29 September 2022
1
OUTLINE 01 Regulasi Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi
04 REKOMENDASI
2
01
3
REGULASI PENGELOLAAN AIR MINUM DAN
SANITASI
Bumi dan air beserta kekayaan alam di dalamnya Mengatur tentang penerapan
Pasal 33 dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk
UUD 1945 Permendagri SPM air minum dan air limbah
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat Nomor 59 dalam system perencanaan dan
Tahun 2021 pengangaran daerah serta
mekenisme pelaporannya
4
VISI PRESIDEN 2020-2024
“Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri,
dan Berkepribadian, Berlandaskan Gotong Royong”
RPJMN 2020-2024
PN 1 PN 2 PN 3 PN 4 PN 5 PN 6 PN 7
Penguatan Mengembangkan Meningkatkan Membangun Memperkuat Membangun Memperkuat
Ketahanan Wilayah untuk SDM yang Kebudayaan dan Infrastruktur Lingkungan Hidup, Stabilitas
Ekonomi untuk Mengurangi Berkualitas dan Karakter Bangsa untuk Meningkatkan Polhukhankam
Pertumbuhan Kesenjangan dan Berdaya Saing Mendukung Ketahanan Bencana, dan Transformasi
yang Berkualitas Menjamin Pengembangan dan Perubahan Pelayanan Publik
Pemerataan Ekonomi dan Iklim
Pelayanan Dasar
Arah Kebijakan Bidang Air Minum dan Sanitasi masuk dalam Prioritas Nasionasl (PN) 5 RPJMN 2020-2024
5
KEBIJAKAN NASIONAL SEKTOR AIR MINUM
Pemerintah daerah memiliki dokumen Seluruh PDAM dan operator air minum
kebijakan, strategis (Jakstrada),
masterplan (RISPAM), dan menerapakan
tarif air minum yang memadai PDAM memiliki Rencana Pengamanan
Air Minum (RPAM)
6
TARGET RPJMN 2020-2024 BIDANG SANITASI
90% layak 0%
80% penanganan
(termasuk 15% aman) 20% pengurangan
Rumah tangga yang memiliki akses Buang Air Besar Sembarangan Rumah tangga yang memiliki akses
sanitasi layak dan aman (BABS) di Tempat Terbuka sampah terkelola dengan baik
(perkotaan)
Sumber:
*) Susenas KOR, 2021 diolah Bappenas 54.85% Penanganan 25.15% Penanganan
**) Susenas MKP, 2019 diolah Bappenas
7
Amanat Air Minum dan Sanitasi sebagai
Urusan Wajib Pelayanan Dasar
8
TARGET DAN CAPAIAN AIR MINUM NASIONAL
11
PENGELOLAAN PROGRAM SPAM DI DAERAH
Tren Aktivitas Pembangunan Sektor Air Minum Tren Indikasi Anggaran Sektor Air Minum
8.000.000.000.000
3.000
2.505
7.000.000.000.000
2.500
6.000.000.000.000
2.000
1.541 5.000.000.000.000
1.364 1.329
1.500
941 4.000.000.000.000 7.629.966.423.113
6.917.123.613.101
1.000
514 466 500 513 513 3.000.000.000.000
500 2.000.000.000.000 3.836.795.564.983
2.667.988.930.537
- 1.000.000.000.000
2019 2020 2021 2.022
-
2019 2020 2021 2022
Jumlah Program Jumlah Kegiatan Jumlah Sub Kegiatan
Terdapat pengurangan jumlah kegiatan di Program Tren indikasi anggaran sektor air minum
Air Minum untuk provinsi dan kab/kota dari tahun mengalami penurunan dari 2019 ke 2020, karena
2019 hingga 2022 disebabkan semakin banyaknya Pandemi Covid-19. tetapi, setelahnya dari tahun
daerah yang melakukan penyesuaian ke 2020 sampai dengan 2022 anggaran sektor air
Permendagri 90/2019 dan Kepmendagri 50 dimana minum selalu meningkat. Jika dipilah
hanya terdapat 1 kegiatan untuk program air minum. • Tren indikasi anggaran di level provinsi
meningkat sebesar 190% dari 2020 ke 2022
Seiring penyesuaian dengan Permendagri 90/2019 (Rp. 521,452,443,979)
dan Kepmendagri 050, jumlah kegiatan perlahan • Tren indikasi anggaran di level Kab/Kota
akan menjadi sama dengan jumlah meningkat sebesar 155% dari 2020 ke 2022
provinsi/kab/kotanya. (Rp. 3,727,682,238,585)
12
TARGET KINERJA PEMBANGUNAN AIR MINUM
JARINGAN PERPIPAAN TAHUN 2021-2022
sebanyak 1.050.098 SR sebanyak 14.278 Unit sepanjang 198.088 KM sebanyak 523 lokasi
(4) penambahan • Total Indikasi Pagu sebesar • Total Indikasi Pagu • Total Indikasi Pagu (desa/kel)
desa/kelurahan dengan Rp. 7.750.035.303.194,- sebesar Rp. sebesar Rp. • Total Indikasi Pagu
• Target SR nasional tahun 1.349.804.594.423,- 268.290.992.136,- sebesar Rp.
akses air minum, dan (5) 2022 sebanyak 2 juta 255.003.906.465,-
penyusunan dokumen
Sumber: RKPD dalam SIPD, diolah TACT-LG
13
PENCAPAIAN DAN TARGET SANITASI RPJMN 2020 – 2024
Diperlukan dukungan daerah dalam penerapan kebijakan dan strategi percepatan pembangunan sanitasi bagi pencapaian
target RPJMN 2020 – 2024 di daerah dan optimalisasi alokasi pendanaan APBN, APBD, DAK, PHLN, dan sumber pendanaan
lainnya melalui dokumen perencanaan SSK
14
DUKUNGAN DAERAH UNTUK PEMENUHAN
PRIORITAS NASIONAL SEKTOR AIR MINUM
450.000 22
400.000 20
150.000 8 125.674
6 Prioritas kedua diberikan pada sub kegiatan
100.000 5
59.945 4 Operasi dan Pemeliharaan SPAM lintas
50.000 34.825 Kabupaten/Kota (12 Provinsi, Rp. 59 Milyar)
19.600 8.255
- 0
Operasi dan Pembangunan Baru Peningkatan SPAM Penyediaan Lahan Perbaikan SPAM Perluasan SPAM
Pemeliharaan SPAM SPAM Jaringan Jaringan Perpipaan untuk Jaringan Perpipaan Jaringan Perpipaan Sementara dukungan terendah untuk
Lintas Perpipaan Pengembangan pencapaian target akses air minum jaringan
Kabupaten/Kota SPAM Lintas perpipaan terdapat pada sub kegiatan
Kabupaten/Kota Penyediaan Lahanuntuk pengembangan
Pagu Jml_Daerah Sumber: RKPD dalam SIPD KEMENDAGRI
SPAM Lintas Kab./Kota (4 Provinsi, Rp. 19)
15
DUKUNGAN DAERAH UNTUK PEMENUHAN
PRIORITAS NASIONAL SEKTOR AIR MINUM
2,469 Triliun)
368
350
2.500.000,0 2.409.680,1
Prioritas kedua diberikan pada sub kegiatan
300 Peningkatan SPAM jaringan Perpipaan di
2.000.000,0
Kawasan Perdesaan (248 Kab/Kota, Rp.
248 250 1,289 Triliun)
1.500.000,0 200
189 1.289.298,4
Prioritas ketiga diberikan pada sub kegiatan
146 150 Pembangunan SPAM Jaringan Perpipaan di
1.000.000,0 137 136
722.641,4 Kawasan Perkotaan (189 Kab/Kota, Rp.
99 101 100 722,6 Milyar)
381.728,2 448.636,9
500.000,0
280.667,4 50
87.593,3 73.756,5 31
17.316,2 Sementara dukungan terendah untuk
- 0
pencapaian target akses air minum jaringan
Operasi dan PembangunanPembangunan Peningkatan Peningkatan Perbaikan Perbaikan Perluasan Perluasan
Pemeliharaan SPAM SPAM SPAM SPAM SPAM SPAM SPAM SPAM
perpipaan terdapat pada sub kegiatan
SPAM di Jaringan Jaringan Jaringan Jaringan Jaringan Jaringan Jaringan Jaringan Perbaikan SPAM Jaringan Perpipaan di
Kawasan Perpipaan di Perpipaan di Perpipaan di Perpipaan di Perpipaan di Perpipaan di Perpipaan di Perpipaan di Kawasan Perkotaan dan sub kegiatan
Perkotaan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Perluasan SPAM Jaringan Perpipaan di
Perdesaan Perkotaan Perdesaan Perkotaan Perdesaan Perkotaan Perdesaan Perkotaan Kawasan Perkotaan dengan anggaran Rp.
Pagu Jml_Daerah 17 Milyar, terdapat pada 31
Kabupaten/Kota.
Sumber: RKPD dalam SIPD KEMENDAGRI
16
DUKUNGAN DAERAH UNTUK PEMENUHAN
PRIORITAS NASIONAL SEKTOR AIR MINUM
11
17
KOMPOSISI ANGGARAN PROGRAM SPAM 2022
JENIS BELANJA KAB/KOTA PROVINSI TOTAL Rincian Belanja Modal Jalan, Jaringan, dan Irigasi
BELANJA MODAL Rp2.482.518.038.258 Rp362.868.212.348 Rp2.845.386.250.606 57,8%
Belanja Modal Aset Lainnya Rp5.526.648.999 Rp 0 Rp5.526.648.999 0,19%
Belanja Modal Aset Tetap Lainnya Rp3.165.710.450 Rp759.787.000 Rp3.925.497.450 0,14% 51,22%
Belanja Modal Gedung dan Bangunan Rp12.411.169.115 Rp400.000.000 Rp12.811.169.115 0,45%
Belanja Modal Jalan, Jaringan, dan Irigasi Rp2.417.279.569.954 Rp348.466.394.292 Rp2.765.745.964.246 97,20%
Belanja Modal Peralatan dan Mesin Rp41.705.183.140 Rp2.740.662.056 Rp44.445.845.196 1,56%
27,06%
Belanja Modal Tanah Rp2.429.756.600 Rp10.501.369.000 Rp12.931.125.600 0,45%
BELANJA OPERASI Rp1.679.283.582.459 Rp395.426.198.674 Rp2.074.709.781.133 42,2%
21,48%
Belanja Bantuan Sosial Rp38.574.398.976 Rp 0 Rp38.574.398.976 1,86%
0,25%
Belanja Barang dan Jasa Rp1.214.933.751.881 Rp280.420.809.763 Rp1.495.354.561.644 72,08%
Belanja Hibah Rp394.358.999.891 Rp90.739.410.107 Rp485.098.409.998 23,38%
Belanja Pegawai Rp19.516.431.711 Rp7.424.965.000 Rp26.941.396.711 1,30% Belanja Modal Bangunan Air Rp748.276.865.314
Belanja Subsidi Rp11.900.000.000 Rp16.841.013.804 Rp28.741.013.804 1,39% Belanja Modal Instalasi Rp594.046.558.768
TOTAL Rp4.161.801.620.717 Rp758.294.411.022 Rp4.920.096.031.739 100% Belanja Modal Jalan dan Jembatan Rp6.809.888.600
Sumber: RKPD, DPA dalam SIPD KEMENDAGRI, di Olah TACT-LG Belanja Modal Jaringan Rp1.416.612.651.564
• Pada program SPAM, anggaran didominasi oleh Belanja Modal sebesar 57,8%. • Pada kelompok belanja Modal Jalan, Jaringan,
• Untuk Belanja Operasional alokasi anggaran sebesar 42,2% dari total Pagu SPAM. dan Irigasi, alokasi anggaran terbesar digunakan
• Pada Belanja Modal, sebagian besar anggaran dialokasikan untuk Belanja Modal untuk Belanja Modal Jaringan dengan anggaran
Jalan, Jaringan Dan Irigasi (97,2%). Rp1.416.612.651.564 (51,22%).
• Sedangkan pada kelompok Belanja Operasional, alokasi anggaran diprioritaskan • Proporsi anggaran terbesar selanjutnya
pada Belanja Barang Dan Jasa (72,08%) digunakan untuk Belanja Modal Bangunan Air
dengan anggaran Rp. 748.276.865.314 (27,06%)
18
PERUBAHAAN ANGGARAN DARI RKPD KE APBD 2022
RKPD APBD %
Daer
No Sub Kegiatan perubahan
ah Anggaran Anggaran
anggaran
1 Fasilitasi Kerja Sama Pengelolaan SPAM Regional Lintas Kabupaten/Kota 3.740.750.000 2.533.213.866 -32,3%
2 Operasi dan Pemeliharaan SPAM Lintas Kabupaten/Kota 59.944.698.288 61.493.321.590 2,6% • Secara umum terdapat penurunan anggaran dari
P 3 Pembangunan Baru SPAM Jaringan Perpipaan 469.421.501.997 421.783.764.983 -10,1% pagu di RKPD ke alokasi anggaran di APBD.
r 4 Pembentukan Organisasi Pengelola SPAM Lintas Kabupaten/Kota 991.500.000 1.156.930.000 16,7% • Salah satu sub kegiatan yang mengalami
o 5 Pembinaan Teknis SDM dan Kelembagaan Pengelolaan SPAM Provinsi 7.618.141.855 3.007.850.897 -60,5%
pengurangan anggaran terbesar adalah Perbaikan
v 6 Peningkatan SPAM Jaringan Perpipaan 34.825.250.198 103.131.475.655 196,1%
i 7 Penyediaan Lahan untuk Pengembangan SPAM Lintas Kabupaten/Kota 19.600.000.000 6.202.840.000 -68,4%
SPAM Jaringan Perpipaan dari pagu Rp.
n 8 Penyusunan Rencana, Kebijakan, Strategi dan Teknis SPAM 39.606.316.384 38.891.591.615 -1,8% 8.254.500.000 dalam RKPD menjadi
s 9 Perbaikan SPAM Jaringan Perpipaan 8.254.500.000 3.081.794.118 -62,7% 3.081.794.118 dalam alokasi APBD (penurunan
i 10 Perluasan SPAM Jaringan Perpipaan 125.673.982.000 91.087.527.458 -27,5% sebesar -62,7%).
11 Supervisi Pembangunan/Peningkatan/Perluasan/Perbaikan SPAM 21.083.929.100 23.512.239.300 11,5%
12 Survei dan Investigasi untuk Pengembangan SPAM Lintas Kabupaten/Kota 5.893.810.000 2.411.861.540 -59,1%
• Di tingkat kabupaten/kota, sub kegiatan yang
1 Fasilitasi Penyiapan Kerja Sama SPAM 16.588.156.000 6.407.639.858 -61,4% sama juga mengalami penurunan anggaran, dari
2 Operasi dan Pemeliharaan SPAM di Kawasan Perdesaan 80.962.103.372 25.367.263.142 -68,7% Rp. 17.316.246.560 menjadi Rp. 10.466.870.372
3 Operasi dan Pemeliharaan SPAM di Kawasan Perkotaan 87.593.340.417 71.788.200.028 -18,0% (penurunan sebesar 39,6%)
4 Pembangunan Baru SPAM Bukan Jaringan Perpipaan di Kawasan Perdesaan 181.361.021.482 97.000.075.436 -46,5%
• Meskipun terdapat penurunan anggaran di hampIr
5 Pembangunan SPAM Jaringan Perpipaan di Kawasan Perdesaan 2.409.680.052.133 1.250.034.993.660 -48,1%
K
6 Pembangunan SPAM Jaringan Perpipaan di Kawasan Perkotaan 722.641.442.829 349.841.285.332 -51,6% semua sub kegiatan program SPAM, baik di tingkat
a
7 Pembinaan dan Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Kerjasama SPAM 5.526.357.000 4.455.910.000 -19,4% provinsi dan kabupaten/kota, beberapa sub
b
u 8
Pembinaan dan Pengawasan Terhadap Penyelenggaraan SPAM oleh Badan kegiatan terlihat mengalami kenaikan dari RKPD
Usaha Untuk Kebutuhan Sendiri 585.658.800 - -100,0% ke APBD.
p
Pembinaan dan Pengawasan Terhadap Penyelenggaraan SPAM oleh
a 9
Pemerintah Desa dan Kelompok Masyarakat 18.489.589.615 8.767.758.163 -52,6%
• Untuk tingkat Provinsi, sub kegiatan yang
t mengalami kenaikan Pagu antara lain Operasi
10 Pembinaan dan Pengawasan Terhadap Tarif Air Minum 431.946.300 148.235.960 -65,7%
e
n
11 Pengembangan SDM dan Kelembagaan Pengelolaan SPAM 15.385.717.350 12.600.952.906 -18,1% dan Pemeliharaan SPAM lintas Kab/Kota,
12 Peningkatan SPAM Bukan Jaringan Perpipaan di Kawasan Perdesaan 18.471.061.000 11.816.635.000 -36,0% Pembentukan Organisasi Pengelola SPAM Lintas
/
13 Peningkatan SPAM Jaringan Perpipaan di Kawasan Perdesaan 1.289.298.439.103 686.814.875.944 -46,7%
K
14 Peningkatan SPAM Jaringan Perpipaan di Kawasan Perkotaan 381.728.166.417 468.147.342.079 22,6%
Kab/Kota, dan Supervisi
o Pembangunan/Peningkatan/Perluasan SPAM
15 Penyusunan Rencana, Kebijakan, Strategi dan Teknis SPAM 144.792.014.148 75.179.354.788 -48,1%
t
a
16 Perbaikan SPAM Bukan Jaringan Perpipaan di Kawasan Perdesaan 2.670.451.000 1.692.219.000 -36,6% • Untuk tingkat Kabupaten/Kota, sub kegiatan yang
17 Perbaikan SPAM Jaringan Perpipaan di Kawasan Perdesaan 73.756.493.488 35.084.804.072 -52,4% mengalami Kenaikan Pagu yakni Peningkatan
18 Perbaikan SPAM Jaringan Perpipaan di Kawasan Perkotaan 17.316.246.560 10.466.870.372 -39,6%
SPAM JP di Kawasan Perkotaan, Perluasan SPAM
19 Perluasan SPAM Jaringan Perpipaan di Kawasan Perdesaan 448.636.868.166 634.929.600.568 41,5%
20 Perluasan SPAM Jaringan Perpipaan di Kawasan Perkotaan 280.667.428.450 379.425.933.040 35,2% JP di Kawasan Perdesaan, serta Perluasan SPAM
21 Supervisi Pembangunan/Peningkatan/ Perluasan/Perbaikan SPAM 415.281.555.624 31.831.671.369 -92,3% JP di Kawasan perkotaan.
Sumber: RKPD, DPA dalam SIPD KEMENDAGRI, di Olah TACT-LG 19
GAMBARAN PENGELOLAAN SANITASI AIR LIMBAH
Pagu
Pagu (milyar Jumlah
(milyar Jumlah rupiah) Provinsi
rupiah) Provinsi
• Terdapat 21 sub kegiatan dalam Program Pengelolaan • Terdapat 393 sub kegiatan dalam Program Pengelolaan dan
dan Pengembangan Sistem Air Limbah pada RKPD Pengembangan Sistem Air Limbah pada RKPD
provinsi tahun 2021 yang tidak sesuai dengan kabupaten/kota tahun 2021 yang tidak sesuai dengan
Kepmendagri Nomor 50-3708 Tahun 2020 dengan Kepmendagri Nomor 50-3708 Tahun 2020 dengan anggaran
anggaran total sejumlah Rp. 4.914.940.000 total sejumlah Rp. 1.135.662.661.108
• Terdapat 8 sub kegiatan dalam RKPD provinsi tahun • Terdapat 214 sub kegiatan dalam RKPD kabupaten/kota
2021 tetapi tidak ada anggaran yang dicantumkan (Rp. tahun 2021 tetapi tidak ada anggaran yang dicantumkan
0) (Rp. 0)
20
PERBANDINGAN PAGU SANITASI
TAHUN 2021 DAN 2022
Data Perbandingan RKPD Tahun 2021 dan 2022
16.000.000.000
14.000.000.000
12.000.000.000
10.000.000.000
8.000.000.000
6.000.000.000
4.000.000.000
2.000.000.000
-
Rata-rata Pagu Air Limbah Domestik Rata-rata Pagu Persampahan
Tahun 2021 Tahun 2022
Sumber Data: RKPD dalam SIPD Kemendagri (diolah)
❑ Alokasi total anggaran dalam RKPD pada Tahun 2022 untuk sektor sanitasi secara keseluruhan meningkat dibandingkan Tahun 2021, yaitu sebesar Rp. 304.305.973.000 dengan rata-rata total pagu
pada tahun 2021 adalah Rp. 19.327.142.000 dan Tahun 2022 sebesar Rp. 22.501.486.000, dengan rata-rata alokasi untuk air limbah domestik adalah Rp. 5.968.825.000 dan Tahun 2022 sebesar Rp.
8.336.815.000 sedangkan untuk persampahan pada Tahun 2021 adalah Rp. 13.358.317.000 dan Tahun 2022 sebesar Rp. 14.164.670.000.
❑ Komitmen pemerintah daerah terhadap perencanaan dan penganggaran sanitasi sudah meningkat, namun untuk memenuhi gap kebutuhan akses sanitasi aman masih harus diupayakan untuk
ditingkatkan kembali, di antaranya mengoptimalkan sumber-sumebr pendanaan lain di luar APBD
21
03
22
Komitmen Kepala Daerah masih sangat beragam dalam
1 menyikapi pembangunan air minum dan sanitasi
7 Tantangan 4
Peran dan fungsi Pokja masih belum optimal dalam melakukan
koordinasi pembangunan air minum dan sanitasi
Pembangunan
Air Minum dan Lembaga operator layanan air minum dan sanitasi di daerah
5
Sanitasi belum mencerminkan beban target dan pencapaian kinerja
pembangunan sanitasi
di Daerah
Infrastruktur air minum dan sanitasi yang terbangun di daerah
6
masih ada yang belum dimanfaatkan dan dikelola dengan baik
23
Peran Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam
Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Memutakhirkan dan meningkatkan 1
Kualitas Dokumen Perencanaan Strategis Dukungan Regulasi dan Kelembagaan di
a. Melakukan pembaharuan dan penyamaan
3
Daerah
persepsi terkait baseline data, target dan a. Mendorong kelengkapan regulasi dan
capaian akses kebijakan daerah yang memadai
b. Pemutakhiran dan Implementasi dokumen b. Mendorong penciptaan lembaga operator
perencanaan strategis RPJMN
yang handal
2020-2024
c. Kedalaman pemetaan dan analisis
rekomendasi perbaikan pembangunan Mengoptimalisasi Pendanaan 4
d. Kebijakan Pembangunan PPAS dan Program
Mobilisasi sumber-sumber
Kegiatan yang dapat diimplementasikan
pendanaan melalui APBD, APBN, DAK,
dalam dokrenda dan keuda.
Bantuan Keuangan, CSR, Hibah,
Kerjasama daerah, dana desa, KPBU
(Kerjasama Pemerintah dengan Badan
2 Usaha), dan lain-lain
Memperkuat Peran Pokja
a. Meningkatkan koordinasi dan sinergi Merealisasikan Keberlanjutan 5
antar perangkat daerah
Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
b. Membentuk kelembagaan Pokja dengan
a. Mempercepat penyiapan readiness kriteria
tugas dan fungsi serta kinerja yang
(lahan, administrasi dan studi perencanaan)
terukur dalam pembangunan PPAS
b. Memelihara dan membina infrastruktur
c. Komitmen dalam mencapai target akses
terbangun secara berkelanjutan
PPAS layak, aman dan berkelanjutan.
c. Melibatkan peran masyarakat dalam kegiatan
sektor air minum dan sanitasi (melalui edukasi
dan sosialisasi)
24
04
REKOMENDASI
25
6 STRATEGI KEBERLANJUTAN PEMENUHAN AIR MINUM
DAN SANITASI
1. Peningkatan Kualitas dan Sinkronisasi Dokumen 6. Fasilitasi BUMD pemberi layanan bidang air
Perencanaan minum dan sanitasi untuk berkerjasama
a. Penyusunan dokumen perencanaan daerah, dengan swasta
rencana aksi dan jakstrada bidang air minum
dan sanitasi lain 5. Kolaborasi yang efektif antar
b. Sinkronisasi pembangunan antar urusan di stakeholder di bidang air minum dan
provinsi sanitasi
c. Sinkronisasi antar dokumen perencanaan
daerah provinsi dan kab/kota serta antar
kab/kota di wilayahnya 4. Optimalisasi dan penguatan peran
d. Integrasi program prioritas nasional dalam serta masyarakat
dokumen perencanaan daerah a. Penyadaran publik
2. Dukungan Regulasi b. Peran masyarakat dalam
a. Mendorong percepatan pelaksanaan SPM perencanaan
bidang perumahan, air minum dan air limbah c. Pembinaan kelompok masyarakat
b. Penetapan tarif layanan seperti pada air penyedia layanan bidang air
minum dan air limbah minum dan sanitasi
c. Kebijakan terkait dengan pengalolaan aset
3. Optimalisasi Pembiayaan
Mobilisasi sumber-sumber pembiayaan melalui DAK,
CSR, Hibah, Kerjasama daerah, dana desa, KPBU
(Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha), dan lain-
lain
26
REKOMENDASI SEKTOR
AIR MINUM
27
REKOMENDASI SEKTOR
SANITASI
Kebijakan
pengelolaan sanitasi kepala daerah karakteristik & kebutuhan masyarakat pola pendanaan
daerah
a. meningkatkan a. membentuk dan a. meningkatkan pemberian a. meningkatkan program a. menerbitkan skema dan
keberfungsian organisasi memastikan pelaksanaan bimbingan teknis secara reguler; PHBS dan Stop Buang Air mekanisme bantuan
perangkat daerah; produk hukum daerah b. meningkatkan koordinasi Besar (BABS) di seluruh keuangan;
b. meningkatkan tata kelola terkait ALD dan Sampah; perencanaan tata ruang dengan desa dan kelurahan; b. menyusun pola subsidi
pembangunan sanitasi;
organisasi melalui b. menetapkan dan b. memperkuat mekanisme yang tepat;
c. menerapkan konsep pemulihan
kegiatan pelatihan menerapkan mekanisme dan pemantauan secara c. membentuk sistem
sumber daya dan ekonomi
dan/atau bimbingan insentif dan/atau sirkular; terjadwal pembiayaan yang inovatif;
teknis; menyediakan subsidi; d. mensosialisasikan pedoman teknis c. memperkuat pendekatan d. memfasilitasi kerja sama
c. meningkatkan c. menetapkan tarif retribusi pengelolaan ALD dan Sampah di dan keberlanjutan STBM; dengan pihak lain;
Strategi
keberfungsian lembaga layanan pengelolaan ALD tingkat operator; d. melakukan kampanye e. menciptakan wirausaha
operator sesuai rantai dan Sampah e. membangun infrastruktur dengan pengurangan sampah. sanitasi
layanan sanitasi; d. memberikan kemudahan menggunakan pendekatan
d. meningkatkan pembinaan dalam pemenuhan bertahap dan pertimbangan
dan pengawasan layanan dan akses bagi kebutuhan total biaya;
kelembagaan masyarakat miskin; f. meningkatkan kapasitas dan
keberfungsian utilitas infrastruktur
e. menerapkan pola
terbangun;
pembelajaran horisontal
g. memanfaatan sistem berbasis
antar kepala daerah. teknologi informasi untuk data dan
monev. 28
TERIMA KASIH
29
DUKUNGAN PENERAPAN TARIF AIR MINUM YANG MEMADAI
(PERSENTASE PDAM DENGAN TARIF FCR (100%)
1. KEMENDAGRI 3. KABUPATEN/KOTA
Menerbitkan Perda/Perbup
Permendagri 21 Tahun 2020 agar
tentang tarif atas/bawah
Provinsi menyusun Perda/Pergub
air minum yang diberlakukan
tarif atas/bawah air minum
kepada BUMD/PDAM
2. PROVINSI 4. BUMD/PDAM
Menerbitkan Perda/Pergub agar Tercapainya
Menerapkan Perda tarif
Kab/Kota menetapkan tarif
atas/bawah air minum
Full Cost Recovery (FCR)
atas/bawah air minum
30
Sumber Pendanaan
untuk Meningkatkan Akses Air Minum dan Sanitasi
1 5
APBD Provinsi
Dana Transfer berupa DAK, Kerjasama
Dana Bagi Hasil, Dana Desa; daerah
2 4
APBD Kab/Kota
Kerjasama Pemerintah dengan Dana Otsus, Dana Khusus
Badan Usaha, Hibah, Program berupa Dana Bantuan
Tanggung jawab Sosial Operasional Sekolah,
Perusahaan; Progra, Keluarga Harapan;
3
Sumber lainnya yang sah
dan tidak mengikat, seperti:
BAZNAS, ZISWAF
31
STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN INVESTASI AIR MINUM
DAN SANITASI AMAN
Rumah 4
PDAM
Tangga
6
RT membayar iuran
Contoh
2 3 1
Skema
Pengajuan Kredit Daftar MoU /
Pembiayaan Mikro/Pembiayaan Kerjasama
pelanggan
Mikro Kredit Pemasangan Sambungan disetujui
Air Minum
Memasang
sambungan air BPR/S
minum (SR) ke RT 5 RT membayar cicilan kredit /
pembiayaan (sekaligus membayar iuran
jika ada kesepakatan BPR/S dgn PDAM)
32
Pe ra n Po k j a M e n d o ro n g Te rl a ks a n a n ya
P r i n s i p Pe n t i n g Pe m b a n g u n a n
Pe ru m a h a n , A i r m i nu m , d a n S a n i t a s i
KOMPREHENSIF SINERGITAS
Pembangunan Perumahan, Air Minum,
Pembangunan perumahan, air minum,
dan Sanitasi dilakukan secara bersama-
dan sanitasi dilakukan dalam ruang
sama oleh pusat, daerah, serta
lingkup yang meliputi seluruh aspek
stakeholders non-pemerintah lainnya
teknis maupun non-teknis.
melalui kesatuan pendekatan
pembangunan yang utuh.
KOMITMEN BERKELANJUTAN
Komitmen yang kuat dari tokoh kunci Pembangunan perumahan, air minum,
pemangku kepentingan/Kepala daerah dan sanitasi dirancang terus menerus
sangat dibutuhkan pada implementasi untuk dilakukan hingga seluruh warga
pembangunan perumahan, air minum, masyarakat di Indonesia mendapatkan
dan sanitasi. akses sesuai target pembangunan. 33
K E L E M BA GA A N P O K J A B E R P E R A N
OPTIMAL BILAMANA: KETERLIBATAN PERANGKAT DAERAH
• Keterlibatan PD dalam Pokja sudah berdasarkan analisis kelembagaan dan ketepatan
PERANGKAT DAERAH (PD) perangkat daerah yang membidangi perumahan, air minum, dan sanitasi (ALD,
Sampah) sesuai Perda Perangkat Daerah yang mengacu pada PP. 18/2016 tentang
• Keterlibatan perangkat daerah pada Pokja Perangkat Daerah.
• Perangkat Daerah yang terlibat/tergabung dalam Pokja mencerminkan pelaksanaan
• Perangkat Daerah pada Pokja mencerminkan pelaksanaan koordinasi koordinasi lintas sektor yang dapat melakukan pendekatan pembangunan sanitasi
lintas sektor yang dapat melakukan pendekatan multi aspek. yang multi aspek (teknis, regulasi, kelembagaan, perencanaan, pendanaan,
penyadaran dan perubahan perilaku masyarakat, kampanye, informasi komunikasi,
advokasi, pengarusutamaan desa).
TUGAS DAN FUNGSI POKJA
PEMASTIAN TUGAS DAN FUNGSI POKJA
• Tugas dan fungsi Pokja yang terdapat dalam Surat Keputusan Kepala
Daerah mencakup seluruh koordinasi pelaksanaan perumahan, air minum, • Pemastian tugas dan fungsi Pokja yang terdapat dalam Surat Keputusan Kepala
Daerah mencakup seluruh koordinasi pelaksanaan pembangunan perumahan, air
dan sanitasi (ALD, Sampah). minum, dan sanitasi (ALD, Sampah) yang telah digariskan dalam prioritas nasional.
34
Tugas Penting Pokja dalam mengawal Pelaksanaan
Pembangunan Perumahan, Air Minum, dan Sanitasi
1 2
Memastikan adanya prioritas daerah
Tersedianya dokumen perencanaan Strategis
dalam pencapaian Target
(SSK, RSP, RISPAL,RISPAM, PERUMAHAN)
Pembangunan Sanitasi
3 4
Pengawalan pada RAKORTEK Internalisasi/Integrasi muatan perencanaan
sebagai bagian dari proses sinkronisasi strategis dalam dokumen perencanaan
dan harmonisasi pusat dan daerah daerah dan keuangan daerah
untuk mencapai target pembangunan. (RPJPD, RPJMD, RKPD dan APBD)
5
Pengawalan pada proses musrenbang
mulai dari Desa hingga Provinsi.
35
Fungsi Penting Pokja
Tahap I (Persiapan)
a. Sosialisasi program Perumahan, Air Minum, Sanitasi
1. KOORDINASI b. Persiapan Pelaksanaan Program
Tahap II (Pelaksanaan)
2. ADVOKASI a. Koordinasi pelaksanaan program perumahan, air minum, sanitasi
b. Peningkatan kapasitas oleh provinsi kepada kabupaten/kota
c. Pendampingan provinsi ke kabupaten/kota
3. ADVISORI d. Penyusunan/Pemutakhiran/ Pemantauan dokumen perencanaan
perumahan, air minum, dan sanitasi.
e. Sinergi pendanaan sanitasi untuk mengatasi gap pendanaan
4. FASILITASI f. Advokasi implementasi pembangunan PPAS
36
P E N C A PA I A N P O K J A DA L A M M E N D O R O N G S P M
M E L A LU I P E R E N C A N A A N S T R AT E G I S B I D A N G
P E R U M A H A N , A I R M I N U M , D A N S A N I TA S I
PENERAPAN SPM SESUAI PASAL 11 AYAT 2, PP NO. 2 /2018 TENTANG SPM
PENGHITUNGAN PENYUSUNAN
PENGUMPULAN RENCANA PELAKSANAAN
KEBUTUHAN PEMENUHAN PEMENUHAN
DATA PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBUTUHAN DASAR
PELAYANAN DASAR LAYANAN DASAR