1. Pengumpulan/panen
a. Tekhnik pengumpulan
Pengumpulan/panen kulit batang kayu manis dilakukan dengan tangan atau menggunakan alat.
Pada umumnya waktu pengumpulan kulit batang dikumpulkan sewaktu awal musim kemarau.
Karena pada saat musim kemarau proses pengangkutan zat hara dari tanah keseluruh tubuh tumbuhan
berkurang. Sehingga zat-zat aktif yang dibutuhkan tumbuhan tertumpuk di kulit batang (korteks).
Setelah pemanenan kulit batang kayu manis, dilakukan sortasi basah yang bertujuan untuk memisahkan
batang dari bagian tanaman yang tidak digunakan seperti tangkai, daun, dan akar.
Kemudian kulit batang kayu manis dicuci menggunakan air PAM. Pencucian dimaksudkan untuk
membersihkan kulit batang dari sisa-sisa kotoran yang melekat.
3. Perajangan
Setelah dicuci, kulit batang kayu manis diangin-anginkan di atas koran kurang lebih satu malam.
Kemudian diubah bentuk atau dipotong kecil-kecil menggunakan gunting atau kater yang bertujuan
untuk memperkecil luas permukaan sehingga proses pengeringan berlangsung cepat.
4. Pengeringan
Setelah diubah bentuk, proses selanjutnya yaitu pengeringan. Sampel dikeringkan di bawah sinar
matahari dengan menggunakan kain hitam sebagai penutup. Fungsi kain hitam tersebut untuk menyerap
panas dari sinar matahari. Sampel tidak boleh berkontak langsung dengan sinar matahari karena akan
merusak aktivitas enzim.
Lalu proses selanjutnya kulit batang kayu manis disimpan pada suhu kamar 15-300C.
1) Untuk mendapatkan simplisia yang awet, tidak rusak dan dapat digunakan dalam jangka waktu
yang relatif lama.
5. Sortasi kering
Sortasi kering dilakukan sebelum perwadahan yang bertujuan memisahkan sisa-sisa benda asing atau
bagian tanaman yang tidak dikehendaki misalnya bahan-bahan yang terlalu gosong dan bahan-bahan
yang rusak.
Kulit batang kayu manis yang sudah kering diblender, diayak, lalu dimasukkan dan disimpan dalam botol
kaca 150 gram, dan diberi etiket (serbuk).
DARTAR PUSTAKA
Dalimartha, Setiawan dr. 2000. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid II.
Dalimartha, Setiawan dr. 2003. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid III.
Dalimartha, Setiawan dr. 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid IV.
Dalimartha, Setiawan dr. 2009. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid VI.
Dirjen POM, 1977. Materian Medika Indonesia Jilid I. Jakarta : Departemen Kesehatan RI
Dirjen POM, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Djauhariya, E ., dan hernani. (2004). Gulma berkhasiat obat. Jakarta: seri agrisehat.
Tjtrosoepomo,G.2005.TaksonomiTumbuhan obat-obatan.