Anda di halaman 1dari 16

PERCOBAAN I

PEMBUATAN SIMPLISIA NABATI

I.

TUJUAN PRAKTIKUM
Mampu membuat simplisia nabati dari tumbuhan obat dengan harapan kandungan zat
aktif tidak rusak dan dapat disimpan dalam waktu yang lama.

II.

PENDAHULUAN
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain berupa bahan yang telah
dikeringkan. Simplisia dibedakan menjadi simplisia nabati, simplisia hewani dan
simplisia pelikan atau mineral (Anonim, 1985).
Untuk menjamin mutu keseragaman senyawa aktif, keamanan maupun kegunaannya
maka simplisia harus memenuhi persyaratan minimal. Untuk dapat memenuhi persyaratan
minimal tersebut, ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu bahan baku simplisia,
proses pembuatan simplisia, serta cara pengepakan dan penyimpanannya (Agoes, 2007).
Pemilihan sumber tanaman sebagai bahan baku simplisia nabati merupakan salah satu
faktor yang sangat berpengaruh pada mutu simplisia termasuk dalam pemilihan bibit dan
pengolahan maupun jenis tanah tempat tumbuh tanaman. Selain itu, proses pemanenan
dan preparasi simplisia merupakan proses yang dapat memenuhi mutu simplisia dalam
berbagai artian yaitu komposisi senyawa, kontaminasi, dan stabilitas bahan (Laksana,
2010).
Tahapan dalam pembuatan simplisia yaitu sebagai berikut:
1. Pengumpulan atau pengelolaan bahan baku
Kadar zat aktif dalam suatu simplisia antara lain tergantung pada bagian tanaman
pada saat panen, waktu panen, dan lingkungan tempat tumbuh. Jika pengolahan
simplisia tidak benar maka mutu produk yang dihasilkan kurang berkhasiat atau
kemungkinan dapat menimbulkan toksik (Wallis, 1960).
2. Sortasi basah
Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan asing
lainnya dari bahan simplisia. Misalnya pada simplisia yang dibuat dari akar tanaman
obat, bahan-bahan asing seperti tanah, kerikil, rumput, batang, daun, akar yang rusak
serta pengotor lain yang harus dibuang atau dipisahkan (Laksana, 2010).
3. Pencucian

Pencucian bertujuan untuk menghilangkan kotoran dan mengurangi mikroba yang


menempel pada bahan. Simplisia harus menggunakan air bersih seperti mata air,
sumur,atau PAM (Laksana, 2010).
4. Perajangan
Pengubahan bentuk bertujuan untuk memperluas permukaan sehingga lebih cepat
kering tanpa pemanasan yang berlebih. Pengubahan bentuk dilakukan dengan pisau
tajam yang terbuat dari bahan steinles (Laksana, 2010).
5. Pengeringan
Pengeringan dilakukan untuk menghilangkan air dari bahan dengan menggunakan
sinar matahari. Dengan mengurangi kadar air dapat mencegah timbulnya kapang dan
menurunkan reaksi enzimatik sehingga dapat mencegah terjadinya penurunan mutu
atau perusakan simplisia (Laksana, 2010).
6. Sortasi kering
Tujuannya untuk memisahkan benda asing dan pengotor yang masih tertinggal
(Laksana, 2010).
7. Pengepakan dan penyimpanan
Jenis kemasan yang digunakan berupa plastik, kertas maupun karung goni sesuai
dengan bahan simplisianya (Laksana, 2010).

III.

ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan yaitu aluminium foil, tampah, bak plastik, plastik, label/etiket,
kertas payung, kain hitam, talenan, timbangan, pisau dapur, gunting, penggaris, dan oven.
Bahan yang digunakan adalah daun (pepaya, singkong, kumis kucing), herba
(seledri), bunga (rosella, kamboja), buah/kulit buah (mengkudu, jeruk) dan batang/kulit
batang (kayu manis, brotowali), rimpang (jahe, kunyit).

IV.

CARA KERJA
Tumbuhan/ Bahan
- dilakukan sortasi basah terhadap tanah, kerikil, rumput-rumputan, bahkan
tumbuhan lain dan bagian tumbuhan rusak
Bahan Baku
- ditimbang dengan seksama sebanyak 250mg
- ditempatkan diatas nampan/baki
- dicuci dengan air mengalir hingga bersih
- dilakukan pengubahan bentuk
- dikeringkan sesuai jenis bagian tumbuhan dan kandungan zat aktif
- dilakukan sortasi kering, ditimbang

- dilakukan pengepakan, dimasukkan dalam kertas payung


- diberi label dan disimpan ditempat yang kering
- dilakukan perhitungan rendemen
Hasil

V.

DATA PENGAMATAN

Bahan
Daun Singkong
(Manihot ulisima folium)

Rimpang Kunyit
(curcuma domestica riziome)

Perlakuan
Ditimbang
Dicuci dengan air mengalir
Sortasi basah
Dilakukan perajangan

Keterangan
Sebanyak 250 gram
Pencucian hingga bersih

Pemotongan menjadi ukuran yang


lebih kecil
Dikeringkan dibawah sinar Ditutup menggunakan kain hitam
matahari
Dilakukan uji makroskopik Dilakukan pada saat praktikum
dan organoleptik dilakukan hari Rabu, 11 November 2015
pukul 14.00 WIB (yang diuji
setelah kering
hanya sampel)
Dilakukan pada hari Jumat, 13
Ditimbang
November 2015 pukul 13.00 WIB
(karena seluruh simplisia sudah
kering). Sebanyak 40 gram
Dibungkus kertas payung
dan diberi solatip sehingga
tidak ada lubang
Rendemen = 16 %
Dihitung rendemen
Sebanyak 250 gram
Ditimbang
Pencucian hingga bersih
Dicuci dengan air mengalir
Sortasi basah
Pemotongan menjadi ukuran yang
Dilakukan perajangan
lebih kecil
Ditutup menggunakan kain hitam
Dikeringkan
Pada hari Rabu sampai Jumat di
Ditunggu hingga kering
bawah sinar matahari. Pada hari
jumat sampai Senin di dalam oven
60C
Dilakukan uji makroskopik Pengujian dilakukan hari Senin,
16 Novemer 2015
dan organoleptik
Dilakukan pada hari Senin, 16
Ditimbang
November 2015. Sebanyak 30
gram
Dibungkus kertas payung
dan diberi solatip sehingga
tidak ada lubang
Rendemen = 12 %
Dihitung rendemen

VI.

PEMBAHASAN
Kami melakukan percobaan farmakognosis ini untuk pertama kalinya.Pembagian
bahan simplisia dilakukan oleh dosen pengampu (Ibu Nur Amalia). Kelompok kami,
kelompok I (rhizoma / IIIB) mendapatkan 2 bahan simplisia, yaitu : daun singkong
(Manihot utilissima folium) dan rimpang kunyit (Curcuma domestica rhizoma).
Sedangkan kelompok 2 (rhizoma / IVB) mendapatkan rimpang jahe (Zingiber officinal
rhizoma) dan kulit buah jeruk (Citrus aurantifolia pericarpium).Kelompok 3 (cortex /
IIIB) mendapatkan herba seledri (Apium graveolen herbs) dan daun pepaya (Carica
papaya folium).Kelompok 4 (cortex / IVB) mendapatkan bunga terompet kuning (Datura
arboreaflos) dan daun kumis kucing (Ortosiphon folium).
Simplisia yang kami buat yaitu dari daun singkong dan rimpang kunyit, berikut
klasifikasinya:

Klasifikasi

Curcuma domestika

Manihot utilissima

Kerajaan

plantae

Plantae

Divisio

Spermatophyta

Spermatophyta

Sub-diviso

Angiospermae

Angiospermae

Kelas

Monocotyledoneae

Dicotyledonae

Ordo

Zingiberales

Euphorbiales

Famili

Zungiberaceae

Euphorbiaceae

Genus

Curcuma

Manihot

Species

Curcumadomestica Val.

Manihot utilisima
(Gembong, 1993)

Hal yang kami lakukan pertama kali adalah sortasi basah, yaitu pemilihan bahan
yang digunakan setelah pemanenan.Kami mengambil bahan yaitu rimpang kunyit
(Curcuma domestica rhizoma) yang telah disiapkan karena bahan daun singkong
(Manihot utilissima folium) belum didapatkan.Kami memilih rimpang kunyit yang
memiliki bentuk bagus, utuh dan berwarna bagus.Setelah itu, ditimbang sebanyak 250
gram.Lalu diletakkan pada nampan atau baki.
Kemudian bahan dicuci dengan air mengalir melalui keran, digosok sehingga
bagian kulit yang mudah mengelupas dapat terkelupas.Dilakukan pencucian untuk
membersihkan bahan atau tanaman menjadi bersih, tidak ada kotoran yang menempel
sehingga mengurangi kontaminasi dari bahan asing (luar) seperti tanah, hewan yang
menempel, debu, dan mikroorganisme.
Setelah dirasa cukup bersih, ditiriskan.Selanjutnya, dilakukan perubahan bentuk
(perajangan) yaitu pemotongan dengan pisau karena bahan yang digunakan adalah

rhizoma (rimpang).Yang kami lakukan sebelum saat pemotongan adalah pengupasan


kulit rhizoma (rimpang) dengan mengeruk bagian luar rhizoma (rimpang).Lalu,
pemotongan yang dilakukan tidak terlalu tipis ataupun terlalu tebal, sekitar 3 cm
tebalnya. Hal ini dikarenakan karena bila terlalu tipis, saat proses pengeringan dengan
dijemur kandungan zat akan rusak. Sedangkan apabila terlalu tebal, dikhawatirkan
bagian luar sudah kering tetapi bagian dalam belum sehingga reaksi enzimatiknya masih
dapat terjadi, pertumbuhan mikroorganisme pun dapat terjadi karena kandungan air
masih ada.Hal yang terjadi ini adalah kebalikkan dari fungsi pengeringan. Perubahan
bentuk (pemotongan) dilakukan supaya mempercepat proses pengeringan karena luas
permukaan besar sehingga bagian tanaman (bahan) yang terkena sinar matahari luas.
Setelah selesai dilakukan pemotongan, simplisia ditempatkan di atas nampah lebar dan
ditata dengan meratakannya sehingga tidak terlalu tertumpuk satu sama yang lain. Ini
dilakukan supaya proses pengeringan diharapkan cepat.
Hal yang dilakukan selanjutnya adalah pengeringan.Fungsi pengeringan adalah
menghentikan reaksi enzimatik, menghambat pertumbuhan mikroorganisme, dan
mengurangi kandungan air.Pengeringan yang kami lakukan pada bahan ini adalah
penjemuran dengan sinar matahari langsung yang ditutupkan kain hitam diatas simplisia
dan pengeringan menggunkan oven.Pengeringan bahan rimpang kunyit (Curcuma
domestica rhizoma) yang kami lakukan adalah selama 3 hari menggunakan sinar
matahari langsung.Pada hari Rabu, penjemuran dilakukan selama tiga setengah jam yaitu
pada pukul 10.30 WIB sampai 14.00 WIB. Pada hari Kamis pukul 10.20 WIB sampai
12.00 WIB dijemur.Dan pada hari Jumat pukul 11.15 WIB sampai 13.00
WIB.Selanjutnya pengeringan menggunakan oven dengan alasan cuaca yang tidak
mendukung dan ketidaksanggupan kami menjemur serta mengambil simplisia bila terjadi
hujan pada hari Jumat, Sabtu, dan Minggu.
Pada hari Sabtu, kami mengecek apakah telah kering simplisia kami.Dan ternyata
sudah kering, tetapi karena tidak tersedianya kertas paying dan saran dari penjaga
laboratoium bahwa pengepakan dilakukan hari Senin.Setelah kering, simplisia dikemas
dengan kertas payung yang dilipat kemudian ditimbang bobotnya, kami mendapatkan
hasil bobot akhir sebanyak 30 gramdan ditutup rapat dengan solatip.Tujuan ini dilakukan
adalah melindungi simplisia supaya tidak terkontaminasi oleh bahan asing atau faktor
luar yang mempengaruhi kestabilan simplisia rimpang kunyit (Curcuma domestica
rhizoma) seperti cahaya dan kelembaban.Kemudian disimpan di tempat yang
sesuai.Terkahir dilakukan perhitungan rendemen simplisia rimpang kunyit (Curcuma
domestica rhizoma).Yang kami dapatkan adalah 12% sesuai dengan perhitungan
dibawah ini.Hasil ini adalah rendemen yang cukup baik karena lebih dari 10%.

()
100%

30
=
100%
250

= 12%
Perlakuan yang sama dilakukan pada daun singkong (Manihot utilissima folium)
dari perlakukan sortasi basah, penimbangan sebanyak 250 gram, dan pencucian.
Perubahan bentuk simplisia pada bahan ini adalah perajangan, dipisahkan dari tangakai
dan dipotong atau dirobek dengan tangan menjadi ukuran yang lebih kecil.Lalu, ditata
diatas nampan sampai rata.
Hal yang dilakukan selanjutnya adalah pengeringan.Pengeringan yang kami
lakukan penjemuran dengan sinar matahari langsung dengan ditutupkan kain hitam diatas
simplisia.Pengeringan bahan daun singkong (Manihot utilissima folium) yang kami
lakukan adalah selama 3 hari. Pada hari Rabu, penjemuran dilakukan selama tiga
setengah jam yaitu pada pukul 10.30 WIB sampai 14.00 WIB. Pada hari Kamis pukul
07.50 WIB sampai 12.00 WIB dijemur.Dan pada hari Jumat pukul 11.15 WIB sampai
13.00 WIB.
Setelah kering, simplisia dikemas dengan kertas payung yang dilipat kemudian
ditimbang bobotnya, kami mendapatkan hasil bobot akhir sebanyak 40 gram dan ditutup
rapat dengan solatip.Terkahir dilakukan perhitungan rendemen simplisia daun singkong
(Manihot utilissima folium).Yang kami dapatkan adalah 16% sesuai dengan perhitungan
dibawah ini.Hasil ini adalah rendemen yang cukup baik karena lebih dari 10%.
()
100%

40
=
100%
250

= 16%
Perlakuan yang sama dilakukan pada rimpang jahe (Zingiber officinal
rhizoma)dari perlakukan sortasi basah, penimbangan sebanyak 250 gram, dan pencucian.
Perubahan bentuk simplisia pada bahan ini adalah pemotongan, dipotong menjadi ukuran
yang lebih kecil dengan pisau.Lalu, ditata diatas nampan dengan rapi.
Hal yang dilakukan selanjutnya adalah pengeringan.Pengeringan yang kami
lakukan pada bahan ini adalah penjemuran dengan sinar matahari langsung yang
ditutupkan kain hitam diatas simplisia dan pengeringan menggunkan oven.Pengeringan
bahan rimpang jahe (Zingiber officinal rhizoma)yang kami lakukan adalah selama 3 hari
menggunakan sinar matahari langsung.Pada hari Rabu, penjemuran dilakukan selama
tiga setengah jam yaitu pada pukul 10.30 WIB sampai 14.00 WIB. Pada hari Kamis
pukul 10.20 WIB sampai 12.00 WIB dijemur.Dan pada hari Jumat pukul 11.15 WIB

sampai 13.00 WIB.Selanjutnya pengeringan menggunakan oven dengan alasan cuaca


yang tidak mendukung dan ketidaksanggupan kami menjemur serta mengambil simplisia
bila terjadi hujan pada hari Jumat, Sabtu, dan Minggu.
Setelah kering, simplisia dikemas dengan kertas payung yang dilipat kemudian
ditimbang bobotnya, kami mendapatkan hasil bobot akhir sebanyak 30 gram dan ditutup
rapat dengan solatip.Terkahir dilakukan perhitungan rendemen simplisia rimpang jahe
(Zingiber officinal rhizoma).Yang kami dapatkan adalah 12% sesuai dengan perhitungan
dibawah ini.Hasil ini adalah rendemen yang cukup baik karena lebih dari 10%.
()
100%

30
=
100%
250

= 12%
Perlakuan yang sama dilakukan pada kulit buah jeruk (Citrus aurantifolia
pericarpium) dari perlakukan sortasi basah dan pengupasan kulit buah dari buah,
penimbangan sebanyak 250 gram, dan pencucian. Perubahan bentuk simplisia pada
bahan ini adalah perajangan, dipotong atau dirobek dengan tangan menjadi ukuran yang
lebih kecil.Lalu, ditata diatas nampan.
Hal yang dilakukan selanjutnya adalah pengeringan.Pengeringan yang kami
lakukan pada bahan ini adalah penjemuran dengan sinar matahari langsung yang
ditutupkan kain hitam diatas simplisia dan pengeringan menggunkan oven.Pengeringan
bahan kulit buah jeruk (Citrus aurantifolia pericarpium) yang kami lakukan adalah
selama 3 hari menggunakan sinar matahari langsung.Pada hari Rabu, penjemuran
dilakukan selama tiga setengah jam yaitu pada pukul 10.30 WIB sampai 14.00 WIB.
Pada hari Kamis pukul 10.20 WIB sampai 12.00 WIB dijemur.Dan pada hari Jumat
pukul 11.15 WIB sampai 13.00 WIB.Selanjutnya pengeringan menggunakan oven
dengan alasan cuaca yang tidak mendukung dan ketidaksanggupan kami menjemur serta
mengambil simplisia bila terjadi hujan pada hari Jumat, Sabtu, dan Minggu.
Setelah kering, simplisia dikemas dengan kertas payung yang dilipat kemudian
ditimbang bobotnya, kami mendapatkan hasil bobot akhir sebanyak 80 gram dan ditutup
rapat dengan solatip.Terkahir dilakukan perhitungan rendemen simplisia kulit buah jeruk
(Citrus aurantifolia pericarpium).Yang kami dapatkan adalah 32% sesuai dengan
perhitungan dibawah ini.Hasil ini adalah rendemen yang cukup baik karena lebih dari
10%.
()
100%

80
=
100%
250

= 32%
Perlakuan yang sama dilakukanpada herba seledri (Apium graveolens herbs)dari
perlakukan sortasi basah, penimbangan sebanyak 210 gram karena bahan yang
digunakan adalah sisaan dari yang kemaren, dan pencucian. Perubahan bentuk simplisia
pada bahan ini adalah pemotongan, dipotong menjadi ukuran yang lebih kecil dengan
pisau.Lalu, ditata diatas nampan.
Hal yang dilakukan selanjutnya adalah pengeringan.Pengeringan yang kami
lakukan pada bahan ini adalah penjemuran dengan sinar matahari langsung yang
ditutupkan kain hitam diatas simplisia.Pengeringan bahanherba seledri (Apium
graveolens herbs)yang kami lakukan adalah selama 3 hari menggunakan sinar matahari
langsung.Pada hari Rabu, penjemuran dilakukan selama tiga setengah jam yaitu pada
pukul 10.30 WIB sampai 14.00 WIB. Pada hari Kamis pukul 10.20 WIB sampai 12.00
WIB dijemur.Dan pada hari Jumat pukul 11.15 WIB sampai 13.00 WIB.
Setelah kering, simplisia dikemas dengan kertas payung yang dilipat kemudian
ditimbang bobotnya, kami mendapatkan hasil bobot akhir sebanyak 30 gram dan ditutup
rapat dengan solatip.Terkahir dilakukan perhitungan rendemen simplisia herba seledri
(Apium graveolens herbs).Yang kami dapatkan adalah 14.28% sesuai dengan
perhitungan dibawah ini.Hasil ini adalah rendemen yang cukup baik karena lebih dari
10%.
()
100%

30
=
100%
210

= 14.28%
Perlakuan yang sama dilakukan pada daun pepaya (Carica papaya folium) dari
perlakukan sortasi basah dan pemisahan dari tangkai, penimbangan sebanyak 250 gram,
dan pencucian. Perubahan bentuk simplisia pada bahan ini adalah perajangan, dipotong
atau dirobek dengan tangan menjadi ukuran yang lebih kecil.Lalu, ditata diatas nampan
sampai rata.
Hal yang dilakukan selanjutnya adalah pengeringan.Pengeringan yang kami
lakukan pada bahan ini adalah penjemuran dengan sinar matahari langsung yang
ditutupkan kain hitam diatas simplisia dan pengeringan menggunkan oven.Pengeringan
bahandaun pepaya (Carica papaya folium) yang kami lakukan adalah selama 3 hari
menggunakan sinar matahari langsung.Pada hari Rabu, penjemuran dilakukan selama
tiga setengah jam yaitu pada pukul 10.30 WIB sampai 14.00 WIB. Pada hari Kamis
pukul 10.20 WIB sampai 12.00 WIB dijemur.Dan pada hari Jumat pukul 11.15 WIB
sampai 13.00 WIB.Selanjutnya pengeringan menggunakan oven dengan alasan cuaca

yang tidak mendukung dan ketidaksanggupan kami menjemur serta mengambil simplisia
bila terjadi hujan pada hari Jumat, Sabtu, dan Minggu.
Setelah kering, simplisia dikemas dengan kertas payung yang dilipat kemudian
ditimbang bobotnya, kami mendapatkan hasil bobot akhir sebanyak 70 gram dan ditutup
rapat dengan solatip.Terkahir dilakukan perhitungan rendemen simplisia daun pepaya
(Carica papaya folium).Yang kami dapatkan adalah 28% sesuai dengan perhitungan
dibawah ini.Hasil ini adalah rendemen yang cukup baik karena lebih dari 10%.
()
100%

70
=
100%
250

= 28%
Perlakuan yang sama dilakukan pada bunga terompet kuning (Alamanda
cathardica flos) dari perlakukan sortasi basah dan pemisahan bunga dari tangkai,
penimbangan sebanyak 250 gram, dan pencucian.Perubahan bentuk simplisia pada bahan
ini adalah perajangan, dipotong atau dirobek dengan tangan menjadi ukuran yang lebih
kecil.Lalu, ditata diatas nampan sampai rata.
Hal yang dilakukan selanjutnya adalah pengeringan.Pengeringan yang kami
lakukan pada bahan ini adalah penjemuran dengan sinar matahari langsung yang
ditutupkan kain hitam diatas simplisia dan pengeringan menggunkan oven.Pengeringan
bahanbunga terompet kuning (Alamanda cathardica flos)yang kami lakukan adalah
selama 3 hari menggunakan sinar matahari langsung.Pada hari Rabu, penjemuran
dilakukan selama tiga setengah jam yaitu pada pukul 10.30 WIB sampai 14.00 WIB.
Pada hari Kamis pukul 10.20 WIB sampai 12.00 WIB dijemur.Dan pada hari Jumat
pukul 11.15 WIB sampai 13.00 WIB.Selanjutnya pengeringan menggunakan oven
dengan alasan cuaca yang tidak mendukung dan ketidaksanggupan kami menjemur serta
mengambil simplisia bila terjadi hujan pada hari Jumat, Sabtu, dan Minggu.
Setelah kering, simplisia dikemas dengan kertas payung yang dilipat kemudian
ditimbang bobotnya, kami mendapatkan hasil bobot akhir sebanyak 40 gram dan ditutup
rapat dengan solatip.Terkahir dilakukan perhitungan rendemen simplisia bunga terompet
kuning (Alamanda cathardica flos).Yang kami dapatkan adalah 16% sesuai dengan
perhitungan dibawah ini.Hasil ini adalah rendemen yang cukup baik karena lebih dari
10%.
()
100%

40
=
100%
250

= 16%

Perlakuan yang sama dilakukan pada daun kumis kucing (Ortosiphon folium) dari
perlakukan sortasi basah, penimbangan sebanyak 250 gram, dan pencucian. Perubahan
bentuk simplisia pada bahan ini adalah perajangan, dipotong atau dirobek dengan tangan
menjadi ukuran yang lebih kecil.Lalu, ditata diatas nampan sampai rata.
Hal yang dilakukan selanjutnya adalah pengeringan.Pengeringan yang kami
lakukan pada bahan ini adalah penjemuran dengan sinar matahari langsung yang
ditutupkan kain hitam diatas simplisia dan pengeringan menggunkan oven.Pengeringan
bahandaun kumis kucing (Ortosiphon folium) yang kami lakukan adalah selama 3 hari
menggunakan sinar matahari langsung.Pada hari Rabu, penjemuran dilakukan selama
tiga setengah jam yaitu pada pukul 10.30 WIB sampai 14.00 WIB. Pada hari Kamis
pukul 10.20 WIB sampai 12.00 WIB dijemur.Dan pada hari Jumat pukul 11.15 WIB
sampai 13.00 WIB.Selanjutnya pengeringan menggunakan oven dengan alasan cuaca
yang tidak mendukung dan ketidaksanggupan kami menjemur serta mengambil simplisia
bila terjadi hujan pada hari Jumat, Sabtu, dan Minggu.
Setelah kering, simplisia dikemas dengan kertas payung yang dilipat kemudian
ditimbang bobotnya, kami mendapatkan hasil bobot akhir sebanyak 40 gram dan ditutup
rapat dengan solatip.Terkahir dilakukan perhitungan rendemen simplisia daun kumis
kucing (Ortosiphon folium).Yang kami dapatkan adalah 16% sesuai dengan perhitungan
dibawah ini.Hasil ini adalah rendemen yang cukup baik karena lebih dari 10%.
()
100%

40
=
100%
250

= 16%

Pertanyaan:
1. Tuliskan nama latin dari simplisia berikut:
a. Kayu manis
b. Daun jambu biji
c. Kulit buah jeruk
2. Sebutkan tujuan pengelolaan pasca panen tumbuhan obat!
3. Sebutkan urutan proses pengelolaan pasca panen tumbuhan obat beserta tujuan dari masingmasing proses
4. Berikan satu contoh penanganan pasca panen untuk simplisia rimpang (rhizoma)!

Jawaban:
1. a. Cinnamomum ferum radix
b. Psidium guajava folium
c. Citrus aurantifolia perikarpium

2. Tujuan pengelolaan pascapanen


- mencegah kerugian karena perlakuan prapanen yang tidak tepat
- menghindari kerusakan akibat waktu dan cara panen yang tidak tepat
- meningkatkan efisien pemanfaatan SDA dan menjamin kelestariannya
- terjaminnya suplai bahan baku produksi tanaman obat meskipun tidak pada musimnya
- mengurangi kerusakan pada saat pengumpulan, pengemasan dan pengangkutan saat
pendistribusian hasilpanen.

3. Tahap proses pascapanen


- Sortasi basah
Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan asing lainnya
dari bahan simplisia. Misalnya pada simplisia yang dibuat dari akar tanaman obat, bahanbahan asing seperti tanah, kerikil, rumput, batang, daun, akar yang rusak serta pengotor
lain yang harus dibuang atau dipisahkan.
- Pencucian
Pencucian bertujuan untuk menghilangkan kotoran dan mengurangi mikroba yang
menempel pada bahan. Simplisia harus menggunakan air bersih seperti mata air,
sumur,atau PAM.
- Perajangan
Pengubahan bentuk bertujuan untuk memperluas permukaan sehingga lebih cepat
kering tanpa pemanasan yang berlebih. Pengubahan bentuk dilakukan dengan pisau tajam
yang terbuat dari bahan steinles.

- Pengeringan
Pengeringan dilakukan untuk menghilangkan air dari bahan dengan menggunakan
sinar matahari. Dengan mengurangi kadar air dapat mencegah timbulnya kapang dan
menurunkan reaksi enzimatik sehingga dapat mencegah terjadinya penurunan mutu atau
perusakan simplisia.
- Sortasi kering
Tujuannya untuk memisahkan benda asing dan pengotor yang masih tertinggal.
- Pengepakan dan penyimpanan
Jenis kemasan yang digunakan berupa plastik, kertas maupun karung goni
sesuaidengan bahan simplisianya.

4. Penanganan pasca panen rimpang


- penyaringan awal: menjaga mutu dari kotoran yang menempel. Pemisahan bahan yang
busuk
- pencucian: bertujuan untuk menghilangkan kotoran dan mengurangi mikroba yang
menempel pada bahan
- penirisan dan perajangan: rimpang yang sudah dicuci kemudian ditiriskan dan dipotong
tetapi tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis
- pengeringan
- pengemasan dan penyimpanan

Daftar pustaka
Agoes.G., 2007, Teknologi Bahan Alam, ITB, Press Bandung.
Anonim, 1985, Cara Pembuatan Simplisia, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
Gembong Tjitrosoepomo, 1993, Taksonomi Umum ,Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Laksana, Toga, dkk., 2010, Pembuatan Simplisia Dan Standardisasi Simplisia, Gajah Mada
University Press, Yogyakarta.

Wallis, T.E., 1960, Text Book of Pharmacognosy, J & A Churchill Ltd, London.

Anda mungkin juga menyukai