Anda di halaman 1dari 54
[MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA Menienbang NOMOR 21 TAHUN 2021 TTENTANG, PEDOMAN PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN ‘SARANA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA (MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA, & bahwa untuk —mengoptlmalkan —peran—sarana perdagangan berupa pasar ralgyat, gudang nonsistem resi gudang, pusat distribusi, pusat promosi produk Uunggulan daerah, dan pusat jajanan kuliner dan cenderamata dalam mendukung kelancaran rus distribusi_barang, perl. mengatur —_pedoman_ ppembangunan dan pengelolaan sarana perdagangen; b. bahwa Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 02 Tahun 2019 tentang Pedoman Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Perdagangan perl dilakukan penyesuaian dengan persturan Perundang-undangan yang —mengatur mengenai enyelenggaraan di bidang perdagangan; © bahwa berdasarkan pertimbangan — sebagaimana imaksud dalam huruf a dan huruf b, serta untule rmelakssnakan ketentuan Pasal 74 ayat (7, Pasel 83 ayat (2), dan Pasal 106 Peraturan Pemerintah Nomor 29 ‘Tahun 2021 temtang Penyelenggaraan Bidang Perdagangan, perl menetapkan Peraturan Menteri Mengingat -2- Perdagangan tentang Pedoman Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Perdagangan; Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republic Indonesia Tahun 1945; Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang, Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik indonesia Nomor 4916}; Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara, Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049}; Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang. Perdagangan (Lembaran Negara Republik Indonesia ‘Tahun 2014 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 5512); Undang-Undang Nomer 23 Tahun 201 tentang. Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republi Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran [Negara Republic Indonesia 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah teralhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubshan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (lembaran Negara Republi Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tammbahan Lembaran [Negara Republik Indonesia Nomor 5679}; ‘Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta ‘Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tabun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republi Indonesia 6573); Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomer 20) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang Perubshan ates Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang 10, 1. v2. 13, <3. Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lemberan [Negara Republik indonesia Tahun 2008 Nomor 78); Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomar 4816); Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang, Tata Cara Poloksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia ‘Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara ‘Republik Indonesia Nomar $823); Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2021 tentang Penyclenggarasn Bidang Perdagangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6641) Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 tentang Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur sebogaimana telah beberapa vali divbah, taralehir dengan Persturan Presiden Nomor 56 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 tentang Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastraksar; Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2012 tentang Cetak Bira Pengembangan Sistem Logistik Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 69); Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2015 tentang Kementerian Perdagangan (Lembaran Negara. Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 90); Peraturan Presiden Nomor 123 Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis Dana Alokasi Khusus Fisike (Lembaran [Negara Republik Indonesia Tabun 2016 Nomor 364); Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfantan, Penghapusan, dan Pemindahtanganan Barang Milk Negara; Menetapkan “4 16. Peraturan Menteri_ Perdagangan Nomor 90/M-DAG/PBR/12/2014 tentang Penstaan dan Pembinaan Gudang (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1987) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 16/M-DAG/PER/3/2016 tentang Perubshan tas Peraturan Menteri_ Perdagangan Nomor 90/M-DAG/PER/12/2014 tentang Penstaan dan Pembinaan Gudang (Berita Negara Republi Indonesia ‘Tahun 2016 Nomor 460), 17, Peraturan —-Menteri_ Perdagangan —-Nommor 80 Tahun 2020 tentang Organisesi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1190}: -MEMUTUSKAN: PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN TENTANG PEDOMAN PRMRANGIINAN DAN PENGRLOLAAN —SARANA PERDAGANGAN. BABI KBTENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1, Perdagangan adalah tatanan kegiatan yang terkait dengan transaksi Barang dan/atau Jasa di dalam negeri ddan melampsui batas wilayah negara dengan tujuan pengalihan hak atas Barong dan/atau Jasa untuk ‘memperoleh imbalan atau kompensasi. 2. Pasar Rakyat adalah tempat usaha yang ditata, dibangun, dan dikelola oleh pemerintah, pemerintah daerah, swasta, badan usaha milik negara, dan/atau Dbadan usiha milik daerah, dapat berupa toka/Ikios, los, ddan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil dan ‘menengah, swadaya masyarakat, atau koperasi serta “3 UMK-M dengan proses jual beli Barang melalui tawar- Gudlang adalah suatu ruangan tidak bergerak yang tertutup dan/atau terbuka dengan tujuan tidak untuk dikunjung) oleh umum, tetapt untule dipakai khusus| sebagai tempat penyimpanan barang yang dapat diperdagangkan dan tidak untuk kebutuhan sendit Gudang Nonsistem Resi Gudang adalah Gudang mili pemerintsh pusat dan/atau pemerintah daerah yang Dersifat tertutup dan diperiukan untuk menjamin| ketersediaan barang kebutuhan pokok, Pusat Distribusi adalah Sarana Perdagangan yang Derfungsi sebagai penyangea persediaan (buffer stock) Darang kebutuban pokok dan barang penting (strategs) untuk menunjang Kelancaran arus distribusi barang, baik antarprovinsi atau antar kabupaten/kota untuk tujuan pasar dalam negeri dan atau pasar Iaar neger. Pusat Distribusi Provinsi adalah Pusat Distribusi yang. berfungsi ochagai penyangga persed (Laffer stock) Darang kebutuhan pokok dan barang penting (stratezis) ‘untuk jaringan distribusi provinsi yang memili jumlah| penduduk, aksesibiitas, daerah konsumen, bersifat kkolektor dan distributer. Pusat Distribusi Regional adalah Pusat Distribusi yang berfungsi sebagai cadlangan penyangga persediaan (buffer stock) barang kebutuhan pokok dan barang penting (strategis) untuk Jaringan distribusi nasional yang ‘memiliki jumlah penduduk, aksesibilitas, daerah onsumen, bersifat kolektor dan distributor, serta dapat ikembangkan menjadi pusat perdagangan antarpula. Pusat Promosi Produk Unggulan Daerah adalah sarana yang ditata, dibangun, dan dikelola oleh pemerintah dan/atau pemerintah provinsi yang berfungsi sebagai rruang pamer dan promosi untuk produ produke ‘unggulan yang dibuat oleh pelaku UMK-M dan/ataw koperasi ali daerah, 10. nL. 13, 14 -6- Pusat Jajanan Kuliner dan Cenderamata adalah tempat vusaha yang ditata, dibangun, dan/atau dikelola oleh ppemerintah, pemerintah daerah, swasta, badan usaha rmilik negara, dan/atau badan usaha milk daerab, yang kegistan utamanya adalah menjual produle-produk makanan dan/atau minuman serta cenderamata Khas, aera setempat. Pembangunan/Revitalisasi Sarana Perdagangan adalah usta untuk melaleukan peningkatan atau pemberdayaan sarana dan prasarana fsik, manajemen, sosial budays, «dan ekonomi atas Sarana Perdagangan, Standar adalah persyaratan teknis atau sesuatu yang. dlibakukan, termasuk tata cara dan metade yang disustin berdasarkan konsensus semua pihak/pemerintah/keputusan intermnasional yang terkait, dengan memperhatikan syarat-syarat Keselamatan, kkeamanan, kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan imu pengetahuan dan teknologi, pengalaman, serta Perkembangen pada ma: datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar- besarnya, Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Pasar Rakyat yang selanjutnya disebut SNI Pasar Rakyat adalah Standar yang diterbitkan oleh Badan Standardisasi Nasional, De Jin Standar Purwarupa Pembengunan/Revitaisasi Pasar Rakyat yang selanjutnya disebut Purwarapa Pasar Rakyat adalah desain standar Pasar Rakyat yang dliterbitkan oleh Kementerian Perdagangan, yang melipui gambar tampak, detail engineering design yang terdiri dari beberapa Komponen seperti gambar arsitektur, system struktur dan sistem konstruksi, dan mekanikal clektrikal, bill of quantity, rencana kerja dan syarat- syarat beserta spesifkasi teknis Dana Tugas Pembantuan adalah dana yang berasal dari langgaran pendapatan dan belanja negara yang dllaksanakan oleh daerah dan desa yang mencaleap, semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan tuges pembantuan, 15, Dana Alokasi Khusus adalah dana yang bersumber dari pendapatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara vyang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan vwntuk membantu mendanai Kegiatan Khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas, nasional 16, Sistem Informasi Pasar Rakyat yang selanjutaya disebut SIPR adalah sistem informasi berbasis website yang disediakcan oleh Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri bagi calon penerima dan penerima Dana Tugas Pembantuan untuk mengajukan —_permohonan, melaporkan pelakesanaan pembangunan /revitalisas fae, serta pemanfaatan Pasar Rakyat berupa aspek administrasi, teknis, dan manajerial 17. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan rasan pemerintahan di bidang perdagangan, Pasal 2 Peraturan Menteri ini bertujuan untuk memberikan pedoman bagi pemerintah pusat, pemerintah daerah, badan usaha mili negara, badan usahe mili dacrah, badan usaha mile desa, koperasi dan/atau swasta dalam melaksanakan pembangunan/revitaisasi dan/atau pengelolaan Sarana Perdagangan, BAB IL PEDOMAN PEMBANGUNAN SARANA PERDAGANGAN ‘agian Kesar Umum Pasal 3 Sarana perdagangan yang diatur dalam ketentuan Peraturan enter! ini terri ata: a. Pasar Rakyat; -8- Gudang Nonsistom Resi Gudang: Pusat Distribusi; Pusat Promosi Produk Unggulan Daerah; dan Pusat Jajanan Kuliner dan Cendramata, ‘untuk mendukung kelancaran rus distribusi barang Pasal 4 (1) Pasar Rakyat sebegsimana dimalcsud dalam Pasal 3 hhuruf a ditata, dibangun, dan dikelola oleh pemerintah usat, pemerintah daerah, badan usaha milk negara, Dbadan usaha mili daerah, koperasi dan/atau swasta, @) Selain ditata, dibangun, dan dikelola oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, badan usaha mil negara, Dadan usaha milk daerah, koperasi dan/atau swasta sebagsimana dimaksud pada ayat (1), Pasar Rakyat dapat dikelola oleh badan usaha lik desa. Pasal 5 (1) Pasar Rakyat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dapat berupa toko/kios, los dan tenda yang. imiliki/dimanfaatkan oleh pedagang kecil dan ‘menengah, dan/atau koperasi serta Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, (2) Selain dapat berupa toko/kios, los dan tenda sebagsimana dimaksud pada ayat (1), Pasar Rakyat dapat berupa hamparan/ dasaran /jongko. Pasal 6 Gudang Nonsistem Resi Gudang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b diklasiikasikan atas 3 (tiga) golongan, yang terdiriatas 44. Gudang Nonsistem Resi Qudang golongan A; b. Gudang Nonsistem Resi Gudang golongan B; dan ¢. Gudang Nonsistem Resi Gudang golongan C. Pasal 7 istribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 hurut fikasikan atas 2 (dus) jenis yang terri atas; Pusat Distrbusi Provinsi; dan Pusat Distribusi Regional Pusat dil Bagian Kedua Kriteria Pembangunan Sarana Perdagangan Paragraf 1 XKriteria Pembangunan Pasar Rakyar Pasal 8 (1) Pasar Rakyat sebagaimana dimakeud dalam Pasal 4 iprioritaskan dibangun dengan berpedoman pada Purwarupa Pasar Rakyat. (2) Purwarupa Pasar Rakyat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tera ata: v Purwarupa Pusur Rakyat utamas atau ». Purwarupa Pasar Rakyat pilihan. (9) Purwarupa Pasar Rakyat utama sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a merupakan Purwarupa Pasar Rakyat yang mem lriteria «a. beroperasi setiap hari; b.memillé jumlah pedagang paling sedikit 300 (tiga tus) orang; lias bangunan paling sedikit 4.400 m2 (empat ribu fempat ratus meter persegil; dan .tuas lahan paling sedikit 10,000 m? (sepuluh rib meter persegi (4) Purwarupa Pasar Rakyat piihan sebagaimana dimakud ada ayat (2) huruf b merupakan Pasar Rakyat yang ikiasifikasikan atas 4 (empat) tipe Pasar Rakyat yang terdiriatas a. Pasar Rakyat tipe A dengan kriteria: 1. beroperasi setiap haris o 2 10- 2, memiliki jumlah pedagang paling sedikit 400 (empat rates) orang; dan 3, memiliki Iuas lahan paling sedikit 5.000 m? (lima bu meter persog b. Pasar Rakyat tipe B dengan kriteria: 1, beroperasi paling sedikit 3 (tiga) hari dalam 1 (aatu) eka; 2, memilikijumlah pedagang paling sedikit 275 (dua ‘ratus tyjuh puluh i a) orang: dan ‘3, memilikiluas lahan paling sedikit 4.000 m? fempat ribu meter perseg) Pasar Rakyat tipe C dengan kriteria: 1. beroperasi paling sedikit 2 (@ua) kali dalamt (satu) eka; 2, memilikijumlah pedagang paling sedikit 200 (dua ratus) orang; dan 3, memiliki las Iahan paling sedikit 9.000 m? (tiga bu meter persegi 4. Pagar Ratyae dpe D cups krteria: 1. beroperasi paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (sata) pekan; 2. memiliki jumish pedagang paling sedikit 100 (seratus) orang: dan 3, memiliki luas Jehan paling sedikit 2.000 a? (dua ribu meter persee Pasal 9 Pasar Rakyat dapat dibangun/direvitaisasi tanpa berpedoman pada Purwarupa Pasar Rakyat sebagaimana imaksud dalam Pasal 8 Pasar Rakyat yang dibangun/direvitalisasi tidak berdasarkan Purwarupa Pasar Rakyat scbaguimana imaksud pada ayat (1) dapat dibangun dengan etentuan: 8. Iuas bangunan paling sedikit 6,000 m? (enam rib meter persegi) ele b. jenis barang yang diperdagangkan tidak terbatas pada barang ebutuhan schari-hari dan/atau omodit tertents; © memilii nila sejarah yang perl dipertahankan; 4. memiltkt sumbangan terhadap produk domestie Druto daeralh; © menyesuaikan dengan budaya dan kebutuhan ruang dagang; {.merupakan Pasar Rakyat yang terdampak bencana ‘alam, Dentana nonslam, kebskaran, dan/atau, konflksosial & sebagsi upaya optimalisasi penyerapan anggaran Dana Tugas Pembantuan; hh, merupakan hasil efisiensi anggsran (refocusing) an atau i, merupakan Pasar Rakyat dengan tematik tertentu, (3) Pembangunan/Revitalisasi Pasar Rakyat dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hurut @ don huruf h hanya dap dilsikulean paling lambat setelah periode triwulan kedua tahun anggaran berjalan Pasal 10 (1) Pasar Rakyat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat ©) dilakukan Pembangunan/Revitalisasi berdasarkan vwsulan perencanaan daerah yang disusun dan/atau ikoordinasikan bersama organisasi perangkat daerah ‘yang membidangi pekerjaan umum daerah setempat. (2) Pembangunan/Revitaisasi Pasar Rakyat sebagaimana ddimaksud pada ayat (1) diprioritaskan tntuke bengunan ‘utama pasar yang meliputi atap, selasar/koridor/gang, tok /kios, los, dan/atau hamparan/dasaran jongko. Pasal 11 Pasar Rakyat sebagsimana dimaksud dalam Pasal 8 dan Pasal 9 harus ilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang paling seit berupa: Kantor pengelola; pe appre 0) @ toile; pos uleur wlangs pes keamanany ruang menyusuis rruang kesehatan; rruang peribadatan; ‘sarana dan akses pemadam kebakaran; tempat parkir, {tempat penampungan sampah sementara sarana pengolahan air limba; ssarana air bersih; dan instalas Hite, Paragral 2 Ikriteria Gudang Nonsistom Rest Gudang Pasal 12 Gudang Nonsistem Resi Gudang golongan A sebagsimana diuukeud dalam Pasal 6 hurat a ‘merupakan Gudang tertutup yang memenuhi kriteria: 4 fuss Tahan antara 100 m? (seratus meter persegi) sampai dengan 1.000 me (seribu meter perseg); 1. kapasitas penyimpanan antara 960m? (tiga ratus| ‘enam puluh meter kubikj eampai dengan 3,600 m (tiga ribu enam ratus meter kui); dan © erlokasi tidak jauh dari sentra _produksi, Pasar Rakyat, pelabuhan laut, dan/atau bandar nudaea, Gudang Nonsistem Resi Gudang gofonganB. sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huraf b ‘merupakan Gudang tertutup yang memenuhi kriteria: 4 luas Ishan antara 1.000 me (seribu meter perscei) ‘sampai dengan 2.900 m (dua ribu lima ratus meter persegi b. kapasitas penyimpanan diatas 3.600 m° (tiga ribu fenam ratus meter eubik) sampai dengan 9,000 m (sembilan ribu meter kubild; dan 13- c berlokast tidak jauh dari sentra produksi, Pasar Rakyat, pelabuban laut, dan/atau bandar udara, ©) Gudang Nonsisiem Resi Gudang golongan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf ‘merupakan Gudang tertutup yang memenuhi kriteria: 8. Tuas Jahan di atas 2.500 m? (dua ribu lima ratus| meter persegis b. kapasitas penyimpanan di atas 9,000 mé (sembilan bu meter kubilj; dan © berlokasi tidak jauh dari sentra produksi, Pasar Rakyat, pelabuhan laut, dan/atau bandar vodara, Paragral 3 Kriteria Pusat istribusi Pasal 13 (1) Pusat Distribusi Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pooal 7 Iuraf a merupakan Musat Disibusi yang ‘memenubi kritera: 8. Tuas lahan paling sedikit 10.000 m* (sepuluh ribu meter perseis D, berlokasi tidak jauh dari pelabuban laut dan/atau bandar udara; dan, © memiliki akses jalan yang memadai ke atau ‘dari daerah kabupaten/kota yang menjadi wilayah layanannya, (2) Pusat Distribust Regional sebagaimana dimakeud dalam Pasal 7 huruf b merupakan Pusat Distribusi yang ‘memenult kritera a luas Jahan paling sedikit 15,000 m* (ima betas riba meter persed >, berlokasi tidak jauh dari pelabuhan laut dan/atau bbandar udara; dan © memilki akses jalan yang memadai ke atau dari rovinsi-provinsi yang menjadi wilayah layanannya.

Anda mungkin juga menyukai