Anda di halaman 1dari 25

PERCEPATAN CAPAIAN

TARGET RPJMN 2024


AIR MINUM DAN SANITASI AMAN
MELALUI IMPLEMENTASI
PERMENDAGRI 87/2022
DISAMPAIKAN OLEH:
DR. TEGUH SETYABUDI, M.PD
DIREKTUR JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Banda Aceh, 22 Desember 2022

1
OUTLINE
Dasar Hukum & Kebijakan Nasional Bidang Air Minum dan Sanitasi

Potret RKPD Air Minum dan Sanitasi 2021-2023 dan


Capaian SPM Bidang Air Minum dan Air Limbah 2022

Peran Pemda Dalam Pembangunan Air Minum dan Sanitasi

Permendagri No. 87 Tahun 2022 tentang Percepatan


Layanan Sanitasi Berkelanjutan di Daerah Tahun 2022-2024

Tindak Lanjut

2
DASAR HUKUM &
KEBIJAKAN NASIONAL
BIDANG AIR MINUM
DAN SANITASI

3
DASAR HUKUM PEMBINAAN
BIDANG AIR MINUM DAN SANITASI
Sanitasi (Air Limbah Domestik dan
UU 23 / 2014 tentang Persampahan) merupakan salah satu
Pemerintahan Daerah urusan Wajib Pelayanan Dasar yang
ditetapkan melalui SPM Permendagri 70 / 2019 Perencanaan dan Penganggaran SPM
tentang SIPD dilakukan dalam SIPD
PP 2 / 2018 tentang Mengatur jenis layanan, mutu layanan,
Standar Pelayanan penerima layanan serta strategi umum
Minimal penerapan SPM Permendagri 90 / 2019 Mengatur tentang kodefikasi dan
tentang Klasifikasi, nomenklatur program, kegiatan dan sub
Kodefikasi dan kegiatan terkait air minum dan sanitasi
Perpres 18 / 2020 Nomenklatur serta akun belanjanya
Air minum dan sanitasi menjadi bagian
tentang RPJMN dari prioritas nasional
2020-2024
Permendagri 81 / 2022
Mengatur teknis implementasi SPM air SPM air minum dan air limbah menjadi
tentang Pedoman
Permendagri 100 / 2018 prioritas pembangunan dalam RKPD 2023
minum dan air limbah mulai dari RKPD 2023
tentang Penerapan SPM
pengumpulan data, penghitungan
yang direvisi dengan
kebutuhan, pelaksanaan, monev dan
Permendagri 59 / 2021 Memuat tentang tahapan daerah dalam
pelaporan Permendagri 87 / 2022
melaksanakan percepatan layanan
tentang Percepatan
sanitasi berkelanjutan di daerah dalam
Layanan Sanitasi
Permen Teknis tentang mengupayakan pencapaian target
Mengatur detail standar mutu layanan Berkelanjutan di Daerah
Standar Mutu SPM sanitasi (persampahan dan air limbah
SPM air minum dan air limbah serta Tahun 2022-2024
(Permen PUPR domestik) hingga 2024
strategi pemenuhan standar mutu
29 / 2019)

4
KEBIJAKAN NASIONAL BIDANG AIR MINUM
Target Akses Air Minum dalam RPJMN 2020-2024 adalah 10 juta SR

Akses Air Minum


Akses Air Minum Layak 100% Akses Air Minum Aman 15% Perpipaan
30%

Pemerintah daerah memiliki dokumen kebijakan. Seluruh PDAM dan operator air minum
strategis (Jakstrada), masterplan (RISPAM), dan
menerapakan tarif air minum yang memadai
PDAM memiliki Rencana Pengamanan Air
Minum (RPAM)
PDAM memiliki business plan yang mengacu pada
Target Nasional
Zona Air Minum Prima (potable water)
Menurunkan tingkat kebocoran MENJADI 25% di 36 Kab/Kota

Digitalisasi Pengelolaan PDAM


Pengawasan Kualitas Air Minum
(Smart Grid Water Management) di 20 kab/kota

5
KEBIJAKAN NASIONAL BIDANG SANITASI
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SANITASI TARGET RPJMN 2020-2024 BIDANG SANITASI

Sistem layanan sanitasi berkelanjutan


diwujudkan melalui Program Percepatan
Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP),
yang diterjemahkan menjadi 5 arah kebijakan: 90% layak 0%
80% penanganan
(termasuk 15% aman) 20% pengurangan
Peningkatan kapasitas institusi dalam
Rumah tangga yang memiliki Buang Air Besar Sembarangan Rumah tangga yang memiliki akses
layanan pengelolaan sanitasi akses sanitasi layak dan aman (BABS) di Tempat Terbuka sampah terkelola dengan baik
(perkotaan)
Peningkatan komitmen kepala daerah
untuk layanan sanitasi berkelanjutan
CAPAIAN BIDANG GAP AKSES BIDANG SANITASI
Pengembangan infrastruktur dan layanan SANITASI TAHUN 2021 HINGGA TAHUN 2024
sanitasi permukiman sesuai dengan karakteristik
dan kebutuhan daerah 7.25% Akses Aman 7.75% Akses Aman
Peningkatan perubahan perilaku masyarakat
dalam mencapai akses aman sanitasi 80.29% Akses Layak 9.71% Akses Layak

Pengembangan kerja sama dan pola pendanaan 5.69% BABS di Tempat Terbuka 5.69% BABS di Tempat Terbuka

0.88% Pengurangan 19.12% Pengurangan


Sumber:
*) Susenas KOR, 2021 diolah Bappenas
**) Susenas MKP, 2019 diolah Bappenas
54.85% Penanganan 25.15% Penanganan
6
POTRET RKPD, CAPAIAN SPM
BIDANG AIR MINUM DAN
AIR LIMBAH SERTA LAYANAN
INTERVENSI PENANGANAN
STUNTING PROVINSI ACEH

7
Persandingan Indikasi Anggaran dalam RKPD Sub Urusan Air Minum dan Sanitasi di Seluruh Provinsi Aceh
Tahun 2021-2023
Sumber: Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD) Tahun 2021-2023, diolah

16.000.000.000
14.000.000.000
12.000.000.000
10.000.000.000
8.000.000.000
6.000.000.000
4.000.000.000 2021
2.000.000.000 2022
-
Program Pengelolaan dan Program Pengelolaan dan Program Pengembangan 2023
Program Pengelolaan
Pengembangan Sistem Air Pengembangan Sistem Sistem dan Pengelolaan
Persampahan
Limbah Penyediaan Air Minum Persampahan Regional
2021 9.100.000.000 - 12.300.000.000 0
2022 14.255.263.179 950.000.000 5.000.000.000 0
2023 5.940.000.000 1.200.000.000 13.200.000.000 0

URUSAN LINGKUNGAN HIDUP URUSAN PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

Keterangan:
1. Berdasarkan data RKPD tahun 2021-2023, urusan persampahan di Provinsi Aceh hanya dianggarkan pada bidang Lingkungan
Hidup melalui Program Pengelolaan Persampahan.
2. Indikasi anggaran untuk Program Pengelolaan Persampahan terbesar adalah pada tahun 2022, dan mengalami penurunan
yang cukup signifikan pada tahun 2023 sebesar 58,33%.
3. Pada urusan air limbah, mengalami peningkatan dalam indikasi anggaran disetiap tahunnya.
4. Indikasi anggaran pada Urusan air minum terjadi peningkatan yang sangat signifikan pada tahun 2023, yaitu sebesar 164%
apabila dibandingkan dengan tahun 2022.
8
Persandingan Indikasi Anggaran dalam RKPD Sub Urusan Air Minum dan Sanitasi di Seluruh Kabupaten/Kota
Provinsi Aceh Tahun 2021-2023
Sumber: Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD) Tahun 2021-2023, diolah

300.000.000.000
250.000.000.000
200.000.000.000
150.000.000.000
100.000.000.000
2021
50.000.000.000
2022
-
Program Pengelolaan dan Program Pengelolaan dan Program Pengembangan 2023
Program Pengelolaan
Pengembangan Sistem Air Pengembangan Sistem Sistem dan Pengelolaan
Persampahan
Limbah Penyediaan Air Minum Persampahan Regional
2021 92.332.450.728 132.771.024.299 213.701.426.390 29.567.132.000
2022 96.127.001.606 118.520.872.752 266.708.031.457 62.131.897.236
2023 84.042.346.424 79.375.223.388 138.137.334.815 26.076.441.310

URUSAN LINGKUNGAN HIDUP URUSAN PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

Keterangan:
1. Hanya terdapat 7 kabupaten/kota yang secara konsisten dari tahun 2021-2023 yang memiliki indikasi anggaran pada 4
program terkait dengan urusan air minum dan sanitasi, yaitu Kabupaten Aceh Barat, Aceh Barat Daya, Aceh Besar, Aceh
Singkil, Aceh Tenggara, Pidie, dan Kota Banda Aceh.
2. Seluruh indikasi anggaran di seluruh program bidang air minum dan sanitasi mengalami penurunan di tahun 2023.

9
CAPAIAN SPM PEKERJAAN UMUM BIDANG AIR MINUM DAN
AIR LIMBAH TAHUN 2022
Sumber: spm.bangda.kemendagri.go.id, data triwulan IV per tgl 20 Desember 2022, diolah

100%

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
Aceh Simeulu Aceh Pidie Aceh Nagan Aceh Kota Aceh Aceh Aceh Aceh Aceh Aceh Bireuen Aceh Gayo Aceh Bener Pidie Kota Kota Kota Kota
e Singkil Utara Raya Jaya Langsa Besar Selatan Tenggar Timur Tengah Barat Barat Lues Tamian Meriah Jaya Banda Sabang Lhokseu Subulus
a Daya g Aceh mawe salam
Air Minum 0% 0% 0% 0% 0% 42,50% 0% 0% 99,17% 95% 89,98% 73,45% 0% 0% 77,12% 21,11% 0% 35,39% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Air Limbah 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 95,85% 96,67% 89,44% 75,23% 0% 0% 70,46% 30,66% 0% 70,42% 0% 0% 0% 0% 0% 0%

Air Minum Air Limbah


Keterangan:
1. Masih banyak pemerintah daerah yang belum melaporkan SPM kedalam aplikasi E-SPM.
2. Kabupaten Aceh Besar memiliki capaian SPM Pekerjaan Umum bidang air minum paling tinggi sebesar 99,17% dan Kabupaten Aceh Selatan memiliki
capaian air limbah paling tinggi sebesar 96,67%.
10
JUMLAH KASUS DAN PREVALENSI STUNTING DI 12 PROVINSI PRIORITAS
(LOKUS PRIORITAS TAHUN ANGGARAN TAHUN 2023)
5 PROVINSI DENGAN JUMLAH BALITA STUNTING TERTINGGI 7 PROVINSI DENGAN PREVALENSI STUNTING TERTINGGI

1.200.000 37,80% 40,00%


33,80% 33,20%
31,40% 35,00%
1.000.000 30,20% 30,20% 29,80%
30,00%
25,80%
800.000 24,50% 23,50% 24,50%
25,00%
20,90%
600.000 20,00%
968.148 15,00%
400.000
656.449 10,00%
510.646
200.000 348.889
268.226 5,00%
218.443 153.826
44.760 168.777 80.003 110.881 131.466
0 0,00%
JAWA JAWA JAWA BANTEN SUMATERA NTT SULBAR ACEH NTB SULTRA KALSEL KALBAR
BARAT TIMUR TENGAH UTARA
Jumlah Balita Stunting SSGI 2021

Jumlah kasus dan prevalensi stunting secara nasional sebesar 5.612.000 sedangkan di
12 Provinsi prioritas tercatat sebesar 3.660.514 (65,23%) berdasarkan e-PPGBM Tahun 2021
Keterangan:
e-PPGBM: elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis masyarakat
SSGBI: Studi Status Gizi Balita di Indonesia
SSGI: Studi Status Gizi Indonesia Sumber: https://www.litbang.kemkes.go.id/angka-stunting-turun-di-tahun-2021/
11 111111
STATUS 29 CAKUPAN LAYANAN INTERVENSI TAHUN 2022 PROVINSI ACEH

Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan ibu hamil, ibu menyusui, dan baduta yang menerima… 40,20%
Kelompok Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) yang mengikuti… 77,10%
Rumah tangga yang mendapatkan akses sanitasi (air limbah domestik) layak 53,40%
Rumah tangga yang mendapatkan akses air minum layak 60,20%
Keluarga berisiko stunting yang mendapatkan manfaat sumber daya pekarangan untuk… 5,00%
Keluarga berisiko stunting yang memperoleh pendampingan 32,10%
Pelayanan Keluarga Berencana (KB) pascapersalinan 31,90%
Keluarga berisiko stunting yang mendapatkan promosi peningkatan konsumsi ikan dalam negeri 4,40%
Keluarga yang melaksanakan PHBS 33,60%
Keluarga yang Stop BABS 56,90%
Balita yang memperoleh imunisasi dasar lengkap 31,70%
Anak berusia di bawah lima tahun (balita) gizi kurang yang mendapat tambahan asupan gizi 58,90%
Anak berusia di bawah lima tahun (balita) yang dipantau pertumbuhan dan perkembangannya 76,20%
Anak berusia di bawah lima tahun (balita) gizi buruk yang mendapat pelayanan tata laksana gizi… 32,70%
Anak usia 6-23 bulan yang mendapat Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) 73,50%
Bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif 46,30%
Persentase Kehamilan yang tidak diinginkan 6,90%
Persentase Unmeet Need pelayanan keluarga berencana 15,10%
Ibu hamil yang mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) minimal 90 tablet selama masa kehamilan 72,80%
Ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang mendapatkan tambahan asupan gizi 54,90%
Cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) fakir miskin dan orang tidak mampu yang menjadi… 60,90%
Cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) dengan status miskin dan penyandang masalah… 39,60%
Pasangan Usia Subur (PUS) dengan status miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial… 45,90%
Pasangan calon pengantin yang mendapatkan bimbingan perkawinan dengan materi pencegahan… 34,90%
Cakupan calon Pasangan Usia Subur (PUS) yang menerima pendampingan kesehatan reproduksi… 27,70%
Calon pasangan usia subur (PUS) yang memperoleh pemeriksaan kesehatan sebagai bagian dari… 32,30%
Calon pengantin /calon ibu yang menerima Tablet Tambah Darah (TTD) 24,80%
Remaja putri yang menerima layanan pemeriksaan status anemia (hemoglobin) 8,00%
Remaja putri yang mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) 44,50%
0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% 70,00% 80,00% 90,00% 100,00%

Sumber Data : Web https://aksi.bangda.kemendagri.go.id/ per tanggal 19 desember 2022


12 12
PERAN PEMDA
DALAM
PEMBANGUNAN
AIR MINUM DAN
SANITASI

13
PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGATASI
TANTANGAN PEMBANGUNAN AIR MINUM DAN SANITASI

Penguatan Dukungan Validitas Penguatan Peran Pokja Penguatan dukungan


dan Kualitas Dokumen a. Meningkatkan koordinasi Regulasi & Kelembagaan
Perencanaan Air Minum dan Sanitasi dan sinergi antar perangkat di Daerah
a. Melakukan pembaharuan dan daerah a. Mendorong kelengkapan
penyamaan persepsi terkait baseline data, b. Membentuk kelembagaan Pokja regulasi dan kebijakan
target dan capaian akses dengan tugas dan fungsi serta daerah yang memadai
b. pemutakhiran dan Implementasi dokumen 1 kinerja yang terukur dalam 2 b. Mendorong penciptaan 3
perencanaan strategis sanitasi di kab/kota pembangunan sanitasi lembaga operator yang
c. Validitas dan Kedalaman pemetaan analisis c. Komitmen dalam mencapai target handal
rekomendasi perbaikan pembangunan akses layak, aman dan
d. Kebijakan Pembangunan sanitasi dan Program berkelanjutan.
Kegiatan yang dapat diimplementasikan dalam
dokrenda dan keuda.

Mengoptimalisasi Pendanaan Merealisasikan Keberlanjutan RPJMN


Mobilisasi sumber-sumber Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
pendanaan melalui APBD, APBN, DAK, a. Mempercepat penyiapan readiness kriteria
2020-2024
Bantuan Keuangan, CSR, Hibah, (lahan, administrasi dan studi perencanaan)
Kerjasama daerah, dana desa, KPBU b. Memelihara dan membina infrastruktur
(Kerjasama Pemerintah dengan Badan terbangun secara berkelanjutan
Usaha), dan lain-lain 4 c. Melibatkan peran masyarakat dalam kegiatan 5
sanitasi (melalui edukasi dan sosialisasi)

14
KONTRIBUSI PERENCANAAN STRATEGIS AIR MINUM
(RISPAM) DAN SANITASI (RSP DAN SSK)

PENERAPAN SPM SESUAI PASAL 11 AYAT 2, PP NO. 2 /2018 TENTANG SPM

PENGHITUNGAN PENYUSUNAN
PENGUMPULAN RENCANA PELAKSANAAN
KEBUTUHAN PEMENUHAN PEMENUHAN
DATA PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBUTUHAN DASAR
PELAYANAN DASAR LAYANAN DASAR

KONTRIBUSI PERENCANAAN STRATEGIS AIR MINUM DAN SANITASI KABUPATEN/KOTA


Sebagai dokumen sumber yang berisi :
1. Data dan kondisi eksisting pencapaian urusan air minum dan sanitasi
2. Gap target pencapaian yang harus dipenuhi oleh kabupaten/kota
3. Rencana pelaksanaan detail
4. Indikasi sumber-sumber pendanaan bagi pelaksanaan implementasi

Proses penyusunan dan pelaksanaannya dikawal oleh :


1. Pokja
2. Lintas perangkat daerah dan para pihak
3. Kegiatan Program Air Minum dan Sanitasi

15
PERMENDAGRI NO. 87
TAHUN 2022 TENTANG
PERCEPATAN LAYANAN
SANITASI BERKELANJUTAN
DI DAERAH TAHUN 2022-2024

16
TUJUAN DITERBITKANNYA
PERMENDAGRI 87 / 2022

Permendagri 87/2022
Pasal 2

1. Melaksanakan sinkronisasi, koordinasi,


dan integrasi pelaksanaan percepatan
layanan sanitasi berkelanjutan di daerah

2. Mencapai target akses sanitasi


pada RPJMN 2020-2024

17
KEWENANGAN KEPALA DAERAH DAN PERAN LEMBAGA
KOORDINASI POKJA DI DAERAH DALAM PERCEPATAN
LAYANAN SANITASI BERKELANJUTAN
Permendagri 87/2022
Gubernur berwenang melakukan percepatan layanan sanitasi berkelanjutan tahun 2022-2024 melalui program PPSP di Provinsi
BAB II. KEWENANGAN

Bupati/Walikota berwenang melakukan percepatan layanan sanitasi berkelanjutan melalui program PPSP di Kab/Kota

Permendagri 87/2022
Tusi Pokja Provinsi Tusi Pokja Kab/Kota
BAB III. KELOMPOK KERJA
Pasal 4 – 5 Pasal 6 – 7
Melaksanakan Program PPSP sesuai kewenangan di bidang (1) persampahan, dan (2) Air Limbah Domestik

Fungsi pokja membantu tugas Kepala Daerah: Fungsi pokja membantu tugas Kepala Daerah:
• koordinasi, • koordinasi,
• advokasi, • advokasi, dan
• pemberian saran, • pemberian saran.
• fasilitasi,
• supervisi, dan
• sinkronisasi.
Pokja paling sedikit beranggotakan Perangkat Daerah yang menangani perencanaan daerah, urusan pekerjaan umum, urusan
perumahan dan kawasan permukiman, urusan kesehatan, urusan lingkungan hidup, urusan pemberdayaan masyarakat dan
desa, urusan informasi dan komunikasi, urusan pertanian, urusan energi dan sumber daya mineral, dan/atau urusan
perindustrian. Dapat melibatkan akademisi atau pihak lain sesuai dengan kebutuhan.

Pembentukan Pokja ditetapkan dengan keputusan Kepala Daerah sesuai kewenangan. Atau menggunakan pokja sejenis
dengan menambahkan tugas dan fungsi Pembangunan Sanitasi permukiman.
18
DOKUMEN SSK-RSP BERKONTRIBUSI BAGI PERCEPATAN
LAYANAN SANITASI BERKELANJUTAN DI DAERAH

SSK/ VALIDITAS DAN KUALITAS DOKUMEN RENCANA DOKUMEN ANGGARAN


RSP DOKUMEN DIINTEGRASIKAN

KUA-PPAS
RPJMD
Integrasi dengan cara : Nota Kesepakatan KDH-
Memilah muatan substansi dokumen DPRD
SSK/RSP untuk dapat diakomodasi ke RENSTRA PD SE-KDH ttg Pedoman
dalam setiap dokumen perencanaan Penyusunan RKA-PD
formal daerah
RKPD RKA-PD

APBD
Muatan substansi sesuai RENJA PD
dengan dokumen yang dituju DPA-PD

19
PEMASTIAN MUATAN SUBSTANSI SSK/RSP
DALAM DOKUMEN PERENCANAAN DAERAH
Permendagri 87/2022
Pasal 14

• Kondisi pengelolaan sanitasi dan target akses sanitasi • Pelaksanaan perangkat daerah dalam
RPJMD pembangunan sanitasi;
• Gambaran besaran anggaran yang diperuntukkan
untuk pengelolaan pembangunan sanitasi • Permasalahan mendesak dan isu strategis yang
• Permasalahan mendesak sanitasi dan isu strategis dihadapi perangkat daerah dalam pembangunan
pengelolaan sanitasi sanitasi;
• Strategi dan program pemerintah daerah dalam • Tujuan dan sasaran dalam pembangunan
sanitasi;
pengelolaan pembangunan sanitasi RENSTRA PD
• Program dan indikasi pendanaan perangkat daerah • Isu strategis dan rekomendasi pembangunan
yang diperuntukkan dalam pengelolaan Sanitasi sanitasi;
• Program, kegiatan, dan alokasi dana indikatif dan
sumber pendanaan pembangunan sanitasi.

• Kondisi dan pencapaian dalam pengelolaan sanitasi;


• kemampuan pendanaan sanitasi dan besaran anggaran RKPD • Monitoring dan evaluasi capaian perencanaan
kebutuhan pembangunan sanitasi; pembangunan sanitasi;
• target capaian pemenuhan kebutuhan pembangunan • Tujuan dan sasaran perangkat daerah dalam
sanitasi dalam rencana kerja tahunan; pembangunan sanitasi;
• program, kegiatan, dan alokasi dana indikatif dan • Program, kegiatan, dan alokasi dana indikatif dan
sumber pendanaan yang disusun dalam pencapaian RENJA PD sumber pendanaan dalam pembangunan
pemenuhan kebutuhan pembangunan sanitasi. sanitasi.

20
KEBIJAKAN PENINGKATAN PERUBAHAN PERILAKU
MASYARAKAT DALAM MENCAPAI AKSES AMAN
(Kebijakan dan Strategi Nomor 4 dalam Lampiran Permendagri 87/2022
sebagai rujukan penyusunan strategi RSP dan SSK)
Strategi

1 2 3 4
Pelaksanaan program
perubahan perilaku di tiap Penguatan mekanisme Penguatan Keberlanjutan Penguatan kampanye
desa dan kelurahan yang pemantauan yang terjadwal STBM di tingkat kab/kota pengurangan sampah
belum stop BABS

Pencapaian Melalui

1. Pemicuan STBM 5 pilar 1. Penguatan pendekatan dan


1. Pemantauan terhadap
keberlanjutan 5 pilar STBM 1. Penguatan materi dan tata
2. Penetapan target dan prioritas peningkatan perubahan perilaku
program PHBS masyarakat 2. Sosialisasi dan peningkatan cara kampanye yang efektif
kapasitas fasilitator STBM di 2. Sosialisasi dan peningkatan
3. Promosi program 2. Pelaksanaan pemantauan
kab/kota-desa/kelurahan. kapasitas pemangku
4. Sosialisasi program dengan secara terjadwal (6 bulan sekali)
3. Kegiatan pemicuan 5 pilar kepentingan
dukungan lembaga pendidikan, 3. Pelaksanaan pemantauan
STBM did esa/kelurahan 3. Produksi dan
keagamaan dan swasta secara berjenjang dari tingkat
desa/kelurahan sampai 4. Pemantauan rutin dan penyebarluasan materi
5. Pemicuan yang dilakukan oleh
kab/kota. pembaruan e-monev STBM informasi dan edukasi
tenaga kesehatan/sanitarian, kader,
relawan dan masyarakat. 5. Pemberian insentif bagi
desa/kelurahan
6. Pemantauan dan evaluasi PHBS
6. Penyusunan
peraturan/kebijakan teknis
STBM di daerah
21
STATUS DOKUMEN SSK KAB/KOTA DI PROVINSI ACEH

TAHUN STATUS DOKUMEN SSK


NO KAB/KOTA TAHUN PEMUTAKHIRAN
PENYUSUNAN SSK (2022)
1 Kota Banda Aceh 2009 2014 dan 2019 Valid
2 Kab. Aceh Timur 2010 2015 dan 2021 Valid
3 Kab. Aceh Barat 2010 2015 dan 2021 Valid
4 Kota Langsa 2010 2015 dan 2021 Valid
5 Kota Lhokseumawe 2010 2015 dan 2021 Valid
6 Kab. Aceh besar 2011 2015 dan 2022 Valid
7 Kab. Bireuen 2011 2015 dan 2022 Valid
8 Kab. Aceh Tamiang 2011 2015 dan 2021 Valid
9 Kab. Pidie 2011 2015 dan 2022 Valid
10 Kab. Aceh Tenggara 2011 2015 Tidak Valid
11 Kab. Pidie Jaya 2012 2016 dan 2022 Tidak Valid
12 Kota Sabang 2012 2016 dan 2021 Valid
13 Kab. Aceh Selatan 2012 2017 Tidak Valid
14 Kab. Aceh Utara 2012 2016 dan 2022 Valid
15 Kab. Aceh Tengah 2013 2017 Tidak Valid
16 Kota Subulussalam 2013 2017 Tidak Valid
17 Kab. Aceh Barat Daya 2013 2017 dan 2022 Valid
18 Kab. Gayo Luwes 2013 2017 Tidak Valid
19 Kab. Bener Meriah 2013 2017 Tidak Valid
20 Kab. Aceh Singkil 2013 2022 Valid
21 Kab. Nagan Raya 2013 2017 dan 2022 Tidak Valid
22 Kab. Aceh Jaya 2013 2016 dan 2022 Valid
23 Kab. Simeulue 2013 2017 Tidak Valid

NOTE : KAB. NAGAN RAYA DAN KAB. PIDIE JAYA UNTUK PEMUTAKHIRAN SSK DILANJUTKAN TAHUN 2023, SEDANGKAN PROVINSI ACEH PADA TAHUN 2022 INI SEDANG MELAKUKAN PEMUTAKHIRAN
ROADMAP SANITASI PROVINSI
22
TINDAKLANJUT

23
Sinkronisasi perencanaan pembangunan air minum dan sanitasi di pusat dan
daerah agar dapat berjalan dan menghasilkan formulasi dukungan terhadap
perbaikan kondisi air minum dan sanitasi yang dilakukan oleh seluruh komponen
pembangunan di pusat maupun daerah.

Konsolidasi pendanaan pembangunan layanan air minum dan sanitasi aman di


Provinsi Aceh baik melalui pendanaan pemerintah maupun non pemerintah.

Dengan adanya Permendagri No.87/2022 yang mengamanatkan terkait


penyusunan Roadmap Sanitasi Provinsi (RSP) dan Strategi Sanitasi
Kabupaten/Kota (SSK), diharapkan Provinsi Aceh dapat menyelesaikan dokumen
RSP dan Kab/kota-nya dapat memulai untuk memutakhirkan kembali dokumen
SSK-nya guna pencapaian target RPJMN

Koordinasi dan sinkronisasi melalui implementasi dokumen RSP dan SSK di


Provinsi Aceh agar dapat dijalankan dengan keterlibatan penuh dari perangkat
daerah dan para pihak, termasuk perguruan tinggi dan masyarakat dalam
memberikan kontribusi percepatan pembangunan.

Memastikan adanya peningkatan dukungan regulasi dan ketersediaan program dan


anggaran daerah terkait stunting serta memastikan target penurunan stunting
provinsi dan kab kota.
24
TERIMA KASIH

25

Anda mungkin juga menyukai