1
OUTLINE
Dasar Hukum & Kebijakan Nasional Bidang Air Minum dan Sanitasi
Tindak Lanjut
2
DASAR HUKUM &
KEBIJAKAN NASIONAL
BIDANG AIR MINUM
DAN SANITASI
3
DASAR HUKUM PEMBINAAN
BIDANG AIR MINUM DAN SANITASI
Sanitasi (Air Limbah Domestik dan
UU 23 / 2014 tentang Persampahan) merupakan salah satu
Pemerintahan Daerah urusan Wajib Pelayanan Dasar yang
ditetapkan melalui SPM Permendagri 70 / 2019 Perencanaan dan Penganggaran SPM
tentang SIPD dilakukan dalam SIPD
PP 2 / 2018 tentang Mengatur jenis layanan, mutu layanan,
Standar Pelayanan penerima layanan serta strategi umum
Minimal penerapan SPM Permendagri 90 / 2019 Mengatur tentang kodefikasi dan
tentang Klasifikasi, nomenklatur program, kegiatan dan sub
Kodefikasi dan kegiatan terkait air minum dan sanitasi
Perpres 18 / 2020 Nomenklatur serta akun belanjanya
Air minum dan sanitasi menjadi bagian
tentang RPJMN dari prioritas nasional
2020-2024
Permendagri 81 / 2022
Mengatur teknis implementasi SPM air SPM air minum dan air limbah menjadi
tentang Pedoman
Permendagri 100 / 2018 prioritas pembangunan dalam RKPD 2023
minum dan air limbah mulai dari RKPD 2023
tentang Penerapan SPM
pengumpulan data, penghitungan
yang direvisi dengan
kebutuhan, pelaksanaan, monev dan
Permendagri 59 / 2021 Memuat tentang tahapan daerah dalam
pelaporan Permendagri 87 / 2022
melaksanakan percepatan layanan
tentang Percepatan
sanitasi berkelanjutan di daerah dalam
Layanan Sanitasi
Permen Teknis tentang mengupayakan pencapaian target
Mengatur detail standar mutu layanan Berkelanjutan di Daerah
Standar Mutu SPM sanitasi (persampahan dan air limbah
SPM air minum dan air limbah serta Tahun 2022-2024
(Permen PUPR domestik) hingga 2024
strategi pemenuhan standar mutu
29 / 2019)
4
KEBIJAKAN NASIONAL BIDANG AIR MINUM
Target Akses Air Minum dalam RPJMN 2020-2024 adalah 10 juta SR
Pemerintah daerah memiliki dokumen kebijakan. Seluruh PDAM dan operator air minum
strategis (Jakstrada), masterplan (RISPAM), dan
menerapakan tarif air minum yang memadai
PDAM memiliki Rencana Pengamanan Air
Minum (RPAM)
PDAM memiliki business plan yang mengacu pada
Target Nasional
Zona Air Minum Prima (potable water)
Menurunkan tingkat kebocoran MENJADI 25% di 36 Kab/Kota
5
KEBIJAKAN NASIONAL BIDANG SANITASI
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SANITASI TARGET RPJMN 2020-2024 BIDANG SANITASI
Pengembangan kerja sama dan pola pendanaan 5.69% BABS di Tempat Terbuka 5.69% BABS di Tempat Terbuka
7
Persandingan Indikasi Anggaran dalam RKPD Sub Urusan Air Minum dan Sanitasi di Seluruh Provinsi Aceh
Tahun 2021-2023
Sumber: Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD) Tahun 2021-2023, diolah
16.000.000.000
14.000.000.000
12.000.000.000
10.000.000.000
8.000.000.000
6.000.000.000
4.000.000.000 2021
2.000.000.000 2022
-
Program Pengelolaan dan Program Pengelolaan dan Program Pengembangan 2023
Program Pengelolaan
Pengembangan Sistem Air Pengembangan Sistem Sistem dan Pengelolaan
Persampahan
Limbah Penyediaan Air Minum Persampahan Regional
2021 9.100.000.000 - 12.300.000.000 0
2022 14.255.263.179 950.000.000 5.000.000.000 0
2023 5.940.000.000 1.200.000.000 13.200.000.000 0
Keterangan:
1. Berdasarkan data RKPD tahun 2021-2023, urusan persampahan di Provinsi Aceh hanya dianggarkan pada bidang Lingkungan
Hidup melalui Program Pengelolaan Persampahan.
2. Indikasi anggaran untuk Program Pengelolaan Persampahan terbesar adalah pada tahun 2022, dan mengalami penurunan
yang cukup signifikan pada tahun 2023 sebesar 58,33%.
3. Pada urusan air limbah, mengalami peningkatan dalam indikasi anggaran disetiap tahunnya.
4. Indikasi anggaran pada Urusan air minum terjadi peningkatan yang sangat signifikan pada tahun 2023, yaitu sebesar 164%
apabila dibandingkan dengan tahun 2022.
8
Persandingan Indikasi Anggaran dalam RKPD Sub Urusan Air Minum dan Sanitasi di Seluruh Kabupaten/Kota
Provinsi Aceh Tahun 2021-2023
Sumber: Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD) Tahun 2021-2023, diolah
300.000.000.000
250.000.000.000
200.000.000.000
150.000.000.000
100.000.000.000
2021
50.000.000.000
2022
-
Program Pengelolaan dan Program Pengelolaan dan Program Pengembangan 2023
Program Pengelolaan
Pengembangan Sistem Air Pengembangan Sistem Sistem dan Pengelolaan
Persampahan
Limbah Penyediaan Air Minum Persampahan Regional
2021 92.332.450.728 132.771.024.299 213.701.426.390 29.567.132.000
2022 96.127.001.606 118.520.872.752 266.708.031.457 62.131.897.236
2023 84.042.346.424 79.375.223.388 138.137.334.815 26.076.441.310
Keterangan:
1. Hanya terdapat 7 kabupaten/kota yang secara konsisten dari tahun 2021-2023 yang memiliki indikasi anggaran pada 4
program terkait dengan urusan air minum dan sanitasi, yaitu Kabupaten Aceh Barat, Aceh Barat Daya, Aceh Besar, Aceh
Singkil, Aceh Tenggara, Pidie, dan Kota Banda Aceh.
2. Seluruh indikasi anggaran di seluruh program bidang air minum dan sanitasi mengalami penurunan di tahun 2023.
9
CAPAIAN SPM PEKERJAAN UMUM BIDANG AIR MINUM DAN
AIR LIMBAH TAHUN 2022
Sumber: spm.bangda.kemendagri.go.id, data triwulan IV per tgl 20 Desember 2022, diolah
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Aceh Simeulu Aceh Pidie Aceh Nagan Aceh Kota Aceh Aceh Aceh Aceh Aceh Aceh Bireuen Aceh Gayo Aceh Bener Pidie Kota Kota Kota Kota
e Singkil Utara Raya Jaya Langsa Besar Selatan Tenggar Timur Tengah Barat Barat Lues Tamian Meriah Jaya Banda Sabang Lhokseu Subulus
a Daya g Aceh mawe salam
Air Minum 0% 0% 0% 0% 0% 42,50% 0% 0% 99,17% 95% 89,98% 73,45% 0% 0% 77,12% 21,11% 0% 35,39% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Air Limbah 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 95,85% 96,67% 89,44% 75,23% 0% 0% 70,46% 30,66% 0% 70,42% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Jumlah kasus dan prevalensi stunting secara nasional sebesar 5.612.000 sedangkan di
12 Provinsi prioritas tercatat sebesar 3.660.514 (65,23%) berdasarkan e-PPGBM Tahun 2021
Keterangan:
e-PPGBM: elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis masyarakat
SSGBI: Studi Status Gizi Balita di Indonesia
SSGI: Studi Status Gizi Indonesia Sumber: https://www.litbang.kemkes.go.id/angka-stunting-turun-di-tahun-2021/
11 111111
STATUS 29 CAKUPAN LAYANAN INTERVENSI TAHUN 2022 PROVINSI ACEH
Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan ibu hamil, ibu menyusui, dan baduta yang menerima… 40,20%
Kelompok Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) yang mengikuti… 77,10%
Rumah tangga yang mendapatkan akses sanitasi (air limbah domestik) layak 53,40%
Rumah tangga yang mendapatkan akses air minum layak 60,20%
Keluarga berisiko stunting yang mendapatkan manfaat sumber daya pekarangan untuk… 5,00%
Keluarga berisiko stunting yang memperoleh pendampingan 32,10%
Pelayanan Keluarga Berencana (KB) pascapersalinan 31,90%
Keluarga berisiko stunting yang mendapatkan promosi peningkatan konsumsi ikan dalam negeri 4,40%
Keluarga yang melaksanakan PHBS 33,60%
Keluarga yang Stop BABS 56,90%
Balita yang memperoleh imunisasi dasar lengkap 31,70%
Anak berusia di bawah lima tahun (balita) gizi kurang yang mendapat tambahan asupan gizi 58,90%
Anak berusia di bawah lima tahun (balita) yang dipantau pertumbuhan dan perkembangannya 76,20%
Anak berusia di bawah lima tahun (balita) gizi buruk yang mendapat pelayanan tata laksana gizi… 32,70%
Anak usia 6-23 bulan yang mendapat Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) 73,50%
Bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif 46,30%
Persentase Kehamilan yang tidak diinginkan 6,90%
Persentase Unmeet Need pelayanan keluarga berencana 15,10%
Ibu hamil yang mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) minimal 90 tablet selama masa kehamilan 72,80%
Ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang mendapatkan tambahan asupan gizi 54,90%
Cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) fakir miskin dan orang tidak mampu yang menjadi… 60,90%
Cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) dengan status miskin dan penyandang masalah… 39,60%
Pasangan Usia Subur (PUS) dengan status miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial… 45,90%
Pasangan calon pengantin yang mendapatkan bimbingan perkawinan dengan materi pencegahan… 34,90%
Cakupan calon Pasangan Usia Subur (PUS) yang menerima pendampingan kesehatan reproduksi… 27,70%
Calon pasangan usia subur (PUS) yang memperoleh pemeriksaan kesehatan sebagai bagian dari… 32,30%
Calon pengantin /calon ibu yang menerima Tablet Tambah Darah (TTD) 24,80%
Remaja putri yang menerima layanan pemeriksaan status anemia (hemoglobin) 8,00%
Remaja putri yang mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) 44,50%
0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% 70,00% 80,00% 90,00% 100,00%
13
PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGATASI
TANTANGAN PEMBANGUNAN AIR MINUM DAN SANITASI
14
KONTRIBUSI PERENCANAAN STRATEGIS AIR MINUM
(RISPAM) DAN SANITASI (RSP DAN SSK)
PENGHITUNGAN PENYUSUNAN
PENGUMPULAN RENCANA PELAKSANAAN
KEBUTUHAN PEMENUHAN PEMENUHAN
DATA PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBUTUHAN DASAR
PELAYANAN DASAR LAYANAN DASAR
15
PERMENDAGRI NO. 87
TAHUN 2022 TENTANG
PERCEPATAN LAYANAN
SANITASI BERKELANJUTAN
DI DAERAH TAHUN 2022-2024
16
TUJUAN DITERBITKANNYA
PERMENDAGRI 87 / 2022
Permendagri 87/2022
Pasal 2
17
KEWENANGAN KEPALA DAERAH DAN PERAN LEMBAGA
KOORDINASI POKJA DI DAERAH DALAM PERCEPATAN
LAYANAN SANITASI BERKELANJUTAN
Permendagri 87/2022
Gubernur berwenang melakukan percepatan layanan sanitasi berkelanjutan tahun 2022-2024 melalui program PPSP di Provinsi
BAB II. KEWENANGAN
Bupati/Walikota berwenang melakukan percepatan layanan sanitasi berkelanjutan melalui program PPSP di Kab/Kota
Permendagri 87/2022
Tusi Pokja Provinsi Tusi Pokja Kab/Kota
BAB III. KELOMPOK KERJA
Pasal 4 – 5 Pasal 6 – 7
Melaksanakan Program PPSP sesuai kewenangan di bidang (1) persampahan, dan (2) Air Limbah Domestik
Fungsi pokja membantu tugas Kepala Daerah: Fungsi pokja membantu tugas Kepala Daerah:
• koordinasi, • koordinasi,
• advokasi, • advokasi, dan
• pemberian saran, • pemberian saran.
• fasilitasi,
• supervisi, dan
• sinkronisasi.
Pokja paling sedikit beranggotakan Perangkat Daerah yang menangani perencanaan daerah, urusan pekerjaan umum, urusan
perumahan dan kawasan permukiman, urusan kesehatan, urusan lingkungan hidup, urusan pemberdayaan masyarakat dan
desa, urusan informasi dan komunikasi, urusan pertanian, urusan energi dan sumber daya mineral, dan/atau urusan
perindustrian. Dapat melibatkan akademisi atau pihak lain sesuai dengan kebutuhan.
Pembentukan Pokja ditetapkan dengan keputusan Kepala Daerah sesuai kewenangan. Atau menggunakan pokja sejenis
dengan menambahkan tugas dan fungsi Pembangunan Sanitasi permukiman.
18
DOKUMEN SSK-RSP BERKONTRIBUSI BAGI PERCEPATAN
LAYANAN SANITASI BERKELANJUTAN DI DAERAH
KUA-PPAS
RPJMD
Integrasi dengan cara : Nota Kesepakatan KDH-
Memilah muatan substansi dokumen DPRD
SSK/RSP untuk dapat diakomodasi ke RENSTRA PD SE-KDH ttg Pedoman
dalam setiap dokumen perencanaan Penyusunan RKA-PD
formal daerah
RKPD RKA-PD
APBD
Muatan substansi sesuai RENJA PD
dengan dokumen yang dituju DPA-PD
19
PEMASTIAN MUATAN SUBSTANSI SSK/RSP
DALAM DOKUMEN PERENCANAAN DAERAH
Permendagri 87/2022
Pasal 14
• Kondisi pengelolaan sanitasi dan target akses sanitasi • Pelaksanaan perangkat daerah dalam
RPJMD pembangunan sanitasi;
• Gambaran besaran anggaran yang diperuntukkan
untuk pengelolaan pembangunan sanitasi • Permasalahan mendesak dan isu strategis yang
• Permasalahan mendesak sanitasi dan isu strategis dihadapi perangkat daerah dalam pembangunan
pengelolaan sanitasi sanitasi;
• Strategi dan program pemerintah daerah dalam • Tujuan dan sasaran dalam pembangunan
sanitasi;
pengelolaan pembangunan sanitasi RENSTRA PD
• Program dan indikasi pendanaan perangkat daerah • Isu strategis dan rekomendasi pembangunan
yang diperuntukkan dalam pengelolaan Sanitasi sanitasi;
• Program, kegiatan, dan alokasi dana indikatif dan
sumber pendanaan pembangunan sanitasi.
20
KEBIJAKAN PENINGKATAN PERUBAHAN PERILAKU
MASYARAKAT DALAM MENCAPAI AKSES AMAN
(Kebijakan dan Strategi Nomor 4 dalam Lampiran Permendagri 87/2022
sebagai rujukan penyusunan strategi RSP dan SSK)
Strategi
1 2 3 4
Pelaksanaan program
perubahan perilaku di tiap Penguatan mekanisme Penguatan Keberlanjutan Penguatan kampanye
desa dan kelurahan yang pemantauan yang terjadwal STBM di tingkat kab/kota pengurangan sampah
belum stop BABS
Pencapaian Melalui
NOTE : KAB. NAGAN RAYA DAN KAB. PIDIE JAYA UNTUK PEMUTAKHIRAN SSK DILANJUTKAN TAHUN 2023, SEDANGKAN PROVINSI ACEH PADA TAHUN 2022 INI SEDANG MELAKUKAN PEMUTAKHIRAN
ROADMAP SANITASI PROVINSI
22
TINDAKLANJUT
23
Sinkronisasi perencanaan pembangunan air minum dan sanitasi di pusat dan
daerah agar dapat berjalan dan menghasilkan formulasi dukungan terhadap
perbaikan kondisi air minum dan sanitasi yang dilakukan oleh seluruh komponen
pembangunan di pusat maupun daerah.
25