Anda di halaman 1dari 57

Penjabaran bab Konsep dan Skenario Penanganan dari

pekerjaan IDENTIFIKASI DAN REVITALISASI KAWASAN

PERMUKIMAN KUMUH PROPINSI SULAWESI SELATAN akan dibagi

dalam beberapa sub bab yang menjelaskan Bagian-bagian dari

bab Konsep dan Skenario Penanganan Kumuh yang perlu

dijabarkan lebih lanjut antara lain:

1. Konsep dan Strategi Penanganan Kumuh Kabupaten


Bulukumba
2. Konsep dan Strategi Penanganan Kumuh Kabupaten
Kepulauan Selayar
3. Konsep dan Strategi Penanganan Kumuh Kabupaten
Bantaeng
4. Konsep dan Strategi Penanganan Kumuh Kabupaten
Jeneponto
Secara detail pembahasan terhadap aspek-aspek dari sub

bab diatas dapat diuraikan sebagai berikut:

LAPORAN AKHIR VI - 1
6.1 Konsep dan Strategi Penanganan
Kumuh Kabupaten Bulukumba
Arah kebijakan pembangunan perumahan dan permukiman
yang telah dicanangkan adalah upaya penciptaan
lingkungan yang bersih dan sehat, termasuk peningkatan
kesadaran dan tanggung jawab masyarakat terhadap
kebersihan dan kelestarian lingkungan. Untuk mencapai
tujuan tersebut, tentu saja dibutuhkan peran aktif
masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya untuk
bersama-sama mengupayakan penurunan tingkat
kekumuhan karena penanganan kawasan permukiman
kumuh merupakan tantangan tersendiri.Konsep penanganan
kawasan permukiman kumuh merupakan rencana
konseptual penanganan kawasan yang didasarkan pada
potensi dan permasalahan kawasan serta karakteristik dan
tipologi permukiman kumuh perkotaan, untuk mencapai visi
penanganan permukiman kumuh yakni “Mewujudkan
permukiman yang layak huni, bebas kumuh dan
berkelanjutan melalui perencanaan yang tersinergi dan
terpadu”.
Dinamika kawasan permukiman dalam perspektif keruangan
dan secara khusus jika dikaitkan dengan pola pemanfaatan
ruang permukiman, mengindikasikan bahwa dalam konteks
pembangunan kawasan tidak terlepas dengan keberadaan
kawasan permukiman kumuh.Dalam konteks pembangunan
kota, kawasan permukiman merupakan areal lokasi yang
mendominasi fungsi-fungsi ruang. Keberadaan kawasan
permukiman tersebut cenderung menempati kurang lebih

LAPORAN AKHIR VI - 2
70% pemanfaatan ruang/lahan perkotaan. Dengan demikian
keberadaan kawasan fungsional akan selalu berjalan sejajar
dengan perkembangan kawasan permukiman. Artinya,
setiap kawasan fungsional yang dikembangkan akan
membutuhkan keberadaan kawasan permukiman, sehingga
memerlukan dukungan penyediaan infrastruktur dan
ketersediaan sarana dan prasarana yang lebih
memadai.Permasalahan permukiman kumuh pada umumnya
adalah berupa kondisi rumah tinggal yang tidak layak huni
yang lebih disebabkan oleh ketidakmampuan dalam
pengadaan rumah dan rendahnya kesempatan terhadap
pengadaan tersebut. Kekumuhan kawasan permukiman
selain dipandang dari sisi kondisi konstruksi yang temporer
juga dipandang dari sisi pola penggunaan lahan permukiman
yang tidak tertata. Faktor pencetus lainnya adalah
kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan
dan kebersihan lingkungan permukiman, hal ini
diindikasikan dengan terjadinya penumpukan sampah
hingga berimbas pada menurunnya kualitas drainase
permukiman. Salah satu faktor lain terjadinya penumpukan
sampah adalah akses permukiman yang sempit yang
mengakibatkan terjadinya kesulitan pengangkutan sampah.
Hal ini telah berangsur-angsur dibenahi oleh pemerintah
kota melalui berbagai program penanganan dan pencegahan
kumuh, dalam rangka pencapaian target nasional bebas
kumuh (100-0-100).
Penanganan kawasan permukiman kumuh dilakukan dengan
melibatkan masyarakat melalui sosialisasi kegiatan.
Kegiatan sosialisasi ini akan membantu kegiatan
perencanaan dalam menampung aspirasi masyarakat, selain
itu melalui kegiatan sosialisasi juga dapat menjadi dasar

LAPORAN AKHIR VI - 3
perubahan perilaku melalui "sekolah lapangan", untuk
menguatkan transfer of knowledge.
pembangunan perumahan dan permukiman harus didukung
oleh suatu kebijakan, konsep dan strategi serta program
yang komprehenshif dan terpadu. Penaganan kawasan
permukiman kumuh Kabupaten Bulukumba memerlukan
konsep dan strategi yang kompleks. Konsep dan strategi
penaganan yang dilakukan pada kawasan permukiman
kumuh Kabupaten Bulukumba adalah dengan konsep dan
strategi penaganan terpadu yaitu keterpaduan penaganan
baik secara fisik maupun non fisik bagitupun secara sosial
maupun ekonomi.
Dari hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan
permen PUPR No 02/PRT/M/2016 tentang Peningkatan
Kualitas terhadap perumahan dan permukiman kumuh, maka
yang termasuk dalam penanganan skala prioritas kawasan
kumuh adalah sebagai berikut:
6.1.1 Kawasan Kesimpureng dan Tanah Kongkong
Lingkungan Pallatoae dan Kaw. Dakka’e
Skala prioritas dari kedua lingkungan tersebut
merupakan lokasi yang dengan tipologi kumuhnya
berada pada tepi air dan dataran rendah dengan
tingkat kekumuhan adalah kumuh berat. Dari
kegiatan identifikasi serta analisis dari kedua lokasi
tersebut dengan permasalahan ada/lah sedimentasi
sistem draenase, kapasitas draenase yang belum
memenuhi standar, limbah rumah tangga yang
dialirkan langsung ke draenase serta belum memiliki
sarana proteksi kebakaran.
Kekumuhan lingkungan permukiman cenderung
bersifat paradoks, bagi masyarakat yang tinggal di

LAPORAN AKHIR VI - 4
lingkungan tersebut, kekumuhan adalah kenyataan
sehari-hari yang tidak mereka masalahkan,
sedangkan di pihak lain yang berkeinginan untuk
menanganinya, masalah kumuh adalah suatu
permasalahan yang perlu segera ditanggulangi
penanganannya. Secara umum konsep yang dilakukan
pada kedua lingkungan yang berada pada kawasan
Kesimpureng dan Tanah Kongkong (Pallatoae baru
dan Dakka’e) adalah dengan konsep dan strategi
penanganan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
matriks berikut:
KONSEP PENANGANAN KAWASAN KUMUH KASIMPURENG-TANA KONGKONG
Kebutuhan Penanganan Lingk. Pallatoae
Baru:
 Pembangunan jalan inspeksi
sepanjang kanal
 Bangunan sepanjang kanal diarahkan
menghadap kanal
 Pembangunan jalur hijau sepanjang
kanal
 Normalisasi saluran drainase
 Peningkatan kapasitas saluran
drainase
 Penyediaan hydrant kebakaran
Konsep Penanganan Lingk. Pallatoae
Baru
 Renewal (peremajaan)
 Revitalisasi infrastruktur
 Pengendalian banjir kawasan
 Redevelopment
 Peningkatan estetika kawasan
Kebutuhan Penanganan Lingk. Dakka’e:
 Peningkatan kapasitas saluran
drainase
 Pembangunan drainase
 Pembangunan MCK
 Pengadaan sarana persampahan
 Normalisasi saluran drainase
 Bedah rumah
Konsep Penanganan Lingk. Dakka’e :
 Revitalisasi infrastruktur
 Renovasi
 Pengendalian banjir kawasan
 Redevelopment
Sumber: Hasil Olahan Tim 2017

LAPORAN AKHIR VI - 5
Tabel 6.1
Strategi Dan Program Penaganan Fisik dan non Fisikdi Lingk. Pallatoae Baru dan Dakka’e (Kasimpureng-Tana
Kongkong)
FISIK NON FISIK
Strategi Penanganan Program Penanganan Strategi Penanganan Program Penanganan
Peningkatan Kapasitas jaringan jalan Pengembangan Permukiman Peningkatan Kapasitas Peningkatan Kapasitas
lingkungan untuk kemudahan aksessibilitas Kelembagaan Masyarakat Kelembagaan
antar kawasan, selain itu juga untuk Kawasan Permukiman
kemudahan akses mobil pemadam Kumuh Tana Kongkong dan
kebakaran jika terjadi bencana kebakaran Kasimpureng
pada kawasan kumuh Tana Kongkong dan
Kasimpureng
Pengembangan sistem jaringan drainase Penyehatan Lingkungan Peningktan SDM masyarakat Peningktan SDM masyarakat
yang terintengrasi dengan sistem Kawasan Permukiman Kawasan Permukiman Kumuh
pengelolaan DAS Kumuh dalam upaya
menumbuhkan kesedaran
masyarakat untuk keluar
dari kemiskinan

LAPORAN AKHIR VI - 6
Pengadaan Tempat Pembuangan Sementara Penyehatan Lingkungan Peningkatan kesadaran sosialisasi kesehatan
(TPS) sebagai upaya mencegah pencemaran masyarakat Kawasan lingkungan pada seluruh
dan penumpukan sampah di sungai Permukiman Kumuh Tana kawasan kumuh perkotaan
Kongkong dan
Kasimpurengdalam menjaga
kualitas lingkungan hunian
Pembangunan IPAL sebagai upaya Penyehatan Lingkungan Pembinaan kreatifitas Peningkatan Ekonomi dan
mengatasi pencemaran lingkungan masyarakat melalui Kesejahteraan masyarakat
pemanfaatan potensi kawasan kumuh
kawasan dalam upaya
mewujudkan kesejahteraan
masyarakat
Pembangunanjalur hijau di sepanjang Penataan Bangunan dan
bantaran sungai Lingkungan

Sumber: Hasil Olahan Tim 2017

LAPORAN AKHIR VI - 7
6.1.2 Lingkungan Terang-Terang
Konsep penanganan lingkungan kumuh pada lingkungan
Terang-Terang di Kabupaten Bulukumba adalah dalam
rangka meningkatkan mutu kehidupan dan
penghidupan, harkat, derajat, dan martabat
masyarakat penghuni permukiman kumuh terutama
golongan masyarakat miskin dan berpenghasilan
rendah melalui fasilitasi penyediaan perumahan layak
dan terjangkau dalam lingkungan permukiman yang
sehat dan teratur serta mewujudkan kawasan
permukiman yang ditata secara lebih baik sesuai
dengan peruntukan dan fungsi sebagaimana ditetapkan
dalam Rencana Tata Ruang Kabupaten
Bulukumba.Disamping itu melalui kegiatan ini
diharapkan mampu mondorong penggunaan dan
pemanfaatan lahan yang efisien melalui penerapan
tata lingkungan permukiman sehingga memudahkan
upaya penyediaan prasarana dan sarana lingkungan
permukiman yang diperlukan serta dalam rangka
mengurangi kesenjangan sosial antar kawasan
permukiman khususnya permukiman kumuh di
lingkungan Terang-Terang dan secara umum pada
Kabupaten Bulukumba.
Dalam upaya menuntaskan masalah kumuh Kabupaten
Bulukumba dengan memanfaatkan potensi wilayah
pada masing-masing kawasan permukiman kumuh
untuk di kelola dan menjadi sumber penghidupan
masyarakat yang berada pada kawasan kumuh, untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada matriks konsep dan
strategis untuk penanganan kumuh lingkungan Terang-
Terang sebagai berikut:

LAPORAN AKHIR VI - 8
KONSEP KEBUTUHAN PENANGANAN KAWASAN KUMUH TERANG-TERANG
Kebutuhan Penanganan Lingk. Terang-
Terang :
 Relokasi pasar tradisional
 Pembangunan RTH
 Pembangunan dermaga untuk nelayan
 Normalisasi saluran drainase
 Memaksimalkan tingkat pelayanan
persampahan
 Memaksimalkan tingkat pelayanan air
minum
 Penyediaan hydrant kebakaran
 Pembinaan kepada masyarakat akan
pentingnya pemeliharaan lingkungan

Konsep Penanganan Lingk.Terang-Terang


:
 Peremajaan
 Peningkatan estetika kawasan
 Revitalisasi infrastruktur
 Pengendalian banjir kawasan
 Pengembangan ekonomi masyarakat

Dari matriks konsep penanganan dapat dilihat bahwa arahan


penanganan dari kebutuhan dan konsep untuk kawasan
kumuh lingkungan Terang-Terang menjadi dasar untuk
penanganan kumuh dilingkungan Terang-Terang. Pada
kebutuhan penanganan terdapat 8 kebutuhan dan 5 untuk
konsep penanganan kumuh. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel strategi dan program untuk penanganan
baik secara fisik maupun non fisik yaitu sebagai berikut:

LAPORAN AKHIR VI - 9
Tabel 6.2
Strategi Dan Program Penanganan Fisik dan non Fisikdi Lingk. Terang-Terang (Kawasan Terang-Terang)
FISIK NONFISIK
Strategi Penanganan Program Penanganan Strategi Penanganan Program Penanganan
Pengembangan sistem jaringan drainase Penyehatan Lingkungan Peningkatan Kapasitas Peningkatan Kapasitas
sebagai upaya pengendalian banjir Kelembagaan Masyarakat Kelembagaan
kawasan Kawasan Permukiman Kumuh

Peningkatan Pelayanan air minum pada Pengembangan Air Peningktan SDM masyarakat Peningktan SDM
Kawasan Permukiman Kumuh Minum Kawasan Permukiman Kumuh masyarakat Kawasan
dalam upaya menumbuhkan Permukiman Kumuh
kesedaran masyarakat untuk
keluar dari kemiskinan
Memaksimalkan sistem pengelolaan Penyehatan Lingkungan Peningkatan kesadaran sosialisasi kesehatan
sampah pada Kawasan Kumuh masyarakat Kawasan lingkungan pada seluruh
Permukiman Kumuh dalam kawasan kumuh
menjaga kualitas lingkungan perkotaan
hunian

LAPORAN AKHIR VI - 10
Pembangunan IPAL sebagai upaya Penyehatan Lingkungan Pembinaan kreatifitas Peningkatan Ekonomi dan
mengatasi pencemaran lingkungan masyarakat melalui Kesejahteraan
pemanfaatan potensi kawasan masyarakat kawasan
dalam upaya mewujudkan kumuh
kesejahteraan masyarakat
Relokasi Pasar Tradisional Kawasan Penataan Bangunan dan Peningkatan Kapasitas Peningkatan Kapasitas
Permukiman Kumuh untuk Lingkungan Kelembagaan Masyarakat Kelembagaan
PembangunanRuang Terbuka Hijau pada Kawasan Permukiman Kumuh
Kawasan Permukiman Kumuh
Pembangunan dermaga nelayan pada Pembangunan Dermaga
Kawasan Permukiman Kumuh
Sumber : Hasil Olahan Tim 2017

LAPORAN AKHIR VI - 11
Gambar 6.1 Peta Penanganan Skala Prioritas Kawasan Kasimpureng-Tanah Kongkong

LAPORAN AKHIR VI - 12
Gambar 6.2 Peta penanganan Skala Prioritas Kawasan Terang-Terang

LAPORAN AKHIR VI - 13
6.2 Konsep dan Strategi Penanganan
Kumuh Kabupaten Kepulauan
Selayar
Masalah permukiman kumuh hingga saat ini masih menjadi
masalah utama yang yang dihadapi di kawasan permukiman
perkotaan. Tingginya arus urbanisasi akibat menumpuknya
sumber mata pencaharian di kawasan perkotaan menjadi
magnet yang cukup kuat bagi masyarakat perdesaan
(terutama golongan MBR) untuk bekerja di kawasan
perkotaan dan tinggal di lahan-lahan ilegal yang mendekati
pusat kota, hingga akhirnya menciptakan lingkungan
permukiman kumuh.Bermukim di kawasan kumuhperkotaan
bukan merupakan pilihan melainkan suatu keterpaksaan bagi
kaum MBR yang harusmenerima keadaan lingkungan
permukiman yang tidak layak dan berada dibawah
standarpelayanan minimal seperti rendahnya mutu pelayanan
air minum, drainase, limbah, sampahserta masalah-masalah
lain seperti kepadatan dan ketidakteraturan bangunan yang
lebih lanjutberimplikasi pada meningkatnya bahaya
kebakaran maupun dampak sosial seperti tingka kriminal
yang cenderung meningkat dari waktu ke waktu.
Pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh
telah diamanatkan UU No.1 tahun2011 tentang Perumahan
dan Kawasan Permukiman, Selain itu, penanganan
permukimankumuh sudah secara jelas ditargetkan pada
RPJMN 2015-2019, dimana target besarnya adalahterciptanya
kota bebas kumuh di tahun 2019. Proses penanganan kumuh
telah dimulai tahun 2015 dan target nol persen harus dicapai
pada 2019, sehingga waktu penyelesaian tinggal 4(empat)

LAPORAN AKHIR VI - 14
tahun dengan ragam persoalan yang belum sepenuhnya
terdeteksi. Langkah awaldalam mengejar target kota bebas
kumuh 2019 sebenarnya telah dimulai oleh
KementerianPekerjaam Umum melalui Ditjen Cipta Karya
sejak tahun 2014 dengan menyusun road mappenanganan
kumuh serta pemutakhiran data kumuh yang dilaksanakan
secara kolaboratifdengan kementerian/lembaga yang terkait
serta pemerintah daerah. Dengan berpatokan pada undang-
undang, penanganan permukiman kumuh diawali dengan
identifikasi lokasi permukiman kumuh dan penetapan lokasi
permukiman kumuh tersebutmelalui SK Walikota/Bupati.
Melalui identifikasi tersebut, penanganan dilakukan sesuai
Undang-undangno 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman khususnya di pasal VIIdan VIII yang
menjelaskan berbagai hal tentang pemeliharaan dan
perbaikan kawasanpermukiman, serta pencegahan dan
peningkatan kualitas perumahan dan permukiman
kumuhdengan tiga pola penanganan yaitu pemugaran,
peremajaan dan pemukiman kembali.
Perumusan konsep serta strategi penanganan permukiman
kumuh bertujuan untuk memperoleh rumusan konsep serta
strategi penanganan permukiman kumuh berdasarkan
kebutuhan yang telah teridentifikasi pada tahapan
sebelumnya, baik itu skala perkotaan maupun skala kawasan
pada lokasi permukiman kumuh yang telah diverifikasi.
Ada beberapa langkah untuk mencapai terciptanya tujuan
tersebut, diantaranya:
 Membuat daftar penangan baik itu dalam konteks
pencegahan maupun peningkatan kualitas untuk
permukiman kumuh legal maupun permukiamn kumuh
ilegal.

LAPORAN AKHIR VI - 15
 Merumuskan tujuan dan sasaran pengembangan
permukiman berlandaskan kondisi, potensi, dan
permasalahan perkotaan dan kawasan.
 Merumuskan konsep serta strategi pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh dalam bentuk
matriks.
 Memetakan konsep serta strategi pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh.
Adapun, hasil yang ingin terlihat dapat digambarkan melalui
mariks konsep dan strategi penanganan permukiman kumuh
skala perkotaan dan skala kawasan.Dari hasil analisis yang
dilakukan dengan menggunakan permen PUPR No
02/PRT/M/2016 tentang Peningkatan Kualitas terhadap
perumahan dan permukiman kumuh, maka yang termasuk
dalam penanganan skala prioritas kawasan kumuh Kabupaten
Kepulauan Selayar adalah sebagai berikut:
6.2.1 Lingkungan Bua-Bua Timur
Konsep dan Strategi penanganan kumuh ditekankan
pada upaya pencegahan dan peningkatan kualitas
kawasan permukiman kumuh. Hal ini berkaitan dengan
permasalahan utama kumuh di Kabupaten Kepulauan
Selayar, yang bermuara pada ketidakberdayaan
masyarakat dalam pemenuhan rumah layak huni dan
lingkungan yang sehat. Sehingga, strategi utama yaitu
adalah dengan meningkatkan pemberdayaan
masyarakat dalam pemenuhan rumah sehat dan
lingkungan yang layak huni. Dengan peningkatan
ekonomi, diharapkan masyarakat dapat mengakses
perbaikan dan pemeliharaan rumah menjadi layak,
perbaikan dan pemeliharaan infrastruktur, serta
mampu mendapatkan rumah yang berdiri di atas tanah

LAPORAN AKHIR VI - 16
legal sesuai dengan peruntukannya. Sehingga,
permasalahan lain baik yang menyebabkan kekumuhan
atau akibat kekumuhan dapat diminimalkan.
Penanganan skala prioritas yang berada di Kabupaten
Kepulauan Selayar yang terdapat pada Lingkungan
Bua-Bua Timur dengan berdasarkan dengan hasil
justifikasi, identifikasi dan analisis maka konsep
kebutuhan penanganan pada lingkungan Bua-Bua
Timur sebagai kawasan skala prioritas adalah sebagai
berikut:
KONSEP KEBUTUHAN PENANGANAN KAWASAN KUMUH LINGKUNGAN BUA-
BUA TIMUR
Kebutuhan Penanganan Lingk. Bua-
Bua Timur :
 Pembangunan RTH
 Pembangunan dermaga untuk
nelayan
 Normalisasi saluran drainase
 Memaksimalkan tingkat pelayanan
persampahan
 Memaksimalkan tingkat pelayanan
air minum
 Penyediaan hydrant kebakaran
 Pembinaan kepada masyarakat akan
pentingnya pemeliharaan lingkungan

Konsep Penanganan Lingk.Bua-Bua


Timur :
 Peremajaan
 Peningkatan estetika kawasan
 Revitalisasi infrastruktur
 Pengendalian banjir kawasan
 Pengembangan ekonomi masyarakat
Sumber: Hasil Olahan Tim 2017

LAPORAN AKHIR VI - 17
Tabel 6.3
Strategi Dan Program Penanganan Fisik dan non Fisikdi Lingk. Bua-Bua Timur
FISIK NONFISIK
Strategi Penanganan Program Penanganan Strategi Penanganan Program Penanganan
Pengembangan sistem jaringan drainase Penyehatan Lingkungan Peningkatan Kapasitas Peningkatan Kapasitas
sebagai upaya pengendalian banjir Kelembagaan Masyarakat Kelembagaan
kawasan Kawasan Permukiman Kumuh

Peningkatan Pelayanan air minum pada Pengembangan Air Peningktan SDM masyarakat Peningktan SDM
Kawasan Permukiman Kumuh Minum Kawasan Permukiman Kumuh masyarakat Kawasan
dalam upaya menumbuhkan Permukiman Kumuh
kesedaran masyarakat untuk
keluar dari kemiskinan
Memaksimalkan sistem pengelolaan Penyehatan Lingkungan Peningkatan kesadaran sosialisasi kesehatan
sampah pada Kawasan Kumuh masyarakat Kawasan lingkungan pada seluruh
Permukiman Kumuh dalam kawasan kumuh
menjaga kualitas lingkungan perkotaan
hunian

LAPORAN AKHIR VI - 18
Pembangunan IPAL sebagai upaya Penyehatan Lingkungan Pembinaan kreatifitas Peningkatan Ekonomi dan
mengatasi pencemaran lingkungan masyarakat melalui Kesejahteraan
pemanfaatan potensi kawasan masyarakat kawasan
dalam upaya mewujudkan kumuh
kesejahteraan masyarakat
Pembangunan dermaga nelayan pada Penataan Bangunan dan Peningkatan Kapasitas Peningkatan Kapasitas
Kawasan Permukiman Kumuh Lingkungan Kelembagaan Masyarakat Kelembagaan
Kawasan Permukiman Kumuh

Sumber: Hasil Olahan Tim 2017

LAPORAN AKHIR VI - 19
6.2.2 Lingkungan Bua-Bua Barat
Lingkungan Bua-Bua Barat merupakan salah lingkungan
yang berada di lingkungan Bua-Bua dengan jumlah
penduduk adalah 280 jiwa dan jumlah kepala keluarga
40 KK yang berada di Kelurahan Benteng Utara
Kecamatan Benteng dengan titik koordinatnya
6°6'31.592"LS - 6°6'36.293"LS 120°27'52.068"BT -
120°27'57.748"BT. Di lokasi tersebut berdasarkan hasil
identifikasi dan analisis permasalahannya adalah
pembuanganlimbah domestik pada saluran draenase,
sarana dan prasarana dasar dasar kawasan
permukiman masih sangat minim seperti sanitasi,
draenase, persampahan, air bersih dan bangunan yang
semrawut, lebih jelasnya dapat dilihat matriks
berikut:
KONSEP KEBUTUHAN PENANGANAN KAWASAN KUMUH LINGKUNGAN BUA-
BUA BARAT
Kebutuhan Penanganan Lingk.
Bua-Bua Barat :
 Relokasi pasar tradisional
 Pembangunan RTH
 Pembangunan dermaga untuk
nelayan
 Normalisasi saluran drainase
 Memaksimalkan tingkat
pelayanan persampahan
 Memaksimalkan tingkat
pelayanan air minum
 Penyediaan hydrant kebakaran
 Pembinaan kepada masyarakat
akan pentingnya pemeliharaan
lingkungan
Konsep Penanganan Lingk.Bua-
Bua Barat :
 Peremajaan
 Peningkatan estetika kawasan
 Revitalisasi infrastruktur
 Pengendalian banjir kawasan
 Pengembangan ekonomi
masyarakat
Sumber: Hasil Olahan Tim 2017

LAPORAN AKHIR VI - 20
Tabel 6.4
Strategi Dan Program Penanganan Fisik dan non Fisikdi Lingk. Bua-Bua Barat
FISIK NONFISIK
Strategi Penanganan Program Penanganan Strategi Penanganan Program Penanganan
Pengembangan sistem jaringan drainase Penyehatan Lingkungan Peningkatan Kapasitas Peningkatan Kapasitas
sebagai upaya pengendalian banjir Kelembagaan Masyarakat Kelembagaan
kawasan Kawasan Permukiman Kumuh

Peningkatan Pelayanan air minum pada Pengembangan Air Peningktan SDM masyarakat Peningktan SDM
Kawasan Permukiman Kumuh Minum Kawasan Permukiman Kumuh masyarakat Kawasan
dalam upaya menumbuhkan Permukiman Kumuh
kesedaran masyarakat untuk
keluar dari kemiskinan
Memaksimalkan sistem pengelolaan Penyehatan Lingkungan Peningkatan kesadaran sosialisasi kesehatan
sampah pada Kawasan Kumuh masyarakat Kawasan lingkungan pada seluruh
Permukiman Kumuh dalam kawasan kumuh
menjaga kualitas lingkungan perkotaan
hunian

LAPORAN AKHIR VI - 21
Pembangunan IPAL sebagai upaya Penyehatan Lingkungan Pembinaan kreatifitas Peningkatan Ekonomi dan
mengatasi pencemaran lingkungan masyarakat melalui Kesejahteraan
pemanfaatan potensi kawasan masyarakat kawasan
dalam upaya mewujudkan kumuh
kesejahteraan masyarakat
Pembangunan dermaga nelayan pada Penataan Bangunan dan Peningkatan Kapasitas Peningkatan Kapasitas
Kawasan Permukiman Kumuh Lingkungan Kelembagaan Masyarakat Kelembagaan
Kawasan Permukiman Kumuh

Sumber: Hasil Olahan Tim 2017

LAPORAN AKHIR VI - 22
Gambar 6.5 Peta Penanganan Skala Priorita lingkungan Bua-Bua Barat dan Bua-Bua Timur

LAPORAN AKHIR VI - 23
6.2.3 Lingkungan Bonto Panappasa
Dari hasil identifikasi dan analisis pada lingkungan
Bonto Panappasa yang sebagai Skala Prioritas
penanganan. Lingkungan ini merupakan salah satu
lingkungan yang berada di Kelurahan/Desa Benteng
Selatan Kecamatan Benteng dengan jumlah penduduk
di lingkungan tersebut adalah 75 jiwa dan jumlah
kepela keluarag 16 KK dengan titik koordinatnya
6°7'39.808"LS - 6°7'46.013"LS 120°27'30.583"BT -
120°27'35.542"BT. Lingkungan ini sebagai kumuh denga
permasalahannya sarana dan prasarana dasar sangat
minim seperti air bersih, sanitasi, bangunan yang
semrawut dan kesadaran yang minim, lebih jelasnya
dapat dilihat konsep dan strategi pada matriks
berikut:
KONSEP KEBUTUHAN PENANGANAN KAWASAN KUMUH LINGKUNGAN BONTO
PANAPPASA
Kebutuhan Penanganan Lingk.
Bonto Panappasa :
 Relokasi pasar tradisional
 Pembangunan RTH
 Pembangunan dermaga untuk
nelayan
 Normalisasi saluran drainase
 Memaksimalkan tingkat
pelayanan persampahan
 Memaksimalkan tingkat
pelayanan air minum
 Penyediaan hydrant kebakaran
 Pembinaan kepada masyarakat
akan pentingnya pemeliharaan
lingkungan
Konsep Penanganan
Lingk.Bonto Panappasa:
 Peremajaan
 Peningkatan estetika kawasan
 Revitalisasi infrastruktur
 Pengendalian banjir kawasan
 Pengembangan ekonomi
masyarakat
Sumber: Hasil Olahan Tim 2017

LAPORAN AKHIR VI - 24
Tabel 6.5
Strategi Dan Program Penanganan Fisik dan non Fisikdi Lingk. Bonto Panappasa
FISIK NONFISIK
Strategi Penanganan Program Penanganan Strategi Penanganan Program Penanganan
Pengembangan sistem jaringan drainase Penyehatan Lingkungan Peningkatan Kapasitas Peningkatan Kapasitas
sebagai upaya pengendalian banjir Kelembagaan Masyarakat Kelembagaan
kawasan Kawasan Permukiman Kumuh

Peningkatan Pelayanan air minum pada Pengembangan Air Peningktan SDM masyarakat Peningktan SDM
Kawasan Permukiman Kumuh Minum Kawasan Permukiman Kumuh masyarakat Kawasan
dalam upaya menumbuhkan Permukiman Kumuh
kesedaran masyarakat untuk
keluar dari kemiskinan
Memaksimalkan sistem pengelolaan Penyehatan Lingkungan Peningkatan kesadaran sosialisasi kesehatan
sampah pada Kawasan Kumuh masyarakat Kawasan lingkungan pada seluruh
Permukiman Kumuh dalam kawasan kumuh
menjaga kualitas lingkungan perkotaan
hunian

LAPORAN AKHIR VI - 25
Pembangunan IPAL sebagai upaya Penyehatan Lingkungan Pembinaan kreatifitas Peningkatan Ekonomi dan
mengatasi pencemaran lingkungan masyarakat melalui Kesejahteraan
pemanfaatan potensi kawasan masyarakat kawasan
dalam upaya mewujudkan kumuh
kesejahteraan masyarakat
Pembangunan dermaga nelayan pada Penataan Bangunan dan Peningkatan Kapasitas Peningkatan Kapasitas
Kawasan Permukiman Kumuh Lingkungan Kelembagaan Masyarakat Kelembagaan
Kawasan Permukiman Kumuh

Sumber: Hasil Olahan Tim 2017

LAPORAN AKHIR VI - 26
Gambar 6.6 Peta Penanganan Skala Priorita lingkungan Bonto Panappas

LAPORAN AKHIR VI - 27
6.2.4 Lingkungan Tanah Doang dan Bua-Bua
Dari hasil identifikasi dan analisis pada lingkungan
Tanah Doang dan Bua-Bua yang sebagai Skala Prioritas
penanganan. Lingkungan ini sebagai kumuh denga
permasalahannya sarana dan prasarana dasar sangat
minim seperti air bersih, sanitasi, bangunan yang
semrawut dan kesadaran yang minim, lebih jelasnya
dapat dilihat konsepdan strategi pada matriks berikut:
KONSEP KEBUTUHAN PENANGANAN KAWASAN KUMUH LINGKUNGAN TANAH
DOANG DAN BUA-BUA
Kebutuhan Penanganan Lingk.
Tanah Doang dan Bua-Bua:
 Relokasi pasar tradisional
 Pembangunan RTH
 Pembangunan dermaga untuk
nelayan
 Normalisasi saluran drainase
 Memaksimalkan tingkat
pelayanan persampahan
 Memaksimalkan tingkat
pelayanan air minum
 Penyediaan hydrant kebakaran
 Pembinaan kepada masyarakat
akan pentingnya pemeliharaan
lingkungan
Konsep Penanganan
Lingk.Tanah Doang dan Bua-
Bua:
 Peremajaan
 Peningkatan estetika kawasan
 Revitalisasi infrastruktur
 Pengendalian banjir kawasan
 Pengembangan ekonomi
masyarakat

LAPORAN AKHIR VI - 28
Tabel 6.6
Strategi Dan Program Penanganan Fisik dan non Fisikdi Lingk. Tanah Doang dan Bua-Bua
FISIK NONFISIK
Strategi Penanganan Program Penanganan Strategi Penanganan Program Penanganan
Pengembangan sistem jaringan drainase Penyehatan Lingkungan Peningkatan Kapasitas Peningkatan Kapasitas
sebagai upaya pengendalian banjir Kelembagaan Masyarakat Kelembagaan
kawasan Kawasan Permukiman Kumuh

Peningkatan Pelayanan air minum pada Pengembangan Air Peningktan SDM masyarakat Peningktan SDM
Kawasan Permukiman Kumuh Minum Kawasan Permukiman Kumuh masyarakat Kawasan
dalam upaya menumbuhkan Permukiman Kumuh
kesedaran masyarakat untuk
keluar dari kemiskinan
Memaksimalkan sistem pengelolaan Penyehatan Lingkungan Peningkatan kesadaran sosialisasi kesehatan
sampah pada Kawasan Kumuh masyarakat Kawasan lingkungan pada seluruh
Permukiman Kumuh dalam kawasan kumuh
menjaga kualitas lingkungan perkotaan
hunian

LAPORAN AKHIR VI - 29
Pembangunan IPAL sebagai upaya Penyehatan Lingkungan Pembinaan kreatifitas Peningkatan Ekonomi dan
mengatasi pencemaran lingkungan masyarakat melalui Kesejahteraan
pemanfaatan potensi kawasan masyarakat kawasan
dalam upaya mewujudkan kumuh
kesejahteraan masyarakat
Pembangunan dermaga nelayan pada Penataan Bangunan dan Peningkatan Kapasitas Peningkatan Kapasitas
Kawasan Permukiman Kumuh Lingkungan Kelembagaan Masyarakat Kelembagaan
Kawasan Permukiman Kumuh

LAPORAN AKHIR VI - 30
Gambar 6.7 Peta Penanganan Skala Priorita lingkungan Tanah Doang dan Bua-Bua

LAPORAN AKHIR VI - 31
6.3 Konsep dan Strategi Penanganan
Kumuh Kabupaten Bantaeng
Penanganan kumuh yang berada di Kabupaten Bantaeng
merupakan konsep yang sesuai dengan hasil justifikasi,
identifikasi dan analisis sehingga dalam penanganan untuk
skala prioritas pada ketiga lingkungan yang adadi Kabupaten
Bantaeng kedalam konsep dan strategi penanganan yang
disajikan bentuk matriks, antara lain sebagai berikut:
6.3.1 Lingkungan Kayangan
Penanganan kumuh yang berada di lingkungan
Kayangan RT.2/RW.8 merupakan salah satu kawasan
yang berada di Kelurahan atau Desa Bontorita
Kecamatan Bisappu dengan tipologi kumuh adalah
kumuh tepian air. Di lingkungan Kayangan juga
memiliki penduduk yang cukup yaitu 372 jiwa dengan
jumlah KK 93, lingkungan ini memiliki luas sebesar
2,32 Ha yang berada pada titik koordinat 5°32'29.05"LS
- 5°32'33.56"LS 119°56'40.247"BT - 119°56'50.575"BT.
lingkungan Kayangan teridentifikasi sebagai kumuh
dengan permasalahannya adalah minim kesadaran
masyarakat terkait kesehatan lingkungan, masih
membuang limbah domestik terutama limbah rumah
tangga di saluran draenase dan minimnya sarana dan
prasarana dasar seperti air bersih, sanitasi,
persampahan, dan tata bangunan dan lingkungan yang
semrawut. Oleh sebab itu diperlukan suatu konsep
atau strategi penanganan yang komperhensif dan
terpadu yang terintegrasi, diantaranya sebagai
berikut:

LAPORAN AKHIR VI - 32
KONSEP KEBUTUHAN PENANGANAN KAWASAN KUMUH LINGKUNGAN
KAYANGAN
Kebutuhan Penanganan Lingk.
Kayangan :
 Pembangunan RTH
 Pembangunan IPAL
 Sanitasi
 Normalisasi saluran drainase
 Memaksimalkan tingkat pelayanan
persampahan
 Memaksimalkan tingkat pelayanan air
minum
 Penyediaan hydrant kebakaran
 Pembinaan kepada masyarakat akan
pentingnya pemeliharaan lingkungan

Konsep Penanganan Lingk.Kayangan :


 Peremajaan
 Peningkatan estetika kawasan
 Revitalisasi infrastruktur
 Pengendalian banjir kawasan
 Pengembangan ekonomi masyarakat
Sumber: Hasil Olahan Tim 2017

LAPORAN AKHIR VI - 33
Tabel 6.7
Strategi Dan Program Penanganan Fisik dan non Fisikdi Lingkungan Kayangan
FISIK NONFISIK
Strategi Penanganan Program Penanganan Strategi Penanganan Program Penanganan
Pengembangan sistem jaringan drainase Penyehatan Lingkungan Peningkatan Kapasitas Peningkatan Kapasitas
sebagai upaya pengendalian banjir Kelembagaan Masyarakat Kelembagaan
kawasan Kawasan Permukiman Kumuh

Peningkatan Pelayanan air minum pada Pengembangan Air Peningktan SDM masyarakat Peningktan SDM
Kawasan Permukiman Kumuh Terang- Minum Kawasan Permukiman Kumuh masyarakat Kawasan
Terang dalam upaya menumbuhkan Permukiman Kumuh
kesedaran masyarakat untuk
keluar dari kemiskinan
Memaksimalkan sistem pengelolaan Penyehatan Lingkungan Peningkatan kesadaran sosialisasi kesehatan
sampah pada Kawasan masyarakat Kawasan lingkungan
Permukiman Kumuh dalam
menjaga kualitas lingkungan
hunian

LAPORAN AKHIR VI - 34
Pembangunan IPAL sebagai upaya Penyehatan Lingkungan Pembinaan kreatifitas Peningkatan Ekonomi dan
mengatasi pencemaran lingkungan masyarakat melalui Kesejahteraan
serta pembangunan dan edukasi terkait pemanfaatan potensi kawasan masyarakat kawasan
pentingnya sanitasi dalam upaya mewujudkan kumuh
kesejahteraan masyarakat
Peningkatan Kapasitas Peningkatan Kapasitas
Kelembagaan Masyarakat Kelembagaan
Kawasan Permukiman Kumuh

Sumber: Hasil Olahan Tim 2017

LAPORAN AKHIR VI - 35
Gambar 6.7 Peta Penanganan Skala Prioritas Lingkungan Kayangan

LAPORAN AKHIR VI - 36
6.3.2 Lingkungan Kampung Toa
Lingkungan Kampung Toa teridentifikasi sebagai
kumuh dengan permasalahannya adalah masih
membuang limbah rumah tangga di saluran draenase,
minim kesadaran masyarakat terkait kesehatan
lingkungan, dan minimnya sarana dan prasarana dasar
seperti air bersih, sanitasi, persampahan, dan tata
bangunan dan lingkungan yang semrawut. Kampung
Toa merupakan salah satu kawasan yang berada di
lingkungan Mangga Kelurahan atau Desa Tappanjeng
Kecamatan Bantaeng dengan tipologi kumuh adalah
kumuh tepian Sungai dan Pusat Kota dengan titik
koordinatnya 5°32'31.317"LS - 5°32'40.372"LS
119°56'31.02"BT - 119°56'35.918"BT, untuk lebih
jelasnya dapat dilihat strategi dan program
penanganan dari kawasan kumuh kampung toa yaitu
sebagai berikut:
KONSEP KEBUTUHAN PENANGANAN KAWASAN KUMUH LINGKUNGAN
KAMPUNG TOA
Kebutuhan Penanganan Lingk.
Kayangan :
 Pembangunan IPAL
 Peningkatan Jalan Lingkungan
 Normalisasi saluran drainase
 Memaksimalkan tingkat pelayanan
persampahan
 Memaksimalkan tingkat pelayanan air
minum
 Penyediaan hydrant kebakaran
 Pembinaan kepada masyarakat akan
pentingnya pemeliharaan lingkungan

Konsep Penanganan Lingk.Kayangan :


 Peremajaan
 Peningkatan estetika kawasan
 Revitalisasi infrastruktur
 Pengendalian banjir kawasan

Sumber: Hasil Olahan Tim 2017

LAPORAN AKHIR VI - 37
Tabel 6.8
Strategi Dan Program Penanganan Fisik dan non Fisikdi Lingkungan Kampung Toa
FISIK NONFISIK
Strategi Penanganan Program Penanganan Strategi Penanganan Program Penanganan
Pengembangan sistem Penyehatan Lingkungan Peningkatan Kapasitas Peningkatan Kapasitas
jaringan drainase dan Kelembagaan Masyarakat Kelembagaan dan
Peningkatan Pelayanan air Kawasan Permukiman Kumuh Peningktan SDM masyarakat
minum pada Kawasan serta peningkatan SDM
Permukiman Kumuh
Memaksimalkan sistem Penyehatan Lingkungan Peningkatan kesadaran sosialisasi kesehatan
pengelolaan sampah pada masyarakat Kawasan lingkungan
Kawasan Permukiman Kumuh dalam
menjaga kualitas lingkungan
hunian
Pembangunan IPAL sebagai Penyehatan Lingkungan Pembinaan kreatifitas Peningkatan Ekonomi dan
upaya mengatasi masyarakat melalui Kesejahteraan masyarakat
pencemaran lingkungan pemanfaatan potensi kawasan kawasan kumuh

LAPORAN AKHIR VI - 38
serta pembangunan dan dalam upaya mewujudkan
edukasi terkait pentingnya kesejahteraan masyarakat
sanitasi

Sumber: Hasil Olahan Tim 2017

LAPORAN AKHIR VI - 39
Gambar 6.8 Peta Penanganan Skala Prioritas Kawasan Kumuh Lingkungan Kampung Toa

LAPORAN AKHIR VI - 40
6.3.3 Lingkungan Borkal
Lingkungan Borkal merupakan salah satu kawasan yang
berada di lingkungan Borkal RT.1 dan RT.2 / RW.4
Kelurahan Pallantikang Kecamatan Bantaeng. Dari
hasil identifikasi serta analisis yang dilakukan
Lingkungan Borkal dengan permasalahan adalah jalan
yang masih berupa tanah dan belum terintegrasi
dengan draenase, pembuangan limbah rumah tangga
pada draenase serta belum ada bak sampah. Dari
permasalahan yang ada maka perlunya penanganan
dengan konsep dan strategi yang komperhensif dan
terpadu yang disajikan dalam bentuk matriks yaitu
sebagai berikut:
KONSEP KEBUTUHAN PENANGANAN KAWASAN KUMUH LINGKUNGAN BORKAL
Kebutuhan Penanganan Lingk.
Borkal:
 Pembangunan IPAL
 Peningkatan Jalan Lingkungan
 Normalisasi saluran drainase
 Memaksimalkan tingkat
pelayanan persampahan
 Memaksimalkan tingkat
pelayanan air minum
 Penyediaan hydrant kebakaran
 Pembinaan kepada masyarakat
akan pentingnya pemeliharaan
lingkungan

Konsep Penanganan Lingk.Borkal


:
 Peremajaan
 Peningkatan estetika kawasan
 Revitalisasi infrastruktur
 Pengendalian banjir kawasan

Sumber: Hasil Olahan Tim 2017

LAPORAN AKHIR VI - 41
Tabel 6.9
Strategi Dan Program Penanganan Fisik dan non Fisikdi Lingkungan Borkal
FISIK NONFISIK
Strategi Penanganan Program Penanganan Strategi Penanganan Program Penanganan
Pengembangan sistem Penyehatan Lingkungan Peningkatan Kapasitas Peningkatan Kapasitas
jaringan drainase dan Kelembagaan Masyarakat Kelembagaan dan
Peningkatan Pelayanan air Kawasan Permukiman Kumuh Peningktan SDM masyarakat
minum pada Kawasan serta peningkatan SDM
Permukiman Kumuh
Memaksimalkan sistem Penyehatan Lingkungan Peningkatan kesadaran sosialisasi kesehatan
pengelolaan sampah pada masyarakat Kawasan lingkungan
Kawasan Permukiman Kumuh dalam
menjaga kualitas lingkungan
hunian
Pembangunan IPAL sebagai Penyehatan Lingkungan Pembinaan kreatifitas Peningkatan Ekonomi dan
upaya mengatasi masyarakat melalui Kesejahteraan masyarakat
pencemaran lingkungan pemanfaatan potensi kawasan kawasan kumuh

LAPORAN AKHIR VI - 42
serta pembangunan dan dalam upaya mewujudkan
edukasi terkait pentingnya kesejahteraan masyarakat
sanitasi

Sumber: Hasil Olahan Tim 2017

LAPORAN AKHIR VI - 43
Gambar 6.9 Peta Penanganan Skala Prioritas Kawasan Kumuh Lingkungan Borkal

LAPORAN AKHIR VI - 44
6.4 Konsep dan Strategi Penanganan
Kumuh Kabupaten Jeneponto
Penanganan kumuh pada Kabupaten Jeneponto merupakan
langkah konkrit untuk menangani perumahan dan
permukiman kumuh dengan konsep dan strategi yang
komperhensif dan terpadu. Penanganan yang dilakukan
terdapat di tiga lokasi berdasarkan pada hasil justifikasi,
identifikasi dan hasil analisis yang dilihat pada dasar
pertimbangan potensi dan permasalahan dari masing-masing
lokasi diantara Sidenre, Ulugalung dan Lumbu Poe. Untuk
lebih jelasnya terkait penanganan pada ketiga lokasi sebagai
kawasan skala prioritas dengan konsep dan strategi serta
kebutuhan penanganan yang komperhensif dan terpadu
adalah sebagai berikut:
6.4.1 Lingkungan Sidenre
Dari hasil identifikasi serta analisis yang dilakukan
Lingkungan Sidenre dengan permasalahan adalah jalan
yang masih berupa tanah dan belum terintegrasi
dengan draenase, pembuangan limbah rumah tangga
pada draenase serta belum ada bak sampah serta
belum adanya proteksi kebakaran dan sanitasi. Dari
permasalahan yang ada maka perlunya penanganan
dengan konsep dan strategi yang komperhensif dan
terpadu yang disajikan dalam bentuk matriks yaitu
sebagai berikut:

LAPORAN AKHIR VI - 45
KONSEP KEBUTUHAN PENANGANAN KAWASAN KUMUH LINGKUNGAN SIDENRE
Kebutuhan Penanganan Lingk. Sidenre:
 Pembangunan IPAL
 Peningkatan Jalan Lingkungan
 Sanitasi
 Normalisasi saluran drainase
 Memaksimalkan tingkat pelayanan
persampahan
 Memaksimalkan tingkat pelayanan air
minum
 Penyediaan hydrant kebakaran
 Pembinaan kepada masyarakat akan
pentingnya pemeliharaan lingkungan

Konsep Penanganan Lingk.Sidenre:


 Peremajaan dan pemugaran
 Peningkatan estetika kawasan
 Revitalisasi infrastruktur

Sumber: hasil Olahan Tim 2017

LAPORAN AKHIR VI - 46
Tabel 6.10
Strategi Dan Program Penanganan Fisik dan non Fisikdi Lingkungan Sidenre
FISIK NONFISIK
Strategi Penanganan Program Penanganan Strategi Penanganan Program Penanganan
Pengembangan sistem Penyehatan Lingkungan Peningkatan Kapasitas Peningkatan Kapasitas
jaringan drainase dan Kelembagaan Masyarakat Kelembagaan dan
Peningkatan Pelayanan air Kawasan Permukiman Kumuh Peningktan SDM masyarakat
minum pada Kawasan serta peningkatan SDM
Permukiman Kumuh
Memaksimalkan sistem Penyehatan Lingkungan Peningkatan kesadaran sosialisasi kesehatan
pengelolaan sampah pada masyarakat Kawasan lingkungan
Kawasan Permukiman Kumuh dalam
menjaga kualitas lingkungan
hunian
Pembangunan IPAL sebagai Penyehatan Lingkungan Pembinaan kreatifitas Peningkatan Ekonomi dan
upaya mengatasi masyarakat melalui Kesejahteraan masyarakat
pencemaran lingkungan pemanfaatan potensi kawasan kawasan kumuh

LAPORAN AKHIR VI - 47
serta pembangunan dan dalam upaya mewujudkan
edukasi terkait pentingnya kesejahteraan masyarakat
sanitasi

Sumber: hasil Olahan Tim 2017

LAPORAN AKHIR VI - 48
Gambar 6.10 Peta Penanganan Skala Prioritas Kawasan Kumuh Lingkungan SIdenre

LAPORAN AKHIR VI - 49
6.4.2 Lingkungan Ulugalung
Dari hasil identifikasi serta analisis yang
dilakukan pada Lingkungan Sidenre dengan
permasalahan adalahpembuangan limbah
rumah tangga pada draenase,tidak adanya
MCK, serta belum ada bak sampah serta belum
adanya proteksi kebakaran dan sanitasi. Dari
permasalahan yang ada maka perlunya
penanganan dengan konsep dan strategi yang
komperhensif dan terpadu pada linglkungan
Ulugalung yang disajikan dalam bentuk
matriks yaitu sebagai berikut:
KONSEP KEBUTUHAN PENANGANAN KAWASAN KUMUH LINGKUNGAN
ULUGALUNG
Kebutuhan Penanganan Lingk.
Ulugalung:
 Pembangunan IPAL
 Pembangunan MCK
 Sanitasi
 Normalisasi saluran drainase
 Memaksimalkan tingkat pelayanan
persampahan
 Memaksimalkan tingkat pelayanan
air minum
 Penyediaan hydrant kebakaran
 Pembinaan kepada masyarakat
akan pentingnya pemeliharaan
lingkungan

Konsep Penanganan
Lingk.Ulugalung:
 Peremajaan dan pemugaran
 Peningkatan estetika kawasan
 Revitalisasi infrastruktur

Sumber: Hasil Olahan Tim 2017

LAPORAN AKHIR VI - 50
Tabel 6.11
Strategi Dan Program Penanganan Fisik dan non Fisikdi Lingkungan Ulugalung
FISIK NONFISIK
Strategi Penanganan Program Penanganan Strategi Penanganan Program Penanganan
Pengembangan sistem Penyehatan Lingkungan Peningkatan Kapasitas Peningkatan Kapasitas
jaringan drainase dan Kelembagaan Masyarakat Kelembagaan dan
Peningkatan Pelayanan air Kawasan Permukiman Kumuh Peningktan SDM masyarakat
minum pada Kawasan serta peningkatan SDM
Permukiman Kumuh
Memaksimalkan sistem Penyehatan Lingkungan Peningkatan kesadaran sosialisasi kesehatan
pengelolaan sampah pada masyarakat Kawasan lingkungan
Kawasan Permukiman Kumuh dalam
menjaga kualitas lingkungan
hunian
Pembangunan IPAL sebagai Penyehatan Lingkungan Pembinaan kreatifitas Peningkatan Ekonomi dan
upaya mengatasi masyarakat melalui Kesejahteraan masyarakat
pencemaran lingkungan pemanfaatan potensi kawasan kawasan kumuh

LAPORAN AKHIR VI - 51
serta pembangunan dan dalam upaya mewujudkan
edukasi terkait pentingnya kesejahteraan masyarakat
sanitasi

Pembangunan MCK di Penyehatan Lingkungan Peningkatan kesadaran Peningkatan Kesadaran


lingkungan Ulugalung masyarakat Kawasan masyarakat di lingkungan
Permukiman Kumuh dalam Ulugalung
menjaga kualitas lingkungan
Sumber: Hasil Olahan Tim 2017

LAPORAN AKHIR VI - 52
Gambar 6.11 Peta Penanganan Skala Prioritas Kawasan Kumuh Lingkungan Ulugalung

LAPORAN AKHIR VI - 53
6.4.3 Lingkungan Lumbu Poe
Lingkungan Lumbu Poe merupakan salah lingkungan
yang berada di Kelurahan/Desa Pantai Bahari
Kecamatan Bangkala. Dari hasil identifikasi dan
analisis yang dilakukan oleh Tim, lingkungan Lumbu
Poe adalah kawasan yang masuk pada skala prioritas
dengan permasalahanya adalah pembuangan limbah
rumah tangga pada draenase, tidak adanya MCK, serta
belum ada bak sampah serta belum adanya proteksi
kebakaran dan sanitasi. Dari permasalahan yang ada
maka perlunya penanganan dengan konsep dan
strategi yang komperhensif dan terpadu pada
linglkungan Lumbu Poe yang disajikan dalam bentuk
matriks yaitu sebagai berikut:
KONSEP KEBUTUHAN PENANGANAN KAWASAN KUMUH LINGKUNGAN LUMBU PEO
Kebutuhan Penanganan Lingk. Lumbu
Poe:
 Pembangunan IPAL
 Pembangunan MCK
 Sanitasi
 Normalisasi saluran drainase
 Memaksimalkan tingkat pelayanan
persampahan
 Memaksimalkan tingkat pelayanan air
minum
 Penyediaan hydrant kebakaran
 Pembinaan kepada masyarakat akan
pentingnya pemeliharaan lingkungan
Konsep Penanganan Lingk.Lumbu Poe:
 Peremajaan dan pemugaran
 Peningkatan estetika kawasan
 Revitalisasi infrastruktur

Sumber: Hasil Olahan Tim 2017

LAPORAN AKHIR VI - 54
Tabel 6.12
Strategi Dan Program Penanganan Fisik dan non Fisikdi Lingkungan Lumbu Poe
FISIK NONFISIK
Strategi Penanganan Program Penanganan Strategi Penanganan Program Penanganan
Pengembangan sistem Penyehatan Lingkungan Peningkatan Kapasitas Peningkatan Kapasitas
jaringan drainase dan Kelembagaan Masyarakat Kelembagaan dan
Peningkatan Pelayanan air Kawasan Permukiman Kumuh Peningktan SDM masyarakat
minum pada Kawasan serta peningkatan SDM
Permukiman Kumuh
Memaksimalkan sistem Penyehatan Lingkungan Peningkatan kesadaran sosialisasi kesehatan
pengelolaan sampah pada masyarakat Kawasan lingkungan
Kawasan Permukiman Kumuh dalam
menjaga kualitas lingkungan
hunian
Pembangunan IPAL sebagai Penyehatan Lingkungan Pembinaan kreatifitas Peningkatan Ekonomi dan
upaya mengatasi masyarakat melalui Kesejahteraan masyarakat
pencemaran lingkungan pemanfaatan potensi kawasan kawasan kumuh

LAPORAN AKHIR VI - 55
serta pembangunan dan dalam upaya mewujudkan
edukasi terkait pentingnya kesejahteraan masyarakat
sanitasi

Pembangunan MCK di Penyehatan Lingkungan Peningkatan kesadaran Peningkatan Kesadaran


lingkungan Ulugalung masyarakat Kawasan masyarakat di lingkungan
Permukiman Kumuh dalam Ulugalung
menjaga kualitas lingkungan
Sumber: Hasil Olahan Tim 2017

LAPORAN AKHIR VI - 56
Gambar 6.12 Peta Penanganan Skala Prioritas Kawasan Kumuh Lingkungan Lumbu Poe

LAPORAN AKHIR VI - 57

Anda mungkin juga menyukai