Anda di halaman 1dari 16

REAKSI REDOKS

DAN PRINSIP
ELEKTROKIMIA
KELOMPOK 6

DINA AUDREYN TEURUPUN (B1A119198)


RIZKY ANDINI PUTRI (B1A119201)
NURFADILAH ABDUL RAHIM (B1A119181)
STEVANNY NOVELLA KOCU (B1A119207)
FRINISHA AURELIA PAYUNG (B1A119178)
SUSNITA SAIFUL (B1A119191)
A. Defenisi Reaksi Redoks dan Prinsip
Elektrokimia
 Defenisi Reaksi Redoks
Reaksi redoks adalah singkatan dari reaksi reduksi dan oksidasi yang
berlangsung pada proses elektrokimia. Dilansir dari Encyclopaedia Britannica, reaksi
redoks berkaitan dengan pelepasan atau pengikatan electron, atom oksigen, dan atom
hydrogen.
Reduksi adalah reaksi yang mengalami penurunan bilangan oksidasi dan
kenaikan electron. Dapat di katakana bahwa reduksi adalah reaksi di mana suatu zat
kehilangan oksigen.
Oksidai adalah reaksi yang mengalami peningkatan bilangan oksidasi dan
penurunan electron. Dapat di katakana bahwa oksidasi adalah reaksi di mana suatu
zat mengikat oksigen.
 Jenis-jenis Reaksi Redoks
 Titrasi redoks melibatkan reaksi oksidasi dan reduksi antara titran dan analit. Titrasi
redoks banyak dipergunakan untuk penentuan kadar logam atau senyawa yang
bersifat sebagai oksidator atau reduktor. Aplikasi dalam bidang industri misalnya
penentuan sulfite dalam minuman anggur dengan menggunakan iodine, atau
penentuan kadar alkohol dengan menggunakan kalium dikromat. Beberapa contoh
yang lain adalah penentuan asam oksalat dengan menggunakan permanganate,
penentuan besi(II) dengan serium(IV), dan sebagainya.
 Karena melibatkan reaksi redoks maka pengetahuan tentang penyetaraan reaksi
redoks memegang peran penting, selain itu pengetahuan tentang perhitungan sel
volta, sifat oksidator dan reduktor juga sangat berperan. Dengan pengetahuan yang
cukup baik mengenai semua itu maka perhitungan stoikiometri titrasi redoks menjadi
jauh lebih mudah.
 Titrasi redoks merupakan jenis titrasi yang paling banyak jenisnya, diantaranya :
 1. Titrasi Iodin (Iodometri dan Iodimetri)
Titrasi yang melibatkan iodium dapat dilakukan dengan dua cara yaitu titrasi
langsung (iodimetri) dan titrasi tak langsung (iodomotri).
 a. Titrasi langsung (iodimetri)
Iodimetri merupakan Metode Titrasi redoks yang melibatkan iodin yang bereaksi
secara langsung. Iodium merupakan oksidator yang relative kuat dengan nilai
potensial reaksi sebesar +0,535 V. Iodium akan mereduksi senyawa – senyawa yang
memilki potensial reduksi lebih kecil dibandingkan dengan iodium. Pada reaksi
oksidasi, iodium akan mengalami reduksi menjadi iodida sesuai dengan reaksi:
 I2 + 2e 2I-
Larutan baku iodium dapat digunakan untuk analisis kuantitatif senyawa-
senyawa yang mempunyai potensial oksidasi lebih kecil dari pada sistem iodium-
iodida sebagaimana persamaan di atas atau dengan kata lain digunakan untuk
senyawa-senyawa yang bersifat reduktor yang cukup kuat seperti vitamin C,
tiosulfat, arsenit, sulfida, sulfit, Stibium(III), timah(II), dan ferosianida. Daya
mereduksi dari berbagai macam zat ini tergantung pada konsentrasi ion hydrogen,
dan hanya dengan penyesuaian pH dengan tepat yang dapat menghasilkan reaksi
dengan iodium secara kuantitatif.
Vitamin C mempunyai potensial reduksi yang lebih kecil daripada iodium
sehingga dapat dilakukan titrasi langsung dengan iodium.
 Titrasi tak langsung (iodometri)
Iodometri merupakan titrasi tidak langsung dan digunakan untuk menetapkan senyawa-
senyawa yang mempunyai potensial oksidasi lebih besar daripada sistem iodium- iodida atau
senyawa-senyawa yang bersifat oksidator seperti CuSO45H2O. Iodometri terjadi pada zat yang
bersifat oksidator seperti besi (III), tembaga (II), dimana zat ini akan mengoksidasi iodida yang
ditambahkan membentuk iodin.
Sebagai contoh adalah penentuan kandungan klorin (Cl2) dalam agen pemutih. Klorin akan
mengoksidasi iodide untuk menghasilkan iodium. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
Cl2+2I- 2Cl- + I2
Selanjutnya iodium yang dibebaskan dititrasi dengan larutan baku natrium tiosulfat
menurut reaksi:
2S2O32- + I2 S4O62- + 2I-
 Prinsip Reaksi Redoks
 Reaksi oksidasi reduksi atau reaksi redoks adalah reaksi yang melibatkan penangkapandan
pelepasan elektron. Dalam setiap reaksi redoks, jumlah elektron yang dilepaskan oleh
reduktor harus sama dengan jumlah elektron yang ditangkap oleh oksidator. Ada dua cara
untuk menyetarakan persamaan reaksi redoks yaitu metode bilangan oksidasi dan metode
setengah reaksi (metode ion elektron).
 Hubungan reaksi redoks dan perubahan energi adalah sebagai berikut: Reaksi redoks
melibatkan perpindahan elektron; Arus listrik adalah perpindahan elektron; Reaksi redoks
dapat menghasilkan arus listrik, contoh: sel galvani; Arus listrik dapat menghasilkan reaksi
redoks, contoh sel elektrolisis. Sel galvani dan sel elektrolisis adalah sel elektrokimia.
Persamaan elektrokimia yang berguna dalam perhitungan potensial sel adalah persamaan
Nernst. Reaksi redoks dapat digunakan dalam analisis volumetri bila memenuhi syarat.
Titrasi redoks adalah titrasi suatu larutan standar oksidator dengan suatu reduktor atau
sebaliknya, dasarnya adalah reaksi oksidasi-reduksi antara analit dengan titran.
B. PRINSIP ELEKTROKIMIA

 Defenisi Prinsip Elektrokimia


Definisi elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari aksi antara sifat-sifat listrik
dengan reaksi kimia. Misalnya perubahan energi kimia menjadi energy listrik pada
elemen elektrokimia, reaksi oksidasi-oksidasi secara spontan pada elemen yang
dijadikan sumber arus listrik, dan perpindahan elektron dan perpindahan elektron
dalam larutan elektrolit dan terjadi pada aki. Elektrokimia ini dikenal dengan dalam
bahasa inggrisnya adalah electo chemistry.
Adapun berbagai definisi elektrokimia lainnya yaitu
1. Elektrokimia adalah cabang kimia yang mempelajari reaksi kimia yang
berlangsung dalam larutan pada antarmuka konduktor elektron (logam atau
semikonduktor) dan konduktor ionik (elektrolit), dan melibatkan perpindahan
elektron antara elektroda dan elektrolit atau sejenis dalam larutan.Jika reaksi kimia
didorong oleh tegangan eksternal, maka akan seperti elektrolisis, atau jika tegangan
yang dibuat oleh reaksi kimia seperti di baterai, maka akan terjadi reaksi
elektrokimia. Sebaliknya, reaksi kimia terjadi di mana elektron yang ditransfer antara
molekul yang disebut oksidasi / reduksi (redoks) reaksi. Secara umum, elektrokimia
berkaitan dengan situasi di mana oksidasi dan reduksi reaksi dipisahkan dalam ruang
atau waktu, dihubungkan oleh sebuah sirkuit listrik eksternal.
2. Elektrokimia adalah ilmu tentang hubungan antara senyawa listrik dan kimia.
Elektrokimia merupakan studi yang mempelajari bagaimana reaksi kimia dapat
menimbulkan tegangan listrik dan tegangan listrik terbalik dapat menyebabkan reaksi
kimia dalam sel elektrokimia. Konversi energi dari bentuk kimia ke bentuk listrik dan
sebaliknya adalah inti dari elektrokimia. Ada dua jenis sel elektrokimia, yaitu sel
galvanik dan elektrolit. Sel galvanik adalah sel yang menghasilkan tenaga listrik
ketika sel mengalami reaksi kimia sedangkan Sel elektrolit adalah sel yang
mengalami reaksi kimia ketika tegangan listrik diterapkan. Elektrolisis dan korosi
adalah contoh dari proses penting seperti yang ada pada elektrokimia. Prinsip-prinsip
dasar elektrokimia didasarkan pada rasio tegangan antara dua zat dan memiliki
kemampuan untuk bereaksi satu sama lain.
Semakin lama logam dalam elemen galvanik yang terpisah dalam seri tegangan
elektrokimia, semakin kuat listrik akan terekstrak. Teori Elektro-kimia dan metode
elektrokimia memiliki aplikasi praktis dalam teknologi dan industri dalam banyak
cara. Penemuan dan pemahaman reaksi elektrokimia telah memberikan kontribusi
untuk mengembangkan sel bahan bakar dan baterai, dan pemahaman logam relatif
terhadap satu sama lain dalam elektrolisis dan korosi.
 Penggolongan Elektrokimia dan Peran Jembatan Garam
Elektrokimia adalah hubungan reaksi kimia dengan gaya gerak listrik (aliran
electron). Adapun penggolongan elektrokimia terdiri dari dua macam, yaitu :
 Reaksi kimia menghasilkan daya gerak listrik (Sel Gallvani)
 u Daya gerak listrik menghasilkan reaksi kimia (Sel Elektrolisa)
Alat yang digunakan untuk mempelajari elektrokimia disebut sel elektrokimia.
Sel elektrokimia adalah sistem yang terdiri dari elektroda yang tercelup pada larutan
elektrolit.
 Fungsi dari jembatan garam adalah untuk menetralkan kelebihan anion dan kation
pada larutan dan untuk menutup rangkaian sehingga reaksi dapat berlangsung terus-
menerus.
 Prinsip-prinsip Sel Volta atau Sel Galvani:
a. Gerakan electron dalam sirkuit eksternal akibat adanya reaksi redoks.
b. Terjadi perubahan energi kimia → energi listrik
c. Pada anoda, electron adalah produk dari reaksi oksidasi (anoda kutub negative)
d. Pada katoda, electron adalah reaktan dari reaksi reduksi (katoda kutub positif)
e. Arus electron mengalir dari anoda ke katoda, arus listrik mengalir dari katoda →
anoda.
f. Jembatan garam menyetimbangkan ion-ion dalam larutan.
 Konsep-Konsep Sel Volta
 a. Deret Volta :
 Li, K, Ba, Ca,Na, Mg, Al, Mn, Zn, Fe, Ni. Sn, Pb, H, Cu, Hg, Ag, Pt, Au
 Makin ke kanan, mudah direduksi atau sukar dioksidasi. Makin ke kiri mudah
dioksidasi, makin aktif dan sukar direduksi.
 b. Notasi Sel
 Contoh : Zn/Zn+2//Cu+2/Cu
 Dimana : / = potensial ½ sel
 // = potensial sambungan sel (jembatan garam)
DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep – Konsep Inti. Jilid 1. Edisi 3 Erlangga : Jakarta
Day, R.A. and A.L. Underwood. (2002). Analisis kimia kuantitatif. Edisi keenam. Jakarta : Penerbit
Erlangga
Hamdani.2013. Jenis Indikator Titrasi. Available Online at http://catatankimia.com/catatan/jenis-
indikator-titrasi.html
Haeria,S.si. 2011. Praktikum Kimia Analisis. Uin Alauddin Makassar: Makassar.
Khopkar. 2007. Konsep Dasar Kimia Analitik. UIP: Jakarta
Prof. Dr. Gholib Ibnu dan R.Abdul. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Rivai, Haeeizul. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. UIP: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai