Anda di halaman 1dari 16

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN DAN


PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PEMUKIMAN
(RP3KP) KABUPATEN MAJENE TAHUN 2018

 
A. Latar Belakang

Pembangunan perumahan dan kawasan permukiman merupakan kebutuhan dasar


manusia yang mempunyai fungsi strategis sebagai pusat pendidikan keluarga,
persemaian budaya, dan peningkatan kualitas generasi yang akan datang, serta
merupakan pengejawantahan jati diri. Salah satu perwujudan tercapainya kesejahteraan
rakyat ditandai dengan meningkatnya kualitas kehidupan yang layak dan bermartabat
melalui pemenuhan kebutuhan papan sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia.
Dengan demikian pembangunan perumahan dan kawasan permukiman merupakan salah
satu bidang strategis dalam upaya pembangunan manusia Indonesia yang seutuhnya dan
pembangunan perumahan dan  kawasan permukiman
merupakan kegiatan yang bersifat multi sektor, yang hasilnya langsung menyentuh salah
satu kebutuhan dasar masyarakat.
Berdasarkan Undang-Undang No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
pembangunan perumahan dan kawasan permukiman menjadi salah satu urusan wajib yang
berkaitan dengan pelayanan dasar, sehingga harus dilaksanakan oleh Pemerintah
Kota/Kabupaten. Namun demikian, masalah pembangunan perumahan dan kawasan
permukiman merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah provinsi,
pemerintah kabupaten/kota, dunia usaha dan masyarakat sesuai peran masing-masing.
Pemenuhan kebutuhan rumah layak dalam lingkungan sehattentunya menjadi kewajiban
masyarakat sendiri, pemerintah dalam hal ini mempunyai tugas untuk menciptakan iklim
pembangunan yang kondusif sehingga memberikan peluang kepada dunia usaha
menyediaan perumahan dan kawasan permukiman. Dinamika perkembangan pemanfaatan
ruang di wilayah Kabupaten Majene membawa dampak terjadinya
pola pergeseran dalam pemanfaatan ruang dari kawasan yang bercirikan perdesaan ke
kawasan yang bercirikan  perkotaan. Perkembangan kebutuhan ruang wilayahdan kondisi 
daya  dukung  ruang  wilayah  yang  mengalami  pergeseran  mengakibatkan  peningkatan
pertumbuhan  kawasan  terbangun.  Sejalan  dengan  perkembangan  wilayah  Kabupaten 
Majene perlu adanya  arahan  pengembangan  kewilayahan  sehingga 
pemanfaatan ruang wilayah oleh penggunaan ruang  yang  secara  fungsi  mempunyai 
nilai ekonomis dapat terkendali.
Untuk mengantisipasi haltersebut diperlukan suatu penetapan pemanfaatan ruang yang 
komperhesif sehingga pembangunan dan pengembangan perumahan kawasan permukiman
sejalan dengan pembangunan sektor lain, supaya terjadi sinkronisasi, dan  harmonisasi 
dalam  mewujudkan  Visi,  Misi,  Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kabupaten Majene
berdasarkan RPJMD dan RTRW Kabupaten Majene.
Salah satu peran strategis Pemerintah Pusat dalam upaya percepatan pembangunan
perumahan dan kawasan permukiman adalah penyediaan berbagai kebijakan, norma, stand
ar, panduan dan manual bagi daerah.  Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2011 tentang Perumahan  dan Kawasan  Permukiman,  bahwa pemerintah  dan/atau 
pemerintah daerah wajib memberikan kemudahan pembangunan dan 
perolehan rumah bagi Masyarakat  Berpengahasilan Rendah (selanjutnya disebut MBR).
Hal ini merupakan wujud komitmen pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakatnya. 
Agar penyelenggaraan pembangunan Perumahan dan Kawasan Pemukiman berjalan
optimal, tertib dan terorganisasi dengan baik, maka diperlukan suatu pedoman umum yang
mengakomodasi berbagai kepentingan dan dapat mengantisipasi persoalan-persoalan
pokok  yang saat ini berkembang di kawasan permukiman perkotaan, bahkan yang
diprediksi akan terjadi pada periode tertentu.
Dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembangunan Perumahan dan
Kawasan Pemukiman dan dalam upaya percepatan pembangunan Perumahan dan
Kawasan
Pemukiman yang berkelanjutan dibutuhkan suatu dokumen perencanaan pembangunan stra
tegis terkait pembangunan Perumahan dan Kawasan Pemukiman. Dokumen yang dimaksud
adalah Dokumen Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Pemukiman (RP3KP). Dokumen Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan
dan Kawasan Pemukiman (RP3KP) merupakan turunan dari RTRW yang merupakan suatu
produk rekayasa yang dapat dijadikan acuan bagi kebijakan dan pengendalian
pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan pemukiman.
Penyelenggaraan pembangunan perumahan dan pemukiman harus dilakukan
oleh pemerintah daerah secara akomodatif, aspiratif, dan transparan. Konsepsi
pembangunan dan pengembangan perumahan dan pemukiman
suatu wilayah harus direncanakan secara matang untuk kurun waktu 5 (lima)
tahunan sebagai acuan baku bagi semua stakeholder dan masyarakat. Dalam
perkembangannya sebagian besar Pemerintah Kota/ Kabupaten termasuk Pemerintah 
Kabupaten Majene belum mempunyai dokumen Perencanaan  Pembangunan  Perumahan
dan Kawasan Pemukiman sebagai acuan dalam penyiapan program dan arahan dalam
pembangunan perumahan dan kawasan permukiman di daerahnya. Sehubungan dengan
hal tersebut, maka saat ini diperlukan adanya suatu kegiatan  Penyusunan
Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Pemukiman
(RP3KP) Kabupaten Majene.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Pemukiman (RP3KP) Kabupaten Majene ini dimaksudkan untuk:
1. Melaksanakan Standar Pelayanan Minimal bidang Perumahan Rakyat;
2. Mengidentifikasi permasalahan perumahan dan pemukiman, yang meliputi :
a. Permasalahan yang ada (pemberian ijin lokasi, pemberian perijinan yang melebihi
daya dukung lingkungan, pertumbuhan permukiman kumuh)
b. Permasalahan yang perlu diantisipasi (review terhadap peruntukan kawasan, penetapan fungsi
kawasan non perumahan yang berkembang menjadi kawasan perumahan atau sebaliknya,
penetapan negative list terhadap kawasan terlarang, penetapan daya dukung lahan yang
mengalami degradasi);
c. Permasalahan lain (masalah sektoral, masalah lintas publik, dan masalah yang
dipecahkan secara terkoordinasi melalui forum masyarakat).
 
3. Tersedianya data dasar perumahan dan pemukiman yang diperhitungkan sehingga masih dapat
digunakan (valid) dan mudah dikelola.
4.  Terdefinisinya sasaran dan kebijakan daerah dalam pemenuhan kebutuhan sector
Perumahan dan Kawasan Pemukiman secara terintegrasi dan sistematis;
5. Terwujudnya pedoman dan arahan terkait Perumahan dan Kawasan Pemukiman dalam
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan Perumahan dan Kawasan Pemukiman; dan
6. Tersinerginya Pembangunan Perumahan dan Kawasan Pemukiman antar pihak-
pihak yang membidangi perumahan dan pihak-pihak lain yang terkait Perumahan dan Kawasan
Pemukiman;
7. Menunjang pembangunan ekonomi sosial dan budaya;
8. Pemberdayaan pemangku kepentingan.

C. SASARAN

Sebagai bagian dari rencana tata ruang wilayah, sasaran dari penyusunan Rencana
Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Pemukiman (RP3KP) ini anta
ra lain:
a. Tersedianya rencana pembangunan perumahan dan kawasan permukiman di
daerah yang aspiratif dan akomodatif, yang dapat diacu bersama oleh pelaku dan
penyelenggara pembangunan;
b. Tersedianya skenario pembangunan perumahan dan kawasan permukiman yang
memungkinkan terselenggaranya pembangunan secara tertib dan terorganisasi serta
terbuka peluang bagi masyarakat untuk berperan serta dalam seluruh prosesnya;
c. Tertanganinya kawasan permukiman kumuh;
d. Terakomodasinya kebutuhan akan perumahan dan kawasan permukiman yang
dijamin oleh kepastian hukum, terutama bagi kelompok masyarakat berpenghasilan
rendah; dan
e. Tersedianya Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Pemukiman (RP3KP) yang memadai kualitasnya, terutama bagi daerah yang telah
memperlihatkan kebutuhan serta rnemiliki intensitas permasalahan yang mendesak
di bidang perumahan dan kawasan permukiman.

D. LOKASI KEGIATAN

Kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan


Kawasan Permukiman (RP3KP) ini secara administratif berada di Wilayah Kecamatan
Batauga.

E. SUMBER PENDANAAN

Pelaksanaan kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perum
ahan dan Kawasan Pemukiman (RP3KP) Kabupaten Majene diperlukan biaya sebesar
Rp. 450.000.000,- (empat ratus lima puluh juta Rupiah) termasuk PPN yang bersumber
dari APBD Kabupaten Majene Tahun Anggaran 2017.

F. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

Pejabat Pembuat Komitmen adalah Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Penyusunan


Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman Di
Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Majene Tahun Anggaran 2017.

G. DASAR/PERATURAN/ STANDAR/ ACUAN/ PEDOMAN

Dasar hukum untuk melaksanakan Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengemba
ngan Perumahan dan Kawasan Pemukiman (RP3KP) Kabupaten Majene antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati
dan Ekosistemnya;
3. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;
4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
5. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;
7. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman;
8. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi;
9. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan;
10. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan;
11. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan;
12. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
13. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian;
14. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
15. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan
Pulau-Pulau Kecil sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
1 Tahun 2014;
16. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
17. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan;
18. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan;
19. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
20. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
21. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
LingkunganHidup;
22. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Benda Cagar Budaya;
23. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman;
24. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial;
25. Undang  –  Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun;
26. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan
Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum;
27. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
28. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai;
29. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan;
30. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas
Jalan;
31. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta untuk
PenataanRuang Wilayah;
32. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah;
33. Peraturan Pemeritah Nomor 60 tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan
PemerintahNomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan;
34. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol;
35. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi;
36. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
37. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
WilayahNasional;
38. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan;
39. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang;
40. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara
PeranMasyarakat dalam Penataan Ruang; Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun
2012 tentang Izin Lingkungan;
41. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2005 tentang Pengelolaan
Tanahbagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum;
42. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1990 tentang
PengelolaanKawasan Lindung;
43. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan
Nasional diBidang Pertanahan;
44. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2009 tentang Koordinasi
PenataanRuang Nasional;
45. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 41 Tahun 2007 tentang Pedoman Kriteria
TeknisKawasan Budidaya;
46. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 5 Tahun 2008 tentang Pedoman
PenyediaanPemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan;
47. Peraturan Menteri Dalam Negeri 1 Tahun 2008 tentang Pedoman Perencanaan
KawasanPerkotaan;
48. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2009 tentang Pedoman
PenyerahanPrsarana, Sarana, Dan Utilitas Perumahan Dan Permukiman Di Daerah;
49. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009 Tentang
PedomanPenentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup Dalam Penataan Ruang
Wilayah;
50. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 10 Tahun 2012
tentangPenyelenggaraan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dengan Hunian
Berimbang;
51. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 07 Tahun 2013 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri perumahan Rakyat Nomor 10 tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dengan Hunian
Berimbang.
52. Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2014
Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pembangunan Dan Pengembangan
Perumahan Dan Kawasan Permukiman Daerah Provinsi Dan Daerah
Kabupaten/Kota.

H. RUANG LINGKUP KEGIATAN

1. Lingkup Wilayah

Secara internal Kabupaten Majene dengan luas 298.685 Ha terdiri dari atas 7
Kecamatan. Secara Regional kedudukan Kabupaten Majene sebagai salah satu Pusat
Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp) di Provinsi Sulawesi Barat yang memiliki keterkaitan
kuat adalah Kota Baubau sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Dengan demikian
pertumbuhan dan perkembangannya tidak dapat lepas dari pertumbuhan dan
perkembangan wilayah eksternalnya ini.

2. Lingkup Substansi Materi

Ruang lingkup substansi materi Pekerjaan Penyusunan Rencana Pembangunan Dan


Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman (RP3KP) adalah meliputi materi
yang tertuang dalam Keputusan Menteri Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 12
Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pembangunan Dan Pengembangan
Perumahan Dan Kawasan Permukiman Daerah Provinsi Dan Daerah Kabupaten/Kota yang
sekurang-kurangnya memuat tentang :
a. Jabaran kebijakan pembangunan perumahan dan permukiman daerah;
b. Arahan lokasi permbangunan perumahan dan permukiman;
c. Rincian program bidang perumahan dan permukiman di daerah;
d. Skala prioritas dan indikasi pentahapan kegiatan bidang perumahan dan permukiman di
daerah;
e. Pengaturan kelembagaan dan mekanisme penyelenggaraan perumahan dan
permukiman daerah;
f. Rincian pembiayaan dan sumber pendanaan program bidang perumahan dan
permukiman di daerah.

I. JANGKA WAKTU PERENCANAAN

Jangka waktu perencanaan Penyusunan Rencana Pembangunan Dan Pengembangan


Perumahan Dan Kawasan Permukiman (RP3KP) adalah 20 (dua puluh) tahun yaitu tahun
2017 - 2037.

J. METODOLOGI

Secara garis besar, RP3KP terdiri dari beberapa tahapan, yakni:


1. TAHAP I - Sosialisasi Awal dan Pendataan
Tahapan ini terdiri dari rangkaian kegiatan berikut:
a. Persiapan
b. Pengumpulan Data Dan Informasi
c. Analisa
d. Perumusan Pilihan Strategi
2. TAHAP II - Penyusunan dan Pemantapan Naskah RP3KP Dalam tahap ini, hasil
penyusunan RP3KP pada tahap sebelumnya diperinci dan dimantapkan secara
substansial. Tahapan ini juga merupakan proses sosialisasi dan uji terap terhadap
naskah RP3KP, dan terdiri dari kegiatan-kegiatan berikut:
1. Pendetilan Rancangan
2. Penyiapan Perangkat Pelaksanaan
3. Penyepakatan
3. TAHAP III - Evaluasi dan Pelaporan Tahapan ini terdiri dari kegiatan supervisi,
pemantauan, serta evaluasi akhir, dengan rincian sebagai berikut:
a. Supervisi.
b. Pemantauan, terdiri dari:
 Review terhadap proses dan prosedur pemberian perijinan pengembangan
kawasan perumahan & permukiman baru, upaya resetltlement, upaya
konsolidasi, pembangunan skala besar.
 Review terhadap pemanfaataan ruang kawasan perumahan dan permukiman
yang pembangunanmnya memberikan dampak besar terhadap
berlangsungnya kegiatan berkehidupan dan penghidupan masyarakat
c. Evaluasi.
Berdasarkan metodologi penyusunan RP3KP di atas, dapat dijelaskan bahwa
Kegiatan Penyusunan RP3KP di Kabupaten Majene merupakan pelaksanaan
rangkaian kegiatan pada Tahap I, Tahap II, dan sebagian Tahap III yang
merupakan tahap sosialisasi program dan proses pengumpulan data dan
informasi, sampai dengan penyusunan naskah akademis RP3KP.

K. METODE ANALISIS

Metode analisis yang minimal harus dipergunakan oleh Konsultan Perencana adalah:
1. Analisa Daya Tampung (Carrying Capacity).
2. Analisa Kebutuhan Pengembangan Permukiman.
3. Analisa Kebutuhan Pengembangan Infrastruktur Permukiman.
4. Analisa Kelembagaan.
5. Analisa SWOT dalam pemilihan konsep dan strategi pengembangan perumahan dan
permukiman

L. KELUARAN (OUTPUT)

Keluaran utama (output) yang dihasilkan dari pekerjaan Rencana Pembangunan Dan
Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kabupaten Majene ini
adalah berupa Naskah Akademis RP3KP yang siap digunakan sebagai dasar acuan
dalam penyelenggaraan pembangunan dan pengembangan perumahan dan
permukiman di daerah, yang secara umum berupa laporan-laporan sebagai berikut:
1. Laporan Pendahuluan
2. Laporan Antara
3. Laporan Draft Akhir
4. Laporan Akhir
5. Laporan Ringkasan Eksekutif
6. Album Peta A3
7. Laporan FGD

M. HASIL (OUTCOME)

Hasil atau outcome yang didapat dengan terlaksananya kegiatan ini adalah:
 Diperolehnya suatu landasan strategi penyelenggaraan dan pengelolaan perumahan
dan permukiman di daerah yang sesuai dengan kebutuhan terkini (prioritas) maupun
antisipasi perkembangan wilayah;
 Diperolehnya suatu arahan kebijakan penyelenggaraan perumahan dan permukiman
daerah yang selanjutnya dapat menjadi acuan dasar bagi penyiapan program-
program dan kegiatan terkait bidang perumahan dan permukiman di daerah, baik
yang berasal dari Pusat, Provinsi, maupun Daerah;
 Diperolehnya dukungan stakeholder perumahan dan permukiman daerah yang telah
dilibatkan dalam proses sosialisasi dan identifikasi permasalahan perumahan dan
permukiman daerahnya;
 Diperolehnya gambaran kondisi perumahan dan permukiman daerah berdasarkan
data dan informasi terkini yang lengkap dari hasil kegiatan inventarisasi dan
penyusunan data;
 Tersusunnya arahan-arahan ruang permukiman yang telah selaras dengan arahan
penatan ruang wilayah;
 Tersedianya kebijakan penanganan perumahan dan permukiman bagi masyarakat
miskin dan berpenghasilan rendah (MBR) yang diharapkan dapat mengakomodir
kebutuhan yang ada maupun potensi perkembangan kebutuhan di tahun-tahun
mendatang sebagai bentuk antisipasi permasalahan.

N. MASUKAN

1. Jangka Waktu Pelaksanaan


Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan ini diperkirakan dalam kurun waktu selama 6
(Enam) bulan atau 180 (seratus delapan puluh) hari kalender.

2. Kebutuhan Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung


Agar menghasilkan produk yang optimal, pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan
tenaga ahli dan tenaga pendukung yang berpengalaman dan memiliki keahlian.
a. Tenaga Ahli yang akan ditugaskan dalam melaksanakan pekerjaan jasa
konsultansi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
 Memiliki Nomor Pokok Wajib pajak (NPWP); Lulusan perguruan tinggi atau
perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi oleh instnasi yang berwenang
atau yang lulus ujian negara, atau perguruan tinggi luar negeri yang ijazahnya
telah disahkan/diakui oleh instansi pemerintah yang berwenang di dibidang
pendidikan tinggi.
 Mempunyai pengalaman di bidangnya serta mempunyai sertifikat tenaga Ahli
dan menyertakan Referensi dari Pejabat Pembuat Komitmen
b. Pegawai negeri/TNI-Polri, pegawai BI, dilarang menjadi penyedia barang/jasa,
kecuali yang bersangkutan mengambil cuti diluar tanggungan negara.
c. Klasifikasi dan Kualifikasi Tenaga Ahli
 Untuk melaksanakan tugasnya, Konsultan harus menyediakan tenaga yang
memenuhi kebutuhan kegiatan, baik jumlah dan keahliannya ditinjau dari
lingkup (besar) kegiatan maupun tingkat kekomplekan kegiatan
 Jika tenaga yang disediakan dinilai tidak mampu, maka Pemimpin kegiatan
berhak minta ganti dengan tenaga ahli yang lain yang lebih mampu, disertai
curriculum vitae
 Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah
tenaga ahli yang memiliki Sertifikat Keahlian yang dikeluarkan oleh asosiasi
profesi dan diregistrasi oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi,
terkecuali tenaga ahli yang belum memiliki asosiasi keahlian, dengan rincian
tenaga ahli sebagai berikut :
1) Ketua Tim = 1 Orang
Ketua Tim disyaratkan seorang Pasca Sarjana Teknik Strata Dua (S2)
Jurusan Teknik Perencanaan Kota dan Daerah lulusan universitas negeri
atau universitas swasta yang telah disamakan berpengalaman dalam
pelaksanaan pekerjaan di bidang perencanaan dan/atau perancangan
tata ruang dan permukiman sekurang-kurangnya 7 tujuh) tahun, memiliki
SKA Madya – Perencanaan Wilayah
Sebagai Ketua Tim, tugas utamanya adalah memimpin dan
mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja dalam pelaksanaan
pekerjaan sampai selesai.
2) Ahli Perumahan Dan Permukiman = 1 Orang
Ahli Perumahan Dan Permukiman disyaratkan seorang Sarjana Teknik
Strata Satu (S1) Jurusan Teknik Sipil/Arsitek lulusan universitas negeri
atau universitas swasta yang telah disamakan berpengalaman dalam
pelaksanaan pekerjaan di bidang perencanaan dan/atau perancangan
tata ruang dan permukiman sekurangkurangnya 5 (lima) tahun, memiliki
SKA Muda Arsitek.
3) Ahli Prasarana Dan Sarana = 1 Orang
Ahli Prasarana Dan Sarana disyaratkan seorang Pasca Sarjana Teknik
(S2) Jurusan Teknik Perencanaan Prasarana lulusan universitas negeri
atau universitas swasta yang telah disamakan berpengalaman dalam
pelaksanaan pekerjaan di bidang perencanaan dan/atau perancangan
prasarana dan sarana (fasilitas dan utilitas) perumahan dan permukiman
dalam tata ruang sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun, memiliki SKA Muda
Ahli Perencanaan Wilayah.
4) Ahli Lingkungan = 1 Orang
Ahli Lingkungan disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata Satu (S1)
Jurusan Teknik Lingkungan lulusan universitas negeri atau universitas
swasta yang telah disamakan berpengalaman dalam pelaksanaan
pekerjaan di bidang perencanaan dan/atau perancangan lingkungan
perumahan dan permukiman dalam tata ruang sekurang-kurangnya 5
(lima) tahun, memiliki SKA Madya Teknik Lingkungan.
5) Ahli Pemetaan/Ahli GIS = 1 Orang
Ahli Pemetaan/Ahli GIS disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata Satu
(S1) Jurusan Teknik Geodesi lulusan universitas negeri atau universitas
swasta yang telah disamakan berpengalaman dalam pelaksanaan
pekerjaan di bidang perencanaan dan/atau perancangan GIS kawasan
perumahan dan permukiman dalam tata ruang sekurang-kurangnya 5
(lima) tahun, minimal memiliki SKA Muda Geodesi.
6) Tenaga Ahli Ekonomi Pembangunan = 1 Orang
Ahli Ekonomi Perkotaan disyaratkan seorang Sarjana Strata Satu (S1)
Jurusan Ekonomi lulusan universitas negeri atau universitas swasta yang
telah disamakan berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan di bidang
perencanaan ekonomi kawasan perumahan dan permukiman dalam tata
ruang sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun.
7) Ahli Kelembagaan = 1 Orang
Ahli Kelembagaan disyaratkan seorang Sarjana Strata Satu (S1) Jurusan
Hukum/ FISIP/ Manajemen Pembangunan/Administrasi lulusan
universitas negeri atau universitas swasta yang telah disamakan
berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan di bidang kelembagaan di
kawasan perumahan dan permukiman sekurang-kurangnya 5 (Lima)
tahun.
Selain tenaga ahli profesional yang mutlak harus dipenuhi sesuai dengan
disiplin ilmunya, untuk kelancaran dan ketertiban serta optimalnya
pelaksanan pekerjaan, perlu didukung tenaga Sub professional atau asisten
Tenaga ahli dan tenaga pendukung sesuai dengan keahliannya dengan
tingkat disiplin ilmu yang dapat melaksanakan tugas sesuai kedudukannya.
Tenaga Sub professional atau asisten tenaga ahli yang diperlukan dalan
pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
1. Asisten Ahli Perumahan dan Permukiman
Asisten Ahli Perumahan Dan Permukiman disyaratkan seorang Sarjana
Teknik Strata Satu (S1) Jurusan Teknik Sipil/Arsitek lulusan universitas
negeri atau universitas swasta yang telah disamakan berpengalaman
dalam pelaksanaan pekerjaan di bidang perencanaan dan/atau
perancangan tata ruang dan permukiman sekurangkurangnya 3 (Tiga)
tahun.
2. Asisten Ahli Prasaran dan Sarana
Asisten Ahli Prasarana Dan Sarana disyaratkan seorang Pasca Sarjana
Teknik (S2) Jurusan Teknik Sipil lulusan universitas negeri atau
universitas swasta yang telah disamakan berpengalaman dalam
pelaksanaan pekerjaan di bidang perencanaan dan/atau perancangan
prasarana dan sarana (fasilitas dan utilitas) perumahan dan permukiman
dalam tata ruang sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun.

3. Asisten Ahli Lingkungan


Asisten Ahli Lingkungan disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata Satu
(S1) Jurusan Teknik Lingkungan lulusan universitas negeri atau
universitas swasta yang telah disamakan berpengalaman dalam
pelaksanaan pekerjaan di bidang perencanaan dan/atau perancangan
lingkungan perumahan dan permukiman dalam tata ruang sekurang-
kurangnya 3 (tiga) tahun.
4. Asisten Ahli Geodesi.
Asisten Ahli Pemetaan/Ahli GIS disyaratkan seorang Sarjana Teknik
Strata Satu (S1) Jurusan Teknik Geodesi/Sipil/Perencanaan
Wilayah/Arsitek lulusan universitas negeri atau universitas swasta yang
telah disamakan berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan di bidang
perencanaan dan/atau perancangan GIS kawasan perumahan dan
permukiman dalam tata ruang sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun.
5. Asisten Ahli Ekonomi
Asisten Ahli Ekonomi Perkotaan disyaratkan seorang Sarjana Strata Satu
(S1) Jurusan Ekonomi lulusan universitas negeri atau universitas swasta
yang telah disamakan berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan di
bidang perencanaan ekonomi kawasan perumahan dan permukiman
dalam tata ruang sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun.
6. Asisten Ahli Kelembagaan
Asisten Ahli Kelembagaan disyaratkan seorang Sarjana Strata Satu (S1)
Jurusan Hukum/ FISIP/ Manajemen Pembangunan/Administrasi lulusan
universitas negeri atau universitas swasta yang telah disamakan
berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan di bidang kelembagaan di
kawasan perumahan dan permukiman sekurang-kurangnya 5 (Lima)
tahun.
Sedangkan Tenaga pendukung yang akan diperlukan dalam pekerjaan ini
adalah sebagai berikut:
a) Sekretaris / Operator Komputer – 1 Orang
Sekretaris / Administrator/ Operator Komputer disyaratkan seorang
Sarjana Muda Diploma Dua/ Tiga (S1/D2/D3) Jurusan Sekretaris lulusan
universitas negeri atau universitas swasta yang telah disamakan.
b) Drafter/ Operator GIS – 2 Orang
Drafter/ Operator GIS disyaratkan seorang Sarjana Muda Diploma Dua/
Tiga (S1/D2/D3) Jurusan Teknik Informatika/ Sipil/ Arsitektur lulusan
universitas negeri atau universitas swasta yang telah disamakan.

c) Surveyor – 3 Orang
Surveyor disyaratkan seorang Sarjana Muda Diploma Dua/ Tiga
(S1/D2/D3) Jurusan Teknik Sipil/ Arsitektur lulusan universitas negeri atau
universitas swasta yang telah disamakan.
d) Administrasi dan Keuangan – 1 Orang
disyaratkan seorang Sarjana Muda Diploma Dua/ Tiga (S1/D2/D3/SMK)
Jurusan keuangan lulusan universitas negeri atau universitas swasta
yang telah disamakan

O. SISTEM PELAPORAN

Jenis laporan yang yang harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen adalah
sebagai berikut:
1. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan di dalam pekerjaan ini berisikan uraian tentang hasil evaluasi
dan pemahaman konsultan terhadap tujuan, metodologi dan model analisa, langkah-
langkah/ jadwal pelaksanaan pekerjaan, struktur organisasi pelaksanaan pekerjaan,
rencana kegiatan, rencana survey dan pedoman/ kriteria/ standar yang akan
digunakan. Inti dari laporan pendahuluan ini adalah review terhadap
penyelenggaraan perumahan dan permukiman. Laporan Pendahuluan tersebut
diserahkan kepada pihak pemberi pekerjaan sebanyak 5 (lima) eksemplar cetak jilid
dalam format kertas A4 dan penyampaian laporan sudah termasuk laporan aslinya.
Laporan dapat disetujui oleh pemberi jasa apabila Tim Teknis telah melakukan
koreksi laporan tersebut berdasarkan masukan hasil diskusi dan sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) serta Penelitian Panitia Pemeriksa Barang/ Jasa atau
Panitia Penerima Hasil Pekerjaan terhadap hasil yang diserahkan yang selanjutnya
dibuat dalam Berita Acara Laporan Pendahuluan/ Berita Acara Kemajuan Pekerjaan.
2. Laporan Antara
Laporan Antara berisi mengenai inventarisasi data dibidang perumahan dan
permukiman berdasarkan hasil-hasil survey instansional dan observasi lapangan,
analisa citra satelit, identifikasi dan analisa kondisi wilayah perencanaan. Hasil
utama laporan ini adalah kompilasi data dan rumusan potensi, permasalahan,
peluang, tantangan, hambatan dan kecenderungan kebutuhan pengembangan
perumahan dan permukiman. Laporan Fakta Analisa diserahkan kepada pihak
pemberi pekerjaan sebanyak 5 (lima) eksemplar yang dicetak jilid dalam format A4
dan penyampaiannya sudah termasuk laporan aslinya. Laporan dapat disetujui oleh
pemberi jasa apabila Tim Teknis telah melakukan koreksi laporan tersebut
berdasarkan masukan hasil diskusi dan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK)
serta Penelitian Panitia Pemeriksa Barang/ Jasa atau Panitia Penerima Hasil
Pekerjaan terhadap hasil yang diserahkan yang selanjutnya dibuat dalam Berita
Acara Laporan Antara/ Berita Acara Kemajuan Pekerjaan.
3. Laporan Draft Akhir
Laporan Draft Akhir merupakan laporan yang memuat alternatif konsep dan skenario
pengembangan perumahan dan permukiman, berikut dengan arah kebijakan dan
strategi, arah pengembangan ruang, arahan pengelolaan, arahan kelembagaan dan
pemberdayaan masyarakat, serta indikasi program pembangunan. Laporan ini
diserahkan kepada pihak pemberi pekerjaan sebanyak 5 (lima) eksemplar dalam
format kertas A4. Laporan dilengkapi dengan 5 (lima) album peta draft final dalam
format A3. Laporan dapat disetujui oleh pemberi jasa apabila Tim Teknis telah
melakukan koreksi laporan tersebut berdasarkan masukan hasil diskusi dan sesuai
dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) serta Penelitian Panitia Pemeriksa Barang/
Jasa atau Panitia Penerima Hasil Pekerjaan terhadap hasil yang diserahkan yang
selanjutnya dibuat dalam Berita Acara Laporan Draft Akhir/ Berita Acara Kemajuan
Pekerjaan. Sebelum laporan draft akhir disetujui oleh pemberi jasa, perlu dilakukan
presentasi tambahan kepada instansi terkait.
4. Laporan Akhir
Laporan Akhir disampaikan setelah penyempurnaan Laporan Draft Final. Laporan
Akhir diserahkan kepada pihak pemberi pekerjaan sebanyak 5 (lima) eksemplar
dalam format kertas A4 dan penyampaian laporan sudah termasuk laporan aslinya.
Laporan dapat disetujui oleh pemberi jasa apabila Tim Teknis telah melakukan
koreksi laporan tersebut berdasarkan masukan hasil diskusi dan sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) serta Penelitian Panitia Pemeriksa Barang/ Jasa atau
Panitia Penerima Hasil Pekerjaan terhadap hasil yang diserahkan yang selanjutnya
dibuat dalam Berita Acara Laporan Akhir/ Berita Acara Kemajuan Pekerjaan.
5. Laporan Ringkasan Eksekutif
Laporan Ringkasan Eksekutif ini merupakan ringkasan eksekutif terhadap Rencana
Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman.
Laporan ini diserahkan sebanyak 5 (lima) eksemplar.
6. Laporan Album Peta
Laporan Album Peta ini terdiri dari Album Peta Rencana ukuran A3 sebanyak 5
(lima) eksemplar.
7. Laporan Focus Group Discussion (FGD)
Laporan ini berisikan mengenai latar belakang, tujuan, metoda, laporan pelaksanaan
dan evaluasi pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD). Laporan pelaksanaan
FGD berisikan opini dan aspirasi pemangku kepentingan (stakeholders) terkait
kebijakan dan strategi dan rumusan pengembangan perumahan dan kawasan
permukiman.
Laporan tersebut diserahkan kepada pihak pemberi pekerjaan sebanyak 5 (lima)
eksemplar cetak jilid dalam format kertas A4 dan penyampaian laporan sudah
termasuk laporan aslinya.

Anda mungkin juga menyukai