Anda di halaman 1dari 46

STANDAR PELAYANAN PUBLIK

DIREKTORAT PENGAWASAN KOSMETIK


KEPUTUSAN
DIREKTUR PENGAWASAN KOSMETIK
NOMOR : HK.02.02.44.441.05.22.37
TENTANG

STANDAR PELAYANAN PUBLIK


DIREKTORAT PENGAWASAN KOSMETIK

DIREKTUR PENGAWASAN KOSMETIK

Menimbang : 1. bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam Peraturan Badan Pengawas Obat Dan
Makanan Nomor 26 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha
Terintegrasi Secara Elektronik Sektor Obat dan Makanan, Peraturan Badan
Pengawas Obat dan Makanan Nomor 27 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan
Publik di Lingkungan Badan POM serta Peraturan Badan Pengawas Obat dan
Makanan Nomor 10 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk pada
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Obat dan Makanan;
2. bahwa dengan memanfaatkan hasil masukan hasil survey kepuasan masyarakat
dan pengaduan masyarakat terhadap pelayanan publik di Direktorat Pengawasan
Kosmetik dan sebagai upaya perbaikan dan peningkatan pelayanan publik
berkelanjutan;
3. berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf 1 dan 2 perlu
menetapkan Keputusan Direktur Pengawasan Kosmetik tentang Standar Pelayanan
Publik Direktorat Pengawasan Kosmetik.
Mengingat : 1. Undang- Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja;
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan
Berusaha Berbasis Risiko;
4. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 2017 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Badan Pengawas Obat dan
Makanan;
5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI
Nomor 15 Tahun 2014 tentang Pedoman Standar Pelayanan;
6. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 10 Tahun 2021 tentang
Standar Kegiatan Usaha dan Produk Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha
Berbasis Risiko Sektor Obat dan Makanan;
7. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan No. 26 tahun 2018 tentang
Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik Sektor Obat dan
Makanan;
8. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan No. 27 Tahun 2018 tentang Standar
Pelayanan Publik di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan;

ii | Standar Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Kosmetik


MEMUTUSKAN

Menetapkan : STANDAR PELAYANAN PUBLIK DIREKTORAT PENGAWASAN


KOSMETIK

Pertama : 1) Standar Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Kosmetik memuat Latar


Belakang, Tujuan dan Sasaran Standar Pelayanan, Ruang Lingkup Pelayanan,
Ketentuan Umum dan Penyelenggaraan Pelayanan sesuai dengan tugas dan
fungsi Direktorat Pengawasan Kosmetik dalam rangka mencapai sasaran
BPOM.
2) Standar Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Kosmetik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berfungsi sebagai:
a. Acuan bagi setiap petugas pelayanan di lingkungan Direktorat Pengawasan
Kosmetik dalam melaksanakan pelayanan publik;
b. Acuan dan petunjuk teknis bagi pelaku usaha dalam melakukan pengajuan
permohonan layanan publik di Direktorat Pengawasan Kosmetik

Kedua : Standar Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Kosmetik tercantum dalam


Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini.

Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan keputusan ini akan dilakukan
perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 30 Mei 2022
Direktur Pengawasan Kosmetik

Drs. Arustiyono, Apt, MPH

iii | Standar Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Kosmetik


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang atas berkat, rahmat dan
izin-Nya sehingga Standar Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Kosmetik dapat terselesaikan
dengan baik yang nantinya merupakan acuan dan petunjuk teknis bagi pelaku usaha dalam melakukan
pengajuan permohonan layanan di Direktorat Pengawasan Kosmetik. Selain itu, standar pelayanan ini
juga bermanfaat bagi petugas pelayanan dalam melakukan penilaian pelayanan publik di Direktorat
Pengawasan Kosmetik.

Penyusunan Standar Pelayanan Publik ini merupakan pembaharuan dan Standar Pelayanan Direktorat
Pengawasan Kosmetik yang telah dibuat di tahun 2021, dengan telah mengikutsertakan masyarakat yang
mewakili berbagai unsur dan profesi antara lain: tokoh masyarakat, akademisi, dunia usaha, dan
lembaga swadaya masyarakat serta memanfaatkan masukan hasil survey kepuasan masyarakat (SKM)
dan pengaduan masyarakat. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pelayanan publik
yang berkesinambunga.

Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dari awal sampai akhir proses
tersusunnya Standar Pelayanan Publik di Direktorat Pengawasan Kosmetik, dan diharapkan dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan penuh dengan tanggung jawab untuk peningkatan mutu
pelayanan Direktorat Pengawasan Kosmetik.

Jakarta, 30 Mei 2022


Direktur Pengawasan Kosmetik

Drs. Arustiyono, Apt., MPH

iv | Standar Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Kosmetik


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................................................. 1
B. Tujuan dan Sasaran ....................................................................................................................... 1
C. Ruang Lingkup ............................................................................................................................. 2
BAB II KETENTUAN UMUM ............................................................................................................... 3
BAB III PENYAMPAIAN LAYANAN .................................................................................................. 5
A. Persetujuan Denah Bangunan Industri Kosmetik ......................................................................... 5
B. Sertifikat CPKB ............................................................................................................................ 7
C. Sertifikat Pemenuhan Aspek CPKB ............................................................................................. 12
D. Penggunaan Fasilitas Produksi Bersama Kosmetik dengan PKRT .............................................. 18
E. Surat Keterangan Ekspor .............................................................................................................. 23
F. Surat Keterangan Impor ................................................................................................................ 26
G. Special Access Scheme ................................................................................................................. 28
H. Rekomendasi Importir Produsen Bahan Berbahaya ..................................................................... 30
BAB IV PENGELOLAAN LAYANAN .................................................................................................. 33
A. Dasar Hukum ................................................................................................................................ 33
B. Sarana dan Prasarana dan/atau Fasilitas ....................................................................................... 34
C. Tempat dan Waktu Pelayanan ...................................................................................................... 35
D. Penanganan Pengaduan, Saran, Masukan/Apresiasi ..................................................................... 35
E. Kompetensi Pelaksana .................................................................................................................. 36
F. Pengawasan Internal ..................................................................................................................... 36
G. Jumlah Pelaksana .......................................................................................................................... 37
H. Jaminan Pelayanan ........................................................................................................................ 37
I. Jaminan Keamanan dan Keselamatan Pelayanan ......................................................................... 37
J. Evaluasi Kinerja Pelaksana ........................................................................................................... 37
BAB V PENUTUP .................................................................................................................................... 38
A. Monitoring .................................................................................................................................... 38
B. Evaluasi ......................................................................................................................................... 38
LAMPIRAN ............................................................................................................................................. 40

v | Standar Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Kosmetik


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Direktorat Pengawasan Kosmetik merupakan salah satu unit kerja di Kedeputian II Badan Pengawas
Obat dan Makanan yang melaksanakan pelayanan publik dalam rangka pengawasan di bidang kosmetik.
Jenis layanan publik yang diberikan Direktorat Pengawasan Kosmetik, yaitu sertifikasi sarana kosmetik
dan ekspor-impor kosmetik. Untuk menjamin pemberian pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah,
terjangkau dan terukur, perlu dibuat suatu Standar Pelayanan Publik di Direktorat Pengawasan
Kosmetik yang mengacu pada ketentuan perundang-undangan serta disesuaikan dengan kebutuhan
pelayanan publik, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dengan dibuatnya Standar Pelayanan di Direktorat Pengawasan Kosmetik, diharapkan mempermudah


pelaku usaha dalam memperoleh layanan yang diperlukan namun kegiatan bisnis yang dilakukan
senantiasa berada pada koridor sesuai ketentuan yang berlaku. Selain itu, Standar pelayanan ini berguna
bagi pelaksana pelayanan publik sebagai acuan dalam melakukan penilaian/evaluasi terhadap pengajuan
layanan dari pemohon.

Diharapkan dengan terbitnya Standar Pelayanan dapat meningkatkan pelayanan publik yang
dilaksanakan Direktorat Pengawasan Kosmetik, dan secara umum dapat menunjang peningkatan kinerja
Badan POM bagi masyarakat.

B. Tujuan dan Sasaran


1. Tujuan:
a) Sebagai pedoman dan petunjuk teknis bagi pelaku usaha dalam melakukan permohonan layanan
di Direktorat Pengawasan Kosmetik.
b) Sebagai pedoman dan petunjuk teknis bagi petugas pelayanan dalam melakukan evaluasi
permohonan layanan di Direktorat Pengawasan Kosmetik.

2. Sasaran
a) Memberikan pelayanan prima pada pelaku usaha.
b) Meningkatkan kualitas dan kinerja pelayanan publik di Direktorat Pengawasan Kosmetik sesuai
dengan kebutuhan pelaku usaha khususnya dan masyarakat pada umumnya.
c) Direktorat Pengawasan Kosmetik mampu menerapkan Standar Pelayanan Publik dengan baik
dan konsisten.
1 | Standar Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Kosmetik
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Standar Pelayanan Direktorat Pengawasan Kosmetik ini meliputi:
1. penyelenggaraan pelayanan;
2. jaminan pelayanan;
3. jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan;
4. pengelolaan pengaduan; dan
5. evaluasi kinerja.

2 | Standar Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Kosmetik


BAB II
KETENTUAN UMUM

Dalam Standar Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Kosmetik ini yang dimaksud dengan:
1. Pelaku Usaha adalah perseorangan atau nonperseorangan yang melakukan usaha dan/atau kegiatan
pada bidang tertentu.
2. Nomor Induk Berusaha yang selanjutnya disingkat NIB adalah identitas Pelaku Usaha yang
diterbitkan oleh Lembaga Online Single Submission setelah Pelaku Usaha melakukan Pendaftaran.
3. Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia yang selanjutnya disingkat KBLI adalah kode
klasifikasi yang diatur oleh lembaga pemerintah nonkementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang statistik.
4. Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh
manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar) atau gigi dan membran
mukosa mulut terutama untuk membersihkan mewangikan, mengubah penampilan, dan/atau
memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.
5. Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga yang selanjutnya disingkat PKRT adalah alat, bahan, atau
campuran bahan untuk pemeliharaan dan perawatan untuk kesehatan manusia, yang ditujukan untuk
penggunaan di rumah tangga dan fasilitas umum.
6. Industri Kosmetika adalah industri yang memproduksi kosmetika yang telah memiliki izin sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
7. Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik yang selanjutnya disingkat CPKB adalah seluruh aspek
kegiatan pembuatan kosmetika yang bertujuan untuk menjamin agar produk yang dihasilkan
senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan sesuai dengan tujuan penggunaannya.
8. Dokumen Elektronik adalah setiap informasi elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan,
diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya,
yang dapat dilihat, ditampilkan, dan/atau didengar melalui komputer atau sistem elektronik,
termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto atau sejenisnya,
huruf, tanda, angka, kode akses, simbol atau perforasi yang memiliki makna atau arti atau dapat
dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.
9. Tanda Tangan Elektronik adalah tanda tangan yang terdiri atas informasi elektronik yang
dilekatkan, terasosiasi atau terkait dengan informasi elektronik lainnya yang digunakan sebagai alat
verifikasi dan autentikasi.
10. Surat Keterangan Impor yang selanjutnya disingkat SKI adalah surat persetujuan pemasukan Obat
dan Makanan ke dalam wilayah Indonesia dalam rangka memperlancar arus barang untuk
kepentingan perdagangan (custom clearance dan cargo release) atau dalam rangka pengawasan
peredaran Obat dan Makanan.
11. Surat Keterangan Ekspor yang selanjutnya disingkat SKE adalah surat keterangan yang diterbitkan

3 | Standar Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Kosmetik


oleh Badan POM yang dibutuhkan oleh industri untuk mengekspor produk jadi dan bahan baku
Obat dan Makanan.
12. Certificate of Pharmaceutical Product, yang selanjutnya disingkat CPP adalah Surat Keterangan
Ekspor yang memuat informasi lengkap suatu produk kosmetik, menyatakan produk tersebut telah
terdaftar dan diproduksi dengan menerapkan Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik (CPKB)
13. Certificate of Free Sale, yang selanjutnya disingkat CFS adalah Surat Keterangan Ekspor yang
menyatakan bahwa produk kosmetika yang telah terdaftar di Badan POM dapat diedarkan di
wilayah Indonesia.
14. Certificate of Health, yang selanjutnya disingkat COH adalah Surat Keterangan Ekspor yang
menyatakan produk jadi kosmetika aman/layak dikonsumsi/digunakan oleh manusia.
15. Surat Keterangan Sertifikat CPKB adalah Surat Keterangan Ekspor yang menyatakan kosmetika
telah diproduksi dengan memenuhi Cara Pembuatan yang Baik
16. Izin Special Access Scheme Kosmetika atau Izin SAS adalah izin pemasukan kosmetika ke dalam
wilayah Indonesia melalui mekanisme jalur khusus untuk tujuan penelitian termasuk uji klinik,
pengembangan produk, sampel registrasi, pameran serta memenuhi kebutuhan khusus dalam
kondisi tertentu.
17. Angka Pengenal Importir, yang selanjutnya disingkat API, adalah tanda pengenal sebagai Importir.
18. Bahan Berbahaya yang selanjutnya disingkat B2 adalah zat, bahan kimia dan biologi, baik dalam
bentuk tunggal maupun campuran yang dapat membahayakan kesehatan dan lingkungan hidup
secara langsung atau tidak langsung, yang mempunyai sifat racun (toksisitas), karsinogenik,
teratogenik, mutagenik, korosif, dan iritasi.
19. Importir Produsen Bahan Berbahaya yang disingkat IP-B2 adalah perusahaan industri yang
mengimpor B2 sebagai bahan baku atau bahan penolong pada produksi sendiri.
20. Pemohon adalah setiap orang yang mengajukan permohonan pelayanan publik di lingkungan
Direktorat Pengawasan Kosmetik.
21. Pelaksana Pelayanan Publik, yang selanjutnya disebut Pelaksana adalah pejabat, pegawai, dan
setiap orang yang bekerja di dalam organisasi penyelenggara yang bertugas melaksanakan tindakan
atau serangkaian tindakan pelayanan publik.
22. Maklumat Pelayanan adalah pernyataan tertulis yang berisi keseluruhan rincian kewajiban dan janji
yang terdapat dalam Standar Pelayanan.
23. Deputi adalah Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik.
24. Direktur adalah Direktur Pengawasan Kosmetik.
25. Hari adalah hari kerja.

4 | Standar Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Kosmetik


BAB III
PENYAMPAIAN LAYANAN

Sebelum mengajukan pelayanan publik di Direktorat Pengawasan Kosmetik, pelaku usaha wajib memiliki
NIB yang mencantumkan KBLI sesuai dengan pelayanan yang akan dilakukan. Terdapat beberapa jenis
pelayanan yang dilakukan oleh Direktorat Pengawasan Kosmetik, yaitu:
1. Layanan sertifikasi sarana kosmetik, meliputi:
a) Persetujuan Denah Bangunan Industri Kosmetik
b) Sertifikat CPKB
c) Sertifikat Pemenuhan Aspek CPKB
d) Penggunaan Fasilitas Produksi Kosmetik Bersama PKRT
2. Layanan ekspor impor kosmetik, meliputi :
a) Surat Keterangan Ekspor (SKE)
b) Surat Keterangan Impor (SKI)
c) Special Access Scheme (SAS)
d) Rekomendasi Importir Produsen Bahan Berbahaya

A. Persetujuan Denah Bangunan Industri Kosmetik


1. Persyaratan
• Persyaratan Umum:
a) Surat permohonan
b) Memiliki akun yang dapat diakses melalui laman resmi pelayanan e-sertifikasi BPOM
dengan mengakses http://www.e-sertifikasi.pom.go.id yang terintegrasi dengan Online
Single Submission – Risk Based Approach (OSS – RBA)

• Persyaratan Khusus atau Persyaratan Teknis Produk, Proses dan/atau Jasa:


a) Persetujuan Denah Bangunan Baru
Persyaratan teknis berupa denah bangunan Industri Kosmetika.
b) Persetujuan Denah Bangunan Perubahan
Perubahan denah bangunan dapat berupa:
1) penambahan bangunan di lokasi yang sama;
2) perubahan/penambahan fungsi ruangan;
3) perubahan/penambahan bentuk sediaan;
4) penambahan/pengurangan luas ruangan;
5) perubahan nama perusahaan;
6) perubahan golongan Industri Kosmetika; dan/atau
7) perubahan alamat Industri Kosmetika tanpa

5 | Standar Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Kosmetik


8) mengubah lokasi Industri Kosmetika.

Persyaratan teknis meliputi:


1) denah bangunan Industri Kosmetika yang mengalami perubahan; dan
2) denah bangunan Industri Kosmetika lama.

2. Sistem Mekanisme dan Prosedur

Keterangan:
a. Pemohon mengajukan permohonan persetujuan denah bangunan industri kosmetika yang
dilengkapi dengan dokumen persyaratan secara elektronik melalui http://www.e-
sertifikasi.pom.go.id yang terintegrasi dengan Online Single Submission – Risk Based
Approach (OSS – RBA)
b. BPOM melakukan verifikasi secara daring terhadap permohonan yang dilakukan paling

6 | Standar Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Kosmetik


lama 3 (tiga) Hari kerja terhitung sejak dokumen permohonan diunggah
c. Dalam hal berdasarkan hasil verifikasi dokumen dinyatakan lengkap dan benar, BPOM
memberikan surat perintah bayar secara elektronik kepada Industri Kosmetika.
d. Industri Kosmetika melakukan pembayaran dengan nominal sebagaimana tercantum dalam
surat perintah bayar, paling lambat lama 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak tanggal
surat perintah bayar diterbitkan.
e. Evaluasi dokumen dilaksanakan paling lama 10 (sepuluh) Hari menggunakan mekanisme
time to respond terhitung sejak pembayaran) diterima oleh BPOM.
f. Industri kosmetika menyampaikan tambahan data sebagaimana paling lambat 20 (dua
puluh) Hari terhitung sejak tanggal hasil evaluasi hingga dinyatakan lengkap dan benar.
g. BPOM menerbitkan keputusan terhadap hasil evaluasi) dan hasil evaluasi dengan tambahan
data berupa:
1) persetujuan; atau
2) penolakan.
h. BPOM menerbitkan keputusan penolakan secara elektronik kepada Industri Kosmetika,
dalam hal:
1) hasil evaluasi tidak memenuhi syarat; dan/atau
2) Industri Kosmetika tidak menyerahkan tambahan data
i. Keputusan penolakan disampaikan melalui laman resmi pelayanan e-sertifikasi BPOM.
j. Dalam hal Industri Kosmetika mendapat keputusan penolakan, permohonan dinyatakan
batal dan biaya yang telah dibayarkan tidak dapat ditarik kembali.
3. Jangka waktu pelayanan
a. Persetujuan Denah Bangunan Baru : 10 Hari
b. Persetujuan Denah Bangunan Perubahan : 10 Hari
4. Biaya/Tarif
Kategori Industri Golongan A Industri Golongan B
Baru Rp 500.000,- Rp 250.000,-
Perubahan Rp 250.000,- Rp 100.000,-

5. Produk Pelayanan
Persetujuan Denah Bangunan Industri Kosmetik

B. Sertifikat CPKB
1. Persyaratan
• Sertifikat CPKB Baru
a) Persetujuan Denah Bangunan Industri Kosmetika;
b) dokumen penerapan 12 (dua belas) aspek sistem mutu sesuai dengan Peraturan Badan
yang mengatur mengenai CPKB;
7 | Standar Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Kosmetik
c) surat persetujuan penggunaaan fasilitas Bersama yang masih berlaku dengan bentuk
sediaan sesuai dengan permohonan untuk sarana produksi yang menggunakan fasilitas
Bersama dengan obat atau obat tradisional; dan
d) memiliki penanggung jawab teknis sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

• Sertifikat CPKB Pembaharuan


a) Persetujuan Denah Bangunan Industri Kosmetika;
b) dokumen penerapan 12 (dua belas) aspek sistem mutu sesuai dengan Peraturan Badan
yang mengatur mengenai CPKB;
c) surat persetujuan penggunaaan fasilitas Bersama yang masih berlaku dengan bentuk
sediaan sesuai dengan permohonan untuk sarana produksi yang menggunakan fasilitas
Bersama dengan obat atau obat tradisional; dan
d) memiliki penanggung jawab teknis sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pembaharuan Sertifikat CPKB tidak dilakukan pemeriksaan sarana apabila:


a) tidak ada perubahan kapasitas produksi, fungsi ruangan atau gudang; dan/atau
b) penambahan kapasitas produksi dengan perubahan fungsi ruangan tanpa perubahan
tingkat kebersihan dan/atau dengan perubahan peralatan.

Pembaharuan Sertifikat CPKB dilakukan pemeriksaan sarana apabila:


a) penambahan ruangan terkait perubahan kapasitas produksi dengan perubahan terhadap
tingkat kebersihan;
b) penambahan gudang di luar alamat yang tercantum pada izin sarana; dan/atau
c) penambahan gudang di satu lokasi sarana.

Permohonan pembaharuan Sertifikat CPKB dilakukan evaluasi dengan mempertimbangkan


penerapan sistem mutu aspek CPKB berdasarkan:
a) hasil pemeriksaan rutin; dan/atau
b) riwayat Kosmetika yang diedarkan.

• Sertifikat CPKB Perubahan Administrasi


Perubahan Administrasi Sertifikat CPKB terdiri dari perubahan terhadap:
a) nama badan usaha/badan hukum; dan/atau
b) alamat tanpa perubahan lokasi

8 | Standar Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Kosmetik


Persyaratan khusus :
a) dokumen legal yang menyatakan perubahan nama badan usaha/badan hukum (akta
notaris); dan/atau
b) dokumen dari Pemerintah Daerah setempat yang menyatakan perubahan alamat tanpa
perubahan lokasi.

Dalam hal terjadi perubahan administrasi Sertifikat CPKB, tidak dilakukan pemeriksaan
sarana. Namun dilakukan evaluasi dengan mempertimbangkan penerapan sistem mutu aspek
CPKB berdasarkan:
a) hasil pemeriksaan rutin; dan/atau
b) riwayat Kosmetika yang diedarkan.

• Sertifikat CPKB Perubahan Teknis


Perubahan teknis sertifikat CPKB terdiri dari:
a) penambahan kapasitas produksi dengan perubahan fungsi ruangan tanpa perubahan
tingkat kebersihan dan/atau dengan perubahan peralatan;
b) penambahan ruangan terkait perubahan kapasitas produksi dengan perubahan terhadap
tingkat kebersihan;
c) penambahan gudang di luar alamat yang tercantum pada izin sarana; dan/atau
d) penambahan gudang di satu lokasi sarana.
Persyaratan teknis meliputi:
a) Persetujuan Denah Bangunan Industri Kosmetika;
b) dokumen penerapan sistem mutu disesuaikan dengan perubahan teknis yang diajukan;
dan
c) surat persetujuan penggunaan fasilitas bersama yang masih berlaku dengan bentuk
sediaan sesuai dengan permohonan untuk sarana produksi yang menggunakan fasilitas
bersama dengan obat atau obat tradisional.
Dalam hal terjadi perubahan teknis Sertifikat CPKB karena penambahan kapasitas produksi
dengan perubahan fungsi ruangan tanpa perubahan tingkat kebersihan dan/atau dengan
perubahan peralatan, tidak dilakukan pemeriksaan sarana. Namun dilakukan evaluasi dengan
mempertimbangkan penerapan sistem mutu aspek CPKB berdasarkan:
a) hasil pemeriksaan rutin; dan/atau
b) riwayat Kosmetika yang diedarkan.

Dalam hal terjadi perubahan teknis Sertifikat CPKB karena:


a) penambahan ruangan terkait perubahan kapasitas produksi dengan perubahan terhadap
tingkat kebersihan;

9 | Standar Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Kosmetik


b) penambahan gudang di luar alamat yang tercantum pada izin sarana; dan/atau
c) penambahan gudang di satu lokasi sarana, dilakukan pemeriksaan sarana.

2. Sistem Mekanisme dan Prosedur

Keterangan:
a. Pemohon mengajukan permohonan sertifikat CPKB yang dilengkapi dengan dokumen
persyaratan secara elektronik melalui http://www.e-sertifikasi.pom.go.id yang terintegrasi
dengan Online Single Submission – Risk Based Approach (OSS – RBA)
b. BPOM melakukan verifikasi secara daring terhadap permohonan yang dilakukan paling
lama 3 (tiga) Hari kerja terhitung sejak dokumen permohonan diunggah
c. Dalam hal berdasarkan hasil verifikasi dokumen dinyatakan lengkap dan benar, BPOM
memberikan surat perintah bayar secara elektronik kepada Industri Kosmetika.
d. Industri Kosmetika melakukan pembayaran dengan nominal sebagaimana tercantum dalam
surat perintah bayar, paling lambat lama 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak tanggal
surat perintah bayar diterbitkan.
e. Evaluasi dokumen dan pemeriksaan sarana dilaksanakan paling lama 35 (tiga puluh lima)

10 | Standar Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Kosmetik


Hari menggunakan mekanisme clock on dan clock off terhitung sejak pembayaran diterima
oleh BPOM.
f. Dalam hal hasil evaluasi memerlukan tambahan data, BPOM menyampaikan permintaan
tambahan data kepada Industri Kosmetika.
g. Tambahan data berupa perbaikan terhadap:
1) pemenuhan persyaratan permohonan penerbitan Sertifikat CPKB; dan/atau
2) ketidaksesuaian dalam penerapan antara dokumen pedoman CPKB yang disampaikan
dengan penerapan yang dilaksanakan pada sarana.
h. Industri Kosmetika menyampaikan tambahan data paling banyak 3 (tiga) kali dengan batas
waktu masing-masing paling lambat 20 (dua puluh) Hari terhitung sejak tanggal hasil
evaluasi.
i. Perhitungan jangka waktu dihentikan (clock off) sampai dengan Industri Kosmetika
menyampaikan tambahan data
j. Perhitungan waktu evaluasi dilanjutkan (clock on) setelah Industri Kosmetika
menyampaikan tambahan data secara lengkap dan benar sesuai dengan batas waktu
k. BPOM menerbitkan keputusan terhadap hasil evaluasi berupa:
1) persetujuan; atau
2) penolakan.
l. BPOM menerbitkan keputusan penolakan kepada Industri Kosmetika, dalam hal:
1) hasil evaluasi tidak memenuhi syarat; dan/atau
2) Industri Kosmetika tidak menyerahkan tambahan data
m. Keputusan penolakan disampaikan melalui laman resmi pelayanan e-sertifikasi BPOM.
n. Dalam hal Industri Kosmetika mendapat keputusan penolakan, permohonan dinyatakan
batal dan biaya yang telah dibayarkan tidak dapat ditarik kembali.
3. Jangka waktu pelayanan
a. Sertifikat CPKB Baru : 35 (tiga puluh lima) Hari
b. Sertifikat CPKB Pembaharuan : 35 (tiga puluh lima) Hari
c. Sertifikat CPKB Perubahan Administrasi : 10 (sepuluh) Hari
d. Sertifikat CPKB Perubahan Teknis : 35 (tiga puluh lima) Hari
4. Biaya/Tarif
Kategori Industri Besar Industri Industri Kecil
Menengah dan Mikro
Baru Rp 10.000.000,- Rp 5.000.000,- Rp 1.000.000,-
Perpanjangan 5 tahun Rp 5.000.000,- Rp 3.000.000,- Rp 5.000.000,-
Perubahan nama perusahaan tanpa Rp 1.000.000,- Rp 500.000,- Rp 100.000,-
perubahan kepemilikan

11 | Standar Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Kosmetik


Perubahan sertifikat CPKB karena Rp 500.000,- Rp 250.000,- Rp 100.000,-
perubahan administrasi
(perubahan nama badan hukum
dan/atau alamat dengan lokasi
sama)

5. Produk Pelayanan
Sertifikat CPKB

C. Sertifikat Pemenuhan Aspek CPKB


1. Persyaratan
• Persyaratan Umum:
a. Surat permohonan
b. Memiliki akun yang dapat diakses melalui laman resmi pelayanan e-sertifikasi BPOM
dengan mengakses http://www.e-sertifikasi.pom.go.id yang terintegrasi dengan Online
Single Submission – Risk Based Approach (OSS – RBA)

• Persyaratan Khusus atau Persyaratan Teknis Produk, Proses dan/atau Jasa:


a. Sertifikat Pemenuhan Aspek CPKB Baru
1) Persetujuan Denah Bangunan Industri Kosmetika
2) dokumen penerapan sistem mutu CPKB meliputi :
- Golongan A: aspek sistem manajemen mutu, personalia, bangunan dan fasilitas,
peralatan, sanitasi dan higiene, produksi, pengawasan mutu, dokumentasi,
penyimpanan, penanganan keluhan dan penarikan produk sesuai dengan
Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan yang mengatur mengenai CPKB;
- Golongan B : meliputi aspek sanitasi dan higiene, serta dokumentasi, sesuai
dengan Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan yang mengatur mengenai
CPKB;
3) surat persetujuan penggunaaan fasilitas bersama yang masih berlaku dengan bentuk
sediaan sesuai dengan permohonan untuk sarana produksi yang menggunakan
fasilitas Bersama dengan obat atau obat tradisional; dan
4) memiliki penanggung jawab teknis sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

b. Sertifikat Pemenuhan Aspek CPKB Pembaharuan


1) Persetujuan Denah Bangunan Industri Kosmetika;
2) dokumen penerapan sistem mutu CPKB meliputi meliputi :
12 | Standar Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Kosmetik
- Golongan A: aspek sistem manajemen mutu, personalia, bangunan dan fasilitas,
peralatan, sanitasi dan higiene, produksi, pengawasan mutu, dokumentasi,
penyimpanan, penanganan keluhan dan penarikan produk sesuai dengan
Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan yang mengatur mengenai CPKB;
- Golongan B : meliputi aspek sanitasi dan higiene, serta dokumentasi, sesuai
dengan Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan yang mengatur mengenai
CPKB;
3) surat persetujuan penggunaaan fasilitas bersama yang masih berlaku dengan bentuk
sediaan sesuai dengan permohonan untuk sarana produksi yang menggunakan
fasilitas Bersama dengan obat atau obat tradisional; dan
4) memiliki penanggung jawab teknis sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pembaharuan Sertifikat Pemenuhan Aspek CPKB tidak dilakukan pemeriksaan sarana


apabila:
1) tidak ada perubahan kapasitas produksi, fungsi ruangan atau gudang; dan/atau
2) penambahan kapasitas produksi dengan perubahan fungsi ruangan tanpa perubahan
tingkat kebersihan dan/atau dengan perubahan peralatan.

Pembaharuan Sertifikat Pemenuhan Aspek CPKB dilakukan pemeriksaan sarana apabila:


1) penambahan ruangan terkait perubahan kapasitas produksi dengan perubahan
terhadap tingkat kebersihan;
2) penambahan gudang di luar alamat yang tercantum pada izin sarana; dan/atau
3) penambahan gudang di satu lokasi sarana.

Permohonan pembaharuan Sertifikat Pemenuhan Aspek CPKB dilakukan evaluasi


dengan mempertimbangkan penerapan sistem mutu aspek CPKB berdasarkan:
1) hasil pemeriksaan rutin; dan/atau
2) riwayat Kosmetika yang diedarkan.

c. Sertifikat Pemenuhan Aspek CPKB Perubahan Administrasi


Perubahan Administrasi Sertifikat CPKB terdiri dari perubahan terhadap:
1) nama badan usaha/badan hukum;
2) alamat tanpa perubahan lokasi;
3) nama pimpinan/direktur perusahaan; dan/atau
4) nama penanggung jawab teknis.

13 | Standar Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Kosmetik


Persyaratan khusus :
1) dokumen legal yang menyatakan perubahan nama badan usaha/badan hukum (akta
notaris); dan/atau
2) dokumen dari Pemerintah Daerah setempat yang menyatakan perubahan alamat
tanpa perubahan lokasi.
3) dokumen legal yang menyatakan perubahan nama pimpinan/direktur perusahaan
(akta notaris); dan/atau
4) dokumen legal yang menyatakan perubahan nama penanggung jawab teknis dan
dokumen kontrak kerja sama penanggung jawab teknis baru dengan pimpinan/
direktur perusahaan.

Dalam hal terjadi perubahan administrasi Sertifikat Pemenuhan Aspek, tidak dilakukan
pemeriksaan sarana. Namun dilakukan evaluasi dengan mempertimbangkan penerapan
sistem mutu aspek CPKB berdasarkan:
1) hasil pemeriksaan rutin; dan/atau
2) riwayat Kosmetika yang diedarkan.

d. Sertifikat Pemenuhan Aspek CPKB Perubahan Teknis


Perubahan teknis Sertifikat Pemenuhan Aspek CPKB, terdiri dari:
1) penambahan kapasitas produksi dengan perubahan fungsi ruangan tanpa perubahan
tingkat kebersihan dan/atau dengan perubahan peralatan;
2) penambahan ruangan terkait perubahan kapasitas produksi dengan perubahan
terhadap tingkat kebersihan;
3) penambahan gudang di luar alamat yang tercantum pada izin sarana; dan/atau
4) penambahan gudang di satu lokasi sarana.

Persyaratan teknis meliputi:


1) Persetujuan Denah Bangunan Industri Kosmetika;
2) dokumen penerapan sistem mutu disesuaikan dengan perubahan teknis yang
diajukan; dan
3) surat persetujuan penggunaan fasilitas bersama yang masih berlaku dengan bentuk
sediaan sesuai dengan permohonan untuk sarana produksi yang menggunakan
fasilitas bersama dengan obat atau obat tradisional.

Dalam hal terjadi perubahan teknis Sertifikat Pemenuhan Aspek CPKB karena
penambahan kapasitas produksi dengan perubahan fungsi ruangan tanpa perubahan

14 | Standar Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Kosmetik


tingkat kebersihan dan/atau dengan perubahan peralatan, tidak dilakukan pemeriksaan
sarana. Namun dilakukan evaluasi dengan mempertimbangkan penerapan sistem mutu
aspek CPKB berdasarkan:
1) hasil pemeriksaan rutin; dan/atau
2) riwayat Kosmetika yang diedarkan.

Dalam hal terjadi perubahan teknis Sertifikat Pemenuhan Aspek CPKB karena:
1) penambahan ruangan terkait perubahan kapasitas produksi dengan perubahan
terhadap tingkat kebersihan;
2) penambahan gudang di luar alamat yang tercantum pada izin sarana; dan/atau
3) penambahan gudang di satu lokasi sarana, dilakukan pemeriksaan sarana.

15 | Standar Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Kosmetik


2. Sistem Mekanisme dan Prosedur

Keterangan :
a. Pemohon mengajukan permohonan sertifikat pemenuhan aspek CPKB yang dilengkapi
dengan dokumen persyaratan secara elektronik melalui http://www.e-sertifikasi.pom.go.id
yang terintegrasi dengan Online Single Submission – Risk Based Approach (OSS – RBA)

16 | Standar Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Kosmetik


b. BPOM melakukan verifikasi secara daring terhadap permohonan yang dilakukan paling
lama 3 (tiga) Hari terhitung sejak dokumen permohonan diunggah
c. Dalam hal berdasarkan hasil verifikasi dokumen dinyatakan lengkap dan benar, BPOM
memberikan surat perintah bayar secara elektronik kepada Industri Kosmetika.
d. Industri Kosmetika melakukan pembayaran dengan nominal sebagaimana tercantum dalam
surat perintah bayar, paling lambat lama 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak tanggal
surat perintah bayar diterbitkan.
e. Evaluasi dokumen dan pemeriksaan sarana dilaksanakan paling lama 20 (dua puluh) Hari
menggunakan mekanisme time to respond terhitung sejak pembayaran diterima oleh
BPOM.
f. Dalam hal hasil evaluasi memerlukan tambahan data, BPOM menyampaikan permintaan
tambahan data kepada Industri Kosmetika.
g. Tambahan data berupa perbaikan terhadap:
1) pemenuhan persyaratan permohonan penerbitan Sertifikat CPKB; dan/atau
2) ketidaksesuaian dalam penerapan antara dokumen pedoman CPKB yang
disampaikan dengan penerapan yang dilaksanakan pada sarana.
h. Industri Kosmetika menyampaikan tambahan data paling banyak 3 (tiga) kali dengan batas
waktu masing-masing paling lambat 20 (dua puluh) Hari terhitung sejak tanggal hasil
evaluasi.
i. Perhitungan jangka waktu dihentikan (clock off) sampai dengan Industri Kosmetika
menyampaikan tambahan data
j. Perhitungan waktu evaluasi dilanjutkan (clock on) setelah Industri Kosmetika
menyampaikan tambahan data secara lengkap dan benar sesuai dengan batas waktu
k. BPOM menerbitkan keputusan terhadap hasil evaluasi berupa:
1) persetujuan; atau
2) penolakan.
l. BPOM menerbitkan keputusan penolakan secara elektronik kepada Industri Kosmetika,
dalam hal:
1) hasil evaluasi tidak memenuhi syarat; dan/atau
2) Industri Kosmetika tidak menyerahkan tambahan data
m. Keputusan penolakan disampaikan melalui laman resmi pelayanan e-sertifikasi BPOM.
n. Dalam hal Industri Kosmetika mendapat keputusan penolakan, permohonan dinyatakan
batal dan biaya yang telah dibayarkan tidak dapat ditarik kembali.
3. Jangka waktu pelayanan
a. Sertifikat Pemenuhan Aspek CPKB Baru : 20 (dua puluh) Hari
b. Sertifikat Pemenuhan Aspek CPKB Pembaharuan : 20 (dua puluh) Hari
c. Sertifikat Pemenuhan Aspek CPKB Perubahan Administrasi : 10 (sepuluh) Hari

17 | Standar Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Kosmetik


d. Sertifikat Pemenuhan Aspek CPKB Perubahan Teknis : 20 (dua puluh) Hari
4. Biaya/Tarif
Tidak dikenakan biaya
5. Produk Pelayanan
a. Sertifikat Pemenuhan Aspek CPKB Secara Bertahap Golongan A
b. Sertifikat Pemenuhan Aspek CPKB Golongan B

D. Penggunaan Fasilitas Produksi Kosmetik Bersama dengan PKRT


1. Persyaratan
• Persyaratan Umum:
a. Surat permohonan
b. Memiliki akun yang dapat diakses melalui laman resmi pelayanan e-sertifikasi BPOM
dengan mengakses http://www.e-sertifikasi.pom.go.id yang terintegrasi dengan Online
Single Submission – Risk Based Approach (OSS – RBA).

• Persyaratan Khusus atau Persyaratan Teknis Produk, Proses dan/atau Jasa:


a. Surat Persetujuan Penggunaan Fasilitas Produksi Kosmetika Bersama dengan PKRT Baru
1) Sertifikat CPKB;
2) data kapasitas terpasang, kapasitas terpakai dan kapasitas belum terpakai/ idle untuk
setiap peralatan produksi yang digunakan bersama;
3) prosedur tetap pembersihan peralatan yang digunakan bersama;
4) prosedur tetap pembersihan ruangan yang digunakan bersama;
5) protokol dan format verifikasi pembersihan peralatan yang digunakan bersama;
6) komposisi dan spesifikasi bahan baku produk PKRT; dan
7) jadwal produksi Kosmetika dan PKRT

Bahan baku produk PKRT yang digunakan merupakan bahan baku yang diizinkan untuk
digunakan dalam Kosmetika sesuai dengan Peraturan Badan Pengawas Obat dan
Makanan yang mengatur mengenai persyaratan teknis bahan Kosmetika.

b. Surat Persetujuan Penggunaan Fasilitas Produksi Kosmetika Bersama dengan PKRT


Pembaharuan
1) Sertifikat CPKB;
2) data kapasitas terpasang, kapasitas terpakai dan kapasitas belum terpakai/ idle untuk
setiap peralatan produksi yang digunakan bersama;
3) prosedur tetap pembersihan peralatan yang digunakan bersama;

18 | Standar Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Kosmetik


4) prosedur tetap pembersihan ruangan yang digunakan bersama;
5) protokol dan format verifikasi pembersihan peralatan yang digunakan bersama;
6) komposisi dan spesifikasi bahan baku produk PKRT; dan
7) jadwal produksi Kosmetika dan PKRT

Bahan baku produk PKRT yang digunakan merupakan bahan baku yang diizinkan untuk
digunakan dalam Kosmetika sesuai dengan Peraturan Badan Pengawas Obat dan
Makanan yang mengatur mengenai persyaratan teknis bahan Kosmetika.

Pembaharuan Surat Persetujuan Penggunaan Fasilitas Produksi Kosmetika Bersama


dengan PKRT tidak dilakukan pemeriksaan sarana apabila:
1) tidak ada perubahan kapasitas produksi, fungsi ruangan atau gudang; dan/atau
2) penambahan kapasitas produksi dengan perubahan fungsi ruangan tanpa perubahan
tingkat kebersihan dan/atau dengan perubahan peralatan.

Pembaharuan Surat Persetujuan Penggunaan Fasilitas Produksi Kosmetika Bersama


dengan PKRT dilakukan pemeriksaan sarana apabila:
1) penambahan ruangan terkait perubahan kapasitas produksi dengan perubahan
terhadap tingkat kebersihan;
2) penambahan gudang di luar alamat yang tercantum pada izin sarana; dan/atau
3) penambahan gudang di satu lokasi sarana.

Permohonan pembaharuan Surat Persetujuan Penggunaan Fasilitas Produksi Kosmetika


Bersama dengan PKRT dilakukan evaluasi dengan mempertimbangkan penerapan sistem
mutu aspek CPKB berdasarkan:
1) hasil pemeriksaan rutin; dan/atau
2) riwayat Kosmetika yang diedarkan.

c. Surat Persetujuan Penggunaan Fasilitas Produksi Kosmetika Bersama dengan PKRT


Perubahan Administrasi
Perubahan Administrasi Sertifikat CPKB terdiri dari perubahan terhadap:
1) nama badan usaha/badan hukum;dan/atau
2) alamat tanpa perubahan lokasi.

Persyaratan khusus :
1) dokumen legal yang menyatakan perubahan nama badan usaha/badan hukum (akta
notaris); dan/atau
19 | Standar Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Kosmetik
2) dokumen dari Pemerintah Daerah setempat yang menyatakan perubahan alamat
tanpa perubahan lokasi.

Bahan baku produk PKRT yang digunakan merupakan bahan baku yang diizinkan untuk
digunakan dalam Kosmetika sesuai dengan Peraturan Badan Pengawas Obat dan
Makanan yang mengatur mengenai persyaratan teknis bahan Kosmetika.

Dalam hal terjadi perubahan administrasi Surat Persetujuan Penggunaan Fasilitas


Produksi Kosmetika Bersama dengan PKRT, tidak dilakukan pemeriksaan sarana. Namun
dilakukan evaluasi dengan mempertimbangkan penerapan sistem mutu aspek CPKB
berdasarkan:
1) hasil pemeriksaan rutin; dan/atau
2) riwayat Kosmetika yang diedarkan.

20 | Standar Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Kosmetik


2. Sistem Mekanisme dan Prosedur

Keterangan:

a. Pemohon mengajukan permohonan persetujuan penggunaan fasilitas produksi kosmetik


bersama PKRT yang dilengkapi dengan dokumen persyaratan secara elektronik melalui
www.e-sertifikasi.pom.go.id yang terintegrasi dengan Online Single Submission – Risk
Based Approach (OSS – RBA)
b. BPOM melakukan verifikasi secara daring terhadap permohonan yang dilakukan paling
lama 3 (tiga) Hari kerja terhitung sejak dokumen permohonan diunggah
c. Dalam hal berdasarkan hasil verifikasi dokumen dinyatakan lengkap dan benar, BPOM
memberikan surat perintah bayar secara elektronik kepada Industri Kosmetika.
d. Industri Kosmetika melakukan pembayaran dengan nominal sebagaimana tercantum dalam
surat perintah bayar, paling lambat lama 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak tanggal
21 | Standar Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Kosmetik
surat perintah bayar diterbitkan.
e. Evaluasi dokumen dan pemeriksaan sarana dilaksanakan paling lama 35 (tiga puluh lima)
Hari menggunakan mekanisme clock on dan clock off terhitung sejak pembayaran diterima
oleh BPOM.
f. Dalam hal hasil evaluasi memerlukan tambahan data, BPOM menyampaikan permintaan
tambahan data kepada Industri Kosmetika.
g. Tambahan data berupa perbaikan terhadap:
1) pemenuhan persyaratan permohonan persetujuan penggunaan fasilitas produksi
kosmetik bersama dengan PKRT; dan/atau
2) ketidaksesuaian dalam penerapan antara dokumen pedoman CPKB yang disampaikan
dengan penerapan yang dilaksanakan pada sarana.

h. Industri Kosmetika menyampaikan tambahan data paling banyak 3 (tiga) kali dengan batas
waktu masing-masing paling lambat 20 (dua puluh) Hari terhitung sejak tanggal hasil
evaluasi.
i. Perhitungan jangka waktu dihentikan (clock off) sampai dengan Industri Kosmetika
menyampaikan tambahan data
j. Perhitungan waktu evaluasi dilanjutkan (clock on) setelah Industri Kosmetika
menyampaikan tambahan data secara lengkap dan benar sesuai dengan batas waktu
k. BPOM menerbitkan keputusan terhadap hasil evaluasi berupa:
1) persetujuan; atau
2) penolakan.
l. BPOM menerbitkan keputusan penolakan kepada Industri Kosmetika, dalam hal:
1) hasil evaluasi tidak memenuhi syarat; dan/atau
2) Industri Kosmetika tidak menyerahkan tambahan data

m. Keputusan penolakan disampaikan melalui laman resmi pelayanan e-sertifikasi BPOM.


Dalam hal Industri Kosmetika mendapat keputusan penolakan, permohonan dinyatakan
batal dan biaya yang telah dibayarkan tidak dapat ditarik kembali.
3. Jangka waktu pelayanan
a. Surat Persetujuan Penggunaan Fasilitas Produksi Kosmetik Bersama dengan Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) Baru : 35 (tiga puluh lima) Hari
b. Surat Persetujuan Penggunaan Fasilitas Produksi Kosmetik Bersama dengan Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) Pembaharuan : 35 (tiga puluh lima) Hari
c. Surat Persetujuan Penggunaan Fasilitas Produksi Kosmetik Bersama dengan Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) Perubahan Administrasi : 10 (sepuluh) Hari

22 | Standar Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Kosmetik


4. Biaya/Tarif
Kategori Industri Besar Industri Menengah
Baru Rp 2.000.000,- Rp 1.000.000,-
Perpanjangan 5 tahun Rp 500.000,- Rp 250.000,-
Perubahan nama perusahaan tanpa Rp 100.000,- Rp 100.000,-
perubahan kepemilikan

5. Produk Pelayanan
Surat Persetujuan Penggunaan Fasilitas Produksi Kosmetik Bersama dengan Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga (PKRT)

E. Surat Keterangan Impor


1. Persyaratan
a. Persyaratan Umum :
1) Surat Permohonan
2) Memiliki akun yang dapat diakses melalui laman resmi pelayanan Surat Keterangan
Impor (SKI) BPOM dengan mengakses https://e-bpom.pom.go.id.
b. Persyaratan Khusus :
1) Surat Keterangan Impor Kosmetika dan/atau Kosmetika berupa Produk Ruahan :
a) Persetujuan Izin Edar;
b) Sertifikat analisis, paling sedikit harus memuat:
• nama produk;
• parameter uji sesuai dengan ketentuan;
• hasil uji;
• metode analisis;
• nomor batch/nomor lot/kode produksi;
• tanggal produksi;
• tanggal kedaluwarsa; dalam hal penerbit sertifikat analisis berbeda dengan
produsen maka nama produsen harus dicantumkan pada sertifikat analisis;
c) Faktur;
d) Surat pernyataan tujuan penggunaan/ tujuan pendistribusian.
e) Jika diperlukan terkait dengan keamanan dan mutu, Badan Pengawas Obat dan
Makanan dapat meminta dokumen pendukung lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
f) Pemasukan hanya dapat dilakukan oleh Pemegang Izin Edar atau kuasanya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
23 | Standar Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Kosmetik
g) Dalam hal permohonan diajukan oleh kuasa maka penerima kuasa harus mendapatkan
surat kuasa yang disahkan oleh notaris.
h) Kosmetika wajib memiliki sisa masa simpan paling sedikit 1/3 (satu per tiga) dari total
masa simpan.
2) Surat Keterangan Impor Bahan Kosmetika :
a) Sertifikat analisis, paling sedikit harus memuat:
• nama bahan;
• parameter uji sesuai dengan ketentuan;
• hasil uji;
• metode analisis;
• nomor batch/nomor lot/kode produksi; dan
• tanggal produksi dan/atau tanggal kedaluwarsa; dalam hal penerbit sertifikat
analisis berbeda dengan produsen maka nama produsen harus dicantumkan pada
sertifikat analisis.
b) faktur;
c) lembar data keamanan dan/atau spesifikasi bahan;
d) surat pernyataan tujuan penggunaan/tujuan pendistribusian;
e) surat pernyataan yang diterbitkan oleh produsen bahan parfum bahwa parfum dibuat
sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh asosiasi internasional bahan parfum
yaitu International Fragrance Association (IFRA) untuk Bahan Kosmetika berupa
bahan parfum;
f) pelaporan pendistribusian bahan parfum yang diimpor sebelumnya;
g) Jika diperlukan terkait dengan keamanan dan mutu, Badan Pengawas Obat dan
Makanan dapat meminta dokumen pendukung lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
h) Persyaratan mengacu pada Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan yang
mengatur tentang Pengawasan Pemasukan Bahan Obat dan Makanan ke dalam
Wilayah Indonesia.

24 | Standar Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Kosmetik


2. Sistem Mekanisme dan Prosedur

Keterangan :
a. Pemohon mengajukan permohonan penerbitan SKI yang dilengkapi dengan dokumen
persyaratan secara elektronik melalui www.e-bpom.pom.go.id.
b. Evaluator melakukan evaluasi terhadap permohonan sesuai dengan persyaratan peraturan
perundang-undangan.
c. Sub Koordinator melakukan verifikasi dan menindaklanjuti hasil evaluasi permohonan dari
Evaluator
d. Pengajuan SKI yang telah ditindaklanjuti oleh Sub Koordinator kemudian akan di
verifikasi kembali dan direkomendasi secara elektronik.
e. Permohonan dapat diterima jika setiap persyaratan telah dipenuhi dengan lengkap dan
benar.
f. Permohonan dapat dikembalikan/ditolak jika terdapat hal yang tidak sesuai.
g. Persetujuan dan Penerbitan SKI akan dilakukan atas nama Direktur unit yang melakukan
pelayanan penerbitan SKI.
3. Jangka waktu pelayanan
SKI diterbitkan dalam batas waktu paling lama 6 (enam) Jam terhitung sejak permohonan
diterima secara lengkap dan memenuhi persyaratan

25 | Standar Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Kosmetik


4. Biaya/Tarif
Jenis PNBP Tarif
Surat Keterangan Impor Bahan Baku Rp. 50. 000 Per Item Produk
Surat Keterangan Impor Produk Jadi Rp. 100. 000 Per Item Produk

5. Produk Pelayanan
Surat Keterangan Impor (SKI) Kosmetika dan Bahan Kosmetika

F. Surat Keterangan Ekspor


1. Persyaratan
a. Persyaratan Umum :
1) Surat Permohonan
2) Memiliki akun yang dapat diakses melalui laman resmi pelayanan Surat Keterangan
Ekspor (SKE) BPOM dengan mengakses https://e-bpom.pom.go.id.
b. Persyaratan Khusus
1) Certificate of Pharmaceutical Product
• sertifikat CPKB.
• persetujuan izin edar.
• komposisi yang disetujui oleh Direktorat Registrasi Obat Tradisional, Suplemen
Kesehatan dan Kosmetik
2) Certificate of Free Sales
• persetujuan izin edar.
• sertifikat CPKB.
3) Certificate of Health
• persetujuan izin edar.
• sertifikat CPKB.
• sertifikat analisis/hasil pengujian yang mencantumkan parameter uji mutu dan
metode pengujian dari laboratorium yang sudah terakreditasi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
4) Surat Keterangan Sertifikat CPKB.
• sertifikat CPKB

26 | Standar Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Kosmetik


2. Sistem Mekanisme dan Prosedur

Keterangan :
a. Pemohon mengajukan permohonan penerbitan SKE yang dilengkapi dengan dokumen
persyaratan secara elektronik melalui https://e-bpom.pom.go.id.
b. Evaluator melakukan evaluasi terhadap permohonan sesuai dengan persyaratan peraturan
perundang-undangan.
c. Sub Koordinator melakukan verifikasi dan menindaklanjuti hasil evaluasi permohonan dari
Evaluator
d. Pengajuan SKE yang telah ditindaklanjuti oleh Sub Koordinator kemudian akan di
verifikasi kembali dan direkomendasi secara elektronik menggunakan Tanda Tangan
Elektronik.
e. Permohonan dapat diterima jika setiap persyaratan telah dipenuhi dengan lengkap dan
benar.
f. Permohonan dapat dikembalikan/ditolak jika terdapat hal yang tidak sesuai.
g. Persetujuan dan Penerbitan SKE akan dilakukan atas nama Direktur unit yang melakukan
pelayanan penerbitan SKE.

27 | Standar Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Kosmetik


3. Jangka waktu pelayanan
Surat Keterangan Ekspor diterbitkan dalam batas waktu paling lama 2 (dua) Hari Kerja terhitung
sejak permohonan diterima secara lengkap dan memenuhi persyaratan.
4. Biaya/Tarif
Jenis PNBP Tarif
Surat Keterangan Ekspor : Rp. 50. 000 Per Item Produk
Certificate of Pharmaceutical Product, Certificate of Free
Sale, Certificate of Health, Surat Keterangan Sertifikat
CPKB

5. Produk Pelayanan
Surat Keterangan Ekspor (SKE) Kosmetika

G. Special Access Scheme


1. Persyaratan
a. Persyaratan Umum :
1) Surat Permohonan
2) Memiliki akun yang dapat diakses melalui laman resmi pelayanan Special Access Scheme
(SAS) BPOM dengan mengakses https://e-bpom.pom.go.id
b. Persyaratan Khusus :
1) Invoice
2) Sertifikat analisa;
3) Protokol penelitian atau pengembangan produk untuk tujuan riset;
4) Surat dukungan penyelenggara pameran untuk tujuan pameran;
5) Proposal untuk tujuan pameran;
6) Justifikasi jumlah kebutuhan;
7) Surat pernyataan dari pemohon untuk tidak diperjualbelikan; dan
8) Dilarang melakukan riset untuk mengetahui pasar.
9) Ketentuan batasan jumlah Kosmetika yang dimasukkan melalui jalur khusus atau Special
Access Scheme, yaitu :
• Tujuan untuk riset/penelitian : sesuai proposal/protokol penelitian
• Tujuan untuk registrasi : paling banyak 2 pcs/item produk untuk masing-masing
kemasan atau sesuai dengan keperluan sampel untuk pengujian
• Tujuan untuk pameran : paling banyak 10 pcs/item produk untuk masing-masing
kemasan
• Tujuan untuk penggunaan pribadi : maksimal 20 pcs per penumpang per hari

28 | Standar Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Kosmetik


2. Sistem, Mekanisme, dan Prosedur

Keterangan :
a. Pemohon mengajukan permohonan penerbitan izin pemasukan melalui mekanisme jalur
khusus atau Special Access Scheme (SAS) yang dilengkapi dengan dokumen persyaratan
secara elektronik melalui https://e-bpom.pom.go.id.
b. Evaluator melakukan evaluasi terhadap permohonan sesuai dengan persyaratan peraturan
perundang-undangan.
c. Sub Koordinator melakukan verifikasi dan menindaklanjuti hasil evaluasi permohonan dari
Evaluator
d. Pengajuan SAS yang telah ditindaklanjuti oleh Sub Koordinator kemudian akan di
verifikasi kembali dan direkomendasi secara elektronik.
e. Permohonan dapat diterima jika setiap persyaratan telah dipenuhi dengan lengkap dan
benar.
f. Permohonan dapat dikembalikan/ditolak jika terdapat hal yang tidak sesuai.
g. Persetujuan dan Penerbitan SAS akan dilakukan atas nama Direktur unit yang melakukan
pelayanan penerbitan SAS.
3. Jangka Waktu Pelayanan
Izin SAS diterbitkan dalam batas waktu paling lama 3 (tiga) Hari Kerja terhitung sejak
permohonan diterima secara lengkap dan memenuhi persyaratan

29 | Standar Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Kosmetik


4. Biaya/Tarif
Jenis PNBP Tarif
Special Access Scheme Rp. 100. 000 Per Item Produk
Tujuan registrasi, riset, dan pameran

5. Produk Pelayanan
Izin Special Access Scheme (SAS) Kosmetika

H. Rekomendasi Importir Produsen Bahan Berbahaya


1. Persyaratan
a. Persyaratan Umum :
1) Surat permohonan
2) Izin / Sertifikat Produksi Kosmetika bagi perusahaan yang memiliki NIB yang berlaku
sebagai API-P
3) Izin Usaha Industri (IUI) bagi perusahaan yang memiliki NIB yang berlaku sebagai API-
U
4) Surat pernyataan tujuan pendistribusian B2
5) Surat pernyataan bahwa akan menyampaikan laporan realisasi
penggunaan/pendistribusian bahan berbahaya ke Deputi Bidang Pengawasan Obat
Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik setiap 3 (tiga) bulan sejak tanggal
penerbitan PI-B2
b. Persyaratan Khusus :
1) Daftar B2 yang akan diimpor dengan mencantumkan Nomor CAS dan HS Code
2) Jastifikasi jumlah kebutuhan
3) Laporan realisasi dan/atau pendistribusian B2 yang diimpor sebelumnya

30 | Standar Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Kosmetik


2. Sistem, Mekanisme, dan Prosedur

Keterangan :
a. Pemohon mengajukan permohonan Rekomendasi Importir Produsen Bahan Berbahaya
Untuk Kosmetika yang dilengkapi dengan dokumen persyaratan melalui email ke
apiipb2.kos@gmail.com
b. Evaluator melakukan evaluasi terhadap permohonan sesuai dengan persyaratan peraturan
perundang-undangan.
c. Jika setiap persyaratan telah dipenuhi dengan lengkap dan benar, maka Evaluator membuat
konsep surat rekomendasi.
d. Sub Koordinator melakukan verifikasi dan menindaklanjuti hasil evaluasi permohonan dari
Evaluator
e. Pengajuan Rekomendasi Importir Produsen Bahan Berbahaya Untuk Kosmetika yang telah
ditindaklanjuti oleh Sub Koordinator kemudian akan di verifikasi kembali olek
Koordinator.
f. Persetujuan dan Penerbitan Rekomendasi Importir Produsen Bahan Berbahaya Untuk
Kosmetika akan dilakukan atas nama Direktur unit yang melakukan pelayanan.
g. Permohonan dapat dikembalikan/ditolak jika terdapat hal yang tidak sesuai.

3. Jangka Waktu Pelayanan


Rekomendasi Importir Produsen Bahan Berbahaya (IPB2) Untuk Kosmetika diterbitkan dalam
batas waktu paling lama 3 (tiga) Hari Kerja terhitung sejak permohonan diterima secara lengkap
31 | Standar Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Kosmetik
dan memenuhi persyaratan.
4. Biaya/Tarif
Tidak ada biaya/tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
5. Produk Pelayanan
Rekomendasi untuk Mendapatkan Pengakuan sebagai IP-B2.

32 | Standar Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Kosmetik


BAB IV
PENGELOLAAN LAYANAN

A. Dasar Hukum
1. Dasar hukum terkait layanan sertifikasi sarana kosmetik, meliputi:
a) Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha
Berbasis Risiko;
b) Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2017 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan
Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Badan Pengawas Obat dan Makanan;
c) Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 10 tahun 2021 tentang Standar
Kegiatan Usaha dan Produk pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
Sektor Obat dan Makanan;
d) Peraturan Badan Nomor 33 Tahun 2021 tentang Sertifikasi Cara Pembuatan Kosmetika
Yang Baik.
e) Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 31 tahun 2020 tentang Perubahan
Atas Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 25 Tahun 2019 tentang
Pedoman Cara Pembuatan Kosmetika Yang Baik;
f) Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 25 tahun 2019 tentang Pedoman Cara
Pembuatan Kosmetika yang Baik;
g) Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan No. 26 tahun 2018 tentang Pelayanan
Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik Sektor Obat dan Makanan;
2. Dasar hukum terkait layanan ekspor impor kosmetik, meliputi:
a) Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha
Berbasis Risiko;
b) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2017 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan
Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Badan Pengawas Obat dan Makanan
c) Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 20 Tahun 2021 tentang Kebijakan dan Pengaturan
Impor
d) Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 25 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Perdagangan Nomor 20 Tahun 2021 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor
e) Peraturan Badan POM No. 10 Tahun 2021 Tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk
Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Obat dan Makanan
f) Peraturan Badan POM Nomor 14 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Badan
POM Nomor 29 Tahun 2017 Tentang Pengawasan Pemasukan Bahan Obat dan Makanan ke
Dalam Wilayah Indonesia;
g) Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 15 Tahun 2020 tentang Perubahan

33 | Standar Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Kosmetik


Atas Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 30 Tahun 2017 tentang
Pengawasan Pemasukan Obat dan Makanan ke Dalam Wilayah Indonesia;
h) Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 26 Tahun 2018 Tentang Pelayanan
Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik Sektor Obat dan Makanan;
i) Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan No. 27 Tahun 2018 tentang Standar
Pelayanan Publik di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan;
j) Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 29 Tahun 2017 tentang Pengawasan
Pemasukan Bahan Obat dan Makanan ke Dalam Wilayah Indonesia;
k) Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 30 Tahun 2017 tentang Pengawasan
Pemasukan Obat dan Makanan ke Dalam Wilayah Indonesia;

B. Sarana dan Prasarana dan/atau Fasilitas


1. Parkir dan Ruang Tunggu;
2. Sarana dan Prasarana bagi yang berkebutuhan khusus, antara lain:
a. Parkiran;
b. Jalur difabel;
c. Kursi roda;
d. Ruang tunggu;
e. Toilet;
f. Loket;

3. Sarana Penunjang Lain, antara lain:


a. Ruang laktasi/nursery;
b. Ruang ibadah;
c. Arena bermain anak;
d. Kantin;
e. Anjungan tunai mandiri (ATM);
f. Sistem antrian online;
g. Alat pemadam api ringan (APAR);
h. Hydrant
i. Charging box;
j. Sarana sanitasi;
k. Lift;
l. E-kiosk;
m. Banner;
n. Video wall;
o. Mesin fotokopi; dan
p. Klinik.
34 | Standar Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Kosmetik
4. Sarana Front Office.

C. Tempat dan Waktu Pelayanan


1. Tempat Pelayanan
a. Loket layanan sertifikasi sarana kosmetik : Gedung Athena Lt. 6, BPOM
b. Loket layanan ekspor impor kosmetik : Gedung Athena Lt. 4, BPOM
c. Office : Gedung C Lantai 3
2. Waktu Pelayanan
a. Hari Kerja : Senin – Jumat
b. Jam kerja layanan harian dari Pukul 08.00 – 16.00 WIB tanpa jeda waktu istirahat pelayanan,
baik untuk layanan informasi,konsultasi, dan pengaduan serta Customer Service (dengan
sistem istirahat bergilir bagi pegawai tanpa menghentikan pelayanan bagi publik saat
istirahat).
Khusus di hari Jumat minggu ke-2 dan minggu ke-4 : Pukul 08.00 - 17.00 WIB. Pelayanan
berupa pemberian informasi, konsultasi, dan pengaduan melalui zoom / Whatsapp / Desk.

D. Penanganan Pengaduan, Saran, Masukan/Apresiasi


Pengaduan, saran, dan masukan disampaikan secara langsung kepada Badan POM melalui Unit
Layanan Pengaduan Konsumen atau melalui media, meliputi:
1) kanal pengaduan SP4N-LAPOR!:
a) website : lapor.go.id;
b) sms : 1708; dan
c) aplikasi android/iOS: SP4N LAPOR!
2) Telepon :1500-533
3) SMS : 081.21.9999.533
4) Whatsapp : 081.191.81.533
5) Subweb : www.ulpk.pom.go.id
6) media sosial:
a) instagram : @bpom_ri
b) twitter : @BPOM_RI; dan
c) facebook : @bpom.official
d) surat elektronik / email : halobpom@pom.go.id
7) Aplikasi BPOM Mobile.
8) Pengelolaan Pengaduan oleh unit penyelenggaraan pelayanan publik:
a) Telepon : 021-4244691 ext 1040/1041
b) Whatsapp: +62 857-7289-7839 (layanan sertifikasi sarana kosmetik) dan +62 813-1634-
7433 (layanan ekspor impor kosmetik)

35 | Standar Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Kosmetik


c) Email: penilaian.saranakosmetik@pom.go.id; sarana.kosmetik.bpom@gmail.com;
eksimkel.kos@pom.go.id; eksimkel.kos@gmail.com
Terhadap pengaduan yang diterima oleh Direktorat Pengawasan Kosmetik ditindaklanjuti
secara langsung oleh petugas layanan.

Direktorat Pengawasan Kosmetik yang menerima pengaduan, saran, dan masukan


menyampaikan laporan kepada Unit Layanan Pengaduan Konsumen Pusat.

E. Kompetensi Pelaksana
1. Pegawai yang memiliki pengetahuan di bidang pengawasan kosmetika serta peraturan perundang-
undangan;
2. Pegawai yang memiliki keterampilan mengelola data dan informasi;
3. Pegawai yang mampu menyampaikan informasi secara lengkap, terbuka, bertanggung jawab,
serta santun kepada pihak yang memerlukan; dan
4. Pegawai yang mampu mengoperasikan komputer.

Kompetensi pelaksana penyelenggaraan pelayanan di Direktorat Pengawasan Kosmetik dimulai


dengan jenjang pendidikan terendah yaitu D3 hingga jenjang pendidikan tertinggi yaitu
Master/Magister. Berikut gambaran dari kompetensi pelaksana pelayanan di Direktorat Pengawasan
Kosmetik.

5 3

D3
S1
Apoteker
14 S2
11

F. Pengawasan Internal
1. Dilakukan secara berjenjang hingga di tingkat pengawasan Jabatan Pimpinan Tinggi Madya
terkait;
2. Dilakukan sistem pengendalian internal pemerintah dan pengawasan fungsional oleh Inspektorat;
dan
3. Dilakukan secara berkelanjutan.

36 | Standar Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Kosmetik


G. Jumlah Pelaksana
Jumlah tenaga pelaksana penyelenggaraan pelayanan di Direktorat Pengawasan Kosmetik pada
tahun 2022 yaitu sejumlah 33 tenaga pelaksana, dengan rincian sebagai berikut:
No. Jabatan Jumlah
SDM
1 Koordinator 2 Koordinator
Staf Evaluator
2 Staf Evaluator 22
Staf Front Office
3 Staf Front Office 2 PPNPN

4 PPNPN 7

H. Jaminan Pelayanan
1. Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan; dan
2. memberikan pelayanan sesuai dengan kewajiban dan akan melakukan perbaikan secara terus-
menerus.

I. Jaminan Keamanan dan Keselamatan Pelayanan


1. Pelayanan yang diberikan kepada pengguna layanan bersifat akuntabel, profesional, bersih dari
korupsi, dan tidak ada konflik kepentingan;
2. Informasi yang diberikan dijamin keabsahannya dan dapat dipertanggungjawabkan; dan
3. Setiap pengguna layanan dijamin kerahasiaan data dan identitas.

J. Evaluasi Kinerja Pelaksana


1. Evaluasi Kinerja Pelaksana dilakukan secara rutin minimal 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun;
2. Pelaksanaan survei kepuasan untuk perbaikan dan peningkatan kinerja pelayanan.

37 | Standar Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Kosmetik


BAB V
PENUTUP

Implementasi Standar Pelayanan Direktorat Pengawasan Kosmetik ini secara terus menerus selalu
dipantau pelaksanaannya. Pemantauannya tidak hanya terkait dengan sejauh mana pelayanan telah
memenuhi standar pelayanan yang telah ditetapkan tetapi juga terkait dengan aspek manajemen dalam
penyelenggaraan pelayanan izin.

Direktorat Pengawasan Kosmetik sudah menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015 sejak
Tahun 2017 dan secara konsisten mulai dari pimpinan sampai staf paling bawah, penerapan sistem
manajemen mutu diharapkan melakukan perbaikan/peningkatan kualitas pelayanan dari tahun ke tahun
atau selalu melaksanakan perubahan kearah yang lebih baik dengan terobosan dan inovasi-inovasi baru.

Dengan melakukan pemantauan pada pelaksanaan Standar Pelayanan Direktorat Pengawasan Kosmetik
maupun penerapan sistem manajemen mutu dengan harapan akan tercipta peningkatan kepuasan
pelayanan. Adapun implementasi Monitoring dan Evaluasi yang telah dilaksanakan di Direktorat
Pengawasan Kosmetik melalui :

A. Monitoring
1. Audit Eksternal, dilaksanakan oleh pihak ketiga setahun sekali;
2. Audit Eksternal Reformasi Birokrasi dilaksanakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi setahun sekali; dan
3. Audit Internal, dilaksanakan oleh Tim Auditor Internal di Lingkungan Badan POM setahun
sekali;

B. Evaluasi
1. Rapat Tinjau Manajemen (RTM) dilaksanakan minimal 1 (satu) kali dalam setahun, dimaksudkan
untuk mengevaluasi hal-hal yang bersifat mendesak untuk segera ditindaklanjuti, seperti hasil
penerapan Sistem Manajemen Mutu (SMM), pelayanan perijinan terkait persyaratan, tindak lanjut
hasil audit, pengukuran kinerja penyedia eksternal, kebutuhan sumber daya, pencapaian sasaran
mutu serta peluang-peluang untuk peningkatan;
2. Pemberian Reward untuk mengetahui tingkat kinerja staf pelaksana secara periodik. Penilaian
dilaksanakan oleh Tim Penilai Reward setiap 1 bulan sekali dan hasil penilaiannya
diumumkan pada saat pelaksanaan sosialisasi Employee of the month serta foto staf terbaik
terpasang di ruang pelayanan;
3. Survey Kepuasan Masyarakat ( SKM ) oleh Inspektorat Badan Pengawas Obat dan Makanan,
setahun sekali;
38 | Standar Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Kosmetik
4. Survey Kepuasan Masyarakat dilaksanakan secara mandiri oleh Direktorat Pengawasan Kosmetik
secara berkala setiap diadakannya kegiatan atau desk konsultasi bagi pelaku usaha.
5. Membuat Laporan Tahunan Direktorat Pengawasan Kosmetik dilaksanakan setiap tahun;
6. Membuat Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) pada tingkat Eselon I
(Kedeputian) dilaksanakan setiap tahun;

39 | Standar Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Kosmetik


LAMPIRAN I
MAKLUMAT PELAYANAN
DIREKTORAT PENGAWASAN KOSMETIK

Maklumat Pelayanan yang dipublikasikan kepada seluruh lapisan masyarakat

40 | Standar Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Kosmetik


LAMPIRAN II
HASIL SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT

41 | Standar Pelayanan Publik Direktorat Pengawasan Kosmetik

Anda mungkin juga menyukai