PENDAHULUAN
Oleh karena itu, pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan simplisia agar
dapat mengaplikasikan langkah-langkah pembuatan simplisia dengan benar.
Penggunaan sampel daun delima dipilih selain karena berkhasiat secara empiris, juga
karena daunnya mudah diperoleh di rumah dan cocok digunakan untuk membuat
simplisia dalam jumlah banyak.
Bahan-bahan Praktikum
- Air pencuci
- Daun delima (Punica granatum L.)
Alat-alat Praktikum
- Baskom pencuci
- Kain penutup hitam
- Wadah simplisia
- Pisau
- Timbangan digital
Metode Praktikum
- Dipisahkan sampel dari kotoran dan bahan asing (tanah, rumput, bagian tanaman
yang rusak serta kerikil).
- Dicuci sampel dengan menggunakan air bersih sebanyak 3 kali dan tiriskan
beberapa saat.
- Ditmbang berat sampel yang akan dikeringkan.
- Dilakukan perajangan (pengecilan) pada sampel dengan menggunakan pisau
atau alat lainnya.
- Dikeringkan sampel yang telah dirajang menggunakan panas matahari (dengan
memberikan kain hitam pada atas sampel pada saat dijemur).
- Dilakukan pemisahan kotoran-kotoran yang masih tertinggal atau bagian
tanaman yang rusak pada sampel yang telah kering.
- Disimpan simplisia kering pada wadah yang telah disediakan.
- didokumentasikan hasil simplisia sebelum dan sesudah dikeringkan.
Hasil
(Fatmawati, 2019)
Simplisia yang akan dijemur disebar secara merata dalam wadah dan dibalik
secara berkala agar kering secara merata. Simplisia yang dijemur ditutup menggunakan
kain hitam, agartanaman tidak langsung terkena matahari dan senyawa dalam tanaman
tidak rusak (Eden, 2016). Adapun kelebihan penjemuran dengan matahari langsung
yaitu murah dan praktis. Akan tetapi, kelemahan yaitu suhu dan kelembabannya tidak
dapat dikontrol, memerlukan area penjemuran yang luas, saat saat pengeringan
tergantung cuaca, mudah terkontaminasi dan waktu pengeringan yang lama (Laksana,
2010).
Simplisia yang dijemur membutuhkan waktu sekitar 2-3 jam untuk kering secara
merata di bawah terik matahari. Hasil dari penjemuran atau pengeringan yaitu
mengalami perubahan warna, dari warna hijau menjadi coklat kehijauan. Kemudian,
dilakukan sortasi kering untuk memisahkan benda-benda asing dan pengotor-pengotor
lain yang masih ada dan tertinggal pada simplisia kering (Laksana, 2010). Setelah
bersih, simplisia dihaluskan menggunakan blender, kemudian ditimbang menggunakan
timbangan digital. Simplisia yang masih basah memiliki berat 250 gram, sedangkan
simplisia yang sudah kering memiliki berat 137 gram. Simplisia yang telah ditimbang,
dipindahkan ke dalam wadah tertutup, berbahan plastik, tidak beracun atau tidak
bereaksi dengan simplisia (Laksana, 2010). Kemudian Tujuan pengepakan dan
penyimpanan adalah untuk melindungi agar simplisia tidak rusak atau berubah mutunya
karena beberapa faktor, baik dari dalam maupun dari luar. Simplisia disimpan di tempat
yang kering, tidak lembab, dan terhindar dari sinar matahari langsung. (Laksana, 2010).
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI., 1985. Cara Pembuatan Simplisia. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Damayanti, D., 2008. Buku Pintar Tanaman Obat. Jakarta: PT Agromedia Pustaka.
Fatmawati, S., 2019. Bioaktivitas dan Konstituen Kimia Tanaman Obat Indonesia.
Yogyakarta: Deepublish.
Ismail, F.A.B., 2011. Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima (Punica granatum
L.) terhadap Escherichia coli di RSUD dr. Moewardi Surakarta. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret.
Laksana, T., dkk., 2010. Pembuatan Simplisia dan Standarsisasi Simplisia. Jakarta:
UGM.
Ririn, M., 2014. Pengaruh Variasi Komposisi Tanaman Delima (Punica Granatum L.)
terhadap Sifat Fisis Membran Komposis Untuk Menangkap Radikal Bebas Asap
Rokok. UIN Press. Malang.
Wallis, T. E., 1960. Textbook of Pharmacognosy 4th Edition. J & A. London: Churcill.
METODE EKSTRAKSI
PENDAHULUAN
Sampel yang digunakan pada praktikum pembuatan simplisia ini adalah daun
delima (Punica granatum). Secara tradisional tanaman delima (Punica granatum L.)
sering digunakan sebagai obat oleh masyarakat di Indonesia. Setiap bagian tanaman
mempunyai khasiat tertentu. Salah satunya bagian daun, berkhasiat mengencerkan
dahak dan batuk, sebagai antioksidan dan antikanker, serta dapat meningkatkan
kekebalan tubuh (Ririn, 2014). Kandungan alkaloid dan tannin pada daun delima aktif
sebagai antibakteri dalam mengatasi diare. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Ismail (2011), yang mengemukakan bahwa senyawa aktif sebagai
antibakteri terhadap E. coli pada kulit buah delima adalah alkaloid dan tanin.
Oleh karena itu, pada praktikum kali ini dilakukan metode ekstraksi dan
optimasi solvent yang digunakan untuk memisahkan komponen kimia dalam tanaman,
agar dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat yang berkhasiat. Penggunaan sampel daun
delima dipilih selain karena berkhasiat secara empiris, juga karena daunnya mudah
diperoleh di rumah dan cocok digunakan untuk membuat simplisia dalam jumlah
banyak. Adapun solvent yang digunakan adalah air, karena daun delima dapat
diekstraksi dengan air.
Bahan-bahan Praktikum
- Aqua destilata
- Serbuk simplisia daun delima (Punica granatum L.)
Alat-alat Praktikum
Metode Praktikum
Maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dengan pelarut air
sebanyak 400mL dalam bejana maserasi. Didiamkan selama 1 hari dan dilakukan
pengadukan secara manual setiap jam pada 6 jam awal. Hal ini bertujuan agar interaksi
antara pelarut dan zat terlarut lebih optimal, sehingga dapat mempercepat
pendistribusian pelarut dalam zat terlarut dan hasil maserasi yang didapat lebih
maksimal (Yulianingtyas, 2016). Setelah diaduk, didiamkan selama 18 jam di tempat
yang aman dan tertutup. Disaring maserat menggunakan kain dan corong ke dalam
wadah. Penyaringan dilakukan menggunakan kain karena serbuk simplisia yang
didapatkan memiliki derajat kehalusan serbuk sangat halus, sehingga memerlukan
media penyaringan yang rapat.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI., 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Cetakan
Pertama. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Pratiwi, I., 2009. Uji Antibakteri Ekstrak Kasar Daun Acalypha indica terhadap Bakteri
Salmonella choleraesuis dan Salmonella typhimurium. Skripsi. Surakarta: Jurusan
Biologi FMIPA UNS.
Ririn, M., 2014. Pengaruh Variasi Komposisi Tanaman Delima (Punica Granatum L.)
terhadap Sifat Fisis Membran Komposis Untuk Menangkap Radikal Bebas Asap
Rokok. UIN Press. Malang.
Saifudin, A., 2014. Senyawa Alam Metabolit Sekunder : Teori, Konsep, dan Teknik
Pemurnian. Yogyakarta: Deepublish.
Tambun, R., dkk., 2016. Pengaruh Ukuran Partikel, Waktu dan Suhu pada Ekstraksi
Fenol dari Lengkuas Merah. Jurnal Teknik Kimia USU, 5(4), 54.
Yanti, D., Laili Fitri Yeni, dan Reni M., 2014. Uji Daya Antibakteri Daun Delima
Terhadap Escherichia coli dan Implementasinya Dalam Pembuatan Film. Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa, 3 (7).
Yulianingtyas, A. dan Bambang K., 2016. Optimasi Volume Pelarut dan Waktu
Maserasi Pengambilan Flavonoid Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.).
Jurnal Teknik Kimia, 10 (2), 63.