Anda di halaman 1dari 13

KEBIJAKAN SINKRONISASI PEMBANGUNAN AIR MINUM

DALAM RENCANA JANGKA PANJANG PUSAT-DAERAH

Disampaikan oleh:
Dr. Dra. Hj. Erliani Budi Lestari, M.Si
Direktur SUPD II, Ditjen Bina Pembangunan Daerah
Kementerian Dalam Negeri
OUTLINE
1. Dasar Hukum Pembinaan Sektor Air Minum
2. Capaian Air Minum Layak 2009-2022
3. Potret Kinerja BUMD Air Minum sampai 2022
4. Model Sinkronisasi Target Pembangunan Pusat-
Daerah
5. Hubungan antar Dokumen perencanaan
6. Muatan dan Hubungan RPJN dan RPJPD
7. Penyelarasan antara RPJPN dan RPJPD
8. Poin-Poin Penting Sektor Air Minum dalam
Penyusunan RPJPD

2
DASAR HUKUM PEMBINAAN SEKTOR AIR MINUM

Undang-Undang Air minum menjadi urusan


No.23 Tahun 2014 Perpres 18 Tahun
tentang
pemerintahan konkuren yang 2020 tentang
Air minum menjadi bagian dari
Pemerintahan dilaksanakan bersama oleh seluruh RPJMN 2020-2024 prioritas nasional
Daerah tingkatan pemerintahan

PP No. 2 Tahun 2018, Air minum menjadi bagian dari standar Permendagri
Tentang Standar pelayanan minimal dengan mutu dan tentang Pedoman
SPM air minum menjadi prioritas
Pelayanan Minimal kualitas yang ditentukan RKPD pembangunan dalam RKPD 2023

Mengatur teknis implementasi SPM air


Permendagri 59/2021 Permendagri 70 Perencanaan dan Penganggaran
Tentang Penerapan minum mulai dari pengumpulan data, Tahun 2019 tentang
SPM penghitungan kebutuhan, SIPD SPM dilakukan dalam SIPD
pelaksanaan, monev dan pelaporan

Permen Teknis Permendagri 90 Mengatur tentang kodefikasi dan


Tentang Standar Mutu Mengatur detail standar mutu layanan Tahun 2019 tentang
SPM SPM air minum serta strategi Klasifikasi,
nomenklatur program, kegiatan dan
(Permen PUPR nomor pemenuhan standar mutu Kodefikasi dan sub kegiatan terkait SPM air minum
29 Tahun 2019) Nomenklatur serta akun belanjanya

3
CAPAIAN AIR MINUM LAYAK 2009-2022

91.05
90.78
90.21
89.27
73.68
72.04
71.14
70.97
68.38
67.93
64.87
63.59
47.71

44.19

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

▪ Capaian akses air minum layak di Indonesia (secara nasional) dalam jangka panjang memperlihatkan tren yang meningkat. Pada
periode RPJMN 2009-2014, akses air minum layak berhasil meningkat dari hanya 48% menjadi 68%.
▪ Sementara pada periode RPJMN 2015-2019, akses air minum layak nasional berhasil meningkat dari 71% menjadi 89%. Sampai
dengan 2022, akses air minum layak nasional kembali meningkat menyentuh angka 91%.
▪ Target universal access (100%) air minum layak di tahun 2024 bisa jadi tidak terrealisasi, mengingat gap yang ada masih 9% dan
harus dipenuhi dalam sisa waktu 2 tahun. Meski begitu, capaian di atas 90% harus diapresiasi. Indonesia pun harus optimis untuk
mulai mengalihkan fokus pada peningkatan akses air minum aman dalam skema pembangunan jangka Panjang 2025-2045.

4
POTRET KINERJA BUMD AIR MINUM

Kinerja BUMD Air Minum s.d. 2022 Status FCR dan Non FCR BUMD Air Minum

50

143
101
238 246

Sehat Kurang Sehat Sakit FCR NonFCR

▪ Sampai dengan 2022, mayoritas BUMD air minum yakni sebanyak 238 (61%) berhasil mencapai status kinerja SEHAT.
Sebanyak 101 (26%) BUMD air minum lainnya masih terbilang kurang baik dan menyandang status KURANG SEHAT.
Sedangkan sisanya sebanyak 50 (13%) BUMD air minum berkinerja buruk dan menyandang status SAKIT.
▪ Kinerja BUMD air minum tersebut ternyata tidak berbanding lurus dengan status full cost recovery (FCR) yang
disandangnya. Artinya, tidak semua BUMD yang SEHAT secara otomatis berstatus FCR. Faktanya, hanya sebanyak
143 (37%) BUMD air minum yang sampai 2022 berhasil berstatus FCR. Selebihnya, mayoritas BUMD air minum yakni
sebanyak 246 (63%) masih menyandang status Non-FCR.

5
Model Sinkronisasi Target Pembangunan
Pusat dan Daerah

Pemerintah pusat merumuskan SINKRONISASI


prioritas pembangunan nasional
Target Nasional
serta prioritas pembangunan
(10) Sinkronisasi pada aspek
sectoral urusan pemerintahan
perencanaan pembangunan antar
tingkatan pemerintahan, antar
Pemerintah provinsi merumuskan
daerah, dan antar dokumen
prioritas pembangunan daerah perencanaan
Target Prov Target Prov Target Prov sebagai bentuk dukungan
(3) (2) (5) ❑ Sinergi dan sinkronisasi menjadi
pencapaian visi dan misi gubernur
dan berkontribusi pada pencapaian kunci pencapaian target nasional.
target nasional ❑ Pemenuhan target nasional
ditentukan oleh seberapa besar
dukungan pemerintah daerah.
Target Kab Target Kota ❑ Capaian target nasional pada
(1,5) (1,5) Pemerintah kab/kota merumuskan prioritas dasarnya adalah akumulasi dari
pembangunan daerah sebagai bentuk
dukungan pencapaian visi dan misi capaian target di masing masing
bupati/walikota serta berkontribusi pada daerah
pencapaian target nasional dan provinsi

6
Hubungan antar Dokumen Perencanaan
Pusat dan Daerah

20 TAHUN 5 TAHUN 1 TAHUN

PEDOMAN DIJABARKAN
❑ Perencanaan pembangunan RPJPN RPJMN RKP PEDOMAN RAPBN
baik di pusat ataupun daerah
PEDOMAN DIACU

DIPEDOMANI
DIPEDOMANI

DIPEDOMANI
merupakan satu kesatuan
perencanaan nasional. RENSTRA PEDOMAN RENJA
K/L K/L
❑ Target pembangunan di
RPJPD PEDOMAN RPJMD RKPD RAPBD
tingkat pusat menjadi acuan DIPEDOMANI PEDOMAN
PROV PROV PROV PROV
bagi pemerintah daerah dalam
PEDOMAN DIACU

DIPEDOMANI
menentukan target kinerja

DIPEDOMANI

DIPEDOMANI
sesuai kewenangannya. RENSTRA PEDOMAN RENJA
SKPD PROV SKPD PROV

❑ Sinkronisasi kebijakan, sasaran


sampai dengan target PEDOMAN RKPD RAPBD
RPJPD RPJMD DIPEDOMANI PEDOMAN
indikator kegiatan antar level K/K K/K K/K K/K
pemerintahan perlu dilakukan PEDOMAN DIACU
sehingga terlihat saling dukung RENJA
RENSTRA PEDOMAN
antara daerah dan pusat. SKPD K/K SKPD K/K

7
Muatan dan Hubungan RPJPN dan RPJPD

RPJPN RPJPD

1 • Pendahuluan
1 • Pendahuluan
2 • Gambaran Umum Kondisi Daerah
2 • Kondisi Umum
• Permasalahan dan Isu Strategis
3
• Visi dan Misi Pembangunan Daerah
3
Nasional 4 • Visi dan Misi Daerah
4 • Arah, Tahapan dan Prioritas • Arah Kebijakan dan Sasaran Pokok
5
daerah
5 • Penutup
6 • Penutup

Muatan utama RPJPN dan RPJPD memiliki banyak kesamaan/keterhubungan. Kedua dokumen jangka Panjang ini sangat
bisa diselaraskan. Dengan begitu, dukungan pemerintah daerah melalui RPJPD dalam memenuhi target RPJPN
semestinya dapat dipetakan dan ditemukan keselarasannya sejak awal.

8
Penyelarasan Permasalahan dan Isu Strategis
RPJPN dan RPJPD

RPJPN RPJPD

2 • Kondisi Umum • Permasalahan dan Isu Strategis


3
Daerah
4 • Arah, Tahapan dan Prioritas

▪ Pada sektor air minum, diperlukan pengelompokan masalah yang menjadi acuan bagi pemerintah daerah untuk
merumuskan permasalahan pembangunan (seperti permasalahan kelembagaan, teknis operasional, kebijakan, SDM,
Pendanaan, dll). Pengelompokan masalah ini mengacu pada arah, kebijakan dan prioritas RPJPN pada sektor
tersebut.
▪ Pengelompokan masalah juga didetailkan menurut daerah (provinsi dan kabupaten/kota) sehingga pemerintah
daerah dapat melihat penilaian pusat terhadap kinerja pengelolaan air minum, sanitasi dan persampahan untuk
daerah masing masing.
▪ Pemerintah daerah merumuskan permasalahan daerah berdasarkan inventarisasi dari Pusat dan hasil analisis
kesenjangan (gap analysis) antara target dan realisasi.
▪ Rumusan isu strategis dalam RPJPN yang terkait sektor air minum, sanitasi dan persampahan menjadi pedoman bagi
pemerintah daerah untuk melakukan analisis isu strategis nasional dan internasional

9
Penyelarasan Visi dan Misi RPJPN dan RPJPD

RPJPN RPJPD

• Visi dan Misi Pembangunan


3 4 • Visi dan Misi Daerah
Nasional

▪ Arah dan prioritas pembangunan jangka Panjang dalam RPJPN, khususnya untuk sektor air minum, dikembangkan
dengan memuat arah dan prioritas pembangunan jangka Panjang yang dibagi menurut regional/menurut provinsi.
▪ Arah dan prioritas pembangunan menurut regional/provinsi tersebut menjadi acuan bagi pemerintah daerah untuk
merumuskan visi dan misi RPJPD.
▪ Rumusan visi dan misi pembangunan nasional jangka Panjang disusun dengan mempertimbangkan permasalahan
dan isu strategis daerah.

10
Penyelarasan Arah Kebijakan dan Sasaran Pokok
RPJPN dan RPJPD

RPJPN RPJPD

4 • Arah, Tahapan dan Prioritas • Arah Kebijakan dan Sasaran Pokok


5
daerah

▪ Arah kebijakan dalam RPJPD mengacu pada pentahapan dan skala prioritas dalam RPJPN.
▪ Terkat sektor air minum, sanitasi dan persampahan dibutuhkan prioritas pembangunan lima tahunan dan lokus
prioritas yang akan menjadi acuan bagi daerah untuk merumuskan sasaran pokok per periode sesuai arah kebijakan
RPJPD.
▪ Kebutuhan dukungan daerah untuk mencapai target jangka Panjang sektor air minum, sanitasi dan persampahan
dirumuskan dalam bentuk indikator dan target, untuk selanjutnya dirujuk oleh pemerintah daerah dalam
merumuskan indikator dan target sasaran pokok RPJPD.
▪ Kemendagri, Bappenas dan K/L terkait mengawal internalisasi indikator kinerja air minum, sanitasi dan
persampahan ke dalam sasaran pokok pembangunan daerah dalam dokumen RPJPD

11
POIN-POIN PENTING SEKTOR AIR MINUM
DALAM PENYUSUNAN RPJPD
Pemenuhan akses air minum layak dan aman harus menjadi prioritas pembangunan daerah
dalam RPJPD, RPJMD, dan dalam Penyusunan rencana dan anggaran tiap tahunnya sebagai
bagian integral pemenuhan SPM Air Minum.

Perlu dilakukan Sinkronisasi dokumen perencanaan jangka Panjang antara pusat dan daerah dan
sinkronisasi antara dokumen jangka Panjang di daerah dengan rencana jangka menengah,
tahunan, dan dokumen anggarannya, dengan menyelaraskan indikator pembangunan dan
targetnya.

Daerah perlu memfokuskan pada pemenuhan akses air minum aman sebagai bagian dari
sasaran pokok RPJPD 2025-2045.

Pemerintah pusat dan daerah perlu mengoptimalkan seluruh potensi sumber Pendanaan
Pemerintah dan Swasta dalam memastikan pemenuhan akses air minum bagi masyarakat.

Pemerintah daerah perlu meningkatkan kapasitas BUMD air minum dalam mengoperasikan dan
memenuhi akses bagi masyarakat dengan mengoptimalkan inovasi teknologi dan
memperhatikan kelestarian lingkungan.

12
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai