
72. Sukabumi
73. Bandung
74. Cirebon
75. Bekasi
76. Depok
77. Kota Cimahi
78. Kota Tasikmalaya 889 889
79. Banjar 589 589
Jawa Barat 204.327 16.331 220.658
% 93% 7% 100%
Kabupaten Bogor merupakan wilayah yang mempunyai jumlah rumah bagi MBR 2 di
perdesaan yang layak huni paling banyak di Jawa Barat. Rumah layak huni di Kabupaten
Bogor adalah 23.646 unit.
Rumah untuk Masyarakat Menengah Atas di perdesaan bisa dibilang sangat sedikit karena
untuk rumah yang tidak layak huni terkonsentrasi di kawasan perdesaan. Presentase
kelayakan hunian di Jawa Barat untuk perkotaan yaitu sebanyak 97% atau sekitar 103.334
sudah termasuk layak dan sebesar 3% atau sekitar 2.771 masih termasuk hunian yang tidak
layak.
Perdesaan
Kab/Kota Kondisi Tempat Tinggal
Layak Tidak Layak Jumlah
01. Bogor 11.344 11.344
02. Sukabumi 3.866 3.866
03. Cianjur 3.857 610 4.467
04. Bandung 9.276 9.276
05. Garut 5.493 5.493
06. Tasikmalaya 10.034 446 10.480
07. Ciamis 4.199 4.199
08. Kuningan 6.006 6.006
09. Cirebon 826 826
10. Majalengka 5.342 5.342
11. Sumedang 6.348 735 7.084
12. Indramayu 3.596 3.596
13. Subang 10.982 522 11.504
14. Purwakarta 8.871 8.871
15. Karawang 8.088 8.088
16. Bekasi 591 591
17. Bandung Barat 4.149 457 4.606
71. Bogor
72. Sukabumi
73. Bandung
74. Cirebon
75. Bekasi
76. Depok
77. Kota Cimahi
78. Kota Tasikmalaya
79. Banjar 466 466
Jawa Barat 103.334 2.771 106.105
% 97% 3% 100%
Kabupaten Bogor merupakan wilayah yang mempunyai jumlah rumah bagi masyarakat
menengah atas di perdesaan yang layak huni paling banyak di Jawa Barat. Rumah layak
huni di Kabupaten Bogor adalah 11.344 unit.
SUDAH JELAS
Konsultan memandang bahwa data dasar merupakan hal yang diperlukan. Dalam hal ini
konsultan menilai data dasar yang tercantum dalam KAK sudah dapat dimengerti.
Intinya data dasar yang dipergunakan yaitu berasal dari dokumen jabar dalam angka yang
disediakan oleh BPS. Dengan adanya data dasar ini memudahkan konsultan untuk
melaksanakan PEKERJAAN JASA KONSULTAN PENDATAAN PERUMAHAN DI JAWA
BARAT dengan baik.
8 Lingkup Pekerjaan
b. Kegiatan Diskusi
Kegiatan diskusi dilakukan secara internal untuk membahas progres tiap tahapan
pekerjaan maupun secara eksternal untuk mengkoordinasikan dan mensosialisasikan
progres kegiatan dengan perencanaan yang ada di pihak lain dalam level pemerintah
pusat, provinsi maupun kabupaten/kota bahkan dengan stakeholder non pemerintah.
Untuk lebih jelasnya kegiatan diskusi ini meliputi:
Setiap tahapan diskusi, konsultan menyediakan cetak materi dan konsumsi (makan
dan snack)
Focus Group Discusion (FGD) dilakukan satu kali, merupakan diskusi yang
melibatkan semua pemangaku kepentingan di Pemerintah Provinsi Jawa Barat
yang terkait perencanaan penyediaan PSU. Diskusi ini diselenggarakan untuk
melakukan sinkronisasi terhadap lokasi perencanaan yang akan diselenggarakan
oleh masing-masing pemangku kepentingan di Provinsi Jawa Barat, sekaligus pula
untuk menemukenali potensi, permasalahan dan kebutuhan rumah dan PSU.
SUDAH JELAS
Ruang Lingkup Pekerjaan dalam PEKERJAAN JASA KONSULTAN PENDATAAN
PERUMAHAN DI JAWA BARAT sebagaimana dipersyaratkan di dalam KAK sudah dapat
dimengerti oleh pihak konsultan, dan diikuti sebagai acuan menyusun PEKERJAAN JASA
KONSULTAN PENDATAAN PERUMAHAN DI JAWA BARAT agar tidak melenceng sebagai
yang diharapkan oleh pemberi kerja.
Begitupun diskusi-diskusi yang tercantum dan diamanatkan dalam KAK konsultan sangat
menyetujuinya dan bahkan konsultan mengusulkan agar lebih intens untuk memaksimalkan
hasil dan transfer informasi yang ada.
1. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah tahapan untuk menetapkan substansi latar belakang,
permasalahan, maksud dan tujuan, sasaran pemanfaatan atau penggunaan dokumen-
dokumen dokumen PENDATAAN PERUMAHAN DI JAWA BARAT.
3. Studi Pustaka/Referensi
Studi Pustaka/Referensi adalah tahapan untuk mempelajari secara mendalam dan
komprehensif berbagai buku literature, pustaka dan referensi serta hasil penelitian dan
kajian yang telah dilakukan sebelumnya yang terkait dengan substansi yang dibahas,
ditulis dan disajikan dalam dokumen-dokumen.
9 Keluaran
1. Identifikasi data dan informasi yang dibutuhkan untuk perencanaan, pelaporan
dan kebijakan perumahan;
2. Definisi operasional data dan informasi yang telah diidentifikasi
3. Konsep dan struktur penyusunan data yang dibutuhkan untuk perencanaan, pelaporan dan
kebijakan perumahan;
4. Data dan informasi yang dibutuhkan untuk perencanaan, pelaporan dan kebijakan
perumahan pada tahun berjalan;
5. Buku profil data perumahan 2020-2021;
6. Data dan informasi dalam bentuk digital yang terintegrasi dalam sistem informasi
Klinik Rumah.
SUDAH JELAS
Keluaran dari PEKERJAAN JASA KONSULTAN PENDATAAN PERUMAHAN DI JAWA
BARAT sebagaimana dipersyaratkan di dalam KAK sudah dapat dimengerti oleh pihak
konsultan.
10 Peralatan, Material, Personel dan Fasilitas dari Pejabat Pembuat
Komitmen
Pejabat Pembuat Komitmen menyediakan personil berjumlah 3 (tiga) orang
sebagai Tim Penerima dan Pemeriksa Hasil Pekerjaan, untuk melakukan asistensi
substansi dan pendampingan dalam rangka koordinasi dan survei lapangan.
SUDAH JELAS
Peralatan, Material, Personel, dan Fasilitas dari Pejabat Pembuat Komitmen untuk
PEKERJAAN JASA KONSULTAN PENDATAAN PERUMAHAN DI JAWA BARAT
sebagaimana dipersyaratkan di dalam KAK sudah dapat dimengerti oleh pihak
konsultan.
11 Peralatan dan Material dari Penyedia Jasa Konsultansi
Peralatan yang dibutuhkan dalam pekerjaan Pendtaaan PKP ini sebagai berikut :
a. Peralatan Kantor
b. Peralatan Survei Lapangan
c. Peralatan Diskusi Umum dan Diskusi Internal
d. Peralatan mobilisasi kerja.
Pihak pengguna jasa tidak menyediakan peralatan tersebut dalam pelaksanaan pekerjaan
ini, sehingga penyedia jasa berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan peralatan tersebut.
SUDAH JELAS
Peralatan dan Material dari Penyedia jasa konsultasi untuk PEKERJAAN JASA
KONSULTAN PENDATAAN PERUMAHAN DI JAWA BARAT sebagaimana
dipersyaratkan di dalam KAK sudah dapat dimengerti oleh pihak konsultan.
SUDAH JELAS
Lingkup Kewenangan Penyedia Jasa pada PEKERJAAN JASA KONSULTAN
PENDATAAN PERUMAHAN DI JAWA BARAT sebagaimana dipersyaratkan di dalam
KAK sudah dapat dimengerti oleh pihak konsultan.
SUDAH JELAS
Jangka waktu penyelesaian PEKERJAAN JASA KONSULTAN PENDATAAN
PERUMAHAN DI JAWA BARAT yang selama 60 hari kalender sebagaimana yang telah
dipersyaratkan di dalam KAK sudah dapat dimengerti oleh konsultan.
Konsultan memandang bahwa waktu penyelesaian pekerjaan yang tersedia selama 60
hari kalender tergolong cukup, mengingat luasnya aspek kajian yang harus dilaksanakan
sebagai konsekuensi dari pendekatan perencanaan yang komprehensif. Dalam
pelaksanaan pekerjaan ini terdapat beberapa kegiatan yang dapat dilaksanakan secara
pararel, namun aspek sekwensial antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya
merupakan suatu keharusan. Artinya, manajemen dan pengaturan pekerjaan serta
koordinasi merupakan faktor penentu apakah target waktu penyelesaian 60 hari kalender
ini dapat dipenuhi.
Dalam era perencanaan yang partisipatif yang melibatkan sebanyak mungkin
stakeholders daerah tentu membutuhkan waktu yang panjang untuk mencapai suatu
kesepakatan, disini diperlukan kemampuan organisasi agar konsultasi dan asistensi
dapat berjalan lancar dan efisien.
Karena kami merupakan konsultan mempunyai peralatan dan perlengkapan yang
lengkap dan didukung oleh Tenaga Ahli yang berpengalaman dalam mengerjakan
pekerjaan sejenis, maka kami akan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan target
waktu yang telah ditentukan.
14 Personel
Kebutuhan Tenaga Ahli Untuk pekerjaan Pendataan PKP sebagai berikut :
Kualifikasi Jumlah
Posisi Orang
Bulan
Jumlah
personil Pendidikan Keahlian Pengalaman
Tenaga
Tenaga Ahli 1 orang S1 Planologi Ahli Berpengalaman dalam 2
Perencanaan / Madya bidang perumahan dan
Wilayah dan Perencanaan kawasan selama
Kota Wilayah dan minimal 5 tahun
Kota
Berpengalaman dalam 6
Operator 3 Orang D3 - penyusunan website
Komputer Informatika dan aplikasi selama
minimal 2 tahun
Tenaga 1 orang S1 Teknik - Berpengalaman dalam 2
Teknik Informatika penyusunan website
Informatika dan aplikasi selama
minimal 3 tahun
Berpengalaman dalam 6
Operator 3 Orang D3 - penyusunan website
Komputer Informatika dan aplikasi selama
minimal 2 tahun
SUDAH JELAS
Ketentuan dalam Kerangka Acuan Kerja tentang Ketentuan bagi konsultan dan penyedia jasa,
termasuk didalamnya persyaratan umum dan khusus, kebutuhan personil dan tahapan
pelaksanaan PEKERJAAN JASA KONSULTAN PENDATAAN PERUMAHAN DI JAWA
BARAT sebagaimana dipersyaratkan di dalam KAK sangat dimengerti konsultan dan
dirasakan cukup memadai, baik untuk pelaksanaan kegiatan maupun kapabilitas untuk
penyelesaian pekerjaan.
Karena kami merupakan Konsultan yang memiliki spesialisasi dalam pekerjaan yang terkait,
maka tenaga ahli yang dapat kami siapkan dalam memenuhi ketentuan dalam Kerangka Acuan
Kerja tersebut rata-rata telah memenuhi syarat yang ditentukan dan memiliki keahlian yang
tinggi dalam penanganan pekerjaan. Terlebih lagi dengan adanya dukungan ahli yang memiliki
kekhususan keahlian dalam bidang-bidang yang terkait dengan materi/substansi kegiatan yang
harus dikaji akan sangat membantu dalam upaya penyelesaian pekerjaan dengan hasil yang
dapat dipertanggung jawabkan.
Bulan Ke-
No. Kegiatan I II
1 2 3 4 1 2 3 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
TAHAP LAPORAN PENDAHULUAN/PERSIAPAN
I
Bulan Ke-
No. Kegiatan I II
1 2 3 4 1 2 3 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 11
2 Menyiapkan rencana kerja
3 Menyusun metodologi kerja
Mengumpulkan data dan informasi awal(studi literatur)
4
Bulan Ke-
No. Kegiatan I II
1 2 3 4 1 2 3 4
Menyiapkan laporan pendahuluan danpresentasi
5
IV TAHAP FINALISASI
1 Proses perbaikan hasil pemaparan draft laporan akhir
SUDAH JELAS
Jadwal tahapan pelaksanaan pada PEKERJAAN JASA KONSULTAN PENDATAAN
PERUMAHAN DI JAWA BARAT sebagaimana dipersyaratkan di dalam KAK sudah
dapat dimengerti oleh pihak konsultan.
16 Laporan Pendahuluan
a. Laporan Pendahuluan, yang memuat mengenai proses penyelesaian kegiatan
dengan capaian sebagai berikut:
Latar belakang kegiatan, tujuan dan sasaran kegiatan, metodologi, dan
jadwal pelaksanaan kegiatan;
Rencana kerja rinci yang akan menjadi acuan dalam keseluruhan rangkaian
pelaksanaan kegiatan;
Konsep, Pendekatan, dan metodologi yang akan digunakan dalam
pelaksanaan kegiatan; dan
Laporan Pendahuluan ini diserahkan 2 (dua) minggu setelah SPMK diterbitkan
dengan jumlah sebanyak 3 (tiga) buku. Buku laporan pendahuluan dibuat pada
kertas jenis magazine paper ukuran A4, soft cover, untuk tampilan peta dibuat
berwarna
SUDAH JELAS
17 Laporan Antara
Laporan Antara, merupakan laporan yang memuat pengolahan data hasil survei,
identifikasi hasil pendataan yang memuat hasil analisis sementara yang meliputi:
Analisis aspek-aspek yang diperlukan sebagai dasar perencanaan, yang
minimal harus meliputi :
Survei data primer dan sekunder untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan;
Pemetaan data dan informasi pelaku pembangunan perumahan;
Data dan informasi terkait capaian perumahan yang bersumber dari
pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan
asosiasi yang meliputi:
1. Data kuantitatif dan kualitatif gambaran kondisi rumah di Jawa Barat,
meliputi rumah umum, rumah komersial, rumah khusus dan rumah
swadaya.
2. Data kuantitatif dan kualitatif gambaran perumahan di Jawa Barat
3. Data kuantitatif dan kualitatif PSU Perumahan di Jawa Barat
4. Data dan informasi perumahan yang dibangun time series minimal 3
tahun, diambil dari;
a. data yang dikeluarkan oleh BPS,
b. dinas teknis pengampu perumahan dan permukiman di
kabupaten/kota,
c. data IMB yang dikeluarkan oleh dinas pengampu perizinan
kabupaten/kota
d. data dari asosiasi pengemban
SUDAH JELAS
18 Laporan Akhir
Laporan Akhir merupakan laporan yang memuat perbaikan dan
penyempuranaan laporan pendahuluan dan laporan antara, serta memuat hasil
akhir dari seluruh proses pendataan yang meliputi:
Kebutuhan data dan informasi yang dibutuhkan untuk perencanaan,
pelaporan dan kebijakan perumahan;
Peta pemangku kebijakan dan peranannya dalam kebutuhan data dan
informasi perumahan;
Definisi operasional data dan informasi yang telah diidentifikasi
Konsep dan struktur penyusunan data yang dibutuhkan untuk perencanaan,
pelaporan dan kebijakan perumahan;
Data yang dibutuhkan untuk perencanaan, pelaporan dan kebijakan
perumahan pada tahun berjalan;
Album peta data dan informasi spasial perumahan Jawa Barat;
Data dan informasi dalam bentuk digital yang terintegrasi dalam sistem
informasi Klinik Rumah.
Laporan harus diserahkan pada saat kontrak berakhir sebanyak 3 (tiga)
buku, dicetak berwarna, menggunakan jilid softcover dan kertas ukuran A4
80 gram.
Hardisk memuat semua rangkaian kegiatan dalam bentuk soft copy, laporan
pendahuluan, buku perda, buku eksekutive summary, foto, kompilasi data,
bahan paparan final serta desain-desain media informasi. Apabila Pemberi
Tugas memerlukan tambahan-tambahan dokumen, maka Konsultan akan
menyiapkan tambahan-tambahan dokumen tersebut atas biaya Pemberi
Tugas
SUDAH JELAS
19 Persyaratan
Memiliki SBU Non Konstruksi layanan Jasa Telematika 1.03.05.01 Aplikasi
Komputer yang masih berlaku dan sahkan oleh instansi yang berwenang.
SUDAH JELAS
Kami sebagai konsultan sudah memenuhi syarat pada PEKERJAAN JASA KONSULTAN
PENDATAAN PERUMAHAN DI JAWA BARAT sebagaimana dipersyaratkan di dalam KAK.
b. Data-data teknis dan sektoral lainnya yang dibutuhkan didapat dari sumber yang
jelas dan dapat dipertanggungjawabkan, yaitu instansi resmi yang memiliki
tupoksi untuk mengeluarkan data tersebut (dibale/instansi sektoral terkait).
c. Data-data yang akan digunakan untuk proyeksi kebutuhan di masa datang
minimal mencakup periode waktu lima tahun ke belakang (time series).
SUDAH JELAS