Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan Zat Adiktif
OUTLINE
M e d i c a l Tr e a t m e n t
CAPSULES MEDICATION
01 PENDAHULUAN
02 SISTEMATIKA PERATURAN
03 ISI PERATURAN
04 PENUTUP
PENDAHULUAN
Insert the title of your subtitle Here
PRE-MARKET PENGAWASAN FULL SPECTRUM
R&D PRODUK REGISTRASI DISTRIBUSI
MARKETING
AUTHORIZATION
QA
QC
STANDAR TOKO
INDUSTRI FARMASI OBAT
REGULASI ONLINE APOTEK
RS
LAW ENFORCEMENT
INSPEKSI PRODUKSI DAN SURVEILANCE DAN PENGAWASAN LABEL
DISTRIBUSI FARMAKOVIGILANS DAN IKLAN
POST-MARKET KONSUMEN
4
Fungsi dan manfaat standar,
pedoman dan regulasi
1. 2.
Melindungi masyarakat dari Memberikan jaminan
Obat dan Makanan yang keamanan, khasiat/
berisiko terhadap kesehatan. manfaat, dan mutu
6.
Penegakan hukum
dan penindakan di
bidang pengawasan
Obat dan Makanan
. 5. 3.
Sebagai acuan Petugas Memberikan perlakuan
dalam melaksanakan kegi dan standar yang sama
atan Pengawasan Obat serta jaminan kepastian
dan Makanan hukum kepada pelaku
usaha
4.
Meningkatkan daya saing
Obat dan Makanan
Kronologis Penyusunan Peraturan
KemenhumHAM
Pembahasan bersama Unit Kemenkes
Teknis di Kedeputian 1, UPT Kemensos Berita Negara Republik
BPOM, Biro Hukum dan Sekretaris Kabinet Indonesia Tahun 2022
Organisasi BNPB Nomor 698
Harmonisasi
Konsultasi Permohonan
Penyusunan 11 Februari 2022 Penetapan dan
Publik persetujuan Pengundangan Sosialisasi
Perencanaan Maret – Juni 23 Maret 2022 Presiden
2-23 Agustus 27 Juli 2022 7 Oktober 2022
2021 22 April 2022
12-25 Juli 2022
2021 16 Juni 2022
Diusulkan oleh Unit Kerja Laman jdih.pom.go.id a) berdampak luas bagi Penyampaian naskah salinan
Dinyatakan
Pengawasan Tahun 2020 (2-23 Agustus 2021) kehidupan masyarakat Peraturan Badan POM kepada
selesai Unit Teknis, UPT BPOM,
melalui Progsun 2021 Tatap Muka melalui Zoom Harmonisasi b) bersifat strategis (program
stakeholder, asosiasi pelaku
Meeting (23 Agustus 2021) 11 Juli 2022 prioritas Presiden, RPJMN usaha, asosiasi profesi, diseminasi
, keuangan negara, dsb.) melalui media sosial (instagram)
c) lintas sektor atau lintas K/L Direktorat Standardisasi ONPPZA
- Internal BPOM (Pusat dan UPT)
- Kemenkes
- Kemensos
- BNPB
- Asosiasi Pelaku Usaha (GPFI, IPMG)
- Asosiasi Profesi (IAI)
Latar Belakang
Adanya kasus peredaran
obat palsu yang
berdasarkan hasil
pengawasan diketahui
berasal dari obat sisa
kegiatan bakti sosial/obat Perlunya peraturan yang secara
donasi di Rumah Sakit khusus mengatur mengenai penga
wasan peredaran
obat donasi di wilayah Indonesia
Adanya pertanyaan dari
pelaku usaha mengenai
ketentuan peredaran
Obat Donasi yang belum
ada ketentuan khusus
yang mengaturnya a. untuk melindungi masyarakat dari peredaran
Obat Donasi yang tidak memenuhi standar
dan/atau persyaratan keamanan, khasiat, dan
mutu.
b. untuk memberikan kepastian hukum bagi
penyelenggara donasi berupa obat-obatan
untuk kepentingan pelayanan kesehatan di
Indonesia
SISTEMATIKA
PERATURAN
SISTEMATIKA PERATURAN
Menimbang
Mengingat
LAMPIRAN
ISI PERATURAN
Menimbang:
a b
Perpres No. 80 tahun 2017 Pasal 3 ayat
Perlunya peraturan yang secara khusus mengatur (1) huruf d
mengenai pengawasan peredaran obat donasi di wilayah
Indonesia untuk melindungi masyarakat dari peredaran BPOM memiliki fungsi pelaksanaan tugas
Obat Donasi yang tidak memenuhi standar dan/atau pengawasam sebelum beredar dan
persyaratan keamanan, khasiat, dan mutu serta untuk pengawasan selama beredar
memberikan kepastian hukum bagi penyelenggara
donasi berupa obat- obatan untuk kepentingan
pelayanan kesehatan di Indonesia
c
Berdasarkan pertimbangan dalam huruf a dan huruf b,
perlu menetapkan Peraturan Badan Pengawas
Obat dan Makanan tentang Pengawasan Peredaran
Obat Donasi di Wilayah Indonesia
Mengingat:
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 80 TAHUN 2017
1. TENTANG BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
Bagian Kesatu
Umum Wajib memenuhi persyaratan
OBAT DONASI keamanan, khasiat, dan mutu
Dilarang
Dapat bersumber dari hasil diperjualbelikan
produksi dalam negeri dan dan digunakan
produksi luar negeri untuk kepentingan
yang bersifat
komersial
Bagian Kedua
Persyaratan Obat Donasi
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
3.
Pemerintah, Fasilitas
Pelaksanaan
Pelayanan Kesehatan, 2. pengelolaan Wajib
Lembaga/badan Bekerja sama dengan
dan
internasional, Industri 4. Pemerintah, Industri
Pemberi pemanfaatan
Farmasi, PBF, LKS, Farmasi, PBF, dan/atau
Donasi dan Obat Donasi
dan/atau Masyarakat Add Text Fasilitas Pelayanan
Penerima
Kesehatan
Donasi
Lembaga/badan
internasional, Dilarang
LKS, dan Melaksanakan
atau Masyarakat penyimpanan dan
Wajib penyaluran Obat
Pemasukan melalui
mekanisme jalur Memiliki Izin
khusus/Special Access Edar/EUA
Scheme Sesuai dengan ketentuan peraturan
1. perundang-undangan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
sebagai penerima donasi
1 2
Obat Donasi hanya dapat a. Dilengkapi surat permintaan
Farsyanfar harus memiliki b. Dilengkapi dokumen berita acara serah
digunakan untuk dokter yang bertanggung
penyelenggaraan pelayanan terima Obat Donasi
jawab terhadap penggunaan c. Dilaksanakan pencatatan sesuai ketentuan
kesehatan di Fasyanfar yang Obat Donasi
bersangkutan peraturan perundang-undangan
d. Menyampaikan pemberitahuan kepada
Badan POM melaui UPT di daerah
setempat mengenai pemindahantanganan
3 4 Obat Donasi oleh Fasyankes yang
Dikecualikan dalam hal Obat menyerahkan
Donasi digunakan untuk
kepentingan tanggap darurat Penyerahan kepada Fasyanfar
bencana, fasyanfar dapat lain harus memenuhi
menyerahkan Obat Donasi ke ketentuan:
Fasyanfar lain sesuai dengan
kebutuhan
Bagian Ketiga
Pelaksanaan Peredaran Obat Donasi
Memuat:
a. d.
identitas pemberi donasi dan pen pelaksanaan monitoring dan evaluasi
erima donasi (paling sedikit nama (dapat meliputi proses administrasi,
dan alamat pemberi donasi dan kesesuaian pemilihan Obat, kesesuaian
penerima donasi); jumlah Obat yang dibutuhkan, dan ketep
atan waktu pengiriman); dan
b.
pembagian tanggung jawab (da
pat meliputi pengadaan, pembiaya penanganan sisa Obat Donasi
e.
an, pengiriman, pengelolaan, peng (dapat meliputi proses adminis-
embalian, dan pemusnahan Obat trasi, pihak yang dilibatkan dala
Donasi); m penanganan sisa Obat Donasi
termasuk pemusnahannya, dan
pembiayaan atas penanganan –
c. sisa Obat Donasi).
penyediaan informasi (dapat meliputi
prosedur dan dokumen perizinan yang
diperlukan, spesifikasi, termasuk jenis
dan jumlah Obat yang dibutuhkan dan
didonasikan);
II. Perencanaan
menetapkan perkiraan
mengidentifikasi pihak sisa masa kedaluwarsa
yang akan diikutsertakan Obat Donasi pada saat
dalam kegiatan diterima oleh penerima
donasi
Disampaikan melalui
Notifikasi kepada
Kepala Badan
dan Menteri
sebelum Obat
pemberi donasi Donasi diedarkan.
penerima donasi
menyediakan informasi
menyusun analisis
mengenai obat yang
kebutuhan
akan didonasikan
Penyerahan
Penyimpanan
Penyerahan Obat Donasi hanya dapat Penyimpanan mengacu pada cara pembuatan
dilaksanakan oleh Fasilitas pelayanan
Obat yang baik, cara distribusi Obat yang baik,
Kesehatan sesuai ketentuan peraturan
standar pelayanan kefarmasian dan pedoman
perundang-undangan.
pengelolaan Obat yang baik sesuai dengan
.
ketentuan peraturan perundang-undangan.
VI. Pencatatan dan Pelaporan
laporan kegiatan penyaluran Obat Donasi oleh Industri Farmasi dan PBF
kepada Kepala Badan POM dan Menteri merupakan bagian pelaporan
kegiatan rutin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(Sesuai PerBPOM Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pelaporan Kegiatan Rencana Tindak Lanjut
Industri Farmasi dan Pedagang Besar Farmasi)
1) Dimusnahkan;
dalam hal terdapat sisa penggunaan Obat Donasi, Fasilitas Pelayanan 2) Dikembalikan kepada pemberi donasi; atau
Kesehatan wajib melaporkan kepada Kepala Badan dan Menteri dengan 3) Digunakan kembali, yang hanya dapat dilaksanakan
tembusan Kepala Dinas Kesehatan provinsi, Kepala Dinas Kesehatan dengan memenuhi ketentuan:
kabupaten/kota, dan Unit Pelaksana Teknis BPOM setempat. Laporan a. Obat Donasi memiliki rentang tanggal kedaluwarsa
paling sedikit memuat informasi: yang masih dapat digunakan
b. Obat Donasi memiliki kondisi kemasan termasuk
a. nama dan alamat lengkap Fasyankes;
segel, dan label/penandaan yang masih baik/utuh; dan
b. identitas Obat sisa penggunaan meliputi nama Obat,
kekuatan/potensi/dosis, nomor bets, dan tanggal kedaluwarsa; c. Penggunaan kembali dilakukan oleh Fasyankes yang
bersangkutan
c. jumlah Obat sisa penggunaan; dan
d. rencana tindak lanjut
BAB III. PENGAWASAN
a. Kepatuhan pelaporan
b. Kesesuaian isi laporan
Pemantauan Pelaporan
❖ Industri Farmasi
❖ PBF
❖ Sarana Pelayanan Penghentian Sementara Pengelolaan dan pemanfaatan Obat
Kesehatan Kegiatan
Donasi
Peringatan tertulis
LKS
Kepala Badan berkoordinasi dengan instansi yang
Penghentian sementara kegiatan menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
sosial sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
BAB V. KETENTUAN PENUTUP
Pasal 34
Peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai donasi berupa Obat
dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak diatur secara khusus dalam
Peraturan Badan ini.
Pasal 35
Peraturan Badan ini mulai berlaku
pada tanggal diundangkan
Ditetapkan dan Diundangkan
di Jakarta, 27 Juli 2022
BNRI Tahun 2022 Nomor 698
LAMPIRAN
Lampiran I Lampiran II Lampiran III
PENUTUP
Menjadi pedoman dalam
pelaksanaan peredaran Obat
Donasi