A. Latar Belakang
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Pemukiman (RP3KP) Kabupaten Majene ini dimaksudkan untuk:
1. Melaksanakan Standar Pelayanan Minimal bidang Perumahan Rakyat;
2. Mengidentifikasi permasalahan perumahan dan pemukiman, yang meliputi :
a. Permasalahan yang ada (pemberian ijin lokasi, pemberian perijinan yang melebihi
daya dukung lingkungan, pertumbuhan permukiman kumuh)
b. Permasalahan yang perlu diantisipasi (review terhadap peruntukan kawasan, penetapan fungsi
kawasan non perumahan yang berkembang menjadi kawasan perumahan atau sebaliknya,
penetapan negative list terhadap kawasan terlarang, penetapan daya dukung lahan yang
mengalami degradasi);
c. Permasalahan lain (masalah sektoral, masalah lintas publik, dan masalah yang
dipecahkan secara terkoordinasi melalui forum masyarakat).
3. Tersedianya data dasar perumahan dan pemukiman yang diperhitungkan sehingga masih dapat
digunakan (valid) dan mudah dikelola.
4. Terdefinisinya sasaran dan kebijakan daerah dalam pemenuhan kebutuhan sector
Perumahan dan Kawasan Pemukiman secara terintegrasi dan sistematis;
5. Terwujudnya pedoman dan arahan terkait Perumahan dan Kawasan Pemukiman dalam
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan Perumahan dan Kawasan Pemukiman; dan
6. Tersinerginya Pembangunan Perumahan dan Kawasan Pemukiman antar pihak-
pihak yang membidangi perumahan dan pihak-pihak lain yang terkait Perumahan dan Kawasan
Pemukiman;
7. Menunjang pembangunan ekonomi sosial dan budaya;
8. Pemberdayaan pemangku kepentingan.
C. SASARAN
Sebagai bagian dari rencana tata ruang wilayah, sasaran dari penyusunan Rencana
Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Pemukiman (RP3KP) ini anta
ra lain:
a. Tersedianya rencana pembangunan perumahan dan kawasan permukiman di
daerah yang aspiratif dan akomodatif, yang dapat diacu bersama oleh pelaku dan
penyelenggara pembangunan;
b. Tersedianya skenario pembangunan perumahan dan kawasan permukiman yang
memungkinkan terselenggaranya pembangunan secara tertib dan terorganisasi serta
terbuka peluang bagi masyarakat untuk berperan serta dalam seluruh prosesnya;
c. Tertanganinya kawasan permukiman kumuh;
d. Terakomodasinya kebutuhan akan perumahan dan kawasan permukiman yang
dijamin oleh kepastian hukum, terutama bagi kelompok masyarakat berpenghasilan
rendah; dan
e. Tersedianya Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Pemukiman (RP3KP) yang memadai kualitasnya, terutama bagi daerah yang telah
memperlihatkan kebutuhan serta rnemiliki intensitas permasalahan yang mendesak
di bidang perumahan dan kawasan permukiman.
D. LOKASI KEGIATAN
E. SUMBER PENDANAAN
Pelaksanaan kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perum
ahan dan Kawasan Pemukiman (RP3KP) Kabupaten Majene diperlukan biaya sebesar
Rp. 450.000.000,- (empat ratus lima puluh juta Rupiah) termasuk PPN yang bersumber
dari APBD Kabupaten Majene Tahun Anggaran 2017.
Dasar hukum untuk melaksanakan Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengemba
ngan Perumahan dan Kawasan Pemukiman (RP3KP) Kabupaten Majene antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati
dan Ekosistemnya;
3. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;
4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
5. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;
7. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman;
8. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi;
9. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan;
10. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan;
11. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan;
12. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
13. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian;
14. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
15. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan
Pulau-Pulau Kecil sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
1 Tahun 2014;
16. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
17. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan;
18. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan;
19. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
20. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
21. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
LingkunganHidup;
22. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Benda Cagar Budaya;
23. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman;
24. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial;
25. Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun;
26. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan
Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum;
27. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
28. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai;
29. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan;
30. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas
Jalan;
31. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta untuk
PenataanRuang Wilayah;
32. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah;
33. Peraturan Pemeritah Nomor 60 tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan
PemerintahNomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan;
34. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol;
35. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi;
36. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
37. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
WilayahNasional;
38. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan;
39. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang;
40. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara
PeranMasyarakat dalam Penataan Ruang; Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun
2012 tentang Izin Lingkungan;
41. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2005 tentang Pengelolaan
Tanahbagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum;
42. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1990 tentang
PengelolaanKawasan Lindung;
43. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan
Nasional diBidang Pertanahan;
44. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2009 tentang Koordinasi
PenataanRuang Nasional;
45. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 41 Tahun 2007 tentang Pedoman Kriteria
TeknisKawasan Budidaya;
46. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 5 Tahun 2008 tentang Pedoman
PenyediaanPemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan;
47. Peraturan Menteri Dalam Negeri 1 Tahun 2008 tentang Pedoman Perencanaan
KawasanPerkotaan;
48. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2009 tentang Pedoman
PenyerahanPrsarana, Sarana, Dan Utilitas Perumahan Dan Permukiman Di Daerah;
49. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009 Tentang
PedomanPenentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup Dalam Penataan Ruang
Wilayah;
50. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 10 Tahun 2012
tentangPenyelenggaraan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dengan Hunian
Berimbang;
51. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 07 Tahun 2013 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri perumahan Rakyat Nomor 10 tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dengan Hunian
Berimbang.
52. Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2014
Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pembangunan Dan Pengembangan
Perumahan Dan Kawasan Permukiman Daerah Provinsi Dan Daerah
Kabupaten/Kota.
1. Lingkup Wilayah
Secara internal Kabupaten Majene dengan luas 298.685 Ha terdiri dari atas 7
Kecamatan. Secara Regional kedudukan Kabupaten Majene sebagai salah satu Pusat
Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp) di Provinsi Sulawesi Barat yang memiliki keterkaitan
kuat adalah Kota Baubau sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Dengan demikian
pertumbuhan dan perkembangannya tidak dapat lepas dari pertumbuhan dan
perkembangan wilayah eksternalnya ini.
J. METODOLOGI
K. METODE ANALISIS
Metode analisis yang minimal harus dipergunakan oleh Konsultan Perencana adalah:
1. Analisa Daya Tampung (Carrying Capacity).
2. Analisa Kebutuhan Pengembangan Permukiman.
3. Analisa Kebutuhan Pengembangan Infrastruktur Permukiman.
4. Analisa Kelembagaan.
5. Analisa SWOT dalam pemilihan konsep dan strategi pengembangan perumahan dan
permukiman
L. KELUARAN (OUTPUT)
Keluaran utama (output) yang dihasilkan dari pekerjaan Rencana Pembangunan Dan
Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kabupaten Majene ini
adalah berupa Naskah Akademis RP3KP yang siap digunakan sebagai dasar acuan
dalam penyelenggaraan pembangunan dan pengembangan perumahan dan
permukiman di daerah, yang secara umum berupa laporan-laporan sebagai berikut:
1. Laporan Pendahuluan
2. Laporan Antara
3. Laporan Draft Akhir
4. Laporan Akhir
5. Laporan Ringkasan Eksekutif
6. Album Peta A3
7. Laporan FGD
M. HASIL (OUTCOME)
Hasil atau outcome yang didapat dengan terlaksananya kegiatan ini adalah:
Diperolehnya suatu landasan strategi penyelenggaraan dan pengelolaan perumahan
dan permukiman di daerah yang sesuai dengan kebutuhan terkini (prioritas) maupun
antisipasi perkembangan wilayah;
Diperolehnya suatu arahan kebijakan penyelenggaraan perumahan dan permukiman
daerah yang selanjutnya dapat menjadi acuan dasar bagi penyiapan program-
program dan kegiatan terkait bidang perumahan dan permukiman di daerah, baik
yang berasal dari Pusat, Provinsi, maupun Daerah;
Diperolehnya dukungan stakeholder perumahan dan permukiman daerah yang telah
dilibatkan dalam proses sosialisasi dan identifikasi permasalahan perumahan dan
permukiman daerahnya;
Diperolehnya gambaran kondisi perumahan dan permukiman daerah berdasarkan
data dan informasi terkini yang lengkap dari hasil kegiatan inventarisasi dan
penyusunan data;
Tersusunnya arahan-arahan ruang permukiman yang telah selaras dengan arahan
penatan ruang wilayah;
Tersedianya kebijakan penanganan perumahan dan permukiman bagi masyarakat
miskin dan berpenghasilan rendah (MBR) yang diharapkan dapat mengakomodir
kebutuhan yang ada maupun potensi perkembangan kebutuhan di tahun-tahun
mendatang sebagai bentuk antisipasi permasalahan.
N. MASUKAN
c) Surveyor – 3 Orang
Surveyor disyaratkan seorang Sarjana Muda Diploma Dua/ Tiga
(S1/D2/D3) Jurusan Teknik Sipil/ Arsitektur lulusan universitas negeri atau
universitas swasta yang telah disamakan.
d) Administrasi dan Keuangan – 1 Orang
disyaratkan seorang Sarjana Muda Diploma Dua/ Tiga (S1/D2/D3/SMK)
Jurusan keuangan lulusan universitas negeri atau universitas swasta
yang telah disamakan
O. SISTEM PELAPORAN
Jenis laporan yang yang harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen adalah
sebagai berikut:
1. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan di dalam pekerjaan ini berisikan uraian tentang hasil evaluasi
dan pemahaman konsultan terhadap tujuan, metodologi dan model analisa, langkah-
langkah/ jadwal pelaksanaan pekerjaan, struktur organisasi pelaksanaan pekerjaan,
rencana kegiatan, rencana survey dan pedoman/ kriteria/ standar yang akan
digunakan. Inti dari laporan pendahuluan ini adalah review terhadap
penyelenggaraan perumahan dan permukiman. Laporan Pendahuluan tersebut
diserahkan kepada pihak pemberi pekerjaan sebanyak 5 (lima) eksemplar cetak jilid
dalam format kertas A4 dan penyampaian laporan sudah termasuk laporan aslinya.
Laporan dapat disetujui oleh pemberi jasa apabila Tim Teknis telah melakukan
koreksi laporan tersebut berdasarkan masukan hasil diskusi dan sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) serta Penelitian Panitia Pemeriksa Barang/ Jasa atau
Panitia Penerima Hasil Pekerjaan terhadap hasil yang diserahkan yang selanjutnya
dibuat dalam Berita Acara Laporan Pendahuluan/ Berita Acara Kemajuan Pekerjaan.
2. Laporan Antara
Laporan Antara berisi mengenai inventarisasi data dibidang perumahan dan
permukiman berdasarkan hasil-hasil survey instansional dan observasi lapangan,
analisa citra satelit, identifikasi dan analisa kondisi wilayah perencanaan. Hasil
utama laporan ini adalah kompilasi data dan rumusan potensi, permasalahan,
peluang, tantangan, hambatan dan kecenderungan kebutuhan pengembangan
perumahan dan permukiman. Laporan Fakta Analisa diserahkan kepada pihak
pemberi pekerjaan sebanyak 5 (lima) eksemplar yang dicetak jilid dalam format A4
dan penyampaiannya sudah termasuk laporan aslinya. Laporan dapat disetujui oleh
pemberi jasa apabila Tim Teknis telah melakukan koreksi laporan tersebut
berdasarkan masukan hasil diskusi dan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK)
serta Penelitian Panitia Pemeriksa Barang/ Jasa atau Panitia Penerima Hasil
Pekerjaan terhadap hasil yang diserahkan yang selanjutnya dibuat dalam Berita
Acara Laporan Antara/ Berita Acara Kemajuan Pekerjaan.
3. Laporan Draft Akhir
Laporan Draft Akhir merupakan laporan yang memuat alternatif konsep dan skenario
pengembangan perumahan dan permukiman, berikut dengan arah kebijakan dan
strategi, arah pengembangan ruang, arahan pengelolaan, arahan kelembagaan dan
pemberdayaan masyarakat, serta indikasi program pembangunan. Laporan ini
diserahkan kepada pihak pemberi pekerjaan sebanyak 5 (lima) eksemplar dalam
format kertas A4. Laporan dilengkapi dengan 5 (lima) album peta draft final dalam
format A3. Laporan dapat disetujui oleh pemberi jasa apabila Tim Teknis telah
melakukan koreksi laporan tersebut berdasarkan masukan hasil diskusi dan sesuai
dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) serta Penelitian Panitia Pemeriksa Barang/
Jasa atau Panitia Penerima Hasil Pekerjaan terhadap hasil yang diserahkan yang
selanjutnya dibuat dalam Berita Acara Laporan Draft Akhir/ Berita Acara Kemajuan
Pekerjaan. Sebelum laporan draft akhir disetujui oleh pemberi jasa, perlu dilakukan
presentasi tambahan kepada instansi terkait.
4. Laporan Akhir
Laporan Akhir disampaikan setelah penyempurnaan Laporan Draft Final. Laporan
Akhir diserahkan kepada pihak pemberi pekerjaan sebanyak 5 (lima) eksemplar
dalam format kertas A4 dan penyampaian laporan sudah termasuk laporan aslinya.
Laporan dapat disetujui oleh pemberi jasa apabila Tim Teknis telah melakukan
koreksi laporan tersebut berdasarkan masukan hasil diskusi dan sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) serta Penelitian Panitia Pemeriksa Barang/ Jasa atau
Panitia Penerima Hasil Pekerjaan terhadap hasil yang diserahkan yang selanjutnya
dibuat dalam Berita Acara Laporan Akhir/ Berita Acara Kemajuan Pekerjaan.
5. Laporan Ringkasan Eksekutif
Laporan Ringkasan Eksekutif ini merupakan ringkasan eksekutif terhadap Rencana
Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman.
Laporan ini diserahkan sebanyak 5 (lima) eksemplar.
6. Laporan Album Peta
Laporan Album Peta ini terdiri dari Album Peta Rencana ukuran A3 sebanyak 5
(lima) eksemplar.
7. Laporan Focus Group Discussion (FGD)
Laporan ini berisikan mengenai latar belakang, tujuan, metoda, laporan pelaksanaan
dan evaluasi pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD). Laporan pelaksanaan
FGD berisikan opini dan aspirasi pemangku kepentingan (stakeholders) terkait
kebijakan dan strategi dan rumusan pengembangan perumahan dan kawasan
permukiman.
Laporan tersebut diserahkan kepada pihak pemberi pekerjaan sebanyak 5 (lima)
eksemplar cetak jilid dalam format kertas A4 dan penyampaian laporan sudah
termasuk laporan aslinya.