3 4
1 2 TREND
KEGIATAN DAN
POTRET
ANGGARAN
PENERAPAN CAPAIAN SPM IMPLEMENTASI
SPM AIR
SPM AIR AIR MINUM SPM AIR
MINUM
MINUM DAERAH 2020 MINUM
SAMPAI
DAERAH 2021
DENGAN
TAHUN 2022
Kebijakan Pengelolaan Air Minum
1. Integrasi arah kebijakan dan sasaran 1. Peningkatan kinerja PDAM melalui 1. Optimalisasi dan pemanfaatan
pembangunan akses air minum layak maupun pendampingan teknis dan non teknis untuk kapasitas SPAM yang dapat
aman dalam dokumen perencanaan daerah. meningkatkan mutu layanan antara lain dimanfaatkan melalui perluasan
2. Peningkatan komitmen melalui alokasi APBD penurunan tingkat kehilangan air, efisiensi cakupan layanan.
yang memadai. produksi, pengelolaan keuangan dan SDM, 2. Peningkatan dan pembangunan SPAM.
3. Perkuatan peran dan Pemerintah Provinsi dan penerapan tarif yang memadai, serta 3. Pengelolaan aset (inventarisasi jaringan,
Kabupaten/Kota melalui mekanisme peningkatan kualitas pelayanan. operasi, pemeliharaan, dan perbaikan).
pengendalian dan pembinaan secara 2. Pemberdayaan dan peningkatan kapasitas 4. Penyediaan akses air minum untuk
berjenjang. penyelenggara SPAM lainnya (UPTD, daerah rawan air dan kepulauan.
4. Peningkatan kualitas perencanaan penyediaan BUMDes, KPSPAM, dll). 5. Penyediaan akses air minum bukan
akses air minum yang terintegrasi Jakstrada, jaringan perpipaan terlindungi baik
RISPAM, RPP Air Minum, dan Rencana Bisnis secara swadaya oleh masyarakat
PDAM) yang didukung dengan sistem data dan maupun oleh pemerintah dan
informasi. pemerintah daerah di lokasi khusus.
5. Perkuatan fungsi kelembagaan regulator air 6. Pengembangan teknologi pengolahan
minum. dan pengamanan air minum.
6. Optimalisasi pendanaan dan pengembangan
alternatif pendanaan diantaranya melalui hibah
berbasis kinerja serta kejasama pemerintah
dan badan usaha (KPBU) (KEBIJAKAN
TERSENDIRI).
Penyadaran masyarakat untuk menerapkan perilaku hemat air, mengakses layanan air minum perpipaan atau menggunakan sumber air minum bukan jaringan perpipaan
terlindungi secara swadaya, serta menerapkan pengelolaan air minum aman dalam rumah tangga.
TUGAS DAN FUNGSI DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH
1 2 3 4 5 6 7 8
Identifikasi Permasalahan
kebijakan Nasional Daerah Terkait Pemetaan Kegiatan Progress Pelaksanaan
5 Tahunan Pelaksanaan Urusan Eksisting Daerah Kegiatan
(RPJMN) Pemerintahan
KERANGKA REGULASI PENYEDIAAN SPAM
JENIS
PELAYANAN PROVINSI KABUPATEN/KOTA MUTU LAYANAN DASAR
DASAR
AIR MINUM Kewenangan (UU 23/2014) Kewenangan (UU 23/2014) Kuantitas (PermenPUPR 29/2018)
Pengelolaan dan pengembangan SPAM regional Pengelolaan dan pengembangan SPAM di Kebutuhan pokok minimal air minum sehari-hari
daerah kabupaten/kota sejumlah 60 liter/orang/hari atau menyesuaikan pada
Layanan SPM (PP 2/2018) penggunaan air di kawasan tersebut.
Pemenuhan kebutuhan air minum curah lintas Layanan SPM (PP 2/2018) Kualitas (PermenPUPR 29/2018)
kabupaten/kota Pemenuhan kebutuhan pokok air minum - Tidak Keruh
Penerima Layanan sehari-hari - Tidak Berwarna
Rumah Tangga penerima layanan air minum Penerima Layanan - Tidak Berasa
curah lintas kabupaten/kota Rumah Tangga penerima layanan air minum - Tidak Berbusa
sehari-hari - Tidak Berbau
PP 121/2015 tentang Pengusahaan Sumber Daya Air (SDA)
• Jumlah dan identitas Warga Menghitung gap/selisih kebutuhan • Menyusun rencana pemenuhan • Menyediakan
Negara yang berhak sarana dan/atau prasarana terhadap untuk selanjutnya barang/jasa dan
menerima ketersediaan sarana dan/atau diintegrasikan ke dalam sarana prasarana
• Jumlah barang dan/atau jasa prasarana berdasarkan jumlah RKPD/Renja OPD sesuai sesuai dengan
yang sudah tersedia dan yg rumah tangga penerima dengan tugas dan fungsi standar teknis SPM
• Nomenklatur
dibutuhkan • Kerjasama antar
program/kegiatan mengikuti
• Jumlah sarana, prasarana, daerah dalam
Permendagri 90/2019 tentang
dan sumber daya lainnya Klasifikasi, Kodefikasi dan
pemenuhan
yang tersedia dan yg masih Nomenklatur (menyesuaikan pelayanan dasar
dibutuhkan apabila ada pemutakhiran) sesuai ketentuan
PUU
Pelaporan Monitoring
dan Evaluasi
PENGUMPULAN DATA
❖ Pengumpulan data merupakan tahap awal dalam Tahapan penerapan SPM untuk mendapatkan
Menghitung jumlah sarana dan prasarana yang tersedia dan baseline kondisi saat ini dan kemudian updating pada tiap tahunnya
yang masih dibutuhkan dalam penerapan SPM
❖ Sebagai instrumen pelaksanaan pengumpulan data adalah form pengumpulan data pada revisi
lampiran Permendagri 100/2018
❖ Pengumpulan data SPM pekerjaan umum dilakukan oleh dinas yang membidangi air minum dan air
limbah melalui collecting data dari BUMD dan UPTD pengelola Air Minum dan Air Limbah di
daerah, serta sensus ke tiap rumah tangga dengan pengisian instrumen pengumpulan data
❖ Pengumpulan data SPM Perumahan dilakukan oleh dinas yang menangani urusan perumahan
Contoh: Form Pengumpulan Data Air Minum Kabupaten/Kota
Menghitung selisih kebutuhan terhadap ketersediaan sarana ❖ Perhitungan Kebutuhan adalah tahapan selanjutnya setelah
dan/atau prasarana berdasarkan jumlah Rumah Tangga penerima pengumpulan data
layanan SPM
❖ Hasil pengumpulan data menjadi acuan untuk melakukan penghitungan
kebutuhan atau gap kebutuhan yang perlu dilayani
❖ Penghitungan kebutuhan juga memperhatikan jenis pelayanan yang
sesuai untuk lokasi dan kondisi pada wilayah tertentu (contoh:
perkotaan atau perdesaan)
Contoh: Form Perhitungan Kebutuhan Air Limbah Kabupaten/Kota
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Total
PENYUSUNAN RENCANA PEMENUHAN
❖ Program, kegiatan, indikator dan target harus sinkron atau tegak lurus
dengan target nasional
Contoh: Form Rencana Pemenuhan Air Minum Kabupaten/Kota
RENCANA TAHUN ANGGARAN
PROGRAM/KEGIATAN/SUB N+1
JENIS PELAYANAN DASAR INDIKATOR PROGRAM/KEGIATAN/SUB KEGIATAN TARGET SATUAN OPD PELAKSANA
KEGIATAN ALOKASI DANA
LOKASI
(RP)
1 2 3 4 5 6 7 8
Penyediaan Kebutuhan Program Pengelolaan dan Persentase rumah tangga yang mendapatkan akses air minum %
pokok air minum Pengembangan Sistem melalui SPAM jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan
sehari-hari Penyediaan Air Minum terlindungi terhadap seluruh rumah tangga di wilayah
kabupaten/kota
Pengelolaan dan Persentase rumah tangga yang mendapatkan akses air minum %
Pengembangan Sistem melalui SPAM jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan
Penyediaan Air Minum terlindungi terhadap seluruh rumah tangga di wilayah
(SPAM) di Daerah kabupaten/kota
Kabupaten/Kota
Sub kegiatan 1 Indikator Sub Kegiatan 1
Sub kegiatan 2 Indikator Sub Kegiatan 2
Sub kegiatan 3 Indikator Sub Kegiatan 3
dst dst
PENYUSUNAN RENCANA PEMENUHAN
KISI-KISI PENYUSUNAN
3 Rencana Pemenuhan
TARGET CAPAIAN
Sudah Menerbitkan SK TIM Penerapan SPM Belum Menerbitkan SK TIM Penerapan SPM
100
80
60
40
75,06
89,66
83,37
88,25
78,86
92,87
62,47
74,97
75,06
90,41
99,84
92,81
94,07
96,02
95,56
92,87
92,87
97,36
94,13
91,68
78,53
74,91
70,36
85,51
90,31
90,84
92,49
94,16
72,75
91,68
79,56
20
89,5
84,6
86,9
0
• Secara umum, belum ada satu daerahpun yang sudah mencapai universal access air minum (100%) sampai
dengan tahun 2020.
• Meski begitu, beberapa Provinsi telah memiliki capaian diatas 95% (mendekati universal access) di antaranya
Jawa Timur, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat dan yang tertinggi adalah DKI Jakarta dengan capaian 99,84%.
• Provinsi yang memiliki capaian terendah pada tahun 2020 adalah Bengkulu, dengan capaian 62,47%
• Bengkulu dengan demikian menjadi provinsi yang memiliki gap terbesar untuk mencapai pemenuhan SPM air
minum.
ANALISIS CAPAIAN OUTPUT LAYANAN AIR MINUM
Berdasarkan Perencanaan Tahun 2020
Berdasarkan RPJMD Provinsi yang masih berlaku, 29 Provinsi menjadikan SPM dan pelayanan dasar
air minum sebagai prioritas daerah, sebagai bagian dari upaya pencapaian visi misi kepala daerah.
Sedangkan 3 Provinsi tidak menjadikan SPM dan pelayanan dasar air minum sebagai prioritas
daerah.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
Gambaran Pengelolaan Air Minum di
Daerah
Kelembagaan Pengelolaan Air Minum di Provinsi
• Pelaksanaan urusan air minum di daerah dilaksanakan
oleh urusan pekerjaan umum, serta perumahan dan
Kawasan permukiman.
• Meskipun secara kewenangan urusan air minum
menjadi bagian dari urusan pekerjaan umum, namun di
banyak daerah pengelolaan air minum menjadi bagian
dari upaya pemenuhan fasilitas umum (PSU) Kawasan
perumahan.
Fisik/NonFisik • Terdapat 15 sub kegiatan dalam RKPD Provinsi tahun 2021 yang tidak Jaringan Perpipaan
Fisik/Non Jumlah Sub sesuai dengan Kepmendagri Nomor 50-3708 Tahun 2020 dengan Jumlah Sub
Jumlah Pagu JP/BJP Jumlah pagu
Fisik kegiatan Kegiatan
anggaran total sejumlah Rp. 14.073.000.000
Fisik 50 548.795.568.819 JP 33 525.327.501.919
Non Fisik 78 176.980.665.453 BJP 17 23.468.066.900
Total 128 725.776.234.272 • Terdapat 32 sub kegiatan dalam RKPD provinsi tahun 2021 tetapi tidak
ada anggaran yang dicantumkan (Rp. 0)
Gambaran Pengelolaan Air Minum
di Kabupaten/Kota Tahun 2021
Pagu
Jumlah (milyar
Kab/Kota rupiah)
120
Terdapat penurunan jumlah kegiatan di program
100 air minum baik untuk provinsi maupun kab/kota
80 dari tahun 2019 hingga 2021.
60
Salah satu penyebabnya adalah adanya refocusing
40
anggaran sebagai respon dari penangan pandemic
20
Covid-19.
0
2019 2020 2021
Kemungkinan penyebeba lainnya adalah semakin
Jumlah Program Jumlah Kegiatan Jumlah Sub Kegiatan banyaknya daerah yang melakukan penyesuaian
ke Permendagri 90/2019 dan Kepmendagri
Trend Jumlah Program/Kegiatan Air Minum Kab/Kota 2019 - 2021
50/2020 dimana hanya terdapat 1 kegiatan untuk
1200
program air minum dan 1 kegiatan untuk
program air limbah.
1000
800
Seiring penyesuaian dengan Permendagri
90/2019 dan Kepmendagri 50/2020, jumlah
600
kegiatan perlahan akan menjadi sama dengan
400 jumlah provinsi/kab/kotanya.
200
0
2019 2020 2021
-
• Total pagu indikatif air minum provinsi memiliki trend
Pagu 2019 Pagu 2020 Pagu 2021 Pagu 2022 meningkat dari tahun 2019 ke 2022. Trend peningkatannya
Air Minum mencapai lebih dari 75%, yaitu dari total anggaran air
minum provinsi yang hanya sebesar Rp 467,9 Miiar pada
Trend Penganggaran Air Minum dan Air Limbah Kab/Kota 2019, meningkat menjadi Rp. 1,919 Triliun pada 2022.
2019 - 2022
18.000.000.000.000 16.494.920.097.566 • Sedangkan total pagu indikatif air minum di kab/kota dari
16.000.000.000.000 2019 ke 2022 secara trend memang mengalami
14.000.000.000.000
12.000.000.000.000 peningkatan, meski terdapat fluktuasi di dalamnya. Trend
10.000.000.000.000
8.000.000.000.000 7.162.073.445.981 peningkatannya hamper mencapai 60%, yaitu dari total
6.000.000.000.000
3.347.007.111.421
anggaran air minum kab/kota sebesar Rp 7,16 Triliun pada
4.000.000.000.000 2.392.786.994.694
2.000.000.000.000
2019, meningkat menjadi Rp. 16,49 Triliun pada 2022.
-
Pagu 2019 Pagu 2020 Pagu 2021 Pagu 2022
Air Minum
Permasalahan dan Rekomendasi
PERMASALAHAN
1 Perangkat Daerah dan BUMD Air 2 Tingginya NRW dan BUMD Air 3
Kerjasama BUMD dengan
Minum tidak berkoordinasi dalam Minum yang belum FCR
swasta belum terbangun
Menyusun perencanaan kegiatan membuat pelayanan air
dengan baik
tahunan minum belum optimal
1 2 3
Sinkronisasi Rencana Bisnis Perubahan tarif air minum Penguatan akses BUMD
BUMD Air Minum dengan di daerah sesuai dengan Air Minum pada sumber
Rencana Pembangunan Daerah Permendagri No. 21 Th. 2020 pendanaan non-public