Anda di halaman 1dari 23

1

BAB V Sesuai dengan Visi dan Misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN 2015-2019 ) melalui Direktorat Jendral Cipta Karya Kementerian PU Pera, dengan
RENCANA LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERKELANJUTAN
mencanakan menetapkan pencapaian target 100-0-100, suatu “tagline” yang sederhana
dalam rangka memberikan akses Pelayanan air minum 100%, mengurangi kawasan kumuh

5.1 Skenario Penataan Lingkungan Permukiman Berkelanjutan hingga 0%, dan menyediakan akses Pelayan sanitasi layak 100% untuk masyarakat
Indonesia pada 2019 .
Agar terjadi keberlanjutan hasil dari penanganan permukiman kumuh maka peran
masyarakat menjadi faktor penting dalam peningkatan kualitas permukiman kumuh. Tagline 100 0 100 ini bisa dilihat setidaknya dalam 3 (tiga) hal:

1. Air Minum, Permukiman kumuh dan Sanitasi dasar merupakan indikator ke 7 yang
5.1.1 penanganan permukiman kumuh. Visi dan Misi Penataan Lingkungan disepakati dalam MDG’s, yaitu dalam hal Pelestarian Lingkungan, Akses Air Minum,
Permukiman Berkelajutan dan sanitasi dasar ditargetkan selesai pada tahun 2019 sedangkan soal penanganan
permukiman kumuh yang ditargetkan selesai pada tahun 2020.
VISI
2. sesuai dengan Pelayanan Minimum yang terkait dengan Cipta Karya. Sebagaimana
”Terciptanya lingkungan permukiman yang asri dan sehat didukung oleh pengembangan
tertuang dalam Standar Pelayanan Minimum (SPM) bidang Pekerjaan umum dan
usaha masyarakat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyaraka
Penataan ruang menurut Permen No. 1 Tahun 2014, Pasal 7 ayat 1c khususnya
MISI tentang cipta karya yaitu mencakup:
a. Penyediaan air minum dengan indikator persentase penduduk yang mendapatkan
Atas dasar Visi desa Sukajadi maka Misinya adalah :
akses air minum yang aman.
1. Meningkatkan kebutuhan dasar hidup yang ditunjang sarana dan prasarana b. Penataan Bangunan dan Lingkungan dengan indikator persentase jumlah Izin
lingkungan yang tertata rapih , baik dan Sehat dengan Standat Pelayanan Minimum.
Mendirikan Bangunan (IMB) yang diterbitkan;
2. Meningkatkan mutu Lingkungan sesuai dengan Standat Pelayanan Minimum.
c. Permukiman Kumuh Perkotaan dengan indikator persentase berkurangnya luasan
3. Menurunkan Indikator Prosentase luasan Kumuh sampai 0%
permukiman kumuh di kawasan perkotaan.
4. Meningkatkan Jaminan keamanan Bermukim Baik legal maupun Ilegal
d. Penyediaan sanitasi dengan indikator : a) persentase penduduk yang terlayani sistem
5. Meningkatkan kalaborasi dengan pihak terkait
air limbah yang memadai; b) persentase pengurangan sampah di perkotaan; c)
6. Meningkatkan Pelayan Kesehatan,pendidikan Masyarakat berpenghasilan Rendah
persentase pengangkutan sampah; d) persentase pengoperasian Tempat
7. Meningkatkan Pendapatan perekonomian Masyarakat Berpenghasilan Rendah
Pembuangan Akhir (TPA);dan e) persentase penduduk yang telayani sistem jaringan

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAJADI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT TAHUN
2016
2

drainase skala kota sehingga tidak terjadi genangan (lebih dari 30 cm, selama 6 jam)  Pendekatan Teknis-Akademis merupakan pendekatan yang dilakukan dengan
lebih dari 2 kali setahun. menggunakan metodologi yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademis, baik itu
dalam pembagian tahapan pekerjaan maupun teknik-teknik identifikasi, analisis,
5.1.2 Skenario Penataan Kawasan Penataan Lingkungan Permukiman penyusunan strategi maupun proses pelaksanaan penyepakatan. Dalam pendekatan ini,
Berkelanjutan proses penyusunan RPLP ini menggunakan beberapa metode dan teknik studi yang baku
yang sebelumnya telah disepakati bersama oleh tim kerja, pemberi kerja, dan tim pokjanis
5.1.2.1 Wilayah Pencegahan
daerah.
Terkait dengan pemenuhan unsur tersebut, maka dari sisi penyusunannya, Penataan
Tindakan pencegahan kumuh dilakukan untuk mencegah tumbuh dan
lingkungan permukiman yang berkelanjutan, didasarkan pada tiga (3) pendekatan,
berkembangnya perumahan dan permukiman kumuh baru. Tindakan
yaitu: (1) pendekatan normatif, (2) pendekatan fasilitatif dan partisipatif, serta (3)
pencegahan meliputi pengawasan dan pengendalian serta pemberdayaan
pendekatan teknis-akademis, dengan penjelasan untuk tiap pendekatan sebagai
masyarakat. Pengawasan dan pengendalian dilakukan atas kesesuaian
berikut:
terhadap perizinan (misal: izin prinsip, izin lokasi, izin mendirikan
 Pendekatan Normatif adalah suatu cara pandang untuk memahami permasalahan bangunan, dan izin lainnya sesuai ketentuan perundang-undangan), standar teknis,
atau kondisi dengan berdasarkan pada norma-norma yang ada atau pada suatu aturan dan kelaikan fungsi melalui pemerikasaan secara
yang menjelaskan bagaimana kondisi tersebut seharusnya terjadi. Dalam pendekatan ini, berkala sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
perhatian pada masalah utama serta tindakan yang semestinya dilakukan menjadi ciri Pemberdayaan dilakukan terhadap pemangku kepentingan bidang
utama. Kondisi atau situasi yang terjadi tersebut dijelaskan, dilihat, dan dibandingkan perumahan dan kawasan permukiman melalui pendampingan dan
karakteristiknya dengan kondisi yang seharusnya, dimana dalam konteks pembangunan pelayanan informasi.
kondisi yang seharusnya tersebut didasarkan pada produk legal peraturan perundangan,
5.1.2.2 Wilayah Peningkatan Kualitas
baik untuk nasional maupun daerah. Selama ini, berbagai upaya penanganan permukiman kumuh telah dikaji dan
 Pendekatan Fasilitatif dan Partisipatif digunakan dengan dasar pertimbangan sebagiannya
bahwa proses penyusunan dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan telah dilaksanakan, antara lain;
yang terkait dengan penanganan dan pencegahan permukiman kumuh, baik di tingkat 1. Program Perbaikan Kampung, dan Program Uji Coba Peremajaan Lingkungan
kabupaten/kota, provinsi, maupun nasional. Hal ini dimaksudkan agar hasil penyusunan Kumuh
dapat dirasakan dan dimiliki oleh seluruh pemangku kepentingan terkait di daerah.

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAJADI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT TAHUN
2016
3

2. Relokasi dan Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh, Penataan daerah kumuh susun sederhana, Pembebasan tanah dan melibatkan peran serta swasta, dan
dengan memasukkan Perumnas dan penghuni lama menyewa dengan biaya murah, Konsolidasi tanah perkotaan
Pembangunan Rumah
3. Peningkatan pendapatan masyarakat dengan melegalkan status tempat tinggal supaya pencerahan akan hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara/warga kota, dan
dapat bagaimana
dijadikan jaminan modal usaha, membuka lapangan kerja baru, dan menciptakan jalan memperjuangkan haknya, dan mematuhi kewajibannya tersebut.
akses 7. Pemberdayaan masyarakat dalam peningkatan kualitas permukiman kumuh dan
untuk mendukung sirkulali pergerakan dalam kawasan bantaran sungai melibatkan
4. Pendekatan untuk memperbaiki kondisi perumahan secara efektif dengan berbagai komponen masyarakat baik perorangan, kelompok
transformasi yang
LINGKUP KEGIATAN masyarakat, warga masyarakat desa
berdampak pada pemilik rumah memperoleh
PENCEGAHAN PERMUKIMAN maupun pemimpin desa dinas maupun adat.
tambahan ruang untuk mengakomodasi aktivitas, KUMUH Pemberdayaan yang diharapkan adalah dalam
Pengawasan dan Pengendalian
menambah penghasilan, dan mendapatkan status berbagai wujud fisik maupun non fisik yang
sosial
(Wasdal) bersifat konstruktif, dan mensukseskan setiap
5. Strategi pemenuhan perumahan dan permukiman Tahap Tahap Tahap program peningkatan kualitas lingkungan
bagi masyarakat miskin melalui rekayasa bahan Perencana Pembangu Pemanfaat permukiman. Adapun aktivitas yang dilakukan
bangunan untuk mendapatkan rumah murah yang an nan an dalam
layak huni, baik dengan sistem standarisasi pemberdayaan adalah dalam berbagai segi dari
konstruksi maupun sistem koordinasi modular Wasdal Wasdal Terkait Wasdal Terkait
pengungkapan insiatif, ide-ide, konsep, sampai
Terkait Kelayakan Kelayakan
6. Penggunaan strategi kelompok marginal dalam Perizinan dan Teknis dan Fungsi dan realisasi ide tersebut .
pengawasan pengawasan Pengawasan
perencanaan pembangunan kota dan kelurahan, sebab pengendalian pengendalian pengendalian Dari berbagai alternatif yang pernah dikaji di
dilakukan dilakukan terhadap kesesuaian
kalau kelompok komunitas ini memiliki daya tawar terhadap rencana kelayakan teknis terhadap atas, pertimbangan keruangan (spatial)
pengembangan pembangunan 8 kelayakan fungsi,
yang cukup dalam proses perencanaan pembangunan. perumahan dan indikator kumuh untuk menjadim (1)
nampaknya
permukiman, yang meliputi kondisi sistem
Selain itu, perlu ada dukungan asistensi dari pihak luar mencakup belum menjadi prioritas. Untuk itu salah satu
pengawasan dan pelayanan,
perizinan
sebagai fasilitator bagi penguatan kelompok komunitas pengendalian kuantitas kapasitas konsep yang dicoba ditawarkan dalam penelitian
terhadap : (a) izin kesesuaian terhadap dan dimensi serta
ini. Peran asistensi yang dibutuhkan komunitas ini prinsip; (b) izin ini standar teknis kualitas bahan atau
lokasi; (b) izin material yang
adalah penggunaan digunakan masih
pemanfaatan sesuai dengan
tanah; (c) izin fungsinya; (2)
mendirikan kondisi
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAJADI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT TAHUN
bangunan; dan (c) keberfungsian
2016 izin lainnya bangunan beserta
prasarana, sarana
dan utilitas umum
beserta PSU tidak
mengurangi
keberfungsiannya
4

adalah optimalisasi ruang. Gagasan/konsep optimalisasi diadopsi dari kesuksesan pada Kabupaten Garut yang dilakukan melalui paradigma pembangunan yang disebut
pengelolaan manajemen. Konsep optimalisasi ini telah berjalan baik pada BUMN, dalam GARUT AMAZING.
bidang desentralisasi dan otonomi daerah, serta strategi pemberdayaan dan optimalisasi

5.1.1 Pengembangan Ekonomi Lokal

Sebagai bentuk untuk meningkatkan ekonomi warga miskin yang mata pencahariannya lebih banyak buruh tani baik pertanian, perkebunan, maupun perikanan langkah yang direncanakan adalah
pembangunan pertanian terpadu. Dengan pembangunan tersebut diharapkan warga masyarakat mampu mengembangkan pengetahuannya dan berupaya untuk meningkatkan hasil dari pertanian,
perkebunan dan perikanannya sehingga bisa membantu dalam kehidupannya ke arah yang layak, sejahtera.
1. Menyediakan sarana prasarana dan infrastruktur lingkungan permukiman untuk meningkatkan
2. perekonomian mikro.
3. Menata pusat ekonomi masyarakat sesuai dengan fungsi dan potensi yang ada sehingga dapat
memberikan input ekonomis yang optimal; Menyediakan lahan serta merencanakan konsep
pengembangan pertanian terpadu sebagai area usaha dan ekonomi masyarakat yang lebih tertata
dan memberikan nilai ekonomis yang lebih.

Area Konservasi dan Pengembangan ekonomi masyarakat melalui pengembangan sistim pertanian terpadu dan fasilitas penunjang lainnya berupa :
1. Pengembangan sistim pertanian organik;
2. Pembangunan kandang ternak terkomunal;
3. Pembangunan rumah kompos dalam upaya Pengelolaan persampahan dan pengelolaan limbah ternak;
4. Pembangunan area budidaya perikanan air tawar;
5. Penataan infrastruktur pertanian (Jaringan irigasi tersier);
6. Pembangunan Rest area dengan fasilitas penunjang gerai produk unggulan kawasan prioritas.;
7. Pembangunan Jalan pertanian sepanjang ± 1km; dan

5.1.2 Pengembangan Sosial dan Budaya

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAJADI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT TAHUN
2016
5

Banyaknya kelompok masyarakat yang terjadi pada kawasan tersebut, yang terbentuk dalam sebuah wadah dengan program kerja masing-masing dari kelompok atau organisasi atau lembaga tersebut
menuntut kepala wilayah berperan aktif dan bijaksana dalam peran kelompok tersebut di dalam masyarakat kearah yang lebih baik, mengajak kelompok atau organisasi atau lembaga tersebut mendampingi
masyarakat dalam membangun pembangunan di kawasan tersebut melalui program yang ada pada masing-masing kelompok / organisasi.
faktor keamanan dan privasi dari lingkungan perumahan tersebut.Kawasan permukiman juga
diarahkan pada lokasi yang cukup dekat dengan area yang dimungkinkan untuk dikembangkan
sebagai pusat layanan lingkungan, supaya masyarakat dapat secara efektif dan efisien untuk
memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat. Selain rumah tinggal pada kawasan permukiman di
Desa Sukajadi ini tentunya juga akan dilengkapi dengan beberapa fasilitas – fasilitas lainnya
diantaranya adalah ; fasilitas pendidikan, peribadatan dan pemerintahan serta kawasan komersil,
dengan menata dari fasilitas yang sudah ada. Perencanaan kawasan – kawasan tersebut diarahkan

5.2 Rencana Penataan Lingkungan Permukiman Berkelanjutan pada area yang cukup dekat dengan permukiman yang akan dikembangkan. Dengan demikian
5.2.1 Rencana Penataan Bangunan (Rencana Indikator 1) perencanaan jalan juga akan berpengaruh dalam memudahkan perletakan massa bangunan rumah
tinggal dengan fasilitas – fasilitas lainnya.
Melihat permasalahan yang terjadi di kawasan RW 04, dengan penempatan masa bangunan yang
tidak terorentasi dengan baik, maka perlu adanya perencanaan ulang yang melibatkan warga
GAMBAR 5.1 ILUSTRASI RUMAH SEHAT
setempat.
Penanganan dalam penataan bangunan ada beberapa metode atau rekayasa yang akan di
laksanakan di kawasan kumuh RW 04 lebih ke arah mana, Adapaun metode dan jenis desain yang
akan di gunakan yaitu bisa dengan Rabat beton atau dengan paving block penggunaan ke dua
metode tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan baik dari segi bahan maupun dari segi Pencahayaan pada
pelaksanaan pekerjaanya. Perencanaan tata letak bangunan pada Desa Sukajadi tentunya ruangan cukup tidak
Penggunaan bahan atap
terkesan gelap ketika
memerlukan konsep yang matang dan menyeluruh sehinga dapat mengoptimalisasi kegiatan dan dinding harus sesuai
waktu pagi sampai sore.
dengan SNI atau bahan
masyarakat pada umumnya.Perencanaan tata letak bangunan dilakukan untuk terciptanya sebuah Cahaya matahari bisa
yang dilarang oleh aturan –
masuk ke dalam ruangan
kawasan desa khususnya kawasan permukiman yang baik, serta keserasian lingkungan aturan yang berlaku

permukiman yang nyaman bagi penggunannya.


Dalam penataan lingkungan permukiman ini setiap bangunan rumah tinggal sebaiknya
memperhatikan KDH dari bangunan, sehingga dapat mengembangkan untuk peruntukkan ruang
terbuka hijau untuk produksi O2.Di samping itu juga memperhatikan jarak antar rumah yang Bukaan – bukaan ruangan Adanya fasilitas sanitasi di
terdapat pada lingkungan permukiman tersebut, dimana hal ini bertujuan untuk meningkatkan pintu dan jendela, ventilasi dalam rumah ( MCK )
terhadap sirkulasi udara dengan distribusi dan
yang ada di dalam ruangan plumbingnya yang baik dan
baik ( Keluar dan masuk adanya septiktank
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAJADI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT TAHUN
udara bersirkulasi
2016
6

pergerakan kendaraan dan manusia, dan akses penyelamatan dalam keadaan


darurat drainase pada lingkungan perumahan di perkotaan. Salah satu pedoman
teknis jaringan jalan diatur dalam Pedoman Teknis Prasarana Jalan Perumahan
(Sistem Jaringan dan Geometri Jalan), Dirjen Cipta Karya, 1998.
Jalan perumahan yang baik harus dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi
gGr. IlusS pergerakan pejalan kaki, pengendara sepeda dan pengendara kendaraan bermotor.

5.2.2 Rencana Pembangunan dan Pengembangan Prasarana, Sarana, dan Selain itu harus didukung pula oleh ketersediaan prasarana pendukung jalan, seperti
Utilitas (Rencana Indikator 2-7) perkerasan jalan, trotoar, drainase, lansekap, rambu lalu lintas, parkir dan lain-lain.

a. Rencana Jalan Lingkungan

Rencana sistem sirkulasi dikembangkan dengan dasar-dasar pertimbangan sebagai


berikut:

a) Kedekatan dengan akses jaringan jalan yang telah ada;


b) Struktur ruang dan arahan zonasi/blok kawasan;
c) Kebutuhan sirkulasi antar pusat pelayanan kawasan dan lingkungan.
Berdasarkan berbagai pertimbangan tersebut, maka rencana sistem sirkulasi
diuraikan sebagai berikut :

a) Rencana Jaringan Jalan

Pengembangan rencana jaringan jalan kawasan adalah sebagai berikut:

 Merehabilitasi Jalan Lingkungan atau Jalan Setapak yang sudah Rusak .


Lingkungan perumahan harus disediakan jaringan jalan untuk pergerakan manusia
dan kendaraan, dan berfungsi sebagai akses untuk penyelamatan dalam keadaan
darurat. Dalam merencanakan jaringan jalan, harus mengacu pada ketentuan teknis
tentang pembangunan prasarana jalan perumahan, jaringan jalan dan geometri
jalan yang berlaku, terutama mengenai tata cara perencanaan umum jaringan jalan

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAJADI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT TAHUN
2016
7

dalam hal ini adalah kegiatan home industri harus ditampung dalam bak
pengolahan air limbah (water treatment) yang selanjutnya air limbah ini dapat
disalurkan dengan saaluran khusus pada saluran drainase primer, sedangkan air
buangan manusia harus ditampung dalam bak penampungan (septic tank). Tipe
pengolahan limbah secara garis besar dibedakan atas 2 sistem, yaitu:

Pengolahan secara individual (on-site treatment), pengolahan secara


b. Rencana Sanitasi
individual limbah domestik dilakukan secara sendiri-sendiri di rumah-
Dewasa ini sektor penanganan air kotor merupakan salah satu kebutuhan yang
a) rumah atau di sumbernya. Sistem yang sering digunakan adalah septic tank.
sangat essensial untuk menunjang kesehatan masyarakat. Kebutuhan akan
b) Pengolahan secara komunal atau terpusat (off-site treatment), Pada sistem
prasarana sanitasi tersebut terus berkembang dari waktu ke waktu baik di desa
pengelolaan secara terpusat, seluruh limbah rumah tangga dialirkan dan
maupun di kota. Selain itu proyeksi air limbah domestik perlu juga dilakukan
dikumpulkan secara bersama dalam satu wilayah pelayanan, untuk dibawa ke
untuk mengantisipasi perkembangan kawasan permukiman, terutama akibat
suatu lokasi pengolahan akhir. Pada sistem ini seluruh air limbah rumah
pertambahan jumlah penduduk.
tangga dialirkan dan dikumpulkan melalui pipa tersier, ke pipa sekunder, dari

Instalasi Pembuangan Air Limbah pipa sekunder dialirkan menuju pipa pengumpul utama untuk selanjutnya
dialirkan menuju lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
Proyeksi pertambahan air limbah domestik mengikuti laju pertambahan
Rencana pengelolaan air limbah di awasan Prioritas secara umum dapat
pemakaian air bersih domestik. Jumlah air limbah yang dihasilkan pada suatu
dijelaskan sebagai berikut :
kawasan kurang lebih mencapai 60 % dari penggunaan air bersih.
Limbah Padat Rumah Tangga ( Septictank )
Kondisi topografi merupakan faktor yang sangat penting dalam merencanakan
 Sistem Setempat (on-site sanitation)
sistem pembuangan air kotor/limbah domestik serta menentukan arah
Pengolahan secara sistem setempat akan diterapkan dengan
pengalirannya. Mengingat akan mahalnya biaya pembuatan saluran air limbah,
menggunakan cubluk individu, cubluk komunal dan tangki septik yang
pada tahap awal jaringan saluran drainase direncanakan terpadu dengan saluran
dilengkapi bidang resapan.
yang sudah ada sebelumnya, sungai-sungai yang mengalir melalui
jalan-jalan/saluran-saluran di Kawasan Prioritas dimanfaatkan sebagai saluran Sistem tangki septik yang akan dikembangkan terdiri dari dua jenis

pembuangan utama. Air kotor yang dapat disatukan dengan saluran drainase tangki septik yaitu :

hanya air kotor dari kamar mandi dan dapur, tidak termasuk buangan manusia .
 Sistem tangki septik individu, dimana penanganan air limbah ini
Air limbah ini khusus dari rumah tangga, sedangkan air limbah industri yang

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAJADI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT TAHUN
2016
8

dengan membuat tangki septik pada tiap-tiap rumah, yang hanya kecuali untuk limbah hasil pengolahan home industri yang dilakukan di
melayani satu rumah. Penerapan bentuk ini terutama ditujukan kawasan ini langsung disalurkan ke jaringan drainase sekunder dan jaringan
bagi kawasan perumahan yang kepadatan penduduknya rendah, drainase primer
 Sistem tangki septik komunal, dimana satu tangki septik digunakan
 Di wilayah kawasan Kawasan Prioritas terdapat beberapa rumah warga yang belum
bersama olen beberapa keluarga/rumah (15-20 rumah) secara
memiliki pengolahan sanitasi yang baik, dan masih ada beberapa warga yang
kolektif yang disalurkan melalui saluran tertutup dari setiap rumah ke
memiliki kebiasaan buang air di sungai. Untuk menciptakan tersedianya sistem
tangki septik, hal ini untuk rnenghindarl
sanitasi yang layak dan berkelanjutan
 terjadi pencernaran oleh limbah tersebut terhadap lingkungan
sekitar.
GAMBAR 5.2 SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA
 Sistem pengumpul dan penyaluran, Sistem pembuangan limbah
rumah tangga di wilayah perencanaan diarahkan terpisah dengan
saluran drainase. Dengan demikian perlu dibuat jaringan pipa air
limbah untuk menyalurkan air limbah yang berasal dan berbagai
sumber seperti domestik, komersil dan non komersil. Untuk
penempatan pipa air limbah ditanamkan dibawah tanah, sesusai
dengan jalur jaringan drainase jika ada saluran-seluran lain
terlintasi maka saluran air limbah ditempatkan dibawahnya.
a) Penanganan limbah home industri.
Pengolahan limbah di desa ini dilakukan pengolahan limbah limbah terlebih
dulu sebelum di alirkan ke saluran sekunder dan primer.

Mengingat di Kawasan Prioritas yang mempunyai kondisi topografi yang


bergelombang, dan sistem rencana air bersih pada umumnya masyarakat
untuk 5 tahun ke depan masih menggunakan MCK umum, maka sistem
pengolahan limbah MCK langsung disalurkan ke saluran drainase sekunder
dan primer. Sedangkan untuk masa yang akan datang diarahkan masyarakat
sudah mempunyai MCK sendiri di rumah masing-masing, sehingga sistem
pengolahan limbah masyarakat diarahkan dengan menggunakan septic tank,

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAJADI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT TAHUN
2016
9

2. Sarana Tempat Cuci Luas lantai minimal 2,40 m2 (1,20 m x 2,0 m) dan dibuat tidak
licin dengan kemiringan kearah lubang tempat pembuangan kurang lebih 1 %. Tempat
menggilas pakaian dilakukan dengan jongkok atau berdiri, tinggi tempat menggilas
pakaian dengan cara berdiri 0,75 m di atas lantai dengan ukuran sekurang-kurangnya
0,60 m x 0,80 m.
MCK UMUM ( Mandi, Cuci & Kakus ) 3. Pencahayaan & Ventilasi Pencahayaan alami diupayakan optimal agar pada siang
Saat ini kebutuhan air bersih di Kawasan Prioritas menggunakan air sungai sebagai hari pengguna MCK tidak perlu menyalakan lampu penerangan listrik, demikian juga
sumber air bersih. Hal ini merupakan permasalahan yang sangat komplek dimana lubang ventilasi dirancang sedemikian rupa agar mendapatkan pergantian udara dari dua
sebagian besar masyarakat di kawasan prioritas memanfaatkan sungai sebagai sumber arah.
kegiatan MCK. Dan sebagian menggunakan sumber mata air sebagai kebutuhan untuk
4. Bahan Bangunan Bahan yang dapat dipergunakan adalah: kemudahan penyedian
minum yang terdapat pada bagian atas dari kawasan Prioritas. Untuk memenuhi
bahan bangunan, awet / berkualitas dan mudah dilaksanakan, dapat diterima oleh
kebutuhan akan air bersih yang sehat untuk masyarakat di Kawasan Prioritas
masyarakat pemakai
direncanakan untuk memanfaatan Sumber mata air yang ada. Untuk pemanfaatan
sumber mata air hanya bisa dilakukan di kawasan prioritas area 1 yaitu di RT 05, untuk 5. Untuk Septictank penampungan Air Tinja, kalo di existing lahanya kurang
kebutuhan air bersih di kawasan prioritas area 2 yang meliputi RT 01;02;03 dan 04, memadani sebaiknya di pasang septictank dengan spetictank bioseptic
menggunakan sumur gali
Untuk pemanfaatan MCK, akan lebih berfungsi jika di bangun di kawasan Prioritas
Tata Cara Perencanaan Bangunan MCK Umum -SNI 03 - 2399 - 2002 Catatan : RT 05. Hal ini di sebabkan di kawasan tersebut hampir 30 % penduduknya tidak memiliki
Jumlah bilik untuk mandi dan kakus bisa digabungkan menjadi satu dan didiskusikan jamban dalam di rumahnya, sehingga di pandang perlu untuk membangun fasilitas MCK
dengan warga pemakai. Tempat cuci dalam kondisi lahan terbatas, dapat ditempatkan di dalam memenuhi kebutuhan Air Bersih di kawasan tersebut.
dekat sumur dengan memperhitungkan rembesan air limbah cucian tidak kembali masuk
Untuk ukuran MCK ideal di perlukan perhitungan standar yang sudah di sepakati
ke sumur.
oleh perhitungan SNI, yaitu untuk 1 Kamar Mandi bisa Di Gunakan oleh 3 orang, dan
1. Kamar Mandi Meliputi lantai luasnya minimal 1,2 m2 (1,0 m x 1,2 m) dan dibuat tidak
rencana kebutuhan kamar mandi di MCK untuk di RT 05, Cuku 4 kamar saja karena yang
licin dengan kemiringan kearah lubang tempat pembuangan kurang lebih 1 %. Pintu,
menggunakan MCK secara rutin penerima manfAat langsung ada 13 orang.
ukuran: lebar 0,6 - 0,8 dan tinggi minimal 1,8 m, untuk pengguna kursi roda (defabel)
digunakan lebar pintu yang sesuai dengan lebar kursi roda. Bak mandi / bak penampung
air untuk mandi dilengkapi gayung. Bilik harus diberi atap dan plafond yang bebas dari
material asbes.

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAJADI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT TAHUN
2016
10

GAMBAR 5.4RANCANGAN MCK


c. Rencana Drainase GAMBAR 5.3 RANCANGAN SISTEM DRAINASE

Saluran air dan drainase sangat diperlukan dalam suatu kawasan. Disamping D. Rencana Air Bersih
untuk menjaga kelestarian lingkungan, keberadaan saluran air dan drainase juga
Pemilihan sumber air ditentukan atas dasar kecukupan, keandalan dan kualitas. Jika
sangat mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat setempat. Adanya penataan
memungkinkan, sumber air baku dengan kualitas terbaik yang tersedia harus dipilih agar
saluran air dan drainase yang baik, lingkungan disekitarnya tidak akan tercemari
dapat memberikan air ke penduduk dengan kapasitas yang mencukupi dan
dan terganggu. Selain itu, keindahan lingkungan pun dapat tetap terjaga dengan
berkesinambungan sepanjang tahun. Pemilihan sumber air dilakukan setelah
baik.
mempelajari dengan seksama dan didasarkan pada perlindungan terhadap sumber
Saluran drainase harus tersedia baik pada kawasan perumahan, maupun pada
tersebut, yang merupakan hal penting untuk mencegah penyebaran penyakit menular
tepi jalan. Hal ini dikarenakan fungsinya yang penting untuk menampung air saat
melalui air.
hujan,mengurangi genangan, serta manyalurkan air buangan. Saluran drainase
dapat berada pada sisi/pinggir jalan dana dapat pula berada dibawah jalan Sebagian besar masyarakat Kawasan Prioritas dalam hal pelayanan air bersih
apabila lebar jalan tidak mencukupi. Saluran drainase yang ada dibawah jalan mempergunakan sumur gali dan memakai sumur pompa, sedangkan yang lainnya
adalah saluran tertutup.Jaringan drainase adalah sistem penyaluran air pelayanan yang memakai PAM/PDAM danada juga yang masih mempergunakan sungai
permukaan yang penyalurannya dapat menggunakan saluran alam (seperti : sebagai keperluan sehari-hari diantaranya mandi cuci dan kakus. Rencana
sungai) atau saluran buatan (berupa kanal). Fungsi dari penempatan saluran pengembangan sistem jaringan air bersih yaitu:
drainase adalah untuk menyalurkan air permukaan, baik yang diakibatkan oleh
1. Mengembangkan sistem pemanfaatan potensi sumber air yang ada (sumur
pemotongan garis topografis maupun yang diakibatkan oleh limpasan air hujan
gali dan sumur pompa/pantek);
(run-off) hingga ke wilayah yang lebih rendah (sungai yang lebih besar).
Sedangkan jaringan tersier adalah yang terdapat pada sepanjang jaringan jalan, 2. Melakukan konservasi dan penghijauan;
yang merupakan pembuangan dari setiap rumah dan jalan yang terdapat di
Kawasan Prioritas.

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAJADI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT TAHUN
2016
11

3. Pengendalian aliran air permukaan yang dilakukan dengan cara E. Rencana Persampahan
memperpanjang waktu air bertahan di permukaan tanah dan meningkatkan
1. Rencana sistem pengelolaan persampahan merupakan salah satu cara yang
jumlah air yang masuk ke dalam tanah, dengan cara penghijauan pada
dilakukan untuk meningkatkan kualitas lingkungan. Begitu juga halnya di
daerah-daerah yang kosong dan pekarangan rumah-rumah penduduk;
Kawasan Prioritas, dimana sistem pengelolaan persampahan sangat
Distribusi dan pelayanan dari PDAM di Khusus di kawasan prioritas masih belum dapat dibutuhkan untuk mengantisipasi kerusakan lingkungan sejalan dengan
melayani seluruh kebutuhan masyarakat, dan apabila ada juga distribusi debit air perkembangan Kawasan Prioritas di masa yang akan datang. Sistem
sangat sedikit dan bila ada juga membutuhkan waktu lama dan kadang tidak ada pengelolaan sampah yang dilakukan pada Kawasan Prioritas pada saat ini
sama sekali aliran airnya, untuk wilayah yang susah terjangkau (wilayah belakang) adalah dengan cara membakar atau membuang ke halaman belakang rumah
pelayanan dari PDAM masih belum bisa terlayani. Dengan kondisi seperti itu maka dengan menggali lubang atau membuang ke jalan atau selokan atau sungai.
rencana pegembangan sistem air bersih menggunakan pelayanan dari PDAM di Hal ini kalau dibiarkan terus akan mengakibatkan penurunan kualitas
Kawasan Prioritas sebagai berikut: lingkungan Kawasan Prioritas di masa yang akan datang. Sejalan dengan
perkembangan kegiatan yang akan mengakibatkan pertambahan jumlah
1. Peningkatan dan pengembangan pelayanan air bersih (PDAM) pada wilayah
penduduk di Kawasan Prioritas di masa yang akan datang, akan meningkatkan
yang sulit mendapatkan air bersih dari sumber lain;

2. Penambahan jaringan perpipaan dan rehabilitasi yang sudah ada untuk


meminimasi tingkat kebocoran pipa dalam menekan/menyusutkan angka
kebocoran dari 60% sampai 20%;

3. Meterisasi pelanggan secara serempak dan pengawasan yang tegas untuk


penanggulangan kecurangan;

4. Pengendalian tingkat kebocoran air pada saat pendistribusian, yang dapat


dilaksanakan dengan memasang alat ukur tekanan pada tiap cabang saluran
primer dan sekunder serta melakukan pemeriksaan secara berkala terhadap
pipa air pada daerah rawan;

5. Pemberlakuan kebijaksaaan tarif, untuk mengindari pemborosan pemakaian


air bersih oleh para pelanggan;

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAJADI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT TAHUN
2016
12

membangun pola kebiasaan buang sampah tidak sembarangan akan disediakan tempat
sampah / 30 m1 sepanjang jalan perioritas baik di jalan desa ataupun jalan lingkungan
diharapkan sesuai dengan Aturan Bersama AB bahwa setiap jam 10 siang sudah tidak
ada lagi sampah di tempat tempat sampah ( di buang ke tempat pembuangan sampah
sementara untuk kemudian dianggkut oleh dinas kebersihan kota )

Rencana Arahan rencana persampahan yang akan diterapkan di kawasan Kawasan


Prioritas adalah sebagai berikut :

a) Pemilahan Sampah
Sampah yang dihasilkan setiap rumah tangga di kawasan Kawasan Prioritas setiap
harinya memiliki jenis yang berbeda, dan membutuhkan metoda pengolahan yang
berbeda pula. Oleh karena itu, pemilahan merupakan salah satu kunci dari sistem
pengelolaan sampah yang akan diterapkan. (dibuat tongsampah dengan dua warna
yaitu untuk sampah organik dan non organik)

b) Proses Pengangkutan Sampah


Sampah rumah tangga atau sampah yang ada di tong sampah sesuai dengan
timbulan sampah di masa yang akan datang. Perkiraan timbunan sampah didasarkan
kesepakatan warga bahwa setiap jam 7 pagi sudah tidak ada lagi sampah pada tong
pada perkiraan jumlah penduduk yang dapat ditampung di wilayah perencanaan pada
sampah masing masing rumah atau tong sampah sepanjang jalan artinya sudah
akhir tahun perencanaan dan berdasarkan standar produksi sampah yang dihasilkan
dibuang ke tempat pembuangan sampah sementara,dengan harapan setiap jam 10
perhari. Sasaran yang diterapkan yaitu antara 60-80% penduduk wilayah perencanaan
pagi sampah yang ada ditempat pembuangan sampah sementara sudah diangkut
terlayani sampah.
oleh dinas kebersihan kota.
Pada kawasan Prioritas ini tidak terdapat satu buah pun tempat pembuangan sampah.
c) Pengolahan Sampah Terpadu gotong royong
akan dibuat 2 buah tempat penampungan atau pembuangan sampah sementara, yang
Sesuai dengan kesepakan warga bahwa untuk pengolahan sampah dilakukan
kemudian tempat penampungan sampah tersebut dapat diangkut dinas kebersihan.
dengan penarikan sampah rumah tangga atau sampah lingkungan oleh
Solusi dalam permasalahan persampahan ini, untuk kawasan prioritas dalam
petugas kebersihan yang dibentuk oleh masyarakat secara bergiliran. dengan
perencanaan perancangannya akan tempat sampah individual di rumah masing-
masing/bangunan lainnya dengan ukuran minimal 0.24 m³ selain dari itu untuk

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAJADI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT TAHUN
2016
13

harapan terbangunnya gotong royong kesadaran masyrakat yang peduli Konsep jaringan dan evakuasi bencana di kawasan prioritas yaitu :
kesehatan dan kebersihan.  Membuat tanda jalur evakuasi, sehingga memudahan masyarakat untuk pindah
dari lokasi bencana ke lokasi yang relatif lebih aman.
 Membuat tanda bahaya, rencana membuat tanda bahaya berupa kentongan atau
sejenisnya, masyarakat pun bisa menggunakan pengeras suara dari tempat
peribadatan untuk memperingatkan masyarakat sekitar akan datangnya bencana.
 Area pengumpulan, masyarakat disediakan area untuk berkumpul pada saat
bencana terjadi, yang relatif aman dan luas untuk menampung banyak orang.
 Pembuatan hydrant di titk-titik yang berpotensi terjadinya kebakaran di wilyah
tersebut.
 Penyimpanan tabung kebakaran (APAR ) di tempat tempat yang strtegis untuk
pencegahan pertama agar kebakaran tidak meluas.

E. Mitigasi Bencana Kebakaran

Bencana adalah suatu rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu


kehidupan dan penghidupan masyarakat yang di sebabkan baik faktor alam maupun
faktor non alam, sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. (definisi bencana menurut 5.2.3 Rencana Pengembangan Ekonomi Lokal
Lahan potensi yang produktif tidak di hilangkan dan atau dibuatkan pembangunan, lahan ini
UU No. 24 tahun 2007).
akan tetap dipergunakan sebagai lahan produksi pertanian (cabe besar, cabe rawit, bawang
Deskripsi karakteristik dari sejumlah bencana yang sering terjadi di Indonesia dan merah, bawang putih,bawang daun,tomat,dll), agar membantu meningkatkan taraf
upaya upaya mitigasi dapat dilakukan di masyarakat. Dan upaya untuk mengurangi perekonomian masyarakat setempat/kawasan prioritas. Pertanian ini direncanakan
dampak dari resiko bencana, baik itu bencana alam ataupun bencana non alam.

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAJADI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT TAHUN
2016
14

menggunakan pupuk organic yang dihasilkan dari sampah yang diolah sendiri oleh
masyarakat tersebut

5.2.4 Rencana Mitigasi Bencana


Untuk mengarahkan dan dapat di ketahui oleh masyarakat ketika bahaya bencana terjadi
maka dibuatkan jalur-jalur evakuasi bencana dan papan-papan yang menunjukan atau
mengarahkan kepada masyarakat ke tempat yang lebih aman dan nyaman dari berbagai
ancaman bangunan atau tiang-tiang listrik ataupun bahaya lainnya. Bahan yang digunakan
untuk papan-papan penunjuk arah jalur evakuasi tentunya harus bertahan lama dan kuat
terpasang serta terlindungi dari tangan-tangan jahil sehingga bisa memutarkan arah dari
petunjuk arah ini. Untuk penempatan dari papan penunjuk jalur evakuasi ini pada simpul-
simpul pertemuan jalan, mudah terlihat oleh masyarakat baik itu dari pemasangan dengan
ketinggian yang standard an pemberian warna pada papan-papan jalur evakuasi ini.

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAJADI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT TAHUN
2016
15

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAJADI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT TAHUN
2016
16

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAJADI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT TAHUN
2016
17

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAJADI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT TAHUN
2016
18

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAJADI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT TAHUN
2016
19

- -
- Tidak ada sistem pengolahan - Tidak ada sistem pengolahan
sampah di wilayah sampah di wilayah
- Tidak ada sarana untuk - Tidak ada sarana untuk
pengelolaan sampah pengelolaan sampah
- Kurang nya kepedulian - Kurang nya kepedulian
masyarakat akan pentingnya masyarakat akan pentingnya
pengelolaan sampah pengelolaan sampah
- -
- -

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAJADI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT TAHUN
2016
20

4. .5 Analisis Ekonomi Lokal


TABEL 4. 9 ANALISI EKONOMI LOKAL

No Masalah Sub Masalah Penyebab Masalah Harapan Alternatif Solusi

1. JENIS KEGIATAN EKONOMI DOMINAN

Kurangnya hasil produksi pepaya, kurang maksimal dalam


a. Pertanian 1 1  1 Adanya peningkatan hasil tani  1 memaksimalkan lahan non produktif di tanami
alpukat pengelolaannya

Adanya penyuluhan dan pelatihan dalam


memanfaatkan tanaman tersebut hingga
mempunyai nilai guna dan nilai jual

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAJADI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT TAHUN
2016
21

b. Peternakan / kurangnya Hasil produksinya kurang maksimal dalam Adanya peningkatan hasil produksi Penggunaan lahan non produktif di gunakan
Perikanan (ikan,ayam,bebek) pengelolaannya (ikan,ayam,bebek) untuk hasil produksi (ikan,ayam,bebek)

Adanya penyuluhan dan pelatihan kepada buruh


ternak/ikan dan peternak/yang punya kolam ikan
dalam peningkatan hasil produksinya maupun
teknologi peternakan/perikanan ( ikan gurame,
mujair,nilem dan mas)
adanya modal dalam pemenuhan
c. Perdagangan kurang berkembangnya potensi peminjaman ekonomi bergulir bagi asyarakat
kurang modal barang dagangannya atau barang
dan Jasa warung dan pembuatan bakso yang masuk PS2
pembuatan bakso
tidak adanya tempat yang di
limbah bakso baik bahannya Adanya tempat pembuangan limbah
khususkan bagi pembuangan Pembuatan tempat pembuangan limbah bakso
maupun airnya bakso
air bekas pembuatan bakso
limbah bakso di buang dan dialirkan ke jaringan
drainase yang dibuat serta di usahakan mengalir
deras akan limbah bakso dapat limpas sehingga
tidak menimbulkan bau

4.6 Analisis Sosial Budaya


Kegiatan sosial budaya masyarakat selalu mengalami dinamika/perkembangan. Dinamika sosial budaya masyarakat tidak hanya dibatasi pada aspek interaksi sosial antara masyarakat, namun juga
aspek lain, yakni peningkatan kualitas kesehatan, pendidikan, keamanan, seni-budaya dan sikap/perilaku masyarakat.Semua aspek ini harus menjadi bahan pertimbangan dalam kebijakan
pengembangan suatu kawasan, termasuk dalam pengembangan dan penataan Kawasan Prioritas Desa Sukajadi Secara umum, perencanaan strategi pengembangan sektor kegiatan pelibatan
masyarakat selalu mengaitkan pada beberapa hal, yaitu:
a. Isu-isu utama yang dibutuhkan untuk diselesaikan.
b. Prinsip yang terkait dengan cara pendekatannya.
c. Proses dan lembaga yang terlibat dalam pengembangan dan implementasi program.
Ada beberapa isu yang sangat penting dalam pengembangan sektor kegiatan sosial-budaya pada suatu kawasan adalah (1) peningkatan kualitas sosial-budaya dan kualitas dalam berkehidupan, (2)
pembangunan sosial–budaya yang partisipatif, dan (3) kegiatan pembangunan sosial-budaya sebagai proses pembangunan yang berkelanjutan.

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAJADI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT TAHUN
2016
22

Kondisi ini harus disikapi secara bijak.Aspek pemberdayaan masyarakat (community empowering), khususnya masyarakat lokal harus menjadi prioritas dalam pengembangan sosial-budaya masyarakat
Desa Sukajadi. Hingga saat ini, ketersediaan sarana kesehatan dan pendidikan di Desa Sukajadi sudah cukup, kebutuhan aksesibilitas dan sarana transportasi yang memadai sangat diperlukan
sehingga proses mobilisasi penduduk dapat mendukung pengembangan aspek sosial-budaya tersebut.
Proses pemberdayaan masyarakat yang utama adalah mengembangkan dan mempertahankan sikap partisipatif masyarakat dalam proses pembangunan sebagai sebuah kearifan lokal yang bernilai
tinggi. Hal ini berarti bahwa dalam proses pembangunan ada perubahan stakeholder (pihak yang berkepentingan) dimana aktor utama pembangunan yang dulu pemerintah, saat ini adalah
masyarakat. Pemerintah daerah harus menjadi fasilitator bagi lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan di Desa Sukajadi. Keberadaan berbagai lembaga sosial kemasyarakatan akan menjadi instrumen
pengembangan masyarakat di Desa Sukajadi.

TABEL 4.10 ANALISIS KELEMBAGAAN

No Masalah Sub Masalah Penyebab Masalah

I. KONDISI KELEMBAGAAN PEMERINTAHAN DI


1 - -
TINGKAT DESA/KELURAHAN
II. KONDISI KELEMBAGAAN NON PEMERINTAHAN
2 sistem pengelolaan kelembagaan kurang maksimal Kurangnya SDM yang ada
DI DUSUN/RW/RT

potensi pengembangan tidak mengetahui potensi kelembagaan bisa dikembangkan

Tidak mengetahui tugas pokok dan fungsi dari kelembagaan


aturan-aturan pelaksanaan tugas kelembagaan
tersebut
III. KONDISI KINERJA KELEMBAGAAN SECARA
3 - -
KESELURUHAN
IV. KONDISI KELEMBAGAAN DENGAN
4 PERATURAN UNDANG-UNDANG YANG BERLAKU - -
(ASPEK HUKUM )
V. SARANA DAN PRASARANA DUKUNGAN
5 sistem pelaporan yang dilakukan oleh kelembagaan Kurang akuntabel, transparansi kepada masyarakat
KELEMBAGAAN (ASPEK ADMINISTRASI)

Fasilitas Kelembagaan yang kurang kurangnya dukungan terhadap kelembagaan tersebut

VI. KELEMBAGAAN PENDUKUNG POTENSI Belum terbentuk kelembagaan untuk mengelola Belum terhimpun pendukung potensi kelembagaan
6
PERTANIAN / PETERNAKAN / PERIKANAN pertanian/ternak/perikanan pertania/peternakan dan perikanan

4.7 Analisis Mitigasi Bencana ( KEBAKARAN,GEMPA)

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAJADI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT TAHUN
2016
23

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana dan Permendagri No. 33 Tahun 2006 - Pedoman Umum Mitigasi
Bencana, Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor
nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Kawasan rawan bencana di Kawasan Prioritas, terdiri dari potensi rawan kebakaran di permukiman padat dan potensi gempa dan longsor yang diakibatkan aktifitas gunung Guntur.

Kawasan Rawan Bencana adalah kawasan dengan kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis, klimatologis dan geografis pada satu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang
mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan dan mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu. Kawasan rawan bencana alam di Desa
Sukajadi meliputi kawasan rawan bencana alam geologi aliran lahar dan kawasan rawan gerakan tanah menengah. Kawasan rawan bencana alam geologi aliran lahar dengan luas keseluruhan kurang
lebih 699 Ha (enam ratus sembilan puluh sembilan hektar), salah satu diantaranya meliputi daerah kaki gunung guntur.

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAJADI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT TAHUN
2016

Anda mungkin juga menyukai