Anda di halaman 1dari 30

PENERAPAN DAN CAPAIAN

SPM AIR MINUM DI DAERAH

Nitta Rosalin, SE, MA

Kasubdit Perumahan dan Kawasan Permukiman


Direktorat Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah II
Ditjen Bina Pembangunan Daerah Kemendagri
OUTLINE

3 4
1 2 TREND
KEGIATAN DAN
POTRET
ANGGARAN
PENERAPAN CAPAIAN SPM IMPLEMENTASI
SPM AIR
SPM AIR AIR MINUM SPM AIR
MINUM
MINUM DAERAH 2020 MINUM
SAMPAI
DAERAH 2021
DENGAN
TAHUN 2022
Kebijakan Pengelolaan Air Minum

Pasal 33 Bumi dan air beserta kekayaan alam di dalamnya Perpres 18


Peningkatan akses dan kualitas air
UUD 1945
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk Tahun 2020 minum sebagai bagian dari prioritas
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat tentang RPJMN nasional 5 (lima) tahunan
2020-2024

Undang Undang Bahwa pengelolaan air minum merupakan bagian


dari urusan pemerintahan wajib pelayanan dasar
23 Tahun 2014 bidang pekerjaan umum dan penataan ruang Permendagri Mengatur tentang penerapan SPM air
Nomor 100 minum dalam system perencanaan
dan pengangaran daerah serta
Tahun 2018
mekenisme pelaporannya
Pengelola Sumber Daya Air berupa unit pelaksana
Undang Undang teknis kementerian/unit pelaksana teknis daerah atau
17 Tahun 2019 badan usaha milik negara/ badan usaha milik
daerah di bidang Pengelolaan Sumber Daya Air. PemenPUPR,
No.29/PRT/M/201 Memuat standar mutu dan standar
8 ttg Standar teknis pemenuhan SPM bidang air
Peraturan Pemerintah Teknis SPM minum
Mengatur tentang seluruh kebijiakan, pendirian,
Nomor 54 Tahun 2017
nama, dan tempat kedudukan, serta penganggaran
Bidang PUPR
Tentang Badan Usaha
BUMD.
Milik Daerah

Memuat standar kualitas air minum


Permenkes
serta syarat yang harus dipenuhi
Peraturan Pemerintah Penyediaan Air Minum sebagai hak dasar warga Nomor 492
untuk air minum yang layak
negara yang harus disediakan Pemerintah dengan Tahun 2010
Nomor 2 Tahun 2018 berbasis SPM
dikonsumsi
STRATEGI PENCAPAIAN TARGET NASIONAL
DARI DOKUMEN RPJMN 2020-2024

SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDG’S)

Peningkatan tata kelola kelembagaan untuk Peningkatan kapasitas penyelenggara air


Pengembangan dan pengelolaan SPAM.
penyediaan air minum layak maupun aman minum

1. Integrasi arah kebijakan dan sasaran 1. Peningkatan kinerja PDAM melalui 1. Optimalisasi dan pemanfaatan
pembangunan akses air minum layak maupun pendampingan teknis dan non teknis untuk kapasitas SPAM yang dapat
aman dalam dokumen perencanaan daerah. meningkatkan mutu layanan antara lain dimanfaatkan melalui perluasan
2. Peningkatan komitmen melalui alokasi APBD penurunan tingkat kehilangan air, efisiensi cakupan layanan.
yang memadai. produksi, pengelolaan keuangan dan SDM, 2. Peningkatan dan pembangunan SPAM.
3. Perkuatan peran dan Pemerintah Provinsi dan penerapan tarif yang memadai, serta 3. Pengelolaan aset (inventarisasi jaringan,
Kabupaten/Kota melalui mekanisme peningkatan kualitas pelayanan. operasi, pemeliharaan, dan perbaikan).
pengendalian dan pembinaan secara 2. Pemberdayaan dan peningkatan kapasitas 4. Penyediaan akses air minum untuk
berjenjang. penyelenggara SPAM lainnya (UPTD, daerah rawan air dan kepulauan.
4. Peningkatan kualitas perencanaan penyediaan BUMDes, KPSPAM, dll). 5. Penyediaan akses air minum bukan
akses air minum yang terintegrasi Jakstrada, jaringan perpipaan terlindungi baik
RISPAM, RPP Air Minum, dan Rencana Bisnis secara swadaya oleh masyarakat
PDAM) yang didukung dengan sistem data dan maupun oleh pemerintah dan
informasi. pemerintah daerah di lokasi khusus.
5. Perkuatan fungsi kelembagaan regulator air 6. Pengembangan teknologi pengolahan
minum. dan pengamanan air minum.
6. Optimalisasi pendanaan dan pengembangan
alternatif pendanaan diantaranya melalui hibah
berbasis kinerja serta kejasama pemerintah
dan badan usaha (KPBU) (KEBIJAKAN
TERSENDIRI).

Penyadaran masyarakat untuk menerapkan perilaku hemat air, mengakses layanan air minum perpipaan atau menggunakan sumber air minum bukan jaringan perpipaan
terlindungi secara swadaya, serta menerapkan pengelolaan air minum aman dalam rumah tangga.
TUGAS DAN FUNGSI DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH

FUNGSI DITJEN BINA BANGDA PERAN DITJEN BINA BANGDA


Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang fasilitasi Sinkronisasi kebijakan pemerintah pusat-daerah
I penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, perencanaan I Melaksanakan sinkronisasi kebijakan Pusat dengan Daerah,
pembangunan daerah, sinkronisasi dan harmonisasi sebagai bagian dari upaya memaksimalkan dukungan pemda
pembangunan daerah, fasilitasi pengelolaan sistem informasi terhadap pencapaian target pembangunan nasional dan
pembangunan daerah dan partisipasi masyarakat; SDG’s
Pelaksanaan pembinaan umum serta koordinasi di bidang
2 fasilitasi penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, PERPRES 11/2015 Sinkronisasi kebijakan pemerintah daerah
perencanaan pembangunan daerah, sinkronisasi dan
Tentang
2 Mendorong sinkronisasi pelaksanaan infrastruktur di daerah
harmonisasi pembangunan daerah, fasilitasi pengelolaan baik yang bersifat lintas sektor maupun lintas administrasi
sistem informasi pembangunan daerah, dan partisipasi Kementerian Dalam Negeri sesuai dengan kewenangannya
masyarakat;
Perencanaan dan penganggaran daerah
3 Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi penyusunan norma, 3 Melalui instrumen Permendagri 86 tahun 2017,
standar, prosedur dan kriteria serta standar pelayanan Permendagri 90/2019 dan Permendagri 40/2020,
minimal urusan pemerintahan; melaksanaan fasilitasi penyusunan rencana kerja tahunan
daerah
Bimtek, supervisi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan di
4 bidang fasilitasi penyelenggaraan urusan pemerintahan Monitoring dan Evaluasi
daerah, perencanaan pembangunan daerah, sinkronisasi dan 4 Pelaksanaan pemantauan, evaluasi terhadap
harmonisasi pembangunan daerah, pengelolaan sistem penyelenggaraan infrastruktur di daerah
informasi pembangunan daerah, dan partisipasi masyarakat.
MODEL SINKRONISASI DITJEN BINA BANGDA

Identifikasi Kertas Kerja


Data Kebijakan Indikator Sub
Kebijakan Nasional Pembinaan Daerah
(UU, PP, Perpres, Urusan/Program
Tahunan (pegangan
Permen) Daerah
(RKP) rakortek)

1 2 3 4 5 6 7 8

Identifikasi Permasalahan
kebijakan Nasional Daerah Terkait Pemetaan Kegiatan Progress Pelaksanaan
5 Tahunan Pelaksanaan Urusan Eksisting Daerah Kegiatan
(RPJMN) Pemerintahan
KERANGKA REGULASI PENYEDIAAN SPAM
JENIS
PELAYANAN PROVINSI KABUPATEN/KOTA MUTU LAYANAN DASAR
DASAR
AIR MINUM Kewenangan (UU 23/2014) Kewenangan (UU 23/2014) Kuantitas (PermenPUPR 29/2018)
Pengelolaan dan pengembangan SPAM regional Pengelolaan dan pengembangan SPAM di Kebutuhan pokok minimal air minum sehari-hari
daerah kabupaten/kota sejumlah 60 liter/orang/hari atau menyesuaikan pada
Layanan SPM (PP 2/2018) penggunaan air di kawasan tersebut.
Pemenuhan kebutuhan air minum curah lintas Layanan SPM (PP 2/2018) Kualitas (PermenPUPR 29/2018)
kabupaten/kota Pemenuhan kebutuhan pokok air minum - Tidak Keruh
Penerima Layanan sehari-hari - Tidak Berwarna
Rumah Tangga penerima layanan air minum Penerima Layanan - Tidak Berasa
curah lintas kabupaten/kota Rumah Tangga penerima layanan air minum - Tidak Berbusa
sehari-hari - Tidak Berbau
PP 121/2015 tentang Pengusahaan Sumber Daya Air (SDA)

PP 122/2015 tentang Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM)

PP 12/2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

PP 54/2017 tentang Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

PP 2/2018 tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM)


PENERAPAN SPM AIR MINUM
TAHAPAN PENERAPAN SPM
PERMENDAGRI 100/2018 TENTANG PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

1 Pengumpulan Data 2 Perhitungan Kebutuhan 3 Penyusunan Rencana 4 Pelaksanaan

• Jumlah dan identitas Warga Menghitung gap/selisih kebutuhan • Menyusun rencana pemenuhan • Menyediakan
Negara yang berhak sarana dan/atau prasarana terhadap untuk selanjutnya barang/jasa dan
menerima ketersediaan sarana dan/atau diintegrasikan ke dalam sarana prasarana
• Jumlah barang dan/atau jasa prasarana berdasarkan jumlah RKPD/Renja OPD sesuai sesuai dengan
yang sudah tersedia dan yg rumah tangga penerima dengan tugas dan fungsi standar teknis SPM
• Nomenklatur
dibutuhkan • Kerjasama antar
program/kegiatan mengikuti
• Jumlah sarana, prasarana, daerah dalam
Permendagri 90/2019 tentang
dan sumber daya lainnya Klasifikasi, Kodefikasi dan
pemenuhan
yang tersedia dan yg masih Nomenklatur (menyesuaikan pelayanan dasar
dibutuhkan apabila ada pemutakhiran) sesuai ketentuan
PUU

Pelaporan Monitoring
dan Evaluasi
PENGUMPULAN DATA

1 Pengumpulan Data SPM Air Minum

❖ Pengumpulan data merupakan tahap awal dalam Tahapan penerapan SPM untuk mendapatkan
Menghitung jumlah sarana dan prasarana yang tersedia dan baseline kondisi saat ini dan kemudian updating pada tiap tahunnya
yang masih dibutuhkan dalam penerapan SPM
❖ Sebagai instrumen pelaksanaan pengumpulan data adalah form pengumpulan data pada revisi
lampiran Permendagri 100/2018
❖ Pengumpulan data SPM pekerjaan umum dilakukan oleh dinas yang membidangi air minum dan air
limbah melalui collecting data dari BUMD dan UPTD pengelola Air Minum dan Air Limbah di
daerah, serta sensus ke tiap rumah tangga dengan pengisian instrumen pengumpulan data
❖ Pengumpulan data SPM Perumahan dilakukan oleh dinas yang menangani urusan perumahan
Contoh: Form Pengumpulan Data Air Minum Kabupaten/Kota

UNIT AIR BAKU UNIT PRODUKSI UNIT KONDISI


PELAYANAN
JENIS KAPASITAS KAPASITAS UNIT (PDAM/UPTD/
NO. KECAMATAN KELURAHAN/DESA NAMA LOKASI UNIT AIR IDLE
SUMBER INTAKE PRODUKSI BADAN BEROPERASI KUANTITAS KUALITAS
SUMBER BAKU CAPACITY
AIR (liter/detik) (liter/detik) USAHA/KP
SPAM)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
PERHITUNGAN KEBUTUHAN

2 Perhitungan Kebutuhan SPM Air Minum

Menghitung selisih kebutuhan terhadap ketersediaan sarana ❖ Perhitungan Kebutuhan adalah tahapan selanjutnya setelah
dan/atau prasarana berdasarkan jumlah Rumah Tangga penerima pengumpulan data
layanan SPM
❖ Hasil pengumpulan data menjadi acuan untuk melakukan penghitungan
kebutuhan atau gap kebutuhan yang perlu dilayani
❖ Penghitungan kebutuhan juga memperhatikan jenis pelayanan yang
sesuai untuk lokasi dan kondisi pada wilayah tertentu (contoh:
perkotaan atau perdesaan)
Contoh: Form Perhitungan Kebutuhan Air Limbah Kabupaten/Kota

JARAK SUMBER AIR KE


KONDISI EKONOMI SUDAH
JUMLAH PENAMPUNGAN
KELURAHAN/ KELUARGA TERLAYANI BELUM
NO. KECAMATAN RW RT NIK ANGGOTA PENGOTOR/LIMBAH
DESA TERLAYANI
RUMAH

MBR NON MBR JP BJP > 10 M < 10 M

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Total
PENYUSUNAN RENCANA PEMENUHAN

3 Penyusunan Rencana Pemenuhan Air Minum

❖ Hasil Penghitungan kebutuhan disusun menjadi sebuah rencana


Menyusun rencana pemenuhan untuk selanjutnya diintegrasikan ke
dalam RKPD/Renja OPD sesuai dengan tugas dan fungsi pemenuhan dan diintegrasikan ke dalam Rancangan Awal RKPD

❖ Penyusunan program, kegiatan, indikator, target dan anggaran harus


didasarkan pada data dan informasi yang akurat;

❖ Program, kegiatan, indikator dan target harus sinkron atau tegak lurus
dengan target nasional
Contoh: Form Rencana Pemenuhan Air Minum Kabupaten/Kota
RENCANA TAHUN ANGGARAN
PROGRAM/KEGIATAN/SUB N+1
JENIS PELAYANAN DASAR INDIKATOR PROGRAM/KEGIATAN/SUB KEGIATAN TARGET SATUAN OPD PELAKSANA
KEGIATAN ALOKASI DANA
LOKASI
(RP)
1 2 3 4 5 6 7 8
Penyediaan Kebutuhan Program Pengelolaan dan Persentase rumah tangga yang mendapatkan akses air minum %
pokok air minum Pengembangan Sistem melalui SPAM jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan
sehari-hari Penyediaan Air Minum terlindungi terhadap seluruh rumah tangga di wilayah
kabupaten/kota
Pengelolaan dan Persentase rumah tangga yang mendapatkan akses air minum %
Pengembangan Sistem melalui SPAM jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan
Penyediaan Air Minum terlindungi terhadap seluruh rumah tangga di wilayah
(SPAM) di Daerah kabupaten/kota
Kabupaten/Kota
Sub kegiatan 1 Indikator Sub Kegiatan 1
Sub kegiatan 2 Indikator Sub Kegiatan 2
Sub kegiatan 3 Indikator Sub Kegiatan 3
dst dst
PENYUSUNAN RENCANA PEMENUHAN
KISI-KISI PENYUSUNAN
3 Rencana Pemenuhan

• Penyusunan rencana pemenuhan Nomenklatur Program mengacu


PROGRAM
berdasarkan hasil perhitungan pada Permendagri 90/2019 jo.
kebutuhan. Kepmendagri 50/2020
• Rencana pemenuhan memuat
program, kegiatan, sub kegiatan, Nomenklatur Kegiatan mengacu KEGIATAN
indikator, dan target. pada Permendagri 90/2019 jo.
• Rencana pemenuhan diintegrasikan ke Kepmendagri 50/2020
dalam RKPD dan Renja OPD Sub Kegiatan ditentukan
berdasarkan hasil penghitungan
SUBKEGIATAN kebutuhan. Nomenklatur sub
kegiatan mengacu pada
Permendagri 90/2019 jo.
Kepmendagri 50/2020
Nomenklatur Indikator INDIKATOR
Program/outcome mengacu pada
Permendagri 100/2018

TARGET Penentuan target mengacu pada


hasil penghitungan kebutuhan,

Mengacu pada kemampuan ALOKASI BIAYA


keuangan daerah dan hasil
penghitungan kebutuhan
PELAKSANAAN DAN PELAPORAN
DOK. RENCANA DOK. ANGGARAN
4 Pelaksanaan SPM

PROGRAM SPM JENIS BELANJA SPM


OPD melaksanakan
program/kegiatan
SPM AIR MINUM & KEGIATAN SPM OBJEK BELANJA SPM
SPM AIR LIMBAH
Dalam satu tahun anggaran
SUB KEGIATAN SPM RINCIAN OBJEK BELANJA SPM

SUB RINCIAN OBJEK BELANJA


INDIKATOR
SPM

TARGET CAPAIAN

DILAPORKAN • Laporan Penerapan SPM termasuk dalam


materi muatan LPPD (laporan
Hasil pelaporan penerapan SPM dipergunakan
penyelenggaraan pemerintahan daerah) sebagai:
a. Penilaian kinerja perangkat Daerah
• Sekurangnya memuat: b. Pengembangan kapasitas Daerah dalam
1. Hasil
peningkatan pelaksanaan pemenuhan
2. Kendala
Pelayanan Dasar
3. Ketersediaan anggaran
c. Penyempurnaan kebijakan penerapan SPM
• Untuk provinsi, laporan ditambah dengan dalam perencanaan dan penganggaran
akumulasi laporan kabupaten/kota pembangunan Daerah
Permendagri 100/2018
CAPAIAN
SPM AIR MINUM DAERAH
2020
TIM PENERAPAN SPM

Sudah Menerbitkan SK TIM Penerapan SPM Belum Menerbitkan SK TIM Penerapan SPM

PROVINSI 33 (97,06%) 1 (2,94%) PROVINSI

KABUPATEN 252 (84,62%)


468 86 64 (15,38%) KABUPATEN
(86,35%) (13,65%)

KOTA 83 (90,22%) 9 (9,78%) KOTA


Gambaran Umum Capaian Kinerja Air Minum
di Daerah Tahun 2021
120

100

80

60

40
75,06

89,66

83,37

88,25

78,86

92,87

62,47

74,97

75,06

90,41

99,84

92,81

94,07

96,02

95,56

92,87

92,87

97,36

94,13

91,68

78,53

74,91

70,36

85,51

90,31

90,84

92,49

94,16

72,75

91,68

79,56
20

89,5

84,6

86,9
0

• Secara umum, belum ada satu daerahpun yang sudah mencapai universal access air minum (100%) sampai
dengan tahun 2020.
• Meski begitu, beberapa Provinsi telah memiliki capaian diatas 95% (mendekati universal access) di antaranya
Jawa Timur, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat dan yang tertinggi adalah DKI Jakarta dengan capaian 99,84%.
• Provinsi yang memiliki capaian terendah pada tahun 2020 adalah Bengkulu, dengan capaian 62,47%
• Bengkulu dengan demikian menjadi provinsi yang memiliki gap terbesar untuk mencapai pemenuhan SPM air
minum.
ANALISIS CAPAIAN OUTPUT LAYANAN AIR MINUM
Berdasarkan Perencanaan Tahun 2020

PROPORSI CAPAIAN AIR MINUM TAHUN 2020

Data rekap sementara capaian output kegiatan air


minum di 337 kab/kota dari total 508 kab/kota pada
Desk SPM air minum oleh Ditjen Bina Bangda 2020
Belum Terlayani
27,38% Terlayani JP
37,15% • Jumlah rumah tangga terdata sebagnyak 49,475,712
rumah tangga dari 337 kab/kota
• Sebanyak 18,381,168 rumah tangga terlayani jaringan
perpipaan atau sebesar 37,15%
Terlayani BJP
35,47%
• 17,548,079 rumah tangga terlayani bukan jaringan
perpipaan atau sebesar 35,47%
• 13,546,464 rumah tangga belum terlayani atau sebesar
27,38%
POTRET IMPLEMENTASI
SPM AIR MINUM DAERAH
2021
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
Gambaran Pengelolaan Air Minum di
Daerah
Peta Prioritas Air Minum dalam RPJMD Tingkat Provinsi

Berdasarkan RPJMD Provinsi yang masih berlaku, 29 Provinsi menjadikan SPM dan pelayanan dasar
air minum sebagai prioritas daerah, sebagai bagian dari upaya pencapaian visi misi kepala daerah.
Sedangkan 3 Provinsi tidak menjadikan SPM dan pelayanan dasar air minum sebagai prioritas
daerah.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
Gambaran Pengelolaan Air Minum di
Daerah
Kelembagaan Pengelolaan Air Minum di Provinsi
• Pelaksanaan urusan air minum di daerah dilaksanakan
oleh urusan pekerjaan umum, serta perumahan dan
Kawasan permukiman.
• Meskipun secara kewenangan urusan air minum
menjadi bagian dari urusan pekerjaan umum, namun di
banyak daerah pengelolaan air minum menjadi bagian
dari upaya pemenuhan fasilitas umum (PSU) Kawasan
perumahan.

Sumber Grafik: SIPD KEMENDAGRI

Kegiatan Air Minum menurut Pagu Air Minum menurut


• Pemenuhan SPM Air Minum juga dilaksanakan melalui program PSU Urusan Urusan
pada urusan perumahan dan Kawasan Permukiman
• Perbandingan jumlah kegiatan air minum pada urusan Pekerjaan Umum Urusan Urusan PU
dan urusan Perkim yakni sebesar 76,6% berbanding 23,4%. Sementara PU 80,8%
perbandingan pagu air minum pada kedua urusan tersebut adalah 80,8 76,6%
% pada urusan PU dan 19,2% pada urusan Perkim.
Urusan Urusan
Perkim Perkim
23,4% 19,2%
Gambaran Pengelolaan Air Minum
di Provinsi Tahun 2021
Pagu
Jumlah
Provinsi Air Minum Provinsi (milyar
rupiah)
25 500,0
444,7 450,0
20 22 400,0
20 350,0
15 300,0
250,0
10 12 200,0
10 11
9 76,7 9,3 150,0
9 8 8
5 51,8 6 6,4 44,7 23,5 7 33,5 3,2 100,0
4,3 25,3 6 2,5
50,0
0 0,0
Fasilitasi Kerja Survei dan
Pembentukan Pembinaan Penyediaan Penyusunan Supervisi
Sama Operasi dan Pembangunan Investigasi
Organisasi Teknis SDM dan Peningkatan Lahan untuk Rencana, Perbaikan Perluasan SPAM Pembangunan/
Pengelolaan Pemeliharaan Baru SPAM untuk
Pengelola SPAM Kelembagaan SPAM Jaringan Pengembangan Kebijakan, SPAM Jaringan Jaringan Peningkatan/Pe
SPAM Regional SPAM Lintas Jaringan Pengembangan
Lintas Pengelolaan Perpipaan SPAM Lintas Strategi dan Perpipaan Perpipaan rluasan/Perbaik
Lintas Kabupaten/Kota Perpipaan SPAM Lintas
Kabupaten/Kota SPAM Provinsi Kabupaten/Kota Teknis SPAM an SPAM
Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota
Jumlah Provinsi 10 9 20 6 12 9 8 22 6 7 11 8
Pagu 4,3 51,8 444,7 25,3 6,4 44,7 23,5 76,7 2,5 33,5 9,3 3,2
Sumber: RKPD dalam SIPD KEMENDAGRI

Fisik/NonFisik • Terdapat 15 sub kegiatan dalam RKPD Provinsi tahun 2021 yang tidak Jaringan Perpipaan
Fisik/Non Jumlah Sub sesuai dengan Kepmendagri Nomor 50-3708 Tahun 2020 dengan Jumlah Sub
Jumlah Pagu JP/BJP Jumlah pagu
Fisik kegiatan Kegiatan
anggaran total sejumlah Rp. 14.073.000.000
Fisik 50 548.795.568.819 JP 33 525.327.501.919
Non Fisik 78 176.980.665.453 BJP 17 23.468.066.900
Total 128 725.776.234.272 • Terdapat 32 sub kegiatan dalam RKPD provinsi tahun 2021 tetapi tidak
ada anggaran yang dicantumkan (Rp. 0)
Gambaran Pengelolaan Air Minum
di Kabupaten/Kota Tahun 2021
Pagu
Jumlah (milyar
Kab/Kota rupiah)

Sumber: RKPD dalam SIPD KEMENDAGRI

Fisik/NonFisik Jaringan Perpipaan


• Terdapat 531 sub kegiatan dalam RKPD kabupaten/kota tahun
JP/BJP Jumlah Sub Kegiatan Jumlah pagu
Jumlah Sub 2021 yang tidak sesuai dengan Kepmendagri Nomor 50-3708
Fisik/Non Fisik Jumlah Pagu BJP 33 71.405.919.284
Kegiatan Tahun 2020 dengan anggaran total sejumlah Rp.
JP 650 3.337.168.132.249
Fisik 683 3.408.574.051.533 2.946.823.216.290
Non Fisik 703 497.731.136.543 Kawasan Perkotaan
Jumlah Sub Kegiatan Jumlah Pagu
Total 1386 3.906.305.188.075 • Terdapat 319 sub kegiatan dalam RKPD kabupaten/kota tahun
228 1.005.656.350.577
2021 tetapi tidak ada anggaran yang dicantumkan (Rp. 0)
TARGET KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH
SEKTOR AIR MINUM TAHUN 2021
Berdasarkan RKPD Penambahan Penambahan Lokasi
Pembangunan Penambahan
Tahun 2021, Target sambungan Rumah Unit SPAM saluran air minum
dengan akses
(SR) air minum
Pembangunan SPAM
yang merupakan bentuk
kegiatan fisik ❑ Target Output 2021
❑ Target Output 2021 ❑ Target Output 2021 ❑ Target Output 2021
pelaksanaan SPM Air sebanyak 807 lokasi
sebanyak 463,989 SR sebanyak 13.495 Unit sepanjang 482,65 KM
Minum, dapat ❑ Total Indikasi Pagu ❑ Total Indikasi Pagu ❑ Total Indikasi Pagu
(desa/kel)
dikelompokkan dalam: ❑ Total Indikasi Pagu
sebesar Rp. sebesar Rp. sebesar Rp.
sebesar Rp.
(1) Penambahan 1.074.985.167.029 2.201.674.461.349 388.232.109.830
618.649.577.577
Sambungan Rumah, (2)
pembangunan unit baru,
(3) Penambahan Panjang
saluran perpipaan, (4)
penambahan
desa/kelurahan dengan
akses air minum, dan (5)
penyusunan dokumen
TREND KEGIATAN DAN
ANGGARAN SPM AIR MINUM
SAMPAI DENGAN TAHUN 2022
TREND JUMLAH PROGRAM/KEGIATAN PEMENUHAN PELAYANAN AIR MINUM DAN AIR LIMBAH
TAHUN 2019 - 2021

Trend Jumlah Program/Kegiatan Air Minum Provinsi 2019 - 2021


140

120
Terdapat penurunan jumlah kegiatan di program
100 air minum baik untuk provinsi maupun kab/kota
80 dari tahun 2019 hingga 2021.
60
Salah satu penyebabnya adalah adanya refocusing
40
anggaran sebagai respon dari penangan pandemic
20
Covid-19.
0
2019 2020 2021
Kemungkinan penyebeba lainnya adalah semakin
Jumlah Program Jumlah Kegiatan Jumlah Sub Kegiatan banyaknya daerah yang melakukan penyesuaian
ke Permendagri 90/2019 dan Kepmendagri
Trend Jumlah Program/Kegiatan Air Minum Kab/Kota 2019 - 2021
50/2020 dimana hanya terdapat 1 kegiatan untuk
1200
program air minum dan 1 kegiatan untuk
program air limbah.
1000

800
Seiring penyesuaian dengan Permendagri
90/2019 dan Kepmendagri 50/2020, jumlah
600
kegiatan perlahan akan menjadi sama dengan
400 jumlah provinsi/kab/kotanya.
200

0
2019 2020 2021

Jumlah Program Jumlah Kegiatan Jumlah Sub Kegiatan


TREND PENGANGGARAN PEMENUHAN PELAYANAN AIR MINUM DAN AIR LIMBAH
TAHUN 2019 - 2022

Trend Penganggaran Air Minum dan Air Limbah Provinsi 2019


- 2022
Dari hasil analisis sementara, terdapat peningkatan pagu
2.500.000.000.000
1.919.141.937.044
penganggaran untuk air minum baik di tingkat provinsi
2.000.000.000.000
maupun kab/kota dari tahun 2019 hingga tahun 2022,
1.500.000.000.000 terutama peningkatan signifikan pada penganggaran tahun
1.000.000.000.000 tahun 2022.
467.892.977.132 489.788.453.562
500.000.000.000 275.201.935.843

-
• Total pagu indikatif air minum provinsi memiliki trend
Pagu 2019 Pagu 2020 Pagu 2021 Pagu 2022 meningkat dari tahun 2019 ke 2022. Trend peningkatannya
Air Minum mencapai lebih dari 75%, yaitu dari total anggaran air
minum provinsi yang hanya sebesar Rp 467,9 Miiar pada
Trend Penganggaran Air Minum dan Air Limbah Kab/Kota 2019, meningkat menjadi Rp. 1,919 Triliun pada 2022.
2019 - 2022
18.000.000.000.000 16.494.920.097.566 • Sedangkan total pagu indikatif air minum di kab/kota dari
16.000.000.000.000 2019 ke 2022 secara trend memang mengalami
14.000.000.000.000
12.000.000.000.000 peningkatan, meski terdapat fluktuasi di dalamnya. Trend
10.000.000.000.000
8.000.000.000.000 7.162.073.445.981 peningkatannya hamper mencapai 60%, yaitu dari total
6.000.000.000.000
3.347.007.111.421
anggaran air minum kab/kota sebesar Rp 7,16 Triliun pada
4.000.000.000.000 2.392.786.994.694
2.000.000.000.000
2019, meningkat menjadi Rp. 16,49 Triliun pada 2022.
-
Pagu 2019 Pagu 2020 Pagu 2021 Pagu 2022

Air Minum
Permasalahan dan Rekomendasi
PERMASALAHAN

BUMD Air Minum

1 Perangkat Daerah dan BUMD Air 2 Tingginya NRW dan BUMD Air 3
Kerjasama BUMD dengan
Minum tidak berkoordinasi dalam Minum yang belum FCR
swasta belum terbangun
Menyusun perencanaan kegiatan membuat pelayanan air
dengan baik
tahunan minum belum optimal

Pengelolaan Air Minum oleh Perangkat Daerah

1 2 Perangkat daerah cenderung


3
Target daerah Sebagian
tidak fokus dalam
Pengelolaan SPAM di daerah besar masih terbatas pada
merencanakan program
belum mendapatkan alokasi akses air minum layak,
SPAM. Hampir semua sub
anggaran yang memadai. belum menyentuh target
kegiatan dilaksanakan dengan
akses Air Minum aman
anggaran yang minim.
Permasalahan dan Rekomendasi
REKOMENDASI

BUMD Air Minum

1 2 3
Sinkronisasi Rencana Bisnis Perubahan tarif air minum Penguatan akses BUMD
BUMD Air Minum dengan di daerah sesuai dengan Air Minum pada sumber
Rencana Pembangunan Daerah Permendagri No. 21 Th. 2020 pendanaan non-public

Pengelolaan Air Minum oleh Perangkat Daerah

1 Mendorong pemerintah daerah


2 3
Penyusunan referensi Mendorong penetapan
yang sedang atau akan
indikator dan satuan untuk target air minum aman
Menyusun RPJMD/Perubahan
program SPAM dengan bagi pemerintah daerah
RPJMD untuk menjadikan
mengacu pada SPM, LPPD, dengan kategori IKFD
pelayanan air minum sebagai
RPJMN, dan SDGs tinggi dan sangat tinggi
prioritas pembangunan daerah
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai