TENTANG
STANDAR PELAYANAN
DIREKTORAT REGISTRASI OBAT
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 7 Januari 2021
L. RIZKA ANDALUCIA
STANDAR PELAYANAN
DIREKTORAT REGISTRASI OBAT
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang atas berkat, rahmat
dan izin-Nya sehingga Standar Pelayanan Registrasi Obat dapat terselesaikan dengan baik yang
nantinya merupakan acuan dan petunjuk teknis bagi pelaku usaha dalam melakukan registrasi
obat dan petugas pelayanan dalam melakukan penilaian registrasi obat dan produk biologi pada
Direktorat Registrasi Obat.
Standar Pelayanan Registrasi Obat merupakan petunjuk teknis terhadap pelaksanaan Peraturan
Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor 26 Tahun 2018 Tentang Pelayanan Perizinan
Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik Sektor Obat Dan Makanan.
Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dari awal sampai akhir
proses tersusunnya Standar Pelayanan Registrasi Obat, yang diharapkan dapat dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya dan penuh dengan tanggung jawab untuk peningkatan mutu pelayanan
Direktorat Registrasi Obat.
A. Latar Belakang
Dalam rangka memenuhi kebutuhan pelaku usaha untuk percepatan dan
peningkatan penanaman modal dan berusaha sektor Obat dan Makanan, maka perlu
diterapkannya pelayanan Perizinan Berusaha terintegrasi secara elektronik. Selain itu,
untuk melaksanakan Pasal 88 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018
tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi secara Elektronik, maka Badan POM
menetapkan Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor 26 Tahun 2018
Tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik Sektor Obat Dan
Makanan.
Dengan ditetapkannya Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor 26
Tahun 2018 dimana standar pelayanan registrasi obat perlu disusun sebagai petunjuk
teknis pelaksanaannya pada Direktorat Registrasi Obat.
Saat ini Direktorat Registrasi Obat dalam melaksanakan pelayanan publik
mengacu pada Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 39 Tahun
2013 tentang Standar Pelayanan Publik di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan
Makanan dan telah diubah dengan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Nomor 15 Tahun 2016 dan terakhir diubah dengan Peraturan Kepala Badan Pengawas
Obat dan Makanan Nomor 27 Tahun 2018.
Pada Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 27 Tahun
2018 ini sudah tidak diatur lagi standar pelayanan registrasi obat, namun diatur pada
Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor 26 Tahun 2018.
Oleh sebab itu, perlu ditetapkan petunjuk teknis pelaksanaan standar registrasi
obat sebagai turunan dari Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor 26
Tahun 2018 sebagaimana disebutkan diatas.
Dalam petunjuk teknis ini terdapat dua jenis pelayanan publik yang dilakukan
oleh Direktorat Registrasi Obat, yaitu
1. Pelayanan secara Elektronik (e-registration)
2. Pelayanan pada Ruang Pelayanan Publik.
2. Sasaran
Memberikan pelayanan prima registrasi obat pada pelaku usaha
Meningkatkan kualitas dan kinerja pelayanan publik di Direktorat Registrasi
Obat sesuai dengan kebutuhan pelaku usaha khususnya dan masyarakat pada
umumnya
Direktorat Registrasi Obat mampu menerapkan Standar Pelayanan Registrasi
Obat dengan baik dan konsisten.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Standar Pelayanan Registrasi Obat ini meliputi:
1. penyelenggaraan Pelayanan Registrasi Obat;
2. jaminan pelayanan;
3. jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan;
4. pengelolaan pengaduan; dan
5. evaluasi kinerja.
D. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5038);
2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5360);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 215, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5357);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2017 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Badan Pengawas Obat dan
Makanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 198, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6116);
5. Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2017 tentang Badan Pengawas Obat dan
Makanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 180);
6. PermenPANRB Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Secara Nasiononal;
7. PermenPANRB Nomor 15 Tahun 2014 tentang Pedoman Standar Pelayanan;
8. Peraturan Menteri PAN-RB Nomor 17 Tahun 2017 tentang Pedoman Penilaian
Kinerja Unit Penyelenggara Pelayanan Publik.
9. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 24 Tahun 2017 tentang
Kriteria dan Tata Laksana Registrasi Obat
10. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 15 Tahun 2019
tentang Perubahan Pertama atas Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan Nomor 24 Tahun 2017 Tentang Kriteria dan Tata Laksana Registrasi Obat
11. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 27 Tahun 2020 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor
24 Tahun 2017 Tentang Kriteria dan Tata Laksana Registrasi Obat;
12. Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor 26 Tahun 2018 Tentang
Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik Sektor Obat Dan
Makana; dan
13. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 27 Tahun 2018
Tentang Standar Pelayanan Publik di Lingkungan badan Pengawas Obat dan
Makanan.
BAB II KETENTUAN UMUM
5. Pelaksana Pelayanan Publik, yang selanjutnya disebut Pelaksana adalah pejabat, pegawai,
petugas, dan setiap orang yang bekerja di dalam organisasi penyelenggara yang bertugas
melaksanakan tindakan atau serangkaian tindakan pelayanan publik.
6. Maklumat Pelayanan adalah pernyataan tertulis yang berisi keseluruhan rincian kewajiban
dan janji yang terdapat dalam Standar Pelayanan.
7. Pemohon adalah setiap orang yang mengajukan permohonan pelayanan publik di lingkungan
Direktorat Registrasi Obat.
8. Direktur adalah Direktur Registrasi Obat.
9. Registrasi Obat yang selanjutnya disebut Registrasi adalah prosedur pendaftaran dan
evaluasi Obat untuk mendapatkan persetujuan.
10. Obat adalah obat jadi termasuk Produk Biologi, yang merupakan bahan atau paduan bahan
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi
dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan dan peningkatan
kesehatan, dan kontrasepsi untuk manusia.
11. Produk Biologi adalah produk yang mengandung bahan biologi yang berasal dari manusia,
hewan atau mikroorganisme yang dibuat dengan cara konvensional, antara lain ekstraksi,
fraksinasi, reproduksi, kultivasi, atau melalui metode bioteknologi, antara lain fermentasi,
rekayasa genetika, kloning, termasuk tetapi tidak terbatas pada enzim, antibodi monoklonal,
hormon, sel punca, terapi gen, vaksin, produk darah, produk rekombinan DNA, dan
imunosera.
12. Izin Edar adalah bentuk persetujuan Registrasi untuk dapat diedarkan di wilayah Indonesia.
13. Pemilik Izin Edar adalah Pendaftar yang telah mendapatkan Izin Edar untuk Obat yang
diajukan Registrasi.
14. Pendaftar adalah Industri Farmasi yang telah mendapatkan izin Industri Farmasi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
15. Industri Farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin dari Menteri Kesehatan untuk
melakukan kegiatan pembuatan Obat atau bahan Obat.
16. Industri Farmasi Dalam Negeri adalah Industri Farmasi yang berlokasi di wilayah Indonesia.
17. Registrasi Baru adalah Registrasi untuk Obat yang belum mendapatkan Izin Edar di
Indonesia.
18. Registrasi Variasi adalah Registrasi perubahan pada aspek administratif, khasiat, keamanan,
mutu, dan/atau Informasi Produk dan Label Obat yang telah memiliki Izin Edar di Indonesia.
19. Registrasi Variasi Major adalah Registrasi Variasi yang berpengaruh bermakna terhadap
aspek khasiat, keamanan dan/atau mutu Obat.
20. Registrasi Variasi Minor adalah Registrasi Variasi yang tidak termasuk kategori Registrasi
Variasi Major maupun Registrasi Variasi Notifikasi.
21. Registrasi Variasi Notifikasi adalah Registrasi Variasi yang berpengaruh minimal atau tidak
berpengaruh sama sekali terhadap aspek khasiat, keamanan, dan/atau mutu Obat, serta tidak
mengubah informasi pada Izin Edar.
22. Registrasi Ulang adalah Registrasi perpanjangan masa berlaku Izin Edar.
23. Cara Pembuatan Obat yang Baik yang selanjutnya disingkat CPOB adalah cara pembuatan
Obat yang bertujuan untuk memastikan agar mutu Obat yang dihasilkan sesuai dengan
persyaratan dan tujuan penggunaan.
24. Obat Baru adalah Obat dengan Zat Aktif baru, bentuk sediaan baru, kekuatan baru atau
kombinasi baru yang belum pernah disetujui di Indonesia.
25. Obat Generik Bermerek adalah Obat dengan nama dagang yang mengandung Zat Aktif
dengan Komposisi, kekuatan, bentuk sediaan, rute pemberian, indikasi dan posologi sama
dengan Obat originator yang sudah disetujui di Indonesia.
26. Obat Generik adalah Obat dengan nama sesuai International Nonproprietary Names
Modified yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization) atau nama
yang ditetapkan dalam program kesehatan nasional.
27. Obat Generik Pertama adalah Obat Generik yang pertama didaftarkan di Indonesia dengan
Zat Aktif sama dengan Obat originator yang disetujui di Indonesia.
28. Obat Produksi Dalam Negeri adalah Obat yang dibuat atau dikemas primer oleh Industri
Farmasi di Indonesia.
29. Pemberi Kontrak adalah Industri Farmasi yang melimpahkan pekerjaan pembuatan Obat
berdasarkan kontrak.
30. Penerima Kontrak adalah Industri Farmasi yang menerima pekerjaan pembuatan Obat
berdasarkan kontrak.
31. Obat Impor adalah Obat yang dibuat oleh industri farmasi di luar negeri dalam bentuk
Produk Jadi atau Produk Ruahan dalam kemasan primer yang akan diedarkan di Indonesia.
32. Produk Jadi adalah produk yang telah melalui seluruh tahap proses pembuatan.
33. Produk Ruahan adalah bahan yang telah selesai diolah dan tinggal memerlukan kegiatan
pengemasan untuk menjadi Obat.
34. Obat Kontrak adalah Obat yang pembuatannya dilimpahkan kepada Industri Farmasi lain.
35. Obat Lisensi adalah Obat yang dibuat oleh Industri Farmasi Dalam Negeri atas dasar
Lisensi.
36. Lisensi adalah pelimpahan hak dan wewenang penggunaan hasil penelitian dan
pengembangan yang menyangkut khasiat, keamanan, mutu dan alih teknologi dalam
pembuatan, dan/atau penggunaan nama dagang serta penjualan suatu Obat.
37. Obat yang Dilindungi Paten adalah Obat yang mendapatkan perlindungan paten berdasarkan
Undang-Undang Paten yang berlaku di Indonesia.
38. Obat Pengembangan Baru adalah Obat atau bahan Obat berupa molekul baru atau Formula
baru, Produk Biologi/bioteknologi yang sedang dikembangkan dan dibuat oleh institusi riset
atau Industri Farmasi di Indonesia dan/atau di luar negeri untuk digunakan dalam tahapan uji
nonklinik dan/atau uji klinik di Indonesia dengan tujuan untuk mendapatkan Izin Edar di
Indonesia.
39. Orphan Drug adalah Obat yang sangat dibutuhkan untuk pengobatan penyakit langka dan
telah dibuktikan keamanan dan efektivitasnya.
40. Formulir adalah formulir registrasi.
41. Hari adalah hari kerja.
BAB III PENYELENGGARAAN PELAYANAN REGISTRASI OBAT
- Obat Kontrak :
Izin industri farmasi pendaftar
Izin industri farmasi industri penerima kontrak
Perjanjian kontrak
Sertifikat CPOB penerima kontrak
- Obat Lisensi :
Izin industri farmasi
Sertifikat CPOB
Perjanjian lisensi
- Obat Ekspor :
Izin industri farmasi
Sertifikat CPOB
Persetujuan tertulis dari negara tujuan yang disaHarian oleh pejabat
berwenang di negara tujuan ekspor untuk obat yang tidak diizinkan
beredar di Indonesia
Proforma invoice untuk obat yang tidak beredar di Indonesia
- Obat Impor :
Izin industri farmasi
Surat penunjukkan dari industri farmasi/pemilik produk di luar negeri
Certificate of Pharmaceutical Product dari negara produsen dan negara
penerbit sertifikat pelulusan bets
Site Master File produsen (kecuali pernah diseraHarian sebelumnya)
Sertifikat CPOB produsen di luar negeri
Hasil inspeksi terakhir produsen pejabat yang berwenang
2) Data Teknis
a. Persyaratan Teknis Registrasi Obat dan Produk Biologi, sebagai berikut :
Obat dengan zat aktif baru /produk biologi : Bagian I, II, II dan IV.
Obat dengan bentuk sediaan/kekuatan/kombinasi baru : Bagian I, II dan IV.
Obat dengan indikasi/posologi baru : Bagian I, III dan IV.
Obat copy : Bagian I, II, dan IV (bila dipersyaratkan)
Variasi (data sesuai perubahan) :
1. Perubahan komposisi : Bagian I, II.
2. Perubahan bentuk sediaan obat copy dengan posologi/cara pemberian yang
sama : Bagian I, II.
3. Perubahan kekuatan sediaan obat copy : Bagian I, II.
4. Perubahan zat tambahan : Bagian I, II.
5. Perubahan spesifikasi dan/atau metoda analisa : Bagian I, II.
6. Perubahan stabilitas : Bagian I, II.
7. Perubahan teknologi produksi dan/atau tempat produksi : Bagian I, II, IV
(vaksin).
8. Perubahan jenis kemasan : Bagian I, II
9. Perubahan besar kemasan : Bagian I.
10. Perubahan desain kemasan : Bagian I.
11. Perubahan nama pabrik/nama pemberi lisensi : Bagian I
12. Perubahan obat copy dengan nama dagang menjadi nama generik dan
sebaliknya : Bagian I, II (bila spesifikasi obat tidak sesuai dengan ketentuan
OGB).
13. Perubahan nama dagang tanpa perubahan formula dan jenis kemasan : Bagian I.
14. Perubahan klim penandaan obat copy yang memperngaruhi keamanan : Bagian
I.
15. Perubahan klim penandaan yang tidak mempengaruhi efikasi, keamanan dan
mutu : Bagian I.
Catatan :
Bagian I : Dokumen Administratif
Bagian II : Dokumen Mutu
Bagian III : Dokumen Pre Klinik
Bagian IV : Dokumen Klinik
Tidak
Memenuhi Ya
Pemohon Syarat?
KOMNAS POJ
Penerbitan Hasil Penilaian Efikasi dan
Konsultasi Pra Registrasi Keamanan
(HPR) -Non klinik
- Farmakodinamik
- Farmakokinetik
Proses Obat Baru & - Toksisitas
Pra Registrasi Produk
Pendaftaran - Imunogenisitas
Obat Biologi: - Klinik
Timeline • 100 HK - Fase I, II, III
- Fase IV (optional)
40 HK • 150 HK
• 300 HK - Informasi established terkait
Tidak Lengkap
efikasi dan keamanan obat
Tambahan data Pemeriksaan Ya
Kelengkapan - Data ekivalensi termasuk BE Memenuhi Penilaian
Syarat? Penandaan
Data Penilaian Mutu
Appeal
Obat Copy: • zat aktif
• Sumber Tidak
•100 HK • Proses sintesa
•150 HK • Spesifikasi
• Metode analisis NIE
• Stabilitas
• Obat
• Formula Perlu
Penolakan Tambahan
SPB • Spesifikasi
• Validasi metoda analisis Data
BANK • Validasi proses
• Metode analisis
Bukti Pembayaran
• Stabilitas
Tracking status
Mendapat ID produk
Tracking status
ALUR PROSES PERMOHONAN
PERSETUJUAN PELAKSANAAN UJI KLINIK
BADAN POM
PEMOHON
Pengambilan SPB
BANK
Bukti Pembayaran, SPB,
Penyerahan Dokumen Uji Klinik
Ruang Konsultasi
YA
Pendataan Proses Evaluasi
Verifikasi
Kelengkapan
Berkas
TIDAK
TIDAK
Surat Permintaan Memenuhi
Tambahan Data Syarat
YA
Penyerahan Tambahan
Data
PPUK/Notifikasi/
Persetujuan
Amandemen/Ijin
Impor Obat UK
ALUR PROSES PERMOHONAN
PERSETUJUAN PROTOKOL UJI BIOEKIVALENSI
PEMOHON BPOM
BANK
SPB
Pembayaran
Bukti
Pembahasan
Konsultasi dengan Tim
2 Ahli uji BA/BE
P
1
SPB
E 8 8
Jika
perlu
Penyerahan 3 Penerimaan Dokumen Protokol Uji BE
Dokumen + Bukti Pembayaran Asli + SPB Asli Proses Evaluasi
M 4
Pendataan 7
Pemeriksaan Kelengkapan
13
5
O 6
9 14
6
Dokumen Kembali Tidak Lengkap Hasil Evaluasi
Lengkap
H
Via email 10
Surat keluar/ Jika
Form Konsultasi perlu
O Penyerahan
Penerimaan
Tambahan
Data 11 Tambahan Data 12
10 PPUB/ Persetujuan
N Perubahan Protokol
15 uji BE
Keterangan: PPUB diterbitkan 20 hari kerja setelah berkas lengkap dan benar
Waktu atau timeline dalam mengevaluasi dokumen persyaratan Izin Edar Obat
dilaksanakan paling lama:
1. 30 (tiga puluh) Hari untuk registrasi baru Izin Edar Obat dengan tingkat
risiko tinggi dan/atau risiko sedang
2. 5 (lima) Hari untuk registrasi baru Izin Edar Obat dengan tingkat registrasi
risiko rendah, risiko sangat rendah, pangan wajib SNI, pangan bersertifikat
PMR, registrasi ulang, pangan sejenis yang diproduksi sendiri
3. 30 (tiga puluh) Hari untuk registrasi variasi mayor
4. 5 (lima) Hari untuk registrasi variasi minor
5. 5 (lima) Hari untuk registrasi ulang
6. 10 (Sepuluh) hari untuk Pemasukan Obat Jalur Khusus
7. 3 (tiga) Hari untuk Penerbitan Certificate of Pharmaceutical Product (CPP)
Waktu yang disebutkan diatas terhitung sejak pelanggan telah membayar biaya
pendaftaran.
6. Biaya Registrasi Obat
23%
ASN
77%
PENDIDIKAN PPNPN
S1
1 S1
6 9
Apoteker
D3
SMA
12
F. Maklumat Pelayanan
Maklumat Pelayanan ditetapkan oleh Direktur Registrasi Obat. Maklumat
Pelayanan ditetapkan untuk melaksanakan penerapan Standar Pelayanan Registrasi Obat
yang berlaku di lingkungan Direktorat Registrasi Obat. Maklumat Pelayanan harus
dipublikasikan secara luas, jelas dan terbuka kepada masyarakat. Maklumat Pelayanan
dibuat menggunakan format yang tercantum dalam Lampiran I dimana merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Standar Pelayanan Registrasi Obat ini.
G. Sistem Informasi Pelayanan Registrasi Obat
Sistem Informasi Pelayanan Registrasi Obat perlu diselenggarakan untuk
memberikan dukungan informasi terhadap penyelenggaraan Pelayanan Registrasi Obat.
Dalam rangka memberikan dukungan informasi terhadap penyelenggaraan Pelayanan
Registrasi Obat, perlu diselenggarakan Sistem Informasi. Sistem Informasi yang
dimaksud berisi semua informasi pelayanan Registrasi Obat yang diselenggarakan di
lingkungan Direktorat Registrasi Obat. Informasi Pelayanan Registrasi Obat disampaikan
melalui subsite dan/atau media lain yang sesuai.
I. Pengawasan Internal
Pengawasan internal dalam pelaksanaan Pelayanan Registrasi Obat dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pengawasan internal
dilaksanakan oleh atasan langsung dan/atau Inspektorat Utama Badan Pengawas Obat
dan Makanan.
1. Datang Langsung
Pengadu dapat datang langsung menemui petugas atau melalui kotak saran ke Direktorat
Registrasi Obat, Gedung B Lantai 1, Jl. Percetakan Negara Nomor 23, Jakarta Pusat.
2. Surat
Alamat surat ditujukan kepada Direktur Registrasi Obat, Gedung F Barat Lantai 5, Jl.
Percetakan Negara Nomor 23, Jakarta Pusat.
3. Email
Alamat email : registrasi.obat@pom.go.id dan top_obat@pom.go.id
4. Telepon/fax
Telp : (021) 4244691 (Ext. 1241)
B. Pencatatan
Seluruh pengaduan yang diterima oleh Direktorat Registrasi Obat dilakukan pencatatan
secara manual atau penggunaan sistem aplikasi komputer disesuaikan dengan sarana yang
dimiliki.
C. Pengelolaan Pengaduan
Langkah-langkah pengelolaan pengaduan masyarakat setidak-tidaknya meliputi kegiatan-
kegiatan sebagai berikut:
1. Mengumpulkan seluruh pengaduan yang masuk ke Direktorat Registrasi Obat
2. Meneliti dokumen dan/atau informasi yang pernah ada dalam kaitannya dengan materi
pengaduan yang baru diterima
3. Melakukan rekapitulasi pengaduan yang masuk
4. Mengelompokkan jenis pengaduan berdasarkan kategori permasalahan
5. Merumuskan inti masalah yang diadukan;
6. Menetapkan rencana tindak lanjut pengaduan
7. Melaksanakan tindak lanjut pengaduan
8. Mempublikasikan tindak lanjut pengaduan
9. Dokumentasi.
BAB V PENUTUPAN
Implementasi Standar Pelayanan Registrasi Obat ini secara terus menerus dipantau
pelaksanaannya. Pemantauannya tidak hanya terkait dengan sejauhmana pelayanan telah
memenuhi standar pelayanan registrasi obat yang telah ditetapkan tetapi juga terkait dengan
aspek manajemen dalam penyelenggaraan pelayanan izin.
Direktorat Registrasi Obat sudah menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2015
sejak Tahun 2017 dan secara konsisten mulai dari pimpinan sampai staf paling bawah, penerapan
sistem manajemen mutu diharapkan melakukan perbaikan/peningkatan kualitas pelayanan dari
tahun ke tahun atau selalu melaksanakan perubahan kearah yang lebih baik dengan terobosan
dan inovasi-inovasi baru.
Dengan melakukan pemantauan pada pelaksanaan Standar Pelayanan Registrasi Obat
maupun penerapan sistem manajemen mutu dengan harapan akan tercipta peningkatan kepuasan
pelayanan. Adapun implementasi Monitoring dan Evaluasi yang telah dilaksanakan di Direktorat
Registrasi Obat melalui :
A. Monitoring :
1. Audit Eksternal, dilaksanakan oleh pihak ketiga setahun sekali;
2. Audit Eksternal Reformasi Birokrasi dilaksanakan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi setahun sekali; dan
3. Audit Internal, dilaksanakan oleh Tim Auditor Direktorat Registrasi Obat setahun
sekali;
B. Evaluasi :
1. Rapat Tinjau Manajemen ( RTM ) dilaksanakan 2 kali dalam setahun, dimaksudkan
untuk mengevaluasi hal-hal yang bersifat mendesak untuk segera ditindaklanjuti, seperti
hasil penerapan Sistem Manajemen Mutu (SMM), pelayanan perijinan terkait
persyaratan, kebutuhan sumber daya serta pencapaian sasaran mutu, dll;
Pemberian Reward untuk mengetahui tingkat kinerja staf pelaksana secara periodik.
Penilaian dilaksanakan oleh Tim Penilai Reward setiap 3 bulan sekali dan hasil
penilaiannya diumumkan pada saat pelaksanaan sosialisasi Employee of the month serta
foto staf terbaik terpasang di ruang pelayanan;
2. Survey Kepuasan Masyarakat ( SKM ) oleh Inspektorat Badan Pengawas Obat dan
Makanan setahun sekali;
3. Membuat Laporan Tahunan Direktorat Registrasi Obat dilaksanakan setiap tahun;
LAMPIRAN